Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shania Nurizka Putri

Nim : 06051281722027
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN IDEALISME

Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi. Mengingat
bakat setiap orang berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus
sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan dari belenggu
ketidaktahuan dan kebenaran. Dengan pendidikan orang-orang mengetahui apa yang benar dan
tidak benar. Dengan pendidikan pula, orang-orang akan mengenal apa yang baik dan tidak baik
dan yang paling dominan dari semua itu bahwa pendidikan mereka akan terlahir kembali.
Jelas bahwa peranan pendidikan yang paling utama bagi manusia adalah membebaskan
dan memperbaharui. Pembebasan dan memperbaharuan itu akan membentuk manusia utuh,
yakni manusia yang berhasil menggapai segala keutamaan dan moralitas jiwa mengatarkannya
ke idea yang tinggi yaitu kebijakan, kebaikan, dan keadilan.
Tujuan pendidikan sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyebutkan: “Pendidikan nasional
bertujuanuntuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Secara umum, tujuan pendidikan sebagai dunia cita di rumuskan secara singkat dan
padat, seperti membawa anak ke arah tingkat kedewasaan, kematangan, integritas pribadi, dan
terbentuknya kepribadian. Tujuan pendidikan yang bersifat mendasar, yaitu nilai-nilai ilmiah,
nilai sosial, nilai moral , dan nilai agama. Pendidikan dengan nilai-nilainya yang membuat orang
beranggapan dan berkeyakinan bahwa pendidikan memiliki kekuatan yang paling luar biasa
untuk menciptakan lingkungan hidup.
Pendidikan idealisme untuk individual bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan
memiliki kehidupan yang bermakna memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna,
hidup bahagia mampu menahan tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu
individu lainnya untuk lebih baik.
Tujuan pendidikan idealisme mendorong anak didik mencari kebenaran. Mencari
kebenaran hidup dan kebenaran tersebut bahwa individu pertama kali harus mengetahui
kebenaran tersebut. Pendidikan menekankan pada ppengayaan pegetahuan pada anak didik.
Lembaga pendidikan harus membekali pengetahuan, teori-teori dan konsep-konsep tanpa harus
memperhitungkan tuntutan dunia praktis. Idealisme yakni, kalau anak didik itu menguasai
berbagai pengetahuan maka mereka tidak akan kesulitan menghadapi hidup.
Dalam ranah filsafat pendidikan idealisme guru memliki fungsi dan peran, para filsuf
idealisme mempunyai harapan guru harus memiliki keunggulan baik secara moral maupun
intelektual. Guru hendaknya “bekerja sama dengan alam dalam proses menggabungkan manusia
dan bertanggung jawab menciptakan lingkungan bagi para anak didik”.
Model pemikiran filsafat idealisme yang menganggap anak didik merupakan makhluk
spiritual dan guru yang juga menganut paham idealisme menjadikan sistem pengajaran di kelas
biasanya berkeyakinan bahwa spiritual suatu yang kenyataan , mereka tidak melihat murid
sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Peranan guru menurut aliran ini memenuhu akal anak didik dengan hakikat-hakikat dan
pengetahuan yang tepat. Dengan kata lain, guru harus menyiapkan situasi dan kondisi yang
kondusif untuk mendidik anak didik serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka,
kemudian membimbing mereka dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ketingkat
tinggi.
Hakikat pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan tetapi juga harus
menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak
terbatas.
Tugas Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme:
1. Guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didik dalam mengenal
dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran.
2. Guru harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari anak didik.
3. Guru harus mempunyai potensi pedagogi yaitu kemampuan untuk mengembangkan model
pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya.
4. Guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda
dengan guru yang lain.
5. Guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi dengan anak
didik.
6. Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan motivasi perserta didik
7. Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif.
8. Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang mejadi bahan ajar yang diajarkannya.
9. Tidak hanya anak didik, guru pun harus ikut belajar sebagaimana anak didik belajar.
10. Guru harus merasa bahagia jika anak didiknya berhasil.
11. Guru harus bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi
12. Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaanya.
Kelebihan penerapan paham idealisme ini dalam pendidikan:
- Meningkatan daya pikir anak didik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.
- Menghasilkan ide yang benar dan boleh dipakai dalam pembelajaran.
- Mengedepankan daya pikiran anak didik sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas pemikiran
mereka.
- Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
- Pendidik menjadi profesional karena sesuai dengan ilmu yang diajarkannya.
- Anak didik bebas mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya.
- Pendidik dapat mengkaji apa yang akan di berikan terhadap anak didik.
- Memfokuskan anak didik terhadap apa yang mereka capai.
Kelemahan penerapan paham idealisme ini dalam pendidikan:
- Anak didik yang tidak memiliki kemampuan dasar susah mengembangkan diri.
- Pendidik tidak bisa mengajarkan segala bidang terhadap anak didik.
- Mengganggap suatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.
- Terfokus terhadap perserta didik yang hanya bisa mengembangkan kemampuan saja.
- Penguasaan terhadap iptek kurang karena tidak mengikuti perkembangan menyeluruh.

Sumber
Anwar,Muhammad.2017.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Penerbit Kencana

Anda mungkin juga menyukai