Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH UPAH BULANAN TERHADAP

MOTIVASI SANTRI KELAS VIII C

Karya Tulis Ilmiah


diajukan untuk melengkapi persyaratan
kelulusan dari SMA

Oleh:
MUHAMMAD REYHAN MUDZAKKI SULAEMAN

NIS : 212210128
Kelas : XII MIPA C

SMA ISLAM TERPADU AL BINAA


PESANTREN AL BINAA
2023

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:


Guru Pembimbing,

Hario Sadewo Purwahadi, S.Si.

Tanggal: 1 November 2022

Wali Kelas,

Harlan, S.Pd, Gr.

Tanggal: 3 November 2022

Judul : Pengaruh Aktivitas Olahraga Sore Terhadap

Kesehatan Kelas XII C

Nama : Muhammad Reyhan Mudzakki Sulaeman

NIS : 212210128

Kelas : XII MIPA C

2
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah diujikan pada Kamis, 5 Desember 2022

Guru Penguji, Guru Pembimbing,

Ruslan, M.Pd. Hario Sadewo Purwahadi, S.Si.

Kepala Sekolah, Wali Kelas,

3
Agung Wahyu Adhy, Lc. Harlan, S.Pd, Gr.

Judul : Pengaruh Aktivitas Olahraga Sore Terhadap

Kesehatan Kelas XII C

Nama : Muhammad Reyhan Mudzakki Sulaeman

NIS : 212210128

Kelas : XII MIPA C

MOTO

“TALENT WITHOUT HARD WORK


IS NOTHING”

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis senantiasa panjatkan ke hadirat Allah


Azza wa Jalla karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, karya tulis dengan
judul “Pengaruh Upah Bulanan Terhadap Motivasi Belajar Santri Kelas VII C” ini
dapat diselesaikan. Salam dan selawat semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan umat, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga, dan
para sahabatnya.
Karya tulis ini diselesaikan demi melengkapi salah satu syarat kelulusan di
SMA IT Al Binaa, Pebayuran, Kab. Bekasi.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan penulis menyampaikan apresiasi
dan ucapan terima kasih yang demikian tulus kepada pihak-pihak yang berjasa
dalam penyelesaian karya ini, utamanya kepada,
1. Ustaz Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pimpinan Pesanten Al Binaa.
2. Ustaz Agung Wahyu Adhy, Lc., Kepala SMA IT Al Binaa.
3. Ustaz Hario Sadewo Purwahadi, S.Si., pembimbing KTI.
4. Ustaz Harlan, S.Pd, Gr., sebagai wali kelas XII MIPA C.

5
5. Sahabat seperjuangan di kelas XII MIPA C dan angkatan XV.
6. Seluruh ustaz dan karyawan Al Binaa.
Penulis menyadari sepenuhnya kekurangan yang mungkin terdapat dalam
karya ini. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif tentu penulis terima dengan
tangan terbuka.

Pebayuran, 28 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR MOTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

6
D. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakikat Sastra

B. Hakikat Novel

C. Stilistika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Fokus dan Subfokus Penelitian

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Tabel instrumen penelitian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Korpus Data Stilistika

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk secara langsung meningkatkan


kualitas setiap individu, pendidikan siap mendukung dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap pembangunan suatu negara.
Pendidikan suatu negara dapat dikatakan berhasil jika dilakukan upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Kata pendidikan sering diartikan dengan berbagai cara. Secara umum
mengajar berarti bimbingan atau pengaruh, perlindungan dan dukungan yang
diberikan kepada peserta didik agar mampu melaksanakan tugas
kehidupannya sendiri. Ada yang mengatakan bahwa pendidikan adalah
sekolah atau lembaga. Ada pula yang berpendapat bahwa pendidikan adalah
usaha manusia, khususnya usaha sadar untuk membimbing pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
melalui suatu proses.Instruksi, pengajaran dan pelatihan atau kebiasaan dapat
menciptakan suasana belajar. . dan proses pembelajaran, memungkinkan
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kepribadian, kecerdasan,
spiritualitas agama, kemandirian, kepribadian, kecerdasan, kepribadian luhur
dan keterampilan yang diperlukan serta bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dan hal tersebut dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah. .
Untuk kehidupan.
Selalu ada permasalahan dalam pendidikan. Apalagi di era globalisasi
saat ini sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu, pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan
sumber daya manusia. Namun, menciptakan sumber daya manusia yang
benar-benar berkualitas tidaklah mudah. Dalam dunia pendidikan ada istilah
belajar. Pembelajaran yang dimaksud di sini adalah suatu proses dimana
siswa memaparkan dan menghayati berbagai pengalaman dengan cara yang

1
2

menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam tingkah


laku yang baru dan nyata, namun perubahan yang terjadi pada aspek kognitif
dan emosional tidak ada atau ada. tidak muncul dalam perilaku sebenarnya. .
Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses
pembelajaran disamping faktor pendukung lainnya. Guru merupakan
perantara dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Dalam
kegiatannya, guru mempunyai metode yang paling sesuai dengan bidang
studinya. Terkait dengan peran guru, pendidik, dan fasilitator, diperlukan
peran guru yang beragam, yang secara konsisten menggambarkan perilaku
yang diharapkan dalam berbagai interaksinya. Penerapan metode pengajaran
yang tepat sangat diperlukan demi keberhasilan proses pendidikan dan upaya
pembelajaran di sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa perlu mendapat perhatian khusus.
Permasalahannya adalah bagaimana meyakinkan siswa untuk berusaha
mengembangkan semangat belajarnya hingga mencapai hasil yang optimal.
Antusiasme dapat datang dari dalam diri maupun dari luar diri individu, oleh
karena itu diperlukan penelitian untuk mencari solusi yang tepat bagaimana
cara menumbuhkan semangat belajar yang dapat menunjang prestasi
akademik yang maksimal atau diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, siswa memerlukan motivasi
yang kuat. Motivasi adalah keinginan untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.
Motivasi belajar berasal dari faktor eksternal dan internal. Motivasi ekstrinsik
timbul karena rangsangan dari luar, sedangkan motivasi internal berasal dari
dalam diri individu tanpa adanya dorongan dari luar.
Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, tergantung bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Cara belajar yang
efektif memiliki arti penting dalam meningkatkan ataupun menurunnya hasil
belajar. Siswa yang memiliki kebiasaan baik tersebut cenderung hidup
dengan penuh disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tindakan belajarnya.
3

Disamping itu, keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk


kebutuhan pendidikan anak karena semua kebutuhan terkait pendidikan itu
memerlukan dana yang tidak sedikit. Orang tua yang berstatus sosial ekonomi
tinggi tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan anaknya, berbeda dengan orang tua yang berstatus sosial ekonomi
rendah. Hal ini akan mempengaruhi keberhasilan akademik anak. Dana
pendidikan tidak hanya mencakup biaya sekolah tetapi juga mencakup biaya
hidup anak selama bersekolah, seperti uang saku . Uang saku adalah
kebutuhan dasar anak-anak pada usia sekolah. Diharapkan bahwa dengan
memiliki uang saku, anak-anak akan lebih lancar dalam belajar. Uang saku
juga dapat membantu mereka belajar untuk menjadi lebih cerdas dalam hal
menyimpan, menggunakan, dan membuat keputusan. Uang saku adalah uang
yang diberikan oleh orang tua kepada anak untuk keperluan jajan di sekolah
dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari anak selama mereka
mengikuti kelas.
Anak tidak akan memiliki uang saku untuk membeli makanan jika
mereka tidak diberikan uang saku. Siswa dapat mengalami penurunan
konsentrasi belajar karena beberapa hal tersebut, yang berdampak pada hasil
belajarnya. Ketika anak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan
dasar mereka, itu adalah jumlah uang saku yang ideal. Orang tua harus
mempertimbangkan kapasitas anak mereka sebelum memberikan uang saku.
Memberi uang saku secara teratur mengajarkan anak bagaimana mengelola
uang saku dengan baik, tentu saja dengan dorongan dan sikap positif orang
tua, karena sikap positif orang tua sangat berpengaruh pada kemajuan belajar
anak. Orang tua harus lebih cerdas saat memberikan uang saku kepada anak-
anak mereka, karena belajar yang lancar tidak akan terjadi jika lingkungan
tidak mendukung. Hal ini bertujuan untuk menjaga semangat belajar anak.
Pemberian uang saku harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan serta usia
anak. Hal itu dilakukan untuk menghindari penggunaan uang saku untuk hal-
hal yang tidak diinginkan diluar batas pengontrolan orang tua.
4

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul: “Pengaruh Uang Saku Terhadap Minat Belajar Siswa
SMP IT Al Binaa Kelas VIII C”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana uang saku siswa di SMP IT Al Binaa Kelas VIII C ?

2. Bagaimana minat belajar santri SMP IT Al Binaa Kelas VIII C ?

3. Apakah uang saku mempengaruhi minat belajar santri SMP IT Al Binaa

Kelas VIII C ?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan atau pengaruh antara jumlah

uang saku yang diterima oleh siswa dengan tingkat minat belajar mereka.

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang

faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar siswa dan dapat membantu

dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih efektif.

Tujuan-tujuan khusus dari penelitian ini dapat mencakup:


5

1. Mengukur tingkat minat belajar siswa: Penelitian ini mungkin akan

menggunakan metode penilaian atau kuesioner untuk mengukur sejauh

mana siswa memiliki minat belajar yang tinggi atau rendah.

2. Mengidentifikasi besaran uang saku yang diterima siswa: Penelitian

akan mengumpulkan data tentang berapa banyak uang saku yang diterima

oleh siswa sebagai variabel independen.

3. Menganalisis hubungan antara uang saku dan minat belajar:

Penelitian ini akan menganalisis data untuk melihat apakah ada hubungan

statistik yang signifikan antara jumlah uang saku dan tingkat minat belajar

siswa.

4. Menganalisis faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi minat

belajar: Selain uang saku, penelitian ini juga dapat mempertimbangkan

faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi minat belajar siswa, seperti

dukungan keluarga, lingkungan belajar, dan faktor psikologis.

5. Memberikan rekomendasi kebijakan: Jika ada korelasi antara uang saku

dan minat siswa, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kepada

sekolah, pemerintah, dan institusi pendidikan lainnya tentang cara

meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman

yang lebih baik tentang peran uang saku dalam membentuk minat belajar

siswa, dan hasilnya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi


6

pendidikan yang lebih baik dalam meningkatkan minat belajar siswa di

lingkungan pendidikan

E. Manfaat Penelitian

Berikut beberapa manfaat dari penelitian tersebut:

1. Pemahaman yang Lebih Mendalam: Penelitian ini dapat membantu kita

memahami lebih baik bagaimana faktor ekonomi, seperti uang saku, dapat

memengaruhi minat belajar siswa. Ini akan membuka wawasan tentang

bagaimana faktor-faktor ekonomi memainkan peran dalam pendidikan.

2. Informasi untuk Pengambil Keputusan: Hasil penelitian ini dapat

digunakan oleh para pengambil keputusan di bidang pendidikan, seperti

guru, sekolah, dan pemerintah, untuk merancang kebijakan yang lebih

efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa.

3. Pengembangan Strategi Pendidikan: Penelitian ini dapat membantu

sekolah dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi

pendidikan yang lebih baik. Jika terbukti bahwa uang saku memengaruhi

minat belajar, maka mereka dapat mengambil langkah-langkah konkret

untuk meningkatkan kondisi ekonomi siswa.

4. Pemberdayaan Siswa: Penelitian ini dapat memberikan siswa wawasan

tentang bagaimana pengelolaan uang saku mereka dapat memengaruhi

minat belajar mereka. Ini bisa menjadi alat penting dalam memberdayakan

siswa untuk mengambil kendali atas pendidikan mereka sendiri.


7

5. Basis untuk Penelitian Lanjutan: Hasil penelitian ini dapat menjadi

landasan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang topik ini.

Penelitian lebih lanjut dapat menyelidiki faktor-faktor lain yang dapat

memengaruhi minat belajar siswa.

6. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Hasil penelitian ini dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya faktor ekonomi

dalam pendidikan. Ini dapat mendorong percakapan dan tindakan lebih

lanjut dalam mendukung pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

7. Kontribusi terhadap Pengetahuan Ilmiah: Penelitian ini dapat menjadi

kontribusi berharga bagi pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan dan

psikologi. Temuan ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai dasar

untuk studi lebih lanjut.

8. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Dengan memahami faktor-faktor

yang memengaruhi minat belajar siswa, pendidikan dapat menjadi lebih

relevan dan menarik bagi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan

kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Jadi, penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang

signifikan dalam upaya untuk memahami dan meningkatkan minat belajar

siswa dalam konteks ekonomi mereka.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

Landasan teori yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah acuan untuk

memperkuat dan mendukung penelitian yang dilakukan. Ada beberapa teori

dan konsep yang dapat digunakan sebagai landasan teori, antara lain::

1. Teori Motivasi:

Teori motivasi, seperti Teori Motivasi Intrinsik (motivasi dari dalam diri sendiri)

dan Teori Motivasi Ekstrinsik (motivasi dari faktor luar, seperti uang, membantu

memahami bagaimana uang saku sebagai faktor ekstrinsik dapat memengaruhi

minat belajar siswa. Teori lain, seperti Teori Hierarki Kebutuhan Abraham

Maslow, juga dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana kebutuhan ekonomi

dapat mempengaruhi motto siswa untuk belajar.

2. Teori Kognitif:

Cara siswa memproses data dan bagaimana motivasi mereka memengaruhi proses

belajar mereka dapat dipahami dengan bantuan teori kognitif seperti teori

konstrutivisme dan motivasi belajar diri. Teori ini membantu menjelaskan

bagaimana sikap belajar siswa dapat dipengaruhi oleh perasaan kebutuhan

keuangan atau uang saku.

4
5

3. Teori Sosiologi Pendidikan:

Untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial, seperti kondisi ekonomi

keluarga dan uang saku, dapat memengaruhi pengalaman pendidikan siswa, teori-

teori sosiologi pendidikan seperti teori labeling dan teori kapital budaya dapat

membantu kita memahami aspek-aspek sosial yang terlibat dalam minat belajar

siswa.

4. Teori Psikologi Keuangan:

Psikologi keuangan, seperti Teori Perilaku Keuangan dan Teori Preferensi Waktu,

dapat membantu menjelaskan cara orang membuat keputusan keuangan dan

bagaimana keputusan tersebut dapat memengaruhi minat belajar mereka. Salah

satu contohnya adalah bagaimana pengelolaan uang saku dapat memengaruhi

kondisi finansial dan minat belajar.

5. Teori Pendidikan dan Pembelajaran:

Bagaimana hal-hal eksternal seperti uang saku dapat memengaruhi motivasi dan

proses pembelajaran siswa dapat dijelaskan oleh teori-teori pendidikan seperti

Teori Belajar Sosial Albert Bandura atau Teori Pembelajaran Kognitif Jean

Piaget.
6

Untuk mendukung kerangka teoritis Anda, Anda dapat memasukkan literatur

terbaru tentang pendidikan, motivasi belajar, dan psikologi keuangan untuk

mendukung dasar teori ini.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2023.

2. Tempat Penelitian

peneliti memilih kediaman peneliti sebagai tempat pelaksanaan penelitian

ini, yaitu asrama santri di Kompleks Pesantren Al Binaa, Jalan Raya

Pebayuran, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten

Bekasi, Jawa Barat.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. ini dipilih karena

dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara upah bulanan dan

motivasi belajar siswa pada satu titik waktu tertentu.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa kuesioner. kuesioner melakukan penelitiannya pada pertanyaan-

pertanyaan tertentu, dengan memerlukan riset-riset di lapangan (Zed, 2014: 2).

Studi ini mempunyai empat ciri utama, yaitu sebagai berikut.

14
15

1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks berupa kalimat, kata, serta

angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi-

saksi berupa kejadian, orang, atau benda-benda lainnya.

2. Data pustaka bersifat siap pakai.

3. Data pustaka umumnya bahan sekunder, bukan data asli dari tangan

pertama.

4. Kondisi data pustaka tidak berubah.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh lalu mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

ke dalam unit-unit, kemudian menyimpulkan agar mudah dipahami.

(Sugiyono, 2015: 244). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

stilistika yang terdapat dalam novel Ayah, Aku Rindu karya S. Gegge

Mappangewa.

Data dianalisis dalam kerangka analisis berikut.

1. Membaca novel Ayah, Aku Rindu karya S. Gegge Mappangewa dengan

cermat dan tuntas.

2. Memberi tanda bagian-bagian novel yang memuat majas yang diteliti.

3. Mencatat data yang diperoleh dalam tabel instrumen penelitian.

4. Mendeskripsikan data yang diperoleh secara spesifik berdasarkan jenis

majas yang sesuai.

5. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan data dari tabel instrumen

penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, pada bagian ini

peneliti menjelaskan data penelitian dalam sebuah kerangka analisis data

penelitian. Penelitian ini berfokus pada novel Ayah, Aku Rindu karya S.

Gegge Mappangewa. Subfokus yang diteliti adalah aspek stilistika yang

dalam penelitian ini difokuskan pada majas. Berdasarkan kajian teori,

terdapat empat jenis majas dan keempat jenis tersebut diteliti pada

penelitian ini.

Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan instumen

kunci adalah peneliti sendiri. Atas dasar itu, peneliti membuat instrumen

penelitian berupa tabel kodifikasi majas dan nilai moral. Setelah melakukan

prosedur pada teknik pengumpulan data, peneliti menemukan sejumlah

kutipan yang memuat majas dan nilai moral dalam novel tersebut. Data

tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data.

Untuk subfokus pertama pada penelitian ini, peneliti menemukan 52

majas perbandingan. Majas jenis ini terdiri atas 4 majas depersonifikasi, 4

majas personifikasi, 34 majas metafora, 3 majas hiperbola, 4 majas

sinekdose pars prototo, 3 majas sinekdose totem proparte.

17
18

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dijelaskan pada bagian Penyajian Hasil

Penelitian bahwa peneliti menemukan 52 kutipan majas perbandingan.

Peneliti menguraikan majas tersebut untuk menjawab rumusan masalah

pada Bab I berdasarkan kajian teori.

1. Majas Perbandingan

Terdapat 6 jenis majas perbandingan dalam novel Ayah, Aku

Rindu karya S. Gegge Mappangewa. Majas perbandingan tampak

dalam bentuk kutipan, yaitu 4 majas depersonifikasi, 4 majas

personifikasi, 34 majas metafora, 3 majas hiperbola, 4 majas

sinekdose pars prototo, 3 majas sinekdose totem proparte.

Metafora menjadi majas yang paling dominan digunakan. Berikut ini

dijelaskan jenis-jenis majas tersebut.

1) Depersonifikasi

(1) Saya tetap saja mematung di depan anak tangga. (“Prolog”,


hlm. 6)
(2) Saya mematung dalam mimpi. (“Prolog”, hlm. 9)

(3) Pak Sadli mematung, menunggu kelanjutan kalimat dokter


Afif. (“Hikayat 10”, hlm. 166)

Ketiga kutipan dalam novel tersebut menggunakan

kata yang sama, mematung, sebagai bentuk depersonifikasi.


19

Perbandingan dilakukan dengan menampilkan tokoh saya

pada kutipan (1) dan (2), serta Pak Sadli pada kutipan (3)

sebagai patung atau tampil layaknya patung yang hanya

diam di tempat, tanpa gerak dan suara. Manusia yang diam

ditempat tanpa gerakan dan tanpa suara digambangkan atau

diperbandingkan dengan sifat atau keadaan patung.

2) Personifikasi

(4) Gunung batu yang ada di pinggiran kampungku pun


mampu menafkahi sebagian orang-orang di kampungku.
(“Hikayat 1”, hlm. 12)
(5) Gunung batu yang memanjang di pinggiran kampungku
bisa memberi makan orang-orang kampung. (“Hikayat 2”,
hlm. 28)

Dalam kutipan (4) majas personifikasi digunakan

untuk menggambarkan gunung batu yang memiliki sifat

manusia, yaitu menafkahi orang lain. Hal yang sama

terlihat pada kutipan (5), yaitu gunung batu diberi sifat

orang, yaitu gunung batu memberi makan orang-orang

kampung. Hal ini karena gunung batu dalam novel tersebut

adalah tempat warga kampung mencari rezeki. Gunung batu

itu dipahat menjadi nisan, cobek, dan perkakas lainnya

sehingga digambarkan bahwa rezeki atau nafkah datang dari

gunung itu. Namun, maksud penulis tentu bukan demikian

karena rezeki dan nafkah datang dari Allah. Manusia atau

alam hanya sebagai perantara sampainya rezeki itu.


20

3) Metafora

(6) Melihat mata Pak Sadli membasah, saya merasa ada yang
mendesak untuk keluar dari balik bendungan retinaku.
Tapi tidak, bendungan itu sangat kukuh meski kesedihan
semakin menyesakkan. (“Prolog”, hlm. 9)

Metafora tampil dalam kutipan (6) ini dengan

mengibaratkan mata sebagai bendungan. Retina

sebenarnya berfungsi memantulkan dan menangkap

cahaya dan warna, tetapi ditampilkan dalam frasa

bendungan retina. Tokoh saya seakan tak mampu

menahan kesedihan dalam dadanya, tetapi dia berusaha

teguh dan kukuh mendendung kesedihan tersebut sehingga

tak berakhir dengan lelehan air mata. Segala kesedihan

tokoh saya masih berhasil tertahan oleh kuatnya

bendungan di matanya.

(7) Palu takdir kembali diketuk tiga kali. Ibuku ikut meregang
nyawa. (“Hikayat 1”, hlm. 14)

Metafora tampil pada kutipan (7) dengan

membandingkan nasib tokoh ibu dengan takdir yang telah

diputuskan oleh Tuhan lewat pengadilan setelah

mengetuk palu takdir sebanyak tiga kali. Dalam

pengadilan, putusan diambil oleh hakim dengan

mengetuk benda kayu yang disebut palu. Dalam kutipan

ini, putusan Tuhan mengambil tokoh ibu dibandingkan

dengan putusan hakim dengan palu dan ketukan tiga kali.


21

Sebagaimana putusan hakim yang terkadang tidak bisa

lagi ditawar, terlebih putusan Tuhan, apalagi soal maut,

tidak dapat ditawar sedetik pun.

4) Hiperbola

(8) Kotoran ternak itulah yang kemudian membuat


kampungku bau kotoran ayam. (“Hikayat 1”, hlm. 13)

Hiperbola dalam kutipan (8) tampak dari ungkapan

berlebihan kampungku bau kotoran ayam. Artinya, semua

bagian atau tempat di kampung tersebut terasa adanya bau

kotoran ayam, padahal tidaklah demikian tempat-tempat

tertentu, misalnya kamar, khususnya yang tertutup rapat

tidak akan berbau kotoran ayam. Bau itu pun tidak

permanen dan bisa diatasi dengan menyiram minyak tanah

seperti yang digambarkan pada halaman 13.

(9) Saking mandi telurnya orang-orang di kampungku,


muncul kuliner baru yang bahan dasarnya adalah telur.
(“Hikayat 1”, hlm. 13)

Hiperbola dalam kutipan (9) tampak rasa

berlebihannya dalam ungkapan mandi telur. Maksudnya

bukan air dan sabunnya dari telur, tetapi banyak makanan

olahan yang berbahan dasar telur bahkan memiliki kuliner

khas berbahan dasar telur yang disebut peca tello.

5) Sinekdose pars prototo

(10) Semua mata menatap ke sosok Pak Sadli. (“Hikayat 2”,


hlm. 30)
22

(11) Beberapa mata yang mengelilingi ayah ikut menatapku


sedih. (“Hikayat 4”, hlm. 68)
(12) “Lepaskan saya!” teriak ayah yang membuat mata para
pengunjung menancap ke arah kami. (“Hikayat 6”, hlm.
104)

Sinekdose pars prototo dalam keempat kutipan

tersebut menggunakan kata mata untuk mewaliki diri

orang-orang yang menatap. Menatap tentu tidak cukup

dengan mata saja, aktivitas menatap melibatkan organ

tubuh yang lain. Dalam konteks ini mata adalah wakil dari

satu tubuh orang yang menatap.

6) Sinekdose totem proparte

(13) Ketika Kerajaan Sidenreng Rappang-kabupatenku, akan


bertanding dengan kabupaten sebelah. Mereka akan adu
banyak padi. (“Hikayat 2”, hlm. 31)
(14) Dia sangat paham, tak mungkin kabupaten menerima
tawaran lomba itu, jika dia tak mengandalkan juga
lumbung padinya. (“Hikayat 2”, hlm. 31)

Sinekdose totem proparte dalam kutipan (16) dan

(17) menyebutkan kabupaten untuk menunjuk kepada

sekelompok masyarakat dalam kabupaten tersebut. Dalam

konteks ini, kabupaten yang dimaksud adalah perwakilan

Raja Sidenreng dengan unsur kerajaan di dalamnya,

termasuk Nenek Mallomo. Raja menjadi simbol yang

merepresentasikan seluruh unsur dalam wilayah Sidenreng

waktu itu sehingga ketika Raja bertitah, rakyat seluruhnya

wajib mengikuti hal tersebut walaupun tidak ikut secara

langsung ketika tawaran adu tanding diberikan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV, dapat

disimpulkan bahwa majas perbandingan yang ditemukan dalam novel ini

terdiri atas 4 kutipan majas depersonifikasi, 4 kutipan majas personifikasi,

34 kutipan majas metafora, 3 kutipan majas hiperbola, 4 kutipan majas

sinekdose pars prototo, 3 kutipan majas sinekdose totem proparte.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan beberapa

poin berikut.

1. Beragamnya majas yang digunakan dalam novel Ayah, Aku Rindu karya

S. Gegge Mappangewa memungkinkan guru bahasa dan sastra Indonesia

menjadikan novel ini sebagai salah satu alternatif bahan pengajaran sastra

di sekolah, baik SMP maupun SMA khususnya pada pembelajaran materi

majas.

2. Peneliti lain yang tertarik pada kajian novel, khususnya pada novel ini

disarankan untuk mengangkat kajian yang terkait dengan adab anak

kepada guru dan orang tua. Saat ini, pelecehan kepada guru yang

dilakukan oleh banyak pihak semakin memprihatinkan. Dalam novel ini,

penghormatan anak kepada guru dan orang tua disajikan secara menarik,

yaitu dengan prinsip akrab, tetapi tetap sopan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ajidarma, Seno Gumira. (2010). “Susastra dan Ilmu Susastra”. Makalah dalam
Rangka Penyambutan Mahasiswa Baru Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Makassar. (hlm. 1—5). Makassar: Universitas Negeri
Makassar.

Aminuddin. (2010). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2011). Buku Praktis Bahasa


Indonesia 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Chaer, Abdul. (2013a). Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dola, Abdullah. (2007). Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar:
Badan Penerbit UNM.

Efendi, Anwar (Penyunting). (2008). Bahasa dan Sastra dalam Berbagai


Perspketif. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Fitrah, Muhammad dan Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian


Kualitatif, Tindakan Kelas, dan Studi Kasus. Sukabumi: Jejak.

Keraf, Gorys. (2016). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Mihardja, Ratih. (2012). Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.

Mulyadi, Yadi, Ani Indrayani, dan Auliya Millatina Fajwah. (2016). Intisari
Sastra Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Nurhayati. (2018). Majas dan Nilai-Nilai Moral dalam Novel Natisha Karya
Khrisna Pabicara. (Tesis). Fakultas Pascasarjana, Universitas Indraprasta
PGRI, Jakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari
Strukturalisme hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

24
25

Sobur, Alex. (2009). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sugono, Dendy dan Budi Darma (Penyunting). (2008). Jendela Terbuka: Antologi
Esai Mastera. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulastriningsih dan Mahmudah. (2007). Pengajaran Prosa Fiksi dan Drama.


Makassar: Badan Penerbit UNM.

Wellek, Rene dan Austin Warren. (2016). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Zaimar, Okke Kusuma Sumantri dan Ayu Basoeki Harahap. (2015). Teori
Wacana. Jakarta: Penaku.

Zed, Mestika. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia.
Lampiran Korpus Data Stilistika (Majas Perbandingan)

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

1. 1. Saya tetap saja mematung di depan anak tangga. Prolog 6

2. 2. Saya mematung dalam mimpi. Prolog 9


Depersonifikasi
3. 3. Pak Sadli mematung, menunggu kelanjutan kalimat dokter Afif. 10 166

4. 4. Saya ingin memeluknya erat, tapi saya hanya bisa mematung. 10 188

Gunung batu yang ada di pinggiran kampungku pun mampu menafkahi


5. 1. 1 12
sebagian orang-orang di kampungku.

Gunung batu yang memanjang di pinggiran kampungku bisa memberi


6. 2. 2 28
Personifikasi makan orang-orang kampung.

Angin lumayan kencang, menampar-nampar membawa dingin dari laut


7. 3. 10 172
lepas.

8. 4. Dia pun membiarkan wajahnya ditampar-tampar angin Losari. 10 172

9. Metafora 1. Melihat mata Pak Sadli membasah, saya merasa ada yang mendesak untuk Prolog 9
keluar dari balik bendungan retinaku. Tapi tidak, bendungan itu sangat

24
25

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

kukuh meski kesedihan semakin menyesakkan.

10. 2. Palu takdir kembali diketuk tiga kali. Ibuku ikut meregang nyawa. 1 14

11. 3. Keceriaannya menguap. 1 16

Untuk peternak kelas kakap seperti ayah, kandang dibuat tak jauh dari
12. 4. 1 17
rumah agar bisa dipantau.

13. Metafora 5. Saya seolah lumpuh semangat. 1 20

Semangatku yang semakin menyala setelah ditinggal ibu. Lebih pasti lagi
14. 6. 1 20
luka kepergiannya masih memerah.

“Helikopter sudah mau terbang ini! ucapku sambil memutar kaus yang
15. 7. habis kupakai main bola.” 1 21
“Ayooo, kita pulang naik helikopter!”

16. 8. Tatapan yang meminta agar semua kisah itu cepat dimulai. 2 30

17. 9. Tawa meledak lagi di kelas jam istirahat. 2 35

18. 10. Pak Sadli sangat bisa dijadikan bahu dalam setiap masalah. 2 37
26

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

Ririn, nama cewek itu, bisa berpaling ke hati Nabil meski telah memberiku
19. 11. 2 38
lampu hijau.

20. 12. Ya, tiba-tiba di dadaku berubah jadi samudera. 3 51

Samudera yang tadi bergemuruh di balik dadaku telah berubah menjadi


21. 13. hujan di mataku. Entah lewat mana, samudera di dadaku itu bisa berpindah 3 53
ke kelopak mataku lalu menetes di pipi.

22. 14. Emosi yang meledakkan tangis tadi mulai reda. 3 54

Tenggelam di kedalaman tatapan Pak Sadli.


23. 15.
3 56

24. 16. Agar kamu bercermin dari kisah pahit hidupku tentang kehadiran ayah. 3 60

Metafora Tentang ayahnya yang lebih sering memeluk botol mirasnya daripada
25. 17. 3 60
anaknya.

26. 18. Rentetan doa beterbangan meski hanya bisa kusuarakan dengan hati. 4 67
27

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

27. 19. Tatapan yang memintaku untuk bersabar. 4 68

28. 20. Ada benci yang mendidih di tatapan itu. 4 68

29. 21. Suaraku makin bersembunyi di balik tenggorokanku. 4 76

30. 22. Saya harus melebarkan kedua tangan untuk mengikhlaskan ayah pergi. 4 77

Mungkin karena selama ini, sebelum badai itu datang, saya hidup seolah
31. 23. 5 90
tanpa pernah ada masalah.

32. 24. Ayah yang dulu memberimu tawa. 5 93

Sesal selalu menunggu semua tak bisa lagi terulang kembali, lalu datang
33. 25. 5 95
mengetuk pintu untuk memberi kabar bahwa semua tak ada artinya lagi.

Jika harapan itu benar, saya berjanji tak akan pernah lagi mengundang
34. 26. 5 97
sesal datang berkunjung.

35. 27. Suara Pak Sadli mengusir kenangan bersama ayah. 6 106

36. 28. Badai itu bergemuruh lagi. 6 107

37. 29. Salah seorang lelaki berbadan kekar yang sedikit membuat nyaliku 7 116
28

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

mengeriput.

Mungkin mereka tak percaya dengan keputusanku untuk kembali


38. 30. 8 132
merumput di lapangan yang gersang akibat kemarau ini.

39. 31. Tatapan Pak Sadli juga meminta seperti itu. 8 133
Metafora
40. 32. Ayah sama sekali tak pernah menanam budi padanya. 8 136

41. 33. Tatapan Pak Sadli sudah memintaku untuk pulang. 10 184

42. 34. Banyak kalimat yang telah kurangkai tapi semua tenggelam dalam batin. 10 184

Kotoran ternak itulah yang kemudian membuat kampungku bau kotoran


43. 1. 1 13
ayam.

Hiperbola Saking mandi telurnya orang-orang di kampungku, muncul kuliner baru


44. 2. 1 13
yang bahan dasarnya adalah telur.

45. 3. Dalam tunduk itu, air mataku kubiarkan tumpah-tumpah. 10 180

59. Sinekdose pars 1. Semua mata menatap menatap ke sosok Pak Sadli. 2 30

60. 2. Beberapa mata yang mengelilingi ayah ikut menatapku sedih. 4 68


29

Bab Novel
No. Nama Majas No. Bukti Kutipan Halaman
(Hikayat)

“Lepaskan saya!” teriak ayah yang membuat mata para pengujung


61. 3. 6 104
prototo menancap ke arah kami.

62. 4. Semua mata berbalik ke sumber suara. 8 133

Ketika Kerajaan Sidenreng Rappang-kabupatenku, akan bertanding dengan


63. 1. 2 31
kabupaten sebelah. Mereka akan adu banyak padi.
Sinekdose totem
Dia sangat paham, tak mungkin kabupaten menerima tawaran lomba itu,
64. proparte 2. 2 31
jika dia tak mengandalkan juga lumbung padinya.

65. 3. Jurus-jurus banyolannya mampu menggelakkan tawa seisi kantin. 2 35


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Maulaya Firdhous Cahyono lahir di …., tanggal …..


Menamatkan sekolah di SD …….., SMP ……….., Saat
ini menjalankan studi di SMA IT Al Binaa Islamic
Pasfoto 3 x 4
Boarding School.

Pengalaman berorganisasi antara lain ……. di ….


dengan jabatan …….. tahun …….. Selama bersekolah,
juga ikut kepanitiaan …. dst.

24

Anda mungkin juga menyukai