Anda di halaman 1dari 4

Nama : Satria Maulana

NIM : 22101182
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan
Semester : Ganjil
Kelas : F Hyibrid
TGL Ujian : Sabtu,19 November 2022
Dosen Pengampu : H. Udin Zaenudin, M E.d

Jawaban

1a. Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang menyelubungi
pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan
ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial,
aliran pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pendidikan. Dengan kata lain, dapat
dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan
kependidikan dalam segala aspeknya.

Tujuan Landasan Pendidikan yaitu Pemerataan pendidikan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas bagi seluruh umat manusia. Terjaganya hak pendidikan bagi seluruh kalangan tanpa
terkecuali. Pendidikan berfungsi sebagaimana mestinya, yakni memajukan dan membantu
manusia untuk tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.

Ruang lingkup landasan pendidikan adalah batasan dalam pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk peserta didik menjadi pribadi yang aktif dan mampu mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya.

1b. Sebagai bagian penting dalam proses pembentukan akhlak sebagai tujuan utama belajar
di Pondok Pesantren. Kegiatan-kegiatan yang masuk ini dalam elemen ini antara lain shalat &
dzikir berjamaah, sertra pengajian kitab, baik kuning maupun putih. Kontinyuitas kegiatan
seperti shalat dan berzikir berjamaah dalam proses kegiatan pendidikan di Pondok Pesantren
menjadi kegiatan wajib yang tidak bisa ditawar atau diwakilkan. Di lembaga pendidikan
apapun selama diakui sebagai Pondok Pesantren maka tersebut dipastikan ada.
1c. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan
makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.

Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini
pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain mengatakan bahwa
pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Jadi karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka manusia
membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa
keingintahuannya.

2a. Menurut saya mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu, tapi adalah seni. Mendidik
yang diartikan sebagai seni ialah bagaimana kita dapat hidup dengan anak-anak dan dapat
mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak. Pandangan bahwa
mengajar atau mendidik tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu.

2b. Contohnya seperti ustadz mengajar seorang santri, karena seorang santri sepintas erat
kaitanannya mempelajari ilmu ketuhanan saja, tetapi sebenarnya seorang santri didik untuk
bisa bermanfaat bagi sesama, disitulah seni berperan sehingga seorang santri ketika keluar
dari pesantren bisa memiliki bagaimana caranya menyampaikan ilmu yang didapatkan di
pesantren.

3a. Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang
memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian,
mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

3b. Tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan
terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran tertentu. Penyusunan tujuan pendidikan merupakan tahapan penting
dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran.
3c. Komponen-komponen pendidikan

 Tujuan dan prioritas.


 Peserta didik.
 Manajemen.
 Struktur dan jadwal waktu.
 Isi atau materi.
 Dosen dan pelaksana.
 Alat dan sumber belajar.
 Fasilitas.

4.

Pragmatisme bersifat plural, dan terus menerus berubah. Manusia adalah hasil evolusi
biologis, psikologis, dan sosial. Pengetahuan di peroleh manusia melalui pengalaman
(metode sains), pengetahuan bersifat relatif teori di uji kebenaran pengetahuan dikenal
sebagai pragmatisme / instrumentalisme, sebab pengetahuan di katakan benar apabila dapat di
aplikasikan. Hakikat nilai berada dalam proses, yaitu dalam perbuatan manusia, bersifat
kondisional, relatif, dan memiliki kualitas individual dan sosial.

Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkan permasalahan hidup individual


atau sosial. Tidak ada tujuan akhir pendidikan. Kurikulum pendidikan hendaknya berisi
pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
(child centered) dan berpusat pada aktifitas siswa (actifity centered). Adapun kurikulum
tersebut mungkin berubah. Pragmatisme mengutamakan metode pemecahan masalah
(problem solving method) serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiry and discovery
method). Guru hendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu membimbing dan memimpin
siswa belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan siswa. Adapun siswa
berperan bebas untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Orientasi pendidikan
Pragmatisme adalah Progresivisme dan atau Rekonstruksionisme.

Scholatisme menganut teori hyllemorphe dan prinsip essentia-eksistentia. Terdapat


realitas fana dan realitas abadi di akhirat. Sejalan dengan konsep di atas, manusia adalah
ciptaan Tuhan, manusia adalah kesatuan badan-jiwa. Manusia diakui sebagai makhluk
alamiah, berfikir, beramasyarakat, dan sebagai makhluk spiritual. Pengetahuan dapat di
peroleh manusia melalui keimanan, rasio melalui berpikir, dan intuisi. Bagi penganut
scholatisme kebenaran dan nilai-nilai bersifat pasti, universal, menetap atau abadi.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia secara penuh, meliputi


potensi intelektual, fisikal, vokasional agar manusia mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Isi kurikulumnya meliputi agama dan humanities. Matematika, retorika,
logika, dan bahasa juga di pandang penting. Kurikulumnya meliputi pendidikan liberal yang
mencakup mata pelajaran-mata pelajaran fundamental berkenaan dengan pengembangan
nilai-nilai kemanusiaan dan intelektual. Metode pendidikan yang di utamakan adalah metode
mendisiplinkan pikiran (disciplining the mind), latihan formal (formal drill), persiapan jiwa
dan cathekisme. Dalam pendidikan guru harus menjadi teladan bagi para siswanya. Guru
mempunyai wewenang untuk pengembangkan pengetahuan, keterampilan berpikir, dan agar
siswa mampu berbuat kebajikan. Orientasi pendidikan scholatisme adalah Parennialisme.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai