Anda di halaman 1dari 11

Ilmu Pendidikan

Pengertian Ilmu Pendidikan


Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia

Etimologi Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami
suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
lain sebagainya.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.

Menurut Ki Hajar Dewantara


Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak –anak agar mereka
sebagai manusia dan masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi
tingginya.

Ilmu Pendidikan adalah Ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan: Proses, cara, pembuatan mendidik.

Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori
tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori, tetapi isi lain juga ada ialah :Teori, Penjelasan tentang teori itu, Data yang
mendukung tentang penjelasan itu.

Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi
seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah
berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka
harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah
digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa al
Qur’an dan hadist.
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Dasar religius ilmu pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad.

1. Al-Qur’an

Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah berkenaan masalah pendidikan di
samping juga masalah keimanan. Allah berfirman yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5).

2. As-Sunnah

As Sunnah adalah dasar kedua sesudah Al-Qur’an terhadap segala aktivitas umat Islam
terhamsuk aktivitas dalam pendidikan.

Banyak hadits yang berhubungan dengan pendidikan di antaranya Rasulullah SAW.


Bersabda :

(‫نملن نكتننم رعللمما انللنجنمه هلل ا هللبرلرنجامم رمنن الننارر )رواه ابن ماجه‬

Artinya : “Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan


mengekangnya dengan kekang berapi.” (HR. Ibnu Majah)

3. Al Ijtihad

Yang dimaksud Ijtihad dengan kaitannya sebagai dasar pendidikan Islam adalah usaha
sungguh-sungguh yang dilakukan ulama Islam di dalam memahami nas-nas Al Qur’an
dan Sunnah Nabi yang berhubungan dengan penjelasan dan dalil tentang dasar
pendidikan Islam, sistem dan arah pendidikan Islam.

TUJUAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Berdasarkan kesimpulan rumusan tujuan pendidikan Islam adalah “Membentuk muslim


yang sempurna yakni berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan pandai,
bertaqwa kepada Allah SWT”.

Tujuan Pendidikan Islam

Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah
menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan


tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a
Dzariyat ayat 56 :

“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah
kepada-Ku”.

Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :

1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang


berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani
dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk
hidup di dunia dan di akhirat.

2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku


masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan
kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.

3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran


sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan
masyarakat.

Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi

1. Pembinaan akhlak.

2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.

3. Penguasaan ilmu.

4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.


Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci
menjadi :

1. Tujuan keagamaan.

2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.

3. Tujuan pengajaran kebudayaan.

4. Tujuan pembicaraan kepribadian.

Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :

1. Bahagia di dunian dan akhirat.

2. menghambakan diri kepada Allah.

3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat


islam.

4. Akhlak mulia.

1. Hakikat manusia menurut Islam

Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa


manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan.

Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan


bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa
perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme),
sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani
sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan
dalam surah al Qashash ayat : 77 :

“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh
melupakan urusan dunia “

2. Manusia Dalam Pandangan Islam

Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak


dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia.

Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk


menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution
menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :

1. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia


diciptakan”

2. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati


mereka terkunci?”

3. Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang


dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempattempat yang dibikin
manusia”.

4. Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya


(kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”

5. Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :

“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak
dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran”.

6. Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :

“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan


keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-
kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan
yang diberikan oleh mereka itu”.

7. Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :

“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi


Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa-
pun.

Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr
ayat 29 :

“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku,


maka sujudlah kalian kepada-Nya”.

3. Manusia Sempurna Menurut Islam

A. Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan

Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti
ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan
jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan
pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang
dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah
satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.

Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam


telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa
pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya
fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :

“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami,
dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim
itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.

B. Cerdas Serta Pandai

Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh


adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan
tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan
dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui
indikator-indikator sebagai berikut :

a) Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.

b) Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.

c) Rohani yang berkualitas tinggi.

Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal.


Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi
yang dapat ditangkap oleh indera.

Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat


menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang
merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-
sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam
kalbu.
PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL
KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY.
( As’ari Djohar )

1. Permasalahan Guru
Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya :
a. Tingkat kesejahteraan guru yang relative tergolong rendah
b. Motivasi kerja guru rendah akibat dari rendahnya kesejahteraan
c. Status social profesi keguruan yang relative rendah
d. Dunia pendidikan secara keseluruhan yang masih dianggap kurang penting
e. Penugasan guru mata pelajaran yang sering tidak sesuai dengan bidang yang
dikuasainya ( mismatch)
f. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
g. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan mutu perencanaan pembelajaran
h. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran
i. Kurangnya kepedulian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
j. Kurangnya kepedulian terhadap berbagai inovasi yang sedang dilakukan oleh
pemerintah ( perubahan: kurikulum, Strategi dan pendekatan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar )
k. Kurang gairahnya terhadap inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan tugas
sebagai guru yang setiap saat menghadapi beragam masalah yang diajukan oleh
peserta didik.
l. Kurang memahami masalah yang dihadapi oleh peserta didik yang diakibatkan
oleh perkembangan iptek saat ini.
m. Kurangnya kepedulian pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
seperti internet.
2. Tugas, Fungsi dan Tugas Guru
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional pasal 39 ayat 2, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru mempunyai tugas pokok:
(a) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan;
(b) membina perkembangan peserta didik secara utuh sebagai makhluk
Tuhan, sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat;
(c) melaksanakan tugas profesional lain dan administratif rutin yang
mendukung pelaksanaan dua tugas utama di atas.
Seseorang dianggap tenaga professional apabila mampu mengerjakan
tugasnya selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari
tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta
didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada
unsur-unsur:
1) ilmu atau teori yang sistematis,
2) kewenangan professional yang diakui oleh klien,
3) sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya,
4) kode etik yang regulative.
Teori sistematis bagi seorang professional diperlukan sebagai pedoman
dalam melaksanakan praktik pekerjaannya. Kemampuan menerapkan teori
ke dalam praktik profesinya merupakan keterampilan intelektual, sehingga
kegiatan kerjanya merupakan kegiatan kerja cerdas, bukan sekedar
pekerjaan rutin. Lebih dari itu, teori yang ada harus diterima secara kritis dan
selalu menggantinya dengan teori baru bila sudah tidak sesuai lagi.
Pengembangan teori baru dilakukan melalui forum temu profesi yang
diselenggarakan secara periodik.
Penguasaan teori dan kemampuan menggunakannya dalam kegiatan praktik
profesi akan menghasilkan pengakuan dari para klien. Pengakuan dari klien dan
penguasaan teori, sikap dan keterampilan melalui pendidikan akan memberikan
kewenangan professional kepada seseorang. Kewenangan yang diperoleh harus
disertai tanggung jawab dan ada batasnya sesuai dengan bidang ilmu yang
dikuasainya. Kode etik ditetapkan untuk membatasi para pelaku professional dari
perilaku yang dapat merusak nama profesi serta merugikan klien. Bila ada
pelanggaran terhadap kode etik apalagi merugikan klien, palaku profesi tersebut
akan harus diberikan sanksi. Sanksi yang paling besar adalah dicabutnya
pengakuan dari masyarakat. Disamping kode etik yang tertulis formal, profesi
juga harus memiliki norma atau nilai yang mengutamakan layanan dan
kesejahteraan masyarakat, yang dicerminkan dalam bentuk nilai kerja lkhlas.
Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tiga fungsi
, yaitu sebagai pendidik, pengajar/pelatih, dan pembimbing. Secara umum, tugas
pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta didik; sebagai
pengajar/pelatih adalah melaksanakan pembelajaran, dan sebagai pembimbing
adalah menyelaraskan perkembangan peserta didik.
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pendidik mencakup berbagai
kegiatan dalam upaya mendorong peserta didik mencapai kedewasaan fisik
(physical maturity), kedewasaan mental intelektual (mental and intellectual
maturity), kedewasaan sosial pribadi (social and personal maturity), dan
kedewasaan moral keagamaan (moral and religious maturity).
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pengajar/pelatih berupa
berbagai kegiatan dalam upaya menjadikan peserta didik agar dapat memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan
(learning to know), keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be),
keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan
keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis
(learning to live together).
Uraian tugas guru dalam fungsinya sebagai pembimbing berupa kegiatan
yang berkaitan dengan upaya penyelarasan perkembangan fisik, kedewasaan
mental intelektual, kedewasaan sosial pribadi, dan kedewasaan moral
keagamaan peserta didik.
3. Lingkup Kompetensi Guru
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka guru harus
memiliki standar kompetensi yang mencakup: (1) Kompetensi pedagogik, (2)
Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi Profesional dan (4) Kompetensi sosial.
Selanjutnya standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi sejumlah indikator.
Kompetensi pedagogic yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya. Secara rinci kompetensi
pedagogic meliputi:
1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, social, moral,
cultural, emosional, dan intelketual.
2. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan
kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3. Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik.
6. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran.
7. Merancang pembelajaran.
8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
9. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan yang melekat dengan diri yang
meliputi:
1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Mengevaluasi kinerja sendiri.
4. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan untuk membimbing peserta
didik memenuhi estándar kompetensi. Kompetensi ini meliputi:
1. Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.
2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
3. Menguasai dan memanfaatkna teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
4. Mengoragnisasikan materi kurikulum bidang studi.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan:
1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua
peserta didik,sesama pandidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.
2. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan
masyarakat.
3. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,
regional, nasioanl, dan global.
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuki
berkomunikasi dan pengembangan diri.
4. Pembinaan Kemampuan profesional Guru
Pembinaan kemampuan profesional guru merupakan kegiatan yang
mutlak dalam upaya Peningkatan kualitas guru guna meningkatkan dan
menjamin mutu suatu lulusan lembaga pendidikan.
Upaya pembinaan kemampuan profesional guru harus mengacu kepada standar
kompetensi guru yang telah ditetapkan sebelumnya dan didasarkan pada kinerja
yang ditampilkannya serta didasarkan pada system penilaian dan model
penilaian yang telah dibakukan. Pembinaan dapat dilakukan melalui proses
pembinaan rutin harian yang menyangkut pekerjaan harian guru dan
kedisiplinan, melalui pelatihan-pelatihan baik dalam penguasaan bidang studi
maupun dalam aspek substansi pembelajaran, seminar-seminar baik yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan sendiri maupun yang dilaksanakan oleh
lembaga lain, lokakarya-lokakarya bisa dilakukan mulai dari penyusunan
silabus/satuan acara perkuliahan/media pendidikan/alat evaluasi hasil belajar
dlsb. Selain itu pula dapat dilakukan program pencangkokan di lembaga
pendidikan lain, untuk memelihara keakraban juga untuk memperoleh
kesempatan membina kemampuan guru. Penugasan guru untuk magang di
dunia kerja/Du/Di, merupakan program peningkatan dalam penguasaan
substansi bidang studi.
Dalam rangka meningkatkan upaya kendali mutu pendidikan, pemberian
sertifikat kompetensi kepada calon tenaga guru dan tenaga guru dapat
dipertimbangkan. Pemberian sertifikat ini mengimplikasikan sebagai pemberian
pengakuan kemampuan untuk ditugasi sebagai tenaga guru. Penilaian terhadap
kemampuan guru tersebut dapat dilakukan oleh lembaga independen secara
periodik.

Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya.,
Bandung, 2001

Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998

Anda mungkin juga menyukai