Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lidia Sekar Aurellia

NPM : 1706104030049
Mata Kuliah : Konseling Islami Kelas 01
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengasuh : Drs. Martunis, M.Si, dan Nurabaity, S.Pd ,M. Ed

SOAL :

1. Jelaskan bagaimana perbedaan dan Integrasi Konseling Islam dengan Pendekatan


Psikodinamika, Client Centered, CBT dan SFBT beserta contoh kasus yang ditangani.
Jawab :
 Integrasi Konseling Islam dengan Pendekatan Psikodinamika
Dalam komunitas Islam, pendekatan psikoanalitik tidak diterima secara luas sebagai
suatu bentuk terapi dan konseling (al-Abdul-Jabbar dan al-Issa, 2000; Azhar
danVarma, 2000; Sabry dan Vohra, 2013), karena beberapa kerangka konseptualdan
modalitas sekolah psikoanalitik memiliki tingkat ketidaksesuaian dengan nilai-nilai
dan praktik Islam. Meskipun dilaporkan bahwa beberapa aspek FreudianPerawatan
psikoanalitik mencerminkan konsep Islam, dalam teori psikoanalitik umummungkin
tidak bekerja untuk banyak klien Muslim (Amer dan Jalal, 2012). Berbasis
kognitifterapi lebih cocok dengan keyakinan agama klien Muslim daripada,
untukMisalnya, psikoanalisis (Amer dan Jalal, 2012, hlm. 967). Karena
FreudianTradisi umumnya mengabaikan atau mengabaikan agama, yaitu integrasi
religiusitasdalam pengobatan belum menjadi karakteristik dari tradisi psikodinamik,
dan initidak sesuai dengan budaya Muslim (Badri, 1979). Psikoanalisis Freudian,
seperti psikologi behavioris dan humanistik, didasarkanpada gagasan sekuler tentang
sifat manusia. Teori Freudian menyatakan bahwa sifat manusia adalah dasarnya
dalam konflik dan terutama didorong oleh seksual tidak sadar dan agresifnaluri. Ini
adalah proses mental bawah sadar (id, ego dan superego) yang dapatbahkan
mempengaruhi perilaku kita. Pendekatan sekuler ini mengabaikanfenomena moral
dan spiritual dalam umat manusia dan menyerahkan kepada individu untuk
mengamalkan agama(Haque, 2004). Selain itu, sifat doktrin psikoanalitik tetap
dominan. Dari perspektif Islam, di sana adalah pemahaman komprehensif tentang
manusia, sifat aslinya, asal usulnya sebelumnyadatang ke dunia ini, misi dan peran
mereka yang seharusnya dalam kehidupan ini dan juga kehidupan merekaakhirnya
kembali setelah menyelesaikan kehidupan duniawi ini (Abdul Razak dan Hisham,
2012).
Islam mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda dengan bukan
manusia karenasemuanya diciptakan untuk manusia, seperti yang disebutkan dalam
Al-Qur'an (tafsirartinya): Dialah yang menciptakan untuk Anda semua yang ada di
bumi . (Al-Baqarah (Sapi) 2:29)Kami pasti telah menciptakan manusia dalam
perawakan terbaik, lalu Kami mengembalikannya ke yang terendahdari yang rendah,
kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal saleh, maka bagi mereka pahala
yang tiadaputus-putusnya.pahala tidak terganggu.(At-Tıˉn 95: 4– 6). Permasalahan
yang terjadi dapat berupa pencurian maupun perampokan.

 Integrasi Konseling Islam dengan Client Centered


Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk
menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep
pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri
(self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Menurut Roger
konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep
menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.Terapi berpusat pada klien (Client
Centered Teraphy) merupakan salah satu teknik alternatif dalam praktik pekerjaan
sosial, terutama bagi terapis yang tidak begitu menguasai secara baik beberapa teori
dan praktik pekerjaan sosial, walaupun begitu bukan berarti tanpa tantangan dan
keahlian yang spesific. Beberapa teori dan praktik pekerjaan yang bersifat dasar tetap
menjadi kebutuhan mutlak dalam teknik terapi ini.
Dalam pendekatan client-centerd konselor lebih banyak berperan sebagi patner klien
dalam memecahkan masalahnya, agar peranan ini dapat dipertahankan dan tujuan
konseling dapat dicapai; maka konselor perlu menciptakan suasana dan kondisi yang
mampu menimbulkan hubungan konseling (Latipun, 106: 2008). Dalam pendekatan
client-centerd terfokus pada klien. jika dilihat dari apa yang dilakukan konselor dapat
di buat dua tahap. Pertama, tahap membangun hubungan terapeutik, menciptakan
kondisi fasilitatif dan hubungan yang subtantif seperti empati, kejujuran, ketulusan,
penghargaan dan positif jtanpa syarat. Tahap Kedua,tahap kelanjutan yang
disesuaikan dengan efektifitas hubungan disesuaikan dengan kebutuhan klien dan
melibatkan ayat di dalam Al-Quran.
 Integrasi Konseling Islam dengan CBT
Cognitive behavioural therapy (CBT) merupakan pendekatan terapi pertama yang
berpusat pada proses berfikir dan kaitannya dengan keadaan emosi, prilaku, dan
psikologi. CBT berpusat pada ide bahwa orang tertentu mampu mengubah kognisi
mereka, dan karenanya mengubah dampak pemikiran pada kesejahteraan emosi
mereka. Dalam menyelesaikan masalah emosi dan hati sangat berhubungan dengan
penerapan Cognitif Behavior Therapy (CBT), yang mana terapi itu merubahan pola
berfikir yang akan mempengaruhi hati dan emosi seseorang. Dengan berpedoman al-
Qur’an dan hadis, sehingga klien memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Terapi
behavior kognitif merupakan konseling yang menitik beratkan pada restrukturisasi atau
pembenahan kognitif yang menyimpan akibat kejadian yang merugikan dirinya baik
secara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa depan dibanding masa lalu.
Aspek kognitif dalam terapi kognitif behavior antara lain mengubah cara berpikir,
kepercayaan, sikap, asumsi, imajinasi dan memfasilitasi konseli belajar mengenali dan
mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek behavior yaitu mengubah
hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaan, mereaksi
permasalahan, belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh Harapan
dari terapi kognitif behavior yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang
menyimpang dari sistem kepercayaan untuk membawa perubahan emosi dan perilaku
ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya teori Cognitive-Behavior meyakini pola
pemikiran manusia terbentuk melalui proses Stimulus-Kognisi-Respon (SKR), yang
saling berkaitan dan membentuk semacam jaringan SKR dalam otak manusia, di mana
proses kognitif menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana manusia
berpikir, merasa dan bertindak. Tujuan dari konseling kognitif behavior yaitu
mengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan
bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah yang
dihadapi.

 Integrasi Konseling Islam dengan SFBT


Bimbingan dan konseling SFBT berbasis Islam merupakan pendekatan komprehensif
dalam bimbingan dan konseling untuk membantu konseli memiliki keyakinan bahwa
ia berkemampuan menghadapi masalah dan menemukan solusinya. Pendekatan ini
merupakan hasil evaluasi dan pengembangan dari pendekatan SFBT. Konseling SFBT
atau disebut juga konseling berfokus adalah bentuk terapi singkat yang dibangun di
atas kekuatan konseli dengan membantunya memunculkan dan mengkonstruksikan
solusi pada problem yang dihadapinya. Terapi ini lebih mementingkan masa depan
dari pada masa lalu atau masa kini (Palmers, 2011). SFBT dapat diaplikasikan ke
berbagai jenis masalah, baik dalam konteks sekolah yaitu anak yang melakukan hal
menyimpang, praktek pribadi serta berbagai jenis konseli mulai dari anak-anak,
remaja, pasangan, keluarga hingga kasus individual orang dewasa. Pada perkembangan
selanjutnya, dengan memperhatikan kebutuhan konseli. Dalam konteks ini SBFT
dikaitkan dengan Konseling Islami, yaitu menggabungkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam
melaksanakan konseling.

2. Kemukakan dan jelaskan beberapa model Konseling Islam berserta dalil Al-Qur’an atau
Sunnah/Hadits dengan contoh kasus yang ditangani
Jawab :
Model bimbingan konseling Islam menurut Anwar Sutoyo, Model bimbingan konseling
Islam Anwar Sutoyo menggunakan model bimbingan dan konseling Qur’ani, yang mana
alasan menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan dalam konseling adalah;
1. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama
dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat
manusia dalam mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Contoh kasus yang
dapat ditangani konseling islami yaitu, orang putus cinta, keluarga yang tidak harmonis,
dan klien yang tidak memiliki tujuan hidup

2. Untuk membimbing manusia dibutuhkan “pegangan” berupa rujukan yang benar dan
kukuh, padahal tidak ada rujukan yang paling benar lebih kukuh selain yang bersumber
dari Allah swt. yaitu al-Qur’an. Bimbingan Konseling Qur’ani Anwar Sutoyo yang
ditekankan pada Fitrah manusia agar manusia menjadi seorang yang mukhlisin,
mukhsinin, mutawakkilin dan layanan bimbingannya kelompok dan individu. Dalam
layanan bimbingan konseling Islam dengan menggunakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan yaitu; pengajian kitab, pengajian al-Qur’an, pengembangan individu dengan
melalui siraman rohani (Sutoyo, 2015: 38).
3. Menurut Az Zahrani (2005:6) konseling Islam adalah memberikan arahan dan
petunjuk bagi orang yang tersesat, baik arahan tersebut berupa pemikiran, orientasi
kejiwaan maupun etika dan penerapannya sesuai dan sejalan dengan sumber utama dan
merupakan pedoman hidup muslim yakni Al Quran dan Sunnah. Hal senada juga di
kemukakan oleh Fenti

4. Hikmawati (2010:155) bahwa konseling Islam bertujuan dan cara kerjanya


berlandaskan agama Islam. Konseling ini merupakan proses motivasional kepada individu
agar memiliki kesadaran untu come back to religion. Melalui konseling Islam
mengantarkan klien untuk kembali memiliki kesadaran beragama dengan melaksanakan
segala ajaran agama yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai