DOSEN PENGAMPU
Dr. Izwita Dewi, M. Pd
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan Critical Book Review Strategi Pembelajaran.
CBR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita. Saya
menyadari bahwa CBR ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam membuat Cbr ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti
mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu belum seberapa
banyak. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurna nya cbr ini.
Akhir kata saya berharap semoga CBR ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
Desi S. Simanullang
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan CBR .............................................................................................. 1
C. Manfaat CBR ............................................................................................................. 1
D. Identitas buku ..............................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Untuk menambah pengetahuan dan wawsan mahasiswa tentang critical book review
Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang strategi pembelajaran
Untuk mengetahui banyak hal tentang buku
1
E. Identitas buku pembanding I
Judul : Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif
Pengarang : Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja
Penerbit : Alfabeta
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-8800-70-9
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
Dalam belajar kompetitif dan individualistic, guru menempatkan siswa pada tempat duduk
yang terpisah dari siswa yang lain, perhatikan dirimu sendiri” sering digunkana dalam belajar
kompetitif dan individualistic. Jika disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualistic
akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik. Meskipun
demikian, terdapat beberapa kelemahan pada belajar kompetitif dan indivialistik, yaitu a)
kompetisi siswa kadang tidak sehat, b)siswa berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, c)
siswa berkemampuan rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal, d) dapat membuat
frustasi siswa lainnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka jalan keluarnya yaitu dengan
belajar kooperatif.
Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar kooperatif, siswa
dibentuk dalam kelompok kelompok yang terdiri dari empat/lima orang untuk bekerja sama
dalam menguasai materi yang diberikan guru. Tujuan dibentuknya kelompok ini yakni untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berfikir dan kegiatan belajar.
Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat
dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Johson &
Johson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif ialah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun kelompok. Zumroni (2000) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar
kooperatif yakni dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada
level individual. Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan
guru. Tujuan pemebelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan. Pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
3
bekerja sama saling bergantung satu sama lain. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan
untuk melatihkan keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga keterampilan Tanya jawab.
Menurut Johnson &Johnson (1994) dan Sutton (1992), terdapat lima unsure penting dalam
belajar kooperatif, yaitu:pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Ketiga, tanggung jawab individual.
Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Kelima, proses kelompok.
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapi criteria yang
ditentukan.
b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada
belajar individual semua anggota kelompok.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu
kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.
4
e. Ruang lingkup materi dipenuihi ole hide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat
bila didiskusikan.
5. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Lungren menyusun keterampilan kooperatif secara terperinci dalam tiga tingkatan, yaitu :
Lungren menyebutkan bahwa unsure-unsur dasar yang perlu untuk ditanamkan kepada siswa
agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan lebih efektif lagi yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar
5
b. Kelompok dibentuk dari siwa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang beragam.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
6
Langkah langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada enam
langkah.
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari
universitas Texas, dan diadopsi oleh slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw
Jigsaw Tipe II
1. Orientasi
2. Pengelompokan
3. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
4. Diskusi (pemaparan)kelompok ahli dalam grup
5. Tes
6. Pengakuan kelompok
3. Investasi Kelompok (Group Investigation)
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan
paling sulit untuk diterapkan. Menurut Sharan, Dkk (1984) membagi langkah-langkah
pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi enam fase:
a. Memilih topic
b. Perencanaan cooperative
7
c. Implementasi
d. Analisis dan sintesis
e. Presentasi hasil final
f. Evaluasi
4. Think-Pair-Share (TPS)
a. Berfikir (thinking)
b. Berpasangan (pairing)
c. Berbagi (sharing)
Dalam mengajukan pertanyaan kepadsa seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase
sebagai sintaks NHT:
Fase 1 : penomoran
Fase 4 : menjawab
TGT digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dari ilmu-ilmu eksak, ilmu social,
maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi.
Menurut slavin (2008: 26-28) ada enam tipologi pembelajaran kooperatif, yaitu:
8
1. Tujuan kelompok
2. Tanggung jawab individu
3. Kesempatan sukses yang sama
4. Kompetisi tim
5. Spesialisasi tugas
6. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok
Stahl (1994) dalam LIE (2008:7) mengemukakan bahwa konsep dasar atau prinsip-prinsip
dasar cooperative learning Meliputi: (1) perumusan tujuan belajar mahasiswa harus jelas; (2)
penerimaan yang menyeluruh oleh mahasiswa tentang tujuan belajar; (3) ketergantungan yang
bersifat positif; (4) interaksi yang bersifat terbuka;(5) tanggung jawab individu; (6) kelompok
bersifat heterogen;(7) interaksi sikap dan perilaku social yang positif;(8) tindak
lanjut;(9)kepuasan belajar.
D. Prosedur Pembelajaran
Menurut Ditnaga Dikti, pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi empat
langkah, yaitu; orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan penghargaan.
Langkah-langkah cooperative learning menurut stahl, 1994; Slavin, 1983 (dalam Solihatin dan
Raharjo, 2007:10) dijelaskan secara operasional sbb:
9
3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan mahasiswa, dosen mengarahkan dan
membimbing mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam
memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku mahasiswa selama kegiatan
berlangsung.
4. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, dosen bertindak
sebagai moderator.
E. Model-Model Cooperative Learning
1. Student Teams-Achievements Division (STAD)/ Divisi Pencapaian-Kelompok Siswa
a. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan
jenis kelamin dan sukunya
b. Guru memberikan pelajaran
c. Siswa-siswi di dalam kelas itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa
menguasai pelajaran tersebut
d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tenatang materi tersebut. Mereka tidak dapat
membantu satu sama lain
e. Nilai-nilai hasil kuis siwa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang
sebelunya
f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai
mereka yang sebelumnya
g. Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok
h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-
hadiah lainnya
a. Presentasi kelas
b. Tim/tahap kerja kelompok
c. Kuis/tahap tes individu
d. Tahap perhitungan skor kemajuan individu
e. Tahap pemberian penghargaan
10
a. Buatlah salinan lembar rekapitulasi kelompok
b. Meranking siswa, dari yang paling pintar ke kurang pintar
c. Tentukan jumlah anggota kelompok, jika memungkinkan tiap-tiap kelompok harus
memilih empat anggota
d. Masukkan siswa ke dalam kelompok, secara berimbang
e. Sebarkan lembar rekapitulasi siswa
f. Tentukan nilai dasar
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)
Menurut Slavin (1995) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournaments (TGT) yaitu:
Dalam pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai
jembatan penghubung kea rah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus
membangunpengetahuan dalam pikirannya.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil ubtuk saling berinteraksi.
11
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik
mereka sendiri
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan
yang sama
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya
g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelomok kooperatif
Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lundgren (1994),
yaitu:
12
BAB III
PEMBAHASAN
Kekurangan Buku
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurang, pada buku strategi pembelajaran disini
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan buku sudah dijelasakan sebelumnya
,sedangkan kekurangan buku strategi pembelajaran ini, yaitu akan terlalu sulit dipahami jika
pembacanya bukan dari kejuruan pendidikan. Sasaran buku ini hanyalah para pendidik.
Terlalu banyak subbab yang dibahas,meskipun setiap subbab tersebut menjelaskan dari bab
yang dibahas namun ada subab yang sekiranya kurang dibutuhkan. Buku strategi ini terlalu
tebal terlihat dari segi halaman nya, menyebabkan orang akan sukar membacanya meskipun
dari segi cover yang menarik namun setelah mengetahui halaman dan tebal buku orang akan
sedikit malas membacanya.
13
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya setiap strategi, pendekatan,model,metode pembelajaran, keterampilan
mengajar,teknik serta taktik dalam pembelajaran baik dan bagus hanya tinggal bagaimana guru
akan menerapkannya sesuai dengan kemampuan dan kondisi peserta didik. Maka sudah
seyogyanya guru teliti dalam memilih hal tersebut sebelum dipraktikan. Guru harus melihat
kondisi dan kemampuan peserta didik yang akan mendapatkan, guru bukan semata – mata yang
memegang kekuasaan penuh dalam kelas memang dalam perannya guru merupakan sumber
penegndali kelas tetapi guru tidak bisa dengan mudahnya melaksanakan pembelajaran tanpa
melihat peserta didik, Jika demikian maka proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran tidak
akan tercapai.
Dalam rangka penerapan pembelajaran yang berorientasi standar proses pendidikan
maka paradigma bahwa mengajar hanya sekedar proses penyampaian pengetahuan saja harus
di ubah menjadi pradigma baru yaitu mengajar adalah proses mengatur lingkungan. Guru juga
harus mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pendidikan untuk
kemudian menerapkannya.
Buku ini menyajikan ragam strategi pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses
Pendidikan yang berlaku. Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, ekspositori,
inkuiri adalah beberapa tema strategi pembelajaran yang dibahas di sini. Kerangka teori,
konsep, dan prinsip, serta contoh pengeplikasian setiap strategi pembelajaran diuraikan
setahap demi setahap guna memandu pembanca untuk memahami, memilih, dan menerapkan
strategi yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran.
3.2 Saran
Melalui buku ini akan membuka paradigma berpikir kita mengenai strategi
pembelajaran yang sesuai standar proses pendidikan. Buku ini mengulas tentang perlunya
standar proses pendidikan, baik dari segi hukum perundang undangan, arah yang ingin
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Taniredja, Tukirin. 2017. Model-model pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung :
Alfabeta.
Trianto Ibnu Badar al-Tabany. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Surabaya :Prenadamedia Group.
14