Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI BELAJAR MATEMATIKA

(MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Izwita Dewi, M. Pd

NAMA MAHASISWA : DESI S SIMANULLANG


NIM : 4182111036
KELAS : MATEMATIKA DIK D 2018
MATA KULIAH : STRATEGI BELAJAR MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan Critical Book Review Strategi Pembelajaran.

CBR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita. Saya
menyadari bahwa CBR ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam membuat Cbr ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti
mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu belum seberapa
banyak. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurna nya cbr ini.

Akhir kata saya berharap semoga CBR ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan, 16 Oktober 2019

Desi S. Simanullang

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan CBR .............................................................................................. 1
C. Manfaat CBR ............................................................................................................. 1
D. Identitas buku ..............................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 13

A. Pembahasan isi buku ............................................................................................... 13


B. Kelebihan dan kekurangan buku ............................................................................. 13

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 14

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting dilakukan, karena dari kegiatan tersebut kita bisa menemukan
kekurangan dan kelebihan dari buku buku yang di bandingkan. Kemudian setelah kita bisa
menemukan beberapa kekurangan tersebut maka dapat memperoleh suatu informasi yang
kompeten pada buku tersebut dengan cara menggabungkan beberapa informasi dari buku
pembandingnya.

B. Tujuan Penulisan CBR


 Menambah pengetahuan tentang Strategi Pembelajaran Guru Di Sekolah dan
melengkapi tugas perkuliahan Strategi Pembelajaran
 Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan dengan strategi pembelajaran
 Menguatkan kemampuan melakukan critical book review terhadap suatu buku

C. Manfaat CBR
 Untuk menambah pengetahuan dan wawsan mahasiswa tentang critical book review
 Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang strategi pembelajaran
 Untuk mengetahui banyak hal tentang buku

D. Identitas buku utama


 Judul : Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Proresif, dan
Kontekstual
 Edisi :2
 Pengarang : Trianto Ibnu Badar Al-Tabany
 Penerbit : Prenadamedia Group
 Kota terbit : Surabaya
 Tahun terbit : 2014
 ISBN : 978-602-1186-05-3

1
E. Identitas buku pembanding I
 Judul : Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif
 Pengarang : Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja
 Penerbit : Alfabeta
 Kota terbit : Bandung
 Tahun terbit : 2017
 ISBN : 978-602-8800-70-9

Identitas buku pembanding II

 Judul : Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru
 Pengarang : Dr. Rusman M.Pd
 Penerbit : Rajawali pers
 Kota terbit : Jakarta
 Tahun terbit : 2014
 ISBN : 978-979-769-460-9

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

RINGKASAN BUKU UTAMA

A. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN KOOPERATIF


1. Landasan Pemikiran

Dalam belajar kompetitif dan individualistic, guru menempatkan siswa pada tempat duduk
yang terpisah dari siswa yang lain, perhatikan dirimu sendiri” sering digunkana dalam belajar
kompetitif dan individualistic. Jika disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualistic
akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik. Meskipun
demikian, terdapat beberapa kelemahan pada belajar kompetitif dan indivialistik, yaitu a)
kompetisi siswa kadang tidak sehat, b)siswa berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, c)
siswa berkemampuan rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal, d) dapat membuat
frustasi siswa lainnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka jalan keluarnya yaitu dengan
belajar kooperatif.

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar kooperatif, siswa
dibentuk dalam kelompok kelompok yang terdiri dari empat/lima orang untuk bekerja sama
dalam menguasai materi yang diberikan guru. Tujuan dibentuknya kelompok ini yakni untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berfikir dan kegiatan belajar.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat
dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Johson &
Johson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif ialah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun kelompok. Zumroni (2000) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar
kooperatif yakni dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada
level individual. Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan
guru. Tujuan pemebelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan. Pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk

3
bekerja sama saling bergantung satu sama lain. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan
untuk melatihkan keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga keterampilan Tanya jawab.

3. Unsure Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson &Johnson (1994) dan Sutton (1992), terdapat lima unsure penting dalam
belajar kooperatif, yaitu:pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Ketiga, tanggung jawab individual.
Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Kelima, proses kelompok.

Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (1995) yaitu:

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapi criteria yang
ditentukan.
b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada
belajar individual semua anggota kelompok.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu
kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.

4. Implikasi Model Pembelajaran Kooperatif

Davidson (1991) memberikan sejumlah implikasi positif dalam pembelajaran dengan


menggunakan strategi belajar kooperatif sebagai berikut:

a. Kelompok kecil memberikan dukungan social untuk belajar. Kelompok kecil


membentuk suatu forum di mana siswa menanyakan pertanyaan, mendiskusikan
pendapat, belajar dari pendapat orang lain, memberikan kritik yang membangun dan
menyimpulkan penemuan mereka dalam bentuk tulisan.
b. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa. Interaksi
dalam kelompok dirancang untuk semua anggota mempelajari konsep dan strategi
pemecahan masalah.
c. Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok, sebab memiliki
solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif. Seorang siswa dapat mempengaruhi
siswa yang lain dengan argumentasi yang logis.
d. Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai masalah masalah
dasar.

4
e. Ruang lingkup materi dipenuihi ole hide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat
bila didiskusikan.
5. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan

Lungren menyusun keterampilan kooperatif secara terperinci dalam tiga tingkatan, yaitu :

1. Keterampilam kooperatif tingkat awal


 Berada dalam tugas
 Mengambil giliran dan mengambil tugas
 Mendorong adanya partisipasi
 Menggunakan kesepakatan
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, antara lain:
 Mendengarkan dengan aktif
 Bertanya
 Menafsirkan
 Memerikasa ketepatan
3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir.
Keterampilan kooperatif tingkat mahir ini antara lain mengolaborasi, yaitu memperluas
konsep, membuat kesimpulan, dan menghungan pendapat dengan topic tertentu.

Lungren menyebutkan bahwa unsure-unsur dasar yang perlu untuk ditanamkan kepada siswa
agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan lebih efektif lagi yaitu:

a. Memiliki persepsi yang sama


b. Tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, tanggung jawab terhadap diri
sendiri
c. Memiliki tujuan yang sama
d. Membagi tugas dan memiliki tanggung jawab yang sama terhadap tugas
e. Berbagi kepemimpinan
f. Mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani oleh kelompok
kooperatif

Arends menyatakan bahwa pelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri


sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar

5
b. Kelompok dibentuk dari siwa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang beragam.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

6. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif


1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicaapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siwa belajar.
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membingbing kelompok kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6. Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
B. BEBERAPA VARIASI DALAM MODEL COOPERATIVE LEARNING
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
Kooperatif tipe STAD ini membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Persiapan itu antara lain:
a. Perangkat pembelajaran
b. Membentuk kelompok kooperatif
c. Menentukan skor awal
d. Pengaturan tempat duduk
e. Kerja kelompok

6
Langkah langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada enam
langkah.

2. Tim Ahli (Jigsaw)

Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari
universitas Texas, dan diadopsi oleh slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw

1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (5-6 orang/kelompok)


2. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks dibagi-bagi menjadi
beberapa subbab
3. Setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawab
untuk mempelajarinya
4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam
kelompok ahli untuk mendiskusikannya
5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompokknya bertugas mengajar
teman-temannya
6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa dikenai bebarapa kuis individu.

Jigsaw Tipe II

Langkah-langkah pembelajaran dengan jigsaw II

1. Orientasi
2. Pengelompokan
3. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
4. Diskusi (pemaparan)kelompok ahli dalam grup
5. Tes
6. Pengakuan kelompok
3. Investasi Kelompok (Group Investigation)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan
paling sulit untuk diterapkan. Menurut Sharan, Dkk (1984) membagi langkah-langkah
pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi enam fase:

a. Memilih topic
b. Perencanaan cooperative
7
c. Implementasi
d. Analisis dan sintesis
e. Presentasi hasil final
f. Evaluasi
4. Think-Pair-Share (TPS)

Guru menggunakan langkah-langkah atau fase sbb:

a. Berfikir (thinking)
b. Berpasangan (pairing)
c. Berbagi (sharing)

5. Numbered Head Together (NHT)

Dalam mengajukan pertanyaan kepadsa seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase
sebagai sintaks NHT:

Fase 1 : penomoran

Fase 2 : mengajukan pertanyaan

Fase 3 : berfikir bersama

Fase 4 : menjawab

6. Teams Games Tournament (TGT)

TGT digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dari ilmu-ilmu eksak, ilmu social,
maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi.

RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING I

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang member


kesempatan kepada anak didik untuk bekrja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

B. Tipologi Pembelajaran Kooperatif

Menurut slavin (2008: 26-28) ada enam tipologi pembelajaran kooperatif, yaitu:
8
1. Tujuan kelompok
2. Tanggung jawab individu
3. Kesempatan sukses yang sama
4. Kompetisi tim
5. Spesialisasi tugas
6. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Stahl (1994) dalam LIE (2008:7) mengemukakan bahwa konsep dasar atau prinsip-prinsip
dasar cooperative learning Meliputi: (1) perumusan tujuan belajar mahasiswa harus jelas; (2)
penerimaan yang menyeluruh oleh mahasiswa tentang tujuan belajar; (3) ketergantungan yang
bersifat positif; (4) interaksi yang bersifat terbuka;(5) tanggung jawab individu; (6) kelompok
bersifat heterogen;(7) interaksi sikap dan perilaku social yang positif;(8) tindak
lanjut;(9)kepuasan belajar.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah;(1) belajar bersama dengan teman;(2)selama


proses beelajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara
anggota kelompok;(4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok;(5)belajar dalam kelompok
kecil;(6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat; (7) keputusan tergantung
pada mahasiswa sendiri;(8) mahasiswa aktif

C. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran cooperative adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan


individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

D. Prosedur Pembelajaran

Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi empat
langkah, yaitu; orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan penghargaan.

Langkah-langkah cooperative learning menurut stahl, 1994; Slavin, 1983 (dalam Solihatin dan
Raharjo, 2007:10) dijelaskan secara operasional sbb:

1. Dosen merancang rencana program pembelajaran


2. Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, dosen merancang lembar observasi yang akan
digunakan untuk mengobservasi kegiatan mahasiswa dalam belajar secara bersama-
sama dalam kelompok-kelompok kecil.

9
3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan mahasiswa, dosen mengarahkan dan
membimbing mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam
memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku mahasiswa selama kegiatan
berlangsung.
4. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, dosen bertindak
sebagai moderator.
E. Model-Model Cooperative Learning
1. Student Teams-Achievements Division (STAD)/ Divisi Pencapaian-Kelompok Siswa

Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD adalah sbb:

a. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan
jenis kelamin dan sukunya
b. Guru memberikan pelajaran
c. Siswa-siswi di dalam kelas itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa
menguasai pelajaran tersebut
d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tenatang materi tersebut. Mereka tidak dapat
membantu satu sama lain
e. Nilai-nilai hasil kuis siwa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang
sebelunya
f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai
mereka yang sebelumnya
g. Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok
h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-
hadiah lainnya

STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:

a. Presentasi kelas
b. Tim/tahap kerja kelompok
c. Kuis/tahap tes individu
d. Tahap perhitungan skor kemajuan individu
e. Tahap pemberian penghargaan

Langkah-langkah menggunakan STAD

10
a. Buatlah salinan lembar rekapitulasi kelompok
b. Meranking siswa, dari yang paling pintar ke kurang pintar
c. Tentukan jumlah anggota kelompok, jika memungkinkan tiap-tiap kelompok harus
memilih empat anggota
d. Masukkan siswa ke dalam kelompok, secara berimbang
e. Sebarkan lembar rekapitulasi siswa
f. Tentukan nilai dasar
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (1995) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournaments (TGT) yaitu:

1. Penyajian kelas (class presentation)


2. Kelompok (teams)
3. Permainan (games)

RINGKASAN BUKU PEMBANDING II

Dalam pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai
jembatan penghubung kea rah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus
membangunpengetahuan dalam pikirannya.

A. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil ubtuk saling berinteraksi.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif


1. Pembelajaran secara tim
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
3. Kemauan untuk bekerja sama
4. Keterampilan bekerja sama

Unsure-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif

11
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik
mereka sendiri
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan
yang sama
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya
g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelomok kooperatif

Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lundgren (1994),
yaitu:

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal


b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan isi buku


Kelebihan Buku
Kelebihan buku utama yang ditulis oleh Trianto Ibnu Badar al-Tabany jika dilihat dari
tampilan buku, buku ini memiliki cover buku yang cukup bagus yang mampu membuat
pembaca penasaran untuk membaca bukunya memiliki daya tarik baca. Sedangkan dari segi isi,
buku ini sangat bagus setelah kita membacanya didalamnya berisi mengenai materi – materi
yang diperlukan pembaca khususnya guru dan calon guru mengenai srategi pembelajaran.
Penyajian materi yang sangat membantu para pembacanya.
Penulis sangat memperhatikan setiap pembahasan yang disajikan dalam buku ini.
Didalam buku ini pembahasannya sangat jelas dan sangat mudah dipahami oleh
pembacanya dari bab hingga persubbabnya dijelaskan dengan kalimat yang jelas, efisien dan
sangat mudah dipahami tanpa berbelit – belit. Buku ini bukan hanya berisi pembahasan
mengenai materi strategi pembelajaran tetapi juga memuat contoh - contoh dalam
pelaksanaannya serta cara penilaiannya. Dan buku ini bukan hanya menyajikan mengenai
strategi pembelajaran melainkan hal -hal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran seperti
pendekatan,model,metode pembelajaran, keterampilan mengajar,teknik serta taktik dalam
pembelajaran.

Kekurangan Buku
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurang, pada buku strategi pembelajaran disini
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan buku sudah dijelasakan sebelumnya
,sedangkan kekurangan buku strategi pembelajaran ini, yaitu akan terlalu sulit dipahami jika
pembacanya bukan dari kejuruan pendidikan. Sasaran buku ini hanyalah para pendidik.
Terlalu banyak subbab yang dibahas,meskipun setiap subbab tersebut menjelaskan dari bab
yang dibahas namun ada subab yang sekiranya kurang dibutuhkan. Buku strategi ini terlalu
tebal terlihat dari segi halaman nya, menyebabkan orang akan sukar membacanya meskipun
dari segi cover yang menarik namun setelah mengetahui halaman dan tebal buku orang akan
sedikit malas membacanya.

13
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya setiap strategi, pendekatan,model,metode pembelajaran, keterampilan
mengajar,teknik serta taktik dalam pembelajaran baik dan bagus hanya tinggal bagaimana guru
akan menerapkannya sesuai dengan kemampuan dan kondisi peserta didik. Maka sudah
seyogyanya guru teliti dalam memilih hal tersebut sebelum dipraktikan. Guru harus melihat
kondisi dan kemampuan peserta didik yang akan mendapatkan, guru bukan semata – mata yang
memegang kekuasaan penuh dalam kelas memang dalam perannya guru merupakan sumber
penegndali kelas tetapi guru tidak bisa dengan mudahnya melaksanakan pembelajaran tanpa
melihat peserta didik, Jika demikian maka proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran tidak
akan tercapai.
Dalam rangka penerapan pembelajaran yang berorientasi standar proses pendidikan
maka paradigma bahwa mengajar hanya sekedar proses penyampaian pengetahuan saja harus
di ubah menjadi pradigma baru yaitu mengajar adalah proses mengatur lingkungan. Guru juga
harus mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pendidikan untuk
kemudian menerapkannya.
Buku ini menyajikan ragam strategi pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses
Pendidikan yang berlaku. Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, ekspositori,
inkuiri adalah beberapa tema strategi pembelajaran yang dibahas di sini. Kerangka teori,
konsep, dan prinsip, serta contoh pengeplikasian setiap strategi pembelajaran diuraikan
setahap demi setahap guna memandu pembanca untuk memahami, memilih, dan menerapkan
strategi yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran.
3.2 Saran
Melalui buku ini akan membuka paradigma berpikir kita mengenai strategi
pembelajaran yang sesuai standar proses pendidikan. Buku ini mengulas tentang perlunya
standar proses pendidikan, baik dari segi hukum perundang undangan, arah yang ingin
dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Taniredja, Tukirin. 2017. Model-model pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung :
Alfabeta.
Trianto Ibnu Badar al-Tabany. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Surabaya :Prenadamedia Group.
14

Anda mungkin juga menyukai