Anda di halaman 1dari 26

PENERAPAN DISIPLIN DALAM MEMBENTUK AKHLAK

SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI


MADRASAH STANAWIYAH NURUL HUDA ASSURIYAH
BOJONGSARI – DEPOK
PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Seminar Judul Skripsi di Lingkungan


Institut Agama Islam Depok Al-Karimiyah

DI SUSUN OLEH:

TRI SUTRIYANI SUMIYATI

NIM: 19.1.1887

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT


AGAMA ISLAM DEPOK AL-KARIMIYAH SAWANGAN DEPOK
2023

LEMBAR PENGAJUAN PROPOSAL JUDUL SKRIPSI


Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Sutriyani Sumiyati

NIM : 19.1.1887

Judul Skripsi : Penerapan Disiplin Dalam Membentuk Akhlak


Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Di MTs
Nurul Huda Assuriyah

Dengan ini mengajukan judul penelitian ( Skripsi ) untuk diseminarkan kepada Ketua
Program Studi Pendidikan Agama Islam IAID Al-Karimiyah.Demikianlah pengajuan
judul penelitian ( Skripsi ) ini, semoga Ketua Program Studi berkenan untuk menyetu
juinya.

Depok, 23 April 2023

Mengetahui, Mahasiswa
Ketua Program Stud PAI

Dr.H.Ahmad Sujai,MM Tri Sutriyani


Sumiyati

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang te


lah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga tugas ini dapat dis
elesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini dibuat untuk melengkapi pers

ii
yaratan dalam seminar proposal skripsi jurusan Pendidikan Agama Isla
m di Institut Agama Islam Depok Al-Karimiyah .

Dalam Proposal seminar skripsi, penulis rencana mengambil


Penerapan Disiplin Dalam Membentuk Akhlak Siswa dalam Kegiatan
Belajar Mengajar Di MTs Nurul Huda Assuriyah”. Penyusunan dan pe
nulisan proposal skripsi ini masih banyak kekurangannya tetapi penuli
s telah berusaha dengan sungguh- sungguh.

Akhir kata, penulis berharap terhadap perbaikan-perbaikan yang


konstruktif terhadap kelemnahan dan kekurangan proposal skripsi ini g
una menambahkan pengetahuan dalam penulisan secara prosedur yang
baik.

Depok, 23 April 2023


Penulis

Lembar Pengajuan Judul Penelitian......................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................1

iii
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................................4

C. Metode Penelitian........................................................................5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitiian..................................................6

II. SISTEMATIKA PENULISAN ( OUTLINE )...........................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang baik itu pendidik, orang tua, siswa maupun yang lainnya
pasti menginginkan keberhasilan dalam usaha dan hidupnya. Ada beberapa
faktor yang dapat membantu seseorang mewujudkan keberhasilan tersebut,
salah satunya adalah faktor kedisiplinan dalam belajar.

Di era yang sangat sarat dengan informasi dan teknologi, siswa


ditantang untuk lebih memacu diri agar keberadaannya menjadi lebih berarti
bagi kamajuan bangsa dan negara. Sebagai pewaris serta penerus
pembangunan, siswa diharapkan dapat terus mamacu diri untuk meningkatk
an
kualitas dan prestasinya dalam belajar dengan disiplin yang tinggi. 1

Disiplin sekolah sangat membantu kesungguhan belajar anak. Kalau


suatu lembaga pendidikan kurang melaksanakan disiplin sudah tentu anak-
anak tidak akan serius dalam belajar sehingga mutu pelajarannya akan turu
n.

Peranan disiplin di setiap lembaga pendidikan cukup bervariasi. Hal in


i
disebabkan oleh adanya perbedaan peraturan yang telah diterapkan dan
kondisi masing-masing lembaga pendidikan tersebut. Setiap tempat memilik
i
pembiana atau pengasuh dan peserta didik yang berbeda.

1
Wardiman Djoyonegoro, “Pembudayaan Disiplin Nasional”,dalam D. Soemarmo (ed),
Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, (Jakarta: Mini Jaya
Abadi, 1998), Cet. 1, h. 223

1
Oleh karena itu dalam suatu wadah lembaga pendidikan terdapat suatu
macam aturan yang menuntut para siswa untuk mematuhi aturan-aturan yan
g
aturan tersebut dapat membina siswa untuk menjalankan kedisiplinan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga tercipta suatu keadaan yang diinginkan.
Sejalan dengan itu, Ahmad Rohani dan Abu Bakar Ahmadi dalam
bukunya “Pengelolaan Pengajaran” mengatakan bahwa dengan disiplin para
peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan
menjahui larangan tertentu. Kesadaran semacam ini harus di pelajari dan har
us
secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau
memelihara tugas-tugas di sekolah.2

Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak lahir dari
segolongan orang saja, akan tetapi merupakan suatu kecakapan yang dapat
dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan, kemauan dan kesungguhan.
Sehingga kecakapan itu menjadi kebiasaan yang melekat pada diri siswa. Di
siplin dalam belajar sangat diperlukan untuk meraih suatu prestasi,
sehingga seseorang dapat menyeleksi kegiatan mana yang harus didahuluka
n
dan kegiatan mana yang menyusul kemudian. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, disiplin belajar merupakan hal yang harus dilaksanakan.

Berdisiplin dalam belajar selain akan membuat siswa memiliki


kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga mengandung proses ke ara
h
pembentukan watak yang baik, dimana watak yang baik dalam diri siswa ter
sebut akan menciptakan kepribadian yang luhur. Oleh karena itu penulis

2
Ahmad Rohani, Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1995),
Cet. Ke-1, h.126

2
terdorong untuk membahas lebih lanjut guna melihat apakah penerapan
ahlak yang diberikan kepada siswa telah berperan dalam membentuk
kedisiplinan siswa.

Bertitik tolak dari permasalahan diatas , maka penulis terdorong untuk


mengajukan proposal skripsi dengan judul “ Penerapan Disiplin Dalam
Membentuk Ahklak Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Assuriyah Bojongsari Depok. “

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan masalah


1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perbedaan persepsi dan mengingat permasalaha
n
yang terdapat dalam tema di atas ini sangat luas, maka penulis akan
membatasi
pada :
a. Penerapan disiplin dalam membentuk ahlak akan dilihat dari segi sum
ber, tujuan, fungsi dan aspek-aspek kedisiplinan ahlak.
b. Penerapan disiplin belajar siswa dalam hal ini dibatasi pada aktivitas b
elajar siswa di sekolah.
c. Sedangkan obyek penelitian ini adalah hasil representasi dari sebagian
siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Assuriyah Bojong sari Depo
k melalui penyebaran angket.
2. Perumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah sebagaimana di atas, maka pen
ulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan disiplin ahlak siswa MTs. Nur

3
ul Huda Assuriyah Bojongsari Depok ?
b. Bagaimanakah pemahaman siswa terhadap disiplin yang terkandung d
alam unsur-unsur pokok materi pelajaran ahlak yang diberikan disekol
ah dan penerapannya dalam disiplin belajar ?

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif


bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfa
atkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini memahami tentang
Penerapan Disiplin Dalam Membentuk Ahlak Siswa dalam Kegiatan
Belajar Mengajar di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Assuriyah De
pok.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mendekatkan akan hasil yang optimal, maka peneliti terlebi


h
dahulu mengemukakan manfaat dan tujuan penelitian. Adapun manfaa
t dan
tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan disiplin terhadap pembentukan akhlak siswa .


2. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap disiplin yang terkandung dala
m unsur-unsur pokok materi pelajaran ahlak yang diberikan disekolah dan pen
erapannya dalam disiplin belajar

E. Manfaat Penelitian

4
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting kepada p


engelola lembaga (sekolah) dalam rangka membangun regulasi untuk di
siplin siswa
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran tenta
ng pentingnya pembinaan akhlak melalui penerapan disiplin sekolah

BAB II
LANDASAN TEORI

bentukan Ahlak
1. Pengertian Pembentukan Ahlak
Bila bicara mengenai akhlak, maka tidak akan lepas dari tingkah
laku manusia, dan bila berbicara tentang tingkah laku, maka akan berhubu
ngan erat dengan bagaimana pendidikan dan bimbingan yang telah anak d
apatkan dirumah atau disekolah, karena anak sebagai manusia merupakan
tanggung jawab bersama, baik dalam pembinaan, pemeliharaan, dan bimbi
ngan dalam lingkungan pendidikan, agar ia menjadi manusia yang baik da

5
n berguna dalam hidupnya.
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “kh
uluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata k
rama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari ka
ta “khalaqa” atau “khalqun”, artinya kejadian, serta erat hubungannya den
gan “khaliq” artinya menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana t
erdapat kata “al-khaliq”, artinya pencipta dan “makhluq”, artinya yang dici
ptakan. 3Dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kat
a ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderunga
n hati untuk melakukan perbuatan ethicos kemudian berubah menjadi etika.
Secara termenologi akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap ya
ng terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang mem
buat seseorang menjadi istemewa.4 Pada dasarnya akhlak itu merupakan i
nstitusi yang bersemayam didalam hati, sebagai tempat munculnya tindaka
n-tindakan yang sukarela dan antara tindakan yang benar dan salah.
Pengertian akhlak di atas hampir sama dengan yang dikatakan ol
eh Ibn Maskawih, yang mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Akhlak a
dalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatan tanpa m
elalui pertimbangan dan dipikirkan secara mendalam”.5 Ibn Qayyim meny
atakan, bahwa agama itu adalah akhlak, barang siapa yang bertambah baik
akhlaknya berarti ia bertambah baik agamanya. Ini sejalan dengan hadis R
asulullah yang menyatakan bahwa:
َ ‫ني ِإميَانا َأ ِح‬
،‫سنُ ُه ِم ُخلُقًا‬ َ ِ‫ �َأ ْك َم ُل املؤ ِمن‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى اهلل َعلَيِ ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ‫سى ُل اهلل‬
َ ِ‫َو َخيِ ُر ُك ِم َخيِ ُر ُك ِم لِن‬
‫ساِئ ِهم‬
“orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik a
khlaknya.” (HR. Turmudzi)

3
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 13
4
Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), 207.
5
Ibn Maskawih, Menuju Kesempurnaan Akhlak (Bandung: Mizan, 1994), 56.

6
Jadi dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa akhlak merupakan hal yang te
rpenting yang harus ada pada diri manusia, karena dengan akhlak kita me
mpunyai pondasi yang kuat sehingga ketika ada goncangan yang terdapat
pada diri kita pasti mampu mengatasi permasalahan-permasalah yang suda
h penulis paparkan tersebut.

Pada usia anak MTs pastinya secara psikologis telah memasuki m


asa remaja, pada masa ini biasanya seorang mengalami gejolak perubahan,
baik fisik maupun psikis yang sangat drastis. Agar perubahan yang terjadi
tetap terkendali ke arah yang lebih baik, maka diperlukan bimbingan dan p
embinaan yang baik, bersinambungan, dan konsisten. Semua ini jelas me
mbutuhkan pembinaan akhlak maka dari itu dengan program boarding sch
ool adalah salah satu solusi yang tepat. Maka dari itu tujuan dari pembentu
kan akhlak dalam islam bertujuan agar manusia tetap berada dalam kebena
ran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, yakni jalan yang sudah digar
iskan oleh Allah swt hal ini akan melahirkan manusia yang berakhlak muli
a.

2. Sumber Pembentukan Ahlak


Sumber pembentukan akhlak adalah Alquran dan sunnah, dan keduan
ya juga merupakan pedoman hidup umat slam karena selama umat Islam b
erpegang teguh kepada keduanya, mereka tidak akan tersesat sebagaimana
sabda Rasulullah yang berbunyi : “ Telah aku tinggalkan padamu dua per
kara, kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya,
yaitu kitabullah dan sunnah rasul”6
AlQuran adalah kitab suci umat Islam yang terdiri dari kumpulan w
ahyu-wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang be
risi berbagai peraturan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan termas

6
Umar Muhammad at-Taomy asy-syabani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan bintang 1979) Cet ke-1 hal
247

7
uk aspek pembentukan akhlak. Oleh karena itu Allah swt mengutus hamb
aNya yang sangat mulia untuk mengajak umat manusia kejalan yang benar
dan menyembah Nya seta berbudi pekerti yang mulia sesuai ajaran yang te
rmaksud dalam Alquran dan sunnah Rasulnya. Segala yang dinilai baik se
bagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari, begitu pula sebaliknya segal
a yang buruk menurut Alquran dan Sunnah, itu pula yang tidak baik dan h
arus dijauhi.

3. Tujuan Pembentukan Akhlak


Setiap makhluk Tuhan yang berakhlak, pasti mempunyai tujuan
dibalik semua usaha yang dilakukan, agar segala usaha yang dilakukan itu
tidak akan menjadi sia-sia. Begitu pula perbuatan manusia yang dilakukan
sehari-hari, sehingga dalam hal ini akan timbul pertanyaan apakah
sesungguhnya tujuan akhir dari perilaku yang dikerjakan oleh manusia itu,
dan apa yang ingin mereka peroleh/capai? Jawabannya sangatlah singkat,
yaitu memperoleh kebahagian adalah terpenuhnya segala kebutuhan baik
ketenangan lahir dan bathin, maupun fisik dan psikis.
Tujuan pembentukan akhlak pada dasarnya adalah agar manusia
menjadi baik dan terbiasa pada yang baik. Pembentukan akhlak
dilaksanakan sejak masa kanak-kanak, Karena yang terpenting dalam
pembentukan akhlak adalah pengalaman disamping teori. Dengan adanya
pendidikan dan pembentukan akhlak anak sejak kecil, tentunya mereka
akan menyerapnya dengan baik tanpa protes.
Adapun tujuan pembentukan akhlak menurut Muhammad Althiyah
Al-Abrasyi tujuan pembentukan ahlak adalah “ Membentuk orang-orang
bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam perkataan dan perbuatan,
mulia dalam tingkah laku, berperangai, bersifat bijaksana, sopan, ikhlas,
jujur dan suci. Sedangkan Alghazali mengatakan kebahagian adalah
kebaikan tertinggi. Karena kesempurnaan akhlak sebagai suatu

8
keseluruhan tidak hanya bergantung kepada suatu aspek pribadi.

4. Aspek-aspek Pembentukan Akhlak


a. Akhlak Terpuji
Adapun macam-macam akhlak terpuji diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Bersyukur
Istilah syukur berasal dari kata Syakara yang berarti terimakasih,
memuji dan semoga Allah memberi pahala. 7Dengan kata lain bersykur
yaitu suatu sikap yang ingin selalu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya
nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, baik bersifat fisik maupun
non fisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada yang
memberi nikmat yaitu Allah SWT.

Rasa syukur yang diberikan seorang hamba kepada Tuhannya tidak


hanya terlukis dari ucapan terimakasih melainkan implikasinya terhadap
orang lain dengan cara suka membantu orang lain dalam keadaan apapun.

2). Bersabar
Bersabar adalah suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri
pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu
langsung menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang
dihadapi oleh manusia. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang
diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridho dan ikhlas bila
seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan. Dalam pengertian lain sabar
berarti menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari
mengaduh dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu
dan mengacaukan.
7
Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi…, hal. 3

9
Sikap sabar yang tertanam dalam diri seseorang tentunya harus
dibiasakan supaya menimbulkan rasa penyayang, lemah lembut dan
memiliki perasaan iklhlas dalam membantu kesulitan orang lain. Dengan
demikian, implikasi dari sikap sabar sangat luas sekali sebagaimana
firman Allah swt pada QS.Ali Imran ayat 120 bahwasanya sikap sabar
akan membawa kebaikan pada diri seseorang.

3). Adil dan Berkata Benar


Jadilah orang yang adil walaupun tehadap musuh-musuh. Jangan
kebencian tehadap suatu kaum membuat kita berbuat zhalim tehadap
orang lai. Sebagaimana sifat-sifat Allah yang terdapat pada Asmaul Husna
yaitu yang Maha Adil, seorang muslim diharapkan memiliki sifat keadilan
terhadap segala persoalan yang dihadapinya. Sikap adil erat kaitannya
dengan kejujuran seseorang, seperti terlihat pada kesaksian dalam
menghakimi seseorang di pengadilan.
Syariat Islam mengajarkan kita bersikap adil terhadap persoalan
hukum yang menimpanya, hal ini mengindikasikan bahwasanya segala
aktifitas harus berdasarkan pada sumber dasar Islam yaitu Qlquran dan
Hadits. Dengan adanya sikap adil dan jujur apa adanya, segala persoalan
yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik kemudian semuanya
diserahkan kepada Allah SWT yang Maha Menghakimi.

4) . Ikhlas
Ikhlas berarti tulus hati. Kata ikhlas berasal dari kata kerja Khalasa
yang berarti murni, jernih, bersih, tak tercampur. 8 Dari pengertian ikhlas
tersebut berarti yaitu sikap menjauhkan diri dari ria’ ketika mengerjakan
amal baik. Maka amalan seseorang dapat dikatakan jernih bila
dikerjakannya dengan ikhlas.
8
Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi…h.59

10
Sebagai muslim yang memiliki keimanan yang tinggi dihadapan
Sang Khaliq tentunya sikap ini harus ditumbuhkan pada diri seseorang
dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
firman Allah swt pada QS.Al Baqarah ayat 139 yang mengingatkan kita
supaya berikhlas diri hanya kepadaNya.

b. Akhlak Tercela
Adapun macam-macam akhlak tercela diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) . Takabur/Sombong
Takabur adalah salah satu akhlak tercela. Arti takabur adalah
mengaku atau merasa diri besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
Takabur ada tiga macam yaitu takabur kepada Tuhan, takabur kepada
RasunNya dan takabur terhadap sesama manusia.
Sikap sombong disebabkan kurangnya perwujudan ibadah kepada
Allah swt dalam bentuk welas asih atau suka memberi kepada orang yang
membutuhkan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa yang dialami para
Nabi dan Rasul ketika menghadapi suatu kaum yang ingkar kepada Allah
swt.

2) . Dusta/Bohong
Dusta adalah bahaya yang timbul dari lidah. Berdusta merupakan
suatu kelakuan yang buruk yang merupakan suatu dosa besar yang
merusak pribadi dan masyarakat. Ibnu Jauzi menafsirkan surat Az-Zumar
ayat 60 adalah orang-orang yang berdusta atas nama Allah dan RasulNya
ialah menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Dusta merupakan suatu perbuatan yang tidak baik dalam
pandangan Islam, karena dusta menimbulkan kebencian diantara orang-
orang dan menyebabkan kepercayaan orang lain terhadap kita menjadi

11
berkurang. Dengan kita suka berdusta juga akan menjadikan persaudaraan
kita dengan orang lain menjadi tidak harmonis yang menyebabkan saling
menjauh tidak saling tolong menolong dan tidak terdapat kerukunan
diantara kita.

3) . Buruk Sangka
Buruk sangka adalah suatu perbuatan yang timbul dari lidah. Tidak
ada buruk sangka terhadap seseorang, jika lidah tidak berbicara atau
mengata-ngatai. Buruk sangka baik terhadap siapapun sangat dicelah oleh
agama. Baik buruk sangka terhadap Allah maupun buruk sangka terhadap
manusia.
Dalam surah Al-Hujurat ayat 12 menerangkan bahwa kita sebagai
umat Islam tidak diperbolehkan berburuk sangka, baik terhadap orang lain
maupun kepada Allah SWT. Karena sikap buruk sangka terhadap orang
lain akan menimbulkan berbagai salah faham yang pada akhirnya akan
menjurus kepada permusuhan dan perpecahan.

4) . Penghinaan dan ejekan


Penghinaan dan ejekan adalah perbuatan yang diharamkan dan
dilarang keras oleh agama. Yang dimaksud dengan penghinaan itu adalah
menganggap rendah derajat orang lain, meremehkannya atau
mengingatkan cela-cela dan kekurangan dengan cara yang dapat
menyebabkan ketawa.

5) . Dengki
Dengki adalah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan
yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan
itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu

12
berpindah ketangan sendiri atau tidak.

6) . Mudah Marah

Mudah marah yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat


ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang
tidak menyenangkan orang lain. Kita sebagai umat Islam tidak
diperbolehkan mempunyai sifat mudah marah kepada orang lain. Agama
Islam sudah memberikan tuntunan kepada kita agar sifat marah dapat
terkendali dengan baik.

B. Penerapan Disiplin Belajar

1. Pengertian Penerapan Disiplin Belajar.

Disiplin merupakan salah satu alat pendidikan yang dapat melancarkan


proses pendidikan. Kata disiplin secara bahasa berasal dari bahas Inggris
yaitu “Disipline” yang berarti tata tertib atau ketertiban.9Sedangkan dalam
kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian disiplin
menunjukkan pada kepatuhan dan kepedulian dalam melaksanakan aturan
dan tata tertib yang berlaku dengan sukarela tanpa keterpaksaan dan
kesadaran diri. Disiplin biasanya berkaitan dengan waktu dan tempat.
Disiplin merupakan sikap dan perilaku taat dan patuh terhadap nilai-nilai
peraturan yang berlaku. Dengan membiasakan disiplin kita akan semakin
menjadi tertib, semakin disiplin hidup kita semakin mudah untuk dijalani.

2. Macam-macam Penerapan Disiplin Belajar

Ada beberapa macam disiplin diantaranya yaitu :

9
WJS Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. h.254

13
1). Disiplin dalam kehidupan pribadi

Disiplin merupakan sikap yang dilakukan seseorang


dalam mematuhi peraturan dan tata tertib yang sudah ditetapkan.
Disiplin merupakan jalan menuju kesuksesan, karena dalam disiplin
terdapat sikap tekun dalam belajar, pantang menyerah dalam suatu
kebenaran, rela berkorban, berjiwa besar dan tidak putus asa. Disiplin
diri adalah patuh atau tunduk untuk menghormati dan melaksanakan
sesuatu keputusan, perintah, dan peraturan yang telah ditetapkan untuk
diri sendiri.

2). Disiplin dalam penggunaan waktu

Disiplin waktu merupakan kemampuan menjaga, mengatur,


memanfaatkan, dan membagi waktu dengan baik. Waktu juga harus
diperhatiakan dalam disiplin karena waktu itu sangat penting.

3). Disiplin dalam beribadah

Disiplin dalam beribadah yaitu berperan teguh pada apa yang


diperintahkan Tuhan Yang Maha Esa, baik berupa perintah atau
larangan. Sikap berpegang teguh ini didasarkan cinta dan
tanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan karena rasa takut
atau terpaksa.

4). Disiplin dalam bermasyarakat

Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Setiap manusia


membutuhkan pertolongan orang lain, untuk itu kita dituntut untuk
saling menghormati walaupun berbeda latar belakang, budaya, agama,
bahasa. Dalam masyarakat telah ditetapkan norma dan aturan-aturan
untuk disepakati bersama. Peraturan itu harus dihormati dan di taati
oleh setiap anggota masyarakat.

14
5). Disiplin dalam berbangsa dan bernegara

Negara adalah untuk memperjuangkan keinginan bersama


berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh warga negaranya. Oleh
karena itu warga negara merupakan syarat berdirinya suatu negara.
Disiplin dapat menciptakan ketenagan, kesejahteraan, kenyamanan,
dan perdamaian bagi warga negara itu sendiri. Sebaliknya, tidak
disiplin akan menimbulkan ketidaktenagaan, ketidak nyamanan,
perkelahian, dan kekacauan. 10

Disiplin sangat berpengaruh bagi tercapainya tujuan


pendidikan karena bermutu atau tidaknya belajar siswa sangat
berpengaruh oleh disiplin serta bakat siswa itu sendiri. Keberhasilan
siswa dalam belajar juga dapat dipengaruhi dengan cara belajarnya,
siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk
mencapai hasil prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang tidak
mempunyai cara belajar yang tidak efketif.

3. Fungsi Penerapan Disiplin Belajar

Singgih D Gunarsa menjelskan bahwa fungsi utama dari disiplin adalah


untuk belajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi
otoritas. Fungsi disiplin diatas tersebut, apabila dikaji secara sepintas, maka
akan memberikan kesan yang negatif. Belajar seolah-olah bertingkah laku
untuk menghormati dan mematuhi otoritas dan seringkali otoritas itu
cenderung menggunakan kekuatan.

Menurut Singgih D. Gunarsa, menyatakan bahwa disiplin perlu dalam


mendidik anak supaya anak dengan mudah :

10
Dolet Unarajdan. (2003). Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Rasindo

15
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik
orang lain.

b. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara


langsung megerti larang-larangan.

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa terancam oleh


hukum.

e. Mengorbankan kesenangan diri sendiri.11

Kartini kartono juga menerangkan bahwa “ Disiplin dalam belajar


sangat diperlukan agar siswa dapat hidup dalam teratur dan mengerjakan semua
tugas tepat pada waktunya, sehingga tidak akan mengalami kesulitan apabila
menghadapi pelajaran dan tentamen-tentamen. Belajar yang efisien menuntut
belajar secara teratur dan berdisiplin.

Banyak perilaku dan perikehidupan Rasul saw dan para


sahabatnya yang setia dalam mengamalkan AlQuran menjadi contoh
untuk membina sikap disiplin. Oleh karena itu, pembinaan disiplin
dalam Islam harus selalu bersumber pada ajaran-ajaran Ilahi dan sunah
Rasul.

Dengan memperhatikan fungsi penerapan disiplin dalam


belajar, jelas disiplin itu harus dibina dan ditanamkan dalam diri
seseorang, baik itu disekolah, keluarga maupun dilingkungan
masyarakat. Dengan demikian disiplin belajar mutlak harus dimiliki
oleh setiap siswa, membiasakn diri berdisiplin menjadikan seseorang
itu akan lebih teratur dalam segala sesuatunya yang terutama dalam
belajar.
11
Ibid, h.137

16
4. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Faktor faktor yang mempengaruhi disiplin belajar banyak


jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern

a. Faktor Fisiologis

Yang termasuk faktor fisiologis ini adalah “ Kesegaran jasmani,


keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesakitan yang diderita termasuk
pendengaran dan penglihatan. 12

Siswa yang kurang baik kesehatannya akan cepat lelah, lesu dan
akhirnya malas dan enggan untuk belajar, hal ini akan berpengaruh pada
disiplin belajarnya.

b. Faktor Psikologis

Yang termasuk faktor psikologis ini adalah kecerdasan, minat,


kemauan, perhatian, emosi dan motivasi. Siswa yang memiliki kecerdasan
yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia memiliki
kedisiplin dalam belajar, akan tetapi keadaan emosi yang sedang terganggu,
seperti marah, sedih, tidak merasa tenang akan berpengaruh terhadap
disiplin belajar siswa. Apabila siswa yang menaruh minat dan perhatiannya
pada pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata
pelajaran tersebut.

12
Totok Santoso, Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah Menengah, (Semarang: Satya Wacana, 1988)cet I, hal 8

17
Siwa yang tidak ada motivasinya untuk belajar, maka ia akan malas
dan enggan untuk belajar bahkan apatis terhadap bahan pelajaran, enggan
sekolah sehingga tidak memiliki sikap belajar yang tinggi.

c. Cara Belajar

Disiplin belajar siswa dipengaruhi dengan cara belajar, apabila


siswa sebelum belajar telah merencanakan belajarnya dengan baik dan
belajar dengan cara yang efisien. Memungkinkan untuk mencapai prestasi
yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak
efisien.

Adapun cara belajar yang efien menurut kartini kartono , adalah :

1. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar

2. Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima

3. Membaca dengan teliti dan betul bahan yang sedang dipelajari, dan
berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya.

4. Mencoba menyelesaikan soal-soal dan sebagainya. 13

2. Faktor Ekstern

a. Faktor Keluarga

Dalam keluarga disiplin dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik,


relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, oleh


karena itu cara orang tua mendidik anak-anaknya sangat berpengaruh
terhadap disiplin belajarnya. Oleh karena itu demi kelancaran belajar serta

13
Ibid… h.4

18
keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga.
Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih
sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu untuk menyukseskan
belajar anak, diberikan hukuman-hukuman atau hadiah-hadiah.

Keadaan ekonomi keluarga mencakup kebutuhan pokok dan


fasilitas belajar dapat berpengaruh dalam disiplin belajar anak. Keadaan
ekonomi yang serba kurang atau miskin dapat menjadikan anak mengalami
kesukaran tertentu dalam belajarnya.

b. Faktor Sekolah

Sekolah merupakan faktor yang penting disamping faktor-faktor


lainnya, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran,
bimbingan, pengarahan, pengembangan serta penyaluran bakat anak didik
oleh guru diharapkan akan membentuk mental dan akhlak anak didik
menjadi orang yang berguna.

Menurut Zakiyah Daradjat sekolah adalah “ Lembaga pendidikan


yang melaksanakan pembinaan, pendidikan dan pengajaran dengan sengaja,
teratur dan tenaga pengajar tersebut adalah orang-orang yang telah dibekali
dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas kependidikan”. 14

Di sekolah disiplin belajar dipengaruhi oleh metode mengajar,


relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin atau peraturan
sekolah, pelajaran, waktu belajar dan keadaan sarana prasarana.

c. Faktor Masyarakat

14
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama,1995), cet.II h.77

19
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap disiplin belajar siswa, kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.

Apabila seorang siswa benar-benar menghayati segala kepatuhan,


keteraturan, kesungguhan dan konsentrasi sehingga menjadi kebiasaan bagi
siswa dalam perbuatannya, maka sifat-sifat ini akan mempengaruhi dalam
berfikirnya. Sehingga segala tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Wardiman Djoyonegoro, “Pembudayaan Disiplin Nasional”,dalam D. Soemarmo (e


d),
Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, (Jakarta: Min
i Jaya Abadi, 1998), Cet. 1, h. 223
Singgih D. Gunarsa, Y. Singgih D. Gunarsa (Ed), Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), Cet ke-7, h. 134

Ahmad Rohani, Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 199
5),Cet. Ke-1, h.126

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efisien, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. I, h. 36

20
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2010),
13
M. Yamin Abdullah, Study Akhlak dalam Persepektif Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 200
7), 3.
Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 201
5), 207

Wiji Suwarmo, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 2


1-22.
Ibn Maskawih, Menuju Kesempurnaan Akhlak (Bandung: Mizan, 1994), 56.
Maksudin,” Sistem Boarding School SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta (Tra
nsformasi dan Humanism Religious)”, FTK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Cakraw
ala Pendidikan, (Februari, 2012), 41

21

Anda mungkin juga menyukai