SKRIPSI
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH:
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
SKRIPSI
Disetujui Oleh:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
DISETUJUI DAN DISAHKAN
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Sekretaris
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Untuk mengetahui hasil belajar kelas IV MIN
1 Kota Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan model
pembelajaran Picture And Picture; 2) Untuk mengetahui Proses penerapan model Picture And
Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
IV MIN 1 Kota Medan; 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN 1
Kota Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Picture And
Picture
Penelitian ini menggunakan Jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus
dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini dilakukan di MIN 1 Kota Medan Subjek penelitian ini adalah siswa/i kelas IV dengan
jumlah siswa 28 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa sebelum
menggunakan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1
Kota Medan masih sangat rendah, nilai rata-rata kelas pada pre test adalah 60 dengan jumlah 7
siswa yang tuntas sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa. Setelah menggunakan model
Picture And Picture pada proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV
MIN 1 Kota Medan dengan materi Cerita Fiksi, peserta didik mudah mengerti apa yang telah
guru (peneliti) ajarkan, dengan Model ini cocok diajarkan kepada peserta didik karena
menjadikan peserta didik mudah mengerti dengan pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
Partisipasi siswa juga meningkat ini dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II.
Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Hasil penelitian ini berupa peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Cerita Fiksi
66,25 dengan tingkat ketuntasan 12 orang siswa (42%) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
kelas meningkat mencapai 81,85 dengan tingkat ketuntasan 21 orang siswa (75%). Selama
proses pembelajaran dengan menggunakan Model Picture And Picture hasil belajar dan respon
siswa terhadap materi belajar terus menunjukkan peningkatan. Pembelajaran di kelas menjadi
lebih aktif dan siswa mulai menunjukkan sikap rasa ingin tahu terhadap materi yang diajarkan.
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi I
The purpose of this research is to 1) To determine the learning outcomes of class IV MIN
1 Medan City in Indonesian language subjects before using the Picture And Picture learning
model; 2) To find out the process of implementing the Picture And Picture model in Indonesian
language subjects in improving student learning outcomes in class IV MIN 1 Medan City; 3) To
determine the improvement in learning outcomes of class IV MIN 1 Medan City students in
Indonesian language subjects using the Picture And Picture model
This research uses a type of classroom action research (PTK) with two cycles and each
cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. This research was
conducted at MIN 1 Medan City. The subjects of this research were class IV students with a total
of 28 students.
Based on the research results, it can be concluded that: Student learning outcomes before
using the Picture And Picture model in the Indonesian language subject class IV MIN 1 Medan
City are still very low, the class average score on the pre test is 60 with a total of 7 students who
passed while the 21 students did not complete. After using the Picture And Picture model in the
teaching and learning process of Indonesian language subjects in class IV MIN 1 Medan City
with Fiction Story material, students easily understand what the teacher (researcher) has taught,
with this model it is suitable to be taught to students because it makes participants Students can
easily understand the lessons taught by the teacher. Student participation also increased as seen
from student learning outcomes from cycle I and cycle II. Student learning outcomes increase in
each cycle. The results of this research were an increase in student learning outcomes in cycle I
in the Indonesian language subject with Fiction Story material 66.25 with a completeness level
of 12 students (42%) while in cycle II the class average score increased to 81.85 with a complete
level 21 students (75%). During the learning process using the Picture and Picture Model,
learning outcomes and student responses to learning material continue to show improvement.
Learning in class becomes more active and students begin to show a curious attitude towards the
material being taught.
Know,
Thesis Supervisor I
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan
rahmat-Nya sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Tidak lupa shalawat berangkaikan salam kepada nabi Muhammad SAW yang merupakan suri
tauladan bagi kehidupan manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Skripsi yang berjudul
“ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan Melalui Model Picture And
Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” dan diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sumatera Utara.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahrin, M.Ag selaku rektor UIN Sumatera Utara yang telah memberikan
fasilitas yang baik.
2. Bapak Dr. Mardianto, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera
Utara yang telah memberikan kesempatan untuk penulis menimba ilmu di jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
3. Bapak Dr. Sapri, S.Ag, MA selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang telah menyetujui judul ini.
4. Bapak Dr. H. Salim, M.Pd selaku dosen pembimbing I terimakasih atas waktu, tenaga,
kritik dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Tri Indah Kusumawati, S.S, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan waktu nya untuk membimbing penulis.
6. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada kedua orang tua
tercinta, untuk ayah tercinta Usman Siregar yang selalu saya rindukan dan ibunda tercinta
Arbed yang tulus memberikan kasih sayang kepada saya dari kecil sampai sekarang dan
yang selalu menjadi inspirasi saya berjuang dalam kondisi apapun, yang telah memberikan
segala bentuk doa dan perjuangan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
7. Teristimewa juga kepada kakak dan abang saya Aminah Asrah Siregar dan Yasser Fauzi
Siregar yang saya sangat sayangi, serta memberikan senyuman dalam melewati hari-hari
penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya Dhia Asy Syafa dan Dewi Siswanti yang selalu mendukung,
mendoakan, menemani selama bangku perkuliahan dan yang selalu membantu dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Kepada seluruh pihak MIN 1 Kota Medan, Kepala sekolah Ibu Dra. Hj. Hasnah Siregar,
MA dan juga guru-guru dan staf, serta anak-anak di MIN 1 Kota Medan khususnya anak-
anak kelas IV. Terima kasih telah membantu dan mengizinkan peneliti sehingga penelitian
ini bisa selesai.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Bapak/Ibu serta Saudara/i yang telah
kalian berikan, kiranya kita semua tetap berada dalam lindungan-Nya. Semoga skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kita. Aamiin.
Medan, 18 April 2022
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................vii
LAMPIRAN.............................................................................................................................................viii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian........................................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian......................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORETIS.......................................................................................................................6
A. Kerangka Teoritis.......................................................................................................................6
1. Belajar...........................................................................................................................................6
2. Model Pembelajaran Picture and Picture...............................................................................13
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia.............................................................................................16
B. Penelitian Relevan.......................................................................................................................18
C. Kerangka Berfikir.....................................................................................................................20
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................................................21
BAB III......................................................................................................................................................22
METODE PENELITIAN......................................................................................................................22
A. Pendekatan dan Metode.........................................................................................................22
B. Subjek Penelitian.......................................................................................................................24
C. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................................24
1. Tempat Penelitian.....................................................................................................................24
2. Waktu Penelitian.......................................................................................................................24
D. Kerangka Teoretis....................................................................................................................24
E. Prosedur Observasi..........................................................................................................................25
F. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................................28
G. Teknik Analisis Data....................................................................................................................30
H. Teknik Penjamin Keabsahan Data...............................................................................................31
BAB IV......................................................................................................................................................33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................................33
A. Paparan Data................................................................................................................................33
B. Uji Hipotesis................................................................................................................................34
1. Deskripsi Hasil Tes Awal (Pre Test)...........................................................................................34
2. Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................................................38
C. Pembahasan Hasil penelitian.......................................................................................................53
BAB IV......................................................................................................................................................56
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................................................56
A. Simpulan..........................................................................................................................................56
B. Saran................................................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................58
LAMPIRAN.............................................................................................................................................61
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Hasil Pre Tes Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan..............................................35
Tabel 4. 2 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pre Test................................................37
Tabel 4. 3 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I......................................................39
Tabel 4. 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus I.......................................41
Tabel 4. 5 Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I...........................................................................43
Tabel 4. 6 Pesentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Post Test Siklus I.................................44
Tabel 4. 7 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II.....................................................47
Tabel 4. 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II.....................................49
Tabel 4. 9 Nilai Rekafitulasi Siswa................................................................................................54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Siklus Kegiatan PTK...............................................................................................................25
Gambar 4. 1 Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa.................................................................................55
LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP...........................................................................................................................................61
Lampiran 2 Dokumentasi.............................................................................................................................74
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk memajukan suatu generasi
bangsa dan negara dari ketertinggalan baik dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik
Pendidikan adalah interaksi manusia antara guru atau pendidik dengan murid atau anak
didik yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasikan pada
nilai- nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
juga merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran pengetahuan dan ketrampilan yang
diajarkan oleh pendidik melalui sebuah proses yang dinamakan proses pembelajaran.
yang efektif, efesien dan kreatif dalam pengembangan kemampuan belajar siswa. Guru yang
efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh model, metode, penerapan
1
Muhammad Takdir Ilahi. 2012. Revitalisasi Pendidikan berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Model, hal. 25.
2
Sarbini dan Neneng Lina 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 20.
3
UUD RI No.20 Tahun 2003. 2006. Tentang Sisdiknas. Jakarta: Depdiknas, hal.7.
1
tujuan, manajemen kelas dan rancangan pembelajaran. Guru harus mampu menumbuhkan
minat belajar siswa, berkomunikasi dan memotivasi dengan murid-murid dari beragam latar
Salah satu cara Agar proses kegiatan belajar mengajar tercapai tentunya juga harus
didukung oleh pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat pula, dengan demikian
pembelajaran maka sangat dibutuhkan suatu penerapan model pembelajaran. Penerapan model
adalah suatu model yang diperaktekkan atau diterapkan pada siswa, salah satunya adalah model
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model yang menggunakan
gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis, gambar-gambar ini menjadi factor
utama dalam proses pembelajaran, model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam
kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen,
jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar dapat
membantu guru dalam mengajar dan membantu siswa untuk memahami pembelajaran.
Sedangkan model yang tidak tepat akan mempengaruhi proses pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa berdampak buruk. Siswa merasa jenuh dan bosan terhadap model pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV MIN 1 Medan diketahui
siswa kurang antusias dalam belajar, sehingga diskusi tidak berjalan dengan baik dan
pembelajaran menjadi kurang efektif. Pada saat proses pembelajaran ditemukan hasil bejalar
2
siswa menurun dan saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya menerangkan lalu siswa
mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru. Model yang digunakan
dalam pembelajaran pun hanya menggunakan papan tulis dan buku teks. Sehingga kegiatan
Masalah yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV
MIN 1 Medan ini diantaranya metode pembelajaran ceramah yang ditetapkan dalam proses
belajar mengajar, sehingga pembelajaran ini membuat siswa merasa jenuh dan bosan, serta
Pelajaran Bahasa Indonesia, maka penulis tertarik menetapkan judul ini yaitu: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MIN
1 Kota Medan Dengan Menggunakan Model Picture And Picture Tahun Ajaran 2021/2022”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
2. Kurang antusias siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang tidak bervariasi.
C . Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merumuskan
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum menggunakan model Picture And Picture pada
3
2. Bagaimana proses penerapan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan model Picture And
D . Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar kelas IV MIN 1 Medan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum
2. Proses penerapan model Picture And Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN 1 Medan pada mata pelajaran Bahasa
E . Manfaat Penelitian
Hasil belajar dari penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang model
pembelajaran Picture And Picture Pada pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga siswa
2. Manfaat Praktis
4
b. Bagi guru, menambah wawasan dan membantu proses pembelajaran siswa agar
menjadi lebih baik dalam melaksanakan kegiatan belajar, sehingga dapat memilih
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan refrensi
d. Bagi Peneliti, dapat menambah pengetahuan serta pemahaman calon guru dalam
mengajar.
5
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Kerangka Teoretis
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang dinamis sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan unsur kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Dengan kata lain belajar adalah suatu proses dimana kemampuan sikap,
pengetahuan dan konsep dapat dipahami, diterapkan dan digunakan untuk dikembangkan
dan diperluas.4
Pengertian belajar menurut para ahli, menurut James Owhittaker adalah Learning is
the process by which behavior (in the broader senseori ginated of changer through
prancice or tranining). Artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
merupakan suatu proses yang dimana bertujuan untuk mengubah perilaku seseorang,
menanamkan nilai, membentuk keperibadian. Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan
4
Farida Jaya. 2015. Perencanaan Pemelajaran. Medan; tpn, hal. 3
5
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan. Perdana Publishing, hal. 45
6
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, hal. 20
6
saja, dan dengan siapa saja karena belajar merupakan interaksi aktif dengan oranglain
maupun lingkungan. Belajar juga merupakan perubahan kemampuan yang terjadi dalam
Mayer menyatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada
diri seseorang melalui pengalaman. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar yang
keterampilan. Hal yang sama juga di kemukakan oleh Nana Sudjana belajar adalah suatu
proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang yang belajar. Kemudian
Slameto menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalamannya
Menurut R.Gagne, belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu
merupakan dua konsep yang tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Dua konsep ini ini
menjadi teroadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi anatar guru dengan siswa
Hakikatnya pada manusia akal mempunyai peranan penting dan dapat berkembang
kompleks sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya terutama karena adanya alat
komunikasi bahasa, demikian sebaliknya bahasa dipergunakan oleh akal. Manusia dapat
belajar dengan adanya bahasa akal itu. Sejak manusia lahir ke dunia memang telah
membawa insting (akal), kemudian insting itu disempurnakan dalam proses belajar9
7
Nunuk suryani, (2012), Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Ombak, hal.34
8
Ahmad susanto,(2016),Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada
media, hal.1.
9
Solihah Titin Sumanti, (2015), Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada, hal. 3.
7
Islam juga sangat menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu hal ini juga disebutkan
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل َالل له به طريقا إل الجنة
Artinya:
Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang yang
menempuh jalan menuntut ilmu, akan akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga”
Dari pendapat beberapa ahli dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu
dengan lingkungannya.
Tercapainya keberhasilan dalam belajar akan menimbulkan rasa percaya diri yang
tinggi, senang, serta termotivasi untuk belajar lagi, karena belajar tidak hanya meliputi
mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, kesenangan, minat, penyesuaian sosial,
Dalam perspektif Islam, belajar juga menjadi suatu keutamaan. Sebagaimana yang
8
Kelapangan didalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
yang diberi ilmu bebrapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan”
Ayat ini turun berkenaan dengan majelis-majelis dzikir, yaitu jika mereka memberikan
peluang kepada mereka untuk duduk dekat Rasulllah, Kemudian Allah swt memerintahkan
seseorang boleh membangunkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menempati
penjelasan ayat tersebut, Allah berjanji akan memberikan kelapangan dan kemudahan bagi
untuk mencari ilmu. Kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal ini
٢ َخ َل َق ٱِإۡل نَٰس َن ِم ۡن َع َل ٍق١ ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّبَك ٱَّلِذ ي َخ َلَق١ ِبۡس ِم ٱِهَّلل ٱلَّر ۡح َٰم ِن ٱلَّر ِح يِم
٥ َع َّلَم ٱِإۡل نَٰس َن َم ا َلۡم َيۡع َلۡم٤ ٱَّلِذ ي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم٣ ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّبَك ٱَأۡلۡك َر ُم
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada
11
M. Abdul Ghoffar & Abu Ihsan al-Atsari. 2005. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i, hal.88-93.
9
manusia apaxyang tidak diketahuinya.12
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Allah SWT
memerintahkan manusia untuk membaca, karena dengan membaca manusia dapat berpikir
mencari, dan meneliti membuat manusia berpikir tentang peristiwa yang terjadi di alam
dan lingkungannya. Anugerah yangxAllah SWT berikan kepada manusia dengan memiliki
ilmu pengetahuan inilah yang dapat meninggikan derajat manusia serta membedakan
kemudahan di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa membuat seorang hamba selama
hamba itu terus membantu saudaranya. Ayat ini menjelaskan tentang bagaimana kebaikan-
kebaikan lainnya, sepertiyang telah dijelaskan dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 “Dan
apabila dikatakan kepadamu berdirilah, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ayat ini menjelaskan betapa
pentingnya belajar, baik itu dalam majelis maupun tidak dan menjunjung tinggi kesopanan
b. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari
proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara
Makmur. Hal:597
10
menyeluruh baik aspek kognitif, afektif dan psikomotori.
Menurut Sudjana, hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, tujuan
instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai
Menurut Nawawi yang dikutip oleh K. Brahim (dalam Ahmad Susanto), menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima dan mempelajari materi pelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Mengetahui hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat
diketahui melalui penialaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadapi hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Sejalan
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini
11
lakukan dalam tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
dalam berbagai bidang studi dalami bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Menurut sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
hasil belajar berdasarkan (domain) psikologis anak didik yang terdiri dari tiga taksonomi,
Dalam proses belajar berhasil atau tidaknya pembelajaran itu tentu dilatar belakangi
oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri), yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa. Yang
b. Faktor fisiologis keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan
c. Faktor psikologis, yang termasuk dalam faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah antara lain seperti intelegensi, perhatian, minat, motivasi, dan bakat.
d. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri), yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa. Adapun
12
e. Faktor sosial, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
f. Faktor nonsosial, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak
rumah tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
Menurut Wasliman dalam Ahmad Susanto, hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Secara rinci, uraian mengenai kedua faktor tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar di pengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yang didalamnya termasuk
16
Mardianto. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, hal. 49.
17
Ahmad Susanto, (2016), Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana.
hlm.32-33.
13
2. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif, yang di dalamnya terdapat aktivitas untuk memasang atau mengurutkan gambar
menjadi urutan yang logis18. Menurut Tom V. Savage (dikutip oleh Abdul Majid)
menekankan kerja sama dalam kelompok. Majid menjelaskan lebih lanjut bahwa,
dalam suatu kelompok kecil yang saling berinteraksi dan dalam sistem belajar cooperative,
Model pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu bentuk model
dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis 20. Menurut
Rosmalina, Picture and picture merupakan suatu model pembelajaran kooperatif di mana
logis.21
kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan
18
Istarani.(2014). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan; Media Persada, hal. 7-8
19
Maisarah, T. A. L. S. S. (2022). Urgensi Pengembangan Media Berbasis Digital Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.
EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–75.
20
Eka Yusnaldi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Ips Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Picture And
Picture Pada Mahasiswa Semester V PGMI Fitk Uin Su. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
NIZHAMIYAH ISSN : 2086 - 4205
21
Rosmalina Wahab. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali
14
sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan,
dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya gambar
yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari
pembelajaran kooperatif. Model picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai
mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreativitas guru. Adapun langkah-
materi
Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi
menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, membuat kesimpulan, evaluasi dan
22
Zainal Aqib. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif).
Bandung: Yrahma Widia, hal. 18
15
refleksi.23
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and
picture pada dasarnya adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menjawab
persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan
realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual,
model Picture and Picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan model
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pemberlajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
b. Dapat meningkatkan daya ingat atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan
materi pembelajaran.
23
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hal. 177.
16
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi
c. Baik guru atau siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses atau cara menjadikan seseorang belajar.
Dalam arti yang luas, pembelajaran diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan sistematis
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dengan peserta didik, sumber belajar
dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan
belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik ataupun
Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik mempunyai
empat keterampilan yaitu: menyimak, mewicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan
tersebut dijadikan sebagai kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia26.
Indonesia untuk keperluan sehari-sehari, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi Indonesia. Bahasa nasional
adalah bahasa yang menjadi standar di negara multilingual karena perkembangan sejarah,
24
Jumanta Handayama 2014. Model dan Model Pembelajaran Kratif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia
Indonesia.hal. 231
25
M Syakur. Pembelajaran Tematik Untuk Kelas Rendah. Kudus: Maseifa Jendela Ilmu. hal.1.
26
Maisarah, T. A. L. S. S. (2022). Urgensi Pengembangan Media Berbasis Digital Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia. EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–75.
17
kesepakatan bangsa, atau ketepatan perundang-undangan. Sebagai bahasa nasional, Bahasa
Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia
digunakan secara nonresmi, santai dan bebas. Dalam pergaulan dan perhubungan antara
makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Semua
indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis,
Pemakaian Bahasa Indonesia dalam konteks bahasa nasional dapat dengan bebas
menggunakan ujarannya baik lisan, tulis, maupun kinestetik. Kebebasan pengujaran itu
juga ditentukan oleh konteks pembicaraan. Manakala bahasa Indonesia digunakan di bus
antarkota cenderung singkat, cepat dan bernada keras.Adapun bahasa resmi ialah bahasa
yang digunakan dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat-
menyurat dinas. Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai kaidah, tertib,
cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat
kebutuhan pemakainya, yakni (1) sebagai alat untuk mengekspresikan diri, (2) sebagai alat
untuk berkomunikasi, (3) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
27
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.Bandung; CV Pustaka Setia, hal. 188
18
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan (4) sebagai alat untuk melakukan kontrol
sosial.28
B. Penelitian Relevan
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture yang telah
1. Ardhina Nur Ainun Br Sembiring (2019) Alumni: Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Dalam penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ips Materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Melalui Model Picture And
Picture Di Kelas IV MIS Az-Zuhri Tanjung Morawa”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
bahwa: (1) Pembelajaran IPS sebelum menggunakan model picture and picture adalah
hanya 4 siswa (13,8%) yang tuntas dan mencapai nilai KKM. (2) Hasil belajar siswa
setelah menerapkan model picture and picture pada siklus I terdapat 15 (51,7%) siswa
yang tuntas. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 26 (89,7%) orang.
Dan telah mencapai keetuntasan klasikal belajar 89,7%. (3) Hasil Belajar siswa pra siklus
yaitu (13,8%), siklus I (51,7%) dan menjadi persentase (89,7%) pada siklus II. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan model picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS materi pemanfaatan sumber daya
alam.
2. St. Kuraedah dan La Saliadin (2016) Alumni: Institut Agama Islam Negeri, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 9 No. Dalam penelitian yang
berjudul: “Penerapan Metode Picture And Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
28
Junaida, dkk. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Medan: Perdana Publishing. hal. 9.
19
Siswa Kelas V B di MIN Konawe Selatan Kec. Konda Kab. Konawe Selatan”. Hasil
penelitian berdasarkan hasil tes siklus I dan II terjadi peningkatan pada setiap siklus.
Akan tetapi siklus I hasil belajar siswa belum mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 65%. Setelah penerapan model pembelajaran picture and picture yaitu
pada siklus II meningkat dibandingkan menjadi 90,32% atau sekitar 28 orang yang
memperoleh nilai lebih dari 70 dari jumlah murid secara keseluruhan yaitu 31 orang.
3. Jumiati (2020) Alumni: Institut Agama Islam Negeri Kedari, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Hasil Belajar Pembelajaran Tematik Pada Peserta Didik di MIN 1 Kendari”. Berdasarkan
hasil penelitian dapat bahwa hasil belajar pembelajaran Tematik peserta didk kelas IVc
MIN 1 Kendari melalui penerapan model pembelajaran kooperatif picture and picture
mengalami peningkatan yang signifikan. hal ini dapat dilihat dari nilai prasiklus sampai
siklus III yakni nilai rata-rata prasiklus mencapai 57,64 dengan ketuntasan belajar
mencapai 14,70% dan setelah tindakan siklus I ketuntasan belajar mencapai 47,05%
dengan nilai rata-rata 64,11. Ketuntasan belajar setelah siklus II mencapai 64,70%
dengan nilai rata-rata 74,11. Kemudian ketuntasan belajar setelah siklus III mencapai
94,11% dengan nilai rata-rata 88,52. Adapun peningkatan hasil belajar prasiklus ke siklus
20
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dapat diartikan pula sebagai suatu gambaran dari permasalahan yang
ada. Agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang di harapkan maka proses
pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang menarik dan efektif agar mampu
menumbuhkan minat serta motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah yang ada dan membangkitkan
Picture and Picture. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan siswa mampu
menumbuhkan keterampilan membaca, menyimak, dan menulis sehinngga dapat melatih daya
Usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar merupakan suatu kewajiban.
Salah satunya mengubah atau memperbaikin proses pembelajaran, agar dapat terciptanya
keaktifan siswa selama pelajaran Bahasa Indonesia yang akan meningkatkan hasil belajar.
Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Picture and Picture agar dapat
membantu keaktifan belajar siswa. Karena model pembelajaran Picture and Picture suatu
bentuk belajar yang menyenangkan, di mana setiap siswa memilih gambar sendiri dan
mengemukakan alasannya terhadap gambar tersebut. Dengan model pembelajaran Picture and
Picture diharapkan dapat mengembangkan kemampuan ide atau pendapat tentang materi
pelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diharapkan dengan diterapkan Model Pembelajaran
Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata Pelajaran Bahasa Indonesia
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 29 Dalam bidang pendidikan, khususnya
29
Mahmud dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Bandung:
Tsabita, hal. 19.
22
dalam praktik pembelajaaran, penelitian tindakan berkembang menjadi penelitian tindakan
kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan kelas
yang dilaksankaan di dalam kelas ketika pemebelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelaran. PTK berfokus pada kelas
Penelitian tindakkan (action research) adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan
kolaboratif. Maksudnya, penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan
rekan-rekannya. Menurut Kemmis, penelitian tindakkan adalah suatu bentuk penelitian refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipasi dalam situasi-situasi soaial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh
pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan.31
Dalam melakukan PTK akan terjadi kegiatan guru secara bersamaan, yaitu guru
melaksanakan tugas utamanya mengajar di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran
yang sudah ditentukan, dan sekaligus juga melaksanakan penelitian tanpa harus meninggalkan
siswa. Dengan demikian PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu
mengangkat masalah-masalah aktual yang sedang dialami oleh guru di lapangan pada saat
mengajar sesuai dengan pokok bahasa yang diajarkan, mulai dari penyusunan teori maupun
praktikum.32
Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas tiga kata yang dijelaskan sebagai berikut:
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan
30
Candra Wijaya dan Syahrum. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Citapustaka Media
Perintis, hal. 39.
31
Salim, dkk. 2015. Penenlitian Tindakkan Kelas. Medan; Perdana Publishing, hal. 19
32
Manihar Situmorang. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Depok: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7.
23
suatu masalah.
b. Tindakan: Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan
c. Kelas: Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan
kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum
penelitian yang menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoeh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
penelitin.34
Tindakan menunjukkan pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tuuan
Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal delam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama meneriu
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah
satu jenis penelitiab yang dapat dilakukan oleh guru-guru yang ada di sekolah, karena dalam
33
Ibid., hal. 40
34
Suharsimi Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; BumiAksara, hal. 2
24
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan di MIN 1 Medan. Adapun subjek penelitian ini adalah
siswa/siswi kelas IV dengan jumlah 28 peserta didik yaitu laki-laki terdiri dari 9 siswa dan
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
D. Kerangka Teoritis
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah desain yang menggunakan model Kemmis
dan Mc Taggart. Model penelitian ini menggunakan empat komponen penelitian tindakan,
yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling
terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya35. Secara singkat dapat digambarkan
sebagai berikut:
35
Sukardi. 2015. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi Dan Pengembangannya .Jakarta:
Bumi Aksara, hal.7.
25
Gambar 3. 1 Siklus Kegiatan PTK
E. Prosedur Observasi
Adapun perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai yaitu hasil belajar siswa meningkat
setelah dilakukannya sebuah tindakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada prosedur
observasi ini disajikan kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan. Desain
penelitian yang dilaksanakan adalah desain PTK dengan menggunakan Diagram Siklus
Penelitian Tindakan Kelas seperti yang diperlihatkan pada skema berikut ini:
Dalam kegiatan sebelum tindakan ini peneliti melaksanakan studi terlebih dahulu tentang
kondisi sekolah yang akan diteliti. Pada kegiatan pra tindakan ini peneliti juga melaksanakan
a. Meminta surat izin penelitian kepada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
(UINSU) Medan.
b. Meminta izin kepada kepala sekolah MIN 1 MEDAN untuk mengadakan penelitian
di sekolah tersebut.
c. Wawancara dengan wali kelas IV tentang apa masalah yang dihadapi selama ini dan
selama proses belajar mengajar terkhusus pada bidang studi Bahasa Indonesia
26
Sesuai dengan rancangan penelitian. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua
siklus.
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
kegiatan pra tindakan. Rancangan ini disusun dengan mencakup antara lain:
a) Menentukan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan sesuai dengan
silabus dan kurikulum yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita
Fiksi.
diterapkan.
2. Melaksanakan Tindakan
Tahap ini mengajar harus secara benar dan sesuai dengan skenario yang telah
dirancang. Skenario pembelajaran yang telah dirancang dengan sedemikian rupa dengan
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Dalam
27
3. Pengamatan atau Observasi
Tahap ini sebenarnya dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi tidak
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Peneliti (guru apabila ia bertindak
sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Instrumen yang umum dipakai
adalah: (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (c) lembar observasi, dan
(d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang dapat
4. Refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
dan penelitian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti
Bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Sistem
Siklus II
Pada siklus ini, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sama dengan langkah-
28
langkah kegiatan pada siklus I. Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Apabila
dalam siklus I tidak berhasil maka dapat dilanjutkan pada siklus II. Kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II.
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil penelitian
36
pelaksanaan di kelas, observasi keaktifan siswa, motivasi belajar dan hasil belajar. Teknik
1. Tes
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk engukur pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan dari subjek
penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-
butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. 37 Dalam penelitian
ini, tes terbagi atas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang berupa objek tes
2. Observasi
suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Instrumen yang
digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman
gambar dan rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar
pengamatan.
3. Wawancara
36
Busmin Gurning dan Effi Aswita Lubis, (2018), Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: K-
Media, hlm.238.
37
Salim dan Haidir, (2019), Penelitian Pendidikan, Jakarta:Kencana, hlm.83-84.
29
Selain observasi, wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Wawancara dapat diartikan proses bertemu
muka antara peneliti dengan guru dan para siswa, yang direncanakan untuk mendapatkan
mengetahui kesulitan yang dihadapi guru ketika mengajar dan kesulitan yang dialami
4. Dokumentasi
Sumber informasi dokumentasi ini memiliki peran penting, dan perlu mendapat
perhatian bagi peneliti. Data ini memiliki objektifitas yang tinggi dalam memberikan
informasi kepada para guru. infromasi dari dokumen dibagi menjadi 2 yaitu ,
dokumen resmi seperti silabus dan skema kerja, res evaluasi, laporan atau catatan
pertemuan sekolah dan dokumen tidak resmi seperti catatan harian guru, kartu kerja,
bab-bab yang berisi materi pembelajaran dll. Infromasi dari dokumen dapat
memberikan informasi yang relevan kepada peneliti mengenai masalah yang ada.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data hasil
penelitian yang dianalisis meliputi rata-rata kelas. selanjutnya hasil analisis data diperoleh baik
kualitatif maupun kuantitatif. Hasil ini dipresentasikan dan disimpulkan untuk menjawab
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
38
Sukardi, (2015), Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, hlm.122.
30
T
KB = x 100%
T1
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
Kriteria :
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
∑X
X=
∑N
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
X
KK= x 100%
Y
Keterangan :
KK : Ketuntasan Klasikal
31
H. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian, temuan atau data yang dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan atau
terpercaya. Untuk memperoleh pengakuan terhadap hasil penelitian maka dilakukan teknik
penjamin keabsahan data, yang terdiri atas beberapa kriteria sebagai berikut:39
1. Kepercayaan (Credibility)
ketekuann dalam penelitain, triangulasi, diskusi dengan teman sejabwat, analisis kasus
negatif, dan member check. Dari semua teknik tersebut peneliti memilih untuk
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
Peneliti cenderung menggunakan teknik yang bersumber dari alat pengumpulan data
yaitu hasil pengamatan atau observasi dan hasil tes. Hasil dari penelitian yang berupa data
mulai dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran sampai analisis
hasil tes yang didapat dari siswa diperiksa kembali kebenarannya. Jika hasil pemeriksaan
terhadap kedua sumber data tersebut terdapat kesamaan persepsi atau pandangan, maka
2. Transferabilitas (Transferability)
penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Transferabilitas tergantung
39
Salim dkk, (2015), Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Perdana Publishing, hlm.82-88.
32
pada pemakai, manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan
situasi lain. Oleh karena itu, peneliti harus membuat laporannya dengan uraian yang rinci,
jelas, sistematis sehingga dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca menjadi jelas dan
memutuskan dapat atau tidaknya hasil penelitian tersebut diaplikasikan di tempat lain.
3. Dependabilitas (Dependability)
dependabilitas dibangun sejak dari pengumpulan data dan analisis data lapangan serta saat
penyajian data laporan penelitian. Keabsahan data ini dibangun dengan teknik: 1)
memeriksa bias-bias yang datang dari penelitin atau datang dari objek penelitian, 2)
pembimbing, promotor atau konsultan. Selain itu untuk mempertinggi keterandalan dapat
BAB IV
A. Paparan Data
NPSN : 60729428
NSM : 111112710001
33
Alamat : Jl. Williem Iskandar No. 7 C Medan
Email : minmedakodyamedan@gmail.com
Jenjang : SD/MI
Status : Negeri
MIN 1 Kota Medan awalnnya adalah SD latihan tempat berlatihnya siswa PGANegeri
Medan untuk PPL, SD Latihan PGA Negeri Medan masih menumpang di lokasiAl Jamiatul
Washliyah daerah Marindal dari tahun 1958 s/d 1974. Kemudian padaTahun 1975 SD Latihan
Pindah ke Lokasi PGA Negeri Medan Jl. Pancing danbelajarnya pada sore hari s/d Tahun
1979 dan terjadi perubahan nama menjadi MIN Kota Medan. Pimpinan Madrasah yang
pertama bernama Abd. Jalal, kemudian padatanggal 01/02/1979 berubah nama menjadi MIN
1 Kota Medan. Pada tahun 1980 dibangun gedung yang lokasinya di belakang MAN I Medan
Jl. Williem Iskandar No. 7C (MIN 1 Kota Medan sekarang) yang pada awalnya ada 3 (tiga)
kelas dan sebagiankelas masih menumpang di lokasi PGA Negeri Medan. Pada Tahun 1981
semua kelassudah lengkap terpenuhi, tetapi masih terdiri dari satu lokal untuk satu kelas.
VISI:
“Terbentuknya siswa yang cerdas, terampil, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
40
Wawancara dengan Kepala MIN 1 Kota Medan
34
MISI:
B. Uji Hipotesis
a. Perencanaan
picture, peneliti terlebih dahulu mewawancarai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
IV MIN 1 Kota Medan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia masih relative rendah. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran tersebut dapat dilihat dari daftar nilai semester I (ganjil) kelas IV MIN 1 Kota
Medan dengan jumlah siswa 28 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut 75. Dari perolehan nilai tersebut
Pada pertemuan awal, peneliti melakukan tes awal atau pre test kepada siswa kelas IV
MIN 1 Kota Medan. Tes awal atau pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Dari hasil pre test hasil
belajar siswa masih tergolong rendah. Berikut ini penyajian hasil belajar siswa pada saat tes
Tabel 4. 1 Data Hasil Pre Tes Siswa Kelas IV MIN 1 Kota Medan
35
1 AA 60 Tidak tuntas
2 ANS 60 Tidak tuntas
3 AMN 65 Tidak tuntas
4 ANP 55 Tidak tuntas
5 AY 80 Tuntas
6 AW 50 Tidak tuntas
7 AD 55 Tidak tuntas
8 BA 60 Tidak tuntas
9 DAES 55 Tidak tuntas
10 FAH 50 Tidak tuntas
11 FAQN 55 Tidak tuntas
12 GAR 60 Tidak tuntas
13 HN 60 Tidak tuntas
14 KAR 75 Tuntas
15 MAF 50 Tidak tuntas
16 MKL 55 Tidak tuntas
17 MAP 65 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 55 Tidak tuntas
20 NAZ 65 Tidak tuntas
21 NFD 55 Tidak tuntas
22 NZM 55 Tidak tuntas
23 NF 60 Tidak tuntas
24 NH 60 Tidak tuntas
25 OAF 70 Tidak tuntas
26 DHS 50 Tidak tuntas
27 RLS 50 Tidak tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 1680
Rata-Rata 60
36
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa masih memiliki
tingkat keberhasilan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dimana nilai
KKM yang ditentukan sekolah adalah 75. Terdapat 7 siswa (25%) telah tuntas dan mencapai
KKM, sedangkan 21 siswa (75%) belum mencapai nilai KKM. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran
x
X=
n
1680
X=
28
X = 60
Keterangan:
X = Rata-rata nilai
n = Jumlah siswa
7
P = x 100%
28
P = 25%
Keterangan:
37
Siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah 28 100%
b. Pengamatan
Pada tahap pengamatan peneliti mengamati aktivitas seluruh siswa pada saat
mengerjakan soal pre test agar siswa tidak ada melakukan kerja sama. Hal ini dilakukan agar
c. Refleksi
Hasil dari pre test yang telah diberikan kepada 28 siswa menunjukkan masih sedikit
jumlah siswa yang mampu menjawab soal-soal dan dinyatakan tuntas terkait materi Cerita
Fiksi. Hasil pre test ini digunakan sebagai acuan dalam memberikan tindakan dan menyusun
rencana pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus I dalam membantu siswa mengatasi
Siklus I
a. Perencanaan
Setelah diperoleh letak kesulitan dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap guru
bidang studi Bahasa Indonesia serta tes awal, peneliti merencanakan suatu pemecahan
38
masalah dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini yang mengajarkan materi pelajaran tentang materi Cerita Fiksi.
Kegiatan ini dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan yang dilakukan
1. Guru (peneliti) memasuki kelas, kemudian guru (peneliti) mengajak Peserta didik
berdo’a. Setelah selesai berdo’a, guru (peneliti) mengecek kehadiran peserta didik.
hari.
5. Menanyakan kepada semua siswa apakah sudah mengerti dengan penjelasan tersebut.
6. Setelah semua paham peneliti memberikan soal yang berkaitan dengan pembelajaran
c. Observasi
Pada tahap ini guru (peneliti) mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas belajar siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa selama berlangsungnya
pembelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Pada tahap ini ada dua jenis lembar hasil
Lembar hasil observasi guru digunakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
39
untuk menilai proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti yang ketika itu berperan
sebagai guru. Sedangkan lembar observasi siswa akan digunakan oleh peneliti untuk menilai
aktivitas belajar siswa. Lembar hasil observasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
c. Mengatur penggunaan √
waktu
4 Pengelolahan a. Mengatur dan √
Kelas memanfaatkan fasilitas
belajar
b. Menumbuhkan partisipasi √
aktif siswa dalam
pembelajaran
c. Menumbuhkan keceriaan √
dan antusiasme siswa dalam
belajar
d. Memotivasi siswa yang √
hasil belajarnya kurang baik
5 Melaksanakan a. Memberikan tugas post test √
evaluasi dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian √
akhir
6 Menutup a. Menyimpulkan materi √
Pembelajaran pembelajaran
b. Memberi nasehat terkait √
dengan materi yang
dipelajari
40
x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n
Kriteria Penilaian:
70 – 79 B 3 Baik
60 – 69 C 2 Cukup
0 – 59 D 1 Kurang
56
Penilaian : x 100%
64
5.200
=
64
Dari hasil pengamatan guru kelas, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.3 diatas,
menunjukkan bahwa pada siklus I sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik
sekali. Hal ini menunjukkan bahwa nilai observasi aktivitas mengajar guru tergolong baik
sekali yaitu setara dengan 87,5%. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru juga sudah
melakukan pengamatan berbagai aktivitas siswa berdasarkan dengan format observasi yang
ada. Dalam hal ini, diperoleh hasil observasi pengamatan tentang aktivitas siswa selama
Skor yang
No Aspek Yang Diamati didapatkan
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran √
2 Kekondusifan suasana belajar √
41
Memperhatikan penjelasan guru dengan
3 √
aktif
Kedisiplinan siswa selama kegiatan
4 √
pembelajaran
5 Keantusiasan mengerjakan soal √
Keberanian siswa dalam menyampaikan
6 √
pendapat
Keberanian Siswa membacakan hasil dari
7 √
kerja kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa √
9 Kekompakan dalam kerja kelompok √
Masing-masing kelompok secara aktif
10 √
mempersentasikan hasil diskusi
Kemampuan kelompok dalam memimpin
11 √
kelompoknya
Siswa bersemangat mengerjakan tugas yang
12 √
diberikan
x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n
Kriteria Penilaian:
70 – 79 B 3 Baik
60 – 69 C 2 Cukup
0 – 59 D 1 Kurang
30
Penilaian : x 100%
48
3000
=
48
42
= 62,5% (Cukup)
Berdasarkan hasil pengamatan dari guru kelas pada siklus I dalam Tabel 4.4 terlihat
bahwa masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki motivasi yang besar untuk belajar.
Hal ini terlihat dari beberapa siswa ada yang tidak mau mengajukan pertanyaan atau bahkan
malu untuk bertanya. Selain itu, pada saat diberi tugas menulis laporan pengamatan oleh
guru, siswa masih ada yang tidak mengerjakannya. Oleh karena itu, dapat diperoleh bahwa
hasil belajar siswa masih tergolong sangat rendah yaitu setara dengan 62,5%.
d. Evaluasi I
Setelah semua materi diajarkan, siswa kembali diberi tes untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan hasil belajar siswa. Secara ringkas tingkat keberhasilan belajar siswa pada
43
11 FAQN 75 Tuntas
12 GAR 55 Tidak tuntas
13 HN 75 Tuntas
14 KAR 75 Tuntas
15 MAF 70 Tidak tuntas
16 MKL 75 Tuntas
17 MAP 60 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 55 Tidak tuntas
20 NAZ 75 Tuntas
21 NFD 75 Tuntas
22 NZM 60 Tidak tuntas
23 NF 55 Tidak tuntas
24 NH 55 Tidak tuntas
25 OAF 75 Tuntas
26 DHS 55 Tidak tuntas
27 RLS 60 Tidak tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 1855
Rata-Rata 66, 25
Keterangan :
Rumus x =
∑ xi
N
1855
Rata-rata =
28
44
Rata-rata = 66,25
Rumus : P =
∑ siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa
P=
∑ n 1 x 100%
∑n
12
P= x 100%
28
P = 42 %
Jumlah 28 100%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa 12 siswa (42%) yang telah
mencapai ketuntasan dalam belajar, sedangkan 16 siswa (58%) dinyatakan belum tuntas.
Dengan demikian, secara klasikal para siswa dinyatakan belum tuntas. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pemahaman awal siswa masih rendah sehingga perlu dilakukan pembelajaran
e. Refleksi I
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan pada
1. Hasil belajar siswa pada siklus I ini masih kurang memuaskan, hal ini terlihat dari
45
2. Masih ada sebagian siswa yang kelihatan bingung dan sulit dalam memahami
Sesuai dengan tahap refleksi yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa kegagalan
yang terjadi di siklus I. Kegagalankegagalan tersebut dijadikan sebagai alasan peneliti untuk
kemudian dilanjutkan ke siklus II. Adapun yang menjadi alasan peneliti dilanjutkan ke
a. Hasil belajar siswa pada siklus I masih ada yang belum mencapai KKM,
b. Sebagian siswa masih ada yang terlihat bingung dan kesulitan dalam memahami
Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I.
Tetapi untuk mengatasi kemungkinan kendala yang telah dihadapi sebelumya pada siklus I
maka peneliti mengambil tindakan perbaikan. Siswa dibentuk berkelompok dan diatur sesuai
b. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini yang menerapkan penggunaan model pembelajaran Picture And
Picture dalam materi Cerita Fiksi adalah peneliti. Kegiatan ini dapat dilihat dalam rencana
46
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
b. Guru menyapa, memeriksa kehadiran, kerapian, serta kesiapan peserta didk dan
mengabsen.
peserta didik
d. Kemudian menyiapkan model pembelajaran Picture And Picture yang besar dan
f. Kemudian menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada cerita fiksi melalui model
g. Guru dan siswa secara bersama melakukan refleksi pembelajaran dengan kegiatan
h. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
c. Observasi
Observasi dilakukan kepada siswa dan peneliti yang berperan sebagai guru. Observasi
dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan respon sisa terhadap
proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Cerita Fiksi dengan menggunakan model
pembelajaran Picture And Picture. Selain itu, observasi ini juga dilakukan untuk mengetahui
47
sejauh mana keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran Picture And
Picture dalam sebuah pembelajaran serta untuk mengetahui apakah proses pembelajaran
telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam sebuah RPP yang telah dibuat
sebelumnya. Hasil observasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
c. Mengatur penggunaan √
waktu
4 Pengelolahan a. Mengatur dan √
Kelas memanfaatkan fasilitas
belajar
b. Menumbuhkan partisipasi √
aktif siswa dalam
pembelajaran
c. Menumbuhkan keceriaan √
dan antusiasme siswa
dalam belajar
d. Memotivasi siswa yang √
hasil belajarnya kurang
48
baik
5 Melaksanakan a. Memberikan tugas post √
evaluasi test dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian √
akhir
6 Menutup a. Menyimpulkan materi √
Pembelajaran pembelajaran
b. Memberi nasehat terkait √
dengan materi yang
dipelajari
x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n
Kriteria Penilaian:
70 – 79 B 3 Baik
60 – 69 C 2 Cukup
0 – 59 D 1 Kurang
60
Penilaian : x 100%
64
6000
=
64
Hasil pengamatan dari guru kelas, seperti yang diperhatikan pada Tabel 4.6 diatas,
menunjukkan bahwa pada siklus II sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan
baik sekali. Hal ini terlihat bahwa nilai observasi tergolong baik sekali yaitu setara dengan
93,75%.
Selama proses pembelajaran sudah diakukan, pengamatan dari berbagai aktivitas siswa
berdasarkan format observasi yang ada. Adapun hasil pengamatan tentang aktivitas siswa
49
Tabel 4. 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II
Skor yang
No Aspek Yang Diamati didapatkan
1 2 3 4
Kesiapan siswa dalam mengikuti
1 √
pelajaran
2 Kekondusifan suasana belajar √
Memperhatikan penjelasan guru
3 √
dengan aktif
Kedisiplinan siswa selama kegiatan
4 √
pembelajaran
Keantusiasan siswa memperhatikan
5 √
video pembelajaran
Keberanian siswa dalam
6 √
menyampaikan pendapat
Keberanian Siswa membacakan
7 √
hasil dari kerja kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa √
Kekompakan dalam kerja
9 √
kelompok
Masing-masing kelompok secara
10 aktif mempersentasikan hasil √
diskusi
Kemampuan kelompok dalam
11 √
memimpin kelompoknya
Siswa bersemangat mengerjakan
12 √
tugas yang diberikan
x
Penilaian: Jumlah = x 100%
n
Kriteria Penilaian:
50
80 – 100 A 4 Baik Sekali
70 – 79 B 3 Baik
60 – 69 C 2 Cukup
0 – 59 D 1 Kurang
42
Penilaian : x 100%
48
4200
=
48
Dari hasil pengamatan pada siklus II selama pembelajaran seperti yang telah dipaparkan
dalam Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa sudah meningkat dari 62,5% menjadi
87,5%. Hal ini dapat membuktikan bahwa pada siklus II, siswa menjadi lebih aktif dalam
belajar, besarnya antusias dan semangat siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus II sudah tergolong
baik sekali.
d. Evaluasi II
Pada akhir siklus II diberikan test akhir yang bertujuan untuk melihat keberhasilan
tindakan yang diberikan. Siklus ini dianggap berhasil apabila siswa mendapat nilai kriteria
ketuntasan minimal 75% sebanyak 75% dari jumlah siswa. Adapun data hasil test dapat
51
5 AY 95 Tuntas
6 AW 60 Tidak tuntas
7 AD 75 Tuntas
8 BA 60 Tidak tuntas
9 DAES 75 Tuntas
10 FAH 80 Tuntas
11 FAQN 80 Tuntas
12 GAR 75 Tuntas
13 HN 85 Tuntas
14 KAR 80 Tuntas
15 MAF 75 Tuntas
16 MKL 85 Tuntas
17 MAP 60 Tidak tuntas
18 MHKH 75 Tuntas
19 MSS 60 Tidak tuntas
20 NAZ 75 Tuntas
21 NFD 85 Tuntas
22 NZM 90 Tuntas
23 NF 75 Tuntas
24 NH 60 Tidak tuntas
25 OAF 75 Tuntas
26 DHS 80 Tuntas
27 RLS 80 Tuntas
28 SA 75 Tuntas
Jumlah 2100
Rata-Rata 75
Keterangan :
52
Rumus x =
∑ xi
N
2210
Rata-rata =
28
Rata-rata = 81,85
Rumus : P =
∑ siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa
P=
∑ n 1 x 100%
∑n
21
P= x 100%
28
P = 75 %
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tampak bahwa 21 siswa (75%) yang telah
mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 8 siswa (25%) dinyatakan belum mencapai
ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sudah meningkat
e. Refleksi II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dan test hasil belajar yang diisi oleh
siswa, dapat disimpulkan bahwa peneliti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi dengan model pembelajaran
Picture And Picture. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan yang semakin membaik
dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pengamatan observer. Test hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar
siswa, yaitu dari 60 pada saat pre-test meningkat pada test belajar siklus I menjadi 66,25
53
dan meningkat pada hasil test belajar siklus II menjadi 81,85. Dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture And
Dengan demikian, berdasarkan hasil test belajar siklus II rata-rata hasil belajar Bahasa
Indonesia materi Cerita Fiksi dengan menggunakan model pembelajaran Picture And
Picture telah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil perhitungan di atas
tampak bahwa 21 siswa (75%) yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 8
siswa (25%) dinyatakan belum mencapai ketuntasan. Maka peneliti tidak melanjutkan ke
siklus berikutnya. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian, sebelum dilaksanakannya tindakan nilai rata-rata kelas pada pre test
adalah 60 dengan jumlah 7 siswa yang tuntas sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa..
Hal ini dipengaruhi oleh belum adanya penggunaan Model Picture And Picture oleh peneliti.
Karena ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai maka dibuat alternative perbaikan
skenario pembelajaran
Kemudian peneliti memberikan tindakan kepada siswa pada siklus I yaitu melalui
Model Picture And Picture . Berdasarkan hasil penelitian, Setelah pemberian tindakan melalui
Model Picture And Picture yang dilakukan peneliti pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa
66,25.
Model Picture And Picture siswa memperoleh nilai rata-rata 81,85 dengan jumlah siswa yang
54
memperoleh nilai 75 keatas sebanyak 21 siswa atau sebesar 75%. Lebih jelasnya peningkatan
hasil belajar dapat dilihat rata-rata nilai saat test awal, hasil belajar siklus I dan pada siklus II,
Nilai Katuntasan
No Deskripsi Nilai
Rata-rata %
1 Pre test 60 25%
Dari Tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan
yaitu sebelum diberikan tindakan dari nilai observasi awal diperoleh rata-rata sebesar 60
(25%), setelah dilakukan siklus I dari hasil soal siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar
66,25 (42%), dan setelah dilakukan siklus II dari hasil soal siklus II diperoleh nilai rata-rata
siswa sebesar 81,85 (75%). Untuk melihat lebih jelas peningkatan ketuntasan secara klasikal
80%
Ketuntasan Klasikal
70%
60%
50%
40%
30% Ketuntasan
Klasikal
20%
10%
0%
Pre Test Post Test I Post Test II
mengakui bahwa masih ada kelemahan dalam penelitian yang mempengaruhi keberhasilan. Hal
55
ini disebabkan karena keterbatasan yang ada pada peneliti serta adanya kemungkinan siswa
Berdasarkan hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan Model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran
dengan Model pembelajaran mempunyai peranan penting sebagai salah satu upaya
Berdasarkan gambar 4.1 bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mulai dari pre-test,
hingga hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Model Picture And Picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Cerita Fiksi di Kelas IV MIN 1
Kota Medan.
56
BAB IV
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa
a. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan model Picture And Picture pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1 MEDAN masih sangat rendah, nilai rata-
rata kelas pada pre test rata-rata nilai siswa masih memiliki tingkat keberhasilan di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dimana nilai KKM yang
ditentukan sekolah adalah 75. Terdapat 7 siswa (25%) telah tuntas dan mencapai KKM,
sedangkan 21 siswa (75%) belum mencapai nilai KKM. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa masih sangat rendah terhadap mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi Cerita Fiksi. Hal ini dipengaruhi belum adanya penggunaan
57
b. Setelah menggunakan model Picture And Picture pada proses belajar mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN 1 MEDAN dengan materi Cerita Fiksi,
peserta didik mudah mengerti apa yang telah guru (peneliti) ajarkan, dengan Model ini
cocok diajarkan kepada peserta didik karena menjadikan peserta didik mudah mengerti
dengan pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru dengan hasil nilai rata-rata kelas
c. Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Hasil penelitian ini berupa
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dalam dmata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan materi Cerita Fiksi 66,25 dengan tingkat ketuntasan 12 orang siswa (42%)
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 81,85 dengan tingkat
Model Picture And Picture hasil belajar dan respon siswa terhadap materi belajar terus
menunjukkan peningkatan. Pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan siswa mulai
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran
untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga kemampuan siswa dalam belajar dapat
lebih meningkat. Salah satunya bisa menggunakan, Model Pembelajaran picture and
picture karena dengan Menggunakan Model ini, siswa jadi lebih semangat dalam
belajar.
2. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan penelitian jenis penelitian yang sama
58
yaitu Penelitian Tindakan Kelas, sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus, agar
3. Bagi siswa, hendaknya peneliti lebih giat dan lebih semangat dalam Penggunaan
Model Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada media.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif).
Axiom Jurnal Pendidikan dan Matematika. 2013. Medan: Jurusan Pendidikan Matematika
Busmin Gurning dan Effi Aswita Lubis, 2018, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta:
K-MediaCandra.
Fadhliyani, L., Yumni, A., & Rambe, R. N. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Time Token Berbantu Picture Puzzle Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas V SD
https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v10i2.1426
59
Ghoffar, M Abdul & Abu Ihsan al-Atsari. 2005. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i.
Handayama , Jumanta. 2014. Model dan Model Pembelajaran Kratif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Ilahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Model.
Mahmud dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Bandung:
Tsabita.
Pembelajaran Bahasa Indonesia. EUNOIA: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, II(1), 65–
75.
Sarbini dan Neneng Lina 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Situmorang, Manihar. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. Nana, 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja
60
Rosdakaryah.
Sukardi, 2015, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Sumanti, Solihah Titin, 2015, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadia
Group.
Syakur, M . Pembelajaran Tematik Untuk Kelas Rendah. Kudus: Maseifa Jendela Ilmu.
Wijaya dan Syahrum. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Citapustaka Media Perintis
Yusnaldim, Eka. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Ips Mahasiswa Melalui Model
Pembelajaran Picture And Picture Pada Mahasiswa Semester V PGMI Fitk Uin Su.
Zainal Aqib. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama
61
LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MIN 1 Kota Medan
Kelas :4
TEMA : 8 (Daerah Tempat Tinggalku)
SUB TEMA : 2 (Keunikan Daerah Tempat Tinggalku) Pembelajaran 1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
62
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak Sehat, dan
tindakan yang mencerminkan prilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menguraikan pengertian cerita fiksi dengan tanpa kesalahan
setelah membaca teks.
2. Peserta didik dapat menentukan ciri-ciri cerita fiksi dengan percaya diri setelah
melihat video.
3. Peserta didik dapat memerinci contoh cerita fiksi di daerah tempat tinggal dengan
tanggung jawab setelah melihat gambar daerah tempat tinggal.
4. Peserta didik dapat menganalisis tokoh dalam teks fiksi dengan percaya diri
setelah membaca teks.
5. Peserta didik dapat menyampaikan peranan tokoh pada teks fiksi secara lisan
dan tulis dengan tepat setelah membaca teks.
MATERI PEMBELAJARAN
“Cerita Fiksi”
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Religius
63
2. Disiplin
3. Percaya diri
4. Jujur
5. Tanggung Jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
5. Media pembelajaran :
a. Foto daerah sekitar tempat tinggal
b. Teks fiksi “Roro Jonggrang”.
6. Sumber :
a. Buku Pedoman Guru Tema 8 Kelas 4 Tematik Terpadu Kurikulum 2013
revisi 2017,
Halaman 85 sampai 96
b. Buku Siswa Tema 8 Kelas 4 Tematik Terpadu Kurikulum 2013 revisi
2017, Halaman 60 sampai 71
PENDEKATAN,MODEL, STRATEGI DAN METODE
Model : Picture and Picture
Metode : Ceramah, demontrasi, penugasan, dan tanya jawab
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
64
Kegiatan 1. Guru memberikan salam
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
Pembuka
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca 15 menit dimulai dengan guru
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh 10 menit
dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat ,
cerita inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan
buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan
mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Apa yang tergambar pada sampul buku.
Apa judul buku
Kira-kira ini menceritakan tentang apa
Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
6. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
7. Guru mengondisikan siswa secara klasikal dengan
mengajukan pertanyaan:
Apa kamu senang membaca cerita?
Apa cerita yang pernah kamu baca?
Apa cerita yang terkenal di lingkungan tempat
tinggalmu?
8. Siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
9. Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan
tulisan dalam balon kalimat dengan suara nyaring.
10. Guru membacakan narasi pada buku siswa.
65
Catatan :
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pretest dan
merangsang keingintahuan siswa untuk belajar tentang
teks fiksi, khususnya cerita fiksi. Dengan demikian,
kegiatan awal pembelajaran ini dilakukan secarmenarik
dan interaktif.
66
dalam gerak.
15. Peserta didik bertanya mengenai materi yang
belum dimengertinya.
16. Guru dan Peserta didik membuat kesimpulan
pembelajaran pada hari ini.
Kegiatan 1. Guru dan Peserta didik melakukan refleksi 10 menit
Penutup mengenai kegiatan pembelajaran.
a. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
b. Apa kegiatan yang paling disukai?
c. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme.
3. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu
Peserta didik (Religius)
PENILAIAN
Penilaian Sikap
Pengamatan dan Pencatatan Sikap selama kegiatan menggunakan lembar
observasi (Lihat pedoman penilaian sikap).
Penilaian Pengetahuan
a. Tes tulis tentang tokoh dan perannya dalam teks fiksi
b. Tes tulis tentang macam-macam gaya
c. Tes tulis tentang keragaman karakteristik fisik dalam keluarga
Penilaian Keterampilan
a. Menyampaikan tokoh dalam cerita fiksi
b. Melakukan pengamatan keunikan daerah tempat tinggal
c. Mengerjakan soal observasi tentang gaya
CONTOH RUBRIK MENCARI TAHU TENTANG CERITA FIKSI
Penilaian Bahasa Indonesia
67
Catatan Penilaian
Rubrik Penilaian di atas hanyalah contoh untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada
setiap pembelajaran tidak dicontohkan semua rubric penilaian dari semua mata pelajaran
yang muncul di pembelajaran itu. Namun demikian, pada setiap sub tema contoh rubrik
penilaian semua mata pelajaran tersedia hanya saja peletakannya di akhir pembelajaran
yang berbeda..
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
68
Guru Kelas IV MIN 1 Kota Medan Peneliti,
Mengetahui
Kepala Sekolah MIN 1 Kota Medan
69
C.Narasi
D.Cerita
2. Pelaku cerita atau sesuatu yang mengalami peristiwa di dalam suatu cerita fiksi dinamakan
tokoh …
A. Pemeran
B. Utama
C. Antagonis
D. Protagonis
3. Dasar cerita atau sesuatu yang menjadi pokok terbentuknya suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
4. Rangkaian peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
5. Setiap cerita memiliki latar tempat, waktu, dan suasana yang berbeda. Yang dimaksud dengan
latar adalah….
A. dasar sebuah cerita
B. pesan yang disampaikan dalam suatu cerita
C. keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
D. rangkaian peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita
6.Sebuah cerita yang memfokuskan satu tokoh pada suatu keadaan atau kejadian yang terdiri dari
minimal 20.000 kata disebut….
A.Novel
B.Cerita pendek
C.Cerita mini
D.Cerita bersambung
Bacalah teks di bawah ini!
70
Malam itu,Sangkuriang bertapa. Dengan kesaktiannya, ia mengarahkan para pengawal untuk
membantu menyelesaikan pekerjaannya. Dayang Sumbi diam-diam mengintip pekerjaan
tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk
menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota. Ketika menyaksikan warna memerah di timur
kota, Sangkuriang mengira bahwa hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan
pekerjaannya. Ia sangat marah karena tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kesaktiannya, Sangkuriang menjebol bendungan yang dibuatnya.Terjadilah banjir besar
yang melanda seluruh kota.Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan
itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang diberi nama “Tangkuban Perahu.”
7. Berdasarkan cerita di atas, jenis teks tersebut adalah jenis fiksi…..
A. Mite
B. Fabel
C. Saga
D. Legenda
8.Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah….
A.Sangkuriang
B.Dayang Sumbi
C.Tangkuban Perahu
D.Jebolnya bendungan
9.Cerita Sangkuriang merupakan cerita lagenda yang melatar belakangi terbentuknya…
A.Bendungan
B.Banjir besar
C.Sampan
D.Gunung Tangkuban Perahu
10.Cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka,keriangan, atau sindiran disebut….
A.Legenda
B.Cerita jenaka
C.Saga atau cerita panji
D.Fabel
71
Kunci Jawaban
1. A. fiksi
2. B.utama
3. A.tema
4. B.alur
5. C.keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
6. B.Cerita pendek
7. D. Legenda
8. A.Sangkuriang
9. D.Gunung Tangkuban Perahu
10.B.Cerita jenaka
Soal Siklus II
1. Cerita fabel biasanya menggambarkan watak dan budi manusia yang diperankan oleh…
A.Manusia
72
B.Tumbuhan
C.Binatang atau hewan
D.Dewa
2.Cerita tentang dewa dan tokoh yang dianggap suci dengan latar belakang sejarah dan hal-hal
yang ajaib termasuk jenis cerita…
A.Fabel
B.Saga
C.Mite
D.Legenda
3. Cerita Mahabarata merupakan cerita legendaris tentang kepahlawanan disebut cerita…
A.Legenda
B.Mite
C.Panji
D.Fiksi
Bacalah teks berikut ini!
Di sebuah desa terdapat sebidang sawah. Sawah tersebut dihuni oleh keluarga tikus dan keluarga
cacing. anak tikus bernama Tiko, sedangkan anak cacing bernama Ciko. Kedua keluarga tersebut
hidup berdampingan, Tiko dan Ciko pun berteman baik. Pada suatu hari, Tiko dan Ciko bermain
bersama mengelilingi sawah tersebut. Saat mengelilingi sawah, Ciko sering kali tertinggal oleh
Tiko.
“Tiko, tunggu aku. Kamu jangan berlari terlalu cepat!” ujar Ciko memanggil Tiko. Tiko yang
sudah berada jauh di depan pun berlari kembali ke arah Ciko. “Maaf, Ciko. Aku terlalu
bersemangat. Bagaimana kalau kamu naik ke atas punggungku? Kamu pasti suka,” ajak Tiko
kepada Ciko. Ciko pun menyetujui ajakan Tiko. Ciko sangat senang berada di atas punggung
Tiko. “Kamu benar, Tiko! Berada diatas sini memang lebih seru. aku dapat melihat sekitar
dengan lebih jelas. Terima kasih ya, Tiko,” Ciko terima kepada Tiko.
4.Cerita di atas merupakan jenis cerita…
A. Cerita jenaka
B. Saga
C. Fabel
D. Mite
73
5.Amanat yang disampaikan oleh cerita diatas adalah….
A. Ciko dan Tiko berteman baik
B. Ciko menggendong Tiko
C. Ciko telah membantu Tiko supaya dapat melihat sekitarnya dengan cara menggendongnya
D. Ciko dan Tiko bersahabat serta saling menolong
6. Pelaku cerita atau sesuatu yang mengalami peristiwa di dalam suatu cerita fiksi dinamakan
tokoh …
A. Pemeran
B. Utama
C. Antagonis
D. Protagonis
7. Dasar cerita atau sesuatu yang menjadi pokok terbentuknya suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
8. Rangkaian peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam suatu cerita disebut….
A.Tema
B.Alur
C.Amanat
D.Latar
9. Setiap cerita memiliki latar tempat, waktu, dan suasana yang berbeda. Yang dimaksud dengan
latar adalah….
A. dasar sebuah cerita
B. pesan yang disampaikan dalam suatu cerita
C. keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
D. rangkaian peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita
10.Sebuah cerita yang memfokuskan satu tokoh pada suatu keadaan atau kejadian yang terdiri
dari minimal 20.000 kata disebut….
A.Novel
B.Cerita pendek
74
C.Cerita mini
D.Cerita bersambung
Jawaban
1. B.utama
2. A.tema
3. B.alur
4. C.keterangan yang menjelaskan keadaan dalam suatu cerita
5. B.Cerita pendek
6. C.Binatang atau hewan
7. C.Mite
8. C.Panji
9. C.Fabel
10. D.Ciko dan Tiko bersahabat serta saling menolong
Lampiran 3 Dokumentasi
75
76