Anda di halaman 1dari 156

STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

SISWA MELALUI KETELADANAN GURU


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH TSANAWIYAH ATSAURI
KABUPATEN BANDUNG BARAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Strata Dua ( S-2) Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Dewi Widayanti
NPM. 2186130035

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
1445 H / 2023 M
LEMBAR PERSETUJUAN
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
SISWA MELALUI KETELADANAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH TSANAWIYAH ATSAURI
KABUPATEN BANDUNG BARAT

“Tesis ini siap disidangkan dan dipertahankan di hadapan Penguji”

Nama : DEWI WIDAYANTI

NPM : 2186130035

Program Studi : Magister Pendidikan Agama Islam

Hari / Tanggal : 5 Agustus 2023

Tangerang, 5 Agustus 2023

Pembimbing I, Pembimbing II,

Assoc. Prof. Dr.Asrori Mukhtarom,S.H., M.A Dr. Ismail Marzuki, M.Pd


NBM: 905.640 NBM: 1139234

Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dr. Ismail Marzuki, M.Pd


NBM: 1139234

i
LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


SISWA MELALUI KETELADANAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH TSANAWIYAH ATSAURI
KABUPATEN BANDUNG BARAT

“Dipertahankan dihadapan Sidang Ujian Program S2 Program Pascasarjana


Universitas Muhammadiyah Tangerang”

Tangerang, Agustus 2023

Dewan Penguji

1. ………………………………… (Ketua) (..…………….……………)

2. ………………………………… (Penguji 1) (……………………………)

3. ……………………………….... (Penguji 2) (……………….…………..)

Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dr. Ismail Marzuki, M.Pd


NBM: 1139234

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Dewi Widayanti

NPM : 2186130035

Program Studi : Magister Pendidikan Agama Islam

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis dengan judul “ Strategi Penguatan

Pendidikan Karakter ( PPK ) Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam

Di Madrasah Tsanawiah Atsauri Kabupaten Bandung Barat, adalah benar karya saya

sendiri, adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis ini yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah di tulis sumber nya secara jelas sesuai dengan norma-

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan seluruh bagian Tesis ini bukan hasil karya

sendiri atau plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tangerang, Agustus 2023


Yang memberi pernyataan

Dewi Widayanti

iii
ABSTRACT
The teacher is a role model for students. The teacher's example is very influential on
the development and formation of student character, because basically students will
always imitate and follow whatever is taught by their teacher. The good example of
the teacher in the form of words, actions and manners will be an example for
students to instill their character. For example, religious character by showing
religious and observant worship , showing discipline, humility, social attitude,
sympathy and empathy, compassion, patience and holding back anger and also being
responsible. The focus of the research is a strategy or effort in strengthening student
character education through the example of teachers, especially teachers of Islamic
religious education at Madrasah Tsanawiyah . Atsauri, West Bandung Regency. The
purpose of this research is to find out how far the teacher's role through his example
is in instilling and shaping student character. To find these answers, this study uses a
qualitative approach with direct observation data sources, in-depth interviews and
document studies. and technical analysis of the data obtained from data reduction,
data presentation, and drawing conclusions from all the data obtained. The
informants in this study were the head of the Madrasah, teachers, staff, students and
parents. The results of the study found that: strategies to strengthen student character
education through the example of Islamic religious education teachers at Madrasah
Tsanawiyah Atsauri is an Islamic religious education teacher and all the teachers
who teach at this school have set a good example which is shown directly by setting
an example to students in the form of carrying out worship activities such as Duha
prayers, congregational midday prayers in congregation, tadarus Al'qur'an every
day Friday, carrying out sunnah fasting, infaq, discipline, honest, friendly and gentle
when speaking, polite, respecting each other, being responsible in carrying out their
duties and roles as educators and teachers. In addition to the teacher's example, the
strategy implemented to instill and grow student character is to carry out student
habits at school such as: (1). Routine activities: such as always praying before and
after studying, carrying out Dhuha and midday prayers in congregation, infaq,
pickets together and carrying out flag ceremonies. (2). Spontaneous activities:
greeting and shaking hands with teachers, asking permission, always being polite
and courteous and getting used to howling or helping others who are in trouble. (3).
Programmed activities: such as commemorating national holidays and religious
holidays, implementing Ramadan Islamic boarding schools, slaughtering qurbani
and so on.
Keywords : Education character , exemplary teacher

iv
ABSTRAK
Guru merupakan sosok teladan bagi siswa. Keteladanan guru sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dan pembentukan karakter siswa, karena pada dasarnya
siswa akan selalu mencontoh dan mengikuti apapun yang di ajarkan oleh gurunya.
Keteladanan baik dari guru berupa ucapan, perbuatan dan budi pekerti akan menjadi
contoh bagi siswa untuk menanamkan karakternya. Seperti contohnya karakter
religius dengan menunjukan taat beragama dan taat beribadah, menunjukan sikap
disiplin, rendah hati, sikap sosial, simpati dan empati, kasih sayang, sabar dan
menahan amarah dan juga sikap bertanggungjawab. Adapun fokus penelitian adalah
strategi atau upaya dalam penguatan pendidikan karakter siswa melaui keteladanan
dari guru khususnya guru pendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah.Atsauri
Kabupaten Bandung Barat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana peran guru melalui keteladanannya dalam menanamkan dan membentuk
karakter siswa.untuk menemukan jawaban tersebut, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan sumber data observasi secara langsung, wawancara
yang mendalam dan studi dokumen.dan teknis analisis data diperoleh dari reduksi
data, penyajian data, dan mearik kesimpulan dari semua data yang di dapat. Adapun
yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru, staff
pegawai, siswa dan orang tua siswa. Hasil penelitian ditemukan bahwa: strategi
penguatan pendidikan karakter siswa melalui keteladan guru pendidikan agama islam
di Madrasah Tsanawiyah Atsauri adalah guru pendidikan agama Islam dan semua
guru yang mengajar di sekolah ini sudah memberikan keteladanan yang baik yang di
tunjukan secara langsung dengan memberikan keteladanan kepada siswa berupa
melaksanakan kegiatan ibadah seperti sholat dhuha, sholat berjamaah dzuhur
berjamaah, tadarus Al’qur’an setiap hari jum’at, melaksanakan puasa sunah, infaq,
disiplin, jujur, ramah dan lemah lembut ketika berbicara, sopan santun, menghargai
sesama, bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan peranannya sebagai
pendidik dan pengajar. Selain keteladanan guru, strategi yang dilaksanakan untuk
menanamkan dan menumbuhkan karakter siswa adalah dengan meakukan
pembiasaan-pembiasaan siswa di sekolah seperti: (1). Kegiatan rutin: seperti selalu
berdo’a sebelum dan sesuah belajar, melaksanakan sholat dhuha dan sholat dzuhur
berjamaah, infaq, piket bersama dan melaksanakan upacara bendera. (2). Kegiatan
spontan: mengucapkan salam dan bersalama degan guru, meminta izin, selalu
bersikap sopan dan santun serta membiasakan meolong atau membantu orang lain
yang sedang kesusahan. (3). Kegiatan terprogram: seperti memperingati hari-hari
besar nasional, dan hari-hari besar keagamaan, melaksnaakan pesantren ramadhan,
penyembelihan qurban dan lain sebagainya.
Kata kunci : Pendidikan karakter, Keteladanan guru

v
‫خالصة‬
‫المعلم هو نموذج يحتذى به للطالب‪ .‬يعتبر مث‪OO‬ال المعلم م‪OO‬ؤثًرا ج‪ًOO‬دا في تط‪OO‬وير وتش‪OO‬كيل شخص‪OO‬ية الط‪OO‬الب ‪ ،‬ألن‬
‫الطالب سيقلدون دائًم ا ويتبعون كل ما يدرسه معلمهم‪ .‬سيكون المثال الجيد للمعلم في شكل كلمات وأفعال وأخالق‬
‫قدوة للطالب لغرس شخصيتهم‪ .‬على سبيل المثال ‪ ،‬الشخصية الدينية من خالل إظهار العبادة الديني‪OO‬ة واالل‪OO‬تزام ‪،‬‬
‫وإظهار االنضباط والتواضع والسلوك االجتماعي والتعاطف والتعاطف والرحمة والصبر وكبح الغضب وأيًض ا‬
‫تحمل المسؤولية‪ .‬يركز البحث على استراتيجية أو جهد في تعزيز تعليم شخصية الطالب من خالل قدوة المعلمين‬
‫‪ ،‬وخاصة معلمي التربية الدينية اإلسالمية في مدرسة تساناوية أتصوري ‪ ،‬غرب باندونغ ريجنس‪OO‬ي‪ .‬الغ‪OO‬رض من‬
‫هذا البحث هو معرفة م‪OO‬دى دور المعلم من خالل مثال‪OO‬ه في غ‪OO‬رس وتش‪OO‬كيل شخص‪OO‬ية الط‪OO‬الب‪ .‬للعث‪OO‬ور على ه‪OO‬ذه‬
‫اإلجابات ‪ ،‬تستخدم هذه الدراسة نهًجا نوعًيا مع مصادر بيانات المالحظة المباشرة والمقابالت المتعمقة ودراسات‬
‫المستندات‪ .‬والتحليل الف‪O‬ني للبيان‪O‬ات ال‪O‬تي تم الحص‪O‬ول عليه‪O‬ا من تقلي‪O‬ل البيان‪O‬ات وع‪O‬رض البيان‪O‬ات واس‪O‬تخالص‬
‫النت‪O‬ائج من جمي‪O‬ع البيان‪O‬ات ال‪O‬تي تم الحص‪O‬ول عليه‪O‬ا‪ .‬المخ‪O‬برون في ه‪O‬ذه الدراس‪O‬ة هم رئيس المدرس‪O‬ة والمعلمين‬
‫والموظفين والطالب وأولياء األمور‪ .‬ووجدت نتائج الدراسة أن‪ :‬استراتيجيات تقوية تعليم الشخصية الطالبي‪OO‬ة من‬
‫خالل نموذج معلمي التربية الدينية اإلسالمية في مدرسة التسناوية ‪ .‬أتصوري ه‪OO‬و م‪OO‬درس تربي‪OO‬ة ديني‪OO‬ة إس‪OO‬المية‬
‫وجميع المعلمين الذين يقومون بالتدريس في هذه المدرسة ق‪OO‬د وض‪OO‬عوا مث‪O‬ااًل جي‪ًOO‬دا يتم عرض‪OO‬ه بش‪OO‬كل مباش‪OO‬ر من‬
‫خالل تقديم مثال للطالب في شكل القيام بأنشطة عبادة مثل صالة الضحى وصالة منتصف النه‪OO‬ار في الجماع‪OO‬ة ‪،‬‬
‫كل يوم جمعة ‪ ،‬تنفيذ صيام السنة ‪ ،‬إنفاق ‪ ،‬تأديب ‪ ،‬صادق ‪ ،‬ودود ولطيف عند التحدث ‪ ،‬مهذب ‪ ،‬يح‪OO‬ترم بعضنا‬
‫البعض ‪ ،‬يك‪OOO‬ون مس‪OOO‬ؤوًال في أداء واجب‪OOO‬اتهم وأدوارهم كمعلمين ومعلمين‪ .‬باإلض‪OOO‬افة إلى مث‪OOO‬ال المعلم ‪ ،‬تتمث‪OOO‬ل‬
‫اإلستراتيجية المطبقة لغرس وتنمية شخصية الطالب في تنفي‪OO‬ذ ع‪OO‬ادات الطالب في المدرس‪O‬ة مث‪OO‬ل‪ .)1( :‬األنش‪O‬طة‬
‫الروتيني‪O‬ة‪ :‬مث‪O‬ل الص‪O‬الة دائًم ا قب‪O‬ل وبع‪O‬د الدراس‪O‬ة ‪ ،‬وأداء ص‪O‬الة الضحى والظه‪O‬يرة م‪O‬ع الجماع‪O‬ة ‪ ،‬واإلنف‪O‬اق ‪،‬‬
‫واالعتصام مًعا ‪ ،‬والقيام بمراس‪O‬م العلم‪ .)2( .‬األنش‪O‬طة العفوي‪O‬ة‪ :‬التحي‪O‬ة والمص‪O‬افحة م‪O‬ع المعلمين ‪ ،‬طلب اإلذن ‪،‬‬
‫التحلي باألدب واللطف دائًم ا والتع‪OO‬ود على ع‪OO‬واء أو مس‪O‬اعدة اآلخ‪O‬رين ال‪O‬ذين يواجه‪OO‬ون مش‪O‬اكل‪ .)3( .‬األنش‪O‬طة‬
‫المبرمجة‪ :‬مثل االحتفال باألعياد الوطنية واألعياد الديني‪O‬ة ‪ ،‬وتنفي‪O‬ذ م‪O‬دارس رمضان اإلس‪O‬المية الداخلي‪O‬ة ‪ ،‬وذبح‬
‫القرباني ‪ ،‬وما إلى ذلك‪.‬‬
‫الكلمات الرئيسية ‪ _ :‬تعليم شخصية المعلم المثالي _‬

‫‪vi‬‬
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Alloh


SWT, tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingg akhir
zaman. Amin Yarobbal Alamiin.

Rasa syukur tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena
atas Ridho-Nya tesis ini yang berjudul Strategi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) Siswa Melalui keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat ini dapat terselesaikan.

Selama proses penulisan Tesis ini dibuat, begitu banyak bantuan dan
dukungan yang diterima penulis dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Tangerang.
2. Dr. Ismail Marzuki, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Assoc.Prof.Dr.Asrori Mukhtarom, S.H.,MA. Selaku Kaprodi Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Seluruh Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Tangerang, yang
telah memberkan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Keluarga Besar Yayasan H. Anwar Sanusi, yang tiada henti senantiasa
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
Tesis ini.
6. Kepada Kepala Madrasah, beserta guru-guru Madrasah Tsanawiyah Atsauri
yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu dalam membantu
penelitian tesis ini.

vii
7. Seluruh rekan seperjuangan yang selalu saling memberikan masukan dan
semangatnya dalam menyusun tesis ini.
8. Kedua orang tua ( mamih dan bapak ) yang tiada henti mendo’akan penulis
dalam setiap langkah, suami tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang
dan dukungannya, juga kedua anakku ( Rakha & Shaka ) yang selalu menjadi
penyemangat dalam hidup.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

Tangerang, Agustus 2023

Penulis,

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN.............................................................................................iii

ABSTRACT...................................................................................................................iv

ABSTRAK.....................................................................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................................vii

DAFTAR ISI................................................................................................................ix

DAFTAR TABEL........................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Fokus Penelitian.....................................................................................................8

C. Maksud dan Tujuan Penelitian...............................................................................9

D. Manfaat Penelitian..................................................................................................9

E. Sistematika Penulisan...........................................................................................11

ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................13

A. Pendidikan............................................................................................................13

B. Pendidikan Karakter.............................................................................................16

1. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter......................................16

2. Tujuan Pendidikan Karakter....................................................................20

3. Penanaman Pendidikan Karakter Di Sekolah.........................................25

4. Strategi Internalisasi Pendidikan Karakter.............................................29

C. Keteladanan Guru.................................................................................................30

1. Pengertian Guru..........................................................................................30

2. Tugas dan Peran Guru...............................................................................36

4. Pengertian Keteladanan Guru...................................................................40

5. Kompetensi Keteladanan Guru.................................................................44

6. Refleksi Guru sebagai Teladan..................................................................47

D. Penelitian Terdahulu............................................................................................50

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................56

A. Desain Penelitian Kualitatif.................................................................................56

B. Penentuan Informan.............................................................................................61

C. Panduan Wawancara............................................................................................63

x
D. Teknik Analisa Data.............................................................................................65

E. Rencana Pengujian Keabsahan Data....................................................................69

F. Rencana Jadwal dan Lokasi Penelitian................................................................73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................75

A. Hasil Penelitian....................................................................................................75

1. Dekripsi Lokasi Penelitian.........................................................................75

2. Hasil Analisis Fokus Penelitian..................................................................91

B. Pembahasan.................................................................................................96

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI.............................................112

A. Kesimpulan.........................................................................................................112

B. Saran...................................................................................................................114

C. Implikasi...............................................................................................................115

1. Implikasi Teoritis........................................................................................116

2. Implikasi Praktis.........................................................................................116

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................118

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 NILAI KARAKTER MENURUT PUSAT KURIKULUM BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN

NASIONAL.................................................................................................................23

Tabel 2. 2 : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN.....................................51

Tabel 4. 1 : DAFTAR TENAGA PENDIDIK.............................................................78

Tabel 4. 2 : DAFTAR GURU INTI BINA..................................................................82

Tabel 4. 3 : DAFTAR TENAGA KEPENDIDIKAN..................................................83

Tabel 4. 4 : DAFTAR PEMBINA EKSTRAKURIKULER.......................................84

Tabel 4. 5 : DAFTAR JUMLAH SISWA...................................................................85

Tabel 4. 6 : DAFTAR SARANA DAN PRASARANA..............................................87

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrument Penelitian............................................................121

Lampiran 2 : pedoman dan hasil wawancara dengan kepala Madrasah....................125

Lampiran 3 : Pedoman Dan Hasil Wawancara Dengan Guru...................................130

Lampiran 4 : pedoman dan hasil wawancara dengan siswa......................................136

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pendidikan merupakan suatu proses dalam kehidupan yang

bertujuan untuk mengembangkan diri dalam melangsungkan kehidupannya

pada taraf hidup yang lebih baik, karena pendidikan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kehidupan manusia, pendidikan juga dapat

mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamid (2013:7) bahwa

pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam

segala aspek yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan

berbagai faktor antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan

sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi. Pendidikan

merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena

pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan

kompetensi seseorang untuk menjadi manusia seutuhnya yang berlangsung

sepanjang hayat. Melalui pendidikan kita bisa belajar tentang ilmu

pengetahuan dan dengan ilmu pengetahuan kita bisa merubah pola pikir kita

dari yang semula lahir tanpa mengenal apa-apa kemudian melalui ilmu atau

pendidikan kita dapat mengerti segala sesuatu yang ada di sekeliling kita.

1
2

Tujuan pendidikan juga dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan

Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Berdasarkan tujuan

pendidikan tersebut maka sekolah adalah tempat strategis untuk membentuk

karakter siswa agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya untuk

mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia berbudi pekerti serta mempunyai keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

Karakter adalah sesuatu yang terdapat pada individu yang menjadi ciri

khas kepribadian individu yang berbeda dengan orang lain berupa sikap,

pikiran, dan tindakan. Karakter juga merupakan watak, sifat atau hal yang

mendasar pada diri seseorang. Pendidikan dapat mempengaruhi

perkembangan karakter seseorang dalam seluruh aspek kehidupan dan

penghidupan (Majid, 2011: 12).

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada siswa

untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,

pikiran, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter merupakan upaya yang

terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan


3

menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku dan berakhlak

mulia (Aqib, 2012: 36).

Usaha yang dapat dilakukan untuk memperoleh karakter siswa sesuai

dengan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan

bahwa Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Dengan berpedoman pada undang-undang itulah maka

tugas yang harus di lakukan oleh guru adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak siswa supaya bermartabat.

Guru adalah komponen utama dalam pendidikan. Jika gurunya memiliki

kualitas yang baik, maka pendidikan akan menjadi baik pula, karena di tangan

guru yang baik keterbatasan apapun yang mempengaruhi proses pendidikan

dapat dibatasi atau diminimalkan. Guru memiliki peran yang sangat penting

dalam pendidikan karakter siswa karena guru merupakan sosok yang dapat

memberikan contoh teladan bagi semua siswa, guru juga memiliki tugas untuk

mendidik, berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa dikelas maupun di

luar kelas. Sehingga peran guru yang cocok untuk pendidikan karakter adalah

guru sebagai teladan. Guru sebagai teladan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu

sikap, perkataan dan perbuatan dimana ketiga aspek ini ada dalam diri setiap

manusia dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu guru
4

disebut sebagai jabatan, posisi dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan

dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola,

formal dan sistematis (Mulyani, 2009: 2).

Berawal dari peran seorang guru kemudian akan menciptakan siswa

dengan karakter yang berkualitas,berakhlak mulia dan mempunyai budi

pekerti yang luhur. Untuk itu seorang guru haruslah mengajarkan pendidikan

karakter kepada siswa saat di sekolah, baik diperagakan guru secara langsung

melalui metode penyampaian materi saat kegiatan pembelajaran maupun

melalui pembiasaan baik dilakukan di dalam dan di luar kelas. Pentingnya

pendidikan karakter dalam kehidupan manusia merupakan hal yang prinsip

yang harus dipelajari dan ditanamkan karena pendidikan karakter dalam Islam

tertulis jelas terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi :

‫َو ِاَّنَك َلَعٰل ى ُخ ُلٍق َعِظ ْيٍم‬

Artinya :“ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

luhur”. (Q.S.Al-Qalam :4)

Demikian pula misi utama diutusnya Rasulullah SAW adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia. Sebagaimana dituliskan dalam hadits

yang artinya : “ Sesungguhnya aku ( Nabi Muhammad SAW ) diutus untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia”. ( HR. Baihaqi ).


5

Pendidikan karakter harus ditanamkan kepada siswa, karena dengan

mempunyai karakter yang baik siswa akan melakukakan hal-hal yang baik

dan benar sehingga dapat memperoleh kehidupan yang sukses, kerukunan

dengan sesama dan selalu ada dalam koridor perilaku yang baik, begitupun

sebaliknya jika siswa mempunyai karakter yang kurang baik, maka akan

mengalami hal-hal yang tidak nyaman, seperti tidak disenangi dan tidak

dihormati bahkan bisa melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Berangkat

dari alasan-alasan tersebut maka penerapan pendidikan karakter harus

ditanamkan karena siswa merupakan generasi penerus bangsa yang akan

menjadi penentu dalam keberlangsungan kehidupan yang lebih baik di masa

depan dan penentu eksistensi keberlangsungan bangsa.

Kehadiran guru sebagai pendidik yang mempunyai tugas dan

tanggungjawab dalam menanamkam karakter kepada siswa dituntut harus

memiliki budi pekerti atau karakter yang baik seperti halnya yang dimiliki

oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat Al-Ahzab ayat 21: 3 :

‫َلَقۡد َك اَن َلُك ۡم ِفۡى َر ُس ۡو ِل ِهّٰللا ُاۡس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ۡن َك اَن َيۡر ُجوا َهّٰللا َو اۡل َيۡو م‬

٢١ ؕ‫اٰاۡل ِخ َر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثۡي ًرا‬

Artinya:
6

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab :21).

Keteladanan seorang guru harus lah mencakup diantaranya: Taqwa

kepada Allah SWT, berakhlak mulia, adil, jujur, sabar dan objektif, disiplin

dalam segala hal dan memahami siswa secara individual dan kolektif. Dari

keteladanan seorang guru, kemudian akan lahir generasi baru dengan

memiliki kualitas dan akhlakul karimah. Untuk itu maka seorang guru harus

mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa saat di sekolah, baik

diperagakan guru secara langsung melalui penyampaian materi pembelajaran

maupun dengan melakukan pembiasaan baik yang selalu dilakukan

ketika berada di lingkungan sekolah baik ketika di dalam kelas ataupun

di luar kelas.

Guru merupakan orang yang paling dekat dengan muridnya sehingga

memungkinkan siswa terpengaruh apa saja yang dilakukan oleh gurunya.

Jelas bahwa guru mempunyai peran dan fungsi yang strategis dalam

pembentukan karakter siswa. Adanya implementasi keteladanan guru terhadap

siswa diharapkan dapat membentuk karakter siswa secara menyeluruh.

Lembaga pendidikan dapat meningkatkan perannya dalam pembentukan

kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan

karakter (Palupi 2016:40).


7

Setelah keluarga, sekolah merupakan salah satu tempat yang dapat

membentuk dan mengembangkan karakter siswa, sekolah juga memegang

peranan yang sangat penting sebagai tempat untuk siswa dalam mencari

identitas dan jati diri. Apabila siswa berada di lingkungan yang salah maka

akan berdampak pada saat dewasa nanti, maka dari itu diperlukan lingkungan

yang positif untuk mengarahkan anak menjadi pribadi yang baik. Untuk dapat

memberikan kontribusi yang dapat membentuk karakter anak didik

sebagaimana yang diharapkan bersama, maka seluruh pendidik dan tenaga

kependidikan yang ada di lingkungan sekolah harus menciptakan kondisi

lingkungan yang mendukung agar terciptanya karakter sebagaimana yang

diharapan kita semua. Idealnya pendidikan di sekolah tidak hanya mampu

menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi di bidang akademik

dan intelektual, tetapi juga mampu menciptakan peserta didik yang

mempunyai akhlak mulia, budi pekerti dan norma-norma, dan juga memiliki

karakter yang kuat yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa kelak.

Dari observasi awal yang dilakukan peneliti di sekolah Madrasah

Tsanawiyah Atsauri kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat,

guru-guru di sekolah tersebut sudah berupaya untuk menanamkan dan

menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik dalam upaya untuk membentuk

karakter siswa. Adapun kepribadian guru secara umum di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri menunjukan dan mencerminkan kepribadian guru yang

dapat dijadikan suri teladan bagi peserta didik. Peneliti melihat keadaan guru
8

yang dapat menjadi contoh dan teladan kepada peserta didik, memiliki

pengetahuan yang luas, memiliki kompetensi profesional, kompetensi

pedagogik, dan kompetensi sosial yang cukup baik.

Namun demikian, walaupun sebagian besar guru-guru yang ada di

Madrasah Tsanawiyah Atsauri sudah menunjukan keteladanan yang baik,

tetapi sebagian siswanya masih kurang mengaplikasikan karakter seperti yang

telah di contohkan oleh guru tersebut,baik karakter dalam kesehariannya di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, sehingga masih ada siswa yang

kurang sopan dan tidak menunjukan rasa hormat kepada guru, orang tua, dan

orang-orang yang ada dilingkungan sekitarnya, kurang memperhatikan

pelajaran yang disampaikan, kurang bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan kegiatan keagamaan , kurang disiplin dan lain sebagainya.

Atas dasar keadaan dan fakta di lapangan, serta gagasan dan pemikiran,

maka peneliti merasa tertarik dan memandang perlunya melaksanakan

penelitian dengan judul “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Siswa Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat perhatian dari apa yang akan diteliti

guna mendapatkan data yang di kumpulkan, diolah, dianalisis dan

diinterpretasikan sesuai dengan masalah yang ditetapkan. Setiap penelitian


9

harus mempunyai ruang lingkup yang jelas, maka dari itu perlu adanya fokus

penelitian. Penelitian ini terfokus pada:

1. Strategi dalam meningkatkan dan membentuk karakter siswa sesuai

dengan tujuan pendidikan dengan program penguatan pendidikan karakter

yang ada di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat.

2. Bentuk-bentuk keteladanan yang di berikan oleh guru-guru yang ada di

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat khususnya guru

Pendidikan Agama Islam sebagai contoh teladan yang baik bagi siswa dari

perkataan, perbuatan dan akhlaknya untuk di implementasikan dalam

kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap penerapan strategi dalam

penguatan pendidikan karakter siswa melalui keteladanan guru pendidikan

agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat.

Dengan maksud tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis strategi yang diterapkan dalam penguatan pendidikan

karakter siswa di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung

Barat.

2. Untuk menganalisas bentuk-bentuk ketealadanan guru pendidikan agama

Islam di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat dalam

pembentukan karakter siswa.


10

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi serapan ataupun

landasan dalam rangka penerapan strategi penguatan pembentukan

karakter siswa melalui keteladan-keteladanan guru sebagai teladan

serta diharapkan untuk menambah perbendaharaan keilmuan bagi

siapapun yang membacanya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini di jadikan sebagai sumbangan pemikiran tentang

strategi dalam meningkatkan pendidikan karakter pada siswa dengan

menggunakan metode keteladanan guru yang diterapkan untuk

dijadikan contoh teladan bagi siswa.

b. Bagi Lembaga

Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai bahan pijakan untuk

pengambilan kebijakan dan program pembelajaran yang tersusun

dalam penanaman penguatan pendidikan karakter pada siswa

berdasarkan dengan tujuan pendidikan.

c. Bagi Peneliti
11

Hasil penelitian ini menambah wawasan dan pengalaman langsung

dalam melakukan penelitian dan hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai sarana pengembangan keilmuan dan

pijakan pribadi peneliti di masa yang akan datang. Dan juga

penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya dan

bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada tesis ini, penulis membagi beberapa bab untuk

mempermudah dalam memahami isi dari tesis ini untuk itu perlu adanya

sistematika yang global dan memenuhi target yang di inginkan oleh penulis,

adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :

1. BAB 1 Pendahuluan

Dalam bab ini membahas tentang Latar belakang masalah, Fokus

Penelitian, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan

Sistematika Penelitian.

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini membahas tentang kajian teori yang berkenaan dengan

fokus penelitian yang di lakukan oleh peneliti.

3. BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini membahas tentang desain penelitian yang digunakan

oleh penulis yaitu penelitian kualitatif, penentuan informan, panduan


12

wawancara, tehnik analisis data, rencana pengujian keabsahan data,

rencana jadwal dan lokasi penelitian.

4. BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian

Dalam bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian

pembahasan dan hasil penelitian tentang strategi penguatan pendidikan

karakter siswa melalui keteladanan guru pendidikan agama Islam di

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat.

5. BAB V Penutup

Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan, saran dan implikasi

dari penelitian yang telah dilakukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru

untuk membimbing siswanya agar dapat mengembangkan segala potensi yang

ada dalam dirinya. Pendapat para ahli mengatakan bahwa pendidikan adalah

suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung

unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya

( Hasbullah :2009:5). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Takdir Ilahi

( 2012:25) mengatakan bahwa pendidikan sebagai usaha membina dan

mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah maupun

jasmaniah. Dengan pendidikan seseorang akan berkembang kearah kepada

kedewasaan baik dewasa dalam berpikir maupun bertindak, juga dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin dari

sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik

sehingga kelak dewasa nanti dia akan siap mengikuti peradaban dan juga

perkembangan zaman. Pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya

anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setingi-

tingginya ( Ki Hajar Dewantara ).

13
14

Rumusan tentang pendidikan termuat dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003, bahwa:

“Pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat Indonesia mempunyai

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan karena

dengan pendidikan akan belajar tentang pengembangan diri kearah yang lebih

baik menuju kedewasaan baik lahir maupun batinnya.

Tujuan pendidikan di Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, disebutkan bahwa:

“ pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar


menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab”.

Dengan kata lain tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada

subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baik tingkah laku individu

dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya.

Pendapat Elfachmi ( 2015 :16) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,

benar, dan indah untuk kehidupan. Dengan pendidikan seseorang akan

mempunyai nilai-nilai karakter yang terbentuk dari didikan dari seorang guru

yang tidak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga


15

keterampilan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dirasakan oleh guru

tersebut yang nantinya ilmu tersebut akan di transfer kepada siswanya.

Pendapat lain ( Danim : 2014 :42 ) mengatakan bahwa secara akademik,

pendidikan memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh

siswa.

b. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari

tercabutnya akar budaya bangsa dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa

depan yang terus berubah sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi.

d. Meningkatkan dan mengembangkan tanggungjawab moral siswa berupa

kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan yang salah sesuai

dengan keyakinan untuk memilih dan menegakannya.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan berfungsi

untuk membentuk kemampuan diri dari segi keahlian, etika, dan akhlak untuk

menjadikan pribadi yang lebih baik. Selain itu juga pendidikan menjadi sarana

untuk membekali diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat karena dunia

bukan hanya tentang pengetahuan saja tetapi juga meliputi dari kehidupan

sosial, etika dalam bergaul dengan orang lain ketika berada di lingkungan

sekitar maupun adab dan norma-norma yang harus di pergunakan dalam

kehidupan.
16

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter

Dalam kamus Bahasa Indonesia kata karakter diartikan dengan tabiat, sifat-

sifat kejiwaan, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan yang lain. Pada dasarnya setiap individu memiliki beragam jenis

kepribadian berbeda antar satu dan lainnya inilah yang dinamakan karakter.

Seseorang yang berperilaku tidak jujur, curang,kejam dan rakus dikatakan

sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan yang berperilaku baik,

jujur, dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter baik.

Karakter menandai bagaimana cara ataupun tekhnis untuk memfokuskan

penerapan nilai kebaikan kedalam tindakan ataupun tingkah laku. Karakter dapat

diartikan sebagai suatu pembawaan individu berupa sifat, kepribadian, watak

serta tingkah laku yang di ekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. tabiat atau

kepribadian seseorang (Whynne dalam Mulyasa, 2012:3).

Kepribadian atau karakter seseorang akan dinilai secara subjektif bahwa

kepribadian yang dimilikinya itu akan diterima atau tidaknya oleh masyarakat

atau lingkungan sekitar tergantung dari bagaimana kita dalam bersikap dan

bertingkah laku. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian,

berperilkau, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti ini berarti

karakter identik dengan kepribadian atau akhlak yang melekat pada diri

seseorang. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri
17

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari

lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir

(Koesoema, 2007:80).

Secara terminologis, makna dari karakter mengacu kepada serangkaian

pemikiran (cognitives), perasaan (affectives), dan perilaku (behaviors) yang

sudah menjadi kebiasaan (habits). Maka dapat dipahami bahwa karakter

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh

aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan

dirinya, dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya yang terwujud

dalam pikiran, perasaan, dan perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.

Berdasarkan pengertian karakter yang disebutkan diatas dapat ditegaskan

bahwa karakter merupakan perilaku yang menjadi ciri khas seseorang atau

sekelompok orang serta nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan-Nya, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia,berdasarkan

norma-norma yang berlaku dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010:4):

“Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan

karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka mempunyai nilai dan

karakter sebagai karakter dirinya,menerapkan nilai-nilai tersebut dalamkehidupan


18

dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,

produktif dan kreatif”.

Sedangkan menurut Koesoema ( 2007: 250) Pendidikan karakter merupakan

“ Nilai-nilai dasar yang harus dihayati jika sebuah masyarakat mau hidup dan

bekerja sama secara damai. Nilai-nilai seperti kebijaksanaa, penghormatan

terhadap orang lain, tanggungjawab pribadi, perasaan senasib, sependeritaan,

pemecahan konflik secara damai, merupakan nilai-nilai yang semestinya

dinamakan pendidikan karakter”.

Dengan demikian pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang

dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu siswa dalam memahami nilai-

nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter untuk

membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya

terlibat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik,

jujur,bertanggungjawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.

( Thomas Lickona,1991). Pendidikan karakter menjadi keharusan karena

pendidikan tidak hanya menjadikan siswa menjadi cerdas, tetapi juga pendidikan

bertujuan untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan.
19

Menurut Zubaedi (2010 : 15), pendidikan karakter adalah usaha sengaja

( sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik

secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik

untuk masyarakat secara keseluruhan. Pelaksanaan pendidikan karakter

dipandang sebagai usaha atau proses yang direncanakan dengan usaha yang

maksimal dan bersungguh-sungguh dalam memahami, membentuk, dan

menanamkan nilai-nilai etika,baik untuk dirinya sendiri maupun untuk semua

warga masyarakat.

Dalam pendidikan karakter mengajarkan tentang kebiasaan-kebiasaan dan

cara berpikir juga perilaku sesuai dengan norma-norma dan adat istiadat yang

berlaku sehingga membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai

anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara.

Kesimpulan yang dapat dijelaskan berdasarkan pendapat para ahli diatas

adalah pendidikan karakter merupakan suatu aspek dalam pembentukan

kepribadian peserta didik yang dapat terbentuk melalui peranan lingkungan dari

sekolah, masyarakat, dan keluarga, untuk itu dengan adanya pendidikan dan

pembinaan dalam suatu lembaga sekolah yang melaksanakan kebijakan

pendidikan karakter dengan langkah dan aturan yang baik dan benar diharapkan

dapat membuat pembentukan karakter anak menjadi terarah dan sesuai dengan

moral, etika, dan akhlak.


20

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Rumusan dalam tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar landasan dalam

pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dirumuskan

sebagai berikut:

a. Mengembangkan potensi efektif siswa sebagai manusia dan warga

negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai karakter dan tradisi bangsa.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab siswa sebagai

generasi penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan siswa nenjadi manusia yang mandiri,

kreatif, berwawasan kegbangsaan.

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta

dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Tujuan pendidikan karakter adalah bertujuan untuk membentuk dan

membangun pola pikir, sikap, dan juga perilaku siswa supaya menjadi

pribadi yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah dan

bertanggungjawab, sehingga dapat diimplementasikan sikap-sikap positif

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga pendidikan karakter

bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak


21

mulia, dinamis,berorientasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi, bermoral,

toleran, bergotong royong, berjiwa patriot juga taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa (Aqib dan Amarullah 2017:5). Dengan kata lain tujuan

pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi siswa agar

memiliki karakter yang baik dalam mempersiapkan membangun bangsa

yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral,

bertoleransi, dan bergotong-royong. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter

yang bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya. Nilai karakter yang

bersumber dari agama karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat

yang beragama maka semua aspek kehidupan selalu di dasari pada ajaran

agama, khususnya dalam agama Islam nilai-nilai karakter dilandasi oleh

Al-Qur’an dan Hadits. Selain berlandaskan agama, pembentukan nilai-nilai

karakter juga dilandasi dengan Pancasila sebagai prinsip dan pedoman

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan pendidikan karakter yang

berlandaskan budaya karena nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam

menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan anggota masyarakat.

Dengan diadakannya pendidikan karakter di lembaga sekolah,

diharapkan mampu untuk menghadapi tantangan dan problematika bangsa

yang terjadi pada masa sekarang ini. Hal tersebut ditunjukan dengan

sepuluh gejala yang harus diwaspadai menurut Lickona (Darahim, 2015 :


22

73) gejala-gejala tersebut adalah diantaranya: (1) meningkatnya kekerasan

dikalangan anak muda, (2) meningkatnya penggunaan kata-kata kasar atau

tidak sopan, (3) menguatnya pengaruh teman satu kelompok yang berakibat

negatif, (4) meningkatnya jumlah remaja yang suka menganggu orang lain,

(5) meningkatnya perilaku tidak tertib terhadap peraturan, (6) menurunnya

etos kerja, (7) menurunnya sikap hormat kepada orang tua, (8) lebih

mengutamakan hak daripada kewajiban, (9) meningkatnya perilaku ketidak

jujuran, (10) meningkatnya sikap dan perilaku egoistis.

Untuk mengatasi dan mengantisipasi gejala masalah yang terjadi tersebut,

yaitu dengan cara menerapkan penguatan pendidikan karakter kepada siswa

salah satunya dengan cara melalui keteladan guru sebagai contoh teladan dan

mempunyai karakter yang dilandasi oleh norma, sikap dan perilaku yang baik.

Faktor mutlak dalam pengembangan pendidikan karakter pada siswa melalui

keteladanan seorang guru yang mempunyai peranan katalisator akan lebih

efektif, karena kedudukannya sebagai figure atau idola yang digugu dan ditiru

oleh siswanya (Meylan, Saleh,2012 : 65).

Keteladanan tersebut diharapkan menjadi upaya yang dilakukan sekolah

khususnya guru dalam memberikan penanaman karakter kepada siswanya,

sehingga siswa-siswa tersebut memiliki karakter sesuai dengan harapan dan

tujuan pendidikan.
23

Menurut pendapat Darahim (2015,154-156) bentuk nilai-nilai dalam

pembentuk karakter berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian Nasional,

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1
NILAI KARAKTER MENURUT PUSAT KURIKULUM BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN
NASIONAL

No Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh
melaksanakan ajaran agama yang diyakini
1 Religius
dan toleran terhadap ibadah dan pemeluk
agama lain
Sikap dan perilaku yang jujur pada dirinya
Jujur
2 sendiri dan kepada orang sehingga dapat
dipercaya dalam bergaul dengan sesame
Sikap dan perilaku yang hargai perbedaan
3 Toleransi
agama, suku, etnis dan pendapat orang lain
Sikap dan perilaku patuh pada aturan dan
4 Disiplin ketentuan yang berlaku dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sikap dan perilkau suka bekerja keras dan
5 Kerja keras penuh tanggungjawab dalam menjalankan
tugas yang diberikan kepadanya
Berpikir dan bersikap kreatif dan inovatif
6 Kreatif dalam bekerja untuk menghasilkan metode
dan produk kerja yang dihasilkan
Sikap dan perilaku tidak tergantung pada
7 Mandiri orang lain dalam menyelesaikan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya
Sikap dan perilaku yang menghargai
8 Demokratis
persamaan hak bagi setiap warga negara
Sikap dan perilaku yang selalu haus ilmu
9 Rasa ingin tau
pengetahuan
Sikap dan perilku selalu menempatkan
10 Semangat kebangsaan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan
11 Cinta tanah air Sikap dan perilaku bangga dalam memakai
Bahasa dan produksi nasional untuk
24

menjaga cinta kepada tanah air.


Sikap dan perilaku selalu menghargai karya
atau prestasi diri dan orang lain yang
12 Menghargai prestasi
berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara
Sikap dan perilkau suka berteman dengan
Bersahabat dan
13 membina kerjasama dan kebersamaan
komunkatif
hidup dengan orang lain
Sikap dan perilaku yang mengutamakan
14 Cinta damai rasa senang dan damai dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sikap dan perilaku suka memanfaatkan
15 Gemar membaca waktu dan peluang untuk belajar bagi
kehidupan diri sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku yang sadar lingkungan
dan selalu berupaya mencegah kerusakan
16 Peduli lingkungan
dan pencemaran lingkungan hidup dan
perusakan sumber daya alam yang ada
Sikap dan perilaku suka menolong orang
17 Peduli masalah sosial agar dirinya bisa memberi manfaat bagi diri
sendiri, keluarga dan bangsa
Sikap dan perilaku bertanggungjawab
dalam menjalankan tugas dan kewajiban
18 Bertanggungjawab
yang dibebankan oleh orang lain, guru, dan
pemerintah dengan baik.

Dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang dicanangkan dalam program


kurikulum seperti yang sudah digambarkan diatas, jelas bahwa tujuan dari
pendidikan karakter adalah untuk menanamkan dan juga membentuk karakter
siswa sebagai generasi penerus bangsa yang berkepribadian dan berperilaku
terpuji, menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, dan
berperilaku baik yang harus senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan sekolah dan juga di lingkungan masyarakat. Selain itu juga
pendidikan karakter di tanamkan kepada siswa bertujuan untuk
mengembangkan potensi dasar dalam diri siswa sehingga menjadi invidu yang
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik, juga membangun dan
memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.
25

3. Penanaman Pendidikan Karakter Di Sekolah

Lingkungan sekolah sebagai salah satu tempat untuk peserta didik dalam

memperoleh pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan yang dirumuskan

dalam UUD No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1

yang berbunyi:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Penanaman pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai

cara atau metode yang diterapkan atau dikerjakan berdasarkan kesadaran yang

utuh yang diketahui secara sadar, dicintai dan diinginkan. Dari proses inilah

menimbulkan tindakan yang dapat menghasilkan karakter yang utuh pula.

Proses pengajaran yang bermula dengan memberikan pengetahuan kepada

peserta didik tentang kebaikan, mengajak dan mengkondisikan supaya peserta

didik dapar menerapkan kebaikan tersebut, kemudian akan membangkitkan

peserta didik supaya menginginkan karakter yang di ajarkan.

Penanaman karakter dilaksanakan secara tidak langsung melalui proses

belajar mengajar didalam kelas dan bersifat non-tematis. Jadi, setiap guru harus

kreatif memberikan pencerahan tentang pendidikan nilai terhadap anak didik

melalui materi mata pelajaran yang sedang diajarkannya. Penanaman karakter

dimasukkan atau diinfuskan dalam seluruh materi pembelajaran yang


26

diajarkan. Guru bertanggung jawab menemukan dimensi moral dari mata

pelajaran yang diajarkannya sehingga siswa tidak kehilangan waktu dalam

mempelajari materi, namun juga tidak kehilangan kesempatan untuk

memperoleh inspirasi nilai-nilai hidup dari mata pelajaran yang sedang

dipelajarinya.

Penanaman karakter di lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatkan

mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan disekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,

terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan, melalui pendidikan

karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta

mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud

dalam perilaku sehari-hari.

Maka peran guru dalam membentuk karakter siswa dengan menerapkan

pembiasaan untuk menerapkan karakter pada diri siswa secara berkelanjutan

akan menjadi kebiasaan dan melekat pada diri siswa yang akan mengarahkan

pada peningkatan pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompotensi lulusan

yang di harapkan. Karakter dapat diintregrasikan dalam pembelajaran pada

setiap mata pelajaran. Oleh karena itu pembentukan karakter dapat

dikembangkan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan

pengkodisian, kaitannya dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran.


27

Secara eksplisit tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal

3 yang menyatakan agar sekolah mengembangkan sembilan karakter pada siswa

yaitu : (1) Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berakhlak

mulia, (3) sehat, (4) Berilmu, (5) Cakap, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)

Demokratis, dan (9) Bertanggungjawab.

Dalam Al-qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan landasan karakter

yang harus dimiliki oleh seorang muslim sebagai perintah dari Alloh SWT yang

telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang harus kita teladani, karakter-

karakter tersebut adalah sebagai berikut:

a. Saling menyayangi dan mengasihi, tolong menolong dan berlaku adil

terhadap sesama.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surah An-Nahl ayat 90. Dalam

surah ini dijelaskan bahwa Alloh SWT memerintahkan kita untuk senantiasa

berbuat adil dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia terutama kerabat

dekat untuk menghindari perbuatan keji dan jahat yang dapat mendekatkan

kepada permusuhan dan kemungkaran. Ayat tersebut berbunyi:

‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ِبٱْلَع ْد ِل َو ٱِإْل ْح َٰس ِن َو ِإيَتٓاِئ ِذ ى ٱْلُقْر َبٰى َو َيْنَهٰى َع ِن ٱْلَفْح َش ٓاِء‬

‫َتَذَّك ُروَن َو ٱْلُم نَك ر َيِع ُظُك ْم‬


28

Artinya :

”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. ( QS An-Nahl:90)

b. Tidak putus asa dan teguh hatinya


Dalam Al-Qu’an surah Yusuf ayat 87 menjelaskan tentang larangan untuk
tidak berputus asa dari rahmat Alloh SWT dan teguh hatinya dalam beriman
hanya kepada Alloh SWT.

‫۟ا ِم‬ ‫ّٰلِه ِا‬ ‫ِم‬ ‫۟ا‬ ‫ِخ ِه‬ ‫ِم‬


‫ٰيَبَّيِن اْذَه ُبْو ا َفَتَح َّس ُس ْو ا ْن ُّيْو ُس َف َو َا ْي َو اَل َت ْئَـُس ْو ا ْن َّر ْو ِح ال ۗ َّٗنه اَل َي ْئَـُس ْن‬

‫َّر ْو ِح الّٰلِه ِااَّل اْلَق ْو ُم اْلٰك ِف ُر ْو َن‬

Artinya :

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan


saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”
( QS Yusuf:87)

c. Bertanggungjawab
Dalam surah Al-Qiyamah ayat 36 menjelaskan tentang kewajiban manusia
untuk bertanggungjawab terhadap apa yang telah diperbuatnya, karena semua
perbuatan yang telah kita lakukan ada pertanggungjawaban baik di dunia
maupun diakhirat kelak.
29

‫َاْحَيَسُب اِاْل ْنَس اُن َاْن ُّيْتَر َك ُس ًد ۗى‬

Artinya:

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa


pertanggung jawaban)? (Qs. Al-Qiyamah/75:36).

d. Bersikap jujur

Alloh SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa jujur

baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan karena jujur merupakan

tanda .keimanan dan bukti ketaqwaan hal ini dijealskan dalam Al-Qur'an

surah At-Taubah ayat 119

‫ِدِق‬ ‫ّٰل‬ ‫ِذ‬ ‫ٰٓي‬


‫َاُّيَه ا اَّل ْيَن ٰاَم ُنوا اَّتُقوا ال َه َو ُك ْو ُنْو ا َمَع الّٰص َنْي‬
Artinya :

”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan


bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.
(QS. At-Taubah : 119)

4. Strategi Internalisasi Pendidikan Karakter

Melalui pendidikan karakter di sekolah, akan tercipta generasi yang cerdas,

bermoral, berakhlak mulia, dan berpendidikan. Untuk mewujudkan hal itu

harus dilakukan cara untuk membangun karakter siswa yaitu : (1) memberikan
30

teladan, (2) memberikan penghargaan atau apresiasi, (3) menyisipkan pesan

moral dalam setiap pembelajaran, (4) jujur dan open-minded , (5) mengajarkan

sopan santun, (6) menanamkan leadership, (7) menceritakan pengalaman

inspiratif, (8) melalui kegiatan literasi.

Strategi pendidikan karakter terfokus pada peran seorang guru. Dasar-dasar

pembelajaran berkarakter adalah kemampuan dasar bagi seorang guru untuk

melakukan tiga hal: (a) kemampuan membuka dan menutup pelajaran, (b)

kemampuan menjelaskan materi pelajaran, (c) kemampuan memotivasi peserta

didik agar berani bertanya. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada peran guru

sebagai role model atau keteladanan seorang guru dalam mengembangkan dan

membentuk karakter siswa karena dalam pendidikan karakter tidak hanya

membutuhkan teori atau konsep saja. Strategi dalam pelaksanaan pendidikan

karakter di sekolah lebih tepat melalui pendekatan-pendekatan modelling,

keteladanan (uswah) yang dilakukan oleh guru, karena karakter merupakan

perilaku bukan hanya pengetahuan sehingga dapat di internalisasi oleh peserta

didik, untuk itu pendidikan karakter harus diteladankan bukan hanya diajarkan

(Suwandi, Wahid 2009).

C. Keteladanan Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta

didik. Seorang guru akan mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu,
31

mendidik, mengarahkan, dan melatih peserta didinya agar memahami ilmu

pengetahuan yang diajarkannya tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Guru dan

Dosen dinyatakan bahwa :

“ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”.
Pengertian guru professional adalah semua orang yang mempunyai

kewenangan secara individual atau klasikal di sekolah atau di luar sekolah.

Dengan demikian guru adalah orang yang mempunyai wewenang serta

mempunyai tanggung jawab untuk membimbing dan membina peserta

didiknya. Guru sebagai pekerjaan profesi berada pada tingkatan tertinggi

dalam sistem pendidikan, karena guru dalam melaksanakan tugas

profesionalnya memiliki otonomi yang kuat ( Sagala, 2009 : 11).

Seorang guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga

akan selalu menanamkan nilai-nilai kebajikan di dalam semua aspek

kehidupan, baik nilai-nilai keagamaan maupun nilai-nilai akhlak dan budi

pekerti yang akan diterapkan dalam kehidupannya. Karena guru merupakan

profesi dimana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan kedalam jiwa

manusia untuk mrnjadikan pribadi yang baik. ( Aziz, 2012:1).

Menurut M. Ali yang dikutif User Utsman (2001:15) untuk mengabdikan


32

sebagai seorang guru seseorang harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:

1. Harus memiliki keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori

pengetahuan secara mendalam.

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan

bidang profesinya.

3. Sudah melaksanakan tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Memiliki kepekaan terhadap kehidupan dan lingkungan kemasyarakatan

dari pekerjaan yang dilaksanakan.

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, karena guru

tidak hanya cakap dalam penguasaan materi pelajaran saja, tetapi juga harus

memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, loyal dan mencintai

profesinya, selalu menjaga kode etik guru, jujur, berwibawa dan

bertanggungjawab, dengan demikian maka guru tersebut bisa dikatakan

sebagai guru yang professional. Guru profesional dalam pekerjaannya akan

menciptakan siswa yang tidak hanya memahami ilmu pengetahuan secara

akademik saja, tetapi dapat juga mencetak siswa dengan memiliki

keterampilan-keterampilan yang didapat dan diajarkan oleh guru yang

nantinya bisa di pergunakan oleh siswa.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syamsul Kurniawan


33

(2017:42) menyatakan bahwa guru berdasarkan pendidikan Islam harus

memiliki syarat-syarat yaitu:

Syarat keagamaan, yaitu selalu patuh dan tunduk dalam melaksanakan

syariat Islam dengan sebaik-baiknya.

1. Senantiasa selalu berakhlak mulia yang dihasilkan dari pelaksanaan

syariat islam tersebut.

2. Senantiasa meningkatkan kemampuan ilmiahnya sehingga benar-benar

ahli dalam bidangnya.

3. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat pada

umumnya.

Menurut Filosofi Kihajar Dewantara, seorang guru yang profesional harus

memiliki keahlian, kemampuan,dan keterampilan : “Tut wuri handayani, ing

ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa”. Seorang guru tidak hanya

cukup memiliki dan menguasai materi pembelajaran saja, tetapi harus juga

bisa mengayomi siswa, menjadi contoh tealadan yang baik bagi siswa, serta

senantiasa memberikan motivasi bagi siswa untuk menjadi lebih baik. Guru

profesional akan selalu mengembangkan dirinya untuk terus mendapatkan

ilmu pengetahuan dan mendalami keahliannya sebagai bekal untuk bisa di

berikan kepada siswanya. Oemar Hamalik menjelaskan bahwa guru

profesional harus memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru
34

yaitu keahlian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat,

berbadan sehat, memiliki pengalaman yang luas, dan seorang guru juga harus

berjiwa Pancasila dan sebagai warga negara yang baik

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005 pemerintah telah

merumuskan empat jenis kompetensi guru, yaitu sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik, adalah kompetensi dalam kemampuan

mengelola pembelajaran kepada siswa yang meliputi pemahaman

terhadap siswa, perencanaan dalam pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan juga pengembangan peserta didik untuk terus mengeksplore potensi

yang dimiliki.

b. Kompetensi personal/kepribadian, adalah kompetensi kemampuan

memiliki kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, stabil, bijaksana,

dan berwibawa yang akan menjadi contoh teladan bagi siswa.

c. Kompetensi profesional, adalah kemampuan guru dalam penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang di

ajarkan. Dalam kompetensi ini mencakup penguasaan materi kurikulum

mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi

serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya, setiap

subkopetensi tersebut memiliki indikator esensial, memahami bahan ajar

yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan


35

metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar.

Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari,

menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis untuk

memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.

d. Kompetensi sosial, adalah kompetensi kemampuan guru dalam hal

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar. Peran yang

di bawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi yang lain. Oleh

karena itu, perhatian yang di berikan masyarakat terhadap guru pun

berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi

pelopor pembangunan di daerah tempat tinggal pendidik tinggal.

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota

masyarakat dan sebagai makhluk sosial meliputi: (1) kemampuan untuk

berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk

meningkatan kemampuan profesional (2) kemampuan untuk mengenal

dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan, dan (3)

kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individu maupun

secara kelompok.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu di miliki oleh guru, antara lain

adalah : (1). Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua
36

peserta didik, (2). Bersikap simpatik, (3). Dapat bekerjasama dengan komite

sekolah maupun dewan pendidikan, (4). pandai bergaul dengan rekan kerja

dan mitra pendidikan, dan (5). Memahami lingkungan sekitar.

2. Tugas dan Peran Guru

Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar,

sebab guru dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar

mengajar, oleh karena itu, dalam proses pendidikan dan pengajaran perlu adanya

tugas dan peran guru dalam memberikan pengajaran tersebut. Guru mempunyai

tugas yang terikat maupun tidak terikat dalam kedinasan yaitu dalam bentuk

pengabdian.

Tugas tersebut dilaksanakan oleh guru sebagai bentuk tanggungjawab dan

pengabdian dalam mendidik dan mengajar juga melatih siswanya sesuai dengan

tugas yang di embannya tersebut .

Menurut Ag. Soejono dalam bukunya Ahmad Tafsir mengatakan tugas

pendidik adalah sebagai berikut:

a. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan

berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket

dan lain sebagainya.


37

b. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik

dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak

berkembang.

c. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara

memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik

memilihnya dengan tepat.

d. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk megetahui apakah

perkembangan anak didik berjalan dengan baik.

e. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui

kesulitan dalam pengembangan potensinya.

Sebagai seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, guru tersebut

memiliki tiga tugas pokok yang harus dilaksanakan. Tugas pokok tersebut yaitu

sebagai berikut:

1. Tugas Profesional, yaitu tugas yang berhubungan dengan profesinya

sebagai guru.

Dalam profesinya tugas seorang guru adalah mendidik, mengajar dan

melatih. Tugas guru sebagai pendidik adalah guru harus mendidik

peserta didiknya dengan nilai-nilai kehidupan.


38

Mendidik adalah suatu proses kegiatan untuk mengembangkan tiga hal,

yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup pada diri

seseorang atau kelompok orang lain.

Selain mendidik seorang guru juga bertugas sebagai pengajar. Pengajar

yang di maksudkan disini adalah mengajar pada satuan pendidikan

dimana seorang guru tersebut mengajar. Seorang guru harus mempunyai

komitmen dan profesional dalam mengajar yang akan meningkatkan mutu

pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di tempat mereka bertugas.

seorang guru harus mempunyai kulaifikasi sebagai tenaga pengajar dan

mempunyai hak dan wewenang untuk mengajar. Oleh sebab itu seorang

guru mempunyai tanggung jawab untuk selalu merancang metode

pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan bahan ajar

dan membuat sumber dan media pembelajaran dan yang paling penting

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk silabus sebagai

metode untuk pendekatan dan strategi dalam memberikan pembelajaran

supaya efektif dan efisien sesuai yang di harapkan.

Seorang guru harus bertindak sebagai seorang pelatih karena tidak hanya

profesional dalam pendidikan dan pengajaran saja, guru juga yang harus

bertindak sebagai pelatih dalam melatih dan mengarahkan keterampilan

dari peserta didiknya. Dengan memberikan latihan yang teratur dan


39

konsisten dari seorang guru maka peserta didik akan mungkin mahir

dalam berbagai keahlian dalam keterampilan yang dimilikinya.

2. Tugas Manusiawi, yaitu tugas sebagai manusia.

Semua guru mempunyai kewajiban dan tugas untuk mewujudkan dirinya

dalam merealisasikan seluruh potensi yang ada dan dimilikinya. Seorang

Guru ketika disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai pengganti

dari orang tua peserta didiknya. Ia harus mampu menarik simpatik

sehingga menjadi seorang panutan bagi siswa. Di samping itu, transformasi

diri terhadap kenyataan dikelas atau di masyarakat perlu dibiasakan

sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi

seorang guru.

3. Tugas Kemasyarakatan, yaitu tugas guru sebagai anggota dalam

masyarakat dan warga negara.

Masyarakat menempatkan posisi guru pada tempat yang lebih terhormat

di lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan dapat memperoleh

ilmu pengetahuan dan hal-hal kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan guru dalam mendidik, membimbing, mengajar dan melatih

tidak dapat dipisahkan antar satu dengan yang lainnya, itu menjadi sebuah satu

kesatuan yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya. Karena ditangan seorang guru lah maka akan tercipta hasil
40

yang telah diberikan kepada siswa, baik itu pemahaman ilmu pengetahuan,

keterampilan-keterampilan tertentu yang sudah di transfer oleh guru, maupun

sikap-sikap baik dan karakter yang ditanamkan oleh guru kepada siswa supaya

menjadi pribadi yang baik, berbudi pekerti dan berakhlakul karimah yang

senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa mempunyai

pemahaman dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti maka

tugas dan peran guru dianggap telah terlaksanan dengan baik.

4. Pengertian Keteladanan Guru

Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia keteladanan berasal dari kata

“teladan” yang berarti sesuatu atau perilaku yang patut untuk di tiru atau di

contoh. Dalam bahasa arab kata teladan biasa disebut dengan “uswatun

hasanah” yang artinya suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru atau diikuti

oleh orang lain yang di ridhoi oleh Allah SWT sebagaimana yang diajarkan

oleh Rasulullah SAW. Keteladanan tersebut baik berupa perkataan, sikap,

sifat ataupun perkataan. Keteladanan adalah metode pendidikan yang

diterapkan melalui contoh-contoh baik yang diperlihatkan berupa perilaku

yang nyata yang berkenaan tentang ibadah dan akhlak yang baik. Dengan

menunjukan teladan yang baik, maka akan menumbuhkan motivasi bagi orang

lain untuk meniru atau mengikutinya baik dari ucapan, perbuatan dan tingkah

laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu akan menanamkan pendidikan

karakter terhadap anak. Pendapat ahli mengatakan bahwa “Keteladanan


41

merupakan suatu yang harus dimiliki oleh setiap guru terutama yang berpusat

dalam menjalankan perintah agama, memiliki kepedulian terhadap nasib

sesama yang tidak mampu, memiiki kegigihan dalam meraih prestasi secara

individu dan sosial, memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan,

rintangan dan godaan, serta kecepatan dalam bergerak dan berakualisasi”

(Asmani Jamal Ma’mur, 2011:34). Keteladanan merupakan faktor yang

harus dimiliki oleh seorang guru atau pendidik dalam menanamkan

pendidikan karakter terhadap siswa.

Keteladanan artinya menjadikan sesuatu sebagai teladan, menyediakan

suatu metode untuk memberikan contoh yang baik yang di berikan atau di

ajarkan yang berkenaan dengan akhlak dan perilaku. Hal ini sesuai dengan

yang pengertian dari keteladanan yang berarti penanaman akhlak, adab dan

kebiasaan baik yang harus di ajarkan dan di biasakan dengan memberikan

contoh yang nyata” (Islahunnisa, 2010:42).

Dari beberapa pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa keteladanan merupakan segala sesuatu yang terkait dengan perkataan,

perbuatan, dan tingkah laku dari seseorang yang dapat ditiru atau ditealadani

oleh orang lain, dalam hal ini mengarah ke keteladanan dari guru kepada

siswanya. guru sebagai orang yang berinteraksi paling lama dengan siswa di

sekolah harus dapat menberikan contoh kepriadian positif kepada siswa.

Selain itu, dukungan dan perhatian orang tua di rumah juga sangat besar
42

mempengaruhi keberhasilan pendidikan katrakter. Jadi, guru juga harus bisa

memberikan penjelasan kepada orang tua untuk menjadi lebih proaktif dalam

pendidikan karakter anak-anak mereka (Putri Dwi Humaerah, 2020:29).

Penjelasan diatas diperkuat oleh pendapat Marzuki 92012b :33-34) bahwa

perlu dukungan keteladanan guru dan orang tua siswa serta budaya yang

berkarakter untuk melaksanakan pendidikan karakter.

Selain menanamkan karakter yang baik kepada peserta didik guru juga

harus menjadi teladan yang baik bagi siswanya, baik disekolah ataupun

diluar sekolah. Agar bisa terbentuknya karakter yang baik tentunya guru

harus menjadi teladan baik dalam hal ibadah, akhlak mulia, bermurah hati,

sederhana, selalu bertegur sapa dengan siswa, dan bisa menjadi pengganti

orang tua ketika berada di sekolah.

Peran keteladanan merupakan jantung dan jiwa dari sebuah program

pembinaan karakter. Karakter yang baik perlu diajarkan dari perspektif

“ lakukan seperti yang kulakukan” bukan “lakukan seperti yang saya

katakan”. Keteladanan merupakan strategi yang biasa digunakan dalam

pendidikan karakter. Ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam

menggunakan strategi ini yaitu : (1) guru atau orang tua harus perperan

sebagai model yang baik bagi siswa atau anak-anaknya, (2) anak-anak harus

meneladaniorang terkenal yang berakhlak mulia misalnya Nabi Muhammad

SAW (T itik Sunarti, Zamroni & Darmiyanti Zuchdi,2014:184-185).


43

Keteladanan guru terhadap pembentukan karakter siswa terutama dari

segi pendidikan memerlukan keahlian khusus. Tugas guru sebagai profesi

meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik juga meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan pada diri peserta

didik.

Seorang guru harus mencontohkan perilaku yang baik karena merupakan

faktor yang sangat menunjang untuk membentuk karakteristik peserta didik.

Memiliki sosok atau figur yang sangat ideal sebagai sumber dari keteladanan

yang dapat di jadikan sebuah pedoman dalam kehidupan peserta didik. Selain

harus mempunyai ilmu, seorang guru harus menampilkan keteladanan yang

baik karena akan menjadi suatu motivasi bagi peserta didik.

Sikap teladan guru dapat dilihat dalam setiap perbuatan dan tutur katanya.

Sehingga teladan yang dapat dengan baik diikuti oleh siswa yaitu melalui

aspek perbuatan karena dalam perbuatan tidak menutup kemungkinan terdapat

juga aspek sikap dan perkataan atau ucapan. Sehingga aspek perbuatan harus

lebih ditonjolkan dalam keteladanan seorang guru.

Guru menunjukan teladan yang baik kepada siswa dengan rajin beribadah,

membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan dan selalu menjalankan

tanggung jawab mereka dalam membina dan menasehati siswa yang

bermasalah atau melanggar peraturan. Melaksanakan tugas mengajar sesuai


44

dengan jadwal dan sesuai dengan materi pembelajaran. Guru pun menunjukan

kedisipinan yang baik dengan datang dan pulang sekolah tepat waktu.

Keteladanan dalam pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu

metode atau cara untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberikan

contoh yang baik dan teladan kepada peserta didik supaya mereka dapat

berkembang dengan baik secara mental dan memiliki akhlak dan kepribadian

yang terpuji. Karena dalam menciptakan anak yang berkarakter religius dan

berakhlak mulia pendidik tidak cukup hanya memberikan materi pembelajaran

saja, tetapi yang lebih penting bagi siswa adalah contoh teladan yang menjadi

sosok yang memberikan keteladanan dan menerapkan pembelajaran tentang

akhlak tersebut, karena materi pelajaran tidak akan cukup berhasil jika tidak

dibarengi dengan suatu keteladanan yang nyata bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keteladanan

seorang guru adalah suatu perbuatan yang dapat di lihat dan menjadi panutan

oleh siswa yang di tunjukan melalui tutur kata,sikap dan pebuatan yang

dilakukan sehari-hari.

Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah lebih tepat

melalui pendekatan atau metode keteladanannyang dilakukan oleh guru.

Karena karakter merupakan perilaku ( behavior ), bukan pengetahuan, maka

karakter harus diteladankan bukan hanya diajarkan.


45

5. Kompetensi Keteladanan Guru

Kepribadian merupakan sifat-sifat yang hakiki yang tercermin pada sikap

dan tingkah laku seseorang yang dapat membedakannya dari orang lain.

Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,

arif dan bijaksana serta menjadi teladan bagi peserta didik sesuai dengan yang

tercantum dalam Undang-Undang RI. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. Kompetensi dari keteladanan guru meliputi:

a. Kepribadian yang Mantap

Kepribadian yang mantap menunjukan bahwa seorang guru disebut

sebagai pendidik yang baik, yang dapat dilihat dan diketahui dari kompetensi

kepribadian yang mantap adalah:

1. Kepribadian yang mantap dan stabil dengan bertindak sesuai dengan

norma hukum dan norma sosial berlaku dimasyarakat.

2. Kepribadian yang mantap yang memiliki kedewasaan dengan

kemandirian dalam bertindak dan bertingkah laku sebagai guru dan

pendidik dan memiliki etos kerja serta kinerja yang diharapkan.

3. Kepribadian yang mantap dan bijaksana memiliki hubungan yang baik

dakam bertingkah laku dengan siswa, teman sejawat, tenaga kependidikan

dan masyarakat. Dengan bersikap bijaksana dalam menghadapi semua


46

persoalan dan permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya

sebagai guru.

b. Guru yang Berakhlak Mulia.

Keterkaitan dengan guru yang berakhlak mulia, maka beberapa tokoh

mengemukakan pendapat mengenai sifat yang harus dimiiki oleh seorang guru

di antaranya: Moh. Athiyah al-Abrasy: Berpendapat bahwa guru harus

memiliki sifat-sifat: (a). Zuhud Guru tidak mengutamakan materi dan

mengajar murni karena mencari keridhaan Allah SWT, (b). Guru harus bersih.

Bersih dalam arti bersih tubuh, pakaian dan jiwa. Terhindar dari dosa,

kesalahan, dengki, riya dan permusuhan juga perselisihan, (c). Ikhlas dalam

melaksanakan pekerjaan. (d). Menyayangi anak didiknya seperti menyayangi

anaknya sendiri dan memikiran keadaan peserta didik selayaknya kepada

anaknya sendiri, (e). Harus mengetahui tabiat siswa. Artinya guru harus

mengenal dengan baik siswa-siswanya, sifat, latar belakang kehidupan

keluarga sehingga guru tidak salah dalam mendidik, (f). Menguasai mata

pelajaran yang akan diajarkannya.

Imam Al-Ghazali menasehati supaya dalam melaksnakan tugas dan

tanggungjawabnya guru haruslah memiiki sifat-sifat :

1. Seorang guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap siswa-

siswanya dan memperlakukan siswanya seperti anaknya sendiri.


47

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih akan

tetapi dengan mengajar ia akan mendapat keridhaan Allah SWT dan

mendekatkan diri hayan kepada –Nya.

3. Hendaknya guru menasehati dan menerangkan kepada siswanya

bahwa belajar merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah

dan jangan bermegah-megah dengan ilmu yang dimiliki.

4. Mencegah siswa dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran

yaitu dengan cara halus tanpa mencelanya.

5. Supaya diperlihatkan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara

dengan mereka dengan kadar akhlaknya tidak melampuai tingkat

tangkapnya supaya mudah diterima.

6. Jangan timbulkan rasa benci pada siswa tentang cabang ilmu tetapi

mengajaknya untuk mempelajari cabang ilmu tersebut.

7. Ketika mengajari siswa yang di bawah umur supaya diberikan

pelajaran yang pantas sesuai umurnya.

8. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dengan baik diikuti

dengan perbuatan yang baik pula.

6. Refleksi Guru sebagai Teladan

Seorang guru harus merefleksikan diri tentang apa yang dia lakukan pada

siswanya dalam memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan juga

penerapan karakter siswa dengan menjadikan dirinya sebagai contoh teladan


48

baik dari perkataan, perbuatan maupun tingkah laku, selalu menyadari akan

kekurangan diri dan siap di kritik merupakan salah satu cara untuk

membangun pendidikan menjadi lebih baik. Guru dapat di artikan terpuji atau

teladan hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a) Mengharapkan Ridho Allah SWT. Guru dalam menjalankan tugasnya

hendaknya melandasi niatnya dengan tulus dan ikhlas untuk mendapatkan

ridha Allah SWT , menbangun dan menanamkan prinsip “ berilmu dan

beramal ikhlas karena Allah” kedalam diri siswa. Guru harus

menginternalisasikan ilai-nilai keikhlasan dalam setiap tindakannya dalam

pendidikan.

b) Jujur dan amanah. Kejujuran adalah mahkota seorang guru dan kunci

keberhasilan tugasnya.

c) Konsisten dalam pekerjaan dan perbuatan.guru harus berbuat sesuai

dengan ilmu atau ucapannya. Jika Guru tidak mengamalkan ilmunya,

maka ia tidak akan mendapatkan petunjuk, dan bahkan ia dapat membawa

kerusakan bagi masyarakat. Selain itu, ketidaksesuaian anatar ucapan

dengan pernuatan merupakan perilaku tercela bagi guru.

d) Adil dan egaliter. Keadilan adalah alat yang terhormat dan mulai yang

dapat dipergunakan oleh guru dalam pendidikan. Keadilan dan egaliter

mempunyai nilai guna menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang siswa

dengan guru.
49

e) Berakhlak mulia. Guru sebagai pembawa akhlak bagi siswanya. betapa

tidak, karena jika menghendaki siswa yang memiliki akhlak maka terlebih

dahulu guru harus berakhlak.

f) Rendah hati. Rasa rendah hati yang dimiliki guru yang merupakan sifat

yang mulia dan agung.sifat yang seperti ini bukan hanya memberi manfaat

untuk guru itu sendiri, namun juga sifat tersebut dapat menularkan kepada

siswa, sehingga siswa merasakan kesejukan, kedamaian dan keakraban

siswa dengan guru.

g) Berani. Sifat berani merupakan suatu anjuran yang harus dimiliki oleh

guru. Keberanian adalah melakukan transfaransi (keterbukaan) dirinya

dalam berbagai asfek, seperti kekurangan dan keunggulan diri pada siswa.

Sifat keterbukaan ini ternyata dapat menimbulkan motivasi dan daya tarik

bagi siswa.

h) Menciptakan nuansa keakraban. Guru hendaknya dapat menciptakan

suasana akrab dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Guru dalam

hal ini di mungkinkan membuat humor atau candaan atau gurauan yang

bersifat positif kepada siswa.

i) Sabar dan mengekang hawa nafsu. Guru harus berhati sabar dalam

melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran. Sabar itu adalah sifat mulia

yang merupakan buah dari mujahadah yang diakukan guru sabar dari

lawan kata amarah. Amarah ini pada guru harus ditekan, karena sifat

amarah akan mendatangkan kebencian.


50

j) Baik dalam tutur kata. Guru sebagai figur teladan, mestinya mampu

bertutur kata degan baik dan menyenangkan. Guru harus menghindari

perkataan yang keji dan kotor, karena yang keji dan kotor dapat membuat

siswa menjadi tidak senang.

k) Tidak egois. Guru menghadapi persoalan yang tidak dapat diselesaikannya

sendiri, guru hendaknya tidak segan-segan untuk meminta pendapat atau

bermusyawarah dengan orang lain termasuk dengan siswa.

Seseorang dikatakan sebagai teladan ketika dia memiliki unsur-unsur

keteladanan yang dimilikinya yaitu: (1). Kesiapan untuk dinilai dan

dievaluasi. Karena menjadikan cerminan yang baik untuk orang lain maupun

untuk dirinya sendiri., (2). Memiliki kompetensi minimal, berupa sikap dan

perilaku juga ucapan yang dapat menumbuhkan da menciptakan keteladan

tersebut untuk orang lain, (3). Memiliki integritas moral, seorang yang

dijadikan teladan harus mempunyai integritas atau kesamaan antara ucapan

yang di sampaikan dengan perbuatannya, dan mempunyai komitmen yang

eksistensi terhadap profesi yang di milikinya (Hidayatullah, 2010:43).

Jadi dalam menanamkan karakter pada siswa sangat dibutuhkan sosok

yang dijadikan teladan. Teladan yang ditemukan oleh siswa ketika disekolah

adalah gurunya. Semakin baik keteladanan yang ditunjukan oleh guru maka

semakin dekat dan efektiflah pendidikan karakter tersebut diterapkan oleh

siswa. Karena siswa butuh contoh yang nyata untuk membentuk karakternya.
51

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan

dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian

selanjutnya. Disamping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat

memposisikan penelitian serta menunjukan orsinalitas dari penelitian yang

bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan, selain itu untuk

menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka dari itu ada

bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait

penelitian yang hendak dilakukan, kemudian melihat perbandingan

persamaan maupun perbedaan penelitian yang sudah dilakukan oleh orang

lain dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis. Berikut ini akan di

uraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaan yag

mendukung penelitian ini.

Tabel 2. 2 :
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN

Nama penulis/
No Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian

1 Abu Dzar Al-Qifari: 1. Penelitian ini Ranah


Judul Tesis: menggunakan penelitiannya hanya
“Peranan Guru pendekatan berpusat pada
Pendidikan Agama Islam
deskriftif pembiasaan shalat
Dalam Membina
Kebiasaan Shalat kualitatif berjamaah,
Berjamaah Siswa SMK sedangkan
2. Objek penelitian penelitian saya
Negeri 1 Kabupaten
Bantaeng” ini adalah siswa menitik beratkan
dan guru
52

pada keteladanan
guru baik dari
ucapan dan
perbuatan yang
menjadi kebiasaan
baik dari guru yang
dijadikan contoh
teladan bagi siswa.

2 Miftahul Huda: 1.MetodePenelitian Penelitian tersebut


Deskriftif mengarahkan dalam
Judul tesis: kualitatif pendidikan karakter
“Strategi Penguatan dengan mata
2. Upaya atau pelajaran
Pendidikan Karater strategi guru
Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama
untuk Islam, sedangkan
Malang” membentuk penelitian saya
karakter siswa adalah penguatan
yang islami pendidikan karakter
untuk membentuk
karakter siswa
melalui metode
keteladanan guru
sebagai figur
percontohan.

3 Jessy Amelia: 1. Menggunkan Dalam penelitian


metode ini menitik beratkan
Judul Tesis: penelitian pada keteladanan
“ Peran Keteladanan kualitatif guru supaya siswa
Guru Pendidikan Agama mempunyai
2. Pendidikan karakter religius,
Islam Dalam Karakter dengan
Pembentukan Karakter sedangkan
metode penelitian saya
Religius Siswa SMP keteladanan
Negeri 07 Lubuk meneliti tentang
guru keteladanan guru
Linggau”
untuk membentuk
karakter siswa
53

dalam berbagai
aspek kehidupan
kehidupan tidak
hanya religius
keagamaan saja
tetapi juga dengan
perilaku, norma dan
aturan contohnya
sikap disiplin,
bertanggung jawab
dan berjiwa sosial

4 Budiono: . Metode penelitian Penelitian ini


kualitatif adalah bagaimana
Judul Tesis: penguatan
2. Metode dalam pendidikan karakter
“ Penguatan Pendidikan Penguatan
Karakter Melalui Nilai- siswa dengan
Pendidikan metode nilai-nilai
Nilai Keteladanan Guru karakter Objek
dan Orang Tua” keteladanan guru
yang di teliti dan orang tu,
adalah siswa sedangkan
penelitian yang
saya lakukan adalah
penguatan
pendidikan karakter
dengan keteladanan
guru yang
dilakukan di
sekolah dan di
luarsekolah.

Farah Alfian Ghofar 1. Metode Penelitian yang


Rahmat: penelitian dilakukan adalah
5
menggunakan membentuk
Judul Tesis: metode karakter siswa
“ Peran Guru Dalam kualitatif dengan melakukan
Pembentukan karakter pembiasaan shalat
dhuha, sedangkan
54

Siswa Di MIN 3 2. Pembentukan penelitian saya


Kembaran Banyumas” karakter yang tentang peranan
berfokus pada keteladan guru
siswa dengan dalam pembentukan
menitik karakter siswa.
beratkan pada
peranan guru

6 Fahmi Arif Hidayat: 1.Metode Penelitian ini


penelitian menjelaskan cara
Judul Tesis: adalah Deskriftif untuk membentuk
“ Pembelajaran Akidah Kualitatif. karakter siswa salah
Akhlak Sebagai Upaya satunya adalah
2. Pendidikan dengan
Pembentukan Karakter karakter siswa
Religius Di MTs. Al- pembelajaran
yang religius Akidah Akhlak
Islam Al-Irsyad
Tenggaran 7 Batu”. ebagai tuntunan
bagi siswa dalam
pembentukan
karakter yang
religius, sedangkan
pada penelitian
saya untuk
membentuk
karakter siswa
adalah dengan cara
metode guru yang
dijadikan contoh
teladan yang baik
yang akan ditiru
oleh siswa.

7 Sarwati: 1.Metode Perbedaan


penelitian penelitian ini
Judul Tesis: adalah Kualitatif adalah pendidikan
“Peranan Guru Umum karakter siswa serta
2. Objek yang faktor yang
Dalam Pembinaan diteliti yaitu mempengaruhi
55

Akhlak Siswa Serta siswa pembentukan


Faktor-Faktor Yang karakter siswa yaitu
Mempengaruhi Dalam guru umum dan
Usaha Pembinaan Akhlak guru pendidikan
Siswa Di MTsN 2 Batang agama islam.
Alai Utara”.

Dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu yang disebutkan diatas,

terdapat berbagai perbedaan yaitu pada penelitian sebelumnya untuk

membentuk karakter siswa dalam pendidikan banyak yang fokus pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, contohnya mata pelajaran akidah

akhlak dan pembiasaan-pembiasaan ibadah contohnya shalat berjamaah dan

shalat dhuha.

Dengan penguatan pendidikan karakter pada siswa perlu di terapkan tidak

hanya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam saja tetapi semua pelajaran

yang ada di sekolah termasuk pelajaran umum harus selalu di selipkan tentang

pendidikan karakter pada siswa, dan pendidikan karakter pada siswa akan

dirasa berhasil atau tepat sasaran jika yang menjadi figur contoh adalah guru

yang dijadikan teladan bagi siswa baik dari perkataan, perbuatan dan akhlak

mulia dari guru yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar

sekolah.
56
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Kualitatif

Metode penelitian merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian, untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan

yang telah di rumuskan. Metode penelitian ini mencakup pendekatan dan

metode penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data,

validitas data, dan analisis data.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

(Sugiyono,2013:1).

Hal ini juga disampaikan oleh Ghony yang menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang

tidak dapat di capai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan

cara kualifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukan kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, pergerakan

sosial, hubungan kekerabatan ( 2012 :25). Jadi pada penelitian kualitatif

57
58

ini hasil yang didapat adalah berdasarkan fakta-fakta atau penemuan yang

terjadi di lapangan.

Metode penelitian kualitatif yang akan peneliti gunakan adalah model

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

alamiah

( natural setting ) yang disebut juga metode Etnographi yang merupakan

studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami

disebuah budaya atau kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah

budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.

Berdasarkan prinsip-prinsip model ini sebagaimana di kemukakan oleh

Guba dalam Muhadjir, bahwa pendekatan kualitatif digunakan dalam

penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

Pertama : peneliti bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

pemahaman dari Pendidikan karakter siswa melalui Keteladanan Guru di

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kecamatan Sindangkerta Kabupaten

bandung Barat menyangkut perencanaan (planning ), pelaksanaan (

actuating ), maupun penilaian (evaluating). Melihat secara keseluruhan

suatu keadaan, proses peningkatan kualitas pendidikan secara

keseluruhan, sensitif untuk orang yang diteliti dan mendeskripsikannya

secara induktif.
59

Kedua : peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta,

gejala dan peristiwa yang berkaitan pengorganisasian ( organizing ),

dalam konteks ruang dan waktu serta situasi yang alami.

Ketiga : bidang kajian penelitian ini berkenaan dengan Strategi Penguatan

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Agama

Islam di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kecamatan Sindangkerta

Kabupaten Bandung Barat.

Penelitian dengan paradigma naturalistik atau disebut juga metode

Etnographi menuntut dilaksanakannya penelitian dalam konteks

naturalistik, dengan harapan makna yang diangkat dari penelitian tersebut

memang dari konteksnya bukan dari prakonsep penelitiannya.pemaknaan

hasil wawancara atau observasi menjadi hal yang penting dalam konteks

penelitian ini.

Pada pendekatan kualitatif lebih diutamakan dalam paradigma

naturalistik, karena metode ini menjadikan manusia sebagai instrumen

penelitian. Metode interview dari perilaku manusia seperti mendengarkan,

berbicara, melihat dan menangkap yang tersirat dalam sebuah fenomena

yang .

Prinsif-prinsif model pada pendekatan kualitatif sebagaimana

dikemukakan oleh Guba (Dalam Muhadjir, 1996:108) yaitu:

a. Konteks natural, dimana fenomena hanya hanya dapat ditangkap

maknanya dalam keseluruhan.


60

b. Instrumen human, yaitu bahwa manusia menjadi instrumen utama

penelitian.

c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan, yaitu memungkinkan kita

mengangkat hal-hal tak terkatakan yang memperkaya hal-hal untuk

di ekspresikan.

d. Metode kualitatif, karena mampu mengungkap hal ganda, lebih

mengungkap hubungan wajar antara peneliti dengan informan dan

lebih sensitif dan adaptif untuk peran berbagai pengaruh timbal balik.

e. Pengambilan sampel secara porposive, yaitu pengambilan sampel

secara acak.

f. Analisi data induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan

lebih mudah di deskripsikan

g. Grounded theory, yaitu lebih mengarahkan kepada penyusunan teori

h. Desain sementara, hal ini karean realitas ganda sulit dikerangkakan

dan karena banyak sistem nilai yang terkait dan interaksinya tak

terduga

i. Hasil yang disepakati, yaitu menempatkan makna dan tafsir atas data

yang diperoleh dengan sumbernya

j. Modus laporan studi kasus, karena dengan modus laporan deskripsi

realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan informan

dapat terhindar bias.


61

k. Penafsiran idiography, hal ini karena penafsiran yang berbeda

nampakya lebih memberi makba yang realitas gand.

l. Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda

m. Ikatan konteks terfokus, hal ini mengakibatkan ikatan keseluruhan

tidak terpisahkan

n. Kriteria kepercayaan yaitu validitas internal, validitas eksternal,

realibilitas, dan objektifitas.

Penelitian tentang Strategi Peningkatan Karakter Siswa Melalui Keteladan

Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Atsauri

Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan pendekatan kulaitatif

untuk mengkaji, dan menjawab permasalahan, serta menemukan dan

memperoleh makna yang lebih mendalam tentang penerapan pendidikan

karakter di sekolah tersebut.

Sejalan dengan pendekatan penelitian di atas, di tempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Memilih dan menempatkan lokasi penelitian. Sesuai dengan

masalah penelitian sebagaimana dikemukakan di atas.

2. Sesuai dengan kaidah kualitatif, dan untuk memperoleh makna

yang lebih mendalam tentang strategi penguatan pendidikan


62

karakter siswa melalui keteladana guru di Mtadrasah

Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat.

3. Setelah menetapkan lokasi penelitian, peneliti berusaha

memasuki lapangan terlebih dahulu mengadakan hubungan

formal dan informal

4. Mengidentifikasi informan, yang terdiri atas Kepala Sekolah,

para pengajar di Madrasah Tsanawiyah Atsauri, dan semua

siswa.

5. Mencatat segala sesuatu yang terjadi di lokasi penelitian

berdasarkan dokumen, observasi dan wawancara. Pencatatan

dilakukan apa adanya segera setelah suatu kegiatan

berlangsung.

B. Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purpose sumpling. Teknik ini adalah teknik mengambil informan atau

narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitiankarena

orang tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi

penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap

mengetahui permasalahan yang akan dikaji serta mampu memberikan

informasi yang dapat dikembangkan untuk memperoleh data.


63

Data penelitian adalah suatu fakta atau kenyataan-kenyataan atau

informasi yang di dapatkan dari hasil pengukuran sesuatu, bisa dalam

bentuk angka-angka atau kata-kata, yang akan digunakan sebagai bahan

analisis sebuah penelitian. Data penelitian tersebut merupakan hasil

informasi atau fakta yang murni tanpa adanya manipulasi atau campur

tangan dari manusia, sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai

bahan analisis atau kajian dalam suatu penelitian.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data primer adalah kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah

Atsauri Kecamatan Sindangerta, semua staff yang ada di

lingkungan sekolah, guru-guru, dan wali murid. Sementara itu

yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kecamatan Sindangkerta

Kabupaten Bandung Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah dimana sumber data yang tidak secara

langsung diberikan kepada pengumpulan data. Yang menjadi

data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen


64

dari sekolah dan data yang berhubungan dengan masalah yang

akan diteliti berdasarkan fakta dan fenomena yang terjadi.

3. Peneliti juga mengumpulkan data berdasarkan informasi dari

siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Atsauri untuk memperoleh

informasi tentang bahan penelitian yang dianggap sesuai

dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.

C. Panduan Wawancara

Wawancara (interview) merupakan akivitas komunikasi lisan antara

pewawancara dan narasumber, baik secara langsung ataupun tidak

langsung untuk mengumpulkan informasi tertentu. Metode wawancara

sebagai metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara

bertanya jawab dengan menggunakan panduan wawancara, jadi tidak sama

dengan percakapan biasa. Wawancara dilakukan oleh peneliti sendiri

dimana ketika wawancara dimulai dan menceritakan beberapa temuan

yang berkaitan dengan fokus penelitian. Melalui wawancara secara

langsung dapat menghindari kesalahan informasi karena dapat langsung di

konfirmasi, sehingga informasi yang di dapat lebih akurat, komprehensif,

mendalam, dapat dipercaya dan berimbang ( Sugiyono, 2017).

Ada tiga teknik yang digunakan dalam wawancara yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara terstruktur ( structured interview)


65

Teknik ini digunakan dalam pengumpulan data bila peneliti atau

pengumpul data mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Dalam teknik ini peneliti telah menyiapkan

instrumen wawancara dalam penelitian berupa pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah siapk

2. Wawancara semi terstruktur ( semi struktur interview)

Dalam teknik ini pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat dan

ide-idenya. Jadi pelaksanannya lebih bebas dari wawancara

terstruktur karena peneliti dapat menemukan permasalahan secara

terbuka.

3. Wawancara tak terstruktur ( instructured interview)

Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan data tetapi hanya menggunakan garis-

garis besar permasalahanyang akan ditanyakan, sehingga jawaban

narasumber akan lebih terbuka.

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara secara terstruktur. Hal

ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam

mengenai pandangan informan tentang Strategi Penguatan Pendidikan

Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam di

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat. Wawancara


66

mendalam dilakukan secara formal dan nonformal yang terlibat secara

langsung dalam penelitian. Wawancara dilakukan secara mendalam dan

bebas, tetapi tetap di arahkan pada tujuan penelitian. Wawancara dilakukan

untuk melengkapi data yang diperoleh lewat observasi dan untuk

mendapatkan data yang tidak mungkin diperoleh dari kegiatan observasi

dan studi dokumentasi.

Dalam penelitian ini, wawancara formal lebih banyak digunakan,

wawancara berlangsung dalam situasi yang alami, dan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pedoman pewawancara.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai

dengan tujuan penelitian.

D. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Menurut

Bogdan dan Sugiyono: “Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah

difahami dan hasil dari temuannya dapat di informasikan kepada orang

lain”. Analisis data kualitatif ini bersifat induktif, yaitu analisis data

berdasarkan data yang sudah diperoleh.


67

Pendapat Miles dan Huberman: analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16).

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan yang tertuis di lapangan. Redaksi data berlangsung

secara terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif

ini berlangsung.

Antisipasi akan adanya reduksi data sudah terlihat pada saat penelitian

yang sering kali tanpa disadari yang mencakup wilayah penelitian,

permasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang akan

dipilih.

Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi yang

kemudian membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat ugus,

membuat partisi, dan membuat memo. Reduksi data atau transformasi data

ini berlanjut setelah penelitian lapangan sampai pada laporan akhir yang

sudah tersusun lengkap.


68

Reduksi data merupakan bagian dari analisis data, dimana reduksi data ini

adalah suatu bentuk dari analisis data yang menajamkan, mengarahkan dan

membuang yang tidak perlu dan mengoranisasi data dengan cara yang

sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang kemudian di

verifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu menyusun data yang ditafsirkan secara kualitatif

bersifat naratif. Dalam penelitian ini setelah data direduksi, kemudian

disajikan dalam wujud sekumpulan informasi yang tersusun dengan baik

melalui ringkasan atau rangkuman-rangkuman berdasarkan data-data

yang telah diselesaikan atau reduksi yang memuat seluruh jawaban yang

dijadikan permasalahan dalam peneliti. Dengan tersusunnya data secara

urut maka akan memudahkan membaca hubungan-hubungan antara

unsur-unsur dalam unit kajian peneliti yang memudahkan penarikan

kesimpulan.

Miles & Huberman membatasi dalam suatu penyajian data sebagai

sekumpulan informasi yang tersususn yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Miles &

Huberman meyakini bahwa dalam penyajian-penyajian yang lebih baik

merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
69

Yang dimna meliputi berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan juga

bagan. Semua itu dirancang untuk menggabungkan informasi yang

tersusun dalam bentuk yang mudah dipadankan. Dengan demikian

seorang aalis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan menemukan

apakah menarik kesimpulan yang benar atau terus melangkah melakukan

analisis yang dalam penyajiannya akan berguna.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulaan merupakan sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi

yang utuh dengan jalan deduktif dan indukatif. Setelah data di reduksi dan

di sajikan maka dari data-data tersebut kita dapat melakukan kesimpulan.

Penarikan kesimpulan dilakukan untuk mencari kejelasan dan pemahaman

terhadap gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Kesimpulan dari data-data

yang terkumpul untuk dijadikan bahan pembahasan merupakan jawaban

atas permasalahan. Dari komponen tersebut harus saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian

lapangan dengan mengadakan wawancara atau observasi yang disebut

tahap pengumpulan data karena data yang di kumpulkan banyak maka di

adakan reduksi data. Setelah di reduksi kemudian di adakan penyajian data

dan penarikan kesimpulan. Apabila ketika tahapan tersebut telah dilakukan


70

maka di ambil penarikan atau ferivikasi tentang masalah yang akan di

bahas, sesuai permasalahan penelitian.

Dalam penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga di verifikasi selama penelitian ini berlangsung. Verifikasi

mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran

peneliti. Makna-makna yang muncul dari data ayang di peroleh harus diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yaitu yang merupakan

validitasnya.

Kesimpulan akhir tidak selalu terjadi pada waktu proses pengumpulan data

saja, akan tetapi perlu di verifikasi supaya benar-benar dapat dipertanggung

jawabkan.

E. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, ada kriteria atau standar

yang harus dipenuhi guna menjamin keabsahan data hasil penelitian

kualitatif. Kriteria atau standar yang digunakan dalam keabsahan data

tersebut yaitu mencakup :

1. Credibility ( Kredibilitas).
71

Penetapan hasil penelitian yang kredibel atau dapat dipercaya dari

perspektif partisipan dalam penelitian tersebut. Untuk meningkatkan

kredibilitas dari sebuah data dilakukan melalui perpanjangan pengamatan,

tekun dalam penelitian, triangulasi, diskusi dan analisa studi kasus.

a. Perpanjangan Pengamatan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data,

sehingga diperlukan perpanjangan penulis pada latar penelitian. Hal ini

akan memungkinan peningkatan derajat kepercayaan data yang

dikumpulkan. Hal ini juga menuntut penulis akan terjun ke lokasi

penelitian guna mendeteksi dan mempertimbangkan distori yang mungkin

bisa mengotori data. (Moleong, 2009, pp. 327-328).

b. Ketekunan Pengamat

Ketekunan pengamat bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

(Moleong, 2009, p. 329). untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan

cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.


72

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk

memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa dari berbagai

perspektif. Norman K. Denkin dikutip oleh mudjia Raharjo (2012)

mendefinisikan trimulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode

yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut

pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi 3

hal, yaitu (1) triangulasi metode, (2) triangulasi sumber data, dan (3)

triangulasi teori.

1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif

tentunya peneliti harus menggunakan metode wawancara observasi, dan

survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan

gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu peneliti bisa

menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mengecek

kebenarannya. Selain itu, begitu juga menggunakan informan yang

berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

2. Triangulasi Sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. misalnya, melalui

wawancara, observasi, bisa juga melakukan metode observasi

keterlibatan yaitu dengan dokumen tertulis arsip, catatan resmi, atau


73

catatan pribadi dan gambar. Masing-masing itu akan menghasilkan

bukti dan data yang berbeda yang selanjutnya akan memberikan

pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

3. Trianglasi teori iyalah hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah

rumusan informasi. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti

atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu triangulasi teori

dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu

menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data

yang telah diperoleh.

2. Transferability ( Transferabilitas).

Transferabilitas merujuk pada tingkat kekuatan hasil penelitian kualitatif

untuk dapat digeneralisasikan atau ditransfer pada konteks atau setting

yang lain. Untuk meningkatkan Tranferabilitas pada penelitian kualitatif

dengan melakukan mendeskripsikan konteks penelitian dan asumsi yang

menjadi pemusatan pada penelitian tersebut.

3. Dependability ( Dependabilitas)

Dalam hal ini peneliti bertanggung jawab menjelaskan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam setting dan bagaimana perubahan-perubahan


74

tersebut dapat mempengaruhi cara pendekatan penelitian dalam studi

tersebut.

4. Confirmability ( Konfirmabilitas)

Strategi yang digunakan dalam konfirmabilitas yaitu peneliti dapat

mendokumentasikan prosedur untuk mengecek kembali seluruh data

penelitian. Peneliti secara aktif dapat menelusuri dan mendeskripsikan

contoh-contoh yang negatif yang bertentangan dengan pengamatan yang

sudah dilakukan sebelumnya.

F. Rencana Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal waktu penelitian berdasarkan kurikulum yang berlaku adalah

selama tiga bulan yaitu dilaksanakan pada bulan april, mei dan juni tahun

2023. Dengan demikian, penelitian dilaksanakan segera setelah

memperoleh Surat Tugas Penelitian dan Surat Pengantar untuk lokasi

penelitian dari Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadyah

Tangerang.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Atsauri

Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Untuk meneliti dan

memperoleh informasi tentang judul penelitian Strategi Penguatan

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru Pendidikan Agama

Islam.
75

Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada beberapa pertimbangan

diantaranya:

1. Adannya masalah mengenai karakter siswa tentang penerapan

akhlak terpuji yang dilakukan sehari-hari baik dilingkungan sekolah

ataupun di masyarakat.

2. Belum pernah diadakan penelitian serupa di lokasi Madrasah

Tsanawiyah Atsauri ini.

3. Peneliti berdomisili di Kecamatan Sindangkerta Kabupaten

Bandung Barat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian maka deskripsi objek penelitian dijelaskan

dalam paparan berikut ini :

1. Dekripsi Lokasi Penelitian

a. Riwayat Singkat dan Letak Geografis

Sekolah merupakan tempat atau sarana belajar untuk mendapatkan

pemahaman dan ilmu pengetahuan. Di provinsi Bandung Barat sendiri

terdapat banyak sekali sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Salah satunya adalah Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung

Barat ini adalah salah satu sekolah menengah pertama swasta yang ada di

Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini berdiri sejak

tahun 2010 dan beralamat di Jalan Puncaksari RT 01 RW 03 Desa Puncaksari

Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Madrasah Tsanawiyah

Atsauri di dirikan sebagai jawaban dari keinginan para orang tua yang ingin

menyekolahkan putra putrinya di sekolah yang berbasis madrasah dan lebih

mengutamakan pendidikan keagamaan dari pada pendidikan atau mata

pelajaran umum lainnya. Karena sebelumnya di daerah Puncaksari ini sendiri

76
77

hanya ada Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) sebagai jenjang sekolah

lanjutan setelah Sekolah Dasar ( SD ) atau Madrasah Ibtidaiyah ( MI ).

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Bandung Barat terus berbenah dalam

memperbaiki dan mengembangkan kuantitas dan kualitas layanan pendidikan

melalui berbagai upaya, dimulai dengan peningkatan sumber daya manusia

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, penerimaan siswa baru yang terus

mengutamakan kualitas sekaligus melatih seluruh siswa dalam bidang

akademik dan non akademik. Berbagai upaya yang dilakukan madrasah ini

diharapkan mampu mencetak generasi berakhlakul karimah untuk menjawab

tantangan perkembangan llmu pengetahuan dan tekhnologi baik masa

sekarang maupun masa yang akan datang.

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Bandung Barat terletak di kelurahan

Puncaksari Kecamatan Sindangkerta Kota Bandung Barat tepatnya di Jalan

Puncaksari RT 01 RW 03 Desa Puncaksari Kecamatan Sindangkerta kota

Bandung Barat. Madrasah ini berdampingan dengan Madrasah Aliyah Atsauri

berlokasi disebelah utara jalan perkampungan warga. Letak geografis

Madrasah Tsanawiyah Atsauri Bandung Barat ini berada di pinggir Jalan Raya

Sindangkerta-Gunughalu, sekolah madrasah ini mempunyai lokasi dengan

suasana nyaman dan asri yang dikelilingi kebun dan sawah warga. Intensitas

kendaraan cukup tenang karena berada di jalan perkampungan dengan jarak

kurang lebih 200 meter dari jalan utama atau jalan raya penghubung

Kabupaten Bandung Barat.


78

Berikut ini adalah Profil dari Madrasah Tsanawiyah Atsauri Bandung

Barat:

PROFIL MTs. Atsauri Bandung Barat

Identitas Madrasah

1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Atsauri

2. Alamat Madrasah : JL. Raya Puncaksari RT 01 RW 03

Desa Puncaksari Kecamatan

Sindangkerta Kabupaten Bandung

Barat 40563

3. NPSN : 20279494

4. NSM : 121232170095

5. Jenjang Akreditas :A

6. Tahun Didirikan : 2010

7. Tahun Beroperasi : 2010

8. Kepemilikan Tanah

A. Status Tanah : Milik Yayasan

B. Luas Tanah : 2000 m²

9. Status Bangunan : Milik Yayasan

10. Luas Seluruh Bangunan : 700 m²

Komitmen Madrasah Tsanawiyah Atsauri dalam memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat yang menitipkan putra putrinya untuk dididik


79

mengharuskan sekolah untuk mempersiapkan guru yang profesional. Oleh

karena itu guru-guru Madrasah Tsanawiyah Atsauri di dasarkan pada

kulaifikasi-kualifikasi pendidikan tertentu yang mengarah pada

profesionalisme, yaitu di dasarkan pada latar belakang pendidikan yang

dialaminya sehingga memliki suatu keahlian dalam bidang tertentu yang

spesifik dan kinerja yang didasarkan pada keilmuan yang dimilikinya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Untuk menunjang kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar, Madrasah

Tsanawiyah Atsauri memiliki tenaga pendidik dan kependidikan maupun staff

tata usaha yang ada di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Atsauri.

Berikut ini adalah tabel gambaran tenaga pendidik dan kependidikan juga

staff Madrasah Tsanawitah Atsauri periode 2022/2023 :

Tabel 4. 1 :
DAFTAR TENAGA PENDIDIK

Kelas
No Nama Lengkap Mata Pelajaran Mengajar

1 Asep Rosidin, SP.d Kepala Madrasah

2 Acep Suryana, SP.d Fikih 7/8

3 Jajang Faujan, SP.d IPA 9

4 Lilis Suryati, S.Pd.i Akidah Akhlak 9

5 Rachmat Sutisna, S.Pd B. Inggris 8/9

6 Ade Wahyudin, S.Pd.i Fikih 9

7 Ely Nurhayati, S.Pd.i Akidah Akhlak 7/8


80

8 Yeni Nurhayati, S.Pd PPKn 7/8/9

9 Yanti Yulianti. SE IPS 9

10 Hilman Syarifudin, S.Pd.i Matematika 8/9

11 Neneng Nurul Aeni, S.Pd B. Indonesia 8/9

12 Agus Burhanudin, S.Pd.i B. Arab 7/8/9

13 Rini, S.Pd.i SKI 7/8/9

14 Yuli Elyanatika, S.Pd B. Indonesia 7

15 Enung Warsita, S.Si IPA 7

16 Rini Rustini, S.Pd B. Inggris 7/8/9

17 Neng Ai Masruroh, S.Pd Matematika 8

18 M. Irfan Atsauri, S.Pd IPA 8

19 Ahmad Hidayatullah, S.Pd Penjas 9

20 Chaerul Fajar, S.Pd Penjas 7/8

21 Arif Burhanudin, S.Pd BTQ 7/8/9

22 Rian Nurdiansyah, S.Pd Tahfidz 7/8/9

23 Deny Rahma, S.P.d Informatika 7/8/9

24 Jamilatul Azizah, S.Pd IPS 7/8

25 Nia Qurotulaeni, S.Pd Alqur’an Hadits 7/8/9

Sumber : Profil Madrasah dan Program Kegiatan

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah tenaga pendidik yang

ada di Madrasah Tsanawiyah Atsauri ini berjumlah dua puluh empat orang

guru mata pelajaran yang dikepalai oleh satu Kepala Madrasah. Guru mata
81

pelajaran mempunyai tugas, tanggung jawab wewenang dan hak penuh dalam

proses pembelajaran pada 1 (satu) mata pelajaran tertentu juga melaksanakan

kegiatan proses belajar secara efektif.

Berikut ini adalah tugas guru mata pelajaran yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri :

1. Membuat perangkat program pengajaran diantaranya: (1) Rencana

pelaksanaan pembelarajan, (2) program mingguan guru, (3)

mempersiapkan kertas unjuk kerja, (4) mengumpulkan hasil lembar kerja

siswa, (5) membuat program semester/tahunan.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran mengajar.

3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar ( ulangan harian, umum,

dan akhir semester ).

4. Melaksanakan analisis hasil penilaian.

5. Menyusun dan melaksnakan program perbaikan dan pengayaan.

Guru yang ada di Madrasah Tsanawiyah Atsauri selain bertugas mengajar

mata pelajaran yang diampunya dalam mata pelajaran tertentu, tetapi ada juga

sebagian guru-guru yang ditunjuk oleh Kepala Madrasah untuk menjadi guru

inti bina yang diberi tugas wewenang dan tanggungjawab untuk mengawasi,

mengontrol, membina, dan mengatur semua peserta didik di kelas yang

dibebankan kepadanya. Guru inti bina juga guru yang membantu Kepala
82

Madrasah untuk membimbing siswa dalam mewujudkan disiplin kelas,

sebagai manager dan monitor untuk membangkitkan gairah dan minat siswa

untuk berprestasi di kelas.

Berikut tugas pokok dan fungsi guru inti bina Madrasah Tsanawiyah

Atsauri sebagai berikut :

1. Mewakili orang tua dan Kepala Madrasah dalam lingkungan kelasnya

2. Membina kepribadian dan budi pekerti siswa dikelasnya.

3. Membantu pengembangan kecerdasan siswa dikelasnya.

4. Membantu pengembangan kepemimpinan siswa dikelasnya.

5. Mengetahui kehadirab setiap hari siswa dikelasnya dan memberi laopran

kepada Kepala Madrasah.

6. Mengetahui masalah-masalah anak didik dikelasnya.

7. Mengadakan penilaian terhadap siswanya yaitu,kelakuam, kerajinan dan

kerapian dengan menggunakan buku catatan khusus.

8. Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah siswa dikelasnya.

9. Memeperhatikan prestasi siswa ( nilai harian, nilai ujian semester,dan

ujian akhir).

10. Setiap hari memperhatikan kebersihan didalam kelas dan di lingkungan

sekitar kelasnya dalam keadaan selalu bersih.

11. Membina susasana kekeluargaan yang dikelas dengan selalu memberikan

nasehat kepada siswanya setiap saat.


83

12. Memberikan laporan kepada Kepala Madrasah secara kontinu, yaitu :

(a).Laporan absensi siswa disampaikan setiap hari jumat

(b).Laporan keadaan guru yang mengajar dan keadaan yang menunjang

kegiatan dikelas.

Dibawah ini adalah tabel daftar guru-guru inti bina yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat Tahun ajaran 2022/2023:

Tabel 4. 2 :
DAFTAR GURU INTI BINA
Kelas
No Nama Lengkap Jabatan Bina

1 Neneng Nurul Aeni, S.Pd Guru Inti Bina 7A

2 Yuli Elyanatika, S.Pd Guru Inti Bina 7B

3 Lilis Suryati, S.Pd.i Guru Inti Bina 7C

4 Rian Nurdiansyah, S.Pd Guru Inti Bina 7D

5 Rini, S.Pd.i Guru Inti Bina 8A

6 Yanti Yulianti. SE Guru Inti Bina 8B

7 Jamilatul Azizah, S.Pd Guru Inti Bina 8C

8 Ely Nurhayati, S.P.di Guru Inti Bina 9A

9 Yeni Nurhayati, S.Pd Guru Inti Bina 9B

10 Enung Warsita, S.Si Guru Inti Bina 9C

Sumber : Profil Madrasah dan Program Kegiatan


84

Berdasarkan data tabel diatas, jumlah guru inti bina yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri berjumlah sepuluh orang dengan jumlah guru inti bina

kelas 7 ada empat orang, untuk kelas 8 dengan jumlah guru inti bina sebanyak

tiga orang, kemudian untuk kelas 9 jumlah guru inti bina adalah sebanyak tiga

orang.

Daftar Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten

Bandung Barat Tahun ajaran 2022/2023:

Tabel 4. 3 :
DAFTAR TENAGA KEPENDIDIKAN
No Nama Lengkap Jabatan

1 Deni Rahma Sopian, S.Pd Kepala Tata Usaha

2 Arif Burhanudin, S.Pd Bid. Kesiswaan

3 Rian Nurdiansyah, S.Pd Bid. Kurikulum

4 Neng Ai, S.Pd Bid. Keuangan

5 Saepuloh Bid. Sarpas

6 Siti Rojikiyah Bid. Surat/Kearsipan

7 Ainayah Sajiah Bid. Data dan kearsipan

8 Rachmat Sutisna, S.Pd PKM. Kesiswaan

9 Jajang Faujan, S.Pd PKM. Kurikulum

10 Acep Suryana, S.Pd PKM. HUBJAMAS

11 Dede Akmaludin, M.Pd PKM. SARPAS

Sumber : Profil Madrasah dan Program Kegiatan


85

Berdasarkan data tabel diatas, jumlah data tenaga kependidikan yang ada

di Madrasah Tsanawiyah Atsauri adalah sebanyak sebelas orang dengan

memiliki tugas pokok dan jabatan yang berbeda-beda, seperti jabatan Kepala

Tata usaha, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang keuangan, bidang

sarpas, kearsipan, data dan kearsipan, PKM kesiswaan, PKM kurikulum,

PKM HUBJAMAS, dan juga bidang PKM SARPAS. Berikut daftar Pembina

Ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Atsauri Tahun Ajaran 2022/2023:

Tabel 4. 4 :
DAFTAR PEMBINA EKSTRAKURIKULER
No Nama Lengkap Jabatan

1 Enung Warsita, S.Si Pembina PASKIBRA

2 Egi Maulana Rijki Pembina PRAMUKA

3 Jajang Faujan, S.Pd Pelatih Volly

4 Ahmad Hidayatulloh, S.Pd Pelatih Futsal

5 Rachmat Sutisna, S.Pd English Club

6 Hilman Syarifudin, S.Pd.i Match Lover

7 Saepuloh Nasyid

8 Rian Nurdiansyah, S.Pd Qiro’at

9 Deny Rahma, S.P.d Informatika

10 Arif Burhanudin, S.Pd Pembina OSIS

Sumber : Profil Madrasah dan Program Kegiatan

Selain pendidik, dan staff kependidikan, Madrasah Tsanawiyah Atsauri

mempunyai Pembina dalam mengurus semua kegiatan ekstrakurikuler yang


86

menjadi kebanggan Madrasah Tsanawiyah Atsauri ini seperti kegiatan

extrakurikuler Pramuka dan Paskibra yang sudah mendapatkan prestasi dan

penghargaan dalam mengikuti kegiatan dan perlombaan yang diikuti, baik di

tingkat sekolah maupun tingkat provinsi.

b. Kondisi Peserta didik

Kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah Atsauri bila dilihat dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan atau jumlah siswa, ini berarti menunjukan

bahwa antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di

Madrasah Tsanawiyah. Atsauri ini sudah terbukti dan sebagian masyarakat

mengakui bahwa Madrasah Tsanawiyah. Atsauri salah satu sekolah atau

madrasah yang mempunyai keunggulan baik di bidang ilmu pengetahuan

akademik khususnya keagamaan, karena para orang tua siswa mempunyai

harapan anak-anak mereka memiliki dasar yang kuat dari segi keimanan dan

akhlak yang baik disertai ilmu pengetahuan umum yang baik pula. Dan juga

di tunjang dengan prestasi non akademik yaitu dengan program

ekstrakurikuler dengan selalu mengikuti perlombaan antar sekolah

sekabupaten Bandung Barat.

Siswa yang sekolah di Madrasah Tsanawiyah Atsauri ini tidak hanya

berasal dari Desa Puncaksari saja, tetapi juga banyak dari luar Desa

Puncaksari bahkan luar Kecamatan. Hal ini menunjukan bahwa Madrasah


87

Tsanawiyah Atsauri ini mempunyai kelebihan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas pendidikannya.

Berikut ini daftar jumlah siswa sekolah Madrasah Tsanawiyah Atsauri

Kabupaten Bandung Barat:

Tabel 4. 5 :
DAFTAR JUMLAH SISWA
No Kelas L P Jumlah

1 7 (VII) 52 45 97

2 8 ( VIII) 38 49 87

3 9 ( IX ) 35 37 72

JUMLAH 125 131 256

Sumber : Profil Madrasah

Dari data tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah siswa Madrasawiyah

Tsanawiyah Atsauri Tahun Ajaran 2022/2023 adalah sebanyak 256 siswa,

yang tersebar dikelas 7 sampai dengan kelas 9. Untuk kelas 7 data siswanya

adalah sebanyak 97 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 52 siswa dan siswa

perempuan sebanyak 45 siswa. Sedangkan untuk jumlah siswa kelas 8 adalah

berjumlah 87 siswa diantaranya siswa laki-laki berjumlah 38 orang dan siswa

perempuan sebanyak 49 orang. Dan untuk kelas 9 jumlah siswa di Madrasah

Atsauri ini adalah berjumlah 72 siswa dengan jumlah siswa laki-laki adalah 35

siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 37 siswa. Berdasarkan data dari
88

Madrasah Tsanawiyah Atsauri diperoleh data bahwa setiap tahun jumlah

siswa mengalami peningkatan.

c. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang mendukung baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam kelancaran proses belajar

mengajar. Begitupun dengan sekolah Madrasah Tsanawiyah Atsauri yang

senantiasa melengkapi sarana dan prasarana sekolah baik sarana bangunan

sekolah atau sarana dalam penunjang proses pembelajaran siswa. Dengan

sumber dana dari pemerintah maupun swadaya dari orang tua wali siswa.

Madrasah Tsanawiyah Atsauri memiliki bangunan permanen dengan

beberapa gedung didalamnya, gedung tersebut terbagi menjadi beberapa

ruangan yaitu ruangan Kepala Madrasah, ruang guru, toilet guru, ruang tata

usaha, ruang bimbingan konseling, ruang kelas, perpustakaan, mushola, aula,

toilet siswa,ruang OSIS, ruang kesenian dan juga ruang UKS selain itu ada

satu ruangan yang diperuntukan sebagai gudang dan tersedia juga kantin

sekolah sebagai sarana pemenuhan kebutuhan siswa dan guru. Selain

bangunan yang disebutkan di atas, di lingkungan Madrasah Tsanawiyah

Atsauri pun dilengkapi dengan sarana dan prasarana olah raga seperti

lapangan sepak bola/futsal, lapangan basket dan tenis meja unuk menunjang

kegiatan pembelajaran olah raga dan ekstrakurikuler olah raga.


89

Berikut ini adalah daftar sarana dan prasarana yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri Tahun ajaran 2022/2023:

Tabel 4. 6 :
DAFTAR SARANA DAN PRASARANA
No Fasilitas Jumlah Ruang

1 Ruang Kepala Madrasah 1

2 Ruang Guru 2

3 Ruang Kelas 10

4 Ruang Bimbingan Konseling 1

5 Ruang Tata Usaha 2

6 Perpustakaan 1

7 Mushola 2

8 Aula 1

9 Toilet 6

10 Ruang OSIS 1

11 Ruang Kesenian 1

12 UKS 1

13 Ruang Pramuka 1

14 Kantin 1

15 Lapangan Bola/basket/volly/tenis 1

16 Gudang 1

Sumber : Profil Madrasah


d. Visi Misi dan Tujuan Madrasah

1. Visi Madrasah
90

Dalam rangka menempatkan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang

bercorak keagamaan Islam dibawah naungan Kementrian Agama, Madrasah

Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat menetukan langkah-langkah

yang jelas sebagai arahan untuk tercapainya tujuan pendidikan di lingkungan

sekolah tersebut. Langkah tersebut di wujudkan dalam visinya yaitu menjadi

madrasah unggulan dalam ilmu pengetahuan yang inovatif yang berbasis

islami, dengan motto “IKHTIAR” ( Inovatif, Kreatif, Harmoni, Terampil,

Indah, Agamis dan Rapih ).

Visi Madrasah Tsanawiyah Atsauri yang di sebutkan di atas tersebut di

tetapkan berdasarkan komitmen dari semua unur yang terkait dengan

Madrasah Tsanawitah Atsauri, untuk tujuan jangka panjang jangka menengah

dan jangka pendek. Visi ini merupakan keinginan warga Madrasah

Tsanawiyah Atsauri untuk selalu di wujudkan melalui keteladanan dalam

kehidupan sehari-hari.

Bentuk-bentuk keteladanan yang senantiasa harus di terapkan untuk

mencapai visi sekolah Mts. Atsauri tersebut diantaranya adalah sebagai

berikut:

1). Menbangun kerjasama yang baik di dalam maupun di luar sekolah

2). Menerapkan kedisiplinan

3). Menciptakan karya nyata untuk meraih masa depan


91

4). Mengembangkan potensi siswa

5). Mengekpresikan sikap akhlakul karimah

6). Menumbuhkan sikap bekerja keras

Untuk mencapai visi tersebut perlu dilakukan tindakan nyata dan terarah

dengan menetapkan misi, yaitu berupa program kegiatan jangka panjang

dengan rumusan yang jelas. Berikut in misi MTs. Atsauri Kabupaten Bandung

Barat yang merupakan penjabaran dari visi di atas.

2. Misi Madrasah

Misi sekolah Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat

adalah “Membangun keteladanan dalam kehidupan sehari-hari melalui

kedisiplinan dan kebersamaan untuk mengembangkan potensi siswa dengan

mengutamakan perilaku akhlakul karimah”.

Untuk memudahkan dalam pencapaian misi tersebut maka disusunlah

beberapa pencapaian indikatornya yaitu:

a. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif

b. Menumbuhkan jiwa yang kreatif dengan program ekstrakurikuler

c. Memanfaatkan segala macam sarana dan prasarana yang berhubungan

dengan lingkungan untuk pembeajaran


92

d. Menciptakan suasana madrasah yang indah dalam lingkungan, indah

dalam bersikap

e. Membentuk siswa untuk taat beragama dengan berbagai program

keagamaan

f. Memberdayakan program senyum, sapa dan salam.

3. Tujuan Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Atsauri dalam hal ini mempunyai tujuan-tujuan

yang ingin dicapai sebagai lembaga pendidikan, tujuan tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas

b. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi

c. Meningkatkan perilaku akhlak mulia

d. Menciptakan peserta didik yang cakap dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi

e. Mengasah keterampilan siswa yang kreatif

f. Melaksanakan amanat dan harapan orang tua

g. Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat

yang mandiri dan berguna.

h. Menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi.


93

2. Hasil Analisis Fokus Penelitian

Yang menjadi sosok teladan yang baik bagi peserta didik ketika di

sekolah adalah guru. Baik dari ilmu pengetahuan maupun dari

kepribadiannya. Oleh sebab itu, seorang guru hendaknya harus selalu berhati-

hati dalam perbuatan maupun dalam perkataan. Karena perbuatan dan

perkataan yang tidak baik yang diperlihatkan oleh seorang guru kepada

peserta didik akan berakibat tidak baik bahkan berakibat buruk pada tumbuh

kembang dan kepribadian peserta didik. Karena mereka bisa saja meniru

perkataan dan perbuatan yang diperlihatkan gurunya tersebut walaupun

mengetahui itu perbuatan yang salah.

Dalam bahasa arab, guru dikenal dengan sebutan ustadz atau dengan

sebutan istilah al-mu’alim yang bertugas memberikan ilmu dalam majlis

taklim. Artinya guru adalah seseorang yang memberikan ilmu. Definisi guru

berkembang secara luas. Guru disebut sebagai pendidik profesional karena

guru itu telah mempunyai dasar pemahaman dan juga keilmuan yang telah

ditempuh secara profesional yang bertugas untuk mendidik dan mengajar juga

bertanggungjawab untuk mencerdaskan anak didik nya, dengan demikian

seorang guru untuk mengemban tugas dan tanggungjawab tersebut dengan

penuh dedikasi dan loyalitas berusaha untuk senantiasa membimbing dan

membina anak didik supaya anak didik tersebut menjadi orang yang berguna

bagi nusa bangsa dan agama di masa yang akan datang.


94

Makna seorang guru atau yang disebut pendidik pada prinsipnya tidak hanya

mereka yang mempunyai kualifikasi atau bersertifikat profesional keguruan

secara formal yang diperoleh dari pendidikan perguruan tinggi, tetapi juga

yang terpenting adalah seorang guru atau pendidik tersebut harus mempunyai

kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadikan anak didiknya cakap

berdasarkan penilaian dari ranah atau asfek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aspek kognitif menjadikan peserta didik cerdas intelektualnya seperti

pengetahuan dan keterampilan berpikir, aspek afektif menjadikan siswa

mempunyai sikap dan perilaku yang sopan atau lebih menekankan pada aspek

perasaan seperti minat dan sikap, dan aspek psikomotor menjadikan siswa

terampil dalam melaksanakan aktivitas secara efektif dan efisien, serta tepat

guna atau lebih menekankan pada keterampilan motoriknya.

Secara naluriah manusia membutuhkan suatu keteladanan yang tersimpan

didalam jiwa manusia yaitu taqlid (peniruan). Seorang manusia mempunyai

hasrat di dalam dirinya tersebut yang mendorong untuk meniru perilaku dari

orang lain begitupun seorang anak akan meniru perilaku orang dewasa, orang

yang dianggap kuat dan seorang pemimpin. Selain itu juga manusia

mempunyai hasrat atau dorongan untuk tunduk dan patuh juga

mengikuti perintah atau mencontoh pemimpinnya.

Pada dasarnya, karakter manusia adalah mempunyai kecenderungan meniru figur

yang dijadikan teladan karena itu merupakan salah satu kebutuhan manusia.. rasa ingin

meniru tersebut berawal dari kondisi mental anak-anak yang senantiasa


95

merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan orang lain

dan mempunyai rasa empati, sehingga anak-anak tersebut cenderung ingin

meniru orang dewasa atau gurunya.

Sesungguhnya perilaku seorang siswa merupakan cerminan dari perilaku

gurunya. Apabila seorang guru memperlihatkan hal yang positif dalam

perkataan, perbuatan dan tingkah laku, maka siswa akan meresponnya dengan

hal yang sama. Tetapi sebaliknya jika seorang guru memperlihatkan hal yang

negatif dalam perkataan, perbuatan maupun tingkah lakunya, tentu hal itu

juga yang didapatkan dan di tiru oleh siswa. Demikian pula dengan guru yang

yang senantiasa memperlihatkan sikap disiplin, bertanggung jawab serta

agamis dan religius maka ia pun akan menciptakan siswa-siswa yang tidak

jauh berbeda seperti yang di contohkan gurunya. Dan begitupun ketika

seorang guru memperlihatkan sifat kasar dan keras yang tidak bisa

mengontrol emosinya, maka hal itu akan mendorong siswanya menjadi anak

yang arogan dan pemarah. Sifat-sifat yang dicontohkan seperti itulah baik

positif atau negatif yang akan di bawa dan di terapkan oleh siswa dalam

pergaulan hidup dengan sesama teman, keluarga maupun di lingkungan

masyarakat. Untuk itu sudah seharusnya lah seorang guru harus senantiasa

menunjukkan sikap yang mendidik sesuai dengan norma-norma agar peserta

didiknya dapat meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan diatas, peneliti juga

berpendapat bahwa selain peran keteladanan guru perlu adanya kerjasama


96

semua unsur sekolah agar tercipta dan tertanam karakter yang baik pada

siswa, hal ini bisa diupayakan oleh sekolah misalnya mewajibkan guru untuk

senantiasa menjadi contoh teladan ketika berada dilingkungan sekolah

maupun di luar sekolah, dan diadakannya sanksi teguran atau administratif

jika mendapatkan guru yang kurang menunjukan keteladanan yang baik bagi

para siswa. Selain itu juga pihak sekolah lebih menerapkan lagi kedisiplinan

kepada para siswa dan selalu memberikan bimbingan yang intens untuk

membentuk karakter siswa tersebut. Pihak sekolah juga harus mengadakan

komitmen dengan orangtua agar siswa benar-benar dikontrol dan di awasi dari

perilaku, perbuatan dan perkataan dari keseharian siswa baik saat disekolah

dan dirumah. Karena pendidikan karakter tidak bisa satu arah saja, tetapi

semua unsur harus bekerja sama.

Dalam pembentukan karakter pada siswa perlu adanya strategi yang

diberikan supaya tercapainya tujuan dari strategi pendidikan karakter tersebut,

yaitu tujuannya adalah membentuk dan melatih kemampuan individu secara

terus menerus guna menyempurnakan diri kearah hidup yang lebih baik.

Adapun strategi dalam pembentukan karakter tersebut adalah:

habituation ( pembiasaan ) dan pembudayaan, moral knowing

( membelajarkan hal-hal yang baik, feeling and loving ( merasakan dan

mencintai yang baik), moral acting ( tindakan yang baik ), dan moral

modeling ( keteladanan dari lingkungan sekitar ). Strategi yang dilakukan

harus saling terhubung dan saling melengkapi dan berkesinambungan.


97

Dalam pendidikan karakter perlu di susun manajemen yang terarah dan

teratur, misalnya dalam kegiatan sehari-hari di sekolah semua warga sekolah

senantiasa menciptakan budaya sekolah yang agamis dan dinamis, antar guru

dan siswa senantiasa menumbuhkan konsep diri dengan selalu berempati dan

terbuka mendengarkan keluhan hati dari siswanya dan berusaha memecahkan

masalah yang sedang dihadapi siswanya.

Jika seseorang memiliki karakter yang baik, terutama dalam segi agama

maka kehidupannya pun akan menjadi lebih baik karena dia mempunyai

pemahaman dalam ajaran agama untuk selalu berhubungan baik dengan

sesamanya. Kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah untuk

menciptakan karakter siswa diantaranya adalah : (1) memberikan keteladanan

(contoh) secara langsung kepada siswa, (2) melakukan teguran secara spontan

kepada siswa jika melanggar peraturan, (3) disiplin terintegrasi, (4) kegiatan

rutin setiap hari seperti melaksanakan sholat Dhuha, sholat dzuhur berjama’ah

dan kegiatan membaca al-qur’an setiap hari jum’at.

B. Pembahasan

Temuan peneliti yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu “Strategi

Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru Pendidikan

Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten Bandung Barat”,

berdasarkan wawancara terhadap informan penelitian, dan observasi langsung

ke lokasi penelitian.
98

Adapun temuan penelitian ini akan dipaparkan berdasarkan fokus

masalah sebagai berikut:

1. Peran Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan

Karakter Siswa

Perilaku yang terpuji yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan

kebenaran adalah berupa keteladanan. Seorang guru atau pendidik

mempunyai kehausan dan kewajiban dalam memberikan contok keteladanan

yang baik terhadap siswanya, karena dengan keteladanan dari seorang guru

akan menjadi motivasi untuk para siswa untuk senantiasa mempunyai

perilaku yang baik dalam kehidupan seharhari baik di lingkungan sekolah,

keluarga juga di lingkungan msyarakat. Selain itu juga, keteladanan dari

seorang guru berperan untuk menumbuhkan minat untuk belajar di sekolah

agar tercapai tujuan yang di inginkan. Keteladanan harus selalu di terapkan

di lingkungan pendidikan, tidak hanya guru, tetapi juga Kepala Sekolah,

pegawai maupun komite sekolah harus memeberikan contoh keteladanan

yang baik untuk para siswanya.

Pembentukan karakter siswa banyak dipengaruhi oleh peran keteladanan

dari seorang guru, contohnya seorang guru ketika mengajar di sekolah harus

senantiasa menjaga sikap, perilaku dan juga perkataan yang baik untuk

memeberikan contoh dan selalu mengajarkan moral dan budi pekerti juga

akhlak pada setiap pelajaran yang di sampaikan, menunjukan sikap jujur,

disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan kewajiban, menciptakan


99

rasa toleransi, empati dan menunjukan sopan santun dalam perkataan dan

tindakan. karena apa yang dilakukan siswa akan kembali kepada apa yang

ditunjukkan oleh guru. Sehingga hasil akhirnya akan menentukan penilaian

kepada siswa apakah siswa tersebut mengikuti pembelajaran dengan baik

atau sebaliknya baik penilaian pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Dalam program pembentukan karakter siswa, sekolah MTs. Atsauri

Kabupaten Bandung Barat mempunyai metode yang digunakan oleh guru-

guru nya yaitu dengan meode keteladanan dan juga pembiasaan.

Metode keteladanan dilakukan oleh guru-guru Madrasah Tsanawiyah

Atsauri dengan memberikan teladan atau contoh yang baik kepada siswa atau

peserta didik didalam kehidupan sehari- hari baik di lingkungan sekolah

maupun diluar sekolah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun skap yang

terpuji.. Metode ini dilakukan sebagai pedoman dan juga arahan untuk

bertindak dalam merealisasikan tujuan dari pendidikan. Karena Seorang

siswa akan cenderung meneladani atau mencontoh apa yang dilakukan

gurunya, sebab pada hakekatnya seorang murid akan senang mencontoh dan

meniru perbuatan yang dilakukan oleh gurunya tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa seorang guru

dengan memberikan teladan atau contoh yang baik kepada siswanya maka

hal tersebut akan membentuk karakter siswa. Seorang guru harus senantiasa

mencontohkan perilaku, perkataan maupun perbuatan yang baik dan terpuji


100

kepada para siswanya baik di lingkungan sekolah mapun di luar sekolah karena hal

itu akan menjadi contoh teladan bagi siswa tersebut.

Selain metode keteladanan yang dilakukan oleh guru, Metode

pembiasaan juga perlu diterapkan oleh guru maupun sekolah sebagai

penunjang dalam proses membentuk karakter siswa, karena bila seorang anak

sudah terbiasa melakukan perbuatan terpuji dan sifat-sifat terpuji maka hal itu

akan selalu tertanam untuk melakukannya.

Dari ungkapan tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa dalam

pembentukan karakter siswa, tidak hanya metode keteladanan saja yang

harus di terapkan tetapi juga metode pembiasaan harus juga diterapkan oleh

guru sebagai arahan dan acuan menanamkam sikap terpuji untuk para

siswanya.

Berikut ini merupakan kutipan hasil wawancara dan observasi dengan

guru kelas berkenaan dengan keteladanan guru di sekolah yaitu:

“Keteladanan yang baik perlu di terapkan dan di contohkan kepada siswa-


siswi di sekolah, karena jika guru mengharapkan siswanya memiliki sikap
disiplin dan berprilaku baik terutama dalam perkataan dan sopan santun,
maka guru harus terlebih dahulu memberikan contoh, seperti tidak berkata
kasar ketika berada di lingkungan sekolah, datang tepat waktu ketika ke
sekolah, masuk kelas sesuai jam mengajar, berpakaian rapi, dan selalu
menunjukan sikap disiplin. Karena jika seorang guru tidak menunjukan
sikap baik maka jangan berharap bisa membentuk karakter siswa dengan
baik pula, karena memang seharusnya lah seorang guru harus menunjukan
keteladanan yang baik supaya di contoh oleh siswa-siswanya”.
Kemudian pertanyaan yang sama di sampaikan kepada Kepala Madrasah

Tsanawiyah Atsauri berkenaan dengan keteladanan guru disekolah, kutipannya


101

sebagai berikut :

“Keteladanan dari guru itu akan timbul dari dalam diri guru tersebut, tidak
akan bisa di buat-buat karena itu akan lahir secara naluri dan alami. karena
seorang guru akan selalu di tuntut untuk selalu menunjukan keteladanan yang baik
yang akan di contoh oleh para siswa, karena siswa akan selalu meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya baik perkataan maupun perbuatan atau sikap dari gurunya
tersebut. Contohnya guru harus selalu disiplin dengan datang tepat waktu di sekolah
ini akan menjadikan contoh kepada siswa untuk datang ke sekolah tepat waktu juga ,
contoh lain adalah dengan membiasakan senyum, sapa dan salam kepada seluruh
warga sekolah, dan selalu membiasakan sholat Dhuha dan Sholat Dzuhur secara
berjamaah contoh-contoh didiplin seperti itulah yang senantiasa harus selalu
di terapkan sebagai teladan yang baik untuk para siswa. Selain itu juga guru-
guru yang ada di MTs. Atsauri sering mengikuti pelatihan-pelatihan maupun
Bimbingan Tekhnologi ( BIMTEK ) untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam pembelajaran supaya lebih baik lagi. Dan juga secara
berkala di adakan rapat antara Kepala Madrasah dan guru-guru yang
membahas tentang program ataupun fenomena permasalahan yang sedang di
hadapi di sekolah”.

Kemudian, pertanyaan yang sama juga ditanyakan kembali kepada guru

Bimbingan Konseling (BK) berkenaan dengan keteladanan guru disekolah,

jjawabannya adalah sebagai berikut:

“Guru-guru di sekolah MTs. Atsauri alhamdulilah sudah menunjukan da


memberikan contoh yang baik kepada murid-murid, guru-guru di MTs.
Atsauri ini s e l a l u disiplin dalam waktu , selalu mengingatkan siswa untuk
bersikap baik dan tidak berkata kasar, walaupun masih ada beberapa siswa
yang berkata kasar atau kurang baik terhadap temannya oleh guru langsung
di tegur dan di beri arahan untuk selalu menjadi anak yang berbudi luhur dan
bersikap sopan santun terhadap sesama baik guru maupun teman sekolah,
selain itu juga guru-guru yang ada di MTs. Atsauri ini selalu mengingatkan
untuk sholat berjamaah di sekolah. Dan jika ada temuan siswa yang ada
permasalahan akan segera diselesaikan dengan guru BK disekolah untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Guru di sini juga selalu menganjurkan
tidak bersalaman antara laki-laki dengan perempuan yang bukan
mukhrimnya. Semua peraturan dan tata tertib sekolah harus dilakukan oleh
semua warga sekolah dan akan mendapat teguran jika melakukan
pelanggaran”.
102

Selanjutnya, hal yang sama ditanyakan kembali kepada siswa MTs.

Atsauri berkenaan dengan keteladanan guru di sekolah, yaitu:

“Guru-guru disini tidak pernah menunjukan sikap yang tidak baik semuanya
memberikan teladan yang baik kepada siswanya, seperti datang tidak pernah
kesiangan atau terlambat, begitupun masuk ke kelas selalu tepat waktu untuk
mengajar, gurunya semua disiplin dan bertutur kata yang selalu sopan santun
walaupun terhadap siswa, mereka selalu berpenampilan rapi dan bersih”.

Dari hasil wawancara dan observasi k e p a d a s i s w a M a d r a s a h

Tsanawiyah diatas, menunjukkan bahwa adanya kesinambungan,

bahwa guru harus terlebih dahulu membentuk kepribadian diri yang mulia,

karena menurut pandangan siswa bahwa segala perbuatan yang dilakukan

oleh guru adalah baik, maka siswa menjadikan guru sebagai contoh atau

teladan yang harus ditiru, siswa meneladani segala sikap, tindakan, dan

perilakunya guru, baik dalam bentuk sifat, perkataan dan perbuatannya Guru

memberikan teladan kepada siswa dengan memberikan ucapan,

perbuatan dan tingkah laku yang baik yang bisa dijadikan contoh. Orang

yang meniru atau mencontoh berusaha mengikuti apa yang dijadikannya

contoh.

Dengan demikian, dari hasil wawancara dan observasi yang telah

dilakukan peneliti di sekolah Madrasah Tsanawiyah Atsauri tersebut di dapatkan

hasil bahwa peran keteladanan dari guru merupakan hal yang penting dan

sangat berpengaruh untuk pembentukan karakter siswa, karena siswa akan


103

selalu mencontoh apa yang dia lihat dan menjadi kebiasaan gurunya baik dari

segi perkataan maupun sikap dan perbuatan.

2. Penanaman Karakter Siswa

Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mendidik,

mengajar, dan membimbing peserta didik untuk menjadi pribadi manusia

yang baik, mempunyai pemahaman dalam ilmu pengetahuan, moral dan

juga keterampilan sebagai bekal dalam kehidupan di masa depan. Seorang

guru hendaknya mengenal dengan baik semua aspek yang ada pada diri

peserta didik, baik fisik maupun mental atau psikisnya supaya bisa lebih

memahami tingkat perkembangan peserta didiknya.

Contoh yang sering terjadi dalam kehidupan di masyarakat, ketika ada

siswa yang melakukan tindakan yang kurang baik atau melanggar di luar

sekolah, pasti yang akan di tanyakan adalah, sekolahnya dimana, dan siapa

gurunya. Untuk itu seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab

tidak hanya memeberikan materi pelajaran saja tetapi juga mempunyai

tanggung jawab dalam mendidik siswa nya untuk memiliki perilaku dan

akhlak yang terpuji, seperti sopan santun, disiplin, bertanggungjawab dan

lain sebagainya. Siswa yang ada di sekolah mempunyai karakter yang

berbeda-beda, untuk itu menjadi tugas dan tantangan bagi seorang guru

dalam memberikan penguatan pendidikan karakter yang baik terhadap

parasiswanya tersebut. Tugas guru juga harus mampu memberikan


104

motivasi, semangat dan sumber energi pada siswa untuk selalu semangat

dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

Penanaman Pendidikan karakter di sekolah bertujuan dalam rangka

mempersiapkan generasi yang berkualitas yang berpedoman kepada

keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur sesuai

dengan norma-norma yang belaku di masyarakat berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai progran secara sengaja dari

seluruh dimensi kehidupan yang ada di sekolah atapun Madrasah untuk

membantu pembentukan karakter siswa secara optimal dan sesuai yang di

harapkan.

Dalam menanamkan Pendidikan karakter di sekolah, memerlukan

metode atau strategi khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat

tercapai. Diantara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode

keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.

Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan

membiasakan perilku positif tertentu yang di lakukan di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang

relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang

berulang-ulan, baik yang di lakukan secara bersama-sama atapun sendiri-

sendiri. Hal tersebut akan menghasilkan suatu kompetensi.


105

Di Madrasah Tsanawiyah Atsauri ini, dalam rangka mengembangkan

pendidikan karakter selain dengan keteladanan guru juga dilakukan

pembiasaan-pembiasaan yang menjadi program secara terjadwal atau tidak

terjadwal baik yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Program

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan rutin

Yang di maksud kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan

secara reguler dan terus menerus di sekolah. Kegiatan rutin ini bertujuan

membiasakan siswa melakukan sesuatu hal yang baik.

Kegiatan pembiasaan yang terasuk rutin yang ada di sekolah

Madrasah Tsanawiyah. Atsauri di antaranya:

1). Berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas

2). Membaca Asmaul Husna

3). Membaca surat-surat pendek Al-qur’an

4). Sholat Dhuha bersama

5). Tadarus Al-qur’an

6). Sholat Dzuhur berjamaah

7). Hormat bendera ( upacara bendera setiap hari senin dan hari

kebangsaan lainnya)

8). Infaq siswa

9). Piket kebersihan kelas


106

b. Kegiatan spontan

Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa di

batasi oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan

pendidikan secara spontan terutama dalam membiasakan bersikap sopan

santun, dan sikap terpuji lainnya.

Kegiatan spontan yang menjadi pembiasaan di sekolah Madrasah

Tsanawiyah Atsauri ini adalah :

1). Membiasakan mengucapkan salam dan bersalam kepada guru,

karyawan dan sesama siswa

2). Membiasakan bersikap sopan dan santun

3). Membiasakan antre

4). Membiasakan minta izin ketika hendak masuk atau keluar kelas

atau ruangan

5). Membiasakan menolong atau membantu orang lain

6). Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang di

sediakan sekolah seperti majalah dinding, kotak curhat di

Bimbingan Konseling.

7). Membisakan konsultasi kepada guru wali kelas atau guru lain

sesuai kebutuhan siswa.

c. Kegiatan Terprogram
107

Kegiatan terprogram merupakan kegiatan yang dilaksanakan

secara bertahap yang di sesuaikan dengan kalender pendidikan atau

jadwal yang telah di tetapkan di sekolah. Membiasakan kegiatan ini

artinya membiasakan siswa dan seluruh warga sekolah untuk aktif

dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan

bidang masing-masing. Di Madrasah Tsanawiyah Atsauri kegiatan

terprogram merupakan kegiatan pembiasaan yang merupakan proses

untuk menanamkan pembentukan sikap dan perilaku yang relatif

menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang

berulang-ulang.

Contoh kegiatan terprogram ini misalnya:

1). Kegiatan Class Meeting

2). Kegiatan memperingati hari-hari besar Nasional

3). Kegiatan memperingati hari besar Islam

4). Kegiatan karyawisata

5). Kegiatan lomba mata pelajaran

6). Pesantren Ramadhan

7). Lomba Keagamaan

8). Penyembelihan hewan qurban

9). Kegiatan karyawisata

10). Kegiatan pentas seni akhir tahun pelajaran

11). Kegiatan perkemahan


108

d. Kegiatan Keteladanan

Kegitan keteladanan yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-

hari yang dapat dijadikan contoh atau teladan. Kegiatan itu termasuk:

1). Membiasakan disiplin dalam segala hal

2). Membiasakan berpakain rapi

3). Membiasakan berbahasa dengan baik

4). Membiasakan rajin membaca

5). Membiasakan bersikap ramah

Dengan mengadakan program dan kegiatan seperti yang di jelaskan di

atas, menjadikan tercapainya tujuan dalam pennguatan pendidikan karakter

para siswa yang ada di Madrasah Tsanawiyah Atsauri.

3. Faktor pendukung dan penghambat pembentukan karakter siswa

Terwujud atau tidaknya tujuan pendidikan dengan program penguatan

pendidikan katrakter siswa di sekolah, dikarenakan oleh dua faktor yaitu

faktor pendukung dan faktor penghambat.

a. Faktor pendukung
109

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri, yang menjadi faktor pendukung dalam pembentukan

karakter siswa adalah sudah adanya kesadaran dalam diri siswa dalam

pembentukan karakternya, faktor keluarga yang selalu memotivasi , kerjasama

antara pihak sekolah dengan orang tua murid, lingkungan masyarakat dan juga

sarana dan prasarana yang memadai dan menunjang dalam proses

pembentukan karakter supaya terbentuk mutu keluaran yang berakhlak mulia

sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah terprogram disekolah.

(1). Faktor Intern

Di dalam lingkungan keluarga orang tua merupakan faktor pendukung

yang utama dalam pembentukan karakter siswa, karena seorang anak akan

cenderung mencontoh dan menjadikan orang tuanya sebagai teladan seperti

misalnya, sikap kejujuran, kesabaran, taat beribadah, bijaksana, sopan dan

santun dalam perkataan. Di dalam rumah jika orang tua selalu

memperlihatkan perilaku yang baik maka anaknya pun akan mencontoh

dengan berperilaku yang baik pula. Begitu pula di sekolah siswa akan selalu

mencontoh perilaku yang baik dari gurunya.

(2). Faktor Ektern


110

Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi dalam pembentukan karakter

siswa adalah faktor lingkungan. Jika seorang anak bergaul dalam lingkungan

yang baik, maka karakter anak tersebutpun akan terbentuk menjadi karakter

yang baik, untuk itu disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk selalu

mengawasi pergaulan anak-anaknya, orang tua di sarankan untuk mengetahui

teman bergaul anaknya supaya anaknya tidak salah dalam bergaul atau

mendapatkan lingkungan pergaulan yang negatif atau kurang baik. selain

lingkungan dalam bergaul, lingkungan sekolah juga berperan dalam

membentuk karakter siswa ke arah yang baik karena di sekolah siswa di

ajarkan, di latih dan di didik untuk hal-hal yang baik supaya karakter baik

siswa akan terus berkembang. Dengan demikian, orang tua dan sekolah

haruslah bekerja sama dengan baik dalam penguatan pembentukan karakter

siswa.

b. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung dalam pembentukan karakter siswa, ada juga

faktor penghambat yang dapat mempengaruhi pemebentukan karakter siswa

untuk menjadi pribadi yang baik, faktor penghambat tersebut adalah:

(1). Keluarga

Selain menjadi faktor pendukung, keluarga juga bisa menjadi faktor

penghambat dalam pembentukan karakter siswa. Jika di dalam lingkungan


111

keluarga terutama orang tua kurang memberikan perhatian dan pengawasan

terhadap anaknya, maka anak tersebut akan sulit untuk di arahkan mempunyai

karakter terpuji sesuai yang diharapkan oleh orangtua. Untuk itu maka peran

orang tua sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter pada siswa baik

itu karakter terpuji ataupun karakter kurang terpuji.

(2). Teman bermain

Seorang anak jika salah dalam memilih teman dalam bergaul maka akan

mempengaruhi pembentukan karakter yang baik, anak tersebut akan terbawa

arus dan mengikuti hal-hal negatif dari teman yang kurang baik tersebut.

(3). Lingkungan masyarakat

Selain salah dalam memilih teman bergaul, lingkungan yang kurang baik

juga akan mempengaruhi pembentukan karakter siswa karena siswa akan

cenderung mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang biasa di

lakukan oleh orang-orang yang ada dalam lingkungan sekitarnya.

(4). Tekhnologi

Di masa sekarang kemajuan tekhnologi atau gadget sangat berperan sekali

dalam pembentukan karakter siswa, tidak hanya sisi positif tetapi banyak juga

sisi negatif dari adanya kemajuan tekhnologi, sisi negatif penggunaan

tekhnologi terhadap pembentukan karakter anak yaitu jika penggunaan


112

tekhnologi yang tidak di imbangi dengan kedewasaan berpikir seseorang,

maka dapat menimbulkan sikap konsumtif karena membuat ketergantungan

dengan tekhnologi tersebut. Selain itu pengaruh gadget akan membuat siswa

menjadi minim dalam bersosialisasi, bagaimana tidak, gadget akan membuat

siswa rela berjam-jam menghabiskan waktu dengan gadgetnya. Sehingga

mereka sibuk sendiri dengan dunia maya dan menjadi kurang bersosialisasi

dengan orang-orang di lingkungan sekitar termasuk dengan anggota keluarga

sendiri dan teman-temannya.

Penggunaan gadget secara berlebihan juga dapat membuat siswa menjadi

tidak acuh, cuek, lengah dan lupa waktu yang mengakibatkan siswa tersebut

lupa akan tugas dan kewajinannya sebagai pelajar. Lebih jauh lagi,

penggunaan gadget khususnya media sosial dan internet membuat mudahnya

masuk pengaruh budaya asing yang negatif, budaya yang kurang baik tersebut

akan sangat mudah masuk dan mempengaruhi karakter dan perilaku siswa

sehari-hari dan tidak jarang hal ini menimbulkan krisis moral yang dapat

mempengaruhi pembentukan karakter.


BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tentang

strategi penguatan pendidikan karakter melalui keteladanan guru di Madrasah

Tsanawiyah Atsauri adalah:

1. Strategi sekolah dalam penguatan dan pembentukan karakter siswa yaitu

dengan penanaman nilai-nilai karakter pada setiap pembelajaran. Nilai-

nilai karakter yang diterapkan disekolah diantaranya: Religius, jujur,

toleransi, disiplin, peduli sosial juga bertanggungjawab. Pembentukan

karakter tersebut di optimalkannya dengan program sekolah yang sudah

disusun dan diterapkan disekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

melalui pembiasaan-pembiasaan yang menjadi program secara terjadwal

atau tidak terjadwal baik yang dilakukan di dalam maupun di luar

sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan rutin, kegiatan

spontan dan kegiatan terprogram. Kegiatan rutin yang dilakukan

diantaranya adalah berdo’a sebelum dan sesudah belajar, tadarus Al-

Qur’an, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, upacara bendera, infaq

setiap hari jum’a dan piket kelas. Kegiatan spontan seperti membiasakan

113
114

bersikap sopan dan santun dalam bersikap, mengucapkan salam,

menolong teman dan lain-lain. Sedangkan kegiatan terprogram seperti

kegiatan memperingati hari-hari besan Islam, memperingati hari-hari

besar Nasioanl, menyembelih hewan qurban dan lain sebagainya.

2. Dalam membentuk karakter siswa di sekolah, guru sangat berperan

dengan memberikan suatu keladananan yang baik yang akan di jadikan

contoh oleh siswanya, keteladanan yang di tunjukan oleh guru adalah

dengan selalu melakukan tindakan atau perilaku terpuji yang dilakukan di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dalam kehidupan sehari-hari,

contohnya guru menunjukan sikap disiplin dalam waktu dengan selalu

tepat waktu datang ke sekolah dan tepat waktu ketika masuk ke kelas

untuk mengajar. Selain itu contoh teladan yang diperlihatkan oleh guru

ketika di sekolah adalah dengan menampilkan al- akhlâq almahmûdah,

yakni seluruh tindakan terpuji, seperti tawadhu’, sabar, ikhlas,

jujur,tawakkal dan meninggalkan al-akhlâq al- madzmûmah. Selain

perilaku terpuji, keteladanan lain yang di tunjukan adalah setiap perkataan

dan ucapan yang di sampaikan dengan sopan dan santun. Dalam

pembentukan karakter pada siswa ada faktor pendukung dan faktor

penghambatnya, faktor yang mendukung pembentukan karakter yang baik

adalah peran orang tua dan sekolah terutama guru dalam memberikan

teladan yang baik, sedangkan faktor penghambatnya adalah keluarga yang

kurang mendukung khususnya orang tua yang kurang memperhatikan


115

pergaulan anak, lingkungan masyarakat yang kurang baik dan

penggunaan tekhnologi yang berdampak negatif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

diuraikan peneliti diatas, maka penulis merekomendasikan beberapa masukan

atau saran, sebagai berikut:

1. Dengan tujuan menanamkan karakter siswa di sekolah, Perlu adanya

kesadaran dari guru dalam memberikan keteladanan yang baik pada

siswa yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika berada di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Keteladan baik yang di

tunjukan berupa sikap, perilaku dan perbuatan juga perkataan yang

baik yang penuh sopan santun.

2. Untuk lembaga atau pihak sekolah perlu adanya komitmen dan

kerjasama antara semua warga sekolah dalam menciptakan suasana

sekolah yang penuh dengan kegiatan dan pembiasaan-pembiasaan

positif yang dilakukan secara rutin dalam proses pembentukan dan

penanaman karakter siswa untuk menghindari perilaku-perilaku

negatif dari siswa.

3. Perlu adanya kerjasama yang dinamis antara orang tua dan

masyarakat sekitar untuk mendukung dalam pelaksanaan kegiatan

pendidikan.
116

4. Sebagai bentuk kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua

dalam menanamkan karakter siswa, ketika di rumah orang tua harus

senantiasa memberikan pengawasan terhadap perilaku anak di rumah

dan mengawasi pergaulan baik teman bermain anak maupun

lingkungan pergaulannya. Dan juga memberikan pengawasan

terhadap penggunaan tekhnologi khususnya gadget yang bisa

memberikan dampak buruk kepada karakter anak.

C. Implikasi

Implikasi adalah suatu konsekuansi atau akibat langsung dari hasil

penemuan suatu penelitian ilmiah. Hasil penelitian ini mengenai Strategi

Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru

Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Atsauri Kabupaten

Bandung Barat.Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa

Keteladanan dari guru mempunyai pengaruh dan peran penting dalam

membentuk karakter siswa karena guru merupakan rule model atau

contoh bagi siswa baik keteladanan berupa perbuatan, tingkah laku

maupun perkataan yang ditunjukan oleh guru.

Suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan sekolah

Madrasah Tsanawiyah Atsauri maka kesimpulan yang di tarik tentu

mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga penelitian-


117

penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka implikasiya

adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Dengan menunjukan keteladanan yang baik berupa sikap,

perkataan dan perbuatan yang terpuji dari seorang guru, maka

akan dapat mempengaruhi karakter siswa, karena sosok guru

akan di jadikan contoh teladan yang akan di tiru oleh siswa.

b. Kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah dalam

mengawasi perilaku anak akan menghindari dari hal-hal yang

negatif yang dapat membentuk karakter buruk dari anak,

pengawasan dari penyimpangan pergaulan, lingkungan yang

kurang baik maupun penggunaan tekhnologi.

c. Iingkungan sekolah yang kondusif dapat mempengaruhi

penguatan pendidikan karakter siswa sesuai dengan harapan

dan tujuan pendidikan. Yang di dalamnya terdapat program-

program dan kegiatan-kegiatan maupun pembiasaan dalam

pembelajaran yang dapat menanamkan karakter siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi instansi atau

lembaga sekolah terkait dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai lembaga pendidikan supaya terciptanya tujuan


118

pendidikan sesuai yang diharapkan yaitu mencerdakan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiiki

budi pekerti yang luhur. Itu semua di dapatkan dari peran guru

sebagai pendidik, pengajar dan pelatih dalam proses menanamkan

karakter siswa dengan tujuan membentuk dan menciptakan karakter

yang baik dari segi spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan

jasmani
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, S. (2014). Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali Pers.


Agama, K. (2018). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu.
Arikunto, S. (2004). Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Armai, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Jakarta
Pers.
Daryanto, & Darmiatun, S. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Fadilah, Rabi'an, Alim, W. S., Zumrudiane, A., Lestari, I. W., Baidawi, A., et al.
(2021). Pendidikan Karakter. Jawa Timur: CV. Agrapana Media.
Febriana, R. (2019). Kompetensi Guru. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hawi, A. (2014). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam . Jakarta: Rajawali Pers.
Jamaludin, D. (2013). Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam . Bandung: Pustaka
Setia.
Kusuma A, D. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh . Yogyakarta:
Kanisius.
Ludo Buan, Y. A. (2020). Guru Dan Pendidikan Karakter. Indramayu: CV. Adanu
Abimata.
Majid, A., & Andayana, D. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Marzuki. (2015). Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Mustafa, S., M. J., & Z. M. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter. Surabaya:
CV. Jakad Publishing.
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
RI, D. A. (2012). Al-Qur'an Dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.
Rohmat. (2012). Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Cipta Media
Aksara.
Rosidatun. (2018). Model Implementasi Pendidikan Karakter. Kulon Gresik:
Caremedia Communication.
Rukhayati, S. (2020). Strategi Guru PAI Dalam Membina Karakter Peserta Didik
SMK Al-Falah.
Samani, M., & Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter .
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saptono. (2011). Dimensi Pndidikan Karakter . Salatiga: Erlangga.
Sugiatno. (2008). Metode Pnelitian Pendekatan Kualitatif . Jakarta: Alpabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif dan R& D. Bandung: Alpabeta.
Sukatin, & AL-Faruq, M. S. (2021). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Suprihatiningrum, J. (2014). Guru Profesional, Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan
kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suyanto, & Djihad, A. (2013). Bagaimana Menjadi Calon Guru da Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Presindo.
Syafitri, U. A. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an . Jakarta: Rajawali
Pers.
Taufik, I. (2010). Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Ganeca Exac.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1
Wibowo, A. (2016). Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Zebua, R. S., & Suhardini, A. D. (2021). Model Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: PT. Nas Media Indonesia.

Marzuki. (2016). Prinsif Dasar Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Marzuki, 1-23.

Saleh, M. (2012). Peran guru dalam menanamkan pendidikan karakter anak usia dini
di PAUD se Kecamatan Limbato. Jurnal ilmu Pendidikan PEDAGOGIKA,
Vol 03 No.04 Desember, 37-44.
Widyaningsih,dkk. (2014). Internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai karakter pada siswa
SMP dalam perspektif Fenomenologis. Jurnal Pembangunan
Pendidikan,Fondasi dan Aplikasi, vol 2 no.2 hal 121-195.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Dewi Widayanti, lahir di Bandung
pada tanggal 02 Juli 1983. Anak ketiga dari enam bersaudara
pasangan dari Bapak Aceng Suganda dan Ibu Dede Hasanah
yang beralamat di Desa Cicangkanggirang RT 01 /RW 04
Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat.

Penulis menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar di


Sekolah Dasar Negeri Sukamanah pada tahun 1995. Pada tahun itu juga peneliti
melanjutkan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Cicangkanggirang dan
menyelesaikannya pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas
di SMA Negeri Cililin pada tahun 1998 dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam dan menyelesaikan pada tahun 2001. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Sabili Bandung dan menyelesaikan pada
tahun 2020. Kemudian penulis melanjutkan Pascasarjana Muhammadiyah Tangerang.

Berkat petunjuk dan pertolongan Alloh SWT, usaha dan disertai do’a dari kedua
orang tua dan suami tercinta juga anak-anakku, Alhamdulilah penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir Tesis ini dengan baik.
Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrument Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI
KETELADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs. ATSAURI
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Teknis
Pengumpulan
Data
No Variabel Indikator Instrumen Sumber
W D O
Data

1. Konteks Keteladanan 1. Apa pandangan 1. Kepala √ √ √


guru dalam tentang Madrasah
pembentukan keteladanan 2. Guru
karakter guru? 3. Observasi
siswa 2. Apakah sekolah 4. Dokumen
memerlukan
pendidikan
karakter?
3. Seberapa penting
pengaruh dari
peran guru dalam
pendidikan di
MTs.Atsauri?
4. Apa yang
mendasari
pendidikan
karakter di
Mts.Atsauri?
5. Strategi apa yang
diterapkan di
sekolah untuk
melaksanakan
pendidikan
karakter?
6. Keteladanan
yang seperti apa
yang diterapkan
oleh guru-guru
MTs.Atsauri
untuk
membentuk
karakter peserta
didik?

2. Input Input atau 1. Apa kurikulum 1. Kepala √ √ √


masukan yang digunakan Madrasa
tentang di MTs.Atsauri? h
pendidikan 2. Apa Visi,Misi 2. Guru
karakter dan Tujuan
MTs.Atsauri?
3. Bagaimana
keadaan guru
dalam
menerapkan
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?
4. Bagaimana
keadaan peserta
didik dalam
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?
5. Apa sarana dan
prasarana yang
mendukung
pelaksanaan
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?

3. Proses Proses 1. Siapa sajakah 1. Kepala √ √ √


pelaksanaan yang terlibat Madrasah
pendidikan dalam 2. Guru
karakter pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?
2. Adakah
partisipasi dari
komite/orangtua/
orang lain dalam
program
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?
3. Siapakah sasaran
program
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?
4. Adakah
hambatan dalam
penerapan
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?

4. Produk/ Hasil dari 1. Program atau 1. Kepala √ √ √


pelaksanaan kegiatan Madrasa
Hasil pendidikan apasajakah yang 2. Guru
karakter telah di 3. Peserta
melalui laksanakan di didik
keteladanan MTs.Atsauri 4. Observasi
guru dalam 5. Dokumen
penerapan
pendidikan
karakter?
2. bagaimana hasil
dari
pelaksanaan
pendidikan
karakter di
MTs.Atsauri?

5. Dampak Dampak/ 1. Adakah 1. Kepala √ √ √


akibat dari hambatan dalam Madrasa
pelaksanaan pelaksanaan 2. Guru
pendidikan pendidikan 3. Peserta
karakter karakter di didik
melalui MTs.Atsauri? 4. Observasi
keteladanan 2. Bagaimana 5. Dokumen
guru dampak/akibat
dari
pelaksanaan
pendidikan
karakter bagi
sekolah, Kepala
Madrasah, guru,
peserta didik,
orang tua dan
bagi
lingkungan?
Lampiran 2 : pedoman dan hasil wawancara dengan kepala Madrasah

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA


DENGAN KEPALA MADRASAH

Nama : Asep Rosidin, S.Pd.I


NIP/NUPTK : 7934755657200022
Jabatan : Kepala Madrasah MTs.Atsauri
Alamat : Kp. Peusinghilir RT/RW 03/04 Ds. sindangkerta
No. HP : 083829427556
Hari/Tanggal : Senin/ 08 Mei 2023

1. Konteks

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pandangan Keteladanan dari guru itu akan timbul dari dalam
tentang keteladanan diri guru itu sendiri, tidak bisa di buat-buat
dari seorang guru? karena itu lahir secara alami.seorang guru akan
selalu di tuntut untuk selalu menunjukan sikap
teladan baik perkataan perbuatan dan tingkah
laku yang baik karena akan menjadi contoh yang
baik untuk peserta didik. Contoh kecil ketika
disekolah guru mencontohkan sikap disiplin
dengan datang tepat waktu, rapi dalam
berpakaian, selalu senyum menyapa siswa dan
seluruh warga sekolah, mengajarkan sholat
dhuha dan sholat berjamaah yang lain seperti
sholat dzuhur”.

2. Apakah sekolah Ya, perlu sekali, karena pendidikan karakter


memerlukan pendidikan sebagai pedoman untuk peserta didik dalam
karakter? membentuk karakter yang baik sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional.

3. Seberapa penting Sangat penting, karena dengan keteladanan dari


pengaruh dari peran seorang guru akan menciptakan karakter yang
guru dalam pendidikan baik bagi peserta didik, karena guru merupakan
di MTs.Atsauri? teladan atau rule model yang akan diikuti atau
dijadikan contoh bagi peserta didik.

4. Apa yang mendasari Anak adalah aset bangsa yang harus di bina dan
pendidikan karakter di di didik dengan benar, keteladanan yang baik
Mts.Atsauri? dalam perkataan maupun tindakan atau tingkah
laku akan mengarahkan anak menjadi pribadi
yang baik, dan kelak ketika hidup
bermasayarakat akan mempunyai bekal menjadi
warga masyarakat yang baik yang selalu
menjunjung norma yang ada di masyarakat.

5. Strategi apa yang Upaya sekolah dalam menanamkan pendidikan


diterapkan di sekolah karakter kepada peserta didik adalah dengan
untuk melaksanakan melalui keteladanan yang baik di tunjukan oleh
pendidikan karakter? guru-guru baik dalam perkataan, perbuatan dan
tingkah laku juga dengan melakukan
pembiasaan-pembiasaan dalam kegiatan atau
pembelaaran di kelas untuk menanamkan
karakter peserta didik.

6. Keteladanan yang Bentuk keteladanan yang ditunjukan dalam


seperti apa yang sehari-hari contohnya guru-guru selalu berkata
diterapkan oleh guru- dengan lemah lembut, tidak kasar walaupun
guru MTs.Atsauri untuk untuk menegur siswa yang salah, selalu disiplin,
membentuk karakter penyayang dan rendah hati juga selalu menolong
peserta didik? ketika ada yang kesusahan.

2. Input
No Pertanyaan Jawaban

1. Apa kurikulum yang Kurikulum yang kami gunakan adalah kurikulum


digunakan di 2013 atau di sebut K13, tetapi sekarang di
MTs.Atsauri? sosialisasikan persiapan menggunakan
kurikulum merdeka.

2. Apa Visi,Misi dan Visi MTs.Atsauri yaitu menjadi madrasah


Tujuan MTs.Atsauri? unggulan dalam ilmu pengetahuan yang inovatif
yang berbasis islami. misinya adalah
membangun keteladanan dalam kehidupan
sehari-hari melalui kedisiplinan dan kebersamaan
untuk mengembangkan potensi siswa dengan
mengutamakan perilaku akhlakul
karimah.tujuannya adalah meningkatkan
kegiatan belajar mengajar yang berkualitas,
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
meningkatkan perilaku akhlak mulia,
melaksanakan amanat dan harapan orang tua,
mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.

3. Bagaimana keadaan dalam menerapkan pendidikan karakter dalam


guru dalam menerapkan setiap pembelajaran di kelas guru menerapkan
pendidikan karakter di keteladanan dan pembiasaan supaya keteladanan
MTs.Atsauri? itu di contoh oleh siswa.

4. Bagaimana keadaan Peserta didik merasa semangat untuk


peserta didik dalam meningkatkan karakter supaya lebih baik lagi
pendidikan karakter di dengan melihat guru-guru yang menunjukan
MTs.Atsauri? sikap dengan keteladanan yang baik.

5. Apa sarana dan Sarana dan prasarana yang mendukung


prasarana yang pendidikan karakter di sekolah misalnya suasana
mendukung pelaksanaan kelas yang nyaman dan bersih, lingkungan
pendidikan karakter di sekolah yang nyaman, lapangan olah raga yang
MTs.Atsauri? luas, toilet yang bersih, ruang ibadah,
perpustakaan, ruang kegiatan, gambar-gambar
mengenai nilai karakter dan alat kegiatan yang
lain.

3. Proses

No Pertanyaan Jawaban

1. Siapa sajakah yang Setiap program yang sifatnya umum yang


terlibat dalam menyangkut sekolah maka akan melibatkan
pendidikan karakter di semua pihak yang ada di sekolah.
MTs.Atsauri?

2. Adakah partisipasi dari Ya, pasti partisipasi dari semua pihak dalam
komite/orangtua/orang program pendidikan karakter
lain dalam program
pendidikan karakter di
MTs.Atsauri?

3. Siapakah sasaran Sasaran utama nya adalah peserta didik yang ada
program pendidikan di madrasah Atsauri ini.
karakter di MTs.Atsauri?

4. Adakah hambatan dalam Hambatan pasti ada, misalnya kurangnya


penerapan pendidikan dukungan dan perhatian dari orang tua siswa
karakter di MTs.Atsauri? dalam menanamkan karakter yang baik.

4. Produk/ Hasil

No. Pertanyaan Jawaban

1. Program atau kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah untuk


apa sajakah yang telah menanamkan pendidikan karakter pada siswa
di laksanakan di yaitu dengan kegiatan rutin setiap hari, kegiatan
MTs.Atsauri dalam spontan dan kegiatan terprogram yang sudah di
penerapan pendidikan buat oleh pihak sekolah.
karakter?

2. bagaimana hasil dari Hasil dari pendidikan karakter dengan


pelaksanaan pendidikan keteladanan guru ini cukup efektif ini di tunjukan
karakter di dengan perilaku siswa yang ada di MTs. Atsauri
MTs.Atsauri? ini menunjukan sikap yang religius kususnya dan
berbudi pekerti umumnya, walaupun masih ada
sebagian yang belum menunjukan karakter yang
baik sesuai harapan dan apa yang di contohkan
dengan keteladanan guru.

5. Dampak/Akibat

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Dampak dari pendidikan karakter dengan


dampak/akibat dari melalui keteladanan guru adalah siswa lebih
pelaksanaan pendidikan gampang di arahkan karena dengan melihat
karakter bagi sekolah, contoh atau teladan yang di tunjukan oleh guru,
Kepala Madrasah, guru, dengan ini siswa akan merasa malu jika berbuat
peserta didik, orang tua atau tidak berperilkau baik ketika di sekolah.
dan bagi lingkungan?
Lampiran 3 : Pedoman Dan Hasil Wawancara Dengan Guru

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA


DENGAN GURU

Nama : Ely Nurhayati, S.Pd.I


NIP/NUPTK : 8437758659300052
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Alamat : Ds. Puncaksari RT/RW 01/08 Kec. Sindangkerta
No. HP : 083872467878
Hari/Tanggal : Senin/ 08 mei 2023

1. Konteks

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pandangan Keteladanan yang baik perlu di terapkan dan di


tentang keteladanan contohkan kepada siswa-siswi di sekolah, karena
dari seorang guru? jika guru mengharapkan siswanya memiliki
sikap disiplin dan berprilaku baik terutama dalam
perkataan dan sopan santun, maka guru harus
terlebih dahulu memberikan contoh, seperti
tidak berkata kasar ketika berada di lingkungan
sekolah, datang tepat waktu ketika ke sekolah,
masuk kelas sesuai jam mengajar, berpakaian
rapi, dan selalu menunjukan sikap disiplin.
Karena jika seorang guru tidak menunjukan
sikap baik maka jangan berharap bisa
membentuk karakter siswa dengan baik pula,
karena memang seharusnya lah seorang guru
harus menunjukan keteladanan yang baik supaya
di contoh oleh siswa-siswanya.

2. Apakah sekolah Ya, sangat perlu sebab dengan pendidikan karakter


memerlukan pendidikan maka akan mengajarka peserta didik kita menjadi
karakter? pribadi yang sesuai dengan harapan, mempunyai budi
pekerti dan berakhlakul karimah.

3. Seberapa penting Penting sekali. karena peran guru adalah sebagai


pengaruh dari peran guru model percontohan bagi peserta didiknya. Untuk itu
dalam pendidikan di maka seorang guru harus senantiasa memberikan
MTs.Atsauri? contoh yang teladan guna membentuk karakter siswa
dengan keteladanan dari gurunya. Keteladanan
tersebut tidak hanya di lakukan di lingkungan sekolah
saja tetapi juga di lingkungan masyarakat.

4. Apa yang mendasari Siswa adalah harapan bangsa, negara maupun agama,
pendidikan karakter di jika sejak dini siswa itu sudah di didik dan
Mts.Atsauri? ditanamkan pendidikan karakter yang baik, maka
insya Alloh Anak tersebut mempunyai pondasi yang
kuat kelak jika hidup bermasyarakat akan menjadi
pribadi yang baik yang religius dan menjunjung
norma-norma yang ada di lingkungannya.

5. Strategi apa yang Strategi yang di terapkan di sekolah untuk


diterapkan di sekolah menanamkan pendidikan karakter adalah yitu dengan
untuk melaksanakan metode keteladanan yang ditunjukan oleh guru dalam
pendidikan karakter? kegiatn belajar mengajar di sekolah. Guru tidak
hanya mendidik tapi juga mengajarkan berbagai ilmu
yang akan menjadikan bekal untu anak didiknya
kelak, keteladan yang di tunjukan itu adalah dari
perkataan perbuatan dan budi pekerti yang di
tunjukan sehari-hari oleh guru ketika di sekolah
ataupun di luar sekolah. Selain keteladanan juga
dilakukan kebiasaan-kebiasaan yang selalu
dilaksanakan di sekolah seperti kegiatan rutin
keagamaan ataupun hal lainnya untuk menenemkan
karakter terpuji bagi peserta didik.

6. Keteladanan yang seperti Contohnya dengan melakukan hal-hal kecil yang


apa yang diterapkan oleh berdampak besar seperti selalu disiplin ketika datang
guru-guru MTs.Atsauri ke sekolah, guru tidak kesiangan ketika datang ke
untuk membentuk karakter sekolah, ketika berbicara dengan siswa selalu lemah
peserta didik? lembut, ketika menegur siswa pun di usahakan
dengan bahasa yang sopan. Pokoknya guru-guru yang
ada di sini selalu berusaha memperlihatkan pribadi
yang baik yang harapanny di jadikan contoh oleh
siswanya.

2. Input

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa kurikulum yang Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan


digunakan di pemerintah, kita sedang mempersiapkan kurikulum
MTs.Atsauri? merdeka sebagai acuan pembelajaran.

2. Apa Visi,Misi dan Tujuan Visi MTs.Atsauri yaitu menjadi madrasah unggulan
MTs.Atsauri? dalam ilmu pengetahuan yang inovatif yang berbasis
islami. misinya adalah membangun keteladanan
dalam kehidupan sehari-hari melalui kedisiplinan dan
kebersamaan untuk mengembangkan potensi siswa
dengan mengutamakan perilaku akhlakul
karimah.tujuannya adalah meningkatkan kegiatan
belajar mengajar yang berkualitas, mempersiapkan
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan perilaku
akhlak mulia, melaksanakan amanat dan harapan
orang tua, mempersiapkan peserta didik sebagai
bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan
berguna.

3. Bagaimana keadaan guru Semua guru di sekolah ini sudah berkomitmen untuk
dalam menerapkan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam
pendidikan karakter di mendidik dan mengajar juga melatih peserta didiknya
MTs.Atsauri? untuk menanamkan ilmu pengetahuan juga
membentuk anak didiknya menjadi orang yang
mempunyai kepribadian terpuji dan berakhlakul
karimah.

4. Bagaimana keadaan Semua siswa yang ada di sekolah ini sangat


peserta didik dalam mengikuti semua pembelajaran yang di berikan oleh
pendidikan karakter di guru-gurunya, untuk membentuk karakter siswa,
MTs.Atsauri? siswa lebih suka melihat kepribadian dari gurunya
dalam hal kebaikan yang menjadi contoh teladan.

5. Apa sarana dan prasarana Alhamdulillah di sekolah ini mempunyai sarana dan
yang mendukung prasarana yang akan menunjang pendidikan karakter
pelaksanaan pendidikan peserta didik. Adanya klas yang luas dan nyaman,
karakter di MTs.Atsauri? lingkungan sekolah yang bersih, terdapat lapangan
olahraga dan lapanagn untuk upacara, toilet siswa
yang jumlahnya cukup banyak dan bersih, ruang
ibadah yang nyaman untuk melaksanakan ibadah,
ruang baca yng memadai yaitu perpustakaan dan
pojok baca di kelas, dan masih banyak lagi sarana
lainnya.

3. Proses
No Pertanyaan Jawaban

1. Siapa sajakah yang terlibat Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan oleh
dalam pendidikan karakter peserta didik saja, tetapi semua warga sekolah ikut
di MTs.Atsauri? terlibat dan melaksanakannya yaitu Kepala Madasah,
guru-guru dan tenaga kependidikan yang ada di
lingkungan sekolah ini.

2. Adakah partisipasi dari Ada, disini yang ditekankan harus iut berpasrtisipasi
komite/orangtua/orang dalam menanmkan pendidikan karakter pada siswa
lain dalam program selain guru yng paing utama adalah peran dari orang
pendidikan karakter di tua. Orang tua harus senantiasa mengawasi karakter
MTs.Atsauri? anaknya jangan sampai karakter yang kurang baik di
serap oleh anak. Karena pendidikan karakter itu tidak
hanya datang dari guru saja tetapi orang tua juga
berperan dalam membentuk karakter anaknya.

3. Siapakah sasaran program Sasaran dari program pendidikan karakter ini adalah
pendidikan karakter di peserta didik dan juga semua warga sekolah yang ada
MTs.Atsauri? di madrasah Atsauri ini.
4. Adakah hambatan dalam Hambatan pasti ada, misalnya saja masih ada salah
penerapan pendidikan seorang guru ysng masih menunjukan karakter yang
karakter di MTs.Atsauri? kurang baik misalnya, berkata dengan lantang ketika
menegur siswa, merokok di sekolah, datang
kesekolah sedikit terlambat dan lain sebagainya. Itu
akan menjadikan teladan yang buruk bgi siswa.

4. Produk/ Hasil
No. Pertanyaan Jawaban

1. Program atau kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah untuk


apa sajakah yang telah di menanamkan pendidikan karakter pada siswa yaitu
laksanakan di MTs.Atsauri dengan melakukan kegiatan rutin yang dilakukan
dalam penerapan setiap hari baik sebelum atau ssudah pembelajaran,
pendidikan karakter? kegiatan yang dilakukan secara spontan dan kegiatan
terprogram yang sudah di buat oleh pihak sekolah
sebelumnya yang menjadi kebiasaan dan menjadi
program sekolah.

2. bagaimana hasil dari Penerapan Pendidikan karakter melalui keteladanan


pelaksanaan pendidikan guru yang dilakukan di sekolah ini mendapatkan hasil
karakter di MTs.Atsauri? yang signifikan Hasil dari pendidikan karakter
dengan keteladanan guru ini cukup efektif ini di
tunjukan dengan perilaku siswa yang ada di MTs.
Atsauri ini menunjukan sikap yang religius kususnya
dan berbudi pekerti umumnya, walaupun masih ada
sebagian yang belum menunjukan karakter yang baik
sesuai harapan dan apa yang di contohkan dengan
keteladanan guru.

5. Dampak/Akibat
No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana dampak/akibat pendidikan karakter dengan melalui keteladanan guru


dari pelaksanaan mempunyai dampak yang positif ini bisa di lihat dari
pendidikan karakter bagi karakter siswa lebih gampang di arahkan karena
sekolah, Kepala dengan melihat contoh atau teladan yang di tunjukan
Madrasah, guru, peserta oleh guru, siswa tersebut secara langsung akan
didik, orang tua dan bagi mengikuti contoh baik tersebut. Begitupun
lingkungan? sebaliknya jika guru melakukan hal yang kurang baik
maka di khawatirkan akan menjadikan contoh buruk
pula untuk karakter siswa.
Lampiran 4 : pedoman dan hasil wawancara dengan siswa
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
DENGAN SISWA

Nama : Risa Agistiani


NISN : 0081600231
Tempat,tgl. lahir : Bandung, 28 September 2008
Alamat : Kp. Puncaksari Sindangkerta
Nama Orang Tua : Abdul Majid/ Imas Masitoh
Hari/Tanggal : Senin/ 08 Mei 2023

1. Konteks
No Pertanyaan Jawaban

1. Taukah kamu apa itu Guru-guru disini tidak pernah menunjukan sikap
keteladanan? yang tidak baik semuanya memberikan teladan yang
baik kepada siswanya, seperti datang tidak pernah
kesiangan atau terlambat, begitupun masuk ke kelas
selalu tepat waktu untuk mengajar, gurunya semua
disiplin dan bertutur kata yang selalu sopan santun
walaupun terhadap siswa, mereka selalu
berpenampilan rapi dan bersih.

2. Mengapa keteladanan Ya, perlu sekali, karena pendidikan karakter sebagai


guru sangat berpengaruh pedoman untuk peserta didik dalam membentuk
terhadap karakter siswa? karakter yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.

3. Seberapa penting Sangat penting, karena dengan keteladanan dari


pengaruh dari peran guru seorang guru akan menciptakan karakter yang baik
dalam pendidikan di bagi peserta didik, karena guru merupakan teladan
atau rule model yang akan diikuti atau dijadikan
MTs.Atsauri? contoh bagi peserta didik.

2. Produk
No Pertanyaan Jawaban

1. Beri contoh keteldanan Guru-guru di sekolah ini sangat disiplin dalam waktu,
yang di tunjukan oleh guru mereka tidak pernah datang terlambat ke sekolah,
di MTs.Atsauri sehari- berbicara jarang ada yang kasar walaupun ada aja
hari! guru laki-laki yang masih bersuara kurang lembut,
terus berpakaian selalu rapi dan selalu tersenyum dan
menegur semua siswanya.

2. Karakter seperti apa yang Karakter yang religius yang selalu taat beribadah,
diharapkan dari selalu berbuat baik tanpa pamrih, bertanggung jawab
keteladanan guru? dan berakhlak baik.

3. Dampak/Akibat
No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana dampak/akibat Dengan melihat keteladanan dari guru maka siswa


dari pelaksanaan akan menjadi semangat untuk mencontoh apapun
pendidikan karakter yang biasa diakukan oleh guru berupa karakternya.
melalui keteladanan guru? Terutama karakter yang baik, karakter yang kurang
baikpun terkadang bisa di jadikan contoh stsu di ikuti
oleh siswa.
Lampiran 5 : program pendidikan karakter Madrasah Tsanawiyah Atsauri Tahun
Ajaran 2022/2023

PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER MADRASAH TSANAWIYAH


ATSAURI BANDUNG BARAT TAHUN AJARAN 2022/2023

NO ASPEK KARAKTER INDIKATOR SASARAN KET

Sekolah Kelas

1. Reigius 1. mengucapkan salam √ √

2. berdo’a sebelum dan √ √

3. sesudah belajar √ √

4. melaksanakan ibadah √ √
keagamaan

5. merayakan hari besar √ √


keagamaan

6. bersikap sopan dan √ √


santun

2. Jujur 7. membuat dan √ √


mengerjakan tugas
dengan benar

8. tidak menyontek atau √ √


memberi contekan

9. berkata dengan √ √
kejujuran

10. melaporkan kegiatan √ √


sekolah dengan
transparan

11. melakukan sistem √ √


penilaian siswa
dengan benar dan adil

3. Toleransi 12. memperlakukan orang √ √


lain dengan cara yang
sama tanpa membeda-
bedakan ras, suku,
agama dan golongan

13. menghargai perbedaan √ √


yang ada tanpa
melcehkan kelompok
lain

4. Disiplin 14. guru dan siswa hadir √ √


tepat waktu di sekolah

Ditetapkan di : Puncaksari
Tanggal : 1 juli 2020

Kepala Madrasah

Asep Rosidin, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai