Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pembelajaran IPA Di MI/SD
Alhamdulillah puji serta syukur kita atas kehadirat Allah subhanahu wata’ala, karena
berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya, kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam. Semoga dengan memperbanyak sholawat kita termasuk umat yang mendapatkan
syafaat di yaumil akhir kelak. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Makalah ini kami buat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pembelajaran IPA Di MI/SD.
Dengan dosen pengampu : Bapak Safran, M.Pd.I Makalah ini berisikan materi tentang
“Pembelajaran Ipa Di Mi/Sd Dengan Strategi Pembelajaran Discovery Learning”.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya
bagi kami para penyusun makalah. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami ucapkan
terimakasih, dan jika masih ada kekeliruan dalam penyusunan makalah ini kami mohon maaf.
Wassallamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh.
Penulis,
Kelompok 9
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................................24
B. Saran...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode merupakan langkah awal dalam menerpakan recana yang kita susun
sebelumnya. Sebelum terjun ke lapangan perlu mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan langkah-langkah pembelajaran, menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran
dan membuat konsep. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar tercapai secara
maksimal dan sisiwa dapat merasakan hasil dari metode yang diterapkan, yaitu system
belajarmengajar metode.
Dalam hal ini guru dituntut selain menguasai materi guru juga harus mampu
memilih metode yang cocok sesuai pelajaran yang diajarkan. Misalkan IPA metode yang
sesuaia dalah discovery Learning. Maka guru harus menerapkan metode tersebut kedalam
pembelajaran dan setidaknya dapat memberikan variasi-variasi dalam mengajar dengan
menggunakan metode tersebut agar dapat menarik minat peserta didik. Nah, Discovery
Learning adalah metode pengajaran di mana guru memberikan kebebasan siswa untuk
menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti
secara dalam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Teoritik Discovery Learning ?
2. Apa Media, Model, Teknik, Metode, Pendekatan, Strategi Serta Teori Yang
Digunakan ?
3. Bagaimana Contoh Penyusunan RPP IPA K-13 ?
4. Bagaimana Contoh Kegiatan Penilaian ?
C. Tujuan
1. Membahas Sejarah Teoritik Discovery Learning
2. Membahas Media, Model, Teknik, Metode, Pendekatan, Strategi Serta Teori Yang
Digunakan
3. Membahas Contoh Penyusunan RPP IPA K-13
4. Membahas Contoh Kegiatan Penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
Tokoh yang mencetuskan konsep belajar penemuan (discovery) ini yaitu Seymour
Jerome Bruner, lahir pada 1 Oktober 1915 di New York City, Amerika Serikat. Ia adalah
seorang pendidik melalui pengamatan dan penyelidikan secara konsisten dan sistematis.
Penemuan menurut Bruner merupakan belajar untuk pengembangan kognitif peserta
didik.Jika Piaget mengatakan pengembangan kognitif menyebabkan perkembangan bahasa
peserta didik, sebaliknya menurut Bruner perkembangan bahasa peserta didik besar
pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif.Ini sangat beralasan kerena bahasa adalah alat
untuk membuka cakrawala pengetahuan dunia.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh caranya melihat kondisi lingkungan.Berbagai sumber yang ada, maka teori
belajar penemuan yang ditemukan oleh Bruner adalah memahami konsep, arti, dan hubungan
melalui proses intuitif (yang disesuiakan dengan kemampuan masing-masing) untuk akhirnya
sampai kepada sesuatu kesimpulan yang disebut dengan istilah discovery learning. Bruner
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
pelajar, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagai
pembelajaran khususnya bagi peserta didik. Selain teori discovery, teori ini juga dikenal
sebagai teori intruksi yang diambil dari makna proses perolehan kognitif itu sendiri.
Percobaan di atas terlihat bahawa Bruner hanya kognitivisme yang mengambil hasil
percobaan orang lain untuk memperkuat teori yang ada. Walau ia hanya sekedar memperkuat
atau mengambil hasil orang lain namun ia berhasil memberikan pemahaman yang mendalam
tentang belajar kognitif melalaui teorinya yang lebih dikenal sebagai belajar discovery
(belajar penemuan).
Kemampuan berfikir peserta didik tidak sama, sehingga guru harus memberikan
kebebasan siswa untuk menemukan jawaban dari permaslahan yang terjadi. Dengan
menemukan sendiri pemahamansiswa akan lebih mendalam dan tidak mudah lupa.
Karena penemuan siswa tersebut akan selalu diingat sepanjang mereka belajar. Siswa
juga akan merasa senang karena mampu menemukan sendiri jawabannya tanpa dibantu
1
oleh guru. Dengan memberikan kebebasan berfikir berarti guru seperti memberikan
penghargaan bagi siswa.
c. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak
yang sangan dipengaruhi oleh kemapuannya dalam berbahasa dan logika.
Menurut Brunner dalam Dalyono menyatakan bahwa anak harus berperanan secara
aktif dalam belajar di kelas. Untuk itu, Brunner memakai cara yang disebut “discovery
learning”, yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu
bentuk akhir.
Sedangkan menurut Sund dalam Roestiyah discovery adalah proses mental dimana
siswa mampu mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip.Siswa belajar melalui aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan pengalaman- pengalaman
tersebut untuk menemukan suatu prinsip-prinsip bagidiri mereka sendiri.
Tujuan dari discovery adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara
yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual siswa, merangsang keingintahuan
2
dan memotivasi kemampuan siswa.
2. Metode
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal
dari bahasa Greeka, Metha, (melalui atau melewati), dan Hodos (jalan atau cara), jadi
metode bias berarti jalan atau cara yag harus dilalui untuk mencapai yujuan tertentu.
Dengan kata lain, metode adlaah “cara untuk mencapai tujuan berdasarkan kaidah-
kaidah yang jelas dan tegas”.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Menurut Wina Sanjaya metode adalah “Cara yang digunakan untuk
mengimplementaikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang disusun tercapai secara optimal”. Metode merupakan langkah awal dalam
menerpakan recana yang kita susun sebelumnya. Sebelum terjun ke lapangan perlu
mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran,
menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran dan membuat konsep. Hal itu
dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar tercapai secara maksimal dan sisiwa dapat
merasakan hasil dari metode yang diterapkan, yaitu system belajarmengajar
metodediperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasisesuaidengan
tujuanyangingindicapaisetelajpelajaraniniberakhir.Metodejuga sebagai salah satu alat
untuk mencaopai tujuan,denganmemanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu
mencapaitujuanpengajaran.
Metode pada dasarnya adalah cara sistematis yang direncana untuk mewujudkan
pembelajaran sesuai yang ditentukan. Dalam hal ini guru dituntut selain menguasai
materi guru juga harus mampu memilih metode yang cocok sesuai pelajaran yang
diajarkan. Misalkan IPA metode yang sesuai adalah discovery learning. Maka guru
harus menerapkan metode tersebut ke dalam pembelajaran dan setidaknya
dapatmemberikan variasi-variasi dalam mengajar dengan menggunakan metode tersebut
3
agar dapat menarik minat peserta didik.
Menurut Suryobroto dalam Paul Suparno, metode discovery (penemuan) diartikan
sebagai cara mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi objek
dan lain-lain percobaan, sebelum samapai generalisasi umum. Metode discovery
(penemuan) adalah metode dimana dalam proses belajar siswa diperkenankan
menemukan sendiri informasinya. Maka keaktifan siswa sangat penting. Untuk itu
terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses discovery, antara lain
proses discovery ini meliputi:
a. Mengamati, siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.
b. Menggolongkan, siswa mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dan
pengamatan sehingga menjadi lebihjelas.
c. Memprediksi, siswa diajak memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau
mengapa persoalan ituterjadi.
d. Mengukur, siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk
memperoleh data yang lebih akurat yang dpaat digunakan untuk
mengambilkesimpulan.
Menurut Beli, beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni
sebagai berikut:
4
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif
dalampembelejaran.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkret maupunabstrak.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab untuk memperoleh informasi
yang bermanfaat dalam menentukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama
yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengguakan ide-ide
oranglain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa konsep dan prinsip yang
dipelajari melalui penemuan lebihbermakna.
f. Ketrampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa
kasus, lebih mudah di transfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi
belajar yangbaru.
5
Adapun Kelemahan Metodedalam pembelajaran menurut Brunner adalah
Discoveryyaitu :
a. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir
dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalahlainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yanglama.
d. Pemeblajaran discovery tidak cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang dmendapatperhatian.
e. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebihlama.
1. KOMPETENSIINTI
6
c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) danmenanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,danbenda-bendayang
dijumpainyadi rumahdandi sekolah.
d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasayang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
KOMPETENSI INDIKATOR
3.1 Membandingkan 3.1.1Mengklasifikasikan cara
caraperkembangbiak perkembangbiakan hewan
an hewan 3.1.2 Menganalisis ciri–ciri hewan
berdasarkan cara
perkembangbiakannya
Kata kerja operasional pada 3.1 terdapat pada kata awal kalimat
“Membandingkan”.
3. TUJUANPEMBELAJARAN
7
cara perkembangbiakan dengan benar.
b. Melalui diskusi kelompok dan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangbiakan pada hewan, siswa dapat menemukan 3 ciri–ciri
hewan berdasarkan cara perkembangbiakannya dengan benar.
c. Melalui kegiatan presentasi kelompok, siswa dapat menyajikan data
tentang ciri –ciri hewanberdasarkan cara perkembangbiakannya
Karakter siswa yang diharapkan:Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong
dan Integritas
4. MATERI PEMBELAJARAN
5. ALOKASI WAKTU
Pendahuluan : 10 Menit
Kegiatan Inti : 45 Menit
Eksplorasi : 10 Menit ( Orientasi dan pengorgasiasian)
Elaborasi : 20 Menit (membimbing, mengembangkan dan menyajikan)
Konfirmasi : 15 Menit ( menganalisi dan mengevaluasi)
Penutup : 15 menit
Jumlah : 70 menit
6. METODE& MODELPEMBELAJARAN
8
c. ModelPembelajaran :Discovery Learning
a. MediaPembelajaran.
Laptop
Smartphone
b. Sumber
1. Buku Siswa : Wulan Dara Retno, dkk. 2018. Buku Siswa Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema 1 Selamatkan Makhluk
Hidup.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Halaman
(Halaman 62– 73)
2. BukuGuru :WulanDaraRetno,dkk.2018.Buku Guru Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Tema 1 Selamatkan Makhluk
Hidup.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Halaman
(Halaman 66 – 71)
8. LANGKAH–LANGKAHPEMBELAJARAN
kEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
9
Kegiatan inti 1. Identifikasi Masalah (Problem Statement) 45 Menit
Pernah, ada
10
perkembangbiakannya
b. Siswa dibimbing untuk melakukan
analisis terhadap perkembangbiakan
hewan berdasarkan cara
perkembangbiakkannya (LKPD)
(Critical thinking)
4. Pembuktian (Verification)
a. Masing–masing kelompok
mempresentasikan hasil analisisnya
b. Memberikan kesempatan kelompok lain
untuk bertanya
5. Generalisasi (Generalization)
a. Guru bersama siswa menganalisis hasil
kerja diskusi kelompok
b. Siswa diberi penguatan oleh guru terkait
materi tentang perkembangbiakan pada
hewan
11
a) Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap
c) UnjukKerja
Teknik BentukInstumen
Penilaian
Muatan Indikator
IPA Menyajikan data tentang ciri –ciri Diskusi Rubrik penilaian
hewan berdasarkan cara dan
unjuk hasil
perkembangbiakannya
12
Tabel memuat cara
perkembangbiakan
Manfaat perkembangbiakan
ditulis dengan Menyertakan
contoh
d) Diskusi
13
Mendukung Merespon terkadang
dan sesuai topik merespon
memimpin kurang
Lainnya saat sesuai dengan
diskusi. topik.
b) Remedial
SikapPercayaDiri
No NamaSiswa Jumlah Nilai Predikat
4 3 2 1
1
2
3
Dst
Guru memberikan tanda (√) pada setiap kriteria sesuai dengan nilai karakter yang muncul
dari siswa
14
Kriteria:
1. Berani tampil dihadapan siswa lainnya
2. Berani mengemukakan pendapat
3. Berani menjawab pertanyaan
Nilaisikapdikualifikasikanmenjadipredikatsebagai berikut:
C =Cukup = 51 – 65
B =Baik =66 – 80
K =Kurang =0 –50
Pengetahuan Keterampilan
21
10. PEMBELAJARAN REMEDIAL
D. Kegiatan Penilaian
22
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Misalnya jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan
yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria tertentu. Kemampuan melakukan
evaluasi juga dapat diartikan mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk,
bermanfaat tidakbermafaat.
Dalam pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: mempertahankan pendapat, beradu
argumentasi, memilih solusi terbaik, menyusun kriteria penilaian, menyarankan perubahan,
menulis laporan, membahas suatu kasus, dan menyarankan strategi baru.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk
mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya tinggi dapat
dikatakan bahwa dia telah berhasil dalam belajar, demikian sebaliknya.Menurut para ahli
pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu faktor yang terdapat dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor internal) dan
faktor yang terdapat diluar diri peserta didik (faktorinternal).
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Discovery learning ini ditokohi oleh Jerome Brunner. Dengan teorinya yan disebut
Free Discovery Learning. Brunner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.Dengan menggunakan dasar pemikiran psikologi kognitif maka, dalam
proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif didalamnya sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih bermakna bagi mereka.
B. Saran
Kami menulis makalah dengan judul “Pembelajaran Ipa Di Mi/Sd Dengan Strategi
Pembelajaran Discovery Learning”. Dan kita semua tahu bahwa makalah ini bukan tanpa
kekurangan dan kesalahan. Jika ada sanggahan, saran, atau peringatan yang digunakan
sebagai dukungan dalam makalah ini, Akhirnya kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Badung: PT.
Refika Aditama.
Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-7. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
21