Anda di halaman 1dari 141

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS EDUTAIMENT

PADA SISWA KELAS X IIS DI MADRASAH ALIYAH

AL I‟ANAH PLAYEN GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta ( STAIYO) Untuk


Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S.Pd )

Oleh:

RAHMA KUSUMAWATI
15020057

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YOGYAKARTA

2019
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rahma Kusumawati

NIM : 15020057

Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas : Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta.

Judul Skripsi : PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS

EDUTAIMENT PADA SISWA KELAS X IIS DI MADRASAH

ALIYAH AL-I‟ANAH PLAYEN GUNUNGKIDUL

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak terdapat karya

serupa yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi lain dan skripsi ini asli adalah karya saya sendiri dan bukan meniru dari

hasil skripsi orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Wonosari, 03 Juli 2019

Yang menyatakan,

Rahma Kusumawati
NIM. 15020057
Ulin Nuha, M.Pd.I
Dosen Sekolah Tingggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO) di Wonosari

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Persetujuan Skripsi Kepada Yth.
Lamp : Bapak Ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Yogyakarta
di Wonosari

ِ
ُ‫السالَ ُم َعلَيْ ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبَػ َرَكاتُه‬
َّ

Setelah membaca, meneliti dan memberi petunjuk dan mengoreksi serta


mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku Pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudari :
Nama : Rahma Kusumawati
NIM : 15020057
Judul Skripsi : Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment Pada
Siswa Kelas X IIS Di Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul
sudah dapat diajukan kepada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi
Agama Islam Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/ tugas akhir Saudari tersebut
dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

ِ
ُ‫السالَ ُم َعلَيْ ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبَػ َرَكاتُه‬
َّ ‫َو‬
Wonosari, 03 Juli 2019
Pembimbing

Ulin Nuha, M.Pd.I


Drs. H. Mangun Budiyanto, M.Si.
Dosen Sekolah Tingggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO) di Wonosari

NOTA DINAS KONSULTAN


Hal : Skripsi Saudari Rahma Kusumawati
Kepada Yang Terhormat
Bapak Ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Yogyakarta
di Wonosari

ِ
ُ‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبَػ َرَكاتُه‬
َّ

Setelah membaca, meneliti dan mengadakan pengarahan-pengarahan serta


perbaikan seperlunya terhadap skripsi saudari:
Nama : Rahma Kusumawati
NIM : 15020057
Judul Skripsi : Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment Pada
Siswa Kelas X IIS Di Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul
Maka sebagai konsultan saya berpendapat bahwa skripsi tersebut telah
dapat diajukan dan disetujui.
Bersama ini kami sampaikan skripsi tersebut dengan harapan semoga
banyak manfaat bagi almamater, agama, nusa dan bangsa serta dapat melengkapi
khasanah ilmu pengetahuan amin.

ِ
ُ‫السالَ ُم َعلَيْ ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبَػ َرَكاتُه‬
َّ ‫َو‬
Wonosari, 24 Juli 2019
Konsultan

Drs.H. Mangun Budiyanto, M.Si.


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YOGYAKARTA
(STAIYO)
JENJANG / PRODI : S.1 / PAI, PBA, AS, PGMI, PGRA, ES
STATUS : Terakreditasi B No. 1122/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2015
Alamat : Jalan Ki Ageng Giring, Bansari, Kepek, Wonosari
Telp.(0274) 391224 Gunungkidul 55813

PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul :
Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment Pada Siswa Kelas X IIS Di
Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen Gunungkidul
Yang dipersembahkan dan disusun oleh :
Nama : Rahma Kusumawati
NIM : 15020057
Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab
Nilai Munaqosah :A
Dinyatakan telah dimunaqosyahkan di depan sidang munaqosyah tanggal 14 Juli
2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
DEWAN SIDANG MUNAQOSYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Mardiyo, M.Si. Suharto, S.Ag.MM


Pembimbing

Ulin Nuha, M.Pd.I


Penguji I Penguji II

Drs.H.Mangun Budiyanto, M.Si Drs. Mohammad.Nazili, M.Pd.

Wonosari, 24 Juli 2019


Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta

Drs. H. Mardiyo, M.Si


MOTTO

‫أنا أ يرد و أنت ت يرد وألله يفعل ما ت يرد‬


“ Saya punya keinginan, kamu punya
keinginan, tapi yang berlaku adalah
keinginan Allah “

( KH. Maimun zubair )1

1
https://www.islampres.com/2018/10/22-dawuh-kh-maimun-di-hari-santri-22-
oktober.html?m=1 diakses pada tanggal 03 Juni 2019 pukul 15.00 WIB.
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana Ini Kepada:

Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta


ABSTRAK

Rahma Kusumawati, Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment


Pada Siswa Kelas X IIS Di Madrasah Aliyah Al- I‟anah Playen Gunungkidul.
Skripsi Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang model
Pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas X IIS Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul, yang ditinjau dari prinsip-prinsip edutaiment dan apa saja
yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapannya. Dengan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baru kepada semua pihak
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan pembelajaran, khususnya
pembelajaran bahasa Arab.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil obyek
penelitian MA Al-I‟anah Playen Gunungkidul. Pengambilan data dilakukan
dengan active participant, observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan untuk
sumber data adalah anak didik kelas X IIS, guru bahasa Arab, kepala Madrasah
serta staf tata usaha. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis data
dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data dan menarik
kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah (1) penerapan edutaiment dalam pembelajaran
bahasa Arab dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran karena guru melakukan
pendekatan yang intens terhadap siswa, memberi kebebasan pada siswa untuk
belajar sesuai gaya belajar mereka dan merancang pendidikan kolaboratif. (2)
Adapun faktor pendukung terdapat pada fasilitas yang memadai untuk
melaksanakan pembelajaran berbasis edutaiment dan faktor penghambat dalam
pembelajaran bahasa Arab adalah kemampuan guru dalam mendesain
pembelajaran masih kurang.

Kata kunci: Pembelajaran bahasa Arab dan edutaiment


KATA PENGANTAR

‫ي َسيِّ ِّدنَ َوَم ْولَنَا حُمَ َّمد َو َعلَى‬ ِّ ِّ ِّ ِّ ‫ب‬ ِّ ِّ


َ ْ ‫لى اَ ْشَرف اْلألَنْبِّياَء َوالْ حم ْر َسل‬
َ ‫الس ََل حم َع‬
َّ ‫الصَلَةح َو‬
َّ ‫ي َو‬
َ ْ ‫العالَم‬
َ ‫اَ ْْلَ ْم حد لل َر‬
ِّ ِّ ‫اَلِِّّه و‬
َ ْ ‫ص ْحبِّه اَ ْْجَع‬
‫ اََّما بَ ْع حد‬,‫ي‬ ََ
Alhamdulillah, atas rahmat dan ridho serta karunia Allah SWT. Sholawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya hingga di yaumul kiamah.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab


Berbasis Edutaiment Pada Siswa Kelas X IIS Di Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul” ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Mardiyo, M.S.I, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Yogyakarta di Wonosari.
2. Bapak Ulin Nuha, M.Pd.I selaku Pembimbing yang telah membimbing
penulis dengan sabar, teliti, arif dan bijaksana.
3. Bapak/ Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta.
4. Bapak Luthfi Hakim, M.S.I, selaku kepala Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen dan Ibu Durroh Yatimah, M.Pd.I selaku guru bahasa Arab
Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen Gunungkidul yang telah memberi izin
dalam penyelesaian penelitian ini.
5. Para peserta didik khususnya kelas X IIS Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul dan seluruh warga Madrasah Aliyah Al-I‟anah
Playen Gunungkidul
6. Ayahanda tercinta, Bapak Parmin dan Ibunda tercinta Ibu Kasmi yang
telah memberikan dukungan dan motivasi penuh agar penulis segera
menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman teman seperjuangan dan seangkatan Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab yang selalu memberi semangat dan motivasi, penulis bangga dengan
kalian.
8. „Urwatul Qalbii‟ “Muhammad Shofi Khafni”, yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis, selalu mensupport dikala penulis merasa malas
dan terimakasih telah bersedia mendengarkan keluh dan kesah penulis
selama ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang telah
membantu sehubungan dengan penyusunan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah membalasnya dengan memberikan kesehatan jasmani dan


rohani, diberikan panjang umur dengan keberkahan-Nya, dilancarkan rizqinya dan
dilancarkan semua urusannya. Aamiin Yaa Allah...

Penulis berharap dengan penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi


semua pihak yang membacanya. Dalam penyusunan skripsi ini tentulah jauh dari
kata baik, maka penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan tugas
selanjutnya.

Wonosari, 01 Juli 2019


Penulis

Rahma Kusumawati
NIM. 15020057
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ i

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS KONSULTAN ..................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah Judul ............................................................. 1

B. Alasan Pemilihan Judul ............................................................. 3

C. Latar Belakang Masalah ............................................................ 3

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 9


F. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10

G. Landasan Teori ........................................................................ 15

H. Metode Penelitian.................................................................... 24

I. Sistematika Penulisan ............................................................. 32

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH AL I‟ANAH

PLAYEN GUNUNGKIDUL

A. Letak dan Keadaan Geografis ................................................. 33

B. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Madrasah ............................... 33

C. Visi dan Misi Madrasah .......................................................... 38

D. Struktur Organisasi ................................................................. 39

E. Kondisi Madrasah ................................................................... 46

F. Kurikulum ............................................................................... 49

G. Kegiatan Siswa ........................................................................ 52

H. Fasilitas dan Sarana Prasarana ................................................ 53

I. Bimbingan dan Penyuluhan .................................................... 55

J. Hubungan Dengan Masyarakat ............................................... 56

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran bahasa Arab berbasis Edutaiment di MA Al

I‟anah Playen Gunungkidul .................................................... 57

B. Hasil Penerapan Edutaiment Pembelajaran Bahasa Arab Kelas

X IIS di MA Al I‟anah Playen Gunungkidul ........................ 100


C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Edutaiment di

MA Al I‟anah Playen Gunungkidul ...................................... 102

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 106

B. Saran-saran .................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Pendidik dan Kependidikan di MA Al - I‟anah Playen ............... 47

Tabel 2.2 Jumlah Siswa MA Al - I‟anah Playen Tahun 2018/ 2019 ...................... 48

Tabel 2.3 Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan MA AL I‟anah Playen Kelas X

IIS .................................................................................................................. 51

Tabel 2.4 Aktivitas siswa di lembaga MA Al - I‟anah Playen ................................ 52

Tabel 2.5 Kondisi Pergedungan MA Al - I‟anah Playen ......................................... 53

Tabel 2.6 Peralatan atau Sarana Penunjang Pembelajaran ...................................... 53

Tabel 2.7 Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................................. 54


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Penunjukkan Pembimbing

Lampiran II : Surat Izin Penelitian

Lampiran III : Foto Kegiatan Selama Penelitian

Lampiran IV : RPP

Lampiran V : Silabus

Lampiran VI : Curriculum Vitae Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah Judul

Untuk memperjelas pengertian skripsi yang berjudul “

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS EDUTAIMENT PADA

SISWA KELAS X IIS MADRASAH ALIYAH AL-I„ANAH PLAYEN

GUNUNGKIDUL ”, penulis menguraikan pengertian untuk memberikan

batasan-batasan sebagai penegasan istilah-istilah sebagai berikut :

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah interaksi bolak-balik antara dua pihak yang saling

membutuhkan yaitu guru dan murid. Dimana dalam interaksi tersebut

terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu

target yang telah ditetapkan sebelumnya.2

2. Bahasa Arab

Bahasa Arab (‫ اللغة العربية‬atau al-lughah al-„Arabīyyah) adalah sebuah

bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa

Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa

Aram. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu

makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini

dituturkan diseluruh Dunia Arab, sedangkan bahasa Arab baku diketahui

diseluruh Dunia Islam. Bahasa Arab modern berasal dari bahasa Arab

2
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), hlm. 162.
klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan agama Islam sejak

lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.3

3. Berbasis

Berbasis berasal dari kata basis yang memiliki arti; pokok dasar, garis

dasar dan bidang dasar.4

4. Edutaiment

Edutainment terdiri atas dua kata, yaitu education dan entertainment.

Education artinya pendidikan, dan entertainment artinya hiburan. Dari

segi bahasa, edutainment memiliki arti pendidikan yang menyenangkan.

Sedangkan dari segi terminologi edutainment as a form of entertainment

that is designed to be educational. Jadi edutainment bisa didefinisikan

sebagai proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara

muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas

pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.5

5. MA Al-„Ianah Playen

MA Al-„Ianah Playen adalah Madrasah Aliyah setara dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA) yang terletak di dusun Sumberejo, desa Ngawu,

kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Jadi, “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS

EDUTAIMENT PADA SISWA KELAS X IIS MADRASAH ALIYAH

AL-I„ANAH PLAYEN GUNUNGKIDUL” adalah proses pelaksanaan

3
Ibid., hlm. 11.
4
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm.
104.
5
Hamruni, Konsep Edutaiment Dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sukses Offset,
2008), hlm. 124-125.
pembelajaran bahasa Arab dengan cara menyelipkan humor dan permainan

(game) ke dalam proses pembelajaran untuk menambah ketertarikan (rasa

suka) memahami bahasa Arab di MA Al-I‟anah Playen.

B. Alasan Pemilihan Judul

Penulis memilih judul skripsi “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

BERBASIS EDUTAIMENT PADA SISWA KELAS X IIS MADRASAH

ALIYAH AL-I„ANAH PLAYEN GUNUNGKIDUL” karena berbagai

alasan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Edutaiment merupakan metode pembelajaran yang mudah

diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga siswa sangat mudah

dalam memahami dan senang dalam belajar bahasa Arab.

2. Menjadikan pembelajaran Edutaiment sebagai salah satu khasanah

keilmuan yang dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif dan

menarik dalam pembelajaran bahasa Arab.

3. Pembelajaran Edutainment memperkenalkan cara belajar yang bernuansa

hiburan/menyenangkan tetapi dengan tidak meninggalkan tujuan

pendidikan tersebut.

C. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab, bahasa ini merupakan salah satu dari beberapa bahasa

yang ada di dunia dan yang dipelajari oleh banyak orang di beberapa Negara

termasuk juga Negara & bangsa kita yang tercinta ini Indonesia. Tentunya

dalam belajar bahasa ini setiap orang sudah mempelajari bahkan menjadi

suatu kewajiban demi keberlangsungan hidup orang tersebut.


Mengapa bahasa dibutuhkan setiap orang, bahkan sejak dilahirkan dan

sejak ia menjadi sosok balita kecil untuk berkomunikasi? Tentunya untuk

menjawab itu kita perlu melihat sebenarnya fungsi bahasa itu apa? Berikut

sebagai tawaran mengenai fungsi bahasa. Pertama: bahasa digunakan untuk

menyatakan atau mengungkapkan perasaan, harapan, dan pikiran seseorang.

Atau sebaliknya, bahasa juga alat untuk mengerti dan menghayati perasaan,

harapan dan pikiran orang lain. Kedua: disamping sebagai alat komunikasi

seseorang dengan orang lain, bahasa dapat pula menjadi penghubung antara

masyarakat suatu bangsa dengan bangsa lain. Sehubungan dengan itu, bahasa

telah dianggap salah satu faktor terpenting yang dapat memperat hubungan

antar bangsa-bangsa dan menciptakan saling pengertian secara internasional.6

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang menjadi kajian

pembelajaran di Indonesia, sebagaimana pendapat Abdul Alim Ibrahim

berkata bahwa ”Bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus

juga bahasa agama Islam.”7 Untuk mempelajarinya perlu adanya minat. Proses

pembelajaran bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing yang diajarkan

disekolah berbasis Islam berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu

prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode, materi,

strategi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan

bahasa Arab meliputi: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

6
Team Konsultan, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama
Islam, (Jakarta: DEPAG RI, 1976), Hlm. 21.
7
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), hlm. 7.
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis”.8 Dalam menumbuhkan

minat untuk mempelajari bahasa Arab selain dari diri sendiri perlu adanya

upaya guru untuk menumbuhkan minat peserta didik. Upaya guru dalam

keberhasilan pembelajaran, guru membutuhkan berbagai media dan berbagai

metode. Metode merupakan seperangkat cara yang digunakan oleh seorang

guru dalam menyampaikan ilmu atau transfer ilmu kepada peserta didik yang

berlangsung dalam proses belajar dan mengajar atau dalam proses

pembelajaran.9

Proses pendidikan dari masa kemasa terus melakukan inovasi sesuai

dengan kemampuan manusia itu sendiri, sehingga pendidikan mengalami

kemajuan yang cukup pesat. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan-

penemuan Ilmu Pengetahuan baru yang sekaligus menunjukan bahwa

pendidikan selalu bersifat maju dan berorientasi kedepan. Salah satu

penemuan dalam dunia pendidikan yang saat ini sedang dikembangkan yaitu

konsep edutainment. Konsep edutainment yaitu suatu rangkaian pendekatan

dalam pembelajaran untuk menjembatani jurang yang memisahkan antara

proses mengajar dan proses belajar, sehingga diharapkan bisa

meningkatkan hasil belajar.10

Yang dimaksud pembelajaran berbasis edutaiment dalam skripsi ini

adalah pembelajaran yang memadukan antara muatan pendidikan dengan

8
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 129.
9
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif ... hlm. 155-157.
10
Hamruni, Pembelajaran Berbasis Edutainment, (Yogyakarta:FITK UIN Sunan
Kalijaga, 2013), hlm.6.
muatan hiburan seperti menggunakan lagu/musik, internet dan menggunakan

permainan serta melakukan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan

sehingga pembelajaran yang berlangsung berjalan dalam suasana yang

nyaman, kondusif, peserta didik aktif dan merasa senang sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Dalam edutaiment proses dan aktivitas belajar tidak lagi tampak

dalam wajah yang menakutkan, tetapi lebih dalam wujud yang humanis dan

dalam interaksi edukatif yang terbuka dan menyenangkan.

Namun, pada kenyataan saat ini mekanisme pembelajaran di dalam

kelas penuh dengan tekanan, ketakutan, kecemasan, dan kegelisahan yang

semua itu membuat anak-anak didik tertekan sehingga mereka merasa

depresi. Salah satu akibat dari hal ini, mereka menjadi trauma dengan sekolah

dan pendidikan. Padahal, pembelajaran di kelas semestinya merupakan

upaya bagi para siswa untuk menjadi pintar, bertambah pengetahuan, dan

mencari bekal bagi kehidupan mereka kelak. Jika dalam praktiknya seperti

ini, tentu saja tujuan- tujuan tersebut tidak akan tercapai dengan baik. Maka,

seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik,

menyenangkan, peserta didik aktif sepanjang sesi pembelajaran tanpa

merasa jemu dan bosan dan membuat pembelajaran menjadi bermakna

dan berkesan dalam diri siswa.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, seorang pendidik

memiliki peran yang sangat penting. Mereka harus mencari dan menerapkan

metode, strategi dan pendekatan yang tepat untuk membelajarkan bahasa


Arab dengan baik agar proses pembelajaran berhasil dan manfaat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang pendidik dalam memilih

metode, strategi dan pendekatan antara lain yaitu tujuan pembelajaran,

keadaan pelajar, kondisi kelas, fasilitas, dan sifat bahan pelajaran.11

Bahan pelajaran Bahasa Arab yang berisi kaidah-kaidah bahasa yang

begitu luas, membutuhkan pemahaman dan juga menekankan unsur

hafalan, jika dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode

konvensional dan selama proses pembelajaran hanya mendengarkan

ceramah guru maka hal yang pasti terjadi yaitu peserta didik mengantuk,

bosan, jenuh, mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidak

mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Jika hal tersebut terjadi

maka peserta didik akan sulit menerima dan memahami informasi yang

disampaikan guru sehingga memunculkan anggapan bahwa pelajaran

Bahasa Arab sulit dan membosankan sehingga tujuan pembelajaran tidak

dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Upaya untuk memahami cara belajar siswa memang bukan hal

yang mudah, dibutuhkan keterampilan dan seni tingkat tinggi. Setiap siswa

mempunyai gaya belajar masing-masing. Informasi akan masuk ke dalam

otak siswa dan tak terlupakan seumur hidup apabila informasi tersebut

ditangkap berdasarkan gaya belajar siswa tersebut.12

Maka dalam pembelajaran bahasa Arab seorang pendidik

seharusnya mengajar dengan strategi yang sesuai dengan gaya belajar peserta
11
Munzier Suparta & Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Amissco, 2002), hlm.161.
12
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2013), hlm.33.
didik. Ketika pendidik mengajar sesuai dengan gaya belajar peserta

didiknya maka pelajaran bahasa Arab tidak akan dianggap sulit dan

membosankan. Akan tetapi, mereka akan menganggap pelajaran bahasa Arab

itu mudah dan menyenangkan, sehingga pembelajaran yang berlangsung

akan berjalan kondusif, nyaman, dan peserta didik antusias dan senang

mengikuti setiap proses pembelajaran.

Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen adalah salah satu lembaga

pendidikan formal yang mempunyai lebel Islam, tentunya dari pihak sekolah

menginginkan agar peserta didiknya berprestasi dan berkualitas khususnya

dalam bidang keagamaan. Berdasarkan observasi awal yang diperoleh

penulis pada tanggal 28 Januari 2019 di Madrasah Aliyah Al I‟anah

Playen dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas banyak siswa yang merasa

jenuh, bosan, dan juga tidak mudah dalam menerima dan memahami apa

yang disampaikan oleh guru.

Dengan menerapkan konsep edutainment, pembelajaran tidak hanya

berjalan kondusif dan menyenangkan, tetapi mampu membuat siswa

semangat, aktif, dan siswa dengan mudah menerima dan memahami

materi yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

BERBASIS EDUTAIMENT PADA SISWA KELAS X IIS MADRASAH

ALIYAH AL-I„ANAH PLAYEN GUNUNGKIDUL”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang

peneliti angkat yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis Edutainment pada Mata

Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen

Gunungkidul?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pembelajaran berbasis

Edutainment pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al

I‟anah Playen Gunungkidul?

3. Bagaimana hasil yang dicapai dari pembelajaran berbasis Edutainment

pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen

Gunungkidul?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini dilakukan ialah:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui/mendeskripsikan tentang pelaksanaan

pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran Bahasa Arab

di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen Gunungkidul.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran berbasis Edutainment pada Mata Pelajaran Bahasa Arab

di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen Gunungkidul.

c. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari pembelajaran berbasis

Edutainment pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al

I‟anah Playen Gunungkidul.


2. Manfaat Penelitian

a. Manfaaat Teoritis

1) Memberikan wawasan kepada pelaku pendidikan dalam proses

belajar mengajar yang menyenangkan dengan pembelajaran

edutainment.

2) Menambah kontribusi wacana dan menambah khasanah keilmuwan

di bidang pendidikan pembelajaran, khususnya pembelajaran

Bahasa Arab.

b. Manfaat Praktis

1) Menjadi rujukan bagi pengajar dalam mempraktekan

pembelajaran edutainment dalam pendidikan, khususnya

dalam pembelajaran Bahasa Arab.

2) Sebagai salah satu solusi alternatif bagi penyelenggara

pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Arab.

F. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa karya penelitian (skripsi) yang berhubungan

memiliki kesamaan dengan Pembahasan atau penelitian (skripsi) mengenai

edutaiment (pembelajaran yang menyenangkan), penulis semaksimal

mungkin menelusuri dan mengkaji hasil-hasil karya penelitian yang

terdahulu untuk dijadikan bahan rujukan/referensi dan perbandingan untuk

membedakan bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan

yang sebelumnya dan sebagai penegas bahwa penelitian ini belum pernah

ada yang melakukan. Oleh karena itu penulis akan menyebutkan beberapa
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan edutaiment untuk dijadikan

telaah/kajian pustaka. Adapun data-data terlampir sebagai berikut:

Pada tahun 2010, skripsi yang ditulis Sidiq Wahidi dengan judul

Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment (Model Ustadz Mohamad

Nuaim Pada Kelas X Di MAN Wonokromo Pleret Bantul) penulis meneliti

tentang apa resep rahasia kesuksesan proses belajar mengajar yang

dikembangkan oleh Ustadz Nuaim dalam menciptakan suasana

menyenangkan. Adapun yang ditemukan dalam hasil penelitian tersebut

adalah terdapat resep rahasia tersendiri dalam pengembangan prinsip

edutaiment yang dikolaborasi oleh Ustadz Nuaim dalam 13 tahapan13,

sehingga dalam proses pembelajarannya mempunyai karakter sendiri. Dalam

hal ini, ada perbedaan dengan skripsi yang disusun penulis, karena penulis

terjun langsung dalam menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran

bahasa Arab dan penelitian yang akan penulis lakukan lebih pada proses

pembelajaran edutaiment itu sendiri di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen

Gunungkidul yang mana obyek penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

lulusan peserta didik ada yang berlatar belakang non agama atau umum serta

perbedaan waktu dan tempat penelitian.

Pada tahun 2016, skripsi yang ditulis Wiwit Dyah Ayu Kartini

dengan judul Penerapan Strategi Pembalajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif

Dan Menyenangkan (Paikem) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Mts N

Model Purwokerto Kabupaten Banyumas penulis meneliti tentang


13
Sidiq Wahidi, “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment (Model Ustadz
Mohamad Nuaim Pada Kelas X Di MAN Wonokromo Pleret Bantul)”, Skripsi ( Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga. Fak Tarbiyah 2010).
pembelajaran bahasa Arab di MTs N Model Purwokerto serta hasil yang

akan dicapai merujuk pada strategi PAIKEM. Adapun hasil yang dicapai

dalam penelitiannya penulis menemukan, bahwa penerapan strategi

PAIKEM dalam pembelajaran bahasa Arab berlangsung dengan baik. Pada

saat proses pembelajaran berlangsung Guru di MTs N Model

Purwokerto menerapkan prinsip dan karakteristik PAIKEM.14 Dalam

hal ini, ada perbedaan dengan skripsi yang disusun penulis, karena penelitian

yang akan penulis lakukan nantinya adalah model pembelajaran edutaiment

yang dalam pembelajarannya memadukan antara muatan pendidikan dengan

muatan hiburan dan permainan serta melakukan aktivitas pembelajaran yang

menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung dalam suasana nyaman,

kondusif, peserta didik aktif dan merasa senang yang akan diterapkan

langsung di Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen, sedangkan strategi PAIKEM

itu membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran . Adapun kesamaan

dengan skripsi yang ditulis oleh Wiwit adalah membahas pembelajaran

bahasa Arab yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.

Pada tahun 2016, skripsi yang ditulis Nani Suwarti dengan judul

Pembelajaran Berbasis Edutainment Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banyumas penulis meneliti

tentang Pelaksanaan pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam yang dilakukan oleh guru mata pelajaran tersebut

yang mencakup beberapa prinsip pengajarannya dan tahapan-tahapan


14
Wiwit Dyah Ayu Kartini, “Penerapan Strategi Pembalajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Mts N Model
Purwokerto Kabupaten Banyumas”, Skripsi ( Purwokerto: IAIN Purwokerto. Fak Tarbiyah 2016).
pembelajarannya. Adapun hasil yang dicapai dalam penelitiannya penulis

menemukan, pelaksanaan pembelajaran berbasis edutainment pada mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 3

Banyumas yang dilakukan oleh Ibu Dewi Wigunani yaitu dengan

memadukan pembelajaran dengan dengan berbagai muatan hiburan seperti

multimedia, film, internet, dan melakukan aktivitas pembelajaran yang

menyenangkan, serta mengacu pada empat teori yaitu Humanizing

Classroom, Active Learning Theory, The Accelerated Learning Theory, dan

Quantum Learning Theory.15 Dalam hal ini,ada perbedaan dengan skripsi

yang disusun penulis, karena penelitian yang akan penulis lakukan nantinya

adalah model pembelajaran edutaiment pada mata pelajaran bahasa Arab

sedangkan skripsi yang ditulis oleh Nani pembelajaran berbasis edutaiment

pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan kesamaan

dengan skripsi yang ditulis oleh Nani adalah membahas pembelajaran

berbasis edutaiment.

Pada tahun 2009, disertasi yang ditulis H. Hamruni dengan judul

Konsep Edutaiment Dalam Pendidikan Islam & Teori-Teori Pembelajaran

Quantum yang mengkait-kaitkan berbagai teori dari berbagai literatur seperti

Active Learning, Quantum learning, Accelerated Learning, dan lain-lain

menjadi satu kajian yang menarik dan tergabung dalam satu pembelajaran

edutaiment yang lebih dikhususkan pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islam. Dan hasilnya sangat jelas dan memuaskan dengan diterbitkannya hasil
15
Nani Suwarti, “Pembelajaran Berbasis Edutainment Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banyumas”, Skripsi ( Purwokerto: IAIN
Purwokerto. Fak Tarbiyah 2016).
disertasi beliau menjadi sebuah literatur berbentuk buku dengan judul yang

sama “Konsep Edutaiment Dalam Pendidikan Islam & Teori-Teori

Pembelajaran Quantum”. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan

lebih pada proses penerapan edutaiment itu sendiri yang dilaksanakan di

Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen Gunungkidul.

Pada tahun 2009, skripsi yang ditulis Roihanatul Ainak dengan judul

Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Model Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAKEM) Di Madrasah Ibtidaiyah

Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman, penulis meneliti tentang implikasi

pembelajaran aktif di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran pada mata

pelajaran bahasa Arab, dengan hasil baik dalam pembelajaran telah

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.16 Kesamaan

dengan skripsi yang ditulis oleh Roihanatul adalah membahas pembelajaran

bahasa Arab yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam hal ini, ada

perbedaan dengan skripsi yang disusun penulis, karena penelitian yang akan

penulis lakukan nantinya adalah model pembelajaran edutaiment dan skripsi

yang ditulis Roihanatul membahas model pembelajaran PAKEM

sebagaimana dijelaskan pada point sebelumnya serta perbedaan juga terletak

pada lokasi dan jenjang pendidikan yang menjadi penelitian.

G. Landasan Teori

16
Roihanatul Ainak, Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Model Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAKEM) Di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran
Ngaglik Sleman, Skripsi ( Yogyakarta UIN Sunan Kali Jaga. Fak Tarbiyah 2009).
Landasan teori merupakan pisau analisis yang akan digunakan oleg

peneliti sebagai pemandu kegiatan penelitiannya.17 Jadi berkaitan dengan

pengertian landasan teori tadi peneliti akan menggunakan beberapa teori yang

berkaitan dengan penelitian yang berjudul Pembelajaran Bahasa Arab

Berbasis Edutaiment.

1. Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang

berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang

menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik

sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.18

Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara

guru dan siswa atau antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap serta menetapkan apa

yang dipelajari itu.19

Pembelajaran bahasa Arab, proses belajar mengajar bahasa Arab

sangat terkait dengan pemahaman seorang guru terhadap bahasa itu sendiri.

Pemahaman seorang (guru) terhadap hakekat suatu bahasa akan

mempengaruhi terhadap metode, strategi dan pendekatan yang akan

dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Metode mengajar

adalah alat untuk mencapai tujuan belajar, misalnya mengajar dengan

ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan

17
Pokja, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah,
(Yogyakarta: PBA Press, 2006), hlm. 13.
18
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117.
19
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 2004), hlm. 102.
sebagainya.20 Sedangkan Strategi mengajar adalah seperangkat

kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang

menentukan warna dari strategi pembelajaran tersebut:

a. Pemilihan materi pelajaran (guru dan murid)

b. Penyaji materi pembelajaran tersebut (perorangan, atau belajar

mandiri)

c. Cara materi pelajaran disajikan ( induktif atau deduktif, analitis atau

sintetis, formal atau non formal )

d. Sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen

atau homogeny )

Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu

disajikan.21

Perbedaan antara satu metode dengan metode lainnya dapat

disebabkan karena adanya (a) perbedaan teori bahasa yang mendasarinya,

(b) perbedaan cara pelukisan bahasa (language description), dan dapat

juga karena (c) pendapat yang berbeda tentang bagaimana seseorang

memperoleh kemahiran bahasa (language ecuisition).22

Jadi pembelajaran bahasa Arab itu merupakan interaksi antara

pendidik dan peserta didik disertai dengan adanya sumber belajar ataupun

objek yang akan dipelajari bersama dan biasa terjadi dalam sebuah

20
Hasibuan, Proses Belajar Mengajar,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010), hlm 3
21
Ibid., hlm. 5
22
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing “sebuah tinjauan dari segi metodologi”,
cet ke-2 (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 9.
ruangan ataupun kelas. Namun dalam hal ini lebih difokuskan pada

pelajaran bahasa Arab. Dalam proses pembelajaranpun tidak luput dari

suatu tujuan, jadi berlangsungnya pembelajaran bahasa Arab itu bertujuan

agar peserta didik mendapatkan pengetahuan atau ilmu tentang bahasa

Arab.

2. Edutaiment

Kata edutainment terdiri atas dua kata, yaitu education dan

entertainment. Education artinya pendidikan atau pengajaran, dan

entertainment artinya hiburan. Dari segi bahasa, edutainment memiliki

arti pendidikan yang menyenangkan.23 Sedangkan dari segi terminologi

edutainment as a form of entertainment that is designed to be

educational. Jadi edutainment bisa didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan

pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas

pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.24

Dalam edutainment, proses dan aktivitas pembelajaran tidak

lagi tampil dalam wajah yang menakutkan, tetapi dalam wujud yang

humanis dan dalam interaksi yang edukatif yang terbuka dan

menyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, dan

kondusif bisa diciptakan dengan berbagai cara, misalnya dengan

membuat pola komunikasi yang ramah dan akrab, serta mendasari

23
Ahmad Janan Asifudin, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Suka
Press, 2009), hlm. 12.
24
Hamruni, Edutaiment dalam Pendidikan Islam & Teori-teori Pembelajaran Quantum,
Cet ke-2, (Yogyakarta: Fak Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 50.
setiap aktivitas pembelajaran dengan nilai-nilai kasih sayang.

Selain itu, bisa pula diciptakan dengan melantunkan alunan musik,

menyelingi pembelajaran dengan permainan (game) dan kuis.25

Biasanya jika seorang anak senang terhadap sesuatu apapun itu,

dengan dasar menyenangkan tersebut maka anak didik akan cenderung

untuk lebih menyesuaikan dan mengikuti apapun yang dapat ia perbuat

untuk hal yang dia senangi. Jika anak didik sudah belajar atas dasar

senang, maka perhatian anak terhadap pelajaran akan lebih fokus dan

lebih tinggi. Selain itu juga proses belajar yang menyenangkan akan

membentuk suatu motivasi sendiri bagi diri anak didik, yang nantinya

akan menghasilkan produk belajar yang berkualitas.

a. Sejaran Edutaiment

Konsep belajar berwawasan edutaiment mulai diperkenalkan

secara formal dalam dunia pendidikan pada tahun 1980-an, dan telah

menjadi satu metode pembelajaran yang sukses dan membawa

pengaruh yang luar biasa pada bidang pendidikan dan pelatihan di era

milenium ini. Program menginap selama sepuluh hari di Super Camp

tidak akan pernah dilupakan oleh siswa-siswa mulai usia sembilan

hingga dua puluh empat tahun yang akan menjadi sejarah hidup

mereka, dan dunia pendidikan yang menyodorkan kiat-kiat kepada

25
Hamruni, Pembelajaran Berbasis Edutainment...., hlm.8.
mereka dalam proses pembelajaran dan terlebih lagi dalam kehidupan

mereka. Super Camp, lokasi perkemahan yang merupakan tempat awal

lainnya dan diperkenalkannya pembelajaran yang bernuasa edutaiment

yang timbul dari konsep awal Quantum Teaching, yakni sebuah

program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning

Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang

menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan

pribadi.

b. Konsep Dasar Edutaiment

Konsep dasar Edutaiment berupaya agar pembelajaran yang

terjadi berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.

Ada tiga asumsi yang menjadi landasan dari konsep edutaiment itu

sendiri, yaitu: Pertama, perasaan positif (senang/gembira) akan

mempercepat pembelajaran, sedangkan perasaan negatif, seperti sedih,

takut terancam dan merasa tidak mampu, akan memperlambat belajar

atau bahkan bisa menghentikannya. Kedua, jika seseorang mampu

menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu, maka ia akan

membuat loncatan prestasi belajar yang tidak terduga sebelumnya.

Ketiga, apabila setiap pembelajar dapat dimotivasi dengan tepat dan

diajar dengan cara yang benar, cara yang menghargai gaya belajar dan

modalitas mereka, maka mereka semua akan dapat mencapai hasil

belajar yang optimal.

c. Prinsip-prinsip Edutaiment
Prinsip-prinsip yang menjadi karakteristik dari pendekatan

edutainment. Pertama, konsep pendekatan edutainment adalah salah

satu rangkaian pendekatan dalam pembelajaran untuk

menjembatani jurang yang memisahkan antara proses mengajar dan

proses belajar sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil. Konsep

ini dirancang agar proses belajar mengajar dilakukan secara holistic

dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin

ilmu.

Kedua, konsep dasar pendekatan edutainment, seperti

halnya konsep belajar akselerasi, berupaya agar pembelajaran yang

terjadi berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.

Ketiga, pendekatan edutainment menawarkan suatu sistem

pembelajaran yang dirancang dengan satu jalinan yang efisien,

meliputi dari anak didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan

pembelajaran. Pendekatan edutainment menempatkan anak sebagai

pusat dari proses pembelajaran, dan sekaligus sebagai subyek

pendidikan. Proses pembelajaran terbaik yang dapat diberikan kepada

anak didik, menurut konsep ini adalah suatu proses pembelajaran

yang diawali dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak

didik. Berangkat dari sini, seorang pendidik harus bisa membawa

anak didik, melalui suatu metode pembelajaran yang benar, agar

anak bisa berkembang sesuai dengan potensi mereka seutuhnya.


Keempat, dalam pendekatan edutainment, proses dan aktivitas

pembelajaran tidak lagi tampil dalam wajah yang „menakutkan‟

tetapi dalam wujud yang humanis dan dalam interaksi edukatif yang

terbuka dan menyenangkan. Interaksi edukatif seperti ini akan

membuahkan aktivitas belajar yang efektif dan menjadi kunci utama

suksesnya sebuah pembelajaran. Bila seseorang mampu mengenali tipe

belajarnya dan melakukan pembelajaran yang sesuai, maka belajar

akan terasa sangat menyenangkan dan akan memberikan hasil yang

optimal.26

d. Komponen Pembelajaran Edutaiment

Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali

dinilai dari segi metode yang digunakan sebab metodelah yang

menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.27 Ada beberapa

komponen yang dapat menjadikan sebuah proses pembelajaran

bernuansa edutainment diantaranya;

1. Konsep Free-Risk Environment (Lingkungan Belajar Bebas

Resiko)

Lingkungan yang bebas resiko adalah lingkungan (belajar)

yang relaks dan tidak menimbulkan stress berlebihan, lingkungan

yang aman untuk melakukan kesalahan (free-risk-environment),

namun memberikan harapan untuk sukses yang tinggi.28 Dalam

konteks pembelajaran, kondisi menyenangkan berarti siswa berada


26
Hamruni, Edutaiment dalam Pendidikan Islam...., hlm. 43-44.
27
Muljianto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing...., hlm. 7.
28
Hamruni, Edutaiment dalam Pendidikan Islam...., hlm. 35.
dalam keadaan yang lepas, bebas, dan relaks, seluruh atmosfer kelas

bersahabat dan tidak mengancam.

2. Konsep AMBAK

Pembelajaran modern sangat menekankan pada pentingnya

menciptakan minat dalam belajar. Sebelum seseorang melakukan

aktivitas belajar, disarankan untuk mengajukan pertanyaan pada diri

sendiri, “Apa Manfaat BAgiKu?” (disingkat AMBAK). Menciptakan

minat memiliki keuntungan intrinsik. Ketika siswa mempunyai

minat terhadap suatu subjek, dia sering mendapati bahwa hal itu

membawanya kepada minat baru dibidang lainnya.29

Dalam rangka menumbuhkan minat ini, maka upaya guru

menjelaskan bahwa materi yang disampaikannya adalah relevan

menjadi sangat penting, karena siswa ingin belajar ketika dia melihat

manfaat dan pentingnya subjek pelajaran itu.

3. Konsep Pembelajaran Aktif (Active Leraning Theory)

Pembelajaran aktif (active leraning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak

didik, sehingga semua anak didi dapat mencapai hasil belajar yang

memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

Disamping itu, pembelajaran aktif (active leraning) juga

dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada

proses pembelajaran.

29
Ibid., hlm. 37.
Active learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat

dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang

menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.

Menurut Bonwell (1995) pembelajaran aktif memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian

informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan

keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topikyang

dibahas

2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan

dengan materi pelajaran

4. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisa dan

melakukan evaluasi

5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses

pembelajaran.30

H. Metodologi Penelitian

Metode adalah cara yang teratur dan signifikan untuk melakukan

suatu kegiatan,31 salah satunya di dalam pelaksanaan penelitian, penelitian

adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang bermakna pencarian.


30
Umi Machmudah, dan Abd Wahab Rosyidi, Active Learning..., hlm. 63-69.
31
Hasbullah, Simbol dalam Jama‟ah Masjid Aolia‟ ,Skripsi tidak diterbitkan
(Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007), hlm. 67.
Penelitian adalah berbagai kegiatan pencarian dan penyelidikan secara ilmiah

dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan berbagai fakta atau prinsip

baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menambah

tingkat ilmu dan teknologi.32 Metode penelitian adalah seperangkat

pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian

data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil

kesimpulan dan dicari solusinya.33

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan suatu kegiatan penelitian perlu adanya

pendekatan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan rumusan

masalah yang telah dibuat sebelumnya. Adapun pendekatan dalam

penelitian skripsi pada umumnya memiliki dua pendekatan yaitu:

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian yang akan dilakukan

peneliti kali ini akan menggunkan model pendekatan kualitatif karena

penelitian yang akan diteliti ini lebih menekankan pada pengumpulan

data yang bersifat kualitatif ( tidak berbentuk angka ) dan menggunkan

analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan pengambilan

kesimpulan.

Pendekatan kualitatif ini nantinya akan meliputi berakhirnya

penelitian dengan hipotesis dan teori grounded, muncul dan dapat

digambarkan, peneliti sebagai instrument, mencari pola-pola, mencari

32
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 39.
33
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 1.
pluralism dan kompleksitas hanya sedikit memanfaatkan indikator

numerical, penulisan laporan secara deskriptif.34

2. Jenis Metode Penelitian

Penelitian adalah berbagai kegiatan pencarian dan penyelidikan

secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan berbagai

fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian

baru dan menambah tingkat ilmu dan teknologi.35 Jenis metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah Penelitian Lapangan

(field research).

Dimana metode penelitian skripsi yang menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi menurut

Moleong dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif

menyebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

mempunyai maksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh

subyek penelitian misalnya tingkah laku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lainnya secara holistik, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-

kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.36

Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada metode

pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan edutaiment yang

dilakukan pada Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen Gunungkidul.

34
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 56.
35
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 39.
36
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ....,hlm. 6.
3. Lokasi Penelitian, Sumber Data dan Metode Penentuan Subyek

Lokasi penelitian di MA Al-I‟anah Playen yang berada di

Sumberejo, Ngawu, Playen, Gunungkidul. Waktu penelitian ialah bulan

akhir bulan Januari sampai akhir bulan Februari 2019. Sumber data

adalah darimana penelitian itu akan diperoleh dan dikumpulkan. Sumber

data bisa berupa orang, benda, atau entitas lainnya.37 Untuk sumber data

didapat dari warga sekolah MA Al-I‟anah Playen baik Kepala Madrasah,

guru Kesiswaan, bagian Kurikulum, guru-guru dan peserta didik kelas X

IIS MA Al-I‟anah Playen.

Subyek penelitian adalah sumber tempat dimana kita mendapatkan

sejumlah keterangan atau data penelitian. Dalam penelitian ini

subyeknya 1 guru dan 20 peserta didik. Karena jumlah kurang 100 maka,

penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi sehingga semua subyek

dijadikan responden.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam

keberhasilan penelitian. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan

bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan alat apa

yang digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa teknik

dan pengumpulan data dalam meneliti yaitu:

1. Active Participant

37
Pokja, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah,
(Yogyakarata: PBA Press, 2006), hlm. 18.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan aktif participant

(berperan serta) dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan

sehari- hari orang yang diamati atau yang dijadikan sebagai sumber

penelitian.38

2. Observasi

Observasi adalah metode atau proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang tampak dalam

berbagai gejala pada objek penelitian.39 Observasi langsung

dilakukan terhadap obyek di tempat terjadinya penelitian dengan

pengambilan data yang valid. Dalam hal ini, peneliti menggunakan

tehnik observasi participant (berperan serta) dimana peneliti

terlibat langsung dengan kegiatan sehari- hari orang yang diamati

atau yang dijadikan sebagai sumber penelitian.40

3. Kuesioner Angket

Kuesioner Angket adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk

mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti.41

4. Dokumentasi

38
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabet, 2008),
hal.218.
39
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta:
Rineka Cipta, 1990), hlm. 127.
40
Sugiono, Metode Penelitian...., hlm.218.
41
Radjasa Mu‟tasim (ed), “ Metodologi Penelitian Pembelajaran Bahasa Asing “
(Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijasa, 2004), hlm. 86.
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan

rekaman. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan “rekaman”

sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau

untuk individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya

suatu peristiwa.42

5. Wawancara

Menurut Koentjaraningrat wawancara ialah metode

pengumpulan data untuk tugas tertentu berupa tanya jawab secara

berhadapan langsung berdasarkan daftar pertanyaan yang telah

disusun dan di rencanakan.43 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi

wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan

tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan

berlandaskan suatu tujuan.44

b. Instrumen Pengumpulan Data

Setidaknya dalam pengumpulan data yang dilakukan

membutuhkan hal-hal yang bisa membantu terkumpulnya data dengan

cepat dan validnya data tersebut, adapun instrument-instrument

tersebut seperti lembar pengamatan, voice recorder, pedoman

wawancara, angket, dan lain-lain.

42
Syamsuddin dan Visdamaia S, “Metode Penelitian Pendidikan Bahasa”, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 108.
43
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1997),
hlm.174
44
Sutrisno Hadi, Metode Research III, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM:1984), hlm. 193.
5. Teknik pengolahan data

a. Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan

untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-

masalah manusia dan sosial, bukan mendiskripsikan bagian

permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian

kuantitatif.45 Untuk melengkapi metode ini, penulis juga

menggunakan teknik berpikir sebagai berikut:

1). Metode Deduktif

Metode deduktif adalah cara berfikir yang dimulai dari

pernyataan umum menuju ke pernyataan khusus, dengan

menggunakan penalaran berfikir rasional. Penulis menggunakan

metode ini untuk suatu teori dengan fakta-fakta yang ada.

2). Metode Induktif

Metode Induktif adalah suatu proses berpikir untuk memperoleh

kesimpulan yang dimulai dari fakta yang khusus, peristiwa-

peristiwa konkret kemudian ditarik kesimpulan generalisasi

yang bersifat umum.46 Metode ini penulis gunakan dalam upaya

untuk mencari kesimpulan atas proses pembelajaran bahasa

Arab.

45
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hlm 85.
46
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II...., hlm. 37.
Menurut John W. Cresswell (1994),47 langkah-langkah dalam

penelitian kualitatif yaitu:

a) Identifikasi fenomena yang akan di teliti

b) Identifikasi partisipan dalam studi

c) Pengembangan hipotesis

d) Pengumpulan data

e) Analisis data

f) Merumuskan kesimpulan

Dengan demikian yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif adalah memperoleh kebenaran data yang dapat dilakukan

dengan cara memperpanjang masa pengamatan, melakukan

pengamatan secara terus menerus, melakukan pengecekan terhadap

hasil pengamatan dan mengeksplorasi hasil akhir penelitian dalam

diskusi khusus untuk membahas tentang keabsahan data, deskripsi

hasil penelitian dan kesimpulan serta surat-surat.48

b. Metode Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu penelitian

yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur

dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitianya.

Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian

yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan

47
John W. Creswell, Research design: Qualitative and Quantitative Approaches.
(California: SAGE Publications, 1994), hlm. 2.
48
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,...., hlm. 132.
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya.49 Demikian langkah-langkah penelitian kuantitatif:

1) Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan

diteliti

2) Mendesain model penelitian dan parameter penelitian

3) Mendesain instrument pengumpulan data penelitian

4) Melakukan pengumpulan data penelitian

5) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

6) Mendesain laporan hasil penelitian

I. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh

dalam membaca dan memahami skripsi ini, penulis akan menyusun

sistematika pembahasannya sebagai berikut:

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman nota dinas, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi,

abstrak dan daftar tabel.

BAB I, berisi tentang gambaran umum penulisan skripsi yang meliputi

penegasan istilah judul, alasan pemilihan judul, latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

49
M. Burhan Bungun, Metodologi penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.
50.
BAB II, berisi tentang gambaran umum Madrasah Aliyah Al-I‟anah

Playen Gunungkidul, Pada Bab Ini Memuat Letak Geografis, Sejarah

Berdirinya, Visi Misi, Struktur Organisasi Sekolah, Keadaan Siswa Dan Guru,

Kurikulum, Sarana Dan Prasarana.

BAB III, berisi tentang penyajian dan pengolahan data dan analisinya

yang membahas mengenai pengajaran bahasa Arab berbasis edutaiment pada

kelas X di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen Gunungkidul.

BAB IV, Penutup Yang Meliputi Kesimpulan, Saran-Saran, Dan Kata

Penutup Dari Seluruh Pembahasan Isi Skripsi ini.

BAB II

GAMBARAN UMUM MA AL I„ANAH PLAYEN

A. LETAK GEOGRAFIS

Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen, Gunungkidul adalah suatu lembaga

pendidikan yang sedrajat dengan sekolah menengah atas SMA/SMK yang

berada dibawah naungan yayasan Al - I‟anah Playen.

Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen terletak di Dusun Suberjo, Desa

Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Memiliki luas tanah

9000 m2, yang digunakan 672m2 sebagai sarana untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar baik di sekolah formal maupun non formal.


B. SEJARAH DAN TUJUAN BERDIRINYA

1. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen

Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Al – I‟anah Playen diawali

dengan adanya pondok pesantren Al-I‟anah Playen, bisa dikatakan pondok

pesantren apabila sudah memenuhi minimal 5 elemen dasar, yaitu : asrama

/ pondok, masjid, santri, pengajaran kitab klasik dan kyai. Sejarah

berdirinya pesantren diawali dari kegiatan pengajian dimushola atau

masjid atau di rumah kemudian berkembang manjadi pondok pesantren

sesudah memenuhi elmen-elmen diatas. Demikian pula halnya dengan

pondok pesantren Al-I‟anah yang terletak di dusun Sumberjo desa Ngawu

kecamatan Playen kabupaten Gunungkidul, pondok pesantren terletak di

lokasi kota kecamatan.

Berdirinya pesantren Al‟ianah dimulai dengan hadirnya K.H.

Abdul manan dari desa Ngleri kecamatan Playen kabupeten Gunungkidul,

beliau termasuk salah satu santri K.H.Ali Ma‟sum pengasuh pondok

pesantren krapyak Yogyakarta. K.H. Abdul Manan telah belajar kepada

beberapa kyai di krapyak kurang lebih 12 tahun sesudah pulang ke

Gunungkidul diambil menantu oleh K.H.Masyhud dari Mranggen,

Semarang, selanjutnya atas perintah K.H.Mashud (mertua) agar pindah ke

kecamatan Playen tepatnya di Sumberjo, Ngawu, Playen, Gunungkidul

dan segera merintis pesantren yang kemudian diberi nama Al-I‟anah “dari

kata bahasa arab I‟anathuth tholibin” yang berarti pertolongan/bantuan

terhadap para santri atas prakarya K.H.Masyhud yang didukung oleh para
tokoh masyarakat pejabat dan masyarakat sekitar, berdirilah pesantren Al-

I‟anah pada hari selasa kliwon tanggal 15 Sya‟ban 1406 H bertepatan

dengan tanggal 24 April 1986 M.

Kondisi masyarakat desa Ngawu sangat majemuk sebelum pernah

mengenal pesantren atau madrasahuntuk program pertama kali adalah

membangun asrama santri yang berjumlah tujuh orang, empat santri dari

Bantul dan tiga santri dari Nglipar, selain itu pendiri pesantren memiliki

modal tanah pekarangan seluas 3800 meter persegi dan rumah 8x12 meter

berkontruksi kayu dan bambu.

Untuk program selanjutnya membangun musholla baru ukuran

11x7 meter persegi. Dengan kegigihan para sesepuh yang didukung oleh

masyarakat sekitar serta bantuan dari pemerintah, maka pondok pesantren

Al- I‟anah dapat berkembang dengan pesat. Untuk pengembangan

pesantren tersebut ,didirikan sebuah lembaga formal yaitu Madrasah Alyah

(MA) Al- I‟anah pada tanggal 17 juni 1986 M dan masjid Al-I‟anah

selanjutnya didirikan Madrasah Tsanawiyah(Mts) Al- I‟anah pada tanggal

13 desember 1991 M.

Pondok Pesantren Al- I‟anah dihuni oleh para santri putra dan putri

dengan tempat tinggal yang sangat sederhana yaitu berkonstruksi kayu dan

bambu, namun tidak mengurangi semangat santri untuk menuntut ilmu

selanjutnya pada tanggal 8 februari 1995 M, didirikan yayasan Al- I‟anah,

suatu yayasan yang berperan untuk mengembangkan pondok pesantren


dan mengembangkan sekolah formal yang berada di lingkungan pondok

pesantren Al-I‟anah Playen.

Seiring perkembanganya Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen

memiliki konstruksi bangunan yang permanen, terdiri atas 5 ruang kelas

yang digunakan untuk proses belajar mengajar yaitu kelas X sebanyak 1

ruang, kelas XI sebanyak 2 ruang, dan kelas XII sebanyak 2 ruang.

Memiliki bangunan lain seperti laboratorium, perpustakaan, ruang guru,

ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang UKS/BP, lapangan olahraga,

tempat parkir, masjid/mushola dan bangunan lainnya yang mendukung

berjalannya kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Al - I‟anah

Playen. Keadaan lingkungan Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen sangat

setrategis karena berada di pusat kecamatan Playen, dan mudah dijangkau

oleh alat transportasi dari arah manapun.

Kondisi lingkungan Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen secara

umum sudah memadai, Lingkungannya bersih dan terawat dengan baik. Di

halaman sekolah ditanam berbagai pepohonan dan ditanami bunga-bunga

di depan kelas sehingga membuat Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen

tampak rindang, sejuk dan memenuhi sebuah standar lokasi pendidikan

yang mampu mendukung upaya pelaksanaan pembelajaran yang baik.

Sesudah yayasan Al- I‟ianah dan mengembangkan pendidikan

formal maupun non formal di Playen Gunungkidul, kemudian membuka

cabang pondok pesantren Nur Thoha dan MTs Al- I‟anah 2 yang berlokasi
di dusun Sinom desa Kedungpoh kecamatan Nglipar kabupaten

Gunungkidul.

Keduanya, pesantren dan madrasah dipimpin oleh K.H.M Sujadi

juga alumni pesantren Krapyak Yogyakarta. Dengan segala

perkembangannya pondok pesantren Al - I‟anah kini memiliki tanah seluas

11.000 meter persegi untuk pengembangan pesantren selanjutnya.

Dengan melihat perkembangan pondok pesantren Al - I‟anah

tersebut, sejak berdirinya menunjukkan bahwa masyarakat Gunungkidul

menaruh perhatian terhadap pendidikan pesantren.

2. Tujuan berdirinya Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen

Madrasah Aliyah Al I‟anah Ngawu, Sumberjo, Playen,

Gunungkidul, Berprinsip “Al Muhafadzatu „alal qadimish shalih wal

akhdzu bil jadidil ashlah”, Yayasan Al I'anah siap maju mencerdaskan

kehidupan bangsa berbasis Ahlus Sunnah wal jamaah, dengan demikian

madrasah ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

berkembangan zaman dan mampu bersaing dengan madrasah lain, adapun

tujuan Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen sebagai berikut:

1. Terciptanya lulusan yang santun dan berkualitas yang didasari nilai-

nilai agama.

2. Terciptanya lulusan yang terampil dan mampu bersaing didunia kerja.


3. Terciptanya lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

4. Terciptanya lulusan yang taqwa, terampil, unggul, dan mandiri.

5. Terciptanya lulusan yang cerdas, dan mempunyai kesadaran dan

tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup serta menjaga

kelestariannya.

C. VISI DAN MISI MADRASAH ALIYAH AL-I‟ANAH PLAYEN

Visi

“Membentuk siswa yang cerdas, mandiri, terampil, islami, dan berbudaya

ahlus sunnah wal jama‟ah”

Misi

BERIMTAQ:

1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dibidang agama

2. Membiasakan amaliah wajib maupun sunah dilingkungan madarasah

dan masyarakat

3. Mewujudkan perilaku yang islami dan berjiwa Pancasila


BERIPTEK :

a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan melalui inovasi

kurikulum dan sistem pembelajaran

b. Meningkatkan prestasi dalam KIR dan olimpiade baik umum maupun

keagamaan

c. Meningkatkan penguasaan dibidang teknologi, informasi, dan

komunikasi

MANDIRI:

1. Menciptakan budaya mandiri amaliyah ibadah peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari

2. Menumbuhkan kemampuan kreatifitas daya inovatif kemampuan

pemecahan masalah berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa

kewirausahaan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran

3. Memberikan pembekalan ketrampilan dalam bidang Tata Rias dan

Keterampilan Multi Media Komputer.

4. Membantu untuk mendapatkan dan/atau menciptakan lapangan

pekerjaan sesuai bidang ketrampilannya.

BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

a. Membiasakan budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan Madrasah

dalam kehidupan sehari-hari


b. Menumbuhkan kecintaan pada kehidupan tanaman sehingga tercipta

lingkungan yang segar dan asri

c. Menumbuhkan kebiasaan hidup hemat energi dan menjaga sumber daya

alam yang ada dilingkungan dengan baik.

D. STRUKTUR ORGANISASI MA AL‟IANAH

1. Kepala Sekolah

Secara garis besar dan tanggung jawab kepala sekolah madrasah ini

meliputi semua kegiatan yang brkaitan langsung dengan endidikan yang

berjalan disekolah, baik yang diatur oleh pihak yang berwenang selama

tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Sebagai pemimpin dalam organisasi, kepala sekolah madrasah

mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Perencanaan

Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan semua yang harus

dilakukan bawahanya.

b. Pembuatan keputusan

Kepala sekolah membuat keputusan dalam menghadapi dan

menyelesaikan masalah yang ada.

c. Pembimbing
Kepala madrasah membimbing dan mendorong semangat kerja,

mengarahkan dan memberi petunjuk kepada para bwahanya dengan

cara yang bijak.

d. Mengkoordinir

Kepala madrasah bertugas menghubungkan dan menyelenggarakan

segenap unsur yang ada berikut tugas-tugasnya.

e. Mengontrol

Kepala madrasah bertugas mengawasi, mengevaluasi, memeriksa dan

mencocokan agar pekerjaan terlaksana sesuai rencana.

f. Penyempurnaan

Kepala madrasah mengoreksi tata ruang dan tata kerja dari usaha

bersama.

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala madrasah mempunyai tugas membantu atau

mengkoordinir kegiatan madrasah baik intra maupun ekstrakulikuler, ikut

bertanggungjawab dalam mewujudkan keadaan kondusif bagi seluruh

warga madrasah, turut mensosialisaikan dan mengamankan kebijakan yang

akan diambil oleh kepala madrash, serta berusaha menyelesaikan

persoalan yang mungkin menjadi di madrasah. Secara spesifik, tugas wakil

kepala mdrasah sebagai berikut:


a. Tugas wakil kepala madrasah di bidang kurikulum, bertanggung

jawab membuat kalender akademik, pembagian tugas guru dan tugas

wali kelas, pembuatan jadwal mengajar, pe,buatan jadwal guru piket,

penyiapan kelengkapan mengajar, pengelolaan kegiatan belajar

mengajar, membuat jadwla supervise, pengelolaan penilaian,

pengarsipan administrasi guru dan wali kelas, pengelolaan kegiatan

semesteran dan ujian akhir sekolah, termasuk pengarsipan berkas soal

dan kunci jawaban soal ujian semester dibantu oleh panitia,

pengelolaan kegiatan laboratorium bahas, laboratorium PAI, computer

dan multimedia.

b. Tugas wakil kepala madrasah di bidang kesiswaan, bertanggung

jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa

baru dan masa orientasi siswa (MOS), pembinaan OSIS, mulai proses

pemilihan pengurus OSIS pembuatan program kerja sampai dengan

pertanggungjawaban dan pembuatan laporanya, pengelolaan tata tertib

siswa, pengelolaan kegiatan ekstra kulikuler, kerjasama dengan

BP/BK (bimbingan madrasah) dalam hal pembinaan siswa, kerjasama

dengan kepala kesiswaan, humas dalam kegiatan ikhlas bakti, bina

desa, bakti social, study tour siswa, dan kegiatan kemasyarakatan

lainya, administrasi kesiswaan antara lain: presensi siswa, presensi

kejuruan siswa, ketertiban siswa, dan kegiatan siswa lainnya,

dokumen kegiatan siswa.


c. Tugas wakil kepala madrasah bidang hubungan masyarakat (humas)

bertanggung jawab dalam:

1. Publikasi madrasah pada masyarakat, khususnya pada siswa MTS

atau SMP.

2. Bekerja sama dengan komite madrasah/yayasan dan instansi lain

yang terkait dengan madrasah.

3. Pendaftaran siswa, pendataan orang tua/wali siswa dan alumni.

4. Menggali sumber dana dari masyarakat atau alumni yang mampu

atau berhasil, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan madrasah.

5. Bersama wakasek kesiswaan mengadakan kegiatan hari-hari besar

nasional dan hari peringatan agama islam.

6. Kerjasama dengan wakil kepala madrasah kesiswaan dalam

akegiatan ikhlas bakti, bina desa, bakti social,s tudy tour, dan

kegiatan kemasyarakatan lainya.

7. Mensosialisasikan kebijakan kepala madrasah yang di ambil

kepada seluruh warga madrasah.

d. Tugas wakil kepala madrasah dibidang sarana dan prasarana,

bertanggung jawab dalam:

1. Persiapan data status tanah dan gedung/bangunan madrasah.

2. Data jumlah ruang, denah lokasi dan ukurannya.

3. Inventarisasi alat atu barang, meja, kursi, almari dsb.

4. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana madrasah.


5. Pengadaan barang dan alat madrasah yang termasuk dalam

RAPBM.

6. Pendayagunaan dan perawatan sarana dan prasarana madrasah.

7. Buku induk dan buku pengadaan barang.

3. Tugas guru pembimbing dan konseling.

1. Fungsi pemahaman.

a) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri,

orangtua, guru dan pembimbing.

b) Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” termasuk

informasi tentang pendidikan pendidikan yang lebih tinggi,

lapangan kerja, budaya dan tata nilai.

c) Pemahaman lingkungan siswa termasuk lingkungan keluarga dan

lingkungan madrasah terutama oleh siswa, orang tua, guru, dan

pembimbing.

2. Fungsi pencegahan, Mengupayakan pencegahan agar siswa terhindar

dari permasalahan yang dialami oleh siswa.

3. Fungsi perbaikan, Mengupayakan permasalahan yang di alami oleh

siswa.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, Mengupayakan agar dapat

memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif

yang dimiliki oleh siswa.

4. Wali Kelas
a. Membina kelas, baik secara teknis, edukatif, maupun secara

administrative.

b. Memperhatikan dan mencatat kehadiran siswa.

c. Mengisis daftar nilai dan daftar kelas.

d. Mengisi rapot dan membagikan kepada wali murid.

e. Memahami dan melaksanakan langkah/tugas wali kelas.

f. Mengetahui tugas pokok yaitu mengembangkan kecerdasan peserta

didik, membantu mengembangkan ketrampilan siswa, membantu

meningkatkan akhlak mulia dan kepribadian siswa.

g. Mengetahui identitas siswa.

h. Mengetahui permasalahan anak didiknya.

i. Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah siswa.

j. Mengadakan penilaian tentang kelakuan dan kerajinan siswa.

k. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan anak didiknya.

l. Membina susasana kekeluargaan antara anak didiknya.

m. Mengisis nilai rapot dan menyampaikan laporan bulanan kepada

kepala madrasah yang dianggap perlu.

5. Guru Kelas meliputi:

Sebagai guru kelas ada tugas penting yang harus dipenuhi agar

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan kondusif dan sesuai tujuan

KBM.

a. Menyususn program pengajaran (program tahunan, program

semester, rencana program pembelajaran/ RPP)


b. Melaksanakan tugas pengajaran, untuk itu seorang guru yaitu wajib

mengisi jurnal buku mengajar, wajib mencatat presensi siswa.

c. Melaksanakan evaluasi belajar.

d. Menyususn dan melaksanakan program perbaikan/remidi dan

pengayaan.

6. Kepala Tata Usaha

Adapun kepala usaha (TU) tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Mengatur pembagian tugas.

b. Mengawasi, mengontrol pekerjaan karyawan.dan bertanggung jawab

atas kebenaran administrasi.

c. Mengerjakan buku induk sisiwa, buku kumpulan nilai, mutasi siswa,

statistik grafik, dan grafik kelulusan.

E. Keadaan Guru dan Siswa

1. Keadaan Guru

Tenaga pendidik di MA Al‟ianah Playen hingga saat penulis

mengadakan observasi pada saat ini keseluruhan berjumlah 28 tenaga

pendidik. dari jumlah tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu

sebagai berikut:

a. PNS

Guru pegawai negri sipil di MA Al - I‟anah Playen berjumlah 1 orang

dengan pendidikan terakhir S1.

b. Guru tetap yayasan


Guru tetap yang dimaksud adalah guru yang bertugas berdasarkan SK

yayasan untuk mengajar di MA Al - I‟anah Playen. Adapun jumlah

guru tetap yang ada di sekolah atau madrasah ini berjumlah 25 orang,

dengan pendidikan terakhir S2

c. Guru tidak tetap

GTT di MA Al - I‟anah Playen berjumlah 3 orang, dengan pendidikan

terakhir S1

Tabel.2.1

Daftar Pendidik dan Kependidikan di MA Al - I‟anah Playen

Tahun ajaran 2018/2019

NO NAMA Pendidikan Mengajar

1 Lutfi Hakim, M.S.I S2 Akidah akhlak

2 Slamet Pramuji, SE S1 Sejarah

3 Surti Yuliatmajanti, MM.Pd S2 Ekonomi

4 Wahyuningsih, MM.Pd S2 Sosiologi

5 Durroh Yatimah, M.Pd S2 Bahasa arab

6 Istikhanah, S.Pd.I S1 Biologi,prakarya


dan kewirausahaan

7 Endri Triyani, S.Pd.I S1 Bahasa indonesia

8 Siti Nur Hidayah, S.Pd.I S1 Matematika

9 Patah Mansur SLTA TIK

10 Rusmini, S.Pd.I S1 Seni budaya

11 Witono, S.Pd.I S1 penjaskes

12 Choirudin, S.Pd.I S1 Seni budaya

13 Bahrun Mukhith, S. Sos.I S1 Fiqih-ushul fiqh

14 Rohman Junianto, S.Pd.I S1 PKn

15 Zulfa A'fifah, MSI S2 Hadits-ilmu hadits

16 Fina Duryatun Bahiyyah S1 akhlak

17 Ulil Albab SLTA TU

18 Ika Rahmawati, M.S.I S2 Ketrampilan

19 Suparno, S.Pd.I. S1 SKI

20 Yuni Kasmiyati, S.Pd S1 geografi

21 Puji Rahayuningsih, S.Pd S1 Bahasa inggris

22 Arifah Rahmawati, S.Pd S1 Bahasa indonesia

23 Agus Suhermanta, S.Pd.I.,M.S.I S2 Ilmu kalam

24 Isna Nurlayla Buchori, S.Pd.I S1 Bahasa arab

25 Supardi, S.Pd.I. S1 Fisika

26 Dewi Joko Susilo SLTA TU

27 Ismanto, S.I.Pust S1 penjaskes


28 Mujib Ridlwan, S.Pd.I S1 Fikih

2. Jumlah siswa MA Al - I‟anah Playen

Siswa atau sering disebut juga dengan anak didik atau peserta didik

adalah salah satu faktor yang sangat penting.karena tanpa adanya anak

didik kegiatan pembelajaran tidak akan terlaksana.

Keseluruhan siswa MA Al - I‟anah Playen secara keseluruhan

adalah anak yang terbagi dalam 6 rombel Dengan jumlah sebagai berikut:

Tabel.2.2

Keadaan Siswa MA Al - I‟anah Playen Tahun 2018/ 2019

KELAS L P JUMLAH

X 19 21 40
XI 8 17 25
XII 14 10 24
JUMLAH 41 48 89

F. Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman

muatan kurikulum tiap mata pelajaran dituangkan dalam bentuk kompetensi

(standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang dikembangkan berdasarkan

standar kompetensi lulusan (SKL).


Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri komponen mata pelajaran, komponen muatan local dan

komponen pengembangan diri.

Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan

standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Kurikulum MA memuat 16 mata pelajaran untuk kelas X, dan 13 mata

pelajaran untuk kelas XI dan XII dimasing-masing jurusan, di tambah

muatan local, dan pengembangan diri.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas madrasah dan potensi daerah

(Daerah Istimewa Yogyakarta), termasuk keunggulan daerah, yang

materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada,

subtansi muatan local ditentukan sendiri oleh MA Al - I‟anah Playen.

Pengembangan diri bukan merupakan muatan mata pelajaran yang

harus diasuh oleh guru. pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi MA Al I‟ianah Playen. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau

tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan


ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan

social, belajar, pengembangan karir peserta didik.

2. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum.

Sebagai lembaga bercirikan islam, dalam penyusunan struktur

kurikulum berpedoman pula pada keputusan BSNP bahwa untuk mata

pelajaran agama oleh kementrian agama mendapat kewenangan

mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,tentunya untuk

bahan belajarnya pula seperti yang tertera dalam struktur kurikulum sebagai

berikut:

Table.2.3

Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

MA AL I‟anah Playen Kelas X IIS

PROGRAM :IIS

ALOKASI WAKTU
NO KOMPONEN
SEMESTER I SEMESTER II
A MATA PELAJARAN

1. P ENDIDIKAN Agama
a. Al qur‟an hadist 2 2
b. Fiqih 2 2
c. Aqidah ahlaq 2 2
d. Sejarah kebudayaan
2 1
islam
2. Pendidikan kewarganegaraan
2

3. Bahasa Indonesia 4
4. Bahasa inggris 4
5. Bahasa Arab 2
6. Matematika 4
7. Fisika
8. Biologi
9. Kimia
10. Sejarah 3
11. Geografis 3
12. Ekonomi 6
13. Sosiologi 3
14. Senibudaya 2
15. Penjaskes dan olah raga 2
16. Tik 2
17. Ketrampilan 2

G. Kegiatan Siswa

Tabel.2.4

Aktivitas siswa di lembaga MA Al - I‟anah Playen

No Waktu Kegiatan Kegiatan Keterangan

 Apel Pagi dan  Membaca


1 07.00-07.15
doa bersama asmaul husna
 Kegiatan dan wirid-wirid

keagamaan

 Kegiatan

2 07.15-10.00 inti(melaksanak Intra

an proses KBM)

 Istirahat
3 10.00-10.15 Intra
pertama

 Pelaksanaan
4 10.15-11.45
KBM yang ke 2

 Sholat dzuhur
5 11.45-12.15
berjama‟ah

6 12.15-14.30  KBM terakhir Intra

 Kegiatan
7 14.30-16.00
Ekstrakurikuler

H. Fasilitas dan Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses pendidikan serta sangat penting bagi kelancaran

kegiatan pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MA Al -

I‟anah Playen adalah sebagai berikut:

Tabel.2.5

Kondisi Pergedungan MA Al - I‟anah Playen


a. Keadaan tanah dan bangunan

No Jenis Luas Status Bangunan


1 Tanah 9000 Milik sendiri

b. Peralatan atau Sarana Penunjang Pembelajaran

Tabel.2.6

Jumlah Sarpras Menurut


No. Jenis Sarpras Kondisi
Baik Rusak
1. Kursi Siswa 86 30
2. Meja Siswa 38 20
3. Loker Siswa
4. Kursi Guru di Ruang Kelas 6
5. Meja Guru di Ruang Kelas 6
6. Papan Tulis 5 1
7. Lemari di Ruang Kelas
8. Komputer/Laptop di Lab. Komputer 3 30
9. Alat Peraga PAI
10. Alat Peraga Fisika
11. Alat Peraga Biologi
12. Alat Peraga Kimia
13. Bola Sepak 1

Tabel.2.7

Keadaan Sarana dan Prasarana

Jumlah Ruangan Menurut Kondisi

No. Jenis Bangunan Rusak Rusak Rusak


Baik
Ringan Sedang Berat
1. Ruang Kelas 5 1
2. Ruang Kepala Madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha 1
5. Laboratorium Fisika
6. Laboratorium Kimia
7. Laboratorium Biologi 1
8. Laboratorium Komputer 1
9. Laboratorium Bahasa 1
10. Laboratorium PAI
11. Ruang Perpustakaan 1
12. Ruang UKS 1
13. Ruang Keterampilan
14. Ruang Kesenian
15. Toilet Guru 1
16. Toilet Siswa 2
17. Ruang Bimbingan Konseling
18. Gedung Serba Guna (Aula)
19. Ruang OSIS
20. Ruang Pramuka
21. Masjid/Mushola
22. Gedung/Ruang Olahraga
23. Rumah Dinas Guru
24. Kamar Asrama Siswa (Putra) 1
25. Kamar Asrama Siswi (Putri) 1
26. Pos Satpam
27. Kantin

I. Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan penyuluhan Madrasah Aliyah Al - I‟anah Playen

memberikan tugas kepada masing-masing guru pelajaran dan guru BK untuk

membantu anak yang kesulitan belajar atau daya fikir lambat dibandingkan
dengan teman yang lainnya. selain itu juga melakukan bimbingan bagi anak-

anak yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Sehingga

dengan adanya guru ini dapat membantu anak dalam proses belajar mengajar,

serta dapat menghindarkan kesenjangan tiap masing-masing siswa sedini

mungkin.

Selain itu dalam meningkatkan ketertiban peserta didik dalam lingkungan

sekolah, bimbingan dan penyuluhan menerapkan peraturan-peraturan yang

harus ditaati oleh seluruh siswa selama menjadi anak didik di Madrasah Aliyah

Al-I‟anah Playen, guna membentuk karakter yang berakhlakul karimah.

J. Hubungan Dengan Masyarakat

Lembaga sekolah MA Al - I‟anah Playen sangat erat menjalin hubungan

silaturrohim baik dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah, wali murid,

instansi terkait atau sekolah lain dengan baik.

1. Hubungan dengan masyarakat sekitar, dengan adanya hari besar agama atau

nasional yang membutuhkan kerjasama maka dengan ikhlas masyarakat dan

lembaga sekolah ikut berpartisipasi demi terlaksananya kegiatan yang akan

di selenggarakan.

2. Hubungan dengan wali murid Setiap akhir tahun selalu mengadakan laporan

akhir tahun kepada semua wali murid, baik mengenai keuangan maupun

hal-hal yang perlu di sampaikan.


3. Ikut berempati kepada warga masyarakat yang sedang berduka cita, seluruh

warga sekolah Madrasah Aliyah Al I‟anah Playen dengan kerendahan hati

dan niat yang ikhlas ikut mendoakan.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS EDUTAIMENT PADA

SISWA KELAS X IIS DI MADRASAH ALIYAH AL-I‟ANAH PLAYEN

GUNUNGKIDUL

A. Pembelajaran bahasa Arab berbasis Edutaiment di Madrasah Aliyah Al-

I‟anah Playen Gunungkidul

1. Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Kelas X

IIS Sebelum diterapkannya Konsep Edutaiment


Dalam pembahasan ini hendak dijelaskan bagaimana proses

pembelajaran bahasa Arab secara umum di Madrasah Aliyah Al-I‟anah

Playen. Hal tersebut diperlukan agar menjadi gambaran bagaimana

pembelajaran bahasa Arab dijalankan sehingga membantu peneliti dalam

proses analisa selanjutnya tentang penerapan edutaiment.

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen

dilaksanakan dibawah ajaran dua guru yaitu bapak Rosikh Mahalli, M.S.I

dan Ibu Durroh Yatimah, M.Pd.I. Bapak Rosikh Mahalli, M.S.I mengajar

kelas XI IIS, XII IIK dan XII IIS, sedangkan Ibu Durroh Yatimah,

M.Pd.I mengajar kelas X IIK, X IIS dan XI IIK. Kedua guru ini juga

dibantu oleh 26 guru lainnya.

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen

berlangsung terjadwal dua kali dalam seminggu dimana waktu yang

tersedia setiap kali pertemuan dua jam pelajaran dan durasi waktunya

adalah 40 menit dalam satu jam pelajaran. Sebelum pelajaran dimulai ada

kegiatan pra pembelajaran yang diisi untuk berbagai macam hafalan yang

dijadikan terget agar dikuasai oleh siswa.

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen

sampai saat ini masih sering menggunakan metode ceramah, dalam

penyampaiannya kepada siswa belum menggunakan media maupun

metode pembelajaran artinya masih stagnan dan kurang menarik minat

siswa sehingga hasil yang dicapaipun dalam pembelajaran kurang

maksimal.
Selain itu saat pembelajaran berlangsung keadaan kelas belum bisa

kondusif, artinya belum bisa diajak komunikasi baik dengan guru. Entah

karena siswanya atau gurunya itu sendiri. Pada saat pembelajaran seperti

itupun masih saja ada beberapa siswa yang bercanda, bermain, bahkan

ada yang tidur. Selain itu, pada saat guru bertanya tentang materi yang

sedang atau telah dipelajari kepada siswa, mereka dengan mudahnya

menjawab dengan kalimat “tidak tahu bu, tidak bisa bu”. Dari keadaan

yang seperti ini seharusnya guru bahasa Arab segera memikirkan

metode/media apa yang harus digunakan untuk membenahi minat siswa

agar target atau tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan

maksimal.

Berikut sedikit pembelajaran bahasa Arab yang dilakukan sebelum

menggunakan konsep edutaiment. Membuka pelajaran, dalam kegiatan

ini guru hanya melakukan aktivitas seperlunya saja yaitu salam kemudian

mendata kehadiran peserta didik lalu siswa berdoa yang dipimpin ketua

kelas, dilanjut menjelaskan materi apa yang akan dipelajari. Di kegiatan

awal ini guru benar-benar hanya seperlunya saja, sehingga membuat

membuat kesan awal bosan untuk anak didik.

Selanjutnya kegiatan inti, dalam penyampaian materi ini guru

menggunakan metode ceramah, anak didik menyimak guru meenjelaskan

materi pelajaran. Setelah penjelasan materi selesai guru memberikan

tugas kepada anak didik untuk dikerjakan, jika sudah selesai dilanjutkan

pembahasan bersama-sama. Saat pemberian materi model seperti itu akan


membuat anak didik merasa bosan dan tertekan. Setelah selesai waktu

pembelajaran guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, lalu siswa berdoa

yang dipimpin ketua kelas kemudian guru mengucapkan salam.

Dapat diambil kesimpulan pembelajaran bahasa Arab kelas X IIS

di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Playen tanpa menggunakan metode

pembelajaran kurang kondusif, hal ini dibuktikan semangat peserta didik

belum terbangun sepenuhnya sehingga tujuan pembelajaran belum

tercapai secara maksimal.

2. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment di Madrasah Aliyah

Al-I‟anah Playen pada Kelas X IIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian seluruh

siswa kelas X jurusan IIS (IPS) yang bejumlah 20 siswa di Madrasah

Aliyah Al- I‟anah Playen. Penelitian ini penulis laksanakan selama 30

hari mulai tanggal 28 Januari - 26 Februari 2019. Agar penelitian ini

berjalan dengan baik, maka penulis merancang dan mempersiapkan segala

sesuatu yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

Pendidikan yang menyenangkan adalah pendidikan yang

berlangsung dalam suasana yang rileks dan tidak menegangkan, para

pembelajar tidak merasa terancam, dan seluruh komponen fisik dan non

fisik mereka terbebas dari tekanan. Pembelajaran yang menyenangkan

adalah pembelajaran yang tampil dalam wajah humanis dan dalam nuansa
edukatif yang terbuka dan demokratis. Dalam tiga hal yang menjadi

asumsi landasannya adalah perasaan positif ( senang/gembira ) akan

mempercepat pembelajaran, sedangkan perasaan negatif, seperti sedih,

takut, terancam, dan merasa tidak mampu, akan memperlambat belajar

atau bahkan bisa menghentikan sama sekali.50 Dalam menciptakan

kondisi ini edutaiment mencoba memadukan dua aktivitas yakni

pendidikan dan hiburan.

Penanaman rasa senang terlebih dahulu pada pola pikir anak didik

terhadap pelajaran yang akan mereka ikuti selama mereka mendapat

pelajaran (bahasa Arab), akan menjadi dasar yang kuat dan menentukan

apakah anak didik itu akan menyukai pelajaran itu atau bahkan mereka

akan membenci pelajaran itu, oleh karena itu kesan awal sangat penting

dan sangat berpengaruh pada perkembangan pembelajaran bahasa Arab

ke depan.

Sebagaimana dijelaskan diawal terdapat titik perbedaan antara

pembelajaran bahasa Arab tanpa menggunakan konsep edutaiment dan

pembelajaran bahasa Arab menggunakan konsep edutaiment. Dimana

pembelajaran bahasa Arab sebelum menggunakan konsep edutaiment

peserta didik acuh tak acuh dengan pelajaran bahasa Arab, sebab peserta

didik merasa bosan dengan desain pembelajaran yang hanya begitu-begitu

saja sehingga peserta didik tidak sedikit hanya asyik dengan dunia mereka

sendiri, berbeda dengan konsep edutaimnet yang mana peserta didik

50
Hamruni, Edutaiment Dalam Pendidikan Islam ....hlm. 200.
diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Serta melibatkan semua indera dan pikiran peserta didik dalam aktivitas

belajar. Sehingga peserta didik merasa rileks, tidak menegangkan dan

menikmati setiap proses yang terjadi dalam pembelajaran agar

mendapatkan hasil belajar yang baik.

Berikut beberapa langkah pembelajaran tersebut yang akan penulis

terapkan pada siswa kelas X IIS di MA Al I‟anah Playen berdasarkan

konsep edutaiment adalah:

a. Guru Memunculkan Rasa Senang Anak Didik terhadap Bahasa

Arab Sejak Dini

Penanaman rasa senang terlebih dahulu pada pola pikir anak didik

terhadap pelajaran yang akan mereka ikuti selama mereka mendapat

pelajaran (bahasa Arab), akan menjadi dasar yang signifikan dan

menentukan apakah anak didik itu akan menyukai pelajaran itu atau

bahkan mereka akan membenci pelajaran itu, oleh karenanya Kesan

awal itu sangat penting dan sangat berpengaruh pada perkembangan

kedepannya nanti. Oleh karena itu penanaman kesan awal itu dilakukan

saat pertemuan pertama secara khusus dan umumnya dalam setiap

pertemuan-pertemuan, setelahnya dalam proses belajar mengajar. Dan

itupun dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Perkenalan
Perkenalan pertama dilakukan oleh guru bahasa Arab yang

bersangkutan, guru bahasa Arab tersebut menjelaskan sejelas-

jelasnya data dirinya, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, agama,

orang tua, riwayat pendidikan terakhir bahkan sampai pada apa yang

menjadi favorit dirinya dan jangan lupa untuk mengajak anak didik

untuk ikut serta dan berinteraksi dalam perkenalan dengan cara

menanyakan pada anak didik apakah ada yang ingin mereka

tanyakan. Ini dilakukan agar anak didik tahu dan mengenal lebih

dekat siapa sebenarnya guru yang akan menemani dan membimbing

mereka selama proses belajar mengajar bahasa Arab ke depan.

Perkenalan yang kedua dari pihak anak didik. Perkenalan dari

anak didik dilakukan dengan cara guru cukup memanggil nama

mereka yang ada pada daftar absensi kelas, guru mulai menanyakan

hal yang sederhana seperti nama (untuk mengenal nama mereka),

kabar (untuk mengikat tali emosi diantara guru dan anak didik),

alamat (untuk menyampaikan pada mereka bahwa guru peduli akan

anak didiknya), untuk selanjutnya bisa dijalin pada pertemuan-

pertemuan kedepan untuk menyingkat waktu. Agar hari pertama

tidak hanya sebatas perkenalan tetapi akan ada sedikit pengenalan

mengenai pelajaran yang akan mereka jalani dan kegiatan-kegiatan

lainnya.

2. Kesepakatan
Dalam pertemuan awal selain hanya diatas hal tadi, yang

tidak kalah penting adalah kesepakatan antara guru dan anak didik.

Seperti jam tepat waktu berada di kelas sampai pada batas toleransi

keterlambatan masuk kelas, dan yang tidak kalah penting lagi adalah

penentuan minimum pada pemberian nilai hasil ujian yang akan

dilaksanakan anak didik. Dan perlu diketahui bahwa dalam

pemberian nilai ini seorang guru tidak diperkenankan memberi nilai

dibawah 6 atau 60 sedang nilai maksimal 10 atau 100, dijelaskan

pada siswa bahwa nilai 6 atau 60 adalah nilai terendah yang akan

mereka peroleh. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa nilai

terendah 6 atau 60? Maka jawabannya adalah agar anak didik

termotivasi dan tidak kecewa hanya karena melihat nilai 5 atau 50

pada hasil ujiannya, yang tentunya nanti anka didik akan terpacu

untuk mendapatkan nilai lebih dari 6 atau 60 tadi dan juga akan

membuat anak didik berfikir bahwa gurunya sangat baik dan

perhatian sehingga anak didik akan berusaha untuk tidak

mengecewakan guru mereka atas kebaikan yang telah mereka

dapatkan. Dan jika sampai terpaksa ada anak didik yang belum

mencapai nilai minimum tersebut, maka guru akan memberi

kesempatan pada anak didik untuk melakukan remidial.

3. Pemberian Materi Perdana

Pemberian materi diawal pertemuan terkadang membuat

jenuh anak didik, tentunya jika pemberian materi yang terlalu


banyak, dan anak didik akan berpikiran bahwa, “hari pertama saja

sudah banyak materinya, apalagi besok-besok”. Oleh karena itu,

untuk menghindari hal yang demikian maka pemberian materi pada

awal pertemuan ini jangan terlalu berat, artinya sebatas pengenalan

kepada anak didik mengenai apa yang sebenarnya akan mereka

pelajari kedepan. Contoh dalam pengajaran bahasa Arab, cukup

menyampaikan bahwa bahasa Arab itu mudah, bahasa Arab itu

bahasanya para Nabi, dengan bahasa Arab kita bisa keluar negeri

“misalnya”. Cukup sampaikan pada anak didik hal-hal positif dan

baik yang akan mereka terima dengan belajar bahasa Arab.

b. Guru Menanamkan Pola Pikir pada Anak Didik Bahwa Pelajaran

Bahasa Arab Tidak Sulit

Penanaman konsep pada anak didik tidaklah mudah, apalagi kita

habus dituntut untuk mengubah konsep yang semula memang sudah ada

pada pola pikir anak didik. Seperti yang kita ketahui di MA Al I‟anah

Playen kebanyankan dari mereka sudah merasakan dan memetakan

pelajaran bahasa Arab pada kategori pelajaran yang sulit, dan ditakuti.

Karena kebanyakan dari mereka memang basic yang notabenya

merupakan lulusan sekolah sebelumnya adalah dari SMP. Akan tetapi

meskipun demikian adanya, penyampaian kesan bahwa bahasa Arab itu

mudah, tetap harus disampaikan kepada anak didik. Karena bukan tidak

mungkin pola pikir anak didik terhadap pelajaran bahasa Arab tadi bisa

berubah dan itu harus kita tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan


pembelajaran yang memang membuat anak senang dan beranggapan

bahwa selama ini anggapan mereka salah, bahwa ternyata pelajaran

bahasa Arab itu tidak sesulit dan menakutkan seperti yang mereka

bayangkan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pola

pikir anak didik bahwa pelajaran bahasa Arab itu tidak sulit adalah

sebagai berikut:

1. Sampaikan saja bahwa bahasa Arab itu tidak sulit

Bawalah dunia anak didik kedunia kita, dan antarkan dunia

kita kedunia anak didik seperti kata Bobbi de Porter dalam bukunya

Quantum Teaching. Artinya bahwa pengalaman-pengalaman yang

sudah pernah kita alami tentunya pengalaman yang positif.

Selain itu beri ilustrasi yang rill yang mana mereka tidak bisa

memungkirinya. Sampaikan pada anak didik bahwa semasih kita

hidup di dunia tidak ada yang tidak mungkin diperbuat oleh manusia,

buat handphone yang secanggih itu saja bisa apalagi cuma untuk

belajar bahasa Arab.

2. Selingi dengan pertanyaan

Masih ada kaitannya dengan poin sebelumnya, tanyakan

kepada anak didik mengenai hal-hal yang sebelumnya mereka

beranggapan bahwa itu (pekerjaan atau kegiatan) tidak bisa mereka

lakukan, dan tenyata sekarang mereka bisa melakukannya bahkan

mudah bagi mereka untuk melakukan seperti, dulu anak didik pernah

tidak terpikirkan untuk makan nasi satu piring saat bayi ?


Pasti mereka sepontan akan menjawab bahwa anak bayi tidak

makan nasi bu, tapi bubur itupun tidak sampai satu piring, setelah itu

tanggapi saja langsung dengan jawaban bahwa dulu saja bisanya

cuma makan bubur, lah sekarang jangankan nasi sepiring, dua piring

saja masih nambah, benar tidak?

Para ahli percaya bahwa pertanyaan yang baik memiliki

dampak yang positif terhadap anak didik, diantaranya: (1) Bisa

meningkatkan partisipasi anak didik secara penuh dalam proses

pembelajaran, (2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

sebab berpikir itu sendiri pada haikatnya bertanya, (3) Dapat

membangkitkan rasa ingin tahu anak didik serta menuntun anak

didik untuk menentukan jawaban, (4) Menusatkan anak didik pada

masalah yang sedang dibahas.51

3. Sampaikan mengapa bahasa Arab penting

Sampaikan kepada anak didik kalau bahasa Arab sangat

penting untuk dipelajarai khususnya bagi mereka (anak didik) yang

beragama Islam. Karena pada dasarnya setiap hari mereka sudah

menggunakan bahasa Arab dalam kegiatannya dari waktu mau tidur

sampai bangun tidur yang menggunakan do‟a-do‟a yang berbahasa

Arab dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya ibadah menggunakan

bahasa Arab. Oleh karena itu sudag seyogyanya kita memahami apa

51
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 33-34.
yang kita ucapkan dengan bahasa Arab tersebut baik makna dan arti

yang dimaksudkan.

Selain itu, guru harus memberikan pengalaman betapa

pentingnya bahasa Arab untuk dipelajari berkaitan dengan kehidupan

yang sekarang mereka (anak didik) jalani dengan pengalaman-

pengalaman sukses, dengan makin dibutuhkannya orang-orang yang

bisa berbahasa Arab. Ini semua harus guru lakukan guna

membangun motivasi dan keinginan untuk belajar bahasa Arab

dimata anak didik.

c. Guru Menganggap Bahwa Semua Anak Didik Memiliki

Pengalaman dan Pengetahuan yang Sama dalam Pelajaran Bahasa

Arab

Seperti yang kita telah ketahui bersama bahwa, anak didik yang

masuk dan diterima sekolah di MA Al I‟anah Playen adalah berasal dari

tempat dan lulusan sekolah yang berbeda-beda, ada yang berasal dari

MTs, SMP Islam dan ada juga yang berasal dari SMP umum yang

mengalokasikan mata pelajaran agamanya hanya beberapa persen saja

atau beberapa jam pelajaran saja, maka tidak menutup kemungkinan

pengalaman dan ilmu pengetahuan yang anak didik dapatkan juga

berbeda-beda sesuai dengan yang anak didik alami sebelumnya.

Walaupun demikian kita jangan sampai memperlakukan anak

didik berbeda-beda pula meskipun pengalaman anak didik berbeda.

Karena jika kita memperlakukan mereka dengan perlakuan yang


berbeda, akan timbul protes psikologis entah rasa iri, cemburu, benci

atau lainnya hanya karena perlakuan yang berbeda.

Dan perlu diketahui bahwa seorang guru tidak boleh sedikitpun

menampakkan hal-hal yang bisa membuat anak didik tidak semangat

unuk belajar seperti: menampakkan rasa capek dan lelah, ada masalah,

sakit dan lain sebagainya, karena itu akan membawa dampak yang

kurang baik tehadap anak didik. Jadi ketika guru berhadapan dengan

anak didik, maka guru harus selalu kelihatan prima, semangat, happy,

tenang dan elegan.

d. Guru Menguasai Materi

Penguasaan materi menjadi penting dalam suatu proses belajar

mengajar yang cerdas, kondusif dan tertata rapi serta sukses. Jangan

tampakkan rasa kurang percaya diri atas materi yang kita sampaikan

pada anak didik, sampaikan pada mereka melalui bahasa tubuh kalau

kita benar-benar menguasai pelajaran yang kita berikan pada anak

didik. Kenapa percaya diri, karena dengan menguasai materi kita akan

jadi lebih percaya diri dan akan bisa membuat lebih leluasa untuk

menggunakan metode yang tepat dan membuat variasi-variasi model

pembelajaran yang berbeda-beda dari sebelumnya. Dengan itu

insyaAllah anak didik akan senang.

e. Guru Harus Memiliki Suara yag Keras, Jelas dan dapat Dipahami

Selain menciptakan kondisi yang memadukan antara pendidikan

dan hiburan, guru juga harus memiliki suara yang keras, jelas dan dapat
dipahami. Suara maupun vocal merupakan alat utama seorang guru

dalam menyampaikan mata pelajarannya, dapat didengar (keras), jelas

dan dapat dipahami adalah hal utama yang mengukur kualitas materi

yang akan disampaikan sehingga anak didik pun tidak kesulitan dalam

memahami apa yang diinginkan ketika guru menyampaikan materi

pelajaran sehingga pesan-pesan materi tersampaikan dengan baik.

Dalam hal ini metode reading aloud atau strategi yang dapat

membantu peserta didik dalam berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan

dan menggugah diskusi.52 Oleh karenanya dalam hal suara guru

(teacher voice) perlu ada perhatian yang khusus. Adapun suara yang

semestinya dimiliki oleh guru adalah:

1. Suara yang Keras

Suara yang keras akan sangat membantu guru dalam banyak

hal, seperti misalnya: jika guru sedang berada diruang kelas yang

memiliki jumlah anak didik sedikitnya 30 anka didik maka sudah

dapat dipastikan ruangan yang digunakan untuk 30 anak didik tadi

cukup besar, dengan adanya ruang kelas besar maka tidak menutup

kemungkinan jika guru menjelaskan materi pelajaran didepan kelas

dengan suara nyaring maka anak didik yang duduk di kursi paling

belakang akan kesulitan untuk menangkap suara guru, dalam artian

anak didik tidak mendengar.

52
Zaini H dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
hlm. 43.
Selain itu dengan suara keras yang dimiliki oleg guru, akan

meminimalisir terjadinya kegaduhan dikelas, mengapa demikian?

Karena sewaktu guru menjelaskan materi pelajaran anak didik

terkadang asyik ribut dengan teman-temannya yang lain sehingga

guru dituntut untuk memiliki suara yang keras. Dengan adanya guru

yang memiliki suara yang demikian maka kemungkinan besar siswa

untuk ribut atau tertidur di kelas pun bisa berkurang dan bahkan

tidak ada anak didik yang akan tidur dikelas dengan adanya stimulus

yang bersemangat akan menghasilkan respon yang semangat pula.

2. Suara yang jelas

Kejelasan suara seorang guru juga dapat mempengaruhi

potensi siswa dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan.

Apalagi dalam kaitannya dengan mengajarkan bahasa Arab yang

sangat memiliki perhatian yang khusus terhadap kejelasan suara

seperti makharijul huruf karena dalam pengajaran bahasa Arab

sangat riskan terjadi dalam pengertian dan maksud dari ucapan yang

tidak benar. Contoh: dalam pengajaran Istima‟: dalam pelafalan

huruf harus jelas seperrti yang ada pada kalimat ‫ علم‬dengan ‫الم‬

pelafalan huruf hamzah dengan a‟in harus jelas perbedaanya supaya

tidak terjadi kesalahan baik dalam hal pengertian maupun

penulisannya.

3. Suara yang dapat dipahami


Penyampaian materi dengan suara dan bahasa yang mudah

dipahami akan mempermudah anak didik dalam menangkap materi

pelajaran, dan langkah yang bisa diambil dalam hal ini seperti; (a)

penyampaian materi pelajaran yang sederhana, pas sesuai dengan

porsi materi yang akan disampaikan serta tidak berbelit-belit (b)

pemilihan bahasa yang sesuai dengan tingkat pengetahuan anak

didik (c) nada suara tak jarang kita menyaksikan dan merasa kurang

suka dengan orang berbicara meskipun isi dari pembicaraannya itu

baik maka ini menjadi penting untuk dipelajari seperti nada suara

lirih, biasanya menandakan penting, misalnya rahasia. Suara lantang

menandakan semangat dan perhatian. Ini semua akan menarik

perhatian anak didik yang memiliki pola belajar auditorial.

4. Face/Wajah

Merupakan modal penting dalam berinteraksi terhadap anak

didik agar apa yang kita sampaikan dapat diterima oleh anak didik

dengan baik. Dikatakan juga face/wajah merupakan alat komunikasi

non verbal yang dapat menyampaikan suatu pesan tanpa

mengucapkan kata apapun, seperti ekspresi alis terangkat,

sunggingan senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata melebar,

dan mulut terbuka setara dengan ribuan kata, maka perlihatkanlah

ekspresi itu sekuat mungkin untuk meyakinkan anak didik dan

sebagai penguat perasaan.

f. Guru Harus Berpenampilan Menarik


Sosok seorang guru menjadi penting untuk diperhatikan selain

hal-hal diatas yang sudah penulis jelaskan dari awal, karena bisa

dikatakan dari istilah guru yang sudah lama kita kenal sebagai sosok

yang digugu dan ditiru, maka sudah sepantasnyalah guru menjaga

penampilannya dihadapan anak didiknya. Entah itu mulai dari face

wajah, cara berpakaian, adat sopan santun serta akhlak yang baik.

Selain itu juga yang perlu diperhatikan adalah pembawaan diri.

Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita menjaga dan

mengontrol emosi kita saat mengajar, meskipun bisa dikatakan tingkah

dan kelakuan anak didik di kelas benar-benar membuat darah terasa

naik memuncak ke otak kita dan membuat kita marah terhadap anak

didik. Senakal-nakalnya anak didik, diusahakan untuk tidak marah.

g. Guru Harus Memiliki Kreatifitas Mengajar yang Tinggi

Dalam beberapa teori pembelajaran bernuansa edutaiment,

kebanyakan dari isi teori-teori itu juga menjadikan kreatifitas mengajar

menjadi salah satu cara atau langkah yang harus dimiliki dan ditempuh

dalam proses pendidikan edutaiment, sebut saja diantaranya yang sudah

tidak asing lagi dalam dunia pendidikan seperti teori PAIKEM

(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektiv dan Menyenangkan),

AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu), Free Risk Environment dan lain-

lain, dari beberapa teori tersebut kata kreatif menjadi suatu langkah

yang diutamakan sebelum menciptakan rasa senang pada anak didik


seperti yang telah menjadi dasar penulis terhadap proses belajar

mengajar dalam penelitian.

Adapun menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, kreativitas-

kreativitas yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah sebagai berikut:

1. Kreatif dalam membuka dan menutup pelajaran

2. Kreatif dalam memberi pertanyaan

3. Kreatif dalam membei reimpocement

4. Kreatif dalam memberi stimulus

5. Kreatif dalam mengolah kelas

Jika seseorang menggunakan nalar dan emosinya secara jitu,

maka ia akan mampu membuat loncatan prestasi belajar yang tidak

terduga sebelumnya. Dengan menggunakan metode yang tepat,

seseorang bisa meraih prestasi belajar yang berlipat ganda, dan hal ini

tentu saja merupakan peluang dan sekaligus tantangan yang

menggembirakan di kalangan pendidik.53 Disinilah kemahiran guru

dipertaruhkan dalam mendesain kelas bahasa Arab. Dan disini guru

menempatkan diri sebagai pendamping yang memberikan pengarahan-

pengarahan, dan anak didik ditempatkan sebagai subjek pembelajaran,

seperti yang telah peneliti lakukan selama pembelajaran bahasa Arab.

Apabila anak didik dapat dimotivasi dengan tepat dan diajar

dengan cara yang benar, yaitu cara menghargai gaya (style) dan

53
Hamruni, Edutaiment Dalam Pendidikan Islam...., hlm. 200.
keunikan mereka, maka mereka semua dapat mencapai hasil yang

maksimal.54 Pendekatan yang digunakan dalam konsep ini adalah

membantu anak didik untuk bisa mengerti kekuatan dan kelebihan

mereka, sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.

h. Mendesign Suasana Pembelajaran Kelas Edutaiment

Diperolehnya rasa senang oleh anak didik ketika mereka akan,

sedang, atau telah melakukan proses belajar di kelas baik itu rasa

senang karena cara guru mengajarkan materi yang menciptakan rasa

lebih mudah belajar dan menangkap materi, belajar yang dirasa cepat

berlalu karena terlalu antusias dan senangnya anak ketika sedang

belajar, rasa bebas (terarah) tidak adanya rasa tertekan atau takut dan

leluasa dalam menyampaikan ide-ide yang ada pada siswa, rasa terhibur
55
merupakan karakteristik dari model pembelajaran edutaiment, dari

sekian karakter yang ada, mungkinkah bisa diwujudkan dalam proses

belajar mengajar ? dan bagaimana mendesign suasana pembelajaran

yang demikian ?

Penulis dalam hal ini ketika dalam proses belajar mengajar

menggunakan unsur-unsur yang memang ada pada karakteristik

pembelajaran edutaiment. Seperti karakteristik edutaiment (rasa

senang), yang mana memang anak didik sangat senang dengan

pelajaran bahasa Arab, dan itu bisa terlihat dengan beberapa sikap yang

mereka tampakkan, anak didik dengan penuh rasa antusias dan senang.
54
Ibid.,
55
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta:
Fak Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 73.
Selain itu juga anak didik merasa bahwa belajar bahasa Arab menjadi

lebih mudah daripada sebelumnnya. Kalau dulu anak didik merasa

kesusahan untuk menangkap materi, maka kali ini mereka cukup mudah

untuk memahami materi bahasa Arab yang tentunya dengan cara yang

berbeda.

Anak didik tidak jarang dibuat merasakan cepatnya pelajaran

berlalu meskipun bisa dikatakan waktu yang digunakan untuk belajar

selama dua jam pelajaran cukup lama. Dan itu nampak dan terlihat dari

antusias anak didik. Dikatakan juga karakteristik pembelajaran

edutaiment dapat membuat anak didik merasa bebas (terarah) tidak

adanya rasa tekanan atau takut dalam mengikuti berjalannya proses

belajar mengajar, dan itu jelas nampak dengan tidak canggung dan

lugas serta tegasnya berbicara di kelas, baik itu untuk menjawab

pertanyaan maupun untuk menanyakan sesuatu berkaitan dengan materi

yang belum dipahami, dan bahkan tidak hanya sebatas itu ketika anak

didik tidak bisa menjawab pertanyaanpun mereka tidak takut untuk

mengatakan belum bisa.

Dan berikut sedikit step-step pembelajaran edutaiment dalam proses

belajar mengajar di kelas mulai dari awal pertemuan, pembukaan, isi atau

penyampaian materi sampai pada penutup pelajaran atau mengakhiri

pelajaran.

1. Membuka Pelajaran
Dalam kegiatan membuka pelajaran ini digunakan untuk mendata

kehadiran peserta didik baik itu yang absen, masuk, izin maupun sakit.

Dalam kegiatan ini dimulai dengan prinsip edutaiment, yaitu membuat

peserta didik senang baik itu dengan guyonan, sindirian, humor dll, dengan

memberi kesan tersendiri pada peserta didik melalui guyonan-guyonan

tentunya untuk membuat peserta didik terasa nyaman berada di kelas.

Adapun secara terperinci dapat digambarkan kejadian yang ada

didalam kelas sebagai berikut:

a. Mendata peserta didik (absensi/presensi kelas)

Kegiatan ini sangatlah menentukan terjadinya suatu hubungan yang

harmonis antara guru dan peserta didik, karena ini adalah awalnya.

Kebanyakan guru mengabsen peserta didiknya dengan mengambil

posisi dengan duduk di meja guru yang teredia, oleh karenanya guru

cenderung tidak bisa menatap peserta didiknya secara keseluruhan,

sehingga mengakibatkan peserta didik kurang perhatian terhadap guru

yang sedang mengabsensi mereka. Untuk menghindari agar kejadian itu

tidak terjadi maka mulailah berpikir untuk mencari posisi bagaimana

mengabsen peserta didik yang tepat. Salah satu cara yang bisa

membantu untuk menanggulangi hal tersebut ialah dengan memilih

lokasi yang dekat dengan mereka, seperti; berdiri didepan bangku siswa

yang paling depan. Dengan berdiri, sudah jelas guru dapat menjangkau

dan melihat seluruh peserta didik yang ada di kelas. Dengan pemilihan
posisi dekat dengan peserta didik, itu dapat membangun rasa dekat dan

dapat berinteraksi dengan mereka.

b. Humor

Dalam hal ini yang ingin ditunjukkan adalah mengeksplorasi sesuatu

menjadi lucu atau bagaimana seseorang bisa tertawa. Terkadang sesuatu

yang menurut kita lucu belum tentu menurut orang lain meraskan

bahwa itu memang lucu. Akan tetapi untuk menciptakan sesuatu yang

lucu tadi bisa disiasati dengan cara-cara khusus yakni: membuat kontra

realita atau berkebalikan dengan seharusnya, berlebih-lebihan atau

hiperbola, menjodoh-jodohkan, sindiran atau lilotes, menirukan pribadi

orang lain, bercerita, ketidak sengajaan, dan lain-lain.

Dengan berbagai kegiatan tersebut, sudah bisa membawa nuansa

edutaiment dalam pembelajaran dengan menciptakan rasa aman dalam

menyampaikan ide-ide ataupun celoteh-celoteh tanggapan dari apa yang

dilakukan guru sehingga suasana pembelajaran serasa berjalan cepat

dan menyenangkan.

2. Kegiatan awal

Dalam kegiatan awal ini digunakan untuk menyampaikan beberapa hal

seperti: mengingat kembali pelajaran pertemuan sebelumnya, menjelaskan

kompetensi yang ingin dicapai, menerangkan manfaat dari mempelajari

materi yang akan disampaikan, apersepsi dan kegiatan pemfokusan untuk

mulai pada bagian isi atau materi pelajaran.


Dalam kegiatan ini guru sudah mulai membawa dunia peserta didik pada

dunia guru untuk serius dalam memulai pelajaran dengan menegaskan

peserta didik untuk mulai fokus pada materi pelarjaran, tentu saja tetap

tidak terlepas dari unsur-unsur humor.

3. Menyampaikan isi materi/kegiatan inti

Dalam penyampaian materi ini dapat menggunakan cara yang berbeda-

beda, baik dengan tabel, skema atau pertunjukan. Selain itu juga dalam

penyampaian materi juga mempertimbangkan bagimana caranya

menghidupkan dan menghadirkan materi yang ada dalam buku, seperti

langkah penyampaian materi ta‟aruf misalkan, jika memang dituntut untuk

menjadi orang yang berniat berkenalan maka guru harus berperan

layaknya orang berkenalan baik ekspresi maupun gerak-geriknya.

Ibaratnya guru harus pandai-pandai acting ataupun teater layaknya bintang

film dan aktor-aktor.

4. Menutup pelajaran

Dalam menutup pelajaran terkadang memberikan tugas atau PR bagi

peserta didik jika memang itu diperlukan dan selalu menyuruh peserta

didik untuk belajar kembali di rumah masing-masing dan mempersiapkan

materi pelajaran berikutnya untuk pertemuan yang akan datang.

5. Mengakhiri pelajaran

Dalam bagian ini guru memotivasi kembali peserta didik untuk tetap

belajar yang rajin demi kesuksesan mereka kelak, selalu menyuruh peserta

didik untuk langsung pulang ke rumah masing-masing tanpa harus


mampir-mampir di jalan, selalu mendoakan peserta didik akan kesuksesan

dan cita-cita mereka apapun itu bentuknya dan yang terpenting dari

keseluruhan ini ialah lebih terhadap kesuksesan peserta didik tanpa

memberi tekanan apapun pada peserta didik.

Adapun tentang penerapan edutaiment yang diterapkan di MA Al

I‟anah Playen Pada Siswa Kelas X IIS di jelaskan pada hal-hal sebagai

berikut:

a. Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung Aktivitas Belajar

Lingkungan yang bebas resiko adalah lingkungan (belajar) yang

rileks dan tidak menumbuhkan stres berlebihan, lingkungan yang aman

untuk melakukan kesalahan, namun memberikan harapan untuk sukses

yang tinggi. Dalam lingkungan pembelajaran yang “bebas-resiko”,

kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh siswa tidak membuat ia

disudutkan, atau bahkan dianggap bodoh, tetapi kesalahan-kesalahan

siswa dipandang sebagai umpan-balik (feedback) bagi guru untuk

memperbaiki kinerjanya.56 Dapat diketahui bahwa guru dalam mengajar

bahasa Arab harus berusaha membangun suasana lingkungan yang aman

untuk berbuat kesalahan kepada siswa. Guru berperan sebagai motivator

di dalam kelas, membangkitkan semangat siswa untuk terus mencoba

tanpa takut akan resiko kesalahan.

b. Menciptakan Minat Belajar yang Tinggi

56
Hamruni, Edutaiment Dalam Pendidikan Islam....,hlm. 275.
Pembelajaran yang modern sangat menekankan pada pentingnya

menciptakan minat dalam belajar. Sebelum seseorang melakukan

aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, termasuk aktivitas belajar,

disarankan untuk mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, “Apa

Manfaatnya Bagiku?” (disingkat AMBAK).57 Guru memberi kesan

terlebih dahulu kepada siswa bahwa bahasa Arab adalah pelajaran yang

menarik untuk dipelajari. Melalui metode edutaiment yaitu audio dan

games guru mencoba menciptakan minat berbahasa Arab yang tinggi

pada siswa. Sehubungan dengan konsep kreatifitas mengajar, memang

tidak mudah untuk mewujudkan maupun menumbuhkan ide kreatif pada

setiap guru, akan tetapi hal yang demikian bukanlah tidak mungkin untuk

dimiliki oleh setiap guru, asalkan ada kemauan dan usaha dari guru itu

sendiri untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar. Karena

biasanya kreatifitas guru dalam mengajar itu tumbuh dan berkembang

seiring dengan perjalanan dan usahanya ketika menjadi guru.

c. Mengenali Gaya Belajar Siswa

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dan

kemampuan belajar, baik dalam pembelajaran di sekolah, maupun dalam

berbagai situasi komunikasi antar-pribadi. Menyadari dan memahami

bagaimana cara menyerap dan mengolah informasi, dapat menjadikan

belajar dan berkomunikasi lebih mudah. Sebagaimana siswa dapat belajar

dengan baik dengan cara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih

57
Ibid,.... hlm. 276.
adanya figur yang memiliki otoritas seperti guru, yang lain lagi merasa

bahwa belajar sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang

memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat

berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada siswa yang memerlukan

lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka

menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat. 58 Demikian

pula pada siswa kelas X pada program IIS di MA Al-I‟anah, mereka

mempunyai gaya belajar mereka sendiri. Ada yang mudah memahami

dengan hanya mendengarkan, dan ada yang mudah memahami dengan

menirukan.

Namun apabila nanti setelah diberikan kebebasan untuk memahami

materi sesuai cara mereka, ternyata ada juga siswa yang tidak

menggunakannya dengan baik atau berbincang yang tidak ada kaitannya

dengan pembelajaran bahasa Arab sesama teman sebangku mereka, maka

disini Guru akan memberi mereka punishment berupa kurangnya nilai

mereka atau hal lain yang membuat mereka jera. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam proses belajar mengajar bahasa Arab mencoba memahami

gaya belajar siswa, tidak memaksa siswa harus ini dan itu. Tetapi

disesuaikan dengan kenyamanan belajar menurut mereka.

d. Menerapkan Pembelajaran Berbasis Aktivitas

Belajar tidak hanya menggunakan otak (sadar, rasional, dan

verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh dan pikiran dengan segala

58
Ibid.,
emosi, indra, dan sarafnya. Belajar adalah berkreasi, bukan

mengkonsumsi, melainkan sesuatu yang mereka “ciptakan”.

Pembelajaran terjadi ketika siswa memadukan pengetahuan dan

keterampilan baru ke dalam sktruktur dirinya sendiri yang telah ada.59

Banyak lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk melakukan proses

belajar mengajar. Selain itu setiap siswa dapat menunjukkan

kecakapannya masing-masing, begitu juga dapat menciptakan hal-hal

yang mereka dapat ciptakan sendiri sesuai kemampuan dan keinginan

mereka sendiri.

Belajar pada hakikatnya adalah menciptakan makna baru, jaringan

saraf baru, dan pola pikir interaksi elektrokimia baru didalam system otak

dan tubuh secara menyeluruh. Oleh karena itu disarankan agar siswa

bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra

sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh dan pikiran telibat dalam

proses belajar. Pembelajaran konvesional cenderung membuat orang

tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu lama. Akibatnya, terjadilah

“kelumpuhan” otak dan belajar pun melambat atau bahkan berhenti sama

sekali.60

Mengajak para siswa untuk bangkit dan bergerak secara berkala

akan menyegarkan tubuh mereka, meningkatkan peredaran darah ke otak,

dan dapat berpengaruh positif pada belajar. Belajar berdasar aktivitas

secara umum jauh lebih efektif daripada yang didasarkan presentasi,

59
Ibid,.... hlm. 248.
60
Ibid.,
materi dan media. Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian

otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak

tepat disebelah bagian otak yang digunakan untuk berfikir dan

memecahkan masalah, sehingga menghalangi gerakan tubuh berarti

menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal. Sebaliknya,

melibatkan tubuh dalam belajar akan membangkitkan kecerdasan terpadu

manusia sepenuhnya. Jadi, dalam belajar jangan hanya duduk, tetapi

lakukanlah sesuatu.61 Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan

tindakan sekaligus, mereka mempelajari gagasan-gagasan, dan

memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka

pelajari.

Diantara tempat-tempat yang bisa dan sering digunakan untuk

pembelajaran bahasa Arab di MA Al I‟anah adalah:

1. Kelas

Kelas merupakan bagian atau unit sekolah terkecil.

Penggunaan istilah “unit” disini mengandung suatu pengertian

bahwa kelas mempunyai ciri yang khusus, spesifik. Setiap kelas

mempunyai kekhususan sendiri-sendiri.62 Kelas merupakan tempat

yang mendominasi dalam setiap pertemuan dalam pembelajaran

bahasa Arab daripada harus menggunakan ruangan lain seperti

perpustakaan atau masjid sekolah. Alasannya adalah didalam kelas

61
Ibid.,
62
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Ed.1. Cet Ke-4, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 19.
Guru dapat mengamati dan mengontrol secara langsung aktivitas apa

yang dilakukan oleh murid-murid. Sedangkan ditempat lain seperti

masjid sekolah atau perpustakaan, guru harus ekstra dalam

mengendalikan siswa-siswa karena bangunannya yang amat luas.

2. Masjid Sekolah

Masjid memang bukanlah ruangan yang ditujukan untuk

melaksanakan aktivitas belajar-mengajar. Akan tetapi terkadang

peserta didik merasa bosan dengan suasana kelas. Terlebih bahasa

Arab yang jika pelaksanaannya di siang hari pada jam akhir

pembelajaran. Hal tersebut tentu membuat peserta didik bosan dan

tidak semangat lagi untuk mengikuti pembelajaran. Konsentrasi,

energi dan tenaga mereka sudah terkuras pada jam-jam pembelajaran

sebelum bahasa Arab. Oleh karena itu sesekali bolehlah membawa

peserta didik ke masjid sekolah untuk melaksanakan pembelajaran

disana, sekedar untuk selingan dan menghilangkan kejenuhan

mereka.

3. Perpustakaan

Ruang perpustakaan adalah ruang untuk belajar dalam

kondisi tenang dan tidak menganggu aktivitas peserta didik lain yang

sedang belajar, dan ini merupakan salah satu ketentuan yang wajib

dilakukan di perpustakaan. Namun dalam hal ini guru jarang

menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk melaksanakan

proses belajar mengajar. Perpustakaan hanya digunakan peserta


didik untuk membaca buku yang terkait dengan pembelajaran bahasa

Arab atau untuk mengerjakan tugas atau yang lainnya yang berkaitan

pembelajaran dengan bahasa Arab.

e. Merancangan Pembelajaran Kolaboratif

Aktivitas belajar terjadi karena adanya interaksi diantara para siswa

dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan belajar bukan hanya proses

pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang

berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan

pengetahuan bersama.63

Salah satu cara utama untuk mendapatkan rasa aman adalah

menjalin hubungan dengan oranglain dan menjadi bagian dari kelompok.

Ketika mereka belajar bersama teman, mereka mendapatkan dukungan

emosional dan intelektual yang memungkinkan mereka melampaui

ambang pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki saat ini.

Keberadaan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang

menuntut mereka untuk bergantung satu sama lain dalam

mengerjakannya merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan

kebutuhan sosial siswa.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka

untuk tidak hanya belajar bersama, namun juga saling mengajarkan satu

sama lain.

63
Hamruni, Edutaiment Dalam Pendidikan Islam..., hlm. 249.
f. Menggunakan Pendekatan Inquiry-discovery

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu

yang dilakukan setiap siswa. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan

dikembangkan oleh siswa.64 Disisi lain dengan model ini, siswa bisa

mengekspresikan dengan bebas apa yang ada dalam hati dan pikirannya,

tanpa harus takut salah dan dapat hukuman, bahkan siswa disarankan

agar lebih banyak untuk melakukan percobaan-percobaan terkait dengan

bahasa Arab.

Dalam mengajar, guru janganlah sekedar melakukan transfer ilmu

pengetahuan, atau mengorganisasi aktivitas-aktivitas siswa, tetapi

hendaknya ia menjalankan peran sebagai fasilitator yang berusaha

membuat para siswa belajar. Dengan pendekatan inquiry-discovery akan

menghasilkan sebuah inovasi, kreasi dalam belajar siswa sehingga dari

situlah akan terbentuk sebuah pengetahuan yang murni didapat oleh

siswa, hal ini bisa dijumpai dalam pembelajaran bahasa Arab di

Madrasah ini yaitu dengan cara pemberian tugas terkait kehidupan

sehari-hari, yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu

kesatuan yang integral dalam pembelajaran bahasa Arab.

3. Proses Pelaksanaa Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Edutaiment

di Madrasah Aliyah Al-I‟anah Kelas X IIS

Adapun buku, materi atau sumber belajar yang dipergunakan untuk

anak didik kelas X IIS dalam pembelajaran ialah menggunakan buku

64
Ibid,.... hlm. 250.
modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi yang diterbitkan oleh

cv. Arifandani.

Kegiatan pembelajaran didalam kelas dapat dipaparkan sebagai

berikut:

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 04 Februari 2019

pada jam ke- 5-7.

1. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang peneliti sampaikan adalah tentang

Profesi dan Kehidupan ) ‫ ( املهنة و احلياة‬dalam materi pembelajaran ini

indikator yang harus dicapai adalah siswa mampu menjelaskan isi

teks yang didengar berkaitan dengan topik ‫املهنة و احلياة‬. Berikut materi

pembelajarannya:

‫ا ِمله َُن‬

ُ ‫ هو‬,‫ أىب ف ّال ٌح‬.‫ ع ْندى أ ٌب وأ ٌّم وأ ٌخ‬.‫طويب و ْاْع ُل ىف املستشفى‬


‫يذهب اىل‬ ٌ ‫ اان‬,‫عامثن‬
ُ ‫امسى‬

‫ هىي ثُ َع ِ ّ ُّل انوّغ َة امعرب ّي َة ىف املدرسة‬,‫مدرس ٌة‬ َّ ‫ْاملزرع ِة‬


ّ ‫ وأ ّمى‬.‫لك صباحٍ و ْيزر ُع ال ُر َّز وا ُّذل ّر َة فهيا‬

ٌ ‫ هو‬,ُ‫ ىل أ ٌخ امسه اسامعيل‬.‫املتوسطة السالميّة احلكوميّة‬


‫طامب ىف املدرسة امثّاهويّة السالميّة‬ ّ

.‫امس نة امث ّامثة‬ ُ ‫احلكوميّة‬


ّ ‫وجيوس ىف‬

2. Membuka pelajaran

Pembelajaran bahasa Arab dimulai dari membuka kelas

dengan salam, tanya kabar, dan berdoa bersama yang dipimpin oleh
ketua kelas kemudian mengabsen anak didik satu-persatu sesuai

dengan urutan yang ada pada buku presensi. Seperti yang peneliti

lakukan ketika mengabsen peserta didik dengan berdiri didepan

bangku siswa yang paling depan dengan tujuan agar bisa

menjangkau dan melihat seluruh anak didik yang ada di kelas baik

yang duduk di bangku paling depan sekalipun.

3. Kegiatan awal

Peneliti menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai

dalam proses belajar mengajar pertemuan kali ini. Peneliti

menyanyakan manfaat kemampuan mendengar yang benar.

Apersepsi atau penjajagan dengan pertanyaan yang berhubungan

dengan materi yang akan disampaikan dengan guyonan-guyonan

yang bermakna. Peneliti meminta anak didik untuk fokus, fokus, dan

fokus untuk mendengar apa yang dibacakan peneliti “sambil

membawa fikiran anak didik untuk serius tapi rileks”.

4. Kegiatan inti

- Peneliti menyuruh anak didik untuk memperhatikan dan

berkonsentrasi dengan menyuruh anak didik untuk menghadap

kedepan, fokus dan menyuruh anak didik untuk menutup buku.

- Peneliti membaca bahan materi pelajaran berulang-ulang kurang

lebih sampai tiga kali, setelah itu peneliti menyanyakan kepada


anak didk mengenai beberapa mufrodat yang belum mereka

pahami.

- Peneliti mulai memberi pengertian mufradat yang belum anak

didik ketahui secara bertahap, jika ada 12 mufrodat yang harus

dihafal, maka mulai dihafalkan 4 mufrodat pertama dihafal,

selanjutnya 4 mufrodat berikutnya dan begitu seterusnya. Anak

didik mulai untuk menghafalkan secara bersama-sama, berulang-

ulang sampai anak didik dirasa hafal 4 mufrodat baru kemudian

diberi mufrodat selanjutnya.

- Peneliti memberikan waktu sejenak sekitar lima sampai sepuluh

menit untuk menghafalkannya secara pribadi. Kemudian peneliti

menyanyakan mufradat yang baru saja mereka hafalkan satu

persatu secara acak dan hasilnya hampir semua anak didik bisa

menjawab, meski ada satu dua yang belum bisa.

- Selanjutnya peneliti memerintahkan anak didik untuk mencatat

dan menghafal ulang keseluruhan mufrodat.

- Kemudian peneliti memerintah anak didik untuk maju satu

persatu menghafal dengan ketentuan: masing-masing anak didik

ditanya 3-4 mufrodat dari 12 mufrodat yang ada secara acak, baik

itu urutannya, bahasa Indonesia ke Arab maupun Arab ke

Indonesia. Setelah anak didik yang dinyatakan hafal dan selesai,

maka diberi kebebasan untuk melakukan apapun di kelas asalkan


tidak mengganggu konsentrasi teman-teman lainnya yang sedang

menghafal.

5. Mengakhiri dan menutup pelajaran

Peneliti bersama dengan anak didik menyimpulkan materi

istima‟ dan mufradat baru. Peneliti memberikan PR dan Tugas

berupa bermain peran sesuai dengan profesi yang anak didik

kehendaki dan untuk mempersiapkan materi pertemuan akan datang

berkaitan dengan kalam. Kemudian peneliti memberikan motivasi

kepada anak didik untuk lebih meningkatkan belajar baik di rumah

maupun di Madrasah. Lalu pembelajaran ditutup dengan membaca

doa yang dipimpin ketua kelas dan diakhiri dengan salam.

Dari kegiatan pembelajaran diatas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa anak didik sudah mulai senang untuk belajar

bahasa Arab, dan anak didik juga sudah mulai antusias dalam

mengikuti proses belajar mengajar dan semangat.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 11 Februari 2019

pada jam ke- 5-7.

1. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang peneliti sampaikan masih sama

dengan topik sebelumnya yaitu tentang Profesi dan Kehidupan ‫( املهنة‬

) ‫و احلياة‬dalam materi pembelajaran ini, indikator yang harus dicapai


oleh anak didik adalah siswa mampu menerapkan percakapan

berkaitan dengan topik ‫املهنة و احلياة‬. Berikut materi pembelajarannya:

‫املهنة‬

‫حسن ؟‬ َ ‫ ما همْن ُة أ‬: ‫املدرس‬


ُ ‫بيك اي‬ ّ

‫ هو ْيزر ُع ال ُر َّز و ُّاذل ّر َة ىف املز ِار ِع‬,‫ أىب ف ّال ٌح اي أس تا ُذ‬: ‫حسن‬

‫حسني ! ما همنة أ ِ ّمك ؟‬


ُ ‫ و أهت اي‬: ‫املدرس‬
ّ

ّ ‫ يه ثبي ُع امبضائع ىف‬,‫ أ ّمى اتجر ٌة‬: ‫حسني‬


‫امسوق‬

ِ ‫ و ما همنة أ‬: ‫املدرس‬


‫بيك اي هبي ُةل ؟‬ ّ

‫ و أ ّمى اي أس تا ُذ ! يه‬.‫ هو يعا ُجل ْاملر ََض ىف املستشفى‬,‫طبيب‬


ٌ ‫ اىب‬: ‫هبيةل‬

.‫مدرسة ىف املدرسة امثّاهويّة السالميّة احلكوميّة‬


ّ

2. Membuka pelajaran

Pembelajaran bahasa Arab dimulai dari membuka kelas

dengan salam, tanya kabar, dan berdoa bersama yang dipimpin oleh

ketua kelas kemudian mengabsen anak didik satu-persatu sesuai

dengan urutan yang ada pada buku presensi. Seperti yang peneliti

lakukan ketika mengabsen peserta didik dengan berdiri didepan

bangku siswa yang paling depan dengan tujuan agar bisa

menjangkau dan melihat seluruh anak didik yang ada di kelas baik

yang duduk di bangku paling depan sekalipun.

3. Kegiatan awal
Peneliti menyanyakan pelajaran pada pertemuan sebelumnya

mengenai beberapa mufrodat berkaitan dengan profesi. Peneliti

menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam proses

belajar mengajar pada pertemuan kali ini. Peneliti menyanyakan

manfaat dari praktik percakapan bahasa Arab yang terdapat dalam

materi kalam. Apersepsi atau penjajagan dengan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan dengan

guyonan-guyonan yang bermakna. Peneliti meminta anak didik

untuk fokus, fokus, dan fokus untuk mendengar apa yang diucapkan

oleh peneliti “sambil membawa fikiran anak didik untuk serius tapi

rileks”.

4. Kegiatan inti

- Peneliti menyampaikan materi pelajaran dimulai dengan

membaca materi yang ada di buku yang dikemas dalam bentuk

hiwar yang diawali oleh peneliti sedangkan anak didik diwajibkan

untuk mendengarkan, mengikuti dan menirukan apa yang

dibacakan oleh peneliti setelah satu kalimat dibacakan.

- Kemudian peneliti menyanyakan pada anak didik mengenai

mufrodat yang belum diketahuinya.

- Selanjutnya peneliti mengajak anak didik untuk menerjemahkan

materi hiwar tadi secara bersama-sama, setelah selesai

menerjemahkan.
- Peneliti memerintahkan anak didik untuk mempraktikkan hiwar

dengan teman sebangku selama 15 menit. Jika sudah ada yang

hafal,

- Peneliti menyuruh mereka untuk praktik didepan dengan

himbauan bahwa yang maju kedepan tanpa disuruh maka akan

dapat nilai tanbahan sendiri apalagi ditambah dengan penjiwaan

ekspresi. Dalam hal ekspresi peneliti memberikan contoh sesuai

yang ada dalam bacaan hiwar. Jika tidak ada yang mau maju

duluan maka peneliti mulai memangggil setiap pasangan untuk

maju praktik hiwar secara acak.

5. Mengakhiri dan menutup pelajaran

Peneliti bersama dengan anak didik menyimpulkan materi

kalam. Peneliti mengingatkan anak didik supaya belajar untuk

mempersiapkan materi pertemuan akan datang. Kemudian peneliti

memberikan motivasi kepada anak didik untuk lebih meningkatkan

belajar baik di rumah maupun di Madrasah. Lalu pembelajaran

ditutup dengan membaca doa yang dipimpin ketua kelas dan diakhiri

dengan salam.

Dari kegiatan pembelajaran diatas yang peneliti tekankan

adalah hiwar dan penguasaan peran. Dan dapat peneliti simpulkan

bahwa anak didik sudah mulai aktif dan anak didik juga sudah bisa

diajak komunikasi satu arah, serta antusias dalam mengikuti proses

belajar mengajar dan semangat.


‫‪c. Pertemuan Ketiga‬‬

‫‪Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 18 Februari 2019‬‬

‫‪pada jam ke- 5-7.‬‬

‫‪1. Materi Pembelajaran‬‬

‫‪Materi pembelajaran yang peneliti sampaikan masih sama‬‬

‫( املهنة ‪dengan topik sebelumnya yaitu tentang Profesi dan Kehidupan‬‬

‫‪dalam materi pembelajaran ini, indikator yang harus dicapai‬و احلياة )‬

‫‪oleh anak didik adalah siswa mampu menerangkan isi teks bacaan‬‬

‫‪. Berikut materi pembelajarannya:‬املهنة و احلياة ‪dengan topik‬‬

‫املهنة‬

‫مدر ًسا‪ ,‬مهنم من‬ ‫متنوع ٌة‪ ,‬مهن ْم ْمن ُ‬


‫يكون ف ّال ًحا‪ ,‬مهن ْم ْمن ُ‬
‫يكون ّ‬ ‫لام عرفْنا أ َّن ِم َهن امنّ ِاس ّ‬

‫موظفا و همندسا‪ ,‬و اتجرا‪ ,‬و حص ِفيّا‪ ,‬وطبيبا‪ ,‬ومهنم من يكون ُ ْ‬


‫ُشط ّيا و‬ ‫يكون ُم ّ ِمرضً ا‪ ,‬و ّرساما‪ ,‬و ّ‬

‫َُضاي و َج ّزارا و فا ِلهِيا و جنّارا و بنّ ًاء و م ْياكه ْي ِكيا و ّزّب ًةل و لنّاسا و ُمذيْعا و طبّاخا و سائقا و‬
‫خَ ِ‬

‫غري ذكل‪.‬‬
‫َ‬

‫لك يو ٍم و ْيزرعون ال ُر َّز فهيا‪ ,‬وامتُّ ّج ُار يذهبون لكّيوم اىل‬


‫حون يذهبون اىل املز ِارعِ ُ َّ‬
‫فامف ّال ْ‬

‫عن الخْبار امنّافع ِة و يك ُتبوهنا ىف اجلرائ ِد‬


‫املتنوع َة‪ ,‬وامصح ِفيون يبحثون ِ‬
‫امسوق ويب ْيعون فهيا امبضائع ِ ّ‬
‫ّ‬

‫ماكن ويتّ ِصلُ‬


‫امصحفيون يبحثون عن الخْبار ىف أ ِ ّي ٍ‬ ‫واجمل ّال ِت مي ْقرأها امنّ ُاس ْ‬
‫ومن أ ْجلِ ذكل ّ‬

‫ّبمنّ ِاس عىل ُم ْخت ِو ِف ِمهَهنِ ِ ْم‪ ,‬وال ِط ّبا ُء يذهبون ّ‬


‫لك يوم اىل املستشفى و يعاجلون ْاملر ََض‪.‬‬

‫‪2. Membuka pelajaran‬‬


Pembelajaran bahasa Arab dimulai dari membuka kelas

dengan salam, tanya kabar, dan berdoa bersama yang dipimpin oleh

ketua kelas kemudian mengabsen anak didik satu-persatu sesuai

dengan urutan yang ada pada buku presensi. Seperti yang peneliti

lakukan ketika mengabsen peserta didik dengan berdiri didepan

bangku siswa yang paling depan dengan tujuan agar bisa

menjangkau dan melihat seluruh anak didik yang ada di kelas baik

yang duduk di bangku paling depan sekalipun.

3. Kegiatan awal

Peneliti menyanyakan pelajaran pada pertemuan sebelumnya

mengenai beberapa mufrodat berkaitan dengan profesi. Peneliti

menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam proses

belajar mengajar pada pertemuan kali ini. Peneliti menyanyakan

manfaat dari praktek percakapan bahasa Arab yang terdapat dalam

materi kalam. Apersepsi atau penjajagan dengan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan dengan

guyonan-guyonan yang bermakna. Peneliti meminta anak didik

untuk fokus, fokus, dan fokus pada qira‟ah yang ada dalam buku

pelajaran dan pada suara yang peneliti ucapkan.

4. Kegiatan inti
- Peneliti menyampaikan materi pelajaran dimulai dengan

membaca materi yang ada di buku yang diawali oleh peneliti,

sedangkan anak didik diwajibkan untuk menyimaknya.

- Setelah peneliti selesai membacakan isi materi anak didik dituntut

untuk membaca ulang perkalimat dengan cara bergiliran secara

acak. Karena membacanya perkalimat dan secara acak, maka

anak didik yang lain dituntut untuk memperhatikan temannya

yang sedang membaca, agar ketika mendapat giliran untuk

membaca tidak kebingungan mencari mulai darimana akan

melanjutkan. Setelah semua mendapat giliran membaca, peneliti

meminta beberapa siswa untuk menjelaskan isi dari teks qira‟ah

yang telah dibaca tadi.

5. Mengakhiri dan menutup pelajaran

Peneliti bersama dengan anak didik menyimpulkan materi

qira‟ah. Peneliti mengingatkan anak didik supaya belajar untuk

mempersiapkan materi pertemuan akan datang. Kemudian peneliti

memberikan motivasi kepada anak didik untuk lebih meningkatkan

belajar baik di rumah maupun di Madrasah. Lalu pembelajaran

ditutup dengan membaca doa yang dipimpin ketua kelas dan diakhiri

dengan salam.

Dari kegiatan pembelajaran diatas peneliti dalam

menyampaikan materi yang mengkhususkan anak didik pada satu

kemahiran yakni kemahiran Qira‟ah, peneliti tidak serta-merta


melakukan proses belajar mengajar hanya dengan membaca teks

yang ada dalam buku ajar yang hanya menggunakan vokal sebagai

modal dasar, akan tetapi dalam materi ini penulis melibatkan seluruh

aspek komponen dasar yang dimiliki anak didik seperti pengetahuan

dengan memahami isi dari materi tersebut, keterampilan dengan

mengedepankan intonasi dan gaya membaca serta membiarkan anak

didik berekspresi sesuai yang mereka kehendaki. Dan peneliti dapat

menyimpulkan bahwa anak didik sudah senang untuk belajar bahasa

Arab, dan anak didik juga sudah mulai mengekspresikan apa yang

mereke tangkap dalam pembelajaran.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, 27 Februari

2019 pada jam ke- 5-7.

1. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang peneliti sampaikan masih sama

dengan topik sebelumnya yaitu tentang Profesi dan Kehidupan ‫( املهنة‬

) ‫و احلياة‬dalam materi pembelajaran ini, indikator yang harus dicapai

oleh anak didik adalah siswa mampu menyusun teks tulis dengan

topik ‫املهنة و احلياة‬. Berikut materi pembelajarannya:

ْ ‫ حنن هألك ال َّرز وامفوال ِه و‬,‫عامهلم انفع ٌة لهفسه ْم وجممتعهم‬


‫ والط ّبا ُء أعامهلم‬.‫اخلَضوات‬ ُ ‫امف ّالحون أ‬
ّ ‫املدرسون أعامهلم انعفة حنن‬
‫هتعّل‬ ّ ‫ حنن حنتاجون اىل الط ّباء م ِوقاية حصّة أجسامنا و‬,‫مفيد ٌة نونّاس‬

.‫املدرسون يعدّون امنّاش ئني ميكوهوا أفرادا انفني لرسهتم و بيئهتم و بالدمه‬
ّ ‫مهنم امعوو َم واملعارف و‬
ّ ‫امرمسون و‬
‫املوظفون و همندسون‬ ّ ‫املمرضون و‬ ّ ‫فامف ّالحون وامتّجار و الطبّاء و‬
ّ ‫املدرسون و‬

.‫وامصحفيّون لكّهم حيتاج اههيم امنّاس‬

2. Membuka pelajaran

Pembelajaran bahasa Arab dimulai dari membuka kelas

dengan salam, tanya kabar, dan berdoa bersama yang dipimpin oleh

ketua kelas kemudian mengabsen anak didik satu-persatu sesuai

dengan urutan yang ada pada buku presensi. Seperti yang peneliti

lakukan ketika mengabsen peserta didik dengan berdiri didepan

bangku siswa yang paling depan dengan tujuan agar bisa

menjangkau dan melihat seluruh anak didik yang ada di kelas baik

yang duduk di bangku paling depan sekalipun.

3. Kegiatan awal

Peneliti menyanyakan pelajaran pada pertemuan sebelumnya

mengenai beberapa mufrodat berkaitan dengan profesi. Peneliti

menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam proses

belajar mengajar pada pertemuan kali ini. Peneliti menyanyakan

manfaat dari praktek percakapan bahasa Arab yang terdapat dalam

materi kalam. Apersepsi atau penjajagan dengan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan dengan

guyonan-guyonan yang bermakna. Peneliti meminta anak didik

untuk fokus, fokus, dan fokus untuk mendengarkan apa yang peneliti

bacakan.

4. Kegiatan inti
- Peneliti menyampaikan materi pelajaran dimulai dengan

membaca materi yang ada di buku, sedangkan anak didik

diwajibkan untuk menyimaknya.

- Setelah peneliti selesai membacakan isi materi, peneliti

memberikan teks bacaan yang sudah terpotong-potong menjadi

beberapa bagian kepada peserta didik, kemudian siswa diminta

untuk menyusun teks bacaan tersebut dan menjelaskan apa isi

dari teks yang telah anak didik susun tersebut secara bergantian.

Sebenarnya dalam kegiatan ini bisa berbentuk kelompok tetapi

disini peneliti lebih memilih secara individu untuk melihat sejauh

mana pemahaman peserta didik. Dan dalam memanggil giliran

siswa peneliti menggunakan cara membuat bola api, yang mana

siswa yang terkena lemparan bola tersebut berarti siswa tersebut

yang akan membaca dan menjelaskan teks bacaan yang telah

disusun tersebut.

5. Mengakhiri dan menutup pelajaran

Peneliti bersama dengan anak didik menyimpulkan materi

yang telah dipelajari. Peneliti mengingatkan anak didik supaya tetap

semangat dalam belajar. Kemudian peneliti memberikan motivasi

kepada anak didik untuk lebih meningkatkan belajar baik di rumah

maupun di Madrasah. Lalu pembelajaran ditutup dengan membaca

doa yang dipimpin ketua kelas dan diakhiri dengan salam.


Kesimpulan dari hasil yang peneliti peroleh setelah melakukan

pelaksanaan pembelajaran, siswa lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran, tidak takut lagi dengan bahasa Arab, lebih ada kemauan

untuk belajar dan ketika pembelajaran berlangsungpun sudah aktif.

B. Hasil Penerapan Edutaiment Pembelajaran Bahasa Arab Kelas X IIS di

MA Al I‟anah Playen Gunungkidul

Secara sederhana memang administrasi pembelajaran mulai dari

silabus sampai dengan rancangan RPP secara umum tidak memiliki

keistimewaan, sama seperti silabus RPP yang ada. Akan tetapi yang

membedakan ialah praktik yang dilakukan, yaitu dalam mengelola kelas dan

cara berinteraksi dengan peserta didik sehingga peserta didik yang diajar

merasa senang.

Setelah melakukan penelitian, dan kegiatan pembelajaran bahasa Arab

berbasis edutaiment pada siswa kelas X khususnya program IIS, hasil yang

peneliti peroleh yaitu:

1. Peserta didik terlihat lebih rileks dan enjoy

Dalam hal ini peneliti melihat bahwa anak didik dalam kegiatan

belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa Arab dari pada sebelumnya

pembelajaran bahasa Arab tanpa mengunakan edutaiment. Anak didik

lebih bersemangat dan juga merasa bahwa belajar bahasa Arab itu mudah.

Dan anak didik juga merasakan cepatnya pelajaran berlalu meskipun bisa
dikatan waktu yang digunakan untuk belajar selama tiga ajam pelajaran

cukuplah lama.

2. Peserta didik merasa tertarik dan senang dengan kegiatan pembelajaran

Bahasa Arab.

Selain anak didik enjoy dalam kegiatan pembelajaran, kini siswa

mulai tertarik dan senang dengan bahasa Arab, dan itu bisa terlihat dengan

beberapa sikap yang anak didik tampakkan, yaitu dengan penuh rasa

antusias dan senantiasa menunggu-nunggu guru bahasa Arab didepan kelas

untuk mengajar.

3. Peserta didik bisa diajak komunikasi satu arah

Dalam proses pembelajaran kini anak didik sudah dapat diajak

untuk berkomunikasi satu arah, artinya jika peneliti sedang menjelaskan

materi anak didik sudah bisa nyambung, sudah memperhatikan meski

masih ada satu atau dua yang tidak memperhatikan. Dan anak didikpun

juga sudah mau bertanya jika ada yang belum dipahami.

4. Minat anak didik menjadi lebih ada terhadap pelajaran bahasa Arab

Selama peneliti mendidik peserta didik berusaha untuk

menumbuhkan minat anak didik dalam belajar bahasa Arab, dan itu bisa

terwujud, dengan pembelajaran bahasa Arab berbasis edutaiment yang

peneliti lakukan, anak didik mulai minat dan akhirnyapun tidak takut lagi
dengan pelajaran bahasa Arab, dan anak didikpun tidak menganggap

bahasa Arab semenyeramkan apa yang dibayangkan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa Arab

berbasis edutaiment baik jika diterapkan dalam pembelajaran.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Edutaiment

1. Faktor Pendukung Penerapan Edutaiment

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MA Al I‟anah

Playen Gunungkidul, guru selalu berusaha agar pembelajaran sesuai

dengan perencanaan dan dapat menarik minat siswa dalam belajar.

Dalam hal ini ada beberapa faktor pendukung diantaranya adalah;

Pertama adalah faktor lingkungan dan geografis, dari observasi

peneliti memang letak geografisnya yang tenang, jauh dari keramaian

dan jalan raya ini dimungkinkan untuk menunjang belajar yang lebih

kondusif dan berdampak positif dalam kebebasan untuk mendesain

pembelajaran diluar kelas seperti game-game dan permainan educative

yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab. Selain itu juga

suasana kelas yang baik dalam segi fasilitas atau keadaanya yang bersih

dan rapi juga merupakan faktor yang mendukung proses belajar

mengajar. Karena kelas yang bersih dan rapi dapat membuat siswa

nyaman dan kondusif bagi pembelajaran peserta didik.

Kedua adalah faktor sosial masyarakat, dimana masyarakat disini

menyambut dengan baik adanya madrasah ini, secara umum masyarakat

disini open dengan keluarga madrasah. Selain itu juga masyarakat juga
ingin membantu baik secara materi maupun fikiran. Disinilah letak

kelebihan tersebut, yaitu masyarakat yang terbuka.

Ketiga, komunikasi dalam dunia pendidikan komunikasi antara

peserta didik dengan Wali murid sangatlah dibutuhkan untuk

memecahkan permasalahan terkait dengan madrasah maupun dengan

pribadi peserta didik itu sendiri, sehingga komunikasi yang intens bisa

memaksimalkan dalam proses belajar mengajar.

Keempat, kemampuan pendidik yang dituntut harus profesional

untuk dapat menguasai materi, kondisi peserta didik yang berperan aktif

di dalam kelas, minat belajar peserta didik yang tinggi, serta sarana dan

prasarana yang lengkap.

Kelima, semangat belajar dan keinginan untuk bisa peserta didik

yang tinggi, antusias serta keceriaan mereka dalam mengikuti segala

aktivitas pembelajaran. Selain itu penampilan dari pendidik yang tidak

membuat peserta didik merasa risih. Serta tingkah konyol peserta didik

yang membuat suasana kelas tidak sepaneng dan tegang.

Semua dukungan yang ada diatas adalah yang berasal dari guru,

madrasah dan masyarakat untuk meningkatkan motivasi serta prestasi

siswa dalam bahasa Arab. Konsep edutaiment belum seluruhnya

dilaksanakan, akan tetapi guru dan madrasah akan berusaha

meningkatkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran bahasa Arab agar

pembelajaran bahasa Arab dapat tercapai sesuai dengan tujuannya.

2. Faktor Penghambat Penerapan Edutaiment


Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab tidak semua

berjalan lancar sesuai dengan prinsip-prinsip edutaiment, karena adanya

beberapa hal yang menjadi kendala. Beberapa kendala tersebut

disebabkan dari beberapa faktor diantaranya adalah; (a) adanya latar

belakang kemampuan pemahaman bahasa Arab peserta didik yang

berbeda-beda, (b) kurangnya minat dalam diri peserta didik untuk belajar

bahasa Arab, (c) kurangnya sarana dan prasarana pendukung

pembelajaran bahasa Arab, (d) faktor yang berasal dari guru itu sendiri,

seperti, dimana kapasitas guru dalam mendesain permainan dan

mengkondisikan kelas masih kuwalahan, masih kurang percaya diri

dengan apa yang dilakukan. Selain itu, kreatifitas guru dalam mendesain

model pembelajaran dengan unsur edutaiment dirasa masih kurang

optimal.

Semua permasalahan atau kendala diatas merupakan rangkaian

sebuah proses pembelajaran yang dilalui dan dirasakan oleh guru bahasa

Arab dan peserta didik. Pembelajaran belum seluruhnya dilaksanakan

sesuai prinsip edutaiment, meskipun sudah banyak usaha yang telah

dilakukan oleh guru, tetapi masih saja ada kekurangan. Berbagai kendala

yang dtanag dari berbagai arah menjadikan pembelajaran kurang

maksimal. Namun guru bahasa Arab terus berusaha untuk melakukan

inovasi-inovasi dalam mengajarkan bahasa Arab dengan sebaik mungkin.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setelah penulis melakukan penelitian dan analisis data di MA Al I‟anah

Playen Gunungkidul yang bertujuan untuk meneliti dan menghasilkan

jawaban dari dasar rumusan masalah yang penulis ambil dalam

penyusunan skripsi yakni mengenai Bagaimana model pembelajaran

bahasa Arab berbasis edutaiment pada kelas X IIS di MA Al I‟anah Playen

Gunungkidul maka mencakup hasil diantaranya adalah: Peserta didik

terlihat lebih rileks dan enjoy dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab,

Peserta didik merasa tertarik dan senang dengan kegiatan pembelajaran


Bahasa Arab, Peserta didik bisa diajak komunikasi satu arah saat pelajaran

berlangsung, Minat anak didik menjadi lebih ada terhadap pelajaran

bahasa Arab.

2. Selain itu ada beberapa upaya yang dilakukan agar peserta didik merasa

nyaman saat mengikuti pembelajaran yaitu, guru memunculkan rasa

senang kepada anak didik terhadap bahasa Arab sejak dini, guru

menanamkan pola pikir kepada anak didik bahwa pelajaran bahasa Arab

itu tidak sulit, guru menganggap bahwa semua anak didik memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang sama dalam pelajaran bahasa Arab,

guru menguasai materi, guru harus berpenampilan menarik, guru harus

memiliki kreatifitas mengajar yang tinggi.

3. Dalam penerapannya konsep edutaiment memiliki faktor pendukung dan

penghambat. Diantara faktor pendukung yaitu: letak geografisnya yang

tenang, jauh dari keramaian, faktor sosial masyarakat, dimana masyarakat

disini menyambut dengan baik adanya madrasah ini dan semangat belajar

serta keinginan untuk bisa peserta didik yang tinggi, antusias serta

keceriaan mereka dalam mengikuti segala aktivitas pembelajaran.

Sedangkan faktor penghambat dari penerapan konsep edutaiment adalah:

adanya latar belakang kemampuan pemahaman bahasa Arab peserta didik

yang berbeda-beda, kurangnya minat dalam diri peserta didik untuk belajar

bahasa Arab, kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

bahasa Arab, faktor yang berasal dari guru itu sendiri, seperti, dimana
kapasitas guru dalam mendesain permainan dan mengkondisikan kelas

masih kuwalahan, masih kurang percaya diri dengan apa yang dilakukan.

B. Saran-saran

1. Bagi Kepala Madrasah

a. Diharapkan untuk mengadakan/melengkapi sarana dan prasarana yang

dibutuhkan guna memenuhi tuntutan idealitas penunjang pembelajaran

untuk meningkatkan belajar dan prestasi anak didik.

b. Perlu diberikan penghargaan untuk guru berprestasi guna memberikan

motivasi untuk lebih bersemangat dalam berinovasi dan berkreasi dalam

dunia pendidikan.

c. Diharapkan untuk terus melanjutkan dan meningkatkan pembinaan

terhadap anak didik berprestasi supaya lebih bersemangat lagi dalam

belajar.

2. Bagi Guru Bahasa Arab

a. Metode pengajaran akan lebih baik lagi jika memanfaatkan metode-

metode yang lebih bervariasi, sehingga pembelajaran akan berjalan

dengan lebih efektif, menyenangkan dan tidak membosankan.

b. Diharapkan untuk tetap semangat dalam menyampaikan pelajaran serta

berinovasi untuk menciptakan terobosan-terobosan model pengajaran

yang terbaru dan mutakhir.

c. Terus tekun dan telaten untuk berkreasi dalam mendesain pembelajaran

meski hanya didukung dengan fasilitas pembelajaran yang sangat

terbatas.
3. Bagi Anak Didik

a. Siswa hendaknya mampu menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

b. Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran di kelas dengan suasana yang

kondusif.

c. Siswa hendaknya lebih rajin dan tekun dalam mempelajari kembali

materi yang sudah diajarkan.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Asifudin, Ahmad Janan. 2009. Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Suka Press.
Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
Bungun, Burhan. 2005. Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Creswell, John W. 1994. Research design: Qualitative and Quantitative
Approaches. California: SAGE Publications.
Deporter, at. Al., Bobby. 2008. Quantum Teaching “Mempraktikkan Quantum
Teaching di Ruang-ruang Kelas”, cet ke-XXII. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktis. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Hadi, Sutrisno. 1984. Metode Research III. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
_______. 1989. Metodologi Reserch II. Yogyakarta: Psikologi UGM.
Hamruni. 2013. Pembelajaran Berbasis Edutainment. Yogyakarta: FITK UIN
Sunan Kalijaga.
_______. 2008. Konsep Edutaiment Dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Sukses Offset.
________. 2009. Edutaiment dalam Pendidikan Islam & Teori-teori
Pembelajaran Quantum, Cet ke-2. Yogyakarta: Fak Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga.
________. 2009. Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.
Yogyakarta: Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Hasibuan. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning “Mempraktikkan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas”, cet ke-6. Jakarta: PT Gramedia.
Machmudah, Umi dan Abd Wahab Rosyidi. 2008. Active Learning dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mu‟tasim, Radjasa. 2004.“ Metodologi Penelitian Pembelajaran Bahasa Asing “.
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijasa.
Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Munif Chatib. 2013. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Nasution. 2004. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Nuha, Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa
Arab.Yogyakarta: Diva Press.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pokja. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas
Tarbiyah. Yogyakarta: PBA Press.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabet.
Sumardi, Muljanto. 1974. Pengajaran Bahasa Asing “sebuah tinjauan dari segi
metodologi”, cet ke-2. Jakarta: Bulan Bintang.
Suparta, Munzier & Hery Noer Aly. 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Amissco.
Syamsuddin dan Visdamaia S. 2006. “Metode Penelitian Pendidikan Bahasa”.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Team Konsultan. 1976. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan
Tinggi Agama Islam. Jakarta: DEPAG RI.
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
https://www.islampres.com/2018/10/22-dawuh-kh-maimun-di-hari-santri-22-
oktober.html?m=1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah/Madrasah : Madrasah Aliyah Al I'anah Playen


Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Semester : X IIS/ 2 (Dua)
Materi Pokok : ‫املهنة و احلياة‬
Alokasi Waktu : 3 JP ( 2 x pertemuan)

I. KOMPETENSI INTI (KI)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
II. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Memahami cara penyampaian serta cara merespon terkait topik ‫املهنة و احلياة‬ ,

dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya


yang sesuai konteks penggunaannya.
4.1 Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan
terkait topik: ‫املهنة و احلياة‬

4.2 Mendemonstrasikan ungkapan sederhana tentang cara memberitahu dan


menanyakan fakta, perasaan dan sikap terkait topik: ‫املهنة و احلياة‬

4.3 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan: ‫املهنة و‬

‫احلياة‬
‫‪III. INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN‬‬
‫‪A. INDIKATOR‬‬
‫‪1.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menjelaaskan isi teks yang didengar yang berkaitan‬‬

‫‪2.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menerapkan percakapan terkait topic‬‬

‫‪3.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menerangkan isi teks bacaan terkait topic‬‬

‫‪4.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menyusun teks tulis yang terkait topic‬‬

‫‪B.‬‬ ‫‪TUJUAN PEMBELAJARAN‬‬


‫‪Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan‬‬
‫‪mengkomunikasikan peserta didik mampu mendengar, bercakap,‬‬
‫‪membaca dan menulis dengan Bahasa Arab yang berkaitan dengan‬‬
‫املهنة و احلياة ‪topik:‬‬

‫‪IV. MATERI PEMBELAJARAN‬‬

‫‪ .1‬استمع‬

‫ا ِمله َُن‬
‫يذهب اىل ْاملزرع ِة َّ‬
‫لك‬ ‫طويب و ْاْع ُل ىف املستشفى‪ .‬ع ْندى أ ٌب وأ ٌّم وأ ٌخ‪ .‬أىب ف ّال ٌح‪ ,‬هو ُ‬
‫عامثن‪ ,‬اان ٌ‬
‫امسى ُ‬
‫مدرس ٌة‪ ,‬هىي ثُ َع ِ ّ ُّل انوّغ َة امعرب ّي َة ىف املدرسة ّ‬
‫املتوسطة السالميّة‬ ‫صباحٍ و ْيزر ُع ال ُر َّز وا ُّذل ّر َة فهيا‪ .‬وأ ّمى ّ‬
‫امس نة‬ ‫احلكوميّة‪ .‬ىل أ ٌخ امسه اسامعي ُل‪ ,‬هو ٌ‬
‫طامب ىف املدرسة امثّاهويّة السالميّة احلكوميّة ُ‬
‫وجيوس ىف ّ‬
‫امث ّامثة‪.‬‬
‫‪ .2‬لكم‬
‫املهنة‬
‫حسن ؟‬ ‫‪ :‬ما همْن ُة أ َ‬
‫بيك اي ُ‬ ‫املدرس‬
‫ّ‬
‫‪ :‬أىب ف ّال ٌح اي أس تا ُذ‪ ,‬هو ْيزر ُع ال ُر َّز و ُّاذل ّر َة ىف املز ِار ِع‬ ‫حسن‬
‫حسني ! ما همنة أ ِ ّمك ؟‬
‫‪ :‬و أهت اي ُ‬ ‫املدرس‬
‫ّ‬
‫‪ :‬أ ّمى اتجر ٌة‪ ,‬يه ثبي ُع امبضائع ىف ّ‬
‫امسوق‬ ‫حسني‬
‫‪ :‬و ما همنة أ ِ‬
‫بيك اي هبي ُةل ؟‬ ‫املدرس‬
‫ّ‬
‫ و أ ّمى اي أس تا ُذ ! يه‬.‫ هو يعا ُجل ْاملر ََض ىف املستشفى‬,‫طبيب‬
ٌ ‫ اىب‬: ‫هبيةل‬
.‫مدرسة ىف املدرسة امثّاهويّة السالميّة احلكوميّة‬
ّ

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
 pendahuluan
 Siswa menjawab salam.
 Siswa berdoa bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
 Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan hari ini.
 kegiatan inti ( 1 )
 Siswa menyimak teks mufrodat tentang ‫ املهنة و احلياة‬sambil mencatat mufrodat
yang belum dimengerti
 Siswa menyimak teks mufrodat yang dibacakan guru terkait ‫املهنة و احلياة‬
 Siswa menghafal mufrodat yang diberikan oleh guru
 Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
 Siswa mengoreksi soal bersama-sama dengan guru
 Siswa menanyakan arti kata yang belum diketahui
 Siswa menulis mufrodat baru serta maknanya
 kegiatan inti ( 2 )
 Siswa menyimak teks hiwar yang dibacakan oleh guru
 Siswa mencatat mufrodat yang belum dimengerti
 Siswa dan guru menerjemahkan teks hiwar bersama
 Siswa menghafal teks hiwar selama beberapa menit
 Siswa mempraktikkan hiwar dengan teman sebangkunya
 Penutup
 Siswa menyimpulkan bersama terkait materi ‫املهنة و احلياة‬
 Siswa mendapat tugas untuk dikerjakan dirumah
 Siswa menjawab salam
V. METODE PEMBELAJARAN
1. Reading Aloud
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
VI. MEDIA, ALAT/BAHAN
1. Media : papan tulis, kertas
2. Alat/ bahan : Teks mata pelajaran dan spidol.
VII. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Sumber Pelajaran : Kamus, LKS Bahasa Arab MA kelas X.
‫‪VIII.‬‬ ‫‪LEMBAR KERJA‬‬
‫‪1. Soal‬‬

‫تدريبات على االستماع‬


‫أجب عن األسئلة اآلتية !‬
‫‪ .1‬ما منهة عثمان ؟‬
‫اجلواب ‪____________________________:‬‬
‫‪ .2‬ماذا يزرع أبو عثمان ؟‬
‫اجلواب ‪____________________________:‬‬
‫‪ .3‬ما منهة أىب عثمان ؟‬
‫اجلواب ‪____________________________:‬‬
‫‪ .4‬أين يعمل عثمان ؟‬
‫اجلواب ‪___________________________:‬‬
‫تدريبات على احلوار‬
‫أجب عن األسئلة اآلتية !‬
‫‪ .1‬هل أبو حسن طبيب ؟‬
‫اجلواب ‪......................... :‬‬
‫‪ .2‬أين يزرع الفَلح الذرة ؟‬
‫اجلواب ‪......................... :‬‬
‫‪ .3‬أين يبيع التاجر البضائع ؟‬
‫اجلواب ‪......................... :‬‬

‫‪2. Kunci jawaban‬‬


‫اس امتع‬
‫مهنتة طبيب‬ ‫‪.1‬‬
‫هو يزرع ال ُر َّز وا ُّذل ّر َة‬ ‫‪.2‬‬
‫مهنتة فَلح‬ ‫‪.3‬‬
‫هو يعمل ىف املستشفى‬ ‫‪.4‬‬
‫احلوار‬
‫ هو فَلح‬,‫ال‬ .1
‫يزرع ىف املزرعة‬ .2
‫امسوق‬
ّ ‫ىف‬ .3

Wonosari, 04 Februari 2019

Mengetahui

Kepala Madrasah Guru Mapel Mahasiswa

Bahasa Arab Peneliti

Luthfi Hakim, M.S.I Durroh Yatimah, M. Pd Rahma K


RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah/Madrasah : Madrasah Aliyah Al I'anah Playen


Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Semester : X IIS/ 2 (Dua)
Materi Pokok : ‫املهنة و احلياة‬
Alokasi Waktu : 3 JP ( 2 x pertemuan)

I. KOMPETENSI INTI (KI)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
II. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Memahami cara penyampaian serta cara merespon terkait topik ‫املهنة و احلياة‬ ,

dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya yang
sesuai konteks penggunaannya.
4.1 Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan
terkait topik: ‫املهنة و احلياة‬

4.2 Mendemonstrasikan ungkapan sederhana tentang cara memberitahu dan


menanyakan fakta, perasaan dan sikap terkait topik: ‫املهنة و احلياة‬

4.3 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan: ‫املهنة و‬
‫احلياة‬
‫‪III. INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN‬‬
‫‪A. INDIKATOR‬‬
‫‪1.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menjelaskan isi teks yang didengar yang berkaitan‬‬

‫‪2.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menerapkan percakapan terkait topic‬‬

‫‪3.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menerangkan isi teks bacaan terkait topic‬‬

‫‪4.‬‬ ‫املهنة و احلياة ‪Menyusun teks tulis yang terkait topic‬‬

‫‪B.‬‬ ‫‪TUJUAN PEMBELAJARAN‬‬


‫‪Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan‬‬
‫‪mengkomunikasikan peserta didik mampu mendengar, bercakap,‬‬
‫‪membaca dan menulis dengan bahasa Arab yang berkaitan dengan topik:‬‬
‫املهنة و احلياة‬
‫‪IV. MATERI PEMBELAJARAN‬‬
‫املهنة‬

‫مدر ًسا‪ ,‬مهنم من يكون‬ ‫متنوع ٌة‪ ,‬مهن ْم ْمن ُ‬


‫يكون ف ّال ًحا‪ ,‬مهن ْم ْمن ُ‬
‫يكون ّ‬ ‫لام عرفْنا أ َّن ِم َهن امنّ ِاس ّ‬

‫موظفا و همندسا‪ ,‬و اتجرا‪ ,‬و حص ِفيّا‪ ,‬وطبيبا‪ ,‬ومهنم من يكون ُ ْ‬


‫ُشط ّيا و خ َ ِ‬
‫َُضاي و َج ّزارا و‬ ‫ُم ّ ِمرضً ا‪ ,‬و ّرساما‪ ,‬و ّ‬

‫فا ِلهِيا و جنّارا و بنّ ًاء و م ْياكه ْي ِكيا و ّزّب ًةل و لنّاسا و ُمذيْعا و ط ّباخا و سائقا و َ‬
‫غري ذكل‪.‬‬

‫لك يو ٍم و ْيزرعون ال ُر َّز فهيا‪ ,‬وام ُّت ّج ُار يذهبون لكّيوم اىل ّ‬
‫امسوق‬ ‫حون يذهبون اىل املز ِار ِع ُ َّ‬
‫فامف ّال ْ‬

‫عن الخْبار امنّافع ِة و يك ُتبوهنا ىف اجلرائ ِد واجمل ّال ِت مي ْقرأها‬


‫املتنوع َة‪ ,‬وامصح ِفيون يبحثون ِ‬
‫ويب ْيعون فهيا امبضائع ِ ّ‬

‫ماكن ويتّ ِص ُل ّبمنّ ِاس عىل ُمخْ ت ِو ِف ِمهَهنِ ِ ْم‪ ,‬وال ِطبّا ُء‬
‫امصحفيون يبحثون عن الخْبار ىف أ ِ ّي ٍ‬ ‫امنّ ُاس ْ‬
‫ومن أ ْجلِ ذكل ّ‬

‫لك يوم اىل املستشفى و يعاجلون ْاملر ََض‪.‬‬


‫يذهبون ّ‬

‫عامهلم انفع ٌة لهفسه ْم وجممتعهم‪ ,‬حنن هألك ال َّرز وامفوال ِه و ْ‬


‫اخلَضوات‪ .‬والط ّبا ُء أعامهلم‬ ‫امف ّالحون أ ُ‬
‫املدرسون أعامهلم انعفة حنن ّ‬
‫هتعّل مهنم امعوو َم‬ ‫مفيد ٌة نونّاس‪ ,‬حنن حنتاجون اىل الط ّباء م ِوقاية حصّة أجسامنا و ّ‬
‫ فامف ّالحون وامتّجار و‬.‫املدرسون يعدّون امنّاش ئني ميكوهوا أفرادا انفني لرسهتم و بيئهتم و بالدمه‬
ّ ‫واملعارف و‬

.‫املوظفون و همندسون وامصحفيّون لكّهم حيتاج اههيم امنّاس‬


ّ ‫امرمسون و‬
ّ ‫املمرضون و‬ ّ ‫الط ّباء و‬
ّ ‫املدرسون و‬

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
 pendahuluan
 Siswa menjawab salam.
 Siswa berdoa bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
 Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan hari ini.
 kegiatan inti ( 1 )
 Siswa menyimak teks bacaan tentang ‫ املهنة و احلياة‬sambil mencatat mufrodat
yang belum dimengerti
 Siswa membaca teks baacaan tentang ‫ املهنة و احلياة‬secara bergantian
 Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
 Siswa mengoreksi soal bersama-sama dengan guru
 Siswa menanyakan arti kata yang belum diketahui
 Siswa menulis mufrodat baru serta maknanya
 kegiatan inti ( 2 )
 Siswa menyimak teks bacaan yang dibacakan oleh guru
 Siswa menyusun teks qira'ah dengan benar
 Siswa berdiskusi bersama dengan guru tentang isi yang terdapat pada teks
qira'ah.
 Siswa mencari makna mufradat dalam teks qira’ah yang belum diketahui.
 Siswa menterjemahkan arti teks bacaan
 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
 Siswa mengoreksi bersama tugas yang didiskusikan bersama guru.
 Penutup
 Siswa menyimpulkan bersama terkait materi ‫املهنة و احلياة‬
 Siswa menjawab salam
V. METODE PEMBELAJARAN
a. Reading Aloud
b. Ceramah
c. Tanya Jawab
VI. MEDIA, ALAT/BAHAN
1. Media : papan tulis, kertas
2. Alat/ bahan : Teks mata pelajaran dan spidol.
VII. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Sumber Pelajaran : Kamus, LKS Bahasa Arab MA kelas X.
‫‪VIII. LEMBAR KERJA‬‬
‫‪1. Soal‬‬
‫تدريبات على القراءة‬
‫إمإل الفراغ بكلمة مناسبة !‬
‫‪ .1‬الفَلحون يذهبون اىل ‪........‬‬
‫‪ .2‬التاجر يذهب كل يوم اىل ‪........‬‬
‫‪ .3‬الصحفيون ‪ ........‬عن األخبار النافعة‬
‫‪ .4‬الطبيب ‪ ........‬املرضى‬
‫‪ .5‬األطباء ‪ ........‬إىل املستشفى‬
‫‪2. Kunci jawaban‬‬
‫‪ .1‬املزرعة‬
‫‪ .2‬السوق‬
‫‪ .3‬يبحثون‬
‫‪ .4‬يعاجل‬
‫‪ .5‬يذهبون‬

‫‪Wonosari, 18 Februari 2019‬‬

‫‪Mengetahui‬‬

‫‪Kepala Madrasah‬‬ ‫‪Guru Mapel‬‬ ‫‪Mahasiswa‬‬

‫‪Bahasa Arab‬‬ ‫‪Peneliti‬‬

‫‪Luthfi Hakim, M.S.I‬‬ ‫‪Durroh Yatimah, M. Pd‬‬ ‫‪Rahma K‬‬


CURRICULUM VITAE

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Rahma Kusumawati


Tempat Tanggal Lahir : Gunungkidul, 15 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Nganjir RT 003/006, Karangsari, Semin, Gunungkidul,
D.I Yogyakarta
Nama Ayah : Parmin
Nama Ibu : Kasmi
Alamat Orang Tua : Nganjir RT 003/006, Karangsari, Semin, Gunungkidul,
D.I Yogyakarta

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

NO JENJANG NAMA SEKOLAH TAHUN

PENDIDIKAN LULUS

1 TK/RA TK Pertiwi II Manyaran 2002

2 SD/MI SDN Kepuhsari I Manyaran 2008

3 SMP/MTs MTs GUPPI Semin 2011

4 SMA/MA SMA Pembangunan 2 Karangmojo 2015

5 PT/PTAI STAI Yogyakarta 2019

Anda mungkin juga menyukai