Oleh:
YAYAK SHOFIATUS SHOLIHAH
NPM : 19036014800581
FAKULTAS TARBIYAH
i
UPAYA PENINGKATAN FISIK MOTORIK
HALUS ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B TK
MUSLIMAT AL-ANSHORI
Oleh:
FIFIN ANDAYANI
NPM : 19036014800506
FAKULTAS TARBIYAH
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul: “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus Anak Dengan Kegiatan
Menganyam Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori” yang ditulis oleh saudara
Fifin Andayani ini telah diperiksa, dikoreksi, dan diberi masukan perbaikan-perbaikan
seperlunya. Maka kami berkesimpulan bahwa Skripsi ini dapat segera dimunaqasahkan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Mengetahui,
Ketua Prodi PIAUD Pembimbing,
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori” yang ditulis oleh Saudari
Fifin Andayani ini telah dipertahankan di depan Sidang Majlis Munaqasah Skripsi Program
Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman
Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep pada hari Selasa, Tanggal 22 Agustus 2023,
dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata
satu (S1) dalam ilmu pendidikan.
Penguji I Penguji II
UBAIDILLAH, MA
NIDN. 210038002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 19036014800506
Judul Penelitian: “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM
Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi ini berdasarkan hasil penelitian,
pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan lain
yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan
cantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila deikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Fifin Andayani
NPM. 19036014800506
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil alaamin yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Nikmat
kepada kita semua. Kemudian sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang mengajarkan kepada umat manusia untuk beribadah, beramal dan mencari ilmu serta
menedekatkan diri kepada Allah SWT agar menjadi manusia yang berakhlak dalam segala
ilmu pengetahuan dan segala bidang pendidikan yang membawa umat manusia lebih baik.
Sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN
4. Pembaca.
vii
KATA PENGANTAR
Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus
Anshori”.
Sholawat dan samullah, semoag tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
S.A.W. yang tel;ah membawa umatnya dari ruang kobodohan menuju zaman yang penuh
Penyusuna Skripsi ini selain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, juga
untuk memenuhi tugas akhir akademik mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu
Sumenep.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis dapat banyak bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati
1. Bapak Drs. A. Syamli, M.Pd.I. selaku Rektor Institut Ilmu Keislaman Annuqayah
3. Bapak Mohammad Afnan, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak
viii
4. Ibu Nur Aina Arifah, M.Pd sebagai pembimbing atas kesabarnnya dan bimbingan dalam
5. Kedua orang tua, suami, dan anak tercinta dengan segala doa, cinta dan kesabarannya.
6. Kepala Sekolah dan teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu,
Akhirnya, penulis memohon kepada Allah agar mereka selalu diberi limpahan rahmat
dan taufiq-Nya dan setiap amal kebaikannya dicatat amal ibadah oleh Allah. Penulis berharao
semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.
Penulis
FIFIN ANDAYANI
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………………………... i
Halaman Judul …………………………………………………………….....................
Halaman Persetujuan .......................................………………………………………….
Halaman Pengesahan………………………………………………………....................
Halaman Pernyataan .....................................................…………………………………
Halaman Motto......... .....................................................…………………………………
Persembahan……………………………………………………………….......................
Abstrak………………………………………………………………………...................
Kata Pengantar………………………………………………………………...................
Daftar Isi……………………………………………………………………....................
Daftar Tabel…………………………………………………………………...................
Daftar Lampiran……………………………………………………………....................
Abstrak...............……………………………………………………………....................
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……...........
A. Bidang Kajian………………………………………………………..……........... 4
B. Konteks Peneliatian…………………………………………………..…….......... 8
C. Rumusan Masalah…………………………………………………....…….......... 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………...…………….……………..…….......... 9
E. Alasan Memilih Judul......………………………………………….....……......... 11
F. Ruang Lingkup Penelitian...................................…………………... ..……......... 11
G. Batasan Istilah Dalam Judul...............................………………….... ..……......... 12
H. Kajian Pustaka………………………………………………………..…….......... 12
I. Metode Penelitian …………………………………………………..……........... 13
x
B. Subjek Penelitian………………………………………………….. 32
xi
ABSTRAK
Fifin Andayani, 2023 “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN
KEGIATAN MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori”
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Dosen Pembimbing:
Ibu Nur Aina Arifah, S.Pd
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Bidang Kajian
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan
dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan
hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak-
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014. Selanjutnya pada BAB III tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak (STPPA) pasal 5 ayat 1 dan 2 dinyatakan STPPA merupakan acuan untuk
pendidikan anak usia dini, dan STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional,
selanjutnya pada Pasal 28B ayat 2 dinyatakan setiap orang berhak mengembangkan diri
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, demi meningkatkan kualitas
1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:PT Indeks, 2009), h. 6.
2
Sekretariat KEMENDIKBUD RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 Tahun 2014.
3
Tim Redaksi Pustaka Baru Press, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
Allah Berfirman dalam surah Al-Imran ayat 110 yang artinya: “Kamu (umat islam)
adalah umat yang terbaik yang dilahirkanuntuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman,
Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau masa
kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun. Tahap usia ini biasa disebut
sebagai periode prasekolah. Di Indonesia, anak-anak usia 4-6 tahun biasanya telah memasuki
Taman Kanak-kanak (TK). Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan
Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik, sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya serta cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup
gesit dan lincah, bahkan sering kelebihan gerak. Oleh karena itu, usia dini merupakan masa
Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar otot
kasar tubuh yang membutuhkan tenaga besar. Aktivitas dari motorik kasar dapat berupa
merangkak, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga dan sebagainya. 7 Motorik halus
adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian- bagian tubuh tertentu yang tidak membutuhkan
tenaga besar yang melibatkan otot besar tetapi hanya melibatkan sebagian anggota tubuh
yang dikoordinasikan (kerjasama yang seimbang) antara mata dengan tangan atau
4
Tim Kreatif, Al Qur’an Terjemah AL-IKHLAS (Jakarta: SAMAD, 2014), h. 64.
5
Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak (Banten : Universitas Terbuka, 2016), h. 16.
6
Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 24.
7
Andang Ismail, Education Games Panduan Praktis Permainan yang Menjadikan Anak Anda Cerdas,
Kreatif, dan Saleh (Yogyakarta:Pro-U Media, 2009), h. 83.
2
kaki.Tujuan dari melatih motorik halus adalah agar anak terampil dan cermat menggunakan
unsur kerajinan dan keterampilan tangan.Contoh dari motorik halus yaitu menggenggam,
memasukkan benda ke dalam lubang, membalik halaman atau lembaran buku, meniru
Perkembangan motorik halus pada usia ini pun semakin meningkat. Pada saat ini,
koordinasi mata tangan anak semakin baik, ia sudah dapat menggunakan kemampuannya
untuk mengurus dirinya dengan sedikit pengawasan orang dewasa.Kelenturan tangannya pun
makin baik, ia mulai dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi.Namun, tidak semua
anak memiliki kematangan untuk menguasai semua pada tahap ini. 9 Gerakan motorik halus
mempunyai fungsi yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu
gerakan didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari
tangan dan gerakan pergelangan yang tepat, oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu
membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang
cermat, oleh karena itu, koordinasi antara mata dan tangan sudah semakin baik maka anak
sudah dapat mengurus diri sendiri dengan pengawasan orang yang lebih tua.11
8
Andang Ismail, Education, h. 84.
9
Rini Hildayani, dkk, Psikologi h. 20
10
Achmad Afandi, Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik (Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), h. 57
11
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Banten:Universitas Terbuka,2019), h. 14
3
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus anak usia dini di TK
diharapkan dapat menarik perhatian anak karena dengan menggunakan berbagai media anak
dapat menyukai kegiatan tersebut, selain itu dalam menganyam diperlukan gerakan dengan
koordinasi mata dan tangan yang dapat melatih ketelitian dan kesabaran anak sehingga
keterampilan motorik halus anak dapat berkembang secara optimal, bahan yang digunakan
untuk menganyam mudah didapat dan dapat berupa bahan alam maupun buatan.
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak
yang masih kurang, terlihat dari cara anak menganyam dan menggambar, masih banyaknya
anak yang kesulitan dalam membuat bentuk tulisan seperti membuat garis tegak lurus, garis
miring, garis lengkung, selain itu terlihat ketika anak sedang makan ada beberapa anak yang
kesulitan menyendok makanan, serta masih ada beberapa anak yang kesulitan melepas dan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motorik
namun upaya tersebut belum mampu mengembangkan motorik halus anak secara
menyeluruh, karena masih terlihat keengganan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal
ini disebabkan kurangnya latihan atau stimulasi melalui kegiatan-kegiatan motorik halus yang
dapat menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan dalam
meningkatkan motorik halus seperti menggambar, menganyam dan menyusun balok yang
sering dilakukan berulang-ulang sehingga membuat anak bosan, serta masih kurangnya
variasi guru memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Untuk itu salah
satu kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dapat
4
dilakukan dengan kegiatan menganyam. Melalui kegiatan ini, diharapkan kemampuan
Penelitian dengan judul "Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus Anak Dengan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan koordinasi tangan dan mata anak,
dapat mengeksplorasi bahwa melalui kegiatan tersebut anak dapat melakukan uji coba untuk
kreativitas dan imajinasi anak pun terlatih karenanya. Selain itu kerajinan tangan dapat
B. Konteks Peneliatian
Berdasarkan latar belakag masalah di atas ,maka identifikasi masalah sebagai berikut
adalah:
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakag masalah di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut
adalah:
5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
b. Kegunaan Penelitian :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan serta mampu
anak bangsa yang kompetitif, professional, dan berakhlakul karimah yang sesuai
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Almamater
Sumenep Penelitian ini diharapkan dijadikan suatu karya yang dapat dijadikan dan
6
c. Bagi TK Muslimat Al-Anshori
referensi atau acuan di dalam mendidik siswa sehingga terbentuk siswa yang memiliki
1. Alasan Objektif
a. Judul skripsi yang peneliti tulis belum ada yang meneliti sebelumnya.
2. Alasan Subjektif
a. Peneliti dirasa penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang peran pentingnya
Anak Dengan Kegiatan Menganyam anak usia dini senantiasa agar tidak terjadi kesalah
pahaman serta lebih terarah dan objektif, peneliti berusaha untuk memperjelas ruang lingkup
7
1. Perkembangan gerak motorik halus adalah meingkatkan pengkoordinasian gerak
tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih detail.
2. Metode menganyam adalah melatih anak agar dapat menfungsikan otot-otot melalui
1. Fisik motorik halus anak adalah kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerak
2. Menganyam sebagai komposisi dari bahan dan benda yang sudah digunting sebagai
media menganyam.
H. Kajian Pustaka
parenting Orang Tua Terhadap anak Usia dini diantaranya adalah skripsi mahasiswa Fakultas
Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Unisversitas
Negeri Yogyakarta oleh Atik Mulyani, 2014, Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak
Hasil penelitian: menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak meningkat setelah
keterampilan motorik halus anak dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, dokumentasi dan wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah Atik Mulyani
ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) secara kolaboratif, model penelitian yang
digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dan teknis analisis datanya menggunakan
deskriptif kuantitatif.
8
I. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian kualitatif lebih
menekankan pada pengumpulan data yang tidak berbentuk angka dan menggunakan analisis
tindakan kelas dalm pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan. Penelitian
dweskriptif tindakan kelas ini digunakan karena ada yang dibutuhkan penulis dalam
menyusun skripsi ini hanya berupa keterangan, penjelasan dan informasi lisan.
metode ini sangat tepat untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan peran
keluarga dalam membentuk karakter anak. Karena metode kualitatif digunakan untuk
partisipasi terkait dengan persepsi terhadap fenomena yang akan diteliti secara holistik yaitu
cara mendeskripsikan dalam bentuk kata untuk menggali data dan informasi yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai tanggal 01 agustus s/d 30 Agustus 2023, dimana pada
tanggal 08 s/d 14 agustus 2023 peneliti melaksanakan penelitian pada siklus I. Sementara pada
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelompok B tik muslimat al-anshori
desa juluk kecamatan saronggi tahun pajaran 2023/2024, yang berjumlah 24 anak.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil tema “peningkatan motorik halus
anak melalui kegaiatan menganyam” , Dimana hal ini akan dilakukan oleh di kelompok B TK
9
4. Data dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.12
Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data
sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 137.
10
tindakan, pengamatan, dan refleksi.13 Siklus dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Siklus 2
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamantan
4. Hasil
Penelitian ini direncanakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklusII.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan
tindakan pada siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan tersebut. Perbaikannya guru
diberikan oleh anak pada siklus I yang sekaligus akan digunakan pada siklus II.
13
Salimdkk,Penelitian Tindakan Kelas (Teori Dan Aplikasi Bagi Mahasiswa, GuruMata Pelajaran Umum Dan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah) (Medan: Perdana Publishing, 2017), 23.
11
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah beberapa teknik atau cara, alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data penulis. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti
a. Observasi
guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
untuk mencagah terjadinya bias pengamatan terhadap objek yang diteliti, maka
b. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Hasil penulisan dari observasi, akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau di dukung oleh foto-foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan salah satu pelengkap dari penggunaan metode observasi dalam
penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap
a. Tahap Persiapan
Untuk tahap persiapan yang merupakan awal kegiatan penelitian, kegiatan yang
12
dilakukan meliputi : (1) Studi pustaka, (2) Observasi lapangan, (3) Penyusunan
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap pengumpulan data, hal ini dilakukan kepada siswa pada kegiatan
Menganyam.
2) Tahap pengolahan data, setelah mengumpulkan data baik dari observasi maupun
tes, kemudian data tersebut diolah untuk mengetahui dalam upaya meningkatkan
c. Tahap Penyelesaian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan laporan penelitian tentang
J. Sistematika Pembahasan
BAB I :Merupakan Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang Masalah, Rumusan
Bab II : Kerangka Teoritik yang terdiri dari pengertian fisik motorik halus, fungsi dan
Bab III : Paparan data tentang diskripsi data yang meliputi pelaksanaan menganyam
13
Bab IV : Analisis Data dan pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari hasil
14
BAB II
KERANGKA TEORITIK
A. KERANGKA TEORITIK
dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional.
Proses motorik adalah gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan
Motorik halus adalah aktivitas yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau
halaus. Gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak
yang baik yang memungkinkan melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak. 15
Motorik halus adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu yang
tidak membutuhkan tenaga besar yang melibatkan otot besar tetapi hanya melibatkan
sebagian anggota tubuh yang dikoordinasikan (kerjasama yang seimbang) antara mata
dengan tangan atau kaki.Tujuan dari melatih motorik halus adalah agar anak terampil
Contoh dari motorik halus yaitu menggenggam, memasukkan benda ke dalam lubang,
membangun.16
14
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga,1998), hal. 93.
15
Daeng Sari, Dini P, Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak, (Depdikbud, 1996), hal. 72
16
Andang Ismail, Education, hal. 84.
15
Motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus pada kaki dan
sangat diperlukan sebagai dasar kemampuan menulis dan aktivitas bantu diri seperti
makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaos kaki, dan sebagainya. Dalam hal
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga
titik gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contoh gerakan halus
misalnya:
1) Gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari atau
paling besar terjadi pada masa kanak-kanak, dan kemudian menurun pada
17
Fitri Ariyanti,dkk, Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun (Bandung:Read! Publishing House, 2006),
hal. 20
18
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak (Jakarta:Prenadamedia Group, 2015),
hal. 56
16
memperlihatkan perbaikan yang terbesar adalah keterampilan yang dipelajari di
saat libur. Keterampilan ini misalnya menulis, menggambar melukis, menari, dan
memperoleh keterampilan dan kecakapan lebih besar dan lebih baik melalui
motorik halus ini diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat
optimalisasi ke arah yang lebih baik, dengan cara anak mampu mengembangkan
2) Dengan keterampilan ini anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak
(bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang
19
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini (Lampung:Darussalam
Press, 2016), hal. 34.
20
Achmad Afandi, Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik (Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), hal. 61.
17
Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya memperhatikan
4) Lingkungan kondusif.
5) Tema.
1) Faktor genetik
5) Rangsangan
6) Perlindungan
7) Prematur
9) Kebudayaan.22
yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik serta
keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang diberikan kepada
21
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan, hal. 41.
22
Achmad Afandi, Buku Ajar, hal. 62
18
anak serta faktor internal dan eksternal yang ada di sekeliling anak dan pemberian
khususnya jari secara efektif, dan koordinasi dengan mata titik penguasaan
keterampilan motorik halus akan bermanfaat tidak hanya secara akademis namun
juga untuk mengembangkan keterampilan bantu diri dan kemandirian anak titik
Tujuan akademik :
1) Menggambar bebas.
8) Membuat kolase.
9) Menjahit di papan.
10) Mencetak bentuk, baik dengan lilin, maupun dengan pensil di kertas.
4) Makan sendiri.
19
5) Menuangkan air sendiri.
6) Menggosok gigi.
7) Melipat baju.23
2. Kegiatan Menganyam
a. Pengertian Menganyam
Lungsi adalah pita atau iratan anyaman yang letaknya tegak lurus terhadap
sipenganyam.Pakan adalah pita atau iratan yang disusupkan pada lungsi dan
dapat disimpulkan bahwa menganyam dalam penelitian ini adalah kegiatan yang
b. Teknik Menganyam
Ditinjau dari materi atau bahan dan media bahannya dalam kerajinan menganyam
1) Teknik Tradisional
23
Rini Hildayani, dkk, Psikologi, hal. 37.
24
Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Taman Kanak-Kanakb (Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional, 2005), hal. 119
20
Teknik ini biasanya sebagai pekerjaan home industri, yaitu dikerjakam oleh
terdapat di desa-desa.
Teknik semi modern ini banyak juga yang masih dikerjakan perseorangan
Teknik ini sudah menggunakan mesin atau alat modern dan dapat
1) Bahan
a) Bahan pokok :
25
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan Seni Anak (Banten:Universitas Terbuka,2012), hal. 63.
21
1. Bambu tali
baik dibanding dengan bambu jenis yang lain, sebagai bahan anyaman.
Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.
2. Rotan hinis
merupakan iratan rotan bagian luarnya. Jenis rotan ini selain dipakai
3. Rotan pirit
Rotan pirit ini sama dengan rotan hinis, tetapi pirit ini adalah rotan
yang ada pada bagian dalamnya, bentuknya gilig. Rotan ini digunakan
4. Pandan
terlebih dahulu.
5. Mendong
22
untuk dapat digunakan sebagai bahan anyaman mendong ini harus
7. Kertas
jenis kertas yang cukup tebal sehingga akan lebih mudah dalam
kertas buffalo, kertas asturo, kertas berwarn atau hias, kertas kalender,
dan lainnya.26
8. Plastik
9. Karet
26
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 13.
23
apabila akan dipakai harus dipotong-potong terlebih dahulu
10. Kain
bersifat sementara. Gunakan daun pisang yang sudah cukup tua dan
mengikuti serat daun dengan ukuran antara 1-2 cm, kemudian dibentuk
anak.27
b) Bahan pembantu
27
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 15
24
1. Lem
2. Paku
3. Pelitur/vernis
4. Pewarna
d. Alat Menganyam
1. Gunting
Untuk memotong iratan bambu, kertas, plastik, kain, karet, dan lain-lain.
Untuk memotong iratan bambu, kertas, plastik, kain, karet, dan lain-lain.
3. Kuas
kerajinan anyam.
4. Penggaris
alat pengukur juga sebagai alat bantu memotong kertas dengan cutter atau
28
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 11.
25
pisau agar lurus dan mudah memotongnya. Tetapi sebaiknya menggunkan
5. Gergaji potong
6. Penyuak
7. Uncek
membuat lobang-lobang tali agar bahan tali dapat mudah dimasukkan untuk
menguatkan ikatan.29
e. Media Menganyam
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
dapat tersampaikan dengan baik, cepat, dan tepat.Ada banyak pendapat mengenai
pengertian media pembelajaran titik namun secara umum masing- masing pengertian
tersebut mempunyai kesamaan utama yaitu sebagai alat penyampai pesan atau
informasi.30
manfaat diantaranya:
29
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan hal. 17
30
Fadillah, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (Jakarta : Kencana, 2017), hal. 196.
26
5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.31
media yang diharapkan dapat menarik minat anak untuk melakukan kegiatan. Adapun
3. Peneliti memilih media media tersebut karena mudah didapatkan dan aman
bagi anak.
f. Model-Model Menganyam
1) Motif lurus
a) Anyaman sasak adalah teknik susup menyusup antara pakan dengan lungsi
b) Anyaman kepar adalah susup menyusup antara lungsi dan pakan dengan
Anyaman biku atau serong adalah anyaman yang lungsi pakannya dibuat
serong (miring) kearah kiri dan kanan dengan posisi 45˚ dari letak
penganyamannya.
31
Fadillah, Bermain, hal. 197.
27
3) Motif truntum
anyaman serong sehingga membentuk segi enam, kemudian disusupi iratan yang
lebih kecil. Dalam penelitian ini model yang akan digunakan adalah model
menumpangkan satu diatas yang lainnya dan berbeda arah secara bergantian.32
Dalam penelitian ini model yang akan digunakan adalah model anyaman sasak
1) Guru menyiapkan lungsi dan pakan dengan bahan kertas origami yang
sudah dipotong-potong
3) Guru membagikan lungsi dan pakan kepada anak, masing- masing anak
kesulitan.
32
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 28.
28
BAB III
PAPARAN DATA
A. Paparan Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
yang di awali dengan melaksakan observasi dan refleksi diri dengan tujuan untuk
dengan, Yaitu salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan
Hari Selasa Tanggal 1 Agustus 2023 setelah memperoleh surat izin penelitian.
Peneliti yang sekaligus sebagai guru kelas mengadakan pertemuan dengan kepala
kelas, yang memang peneliti menjadi guru kelas dikelompok tersebut dan sekaligus
tidak keberatan serta Menyambut baik niat peneliti untuk melaksanakan penelitian.
Sesuai dengan saran kepala sekolah, pada hari tersebut peneliti langsung
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Alfabeta, 2017), hal. 5
29
Dari pertemuan itu lalu diskusi peneliti dan guru pendamping mendapat
informasi bahwa jumlah siswa dikelompok B adalah 24 anak didik, terdiri dari 14
laki-laki dan 10 perempuan. Pada hari yang sama peneliti mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan oleh peneliti seperti kegiatan harian dan mingguan, rencana
penilaian.
pelaksana tindakan adalah peneliti itu sendiri sekaligus sebagai guru kelas. Karena
pengaamat dalam penelitian ini ada dua orang, maka peneliti meminta ibu Rukmina,
dan siswa apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan
No Kreteria Deskripsi
tampa dibantu
mau di bimbing
30
Rekapitulasi keberhasilan indicator menganyam tersebut adalah berdasarkan
dibawah ini:
(BSB)
harapan (BSH)
Jumlah 24 100%
1. Tahap Perencanaan
31
pembeljaran mingguan(RPPM) kemudian tertuang dalam rencana pelaksanaan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan Penyambutan
Guru menyambut kedatangan siswa didepan kelas dengan penyambutan yang ramah
dengan senyum lebar dan mempersilahkan kepada siswa yang datang bersalaman
kepada guru dan dilanjutkan dengan mengambil kartu namanya untuk diletakkan
dipapan absen kemudian langsung meletakkan sepatu ke rak sepatu dan tas pada
tempatnya. Sambil lalu menunggu teman yang lain, guru memimpin pembacaan surat-
b. Kegiatan Pembukaan
membangun pengetahuan nelalui materi yang dikembangkan sesuai dengan tema dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, menejelaskan cara bermain dan menyepakati
2) Sebelum kegiatan dimulai guru memberi kesempatan untuk menyanyi di depan kelas
3) Guru mempersilahkan kepada murid untuk memilih berbagai kegiatan yang sudah
c. Kegiatan inti
1) Anak menggunting kertas dengan ukuran memanjang sesuai contoh yang sudah di
buat guru .
2) Anak memasukkan kertas ke dalam lubang gambar yang sudah di sediakan guru
32
d. Istirahat
Pada kegiatan ini anak antri cuci tangan dan mengelap tangan .
e. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru mengajak anak didik duduk yang rapi ditempatnya masing-
masing, lalu guru menanyakan perasaan anak saat bermain, pesan dan kesan hari ini,
salam penutup.
3. Tahap Obsevasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tatap muka pertama pada tanggal 8 agustus 2023. Dengan
peneliti memantau jalannya kegiatan ini serta hasil yang didapat oleh anak didik. Dengan
dibantu oleh guru pendamping dan anak didik didokumentasikan dalam bentuk foto.
Dalam kegiatan observasi ini peneliti peneliti melakukan observasi dengan mengacu
pada Siklus I Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:
Jumlah 24 100%
Siklus 1 Tatap Muka ke- dapat dilihat pada table dibawah ini:
Berdasarkan perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa perkembangan anak
di TK muslimat al-anshori pada akhir tatap muka ke -1 ada 7 orang anak yang mencapai
33
nilai BSB siklus 1 tatap muka 1 dan pada nilai BB yang ada pada 7 orang anak dan 5
anak mencapai MB sedangkan 5 anak lg mencapai BB. Oleh sebab itu kurang efektif
sehingga perlu mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan menganyam ini sehingga
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi, berdasarkan hasil observasi diatas , dapat dideskripsikan pokok
permasalahan yang mendasari kurang efektifan yaitu anak belum mampu menggunting
sendiri dan memasukkan pada lubang kertas yang kurang lebar . sehingga mengakibatkan
kurang nya peningkatan kegiatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam ini .
Siklus II
Kegiatan ini dilaksanakan pada tatap muka ke -2 pada tanggal 15 agustus 2023. Dengan
peneliti memantau jalannya kegiatan ini serta hasil yang didapat oleh anak didik. Dengan
dibantu oleh guru pendamping dan anak didik didokumentasikan dalam bentuk foto.
1. Perencanaan
Pada Siklus II ini dimulai dengan peneliti menentukan rencana kegiatan yang dijabarkan
sebagai berikut:
1) Menyiapkan berbagai media dan alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan
penelitian,
2) Menyiapkan kertas yang sudah di potong dan anak tdak perlu memotong kertas lagi
34
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Penyambutan
Guru menyambut kedatangan siswa didepan kelas dengan penyambutan yang ramah
dengan senyum lebar dan mempersilahkan kepada siswa yang dating bersalaman
kepada guru dan dilanjutkan dengan mengambil kartu namanya untuk diletakkan
dipapan absen kemudian langsung meletakkan sepatu ke rak sepatu dan tas pada
tempatnya. Sambil lalu menunggu teman yang lain, guru memimpin pembacaan surat-
b. Kegiatan Inti
1) Anak memasukkan kertas ke dalam lubang gambar yang sudah di sediakan guru.
2) Anak dapat menganyam dengan baik dan rapi tanpa meminta bantuan ibu dan
gurunya
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru mengajak anak didik duduk yang rapi ditempatnya masing-
masing, lalu guru menanyakan perasaan anak saat menganyam ,menyanyi sebelum
pulang dan berdoa , pesan dan kesan hari ini, salam penutup.
3. Tahap Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan ketika kegiatan inti sedang berlangsung. Dengan menggunakan
lembar observasi, peneliti memantau jalannya kegiatan serta hasil yang didapat oleh anak
didik. Dengan dibantu oleh guru pendamping seluruh kegiatan inti anak didokumentasikan
dalam bentuk foto. Dari data-data tersebut diketahui beberapa indicator dan hasil
Pada Siklus II ini, kegiatan menganyam ini di lakukan oleh semua anak yang
berjumlah 24, dengan dibagi menjadi 3 kelompok perkelompok terdiri dari 7-8 anak.
35
Adapun kegiatan dilaksanakan untuk mengamati kegiatan selama proses kegiatan inti
berlangsung. Peneliti melakukan observasi dengan mengacu pada format yang telah ada.
Tabel 5 Hasil observasi pada Siklus II tatap muka ke-2 dapat dilihat pada table dibawah ini..
Jumlah 24 100%
perkembangan kegiatan menganyam anak yaitu dengan 40% anak sudah mencapai nilai
1. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan serta hasil evaluasi proses kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan pada pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada siklus II telah menunjukkan
al-anshori.
B. Subjek penelitian
1 tahun pelajaran 2022-2023. Kelas ini terdiri dari 24 siswa diantaranya 14 anak laki-
laki dan 10 siswa perempuan dengan rentang usia 5-6 tahun yang mempunyai latar
36
belakabg yang sama yaitu keragaman dalam mata pencaharian dalam bidang petani .
peneliti pada anak kelompok B karena kemampuan metorik halus anak dalam metode
di lembaga tersebut karena relative sangat dekat dengan peneliti . adapun penelitian
kanak (TK) yang tidak jauh dari tempat tinggal peneliti , selain itu peneliti juga
Objek penelitian ini adalah anak yang melakukan tindakan untuk ningkatkan
siklus, yakni siklus I, siklus II bahkan sampai kepada siklus III apabila masih belum
mencapai indikator penilaian, siklus tersebut terdiri dari empat komponen yaitu: 1)
Refleksi (reflect).
37
SIKLUS I
Perencanaan (Planning)
1
Tindakan (acting)
2
Pengamatan (Observing)
3
Refleksi (reflect).
4
SIKLUS II
Perencanaan
5
6 Pengamatan
hasil
7 ....?
menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan
haruslah data yang benar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
sebagai berikut:
Kemampuan Memasukkan kertas ke media gambar yang sudah disediakan pada Siswa
Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Tahun Ajaran 2023/2024. Tahap terakhir dari
38
kegiatan menganyam ini adalah memasukkan bahan anyam dari lubang satu ke lubang yang
1. Wawancara
wawancara jenis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam
memasukkan bahan anyam dari lubang satu ke lubang yang lainnya sehingga
2. Dokumentasi
dengan sangat dekat dengan konteks peristiwa tersebut.35 Adapun data yang diperoleh
sebagai berikut:
Tahun Ajaran 2023/2024. Meliputi dokumen atau foto-foto aktivitas dalam proses
34
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:Prenadamedia
Group, 2014), hal. 372
35
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2007), 142.
39
kegiatan memasukkan kertas ke lubang papan anyam dan dokumen atau foto-foto
relevan yang diperoleh dari beberapa sumber atau informan dimana sumber
F. Analisis Data
Analisa adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan Tindakan Kelas dan dokumentasi, dengan cara
sintesa, menyusun kedalaman pola, memilih mana yang paling penting dan yang
akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.36
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data
model Milles, Huberman dan Johny Saldana. Mereka mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
Huberman dkk yaitu menganalisis data dengan tiga langkah: kondensasi data (data
condensation), menyajikan data (data display), dan menarik kesimpulan atau verifikasi
(conclusion drawing and verification). Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan
and transforming the data that appear in written-up field notes or transcriptions”.37
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 244
37
Metthew B. Miles, etc, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook (America:
Arizona State University, 2014), hal. 12.
40
Kondensasi data merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan,
Tindakan Kelas maupun transkrip wawancara, dokumentasi, dan materi empiris lainnya,
Menurut Miles dan Huberman peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan
lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang dapat dikumpulkan dan
b. Pengerucutan (Focusing)
bentuk praanalisis. Pada tahap ini, peneliti memfokuskan data yang berhubungan
c. Peringkasan (Abstrakting)
pernyataan yang perlu dijaga tetap berada di dalamnya.Pada tahap ini, data yang
kecukupan data.Jika data yang menunjukkan sudah dirasakan baik dan jumlah
data sudah cukup, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti.
41
d. Penyederhanaan dan Transformasi (Simpliying dan Transforming)
dalam berbagai cara, melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkan data dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Untuk
yang memungkinkan penyimpulan data aksi. Dalam proses ini peneliti akan terbantu
dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu termasuk untuk
3. Kesimpulan,penarikan/verivikasi(Conclusion,drawing/verification)
Langkah ketiga dari analisis data yaitu pembuatan kesimpulan dan verifikasi
Penelitian ini menyimpulkan data sesuai dengan rumusan masalah yang telah
disimpulkan, analisis data kembali pada tahap awal sampai semua data kompleks.38
38
Metthew B. Miles, etc, Qualitative, hal. 13
42
G. Keabsahan Data
pengecekan data dengan cara pengecekan atau pemekrisaan ulang. Dalam istilah sehari-
hari, triangulasi ini samadengan cek dan ricek. Teknik triangulasi yang digunakan dalam
mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.
melakukan cek dan ricek. Jika pada awalnya peneliti menggunakan metode
H. Tahap-Tahap Penelitian
peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan
sampai pada penulisan laporan. Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan sebagi berikut:
tersebut juga dilalui oleh peneliti sendiri. Adapun tahapan penelitian tersebut
antara lain:
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing Nur Aina Arifah, S.Pd., M.Pd dan
39
Helaluddin Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik (Makassar:Sekolah
Tinggi Theologia Jaffary, 2019), hal. 22
43
dilanjutkan penyusunan proposal penelitian hingga sampai pada seminar
proposal penelitian.
respon baik atau dengan kata-kata lain peneliti telah diberikan izin untuk
Pada tahap ini, peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan informan
yang dipilih, yaitu Rukmina, S.Pd, selaku Kepala sekolah TK Muslimat Al-Anshori Juluk
Saronggi Sumenep, Busani S. Pd, selaku wali kelas kelompok B TK Muslimat Al-
Anshori Juluk Saronggi Sumenep., Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK
Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep, dan Febby dan Alif Siswa Kelompok B
44
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian
ke Tindakan Kelas yakni mulai dari alat tulis, buku catatan, alat perekam
Dalam tahap terakhir, peneliti mulai melakukan analisis data dari data
yang telah diperoleh diTindakan Kelas. Analisis data dapat dilakukan dengan
45
BAB IV
ANALISIS DATA
muslimat al-anshori berjumlah 24 anak yang terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan
pada Siklus I Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:
Jumlah 24 100%
Siklus 1 Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:
Berdasarkan perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa perkembangan anak
di TK muslimat al-anshori pada akhir tatap muka ke -1 7 orang anak yang mencapai
nilai BSB siklus 1 tatap muka 1 dan pada nilai BB yang ada pada 7 orang anak dan 5
anak mencapai MB sedangkan 5 anak lg mencapai BB. Oleh sebab itu kurang efektif
sehingga perlu mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan menganyam ini sehingga
46
Pada Siklus II ini, kegiatan menganyam ini di lakukan oleh semua anak yang berjumlah
24, dengan dibagi menjadi 3 kelompok perkelompok terdiri dari 7-8 anak. Adapun
kegiatan dilaksanakan untuk mengamati kegiatan selama proses kegiatan inti berlangsung.
Peneliti melakukan observasi dengan mengacu pada format yang telah ada.
Tabel 5 Hasil observasi pada Siklus II tatap muka ke-2 dapat dilihat pada table dibawah ini..
Jumlah 24 100%
perkembangan kegiatan menganyam anak yaitu dengan 40% anak sudah mencapai nilai
Setelah melakukan siklus ke II tatap muka ke -2 ada peningkatan motorik halus anak pada
Kegiatan ini mengalami peningkatan dari data yang peneliti dapatkan setelah melakukan pra
siklus, siklus 1, dan 2 ini terlihat dari peningkatan nilai rata disetiap siklus. Untuk lebih jelasnya
Siklus I Siklus II
Pra
No Kriteria TM
Siklus TM 1
1
Berkembang Sesuai
2 10% 30% 60%
Harapan(BSH)
47
3 Mulai Berkembang (MB) 20% 20% 0%
Kelurahan Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Berada
sebagai Petani, Pedagang dan buruh tani, tergolong tingkat ekonomi menengah ke bawah.
sarana pendidikan yang berkualitas dan terjangkau berbasiskan agama. Untuk itu kami sangat
mengharap bantuan pemerintah demi mewujudkan fasilitas yang memadai, baik sarana
maupun prasarana. Sampai hari ini TK Muslimat Al-Anshori telah memilliki Sarana belajar
48
yang cukup memadai diantaranya berupa Ruang Kepala, Ruang Guru, Dapur, Kantin,
Gudang, Kamar mandi Siswa dan Guru dan Alat permainan dalam dan luar yang memadai.
baik, sehingga diminati masyarakat hal ini dapat dilihat dengan jumlah murid yang cukup
banyak, kegiatan-kegiatan juga sangat banyak baik dalam peringatan HUT RI, karnafal,
pentas seni, peringatan hari besar islam atau nasional TK Muslimat Al-Anshori selalu aktif.
Sesuai dengan fokus penelitian awal, maka data yang diperoleh dari Tindakan Kelas disajikan
sebagai berikut :
Dini yang berada di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia. Sesuai
dengan Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) usia 4-5 tahun,
kemampuan menganyam pada anak usia 4-5 tahun termasuk dalam aspek
dari indikator pencapaian aspek tersebut meliputi mampu melakukan kegiatan yang
49
bersifat tematik terpadu. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi bahwasannya
sekolah lain. Di sini juga mengunakan Kurikulum 2013. Dimana di dalam kurikulum
terebut sudah jelas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam Pendidikan
Anak Usia Dini. Seperti aspek fisik motorik anak yang berkaitan dengan motorik
sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rukmina, S.Pd, selaku Kepala Sekolah
dengan kondisi lembaga dan kondisi masyarakat atau anak itu sendiri. Pendapat
tersebut juga diperkuat oleh Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK
cukup efektif dan sempurna untuk lembaga kami, karena lembaga kami terkendala
dengan ruangan dan tenaga pendidik yang kurang, jadi kalau mau dijadikan model
40
Observasi di TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep, 15 Agustus2023
41
Wawancara dengan Rukmina, S.Pd, selaku Kepala sekolah TK Muslimat Al-Anshori pada 15 Agustus 2023
50
pembelajaran sentra itu masih kurang dalam hal ruangan, mbak juga tahu sendiri kan
rungan.
mbak, jadi anak-anak dibagi beberapa kelompok untuk bekerja sama-sama untuk
komunikasi antar siswa dalam tim-tim kecil.Dalam model pembelajaran ini siswa
potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh, tidak lepas dari
tujuan orang tua agar anak mereka dapat mengembangkan potensi dan lima aspek
yang mereka miliki, yaitu aspek kognitif, aspek fisik-motorik, aspek bahasa, dan
pertumbuhan fisik yang berlangsung sangat cepat dan pesat. Salah satu perkembangan
maka stimulasi yang diberikan kepada anak harus optimal. Stimulasi yang diberikan
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain saling melengkapi untuk tujuan yang
sama yaitu melatih anak untuk kemampuan menganyam. Apabila salah satu diantara
dapat terlaksana secara maksimal maka akan mempengaruhi tujuan dari penerapan
42
Wawancara dengan Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi
Sumenep. pada 15 Agustus 2023
51
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk mengembangkan
kertas yang sudah dipotong. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rifatul Wariza S.
kemampuan motorik halus yaitu kegiatan yang tidak memberatkan anak, seperti
halnya menganyam tidak merasan bosan dan monoton dalam melakukan kegiatan
halus anak dapat meningkat. Pada kegiatan menganyam ada salah satu kemampuan
yang dapat meningkatkan motorik halus yaitu kegiatan menganyam, dikarenakan pada
tahap awal guru memberikan suatu gambar yang harus diberi warna terlebih dahulu.
terlalu sering dilakukan ditambah lagi dengan media yang digunakan mampu menarik
kegiatan menganyam ini pada hari jum’at atau sabtu. Kegiatan menganyam ini kami
sesuaikan dengan tema yang memang bisa diselipkan dengan kegiatan menganyam.
Adapun bahan yang biasanya kami gunakan ialah kertas bufallo dan kertas origami
kami memilih bahan tersebut dikarenakan bahan mudah didapatkan dan aman bagi
anak.Tahap awal sebelum menganyam, anak kami beri sebuah gambar yang harus
43
Wawancara dengan Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi
Sumenep. pada 15 Agustus 2023
52
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Rifatul Wariza S. Pd, selaku
karena dengan menggunakan berbagai media anak dapat menyukai kegiatan tersebut.
Selain itu dalam menganyam diperlukan gerakan dengan koordinasi mata dan tangan
yang dapat melatih ketelitian dan kesabaran anak sehingga keterampilan motorik
menganyam mudah didapat dan dapat berupa bahan alami maupun buatan.
Kegiatan menganyam sangat penting diberikan pada anak. Sangat berbahaya apabila
pada usia ini ketika anak diberikan kegiatan menganyam anak mengalami kejenuhan
dan kurang antusias. Solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah yang terdapat
Gebyar Menganyam. Hal tersebut di ungkapkan oleh Busani S. Pd, selaku wali kelas
maksimal kita bisa adakan seperti acara menganyam antar kelas yang biasanya
dilaksanakan pada saat HUT RI dan program ini juga direncanakan lomba
53
menganyam antar kecamatan. Sehingga sangat penting untuk mengemas kegiatan
program dan fasilitas di sekolah yang mendukung peningkatan motorik halus anak.
Adapun hasil penelitian dari skripsi ini berdasarkan hasil dari data yang diperoleh dari
54
temuan ini merupakan gagasan penulis, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi,
posisi temuan dengan temuan-temuan sebelumnya penafsiran dan penjelasan dari temuan
Anshori Juluk Saronggi Sumenep dalam Peningkatan Motorik Halus Anak Tahun
Ajaran 2023/2024.
mengalami peningkatan hal ini bisa dilihat dari ketelitian dan kecermatan koordinasi
tangan dan mata anak dalam memilih menggerakkan pergelangan tangan kekanan dan
ke kiri.
dengan program dan kegiatan-kegiatan yang memadai. Salah satu program yang
diadakan yaitu gebyar kolaborasi menganyam antara anak dan orang tua yang
memegang alat atau bahan untuk kegiatan menganyam serta dapat melatih
menggerakkan pergelangan tangan dan koordinasi mata dan tangan yang sangat
berguna untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, menerapkan kegiatan
menganyam pada kelompok B sangat tepat dalam peningkatan motorik halus anak.
untuk meningkatkan motorik halus anak, terlihat kecermatan dalam memasukkan kertas
ke lubang anyam cermat satu-satu sesuai pentunjuk, pada ketepatan terlihat anak
55
mampu tepat sesuai urutan, pada kecepatan terlihat anak mampu menyelesaikan
kegiatan menganyam dengan baik sehingga koordinasi mata dan tangan anak
tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-
jemari dan mampu mengkoordinasikan mata dan aktivitas tangan serta mampu
45
Sumantri, Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini (Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional, 2005), hal. 146
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyajian data yang bersumber dari observasi, wawancara dan
dokumentasi tentang “Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada
bahwa keterampilan motorik halus anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan kemampuan menganyam siswa kelompok
B. Anak mampu menganyam dengan rapi dan memilih objek sesuai urutan.
B. Saran
Berdasarkan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai peningkatan motorik halus anak
1. Kepala Sekolah
Agar senantiasa berupaya untuk mengontrol perkembangan motorik halus anak yang
tetap meningkat, serta menjaga kerjasama yang baik dengan para pendidik dan orang
tua peserta didik untuk melaksanakan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
57
2. Dewan Guru
Dapat melaksanakan pendidikan dengan baik, maka sebagai tenaga pendidik haruslah
melaksanakannya secra obyektif dan berkelanjutan, dan menjalin kerjasama yang baik
antar sesama pendidik, peserta didik, orang tua peserta didik dan juga masyarakat
dalam meningkatkan motorik halus anak guna dapat mencapai sebuah tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini hanya menganalisis tentang peningkatan motorik halus anak,
lainnya dan pada lembaga pendidikan yang lebih bagus untuk menambah keilmuan
4. Masyarakat
komite sekolah, dan lebih peduli akan pentingnya segala sesuatu yang berkaitan
dengan pendidikan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Achmad. Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Ponorogo: Uwais
Inspirasi
Indonesia. 2019.
Ariyanti, Fitri,dkk.Diary Tumbuh KembangAnakUsia 0-6 Tahun. Bandung:Read! Publishing
House. 2006.
Fitrah, Muhdan Luthfiyah. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, dan
Studi Kasus. Bima:CV jejak. 2017.
Hengki, Helaluddin Wijaya. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik.
Makassar:Sekolah Tinggi Theologia Jaffary. 2019.
Smail, Andang. Education Games Panduan Praktis Permainan yang Menjadikan Anak
Anda Cerdas, Kreatif, dan Saleh.Yogyakarta : Pro-U Media. 2009.
Mundir. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jember: STAIN Jember Press. 2013.
Nurani, Yuliani Sujiono. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT Indeks. 2009.
Pamadhi, Hajar dan Evan Sukardi S. Keterampilan Seni Anak. Banten:Universitas Terbuka.
2012.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:Alfabeta. 2009.
Rudiyanto, Ahmad. Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini.
Lampung:Darussalam Press. 2016.
59
Sekretariat KEMENDIKBUD RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.
________. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016.
Tim Kreatif. Al Qur’an Terjemah AL-IKHLAS. Jakarta : SAMAD. 2014. Tim Pelaksana.
Tim Redaksi Pustaka Baru Press. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Yogyakarta:Pustaka Baru Press. 2015.
60