NIM : 0305162141
Kelas : PMM-4/VI
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, penulisan buku “Konseling Islami di Madrasah Aliyah Negeri
Medan” ini dilandasi oleh beberapa pemikiran sebagai berikut:
Sebagai salah satu bidang kajian cross culture yang berafiliasi dengan kajian
indegenious menjadi bidang yang tidak pernah usang untuk dikaji dan, terus
menerus dilakukan penelitian yang mendalam untuk mendapatkan formulasi yang
sesuai dengan kondisi masyarakat yang selalu mengalami perubahan yang sangat
cepat dan massif. Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber ilmu (mashdarul ilmi)
sudah banyak memberikan batasan-batasan tata cara kehidupan sosial, agar
manusia dapat menjalani hidup di Dunia dan Akhirat dengan bahagia seiring,
dengan konteks budaya manusia dibawanya. Kaidah ushul sebagai salah satu
pedoman memahami Al Qur’an dan Al Hadits menyebutkan “taghoyyurul ahkam
bi taghoyyuril amkan wal azminah” perubahan produk hukum dapat dilakukan jika
saja terjadi perubahan dalam segi tempat dan waktu. Oleh karena itu, kondisi
masyarakat yang berubah menuntut adanya upaya rekondisi dengan keadaan yang
sedang berlaku pada tempat maupun eranya.
Keempat, Siswa yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Medan semua beragama
Islam dan tenaga pengajar juga semua beragama Islam begitu juga tenaga
administrasi yang ada, dan untuk lebih jelasnya seluruh personil yang ada di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Medan semua beragama Islam. Dengan demikian
suatu momentum yang tepat bagi konselor sekolah yang berlatar belakang
pendidikan dari Bimbingan Konseling Islam yakni alumni dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Bimbingan Konseling Islam, untuk
mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diterimanya untuk tampil beda
dengan konselor sekolah yang berbeda latar belakang pendidikannya dengan
konselor sekolah lainnya.
Perbedaan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh konselor sekolah baik
dari latar belakang pendidikan Bimbingan Konseling konvensional, psikologi, guru
mata pelajaran dan Bimbingan Konseling Islami secara ideal tentu akan berusaha
menerapkan tampil beda dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan disiplin ilmu
yang diperolehnya. Dalam hal ini, penulis telah melakukan penjajakan (grand tour)
ke Madrasah Aliyah Negeri Medan, ditemukan beberapa fakta, yaitu terdapat
konselor sekolah yang ditempatkan bertugas berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Madrasah sebagai konselor sekolah yang berlatar belakang dari Bimbingan
Konseling Islam, alumni dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan dari
Bimbingan Konseling Islam, hal inilah yang menjadi suatu hal yang menarik bagi
penulis untuk melakukan penelitian dengan cara memaparkan atau
mendiskripsikan, bagaimana konselor sekolah dari jurusan Bimbingan Konseling
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumatera Utara Medan
mengimplementasikan bimbingan konseling Islam pada siswa asuhnya di
Madarasah Aliyah Negeri Medan. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan
dapat menjadi masukan dorongan kuat bagi peneliti sendiri, praktisi pendidikan
Islam (Bimbingan Konseling Islami) atau mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sumatera Utara Medan untuk mengkaji dan mendalami Bimbingan
Konseling Islami baik dari sudut teoritis maupun praktis, yang akan melahirkan
cikal bakal sebagai konselor Islam.
Melihat kondisi bangsa Indonesia yang sedang dalam krisis multidimensi yang
menuntut adanya reformasi di bidang politik, hukum, dan ekonomi. Para pemerhati
pendidikan mengajukan tuntutan reformasi dibidang pendidikan pula. Alasannya,
berbagai krisis yang terjadi pada dewasa ini berpangkal pada adanya miseducation
( kesalahan pendidikan) yang telah lama berlangsung. Di antara buktinya adalah
menggejalanya mindlessness dalam pendidikan, sebagai dampak dari produk
budaya yang tertekan pada pola pikir hegemonik “bagaimana” hidup modern
daripada “mengapa” hidup modern. Pada akhirnya kenyataan tersebut berimbas
pada kecendrungan negatif sebagai berikut:
B. Batasan Studi
Kajian ini berangkat atas dasar konsep bahwa Islam merupakan Agama yang
membawa kedamaian, di dalamnya memuat bimbingan dan tuntunan pada semua
aspek lini kehidupan, khususnya tata cara individu dalam mengahadapi
problematika kehidupan. Namun, di sisi lain muncul rasa pesimistik, karena selama
ini, pemikiran-pemikiran barat yang bersifat empirik dan materialistik lebih
mendominasi atas pemikiran-pemikiran Keislaman mengenai konsep dan
implementasinya dalam bimbingan konseling Islami. Bukan berarti anti barat,
dalam konteks ini, implementasi konseling Islami, banyak yang menggunakan
sistem konseling barat yang lebih menekankan aspek materialnya dibanding aspek
spiritualitas batiniyyah manusia yang dalam. Padahal ketauhidan dalam Islam,
sangat mempercayai nilai-nilai ruhaniyyah, yang berhubungan langsung dengan
Sang Pencipta ( Allah Swt), yang akan selalu membawa manusia menuju kebaikan.
Selain itu, manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi (curiosity) dan selalu mengalami perkembangan, sehingga lebih akrab
dengan persoalan-persoalan kehidupan. Bagi individu yang telah memiliji
kematangan psikogis, maka dengan mudah dapat memahami masalah kemudian
mampu mengatasinya dengan baik. Sebaliknya, bagi yang belum mampu
menanganinya secara mandiri, kerap kali terjerumus dalam perilaku yang salah,
sehingga membutuhkan orang lain, terutama orang yang berkompeten di
bidangnya, untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dengan demikian, demi memperjelas ranah studi dalam buku ini, perlu
diberikan batasan yang jelas dan tega mengenai istilah dalam studi ini, sebagai
berikut:
1. Dimensi dalam bimbingan konseling Islami tidak hanya terbatas dari apa yang
tampak (material), melainkan memiliki unsur spiritual (ruhani/ batin), yang
memiliki hubungan komunikasi langsung kepada Allah Swt, sebagai Pencipta
seluruh makhluk.
2. Bimbingan konseling Islami meyakini bahwa selesainya masalah tidak hanya
dilihat pada aspek materi, akan tetapi juga diiringi dengan peningkatan
keimanan dan ketaqwaan sebagai muara keseimbangan hidup dunia dan akhirat.
3. Pendidikan menengah atas Islam (Madrasah Aliyah) adalah salah satu lembaga
yang lebih kental dengan nilai-nilai keIslaman, sehingga hal yang wajar jikalau
Madrasah Aliyah, mempraktikkan bimbingan konseling Islami pula, dalam
kegiatan layanan pengembangan siswa.
C. Tujuan Studi
Berdasarkan pemikiran di Atas, maka tujuan penulisan buku ini adalah untuk:
D. Metodologi Kajian
Metode dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan
tidak bisa dipisahkan dan dilupakan. Metode digunakan sebagai pisau analisis yang
bertujuan untuk mengurai dari awal perencanaan penelitian ( pra research, objek
dan seubjek kajian, sumber teknik pengumpulan data) sampai pada kesimpulan
(teknik analisis data). Oleh karena itu, dalam tulisan ini pun tidak bisa dilepaskan
dari metodologi penelitian yang relevan dengan jenis penelitiannya.
Metode yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah metode Kualitatif.
Menurut Moleong penelitian kualitatif adalah model penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan, maksudnya data yang dikumpulkan tidak berwujud
angka tetapi penjelasan lapangan melalui uraian deskriptip kata-kata. Diskripsi ini
kemudian di analisis berbagai aspeknya secara kritis dan objektif dengan
menggunakan metode induktif. Metode ini sengaja dipilih karena peneliti ingin
mengetahui sampai sejauh mana penerapan dan pengaplikasian konseling Islami di
Madrasah Aliyah Negeri di kota Medan secara natural. Praktik konseling Islami
yang ada, apakah dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan siswa
khususnya suasana belajar-mengajar di MAN kota Medan. Penelitian praktik
konseling Islami, bukan berangkat dari nol. Artinya, sudah banyak para pakar
sebelumnya yang menguraikan seluk beluk konseling Islami (Islam) secara global
yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis. Selain itu juga, Konsep-konsep
konseling yang sudah ada, walaupun tidak menyebutkan sumber Qur’ani maupun
hadis, jika peneliti anggap relevan dengan kajian ini, maka peneliti masukkan
sebagai sumber, pembanding dan pengayaan khazanah keilmuan.
b. Obyek Penelitian
Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari informan
yang memberikan informasi tentang persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
penelitian ini, seperti: sejarah berdirinya, perkembangan organisasi, metode yang
digunakan dalam mengantisipasi kenakalan remaja, respon anggota terhadap
kegiatan ini.
b. Metode Observasi
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda
dan sebagainya. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk memudahkan
memperoleh data secara tertulis tentang kegiatankegiatan yang telah dilakukan dan
hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas Konseling Islami di Madrasah Aliyah
Negeri di kota Medan. Metode ini digunakan dalam upaya melengkapi dan
mengecek kesesuaian data yang diperoleh dari interview dan observasi.
3. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang dipakai adalah metode kualitatif secara induktif.
Artinya: mula-mula data dikumpulkan, disusun dan diklasifikasikan ke dalam
tema-tema yang akan disajikan kemudian dianalisis dan dipaparkan dengan
kerangka penelitian lalu diberi interpretasi sepenuhnya dengan jalan dideskripsikan
apa adanya.