PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas atau objek tertentu akan
memperhatikan aktivitas atau objek itu secara terus menerus dengan senang hati,
tanpa harus dipaksa. Waktu disisihkan, tenaga dikerahkan dan rela mengeluarkan
biaya sebesar apapun demi minat. Karena minat itulah di dalam diri seseorang
terhujan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek tertentu
sehingga rela melakukannya tanpa ada yang menyuruh. Jika begitu, minat
padadasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan
sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat terhadap sesuatu. Dari sini, sampailah pada suatu keyakinan, bahwa minat
adalah alat motivasi. Bila minat dijadikan pangkal untuk memantik motivasi,
dalam belajar.
Perkembangan yang semakin canggih ini mau tidak mau menuntut manusia untuk
Peserta didik itu ada di antaranya yang meguasai bahasa asing sangat bagus,
ada yang sederhana, dan ada yang masih sebagai pemula bahkan ada yang sama
sekali belum bisa. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya hendaklah terdapat
spesifikasi teknik yang bisa dipakai oleh tingkat pemula, menenga, dan tingkat
tinggi (Ahli).
Maharah Kalam adalah salah satu maharah/ keterampilan yang sangat penting
dalam Bahasa arab. Sebab berbicara merupakan bagian dari keterampilan yang
dipelajari oleh pengajar, sehungga maharah kalam dianggap sebagai bagian yang
berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi dengan baik dan
wajar .
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. dalam
makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat
didengar dan dapat dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot
1
Udin Saefudin Sa'ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 2
merupakan kombinasi faktor-faktor fisik, psikologis, neourologis, semantik dan
linguistik secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling
macam metode agar pelajar merasa senang dalam pembelajaran tersebut. Salah
satunya yaitu metode Ta’bir Ash-shuwar Al-‘Asywai atau dikenal dengan story
telling dengan media gambar seri. Metode Ta’bir Ash-shuwar Al- ‘Asywai ini
merupakan metode yang sangat efektif untuk diterapkan pada eserta didik kelas
Bahasa arab. Karena dengan latar belakang belakang mahasiswa yang berbeda-
beda dan sesuai fakta dilapangan kurangnya minat mahasiswa pada pembelajaran
maharah kalam yang disebabkan oleh anggapan mereka terhadap sulitnya dalam
pola tingkah laku untuk penyampaian suatu maksud seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan Bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh
orang lain dan mencapai tujuan tertentu. Keterampilan berbicara ini dapat dicapai
melalui beberapa latihan (praktik) dari apa yang didengar secara pasif dalam
2
Minatul Azmi dan Maulida Puspita, “Metode Story Telling Sebagai Solusi Pembelajaran Maharah
Kalam di PKPBA UIN Malang”, Inovasi Media Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab,
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa Iii Thaun 2019 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang, 73.
latihan mendengar. Tanpa latihan lisan secara intensif, maka sangat sulit bagi
lain yaitu kondisi kelas yang tidak kondusif karena siswa ramai dan gaduh sendiri
Siswa membutuhkan suasana yang kondusif agar proses menyimak dan berbicara
yang akan didapat siswa Ketika berkonsentrasi penuh yaitu dapat memudahkan
Anugerah Ahu kabupaten Mamuju dalam mata pelajaran kemampuan siswa dalam
aspek berbicara masih kurang. Kebanyakan siswa masih ragu-ragu dan malu saat
siswa lainnya masih kurang. Banyak juga siswa yang masih malu dan kurang
percaya diri dalam mengungkapkan pendapat. Selain itu kesulitan siswa dalam
merangkai kata dalam berbicara juga menjadi penyebab siswa menjadi terkendala
dalam berpendapat. Pada saat kegiatan praktik tersebut guru kelas juga
3
Ni Kd. Dewi Wahyuni, Wyn. Wiarta, Ngh. Suadnyana, “Penerapan metode bercerita berbantuan
media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B TK Putra Sesana
Aniga Karangasem”, e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Anak
Usia Dini, Volume 2 No 1 Tahun 2014, 1.
mengungkapkan bahwa praktik kegiatan berbicara siswa masih memiliki
takut di kritik dan malu, 2) Tidak ada bahan untuk dibicarakan, 3) Kurang atau
tidak ada partisipasi dari siswa lainnya, 4) Penggunaan Bahasa ibu, merasa tidak
diperhatikan yaitu terdapat tiga bagian, antara lain : 1) Pengucapan, 2) Kosa kata
atau Mufrodat, dan yang 3) Tata Bahasa atau Qowaid .5 Ketiga bagian tersebut
telling dengan media gambar seri. Story Telling atau dongeng adalah cerita prosa
adalah salah satu metode yang dapat mengembangkan kemapuan berbahasa anak,
melatih daya tangkap anak,2) melatih daya pikir,3) melatih daya konsentrasi
kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
yang menarikyang disusun secara acak, atau berurut untuk dijadikan sebuah
cerita. Pendapat lain mengatakan bahwa gambar seri adalah rangkaian beberapa
gambar yang disusun secara urut dan membentuk sebuah cerita yang
runtut .Media gambar seri ini tersusun dari kertas lebar memanjang yang berisi
beberapa buah gambar, dan gambar-gambar tersebut berhubungan satu sama lain
berbicara anak akan meningkat atau kefasihan dalam berbahas arab meningkat,
juga Ni Komang Tendriana Merdeka Wati, A.A. Gede Agung, I Koang Sudarma
4
Halimatus Sa’diyah, “ Bermain Peran (Role Playing) Dalam Pembelajaran Maharah Al-Kalam di
PKPBA UIN Maliki Malang”, Jurnal Tarbiyatuna, Volume 3 No.2 (Desember), 20-22.
5
Muhlis Bahruddin, “ Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Melalui Pendekatan
Komunikatif”, POTENSIA:Jurnal Kependidikan Islam, Vol3, No.2, Juli-Desember
dalam penelitiannya mengemukakan bahwa manfaat media gambar seri selain
siswa juga harus diperhatikan agar setiap siswa memiliki kesempatan berbicara
secara sama dikelas. Kesempatan berbicara siswa tidak hanya diberikan didalam
kelas namun bisa juga diluar kelas guna meningkatan kemampuan berbicara siswa
rendah.
berbicara, mendorong siswa memiliki kemampuan verbal. Tak hanya itu, dengan
bercerita mahasiswa akan belajar tata cara berdialog dan bernarasi. Metode ini
gambar yang di susun secara acak tersebut merupakan media yang dapat membuat
6
Ni Komang Tendriana Merdeka Wati, A.A. Gede Agung, I Koang Sudarma, “Penerapan Metode
Bercerita dengan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak pada Kelompok
B2 TK Widya Kumara Ari”, e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 tahun 2014), 5.
mahasiswa lebih senang dan semangat dalam pembelajaran maharah kalam.
Disamping itu juga metode dan media tersebut dapat memperluas perbendaharaan
B. Rumusan Masalah
metode ta'bir ash-shuwar al-'asywai pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah
C. Tujuan Penelitian
melalui metode ta'bir ash-shuwar al-'asywai pada peserta didik kelas XI Madrasah
D. Kegunaan Penelitian
3. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk memenuhi tugas
siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan saat ini. Berikut adalah hasil penelitian yang relevan dengan
peningkatan, dibuktikan dengan hasil uji Mann Whitney dimana taraf signifikan
yang diperoleh adalah 0,003. Taraf signifikan tersebut masih bisa diterima artinya
Berdasarkan hasil Uji T atau Independent Sample t Test dapat disimpulkan bahwa
pada pembelajaran teks ulasan menggunakan metode Show and Tell berbantuan
Penelitian yang dilakukan oleh Novia Ayu Lestari (2019), tentang “Applying
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII di MTsN 1 kota Tanggerang Selatan.
Berdasarkan hasil angket dan tes berbicara terdapat peningkatan yaitu pada test
awal hanya ada 34,37% siswa yang lulus, setelah itu pada post-test 1 jumlahnya
meningkat 62,50%, kemudia pada post test selanjutnya 84,37% siswa dapat
meningkatkan skor mereka. Dalam penerapan metode ini siswa menjadi lebih
menghargai Ketika ada siswa yang sedang berbicara didepan kelas. Dari data
Selatan.9
B. Tinjauan Teori
1. Mahara Al-Kalam
9
Novia Ayu Lestari, “Applying Show and Tell Method to Enchance Students Speaking Skills of
Describing” (UIN Jakarta: Skripsi, 2019).
Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/speaking skill) adalah kemampuan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara.
Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda
yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
bebahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh
berbicara secara terus-menerus tanpa henti tanpa mengulang kosakata yang sama
ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa arab. Berbicara
aplikatif dalam bahasa dan merupakan tujuan awal seseorang yang belajar suatu
bahasa. Hanya saja, yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berbicara ini
10
Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara (Depok: Raja Grafindo,2020), hlm 3.
agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu kemampuan dari seorang guru dan
dan perasaan. Selain itu, menurut Elvi Susanti berbicara merupakan kemampuan
Berbicara pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi sebab di dalam nya
dan penyimak.12
pikiran, gagasan, atau perasaan yang disampaikan kepada orang lain dalam
Tujuan berbicara dapat di bedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus.
atau di ucapkan oleh pendengar. Setiap tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran
11
Rabiatul Adawiyah Siregar, Keterampilan Berbicara (Solok: Yayasan Cendekia Pendidikan Muslim,
2021), hlm. 2.
12
Siti Sulistyani dan Inung Setyami, Keterampilan Berbahasa (Bogor: Guepedia, 2021), hlm. 17.
yang akan dicapai. Mengenai tujuan umum berbicara terbagi menjadi 4 yaitu: 1)
pendengar.13
Agar pembelajaran kalam baik bagi non Arab, maka perlu diperhatikan hal-hal
berikut:14
ini
1) Percakapan (Muhaddatsah)
13
Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2011), 88.
14
Fitria Akhyar, Keterampilan Berbahasa Di Sekolah Dasar (Yogyakarta: Textium, 2017), hlm. 76.
Muhaddatsah yaitu cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa Arab melaui
percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan
berita, bertelepon, dan memberi petunjuk. Sedangkan berbicara formal antara lain,
penyampaian berita atau memberi petunjuk dapat juga bersifat formal jika berita
itu atau pemberian petunjuk itu berkaitan dengan situasi formal, bukan
oleh semua manusia. Keterampilan ini dapat dimiliki oleh semua manusia jika
15
Mudini dan Salamat Purba, Pembelajaran Berbicara (Jakarta: Kemendiknas Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, 2010), hlm. 5.
melalui proses belajar dan berlatih. Namun dalam hal belajar pun kadang masih
mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, hal ini disebabkan oleh beberapa
yaitu:16
a. Faktor fisik, terdapat dua penyebab yaitu pertama factor dari partisipan,
seperti organ bicara yang kurang sempurna dan pancaindra yang tidak
berfungsi dengan benar. Kedua factor dari luar partisipan, seperti suara gaduh
dari berbagai sumber, kondisi ruangan yang tidak kondusif, dan lainnya.
b. Factor media, terdapat dua penyebab yaitu pertama factor linguistik seperti
c. Factor psikologis, hambatan ini bisa terjadi seperti contohnya marah, sedih
dan takut. Dalam hal ini factor psikologis yang paling besar yaitu nervous dan
blank.
16
Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2020), hlm. 16-22
komunikasi tahap awal. Dasar-dasar yang telah dimiliki siswa akan berkembang
menyanah atau menolak pendapat orang lain, dan melatih siswa untuk
telling dengan media gambar seri. Story Telling atau dongeng adalah cerita prosa
adalah salah satu metode yang dapat mengembangkan kemapuan berbahasa anak,
17
Siti Anisatun Nafiah, Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD/MI (Yogyakarta: ArRuzz
Media, 2018), hlm. 170.
anak .Adapun tujuan dari dari bercerita menurut kemendiknas (2010) yaitu:1)
melatih daya tangkap anak,2) melatih daya pikir,3) melatih daya konsentrasi
yaitu story dan telling. Story yang berarti cerita dan telling berarti penceritaan.
cerita.
adalah kisah, dongeng, sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya
Istilah storytelling atau bercerita adapula istilah lain yang berarti sama yaitu
mendongeng. Mendongeng merupakan salah satu seni paling tua dan warisan
leluhur yang keberadaannya masih ada sampai saat ini. Sehingga mendongeng
harus tetap dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu sarana positif untuk
mendukung kepentingan sosial secara luas. Salah satunya yaitu digunakan untuk
bertutur secara turun temurun. Tradisi lisan dahulu sempat menjadi primadona
dan andalan para orang tua, terutama ibu dan nenek, dalam mengantar tidur anak
maupun cucu.
sehingga dapat digunakan untuk mengenali emosi diri sendiri dan orang lain serta
C. Kerangka Fikir
gagasan, pikiran, atau kehendak kepada guru dan teman-temannya, serta siswa
juga masih dalam berbicara, sulit memilih kata, dan gugup dalam berbicara.
telling dengan media gambar seri. Story Telling atau dongeng adalah cerita prosa
rakyat yang tidak di anggap benar-benar terjadi. Menurut Danandjaja, dongeng
erat kaitannya untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Melalui metode Ta’bir
di dalam metode ini. Selain itu dengan metode Ta’bir Ash-shuwar Al-‘asywai,
siswa dapat berlatih untuk berbicara menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat.
1. Rendahnya
keterampilan 1. Keterampilan
berbicara siswa. berbicara siswa
2. Siswa kesulitan meningkat.
dalam 2. Pembelajaran
menyampaikan Penerapan metode lebih bervariasi.
gagasan, pikiran, ta'bir ash-shuwar 3. lebih
kehendak kepada al-'asywai untuk bersemangat
guru dan meningkatkan dalam
temantemannya. mahara Al-kalam. pembelajaran
3. Siswa ragu-ragu menggunakan
dalam berbicara, metodeta'bir
sulit memilih kata ash-shuwar
dan tidak tenang al-'asywai
dalam berbicara.
D. Hipotesis Penelitian
al-'asywai pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Rezki Anugerah Ahu
kabupaten Mamuju”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Anugerah Ahu kabupaten Mamuju Kec. Tapalang Barat, Kab. Mamuju, Sulawesi
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI Madrasah Aliyah
Rezki Anugerah Ahu kabupaten Mamuju sebanyak 31 siswa yang terdiri atas 20
Jenis penelitian yang penulis lakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki mutu
serta kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan.
cara kerja sekolah, cara mengajar guru, cara belajar siswa, dan yang terpenting
mengubahnya.
dalam penelitian bergantung pada tercapai atau tidaknya tujuan penelitian. Jika
dan baru berhenti Ketika tujuan telah tercapai. Dengan kata lain banyak atau
1. Observasi
2. Tes
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes lisan untuk
Darmiyati Zuhdi, dimana penilaian ini terbagi menjadi dua aspek yaitu
tekanan, ucapan, nada dan irama, kosa kata/ungkapan atau diksi, dan
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
observasi.
Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan
memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data
kualitatif. Sedangkan semua data skor yang diperoleh siswa pada saat
berikut.
𝑁𝑃 = 𝑅 𝑆𝑀 × 100
Keterangan:
SM = Skor maksimum
Kriteria penilaian.
61 – 80% = baik
41-60% = cukup
21-40% = kurang
dalam mata pelajaran IPS dengan metode show and tell. Hasil tes ini
dalam penelitian ini yaitu nilai akhir tes keterampilan berbicara siswa.
Nilai akhir tes keterampilan berbicara hasilnya berupa skor, skor tersebut
𝑆 = 𝑅 𝑁 × 100
Keterangan: