Etimologi Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami
suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
lain sebagainya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Ilmu Pendidikan adalah Ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan: Proses, cara, pembuatan mendidik.
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori
tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori, tetapi isi lain juga ada ialah :Teori, Penjelasan tentang teori itu, Data yang
mendukung tentang penjelasan itu.
Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi
seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah
berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka
harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah
digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa al
Qur’an dan hadist.
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dasar religius ilmu pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad.
1. Al-Qur’an
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah berkenaan masalah pendidikan di
samping juga masalah keimanan. Allah berfirman yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5).
2. As-Sunnah
As Sunnah adalah dasar kedua sesudah Al-Qur’an terhadap segala aktivitas umat Islam
terhamsuk aktivitas dalam pendidikan.
(نملن نكتننم رعللمما انللنجنمه هلل ا هللبرلرنجامم رمنن الننارر )رواه ابن ماجه
3. Al Ijtihad
Yang dimaksud Ijtihad dengan kaitannya sebagai dasar pendidikan Islam adalah usaha
sungguh-sungguh yang dilakukan ulama Islam di dalam memahami nas-nas Al Qur’an
dan Sunnah Nabi yang berhubungan dengan penjelasan dan dalil tentang dasar
pendidikan Islam, sistem dan arah pendidikan Islam.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah
menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah
kepada-Ku”.
1. Pembinaan akhlak.
3. Penguasaan ilmu.
1. Tujuan keagamaan.
4. Akhlak mulia.
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh
melupakan urusan dunia “
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak
dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran”.
Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr
ayat 29 :
Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti
ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan
jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan
pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang
dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah
satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami,
dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim
itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
1. Permasalahan Guru
Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya :
a. Tingkat kesejahteraan guru yang relative tergolong rendah
b. Motivasi kerja guru rendah akibat dari rendahnya kesejahteraan
c. Status social profesi keguruan yang relative rendah
d. Dunia pendidikan secara keseluruhan yang masih dianggap kurang penting
e. Penugasan guru mata pelajaran yang sering tidak sesuai dengan bidang yang
dikuasainya ( mismatch)
f. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
g. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan mutu perencanaan pembelajaran
h. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran
i. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
j. Kurangnya kepedulian terhadap berbagai inovasi yang sedang dilakukan oleh
pemerintah ( perubahan: kurikulum, Strategi dan pendekatan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar )
k. Kurang gairahnya terhadap inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan tugas
sebagai guru yang setiap saat menghadapi beragam masalah yang diajukan oleh
peserta didik.
l. Kurang memahami masalah yang dihadapi oleh peserta didik yang diakibatkan
oleh perkembangan iptek saat ini.
m. Kurangnya kepedulian pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
seperti internet.
2. Tugas, Fungsi dan Tugas Guru
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional pasal 39 ayat 2, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru mempunyai tugas pokok:
(a) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan;
(b) membina perkembangan peserta didik secara utuh sebagai makhluk
Tuhan, sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat;
(c) melaksanakan tugas profesional lain dan administratif rutin yang
mendukung pelaksanaan dua tugas utama di atas.
Seseorang dianggap tenaga professional apabila mampu mengerjakan
tugasnya selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari
tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta
didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada
unsur-unsur:
1) ilmu atau teori yang sistematis,
2) kewenangan professional yang diakui oleh klien,
3) sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya,
4) kode etik yang regulative.
Teori sistematis bagi seorang professional diperlukan sebagai pedoman
dalam melaksanakan praktik pekerjaannya. Kemampuan menerapkan teori
ke dalam praktik profesinya merupakan keterampilan intelektual, sehingga
kegiatan kerjanya merupakan kegiatan kerja cerdas, bukan sekedar
pekerjaan rutin. Lebih dari itu, teori yang ada harus diterima secara kritis dan
selalu menggantinya dengan teori baru bila sudah tidak sesuai lagi.
Pengembangan teori baru dilakukan melalui forum temu profesi yang
diselenggarakan secara periodik.
Penguasaan teori dan kemampuan menggunakannya dalam kegiatan praktik
profesi akan menghasilkan pengakuan dari para klien. Pengakuan dari klien dan
penguasaan teori, sikap dan keterampilan melalui pendidikan akan memberikan
kewenangan professional kepada seseorang. Kewenangan yang diperoleh harus
disertai tanggung jawab dan ada batasnya sesuai dengan bidang ilmu yang
dikuasainya. Kode etik ditetapkan untuk membatasi para pelaku professional dari
perilaku yang dapat merusak nama profesi serta merugikan klien. Bila ada
pelanggaran terhadap kode etik apalagi merugikan klien, palaku profesi tersebut
akan harus diberikan sanksi. Sanksi yang paling besar adalah dicabutnya
pengakuan dari masyarakat. Disamping kode etik yang tertulis formal, profesi
juga harus memiliki norma atau nilai yang mengutamakan layanan dan
kesejahteraan masyarakat, yang dicerminkan dalam bentuk nilai kerja lkhlas.
Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tiga fungsi
, yaitu sebagai pendidik, pengajar/pelatih, dan pembimbing. Secara umum, tugas
pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta didik; sebagai
pengajar/pelatih adalah melaksanakan pembelajaran, dan sebagai pembimbing
adalah menyelaraskan perkembangan peserta didik.
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pendidik mencakup berbagai
kegiatan dalam upaya mendorong peserta didik mencapai kedewasaan fisik
(physical maturity), kedewasaan mental intelektual (mental and intellectual
maturity), kedewasaan sosial pribadi (social and personal maturity), dan
kedewasaan moral keagamaan (moral and religious maturity).
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pengajar/pelatih berupa
berbagai kegiatan dalam upaya menjadikan peserta didik agar dapat memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan
(learning to know), keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be),
keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan
keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis
(learning to live together).
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pembimbing berupa kegiatan
yang berkaitan dengan upaya penyelarasan perkembangan fisik, kedewasaan
mental intelektual, kedewasaan sosial pribadi, dan kedewasaan moral
keagamaan peserta didik.
3. Lingkup Kompetensi Guru
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka guru harus
memiliki standar kompetensi yang mencakup: (1) Kompetensi pedagogik, (2)
Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi Profesional dan (4) Kompetensi sosial.
Selanjutnya standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi sejumlah indikator.
Kompetensi pedagogic yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya. Secara rinci kompetensi
pedagogic meliputi:
1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, social, moral,
cultural, emosional, dan intelketual.
2. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan
kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3. Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik.
6. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran.
7. Merancang pembelajaran.
8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
9. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan yang melekat dengan diri yang
meliputi:
1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Mengevaluasi kinerja sendiri.
4. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan untuk membimbing peserta
didik memenuhi estándar kompetensi. Kompetensi ini meliputi:
1. Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.
2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
3. Menguasai dan memanfaatkna teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
4. Mengoragnisasikan materi kurikulum bidang studi.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan:
1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua
peserta didik,sesama pandidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.
2. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan
masyarakat.
3. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,
regional, nasioanl, dan global.
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuki
berkomunikasi dan pengembangan diri.
4. Pembinaan Kemampuan profesional Guru
Pembinaan kemampuan profesional guru merupakan kegiatan yang
mutlak dalam upaya Peningkatan kualitas guru guna meningkatkan dan
menjamin mutu suatu lulusan lembaga pendidikan.
Upaya pembinaan kemampuan profesional guru harus mengacu kepada standar
kompetensi guru yang telah ditetapkan sebelumnya dan didasarkan pada kinerja
yang ditampilkannya serta didasarkan pada system penilaian dan model
penilaian yang telah dibakukan. Pembinaan dapat dilakukan melalui proses
pembinaan rutin harian yang menyangkut pekerjaan harian guru dan
kedisiplinan, melalui pelatihan-pelatihan baik dalam penguasaan bidang studi
maupun dalam aspek substansi pembelajaran, seminar-seminar baik yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan sendiri maupun yang dilaksanakan oleh
lembaga lain, lokakarya-lokakarya bisa dilakukan mulai dari penyusunan
silabus/satuan acara perkuliahan/media pendidikan/alat evaluasi hasil belajar
dlsb. Selain itu pula dapat dilakukan program pencangkokan di lembaga
pendidikan lain, untuk memelihara keakraban juga untuk memperoleh
kesempatan membina kemampuan guru. Penugasan guru untuk magang di
dunia kerja/Du/Di, merupakan program peningkatan dalam penguasaan
substansi bidang studi.
Dalam rangka meningkatkan upaya kendali mutu pendidikan, pemberian
sertifikat kompetensi kepada calon tenaga guru dan tenaga guru dapat
dipertimbangkan. Pemberian sertifikat ini mengimplikasikan sebagai pemberian
pengakuan kemampuan untuk ditugasi sebagai tenaga guru. Penilaian terhadap
kemampuan guru tersebut dapat dilakukan oleh lembaga independen secara
periodik.
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya.,
Bandung, 2001
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998