Anda di halaman 1dari 13

Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013


(STUDI KASUS PADA GURU “AYU” DI SMPN 1 SIDOARJO)

Cecilia Selvi Yolanda Waskito


Mahasiswa (S1 Pendidikan IPA, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya)
ceciliaselviyw@gmail.com

Wahono Widodo, Erman


Dosen S1 Pend. IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengulas peran guru dalam menunjang pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013,
khususnya mengenai peran guru dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pembelajaran. Kajian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran guru dalam keberhasilan
pengimplementasian Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu dengan menggabungkan teknik wawancara,
dokumentasi, serta observasi. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode analisis Model
Miles and Huberman dan akan diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(1) di dalam perencanaan pembelajaran, dikarenakan guru tidak secara langsung membuat RPP dalam satu semester
sekaligus, maka guru membuat matriks perencanaan aktivitas pembelajaran sebagai penunjang dalam pengembangan
RPP, yang merupakan pegangan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas serta bertujuan untuk membantu laboran
dalam menyiapkan jadwal pemakaian laboratorium, alat, dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.(2) Pada
pelaksanaan pembelajaran, guru menerapkan Scientific Approach. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
dalam tahap mengamati, yaitu penyedia obyek pengamatan serta pendorong peserta didik untuk mau dan merasa tertarik
pada obyek yang diamati. Dalam kegiatan menyanya, guru bertindak sebagai fasilitator, yang mencatat, mengarahkan
dan menetapkan pertanyaan esensial yang akan didiskusikan. Untuk kegiatan asosiasi, guru bertindak sebagai fasilitator
bagi peserta didik dengan peran untuk memahami persamaan dan perbedaan materi yang baru diterima dan yang
sebelumnya diterima untuk dapat membuat kesimpulan yang lebih mendalam dan spesifik. Pada fase terakhir,
mengkomunikasikan, guru memfasilitasi siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. (3) Peran guru
dalam evaluasi pembelajaran peserta didik meliputi evaluasi autentik dan non autentik. Guru bertindak sebagai actor
dan evaluator, yang mengatur segala bentuk evaluasi untuk peserta didik, bahkan untuk evaluasi pribadi. Beberapa jenis
evaluasi harian yang dilakukan guru terhadap peserta didik antara lain remedial, pengayaan, jurnal dan juga penilaian
jawaban peserta didik. Untuk evaluasi autentik dalam aspek sikap, baik spiritual dan sosial, guru masih menilai secara
administratif. Guru lebih menekankan kepada pembentukan sikap setelah menerima pembelajaran. Selain evaluasi yang
dilakukan guru terhadap peserta didik, guru juga mendapatkan evaluasi dari dinas dan juga dari sekolah yang meliputi
evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan. (4) Faktor pendukung pembelajaran
yaitu adanya dukungan sekolah melalui fasilitas, pelatihan, bimbingan, kosultasi serta evaluasi guru. Faktor penghambat
pembelajaran yaitu keterbatasan pendidik dan juga kegiatan sekolah yang bertumpuk.

Kata Kunci: Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013.

Abstract
This study aims to review the teacher's role in supporting learning science based in Curriculum 2013, especially
regarding the role of teachers in the planning, implementation, evaluation of learning, as well as the factors that support
and hinder learning. The study was motivated by the importance of the teacher's role in the successful implementation
of Curriculum 2013. This research is a qualitative descriptive type. The technique of collecting data from this study
using triangulation techniques, namely by combining interview, documentation and observation. The collected data will
be analyzed using Miles and Huberman Model analytical methods and its validity will be tested with the technique of
triangulation. The results showed that (1 in the planning of learning, because teachers do not directly create lesson plans
in a semester at a time, the teacher made learning activity planning matrix as a support in the development of the RPP,
which is the grip in implementing learning in the classroom and aims to help laboratory laboratory use in preparing
schedules, tools, and materials to be used in the study. (2) In the implementation of learning, teachers applying
Scientific Approach as a typical of Curriculum 2013, and interestingly, teachers require a long time and some trial and
error in the phase of asked to form a habit of asking learners, active learning, and student centered as expected by the
curriculum. (3) Teachers act as actors and evaluators, which regulates all forms of evaluation for learners, even for
personal evaluation. Some types of daily evaluations that teachers on learners among other remedial, enrichment,
journals and also assessment of learners answer. For authentic evaluation in the aspects of attitude, both spiritual and
social, teachers are still assessing administratively. Teachers more emphasis on attitude formation after receiving the

1
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

learning. In addition to evaluation of teachers to students, teachers also get an evaluation of services and also of the
school that includes an evaluation of the planning, implementation and evaluation of learning is done. (4) The support
factors of learning are the school support facilities, training, guidance, consultation and evaluation of teachers. Learning
inhibiting factors are limitations educators and school activities also overlap.

Keywords: Teacher’s Role, Science Learning , Curriculum 2013.


Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

PENDAHULUAN presentasi dengan power point. Para siswa berpendapat


Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia tidak bahwa peran guru sangat besar dalam membantu siswa
pernah berhenti sampai saat ini. Pemerintah telah memahami materi.
mengupayakan penyempurnaan-penyempurnaan di bidang Adanya pro dan kontra yang ditemukan peneliti di
pendidikan khususnya terhadap kurikulum. Kurikulum lapangan ternyata juga dialami oleh masyarakat secara
yang terakhir digunakan adalah Kurikulum Tingkat umum. Beberapa laporan di media elektronik juga
Satuan Pendidikan (KTSP). mengemukakan permasalahan yang senada dalam
Pelaksanaan KTSP itu sendiri dinilai masih banyak pelaksanaan Kurikulum 2013. Seperti yang dikemukakan
permasalahan didalam pelaksanaannya di lapangan. KTSP oleh media Tribun News, pada tanggal 7 Desember 2014.
dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang Artikel yang berjudul “Pelatihan Kurikulum 2013
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global Banyak Dikeluhkan Guru” ini juga menunjukkan bahwa
(Kemendikbud, 2012). Standar penilaian KTSP dinilai guru-guru di beberapa daerah juga banyak yang
belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. mengeluhkan dan mengkritik pelatihan Kurikulum 2013.
Kurikulum terbaru yang ada saat ini dikenal dengan Guru-guru merasa bahwa pelatihan Kurikulum 2013 ini
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan diberikan oleh instruktur yang tidak berkualitas dan
penyempurnaan atau penjabaran lebih lanjut dari beberapa pertanyaan yang menyangkut tentang aplikasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 masih belum bisa dijawab oleh
Kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun instruktur pelatih.
pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan Kontra terhadap Kurikulum 2013 yang terjadi secara
potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan nasional juga dikemukakan oleh orangtua siswa. Terdapat
generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, artikel yang berjudul “Orangtua Siswa Dibuat Bingung
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada dengan Kurikulum 2013”. Artikel ini memuat keluhan-
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, keluhan tentang Kurikulum 2013 dari sudut pandang
cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang orangtua siswa. Para orangtua merasa perlunya dilakukan
demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai sosialisasi Kurikulum 2013 ini melalui sekolah-sekolah.
dioperasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara Bagaimanapun juga, perubahan Kurikulum ini juga
bertahap (Kemendikbud, 2013). melibatkan orangtua dirumah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, masih terdapat pro Banyaknya kritikan akan pemberlakuan Kurikulum
dan kontra terhadap Kurikulum 2013. Berdasarkan data 2013 ini membuat pemerintah menimbang lagi akan
observasi yang dilakukan peneliti di lapangan, penerapan kelayakan pelaksanaan Kurikulum 2013. Puncak dari pro
Kurikulum 2013 yang dimulai pada tahun ajaran dan kontra dari Kurikulum 2013 ini adalah dengan
2013/2014 ini masih belum optimal. Ditinjau dari segi keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
keterlaksanaannya, belum semua sekolah yang (Permendikbud) Nomor 160 Tahun 2014 tentang
menerapkan Kurikulum 2013. Pada awal pelaksanaan pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013,
Kurikulum 2013, para guru juga merasa bahwa pelatihan dimana peraturan ini menyebutkan bahwa satuan
guru yang diberikan terlambat dan persiapan guru juga pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang
terlalu singkat, serta masih ada pula beberapa keluhan melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama
yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran. tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan
Orangtua siswa juga mengungkapkan beberapa Kurikulum 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran
kesulitan yang ditemui pada saat mendampingi siswa 2014/2015. Untuk sekolah-sekolah yang sudah
belajar dirumah, khususnya pada mata pelajaran Ilmu melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester
Pengetahuan Alam (IPA). Kesulitan yang dialami antara akan tetap menggunakan Kurikulum 2013 dan akan
lain adalah banyaknya tugas praktikum yang harus menjadi sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013.
diselesaikan dirumah, baik itu berkelompok maupun Terlepas dari suatu pro dan kontra terhadap kebijakan
secara individu. pemerintah melalui perubahan Kurikulum 2013 dan
Di sudut pandang siswa, mata pelajaran IPA pemberhentian sementara Kurikulum 2013 pada sekolah
merupakan salah satu pelajaran yang menyenangkan. yang baru melaksanakan sejak semester pertama tahun
Dengan diterapkannya Kurikulum 2013, pelajaran IPA pelajaran 2014/2015 ini, semua pihak dan elemen dari
terasa sangat mudah dipahami. Kekreatifan guru dalam masyarakat pasti akan terlibat. Perubahan kurikulum ini
media pembelajaran yang digunakan juga sangat terutama melibatkan guru yang bertugas di kelas. Guru
mendukung proses belajar mengajar khususnya dalam dipandang dapat memainkan peran penting terutama
pelajaran IPA, misalnya video, gambar, animasi, ataupun dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap

3
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, Peneliti semakin tertarik lagi untuk mencari tahu
mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam IPA tersebut. Berdasarkan penuturan beberapa siswa,
belajar. Keberhasilan kurikulum sebagian besar terletak guru tersebut dapat menyampaikan materi dengan baik.
di tangan guru selaku pelaksana kurikulum. Guru tersebut juga tidak enggan untuk melepaskan alas
Menurut Silverius dalam Kurniasih dan Sani, 2014, kaki, ikut berjalan dan berlarian dengan siswa pada saat
guru adalah tokoh sentral pendidikan dalam upaya pembelajaran. Pembelajaran IPA menjadi aktif dan
menyiapkan kader bangsa di masa depan, kunci sukses menyenangkan. Penuturan positif juga diberikan oleh
reformasi pendidikan. Idealnya, peran guru sangat besar rekan sejawat, yang menuturkan beberapa prestasi yang
dalam implementasi Kurikulum 2013. Prosedur apapun telah diraih guru menonjol tersebut.
yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum, guru Berdasarkan permasalahan pro dan kontra tentang
tetap memegang peran yang penting, karena guru Kurikulum 2013, pemberlakuan kembali Kurikulum 2006
merupakan unsur penting yang menentukan berhasil atau pada beberapa sekolah, serta pentingnya peran seorang
gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga guru dalam pengimplementasian kurikulum, penulis
pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsung secara aktif tertarik untuk meneliti lebih jauh kasus salah satu guru di
dalam pelaksanaan kurikulum bersama siswa. Guru yang SMPN 1 Sidoarjo tersebut, dan dengan ini penulis akan
menentukan topik pengajaran, bahan-bahan yang akan mengangkat persoalan ini sebagai objek penelitian
diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilih dan dengan judul “Peran Guru dalam Pembelajaran IPA
digunakan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan berdasarkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus pada
kurikulum. Guru “Ayu” di SMPN 1 Sidoarjo)”
Desas-desus tentang Kurikulum ini membuat peneliti
tertarik untuk langsung terjun ke lapangan, melihat RUMUSAN MASALAH
bagaimana keterlaksanaan Kurikulum 2013 sebenarnya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah
Peneliti mencari data tentang sekolah-sekolah yang saat umum yang menjadi fokus penelitian ini yaitu
ini masih melaksanakan Kurikulum 2013. Salah satu “Bagaimana Peran Guru dalam Pembelajaran IPA
sekolah yang masih melaksanakan Kurikulum 2013 ini berdasarkan Kurikulum 2013?”. Adapun rumusan
adalah SMPN 1 Sidoarjo. Menurut hasil observasi pada masalahnya secara khusus adalah sebagai berikut:
tanggal 6 Desember 2014, Kurikulum 2013 di SMPN 1 1. Bagaimanakah peran guru dalam proses perencanaan
Sidoarjo sudah berjalan selama 3 semester, sehingga pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?
dengan adanya Keputusan Menteri 5 Desember 2014, 2. Bagaimanakah peran guru dalam pelaksanaan
sekolah ini menjadi sekolah percontohan Kurikulum pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?
2013 dan akan tetap memberlakukan Kurikulum 2013. 3. Bagaimanakah peran guru dalam proses evaluasi
SMPN 1 Sidoarjo ini merupakan sekolah yang banyak pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?
prestasinya baik akademis maupun non-akademis dan 4. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam
juga merupakan sekolah eks-RSBI (Rintisan Sekolah penerapan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPA?
Bertaraf Internasional) di Sidoarjo.
Di SMPN 1 Sidoarjo ini peneliti juga menggali lagi TUJUAN PENELITIAN
informasi tentang guru-guru yang menjadi subyek Sesuai rumusan masalah, penelitian ini secara umum
pelaksana Kurikulum 2013 di kelas. Terdapat 5 guru bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMPN 1 pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013. Adapun
Sidoarjo ini. Dari kelima guru IPA yang ada, peneliti tujuan khususnya antara lain:
kembali mencari info lebih dalam tentang pelaksanaan 1. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam proses
Kurikulum 2013. Ternyata, di SMPN 1 Sidoarjo ini perencanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum
terdapat satu guru IPA yang menonjol. Guru tersebut 2013.
merupakan seorang instruktur nasional, yang melatih 2. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam
guru sasaran Kurikulum 2013 sekaligus menjadi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum
pendamping guru sasaran Kurikulum 2013. Diantara 2013.
banyak guru diluar sana yang mengeluhkan tentang 3. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam proses
Kurikulum 2013, ternyata ada satu guru yang dapat evaluasi pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.
memberikan gambaran pelaksanaan Kurikulum 2103 4. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan
yang baik. Guru tersebut sangat antusias terhadap penghambat dalam penerapan Kurikulum 2013 pada
pemberlakuan Kurikulum 2013. pembelajaran IPA.
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

MANFAAT dioperasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara


Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: bertahap (Kemendikbud 2013).
1. Bagi guru Iskandar, dalam Evanita, 2013, menerangkan bahwa
a. Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi kepala penataan kurikulum yang meliputi perangkat kurikulum,
sekolah untuk mempersiapkan tenaga pendidik perangkat pembelajaran, dan buku teks sudah
yang mampu merancang dan mengembangkan dilaksanakan mulai Desember 2012-Maret 2013. Untuk
rencana pembelajaran yang efektif sebagai sarana
implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan mulai Juni
penunjang untuk menerapkan sistem pembelajaran
berbasis Kurikulum 2013. 2013 dengan penilaian formatif pada Juni 2016. Pada
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penataan dan implementasi Kurikulum 2013 juga
kontribusi berupa saran dan masukan untuk didukung sosialisasi, uji publik, pelatihan guru dan tenaga
menyempurnakan dan meningkatkan peran guru kependidikan.
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada Dari informasi mengenai pengertian dan karakteristik
pembelajaran IPA. tentang Kurikulum 2013, maka bisa dilihat bahwa
c. Dapat memberikan kontribusi atau bantuan berupa
memang guru merupakan faktor penting yang menunjang
bahan refleksi untuk mengevaluasi kinerja guru
dalam mencapai tujuan Kurikulum 2013, khususnya pengimplementasian kurikulum 2013. Peran guru
pembelajaran IPA. sangatlah penting sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan
d. Sebagai stimulus studi berikutnya tentang persoalan pelatihan guru tentang implementasi Kurikulum agar
kurikulum. tercipta suatu harapan dari pengimplementasian
2. Bagi penulis Kurikulum 2013 yang dikutip dari Kemendikbud, 2013
Dapat menambah informasi, wawasan dan yaitu untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang
memperkaya pengetahuan tentang perkembangan
bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman
kurikulum. Dengan demikian, sebagai calon guru IPA
siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
BATASAN MASALAH warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab.
Pada penelitian ini, peneliti memberi batasan
permasalahan pada beberapa hal dibawah ini: 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
1. Peran guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran Elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 meliputi
IPA yang dikaji hanya pada kegiatan belajar perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses,
mengajar. standar isi, dan standar penilaian (Kemendikbud, 2012).
2. Penentuan peran guru dalam pembelajaran IPA Standar kompetensi lulusan (SKL) dibedakan menjadi tiga
berdasarkan Kurikulum 2013 ini berdasarkan domain yaitu domain sikap, ketrampilan, dan
dokumen, observasi dan wawancara yang diperoleh pengetahuan. Domain sikap terdiri dari elemen proses,
dari guru sasaran penelitian. individu, sosial, dan alam. Domain ketrampilan terdiri dan
elemen proses, abstrak, dan konkret. Domain pengetahuan
KAJIAN TEORI terdiri dari elemen proses, objek, dan subjek.
Tinjauan tentang Kurikulum 2013 Menurut Kurniasih dan Sani (2014), adapun ciri
1. Karakteristik Kurikulum 2013 mendasar dari Kurikulum 2013 adalah menuntut
Kurikulum berkaitan erat dengan mutu pendidikan, kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
walaupun kurikulum bukanlah satu-satunya faktor yang pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa sekarang
mempengaruhi mutu pendidikan (Kwartolo, dalam telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui
Evanita, 2013). Berdasarkan studi yang telah dilakukan perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk
oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa kurikulum siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab
dapat didefinisikan menurut dua sisi yang berbeda, yakni kepada lingkungan, kemampuan interpersonal,
menurut pandangan lama dan pandangan baru. (Hamalik, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir
2011). kritis.
Kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun Elemen perubahan kurikulum tersebut tentunya
pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan memaksa para guru untuk berperan secara aktif dan
potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan kreatif untuk mengimplementasikan kurikulum yang baru
generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, (Evanita, 2013). Guru harus berperan kreatif untuk
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada mengembangkan beberapa elemen perubahan diantaranya
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, pengembangan RPP dan media agar tercipta suatu
cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang pembelajaran yang baik sesuai Kurikulum 2013.
demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai

5
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

Tinjauan tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Dalam proses pembelajaran IPA, keempat unsur tersebut
Alam (IPA) diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat
1. Pembelajaran dan Karakteristik Pembelajaran mengalami proses pembelajaran secara utuh dan
Kurikulum 2013 menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami
Kemendikbud (2014) dalam Permendikbud Nomor fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah
103 tahun 2014 menyatakan bahwa pada prinsipnya yang menerapkan langkah-langkah metode ilmiah.
kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antarpeserta didik dengan pendidik dan sumber belajar 3. Pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013
pada suatu lingkungan. Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat diketahui sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA. Sistem
bahwa pembelajaran merupakan suatu program yang pembelajaran IPA terdiri atas komponen masukan
memiliki ciri sistematik, sistemik, dan terencana. pembelajaran, proses pembelajaran, dan keluaran
Sistematik artinya keteraturan, dalam hal ini pembelajaran pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara
harus dilaksanakan sesuai dengan urutan langkah-langkah komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses
tertentu, yakni dimulai dari tahap perencanaan, pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk
pelaksanaan, sampai pada tahap penilaian. kompetensi yang telah ditetapkan. (Asih dan Eka, 2014)
Berdasarkan Kemendikbud (2014) untuk mencapai Didalam pembelajaran IPA, terdapat 3 siklus proses
kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, pembelajaran, yaitu perencanaan proses pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
aktivitas dengan karakteristik: 1) Interaktif dan inspiratif; pembelajaran. Proses pembelajaran IPA dipengaruhi oleh
2) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta beberapa faktor diantaranya: 1) masukan peserta didik; 2)
didik untuk berpartisipasi aktif; 3) kontekstual dan masukan instrumental, kurikulum, guru, metode, dan
kolaboratif; 4) memberikan ruang yang cukup bagi media, dan; 3) masukan lingkungan sosial dan alamiah.
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan Kurikulum tingkat mata pelajaran atau yang saat ini
5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan dikenal sebagai Kurikulum 2013 disusun oleh guru dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. terdiri atas perencanaan proses pembelajaran berikut:
a) perencanaan proses pembelajaran untuk waktu satu
2. Hakikat IPA semester yang disebut silabus.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari b) perencanaan proses pembelajaran untuk waktu satu
ilmu pengetahuan atau Sains yang semula dari bahasa atau beberapa kali pertemuan yang disebut Rencana
Inggris “science”. Kata “science” sendiri berasal dari kata Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (Asih dan Eka,
dalam bahasa latin “scientia” yang berarti saya tahu. 2014)
“Science” terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan Pelaksanaan pembelajaran IPA merupakan
sosial) dan natural sciences (ilmu pengetahuan alam). implementasi dari RPP. Tahap pelaksanaan pembelajaran
(Trianto, dalam Khasanuddin, 2012) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan juga
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai kegiatan penutup. Pada kegiatan inti di tahap pelaksanaan
pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, pembelajaran, diterapkanlah Scientific Approach atau
berlaku umum, dan berupa kumpulan data eksperimen. pendekatan saintifik sebagai ciri khas dari Kurikulum
Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut, maka 2013. Kemendiknas (2014) dalam Permendikbud Nomor
IPA memiliki empat unsur utama yaitu: 81A tahun 2013 menguraikan pendekatan saintifik yang
a) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, terdiri dari: 1) mengamati; 2) menanya; 3)
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang mengumpulkan informasi; 4)mengasosiasi; dan 5)
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan mengomunikasikan. Penilaian proses pembelajaran
melalui prosedur open ended merupakan proses terakhir dari proses pembelajaran.
b) Proses: prosedur pemecahan maasalah melalui
metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan Tinjauan tentang Peran Guru
hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, 1. Peran Guru
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan Kata peran secara etimologis berarti bagian dari tugas
c) Hasil: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum dan harus dilaksanakan. Sedangkan guru menurut kamus
d) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA besar bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya
dalam kehidupan sehari-hari, (Asih dan Eka, 2014) (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
Dalam pandangan Drs. N.A Ametembun dalam
Djamarah, 2000, guru adalah semua orang yang
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dengan subyek penelitian, dan hasil dokumentasi
dan membina anak didik, baik secara individual maupun penelitian. Peneliti memandang bahwa dari subyek
klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. penelitian ini, peneliti mampu memberikan informasi
Menurut Moh Uzer Usman dalam Khasanuddin, 2012 tentang peran guru dalam menunjang proses pembelajaran
secara terminologi peran guru mempunyai pengertian IPA berdasarkan Kurikulum 2013.
terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling Agar dalam penelitian ini diperoleh data yang lengkap,
berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta asli, dan dapat dijadikan acuan, maka diperlukan
berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku pengumpulan data yang sesuai dan menunjang untuk
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan. proses analisis data serta pengambilan kesimpulan. Dalam
2. Peran Guru dalam Pembelajaran IPA berdasarkan hal ini peneliti berperan sebagai instrumen penelitian,
Kurikulum 2013 sehingga dalam proses penelitian, peneliti berperan serta
Peran guru pada Kurikulum 2013 secara konsep dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Kurikulum KTSP IPA di dalam kelas. Teknik pengumpulan data yang
yang selama ini telah berjalan. Perbedaannya hanya dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik
terdapat pada proses pembelajaran yang lebih menuntut triangulasi data. Teknik triangulasi data diartikan sebagai
guru untuk benar-benar dapat menunjukkan kompetensi teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
yang dimilikinya lebih nyata secara aplikatif daripada dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
secara administratif. (Marinasari, 2013) yang telah ada. (Sugiyono, 2011).
Menurut Gage dan Berliner, ada tiga fungsi utama Hasil yang sudah ada selanjutnya dianalisis dengan
guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai perencana teknik analisis Model Miles and Huberman sesuai dengan
(planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan tujuan penelitian kemudian dibuat kesimpulan. Untuk
penilai (evaluator). (Suyono dan Hariyanto, 2011). menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan
analisis terhadap data yang sudah terkumpul melalui
METODE observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data observasi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini penelitian dijabarkan dengan cara deskriptif. Setelah
adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan observasi, maka peneliti lanjut untuk
merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk melakukan wawancara untuk selanjutnya dilakukan
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data pada
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.
orang secara individual maupun kelompo. (Sukmadinata,
2010). Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan HASIL
prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
a. Peran Guru dalam Perencanaan Pembelajaran IPA
penyimpulan.
berdasarkan Kurikulum 2013
Dengan kata lain, pendekatan yang peneliti lakukan Peran guru dalam perencanaan pembelajaran
yaitu mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi dimulai dari tahap perancangan RPP (Kemendikbud,
dalam suatu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang 2014). Menurut Permendiknas No 103 Tahun 2014,
dilakukan oleh guru sasaran, dengan tujuan mendapatkan setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban
sejumlah informasi bagaimana peran guru dalam menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut
menunjang kegiatan pembelajaran IPA berdasarkan mengajar dan pengembangannya dilakukan sebelum
awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai.
Kurikulum 2013 pada aspek peran guru dalam kegiatan
Namun, kenyataan di lapangan, guru membuat RPP
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta faktor-faktor secara bertahap dan tidak dalam tempo sekali waktu.
yang mendukung dan menghambat peran guru dalam Walaupun guru belum membuat RPP secara
menunjang proses pembelajaran IPA. keseluruhan, tetapi guru telah membuat suatu matriks
Pengambilan subyek pada penelitian ini menggunakan penunjang yang dinamakan perencanaan aktivitas
teknik pengambilan sampel purposif. Dengan teknik ini, pembelajaran.
peneliti menentukan satu informan yang terpilih nantinya Perencanaan aktivitas pembelajaran yang dibuat
sendiri oleh guru merupakan suatu pegangan bagi
akan digali informasinya secara lebih mendalam. Sumber guru sebelum guru membuat RPP. Catatan mengenai
penelitian adalah satu guru IPA SMPN 1 Sidoarjo, yaitu percakapan peneliti dengan guru tentang
guru “Ayu”. Dengan kata lain, guru “Ayu” dipilih karena pengembangan RPP dapat dirangkum sebagai berikut:
memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi
tentang fenomena yang ingin diteliti. “Saya mengembangkan RPP tidak dalam awal
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari hasil semester semuanya. Saya mengembangkannya
secara bertahap. Dalam satu semester, saya
observasi pembelajaran dalam kelas, hasil wawancara

7
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

membuatnya secara bertahap menyesuaikan 2013. Adapun peran guru dalam pelaksanaan
dengan kondisi…” pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai
berikut:
Adanya perencanaan aktivitas pembelajaran 1) Mengamati
yang dibuat oleh guru ini sangat membantu laboran Mengamati merupakan tahap pertama
dalam pekerjaannya. Dengan adanya jadwal pada dalam pendekatan saintifik. Metode mengamati
perencanaan aktivitas pembelajaran, laboran bisa mengutamakan kebermaknaan proses
mengatur jadwal untuk pemakaian Laboratorium IPA. pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini
Berdasarkan data observasi, wawancara serta memiliki keunggulan tertentu, seperti
dokumentasi, dalam tahap persiapan, peran guru tidak menyajikan media obyek secara nyata, peserta
hanya mengembangkan RPP saja. Guru juga didik senang dan tertantang, dan mudah dalam
membuat dokumen penunjang selain perencanaan pelaksanaannya. Adapun tujuan dari pengamatan
aktivitas pembelajaran. Beberapa dokumen yang adalah untuk menemukan suatu permasalahan
disusun oleh guru dalam tahap persiapan disamping yang akan dibahas. Hal ini berdasarkan catatan
RPP antara lain: wawancara penulis dengan guru.
1) Penetapan KKM
2) Perencanaan Aktivitas Pembelajaran “Dalam kegiatan mengamati, intinya
3) Rincian Minggu Efektif adalah menemukan suatu permasalahan.
4) Program Tahunan Sebenarnya ada 2 tujuan pokok dari
5) Program Semester mengamati. Yang pertama adalah kegiatan
6) Pemetaan Kompetensi Dasar promosi dari topik yang akan dipelajari.
Dari promosi tadi, peserta didik akan
b. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA tertarik untuk mempelajari topik, dan yang
berdasarkan Kurikulum 2013 kedua adalah untuk merumuskan masalah,
Pelaksanaan pembelajaran IPA merupakan kira-kira dari mengamati fenomena
implementasi dari RPP. Tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut, ketika dia (peserta didik) tertarik,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan juga masalah apa yang menurut dia menjadi
kegiatan penutup. Pada awal pembelajaran atau masalah dan perlu ditindaklanjuti.”
prapembelajaran, guru berperan sebagai motivator,
informator dan demonstrator. Sebagai motivator, guru Dalam tahap mengamati ini, guru berperan
mendorong peserta didik agar aktif belajar. Sebagai sebagai fasilitator, yaitu sebagai penyedia obyek
informator dan demonstrator, guru memberi informasi pengamatan. Guru juga berperan sebagai
perkembangan ilmu serta mendemonstrasikannya kepada motivator, dimana guru mendorong peserta didik
peserta didik. untuk mau dan merasa tertarik pada obyek yang
Hasil reduksi data oleh peneliti dari peran guru akan diamati.
dalam pelaksanaan pembelajaran masih belum maksimal Kegiatan mengamati ini akan berlangsung
dikarenakan keterbatasan peneliti. Peneliti hanya dengan baik jika guru mampu memberikan
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari obyek atau fenomena yang diamati secara
saja, sehingga data yang didapat peneliti belum jenuh. menarik. Adapun catatan wawancara peneliti
Di awal pembelajaran, guru memeriksa kesiapan kepada guru tentang kriteria obyek yang dapat
peserta didik, di antaranya dengan mengecek kehadiran digunakan sebagai pengamatan adalah sebagai
peserta didik untuk memastikan peserta didik yang hadir berikut:
dan yang tidak hadir, dan juga mengondisikan suasana
belajar yang menyenangkan. Guru juga melakukan “Kriteria obyek yang dapat digunakan
apersepsi, motivasi serta menyampaikan tujuan yang sebagai obyek pengamatan antara lain
akan dicapai peserta didik pada pembelajaran hari obyek tersebut harus kontekstual, yang ada
tersebut. di sekitar kita, menarik, dan juga yang
Pada kegiatan apersepsi, guru mendiskusikan tidak pernah ditemui sebelumnya. Intinya,
kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan obyek yang digunakan harus memancing
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan rasa ingin tahu peserta didik.”
dipelajari dan dikembangkan. Dengan dilakukannya
pengaitan materi oleh guru, maka peserta didik lebih Berdasarkan obyek yang diamati itu,
mudah dalam memahami konsep awal pembelajaran. diharapkan sejumlah permasalahan/pertanyaan
Setelah itu, guru menyampaikan kompetensi yang akan muncul dan akan dijadikan bahan pembelajaran
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, pada langkah selanjutnya
serta menyampaikan garis besar cakupan materi dan 2) Menanya
kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan menanya ini merupakan suatu
Pada kegiatan inti di tahap pelaksanaan kegiatan membuat dan mengajukan pertanyaan,
pembelajaran, diterapkanlah Scientific Approach atau tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang
pendekatan saintifik sebagai ciri khas dari Kurikulum belum dipahami, informasi tambahan yang ingin
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

diketahui, ataupun sebagai kegiatan klarifikasi individual. Adapun permasalahan dalam


(Permendikbud, 2014). Dalam pendekatan pelaksanaannya adalah ketidakefektifan
saintifik, pihak yang menanya adalah peserta pengumpulan informasi. Terkadang, proyek
didik. yang dirancang sebelumnya dalam buku guru
Tujuan utama dari kegiatan menanya ini tidak seluruhnya dapat dilaksanakan. Adanya
adalah untuk membangkitkan rasa ingin tahu instrumen kegiatan dapat mempermudah peserta
dan juga minat peserta didik terhadap obyek didik untuk melakukan kegiatannya. Misalnya
yang diamati. Agar kegiatan bertanya menjadi dengan adanya Lembar Kerja Peserta didik
efektif, maka peran guru sangatlah besar. untuk mempermudah pengumpulan informasi
Untuk melatihkan kebiasaan siswa untuk melalui tugas proyek.
bertanya bukanlah hal yang mudah. Guru perlu Di dalam kegiatan pengumpulan informasi
banyak sekali latihan dan waktu yang ini, guru juga membebaskan peserta didik untuk
dibutuhkan guru untuk melatih siswa juga tidak mengekspresikan bentuk dari ide-ide yang
sebentar. Hal ini terungkap dari pernyataan guru didapat dari referensi maupun dari kegiatan
sebagai berikut: lapangan atau praktikum. Kegiatan peserta didik
tidak hanya berhenti pada pengumpulan
“Memunculkan kalimat agar peserta fakta/informasi saja, tetapi dilanjutkan dengan
didik bertanya, itupun sudah perlu merumuskan kesimpulan sebagai jawaban atas
latihan, perlu banyak trial and eror. Itu pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Lalu,
terus dilakukan mulai tahun 2008.” peserta didik menuliskan menjadi sebuah
laporan.
Dari pernyataan guru, terlihat memang peran 4) Mengasosiasi
gurulah yang menjadi kunci dari kegiatan Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahap
menanya. Peran guru dalam kegiatan menanya mengasosiasi adalah memperluas dan
antara lain: memperdalam konsep yang diterima peserta
a. mencatat semua pertanyaan yang diajukan didik. Peran guru dalam asosiasi adalah
peserta didik, baik pertanyaan tersebut sesuai memfasilitasi siswa untuk memahami persamaan
dengan tujuan pembelajaran atau tidak, dan perbedaan materi yang baru diterima dan
b. mengarahkan pertanyaan agar tidak keluar yang sebelumnya diterima untuk kemudian
dari topik yang akan dibahas, dapat membuat suatu kesimpulan yang lebih
c. bersama dengan peserta didik menetapkan mendalam dan spesifik.
pertanyaan-pertanyaan yang esensial untuk
didiskusikan kemungkinan jawabannya “Dalam kegiatan mengasosiasi, ketika
melalui individu, diskusi kelompok kecil peserta didik diskusi kelompok membahas
maupun kelompok besar (kelas), karena hasil praktikum, terkadang kesimpulannya
nantinya pertanyaan tersebut akan masih secara umum. Kecenderungannnya
ditindaklanjuti dalam proses pembelajaran bentuk kesimpulannya menjadi “semakin
selanjutnya. ini… ., maka akan semakin… .”. Nah,
3) Mengumpulkan Informasi disitulah sebenarnya peran guru disitu.
Kegiatan mengumpulkan informasi Peserta didik masih kesulitan
merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya. menyimpulkan. Sebenarnya mereka bisa,
Berdasarkan data di lapangan, kegiatan peserta tetapi kesimpulan secara spesifik masih
didik yang dilakukan dalam tahap belum. Jadi, perannya lebih kesana.
mengumpulkan data antara lain membaca Berperan untuk membantu menyimpulkan
referensi yang sekiranya dapat menjawab agar lebih spesifik.”
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
melakukan pengamatan di lapangan, melakukan Asosiasi yang dilakukan oleh peserta didik
percobaan, serta mencari referensi dari website. bisa difasilitasi oleh guru dengan cara lain, yaitu
Peran guru dalam kegiatan pengumpulan pemberian latihan yang bisa memperkaya dan
informasi ini adalah sebagai fasilitator, dimana memperdalam pemahaman yang ingin
guru berperan sebagai penyedia sarana belajar, dikembangkan. Tentunya, latihan yang diberikan
antara lain menyiapkan referensi bagi peserta harus disesuaikan dengan Kompetensi Dasar
didik untuk menjawab pertanyaan- yang akan dikembangkan.
pertanyaannya. Guru seringkali membawa
peserta didik ke perpustakaan, mengajak untuk 5) Mengomunikasikan
melakukan pengamatan, serta menghimbau Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana
peserta didik untuk berselancar kedalam website guru diharapkan memberi kesempatan kepada
untuk memperkaya pengetahuannya. peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang
Kegiatan pengumpulan informasi ini dapat telah mereka pelajari. Guru berperan sebagai
dilakukan baik secara kelompok maupun fasilitator. Kegiatan ini merupakan kegiatan

9
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

yang memerlukan waktu yang cukup banyak. digunakan guru dalam pembelajaran, di antaranya
Kegiatan mengomunikasikan ini sendiri dapat Power Point Presentation,video, gambar, mind map,
dilakukan baik secara lisan maupun tertulis. dan juga permainan yang dimodifikasi oleh guru.
Berikut ini kutipan dari hasil wawancara peneliti Berdasarkan angket siswa, penerapan media
dengan guru ketika peneliti bertanya tentang yang bervariasi membuat pembelajaran menjadi
jenis komunikasi yang dilakukan guru. menyenangkan dan menarik minat siswa untuk
belajar. Pendekatan multimedia (animasi atau video)
“… presentasi di depan kelas, komunikasi telah terbukti meningkatkan pembelajaran siswa
antar teman dengan cara pindah kelompok, asalkan teks dan visual langsung mendukung satu
laporan, memajang karya kelompok di sama lain (Hoeffler & Leutner, 2006; Reed, 2006
majalah dinding. Intinya, komunikasi tidak dalam Slavin, 2011).
hanya secara lisan.” Diantara banyaknya media yang digunakan
guru, terdapat satu media yang ingin dikembangkan
Tahap akhir di dalam pelaksanaan pembelajaran secara pribadi oleh guru, yaitu modul. Guru ingin
adalah tahap penutup. Dalam kegiatan penutup ini, melengkapi buku peserta didik dengan modul yang
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dirancang oleh guru sendiri untuk mempermudah
untuk bertanya. Guru langsung memberikan peserta didik dalam mempelajari IPA.
tanggapan dan penjelasan tentang pertanyaan yang Secara keseluruhan, kegiatan pelaksanaan
diajukan peserta didik. Bersama dengan siswa, guru pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai
membuat kesimpulan mengenai pokok materi yang sintaks yang ada di RPP, tetapi untuk fase mengamati
telah diajarkan. Tidak lupa, guru juga memberikan pada bagian inti pembelajaran, guru melakukan
pekerjaan rumah kepada peserta didik. kegiatan yang berbeda dengan apa yang direncanakan
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru dalam RPP. Di dalam RPP, guru merencanakan agar
berperan sebagai pengelola kelas. Di dalam kelas, peserta didik mengamati atau melakukan sendiri
tentunya terdapat peserta didik yang mempunyai meminum dengan menggunakan sedotan hingga
kemampuan yang berbeda-beda. Guru menyikapi habis. Ketika minuman habis, dari sedotan seolah-
perbedaan tersebut dengan jalan menjadikan olah keluar suara, lalu guru meminta peserta didik
perbedaan tersebut sebagai motivasi untuk untuk menganalisis kemungkinan penyebab
memperoleh reward dalam bentuk bintang, serta timbulnya suara tersebut untuk nantinya guru
sering menerapkan pembelajaran kooperatif dalam menguatkan hasil analisis peserta didik bahwa
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peserta peristiwa timbulnya bunyi tersebut merupakan
didik dapat terpacu keaktifannya. peristiwa resonansi. Faktanya, pada saat
pembelajaran, guru memakai bandul sebagai media
“Saya menggunakan reward dalam bentuk pada kegiatan mengamati.
bintang untuk memotivasi peserta didik. Bintang c. Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran IPA
ini bisa diakumulasikan dan efektif berdasarkan Kurikulum 2013
menimbulkan keaktifan peserta didik. Selain itu, Evaluasi merupakan suatu proses yang
saya juga mengacak tiap grup peserta didik menentukan suatu kondisi, dimana suatu tujuan telah
dalam pembagian kelompok belajar agar peserta dapat dicapai. Di dalam kurikulum 2013, guru sebagai
didik bisa terpacu keaktifannya.” pendidik melakukan evaluasi kepada peserta didik,
dengan cakupan evaluasi autentik dan non-autentik.
Cara guru untuk mengatasi perbedaan (Kemendikbud, 2014). Evaluasi yang dilakukan guru,
kemampuan siswa dengam cara pembagian kelompok baik autentik maupun non-autentik dilakukan secara
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh terencana, sistematis, dan kontinu.
Schniedewind & Davidson (2000) dan Slavin (1995) Guru melaksanakan penilaian autentik yang
yang berbunyi “Penggunaan metode pembelajaran mencakup penilaian tugas, pengamatan, proyek,
kooperasi yang tepat, di mana siswa dengan tingkat penilaian diri, dan penilaian keterampilan (unjuk
kinerja yang berbeda dapat menjadi sarana yang kerja). Penilaian non autentik yang dilakukan guru
efektif untuk membantu semua siswa belajar”. mencakup tes, ulangan, maupun ujian. Keseluruhan
Untuk pemberian reward yang berupa bintang, rencana penilaian ini terangkum dalam RPP yang
merupakan salah satu cara pemberian motivasi guru dibuat oleh guru.
kepada siswa secara insentif ekstrinsik. Motivasi Di dalam pelaksanaan penilaian autentik,
insentif ekstrinsik ini ditunjukkan dengan imbal balik terdapat sedikit kesulitan terutama untuk menilai
berupa nilai sekolah, bintang emas, dan imbalan lain kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI-1) maupun
(Slavin, 2011). sikap sosial (KI-2). Kenyataan di lapangan, guru
Peran guru lainnya pada pelaksanaan seringkali menggabungkan kedua penilaian tersebut
pembelajaran yaitu sebagai fasilitator. Peran ini dan sifatnya masih administratif.
ditunjukkan dengan pembuatan media pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan juga “Untuk KI 1 dan KI 2 saya jadikan satu. Saya
angket, terungkap beberapa media yang biasa mengaitkan indikator 1 dan 2. KI 1 hanya
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

sekedar formalitas. Asumsi saya, misalnya untuk memeriksa persiapan lain untuk pembelajaran. Sama
KI 2 ada tertib, disiplin, jika orang yang tertib halnya dengan evaluasi yang dilakukan sekolah,
dan disiplin itu akhlaknya baik. Yang lebih hanya saja evaluasi yang dilakukan sekolah ditambah
mudah diukur juga KI 2. Jika pada KI 1, ada dengan perekaman pada saat guru mengajar.
pernyataan “Apakah kamu mengagumi ciptaan Berbagai evaluasi yang dilakukan ataupun yang
Tuhan”, maka akan sulit untuk menilainya. diterima oleh guru, sejatinya menuntut peran guru
Untuk penilaian KI 1 dan 2 lebih cenderung ke agar optimal dalam pembelajaran. Guru harus
sikap dan sifatnya masih administratif. Yang memiliki cara untuk mengoptimalkan pembelajaran.
lebih penting bagaimana pembelajaran itu bisa Berbagai cara pengoptimalan yang dipilih oleh
mengembangkan sikap. Untuk penilaian, jika masing-masing guru mungkin berbeda. Salah satu
penilaiannya secara utuh, masih secara cara mengoptimalkan pembelajaran yang dilakukan
administratif.” oleh guru “Ayu” adalah dengan cara membuat dan
merangkai sendiri kegiatan pembelajaran, dan tidak
Guru berargumen bahwa yang terpenting adalah semata-mata mengikuti buku guru yang ada.
hasil sikap positif yang timbul selama proses
pembelajaran. Guru lebih menekankan kepada “Saya tidak semata-mata mengikuti buku guru
tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif daripada yang ada. Di buku guru kan banyak kegiatan.
hanya penilaian yang dituntut oleh kurikulum. Ada yang saya ikuti, ada yang tidak. Jadi saya
berusaha merangkai kegiatan dengan kegiatan
“… Jika kita menilai asal pada tiap pertemuan, yang saya pernah lakukan, sehingga prosesnya
itu hanya memenuhi bahwa sikap itu hanya runtut menurut proses keilmuannya. … Diatur
dinilai saja. Yang lebih penting bukan hanya itu sendiri pembelajarannya sehingga runtut dan
sebenarnya, tetapi apakah proses pembelajaran mengikuti alur keilmuannya, agar alur berpikir
sudah mengembangkan sikap seperti itu.” peserta didik bisa runtut.”

Untuk penilaian non-autentik, guru Dari cara yang dilakukan oleh guru tersebut,
melaksanakan sesuai dengan pedoman yang sudah terlihat bahwa peran guru dalam proses evaluasi
ada. Tidak ada kesulitan berarti di dalam melakukan pembelajaran sangatlah besar. Guru bertindak sebagai
penilaian non-autentik. Guru melaksanakan test, aktor, yang mengatur segala bentuk evaluasi untuk
ulangan harian, dan juga ujian serta penilaian sesuai peserta didik, bahkan untuk evaluasi pribadi. Guru
dengan pedoman. harus bisa merefleksi diri dan mencari jalan keluar
Di dalam evaluasi peserta didik, guru membuat atas permasalahan yang dialami oleh peserta didik
KKM tersendiri yang berbeda dengan KKM yang dalam pembelajaran.
ditetapkan pusat. KKM ini dikhususkan untuk
keterampilan pengetahuan. Penetapan KKM ini dibuat d. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan
tiap satu semester dengan memperhatikan beberapa Kurikulum 2013 pada Pembelajaran IPA
kriteria ketuntasan, di antaranya dengan Berdasarkan data observasi, wawancara,
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan juga dokumentasi, terdapat beberapa pendukung dan
intake dimana ketiga aspek tersebut akan menentukan penghambat dalam pembelajaran. Pendukung dan
berapa KKM yang harus dilampaui oleh peserta didik. penghambat pembelajaran ditinjau dari segi peserta
Penetapan KKM ini diambil dari rata-rata KKM didik dan juga dari guru. Dari segi peserta didik
tiap KD dalam satu semester. Jika KKM yang terungkap bahwa faktor pendukung pembelajaran IPA
ditetapkan pemerintah sebesar 2,61, maka dengan adalah adanya variasi media yang digunakan oleh
memperhatikan beberapa pertimbangan, guru guru dan juga lengkapnya fasilitas yang diberikan
menetapkan KKM untuk mata pelajaran IPA kelas oleh sekolah, walaupun beberapa peserta didik
VIII di semester 2 sebesar 3,01. Penetapan KKM ini mengeluhkan ruangan kelas yang terkadang panas
diharapkan dapat menaikkan rata-rata peserta didik. dikarenakan pendingin ruangan yang rusak.
Evaluasi harian juga dilakukan oleh guru. Dari segi guru, faktor penghambat yang
Beberapa jenis evaluasi harian yang dilakukan oleh dirasakan adalah keterbatasan diri dari guru.
guru terhadap pembelajaran serta peserta didik antara Latarbelakang pendidikan guru dirasa terbatas, karena
lain jurnal, remidi, pengayaan, dan juga evaluasi berasal dari satu disiplin ilmu, sedangkan IPA dalam
jawaban dari peserta didik. Jurnal dibuat setiap hari Kurikulum 2013 merupakan keterpaduan antara
oleh guru sebagai bahan refleksi terhadap fisika, biologi dan juga kimia.
pembelajaran yang telah dilakukan.
Selain evaluasi terhadap peserta didik, guru juga “Keterbatasan guru. Dulu kan tidak ada IPA
diberikan evaluasi, baik dari sekolah maupun dari terpadu, jadi kita butuh waktu untuk belajar IPA
dinas. Untuk evaluasi dari dinas, guru mendapat lagi. Karena latar belakang yang kurang, hanya
evaluasi satu kali pada rentang satu semester. dari satu disiplin ilmu, maka perlu belajar lagi.”
Pengawas dari dinas mengevaluasi pembelajaran yang
dilakukan guru, memeriksa perangkat, dan juga

11
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

Faktor penghambat lainnya yang dapat penulis obyek pengamatan serta pendorong peserta didik
catat dari segi guru, adalah buku pegangan dari pusat. untuk mau dan merasa tertarik pada obyek yang
Dari catatan peneliti berdasarkan wawancara, guru diamati. Dalam kegiatan menyanya, guru bertindak
merasa bahwa buku pegangan dari pusat dirasa masih sebagai fasilitator, yang mencatat, mengarahkan dan
belum terpadu, sehingga guru perlu untuk menyusun menetapkan pertanyaan esensial yang akan
lagi keterpaduannya agar tampak satu alur berpikir didiskusikan. Untuk kegiatan asosiasi, guru bertindak
yang runtut dan memudahkan peserta ddidik dalam sebagai fasilitator bagi peserta didik dengan peran
memahami konsep. untuk memahami persamaan dan perbedaan materi
yang baru diterima dan yang sebelumnya diterima
“… Kemudian buku guru juga menghambat, untuk dapat membuat kesimpulan yang lebih
karena lompat-lompat dan tidak sesuai KD. Kita mendalam dan spesifik. Pada fase terakhir,
mengikuti buku itu dengan konsekuensi peserta mengkomunikasikan, guru memfasilitasi siswa untuk
didik konsepnya tidak utuh, atau kita berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
menerapkan pembelajaran kita sendiri supaya 3) Peran guru dalam evaluasi pembelajaran peserta didik
konsepnya utuh tetapi menghabiskan waktu. meliputi evaluasi autentik dan non autentik. Guru
Misalnya tentang tekanan. Bunyinya di KD bertindak sebagai actor dan evaluator, yang mengatur
tentang tekanan, tetapi di buku tidak seperti itu. segala bentuk evaluasi untuk peserta didik, bahkan
Di buku itu menceritakan tentang sistem untuk evaluasi pribadi. Beberapa jenis evaluasi harian
peredaran darah. Kita mau merencanakan dan yang dilakukan guru terhadap peserta didik antara lain
melaksanakan pembelajaran itu mau remedial, pengayaan, jurnal dan juga penilaian
menerangkan ke tekanan dengan aplikasinya ke jawaban peserta didik. Untuk evaluasi autentik dalam
peredaran darah atau mengikuti buku itu. Jika aspek sikap, baik spiritual dan sosial, guru masih
kita mengikuti buku guru, konsekuensinya menilai secara administratif. Guru lebih menekankan
konsep peserta didik tentang tekanan dan kepada pembentukan sikap setelah menerima
aplikasinya itu akan kurang. Tetapi, jika kita pembelajaran. Selain evaluasi yang dilakukan guru
menerapkan pembelajaran yang kita buat terhadap peserta didik, guru juga mendapatkan
sendiri, waktunya akan kurang karena kita harus evaluasi dari dinas dan juga dari sekolah yang
mengungkap hal-hal lain yang ada di buku.” meliputi evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Selain penghambat pembelajaran, terdapat pula 4) Faktor penghambat dan pendukung dalam
pendukung dalam pembelajaran IPA, yaitu fasilitas implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran
pembelajaran, buku, pelatihan-pelatihan dan juga IPA
bimbingan serta konsultasi. Fasilitas yang diberikan a. Faktor pendukung antara lain:
oleh sekolah antara lain adanya laboratorium, 1. Adanya dukungan dari sekolah untuk
kelengkapan alat dan bahan di laboratorium, LCD dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 melalui
juga proyektor. Tetapi, terkadang fasilitas dari fasilitas pembelajaran, antara lain buku,
sekolah menjadi penghambat pembelajaran, misalnya laboratorium, LCD, proyektor dan kelengkapan
ketika ada kabel LCD yang rusak, ataupun LCD yang laboratorium yang lain.
tidak kompatibel dengan komputer. 2. Adanya dukungan dari sekolah untuk
mengimplementasikan Kurikulum 2013 melalui
pelatihan-pelatihan, bimbingan, serta konsultasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
3. Adanya evaluasi, baik dari sekolah maupun dari
A. KESIMPULAN dinas yang dilakukan satu kali dalam satu
semester.
Berdasarkan data pada penelitian mengenai peran guru
b. Faktor penghambat antara lain:
dalam pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013
1. Keterbatasan pendidik, yang berasal dari satu
(Studi Kasus pada Guru “Ayu”), maka dapat ditarik
disiplin ilmu, sehingga perlu banyak belajar lagi.
beberapa kesimpulan:
2. Kegiatan sekolah yang terlalu banyak dan waktu
1) Di dalam perencanaan pembelajaran, dikarenakan
yang bertumpuk sehingga menghambat
guru tidak secara langsung membuat RPP dalam satu
pembelajaran
semester sekaligus, maka guru membuat matriks
perencanaan aktivitas pembelajaran sebagai
penunjang dalam pengembangan RPP, yang
merupakan pegangan dalam melaksanakan
B. SARAN
pembelajaran di kelas serta bertujuan untuk
membantu laboran dalam menyiapkan jadwal Berdasarkan kesimpulan diatas, tanpa mengurangi rasa
pemakaian laboratorium, alat, dan bahan yang akan hormat pada pihak manapun, penulis berharap hasil
digunakan dalam pembelajaran. penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
2) Pada pelaksanaan pembelajaran, guru menerapkan masukan pemikiran untuk meningkatkan kualitas
Scientific Approach. Guru berperan sebagai fasilitator pendidikan yang sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013,
dan motivator dalam tahap mengamati, yaitu penyedia
Peran Guru, Pembelajaran IPA, Kurikulum 2013

serta untuk penelitian selanjutnya. Untuk itu, penulis Pendidikan dan Kebudayaan nomor 160 tahun
berusaha memberikan beberapa saran sebagai berikut: 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun
1. Diharapkan sekolah dapat mengatur jadwal lagi 2006 dan Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
untuk kegiatan akademik maupun non- Pendidikan dan Kebudayaan.
akademiknya, sehingga tidak akan terjadi
penumpukan kegiatan yang bisa menghambat Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan
kegiatan pembelajaran. Praktik Jilid 2. Jakarta:Indeks.
2. Diharapkan guru dapat mengupayakan untuk
merancang RPP sebelum pembelajaran Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dilaksanakan di kelas agar kegiatan dan R&D. Bandung:Alfabeta
pembelajaran dapat berjalan dengan apa yang
sudah direncanakan. Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA
Widi Wisudawati, Asih dan Eka, Sulistyowati. 2014.
Evanita, Eka. 2013. Analisis Kompetensi Pedagogik dan Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi
Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas dalam Aksara.
Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jurusan
Biologi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang.

Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam


Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Hasibuan, Marinasari Fithry. 2013. Paradigma Tugas


Guru dalam Kurikulum 2013. Sumatera
Utara:Kementrian Agama.

Kasanuddin. 2012. Peran Guru IPA dalam Menunjang


Kelancaran Proses Pembelajaran Biologi
(Studi Kasus di MTs Al-Asror Gunungpati
Semarang). Jurusan Tadris Biologi. Semarang:
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang.

Kurniasih, Imas dan Berlin, Sani. Sukses


Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung:Rosdakarya.

News, Tribun. 2014. Pelatihan Kurikulum 2013 Banyak


Dikeluhkan Guru. (Online),
(http://tribunnews.com/nasional/2014/12/07/pelatihan
-kurikulum-2013-banyak-dikeluhkan-guru/, diakses
24 Januari 2015)

News, Tribun. 2014. Orangtua Siswa Dibuat Bingung


dengan Kurikulum 2013. (Online),
(http://tribunnews.com/metropolitan/2014/12/07/oran
gtua-siswa-dibuat-bingung-dengan-kurikulum-2013/,
diakses 24 Januari 2015)

[Permendikbud] Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

[Permendikbud] Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri

13

Anda mungkin juga menyukai