Anda di halaman 1dari 164

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KONTEKSTUAL

BERBASIS FLIPBOOK PADA MATA PELAJARAN IPAS


DI KELAS IV SDN 031 TARAI BANGUN
KABUPATEN KAMPAR

OLEH

HILYATUL AULIARIZON
NIM. 11910821357

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1444 H/2023 M
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KONTEKSTUAL
BERBASIS FLIPBOOK PADA MATA PELAJARAN IPAS
DI KELAS IV SDN 031 TARAI BANGUN
KABUPATEN KAMPAR

Skripsi
diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

HILYATUL AULIARIZON
NIM. 11910821357

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1444 H/2023 M
PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS di Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar” oleh Hilyatul Aulia Rizon NIM 11910821357 disetujui untuk
diujikan dalam sidang Munaqasyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.

Pekanbaru, 14 Sya’ban 1444H


07 Maret 2023M

Menyetujui,

Ketua Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembimbing

Subhan, S.Ag., M.Ag. Dr. Aramudin, M.Pd.


NIP 19731017 200501 1 007 NIP 19850924 202012
1 003

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS di Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar, yang ditulis oleh Hilyatul Aulia Rizon NIM 11910821357
telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 7 Ramadhan
1444 H/ 29 Maret 2023 skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Pekanbaru, 7 Ramadhan 1444 H


29 Maret 2023 M

Mengesahkan
Sidang Munaqasyah
Penguji I Penguji II

Melly Andriani, M.Pd. Herlini Puspika Sari, S.S.,


M.Pd.I.

Penguji III Penguji IV

Dr. Mimi Haryani, M.Pd. Dr. Sri Murhayati, M.Ag

Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar, M.Ag.


NIP. 19650521 199402 1 001

iii
PENGHARGAAN

‫الز ِح ٍْن‬
‫الز ْح َو ِي ه‬
‫َّللاِ ه‬
‫س ِن ه‬
ْ ‫ِب‬

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, dengan
rahmat, nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook pada Mata
Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar, dapat
penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Ucapan penghargaan dan terima kasih dari lubuk hati terdalam penulis
haturkan kepada ayahanda Wirvan Rizon dan ibunda Melvida yang telah
membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, serta meng
menghantarkan penulis menempuh studi di UIN Suska Riau hingga meraih gelar
sarjana Strata Satu (S1). Atas segala usaha dan perjuangannya yang tak mengenal
lelah, penulis berdo’a semoga Allah SWT.mencurahkan rahmat, ridho dan
inayah-Nya kepada mereka berdua.
Penulis juga ingin menghaturkan terimakasih kepada dosen Pembimbing
Skripsi Bapak Dr. Aramudin, M.Pd. dan Penasehat Akademis ibu Dr. Yasnel,
M.Ag. yang telah sudi meluangkan waktu dan mencurahkan tenaga serta
pemikirannya yang begitu berharga dalam membimbing penulis hingga
rampungnya penulisan skripsi ini.
Begitupula kepada kepala Sekolah Dasar Negeri 031 Tarai Bangun yaitu
ibu Yulfina, Pd.I. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian dan wali kelas IV ibu Endang Dwi Erlina, S.Pd. yang telah banyak
membantu penulis dalam proses penelitian dan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan. Semoga Allah SWT membalas jasa dan kebaikan mereka dengan
pahala Jariyah yang tiada hentinya.

iv
Ucapan terimakasih penulis haturkan pada berbagai pihak yang telah
berjasa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dan merampungkan studi
di Almamater tercinta UIN Suska Riau, mereka itu adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag. selaku Rektor UIN Suska Riau, Ibu Prof. Dr.
Hj. Helmiati, M.Ag. selaku Wakil Rektor I UIN Suska Riau. Bapak Dr. H.
Mas’ud Zein M.Pd. selaku Wakil Rektor II UIN Suska Riau. Bapak Prof. Edi
Erwan, S.Pt.M.Sc., Ph.D. selaku Wakil Rektor III UIN Suska Riau;
2. Bapak Dr. H. Kadar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Suska Riau, Bapak Dr. Zarkasih, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, Ibu Dr. Zubaidah Amir MZ. M.Pd.
selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, Ibu
Dr. Amira Diniaty, M.Pd. Kons. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Suska Riau;
3. Bapak Subhan, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau;
4. Ibu Melly Andriani, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau;
5. Validator ahli (materi, bahasa, dan grafika) Ibu Dra. Hj Sakilah, M.Pd., Bapak
Hendra Saputra, M.Pd., Ibu Endang Dwi Erlina, S.Pd., Bapak Muhammad
Ilham Syarif, S.Pd., M.Pd., Bapak Aldeva Ilhami, M.Pd., Ibu Heldanita,
M.Pd., Bapak Dr. Nursalim, M.Pd., Ibu Vera Sardila, M.Pd., dan Ibu R.
Hariyani Susanti S.S., M. Hum.;
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah
banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh studi di
almameter tercinta UIN Suska Riau;
7. Tenaga Kependidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya pada
Bapak Zuhri Azhari, S.Sos. dan seluruh staf Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang memberikan pelayanan dan fasilitas
berharga kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

v
8. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
angkatan 2019, terkhusus mahasiswa lokal B yang selalu memberikan
dukungan, nasehat dan kebersamaannya baik dalam suka maupun duka;
9. Terima kasih kepada Nenekku tercinta Samsimar, Saudaraku Ichwan Revizon,
Muhammad Hilmy Zayyan, dan seluruh keluarga besar yang telah
memberikan semangat yang tak pernah putus dalam menyelesaikan studi ini,;
10. Teman-teman seperjuangan Riri Fitria Sari, Vira Noprianty, Lusi Widiani, dan
Viona Idaratari yang selalu menemani baik suka maupun duka dan
memberikan motivasi serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terkhusus untuk seseorang yang berinisial GA selaku Partner Terbaik Penulis
yang telah banyak menyumbangkan bantuan baik moril maupun materil serta
selalu setia menemani, memberi dukungan, semangat dan doa yang tak
terhitung sepanjang penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk diri saya sendiri yang
telah berjuang memberikan yang terbaik dan bertahan dalam menikmati proses
panjang skripsi ini.
Semoga Allah SWT meridhoi dan membalas semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis, berharap skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan bermanfaat bagi kita semua serta menajadi amal shaleh di sisi Allah SWT,
aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 07 Maret 2023


Penulis

Hilyatul Aulia Rizon


NIM 11910821357

vi
PERSEMBAHAN

‫الز ِح ٍْن‬
‫الز ْح َو ِي ه‬
‫َّللاِ ه‬
‫س ِن ه‬
ْ ِ‫ب‬
“Maka Apabila Engkau Telah Selesai (dari sesuatu urusan), Tetaplah
Bekerja Keras (untuk urusan yang lain).”
(Qs Al-Ankabut: 69)

Tujuan Utama Dari Pendidikan Adalah Mengubah Kegelapan Menjadi


Sebuah Cahaya

Alhamdulillah……. Sembah sujud serta puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan segala rahmat, karunia, kesempatan serta
kemudahan yang engkau berikan.

Kusembahkan setitik ini, setitik yang diibaratkan sebagai kompas menuju arah
cahayaku di masa benderang.

Kupersembahkan cahayaku, cahaya yang ku harap menuntunku pada kemilau masa


depan.

Kupersembahkan masa depanku, masa depan yang dirintis sejengkal dan sehasta
lewat peluh dan darah yang engkau korbankan.

Kepada yang tercinta


Ayahanda Wirvan Rizon dan Ibunda Melvida

Karya mungil ini ku persembahkan kepada ibundaku yang selalu memberiku sejuta
harapan, semilyar semangat dan lantunan do’a yang tidak terhingga banyaknya
sehingga aku bisa merasakan manisnya bangku pendidikan.

Semoga karya mungil yang aku persembahkan ini menjadi kado pembuka atas kado
kado istimewa yang esok akan satu persatu aku berikan kepada orangtua dan
Keluarga besarku.

Terimakasih sudah memberi kesempatan kepadaku untuk meraih cahaya ku sendiri.

-Hilyatul Aulia Rizon-

vii
ABSTRAK

Hilyatul Aulia Rizon, (2023): Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual


Berbasis Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS
Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Bagaimana penggunaan bahan


ajar dalam pembelajaran IPAS di kelas IV SD; 2) Bagaimana kebutuhan bahan
ajar di kelas IV SD; 3) Spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada
pelajaran IPAS di kelas IV SD; 4) Rancangan desain penggunaan bahan ajar
kontekstual berbasis Flipbook; 5) Validitas bahan ajar kontekstual berbasis
Flipbook; 6) Praktikalitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook. Penelitian ini
merupakan Research and Development dengan model Borg and Gall. Penelitian
ini terdiri dari sepuluh tahapan dan terlaksana sebanyak tujuh tahap yakni: 1)
penelitian dan pengumpulan informasi, 2) melakukan perencanaan, 3)
pengembangan produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) revisi produk utama, 6) uji
coba produk utama, dan 7) revisi produk. Subjek dari penelitian ini adalah 6 guru
dan 36 siswa dengan menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah: 1)
Pembelajaran di kelas hanya menggunakan buku konvensional yang tidak
kontekstual; 2) Pembelajaran Tematik membutuhkan bahan ajar yang bersifat
kontekstual dan berbentuk Flipbook; 3) Spesifikasi bahan ajar berbentuk buku
digital dengan muatan materi yang kontekstual dan diakses menggunakan
Smartphone atau Gadget lainnya; 4) Rancangan desain produk dengan menyusun
draft awal (penyusunan isi, revisi, posisi gambar), dan membuat grafika produk
(instal dan registrasi aplikasi Canva, mendesain, menyimpan dan mengunduh dan
konversi File menjadi Flipbook; 5) Bahan ajar divalidasi oleh ahli materi dengan
nilai 96% kategori Sangat Layak, bahasa dengan nilai 94% kategori Sangat
Layak, dan grafika dengan nilai 93% kategori Sangat Layak. 6) Uji praktikalitas
dilakukan dua tahap yakni uji kelompok kecil dan besar. Uji kelompok kecil
melibatkan 1 (satu) guru dengan hasil 100% kategori Sangat Baik dan 6 (enam)
siswa dengan hasil 92% kategori Sangat Baik. Uji coba kelompok besar
melibatkan 5 (lima) guru dengan hasil 95% kategori Sangat Baik dan 30 siswa
dengan hasil 94% kategori Sangat Baik.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Flipbook, Penelitian Pengembangan.

viii
ABSTRACT
Hilyatul Aulia Rizon, (2023): Developing Flipbook Based Contextual
Teaching Material on Natural and Social
Science Subject at the Fourth Grade of State
Elementary School 031 Tarai Bangun
This research aimed at describing 1) the use of teaching materials in Natural and
Social Science learning at the fourth grade of Elementary School, 2) the need of
teaching materials at the fourth grade of Elementary School, 3) the specification
of Flipbook based Contextual teaching material in Natural and Social Science
learning at the fourth grade of Elementary School, 4) the design plan of Flipbook
based Contextual teaching material, 5) the validity of Flipbook based Contextual
teaching material, and 6) the practicality of Flipbook based Contextual teaching
material. It was Research and Development with Borg and Gall model. There
were ten steps in this research, and 7 steps were implemented—1) researching
and collecting information, 2) planning, 3) developing the product, 4) preliminary
field testing, 5) revising the main product, 6) testing the main product, and 7)
revising the product. The subjects of this research were 6 teachers and 36
students, and questionnaire was used in this research. The research findings
showed that 1) conventional books that were not contextual were used in the
classroom learning; 2) thematic learning required teaching materials that were
contextual and in the form of Flipbooks; 3) specifications for teaching materials
were in the form of digital books with material content that is contextual and
accessible by using smartphones or other gadgets; 4) the product design plan was
by preparing the initial draft (content preparation, revision, image positioning),
and creating product graphics (installing and registering in Canva application,
designing, saving, downloading, and converting the file into Flipbook); 5)
teaching material was validated by material experts with the score 96% and very
appropriate category, the score of language was 94% with very appropriate
category, and the score of graphics was 93% with very appropriate category; 6)
practicality test was carried out in two steps—small and big group tests. Small
group test involved a teacher with 100% result and very good category, and 6
students with 92% result and very good category. Big group test involved 5
teachers with 95% result and very good category, and 30 students with 94% result
and very good category.

Keywords: Teaching Material, Flipbook, Research and Development

ix
‫هلخص‬
‫حلٍت األولٍاء رٌظاى‪ :)4245( ،‬تطوٌز الوادة الذراسٍت السٍاقٍت الوستنذة إلى‬
‫كزاس طً فً هادة العلوم الطبٍعٍت لتالهٍذ الصف‬
‫الزابع فً الوذرست االبتذائٍت الحكوهٍت ‪ 53‬تاراي‬
‫باعوى‬
‫يهذف هزا انجحث إنً وصف‪ )1 :‬كيفيخ اسزخذاو انًبدح انذساسيخ في رعهيى انعهىو‬
‫انطجيعيخ في انصف انشاثع في انًذسسخ االثزذائيخ ؛ ‪ )2‬يب هي انحبخخ إنً انًبدح‬
‫انذساسيخ في انصف انشاثع في انًذسسخ االثزذائيخ ؛ ‪ )3‬يىاصفبد انًبدح انذساسيخ‬
‫انسيبقيخ انًسزُذح إنً كشاس طي في يبدح انعهىو انطجيعيخ في انصف انشاثع في‬
‫انًذسسخ االثزذائيخ ؛ ‪ )4‬رصًيى خطظ السزخذاو انًبدح انذساسيخ انسيبقيخ انًسزُذح‬
‫إنً كشاس طي؛ ‪ )5‬صالحيخ انًبدح انذساسيخ انسيبقيخ انًسزُذح إنً كشاس طي ؛‬
‫‪ )6‬انزطجيق انعًهي نهًبدح انذساسيخ انسيبقيخ انًسزُذح إنً كشاس طي‪ .‬هزا انجحث‬
‫عجبسح عٍ ثحث ورطىيش يع ًَىرج ثىسغ وغبل‪ .‬يزكىٌ هزا انجحث يٍ عشش‬
‫يشاحم ورى إخشاء سجعهب‪ ،‬وهي‪ )1 :‬انجحث وخًع انًعهىيبد‪ )2 ،‬انزخطيظ‪)3 ،‬‬
‫رطىيش انًُزح‪ )4 ،‬انزدبسة انًيذاَيخ األونيخ‪ )5 ،‬يشاخعبد انًُزح انشئيسيخ‪)6 ،‬‬
‫ردبسة انًُزح انشئيسيخ‪ )7 ،‬يشاخعخ انًُزح‪ .‬أفشاد هزا انجحث ‪ 6‬يذسسيٍ و‪36‬‬
‫رهًيزا ثبسزخذاو اسزجيبٌ‪َ .‬زبئح هزا انجحث هي‪ )1 :‬انزعهيى في انصف يسزخذو فقظ‬
‫انكزت انزقهيذيخ انزي نيسذ سيبقيخ‪ )2 .‬يزطهت انزعهيى انًىضىعي يىاد رعهيًيخ‬
‫سيبقيخ وفي شكم كشاس طي؛ ‪ )3‬يىاصفبد انًبدح انذساسيخ في شكم كزت سقًيخ‬
‫راد يحزىي سيبقي ويًكٍ انىصىل إنيه ثبسزخذاو انهىارف انزكيخ أو األدواد‬
‫األخشي ؛ ‪ ) 4‬صيبغخ رصًيًبد انًُزح يٍ خالل ردًيع انًسىداد األونيخ‬
‫(إعذاد انًحزىي‪ ،‬وانًشاخعخ‪ ،‬ورحذيذ يىضع انصىسح)‪ ،‬وإَشبء سسىيبد انًُزح‬
‫(رثجيذ رطجيق كبَفب ورسديهه‪ ،‬ورصًيى وحفظ ورُزيم ورحىيم انًهفبد إنً كشاس‬
‫طي؛ ‪ )5‬يزى انزحقق يٍ صالحيخ انًبدح انزعهيًيخ يٍ خالل خجشاء انًىاد ثذسخخ‬
‫‪ ٪66‬في فئخ صبنحخ خذًا‪ ،‬وانهغخ ثذسخخ ‪ ٪64‬في فئخ صبنحخ خذًا‪ ،‬وانشسىو‬
‫انجيبَيخ ثذسخخ ‪ ٪63‬في فئخ صبنحخ خذًا‪ )6 .‬رى إخشاء اخزجبس انزطجيق انعًهي‬
‫عهً يشحهزيٍ‪ ،‬وهًب اخزجبساد انًدًىعخ انصغيشح وانكجيشح‪ .‬اشزًم اخزجبس‬
‫انًدًىعخ انصغيشح عهً يذسس واحذ ثذسخخ ‪ ٪111‬في فئخ خيذح خذًا و‪ 6‬رالييز‬
‫ثذسخخ ‪ ٪62‬في فئخ خيذح خذًا‪ .‬رضًُذ ردشثخ انًدًىعخ انكجيشح ‪ 5‬يعهًيٍ‬
‫ثذسخخ ‪ ٪65‬في فئخ خيذح خذًا و‪ 31‬رهًيزا ثُزيدخ ‪ ٪64‬في فئخ خيذح خذًا‪.‬‬
‫الكلواث األساسٍت‪ :‬الوادة الذراسٍت‪ ،‬كزاس طً‪ ،‬البحث والتطوٌز‬

‫‪x‬‬
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PENGHARGAAN ..................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 10
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 11
D. Rumusan Masalah ................................................................. 11
E. Tujuan & Manfaat penelitian ................................................ 12
F. Defenisi Istilah ...................................................................... 14
G. Spesifikasi Produk ................................................................. 15

BAB II KAJIAN TEORI


A. Teori Pengembangan Model................................................ 17
B. Teori Motivasi Belajar ......................................................... 33

xi
C. Bahan Ajar Kontekstual ...................................................... 48
D. Flipbook .............................................................................. 57
E. Pembelajaran IPAS .............................................................. 60
F. Karakteristik Siswa SD........................................................ 60
G. Kerangka Berfikir ................................................................ 63
H. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .................................................................... 68
B. Model Penelitian .................................................................. 69
C. Tempat & Waktu penelitian ................................................ 72
D. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 73
E. Prosedur Pengembangan ..................................................... 73
F. Desain Uji Coba Produk ...................................................... 76
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 84
B. Hasil Penelitian ................................................................... 90
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 128

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 137
B. Saran .................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 140


LAMPIRAN ............................................................................................... 145

RIWAYAT HIDUP PENULIS

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Dick and Carey ................... 22

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE............................. 26

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp .................................. 28

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE................................ 32

Tabel 2.5 Angket Motivasi Belajar Ahcmad Badaruddin .......................... 41

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi ................................................. 77

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Bahasa ................................................ 78

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Grafika ................................................ 79

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Guru .................................................. 80

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ................................................. 80

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru ........................................ 81

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Siswa ...................................... 81

Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase ..................................... 82

Tabel 3.9 Kriteria Tanggapan Pengguna .................................................... 83

Tabel 4.1 Nama-nama Kepala SDN 031 Tarai Bangun ............................. 85

Tabel 4.2 Prasarana dan Sarana SDN 031 Tarai Bagun ............................. 87

Tabel 4.3 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN 031

Tarai Bangun ............................................................................. 88

Tabel 4.4 Keadaan Siswa SDN 031 Tarai Bangun .................................... 89

Tabel 4.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 90

Tabel 4.6 Spesifikasi Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook............. 95

xiii
Tabel 4.7 Nama-nama Validator Materi Bahan Ajar ................................. 107

Tabel 4.8 Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar Tahap I ......................... 107

Tabel 4.9 Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar Tahap II ....................... 109

Tabel 4.10 Nama-nama Validator Bahasa Bahan Ajar .............................. 111

Tabel 4.11 Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Tahap I ...................... 111

Tabel 4.12 Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Tahap II..................... 112

Tabel 4.13 Nama-nama Validator Grafika Bahan Ajar .............................. 114

Tabel 4.14 Hasil Validasi Grafika Bahan Ajar Tahap I ............................. 114

Tabel 4.15 Hasil Validasi Grafika Bahan Ajar Tahap II ............................ 116

Tabel 4.16 Hasil respon Guru Kelompok Kecil ......................................... 118

Tabel 4.17 Hasil Responden Siswa Kelompok Besar ................................ 119

Tabel 4.18 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi

Ahli Materi ............................................................................... 120

Tabel 4.19 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi

Ahli Bahasa ............................................................................. 121

Tabel 4.20 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi

Ahli Grafika ............................................................................. 122

Tabel 4.21 Hasil Respon Guru Kelompok Besar ....................................... 123

Tabel 4.22 Hasil respon Siswa Kelompok Besar ....................................... 125

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pembuatan Naskah Awal Bahan Ajar.................................... 97

Gambar 4.2 Revisi dan Pengembangan Naskah Awal Bahan Ajar ........... 98

Gambar 4.3 Menentukan Posisi Gambar Pada Bahan Ajar ....................... 98

Gambar 4.4 Tampilan Pencarian Aplikasi Canva di Windows Store ........ 99

Gambar 4.5 Tampilan Awal Canva Sebelum Registrasi ........................... 100

Gambar 4.6 Proses Registrasi dan Pendaftaran untuk Menggunakan

Aplikasi Canva ...................................................................... 100

Gambar 4.7 Beranda Aplikasi Canva Setelah Registrasi ......................... 101

Gambar 4.8 Merancang Desain Bahan Ajar .............................................. 101

Gambar 4.9 Pemilihan Elemen, Gambar dan Warna Bahan Ajar ............. 102

Gambar 4.10 Tampilan Bahan Ajar yang Telah Tersimpan di Aplikasi ... 102

Gambar 4.11 Mengunduh Desain Bahan Ajar........................................... 103

Gambar 4.12 Bahan Ajar yang Telah Disimpan dan Siap untuk Dikonversi

ke Flipbook.......................................................................... 103

Gambar 4.13 Konversi PDF ke Flipbook Menggunakan Flipbookpdf.net 104

Gambar 4.14 Hasil Konversi Flipbook dan Mengirim URL Flipbook ke

E-mail .................................................................................. 104

Gambar 4.15 Link Flipbook Siap Digunakan dalam Pembelajaran .......... 105

Gambar 4.16 Flipbook dalam Bentuk Buku Fisik ..................................... 106

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 85

Bagan 3.1 Langkah-langkah Model Borg and Gall .................................. 92

xvi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Validasi Materi Tahap I.................................................. 108

Grafik 4.2 Hasil Validasi Materi Tahap II ................................................. 110

Grafik 4.3 Hasil Validasi Bahasa Tahap I.................................................. 112

Grafik 4.4 Hasil Validasi Bahasa Tahap II ................................................ 113

Grafik 4.5 Hasil Validasi Grafika Tahap I ................................................. 115

Grafik 4.6 Hasil Validasi Grafika Tahap II................................................ 117

Grafik 4.7 Hasil Respon Guru Uji Coba Kelompok Kecil ........................ 118

Grafik 4.8 Hasil Respon Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ....................... 119

Grafik 4.9 Hasil Respon Guru Uji Coba Kelompok Besar ........................ 124

Grafik 4.10 Hasil Respon Siswa Uji Coba Kelompok Besar ..................... 126

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa............................ 145

Lampiran 2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ................................ 146

Lampiran 3 Instrumen Wawancara Guru................................................... 149

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru .......................................................... 150

Lampiran 5 Instrumen Wawancara Siswa ................................................. 152

Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa ........................................................ 153

Lampiran 7 Alur Tujuan pembelajaran ..................................................... 158

Lampiran 8 Modul Ajar............................................................................. 165

Lampiran 9 Analisis Kerangka Produk Penelitian .................................... 172

Lampiran 10 Naskah Mentah Bahan Ajar ................................................. 173

Lampiran 11 Nama Validator Materi ........................................................ 178

Lampiran 12 Angket Validasi Materi ........................................................ 179

Lampiran 13 Nama Validator Bahasa ....................................................... 180

Lampiran 14 Angket Validasi Bahasa ....................................................... 181

Lampiran 15 Nama Validator Grafika....................................................... 182

Lampiran 16 Angket Validasi Grafika ...................................................... 183

Lampiran 17 Nama Responden Guru ........................................................ 184

Lampiran 18 Angket Kepraktisan Guru .................................................... 185

Lampiran 19 Nama Responden Siswa....................................................... 186

Lampiran 20 Angket Respon Siswa .......................................................... 187

Lampiran 21 Rekapitulasi ......................................................................... 188

Lampiran 22 Dokumentasi ........................................................................ 193

Lampiran 23 Foto Produk ......................................................................... 196

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Nasional merupakan aktivitas pembelajaran yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap

terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sejalan dengan itu, tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3, Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswaagar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.1

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab I,

bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

1
2

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa, untuk

berpartisipasi aktif dan memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis siswa.2

Pada abad 21, kreativitas dan kemampuan komunikasi menjadi sangat

penting. Atas dasar itulah, Guru berperan penting dan menjadi ujung tombak

dalam implementasi Kurikulum 2013.3 Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu dan berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.4 Berubahnya Kurikulum

pendidikan, mempunyai dampak berupa berubahnya pola pikir Guru, siswa,

maupun pihak terkait dalam hal jalannya proses pembelajaran. Salah satu

perubahan pola pikir tersebut menjadikan Guru dan buku bukan satu-satunya

sumber belajar. Selain itu, kelas bukan menjadi satu-satunya tempat belajar.

Dalam mencapai Indonesia maju 2045, saat ini Kurikulum telah

mengalami perubahan lagi menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum

Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Dikutip

dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),5

Kurikulum Merdeka Belajar adalah Kurikulum dengan pembelajaran

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar.
3 Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela, “Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran”,
(Medan: Generasi Kampus, 2017), hlm. 18.
4 Sufairoh, “Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13”, Jurnal Pendidikan Profesional, Vol.5
No.3 (2016), hlm. 117.
5 https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka, Diakses tanggal 23 Februari 2023, pukul 20.21
WIB
3

intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar siswa

memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Jika merujuk pada sejumlah literatur, maka konsep merdeka belajar yang

diterjemahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tidak

atau kurang linier dengan literatur yang ada.

Menurut perspektif Carl Rogers dalam Nadiroh yang mengatakan

bahwa merdeka belajar mengacu pada lima elemen antara lain: 1) keterlibatan

aktif siswa; 2) inisiatif diri; 3) belajar yang bermakna; 4) mengevaluasi

pembelajaran; dan 5) esensial dari pembelajaran.6 Berhubung pada tahun

ajaran 2022/2023 telah diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar,

menyebabkan adanya perubahan pada beberapa mata pelajaran. Jika pada

Kurikulum 2013 beberapa muatan pelajaran disatukan dalam satu tema pada

pembelajaran tematik, namun pada Kurikulum Merdeka Belajar tidak lagi

menggunakan tematik, tetapi dipisah lagi permuatan pelajaran seperti

Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Prakarya, Bahasa Indonesia,

kecuali pada pembelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu

Pengetahuan Alam dan Sosial).

Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana

penting untuk mencapai tujuan pendidikan serta menjadi tuntutan besar bagi

para pendidik untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai teknologi

dan media pembelajaran. Saat ini pembelajaran selalu dituntut untuk

mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar

mampu menghadirkan suasana kelas yang sesuai dengan perubahan zaman

6 Nadiroh, Endry Boeriswati dan Faisal Madani, “Merdeka Belajar dalam Mencapai Indonesia Maju 2045”,
(Jakarta Timur: UNJ Press, 2020), hlm. 2.
4

dan karakter siswa. Perkembangan IPTEK membawa implikasi pada tiap

generasi dalam berbagai bidang pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori

yang mengatakan bahwa pembelajaran harus mempunyai kualitas untuk

memotivasi siswa, artinya yang berkualitas harus memotivasi pengguna

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.7

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh

beberapa aspek, salah satu diantaranya adalah motivasi belajar. Seseorang

akan mendapatkan hasil yang diinginkan dalam belajar apabila dalam dirinya

terdapat keinginan untuk belajar. Motivasi menurut Hamzah B Uno,

merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur-unsur yang mendukung, diantaranya adalah: 1) Adanya hasrat dan

keinginan berhasil; 2) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) Harapan dan

cita-cita masa depan; 4) Penghargaan dalam belajar; dan 5) Lingkungan

belajar yang kondusif.8

Mengingat betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap individu

dalam kehidupan sehari-hari dan khususnya bagi dunia pendidikan dan

pembelajaran, maka permasalahan yang menyangkut motivasi belajar siswa

mendapat perhatian yang serius, karena banyak penelitian telah mengungkap

bahwa meskipun seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, akan

tetapi jika tidak didukung oleh motivasi belajar yang kuat maka prestasi

belajar yang diraihnya juga akan kurang optimal. Salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh guru untuk mewujudkan kompetensi tersebut adalah dengan

mengembangkan bahan ajar.

7 Dimyati dan Mudjiono, "Belajar dan Pembelajaran", (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), hlm 6.
8 Sang Surya Media, “Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No.34 Vol.8, (2020), hlm. 45.
5

Realitanya terlihat masih banyak pendidik yang masih bergantung

bada bahan ajar yang konvensional. Bahan ajar yang konvensional adalah

bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan tanpa upaya merencanakan,

menyiapkan dan menyusunnya sendiri. Kesalahan pemilihan bahan ajar dapat

berakibat pada pemahaman siswa yang kurang maksimal dalam pembelajaran

sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan.

Prastowo mengungkapkan mutu pembelajaran rendah ketika guru

hanya terpaku pada bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk

mengembangkan pembelajaran yang inovatif.9 Hal ini juga terjadi di SDN 031

Tarai Bangun, dalam pembelajaran sehari-hari, guru lebih banyak

menggunakan bahan ajar yang bukan dikembangkan sendiri melainkan

diperoleh dari penerbit yang datang ke sekolah. Kurang adanya inovasi dan

pengembangan materi bahan ajar mengakibatkan motivasi belajar siswa

rendah sehingga berakibat pada nilai siswa yang kurang mencapai KKM.

Berikut ditemukan permasalahan terkait dengan motivasi belajar siswa

di SDN 031 Tarai Bangun Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar. Hal ini

berdasarkan hasil pra penelitian dalam bentuk Observasi tentang motivasi

belajar yang dilakukan di SDN 031 Tarai Bangun Desa Tarai Bangun,

Kabupaten Kampar, dan ditemukan informasi berikut:

1. Dari 36 siswa, terdapat 26 siswa atau 70% yang masih bermain-main saat

akan memulai pembelajaran (dengan kategori Cukup Baik dan Kurang

9 Nina Fitriya Yulaika, Harti dan Norida Canda Sakti, Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Flip
Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik, Jurnal pendidikan Ekonomi, No. 1 Vol. 4 (2020),
hlm 68.
6

Baik), selebihnya terdapat 10 siswa atau 30% yang telah siap belajar atau

tidak bermain-main lagi saat akan memulai pembelajaran (dengan kategori

Sangat Baik dan Baik);

2. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% yang tidak bersemangat dalam

memperhatikan penjelasan guru (dengan kategori cukup baik dan kurang

baik), selebihnya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% yang bersemangat

dalam memperhatikan penjelasan guru (dengan kategori baik dan sangat

baik);

3. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% yang belum duduk dengan

teratur saat guru menyampaikan materi (dengan kategori cukup baik dan

kurang baik) sebaliknya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% siswa yang

sudah duduk dengan teratur saat guru menyampaikan materi (dengan

kategori baik dan sangat baik);

4. Dari 36 siswa, terdapat 24 siswa atau 67% siswa yang masih bercanda saat

berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran ( dengan kategori

cukup baik dan kurang baik), sebaliknya terdapat 12 siswa atau 33% siswa

yang sudah serius saat berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran

(dengan kategori baik dan sangat baik);

5. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% siswa yang belum paham

terhadap materi pembelajaran, (dengan kategori cukup baik dan kurang

baik) sebaliknya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% siswa yang sudah

paham terhadap materi pembelajaran (dengan kategori baik dan sangat

baik);
7

6. Dari 36 siswa, terdapat 32 siswa atau 90% siswa yang tidak atau kurang

aktif saat mengikuti proses pembelajaran (dengan kategori cukup baik dan

kurang baik) sebaliknya, terdapat 4 (empat) siswa atau 10% siswa yang

sudah aktif saat mengikuti proses pembelajaran, (dengan kategori baik dan

sangat baik);

7. Dari 36 siswa, terdapat 31 siswa atau 88% siswa yang belum bersemangat

dalam melaksanakan evaluasi pebelajaran, (dengan kategori cukup baik

dan kurang baik), sebaliknya terdapat 5 (lima) siswa atau 12% siswa yang

sudah bersemangat dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, (dengan

kategori baik dan sangat baik).

Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara bersama Guru kelas IV

SDN 031 Tarai Bangun dimana data tersebut disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut: Pertama, kurang adanya sumber belajar yang sesuai dengan

kondisi siswa, proses pembelajaran yang diterapkan disekolah yang cenderung

berpusat pada guru sehingga siswa cenderung menunggu penjelasan materi

dari guru. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa kesulitan dalam menjawab

berbagai permasalahan dan persoalan yang ditemukan dalam proses

pembelajaran.

Kedua, belum terpenuhinya hasil belajar siswa di SDN 031 Tarai

Bangun pada pembelajaran Tematik Khususnya kelas IV yang masih belum

memuaskan yaitu dengan nilai rata-rata 70. Ketiga, sumber belajar siswa

berupa LKPD dan buku paket yang didapat dari sekolah kurang membantu

proses belajar siswa karena jika tidak dibimbing terlebih dahulu oleh pendidik

maka siswa tidak akan dapat mengerti dengan baik materi yang dipelajari.

Keempat, selama ini pada proses pembelajaran, siswa belum bisa menangkap
8

materi dengan jelas karena belum didukung oleh sumber belajar yang relavan,

sehingga materi yang diterima siswa masih bersifat abstrak dan tiak sesuai

dengan konteks lingkungan sehari-hari.10

Ditemukan hasil belajar Tematik yang dicapai siswa masih kurang

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan dengan

angka 72. Rata-rata nilai hasil belajar Tematik yang dicapai siswa kelas IV

adalah 70, dengan rincian sebanyak 28 siswa atau 80% belum mencapai KKM

dan sebanyak 8 siswa lainnya atau 20% telah mencapai KKM.

Berdasarkan data tersebut, ditemukan bahwa pada muatan pelajaran

IPS siswa merasa jenuh sehingga kurang antusias dan kurangnya pemahaman

pada proses pembelajaran yang mengakibatkan tujuan proses pembelajaran

tidak dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan

untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu solusi dalam mengatasi

rendahnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan hasil belajar kurang

memenuhi KKM. Maka peneliti tertarik untuk menciptakan bahan ajar baru

yang berbasis Flipbook pada mata pelajaran IPAS muatan IPS dengan materi

yang kontekstual (sesuai dengan kondisi di lingkungan siswa). Bahan ajar

yang disusun secara kontekstual dimaksudkan untuk menghadirkan dunia

nyata kedalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dan penerapan ke dalam kehidupan nyata mereka

sebagai bagian dari anggota keluarga dan masyarakat. Diharapkan dengan

bahan ajar kotekstual berbasi Flipbook ini dapat membantu tercapainya tujuan

pembelajaran dengan baik.

Menurut Warista dalam Kodi disebutkan bahwa Flipbook mempunyai

keunggulan dibandingkan media pembelajaran lainnya. Karena pada Flipbook

ini tidak hanya menyajikan gabungan teks tapi juga berupaya memasukkan

10 Wawancara dengan Wali Kelas IV Endang Dwi Erlina, tanggal 21 Juni 2022, pukul 10.00 WIB.
9

animasi, video, suara dan lain sebagainya.11 Sedangkan menurut Shanky

dalam Amanullah mengatakan Flipbook dapat dikelompokkan menjadi media

sound slide yang merupakan jenis dari media audio-visual.12

Flipbook merupakan buku yang menyerupai album dalam bentuk

virtual yang di dalamnya terdapat materi pembelajaran dengan

menggunakan kalimat berisikan kolom warna-warni. Flipbook ini

didesain semenarik mungkin menggunakan kombinasi kolom berwarna-

warni yang cantik sehingga siswa lebih tertarik, aktif dan semangat

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Flipbook merupakan lembaran-

lembaran kertas menyerupai album atau majalah berukuran 21 x 29,7 cm.

Flipbook juga diartikan sebagai perangkat lunak profesional untuk

mengonversi file PDF, gambar, teks dan video menjadi satu bentuk

seperti buku.13

Kelebihan Flipbook diantaranya dapat menyajikan materi

pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat dan gambar. Flipbook dapat

dilengkapi dengan berbagai warna sehingga dapat menarik perhatian siswa,

pembuatannya mudah, dan mudah dibawa kemana-mana serta dapat

menigkatkan aktivitas belajar siswa.14 Flipbook juga mampu meningkatkan

pemahaman siswa terhadap hal-hal abstrak atau peristiwa yang tidak bisa

dihadirkan dalam kelas. Flipbook dapat diakses menggunakan perangkat

11 Widya Nindia Sari & Mubarak Ahmad, “Pengembangan Media Flipbook Digital di Sekolah Dasar”, Jurnal
Ilmu pendidikan, Vol. 3 No. 5 (2021), hlm. 2821.
12 Ibid.
13 Made Sri Astika Dewi & Nyoman Ayu Putri Lestari, “E-Modul Interaktif Berbasis Proyek Terhadap Hasil
Belajar Siswa” Jurnal ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4 No. 3 (2020), hlm. 435.
14 Ni Luh Nuryani & Ida Bagus Gede Surya Abadi, “Media Pembelajaran Flipbook Materi Sistem
Pernapasan Manusia Pada Muatan IPA Siswa Kelas V SD”, Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran,
Vol. 5 No. 2 (2021), hlm. 249.
10

handphone atau komputer secara online maupun offline, selain itu Flipbook

juga bisa dijadikan sebagai media cetak berupa buku fisik untuk dibawa ke

sekolah. Namun kekurangan Flipbook hanya bisa digunakan per individu atau

kelompok kecil yaitu hanya 4-5 orang.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa

membutuhkan bahan ajar yang lebih bervariasi seperti bahan ajar berbasis

Flipbook yang dapat mengatasi masalah pada proses pembelajaran, sehingga

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan

Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook Pada Mata Pelajaran IPAS

Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran yang sulit dipahami karena tidak sesuai dengan
lingkungan siswa sehar-hari;
2. Metode pembelajaran yang kurang variatif;
3. Penggunaan sumber belajar yang konvensional seperti papan tulis dan
buku cetak sehingga siswa tidak semangat dalam belajar;
4. Banyaknya materi terbatas oleh alokasi waktu;
5. Materi yang terdapat dalam buku yang digunakan tidak kontekstual.
6. Diperlukan bahan ajar baru yang lebih menarik.
11

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, terlihat

masalah yang cukup luas pada Pembelajaran Tematik. Oleh karena itu,

penelitian ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar dengan menggunakan

model Borg and Gall. Pengujian produk ini dimulai dari validator, dilanjutkan

kepada guru hingga siswa dalam percobaaan kelompok besar dan kelompok

kecil. Bahan ajar dibuat dengan aplikasi editing yang difokuskan pada materi

pelajaran IPAS Kurikulum Merdeka muatan IPS tentang Indonesiaku Kaya

Budaya kelas IV SD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat

diumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi penggunaan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai

Bangun Kabupaten Kampar?

2. Bagaimana kebutuhan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun

Kabupaten Kampar?

3. Bagaimana spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada

pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN

031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

4. Bagaimana rancangan desain penggunaan bahan ajar kontekstual berbasis

Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di

kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?


12

5. Bagaimana tingkat validitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada

pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya kelas IV di SDN

031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

6. Bagaimana praktikalitas penggunaan bahan ajar kontekstual berbasis

Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di

kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kondisi penggunaan bahan ajar pada pelajaran IPAS di

kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

b. Mengetahui kebutuhan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun

Kabupaten Kampar;

c. Mengetahui bagaimana rancangan desain bahan ajar kontekstual

berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku

Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

d. Mengetahui spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada

pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV

SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

e. Mengetahui bagaimana tingkat validitas bahan ajar kontekstual

berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku

Kaya Budaya kelas IV di SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

f. Mengetahui tingkat praktikalitas bahan ajar kontekstual berbasis

Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya

di kelas IV SDN 031 Tarai Kabupaten Kampar.


13

2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberi manfaat bagi

dunia pendidikan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Mempermudah siswa dalam memahami materi dalam pelajaran

IPAS;

2) Menambah semangat dan motivasi siswa dalam belajar khususnya

dalam mempelajari pelajaran IPAS;

3) Memberikan kesan baru yang menyenangkan bagi siswa berkaitan

dengan pembelajaran di kelas.

b. Bagi Guru

1) Membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran khususnya

pelajaran IPAS materi Indonesiaku Kaya Budaya;

2) Menjadikan semangat baru bagi guru untuk dapat mengembangkan

kreativitas dalam proses pembelajaran;

3) Membantu guru dalam menciptakan suasana kelas yang asyik dan

menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa di sekolah sehingga

dapat menaikkan mutu sekolah;

2) Menambah koleksi sumber belajar di sekolah yang dapat

digunakan untuk generasi selanjutnya.


14

d. Bagi Penulis

1) Untuk memenuhi salah astu persyaratan penyelesaian Sarjana

Pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau;

2) Meningkatkan kemampuan pengembangan bahan ajar yang

kontekstual.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan acuan kepada peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian yang akan dilakukan mengenai

pengembangan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook .

F. Defenisi Istilah

1. Bahan Ajar Kontekstual

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Bahan ajar merupakan

segala bentuk bahan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.15 Bentuknya bisa berupa buku bacaan, Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) maupun tayangan. Mungkin juga berupa surat kabar dan

digital, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan

mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru,

tugas tertulis, kartu atau juga bahan diskusi antar siswa. Dengan demikian

bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk

meningkatkan pengetahuan atau pengalaman siswa.

15 E. Kosasih, “Pengembangan Bahan Ajar”, (Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2020), hlm. 1.
15

Sedangkan kontekstual merupakan suatu pembelajaran yang

mengaitkan materi dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam menemukan materi yang dipelajarinya dan

menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.16

2. Flipbook

Flipbook merupakan buku digital dengan menggunakan teknologi

e-book tiga dimensi, dimana saat membuka halaman seperti membaca

buku di layar monitor. Menurut Ramdania dan Nazeri dalam Mulyadi

bahwa media Flipbook dapat meningkatkan pemahaman dan juga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, Flipbook

didesain dengan menggunakan aplikasi editing yaitu Canva, yang

kemudian desainnya baru dikonversi ke Flipbook menggunakan Website

flipbookpdf.net.17

G. Spesifikasi Produk

Produk pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebgai berikut:

1. Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook adalah bahan ajar yang

didesain dengan menggunakan aplikasi Canva;

16 Anisa Safitri & Nuriana Rachmani Dewi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Materi
Aritmetika Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir kritis Matematis pada Pembelajaran
Preprospec Berbantuan TIK” Jurnal Prisma Prosiding Seminar Nasional Matematika, Vol. 4 (2021), hlm.
62.
17 Ariani Ina Kodi, Muhammad Nur Hudha, Hena Dian Ayu, “Pengembangan Media Flipbook Fisika
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Perpindahan Kalor”, Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Fisika V, (2019), hlm. 2.
16

2. Berbentuk buku digital yang dapat diakses secara online melalui

smartphone atau komputer;

3. Berisi tujuan pembelajaran, materi dan latihan soal yang sesuai dengan

mata pelajaran IPAS siswa kelas IV SD Kurikulum Merdeka;

4. Berbentuk Flipbook dengan ukuran 21x29,7 cm dan ketebalan 30 halaman;


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Pengembangan Model

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang menggambarkan kajian pembelajaran dari awal sampai

akhir yang disajikan secara khas. Istilah Model Pembelajaran mempunyai

empat ciri khusus yang tidak dimiliki strategi atau metode tertentu yaitu:

rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan

agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan

belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

(Depdiknas, 2004).18

Sejalan dengan itu, Joyce & Weil mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu. Selain itu, berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta

melaksanakan pembelajaran.19

Winataputra mengartikan model pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar

pada siswa.20

18 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepulish, 2017), hlm. 172.


19 Abdul Muis Joenaidy, Remodelling Pembelajaran Bagi Guru, (Yogyakarta: Noktah, 2020), hlm. 38.
20 Sang surya Media, “Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No.21 Vol. 5, (2018), hlm. 53.

17
18

Sedangkan Trianto dalam Gunarto mengartikan model belajar

sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman guna merancang

pembelajaran di kelas atau tutorial.21 Arend dalam Mulyono juga

berpendapat model belajar merupakan kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman

belajar guna mencapai kompetensi belajar.22

Selain itu, Menurut Adi dalam Suprihatiningrum, memberikan

definisi model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran.23

Berdasarkan uraian pengertian Model Pembelajaran di atas maka

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan upaya yang

dapat dilakukan dalam merencanakan suatu proses pembelajaran oleh

seorang pendidik guna tercapainya tujuan pelajaran tertentu.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

Dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development)

terdapat berbagai macam model yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian, berikut ini macam-macam model yang dapat

digunakan dalam penelitian dan pengembangan diantaranya:

21 Shilphy A. Octavia, Model-model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 12.


22 Ibid., hlm. 13.
23 Desak Putu Parmiti, dan Ni Nyoman Rediani, Mengajar Menyenangkan di Sekolah Dasar, (Depok: Raja
Grafindo Persada, 2020), hlm. 17.
19

a. Model Borg and Gall

Menurut Borg and Gall model pengembangan ini

menggunakan alur air terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya.

Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki tahap-tahap yang

relatif panjang karena terdapat 10 langkah pelaksanaan:24 1) penelitian

dan pengumpulan data (research and information colleting), 2)

perencanaan (planning), 3) pengembangan draft produk (develop

preliminary form of product), 4) uji coba lapangan (preliminary field

testing), 5) penyempurnaan produk awal (main product revision), 6) uji

coba lapangan (main field testing), 7) menyempurnakan produk hasil

uji lapangan (operational product revision), 8) uji pelaksanaan

lapangan (operasional field testing), 9) penyempurnaan produk akhir

(final product revision), dan 10) diseminasi dan implementasi

(disemination and implementation).

Tahap yang dilaksanakan pada pengembangan penelitian ini

secara rinci sebagai berikut.

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan

data melalui survei), termasuk dalam langkah ini antara lain studi

literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan

persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;

2. Planning (perencanaan), termasuk dalam langkah ini merumuskan

kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan,

menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika

mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;

24 Albet Maydiantoro, “Model-model Penelitian Pengembangan (Research And Development)”, (FKIP


Universitas Lampung, 2021), hlm. 1.
20

3. Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk

permulaan dari produk), yaitu mengembangkan bentuk permulaan

dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini

adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan

buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-

alat pendukung;

4. Preliminary field testing (uji coba awal lapangan), yaitu melakukan

uji coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan

subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan

analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi

atau angket;

5. Main product revision (revisi produk), yaitu melakukan perbaikan

terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba

awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali,

sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas,

sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap

diujicobakan lebih luas;

6. Main field testing (uji coba lapangan), uji coba utama yang

melibatkan seluruh siswa;

7. Operational product revision (revisi produk operasional), yaitu

melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih

luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan

desain model operasional yang siap divalidasi;


21

8. Operational field testing (uji coba lapangan operasional), yaitu

langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah

dihasilkan;

9. Final product revision (revisi produk akhir), yaitu melakukan

perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna

menghasilkan produk akhir (final);

10. Dissemination and implementation, yaitu langkah

menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan dan

menerapkannya di lapangan.

Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan

dan kekurangannya. Kelebihan dari model ini yaitu mampu

menghasilkan suatu produk dengan nilai validasi yang tinggi dan

mendorong proses inovasi produk yang tiada henti, sedangkan untuk

kelemahan dari model ini yaitu memerlukan waktu yang relatif

panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber

dana yang cukup besar.

b. Model Dick and Carey

Model Dick and Carey merupakan salah satu desain

pembelajaran model prosedural. Langkah-langkah Desain

pembelajaran menurut Dick and Carey adalah: 1) mengidentifikasi

tujuan pembelajaran, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3)

mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa, 4)

Merumuskan tujuan pembelajaran, 5) mengembangkan butir teks

acuan kriteria, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7)


22

mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) Merancang dan

melakukan evaluasi formatif, 9) merevisi pembelajaran, 10) melakukan

evaluasi sumatif.25

Dari 10 langkah diatas, model Dick and Carey sangat cocok

dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain

karena setiap langkah nya sangat jelas maksud dan tujuannya.

Model Dick and Carey memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan, diantaranya sebagai berikut.26

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Dick and Carey

No Kelebihan Kekurangan
1 Setiap langkah jelas sehingga Kaku, karena setiap langkah sudah
mudah diikuti ditentukan
2 Teratur, efektif, efisien dalam Tidak semua prosedur pelaksanaan
pelaksana kbm dapat dikembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut
3 Merupakan model atau Tidak cocok diterapkan dalam
perencanaan pembelajaran pembelajaran skala besar
yang terperinci, sehingga
mudah diikuti
4 Adanya revisi pada analisis Uji coba tidak diuraika secara jelas
instruksional, sehingga bila kapan harus dilakukan dan
terjadi kesalahan dapat kegiatan revisi baru dilaksanakan
diperaiki sebelum setelah diadakan tes formatif.
mempengaruhi komponen
lainnya
5 Sangat lengkap komponennya, Pada tahap-tahap pengembangan
mencakup semua yang tes hasil belajar, strategi
dibutuhkan dalam perencanaan pembelajaran maupun pada
pembelajaran pengembangan dan penilaian

25 Mudlofir, Ali, dan Rusydiyah Evi Fatimatur, Desain Pembelajaran Inovatif, (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2016) hlm. 56.
26 Taufiqnet, “Model Pembelajaran Dick and Carey”, https://www.taufiq.net/2019/09/model-pembelajaran-
dick-n-carry.html, diakses pada tanggal 12 Oktober 2022, 13.23 WIB.
23

No Kelebihan Kekurangan
bahan pembelajaran tidak nampak
secara jelas ada tidaknya penilaian
pakar (validasi)
6 - Terlalu banyak prosedur yang
harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan proses
pembelajaran

c. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan model pembelajaran yang

Memadukan teknologi dengan media ajar. Model ASSURE ini

merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan siswadalam

pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan

mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi

lebih efektif dan bermakna bagi siswa.27 Model ASSURE

menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan

pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut yaitu

ASSURE.

Menurut Pribady, A yang berarti (A) analyze learners, (S)

yang pertama yang berarti state standard and objectives, (S) yang

kedua yang berarti select strategies (U) yang berarti utilize resources,

(R) yang berarti require learners, dan (E) yang berarti evaluate and

revise. Yang disingkat menjadi ASUURE. Seusai dengan namanya,

langkah-langkah desain pembelajaran dalam model ASSURE ini

terdiri dari enam langkah yaitu:

27 Faisal Fahriansyah, Pengembangan Desain Model Pembelajaran ASSURE pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan di SMP Islamiyah Sawangan, Jurnal Perspektif, (2021), No.1 Vol.1, hlm. 58.
24

1) Analyze Learners (Analisis Karakter Siswa)

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan

model ini adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan

melakukan aktivitas pembelajaran. Pemahaman yang baik tentang

karakteristik siswa meliputi beberpa aspek penting, yaitu: (a)

karakteristik umum; (b) kompetensi spesifik yang telah dimiliki

sebelumnya; (c) gaya belajar atau learning style siswa.

Karakteristik umum siswa pada dasarnya menggambarkan tentang

kondisi siswa seperti: usia, kelas sosial, pekerjaan, dan gender atau

jenis kelamin.

2) State Standard and Objectives (Menetapkan Tujuan

Pembelajaran)

Langkah selanjutnya dari model desain sistem pembelajaran

ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifak

spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau

Kurikulum, informasi yang tercatat dalam buku teks, atau

dirumuskan sendiri oleh perancang program pembelajaran dan

instruktur.

3) Select Strategies and Reseources (Memilih Media, Metode

Pembelajaran, dan Bahan Pembelajaran)

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan setelah

menempuh langkah merumuskan tujuan pembelajaran adalah

memilih metode, media dan bahan pembelajaran yang digunakan

dalam membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

telah digariskan sebelumnya.


25

4) Utilize Resources (Memanfaatkan Bahan Pembelajaran)

Setelah memilih metode, media dan bahan ajar maka

langkah-langkah selanjutnya adalah menggunakan ketiganya dalam

kegiatan pembelajaran. Sebelum menggunakan metode, media dan

bahan ajar, instruktur atau perancang telebih dahulu perlu

melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen

tersebut berfungsi efektif untuk digunakan dalam situasi

pembelajaran yang sebenarnya. Langkah selanjutnya adalah

menyiapkan kelas dan sarana pendidikan yang diperlukan untuk

dapat menggunakan metode, media dan bahan pembelajaran yang

dipilih. Setelah semuanya siap lalu ketiga komponen tersebut

digunakan.

5) Requires Learner Participations (Partisipasi siswa dalam

pembelajaran)

Agar berlangsung efektif proses pembelajaran memerlukan

adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau

substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan

contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi

yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran akan dengan mudah mempelajari materi

pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses pembelajaran,

pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil

belajar akan dapat memotivasi siswa untuk mencapai prestasi

belajar yang lebih tinggi.


26

6) Evaluate and Revise (evaluasi dan revisi program

pembelajaran)

Setelah mendesain aktivitas pembelajaran maka lengkah

selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi. Dalam model ini

dilakukan untuk menilai efektivitas program pembelajaran dan juga

hasil belajar siswa. Agar dapat memperoleh gambaran yang

lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu

dilakukan proses evaluasi terhadap semua komponen dalam sistem

pembelajaran tujuan, konten atau materi pelajaran, media

pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Model Pembelajaran ASSURE memiliki beberapa kelebihan

dan kekurangan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan Model ASSURE


No Kelebihan Kekurangan
Memiliki banyak komponen Tidak mencakup ke semua mata
1
dari pada model lain. pelajaran.
Sering diadakan pengulangan Meskipun komponen
kegiatan dengan tujuan untuk pembelajaran relatif banyak,
2 evaluasi dan revisi. namun tidak semua komponen
pembelajaran masuk dalam
model ini.
Mengedepankan partisipasi -
3
siswa.
Guru dapat memanfaatkan -
teknologi dan media untuk
4
menunjang kegiatan
pembelajaran di kelas.
27

d. Model Kemp

Model Desain Instruksional yang dikembangnkan oleh Kemp

Merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp,

pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-

komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan

berbagai kendala yang timbul. Model sistem instruksional yang

dikembangkan oleh Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana

seharusnya guru memulai proses pengembangan.

Rusman menyebutkan Kemp mengembangkan model desain

instruksional yang paling awal bagi pendidikan.28 Model Kemp

memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang

masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini

juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk

melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar

yang tepat.

Model ini meliputi delapan langkah yang saling berkaitan

sebagai berikut:29

1) Perumusan tujuan umum, kemudian menjabarkan topik-topik

disertai rumusan tujuan untuk tiap pokok;

2) Identifikasi ciri-ciri penting dari si belajar kepada siapa tujuan

instruksional ditujukan;

28 Arkim, Desain Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2020), hlm. 51.


29 Ibid., hlm. 53.
28

3) Perumusan tujuan belajar yang harus dikuasai si belajar dengan

rumusan yang dapat diukur;

4) Kumpulan isi bahan ajaran yang diperlukan untuk mencapai

tujuan;

5) Penjajagan atau tes awal atar belakang (preassesment) dan

kemampuan si belajar yang berhubungan dengan topik-topik yang

telah ditentukan;

6) Pemilihan aktivitas belajar mengajar dan sumber pembelajaran

yang sesuai dengan isi bahan ajaran untuk dipergunakan dalam

kegiatan belajar;

7) Koordinasi pelayanan penunjang seperti anggaran, personel,

fasilitas, peralatan, dan penjadwalan guna melaksanakan rancangan

instruksional;

8) Evaluasi penguasaan tujuan oleh si belajar, serta revisi dan

penilaian kembali setiap langkah dalam rancangan untuk

disempurnakan.

Model pembelajaran Kemp ini memiliki kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp


No Kelebihan Kekurangan
1 Selalu melakukan revisi pada Pembelajaran masih bersifat
setiap tahapan, sehingga klasikal atau berada di
permasalahan yang terdapat dalam kelas, sehingga peran
pada tahapan tersebut dapat guru menjadi lebih besar,
diperbaiki terlebih dahulu karena dituntut untuk
sebelum menuju ke tahap memberikan kreativitas
berikutnya. dalam setiap pembelajaran.
29

e. Model ADDIE

Menurut Benny A, ada satu model desain pembelajaran yang

sifatnya lebih yaitu model ADDIE (Analysis Design-Develop-

Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang

dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE

yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur

program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja

pelatihan itu sendiri.30

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni: 1)

Analysis (analisa); 2) Design (desain / perancangan); 3) Development

(pengembangan); 4) Implementation (implementasi/eksekusi); 5)

Evaluation (evaluasi/umpan balik).

Langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan

pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D.

Model ini memiliki kesamaan dengan model pengembangan basis data

yang telah diuraikan sebelumnya.

Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996)

untuk merancang pembelajaran. Berikut ini diberikan contoh kegiatan

pada setiap tahap pengembangan model atau metode pembelajaran,

yaitu:31

30 Bintari Kartika Sari, “Desain Pembelajaran Model ADDIE dan Implementasinya dengan Teknik Jigsaw”,
hlm. 93, Diakses pada tanggal 14 Oktober 2022, 15.53 WIB.
31 Ibid., hlm. 96.
30

1) Analysis

Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis

perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan

menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan

model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode

pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam

model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat

terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada sekarang

sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar,

teknologi, karakteristik siswa, dan sebagainya.

2) Design

Dalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap

desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar

mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai

dari menetapkan tujuan belajar, merancang atau kegiatan belajar

mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi

pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan

model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan

mendasari proses pengembangan berikutnya. Tahap ini dikenal

juga dengan istilah membuat rancangan.

3) Development

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi

rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka

konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam


31

tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut

direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.

Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang

penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada

tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran

dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi

pelajaran.

4) Implementation

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode

yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas.

Tujuan utama tahap implementasi, yaitu sebagai berikut: (1)

Membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran; (2) Menjamin

terjadinya pemecahan masalah atau solusi untuk mengatasi

keenjangan siswa; (3) Menghasilkan output kompetensi berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam diri

siswa. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi

awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode

berikutnya

5) Evaluation

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi

formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap

akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif

dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester).

Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran


32

atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi

digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna

model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau

kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru

tersebut.

Model pembelajaran ADDIE ini memiliki kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut:

Tabel 2.4 Kekurangan dan Kekurangan Model ADDIE

No Kelebihan Kekurangan
Uraiannya lebih lengkap dan Dalam tahap analisis
1 sistematis. memerlukan waktu yang
lama.
Dalam pengembangannya terdapat -
penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba lapangan perangkat
2 pembelajaran telah dilakukan uji coba
lapangan, dan perangkat pembelajaran
telah dilakukan revisi berdasarkan
penilaian, saran dan masukan.

Dari uraian beberapa macam-macam model pembelajaran di

atas peneliti memilih model pengembangan Borg And Gall dalam

mengembangkan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada mata

pelajaran IPAS siswa Sekolah Dasar (SD). Model Borg and Gall ini

uraiannya lebih rinci dan sistematis, di dalam pengembangannya

terdapat penilaian ahli. Penilaian ahli pada bahan jar berbasis Flipbook

ada 3 (tiga) yaitu: ahli materi, ahli bahasa, dan ahli grafika. Setelah

dilakukan penilaian ahli bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook akan

di revisi berdasarkan penilaian, saran, dan masukan oleh ahli sehingga

siap untuk di uji coba di lapangan.


33

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B Uno, motivasi belajar adalah dorongan internal

dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang

mendukung. Indikator-indikator tersebut antara lain: adanya hasrat dan

keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan

cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan ingkungan belajar

yang kondusif.32

Pengertian lain menurut Winkel, motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang

dikehendaki siswa tercapai.33 Menurut Clayton Alderfer dalam Nashar

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil

belajar sebaik mungkin.34

Dalam perspektif lain, Sardiman mengartikan motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek pelajar itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki

motivasi kuat akan mempunyai banyak energi dalam belajar.35

32 Sang Surya Media, Op.Cit, hlm. 45.


33 Ibid., hlm. 45.
34 Haryanto, Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Two Stay Two Stray, (NTB: Pusat
Pengembangan dan Penelitian Indonesia, 2021), hlm. 21.
35 Ibid., hlm. 19.
34

Sejalan dengan itu, H. Mulyadi mengartikan motivasi belajar

adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang

menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar.36

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri (internal)

maupun dari luar (eksternal) untuk memahami pengetahuan baru.

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah motivasi merupakan hal

yang penting bagi para siswa untuk belajar karena kegiatan pembelajaran

akan berhasil apabila anak yang bersangkutan mempunyai motivasi yang

kuat. Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik)

dan faktor motivator (faktor intrinsik).37

Motivasi intrinsik lebih kuat dari motivasi ekstrinsik. Oleh karena

itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motivasi intrinsik dengan

menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang bidang

studi yang relavan.38

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri

dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

36 Ernawati Harahap, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam, (Jawa Tengah: Nasya Expandig
Management, 2022), hlm. 429.
37 Widayat Prihartanta, “Teori Teori Motivasi”, Jurnal Adabiya, No.83 Vol.1, (2015), hlm. 6.
38 Hamzah B Uno, “Teori Motivasi dan Pengukurannya”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 4.
35

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Amabile, motivasi intrinsik merujuk kepada keadaan

motivasional yang mana seseorang tertarik terhadap pekerjaannya

karena pekerjaan itu sendiri, bukan karena capaian-capaian eksternal

yang mungkin diperolehnya dari keterlibatan dalam pekerjaan tersebut.

Motivasi intrinsik muncul ketika seseorang mencari kesenangan,

minat, kepuasan atas rasa ingin tahu, ekspresi diri, atau tantangan

personal dalam pekerjaan.39

Elliot dkk mendefenisikan motivasi intrinsik sebagai suatu


dorongan yang ada di dalam diri individu dimana individu tersebut
merasa senang dan gembira setelah melakukan serangkaian tugas.
Bekerja menurut mereka merupakan hal yang menyenangkan dan
terutaa juga pada individu-individu yang tertarik di dalamnya.40
Sedangkan menurut Wiersma motivasi intrinsik adalah
seseorang yang termotivasi secara intrinsik ketika individu tersebut
bekerja dan beraktivitas bukan untuk mendapatkan reward (Hadiah)
itu sendiri.41
Sejalan dengan itu, Gage dan Berline mengemukakan bahwa
siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik dalam
belajar daripada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.42
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi umumnya timbul karena adanya suatu kesadaran
untuk melakukan perbuatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi intrinsik adalah sebagai berikut:43

39 Feri Noperman, “Inovasi pembelajaran”, (Yogyakarta: Laksbang Pustaka, 2022), hlm. 42.
40 Aditya Nanda Priyatama, “Gugus Kendali Mutu dalam Kaitannya dengan Kinerja Pegawai”, (Jawa Timur:
Qiara Media, 2021), hlm. 26.
41 Ibid., hlm. 26.
42 Harbeng Masni, “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar”, Jurnal Dikdaya, No.1 Vol.5, (2015), hlm.40.
36

a) Kebutuhan
Adanya kebutuhan merupakan salah satu alasan yang
mendasari seseorang melakukan suatu perbuatan. Sebagai
contoh, adanya kebutuhan untuk mendapatkan suasana
lingkungan yang bersih, nyaman dan terbebas dari masalah
sampah akan mendorong ibu rumah tangga untuk mengurangi
konsumsinya terhadap barang-barang yang bisa menghasilkan
sampah dan mengganggu kelestarian lingkungan.

b) Harapan
Adanya harapan dapat lebih memacu keinginan
seseorang untuk melakukan tindakan sesuai tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya, kepala desa memiliki harapan untuk
menciptakan program desa hijau, akan termotivasi untuk
memberikan sosialisasi yang aktif kepada seluruh warga terkait
dengan program tersebut agar harapan yang dimiliki dapat
terealisasikan.

c) Minat
Seseorang yang pada dasarnya sudah memiliki minat
yang tinggi terhadap sesuatu akan secara langsung
mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut tanpa
paksaan dari siapapun. Sebagai contoh, seseorang yang
memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan pelestarian lingkungan akan termotivasi
dengan sendirinya untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang
bersifat pro lingkungan.

43 Melvina Priscilia, “Faktor Ekstrinsik dan Intrinsik yang Mempengaruhi Perilaku Green Consumer di
Beberapa Negara”, Jurnal Fakultas Eonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung, No.2, (2016), hlm. 53.
37

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan motivasi

intrinsik adalah motivasi yang kuat berasal dari dalam diri individu

tanpa adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi yang dimiliki,

semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai

tujuan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Durmaz yang merupakan contoh dari motivasi

ekstrinsik dapat berupa kedudukan, hukuman, uang, paksaan dan

ancaman. Sedangkan Djamarah menyatakan bahwa motivasi

ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi. Motivasi ekstrinsik

merupakan dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar

perbuatan yang dilakukannya.44 Motivasi ini timbul karena adanya

perangsang atau pengaruh dari luar yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Menurut Gunarsa, motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu

yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui siaran,

anjuran atau dorongan dari orang lain.45 Sejalan dengan itu, Chen

dan Jang mengungkapkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

terkait dengan motivasi eksternal yang mempengaruhi pelajar

untuk melakukan usaha.46

44 Ibid., hlm. 54.


45 Zet Ena, Sida H. Djami, “Peranan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik”, Jurnal Among Markati, No.2 Vol.13,
(2020), hlm. 72.
46 Laila Rochmawati, Fatmawati dan Meita Maharani Sukma, “Faktor Pendukung Motivasi Taruna pada
Pembelajaran Aviation English Melalui E-Learning”, (Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta, 2020), hlm.
26.
38

Lebih lanjut Vallerand et al mengatakan motivasi ekstrinsik

merupakan suatu jenis usaha yang dilakukan karena tekanan.47

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi

ekstrinsik yaitu :48

1) Dorongan Keluarga

Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari luar dirinya, termasuk keluarga. Dalam konteks ini,

keluarga dapat berperan menjadi motivator bagi anggota

keluarga yang lainnya. Wujud dorongan dari keluarga ini juga

dapat dilakukan dengan memberikan semangat, menciptakan

situasi yang kondusif untuk mendukung kegiatan yang

dilakukan atau bahkan bersifat kooperatif untuk mencapai

tujuan tersebut. Adanya dorongan yang besar dari keluarga

akan semakin meningkatkan motivasi yang dimiliki seseorang

untuk melakukan sesuatu.

2) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu bagian terpenting

dan mendasar bagi kehidupan manusia. Faktor lingkungan

berkaitan dengan banyak hal seperti masyarakat, lingkungan

sekolah, tetangga sekitar, lingkungan pekerjaan, dan

lingkungan lainnya. Oleh karena itu pengaruh lingkungan

merupakan salah satu besar yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam berperilaku. Lingkungan yang baik dapat

47 Ibid., hlm. 27.


48 Op.Cit., hlm. 55.
39

mempengaruhi dan mendorong seseorang untuk melakukan

perbuatan seperti yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya,

dan begitu pula sebaliknya.

3) Adanya imbalan

Menurut De Young,49 adanya imbalan terutama yang

berhubungan dengan uang terkadang dapat sangat

mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan

daur ulang. Sebagai contoh, masyarakat di suatu lingkungan

akan rajin membersihkan sampah-sampah yang dimiliki untuk

memenangkan dan mendapatkan hadiah dari lomba kebersihan

yang diadakan di daerah mereka. Selanjutnya, apabila imbalan

telah didapatkan, kegiatan tersebut juga akan berhenti

dilakukan. Sehingga pemberian imbalan juga sangat

menentukan partisipasi dan motivasi seseorang dalam

mengelola sampah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang

mengharuskannya melakukan sesuatu secara maksimal.

3. Indikator Motivasi Belajar

Hamzah B. Uno menyatakan bahwa, indikator motivasi baik

instrinsik maupun ekstrinsik dapat diklasifiksi menjadi enam, yaitu:50 1)

Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) Adanya dorongan dan kebutuhan

49 Melvina Priscilia, “Motivasi dan Penghambat UKM Kerajinan di Kota Malang dalam Mengelola Sampah
Menjadi Produk Kreatif”, Jurnal Parsimonia, No.1 Vo.5, (2018), hlm. 71.
50 Desy Ayu Nurmala, Lulup Endah Tripalupi, dan Naswan Suharsono, “Pengaruh Motivasi Belajar dan
Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi”, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, No.1 Vol.4,
(2014), hlm. 4.
40

belajar; 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) Adanya

penghargaan dalam proses belajar; 5) Adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar; dan 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

Sedangkan Sumadi Suryabrata dalam Ahcmad Badaruddin

menyatakan bahwa anak yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat

diketahui melalui aktivitas-aktivitas selama proses belajar, antara lain:51 a)

Menyiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran; b) Mengikuti pelajaran

di kelas; c) Menindaklanjuti pelajaran di sekolah.

Lebih lanjut dikatakan indikator motivasi belajar siswa meliputi

persiapan belajar: kelengkapan belajar, kesiapan psikis, kesiapan fisik dan

materi belajar; mengikuti proses belajar mengajar; memiliki perhatian

dalam belajar, keaktifan dalam belajar, dan pemilihan tempat duduk;

menindaklanjuti proses belajar mengajar; mengulang kembali pelajaran

yang telah diterangkan guru, menanyakan materi yang tidak dimengerti

kepada teman, orang tua dan guru, serta mencari materi tambahan

pelajaran.52

Sedangkan Ahcmad Badaruddin mengukur motivasi belajar siswa

dengan angket yang dapat dilihat pada tabel berikut:53

51 Ahcmad Badaruddin, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Konseling Klasikal, (Jakarta Pusat: Abe
Kreatifindo, 2015), hlm. 20.
52 Ibid., hlm. 20.
53 Ibid., hlm. 21.
41

Tabel 2.5 Angket Motivasi Belajar Ahcmad Badaruddin

No. Pernyataan
1 Saya menyiapkan alat tulis yang akan dibawa ke sekolah
Saya memeriksa perlengkapan belajar sebelum berangkat sekolah
2
Saya berangkat ke sekolah dengan penuh semangat
3 Saya merasa terpaksa belajar
Saya membiasakan diri untuk menjaga kesehatan agar dapat mengikuti
4
proses belajar dengan baik
5 Saya memakan makanan yang bergizi
6 Saya memakai seragam sekolah dengan rapi dan lengkap
Saya hadir dikelas setidaknya 15 menit lebih awal dari waktu proses
7
belajar akan dimulai
8 Saya membaca materi pelajaran sebelum guru menerangkannya di kelas
Saya mencari tahu materi pelajaran tambahan untuk memperluas wawasan
9
saya
Saya membuat daftar pertanyaan yang tak terjawab saat belajar dirumah
10
untuk disampaikan kepada guru
Saya mendengarkan guru ketika sedang menerangkan materi pelajaran
11
dikelas
Saya mencatat intisari materi pelajaran yang diterangkan guru pada buku
12
tertentu
Saya menulis pertanyaan-pertanyaan tentang materi pelajaran yang tidak
13
dimengerti dari yang diterangkan guru
Saya menanggapi pertanyaan dari guru yang sesuai dengan materi
14
pelajaran yang sedang dibahas
Saya bertanya kepada guru mata pelajaran tentang apa yang belum saya
15
kuasai
16 Saya mengerjakan latihan-latihan dengan gigih di kelas
Saya melaksanakan semua perintah guru yang berkaitan dengan praktik
17
pada matri pelajaran yang bersangkutan
18 Saya memilih tempat duduk yang nyaman dengan guru
19 Saya memilih tempat yang jauh dari gangguan teman
20 Saya mengerjakan tugas tepat waktu
21 Saya mengerjakan tugas sebaik mungkin
22 Saya sangat brsemangat ketika mengerjakan tugas-tugas yang sulit
Saya merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas pada materi
23
pelajaran yang baru saja dipelajari
24 Saya membaca kembali catatan materi pelajaran yang telah diajarkan guru
42

No. Pernyataan
mata pelajaran
Saya tidak membaca buku yang berkaitan dengan matdengan mati
25 pelajaran yang telah diterangkan guru mata pelajaran untuk lebih
memahaminya
Saya berusaha menambah wawasan tentang materi pelajaran melalui
26
internet
27 Saya tidak berusaha mencari materi pelajaran di perpustakaan

Sejalan dengan itu, Abin Syamsudin M mengungkapkan untuk

meningkatkan motivasi belajar yang dapat kita lakukan adalah

mengidentifikasi beberapa indikatoryna dalam tahap-tahap tertentu.

Indikator motivasi antara lain:54 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi kegiatan,

3) Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4) Ketabahan, keuletan dan

kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai

tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, 6)

Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan,

7) Tingkat kualifikasi prestasi, 8) Arah sikapnya terhadap sasaran

kegiatan.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan indikator

motivasi belajar adalah: 1) Kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai;

2) Antusiasme siswa dalam memperhatikan penjelasan guru; 3) Ketertiban

siswa saat guru menyampaikan materi; 4) Keseriusan siswa dalam

berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran; 5) Pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran; 6) Keaktifan siswa saat mengikuti proses

pembelajaran; dan 7) Antusiasme siswa dalam melaksanakan evaluasi

pembelajaran.

54 Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Pendidikan, No.1 Vol.12, (2013), hlm. 83.
43

4. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi yang

ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya adalah

adanya motivasi yang tinggi dari para siswa.55

Menurut Kompri, motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang

mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi

motivasi dalam belajar yaitu:56

a. Cita-cita dan aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik

maupun ekstrinsik;

b. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuaan dan

kecakapan dalam pencapaiannya;

c. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang

siswa yang sedang sakit akan menggangu perhatian dalam belajar;

d. Kondisi Lingkungan Siswa.

Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.

Selain itu Darsono, menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar antara lain:57 1) Cita-cita/aspirasi siswa; 2)

Kemampuan siswa; 3) Kondisi siswa dan lingkungan; 4) Unsur-unsur

dinamis dalam belajar; 5) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

55 Amna Emda, “kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran”, Lantanida Journal, No.2 Vol.5,
(2017), hlm. 177.
56 Ibid., hlm. 177.
57 Ibid., hlm, 178.
44

Menurut Slameto, Seorang individu membutuhkan suatu dorongan

atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal

ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:58

a. Faktor Individual, seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan,

latihan, motivasi, dan faktor pribadi;

b. Faktor sosial, seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial;

Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto

yaitu: 1) Faktor-faktor intern: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan; 2) Faktor ekstern: faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.

Sejalan dengan itu, Muhibbin Syah mengungkapkan banyak faktor

yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar siswa,

namun lebih esensial diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat

dan motivasi siswa.59

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari faktor intern maupun ekstern. Kedua faktor ini sangat berperan

penting dan memberi pengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa.

5. Fungsi Motivasi dalam Belaja

Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam

mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi dalam proses pembelajaran yang

dikemukakan oleh Wina Sanjaya yaitu: 60

58 Ibid., hlm. 178.


59 Harbeng Masni, Loc.Cit. hlm. 35
60 Janner Simarmata, dkk, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm,
26.
45

a. Mendorong siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang disebabkan

karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan

motivasi. Besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat

ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat

siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat

waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar;

b. Sebagai pengarah Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada

dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian Motivasi

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Lebih lanjut dikatakan menurut Winarsih ada tiga fungsi motivasi

yaitu:61

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan;

b. Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.

61 Ibid., hlm. 26.


46

Sejalan dengan itu, Sardiman mengemukakan tiga fungsi motivasi


Belajar yaitu:62
a. Mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam hal ini
dapat diartikan sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan
oleh manusia;
b. Menentukan arah yang dilakukan ke arah tujuan yang ingin dicapai;
c. Menentukan hal-hal apa yang ingin dikerjakan sesuai dengan

pencapaian tujuan dengan mengabaikan hal-hal yang tidak memiliki

manfaat bagi tujuan tersebut.

Fungsi motivasi dalam belajar merupakan serangkaian kegiatan yang

Dilakukan oleh masing-masing pihak yang sebenarnya telah dilatar

belakangi oleh tujuan.63 Sehubungan dengan hal itu, ada empat fungsi

motivasi antara lain:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi;

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yan hendak dicapai;

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut;

d. Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang

melakukan usaha karena adanya motivasi.

62 Ibid., hlm. 25.


63 Zubairi, “Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pendidikan Agama Islam”, (Jawa Barat: Penerbit Adab,
2020), hlm. 32.
47

Selain itu, Cecco juga mengemukakan 4 (empat) fungsi motivasi,

yaitu:64

a. Fungsi membangkitkan (Arousal Function);

Fungsi ini menyangkut tanggung jawab yang terus-menerus untuk

mengatur tingkat yang membangkitkan guna menghindarkan siswa

dari tidur dan lupa emosional.

b. Fungsi harapan (Expectancy Function);

Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapan

keberhasilan atau kegagalan siswa akan mencapai jam instruksional

dan menghendaki agar guru menguraikan secara kongkrit kepada siswa

apa yang harus dilakukannya setelah jam pelajaran berakhir.

c. Fungsi intensif (Intensive Function);

Fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa

yang berprestasi dengan cara seperti memotivasi usaha lebih lanjut

dalam mengajar jam instruksional.

d. Fungsi disiplin (Disciplinari Function).

Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang

menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan yang

akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya. Fungsi motivasi adalah pendorong usaha dalam mencapai

64 Ibid., Hlm. 32
48

prestasi, seseorang melakukan usaha harus mendorong keinginannya dan

menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan

apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang hendak

dicapainya.

C. Bahan Ajar Kontekstual

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar juga dapat diartikan

sebagai bahan yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk belajar.

Muatan dalam bahan ajar dapat berupa materi tentang pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dicapai siswa terkait kompetensi dasar

tertentu.65

Menurut National Centre for Competency Based Training, bahan

ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis.66

Sedangkan menurut Andi Prastowo dalam bukunya yang berjudul

panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif disebutkan bahwa bahan ajar

merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh.67

65 E. Kosasih, Loc.Cit. hlm. 1.


66 Andi Prastowo, “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hlm. 16.
67 Ibid., hlm. 17.
49

Bahan ajar dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan

jenis, ruang lingkup, urutan dan perlakuannya.68 Jenis materi pembelajaran

pun perlu di identifikasi dengan tepat. Karena setiap jenis materi bahan

ajar memerlukan media, teknik evaluasi, metode yang berbeda-beda.

Kedalaman materi atau ruang lingkup perlu diperhatikan sehingga materi

tersebut tidak kurang dan tidak lebih. Urutan materi ajar harus

diperhatikan pula agar proses pembelajaran menjadi runtut. Selain itu juga

perlakuan terhadap materi ajar perlu dipilih dengan tepat sehingga materi

ajar bisa diidentifikasi (materi apa saja yang perlu dihafal, dipahami, dan

diaplikasikan).69 Hal ini diperlukan agar seorang guru tidak salah dalam

penyampaian materi ajar tersebut kepada siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau siswa untuk

memudahkan proses pembelajaran. Bentuknya bisa berupa buku bacaan,

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), maupun tayangan. Mungkin juga

berupa surat kabar, bahan digital, paket makanan, foto, perbincangan

langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang

diberikan oleh guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan diskusi antar

siswa. Dengan demikian bahan ajar dapat berupa banyak hal yang

dipandang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.

68 Haryati, “Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidik”, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 10.
69 Ibid., hlm. 10.
50

2. Unsur-unsur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang


berhasil dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat
secara sistematis.70 Maka dari itu, bahan ajar mengandung beberapa unsur
tertentu. Terdapat enam komponen yang berkaitan dengan unsur-unsur
tersebut, yaitu: 71
a. Petunjuk belajar, komponen ini meliputi petunjuk bagi guru maupun
siswa. Didalamnya dijelaskan tentang bagaimana guru sebaiknya
mengajarkan materi kepada siswa dan bagaimana pula siswa sebaiknya
mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut;
b. Kompetensi yang akan dicapai, dalam bahan ajar seharusnya
dicantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan
demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh siswa;
c. Informasi pendukung, merupakan berbagai informasi tambahan yang
dapat melengkapi suatu bahan ajar. Diharapkan siswa akan semakin
mudah menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. Salin itu,
pengetahuan yang diperoleh siswa akan semakin komprehensif;
d. Latihan-latihan, merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
siswa untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan
ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka pelajari akan
semakin terasah dan terkuasai secara matang;
e. Petunjuk kerja atau lembar kerja, merupakan lembaran yang berisi
sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan kegiatan tertentu yang
dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan praktik ataupun yang
lainnya;

70 Andi Prastowo, “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”, Loc.Cit. hlm. 28.
71 Ibid., hlm. 28.
51

f. Evaluasi, merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Sebab,


dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang
ditujukan kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses
pembelajaran.
Selain itu, unsur-unsur bahan ajar yang perlu dipahami adalah: a)

petunjuk belajar; b) Kompetensi yang akan dicapai; c) Informasi

pendukung; d) Latihan-latihan; e) Petunjuk kerja atau lembar kerja; f)

Evaluasi.72

Berdasarkan beberapa poin di atas, dapat disimpulkan unsur-unsur

bahan ajar secara umum adalah judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar

dan materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja

dan penilaian.

3. Jenis-jenis Bahan Ajar

Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam,

yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan

bahan ajar interaktif.73

a. Bahan cetak, merupakan sejumlah bahan yang telah disiapkan dalam

bentuk kertas untuk keperluan pembelajaran atau untuk menyampaikan

sebuah informasi. Misalnya buku, modul, handout, lembar kerja siswa,

brosur, foto atau gambar, dan lain-lain.

72 Lu’mu Tasri, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web”, (Jakarta: Medtek, 2013), hlm. 5.
73 Andi Prastowo, Loc.Cit. hlm. 40.
52

b. Bahan ajar dengar atau program audio, merupakan sistem

pembelajaran yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang

mana dapat dimainkan atau didengarkan oleh seseorang atau

sekelompok orang. Contohnya kaset, radio, Compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), merupakan kombinasi sinyal

audio dengan gambar bergerak secara sekuensial. Misalnya film, video

compact disk.

d. Bahan ajar interaktif, yakni kombinasi dari dua atau lebih media

(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang kemudian

dimanipulasi oleh penggunanya atau diberi perlakuan untuk

mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi.

Contohnya compact disk interactive.

Bahan ajar berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi lima

macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang

diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan bahan ajar

komputer.74

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak

menggunakan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di

dalamnya, sehingga siswabisa langsung mempergunakan bahan ajar

tersebut. Contohnya, foto, diagram, model;

b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang menggunakan

perangkat proyektor agar bisa dipelajari atau di manfaatkan siswa.

Contohnya, slide, filmstrips;

74 Ibid, hlm. 41.


53

c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar berupa sinyal audio yang direkam

dalam suatu media rekam. Contohnya, kaset, flash disk, Compact

Disk;

d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang menggunakan alat pemutar

yang biasanya berbentuk VCD player, DVD player, dan sebagainya.

Bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan ajar audio, karena

memerlukan media rekam. Hanya saja dalam bahan ajar video juga

dilengkapi dengan gambar. Sehingga dalam tampilan terdapat sajian

gambar dan suara secara bersamaan. Contohnya, video, film;

e. Bahan ajar (media) komputer, yakni bahan ajar noncetak yang

membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar.

Contohnya, computer mediated instruction dan computer based

multimedia atau hypermedia.

Berdasarkan sifatnya, bahan ajar dapat dibagi menjadi empat

macam: 75

a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet, panduan

belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan

dari majalah serta koran, dan lain sebagainya;

b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran

radio, slide, filmstrips, film, video cassettes, siaran televisi, video

interaktif, computer based tutorial, dan multimedia;

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya kit

sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya;

75 Ibid, hlm. 42
54

d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaktif manusia

(terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya, telepon,

hand phone, video conferencing, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Mulyasa menambahkan bahwa bentuk bahan ajar atau

materi pembelajaran antara lain adalah bahan cetak (hand out, buku,

modul, LKS, brosur, dan leaflet), audio (radio, kaset, cd audio), visual

(foto atau gambar), audio visual (seperti; video/ film atau VCD) dan multi

media (seperti; CD interaktif, computer based, dan internet).76

Bahan ajar yang dimaksud dalam kajian ini lebih ke bahan ajar

cetak berupa buku teks. Hal ini dikarenakan, buku teks sangat erat

kaitannya dengan kurikulum, silabus, standard kompetensi, dan

kompetensi dasar. Sedangkan Rudi Susilana77 mengungkapkan bahwa

buku teks adalah buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang

disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa poin tersebut, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar dapat berupa bentuk cetak maupun non

cetak.

4. Pembelajaran Kontekstual

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti

”hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks) ” Adapun pengertian

Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Tim Penulis Depdiknas

adalah sebagai berikut: Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar

76 Reviandari Widyaningtyas dan Rika Widya Sukmana, “Jenis-jenis Bahan Ajar”, (Bandung: Universitas
Langlang Buana, 2020), hlm. 4.
77 Ibid., hlm. 4.
55

yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka seharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penelitian

sebenarnya (authentic assessment).78

Menurut Sanjaya pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses pembelajran lebih menekankan pada

proses pengalaman langsung.79

Lebih lengkap lagi Majid menyatakan pembelajaran kontekstual

merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk

memotivasi siswa memahami suatu makna materi pembelajaran dengan

mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan siswa sehari-hari.80

Sedangkan Elaine B. Johnson mengatakan pembelajaran

kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun

pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan

bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang

cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.81

78 Depdiknas, “Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, 2014), hlm.5
79 Suci Perwitasari, Wahjoedi, dan Sa’dun Akbar, “Bahan Ajar Tematik Berbasis Kontekstual untuk Siswa
Sekolah Dasar”, Jurnal Penidikan Humaniora, hlm. 4.
80 Ibid., hlm. 4.
81 Idrus Hasibuan, “Model Pembelajaran CTL”, Jurnal Logaritma, No.1 Vol.11, (2014), hlm. 3
56

Sementara itu, Howey R, Keneth, mendefinisikan CTL sebagai:

“Contextual teaching is teaching that enables learning in wich student

aploy their academic understanding and abilities in a variety of in-and out

of school context to solve simulated or real world problems, both alone

and with others” (CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan

terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan

kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah

untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik

sendiri-sendiri maupun bersama-sama).82

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan Pembelajaran

kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa

untuk membuat hubungan antara konsep yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari anggota

keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan teori yang diuraikan di atas tentang bahan ajar dan

pembelajaran kontestual, maka dapat disimpulkan bahan ajar kontekstual

adalah segala bahan yang digunakan dalam suatu pembelajaran yang holistik

dengan mengaitkan antara materi pembelajaran dan konteks kehidupan siswa

sehari-hari sehingga siswa mendapatkan pengalaman langsung yang membuat

pembelajaran tersebut lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan

pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

82 Ibid., hlm. 3.
57

D. Flipbook

1. Pengertian Flipbook

Flipbook merupakan sebuah software yang mempunyai fungsi

untuk membuka setiap halaman manjadi layaknya sebuah buku. Sofware

Flipbook dapat membuat dan mengubah file pdf, image atau foto menjadi

sebuah buku atau album fisik ketika kita buka perhalamannya. Hasil

akhirnya bisa disimpan dalam bentuk format swf, html atau exe.83 Jadi

Flipbook adalah sebuah sofware yang hasil darinya berupa tampilan buku

digital yang di dalamnya tidak hanya bisa dibuat tulisan saja tetapi juga

bisa dimasukkan juga gambar-gambar, animasi, audio dan video.

Flipbook termasuk dalam kategori media audio-visual, menurut

Sanaky84, media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat

memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antar gambar dan

suara membentuk karakter yang sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang

termasuk kategori media audio-visual adalah televisi, video, VCD, sound

slide dan film.

Sementara menurut Sukiman, media pembelajaran berbasis audio-

visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera

pendengar dan penglihatan. Secara umum media audio-visual menurut

teori kerucut pengalaman Edgar Dale memiliki efektivias yang tinggi

daripada media visual atau audio. Diantara jenis media adio-visual adalah

film, video dan televisi.85

83 Https://www.google.com/amp/s/maspendidikdedi.wordpress.com/2017/04/14/kvisoft-flipbookmaker/amp/
(Diakses 24 Januari, 2023)
84
Muhammad Abror Amanullah, “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Digital Guna Menunjang
Proses pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran,
(2019), hlm. 42.
85 Ibid., hlm. 42.
58

Selanjutnya Ishak dan Deni86 menjelaskan media audio-visual

pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas terutama

melalui penginderaan penglihatan, dan pendengaran yang bertujuan untuk

mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada

siswa. Cara ini dianggap lebih tepat, cepat dan mudah dibandingkan

dengan melalui pembicaraan, pemikiran dan cerita mengenai pengalaman

pendidikan.

Dengan demikian Flipbook bisa dikategorikan sebagai sound

slide yang juga jenis dari media audio-visual, secara fisik slide suara

adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang

dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan.87 Pada saat penggunannya

dapat dikombinasikan dengan audio kaset atau juga digunakan secara

tunggal tanpa suara. Pada umumnya jika digunakan untuk keperluan

instruksional slide dapat dibuat secara berseri dan berurutan serta

dikombinasikan dengan audio kaset. Slide yang dikombinasikan dengan

audio kaset disebut dengan sound slide (slide bersuara) yaitu penyajian

bahan pelajaran yang dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan slide

secara berurutan, dikombinasikan atau dilengkapi dengan audio kaset.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa Flipbook adalah media audio-visual berupa sound slide yang

memuat materi pembelajaran yang telah disusun dan didesain sedemikan

rupa sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

86 Ibid., hlm. 42.


87 Ibid., hlm. 42.
59

2. Kelebihan dan Kelemahan Flipbook

Kelebihan-kelebihan dalam menggunakan bahan ajar Flipbook

adalah sebagai berikut:

a. Sistem pembelajaran menjadi lebih inovatif dan interaktif;

b. Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencari

terobosan pembelajaran;

c. Mampu menggabungkan teks, gambar, audio, musik, animasi gambar

atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna

tercapainya tujuan pembelajaran;

d. Menambah memotivasi siswa selama proses pembelajaran;

e. Mampu memvisualisasikan materi yang sulit dijelaskan dengan

menggunakan alat peraga konvensional;

f. Melatih keterampilan penggunaan teknologi dalam pembelajaran;

g. Visualisasi dalam bentuk teks, gambar, audio, video maupun animasi

akan lebih dapat diingat oleh siswa;

h. Proses pembelajaran lebih mobile, praktis, dan terkendali;

i. Menghemat waktu, biaya dan energi.88

Sementara kelemahan-kelemahan dalam menggunakan bahan ajar

Flipbook adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan bahan ajar berbasis Flipbook memerlukan adanya tim

ahli atau profesional, seperti ahli konten, multimedia, desain grafis dan

perancang pembelajaran sehingga dalam pembuatannya memerlukan

waktu yang cukup lama.

88 Listya Arisanti, “Pengantar Organisasi Belajar”, www.courses-web-bali.net. (Diakses 24 Januari 2023)


60

b. Bahan ajar berbasis Flipbook harus didukung dengan perangkat

teknologi pembelajaran yang memadai, seperti komputer dan

proyektor. Pendidik akan kesulitan jika perangkat perangkat teknologi

kurang memadai.

c. Membutuhkan kesabaran dan ketelatenan bagi siswa yang tidak biasa


dengan perangkat teknologi pembelajaran.

E. Pembelajaran IPAS

Di Indonesia sendiri pernah mengalami pergantian kurikulum beberapa

kali, yang sudah dimulai sejak tahun 1947. Bulan Februari 2022 lalu,

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

(Mendikbudristek) meluncurkan Kurikulum baru dengan nama Kurikulum

Merdeka. Kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu

pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa

saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.

Perbedaan Kurikulum merdeka dengan Kurikulum sebelumnya di

tingkat SD, yaitu terdapat pemisahan antara mata pelajaran IPA dan IPS.

Sementara itu, pada Kurikulum merdeka, kedua mata pelajaran ini digabung

menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

(IPAS). Adapun tujuan penggabungan mata pelajaran ini sebagai persiapan

ketika siswa melanjutkan pendidikan level sekolah menengah pertama (SMP).

F. Karakteristik Siswa SD

Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 (enam) atau 7

(tujuh) tahun sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional

konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
61

proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih

terikat dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut yang dapat

ditangkap oleh panca indra.

Piaget dalam leny marinda menyatakan bahwa setiap tahapan

perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik berbeda. Secara

garis besar dikelompokkan menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:89

1. Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum memasuki

usia sekolah;

2. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan

kognitifnya masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain

(khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak mulai

mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu mengekspresikan

kalimat-kalimat pendek secara efektif;

3. Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah

mulai memahami aspek-aspek komulatif materi, mempunyai kemampuan

memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang

bervariasi tingkatannya, selain itu anak sudah mampu berpikir sistematis

mengenai benda-benda dan peristiwa yang konkret;

4. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak sudah

menginjak usia remaja, perkembangan kognitif siswapada tahap ini telah

memiliki kemampuan mengkordinasikan dua ragam kemampuan kognitif

secara simultan (serentak) maupun berurutan.

89 Leny Marinda, “Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah
Dasar, Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, No.1 Vo. 13, (2020), hlm. 122.
62

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

karakteristik siswa sekolah dasar yang umumnya berusia antara 7-12 tahun

yaitu mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menyelidiki,

mencoba, dan bereksperimen mengenai suatu hal yang dianggap menarik

bagi dirinya, serta siswa sudah mampu memahami cara mengkombinasikan

beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya, selain itu siswa

sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa

yang konkret.

Anak-anak usia sekolah dasar, memiliki karakteristik yang

berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Mereka senang

bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang

merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru

hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur

permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau

belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat

langsung dalam pembelajaran.

Menurut Havighurst dalam Psikologi Perkembangan siswa, tugas

perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:90

a. Mengusai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan

aktivitas fisik;

b. Membina hidup sehat;

c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok;

d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin;

90 Sairah, dkk, “Perkembangan Peserta Didik”, (Sumatera Barat: Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim,
2022), hlm. 10.
63

e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi


dalam masyarakat;
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif;
g. Mengembangakan kata hati, moral dan nilai-nilai;
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah mampu
belajar bergaul dan bekerja secara kelompok sehingga memperoleh
sejumlah konsep untuk dapat berfikir secara efektif, menjadikan siswa
mencapai nilai moral dan kemandirian dalam dirinya.

G. Kerangka Berfikir
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat memilih metode maupun sumber belajar yang tepat sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Motivasi belajar berkaitan
dengan metode ataupun sumber belajar yang digunakan, semakin menarik dan
kreatif bahan pembelajaran yang digunaka, akan semakin menambah
semangat siswa untuk belajar. Sebagai guru juga harus bisa memilih
penggunaan bahan ajar agar mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu yang membuat siswa bosan atau tidak memperhatikan
pembelajaran adalah kurang menariknya bahan atau sumber belajar yang
digunakan oleh guru. Mengatasi permasalahan tersebut peneliti mencoba
menggunakan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook. Materi yang dikemas
dalam bentuk buku digital akan membuat siswa tertarik untuk belajar. Karena
siswa sekolah dasar senang dan cenderung tertarik dengan sesuatu yang baru,
gambar dan ilustrasi menarik. Untuk mengetahui secara singkat tentang
kerangka berfikir dalam penelitian ini digambarkan pada bagan berikut:
64

Pengumpulan Data
Analisis Teori
(Analisis Kondisi Lapangan)

Analisis Kebutuhan

Tahap Desain Bahan Ajar

Tahap Pengembangan
bahan ajar

Validasi Ahli (Materi,


Bahasa dan Grafika)

Uji Coba (Guru & Siswa)


Analisis dan Revisi I
Kelompok kecil

Uji Coba (Guru & Siswa)


Analisis dan Revisi II
Kelompok Besar

Produk Siap Uji Implementasi

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir


65

Berdasarkan bagan di atas dijelaskan bahwa tahap penelitian ini

dimulai dari analisis kondisi lapangan dan analisis teori. Dengan

mempertimbangkan data yang didapat dari analisis tersebut maka diperoleh

hasil analisis kebutuhan. Setelah mengumpulkan data dan mengalisis

kebutuhan selanjutnya dilakukan tahap perencanaan untuk mendesain bahan

ajar. Desain bahan ajar yang sudah selesai kemudian dikembangkan menjadi

produk awal yang siap di validasi oleh 3 (tiga) tim ahli, yaitu ahli materi, ahli

bahasa dan ahli grafika. Produk yang sudah divalidasi kemudian di uji coba

dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Pada uji coba kelompok

kecil melibatkan 1 (satu) guru dan 6 (enam) siswa, hasil uji coba kelompok

kecil kemudian dilakukan analisis dan revisis tahap I. Setelah uji coba

kelompok kecil dilanjutkan dengan uji coba kelompok besar dengan

melibatkan 5 (lima) guru dan 30 siswa dalam 5 (lima) sekolah yang berbeda.

Setelah memperoleh hasil kemudian dilanjutkan analisis dan revisi tahap II.

Setelah tahap ini maka produk siap untuk diimplementasikan.

H. Hasil Penelitian yang Relavan


Penelitian mengenai bahan ajar berbasis Flipbook telah banyak

dilakukan diantaranya adalah:

1. Sri Hayati, Agus Setyo Budi, dan Erfan Handoko, dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Fisika

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil pembahasannya

menunjukkan bahwa hasil uji kelayakan Flipbook Fisika yang dilakukan

oleh para ahli untuk materi dan media, juga divalidasi oleh pengguna.

Hasil dari ahli media yaitu 91,46%, dari ahli materi 94,17%, dan hasil uji

coba pada pengguna didapat 99,38% dari pendidik dan 96,70% dari siswa.

Flipbook Fisika yang sudah divalidasi kemudian digunakan untuk


66

mendapatkan data dari kelas eksperimen. Rata-rata presentase dari semua

aspek meningkat sebesar 57,23%.91 Dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan Flipbook Fisika berbasis Multimedia dapat meningkatkan

hasil belajar siswaSMA.

2. Ary Maf’ula, Utami Sri Hastuti, dan Fatchur Rohman, dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengembangan Media Flipbook Pada Materi Daya Anti

bakteri Tanaman Berkhasiat Obat”. Hasil pembahasannya menunjukkan

bahwa persentase kelayakan materi oleh validator I sebesar 96,87%, dan

validator II sebesar 100% dengan kriteria sangat valid. Persentase rata-rata

kelayakan tampilan program oleh ahli media pembelajaran sebesar 92,18%

dengan kriteria sangat valid. Persentase rata-rata uji keterbacaan dari siswa

sebesar 92,30% dengan kriteria sangat mudah, sedangkan dari praktisi

lapangan sebesar 97,72% dengan kriteria sangat mudah.92 Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa media Flipbook sangat layak

dan sangat mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Desi Rahmawati, Sri Wahyuni, dan Yushardi, dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengembangan Media pembelajaran Flipbook Pada Materi

Gerak Benda Di SMP”. Hasil pembahasannya menunjukkan bahwa media

pembelajaran flipbook pada materi gerak benda di SMP mendapatkan hasil

uji validasi ahli sebesar 86,47%. Dengan demikian media pembelajaran

yang dikembangkan memiliki kriteria sangat valid. Media pembelajaran

Flipbook pada materi gerak benda di SMP mendapatkan hasil uji validasi

ahli sebesar 81,43%. Dengan demikian media pembelajaran yang

dikembangkan memiliki kriteria sangat valid dan layak untuk digunakan

91 Sri Hayati, Agus Setyo Budi, dan Erfan Handoko, “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Fisika
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Jurnal Prosiding Seminar Nasional Fisika, Vol. 4 (2015), hlm. 1
92 Ary Maf’ula, Utami Sri Hastuti, dan Fatchur Rohman, “Pengembangan Media Flipbook Pada Materi Daya
Antibakteri Tanaman Berkhasiat Obat”, Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 11 (2017), hlm. 1450
67

sebagai bahan ajar pada materi gerak benda. Media pembelajaran Flipbook

pada materi gerak benda di SMP termasuk dalam kategori sangat valid,

sangat efektif, sangat tuntas, dan dapat digunakan tanpa perbaikan dengan

persentase keefektifan sebesar 80,39%,93

4. Widya Nindia Sari dan Mubarak Ahmad, dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Digital di Sekolah

Dasar”. Hasil pembahasannya menunjukkan bahwa Hasil riset validasi

pakar media didapatkan persentase sebesar 86.6% dengan kategori “sangat

layak”, hasil penilaian pakar materi didapatkan persentase sebesar 90.6%

dikategorikan “sangat layak. Hasil spekulasi siswa pada uji kelompok

kecil sebesar 86.80%, dan uji kelompok besar didapatkan persentase

sebesar 87.40%, sehingga media tersebut dinyatakan “sangat layak”.94

Dapat disimpulkan dari perolehan penilaian bahwa media flipbook digital

pada bidang IPS materi indahnya keragaman di negeriku kelas IV sangat

layak diaplikasikan untuk dijadikan sarana pembelajaran.

5. Kalimatus Sa’diyah, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan

E-Modul Berbasis Digital Flipbook Untuk Mempermudah Pembelajaran

Jarak Jauh Di SMA”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa E-Modul

berbasis digital Flipbook memperoleh nilai rata-rata 0,91% dari hasil

validasi termasuk dalam kategori valid dan sangat layak secara teoritis. Uji

keterbacaan dilevel 10 serta hasil rata-rata dari respon siswasebesar 82%

pada pernyataan positif dan 39% pada pernyataan negatif termasuk

kategori sangat layak secara empiris.95

93 Desi Rahmawati, Sri Wahyuni, dan Yushardi, “Pengembangan Media pembelajaran Flipbook Pada
Materi Gerak Benda Di SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 6 No.4, (2017), hlm. 331
94 Widya Nindia Sari dan Mubarak Ahmad, “Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Digital di
Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 5, (2021), hlm. 2819.
95 Kalimatus Sa’diyah, “Pengembangan E-Modul Berbasis Digital Flipbook Untuk Mempermudah
Pembelajaran Jarak Jauh Di SMA” Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No.4, (2021), hlm. 1298.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian

dan Pengembangan (Research and Development). Penelitian dan

Pengembangan yaitu jenis penelitian yang biasanya digunakan untuk membuat

atau menghasilkan suatu produk. Penelitian dan Pengembangan atau yang

biasa dikenal dengan R&D bertujuan untuk menghasilkan produk terntentu

yang berorientasi pada bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, penelitian R&D merupakan metode

penelitian yang biasanya juga digunakan untuk menguji keefektifan sebuah

metode, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan

pembelajaran. 96 Maka penelitian ini akan menghasilkan suatu produk dalam

bidang pendidikan yaitu bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook.

Dalam upaya mengembangkan praktik pendidikan, penelitian R&D

merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak digunakan, dalam hal ini

penelitian R&D juga bermakna suatu proses atau langkah-langkah untuk

menghasilkan suatu produk ataupun menyempurnakan produk yang sudah ada.

Produk yang dapat dikembangkan bisa berupa media, bahan ajar, strategi atau

metode, serta pendekatan pelajaran.

96 Sukaman Purba, Akbar Iskandar, dkk, “Landasan Pedagogik” (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm.
147.

68
69

Pada penelitian ini, produk yang akan dihasilkan berupa bahan ajar

kontekstual berbasis Flipbook yang diperuntukkan bagi siswa SD kelas IV

pada materi pembelajaran IPAS materi Kekayaan Budaya Indonesia sesuai

dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka. Hal ini dilakukan untuk

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar agar siswa tidak jenuh terhadap

materi yang terdapat dalam buku konvensional yang urang menarik dan tidak

konteksual. Hal ini juga dapat membantu guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif.

B. Model Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini mengadopsi model

pengembangan Borg & Gall. Dalam model pengembangan, Borg & Gall

memuat panduan sistematika langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

agar produk yang dirancangnya mempunyai standar kelayakan. 97 Borg & Gall

menyatakan 10 langkah tahapan model pengembangan yang disederhanakan

menjadi 7 langkah utama yaitu disesuaikan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Alasan pemilihan model Borg & Gall didasari oleh kesamaan

karakteristik langkah-langkah penelitian dan pengembangan model Borg &

Gall dengan langkah pengembagan produk bahan ajar kontekstual berbasis

Flipbook, yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data melalui survey

Termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan

dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan

kerangka kerja penelitian;

97 Punaji Setyosari, “Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan”, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm.
194.
70

2. Perencanaan

Dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan

dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap

tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan

secara terbatas;

3. Pengembangan bentuk permulaan dari produk

Dalam langkah ini yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk

yang akan dihasilkan. Termasuk persiapan komponen pendukung,

menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi

terhadap kelayakan alat-alat pendukung;

4. Uji coba awal lapangan

Pada tahap ini yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam skala

terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah

ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara

wawancara, observasi atau angket;

5. Revisi produk

Pada tahap ini yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang

dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin

dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam

uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap

diujicobakan lebih luas;

6. Uji coba lapangan

Pada tahap ini dilakukan uji coba utama yang melibatkan seluruh siswa

dan guru;
71

7. Revisi produk operasional

Pada tahap ini yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil

uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan

desain model operasional yang siap divalidasi;

8. Uji coba lapangan operasional

Pada tahap ini yaitu melakukan uji validasi terhadap model operasional

yang telah dihasilkan;

9. Revisi produk akhir

Tahap ini yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang

dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);

10. Diseminasi dan Implementasi

Pada langkah terakhir yaitu menyebarluaskan produk/model yang

dikembangkan dan menerapkannya di lapangan.

Data yang diperoleh melalui evaluasi formatif dikelompokan menjadi:

1) Data hasil evaluasi tahap pertama berupa data hasil tinjauan (review) para

ahli; 2) Data dari hasil uji coba perorangan, kelompok kecil, uji coba lapangan

kepada guru dan siswa kelas IV SDN 031 Tarai Bangun; 3) Data hasil uji coba

kelompok besar yang melibatkan 5 sekolah dengan 5 orang guru dan 30 orang

siswa. Seluruh data yang diperoleh dikelompokan menurut sifatnya menjadi

dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari: 1) Hasil tinjauan ahli

materi; 2) Hasil tinjauan ahli bahasa, dan 3) Hasil tinjauan ahli grafika; 4)

hasil tinjauan pada uji coba kepada siswa, dan 5) hasil tinjauan guru kelas.

Keseluruhan data tersebut didapatkan melalui angket, wawancara dan

dokumentasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:


72

Penelitian dan Pembuatan


pengumpulan Perencanaan
data Produk Awal

Uji Coba Revisi Uji Coba


Lapangan Produk Awal

Revisi Uji Coba


Produk Revisi
Lapangan
Operasional Produk Akhir
Operasinal

Diseminasi
dan
Implementasi

Bagan 3.1 Langkah-langkah Model Borg & Gall

Berdasarkan bagan di atas, tahap yang dilakukan hanya sampai pada

tahap ke 7 (tujuh), artinya pada bagian kotak yang diberi warna merupakan

tahap yang tidak dilakukan dalam penelitin ini.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 031 Tarai Bangun, Desa Tarai

Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pada bulan

februari 2023 tepatnya di semester genap Tahun Ajaran 2022/2023.


73

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 031 Tarai

Bangun Kabupaten Kampar. Sedangkan objek penelitian ini adalah

pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook Pada Mata

Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar.

E. Prosedur Pengembangan

Prosedur Pengembangan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook

menggunakan Model Borg & Gall. Dimana prosedur pengembangan Model

Borg & Gall dibatasi dengan 7 (Tujuh) tahap sebagai berikut :

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Langkah pertama dalam pengembangan bahan ajar kontekstual

berbasis Flipbook ini adalah dengan cara mengumpulkan informasi dan

menganalisa kebutuhan. Bentuk analisis kebutuhan yang dilakukan adalah

observasi kegiatan pembelajaran di SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten

Kampar dan melakukan wawancara dengan salah satu guru kelas IV dan

juga beberapa orang siswa kelas IV. Wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran dan

mengetahui bahan ajar yang ada di sekolah. Hasil wawancara dan observasi

kemudian ditelaah dan dilakukan pengumpulan sumber referensi

pembuatan bahan ajar berbasis kontekstual. Peneliti mengumpulkan materi

pokok dengan menggunakan sumber-sumber atau buku mata pelajaran

yang sudah ada, serta memanfaatkan download dari internet dan referensi

lainnya, buku serta jurnal tentang pengembangan bahan ajar.


74

2. Perencanaan

Tahap perencanaan yaitu merancang atau merencanakan produk

awal yang akan dikembangkan. Mulai dari design bahan ajar yang akan

dikembangkan untuk memenuhi kelayakan dalam pemakaiannya sesuai

dengan materi yang disampaikan. Dalam pembuatan produk bahan ajar

kontekstual berbasis Flipbook ini digunakan aplikasi canva sebagai proses

editing dan design isi. Bahan ajar yang dikembangkan harus sejalan

dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tempat penelitian, sehingga

perlu dikaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator apa saja

yang akan termuat dalam bahan ajar yang dikembangkan.

3. Pembuatan Produk Awal


Pada tahap ini, peneliti mulai mengembangkan rancangan design

yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Setelah proses mendesain

selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan bentuk permulaan dari

produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah mulai

menyusun bahan ajar persiapan komponen pendukung seperti instrumen

penilaian tanggapan dari ahli materi, ahli bahasa dan ahli grafika,

melakukan editing, kemuadian mengkonversi bahan ajar ke Flipbook

menggunakan Website Flipbookpdf.net.

4. Uji Coba Awal


Pada tahap ini dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat

kelayakan dari produk bahan ajar yang telah dikembangkan sebelum

produk tersebut digunakan dalam pembelajaran. Uji ini akan dilaksanakan

oleh tiga orang ahli materi, tiga orang ahli bahasa, dan tiga orang ahli

grafika.
75

5. Revisi Produk

Setelah dilakukan uji kelayakan, jika masih ditemukan bagian-

bagian yang belum sesuai dengan standar, maka perlu dilakukan revisi

sesuai dengan masukan validator ahli materi ahli bahasa dan ahli grafika

yang merupakan pihak penentu apakah revisi masih perlu dilakukan atau

telah layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

6. Uji Coba Lapangan

Produk yang telah layak selanjutnya diujicobakan pada pengguna,

pengguna pada konteks ini adalah siswa dan guru yang merupakan

pengguna dari produk yang dikembangkan. Pada uji lapangan, pengujian

dilakukan pada kelompok kecil dan kelompok besar, dimana kelompok

kecil dilakukan pada satu rombogan belajar kelas IV SDN 031 Tarai

Bangun, dan uji coba terhadap guru yang mengajar di kelas IV SDN 031

Tarai Bangun. Dan uji coba kelompok besar dilakukan pada 5 (lima)

sekolah dengan 5 (lima) orang guru dan 30 orang siswa. Guru dan siswa

kemudian diberikan angket untuk mengetahui respon terhadap bahan ajar

yang dikembangkan.

7. Revisi Produk Akhir

Dari hasil uji coba produk, apabila respon yang dari guru maupun

siswa memperoleh hasil persentase sangat baik, maka dapat dikatakan

bahwa bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook telah selesai

dikembangkan dan menghasilkan produk akhir. Namun apabila hasil


76

persentase belum baik maka hasil uji coba dijadikan bahan perbaikan

untuk menyempurnakan bahan ajar agar menghasilkan produk akhir yang

dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

F. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

a. Uji Validitas (kelayakan)

Uji Validitas (kelayakan) produk diuji oleh ahli grafika dan wali kelas

IV untuk melihat kelayakan produk;

b. Uji Coba Kepraktisan

Uji Coba Kepraktisan berguna untuk mengetahui bagaimana respon

seorang guru dan siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.

Tingkat kepraktisan bahan ajar dinilai dari kesesuaian materi,

kemudahan penggunaan bahan ajar, dan tampilan bahan ajar.

2. Subjek Uji Coba

Penelitan ini dilaksanakan di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun

Kabupaten Kampar. Setelah produk dikembangkan, maka akan divalidasi

oleh 3 (tiga) tim ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa dan ahli grafika.

Sedangkan Subjek uji coba kepraktisan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Guru kelas IV SD selaku Guru Pengguna;

b. Siswa kelas IV SD selaku pengguna.


77

3. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Angket, bertujuan untuk memperoleh hasil validasi (kelayakan) dari

ahli materi, ahli bahasa dan ahli grafika serta uji kepraktisan guru dan

siswa;

b. Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan data secara lisan dari ahli,

guru dan siswa. Wawancara terhadap dilakukan dengan wali kelas dan

siswa kelas IV SD. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang disusun

secara sistematis;

c. Dokumentasi, dilakukan untuk mengetahui keadaan guru dan siswa,

sarana dan prasarana yang ada di SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten

Kampar.

4. Instrumen Penelitian

1. Angket Validasi

a. Indikator Lembar Validasi Materi

Indikator lembar validasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook

dari segi materi adalah sebagai berikut:98

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi


Skor
No. Aspek
1 2 3 4
Materi mengacu pada Kurikulum baru
1
yaitu Kurikulum merdeka;
2 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran;

98 Komang Kartina Sari Dewi, “Pengembangan Konten Biologi Materi Ekosistem Hutan Wisata Alas
Kedaton Sebagai Suplemen Bahan Ajar Untuk Siswa Kelas X SMA”, Skripsi, (Bali: Universias Pendidikan
Ganesha, 2020), hlm. 68.
78

Skor
No. Aspek
1 2 3 4
Materi yang disampaikan memiliki
3
referensi yang jelas;
Materi yang disampaikan sesuai dengan
4
kemampuan kognitf siswa;
Materi yang disampaikan sesuai dengan
5
fakta;
Materi yang disampaikan disajikan secara
6
runtun;
Materi yang disajikan menggunakan
7
contoh yang tepat;
Materi yang disampaikan menambah
8
wawasan siswa;
Materi yang disajikan sesuai dengan
9
indikator pembelajaran kontekstual.

b. Indikator Lembar Validasi Bahasa

Indikator lembar validasi Bahan Ajar Berbasis Flipbook dari aspek

bahasa adalah sebagai berikut:99

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Bahasa


Skor
No Aspek
1 2 3 4
1 Ketepatan struktur kalimat;
2 Keefektifan kalimat yang digunakan;

3 Kebakua istilah;
Pemahaman terhadap pemahaman dan
4
informasi;
5 Kemampuan memotivasi siswa;
Kesesuaian dengan perkembangan intelek
6
siswa;
7 Ketepatan bahasa dan ejaan;

8 Konsistensi penggunaan symbol dan istilah;

99 Ibid.,
79

Skor
No Aspek
1 2 3 4
9 Kualitas Dialog/narration;

10 Keseimbangan ruang/tata letak.

c. Indikator lembar Validasi Grafika

Indikator lembar validasi Bahan Ajar Berbasis Flipbook dari aspek

desain adalah sebagai berikut:100

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Grafika


Skor
No. Aspek
1 2 3 4
Ukuran bahan ajar sesuai dengan standar
1
ISO;
Kesesuaian ukuran margin dan kertas pada
2
modul;
Ilustrasi kulit bahan ajar menggambarkan
3 isi/materi ajar dan mengungkapkan
karakter objek;
Tidak menggunakan terlalu banyak
4
kombinasi jenis huruf;
Warna judul bahan ajar kontras dengan
5
warna latar belakang;
Proporsi ukuran huruf judul, sub judul, dan
teks pendukung modul lebih dominan dan
6
professional dibandingkan ukuran bahan
ajar dan nama pengarang;
Kesesuain materi bahan ajar dengan tujuan
7
pembelajaran;
8 Penggunaan variasi huruf tidak berlebihan;
Kesesuaian gambar dengan pesan teks
9
(materi);
10 Spasi antar baris susunan pada teks normal;

11 Kemenarikan penampilan bahan ajar

100 Sa’dun Akbar, “Instrumen Perangkat Pembelajaran”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 39.
80

2. Angket Uji Kepraktisan

1. Indikator Penilaian Reson Guru

Indikator angket penilaian Bahan Ajar Berbasis Flipbook adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Guru


Skor
No Aspek
1 2 3 4
Kesesuaian indikator dengan tujuan
1 pembelajaran;

2 Kemenarikan desain bahan ajar;


Gambar yang disajikan berhubungan
3 dan mendukung konsep;
Menumbuhkan motivasi dan minat
4 belajar siswa;
5 Pemahaman siswa terhadap materi.

2. Indikator Penilaian Respon siswa

Indikator angket penilaian Bahan Ajar Berbasis Flipbook dari uji

kelompok siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa


Skor
No Instrumen
1 2 3 4
1 Kemenarikan bahan ajar;
Ketertarikan dalam penggunaan bahan
2 ajar;
3 Pemahaman terhadap isi materi;
4 Kemudahan dalam penggunaan bahan ajar;

5 Menumbuhkan motivasi dan minat belajar.


81

3. Wawancara

1. Instrumen Wawancara Guru

Kisi-kisi instrumen wawancara Guru adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru

No. Kisi-kisi instrumen Guru

1 Penerapan Kurikulum baru;

2 Penggunaan bahan ajar;

3 Kesulitan saat proses pembelajaran;

4 Pengaruh bahan ajar;

5 Bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook ;

6 Kecocokan bahan ajar;

2. Instrumen Wawancara Siswa

Kisi-kisi instrumen wawancara siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Siswa

No Kisi-kisi instrumen Siswa


1 Minat siswa pada pembelajaran IPAS;
2 Bahan ajar yang digunakan saat proses pembelajaran;

3 Minat siswa terhadap penggunaan bahan ajar;

4 Tanggapan siswa tentang bahan ajar kontekstual berbasis


Flipbook;
5 Kesediaan siswa dalam penggunaan bahan ajar berbasis
Flipbook.

G. Teknik Analisis Data

1. Validitas Oleh Validator

Teknik analisis data yang digunakan dalam penilaian ini yaitu

dengan cara menghitung persentase nilai validasi. Penskoran digunakan

dengan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang


82

berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap

statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban

yang disediakan.

Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari tidak baik

sampai sangat baik. Skor hasil penelaahan oleh para ahli dihitung rata-rata

untuk menghitung kevalidan. Data uang didapatkan dipresentasikan

dengan rumus:101

%

Hasil persentase data tersebut kemudian akan diubah menjadi

kategori yang ada pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase

No Persentase (%) Kategori

1. 0 – 25 Tidak layak
2. 26 – 50 Cukup layak
3. 51 – 75 Layak
4. 76 – 100 Sangat layak

Kemudian data tersebut diinterpretasikan dengan teknik deskripsif.

Semakin besar persentase skor hasil analisis data, maka semakin baik

tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan. Sehingga dapat dilihat

sejauh mana tingkat validitas Bahan Ajar Berbasis Flipbook yang

dikembangkan.

101 Riduwan, “Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian”, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 15.
83

2. Uji coba produk

Setelah dilakukan validasi Bahan Ajar Berbasis Flipbook pada

materiKekayaan Budaya Indonesia, maka dilakukan uji coba, dan

pengisian angket oleh guru maupun siswa. Dalam penelitian ini penskoran

untuk respon guru menggunakan skala 0-25 dengan kategori = tidak baik,

26-50 dengan kategori = cukup baik, 51-75 dengan kategori = baik, 76-

100 dengan kategori = sangat baik. Sedangkan respon siswa menggunakan

skala Guttman dengan memberikan skor 1 pada jawaban Ya dan 0 untuk

jawaban Tidak.102 Skala ini digunakan untuk melihat respon siswa

terhadap Bahan Ajar Berbasis Flipbook yang telah dikembangkan.

Standar penilaian kelayakan adalah sebagai berikut:



%

Hasil persentase data tersebut kemudian diubah menjadi kategori

yang ada pada tabel berikut:103

Tabel 3.9 Kriteria tanggapan Pengguna


No Persentase (%) Kategori
1 0 – 25 Tidak layak
2 26 – 50 Cukup layak
3 51 – 75 Layak
4 76 – 100 Sangat layak

102 Asyti Febliza dan Zul Afdal, Statistik Dasar Penelitian Pendidikan, (Pekanbaru: Adefa Grafika, 2015),
hlm. 36.
103 Riduwan, Op.Cit. hlm. 21.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang

berjudul Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook pada

Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten

Kampar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Tematik di kelas IV

SD hanya berupa buku konvensional yang isinya masih bersifat umum,

artinya tidak sesuai dengan lingkungan nyata siswa sehari-hari. Sehingga

saat proses pembelajaran siswa merasa kebingungan dan sulit untuk

memahami materi pelajaran. Tidak adanya tambahan bahan ajar yang

sesuai dengan konteks lingkungan siswa menyebabkan guru mengalami

kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari hasil informasi yang menyatakan

bahwa siswa tidak dapat memahami materi yang tidak sesuai dengan

lingkungannya, untuk itu dibutuhkan bahan ajar yang kontekstual agar

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Untuk memaksimalkan penggunaannya dalam mencapai tujuan

pembelajaran maka bahan ajar dibuat dalam bentuk Flipbook, hal ini

dilakukan agar pengalaman siswa dalam menggunakan bahan ajar yang

dikembangkan seperti sebuah buku dalam bentuk fisik.

137
138

3. Spesifikasi produk yang dihasilkan yaitu bahan ajar berupa buku digital

yang dapat diakses secara online melalui smartphone atau komputer.

Flipbook merupakan konversi dari file PDF menggunakan Website

Flipbookpdf.net. Cover Bahan Ajar ini identik dengan warna kuning

dengan kombinasi putih bergambar bangunan adat Melayu Riau. Bahan

ajar ini dikembangkan khususnya pada muatan pelajaran IPAS materi

Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku. Ukuran bahan ajar adalah

21x29,7 cm dengan ketebalan 30 halaman kertas 260 gr (jika dicetak).

4. Desain bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook didesain dengan

menyusun draft awal, merevisi isi bahan ajar dan menentukan posisi

gambar. Kemudian melakukan desain grafika bahan ajar menggunakan

aplikasi Canva, Kemudian desain diunduh dan dipindahkan ke Microsoft

Word. File yang sudah selesai di desain kemudian disimpan dengan format

PDF dan dikonversikan ke Flipbook melalui Website Flipbookpdf.net.

Bahan ajar dapat digunakan dengan Link URL yang dikirimkan melalui e-

mail.

5. Validasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari produk

yang telah dikembangkan. Produk ini divalidasi oleh 3 Ahli dari masing-

masing bidangnya, yaitu 3 (tiga) validator ahli materi, 3 (tiga) validator

ahli bahasa dan 3 (tiga) validator ahli grafika. Setelah divalidasi oleh 3

(tiga) tim, ahli materi mendapatkan perolehan sebesar 96%, ahli bahasa

mendapatkan perolehan sebesar 94%, dan ahli grafika mendapatkan

perolehan sebesar 93%. Dengan kategori “Sangat Layak” yang artinya

bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook ini sangat layak untuk

dikembangkan. Respon bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook oleh guru


139

mendapatkan perolehan nilai 100% dan siswa memperoleh nilai sebesar

92% dengan kategori “Sangat Baik”. Artinya produk yang dikembangkan

ini sudah sangat baik untuk digunakan.

6. Uji praktikalitas dilakukan pada kelompok besar dan kelompok kecil.

Hasil uji kelompok kecil dengan penilaian oleh 1guru memperoleh nilai

sebesar 100% dengan kategori “Sangat Baik”. Pada siswa yang melibatkan

6 responden memperoleh nilai sebesar 92% dengan kategori “Sangat

Baik”. Kemudian hasil uji coba pada kelompok besar melibatkan 5 sekolah

dengan 5 (guru) yang memperoleh nilai sebesar 95% dengan kategori

“Sangat Baik”. Uji kelompok besar pada siswa yang melibatkan 30

responden memperoleh nilai 94% dengan kategori “Sangat Baik”.

B. Saran

1. Bagi Pendidik

Pendidik dapat mengimplementasikan produk bahan ajar yang telah

dikembangkan pada saat proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memanfaatkan bahan ajar yang telah dikembangkan untuk

belajar secara kelompok maupun individu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya penelitian lain dapat mengembangkan produk bahan ajar

kontekstual berbasis Flipbook ini dengan konsep yang lebih menarik dan

lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Akbar Sa’dun, 2016. “Instrumen Perangkat Pembelajaran”, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Amanullah, Muhammad Abror, 2019. “Pengembangan Media Pembelajaran


Flipbook Digital Guna Menunjang Proses Pembelajaran di Era Revolusi
Industri 4.0, Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran.

Arkim, 2020. “Desain Pembelajaran”, Depok: Rajawali Pers.

Badaruddin Ahcmad, 2015. “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui


Konseling Klasikal”, Jakarta Pusat: Abe Kreatifindo.

Bali.net, 2022, “Pengantar Organisasi Belajar”, www.courses-web-bali.net.

Depdiknas, 2014. “Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual”, Jakarta:


Drektorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dewi, Komang Kartina Sari, 2020. “Pengembangan Konten Biologi Materi


Ekosistem Hutan Wisata Alas Kedaton Sebagai Suplemen Bahan Ajar
Untuk Siswa Kelas X SMA”, Bali: Universias Pendidikan Ganesha.

Dewi, Made Sri Astika dan Nyoman Ayu Putri Lestari, 2020. “E-Modul Interaktif
berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan
dan Pembelajaran, Vol. 4 No. 3.

Dimyati dan Mudjiono, 2018. “Belajar dan Pembelajaran”, Jakarta: Rineka


Cipta.

E Kosasih, 2020. “Pengembangan Bahan Ajar”, Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Emda Amna, 2017. “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran”


Lantanida Journal, No.2 Vol. 5.

Ena Zet dan Sida H Djami, 2020. “Peranan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik”,
Jurnal Among Makati, No. 2 Vol. 13.

Fahriansyah Faisal, 2021. “Pengembangan Desain Model Pembelajaran ASSURE


pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SMP Islamiyah
Sawangan”, Jurnal Perspektif, No. 1 Vol. 1.

Febliza Asyti dan Zul Afdal, 2015. “Statistik Dasar Penelitian Pendidikan”,
Pekanbaru: Adefa Grafika.

140
141

Hamdu Ghullam dan Lisa Agustina, 2013. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian
Pendidikan, No. 1 Vol. 12.

Harahap Ernawati, 2022. ”Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam”,
Jawa Tengah: Nasya Expandig Management.

Haryanto, 2021. “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Two Stay
Two Stray”, NTB: Pusat Pengembangan dan Penelitian Indonesia.

Haryati, 2014. “Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidik”,
Bandung: Alfabeta.

Hasibuan Idrus, 2014. “Model Pembelajaran CTL” Jurnal Logaritma, No. 1 Vol.
11.

Hayati Sri, Agus Setyo Budi, dan Erfan Handoko, 2015. “Pengembangan Media
Pembelajaran Flipbook Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”
Jurnal Prosiding Seminar Nasional Fisika, Vol. 4.

Joenaidy, Abdul Muis, 2020. “Remodelling Pembelajaran Bagi Guru”,


Yogyakarta: Noktah.

Kalimatus Sa’diyah, 2021. “Pengembangan E-Modul Berbasis Digital Flipbook


Untuk Mempermudah Pembelajaran Jarak Jauh Di SMA” Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 3 No.4.

Kodi, Ariani Ina, Muhammad Nur Hudha dan Hena Dian Ayu, 2019.
“Pengembangan Media Flipbook Fisika Berbasis Android untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar pada Perpindahan kalor” Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Fisika V.

Lefudin, 2017. “Belajar dan Pembelajaran”, Yogyakarta: Deepublish.

Maf’ula Ary, Utami Sri Hastuti, dan Fatchur Rohman, 2017. “Pengembangan
Media Flipbook Pada Materi Daya Antibakteri Tanaman Berkhasiat Obat”,
Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 11.

Marinda Leny, 2020. “Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan


Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Kajian
Perempuan dan Keislaman, No. 1 Vo. 13.

Masni Harbeng, 2015. “Strategi meningkatkan Motivasi Belajar”, Jurnal Dikdaya,


No. 1 Vol. 5.

Maydiantoro Albet, 2021. “Model-model Penelitian Pengembangan (Research


And Development)”, Lampung: FKIP Universitas Lampung.
142

Media Center Direktorat Sekolah Dasar, 2023. “Kurikulum Merdeka”,


https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka.

Mudlofir, Ali, dan Rusydiyah Evi Fatimatur, 2016. “Desain Pembelajaran


Inovatif”, Depok: Raja Grafindo Persada.

Nadiroh, Endry Boeriswati dan Faisal Madani, 2020. “Merdeka Belajar dalam
Mencapai Indonesia Maju 2045”, Jakarta Timur: UNJ Press.

Noperman Feri, 2022. “Inovasi Pembelajaran”, Yogyakarta: Laksbang Pustaka.

Nurmala, Desy Ayu, Lulup Endah Tripalupi dan Naswan Suharsono, 2014.
“Pengaruh Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi”, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, No. 1 Vol 4.

Nuryani, Ni Luh dan Ida Bagus Gede Surya Abadi, 2021. “Media Pembelajaran
Flipbook Materi Sistem Pernapasan Manusia Pada Muatan IPA Siswa
Kelas V SD”, Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 5 No.2.

Octavia, Shilphy A., 2020. “Model-model Pembelajaran”, Yogyakarta:


Deepublish.

Parmiti, Desak Putu, dan Ni Nyoman Rediani, 2020. “Mengajar Menyenangkan di


Sekolah Dasar”, Depok: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65


Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar.

Perwitasari Suci, Wahjoedi dan Sa’dun Akbar, “Bahan Ajar Tematik Berbasis
Kontekstual untuk Siswa Sekolah Dasar” Jurnal Pendidikan Humaniora.

Prastowo Andi, 2012. “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”,


Yogyakarta: Diva Press.

Prihartanta Widayat, 2015. “Teori-Teori Moivasi”, Jurnal Adabiya, Vol. 1 No.


83.

Priscillia Melvina, 2016. “Faktor Ekstrinsik dan Intrinsik yang Mempengaruhi


Perilaku Green Consumer di Beberapa Negara”, Jurnal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Ma Chung, No. 2.

Priscillia Melvina, 2018. “Motivasi dan Penghambat UKM Kerajinan di Kota


Malang dalam Mengelola Sampah menjadi produk Kreatif”, Jurnal
Parsimonia, No. 1 Vol. 5.

Priyatama, Aditya Nanda, 2021. “Gugus Kendali Mutu dalam Kaitannya dengan
Kinerja Pegawai”, Jawa Timur: Qiara Media.
143

Purba Sukaman, Akbar Iskandar, dkk, 2021.“Landasan Pedagogik”, Medan:


Yayasan Kita Menulis.

Rahmawati Desy, Sri Wahyuni, dan Yushardi, 2017. “Pengembangan Media


pembelajaran Flipbook Pada Materi Gerak Benda Di SMP”, Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol. 6 No.4.

Riduwan, 2016. “Skala pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:


Alfabeta.

Rochmawati Laila, Fatmawati dan Meita Maharani Sukma, 2020. “Faktor


Pendukung Motivasi Taruna pada Pembelajaran Aviation English Melalui
E-Learning”, Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta.

Safitri Anisa dan Nuriana Rachmani Dewi, 2021. “Pengembangan Bahan Ajar
Kontekstual Materi Aritmatika Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan
Berfikir Kritis Matematis pada Pembelajaran Preprospec Berbantuan TIK”
Jurnal Prisma Prosiding Seminar Nasional Matematika, Vol. 4.

Sairah, dkk, 2022. “Perkembangan Peserta Didik”, Sumatera Barat: Yayasan


Pendidikan Cendekia Muslim.

Sang Surya Media, 2018. “Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No. 21 Vol. 5.

Sang Surya Media, 2020. ”Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No. 34 Vol. 8.

Sari, Bintari Kartika, 2017. “Desain Pembelajaran Model ADDIE dan


Implementasinya dengan Teknik Jigsaw”, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan.

Sari, Widya Nindia dan Mubarak Ahmad, 2021. “Pengembangan Media Flipbook
Digital di Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 4.

Setyosari Punaji, 2015. “Metode Penelitian dan Pengembangan”, Jakarta:


Kencana.

Simarmata Janner, dkk, 2021. “Teori Belajar dan pembelajaran”, Medan:


Yayasan Kita Menulis.

Sinambela, Pardoman Nauli Josip Mario, 2017. “Kurikulum 2013 dan


Implementasinya dalam Pembelajaran”, Medan: Generasi Kampus.

Sufairoh, 2016.“Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13”, Jurnal


Pendidikan Profesional, Vol. 5 No. 3.

Tasri, Lu’mu, 2013. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web”, Jakarta:


Medtek.
144

Taufiqnet, 2019. “Model Pembelajaran Dick and Carey”,


https://www.taufiq.net/2019/09/model-pembelajaran-dick-n-carry.html.

Uinkhas, 2022. “Pengembangan Bahan Ajar Fiqih Berbasis Flipbook Maker”,


Https://www.google.com/amp/s/maspendidikdedi.wordpress.com/2017/04/
14/kvisoft-flipbookmaker/amp/.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B, 2016. “Teori Motivasi dan Pengukurannya”, Jakarta: Bumi


Aksara.

Widyaningtiyas Reviandari dan Rika Widya Sukmana, 2020. “Jenis-jenis Bahan


Ajar”, Bandung: Universitas Langlang Buana.

Yulaika, Nina Fitria, Harti dan Norida Canda Sakti, 2020. “Pegembangan Bahan
Ajar Elektronik Berbasis Flipbook untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 4 No. 1.

Zubairi, 2020. “Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pendidikan Agama


Islam”, Jawa Barat: Penerbit Adab.
145

Lampiran 1
LEMBAR INSTRUMEN PRA PENELITIAN

Judul Penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook


Pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar”

Lembar Observasi Siswa

Nama Siswa : …………………………………………………….


Kelas /Semester : …………………………………………………….
Mata Pelajaran : …………………………………………………….
Materi : …………………………………………………….
Tanggal Pengamatan : …………………………………………………….
Berilah tanda (√) pada kolom keterangan sesuai kondisi sebenarnya !

Penilaian
NO. Kategori Pengamatan Sangat Cukup Kurang
Baik
Baik Baik Baik

1 Kesiapan siswa sebelum


pembelajaran dimulai

2 Antusiasme siswa dalam


memperhatikan penjelasan guru

3 Ketertiban siswa saat guru


menyampaikan materi

4 Keseriusan siswa dalam


berinteraksi dengan guru saat
proses pembelajaran

5 Pemahaman siswa terhadap materi


pembelajaran

6 Keaktifan siswa saat mengikuti


proses pembelajaran

7 Antusiasme siswa dalam


melaksanakan Evaluasi
pembelajaran
146

Lampiran 2

REKAP HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Indikator Motivasi Belajar


Kode Jumlah
No. A B C D E F G
Responden
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Siswa 001 2 2 3 3 1 2 2
2 Siswa 002 1 2 2 3 1 2 1
3 Siswa 003 2 2 2 2 2 2 2
4 Siswa 004 3 3 3 4 1 2 1
5 Siswa 005 4 3 1 3 3 3 2
6 Siswa 006 3 2 3 3 2 2 3
7 Siswa 007 2 1 2 2 1 1 2
8 Siswa 008 1 1 1 2 1 1 1
9 Siswa 009 2 2 2 2 1 1 2
10 Siswa 010 3 4 4 4 4 3 2
11 Siswa 011 2 2 2 2 1 2 3
12 Siswa 012 1 2 2 1 1 2 1
13 Siswa 013 1 1 2 1 2 1 2
14 Siswa 014 1 1 1 2 1 1 1
147

Indikator Motivasi Belajar


Kode Jumlah
No. A B C D E F G
Responden
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
15 Siswa 015 2 1 1 2 1 2 1
16 Siswa 016 3 2 2 4 3 3 3
17 Siswa 017 2 3 2 3 1 2 2
18 Siswa 018 2 2 3 2 1 2 2

19 Siswa 019 2 2 2 2 1 2 2
20 Siwa 020 1 2 3 2 2 2 2
21 Siswa 021 2 1 3 3 1 2 2
22 Siswa 022 3 2 2 2 3 2 2
23 Siswa 023 3 2 2 1 1 1 1
24 Siswa 024 4 3 2 3 1 3 1
25 Siswa 025 1 2 1 1 3 1 1
26 Siwa 026 1 2 2 1 1 1 2
27 Siswa 027 1 1 1 1 1 1 1
28 Siswa 028 2 1 1 2 2 1 1
29 Siswa 029 2 2 1 1 1 1 2
30 Siswa 030 2 1 1 2 1 1 3
31 Siswa 031 2 1 1 3 3 1 3
32 Siswa 032 3 3 2 2 1 1 2
148

Indikator Motivasi Belajar


Kode Jumlah
No. A B C D E F G
Responden
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
33 Siswa 033 3 3 1 3 2 2 2
34 Siswa 034 2 2 2 2 2 2 1
35 Siswa 035 1 2 2 2 3 2 1
36 Siswa 036 2 2 2 1 1 2 1

Jumlah 2 8 16 10 1 6 19 10 1 6 18 11 3 9 16 8 1 6 7 22 0 4 18 14 0 5 17 14

Keterangan :

A. Kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai

B. Antusiasme siswa dalam memperhatikan penjelasan guru

C. Ketertiban siswa saat guru menyampaikan materi

D. Keseriusan siswa dalam berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran

E. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

F. Keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran

G. Antusiasme siswa dalam melaksanakan Evaluasi pembelajaran


149

Lampiran 3
LEMBAR INSTRUMEN PRA PENELITIAN

Judul Penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook


Pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar”
Wawancara Guru

Hari/Tanggal : …………………………………………………….
Waktu : …………………………………………………….
Tempat : …………………………………………………….
Nama : …………………………………………………….
Jabatan : …………………………………………………….
Sekolah : …………………………………………………….

No. Butir Pertanyaan


1 Sudah berapa lama Ibu mengajar di kela IV?

2 Apakah sebelumnya Ibu pernah mengikuti Pelatihan Pembelajaran?


Apakah biasanya Ibu menggunakan strategi untuk membuat siswa semangat
3 dalam belajar?
Selama ibu mengajar di kelas IV, apakah Ibu pernah menemukan masalah pada
4 siswa yang tidak bersemangat dalam belajar?
Bagaimana semangat siswa dalam belajar khususnya pada pembelajaran
5 Tematik?
Bagaimana biasanya ibu membangkitkan motivasi atau semangat siswa dalam
6 belajar?

Apakah siswa selalu paham dengan setiap materi yang dirangkum pada
7 pembelajaran tematik?

8 Apakah biasanya ibu menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran tematik?


Apakah materi dalam buku tersebut dapat menambah semangat siswa untuk
9 mengikuti pembelajaran?

10 Apakah ibu pernah menggunakan Flipbook atau buku digital atau semacamnya?
Jika saya ingin menggunakan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook sebagai
11 tambahan sumber belajar, bagaimana pendapat ibu?
Apakah menurut pandangan ibu bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook ini
12 dapat menunjang semangat dan motivasi siswa dalam belajar?
Bagaimana menurut ibu jika bahan ajar berbasis Flipbook ini diterapkan dalam
13 pembelajaran tematik?
150

Lampiran 4

HASIL INSTRUMEN PRA PENELITIAN

Judul Penelitian “Pengembangan Media Video Animasi Berbasis 3D dalam


Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Muatan Pelajaran IPAS Kelas
IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar”
Hasil Wawancara Guru

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Juni 2022


Waktu : 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Jl. Kubang Raya KM. 2,8
Nama : Endang Dwi Erlina, S.Pd
Jabatan : Wali Kelas IV
Sekolah : SDN 031 Tarai Bangun

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber


1 Sudah berapa lama Ibu mengajar di Lebih Kurang sudah 3 Tahun.
kela IV?
Apakah sebelumnya Ibu pernah Ya, pernah salah satunya adalah
mengikuti Pelatihan Pembelajaran? mengikuti pelatihan guru, atau workshop
2 guru, kemudian juga mengikuti
lokakarya.
Apakah biasanya Ibu menggunakan Tentu saja, untuk membuat siswa
strategi untuk membuat siswa semangat dalam belajar biasanya saya
3 semangat dalam belajar? memperbanyak bermain sambil belajar
karena siswa senang dengan permainan.

Selama ibu mengajar di kelas IV, Ya, itu sering terjadi saat proses
apakah Ibu pernah menemukan pembelajaran di kelas. Kadang siswa
masalah pada siswa yang tidak tidak mau belajar dan mendengarkan
4 bersemangat dalam belajar? guru, ada juga yang tidur-tiduran, main-
main, dan mengganggu temannya padahal
pembelajaran masih berlangsung.

Bagaimana semangat siswa dalam Siswa cenderung merasa bosan dalam


belajar khususnya pada pembelajaran tematik, karena materinya
5 pembelajaran Tematik? yang memuat beberapa pembelajaran
terkesan sulit dipahami.

Bagaimana biasanya ibu Melakukan ice breaking atau belajar


membangkitkan motivasi atau sambil bermain, kemudian bisa juga
6 semangat siswa dalam belajar? dengan belajar diluar kelas dan
menggunakan media yang nyata seperti
lingkungan.
151

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber


Apakah siswa selalu paham dengan Tidak selalu, kadang yang dapat
setiap materi yang dirangkum pada memahami materi hanya sebagian siswa,
7 pembelajaran tematik? sedangkan sebagian lainnya tidak paham
dan hasil belajar nya kurang bagus.
Apakah biasanya ibu menggunakan Tidak, saya hanya menggunakan buku
8 bahan ajar dalam pembelajaran paket konvensional dari Kementerian
tematik? Pendidikan.
Apakah materi dalam buku tersebut Tidak selalu, karena materi yang terdapat
9 dapat menambah semangat siswa dalam buku tersebut cenderung kaku dan
untuk mengikuti pembelajaran? tidak menarik perhatian siswa.
Apakah ibu pernah menggunakan Belum pernah, hanya pernah
10 Flipbook atau buku digital atau menggunakan power point.
semacamnya?
Jika saya ingin menggunakan Bagus, menurut saya materi yang
bahan ajar kontekstual berbasis kontekstual dapat menambah semangat
11 Flipbook sebagai tambahan sumber siswa untuk belajar ditambah dikemas
belajar, bagaimana pendapat ibu? dengan media seperti Flipbook, pasti akan
lebih menarik perhatian siswa.
Apakah menurut pandangan ibu Tentu saja, dengan adanya animasi sound
bahan ajar kontekstual berbasis slide tersebut siswa akan tertarik dan
Flipbook ini dapat menunjang menumbuhkan semangat belajar, karena
12 semangat dan motivasi siswa dalam siswa seumuran mereka memang masih
belajar? suka dengan hal baru, tontonan, dan
pembelajaran yang menarik.
Bagaimana menurut ibu jika bahan Akan lebih bagus jika bisa diterapkan
ajar kontekstual berbasis Flipbook dalam pembelajaran tematik, supaya
ini diterapkan dalam pembelajaran point-point inti pembelajaran bisa
13 tematik? dituangkan dalam bahan ajar tersebut
sehingga siswa lebih cepat paham
terhadap materi.
152

Lampiran 5
LEMBAR INSTRUMEN PRA PENELITIAN

Judul Penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook


Pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar”
Wawancara Siswa

Hari/Tanggal : …………………………………………………….
Waktu : …………………………………………………….
Tempat : …………………………………………………….
Nama : …………………………………………………….
Jabatan : …………………………………………………….
Sekolah : …………………………………………………….

No. Butir Pertanyaan


1 Apakah ananda semua punya cita-cita?
2 Apakah ananda ingin jadi orang yang sukses?
3 Bagaimana caranya agar kita bisa jadi orang yang sukses?
4 Apakah ananda ingin menjadi juara kelas?
5 Apakah ananda semua selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
6 Apakah ananda senang dengan pelajaran tematik?
7 Apakah ananda paham dengan materi yang ada dalam buku pembelajaran
tematik?
8 Apakah ananda senang dengan materi yang sesuai dengan lingkungan sehari-
hari?
9 Apakah ananda pernah belajar menggunakan buku digital atau Flipbook?

10 Jika kita belajar Tematik menggunakan bahan ajar kontekstual berbasis


Flipbook apakah ananda semangat untuk belajar?
153

Lampiran 6
HASIL INSTRUMEN PRA PENELITIAN

Judul Penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook


Pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun
Kabupaten Kampar”

Hasil Wawancara Siswa 01

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2022


Waktu : 10 WIB s/d Selesai
Tempat : Jl. Kubang Raya KM. 2,8
Nama : Harun Al-Rasyid
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN 031 Tarai Bangun

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber

1 Apakah ananda punya cita-cita? Punya, saya ingin menjadi seorang


tentara.

2 Apakah ananda ingin jadi orang Ya, saya ingin menjadi orang yang sukses.
yang sukses?

3 Bagaimana caranya agar kita bisa Belajar yang rajin.


jadi orang yang sukses?

4 Apakah ananda ingin menjadi juara Ya, saya ingin menjadi Juara 1.
kelas?

5 Apakah ananda selalu mengerjakan Ya, saya selalu mengerjakan tugas yang
tugas yang diberikan oleh guru? diberikan oleh guru.

6 Apakah ananda senang dengan Tidak, karena terlalu banyak dan sulit.
pelajaran tematik?

7 Apakah ananda paham dengan Kadang paham kadang tidak.


materi yang ada dalam buku
pembelajaran tematik?

8 Apakah ananda senang dengan Senang, saya lebih mudah paham jika
materi yang sesuai dengan materi pelajarannya berkaitan dengan
lingkungan sehari-hari? lingkungan sehari-hari.
154

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber

9 Apakah ananda pernah belajar Belum pernah.


menggunakan buku digital atau
Flipbook?

10 Jika kita belajar Tematik Ya, saya semangat belajar dengan


menggunakan bahan ajar menggunakan Flipbook karna saya suka
kontekstual berbasis Flipbook belajar dengan hal baru
apakah ananda semangat untuk
belajar?
155

Hasil Wawancara Siswa 02

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2022


Waktu : 10 WIB s/d Selesai
Tempat : Jl. Kubang Raya KM. 2,8
Nama : Nuri Hanisah
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN 031 Tarai Bangun

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber


1 Apakah ananda punya cita-cita? Punya, saya ingin menjadi bidan.

2 Apakah ananda ingin jadi orang Ya, saya ingin menjadi orang yang sukses.
yang sukses?
3 Bagaimana caranya agar kita bisa Rajin belajar, rajin menabung, dan tidak
jadi orang yang sukses? bermalas-malasan.

4 Apakah ananda ingin menjadi juara Ya, saya ingin menjadi Juara kelas.
kelas?
5 Apakah ananda selalu mengerjakan Ya, saya selalu mengerjakan tugas yang
tugas yang diberikan oleh guru? diberikan oleh guru disekolah ataupun
dirumah.

6 Apakah ananda senang dengan Senang, saya senang belajar materi SBDP.
pelajaran tematik?
7 Apakah ananda paham dengan Saya paham di materi SBDP saja yang
materi yang ada dalam buku lainnya kurang paham.
pembelajaran tematik?
8 Apakah ananda senang dengan Senang, saya suka belajar jika materinya
materi yang sesuai dengan sesuai dengan keseharian saya.
lingkungan sehari-hari?
9 Apakah ananda pernah belajar Belum pernah.
menggunakan buku digital atau
Flipbook?
10 Jika kita belajar Tematik Ya, saya akan sangat semangat belajar
menggunakan bahan ajar tematik dengan Flipbook.
kontekstual berbasis Flipbook
apakah ananda semangat untuk
belajar?
156

Hasil Wawancara Siswa 03

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2022


Waktu : 10 WIB s/d Selesai
Tempat : Jl. Kubang Raya KM. 2,8
Nama : Grace Olivia Sinaga
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN 031 Tarai Bangun

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber


1 Apakah ananda punya cita-cita? Punya, saya ingin menjadi seorang
Dokter.
2 Apakah ananda ingin jadi orang Ya, saya ingin menjadi orang yang sukses.
yang sukses?
3 Bagaimana caranya agar kita bisa Raji belajar, rajin beribadah, tidak malas
jadi orang yang sukses? dan berbakti kepada orang tua.
4 Apakah ananda ingin menjadi juara Alhamdulillah saya sudah meraih juara 1
kelas? dan ingin mempertahankan itu.
5 Apakah ananda selalu mengerjakan Ya, saya selalu mengerjakan tugas yang
tugas yang diberikan oleh guru? diberikan oleh guru dirumah ataupun
disekolah.
6 Apakah ananda senang dengan Senang, saya senang dengan semua
pelajaran tematik? pelajaran tematik.
7 Apakah ananda paham dengan Paham, tapi ada beberapa materi yang
materi yang ada dalam buku saya kurang paham.
pembelajaran tematik?
8 Apakah ananda senang dengan Sangat senang, saya kurang paham jika
materi yang sesuai dengan materinya tidak sesuai dengan lingkungan
lingkungan sehari-hari? sehari-hari.
9 Apakah ananda pernah belajar Belum pernah.
menggunakan buku digital atau
Flipbook?
10 Jika kita belajar Tematik Ya, tentu saja, saya suka pelajaran yang
menggunakan bahan ajar menggunakan media lain, tidak hanya
kontekstual berbasis Flipbook buku paket saja.
apakah ananda semangat untuk
belajar?
157

Hasil Wawancara Siswa 04

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2022


Waktu : 10 WIB s/d Selesai
Tempat : Jl. Kubang Raya KM. 2,8
Nama : Ghifari Ramadhani
Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN 031 Tarai Bangun

No. Butir Pertanyaan Jawaban Narasumber


1 Apakah ananda punya cita-cita? Punya, saya ingin menjadi polisi.
2 Apakah ananda ingin jadi orang Ya, saya ingin menjadi orang yang sukses.
yang sukses?
3 Bagaimana caranya agar kita bisa Dengan belajar dan bekerja keras.
jadi orang yang sukses?
4 Apakah ananda ingin menjadi juara Ya, saya ingin menjadi Juara kelas.
kelas?
5 Apakah ananda selalu mengerjakan Tidak, kadang saya lupa mengerjakan PR.
tugas yang diberikan oleh guru?

6 Apakah ananda senang dengan Tidak, karena pelajarannya sulit dan


pelajaran tematik? banyak materi.
7 Apakah ananda paham dengan Tidak, karena saya tidak menyukai
materi yang ada dalam buku pelajaran tematik.
pembelajaran tematik?
8 Apakah ananda senang dengan Senang, saya suka dengan pelajaran yang
materi yang sesuai dengan berhubungan dengan lingkungan seperti
lingkungan sehari-hari? pelajaran penjaskes.
9 Apakah ananda pernah belajar Belum pernah.
menggunakan buku digital atau
Flipbook?
10 Jika kita belajar Tematik Ya, saya akan semangat jika belajar
menggunakan bahan ajar menggunakan bahan ajar Flipbook karena
kontekstual berbasis Flipbook saya tidak punya buku cetak tematik.
apakah ananda semangat untuk
belajar?
158

Lampiran 7

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN IPAS

FASE B JENJANG SD/MI


KELAS 4
Nama : SDN 031
Sekolah Tarai
Bangun
Tahun : 2022/2023
Pelajaran

FASE B: KELAS 4

Rasional Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat
hasil pengamatannya. Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Peserta didik juga membuat rencana dan melakukan langkah-
langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan panduan tertentu. Peserta didik menggunakan alat dan bahan
yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan serta menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
Peserta didik mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta
didik juga membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah serta mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Peserta didik mampu menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses
penyelidikan. Selanjutnya peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan secara verbal dan tertulis dalam berbagai format.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi
kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari dan mendemonstrasikan
bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi gerak benda, di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab
sebagai bagian dari anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat
tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik
159

mendeskripsikan terjadinya siklus air dan mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan
konteks kehidupan saat ini, peserta didik mampu memperoleh/menciptakan sesuatu dengan alat dan bahan yang ada di sekitarnya. Peserta
didik mengenali kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan
nilai manfaat yang dibutuhkan.

Elemen Makhluk Zat dan Benda Energi dan Bumi dan Geografi Sosiologi Sejarah Ekonomi
Hidup dan Perubahannya Alam Semesta
Proses
Kehidupan
Capaian ● Hubungan ● Wujud Zat ● Sumber dan ● Pelestarian ● Rentang ● Peran ● Keragaman ● Profesi
Pembelajara bentuk dan ● Perubahan bentuk energi Sumber Daya Bentang Alam dan budaya dan Masyarakat
n fungsi bagian wujud zat ● Proses Alam ● Sistem tata tanggung kearifan lokal ● Perbedaan
tubuh perubahan ● Siklus Air kelola masyarakat jawab serta upaya Keinginan dan
manusia bentuk energi (RT - Provinsi) sebagai pelestariannya kebutuhan
(pancaindra ● Gaya dan ● Penggunaan bagian ● Sejarah ● Nilai mata
dan rangka) gerak peta warga tokoh dan uang dan
● Kebutuhan ● Pesawat konvensional/digi sekolah periodisasinya kegiatan yang
makhluk sederhana tal dan di provinsi berhubungan
hidup lingkungan serta hubungan dalam
● Siklus tempat dengan konteks kehidupan
hidup tinggal jaman sekarang sehari-hari
● Keragaman
hayati
● Pelestarian
Makhluk
Hidup
160

● Ekosistem

Alur Tujuan 4.1. Siswa 4.3. Siswa 4.5. Siswa 4.7. Siswa 4.11. Siswa 4.17. Siswa 4.18. Siswa 4.15. Siswa
Pembelajara menganalisis mengidentifika mendeskripsika mengidentifikas menggambar menjelaska menyelidiki menyajikan
n dalam hubungan si wujud zat n jenis-jenis i urutan siklus ragam bentang n adat atau peran tokoh hasil karya
setiap fase antara bentuk gaya dan air. alam di tokoh di dari tentang sejarah
dan fungsi manfaatnya lingkungan wilayahnya wilayahnya kegiatan tukar
bagian tubuh dalam sekitar. yang pada masa beli yang ada
manusia kehidupan berperan lampau dalam di daerahnya
(panca sehari-hari. untuk memperjuangk melalui proses
indera) menjaga an penelusuran
kelestarian kemerdekaan informasi dari
alam. Indonesia. tokoh atau
orang yang
ada di
lingkungannya
yang ada di
daerahnya
4.2. Siswa 4.4. Siswa 4.6. Siswa 4.8. Siswa 4.12. Siswa 4.19. Siswa 4.16. Siswa
menjelaskan menganalisis menciptakan mendeskripsika mengaitkan ragam mengurutkan mengidentifika
peran dan perubahan teknologi n pengaruh bentang alam kronologis si keinginan
tanggung wujud zat. dengan prinsip- siklus air dalam dengan profesi perjuangan dan
jawab prinsip pesawat kehidupan masyarakat di rakyat di kebutuhannya
manusia sederhana sehari-hari. daerahnya. wilayahnya yang
dalam untuk pada masa dihubungkan
kehidupan memecahkan lampau dalam dengan nilai
bermasyarak masalah dalam memperjuangk uang
161

at. kehidupan an
sehari-hari. kemerdekaan
Indonesia.

4.9. Siswa 4.13. Siswa 4.20. Siswa


menyajikan mendeskripsikan menelusuri
hasil karya tempat tinggalnya peninggalan
tentang hasil berdasarkan masa
investigasi sistem tata kelola pendudukan
beberapa masyarakat bangsa asing
ekosistem yang yang terdapat
ada di di wilayahnya.
lingkungan
sekitarnya
(danau, sungai,
hutan).
4.10. Siswa 4.14. Siswa
mengidentifikas mengindentifikasi
i siklus hidup kota/kabupaten
dari beberapa tempat tinggalnya
hewan yang ada pada peta
di sekitar serta konvensional/digi
manfaatnya tal
terhadap
lingkungan.
Perkiraan 4.1. 15 jam 4.3. 5 jam 4.5. 10 jam 4.7. 5 jam 4.11. 5 jam 4.17. 5 4.18. 10 jam 4.15. 15 jam
jumlah jam pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran jam pelajaran pelajaran
162

pelajaran pelajaran

4.2. 10 jam 4.4. 10 jam 4.6. 20 jam 4.8. 5 jam 4.12. 5 jam 4.19. 5 jam 4.16. 5 jam
pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran
4.9. 15 jam 4.13. 5 jam 4.20. 5 jam
pelajaran pelajaran pelajaran
4.10 . 10 jam 4.14. 5 jam
pelajaran pelajaran
Kata/frasa Menganalisis Mengidentifika Mendeskripsika Mengidentifika Mengambar, Menjelaska Menyelidiki, Menyajikan,
kunci , menjelaskan si, menganalisis n, menciptakan si, mengaitkan, n mengurutkan, mengidentifika
Mendeskripsika mendeskripsikan, menelusuri si
n, Menyajikan mengidentifikasi
Profil pelajar Bernalar Bernalar Kritis Bernalar Kritis, Bernalar Kritis, Kreatif , Bernalar Beriman, Bernalar Kritis, Berkebinekaan
Pancasila Kritis, Kreatif Kreatif Kritis Bertakwa Berkebinekaan global,
Gotong kepada global Mandiri
Royong Tuhan
YME, dan
Berakhlak
Mulia
Glosarium Pada Fase B peserta didik mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan-pengetahuan yang baru saja diperoleh serta mencari tahu
bagaimana konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berkaitan satu sama lain yang ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan
sehari-hari. Penguasaan peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari ditunjukkan dengan menyelesaikan
tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/
penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan, merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari proses
inkuiri yang sudah dilakukannya.
Kesimpulan 4.1. Siswa menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh manusia (panca indera)
163

Fase B Kelas 4.2. Siswa menjelaskan peran dan tanggung jawab manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
4
4.3. Siswa mengidentifikasi wujud zat
Tujuan
Pembelajaran 4.4. Siswa menganalisis perubahan wujud zat.
disusun
secara 4.5. Siswa mendeskripsikan jenis-jenis gaya dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
berurutan
4.6. Siswa menciptakan teknologi dengan prinsip-prinsip pesawat sederhana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
dari 4.1.
sampai 4.20. 4.7. Siswa mengidentifikasi urutan siklus air.

4.8. Siswa mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan sehari-hari.

4.9. Siswa menyajikan hasil karya tentang hasil investigasi beberapa ekosistem yang ada di lingkungan sekitarnya (danau, sungai, hutan).

4.10. Siswa mengidentifikasi siklus hidup dari beberapa hewan yang ada di sekitar serta manfaatnya terhadap lingkungan.

4.11. Siswa menggambar ragam bentang alam di lingkungan sekitar.

4.12. Siswa mengaitkan ragam bentang alam dengan profesi masyarakat di daerahnya.

4.13. Siswa mendeskripsikan tempat tinggalnya berdasarkan sistem tata kelola masyarakat

4.14. Siswa mengindentifikasi kota/kabupaten tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital

4.15. Siswa menyajikan hasil karya tentang sejarah kegiatan tukar beli yang ada di daerahnya melalui proses penelusuran informasi dari
tokoh atau orang yang ada di lingkungannya yang ada di daerahnya.

4.16. Siswa mengidentifikasi keinginan dan kebutuhannya yang dihubungkan dengan nilai uang
164

4.17. Siswa menjelaskan adat atau tokoh di wilayahnya yang berperan untuk menjaga kelestarian alam.

4.18. Siswa menyelidiki peran tokoh dari wilayahnya pada masa lampau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

4.19. Siswa mengurutkan kronologis perjuangan rakyat di wilayahnya pada masa lampau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

4.20. Siswa menelusuri peninggalan masa pendudukan bangsa asing yang terdapat di wilayahnya.

Pekanbaru, Februari 2023

Mengetahui,

Kepala Sekolah Wali Kelas IV

YULFINA, S.Pd ENDANG DWI ERLINA, S.Pd

NIP. 19690617 199602 2 001 NUPTK. 45587576 59300022


165

Lampiran 8
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2023
IPAS SD KELAS 4

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Instansi : SDN 031 Tarai Bangun
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Fase / Kelas : B/4
BAB 6 : Kekayaan Budaya Indonesia
Topik : A. Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku
Alokasi Waktu : 27 JP
B. KOMPETENSI AWAL

 Mendeskripsikan keragaman budaya dan kearifan lokal di daerahnya masingmasing.


 Mengetahui manfaat dan pelestarian keragaman budaya di Indonesia.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
5) Bernalar kritis, dan
6) Kreatif.
D. SARANA DAN PRASARANA

 Sumber Belajar : (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik


Indonesia, 2021 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV, Penulis: Amalia Fitri,
dkk dan Internet), Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook

Pengenalan Tema
 Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook
 Persiapan lokasi: Lingkungan sekolah

Topik A. Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku


Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:
 Alat tulis;, buku dan alat tulis.
Persiapan lokasi:
 area sekolah; pengaturan tempat duduk berkelompok.

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


166

E. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Pembelajaran Tatap Muka
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


 Tujuan Pembelajaran Bab 6 :
1. Mendeskripsikan keragaman budaya dan kearifan lokal di daerahnya masing-masing.
2. Mengetahui manfaat dan pelestarian keragaman budaya di Indonesia.

 Tujuan Pembelajaran Pengenalan tema :


1. Peserta Peserta didik melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema pembelajaran sebagai
perkenalan.
2. Peserta didik menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab ini.
3. Peserta didik membuat rencana belajar.

 Tujuan Pembelajaran Topik A :


1. Peserta didik dapat menceritakan awal mula daerah dan tokoh-tokoh lokal yang berperan
penting dalam perkembangan daerah tempat tinggalnya.
2. Peserta didik dapat menyebutkan sikap baik yang dapat diteladani dari tokoh daerah tempat
tinggalnya.
3. Peserta didik membandingkan kondisi daerah tempat tinggalnya dahulu dan kini.
4. Peserta didik dapat menyebutkan kerajaan yang pernah berkembang di daerah tempat
tinggalnya.
5. Peserta didik menjelaskan pentingnya menjaga peninggalan sejarah daerah tempat tinggalnya

 Tujuan Proyek Pembelajaran :


1. Peserta didik dapat melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara (wawancara, studi
literatur) untuk mendapatkan data.
2. Peserta didik merancang sebuah bentuk infografis dengan menggunakan berbagai media
untuk menginformasikan cerita daerahnya kepada masyarakat sekitar.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Topik Pengenalan tema
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema
pembelajaran sebagai perkenalan., menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab ini.
dan membuat rencana belajar.
Topik A :
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan awal mula daerah dan tokoh-tokoh lokal

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


167

yang berperan penting dalam perkembangan daerah tempat tinggalnya., menyebutkan sikap baik
yang dapat diteladani dari tokoh daerah tempat tinggalnya., membandingkan kondisi daerah
tempat tinggalnya dahulu dan kini., menyebutkan kerajaan yang pernah berkembang di daerah
tempat tinggalnya. dan menjelaskan pentingnya menjaga peninggalan sejarah daerah tempat
tinggalnya.
Topik Proyek Pembelajaran :
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara
(wawancara, studi literatur) untuk mendapatkan data. dan merancang sebuah bentuk infografis
dengan menggunakan berbagai media untuk menginformasikan cerita daerahnya kepada
masyarakat sekitar.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Pengenalan Topik Bab 4
1. Di manakah daerah tempat tinggal kalian berada?
2. Apakah nama provinsi daerah tempat tinggal kalian?
3. Bagaimanakah sebuah daerah mengalami perkembangan?
Topik A. Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku
1. Bagaimana cerita asal mula daerah tempat tinggal kalian?
2. Siapa saja tokoh lokal yang memiliki peran dalam perkembangan daerah tempat tinggal kalian?
3. Apa sajakah hal yang berbeda dari daerah tempat tinggalku di masa dahulu dan kini?
4. Apakah dahulu daerah tempat tinggal kalian pernah menjadi tempat berkembangnya sebuah
kerajaan?
5. Mengapa kita harus menjaga peninggalan sejarah daerah tempat tinggal?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Orientasi
1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.
Kegiatan Apersepsi (2 JP)
1. Di awal permulaan lakukan permainan tradisional atau menyanyikan lagu daerah
2. Setelah itu, tanyakan mengenai “apa saja kebiasaan unik dan kebudayaan yang terdapat di
lingkungan sekitar kalian?”
3. Lalu guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik “Berasal dari manakah orang tua
kalian?”
4. Setelah peserta didik menjawab dengan jawaban yang variatif, ajak peserta didik untuk
menceritakan tentang bahasa yang mereka gunakan di rumah. Untuk memancing, cobalah
menceritakan terlebih dahulu tentang bahasa daerah yang sering dipakai guru saat di rumah.
5. Gali lebih jauh jawaban peserta didik dengan bertanya beberapa kebiasaan orang tua yang
dilakukan secara turun temurun. Atau bertanya kebiasaan yang menjadi ciri khas keluarga
mereka masing-masing saat momen tertentu. Misal ada yang menjawab membuat rendang saat
hari raya, guru bisa bertanya “termasuk apa makanan, dan bahasa yang berbeda disebutkan
oleh anakanak?”, “Apa saja kebiasaan dan kebudayaan yang terdapat di lingkungan kalian?”

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


168

6. Gali pengetahuan sebelumnya mengenai kebiasaan warisan budaya turun temurun di


lingkungan sekitarnya.

7. Sambil mendengarkan jawaban peserta didik, tampilkan visualisasi dari bahan ajar Flipbook
yang digunakan
8. Tanya jawab dengan peserta didik mengenai isi materi bahan ajar yang digunakan
9. Setelah itu tanyakan kepada mereka, “apa pendapat mereka tentang kebiasaan unik yang ada di
daerah Riau?“
10. Sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam bab ini dan kolaborasikan dengan apa
yang ingin diketahui peserta didik mengenai kearifan lokal, keragaman budaya dan manfaat
serta pelestarian budaya Indonesia.

Kegiatan Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti
Pengajaran Topik A: Keunikan kebiasaan Masyarakat di Sekitarku (5 JP)

1. Mulailah dengan mengarahkan peserta didik untuk memerhatikan gambar pembuka Bab 6 di
Buku Siswa dan menyebutkan pakaian khas dalam gambar.
2. Setelah itu tanyakan pendapat mereka mengenai pakaian yang dipakai oleh Aga (batik). Galilah
pengetahuan peserta didik mengenai batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
3. Lakukan kegiatan literasi dengan gambar dan narasi pada topik A di Buku Siswa. Lanjutkan
diskusi untuk menggali pengetahuan peserta didik mengenai jamu. Kaitkan jamu dan batik
sebagai sesuatu yang dilakukan turun temurun di daerah tertentu.
4. Mulailah kenalkan peserta didik dengan definisi kearifan lokal.
5. Ajukan pertanyaan esensial bab ini kepada peserta didik dan hubungan dengan kisah yang terjadi
pada buku. Tanyakan juga manfaat dari warisan budaya serta bagaimana cara menjaganya.
6. Ingatkan peserta didik kembali dengan aktivitas pengenalan sebelumnya dan sampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
7. Sebelum peserta didik mengenal warisan kebiasaan budaya di Indonesia, ajak peserta didik
mengenal dahulu kebiasaan masyarakat di lingkungan terdekatnya. Tampilkan bahan ajar
Flipbook yang berisi materi sesuai dengan lingkungan terdekat mereka.
8. Setelah membaca dan memperhatikan penjelasan guru, pandu kegiatan presentasi/berbagi hasil

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


169

wawancara. Arahkan peserta didik untuk melengkapi tabelnya dengan data dari temannya.
9. Pandulah diskusi bersama untuk membahas hasil wawancara dan menguatkan pemahaman
peserta didik mengenai kearifan lokal.
10. Di akhir kegiatan, bimbing peserta didik membuat kesimpulan bersama secara lisan atau tertulis
dengan memberikan pertanyaan seperti:
a. Menurut kalian, apa itu kearifan lokal?
Kearifan lokal adalah suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang telah berkembang
sejak lama.
b. Kebiasaan seperti apakah yang masih biasa dilakukan?
Variarif, bisa menggunakan bahasa daerah, minum jamu setiap hari dan lain-lain.
c. Apa saja tujuan dari kebiasaan yang biasa dilakukan tersebut?
Variatif, bisa agar lingkungan tetap terjaga, melestarikan budaya, agar sehat minum
jamu setiap hari.
11. Di akhir kegiatan, beri tugas untuk peserta didik melanjutkan tabel wawancara dengan
mewawancarai anggota keluarganya.

Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan refleksi
2. Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.
3. Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.
4. Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).
5. Guru Bersama siswa menutup kegiatan dengan doa dan salam.

Kegiatan Keluarga
Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk
mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta
didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.
 Berdiskusi dengan peserta didik mengenai kebiasaan dan budaya yang masih dilakukan secara
turun-menurun di lingkungan rumah. Keluarga juga bisa mengajak diskusi dari makanan khas
daerah yang sering dimasak atau dikonsumsi di rumah.
 Bercerita tentang pengalaman mengenai kebiasaan dan tradisi kebudayaan di lingkungan rumah
yang paling menarik.
 Melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian budaya
 Mengajak peserta didik untuk menunjukan sikap toleran dalam perbedaan di lingkungannya
 Mengajak peserta didik untuk berinteraksi dengan komunitas-komunitas lokal yang bergerak di
bidang pelestarian lingkungan Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru
apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

E. REFLEKSI

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


170

Topik A: Keunikan Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)
1. Apa kebiasaan masyarakat yang masih terlihat di lingkungan kalian?
Bervariasi, bisa penggunaan bahasa daerah, tradisi adat istiadat.
2. Apa manfaat dan fungsi kearifan lokal yang ada di daerah kalian?
Bervariasi, bisa memberikan pandangan dan nilai nilai bermanfaat untuk menjalankan
kehidupan.
3. Bagaimana sikap kalian terhadap perbedaan kearifan lokal yang ada?
Bervariasi, bisa menghargai perbedaan yang ada, toleransi terhadap perbedaan, dsb.
4. Bagaimana cara melestarikan kebiasaan masyarakat yang unik agar tetap lestari?
Bervariasi, bisa menggunakan produk lokal, mempromosikan kebiasaan masyarakat,
mengambil nilai-nilai positif dari kebiasaan masyarakat, dsb.
5. Apa yang akan kalian terapkan dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari kearifan lokal
ini?
Bervariasi, bisa menerapkan hal-hal positif yang bermanfaat seperti minum jamu,
memakai pakaian batik dan lain-lain.

F. ASESMEN / PENILAIAN

Penilaian

Isilah sesuai dengan pemahaman kalian!


1. Apa contoh kearifan lokal yang masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia?
2. Ceritakan 2 provinsi lengkap dengan ragam budaya yang kalian ketahui atau yang menarik
perhatian kalian! Ragam budaya bisa beraneka macam seperti sudah kalian pelajari. Buatlah
dalam bentuk tabel, cerita, atau peta pikiran.
3. Bagaimana sikap kalian terhadap keberagaman budaya di Indonesia?
4. Sebagai pelajar, cara apa yang bisa kalian lakukan agar dapat membantu melestarikan
keberagaman budaya di Indonesia?

1. Contoh kearifan lokal: Minum jamu tradisional, memakai dan membuat pakaian batik,
menggunakan bahasa daerah di rumah, dsb.
2. Jawaban peserta didik bervariasi. Ragam budaya bisa termasuk bahasa, suku bangsa,
makanan khas, senjata tradisional, rumah adat, kesenian daerah, serta pakaian adat.
Lakukan penilaian dengan membuat rubrik rentang informasi yang dikumpulkan.
Contoh:

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


171

Istimewa Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan

Informasi benar 14 12-13 9-11 6-8 <6

3. Dapat dilihat di Informasi untuk Guru Topik C.


4. Dapat dilihat di Informasi untuk Guru Topik C

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan
 Peserta didik dengan nilai rata-rata dan nilai diatas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan
pengayaan.
Remedial
 Diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau
pembelajaran mengulang kepada siswa yang belum mecapai CP.

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Endang Dwi Erlina S.Pd. Hilyatul Aulia Rizon

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 031 Tarai Bangun

Yulfina S.Pd.

Modul Ajar IPAS SD Kelas 4


172

Lampiran 9

ANALISIS KERANGKA ISI PRODUK PENELITIAN

Indikator Kurikulum Materi Buku Materi Bahan Ajar


Merdeka Konvensional Kontekstual

Mendeskripsikan Kearifan lokal yang ada di Kearifan lokal daerah Riau


keragaman budaya dan Indonesia.
kearifan lokal di
daerahnya masing-masing -

Mengetahui manfaat dan Manfaat melestarikan Manfaat melestarikan


pelestarian keragaman budaya daerah budaya daerah Melayu
budaya di Indonesia Riau
173

Lampiran 10

Naskah Mentah Bahan Ajar

1. Cover
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Petunjuk penggunaan bahan ajar
5. Capaian dan tujuan pembelajaran
6. Materi 1 pengantar tentang kearifan lokal
7. Materi 2 wawasan mengenai kearifan lokal kota pekanbaru
8. Materi 3 tentang budaya petang megang di kota pekanbaru
9. Percakapan yang mendukung materi
10. Latihan
11. Materi 4 tradisi tepuk tepung tawar di riau
12. Latihan dan uji pemahaman

Revisi Naskah Mentah bahan ajar

A. Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan bahan
ajar IPAS BAB 6 “Indonesiaku Kaya Budaya” dengan topik A “Keunikan
Kebiasaan Masyarakat di Sekitarku”. Secara keseluruhan bahan ajar ini
merupakan ringkasan materi pelajaran dengan mengacu pada Kurikulum
merdeka dari berbagai sumber yang disusun berdasarkan CP, TP, dan
kebutuhan siswa yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.Bahan ajar ini
disusun secara kontekstual sebagai acuan siswa untuk memahami konsep
materi pembelajaran IPAS kelas IV fase B dengan baik. Selain itu, siswa
dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai dan perilaku luhur dalam
kehidupan sehari-hari sebagai keberagaman budaya yang ada serta dapat
melestarikan warisan budaya yang dilakukan secara turun-temurun. Isi dan
bahan ajar ini tentu belum sempurna, oleh karenaa itu, kritik dan saran dari
174

semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan bahan ajar ini. Semoga
bahan ajar ini dapat diterima dengan mudah oleh pembaca dan dapat
menigkatkan pengetahuan secara maksimal. Akhir kata, terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan bahan ajar
ini.
Penulis

B. Daftar Isi

Halaman Sampul......................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................
Petunjuk Menggunakan Bahan Ajar.........................................................
Wawasan Budaya Daerah Pekanbaru.......................................................
Teks kearifan Lokal..................................................................................
Kearifan Lokal Daerah Pekanbaru...........................................................
Latihan.......................................................................................................
Belajar Lebih Lanjut..................................................................................
Uji Pemahaman.........................................................................................
Rangkuman................................................................................................
Disiplin Diri...............................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................

C. Petunjuk Menggunakan Bahan Ajar

1. Sebelum belajar akan lebih baik membaca doa terlebih dahulu


2. Bacalah dan pahami isi materi dengan baik
3. Perhatikan gambar-gambar yang terdapat pada lembar kegiatan belajar
untuk menuntunmu menemukan konsep
4. Kerjakan tugas dan latihan dengan baik dan benar
5. Jika kamu kesulitan dalam memahami konsep, silahkan tanya kepada
guru atau orang tua untuk memberikan pengarahan
175

D. Ayo Membaca

Setiap suku dan etnis memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang
berbeda-beda. Terutama di Indonesia, Indonesia sendiri mempunyai
banyak keanekaragaman yang begitu kuat dalam kehidupan sehari-hari.
Begitupun dengan kebiasaan masyarakatnya yang dilestarikan secara
turun-temurun. Hal ini biasanya disebut dengan kearifa lokal. Lalu apa
yang dimaksud dengan kearifan lokal?

Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata


kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup
secara lestari. Kearifan lokal dapat berbentuk ritual atau upacara adat,
kepercayaan, pengelolaan sumber daya alam, cara menanam, dan lain
sebagainya, bisa juga berupa hukum adat yang disepakati bersama.

Nah pada kesempatan kali ini kita akan melihat beberapa contoh
kearifan lokal yang ada di pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kearifan lokal yang ada di desa, serta
hubungannya dengan pelestarian lingkungan dalam masyarakat itu sendiri.

E. Ayo Menyimak
Bacalah bacaan berikut bersama teman belajarmu dan simak
informasi

yang diharapkan!

Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam menyambut bulan


Suci Ramadhan. Di Kota Pekanbaru, terutama masyarakat Melayu Riau,
mengadakan sebuah tradisi yang disebut dengan tradisi "Petang Megang"
yang merupakan acara sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan
mereka karena dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Tradisi
Petang Megang juga disebut dengan "Petang Belimau" yang artinya
mandi air jeruk limau di sore hari sebagai simbol penyucian jiwa dan raga
sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan Suci Ramadhan.
176

Gambar Tradisi Petang megang

Petang Megang atau juga dikenal dengan nama Balimau ini


merupakan ritual mandi bersama dalam tradisi Melayu Riau. Prosesi
ritual Petang Megang diawali dengan melaksanakan Sholat Ashar
berjamaah di Masjid Raya Pekanbaru. Masjid Raya merupakan masjid
bersejarah di Pekanbaru. Lokasinya sekitar 1 kilometer meter dari lokasi
Petang Megang. Setelah itu, warga dan pejabat yang dipimpin Gubernur
Riau didampingi Wali Kota Pekanbaru mengunjungi makam pendiri Kota
Pekanbaru, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah atau yang
lebih dikenal dengan nama Marhum Pekan yang berlokasi di sekitar
Masjid Raya Pekanbaru. Pada proses ini para pejabat dan warga berjalan
menuju area lokasi Petang Megang diiringi dengan musik Kompang atau
alat kesenian Melayu Riau.

Pada acara ini, Wali Kota Pekanbaru memberikan imbauan agar warga
tidak berlebihan dalam memeriahkan acara penyambutan bulan puasa ini
dan tetap menjaga ketertiban, kemudian Gubernur Riau dan Wali Kota
Pekanbaru mengambil air dalam bak yang sudah dipersiapkan. Dalam bak
tersebut terdapat bunga dan dedaunan tujuh rupa seperti daun nilam, serai
wangi, mayang pinang dan lainnya yang dicampur dengan limau atau jeruk
yang sudah dipersiapkan. Kemudian secara bergantian pejabat
menyiramkan air yang sudah dicampur bunga dan harum-haruman kepada
sejumlah anak-anak dan remaja.
177

F. Ayo Berlatih
Sudahkah kamu membaca teks bacaan tersebut sampai
selesai?Informasi apa saja yang dapat kamu temukan pada teks bacaan
tersebut? Tulisakan pokok-pokok informasinya pada kolom yang tersedia
berikut!

No. Informasi yang Diperoleh

G. Apa yang Sudah Aku Pelajari?


 Kearifan lokal adalah kebiasaan, perilaku dan nilai-nilai baik yang
diwariskan dari nenek moyang yang masih diterapkan di masyarakat
 Kearifan lokal yang ada di provinsi riau diantaranya adalah petang
megang, tepuk tepung tawar, tradisi pacu jalur hutan larangan adat
rumbio dan tanaman obat desa buluh cina
 Manfaat kearifan lokal adalah menjaga kelestarian sumber daya alam,
memiliki aturan-aturan yang mengatur kehidupan msyarakat setempat.
178

Lampiran 11

Daftar Nama Validator Ahli Materi

No Nama Validator
1 Dra. Hj., Sakilah, M.Pd.
2 Hendra Saputra, M.Pd.
3 Endang Dwi Ernila, S.Pd.
179

Lampiran 12
LEMBAR ANGKET VALIDASI AHLI MATERI

Nama : .............................
Profesi : .............................
Instasi : .............................

Petunjuk Pengisian
1. Membaca dan mengamati dengan seksama tampilan isi Bahan Ajar
2. Memberikan tanda centang () pada kolom skor dibawah ini:
Skor Kategori
4 Sangat Layak
3 Layak
2 Kurang Layak
1 Tidak Layak
3. Memberikan catatan khusus tentang kekurangan terkait Bahan Ajar
4. Memberikan kesimpulan tentang kelayakan Bahan Ajar dan validasi akhir dengan paraf ahli

Aspek Penilaian
Skor
No Indikator Penilaian
1 2 3 4
1 Judul bahan ajar sesuai dengan materi yang dipelajari
Materi bahan ajar relevan dengan materi yang ada pada buku
2
konvensional
Materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum
3
Merdeka)
Isi materi sesuai dengan perkembangan capaian dan tujuan
4
pembelajaran
5 Penyajian materi secara runtun
Materi yang disajikan Sesuai dengan indikator pembelajaran
6
Kontestual
7 Ilustrasi yang disajikan dapat mendukung materi
8 Materi mudah dipahami siswa
9 Materi singkat, padat dan jelas
Catatan
………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………....
Kesimpulan Penilaian
Bahan Ajar ini dinyatakan:
1. LAYAK tanpa revisi
2. LAYAK dengan revisi Pekanbaru, 2 Februari 2023
Ahli Materi

.............................
180

Lampiran 13

Daftar Nama Validator Ahli Bahasa

No Nama Validator
1 Dr. Nursalim, M.Pd.
2 Vera Sardila, M.Pd.
3 R. Hariyani Susanti, S.S, M.Hum.
181

Lampiran 14
LEMBAR ANGKET VALIDASI AHLI BAHASA

Nama : ........................
Profesi : ........................
Instasi : ........................

Petunjuk Pengisian
5. Membaca dan mengamati dengan seksama tampilan isi Bahan Ajar
6. Memberikan tanda centang () pada kolom skor dibawah ini:
Skor Kategori
4 Sangat Layak
3 Layak
2 Kurang Layak
1 Tidak Layak
7. Memberikan catatan khusus tentang kekurangan terkait Bahan Ajar
8. Memberikan kesimpulan tentang kelayakan Bahan Ajar dan validasi akhir dengan paraf ahli

Aspek Penilaian
Skor
No Indikator Penilaian
1 2 3 4
Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan sesuai dengan
1 pembelajaran kontekstual.

Kalimat yang disajikan efektif dan efisien sehingga mudah


2
dipahami oleh siswa.
3 Gaya tulisan tidak sulit dipahami siswa
4 Ukuran tulisan isi materi dan isi dialog sudah proposional
5 Bahasa yang digunakan bersifat formal
6 Ketepatan istilah dan simbol
Keterkaitan gambar, balon kata dan materi dan latihan tertata
7
dengan baik
Bahasa dalam bahan ajar sesuai dengan tahap perkembangan
8
siswa
9 Pemberian motivasi dan daya tarik

Catatan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan Penilaian
Bahan Ajar ini dinyatakan
3. LAYAK tanpa revisi
4. LAYAK dengan revisi Pekanbaru, 2 Februari 2023
Ahli Bahasa

.....................
182

Lampiran 15

Daftar Nama Validator Ahli Grafika

No Nama Validator
1 Aldeva Ilhami, M.Pd.
2 Muhammad Ilham Syarif, S.Pd, M.Pd.
3 Heldanita, M.Pd.
183

Lampiran 16
LEMBAR ANGKET VALIDASI AHLI GRAFIKA

Nama : ............................
Profesi : ............................
Instasi : ...........................

Petunjuk Pengisian
9. Membaca dan mengamati dengan seksama tampilan isi Bahan Ajar
10. Memberikan tanda centang () pada kolom skor dibawah ini:
Skor Kategori
4 Sangat Layak
3 Layak
2 Kurang Layak
1 Tidak Layak
11. Memberikan catatan khusus tentang kekurangan keterkaitan BahanAjar
12. Memberikan kesimpulan tentang kelayakan Bahan Ajar dan validasi akhir dengan paraf ahli

Aspek Penilaian
Skor
No Indikator Penilaian
1 2 3 4
1 Penggunaan Jenis dan Ukuran Huruf
2 Layout atau tata letak
3 Ilustrasi, warna dan gambar pendukung
Ilustrasi sampul bahan ajar menggambarkan isi materi yang
4
disampaikan
5 Desain tampilan yang menarik
6 Warna judul bahan ajar kontras dengan warna latar belakang
7 Penggunaan variasi huruf tidak berlebihan
8 Spasi antar baris susunan pada teks normal
Catatan
………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………....
Kesimpulan Penilaian
Bahan Ajar ini dinyatakan:
5. LAYAK tanpa revisi
6. LAYAK dengan revisi Pekanbaru, 2 Februari 2023
Ahli Grafika

.........................
184

Lampiran 17

Daftar Nama Responden Guru

No Nama Guru Intansi

1 Endang Dwi Erlina, S.Pd SDN 031 Tarai Bangun

2 Surati, S.Pd. SDN 031 Tarai Bangun

3 Chintya Yolanda, S.Pd. SD IT Al-Izhar School

4 Asnawati, S.Pd. SDN 004 Pulau Birandang

5 Melvi Sandra, S.Pd SDN 03 Sarilamak

6 Amy Yunita Br. Sitompul, S.Pd SDIT Imam Syafi’i Cendikia


185

Lampiran 18
Angket Kepraktisan Respon Guru

Nama : …………………………….
Sekolah : …………………………….
Kelas : …………………………….

Petunjuk Pengisian
1. Membaca dan mengamati dengan seksama tampilan isi dan tampilan media
2. Memberikan tanda centang (√) pada kolom skor di bawah ini:
Skor Kategori
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup Baik
1 Tidak Baik
3. Memberikan catatan khusus tentang kekurangan keterkaitan isi dan media
4. Memberikan kesimpulan tentang kelayakan isi dan media

Aspek Penilaian
Skor
No. Indikator Penilaian
1 2 3 4
1 Bahan ajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku
2 Desain bahan ajar menarik
Ilustrasi yang digunakan mendukung materi dan
3
konsep
Kesesuaian materi dengan capaian dan tujuan
4
pembelajaran
Materi yang disampaikan sesuai dengan pembelajaran
5
kontekstual
6 Pemahaman siswa terhadap materi
7 Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa

Catatan
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
Kesimpulan Penilaian
Bahan Ajar ini dinyatakan
7. LAYAK tanpa revisi
8. LAYAK dengan revisi
Pekanbaru, 15 Februari 2023
Guru

……………………….
186

Lampiran 19

Daftar Nama Responden Sisiwa

No Nama Siswa Kelas Sekolah


1 M. Alviansyah IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
2 Riri Nadia Putri IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
3 Alika Salsabila IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
4 Dewa Andika IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
5 Citra Nasywa IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
6 Fajar Sidik IV (Empat) SDN 031 Tarai Bangun
7 Najwan Fadhil IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
8 Haura Nazifa IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
9 M. Haikal Ikhwan IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
10 Anindia Rizka Habibi IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
11 Nashifa Khalishah IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
12 M. Fajry Kurniawan IV (Empat) SDIT Al-Izhar School
13 Nabila Iswani IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
14 Dion Ramadhan IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
15 Adelia Khairunnisa IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
16 Raisa Cahyani IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
17 Risky Aditya Prasetio IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
18 Rosid Hamidi IV (Empat) SDN 004 Pulau Birandang
19 Muhammad Fadli IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
20 Siti Septiani IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
21 Ihsan IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
22 Alfa Rizqy IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
23 Berlin IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
24 Azka Zenobia Alfian IV (Empat) SDN 03 Sarilamak
25 Habil Ikhlas Faizie IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
26 Akhdan Ataya Fath IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
27 Muhammad Arka IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
28 Azka Furqon IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
29 Rizla Alvaro Hasibuan IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
30 M. Afqurrahman IV (Empat) SDIT Imam Syafi’i Cendikia
187

Lampiran 20

Angket Kepraktisan Respon Peserta Didik

Nama : …………………………….

Sekolah : …………………………….

Kelas : …………………………….

Petunjuk Pengisian
Pengisian angket cukup dengan memberi tanda ceklis (√ ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan
respon siswa.
Apabila menurut siswa Bahan Ajar Kontekstual berbasis Flipbook yang sudah ditampilkan adalah
suatu hal yang kurang, maka berilah hal-hal apa saja yang menjadi kekurangan atau perlu
penambahan sesuatu.

Aspek Penilaian
Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
Saya senang belajar dengan menggunakan Bahan Ajar Kontekstual
1
Berbasis Flipbook
2 Bahan Ajar Berbasis Flipbook mudah digunakan.

3 Saya menyukai bentuk/desain Bahan Ajar berbasis Flipbook

4 Warna Bahan Ajar menarik.

Saya lebih mudah memahami materi melalui Bahan Ajar Kontekstual


5
Berbasis Flipbook
Materi yang disampaikan menjadi lebih jelas dan menarik dengan adanya
6
Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook
188

Lampiran 21
REKAPITULASI

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap I
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Materi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
Dra. Hj. Sakilah M.Pd. 2 4 4 3 3 4 4 4 3 31 86
Hendra Saputra, M.Pd. 3 4 4 3 3 4 2 3 3 29 81
Endang Dwi Erlina, S.Pd. 4 4 4 3 3 4 4 4 3 33 92
Jumlah Skor 93
Rata-rata 86

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap II
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Materi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
Dra. Hj. Sakilah M.Pd. 3 4 4 4 4 4 4 4 3 34 94
Hendra Saputra, M.Pd. 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34 94
Endang Dwi Erlina, S.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 100
Jumlah Skor 104
Rata-rata 96

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap I
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Bahasa %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
Dr. Nursalim, M.Pd. 4 3 4 4 4 4 3 4 4 34 94
Vera Sardila, M.Pd. 2 2 2 4 3 3 3 3 3 25 69
R. Hariyani Susanti S.S.,
2 2 3 2 3 2 3 2 2 21 58
M.Hum.
Jumlah Skor 80
Rata-rata 74
189

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap II
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Bahasa %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
Dr. Nursalim, M.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 100
Vera Sardila, M.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 100
R. hariyani Susanti,
3 3 4 3 4 3 3 3 3 29 81
S.S., M. Hum.
Jumlah Skor 101
Rata-rata 94

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Gafika Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap I
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Grafika %
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
Aldeva Ilhami, M.Pd. 3 2 3 3 3 3 3 3 23 72
Muhammad Ilham Syarif, 3 2 2 2 3 3 3 2 20 63
S.Pd., M.Pd.
Heldanita, M.Pd. 4 3 4 4 4 3 3 3 28 88
Jumlah Skor 71
Rata-rata 74

Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Gafika Bahan Ajar Kontekstual Berbasis


Flipbook Tahap II
Butir Pernyataan Jumlah
Ahli Grafika %
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
Aldeva Ilhami, M.Pd. 4 3 3 4 3 3 3 4 27 84
Muhammad Ilham Syarif, 4 3 3 4 4 4 4 3 29 91
S.Pd., M.Pd.
Heldanita, M.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 32 100
Jumlah Skor 88
Rata-rata 92
190

Rekapitulasi Respon Guru Kecil


Butir Pernyataan Jumlah
Respon Guru %
1 2 3 4 5 6 7 Skor
Endang Dwi Erlina, 4 4 4 4 4 4 4 28 100
S.Pd
Jumlah Skor 28
Rata-rata 100

Rekapitulasi Uji Praktikalitas Siswa Kecil


Butir Pernyataan
Responden Jumlah Skor %
1 2 3 4 5 6
R1 1 1 1 1 1 1 6 100
R2 1 1 1 1 1 1 6 100
R3 1 1 1 1 1 1 6 100
R4 1 1 1 1 1 1 6 100
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 0 0 1 1 0 3 50
Jumlah Skor 33
Rata-rata 92
191

Rekapitulasi Respon Guru Besar


Butir Pernyataan Jml %
Respon Guru
1 2 3 4 5 6 7
Guru 01 - Surati, S.Pd. (SDN 031 Tarai
4 4 4 4 4 4 4 28 100
Bangun)
Guru 02 - Chintya Yolanda, S.Pd. (SD IT
4 3 4 4 4 4 3 26 93
Al-Izhar School)
Guru 03 - Asnawati, S.Pd. (SDN 004
4 4 3 4 4 4 4 27 96
Pulau Birandang)
Guru 04 - Melvi Sandra, S.Pd. (SDN 03
4 4 4 4 4 4 4 28 100
Sarilamak)
Guru 05 - Amy Yunita Br. Sitompul,
4 3 4 3 3 3 4 24 85
S.Pd. (SD IT Imam Syafi’i Cendikia)
Rata-rata 133 95
Sangat
Kriteria Baik

Rekapitulasi Uji Praktikalitas Siswa Besar


Butir Pernyataan Jumlah
Sekolah Resp (%)
1 2 3 4 5 6 Skor
R1 1 1 1 1 1 1 6 100
R2 0 1 1 1 1 1 5 83
R3 1 1 1 0 1 1 5 83
SDN 031 67
R4 0 0 1 1 1 1 4
Tarai Bangun
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 1 1 1 1 1 6 100
Jumlah 32 89
R1 1 0 1 1 1 1 5 83
R2 1 1 1 1 1 1 6 100
R3 0 1 1 1 1 1 5 83
SD IT Al-Izhar School R4 1 1 0 1 1 0 4 67
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 1 1 1 1 1 6 100
Jumlah 32 89
SDN 004 Pulau Birandang R1 1 1 1 1 1 1 6 100
192

Butir Pernyataan Jumlah


Sekolah Resp (%)
1 2 3 4 5 6 Skor
R2 1 1 1 1 1 1 6 100
R3 1 1 1 1 1 1 6 100
R4 1 1 1 1 1 1 6 100
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 1 1 1 1 1 6 100
Jumlah 36 100
R1 1 1 1 1 1 1 6 100
R2 1 1 1 1 1 1 6 100
R3 1 1 1 1 1 1 6 100
SDN 03 Sarilamak R4 1 1 1 1 1 1 6 100
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 1 1 1 1 1 6 100
Jumlah 36 100
R1 0 1 1 1 1 1 5 83
R2 1 1 1 1 1 1 6 100
R3 1 1 1 1 1 1 6 100
SD IT Imam Syafi’i 83
R4 1 1 1 1 1 0 5
Cendikia
R5 1 1 1 1 1 1 6 100
R6 1 1 1 1 1 1 6 100
Jumlah 34 94
Rata-rata 170 94
Kriteria Sangat Baik
193

Lampiran 22

DOKUMENTASI

1. Kegiatan Wawancara dengan Guru

2. Kegiatan Wawancara dengan Siswa


194

3. Kegiatan Validasi Bahan Ajar

4. Kegiatan Pembelajaran di Kelas IV


195

5. Kegiatan Pengisian Angket Kepraktisan Guru

6. Kegiatan Pengisian Angket Kepraktisan Siswa


196

Lampiran 23

FOTO PRODUK

1. Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook

2. Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook Versi Cetak


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Hilyatul Aulia Rizon merupakan putri ke-dua


dari Bapak Wirvan Rizon dan Ibu Melvida
yang lahir pada tanggal 27 November 2000 di
Jakarta. Penulis mulai menempuh pendidikan
pada tahun 2007 pada jenjang sekolah dasar di
SDN 03 Sarilamak, kemudian melanjutkan ke
MTsN 1 Kota Payakumbuh dan lulus pada
tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di MAN
1 Kota Payakumbuh dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada
tahun 2019 diterima sebagai mahasiswa Strata Satu (S1) jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau melalui jalur UMPTKIN.
Pada tanggal 4 Juli hingga 28 Agustus 2022, penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rantau Kopar Kabupaten Rokan
Hilir. Kemudian dilanjutkan melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SDIT Imam Syafi’i Cendikia Pekanbaru dari
tanggal 21 September hingga 16 Desember 2022. Dengan niat, tekad
dan motivasi yang tinggi penulis telah berhasil menyelesaikan tugas
akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual
Berbasis Flipbook Pada Mata Pelajaran IPAS Kelas IV SDN 031
Tarai Bangun Kabupaten Kampar”.

Anda mungkin juga menyukai