Anda di halaman 1dari 90

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND

PICTURE SISWA KELAS IV MIN 1 KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

OLEH:

ATIQAH PUTRI SIREGAR


NIM. 36.16.2.090

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULUTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND

PICTURE SISWA KELAS IV MIN 1 KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH:
ATIQAH PUTRI SIREGAR
NIM. 36.16.2.090

Disetujui Oleh:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. H. Salim, M.Pd Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum


NIP. 196005151988031004 NIP.197009252007012021

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULUTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
DISETUJUI DAN DISAHKAN
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Salim, M.Pd Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum


NIP. 196005151988031004 NIP.197009252007012021
Ketua Program Studi Sekretaris Jurusan Program studi
Pendidikan Guru Madrasah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Ibtidaiyah

Dr. Sapri, S.Ag, MA. Dr. Zaini Dahlan, M.Pd.I.


NIP. 197012311998031023 NIP. 198905102018011002
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara
Medan 2023

Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum.


NIP. 197011101997032004
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. William Iskandar Pasar V Telp.6615683-6622925 Fax.6615683 Medan Estate 203731 Email:
fitk@uinsu.ac.id
SURAT PENGESAHAN
Skripsi ini yang berjudul, “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS IV MIN 1 KOTA MEDAN” yang disusun oleh
Atiqah Putri Siregar yang telah dimunaqasyahkan dalam sidang Munaqasyah Sarjana Strata
Satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU Medan pada tanggal:
01 Agustus 2023 M
1445 H
Skripsi telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara.
Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN-SU Medan

Ketua Sekretaris

Dr. Sapri, S.Ag, MA. Dr. Zaini Dahlan, M.Pd.I.


NIP. 197012311998031023 NIP. 198905102018011002
Anggota penguji

1. Dr. H. Salim, M.Pd 2. Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum


NIP. 196005151988031004 NIP. 197009252007012021

3. Safran, M.Pd.I. 4. Nurdiana Siregar, M.Pd.


NIP. 198709062019031012 NIP. 198902282019032013
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN-SU Medan

Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum.


NIP. 197011101997032004
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul "Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan
Model Picture And Picture Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan" adalah karya saya sendiri.
Pengutipan yang terdapat dalam skripsi ini dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan etika
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku apabila suatu hari nanti pihak lain yang berkeberatan atas terhadap
keaslian skripsi saya ini atau ditemukan bukti yang sangat kuat adanya unsur plagiasi atau
penciptakan atau pengutipamn yang melanggar etika keilmuan.

Medan, 20 Juli 2023

ATIQAH PUTRI SIREGAR


NIM. 36.16.2.090
ABSTRAK

Nama : Atiqah Putri Siregar


NIM : 0306162090
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pembimbing I : Dr. H. Salim, M.Pd
Pembimbing II : Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model
Picture And Picture Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Untuk mengetahui hasil belajar kelas IV MIN
1 Kota Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan model
pembelajaran Picture And Picture; 2) Untuk mengetahui Proses penerapan model Picture And
Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
IV MIN 1 Kota Medan; 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN 1
Kota Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Picture And
Picture
Penelitian ini menggunakan Jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus
dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini dilakukan di MIN 1 Kota Medan Subjek penelitian ini adalah siswa/i kelas IV dengan
jumlah siswa 28 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa sebelum
menggunakan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1
Kota Medan masih sangat rendah, nilai rata-rata kelas pada pre test adalah 60 dengan jumlah 7
siswa yang tuntas sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa. Setelah menggunakan model
Picture And Picture pada proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV
MIN 1 Kota Medan dengan materi Cerita Fiksi, peserta didik mudah mengerti apa yang telah
guru (peneliti) ajarkan, dengan Model ini cocok diajarkan kepada peserta didik karena
menjadikan peserta didik mudah mengerti dengan pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
Partisipasi siswa juga meningkat ini dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II.
Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Hasil penelitian ini berupa peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Cerita Fiksi
66,25 dengan tingkat ketuntasan 12 orang siswa (42%) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
kelas meningkat mencapai 81,85 dengan tingkat ketuntasan 21 orang siswa (75%). Selama
proses pembelajaran dengan menggunakan Model Picture And Picture hasil belajar dan respon
siswa terhadap materi belajar terus menunjukkan peningkatan. Pembelajaran di kelas menjadi
lebih aktif dan siswa mulai menunjukkan sikap rasa ingin tahu terhadap materi yang diajarkan.

Mengetahui,
Pembimbing Skripsi I

Dr. H. Salim, M.Pd


NIP. 196005151988031004
ABSTRACT

Nama : Atiqah Putri Siregar


NIM : 0306162090
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pembimbing I : Dr. H. Salim, M.Pd
Pembimbing II : Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum
Judul : Efforts to improve student learning outcomes in
Indonesian subjects by using Picture and Picture
models of grade IV students of MIN 1 Medan City

The purpose of this research is to 1) To determine the learning outcomes of class IV MIN
1 Medan City in Indonesian language subjects before using the Picture And Picture learning
model; 2) To find out the process of implementing the Picture And Picture model in Indonesian
language subjects in improving student learning outcomes in class IV MIN 1 Medan City; 3) To
determine the improvement in learning outcomes of class IV MIN 1 Medan City students in
Indonesian language subjects using the Picture And Picture model
This research uses a type of classroom action research (PTK) with two cycles and each
cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. This research was
conducted at MIN 1 Medan City. The subjects of this research were class IV students with a total
of 28 students.
Based on the research results, it can be concluded that: Student learning outcomes before
using the Picture And Picture model in the Indonesian language subject class IV MIN 1 Medan
City are still very low, the class average score on the pre test is 60 with a total of 7 students who
passed while the 21 students did not complete. After using the Picture And Picture model in the
teaching and learning process of Indonesian language subjects in class IV MIN 1 Medan City
with Fiction Story material, students easily understand what the teacher (researcher) has taught,
with this model it is suitable to be taught to students because it makes participants Students can
easily understand the lessons taught by the teacher. Student participation also increased as seen
from student learning outcomes from cycle I and cycle II. Student learning outcomes increase in
each cycle. The results of this research were an increase in student learning outcomes in cycle I
in the Indonesian language subject with Fiction Story material 66.25 with a completeness level
of 12 students (42%) while in cycle II the class average score increased to 81.85 with a complete
level 21 students (75%). During the learning process using the Picture and Picture Model,
learning outcomes and student responses to learning material continue to show improvement.
Learning in class becomes more active and students begin to show a curious attitude towards the
material being taught.

Know,
Thesis Supervisor I

Dr. H. Salim, M.Pd


NIP. 196005151988031004
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan
rahmat-Nya sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Tidak lupa shalawat berangkaikan salam kepada nabi Muhammad SAW yang merupakan suri
tauladan bagi kehidupan manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Skripsi yang berjudul
“ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan Melalui Model Picture And
Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” dan diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sumatera Utara.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahrin, M.Ag selaku rektor UIN Sumatera Utara yang telah memberikan
fasilitas yang baik.
2. Bapak Dr. Mardianto, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera
Utara yang telah memberikan kesempatan untuk penulis menimba ilmu di jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
3. Bapak Dr. Sapri, S.Ag, MA selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang telah menyetujui judul ini.
4. Bapak Dr. H. Salim, M.Pd selaku dosen pembimbing I terimakasih atas waktu, tenaga,
kritik dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan waktu nya untuk membimbing penulis.
6. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada kedua orang tua
tercinta, untuk ayah tercinta Usman Siregar yang selalu saya rindukan dan ibunda tercinta
Arbed yang tulus memberikan kasih sayang kepada saya dari kecil sampai sekarang dan
yang selalu menjadi inspirasi saya berjuang dalam kondisi apapun, yang telah memberikan
segala bentuk doa dan perjuangan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
7. Teristimewa juga kepada kakak dan abang saya Aminah Asrah Siregar dan Yasser Fauzi
Siregar yang saya sangat sayangi, serta memberikan senyuman dalam melewati hari-hari
penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya Dhia Asy Syafa dan Dewi Siswanti yang selalu mendukung,
mendoakan, menemani selama bangku perkuliahan dan yang selalu membantu dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Kepada seluruh pihak MIN 1 Kota Medan, Kepala sekolah Ibu Dra. Hj. Hasnah Siregar,
MA dan juga guru-guru dan staf, serta anak-anak di MIN 1 Kota Medan khususnya anak-
anak kelas IV. Terima kasih telah membantu dan mengizinkan peneliti sehingga penelitian
ini bisa selesai.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Bapak/Ibu serta Saudara/i yang telah
kalian berikan, kiranya kita semua tetap berada dalam lindungan-Nya. Semoga skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kita. Aamiin.
Medan, 18 April 2022

Atiqah Putri Siregar


NIM. 36.16.1.050

DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................vii
LAMPIRAN.............................................................................................................................................viii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian........................................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian......................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORETIS.......................................................................................................................6
A. Kerangka Teoritis.......................................................................................................................6
1. Belajar...........................................................................................................................................6
2. Model Pembelajaran Picture and Picture...............................................................................13
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia.............................................................................................16
B. Penelitian Relevan.......................................................................................................................18
C. Kerangka Berfikir.....................................................................................................................20
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................................................21
BAB III......................................................................................................................................................22
METODE PENELITIAN......................................................................................................................22
A. Pendekatan dan Metode.........................................................................................................22
B. Subjek Penelitian.......................................................................................................................24
C. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................................24
1. Tempat Penelitian.....................................................................................................................24
2. Waktu Penelitian.......................................................................................................................24
D. Kerangka Teoretis....................................................................................................................24
E. Prosedur Observasi..........................................................................................................................25
F. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................................28
G. Teknik Analisis Data....................................................................................................................30
H. Teknik Penjamin Keabsahan Data...............................................................................................31
BAB IV......................................................................................................................................................33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................................33
A. Paparan Data................................................................................................................................33
B. Uji Hipotesis................................................................................................................................34
1. Deskripsi Hasil Tes Awal (Pre Test)...........................................................................................34
2. Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................................................38
C. Pembahasan Hasil penelitian.......................................................................................................53
BAB IV......................................................................................................................................................56
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................................56
A. Simpulan..........................................................................................................................................56
B. Saran................................................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................58
LAMPIRAN.............................................................................................................................................61

DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Hasil Pre Tes Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan..............................................35
Tabel 4. 2 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pre Test................................................37
Tabel 4. 3 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I......................................................39
Tabel 4. 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus I.......................................41
Tabel 4. 5 Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I...........................................................................43
Tabel 4. 6 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Post Test Siklus I.................................44
Tabel 4. 7 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II.....................................................47
Tabel 4. 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II.....................................49
Tabel 4. 9 Nilai Rekafitulasi Siswa................................................................................................54

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Siklus Kegiatan PTK...............................................................................................................25
Gambar 4. 1 Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa.................................................................................55

LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP...........................................................................................................................................61
Lampiran 2 Dokumentasi.............................................................................................................................74
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk memajukan suatu generasi

bangsa dan negara dari ketertinggalan baik dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi.

Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik

menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah.1

Pendidikan adalah interaksi manusia antara guru atau pendidik dengan murid atau anak

didik yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasikan pada

nilai- nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-

usaha pengembangan manusia tersebut.2

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa Pendidikan

juga merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran pengetahuan dan ketrampilan yang

diajarkan oleh pendidik melalui sebuah proses yang dinamakan proses pembelajaran.

Profesionalisme seorang guru sangat berpengaruh dalam terciptanya proses pembelajaran

yang efektif, efesien dan kreatif dalam pengembangan kemampuan belajar siswa. Guru yang

efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh model, metode, penerapan
1
Muhammad Takdir Ilahi. 2012. Revitalisasi Pendidikan berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Model, hal. 25.
2
Sarbini dan Neneng Lina 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 20.
3
UUD RI No.20 Tahun 2003. 2006. Tentang Sisdiknas. Jakarta: Depdiknas, hal.7.

1
tujuan, manajemen kelas dan rancangan pembelajaran. Guru harus mampu menumbuhkan

minat belajar siswa, berkomunikasi dan memotivasi dengan murid-murid dari beragam latar

belakang yang berbeda.

Salah satu cara Agar proses kegiatan belajar mengajar tercapai tentunya juga harus

didukung oleh pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat pula, dengan demikian

keberhasilan pembelajaran tercapai dengan baik. Untuk tercapainya suatu kegiatan

pembelajaran maka sangat dibutuhkan suatu penerapan model pembelajaran. Penerapan model

adalah suatu model yang diperaktekkan atau diterapkan pada siswa, salah satunya adalah model

Picture and Picture.

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model yang menggunakan

gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis, gambar-gambar ini menjadi factor

utama dalam proses pembelajaran, model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam

kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen,

jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa

untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar dapat

membantu guru dalam mengajar dan membantu siswa untuk memahami pembelajaran.

Sedangkan model yang tidak tepat akan mempengaruhi proses pembelajaran sehingga hasil

belajar siswa berdampak buruk. Siswa merasa jenuh dan bosan terhadap model pembelajaran

yang menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV MIN 1 Medan diketahui

siswa kurang antusias dalam belajar, sehingga diskusi tidak berjalan dengan baik dan

pembelajaran menjadi kurang efektif. Pada saat proses pembelajaran ditemukan hasil bejalar

2
siswa menurun dan saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya menerangkan lalu siswa

mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru. Model yang digunakan

dalam pembelajaran pun hanya menggunakan papan tulis dan buku teks. Sehingga kegiatan

belajar nampak tidak begitu menarik.

Masalah yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV

MIN 1 Medan ini diantaranya metode pembelajaran ceramah yang ditetapkan dalam proses

belajar mengajar, sehingga pembelajaran ini membuat siswa merasa jenuh dan bosan, serta

keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat berkurang.

Berdasarkan uraian di atas menjelaskan masalah-masalah yang terjadi di kelas IV Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia, maka penulis tertarik menetapkan judul ini yaitu: “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MIN

1 Kota Medan Dengan Menggunakan Model Picture And Picture Tahun Ajaran 2021/2022”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kurang antusias siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang tidak bervariasi.

3. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih menggunakan metode ceramah.

4. Penggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi atau monoton.

C . Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum menggunakan model Picture And Picture pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1 Medan?

3
2. Bagaimana proses penerapan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV MIN 1 Medan?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan model Picture And

Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1 Medan?

D . Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar kelas IV MIN 1 Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum

menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.

2. Proses penerapan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV MIN 1 Medan.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN 1 Medan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan model Picture And Picture.

E . Manfaat Penelitian
Hasil belajar dari penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang model

pembelajaran Picture And Picture Pada pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga siswa

mampu mengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, dan mengembangkan

sikap peduli serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, memberikan suasana belajar yang menarik dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran

Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4
b. Bagi guru, menambah wawasan dan membantu proses pembelajaran siswa agar

menjadi lebih baik dalam melaksanakan kegiatan belajar, sehingga dapat memilih

model yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan refrensi

dalam meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti, dapat menambah pengetahuan serta pemahaman calon guru dalam

menerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada proses belajar

mengajar.

5
BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Kerangka Teoretis

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang dinamis sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan unsur kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Dengan kata lain belajar adalah suatu proses dimana kemampuan sikap,

pengetahuan dan konsep dapat dipahami, diterapkan dan digunakan untuk dikembangkan

dan diperluas.4

Pengertian belajar menurut para ahli, menurut James Owhittaker adalah Learning is

the process by which behavior (in the broader senseori ginated of changer through

prancice or tranining). Artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas

ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).5

Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses

berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,

dan memahami sesuatu. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.6

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses yang dimana bertujuan untuk mengubah perilaku seseorang,

menanamkan nilai, membentuk keperibadian. Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan

4
Farida Jaya. 2015. Perencanaan Pemelajaran. Medan; tpn, hal. 3
5
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan. Perdana Publishing, hal. 45
6
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, hal. 20

6
saja, dan dengan siapa saja karena belajar merupakan interaksi aktif dengan oranglain

maupun lingkungan. Belajar juga merupakan perubahan kemampuan yang terjadi dalam

diri manusia setelah berproses terus menerus.

Mayer menyatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada

diri seseorang melalui pengalaman. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar yang

ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan. Hal yang sama juga di kemukakan oleh Nana Sudjana belajar adalah suatu

proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang yang belajar. Kemudian

Slameto menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.7

Menurut R.Gagne, belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu

organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Kegiatan belajar mengajar

merupakan dua konsep yang tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Dua konsep ini ini

menjadi teroadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi anatar guru dengan siswa

pada saat pembelajaran berlangsung.8

Hakikatnya pada manusia akal mempunyai peranan penting dan dapat berkembang

kompleks sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya terutama karena adanya alat

komunikasi bahasa, demikian sebaliknya bahasa dipergunakan oleh akal. Manusia dapat

belajar dengan adanya bahasa akal itu. Sejak manusia lahir ke dunia memang telah

membawa insting (akal), kemudian insting itu disempurnakan dalam proses belajar9

7
Nunuk suryani, (2012), Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Ombak, hal.34
8
Ahmad susanto,(2016),Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada
media, hal.1.
9
Solihah Titin Sumanti, (2015), Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada, hal. 3.

7
Islam juga sangat menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu hal ini juga disebutkan

dalam hadis nabi ;

‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل َالل له به طريقا إل الجنة‬

Artinya:

Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang yang

menempuh jalan menuntut ilmu, akan akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga”

(HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Baihaqi).10

Dari pendapat beberapa ahli dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan

kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu

dengan lingkungannya.

Tercapainya keberhasilan dalam belajar akan menimbulkan rasa percaya diri yang

tinggi, senang, serta termotivasi untuk belajar lagi, karena belajar tidak hanya meliputi

mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, kesenangan, minat, penyesuaian sosial,

bermacam- macam keterampilan dan cita-cita.

Dalam perspektif Islam, belajar juga menjadi suatu keutamaan. Sebagaimana yang

terdapat dalam Q.S Al-Mujadilah ayat 11 :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah


10
Bukhari Uar, (2012), Hadis Tarbawi, Jakarta: Amzah, hal. 12-16.

8
Kelapangan didalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah Kamu, maka berdirilah,niscaya

Allah akan mengangkat(derajat)orang-orang yangberiman diantara kamu dan orang-orang

yang diberi ilmu bebrapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu

kerjakan”

Ayat ini turun berkenaan dengan majelis-majelis dzikir, yaitu jika mereka memberikan

peluang kepada mereka untuk duduk dekat Rasulllah, Kemudian Allah swt memerintahkan

mereka memberi kelapangan sesama mereka.Imam Ahmad dan Imam Syafi’I

meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah

seseorang boleh membangunkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menempati

tempat duduk itu tetapi hendaklahkalian melapangkan dan meluaskannya”. Berdasarkan

penjelasan ayat tersebut, Allah berjanji akan memberikan kelapangan dan kemudahan bagi

hambanya yang membantu sesamanya.11

Allah SWT juga memerintahkan agar manusiaxmembaca danxmenyuruh manusia

untuk mencari ilmu. Kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal ini

terlihat dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.

٢ ‫ َخ َل َق ٱِإۡل نَٰس َن ِم ۡن َع َل ٍق‬١ ‫ ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّبَك ٱَّلِذ ي َخ َلَق‬١ ‫ِبۡس ِم ٱِهَّلل ٱلَّر ۡح َٰم ِن ٱلَّر ِح يِم‬
٥ ‫ َع َّلَم ٱِإۡل نَٰس َن َم ا َلۡم َيۡع َلۡم‬٤ ‫ ٱَّلِذ ي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم‬٣ ‫ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّبَك ٱَأۡلۡك َر ُم‬
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada

11
M. Abdul Ghoffar & Abu Ihsan al-Atsari. 2005. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i, hal.88-93.

9
manusia apaxyang tidak diketahuinya.12

Ayat ini menjadikan bukti bahwa Al-Qur’an memandang aktivitas membaca

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Allah SWT

memerintahkan manusia untuk membaca, karena dengan membaca manusia dapat berpikir

dan memperoleh ilmu pengetahuan. Kegiatan belajar seperti menelaah, mengkaji,

mencari, dan meneliti membuat manusia berpikir tentang peristiwa yang terjadi di alam

dan lingkungannya. Anugerah yangxAllah SWT berikan kepada manusia dengan memiliki

ilmu pengetahuan inilah yang dapat meninggikan derajat manusia serta membedakan

manusia dengan makhluk Allah lainnya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist shahih, “Barangsiapa memberikan

kemudahan di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa membuat seorang hamba selama

hamba itu terus membantu saudaranya. Ayat ini menjelaskan tentang bagaimana kebaikan-

kebaikan lainnya, sepertiyang telah dijelaskan dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 “Dan

apabila dikatakan kepadamu berdirilah, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ayat ini menjelaskan betapa

pentingnya belajar, baik itu dalam majelis maupun tidak dan menjunjung tinggi kesopanan

sebagai mana bagian dari belajar itu sendiri.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari

proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara

Departemen Agama RI, (2013),Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : PT Madinah Raihan


12

Makmur. Hal:597

10
menyeluruh baik aspek kognitif, afektif dan psikomotori.

Menurut Sudjana, hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, tujuan

instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai

siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.13

Menurut Nawawi yang dikutip oleh K. Brahim (dalam Ahmad Susanto), menyatakan

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.14

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima dan mempelajari materi pelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang

berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Mengetahui hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat

diketahui melalui penialaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian

nilai terhadapi hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Sejalan

dengan pengertian ini maka penilaian berfungsi sebagai:15

a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini

maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan intruksional.

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin di


13
Axiom Jurnal Pendidikan dan Matematika. 2013. Medan: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAINSU. Vol II No. 1, hal. 8.
14
Ahmad Susanto, (2016), Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta : Prenadia
Group, hal. 5
15
Nana Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja
Rosdakaryah, hal. 3

11
lakukan dalam tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar

guru, dan lain-lain.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.

Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa

dalam berbagai bidang studi dalami bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Menurut sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional,menggunakan klasifikasihasil belajar dari teori Taksonomi

Benyamin S. Bloom. Benyamin S. Bloom membuat klasifikasi sasaran-sasaran dari proses

hasil belajar berdasarkan (domain) psikologis anak didik yang terdiri dari tiga taksonomi,

yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar berhasil atau tidaknya pembelajaran itu tentu dilatar belakangi

oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

sebagai berikut :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri), yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa. Yang

termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

b. Faktor fisiologis keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan

dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan

berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

c. Faktor psikologis, yang termasuk dalam faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah antara lain seperti intelegensi, perhatian, minat, motivasi, dan bakat.

d. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri), yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa. Adapun

yang termasuk faktor- faktor ini antara lain adalah:

12
e. Faktor sosial, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Diantaranya factor pendekatan belajar yaitu upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

f. Faktor nonsosial, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak

rumah tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar

yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa di sekolah.16

Menurut Wasliman dalam Ahmad Susanto, hasil belajar yang dicapai oleh peserta

didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor

internal maupun eksternal. Secara rinci, uraian mengenai kedua faktor tersebut yaitu

sebagai berikut:

1. Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat

dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik

dan kesehatan.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar di pengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa

dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yang didalamnya termasuk

juga faktor masyarakat.

16
Mardianto. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, hal. 49.
17
Ahmad Susanto, (2016), Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana.
hlm.32-33.

13
2. Model Pembelajaran Picture and Picture

a. Pengertian model Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif, yang di dalamnya terdapat aktivitas untuk memasang atau mengurutkan gambar

menjadi urutan yang logis18. Menurut Tom V. Savage (dikutip oleh Abdul Majid)

mengemukakan bahwa, cooperative learning merupakan suatu pendekatan yang

menekankan kerja sama dalam kelompok. Majid menjelaskan lebih lanjut bahwa,

pembelajaran cooperative adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa

dalam suatu kelompok kecil yang saling berinteraksi dan dalam sistem belajar cooperative,

siswa belajar kerja sama anggota lainnya19.

Model pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Picture and picture adalah suatu model

pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar

dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis 20. Menurut

Rosmalina, Picture and picture merupakan suatu model pembelajaran kooperatif di mana

siswa belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan

logis.21

Dengan adanya penyusunan gambar yang berurutan, guru dapat mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan

18
Istarani.(2014). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan; Media Persada, hal. 7-8
19
Maisarah, T. A. L. S. S. (2022). Urgensi Pengembangan Media Berbasis Digital Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.
EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–75.
20
Eka Yusnaldi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Ips Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Picture And
Picture Pada Mahasiswa Semester V PGMI Fitk Uin Su. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
NIZHAMIYAH ISSN : 2086 - 4205
21
Rosmalina Wahab. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali

14
sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan,

menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar sehingga siswa

dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya gambar

yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari

proses pembelajaran yaitu aktivitas belajar siswa akan meningkat.

b. Langkah-Langkah Model Picture And Picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif. Model picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai

mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreativitas guru. Adapun langkah-

langkah pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan

materi

d. Memasang dan mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

e. Guru menayakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai memberikan kesimpulan.22

Langkah-langkah Model picture and picture yaitu menyajikan informasi

kompetensi, materi, memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan materi, siswa/wakil

mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan tersebut, guru

menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, membuat kesimpulan, evaluasi dan

22
Zainal Aqib. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif).
Bandung: Yrahma Widia, hal. 18

15
refleksi.23

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and

picture pada dasarnya adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menjawab

persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan

realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual,

fisikal maupun sosial.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Picture and Picture

Menurut Istarani (dalam Jumanta Hamdayama), pembelajaran dengan menggunakan

model Picture and Picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan model

Picture and Picture adalah sebagai berikut:

a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pemberlajaran guru

menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih

dahulu

b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-

gambar mengenai materi yang dipelajari.

b. Dapat meningkatkan daya ingat atau daya pikir siswa karena siswa disuruh

guru untuk menganalisis gambar yang ada

c. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa

d. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar

yang telah dipersiapkan oleh guru.

Adapun kelemahan pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:

a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan

materi pembelajaran.
23
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hal. 177.

16
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi

siswa yang dimiliki

c. Baik guru atau siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan

utama dalam membahas materi pelajaran

d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-

gambar yang diinginkan.24

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses atau cara menjadikan seseorang belajar.

Dalam arti yang luas, pembelajaran diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan sistematis

yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dengan peserta didik, sumber belajar

dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan

belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik ataupun

tidak untuk menguasai kompetensi yang ditentukan.25

Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik mempunyai

empat keterampilan yaitu: menyimak, mewicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan

tersebut dijadikan sebagai kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia26.

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat

Indonesia untuk keperluan sehari-sehari, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi Indonesia. Bahasa nasional

adalah bahasa yang menjadi standar di negara multilingual karena perkembangan sejarah,

24
Jumanta Handayama 2014. Model dan Model Pembelajaran Kratif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia
Indonesia.hal. 231
25
M Syakur. Pembelajaran Tematik Untuk Kelas Rendah. Kudus: Maseifa Jendela Ilmu. hal.1.
26
Maisarah, T. A. L. S. S. (2022). Urgensi Pengembangan Media Berbasis Digital Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia. EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–75.

17
kesepakatan bangsa, atau ketepatan perundang-undangan. Sebagai bahasa nasional, Bahasa

Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia

digunakan secara nonresmi, santai dan bebas. Dalam pergaulan dan perhubungan antara

warga yang dipentingkan adalah makna yang disampaikan.

Menurut Barisan, tujuan pembelajaran bahasa adalah keterampilan komunikasi dalam

berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap

makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Semua

dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.27

Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis,

serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan bangsa Indonesia.

Pemakaian Bahasa Indonesia dalam konteks bahasa nasional dapat dengan bebas

menggunakan ujarannya baik lisan, tulis, maupun kinestetik. Kebebasan pengujaran itu

juga ditentukan oleh konteks pembicaraan. Manakala bahasa Indonesia digunakan di bus

antarkota cenderung singkat, cepat dan bernada keras.Adapun bahasa resmi ialah bahasa

yang digunakan dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat-

menyurat dinas. Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai kaidah, tertib,

cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat

kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakainnya.

Bahasa Indonesia, memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan

kebutuhan pemakainya, yakni (1) sebagai alat untuk mengekspresikan diri, (2) sebagai alat

untuk berkomunikasi, (3) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
27
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.Bandung; CV Pustaka Setia, hal. 188

18
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan (4) sebagai alat untuk melakukan kontrol

sosial.28

B. Penelitian Relevan

Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture yang telah

dilakukan oleh penelitian lain :

1. Ardhina Nur Ainun Br Sembiring (2019) Alumni: Universitas Islam Negeri Sumatera

Utara, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Dalam penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ips Materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Melalui Model Picture And

Picture Di Kelas IV MIS Az-Zuhri Tanjung Morawa”. Berdasarkan hasil penelitian dapat

bahwa: (1) Pembelajaran IPS sebelum menggunakan model picture and picture adalah

hanya 4 siswa (13,8%) yang tuntas dan mencapai nilai KKM. (2) Hasil belajar siswa

setelah menerapkan model picture and picture pada siklus I terdapat 15 (51,7%) siswa

yang tuntas. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 26 (89,7%) orang.

Dan telah mencapai keetuntasan klasikal belajar 89,7%. (3) Hasil Belajar siswa pra siklus

yaitu (13,8%), siklus I (51,7%) dan menjadi persentase (89,7%) pada siklus II. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan model picture and picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS materi pemanfaatan sumber daya

alam.

2. St. Kuraedah dan La Saliadin (2016) Alumni: Institut Agama Islam Negeri, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 9 No. Dalam penelitian yang

berjudul: “Penerapan Metode Picture And Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

28
Junaida, dkk. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Medan: Perdana Publishing. hal. 9.

19
Siswa Kelas V B di MIN Konawe Selatan Kec. Konda Kab. Konawe Selatan”. Hasil

penelitian berdasarkan hasil tes siklus I dan II terjadi peningkatan pada setiap siklus.

Akan tetapi siklus I hasil belajar siswa belum mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya yaitu 65%. Setelah penerapan model pembelajaran picture and picture yaitu

pada siklus II meningkat dibandingkan menjadi 90,32% atau sekitar 28 orang yang

memperoleh nilai lebih dari 70 dari jumlah murid secara keseluruhan yaitu 31 orang.

Dengan demikian hipotesis tindakkan telah terbukti bahwa metode pembelajaran

picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Jumiati (2020) Alumni: Institut Agama Islam Negeri Kedari, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Dalam penelitian yang berjudul:

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Pembelajaran Tematik Pada Peserta Didik di MIN 1 Kendari”. Berdasarkan

hasil penelitian dapat bahwa hasil belajar pembelajaran Tematik peserta didk kelas IVc

MIN 1 Kendari melalui penerapan model pembelajaran kooperatif picture and picture

mengalami peningkatan yang signifikan. hal ini dapat dilihat dari nilai prasiklus sampai

siklus III yakni nilai rata-rata prasiklus mencapai 57,64 dengan ketuntasan belajar

mencapai 14,70% dan setelah tindakan siklus I ketuntasan belajar mencapai 47,05%

dengan nilai rata-rata 64,11. Ketuntasan belajar setelah siklus II mencapai 64,70%

dengan nilai rata-rata 74,11. Kemudian ketuntasan belajar setelah siklus III mencapai

94,11% dengan nilai rata-rata 88,52. Adapun peningkatan hasil belajar prasiklus ke siklus

III sebesar 93,11%.

20
C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dapat diartikan pula sebagai suatu gambaran dari permasalahan yang

ada. Agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang di harapkan maka proses

pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang menarik dan efektif agar mampu

menumbuhkan minat serta motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah yang ada dan membangkitkan

semangat siswa maka dilakukanlah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Picture and Picture. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan siswa mampu

menumbuhkan keterampilan membaca, menyimak, dan menulis sehinngga dapat melatih daya

berfikir kraitis siswa.

Usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar merupakan suatu kewajiban.

Salah satunya mengubah atau memperbaikin proses pembelajaran, agar dapat terciptanya

keaktifan siswa selama pelajaran Bahasa Indonesia yang akan meningkatkan hasil belajar.

Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Picture and Picture agar dapat

membantu keaktifan belajar siswa. Karena model pembelajaran Picture and Picture suatu

bentuk belajar yang menyenangkan, di mana setiap siswa memilih gambar sendiri dan

mengemukakan alasannya terhadap gambar tersebut. Dengan model pembelajaran Picture and

Picture diharapkan dapat mengembangkan kemampuan ide atau pendapat tentang materi

pelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah diharapkan dengan diterapkan Model Pembelajaran

Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata Pelajaran Bahasa Indonesia

kelas IV MIN 1 Medan.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-

praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 29 Dalam bidang pendidikan, khususnya
29
Mahmud dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Bandung:
Tsabita, hal. 19.

22
dalam praktik pembelajaaran, penelitian tindakan berkembang menjadi penelitian tindakan

kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan kelas

yang dilaksankaan di dalam kelas ketika pemebelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan

tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelaran. PTK berfokus pada kelas

atau proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.2030

Penelitian tindakkan (action research) adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan

kolaboratif. Maksudnya, penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan

rekan-rekannya. Menurut Kemmis, penelitian tindakkan adalah suatu bentuk penelitian refleksi

diri yang dilakukan oleh para partisipasi dalam situasi-situasi soaial (termasuk pendidikan)

untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh

pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut

dilaksanakan.31

Dalam melakukan PTK akan terjadi kegiatan guru secara bersamaan, yaitu guru

melaksanakan tugas utamanya mengajar di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran

yang sudah ditentukan, dan sekaligus juga melaksanakan penelitian tanpa harus meninggalkan

siswa. Dengan demikian PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu

mengangkat masalah-masalah aktual yang sedang dialami oleh guru di lapangan pada saat

mengajar sesuai dengan pokok bahasa yang diajarkan, mulai dari penyusunan teori maupun

praktikum.32

Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas tiga kata yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Penelitian: Kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara metodologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan
30
Candra Wijaya dan Syahrum. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Citapustaka Media
Perintis, hal. 39.
31
Salim, dkk. 2015. Penenlitian Tindakkan Kelas. Medan; Perdana Publishing, hal. 19
32
Manihar Situmorang. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Depok: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7.

23
suatu masalah.

b. Tindakan: Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan

yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas: Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama

dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan

kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum

di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.33

Sedangkan Menurut Suharsimi Arikunto, pengertian penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoeh data atau informasi yang

bermanfaat dalam meningatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

penelitin.34

Tindakan menunjukkan pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tuuan

tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian sikus kegiatan untuk siswa.

Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang

lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal delam bidang pendidikan dan pengajaran, yang

dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama meneriu

mata pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah

satu jenis penelitiab yang dapat dilakukan oleh guru-guru yang ada di sekolah, karena dalam

pelaksanaan PTK tidak terlepas dari pekerjaan keseharian sebagai guru.

33
Ibid., hal. 40
34
Suharsimi Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; BumiAksara, hal. 2

24
B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan di MIN 1 Medan. Adapun subjek penelitian ini adalah

siswa/siswi kelas IV dengan jumlah 28 peserta didik yaitu laki-laki terdiri dari 9 siswa dan

perempuan terdiri dari 19 siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MIN 1 Medan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester Genap T.A 2021/2022.

D. Kerangka Teoritis

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah desain yang menggunakan model Kemmis

dan Mc Taggart. Model penelitian ini menggunakan empat komponen penelitian tindakan,

yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling

terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya35. Secara singkat dapat digambarkan

sebagai berikut:

35
Sukardi. 2015. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi Dan Pengembangannya .Jakarta:
Bumi Aksara, hal.7.

25
Gambar 3. 1 Siklus Kegiatan PTK
E. Prosedur Observasi

Adapun perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai yaitu hasil belajar siswa meningkat

setelah dilakukannya sebuah tindakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada prosedur

observasi ini disajikan kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan. Desain

penelitian yang dilaksanakan adalah desain PTK dengan menggunakan Diagram Siklus

Penelitian Tindakan Kelas seperti yang diperlihatkan pada skema berikut ini:

1) Kegiatan Sebelum Tindakan

Dalam kegiatan sebelum tindakan ini peneliti melaksanakan studi terlebih dahulu tentang

kondisi sekolah yang akan diteliti. Pada kegiatan pra tindakan ini peneliti juga melaksanakan

beberapa kegiatan lain, diantaranya:

a. Meminta surat izin penelitian kepada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(UINSU) Medan.

b. Meminta izin kepada kepala sekolah MIN 1 MEDAN untuk mengadakan penelitian

di sekolah tersebut.

c. Wawancara dengan wali kelas IV tentang apa masalah yang dihadapi selama ini dan

selama proses belajar mengajar terkhusus pada bidang studi Bahasa Indonesia

d. Menentukan Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV MIN 1 Medan

e. Melakukan observasi di kelas IV dan melakukan tes awal.

2) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan

26
Sesuai dengan rancangan penelitian. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua

siklus.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus ke satu disusun berdasarkan hasil observasi

kegiatan pra tindakan. Rancangan ini disusun dengan mencakup antara lain:

a) Menentukan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan sesuai dengan

silabus dan kurikulum yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita

Fiksi.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan mata

pelajaran dari materi pembelajaran yang menggunakan model picture and

picture agar pembelajaran lebih menarik menarik.

c) Menyusun format atau lembar observasi yang akan digunakan.

d) Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar selama tindakan penelitian

diterapkan.

2. Melaksanakan Tindakan

Tahap ini mengajar harus secara benar dan sesuai dengan skenario yang telah

dirancang. Skenario pembelajaran yang telah dirancang dengan sedemikian rupa dengan

mengutamakan tindakan yang ingin diterapkannya yaitu upaya meningkatkan hasil

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Dalam

melaksanakan tindakan maka perlu menyusun langkah-langkah operasional atau

skenario pembelajaran dari tindakan yang dilakukan.

27
3. Pengamatan atau Observasi

Tahap ini sebenarnya dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi tidak

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Peneliti (guru apabila ia bertindak

sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan

terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga

pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta

dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Instrumen yang umum dipakai

adalah: (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (c) lembar observasi, dan

(d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang dapat

terekam melalui lembar observasi.

4. Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisi, sintesis,

dan penelitian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat

masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan

ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti

Bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Sistem

berdaur ini dilakukan secara berulang-ulang (siklus) sampai masalah teratasi.

Siklus II

Pada siklus ini, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sama dengan langkah-

28
langkah kegiatan pada siklus I. Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Apabila

dalam siklus I tidak berhasil maka dapat dilanjutkan pada siklus II. Kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil penelitian
36
pelaksanaan di kelas, observasi keaktifan siswa, motivasi belajar dan hasil belajar. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat

digunakan untuk engukur pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan dari subjek

penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-

butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. 37 Dalam penelitian

ini, tes terbagi atas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang berupa objek tes

(Pilihan ganda, Isian dan uraian).

2. Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Instrumen yang

digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman

gambar dan rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar

pengamatan.

3. Wawancara

36
Busmin Gurning dan Effi Aswita Lubis, (2018), Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: K-
Media, hlm.238.
37
Salim dan Haidir, (2019), Penelitian Pendidikan, Jakarta:Kencana, hlm.83-84.

29
Selain observasi, wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering

digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Wawancara dapat diartikan proses bertemu

muka antara peneliti dengan guru dan para siswa, yang direncanakan untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan.38 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk

mengetahui kesulitan yang dihadapi guru ketika mengajar dan kesulitan yang dialami

siswa ketika belajar.

4. Dokumentasi

Sumber informasi dokumentasi ini memiliki peran penting, dan perlu mendapat

perhatian bagi peneliti. Data ini memiliki objektifitas yang tinggi dalam memberikan

informasi kepada para guru. infromasi dari dokumen dibagi menjadi 2 yaitu ,

dokumen resmi seperti silabus dan skema kerja, res evaluasi, laporan atau catatan

pertemuan sekolah dan dokumen tidak resmi seperti catatan harian guru, kartu kerja,

bab-bab yang berisi materi pembelajaran dll. Infromasi dari dokumen dapat

memberikan informasi yang relevan kepada peneliti mengenai masalah yang ada.

G. Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data hasil

penelitian yang dianalisis meliputi rata-rata kelas. selanjutnya hasil analisis data diperoleh baik

kualitatif maupun kuantitatif. Hasil ini dipresentasikan dan disimpulkan untuk menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

38
Sukardi, (2015), Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, hlm.122.

30
T
KB = x 100%
T1

Keterangan :

KB : Ketuntasan Belajar

T : Jumlah skor yang diperoleh siswa

T1 : Jumlah skor total

Kriteria :

KB 0-70 : Siswa belum tuntas dalam belajar

KB 75-100 : Siswa sudah tuntas dalam belajar

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

∑X
X=
∑N

Keterangan :

X : Nilai rata-rata

∑X : Jumlah nilai semua siswa

∑N : Banyak subjek penelitian

Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

X
KK= x 100%
Y

Keterangan :

KK : Ketuntasan Klasikal

X : Banyak siswa yang KD ≥75

Y : Banyak subjek penelitian

31
H. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian, temuan atau data yang dinyatakan valid apabila tidak ada

perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti. Suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan atau

terpercaya. Untuk memperoleh pengakuan terhadap hasil penelitian maka dilakukan teknik

penjamin keabsahan data, yang terdiri atas beberapa kriteria sebagai berikut:39

1. Kepercayaan (Credibility)

Uji kepercayaan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekuann dalam penelitain, triangulasi, diskusi dengan teman sejabwat, analisis kasus

negatif, dan member check. Dari semua teknik tersebut peneliti memilih untuk

menggunakan teknik triangulasi sebagai sumber yaitu membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif.

Peneliti cenderung menggunakan teknik yang bersumber dari alat pengumpulan data

yaitu hasil pengamatan atau observasi dan hasil tes. Hasil dari penelitian yang berupa data

mulai dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran sampai analisis

hasil tes yang didapat dari siswa diperiksa kembali kebenarannya. Jika hasil pemeriksaan

terhadap kedua sumber data tersebut terdapat kesamaan persepsi atau pandangan, maka

penelitian dapat dikatakan terpercaya atau kredibel.

2. Transferabilitas (Transferability)

Transferabilitas dalam penelitian berkenaan dengan pertanyaan, hingga dimana

penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Transferabilitas tergantung

39
Salim dkk, (2015), Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Perdana Publishing, hlm.82-88.

32
pada pemakai, manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan

situasi lain. Oleh karena itu, peneliti harus membuat laporannya dengan uraian yang rinci,

jelas, sistematis sehingga dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca menjadi jelas dan

memutuskan dapat atau tidaknya hasil penelitian tersebut diaplikasikan di tempat lain.

3. Dependabilitas (Dependability)

Dependabilitas identik dengan reliabilitas (keterandalan). Dalam penelitian

dependabilitas dibangun sejak dari pengumpulan data dan analisis data lapangan serta saat

penyajian data laporan penelitian. Keabsahan data ini dibangun dengan teknik: 1)

memeriksa bias-bias yang datang dari penelitin atau datang dari objek penelitian, 2)

menganalisis dengan memperhatikan kasus negatif, 3) mengkonfirmasikan setiap simpulan

dari satu tahapan kepada subjek penelitian. Selanjutnya mengkonsultasikannnya kepada

pembimbing, promotor atau konsultan. Selain itu untuk mempertinggi keterandalan dapat

juga digunakan dengan mengambiil dokumentasi/foto kegiatan menggunakan kamera,

video, dan dalam pencatatan data wawancara.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Profil Sekolah MIN 1 MEDAN

NPSN : 60729428

NSM : 111112710001

Nama : MIN 1 Kota Medan

Akreditasi : /No. Sk/Tgl. Sk A/1452/BAN-SM/SK/2019, 12 Desember 2019

33
Alamat : Jl. Williem Iskandar No. 7 C Medan

Kode Pos : 20222

Nomor Telepon : 061 4155621

Email : minmedakodyamedan@gmail.com

Jenjang : SD/MI

Status : Negeri

Waktu Belajar : Kombinasi (Pagi dan Siang)

2. Sejarah MIN 1 Kota Medan

MIN 1 Kota Medan awalnnya adalah SD latihan tempat berlatihnya siswa PGANegeri

Medan untuk PPL, SD Latihan PGA Negeri Medan masih menumpang di lokasiAl Jamiatul

Washliyah daerah Marindal dari tahun 1958 s/d 1974. Kemudian padaTahun 1975 SD Latihan

Pindah ke Lokasi PGA Negeri Medan Jl. Pancing danbelajarnya pada sore hari s/d Tahun

1979 dan terjadi perubahan nama menjadi MIN Kota Medan. Pimpinan Madrasah yang

pertama bernama Abd. Jalal, kemudian padatanggal 01/02/1979 berubah nama menjadi MIN

1 Kota Medan. Pada tahun 1980 dibangun gedung yang lokasinya di belakang MAN I Medan

Jl. Williem Iskandar No. 7C (MIN 1 Kota Medan sekarang) yang pada awalnya ada 3 (tiga)

kelas dan sebagiankelas masih menumpang di lokasi PGA Negeri Medan. Pada Tahun 1981

semua kelassudah lengkap terpenuhi, tetapi masih terdiri dari satu lokal untuk satu kelas.

Seiringberjalannya waktu dan berkembangnya jaman, Gedung MIN 1 Kota Medan

mengalamibanyak perubahan dan perkembangan hingga seperti sekarang ini.40

3. Visi dan Misi MIS Al-Kautsar

VISI:

“Terbentuknya siswa yang cerdas, terampil, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
40
Wawancara dengan Kepala MIN 1 Kota Medan

34
MISI:

1. Meningkatkan kompetensi guru.

2. Menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong terwujudnya kompetensi siswa.

3. Membangun kerjasama dengan komite untuk melengkapi sarana dan prasarana.

4. Mengefektifkan penerapan managemen berbasis madrasah.

5. Membudayakan lingkungan yang islami, nyaman, indah dan sehat.

B. Uji Hipotesis

1. Deskripsi Hasil Tes Awal (Pre Test)

a. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran pisture and

picture, peneliti terlebih dahulu mewawancarai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

IV MIN 1 Kota Medan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia masih relative rendah. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran tersebut dapat dilihat dari daftar nilai semester I (ganjil) kelas IV MIN 1 Kota

Medan dengan jumlah siswa 28 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut 75. Dari perolehan nilai tersebut

menunjukkan penguasaan materi belum tuntas.

Pada pertemuan awal, peneliti melakukan tes awal atau pre test kepada siswa kelas IV

MIN 1 Kota Medan. Tes awal atau pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Dari hasil pre test hasil

belajar siswa masih tergolong rendah. Berikut ini penyajian hasil belajar siswa pada saat tes

awal atau pre test:

Tabel 4. 1 Data Hasil Pre Tes Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan

No Nama Siswa Nilai Keterangan

35
1 AA 60 Tidak tuntas
2 ANS 60 Tidak tuntas
3 AMN 65 Tidak tuntas
4 ANP 55 Tidak tuntas
5 AY 80 Tuntas
6 AW 50 Tidak tuntas
7 AD 55 Tidak tuntas
8 BA 60 Tidak tuntas
9 DAES 55 Tidak tuntas
10 FAH 50 Tidak tuntas
11 FAQN 55 Tidak tuntas
12 GAR 60 Tidak tuntas
13 HN 60 Tidak tuntas
14 KAR 75 Tuntas
15 MAF 50 Tidak tuntas
16 MKL 55 Tidak tuntas
17 MAP 65 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 55 Tidak tuntas
20 NAZ 65 Tidak tuntas
21 NFD 55 Tidak tuntas
22 NZM 55 Tidak tuntas
23 NF 60 Tidak tuntas
24 NH 60 Tidak tuntas
25 OAF 70 Tidak tuntas
26 DHS 50 Tidak tuntas
27 RLS 50 Tidak tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 1680
Rata-Rata 60

36
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa masih memiliki

tingkat keberhasilan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dimana nilai

KKM yang ditentukan sekolah adalah 75. Terdapat 7 siswa (25%) telah tuntas dan mencapai

KKM, sedangkan 21 siswa (75%) belum mencapai nilai KKM. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi.

Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus:

x
X=
n

1680
X=
28

X = 60

Keterangan:

X = Rata-rata nilai

X = Jumlah seluruh nilai

n = Jumlah siswa

Ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Siswa yang tuntas belajar


P = x 100%
Siswa

7
P = x 100%
28

P = 25%

Keterangan:

P = Persentase siswa yang lulus belajar

37
 Siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa yang tuntas belajar

 Siswa = Jumlah siswa

Tabel 4. 2 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pre Test


Pesentase Ketuntasan
Tingkat Banyak Persentase
No Klasikal Hasil Belajar Pra
Ketuntasan Siswa Siswa
Tes
1. < 75% Tidak Tuntas 21 75%

2. ≥ 75% Tuntas 7 25%

Jumlah 28 100%

b. Pengamatan

Pada tahap pengamatan peneliti mengamati aktivitas seluruh siswa pada saat

mengerjakan soal pre test agar siswa tidak ada melakukan kerja sama. Hal ini dilakukan agar

nilai yang diperoleh siswa tidaklah sama.

c. Refleksi

Hasil dari pre test yang telah diberikan kepada 28 siswa menunjukkan masih sedikit

jumlah siswa yang mampu menjawab soal-soal dan dinyatakan tuntas terkait materi Cerita

Fiksi. Hasil pre test ini digunakan sebagai acuan dalam memberikan tindakan dan menyusun

rencana pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus I dalam membantu siswa mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Siklus I

a. Perencanaan

Setelah diperoleh letak kesulitan dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap guru

bidang studi Bahasa Indonesia serta tes awal, peneliti merencanakan suatu pemecahan

38
masalah dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.

Sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini yang mengajarkan materi pelajaran tentang materi Cerita Fiksi.

Kegiatan ini dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini antara lain:

1. Guru (peneliti) memasuki kelas, kemudian guru (peneliti) mengajak Peserta didik

berdo’a. Setelah selesai berdo’a, guru (peneliti) mengecek kehadiran peserta didik.

2. Setelah itu guru (peneliti) memberikan motivasi kepada siswa dengan

menginformasikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari -

hari.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Menjelaskan kepada siswa seputar materi Cerita Fiksi

5. Menanyakan kepada semua siswa apakah sudah mengerti dengan penjelasan tersebut.

6. Setelah semua paham peneliti memberikan soal yang berkaitan dengan pembelajaran

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal.

8. Membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

c. Observasi

Pada tahap ini guru (peneliti) mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

aktivitas belajar siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa selama berlangsungnya

pembelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Pada tahap ini ada dua jenis lembar hasil

observasi guru dan lembar hasil observasi siswa.

Lembar hasil observasi guru digunakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

39
untuk menilai proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti yang ketika itu berperan

sebagai guru. Sedangkan lembar observasi siswa akan digunakan oleh peneliti untuk menilai

aktivitas belajar siswa. Lembar hasil observasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 3 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I


No Kegiatan Skor
Indikator
Pembelajaran 1 2 3 4
1 Membuka a. Memberikan apresiasi dan √
motivasi terhadap siswa
b. Menyampaikan tujuan dari √
pembelajaran

2 Mengelola a. Menyediakan sumber √


kegiatan belajar belajar dan model picture
mengajar and picture
b. Membagi siswa kedalam √
beberapa kelompok
3 Komunikasi a. Menyampaikan materi yang √
dengan siswa akan dibahas
b. Mengungkapkan pertanyaan √
secara jelas dan memberi
waktu yang tepat

c. Mengatur penggunaan √
waktu
4 Pengelolahan a. Mengatur dan √
Kelas memanfaatkan fasilitas
belajar
b. Menumbuhkan partisipasi √
aktif siswa dalam
pembelajaran
c. Menumbuhkan keceriaan √
dan antusiasme siswa dalam
belajar
d. Memotivasi siswa yang √
hasil belajarnya kurang baik
5 Melaksanakan a. Memberikan tugas post test √
evaluasi dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian √
akhir
6 Menutup a. Menyimpulkan materi √
Pembelajaran pembelajaran
b. Memberi nasehat terkait √
dengan materi yang
dipelajari

40
x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n

Kriteria Penilaian:

80 – 100 A 4 Baik Sekali

70 – 79 B 3 Baik

60 – 69 C 2 Cukup

0 – 59 D 1 Kurang

56
Penilaian : x 100%
64

5.200
=
64

= 87,5% (Baik Sekali)

Dari hasil pengamatan guru kelas, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.3 diatas,

menunjukkan bahwa pada siklus I sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik

sekali. Hal ini menunjukkan bahwa nilai observasi aktivitas mengajar guru tergolong baik

sekali yaitu setara dengan 87,5%. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru juga sudah

melakukan pengamatan berbagai aktivitas siswa berdasarkan dengan format observasi yang

ada. Dalam hal ini, diperoleh hasil observasi pengamatan tentang aktivitas siswa selama

proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 4Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus I

Skor yang
No Aspek Yang Diamati didapatkan
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran √
2 Kekondusifan suasana belajar √

41
Memperhatikan penjelasan guru dengan
3 √
aktif
Kedisiplinan siswa selama kegiatan
4 √
pembelajaran
5 Keantusiasan mengerjakan soal √
Keberanian siswa dalam menyampaikan
6 √
pendapat
Keberanian Siswa membacakan hasil dari
7 √
kerja kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa √
9 Kekompakan dalam kerja kelompok √
Masing-masing kelompok secara aktif
10 √
mempersentasikan hasil diskusi
Kemampuan kelompok dalam memimpin
11 √
kelompoknya
Siswa bersemangat mengerjakan tugas yang
12 √
diberikan

x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n

Kriteria Penilaian:

80 – 100 A 4 Baik Sekali

70 – 79 B 3 Baik

60 – 69 C 2 Cukup

0 – 59 D 1 Kurang

30
Penilaian : x 100%
48

3000
=
48

42
= 62,5% (Cukup)

Berdasarkan hasil pengamatan dari guru kelas pada siklus I dalam Tabel 4.4 terlihat

bahwa masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki motivasi yang besar untuk belajar.

Hal ini terlihat dari beberapa siswa ada yang tidak mau mengajukan pertanyaan atau bahkan

malu untuk bertanya. Selain itu, pada saat diberi tugas menulis laporan pengamatan oleh

guru, siswa masih ada yang tidak mengerjakannya. Oleh karena itu, dapat diperoleh bahwa

hasil belajar siswa masih tergolong sangat rendah yaitu setara dengan 62,5%.

d. Evaluasi I

Setelah semua materi diajarkan, siswa kembali diberi tes untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan hasil belajar siswa. Secara ringkas tingkat keberhasilan belajar siswa pada

siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 5 Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 AA 75 Tuntas
2 ANS 60 Tidak tuntas
3 AMN 65 Tidak tuntas
4 ANP 55 Tidak tuntas
5 AY 80 Tuntas
6 AW 60 Tidak tuntas
7 AD 55 Tidak tuntas
8 BA 60 Tidak tuntas
9 DAES 70 Tidak tuntas
10 FAH 75 Tuntas

43
11 FAQN 75 Tuntas
12 GAR 55 Tidak tuntas
13 HN 75 Tuntas
14 KAR 75 Tuntas
15 MAF 70 Tidak tuntas
16 MKL 75 Tuntas
17 MAP 60 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 55 Tidak tuntas
20 NAZ 75 Tuntas
21 NFD 75 Tuntas
22 NZM 60 Tidak tuntas
23 NF 55 Tidak tuntas
24 NH 55 Tidak tuntas
25 OAF 75 Tuntas
26 DHS 55 Tidak tuntas
27 RLS 60 Tidak tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 1855
Rata-Rata 66, 25

Keterangan :

Nilai ≤ 71 = Tidak Tuntas : 11 Siswa

Nilai ≥71 = Tuntas : 17 Siswa

Menghitung rata-rata nilai peserta didik

Rumus x =
∑ xi
N

1855
Rata-rata =
28

44
Rata-rata = 66,25

Menghitung ketuntasan hasil belajar klasikal:

Rumus : P =
∑ siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa

P=
∑ n 1 x 100%
∑n
12
P= x 100%
28

P = 42 %

Tabel 4. 6 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Post Test Siklus I


Pesentase Ketuntasan
Tingkat Banyak Persentase
No Klasikal Hasil Belajar Pra
Ketuntasan Siswa Siswa
Tes
1. < 75% Tidak Tuntas 16 58%

2. ≥ 75% Tuntas 12 42%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa 12 siswa (42%) yang telah

mencapai ketuntasan dalam belajar, sedangkan 16 siswa (58%) dinyatakan belum tuntas.

Dengan demikian, secara klasikal para siswa dinyatakan belum tuntas. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pemahaman awal siswa masih rendah sehingga perlu dilakukan pembelajaran

yang lebih baik pada siklus II.

e. Refleksi I

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan pada

siklus I, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada siklus I ini masih kurang memuaskan, hal ini terlihat dari

nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I.

45
2. Masih ada sebagian siswa yang kelihatan bingung dan sulit dalam memahami

materi yang dipelajari.

Sesuai dengan tahap refleksi yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa kegagalan

yang terjadi di siklus I. Kegagalankegagalan tersebut dijadikan sebagai alasan peneliti untuk

kemudian dilanjutkan ke siklus II. Adapun yang menjadi alasan peneliti dilanjutkan ke

siklus II adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa pada siklus I masih ada yang belum mencapai KKM,

b. Sebagian siswa masih ada yang terlihat bingung dan kesulitan dalam memahami

materi yang diajarkan.

Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I.

Tetapi untuk mengatasi kemungkinan kendala yang telah dihadapi sebelumya pada siklus I

maka peneliti mengambil tindakan perbaikan. Siswa dibentuk berkelompok dan diatur sesuai

kelompok masing-masing. Sebelum mulai pembelajaran, guru menjelaskan penggunaan

media dan menjelaskan proses pembelajaran yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini yang menerapkan penggunaan model pembelajaran Picture And

Picture dalam materi Cerita Fiksi adalah peneliti. Kegiatan ini dapat dilihat dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.

46
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Pada tahap pendahuluan guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan motivasi kepada peserta didik.

b. Guru menyapa, memeriksa kehadiran, kerapian, serta kesiapan peserta didk dan

mengabsen.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada pada

peserta didik

d. Kemudian menyiapkan model pembelajaran Picture And Picture yang besar dan

dapat dilihat oleh siswa.

e. Guru membacakan kisah cerita fiksi dengan menampilkan model pembelajaran

Picture And Picture, dan siswa menyimaknya.

f. Kemudian menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada cerita fiksi melalui model

pembelajaran Picture And Picture dan siswa menebaknya.

g. Guru dan siswa secara bersama melakukan refleksi pembelajaran dengan kegiatan

tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

h. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari

i. Guru memberi lembar kerja .

c. Observasi

Observasi dilakukan kepada siswa dan peneliti yang berperan sebagai guru. Observasi

dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan respon sisa terhadap

proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Cerita Fiksi dengan menggunakan model

pembelajaran Picture And Picture. Selain itu, observasi ini juga dilakukan untuk mengetahui

47
sejauh mana keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran Picture And

Picture dalam sebuah pembelajaran serta untuk mengetahui apakah proses pembelajaran

telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam sebuah RPP yang telah dibuat

sebelumnya. Hasil observasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 7 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II


No Kegiatan Skor
Indikator
Pembelajaran 1 2 3 4
1 Membuka a. Memberikan apresiasi dan √
motivasi terhadap siswa
b. Menyampaikan tujuan dari √
pembelajaran

2 Mengelola a. Menyediakan sumber √


kegiatan belajar belajar dan model
mengajar pembelajaran Picture
And Picture
b. Membagi siswa kedalam √
beberapa kelompok
c. Menggunakan model √
pembelajaran Picture
And Picture dalam proses
pembelajaran Bahasa
Indonesia materi Cerita
Fiksi
3 Komunikasi a. Menyampaikan materi √
dengan siswa yang akan dibahas
b. Mengungkapkan √
pertanyaan secara jelas dan
memberi waktu yang tepat

c. Mengatur penggunaan √
waktu
4 Pengelolahan a. Mengatur dan √
Kelas memanfaatkan fasilitas
belajar
b. Menumbuhkan partisipasi √
aktif siswa dalam
pembelajaran
c. Menumbuhkan keceriaan √
dan antusiasme siswa
dalam belajar
d. Memotivasi siswa yang √
hasil belajarnya kurang

48
baik
5 Melaksanakan a. Memberikan tugas post √
evaluasi test dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian √
akhir
6 Menutup a. Menyimpulkan materi √
Pembelajaran pembelajaran
b. Memberi nasehat terkait √
dengan materi yang
dipelajari

x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n

Kriteria Penilaian:

80 – 100 A 4 Baik Sekali

70 – 79 B 3 Baik

60 – 69 C 2 Cukup

0 – 59 D 1 Kurang

60
Penilaian : x 100%
64

6000
=
64

= 93,75% (Baik Sekali)

Hasil pengamatan dari guru kelas, seperti yang diperhatikan pada Tabel 4.6 diatas,

menunjukkan bahwa pada siklus II sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan

baik sekali. Hal ini terlihat bahwa nilai observasi tergolong baik sekali yaitu setara dengan

93,75%.

Selama proses pembelajaran sudah diakukan, pengamatan dari berbagai aktivitas siswa

berdasarkan format observasi yang ada. Adapun hasil pengamatan tentang aktivitas siswa

yang telah dirangkum yaitu sebagai berikut:

49
Tabel 4. 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II

Skor yang
No Aspek Yang Diamati didapatkan
1 2 3 4
Kesiapan siswa dalam mengikuti
1 √
pelajaran
2 Kekondusifan suasana belajar √
Memperhatikan penjelasan guru
3 √
dengan aktif
Kedisiplinan siswa selama kegiatan
4 √
pembelajaran
Keantusiasan siswa memperhatikan
5 √
video pembelajaran
Keberanian siswa dalam
6 √
menyampaikan pendapat
Keberanian Siswa membacakan
7 √
hasil dari kerja kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa √
Kekompakan dalam kerja
9 √
kelompok
Masing-masing kelompok secara
10 aktif mempersentasikan hasil √
diskusi
Kemampuan kelompok dalam
11 √
memimpin kelompoknya
Siswa bersemangat mengerjakan
12 √
tugas yang diberikan

x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n

Kriteria Penilaian:

50
80 – 100 A 4 Baik Sekali

70 – 79 B 3 Baik

60 – 69 C 2 Cukup

0 – 59 D 1 Kurang

42
Penilaian : x 100%
48

4200
=
48

= 87,5% (Baik Sekali)

Dari hasil pengamatan pada siklus II selama pembelajaran seperti yang telah dipaparkan

dalam Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa sudah meningkat dari 62,5% menjadi

87,5%. Hal ini dapat membuktikan bahwa pada siklus II, siswa menjadi lebih aktif dalam

belajar, besarnya antusias dan semangat siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus II sudah tergolong

baik sekali.

d. Evaluasi II

Pada akhir siklus II diberikan test akhir yang bertujuan untuk melihat keberhasilan

tindakan yang diberikan. Siklus ini dianggap berhasil apabila siswa mendapat nilai kriteria

ketuntasan minimal 75% sebanyak 75% dari jumlah siswa. Adapun data hasil test dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 AA 75 Tuntas
2 ANS 65 Tidak tuntas
3 AMN 75 Tuntas
4 ANP 70 Tidak tuntas

51
5 AY 95 Tuntas
6 AW 60 Tidak tuntas
7 AD 75 Tuntas
8 BA 60 Tidak tuntas
9 DAES 75 Tuntas
10 FAH 80 Tuntas
11 FAQN 80 Tuntas
12 GAR 75 Tuntas
13 HN 85 Tuntas
14 KAR 80 Tuntas
15 MAF 75 Tuntas
16 MKL 85 Tuntas
17 MAP 60 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 60 Tidak tuntas
20 NAZ 75 Tuntas
21 NFD 85 Tuntas
22 NZM 90 Tuntas
23 NF 75 Tuntas
24 NH 60 Tidak tuntas
25 OAF 75 Tuntas
26 DHS 80 Tuntas
27 RLS 80 Tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 2100
Rata-Rata 75
Keterangan :

Nilai ≤ 75 = Tidak Tuntas : 5 Siswa

Nilai ≥75 = Tuntas : 23 Siswa

Menghitung rata-rata nilai peserta didik

52
Rumus x =
∑ xi
N

2210
Rata-rata =
28

Rata-rata = 81,85

Menghitung ketuntasan hasil belajar klasikal:

Rumus : P =
∑ siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa

P=
∑ n 1 x 100%
∑n
21
P= x 100%
28

P = 75 %

Berdasarkan hasil perhitungan di atas tampak bahwa 21 siswa (75%) yang telah

mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 8 siswa (25%) dinyatakan belum mencapai

ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sudah meningkat

dan tidak perlu melakukan tindakan berupa siklus kembali.

e. Refleksi II

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dan test hasil belajar yang diisi oleh

siswa, dapat disimpulkan bahwa peneliti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi dengan model pembelajaran

Picture And Picture. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan yang semakin membaik

dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pengamatan observer. Test hasil belajar siswa

juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar

siswa, yaitu dari 60 pada saat pre-test meningkat pada test belajar siklus I menjadi 66,25

53
dan meningkat pada hasil test belajar siklus II menjadi 81,85. Dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And

Picture pada siklus II mengalami peningkatan.

Dengan demikian, berdasarkan hasil test belajar siklus II rata-rata hasil belajar Bahasa

Indonesia materi Cerita Fiksi dengan menggunakan model pembelajaran Picture And

Picture telah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil perhitungan di atas

tampak bahwa 21 siswa (75%) yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 8

siswa (25%) dinyatakan belum mencapai ketuntasan. Maka peneliti tidak melanjutkan ke

siklus berikutnya. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pembelajaran dengan

model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembahasan Hasil penelitian

Dari hasil penelitian, sebelum dilaksanakannya tindakan nilai rata-rata kelas pada pre test

adalah 60 dengan jumlah 7 siswa yang tuntas sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa..

Hal ini dipengaruhi oleh belum adanya penggunaan Model Picture And Picture oleh peneliti.

Karena ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai maka dibuat alternative perbaikan

skenario pembelajaran

Kemudian peneliti memberikan tindakan kepada siswa pada siklus I yaitu melalui

Model Picture And Picture . Berdasarkan hasil penelitian, Setelah pemberian tindakan melalui

Model Picture And Picture yang dilakukan peneliti pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa

66,25.

Kemudian Pada siklus II Peneliti memberikan Tindakan dengan menerapkan penggunaan

Model Picture And Picture siswa memperoleh nilai rata-rata 81,85 dengan jumlah siswa yang

54
memperoleh nilai 75 keatas sebanyak 21 siswa atau sebesar 75%. Lebih jelasnya peningkatan

hasil belajar dapat dilihat rata-rata nilai saat test awal, hasil belajar siklus I dan pada siklus II,

seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4. 9 Nilai Rekafitulasi Siswa

Nilai Katuntasan
No Deskripsi Nilai
Rata-rata %
1 Pre test 60 25%

2 Siklus I 66,25 42%


3 Siklus II 81,85 75%

Dari Tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan

yaitu sebelum diberikan tindakan dari nilai observasi awal diperoleh rata-rata sebesar 60

(25%), setelah dilakukan siklus I dari hasil soal siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar

66,25 (42%), dan setelah dilakukan siklus II dari hasil soal siklus II diperoleh nilai rata-rata

siswa sebesar 81,85 (75%). Untuk melihat lebih jelas peningkatan ketuntasan secara klasikal

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

80%
Ketuntasan Klasikal
70%
60%
50%
40%
30% Ketuntasan
Klasikal
20%
10%
0%
Pre Test Post Test I Post Test II

Gambar 4. 1 Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa


Walaupun peneliti ini telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, akan tetapi peneliti

mengakui bahwa masih ada kelemahan dalam penelitian yang mempengaruhi keberhasilan. Hal

55
ini disebabkan karena keterbatasan yang ada pada peneliti serta adanya kemungkinan siswa

kurang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan soal test yang diberikan.

Berdasarkan hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa

pembelajaran dengan Model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran

dengan Model pembelajaran mempunyai peranan penting sebagai salah satu upaya

meningatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan gambar 4.1 bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mulai dari pre-test,

hingga hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Model Picture And Picture dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Cerita Fiksi di Kelas IV MIN 1

Kota Medan.

56
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan model Picture And Picture pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1 MEDAN masih sangat rendah, nilai rata-

rata kelas pada pre test rata-rata nilai siswa masih memiliki tingkat keberhasilan di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dimana nilai KKM yang

ditentukan sekolah adalah 75. Terdapat 7 siswa (25%) telah tuntas dan mencapai KKM,

sedangkan 21 siswa (75%) belum mencapai nilai KKM. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Hal ini dipengaruhi belum adanya penggunaan

Model Picture And Picture oleh peneliti.

57
b. Setelah menggunakan model Picture And Picture pada proses belajar mengajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN 1 MEDAN dengan materi Cerita Fiksi,

peserta didik mudah mengerti apa yang telah guru (peneliti) ajarkan, dengan Model ini

cocok diajarkan kepada peserta didik karena menjadikan peserta didik mudah mengerti

dengan pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru dengan hasil nilai rata-rata kelas

meningkat mencapai 81,85 dengan tingkat ketuntasan 21 orang siswa (75%) .

c. Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Hasil penelitian ini berupa

peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dalam dmata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan materi Cerita Fiksi 66,25 dengan tingkat ketuntasan 12 orang siswa (42%)

sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 81,85 dengan tingkat

ketuntasan 21 orang siswa (75%). Selama proses pembelajaran dengan menggunakan

Model Picture And Picture hasil belajar dan respon siswa terhadap materi belajar terus

menunjukkan peningkatan. Pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan siswa mulai

menunjukkan sikap rasa ingin tahu terhadap materi yang diajarkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran

yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru, hendaknya menggunakan berbagai model/metode pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga kemampuan siswa dalam belajar dapat

lebih meningkat. Salah satunya bisa menggunakan, Model Pembelajaran picture and

picture karena dengan Menggunakan Model ini, siswa jadi lebih semangat dalam

belajar.

2. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan penelitian jenis penelitian yang sama

58
yaitu Penelitian Tindakan Kelas, sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus, agar

mencapai dan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

3. Bagi siswa, hendaknya peneliti lebih giat dan lebih semangat dalam Penggunaan

Model Pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada media.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif).

Bandung: Yrahma Widia.

Arikunto. Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; BumiAksara.

Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.Bandung; CV Pustaka Setia.

Axiom Jurnal Pendidikan dan Matematika. 2013. Medan: Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAINSU. Vol II No. 1.

Busmin Gurning dan Effi Aswita Lubis, 2018, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta:

K-MediaCandra.

Fadhliyani, L., Yumni, A., & Rambe, R. N. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Time Token Berbantu Picture Puzzle Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas V SD

Swasta Muhammadiyah 01 Binjai. NIZHAMIYAH, XII(1), 277.

https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v10i2.1426

59
Ghoffar, M Abdul & Abu Ihsan al-Atsari. 2005. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam

Asy-Syafi’i.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Handayama , Jumanta. 2014. Model dan Model Pembelajaran Kratif dan Berkarakter. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Ilahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Model.

Istarani.2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan; Media Persada.

Jaya, Farida. 2015. Perencanaan Pemelajaran. Medan; tpn.

Junaida, dkk. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Medan: Perdana Publishing.

Mahmud dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Bandung:

Tsabita.

Maisarah, T. A. L. S. S. (2022). Urgensi Pengembangan Media Berbasis Digital Pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia. EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–

75.

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan. Perdana Publishing.

_________. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Salim dan Haidir, 2019, Penelitian Pendidikan, Jakarta:Kencana.

Salim, dkk. 2015. Penenlitian Tindakkan Kelas. Medan; Perdana Publishing.

Sarbini dan Neneng Lina 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Situmorang, Manihar. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. Nana, 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja

60
Rosdakaryah.

Sukardi, 2015, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

______. 2015. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi Dan

Pengembangannya .Jakarta: Bumi Aksara.

Sumanti, Solihah Titin, 2015, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pt Rajagrafindo

Persada.

Suryani, Nunuk, 2012, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Ombak Susanto.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadia

Group.

Syakur, M . Pembelajaran Tematik Untuk Kelas Rendah. Kudus: Maseifa Jendela Ilmu.

Uar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah.

UUD RI No.20 Tahun 2003. 2006. Tentang Sisdiknas. Jakarta: Depdiknas.

P. Manurung. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka Publishing.

Wahab, Rosmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali.

Wawancara dengan Kepala MIN 1 Kota Medan.

Wijaya dan Syahrum. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Citapustaka Media Perintis

Winataputra. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusnaldim, Eka. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Ips Mahasiswa Melalui Model

Pembelajaran Picture And Picture Pada Mahasiswa Semester V PGMI Fitk Uin Su.

Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. NIZHAMIYAH ISSN : 2086 - 4205

Zainal Aqib. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama

Widya hal. 41.

61
LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MIN 1 Kota Medan
Kelas :4
TEMA : 8 (Daerah Tempat Tinggalku)
SUB TEMA : 2 (Keunikan Daerah Tempat Tinggalku) Pembelajaran 1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,

62
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak Sehat, dan
tindakan yang mencerminkan prilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan: Bahasa Indonesia


Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang 3.9.1 Menguraikan pengertian cerita fiksi
terdapat pada teks fiksi. (C2) (C2)
3.9.2 Mengemukakan ciri-ciri cerita fiksi
(C3)
3.9.3 Memerinci contoh cerita fiksi di
daerah tempat tinggal (C4)
3.9.3 Menganalisis tokoh dalam teks fiksi.
(C4)
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi 4.9.1 Menyampaikan peranan tokoh
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi pada teks fiksi secara lisan dan tulis (P2)
secara lisan, tulis, dan visual. (P2)

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menguraikan pengertian cerita fiksi dengan tanpa kesalahan
setelah membaca teks.
2. Peserta didik dapat menentukan ciri-ciri cerita fiksi dengan percaya diri setelah
melihat video.
3. Peserta didik dapat memerinci contoh cerita fiksi di daerah tempat tinggal dengan
tanggung jawab setelah melihat gambar daerah tempat tinggal.
4. Peserta didik dapat menganalisis tokoh dalam teks fiksi dengan percaya diri
setelah membaca teks.
5. Peserta didik dapat menyampaikan peranan tokoh pada teks fiksi secara lisan
dan tulis dengan tepat setelah membaca teks.
MATERI PEMBELAJARAN
“Cerita Fiksi”
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Religius

63
2. Disiplin
3. Percaya diri
4. Jujur
5. Tanggung Jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
5. Media pembelajaran :
a. Foto daerah sekitar tempat tinggal
b. Teks fiksi “Roro Jonggrang”.
6. Sumber :
a. Buku Pedoman Guru Tema 8 Kelas 4 Tematik Terpadu Kurikulum 2013
revisi 2017,
Halaman 85 sampai 96
b. Buku Siswa Tema 8 Kelas 4 Tematik Terpadu Kurikulum 2013 revisi
2017, Halaman 60 sampai 71
PENDEKATAN,MODEL, STRATEGI DAN METODE
Model : Picture and Picture
Metode : Ceramah, demontrasi, penugasan, dan tanya jawab
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

64
Kegiatan 1. Guru memberikan salam
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
Pembuka
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca 15 menit dimulai dengan guru
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh 10 menit
dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat ,
cerita inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan
buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan
mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
6. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
7. Guru mengondisikan siswa secara klasikal dengan
mengajukan pertanyaan:
 Apa kamu senang membaca cerita?
 Apa cerita yang pernah kamu baca?
 Apa cerita yang terkenal di lingkungan tempat
tinggalmu?
8. Siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
9. Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan
tulisan dalam balon kalimat dengan suara nyaring.
10. Guru membacakan narasi pada buku siswa.

65
Catatan :
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pretest dan
merangsang keingintahuan siswa untuk belajar tentang
teks fiksi, khususnya cerita fiksi. Dengan demikian,
kegiatan awal pembelajaran ini dilakukan secarmenarik
dan interaktif.

Kegiatan 1. Peserta didik menyebutkan nama daerah tempat 50 Menit


Inti tinggalnya.
2. Peserta didik menjelaskan nama daerah di sekitar
tempat tinggalnya.
3. Peserta didik memperhatikan gambar keunikan
daerah.
4. Peserta didik menjelaskan keunikan daerah.
5. Peserta didik menjelaskan mengenai pengertian
cerita fiksi
6. Guru menampilkan media picture and picture
tentang ciri-ciri cerita fiksi
7. Peserta didik memerinci ciri-ciri cerita fiksi.
8. Guru menampilkan sebuah teks cerita fiksi ”Roro
Jonggrang”.
9. Peserta didik menceritakan tokoh dan peranan
tokoh dalam roro jonggrang.
10. Guru menampilkan gambar mengenai gaya
11. Peserta didik menjelaskan pengertian gaya
12. Peserta didik menjelaskan macam-macam
13. Guru menampilkan berbagai gambar tentang
pengaruh gaya dalam gerak
14. Peserta didik mengklasifikasikan pengaruh gaya

66
dalam gerak.
15. Peserta didik bertanya mengenai materi yang
belum dimengertinya.
16. Guru dan Peserta didik membuat kesimpulan
pembelajaran pada hari ini.
Kegiatan 1. Guru dan Peserta didik melakukan refleksi 10 menit
Penutup mengenai kegiatan pembelajaran.
a. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
b. Apa kegiatan yang paling disukai?
c. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme.
3. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu
Peserta didik (Religius)

PENILAIAN
Penilaian Sikap
Pengamatan dan Pencatatan Sikap selama kegiatan menggunakan lembar
observasi (Lihat pedoman penilaian sikap).
Penilaian Pengetahuan
a. Tes tulis tentang tokoh dan perannya dalam teks fiksi
b. Tes tulis tentang macam-macam gaya
c. Tes tulis tentang keragaman karakteristik fisik dalam keluarga
Penilaian Keterampilan
a. Menyampaikan tokoh dalam cerita fiksi
b. Melakukan pengamatan keunikan daerah tempat tinggal
c. Mengerjakan soal observasi tentang gaya
CONTOH RUBRIK MENCARI TAHU TENTANG CERITA FIKSI
Penilaian Bahasa Indonesia

67
Catatan Penilaian
 Rubrik Penilaian di atas hanyalah contoh untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada
setiap pembelajaran tidak dicontohkan semua rubric penilaian dari semua mata pelajaran
yang muncul di pembelajaran itu. Namun demikian, pada setiap sub tema contoh rubrik
penilaian semua mata pelajaran tersedia hanya saja peletakannya di akhir pembelajaran
yang berbeda..

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui 14 Maret 2022

68
Guru Kelas IV MIN 1 Kota Medan Peneliti,

Atiqah Putri Siregar

Mengetahui
Kepala Sekolah MIN 1 Kota Medan

Lampiran 2 Soal Siklus I dan II


Soal Siklus I
1.Teks yang berisi rekaan atau khayalan yang tidak berdasarkan kenyataan disebut….
A.Fiksi
B.Nonfiksi

69
C.Narasi
D.Cerita
2. Pelaku cerita atau sesuatu yang mengalami peristiwa di dalam suatu cerita fiksi dinamakan
tokoh …
A. Pemeran
B. Utama
C. Antagonis
D. Protagonis
3. Dasar cerita atau sesuatu yang menjadi pokok terbentuknya suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
4. Rangkaian peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
5. Setiap cerita memiliki latar tempat, waktu, dan suasana yang berbeda. Yang dimaksud dengan
latar adalah….
A. dasar sebuah cerita
B. pesan yang disampaikan dalam suatu cerita
C. keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
D. rangkaian peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita
6.Sebuah cerita yang memfokuskan satu tokoh pada suatu keadaan atau kejadian yang terdiri dari
minimal 20.000 kata disebut….
A.Novel
B.Cerita pendek
C.Cerita mini
D.Cerita bersambung
Bacalah teks di bawah ini!

70
Malam itu,Sangkuriang bertapa. Dengan kesaktiannya, ia mengarahkan para pengawal untuk
membantu menyelesaikan pekerjaannya. Dayang Sumbi diam-diam mengintip pekerjaan
tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk
menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota. Ketika menyaksikan warna memerah di timur
kota, Sangkuriang mengira bahwa hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan
pekerjaannya. Ia sangat marah karena tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kesaktiannya, Sangkuriang menjebol bendungan yang dibuatnya.Terjadilah banjir besar
yang melanda seluruh kota.Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan
itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang diberi nama “Tangkuban Perahu.”
7. Berdasarkan cerita di atas, jenis teks tersebut adalah jenis fiksi…..
A. Mite
B. Fabel
C. Saga
D. Legenda
8.Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah….
A.Sangkuriang
B.Dayang Sumbi
C.Tangkuban Perahu
D.Jebolnya bendungan
9.Cerita Sangkuriang merupakan cerita lagenda yang melatar belakangi terbentuknya…
A.Bendungan
B.Banjir besar
C.Sampan
D.Gunung Tangkuban Perahu
10.Cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka,keriangan, atau sindiran disebut….
A.Legenda
B.Cerita jenaka
C.Saga atau cerita panji
D.Fabel

71
Kunci Jawaban
1. A. fiksi
2. B.utama
3. A.tema
4. B.alur
5. C.keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
6. B.Cerita pendek
7. D. Legenda
8. A.Sangkuriang
9. D.Gunung Tangkuban Perahu
10.B.Cerita jenaka

Soal Siklus II
1. Cerita fabel biasanya menggambarkan watak dan budi manusia yang diperankan oleh…
A.Manusia

72
B.Tumbuhan
C.Binatang atau hewan
D.Dewa
2.Cerita tentang dewa dan tokoh yang dianggap suci dengan latar belakang sejarah dan hal-hal
yang ajaib termasuk jenis cerita…
A.Fabel
B.Saga
C.Mite
D.Legenda
3. Cerita Mahabarata merupakan cerita legendaris tentang kepahlawanan disebut cerita…
A.Legenda
B.Mite
C.Panji
D.Fiksi
Bacalah teks berikut ini!
Di sebuah desa terdapat sebidang sawah. Sawah tersebut dihuni oleh keluarga tikus dan keluarga
cacing. anak tikus bernama Tiko, sedangkan anak cacing bernama Ciko. Kedua keluarga tersebut
hidup berdampingan, Tiko dan Ciko pun berteman baik. Pada suatu hari, Tiko dan Ciko bermain
bersama mengelilingi sawah tersebut. Saat mengelilingi sawah, Ciko sering kali tertinggal oleh
Tiko.
“Tiko, tunggu aku. Kamu jangan berlari terlalu cepat!” ujar Ciko memanggil Tiko. Tiko yang
sudah berada jauh di depan pun berlari kembali ke arah Ciko. “Maaf, Ciko. Aku terlalu
bersemangat. Bagaimana kalau kamu naik ke atas punggungku? Kamu pasti suka,” ajak Tiko
kepada Ciko. Ciko pun menyetujui ajakan Tiko. Ciko sangat senang berada di atas punggung
Tiko. “Kamu benar, Tiko! Berada diatas sini memang lebih seru. aku dapat melihat sekitar
dengan lebih jelas. Terima kasih ya, Tiko,” Ciko terima kepada Tiko.
4.Cerita di atas merupakan jenis cerita…
A. Cerita jenaka
B. Saga
C. Fabel
D. Mite

73
5.Amanat yang disampaikan oleh cerita diatas adalah….
A. Ciko dan Tiko berteman baik
B. Ciko menggendong Tiko
C. Ciko telah membantu Tiko supaya dapat melihat sekitarnya dengan cara menggendongnya
D. Ciko dan Tiko bersahabat serta saling menolong
6. Pelaku cerita atau sesuatu yang mengalami peristiwa di dalam suatu cerita fiksi dinamakan
tokoh …
A. Pemeran
B. Utama
C. Antagonis
D. Protagonis
7. Dasar cerita atau sesuatu yang menjadi pokok terbentuknya suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
8. Rangkaian peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
9. Setiap cerita memiliki latar tempat, waktu, dan suasana yang berbeda. Yang dimaksud dengan
latar adalah….
A. dasar sebuah cerita
B. pesan yang disampaikan dalam suatu cerita
C. keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
D. rangkaian peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita
10.Sebuah cerita yang memfokuskan satu tokoh pada suatu keadaan atau kejadian yang terdiri
dari minimal 20.000 kata disebut….
A.Novel
B.Cerita pendek

74
C.Cerita mini
D.Cerita bersambung

Jawaban
1. B.utama
2. A.tema
3. B.alur
4. C.keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
5. B.Cerita pendek
6. C.Binatang atau hewan
7. C.Mite
8. C.Panji
9. C.Fabel
10. D.Ciko dan Tiko bersahabat serta saling menolong

Lampiran 3 Dokumentasi

75
76

Anda mungkin juga menyukai