Anda di halaman 1dari 17

DEKORASI, TATA PAKAIAN, TATA RIAS, TATA SINAR, TATA BUNYI

DALAM PEMENTASAN DRAMA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Seni Drama

Dosen Pengampu : Hilda Zahra Lubis, M.Pd

KELOMPOK 9

MAYANG SARI SIPAHUTAR (0306193187)

SITI QOMARIAH DALIMUNTHE ( 0306193189 )

SHINTA APRIANI ( 0306193192 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUMATERA UATA

MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakut

Puji syukur kami ucapkan atas khadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat Nya
sehingga kami semua mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
bertangkaikan salam sama – sama kami ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat. Semoga kita semua kelak termasuk kedalam umatnya yang
mendapatkan syafa`at nya di yaumil akhir kelak. Aamiinnn ya rabbal `alamiin.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu dosen mata kuliah Seni Drama yaitu ibu
Hilda Zahra Lubis, M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan kami semua. Tugas makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok pada bidang mata kuliah Seni Drama yang
berjudul tentang dekorasi, tata pakaian, tata rias, tata sinar, tata bunyi dalam pementasan drama.

Disini kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan tentunya
juga bagi orang lain yang membacanya. Tidak terlepas dari ini penulis sangat sadar dan
memahami bahwa isi dari makalah ini masih begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang sudah ikut berpartisipasi
dalam penyusunan tugas makalah ini dari awal pembuatan sampai ke tahap akhir. Jika terdapat
kekeliruan kata kami selaku pembuat pemakalah mohon maaf sebedar – besarnya.

Medan, 26 November 2021

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4

A. Latar Belakang ..........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................4
C. Tujuan Masalah .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5

A. Dekorasi Dalam Pementasan Drama ........................................................................5


B. Tata Pakaian Dalam pementasan Drama ..................................................................7
C. Tata Rias Dalam Pementasan Drama ........................................................................11
D. Tata Cahaya Dalam Pementasan Drama ...................................................................12
E. Tata Bunyi Dalam Pementasan Drama .....................................................................13

BAB III PENUTUP .............................................................................................................16

A. Kesimpulan ...............................................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni drama sudah menjadi lahan bisnis yang sangat luar biasa. Dalam hal ini,
pelaksanaan ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi
terkenal , tetapi sebelum sampai ketahap itu seorang penyelenggara atau pemeran harus
menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan tulisan diatas, maka penulis membuat makalah guna mmebantu para
pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Makalah ini memuat cattaan tentang
dekorasi, tata pakaian, tata rias, tata sinar, tata bunyi dalam pementasan drama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Dekorasi Dalam Pementasan Drama?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Tata Pakaian Dalam Pementasan Drama?
3. Apa yang Dimaksud Dengan Tata Rias Dalam Pementasan Drama?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Tata Sinar Dalam Pementasan Drama?
5. Apa Yang dimaksud Dengan Tata Bunyi Dalam Pementasan Drama?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa Itu Dekorasi Dalam Pementasan Drama.
2. Mengetahui Apa Itu Tata Pakaian Dalam Pementasan Darama.
3. Mengetahui Apa Itu Tata Rias Dalam Pementasan Drama.
4. Mengetahui Apa Itu Tata Sinar Dalam Pementasan Drama.
5. Mengetahui Apa Itu Tata Bunyi Dalam Pementasan Drama.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dekorasi Dalam Pementasan Drama

1. Pengertian Dekorasi
Dekorasi adalah elemen visual yang melingkup seluruh area permainan.
Elemen elemen visual tersebut antara lain benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan,
batu-batuan, dan perabot rumah tangga.
Selain itu Harymawan (1988), menyatakan bahwa Pergelaran teater
merupakan suatu pergelaran yang diperuntukkan bagi penonton untuk dinikmati
keindahannya, untuk dinikmati gerak laku pelaku beserta lingkungannya, untuk
diketahui seberapa jauh pengaruh situasi dari lingkungan tadi terhadap pelaku
(peran).
2. Tujuan dan Fungsi Dekorasi
Tujuan dekorasi adalah untuk melatar belakangi suatu permainan. Fungsi
dekorai adalah untuk membantu menghidupkan suasana sehingga lakon menjadi
hidup. Bila suatu adegan mengambil lokasi daerah perbukitan, maka digunakan
benda-benda alam misalnya gambar pegunungan dengan berbagai macam
pepohonannya sebagai latar belakangnya. Dengan situasi semacam ini,
diharapkan setting tempat akan dapat dimengerti penonton.
3. Perlengkapan dekorasi
Dekorasi yang merupakan sarana pelengkap dalam suatu pergelaran teater
terdiri dari bermacam-macam. Setiap adegan dari suatu lakon yang digelarkan
bisa jadi memerlukan dekor tersendiri sesuai dengan situasi lingkungannya. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa hanya pada teater proscenium sajalah suatu
pergelaran dapat menggunakan dekorasi lengkap.
Perlengkapan-perlengkapan teater yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan suatu konsep dekorasi ada beberapa seperti di bawah ini.
1) Drop terbuat dari lembar kain, baik yang ada lukisannya maupun tidak.
Pada kelompok teater tradisional drop ini dilukis dan digunakan sebagai
latar belakang ssuatu adegan. Drop ini dipasang menggantung dan dapat

5
dinaik turunkan dengan cara menggulung (sistem contour) drp tersebut.
Pada masa kini drop lebih banyak digunakan sebagai back drop dan
dipasang di pentas paling belakang.
2) Drapery terbuat dari kain yang polos. Drapery ini dapat berfungsi sebagai
back drop, sebagai hiasan proscenium (bagian atas dalam), sebagai tirai
pembuka dan penutup (Grand Drapery).
3) Flat terdiri dari kain yang direkatkan pada kerangka kayu dalam bentuk
tertentu menurut kebutuhan. Yang termasuk flat antara lain:
- dinding yang berpintu dan jendela
- tiruan gapura
- tiruan batang pohon
- tiruan benda-benda ekspresif
4) Plastik Pieces adalah suatu dekorasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menggambarkan efek tiga dimensi. Misalnya batu-batuan, pepohonan,
gundukan, tanah, dan sebagainya.
5) Act Curtain merupakan suatu layar yang dipasang di belakang layar
penutup pada proscenium. Proses kerja layar ini juga ada yang
dilaksanakan dengan sistem Fly Curtain.
6) Tormentor merupakan suatu bingkai yang dipasang di bagian belakang
proscenium untuk mempersempit mulut pentas
7) Teaser adalah lembaran kain yang direntangkan melintang antara dua
termentor bagian atas. Teaser ini semotif dengan termentornya dan dapat
dinaik turunkan menurut kebutuhan.
8) Wing termaasuk jenis flat yang dipasang berjajar ke belakang di kiri kanan
arena pentas dengan jarak tertentu sebagai sarana pembentuk ruang.
9) Border merupakan lembaran kain yang direntangkan melintang antara dua
wing bagian atas. Border ini semotif dengan wing dalam fungsinya
sebagai pembentuk ruang.
10) Cyclorama berbentuk kanvas yang agak melengkungan dan dipasang atau
digantung di bagian belakang area pentas (back drop) untuk
menggambarkan latar belakang, baik dengan sorotan sinar berwarna atau

6
dengan proyektor film. Dengan sendirinya kain yang digunakan adalah
jenis kain putih tembuh pandang. Di samping cyclorama sebagai kanvas,
ada jenis cyclorama dengan fungsi yang berbeda yaitu:
- Cyclorama yang berfungsi sebagai Interior penggambaran suasana
atau keadaan di dalam ruang/rumah.
- Cyclorama yang berfungsi sebagai exterior penggambaran suasana
atau keadaan di luar ruang/rumah.

B. Tata Pakaian Dalam Pementasan Drama

1. Pengertian tata busana


Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai
untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi,
sepatu, syal, kalung, gelang unsure yang melekat pada pakaian. Tata busana
dalam terater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Tata
busana dapat dibuat berdasar budaya atau jaman tertentu.
2. Bagian-bagian tata busana pentas
Secara agris besar kostum dapat dibedakan atau digolongkan menjadi lima
kelompok yaitu: Busana dasar, busana kaki, busana tubuh, busana kepala dan
perlengkapan-perlengkapan atau accessories.
a. Busana dasar
Yaitu bagian dari busana yang entah kelihatan maupun yang tidak
terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian yang terlihat. Busana ini
juga untuk membuat efek yang diperlukan dalam sebuah pertunjukkan.
Busana ini bisa berbentuk koset, stagen, rok simpai atau busana untuk
membuat perut gendut, pinggul besar atau untuk membuat pameran
tampak gemuk. Contoh yang paling sederhana yaitu pakaian badut.
b. Busana kaki
Yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pameran.
Busana ini bisa terdiri dari kaos kaki, sepatu (olahraga, periodiasi, klasik,
modern, kesatuan atau seragam dan lain-lain), sandal (modern, tradisional,

7
klasik, rakyat atau keratin) sepatu atau sendal dari suku atau Negara yang
mempunyai ciri khas tersendiri.
c. Busana tubuh atau body
Yaitu busana yang dipakai tubuh dan kelihatan oleh penonton.
Busana ini meliputi blus, rok, kemeja, celana, jaket, rompi, jas, sarung dan
lain-lain. Busana ini bisa pakaian tradisional dari suatu daerah, busnaa
kenegaraan, busana modern atau busana fantasi yang diciptakan untuk
tujuan pementasan dengan lakon tertentu.
d. Busana kepala
Yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pameran, termasuk juga
penatanaan rambut. Corak pakaian kepala tertentu sjaa tergantung dari
corak busana yang akan dikenakan. Pakaian kepala dimanfaatkan sebagai
tanda atau pencitraan seseorang pemain di atas pentas, Misalnya seorang
raja ditandai dengan pemakaian mahkota, orang jawa dengan blangkonnya
atau cowboy dengan topi laken.
e. Perlengkapan-perlengkapan/accessories
Accessories yaitu pakaian yang melengkapi bagian-bagaian busana
yang bukan pakaian dasar atau yang belum termasuk dalam busana dasar,
busana tubuh, busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan
demi efek dekoratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Misalnya kaos
tangan, perhiasan, dompet, ikat pinggang, kipas dan sebagainya.
f. Properties
Yaitu benda atau pakaian yang berguna untuk membantu akting
permainan. Perbedaan antara accessories dan properties tidak begitu jelas,
sering kali yang sedianya untuk properties tetapi kemudian berubah
menjadi accessories begtu juga sebaliknya. Umpamanya, dompet yang
dibawa oleh seseorang pameran hanya untuk melengkapi efek kostum
adalah accessories, tersebut menjadi properties. Jadi suatu accessories
yang dikenakan leh pameran apabila tidak digunakan untuk membantu
acting permainan maka tetap disebut accessories tetapi kalau barang itu
digunakan untuk membantu permainan maka disebut dengan properties.

8
Begitu juga dengan busana kalau tidak digunakan untuk main maka
disebut sebagai properties tetapi kalau diigunakan pada waktu permainan
maka disebut sebagai kostum.
3. Tujuan dan fungsi tata busana
Dalam pementasan tidak perlu perlengkapan kostum yang mahal tetapi
yang diperlukan adalah efek dari kostum tersebut pada pementasan. Tata busana
mempunyai tujuan yaitu:

a) Membantu penonton agar mendapatkan suatu ciri atas pribadi peranan


b) Membantu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu dengan
peranan yang lain misalnya sebuah seragam kesatuan.
Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan maka busana
harus uraikan beberapa fungsi tertentu yaitu:
1) Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia
berdialog busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia
sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya,
kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan
psikologisnya dengan karakter-karakter lainnya .
2) Membantu menunjukkan individualisasi peranan artinya warna dan
gaya tata busana harus dapat Membedakan peranan yang satu
dengan peranan yang lain.
3) Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku artinya
pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa
terganggu oleh busananya. Busana tidak harus datang memberi
bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah
efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat di
setiap posisi yang diambil pelaku. Hal ini sebagian besar
tergantung pada temperamen dan kerjasama antara pelaku dan
perencana. Pelaku yang pandai dan cukup latihan biasanya dapat
menguasai busana yang sulit untuk dapat mencari efek visual yang
menarik .
4. Jenis-jenis busana teater

9
1) Busana sehari-hari
Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan
keseharian masyarakat. Busana sehari-hari dapat menunjukkan tingkat
sosial seseorang yang memakainya. Busana sehari-hari banyak dipakai
dalam pementasan teater realis.
2) Busana tradisional
Setiap masyarakat memiliki Busana tradisional sesuai dengan
kebudayaannya. Busana tradisional mencerminkan karakteristik
masyarakat yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain.
3) Busana sejarah
Busana yang mencerminkan zaman tertentu dari suatu masa
(Gb.190). Dalam pementasan teater, busana ini sering dipakai ketika
pertunjukan berangkat laksanakan sejarah. Busana sejarah cerita dengan
massa massa tertentu sehingga penata busana perlu mempelajari konvensi
busana pada masa di mana peristiwa dalam naskah terjadi .
4) Busana Fantasi
Istilah busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis-jenis
busana yang lahir dari imajinasi dan fantasi perancang. Busana jenis ini
juga dimaksudkan untuk busana tokoh-tokoh yang tidak riil dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Busana Nasional
Yaitu busana yang menggambarkan secara khas dari suatu negara
dan bersangkutan secara historis dan nasional.
5. Cara merencanakan
Sebelum merancang busana untuk sebuah pementasan maka perlu
mempelajari hal sebagai berikut.
- Belajar tentang kehidupan dan watak yang akan dibawakan oleh pemeran,
dengan cara bersama-sama menganalisa naskah.
- Penelitian tentang periode sejarah dan busana nasional peran yang akan
dibawakan, dengan cara meneliti sumber-sumber yang ada, buku teks perihal
tentang kostum, juga harus diteliti dokumen-dokumen, naskah-naskah

10
perpustakaan yang memiliki bahan-bahan yang serupa dengan cerita yang
akan dibawakan.

C. Tata Rias Dalam Pementasan Drama


1. Pengertian dan Sejarah Tata Rias
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah
menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni
mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh (Eko Santoso, 2008: 273).
Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan
garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive
menggunakan bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah,tulang,
tumbuhan, dan lemak binatang.

2. Fungsi Make up dalam Teater


Fungsi Make up dalam teater, (Eko Santoso, 2008: 274) sebagai berikut:
1. Menyempurnakan penampilan wajah.
2. Menggambarkan karakter tokoh.
3. Memberi efek gerak pada ekspresi pemain
4. Menghadirkan garis wajah sesuai dengan tokoh.
5. Menambah aspek dramatik.
Fungsi Make up akan berhasil baik kalau pemainnya mempunyai syarat-syarat
watak, tipe, dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan-peranan yang akan
dilakukannya.

3. Kegunaan Make up dalam Seni Teater


Kegunaan Make up dalam seni teater, sebagai berikut:
1. Merias tubuh manusia
2. Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
3. Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki.

4. Jenis – jenis Tata Rias


1. Make up Korektif/ Natural

11
Merupakan bentuk make up yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Make up ini
menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hah-
hal yang menarik dari wajah. Make up korektif ini disebut pula make up cantik.
2. Make up Karakter
Adalah make up yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak,
bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang melekat pada tokoh. Make up karakter ini
digunakan ketika karakter wajah pemeran tidak sesuai dengan karakter tokoh. Contohnya,
mengubah umur pemeran yang masih muda menjadi lebih tua sesuai dengan tokoh.
3. Make up Fantasi
Disebut make up karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah
wajah tidak realistik. Make up ini menggambarkan tokoh-tokoh yang tidak nyata
keberadaannya dan lahir berdasarkan daya khayal semata, contohnya rias badut, horor
dan binatang.
4. Make Up Etnik
Tata rias tradisional / Etnik Adalah suatu pola yang turun temurun dan selalu
dipertaruhkan keutuhannya. Tujuannya untuk kemegahan dan kewibawaan dan usaha
untuk mempercantik diri. Contoh : rias wayang orang, rias manten (paes)
- Klasik : bersumber, kraton
- Kerakyatan : bersumbu kepada masyarakat biasa

D. Tata Sinar Dalam Pementasan Drama


1. Pengertian Sinar dalam pementasan drama
Menurut Kidung Asmara dalam buku Alamanak Manajemen Pangggung : sebuah
kunjungan ke belakang panggung tiga Grup Teater Indonesia (2019), tata cahaya
merupakan tekhnik pengaturan cahaya untuk memberi warna pada elemen viasual
diatas panggung, seperti tata rias, tata panggung, pemeran teater, maupun keseluruhan
isi panggung.
2. Teknik Tata Sinar Dalam Pementasan Seni Drama
a. Tata pencahayaan tater harus diatur supaya tidak menyebar ke area lain.
b. Mem[erhatikan titik focus pencahayaanya.
c. Tata letak penempata lampu.

12
d. Keseimbangan warna
3. Fungsi Tata Sinar Dalam Pementasan Drama
1. Sebagai penerangan
Lampu lighting digunakan untuk menerangi pemain serta seluruh obyek diatas
panggung. Dalam penerapannya lighting disesuaikan dengan intensitas tertentu
dan pesannya. Karena setiap tata pencahayaan dengan intensitas waranya
mengandung makna atau pesan yang ingin disampaikan.
2. Kedalam obyek
Penataan cahaya akan memberi kesan atau makna kedalaman obyek di atas
panggung. Pembagi sisi warna gelap dan terang selalu memiliki kesan dan pesan
mendalam.
3. Pemilihan area
Difungsikan untuk menentukan obyek serta area yang akan diberikan. Pemilihan
area ini snagat mempengaruhi perhatian penonton, penampilan pemain, serta
keindahan tata panggungnya.
4. Menghadirkan suasana emosi
Tata sinar snagat berperan untuk menciptakan atau menghadirkan suasana yang
dibawakan pemain. Misalnya cahaya yang cenderung terang menghadirkan kesan
suasana pagi atau siang hari.

E. Tata Bunyi Dalam Pementasan Drama


1. Pengertian Tata Bunyi
Seni teater dalam pementasanya mengandung dua unsur yaitu rupa dan suara.
Unsur rupa pada pementasan termasuk tata pentas atau dekorasi, tata busana, tata rias dan
tata cahaya sedangkan tata suara termasuk dialog yang diucapkan, musik dan efek bunyi.
Tata suara (sebenarnya tata bunyi) bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik,
efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana
sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu
imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian
dalam lakon.

13
Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu : Dialog – Efek bunyi –
Musik. Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua atau
hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan
volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa
yang harus lemah. Disini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang
diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik atau dialog.

2. Efek Bunyi
Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang
kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat
membayangkan apa yang terjadi didalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa
sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat efek
bunyi di antaranya sebagai berikut.
1. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan
benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan
gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi
yang sesungguhnya.
2. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau volpen yang digerakkan
ke kiri dan ke kanan.
3. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
4. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.
3. Musik
Musik dalam teater mmpunyai kedudukan yang penting karena penonton akan
mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan
tepat bisa membantu rtis membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga
dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan
yang satu dengan adegan yang lain.
4. Mikrofon
Mikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek
bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon bisa sangat membantu tetapi juga sering
membuat repot, karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon,

14
kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada
sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.
1. Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala penjuru dan
hasilnya sama.
2. Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan belakang.
3. Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja.
4. Mikrofon meja dan atau lantai, bentuknya kecil khusunya ditempatkan pada meja atau
lantai.
5. Mikrofon lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan dileher sehingga tidak mudah
terlihat oleh penonton.
6. Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga bisa diatur mendekat
atau menjauh dari actor.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dekorasi adalah elemen visual yang melingkup seluruh area permainan. Elemen
elemen visual tersebut antara lain benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, dan
perabot rumah tangga. Tujuan dekorasi adalah untuk melatar belakangi suatu permainan.
Fungsi dekorai adalah untuk membantu menghidupkan suasana sehingga lakon menjadi
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk
menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal,
kalung, gelang unsure yang melekat pada pakaian. hidup.
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah
menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni
mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh (Eko Santoso, 2008: 273).
Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan
garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Menurut Kidung Asmara dalam
buku Alamanak Manajemen Pangggung : sebuah kunjungan ke belakang panggung tiga
Grup Teater Indonesia (2019), tata cahaya merupakan tekhnik pengaturan cahaya untuk
memberi warna pada elemen viasual diatas panggung, seperti tata rias, tata panggung,
pemeran teater, maupun keseluruhan isi panggung.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat tentang “dekorasi, tata pakaian, tata rias,
tata sinar, tata bunyi dalam pementasa drama”. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak
luput dari kesalahan serta kekurangan. Dapaun kirannya terdapat kritik dan saran Maupin
sanggahan digunakan sebagai penunjang pada makalah ini agar kedepanya menjadi lebih
baik lagi. Kami ucapkan terimakasih untuk para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arcana, Nyoman. 2015. Buku Ajar Seni Tari-Drama. Singaraja: Universitas Pendidkan
Ganesha.
Pintarilmu. 2019. Tata Busana Taater: Pengertian Tata Busana, Fungsi Busana dan Jenis
Busana dalam Teater. https://www.pustakamadani.com/2019/08/tata-busana-teater-
pengertian-tata.html (diakses pada 23 November 2021)
Mother of Art. 2016. Tata Busana Dalam Teater.
http://theateristic21.blogspot.com/2016/10/tata-busana-dalam-seni-teater.html (diakses
pada 23 November 2021)
Kumparan. 2021. Pengertian tata Suara Pentas Teater dan Jenis Jenis Tata Artistik lainya.
https://kumparan.com/kabar-harian/pengertian-tata-suara-pentas-teater-dan-jenis-jenis-
tata-artistik-lainya-1woXdQ310XR
Kompas. 2021. Pengertian, Teknik dan Fungsi Tata Cahaya Dalam Teater.
https://www.kompasiana.com/skola/read/2021/06/09
Pustakamadani. 2019. Pengertian Tata Rias Dan Fungsinya.
https://www.pustakamadani.com/2019/08/pengertian-tata-rias-make-up-fungsi.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai