Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI METODE QISHOH DALAM MENINGKATKAN

MAHARAH AL KALAM SISWA KELAS XI BAHASA SMA AL


ASHRIYYAH NURUL IMAN

Proposal Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi

Oleh :
Ahmad
NIM: 180101.3559

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL IMAN
PARUNG – BOGOR
2021 M/1443 H
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL
Judul : Implementasi Metode Qishoh Dalam Meningkatkan
Maharah Al Kalam Siswa Kelas XI Bahasa SMA Al
Ashriyyah Nurul Iman
Penyusun : Adi Muhammad Fu
NIM : 180101.3559
Pembimbing : Ikhwanul Muadib,M.Pd
Tanggal Persetujuan : ..............................

Disetujui oleh:

Pembimbing Kaprodi

Ikhwanul Muadib,M.Pd Dr. H. Mohammad Syamsudin, M.A

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN


Proposal yang berjudul ”Implementasi Metode Qishoh Dalam Meningkatkan
Maharah Al Kalam Siswa Kelas XI Bahasa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman” telah
diujikan dalam sidang proposal skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman Parung-Bogor pada tanggal …….
……….. 2021, proposal skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
melanjutkan penulisan skripsi.
Parung, …………………….
Mengetahui;
Penguji

(………………………………..)
IMPLEMENTASI METODE QISHOH DALAM MENINGKATKAN
MAHARAH AL KALAM SISWA KELAS XI BAHASA
SMA AL ASHRIYYAH NURUL IMAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bagi manusia adalah suatu proses untuk mendapatkan
informasi dan bertujuan mengembangkan diri dalam berbagai macam situasi.1
Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen sekali atau penting. Hampir semua
orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan, sebab pendidikan tidak
pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu maju dan
berkembangnya suatu peradaban bangsa dan negara dapat dilihat dari seberapa
tinggi tingkat pendidikannya. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu
proses untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta manusia-manusia
yang seutuhnya. Proses itu tidak terlepas dari pada transfertasi nilai-nilai
pengetahuan dan kebudayaan. Melalui peendidikan diharapkan dapat
mengembangkan potensi-potensi setiap sumber daya manusia sehingga mampu
berkontribusi bagi kehidupan pribadinya, lingkungan serta bangsa dan negara. Hal
ini telah tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa: pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta tangggung jawab.2
Di dalam proses pembelajaran siswa dapat menghasilkan suatu perubahan
yang bertahap. Baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Adanya perubahan itu bisa terlihat dari prestasi maupun tingkah laku atau sikap
yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Keberhasilan dalam proses belajar di kelas dapat dilihat dari sejauh mana

1
Nuraini Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 27
2
Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2002, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 43

1
2

penguasaan kompetensi yang telah dikuasai. Keberhasilan ini selalu dikaitkan


dengan tujuan pembelajaran ataupun kompetensi yang ingin dicapai. Hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik itu memberikan gambaran tentang kemampuan
yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami proses
belajar maka dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan kegiatan
terpenting dalam setiap pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar siswa pada
hakikatnya merupakan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup tiga ranah, yaitu dalam bidang kognitif,
afektif, psikomotorik.3 Dari ketiga aspek tersebut selalu ada dan terkait bahkan
terlibat di setiap kegiatan belajar mengajar, hanya saja masing-masing ranah
memiliki tingkatan yang berbeda-beda sesuai materi yang diajarkan.
Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik terhadap
peserta didik, baik secara formal di sekolah maupun secara informal dan
nonformal di rumah dan di masyarakat. Dalam konteks pendidikan formal di
sekolah, memberikan pelajaran merupakan salah satu komponen dan kompetensi-
kompetensi guru harus menguasai dan terampil melaksanakan tugas pembelajaran
itu.4 Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pembelajaran
yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran
yang matang oleh guru.5
Seorang guru menguasai materi pelajaran diharuskan guru juga menguasai
metode pengajaran yang sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip
pedagogik, yaitu memahami karakter peserta didik. Jika metode pembelajaran
tidak dikuasai maka penyampaian materi ajar menjadi tidak maksimal. 6 Setiap
orang berbuat atau bertindak secara sadar tentu menggunakan cara atau metode
tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode bukan sekedar cara

3
Sudjana, Menejmen Pendidikan Analisis dan Solusi Terhadap Menejmen Kelas dan
Strategi Pembelajaran yang Aktif Prestasi, (Jakarta: Cipta, 2012), h. 194
4
Nyonya Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), cet-3 h.
177
5
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 62.
6
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna…, h. 63
3

berbuat, kadang berhasil atau tidaknya suatu perbuatan bergantung benar pada
metode yang digunakan.7
Pembelajaran bahasa Arab sampai saat ini tidak akan lepas dari sebuah
masalah. Hal ini disebabkan banyak faktor, baik dari faktor pengajar maupun
faktor pembelajar. Problematika pembelajaran bahasa Arab di Indonesia pada
saat ini masih mengalami kesulitan dalam mencapai keterampilan berbicara. Hal
ini dapat disebabkan karena penggunaan metode yang kurang tepat. Kebanyakan
metode yang digunakan oleh pembelajar di Indonesia masih terfokus pada
pemahaman materi pembelajaran. Akan tetapi jarang sekali siswa mampu dalam
menguasai keterampilan berbicara, karena pada hakekatnya bahasa adalah alat
berkomunikasi menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan.
Kelamahan siswa sampai saat ini masih belum mampu menyampaikan pesan
secara lisan.
Maharah Al-Kalam atau keterampilan berbicara salah satu keterampilan
mengungkapkan fungsi-fungsi artikulasi adalah kata-kata untuk mengekspresikan
pikiran berupa ide pendapat keinginan atau mitra bicara dalam makna yang lebih
luas. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan
dilihat serta memanfaatkan sejumlah otot jaringan, otot tubuh manusia untuk
menyampaikan pemikiran dalam rangka memenuhi kebutuhan.8
Menurut Ulin Nuha Tujuan Keterampilan Berbahasa secara umum
bertujuan agar para peserta didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik
dan wajar.9 Upaya dalam mencapai tujuan tersebut peneliti ingin mencoba
menerapkan metode tanya jawab di kelas XI Bahasa SMA AL Ashriyyah Nurul
Iman pada pembelajaran bahasa Arab.
Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lisan
antara guru dengan murid. Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat
dilakukan dalam bentuk dialog atau tanya jawab antara siswa yang mengalami

7
Henry Guntur, Metode Proses Belajar Mengajar Bahasa Dewasa Ini, (Jakarta: Tiga
Serangkai, 1982), h. 11
8
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT.Remaja Resta
Karya, 2013), Cet.III, h. 125
9
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Diva Prees: 2012), h.
99
4

kesulitan belajar dengan siswa lainnya dan siswa yang mengalami kesulitan
belajar dengan guru, baik secara individual maupun kelompok.10 Metode tanya
jawab ini diharapkan mampu memecahkan masalah pembeljaran bahasa Arab di
SMA AL Ashriyyah Nurul Iman.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA AL
Ashriyyah Nurul Iman di Desa Warujaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor
terdapat beberapa masalah yang peniliti temukan di antaranya, berdasarkan hasil
wawancara siswa mengatakan bahwa guru bahasa Arab ketika pembelajaran
berlangsung guru jarang memberikan motivasi tentang pembelajaran bahasa Arab,
sehingga siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran bahasa Arab dan
menyebabkan siswa tidak aktif ikut serta dalam pembelajaran. Sehinga siswa
banyak yang melakukan aktivitas sendiri seperti ngobrol, bercanda, dan acuh tak
acuh.11
Kemudian berdasarkan hasil wawancara siswa mengatakan bahwa siswa
sangat bosan dan merasa jenuh ketika pembelajaran berlangsung, karena metode
yang digunakan oleh guru terlalu monoton. Guru bahasa Arab biasanya
menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru
biasanya memberikan pelajaran dengan cara memberikan materi pelajaran yang
bersumber dari buku paket yang kemudian dijelaskan arti dan susunan kalimat
bahasa Arab dan kemudian siswa diperintah untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru bahasa Arab. Guru bahasa Arab juga tidak terlalu
menekankan siswa untuk berlatih bercakap-cakap atau muhadatshah bahasa Arab
ketika pembelajaran sehingga siswa belum mampu berbicara bahasa Arab. 12 Hal
ini juga dapat dikuatkan oleh studi pendahuluan yang peneliti lakukan ketika
peneliti memberikan kalimat pertanyaan atau sapaan dalam bahasa Arab, siswa

Muhammad irham dan nova andi W, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam
10

Proses Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruz Media, 2013), h. 299


11
Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTS YASPIM, Agis mulia dan Rismawati,
Gegerbitung, Gegerbitung, 17 april 2019
12
Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTs YASPIM, Agis mulia , Rismawati, dan
guru bahasa Arab, Drs. H. A. Kusoy, M.pd, Gegerbitung, 17 april 2019.
5

belum mampu menjawabnya seperti ‫ كيف حالكم‬,‫صباح اخلري‬, seharusnya itu sudah
menjadi kebiasaan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Kemampuan berbicara bahasa asing diperlukan ada usaha latihan-latihan
secara lisan baik secara individu maupun kelompok, baik di dalam pembelajaran
maupun diluar pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
hasil wawancara siswa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman mengatakan bahwa jarang
bercakap-cakap atau berlatih berbicara mengunakan bahasa Arab baik ketika
pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran sehingga menyebabkan
siswa belum mempunyai keterampilan berbicara bahasa Arab (maharatul al-
kalam)13. Hal ini juga dapat dikuatkan oleh hasil pre test maharotul al-kalam
mendapatkan hasil rata-rata 38,17 nilai tersebut masih sangat rendah.14
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah metode Qishoh
dapat meningkatkan maharatul al-kalam siswa kelas XI Bahasa SMA Al
Ashriyyah Nurul Iman.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Kejenuhan siswa dalam belajar bahasa Arab.
3. Rendahnya kemampuan berbicara bahasa Arab siswa.

C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tempat, dan biaya serta supaya pembahasan
masalah menjadi terarah, maka peneliti membatasi masalahnya pada kemampuan
berbicara bahasa Arab (Maharah Al-Kalam) siswa melalui metode Qishoh.

13
Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTs YASPIM, Agis mulia dan Rismawati,
Gegerbitung, 17 april 2019.
14
Data hasil pre test maharah al-kalam,
6

D. Rumusan Masalah
Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan dikaji:
1. Bagaimana penerapan metode Qishoh dalam meningkatan Maharah Al-Kalam
di kelas XI Bahasa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman tahun ajaran 2020/2021?
2. Sejauhmana peningkatan Maharah Al- kalam melalui metode Qishoh bahasa
arab pada kelas XI Bahasa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman?

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan Maharah Al-
Kalam melalui metode Qishoh pada pembelajaran bahasa Arab.
b. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran bahasa Arabnya siswa
setelah di implementasikannya metode Qishoh dalam peningkatan
Maharah Al-Kalam ini.

F. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yaitu terbagi menjadi dua:
1. Manfaat teoretis
Untuk mengetahui khazanah pengetahuan melalui penerapan metode
Qishoh dalam peningkatan Maharah Al-Kalam siswa pada pembelajaran
bahasa Arab.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
b. Bagi siswa
Memotivasi siswa untuk berpartisipasi baik fisik maupun mental.
c. Bagi guru
Memberi inspirasi, masukan, motivasi, dan tantangan untuk
mengembangkan metodologi pembelajaran.
d. Bagi STAINI
7

Sebagai masukan untuk perpustakaan dan menjadi referensi serta


rujukan bagi mahasiswa yang lain.
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Untuk menghindari pengulangan kajian yang diteliti antara peneliti dengan
peneliti-peneliti sebelumnya. Sejauh kajian yang penulis lakukan, ada beberapa
hasil penelitian yang relevan dengan pembahasan proposal skripsi ini,
diantaranya:
1. Muktarimin Abdi, Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim, Riau Pekan Baru. Skripsi yang berjudul “Penerapan
Metode Pembelajaran Qishah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 002
Pantai Cermin Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar‟ dalam penelitian ini
menjelaskan rendahnya motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Hal ini terlihat dari semangat siswa dalam belajar
kurang bergairah dan kebanyakan siswa tidak tertarik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Selama ini metode yang digunakan oleh guru sudah
bervariasi, namun tidak ada tanda-tanda perubahan motivasi siswa dalam
belajar Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode qishah.
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 002
Pantai Cermin Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar tahun pelajaran 2010-
2011 dengan jumlah siswa 21 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan menggunakan metode qishah.
2. Tomi Purwadi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Skripsi yang berjudul
“Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada
Siswa Kelas VIII di SMP Almubarak Pondok Aren Tengerang Selatan‟. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Kisah dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok Aren “cukup” efektif. Sebagai
bukti bahwa proses pembelajaran itu efektif yaitu antusiasme siswa selama
proses pembelajaran, keaktifan siswa dan hasil evaluasi yang semakin
8

meningkat. Selain itu sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga


pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Leli Safitriani, UIN Raden Fatah, Palembang. Skripsi yang berjudul
‟Penerapan Metode Kisah Qurani Pada Mata Pelajaran PAI Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII Di SMP Abadiyah
Palembang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode
Kisah Qurani pada mata pelajaran PAI dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik kelas VII di SMP Adabiyah Palembang. Hal ini terlihat dari
partisipasi peserta didik yang aktif ketika proses pembelajaran berlangsung dan
hasil motivasi belajar peserta didik yang meningkat.
Berdasarkan hasil survey hasil penelitian terdahulu relevan diatas,
penelitian dengan judul Implementasi Metode Qishah dalam meningkatkan
maharah al kalam siswa kelas XI Bahasa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman belum
pernah dilakukan dan bukan plagiasi dari penelitian lain. Adapun letak
perbedaannya adalah pada fokus penelitian. Adapun skripsi yang menjadi fokus
penulis yaitu membahas Maharah al Kalam pada pembelajaran bahasa Arab.

H. Metodologi Penilitian
1. Metode penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dan kegunaan tertentu. 15 Adapun metode penelitian ini,
yaitu metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut
Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa metodologi penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.16
Adapun jenis penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) karena
penelitian ini dilakukan langsung di dalam kelas dengan tujuan meningkatkan
atau memperbaiki proses pembelajaran bahasa Arab di kelas XI Bahasa SMA
15
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h.2.
16
Sugiono, Metodologi Penelitian...,h. 205.
9

AL Ashriyyah Nurul Iman Desa Warujaya Kecamatan Parung Kabupaten


Bogor
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisiklan sebagai suatu
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu
tindakan (treatment) tertentu dalam suatu tindakan.17
Dari pengertian di atas, dapat kita temukan karakteristik Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang membedakannya dengan jenis penelitian lain,
yaitu:18
a. Ditinjau dari segi permasalahan, karakteristik PTK adalah masalah yang
diangkat dari persoalan praktik dan proses pembelajaran sehari-hari di
kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.
b. Penelitian Tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru
terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik pembelajaran berlangsung,
dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan masalah
melalui tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat
mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.
c. Adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki
praktik dan proses pembelajaran di kelas. Jika penelitian yang dilakukan
hanya sekedar ingin tahu tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu untuk
memperbaiki persoalan atau permasalahan maka penelitian itu tidak bisa
disebut sebagai penelitian tindakan kelas.
d. Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru
atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan
merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.

17
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian…, h. 45.
18
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research):
Pedoman Praktis bagi GuruProfesional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 10.
10

Supaya dapat melakukan praktik Penelitian Tindakan Kelas secara


efektif dan tepat guna terlebih dahulu harus memahami tujuan dan manfaat
PTK yang akan melandasi prosedur PTK selanjutnya. Pemahaman terhadap
tujuan dan manfaat PTK akan mengarahkan guru dan peneliti dalam
pelaksanaannya, serta memotivasi untuk mencari berbagai sumber yang
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang
praktik pembelajaran secara efektif dan bukan ditujukan untuk memperoleh
ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Dengan kata lain,
tujuan utama PTK adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran,
bukan untuk mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Meskipun demikian, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka tujuan secara umum melaksanakan PTK,
adalah untuk :19
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di
kelas.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas.
c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam
pembelajaran yang direncanakan di kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta
perbaikan yang berkesinambungan.
e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur
dalam pembelajaran.
Beberapa manfaat Penelitian Tindakan Kelas antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:20

19
E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), h. 89-90.
20
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas…, h. 90.
11

a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga


pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta
didik.
b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.
c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik
berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.
Kegiatan penelitian dapat memperoleh informasi atau kejelasan yang
lebih baik tentang Penelitian Tindakan Kelas, maka perlu memperhatikan
prinsip-prinsip PTK, antara lain sebagai berikut21:
a. Pelaksanaan penelitian tidak boleh mengganggu atau menghambat
kegiatan pembelajaran.
b. Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat
dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan
dan peneliti merasa terpanggil untuk meningkatkan kualitas diri.
c. Pengumpulan data tidak mengganggu atau menyita terlalu banyak waktu.
d. Metode dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut, baik dari
kemampuan pendidik itu sendiri ataupun segi waktu.
e. Kegiatan peneliti pada dasarnya harus merupakan gerakan yang
berkelanjutan.
PTK yang digunakan pada penelitian ini adalah PTK Partisipan. Suatu
penelitian dikatakan PTK partisipan ialah apabila orang yang melaksanakan
penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai
dengan hasil. Dengan demikian, sejak perencanaan peneliti terlibat,
selanjutnya memantau, mencatat dan mengumpulkan data serta berakhir
dengan melaporkan hasil penelitiannya.
Adapun rancangan atau desain PTK yang digunakan yaitu dengan model
Kemmis & Mc. Taggart yakni meliputi langkah-langkah:

21
Tatag Yuli Eko Siwono, Mengajar & Meneliti, (Surabaya: Unesa University Press,
2008), h. 5-6.
12

a. Perencanaan (plan).
Pada tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa dan bagaimana penelitian tindakan kelas dilakukan. Kemudian
menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus dan
selanjutnya membuat instrument penelitian.
b. Melaksanakan tindakan (act)
Dalam tahap ini, peneliti mengimplementasikan rencana pelaksanaan
penelitian tindakan kelas.
c. Melaksanakan pengamatan (observe)
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
untuk membantu proses pada tahap ini peneliti meminta bantuan teman
sejawat untuk mengamati kejadian-kejadian selama pembelajaran
berlangsung.
d. Mengadakan refleksi/ analisis (reflection).
Kegiatan ini merupakan kegiatan menelusuri kembali pelaksanaan
pembelajaran.22

I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi yang penulis susun nantinya terdiri dari tiga bagian,
yaitu: bagian muka, bagian isi dan bagian akhir.
1. Bagian Muka
Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, halaman persembahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari
beberapa subbab, dengan susunan sebagai berikut:
Bab Pertama: Pendahuluan
Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca mengenai isi skripsi ini. Di dalamnya membahas tentang

22
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 22.
13

latar  belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian relevan, dan
sistematika penulisan.
Bab Kedua: Kajian Teoretik
Merupakan tinjauan pustaka yang terdiri dari tiga sub bab, yang pertama
menguraikan tentang hakekat dan pemahaman serta pengertian Maharoh al
Kalam yang meliputi: pengertian Maharoh al Kalam, kategori Maharoh al
Kalam dan teknik meningkatkan Maharoh al Kalam. Serta dalam bab ini
menjelaskan metode qishah, macam-macam metode pembelajaran, langkah-
langkah penerapan metode qishah, strategi penerapan metode qishah, serta
keunggulan dan kelemahan metode qishah.
Bab Ketiga: Metodologi Penelitian
Dalam bab ini membahas tentang setting penelitian, subjek penelitian,
metode dan desain penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data dan interpretasi hasil analisis, serta tindak lanjut/pengembangan
perencanaan tindakan.
Bab Keempat: Hasil dan Pembahasan Penelitian
Dalam bab ini terdiri dari dua subbab yaitu yang pertama akan dijabarkan
tentang pendahuluan penelitian, interpretasi hasil belajar yaitu tindakan
pembelajaran pada siklus I dan siklus II, selain itu juga terdapat pembahasan
hasil temuan dan keterbatasan peneliti.
Bab Kelima: Penutup
Akhir dari pembahasan skripsi ini yaitu penutup yang terdiri dari simpulan
dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi ini yaitu terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran, dan daftar riwayat pendidikan penulis.
14

DAFTAR PUSTAKA

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT.Remaja


Resta Karya, 2013, Cet.III.
Data hasil pre test maharah al-kalam.
E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009).
Henry Guntur, Metode Proses Belajar Mengajar Bahasa Dewasa Ini, Jakarta: Tiga
Serangkai, 1982.
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah Classroom Action Research:
Pedoman Praktis bagi GuruProfesional, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.
Muhammad irham dan nova andi W, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi
Dalam Proses Pembelajaran, Jakarta: Ar-Ruz Media, 2013.
Nuraini Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Nyonya Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014, cet-3.
Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2002, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
Sudjana, Menejmen Pendidikan Analisis dan Solusi Terhadap Menejmen Kelas
dan Strategi Pembelajaran yang Aktif Prestasi, Jakarta: Cipta, 2012.
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2015).
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011.
Tatag Yuli Eko Siwono, Mengajar & Meneliti, Surabaya: Unesa University Press,
2008..
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Diva Prees:
2012.
15

Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTs YASPIM, Agis mulia , Rismawati,
dan guru bahasa Arab, Drs. H. A. Kusoy, M.pd, Gegerbitung, 17 april
2019.
Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTs YASPIM, Agis mulia dan
Rismawati, Gegerbitung, 17 april 2019.
Wawancara dengan siswa kelas VIII B MTS YASPIM, Agis mulia dan
Rismawati, Gegerbitung, Gegerbitung, 17 april 2019
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya, 2009.
16

OUTLINE

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Permusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan
H. Sistematika Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORI


A. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
2. Tujuan Keterampilan Berbicara
3. Teknik dan Strategi Dalam Pembelajaran Ketrampialn
Berbicara
4. Cara penilaian dan instrumen ketrampilan berbicara
B. Konsep dasar Metode pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran....................................
2. Jenis – jenis Metode Pembelajaran..................................
3. Ciri- ciri Metode Pembelajaran.......................................
4. Fungsi Metode Pembelajaran..........................................
5. Klarivikasi Metode Pembelajaran....................................
6. Tanya jawab Seabagai Metode Pembelajaran.................
17

7. Kajian Bahasa Arab

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN


A. Setting Penelitian.............................................................................
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian.......................
C. Sample dan Populasi Penelitian.......................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
E. Instrument Penelitian.......................................................................
F. Analisis Data Penelitian...................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


A. Deskripsi Tindakan Penelitian
1. Pra Tindakan............................................................................
2. Siklus I.....................................................................................
3. Siklus II....................................................................................
B. Analisis Data dan Pembahasaan Penelitian
1. Analisis Data Penelitian............................................................
2. Pembahasan Penelitian..............................................................

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai