Anda di halaman 1dari 72

UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI (AUD)

MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN


DI RA NURUL HUDA TALANG

(RA NURUL HUDA TALANG SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2023-2024)

Skripsi diajuakan kepada

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah


(INSTIKA) Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
(PIAUD)

Oleh:
YAYAK SHOFIATUS SHOLIHAH
NPM : 19036014800581

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
(PIAUD) 2023

i
UPAYA PENINGKATAN FISIK MOTORIK
HALUS ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B TK
MUSLIMAT AL-ANSHORI

Skripsi diajuakan kepada

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah


(INSTIKA) Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
(PIAUD)

Oleh:

FIFIN ANDAYANI

NPM : 19036014800506

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
(PIAUD) 2023

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul: “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus Anak Dengan Kegiatan
Menganyam Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori” yang ditulis oleh saudara
Fifin Andayani ini telah diperiksa, dikoreksi, dan diberi masukan perbaikan-perbaikan
seperlunya. Maka kami berkesimpulan bahwa Skripsi ini dapat segera dimunaqasahkan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Guluk-Guluk, 19 Agustus 2023

Mengetahui,
Ketua Prodi PIAUD Pembimbing,

MOHAMMAD AFNAN, M.Pd.I. NUR AINA ARIFAH, M.Pd


NIDN. 2109097901 NIDN. 2107118801

iii
PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori” yang ditulis oleh Saudari
Fifin Andayani ini telah dipertahankan di depan Sidang Majlis Munaqasah Skripsi Program
Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman
Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep pada hari Selasa, Tanggal 22 Agustus 2023,
dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata
satu (S1) dalam ilmu pendidikan.

Majelis Munaqasah Skripsi


Ketua Sidang

( Nur Aina Arifah. M.Pd )


NIDN. 2107118801

Penguji I Penguji II

( Mohammad Afnan, M. Pd. I ) ( Ainul Hasanah, M. Si )


NIDN. 2109097901 NIDN. 2102047903

Guluk-Guluk, 22 Agustus 2023

Mengetahui dan Mengesahkan


Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA)
Dekan,

UBAIDILLAH, MA
NIDN. 210038002

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fifin Andayani

NPM : 19036014800506

Judul Penelitian: “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN KEGIATAN
MENGANYAM
Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi ini berdasarkan hasil penelitian,
pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan lain
yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan
cantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila deikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Sumenep, 10 Agustus 2023

Yang membuat pernyataan

Fifin Andayani
NPM. 19036014800506

v
MOTTO

“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal


itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,
padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil alaamin yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Nikmat

kepada kita semua. Kemudian sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

yang mengajarkan kepada umat manusia untuk beribadah, beramal dan mencari ilmu serta

menedekatkan diri kepada Allah SWT agar menjadi manusia yang berakhlak dalam segala

ilmu pengetahuan dan segala bidang pendidikan yang membawa umat manusia lebih baik.

Sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN

KEGIATAN MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori” dapat

terselesaikan skripsi ini, dan saya persembahkan kepada:

1. Keluarga tercinta yaitu Ali Makki sebagai Suami.

2. Teman-temanku di Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (Piaud)

3. Keluarga Besar Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika)

4. Pembaca.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. yang telah

memberikan segala nikmat dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus

ANAK DENGAN KEGIATAN MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-

Anshori”.

Sholawat dan samullah, semoag tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad

S.A.W. yang tel;ah membawa umatnya dari ruang kobodohan menuju zaman yang penuh

dengan nur keilmuan.

Penyusuna Skripsi ini selain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, juga

untuk memenuhi tugas akhir akademik mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu

Keislaman Annuqayah(INSTIKA) , Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Guluk-guluk

Sumenep.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis dapat banyak bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati

penulismenyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. A. Syamli, M.Pd.I. selaku Rektor Institut Ilmu Keislaman Annuqayah

(INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep.

2. Bapak Ubaidillah, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Keislaman Annuqayah

(INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep.

3. Bapak Mohammad Afnan, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak

Usia yang meberikan motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.

viii
4. Ibu Nur Aina Arifah, M.Pd sebagai pembimbing atas kesabarnnya dan bimbingan dalam

menyusun Skripsi ini.

5. Kedua orang tua, suami, dan anak tercinta dengan segala doa, cinta dan kesabarannya.

6. Kepala Sekolah dan teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu

persatu,

Akhirnya, penulis memohon kepada Allah agar mereka selalu diberi limpahan rahmat

dan taufiq-Nya dan setiap amal kebaikannya dicatat amal ibadah oleh Allah. Penulis berharao

semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.

Saronggi 17 Agustus 2023

Penulis

FIFIN ANDAYANI

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………………………... i
Halaman Judul …………………………………………………………….....................
Halaman Persetujuan .......................................………………………………………….
Halaman Pengesahan………………………………………………………....................
Halaman Pernyataan .....................................................…………………………………
Halaman Motto......... .....................................................…………………………………
Persembahan……………………………………………………………….......................
Abstrak………………………………………………………………………...................
Kata Pengantar………………………………………………………………...................
Daftar Isi……………………………………………………………………....................
Daftar Tabel…………………………………………………………………...................
Daftar Lampiran……………………………………………………………....................
Abstrak...............……………………………………………………………....................
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……...........
A. Bidang Kajian………………………………………………………..……........... 4
B. Konteks Peneliatian…………………………………………………..…….......... 8
C. Rumusan Masalah…………………………………………………....…….......... 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………...…………….……………..…….......... 9
E. Alasan Memilih Judul......………………………………………….....……......... 11
F. Ruang Lingkup Penelitian...................................…………………... ..……......... 11
G. Batasan Istilah Dalam Judul...............................………………….... ..……......... 12
H. Kajian Pustaka………………………………………………………..…….......... 12
I. Metode Penelitian …………………………………………………..……........... 13

J. Sistematika Pembahasan..................................…………………... ..……........... 13

BAB II KERANGKA TEORITIK……………………………………….... 15


A. Kerangka Teoritik ……………………………………................... 15
B. Penelitian Yang Relevan...…………………………………………..
C. Kerangka Berpikir…………………………………………………...
D. Hopotesis Tindakan.…………………………………………….
BAB III PAPARAN DATA…………………………………………. 24
A. Paparan Penelitian………………………………………………...... 24

x
B. Subjek Penelitian………………………………………………….. 32

C. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................………………… 33

D. Objek Penelitian dan Desain Penelitian....………….…………….... 34


E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 35
F. Analisis Data…..……………………………………………............ 39
G. Keabsahan Data.................................................................................. 42
H. Tahap-Tahap Penelitian..................................................................... 42

BAB IV ANALISIS DATA...........................................…………………… 46


A. Deskripsi Umum dan Lokasi Penelitian.....……………………...... 46
B. Deskripsi Pra Tindakan....……………………………………......... 47
C. Hasil Penelitian................................................................................. 54
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 56
A. Kesimpulan………………………………………………................. 56
B. Saran….…………………………………………………………….. 56
DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………… 58

xi
ABSTRAK

Fifin Andayani, 2023 “Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus ANAK DENGAN
KEGIATAN MENGANYAM Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori”
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Dosen Pembimbing:
Ibu Nur Aina Arifah, S.Pd

Kata Kunci : Peningkatan Fisik, Motorik Halus, Manganyam

Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan motorik


halus anak yang masih kurang, terlihat dari cara anak menganyam dan menggunting
kertas menjadi bagian yang memanjang , masih banyaknya anak yang kesulitan dalam
kegiatan ini seperti memasukkan kertas ke lubang gambar yang sudah di sediakan
oleh guru, selain itu terlihat ketika anak sedang melakukan kegiatan
tersebut.Penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motorik halus anak kelompok B TK
Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep melalui kegiatan menganyam. Meskipun
guru sudah melakukan berbagai upaya melalui beberapa kegiatan, namun upaya
tersebut belum mampu mengembangkan motorik halus anak secara menyeluruh,
karena masih terlihat keengganan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan menganyam
pada siswa kelompok B untuk meningkatkan motorik halus anak mengalami
peningkatan hal ini bisa dilihat dari ketelitian dan kecermatan koordinasi tangan dan
mata anak dalam memilih menggerakkan pergelangan tangan kekanan dan ke kiri.
Peningkatan motorik halus di TK Muslimat Al-Anshori juga didukung dengan
program dan kegiatan-kegiatan yang memadai.

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Bidang Kajian

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini

berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan

dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan

hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak-

anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapannya.1

Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137

Tahun 2014. Selanjutnya pada BAB III tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak (STPPA) pasal 5 ayat 1 dan 2 dinyatakan STPPA merupakan acuan untuk

mengembangkan standarisasi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana

dan sarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini, dan STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam

pengembangan kurikulum PAUD.2

Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional,

selanjutnya pada Pasal 28B ayat 2 dinyatakan setiap orang berhak mengembangkan diri

melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.3

1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:PT Indeks, 2009), h. 6.
2
Sekretariat KEMENDIKBUD RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 Tahun 2014.
3
Tim Redaksi Pustaka Baru Press, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1
Allah Berfirman dalam surah Al-Imran ayat 110 yang artinya: “Kamu (umat islam)

adalah umat yang terbaik yang dilahirkanuntuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)

kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya

Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman,

namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S Al-Imran:110).4

Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau masa

kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun. Tahap usia ini biasa disebut

sebagai periode prasekolah. Di Indonesia, anak-anak usia 4-6 tahun biasanya telah memasuki

Taman Kanak-kanak (TK). Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan

baik, sesuai dengan perkembangan fisiknya.5

Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik, sesuai dengan

perkembangan fisiknya yang beranjak matang. Gerakan-gerakannya sudah selaras dengan

kebutuhan dan minatnya serta cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup

gesit dan lincah, bahkan sering kelebihan gerak. Oleh karena itu, usia dini merupakan masa

paling tepat untuk mengajarkan berbagai keterampilan motorik, seperti menulis,

menggambar, melukis, berenang, dan bermain bola. 6

Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar otot

kasar tubuh yang membutuhkan tenaga besar. Aktivitas dari motorik kasar dapat berupa

merangkak, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga dan sebagainya. 7 Motorik halus

adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian- bagian tubuh tertentu yang tidak membutuhkan

tenaga besar yang melibatkan otot besar tetapi hanya melibatkan sebagian anggota tubuh

yang dikoordinasikan (kerjasama yang seimbang) antara mata dengan tangan atau
4
Tim Kreatif, Al Qur’an Terjemah AL-IKHLAS (Jakarta: SAMAD, 2014), h. 64.
5
Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak (Banten : Universitas Terbuka, 2016), h. 16.
6
Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 24.
7
Andang Ismail, Education Games Panduan Praktis Permainan yang Menjadikan Anak Anda Cerdas,
Kreatif, dan Saleh (Yogyakarta:Pro-U Media, 2009), h. 83.

2
kaki.Tujuan dari melatih motorik halus adalah agar anak terampil dan cermat menggunakan

jari-jemari dalam kehidupan sehari- hari khususnya pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

unsur kerajinan dan keterampilan tangan.Contoh dari motorik halus yaitu menggenggam,

memasukkan benda ke dalam lubang, membalik halaman atau lembaran buku, meniru

membuat garis, menggambar, melipat, menggunting, menempel, merangkai dan menyusun

permainan yang bersifat membangun.8

Perkembangan motorik halus pada usia ini pun semakin meningkat. Pada saat ini,

koordinasi mata tangan anak semakin baik, ia sudah dapat menggunakan kemampuannya

untuk mengurus dirinya dengan sedikit pengawasan orang dewasa.Kelenturan tangannya pun

makin baik, ia mulai dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi.Namun, tidak semua

anak memiliki kematangan untuk menguasai semua pada tahap ini. 9 Gerakan motorik halus

mempunyai fungsi yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu

gerakan didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan

koordinasi yang cermat secara teliti.10

Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari

tangan dan gerakan pergelangan yang tepat, oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang

cermat, oleh karena itu, koordinasi antara mata dan tangan sudah semakin baik maka anak

sudah dapat mengurus diri sendiri dengan pengawasan orang yang lebih tua.11

8
Andang Ismail, Education, h. 84.
9
Rini Hildayani, dkk, Psikologi h. 20
10
Achmad Afandi, Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik (Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), h. 57
11
Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Banten:Universitas Terbuka,2019), h. 14

3
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus anak usia dini di TK

Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep adalah kegiatan menganyam, dengan menganyam

diharapkan dapat menarik perhatian anak karena dengan menggunakan berbagai media anak

dapat menyukai kegiatan tersebut, selain itu dalam menganyam diperlukan gerakan dengan

koordinasi mata dan tangan yang dapat melatih ketelitian dan kesabaran anak sehingga

keterampilan motorik halus anak dapat berkembang secara optimal, bahan yang digunakan

untuk menganyam mudah didapat dan dapat berupa bahan alam maupun buatan.

Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak

yang masih kurang, terlihat dari cara anak menganyam dan menggambar, masih banyaknya

anak yang kesulitan dalam membuat bentuk tulisan seperti membuat garis tegak lurus, garis

miring, garis lengkung, selain itu terlihat ketika anak sedang makan ada beberapa anak yang

kesulitan menyendok makanan, serta masih ada beberapa anak yang kesulitan melepas dan

memakai sepatu/kaos kaki sendiri.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motorik

halus anak kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep melalui kegiatan

menganyam.Meskipun guru sudahmelakukan berbagai upaya melalui beberapa kegiatan,

namun upaya tersebut belum mampu mengembangkan motorik halus anak secara

menyeluruh, karena masih terlihat keengganan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal

ini disebabkan kurangnya latihan atau stimulasi melalui kegiatan-kegiatan motorik halus yang

dapat menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan dalam

meningkatkan motorik halus seperti menggambar, menganyam dan menyusun balok yang

sering dilakukan berulang-ulang sehingga membuat anak bosan, serta masih kurangnya

variasi guru memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Untuk itu salah

satu kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dapat

4
dilakukan dengan kegiatan menganyam. Melalui kegiatan ini, diharapkan kemampuan

motorik halus anak usia dini dapat meningkat.

Penelitian dengan judul "Upaya Peningkatan Fisik Motorik Halus Anak Dengan

Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori". Melalui kegiatan

tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan koordinasi tangan dan mata anak,

dapat mengeksplorasi bahwa melalui kegiatan tersebut anak dapat melakukan uji coba untuk

mendapatkan informasi pengetahuan atau pengalaman yang baru, memanipulasi bahan,

kreativitas dan imajinasi anak pun terlatih karenanya. Selain itu kerajinan tangan dapat

membangun kepercayaan diri anak.

B. Konteks Peneliatian

Berdasarkan latar belakag masalah di atas ,maka identifikasi masalah sebagai berikut

adalah:

1. Siswa kurang mampu menyukai metode menganyam.

2. Rendahnya hasil belajar terhadap metode menganyam dengan baik.

3. Kurangnya alat peraga dalam pembelajaran metode menganyam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakag masalah di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut

adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan fisik motorik halus anak melalui kegiatan Menganyam

di kelompok B di TK Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep?

2. Seberapa besar peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di

kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep?

5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini dilakukan Untuk Mengetahui :

1. Memberikan Kemampuan kegiatan menganyam Pada Kelompok B TK Muslimat Al-

Anshori Saronggi Sumenep Tahun Ajaran 2023/2024.

2. Ada Peningkatan fisik motorik anak pada Kegiatan Menganyam di Kelompok B TK

Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep Tahun Ajaran 2023/2024.

b. Kegunaan Penelitian :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan serta mampu

memberikan sumbangsih pemikiran tentang pendidikan karakter dalam mencetak

anak bangsa yang kompetitif, professional, dan berakhlakul karimah yang sesuai

dengan tujuan pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian

secara langsung dan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap kecerdasan anak.

b. Bagi Almamater

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk

Sumenep Penelitian ini diharapkan dijadikan suatu karya yang dapat dijadikan dan

perhatian terhadap pendidik akan pentingnya pendidikan karakter di dalam

membangun bangsa ini.

6
c. Bagi TK Muslimat Al-Anshori

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran untuk dijadikan

referensi atau acuan di dalam mendidik siswa sehingga terbentuk siswa yang memiliki

kemampuan motorik halus.

d. Bagi masyarakat umum

Penelitian diharapkan dapat memberi suatu kontribusi terhadap masyarakat

bahwasanya dalam membangun bangsa ini diperlukannya suatu pendidikan yang

menekankan akan kecerdasan sehingga penerus bangsa selanjutnya dapat meneruskan

pembangunan bangsa ini secara baik dan benar.

E. Alasan Memilih Judul

1. Alasan Objektif

a. Judul skripsi yang peneliti tulis belum ada yang meneliti sebelumnya.

b. Peran penting menganyam mempunyai manfaat yang banyak bagi

perkembangan motorik halus anak usia dini.

2. Alasan Subjektif

a. Peneliti dirasa penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang peran pentingnya

Menganyam di kelompok B TK Muslimat Al-Anshori.

b. Peneliti ingin mengetahui peran penting dari menganyam terhadap

perkembangan anak usia dini.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penulisan penelitian yang berjudul upaya peningkatan kemampuan motorik halus

Anak Dengan Kegiatan Menganyam anak usia dini senantiasa agar tidak terjadi kesalah

pahaman serta lebih terarah dan objektif, peneliti berusaha untuk memperjelas ruang lingkup

penelitian dengan batasan-batasan sebagai berikut:

7
1. Perkembangan gerak motorik halus adalah meingkatkan pengkoordinasian gerak

tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih detail.

2. Metode menganyam adalah melatih anak agar dapat menfungsikan otot-otot melalui

pergelangan tangan dengan menganyam kertas warna.

G. Batasan Istilah Dalam Judul

1. Fisik motorik halus anak adalah kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerak

tubuh yang berfungsi untuk kemampuan motorik anak.

2. Menganyam sebagai komposisi dari bahan dan benda yang sudah digunting sebagai

media menganyam.

H. Kajian Pustaka

Sepengetahuan Penulis Sudah ada beberapa penelitian tentang peran penting

parenting Orang Tua Terhadap anak Usia dini diantaranya adalah skripsi mahasiswa Fakultas

Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Unisversitas

Negeri Yogyakarta oleh Atik Mulyani, 2014, Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak

Melalui Origami Pada Anak Kelompok A TK Kusuma Baciro Gondokusuman Yogyakarta.

Hasil penelitian: menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak meningkat setelah

adanya tindakan melalui origami.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peningkatan

keterampilan motorik halus anak dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, dokumentasi dan wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah Atik Mulyani

membahas tentang peningkatan keterampilan motorik halus anak melalui origami,penelitian

ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) secara kolaboratif, model penelitian yang

digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dan teknis analisis datanya menggunakan

deskriptif kuantitatif.

8
I. Metode Penelitian

A. Pendekatan, Bentuk dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian kualitatif lebih

menekankan pada pengumpulan data yang tidak berbentuk angka dan menggunakan analisis

tindakan kelas dalm pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan. Penelitian

dweskriptif tindakan kelas ini digunakan karena ada yang dibutuhkan penulis dalam

menyusun skripsi ini hanya berupa keterangan, penjelasan dan informasi lisan.

Alasan penulisan menggunakan metode ini penelitian tindakan kelas dikarenakan

metode ini sangat tepat untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan peran

keluarga dalam membentuk karakter anak. Karena metode kualitatif digunakan untuk

mengkaji manusia dalam kasus-kasus tertentu. Dilakukan melalui mendengar pandangan

partisipasi terkait dengan persepsi terhadap fenomena yang akan diteliti secara holistik yaitu

cara mendeskripsikan dalam bentuk kata untuk menggali data dan informasi yang diperlukan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai tanggal 01 agustus s/d 30 Agustus 2023, dimana pada

tanggal 08 s/d 14 agustus 2023 peneliti melaksanakan penelitian pada siklus I. Sementara pada

15 s/d 30 Agustus 2023 peneliti melakukan penelitian pada siklus II.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelompok B tik muslimat al-anshori

desa juluk kecamatan saronggi tahun pajaran 2023/2024, yang berjumlah 24 anak.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil tema “peningkatan motorik halus

anak melalui kegaiatan menganyam” , Dimana hal ini akan dilakukan oleh di kelompok B TK

Muslimat al-Anshori desa juluk kecamatan saronggi tahun pelajaran 2023/2024

9
4. Data dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai

data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri

oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan

cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,

artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang

dilakukan.12

Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data

sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta

situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

5. Alur Kerja PTK

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 137.

10
tindakan, pengamatan, dan refleksi.13 Siklus dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas

dapat dilihat pada gambar berikut:

Siklus 1

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Siklus 2

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamantan

4. Hasil

Penelitian ini direncanakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklusII.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi. Siklus I pada penelitian ini melalui kegiatan Menganyam. Berdasarkan

tindakan pada siklus I dilakukan perbaikan pada tindakan tersebut. Perbaikannya guru

juga mengintruksikan anak untuk memperhatikan kegiatan menganyam yang sudah

diberikan oleh anak pada siklus I yang sekaligus akan digunakan pada siklus II.

13
Salimdkk,Penelitian Tindakan Kelas (Teori Dan Aplikasi Bagi Mahasiswa, GuruMata Pelajaran Umum Dan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah) (Medan: Perdana Publishing, 2017), 23.

11
6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah beberapa teknik atau cara, alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data penulis. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti

menggunakan beberapa teknik berikut:

a. Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas

guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi

untuk mencagah terjadinya bias pengamatan terhadap objek yang diteliti, maka

seorang penulis harus didampingi alat bantu observasi.

b. Dokumentasi

Merupakan catatan, gambar, atau karya monumental dari sebuah peristiwa

yang sudah berlalu. Hasil penulisan dari observasi, akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau di dukung oleh foto-foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan salah satu pelengkap dari penggunaan metode observasi dalam

penelitian ini.

7. Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap

pelaksaan, dan (3) tahap penyelesaian.

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap permulaan dalam mengadakan penelitian.

Untuk tahap persiapan yang merupakan awal kegiatan penelitian, kegiatan yang

12
dilakukan meliputi : (1) Studi pustaka, (2) Observasi lapangan, (3) Penyusunan

rancangan penelitian, (4) Penyusunan instrumen.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Tahap pengumpulan data, hal ini dilakukan kepada siswa pada kegiatan

Menganyam.

2) Tahap pengolahan data, setelah mengumpulkan data baik dari observasi maupun

tes, kemudian data tersebut diolah untuk mengetahui dalam upaya meningkatkan

kreativitas Anak kelompok B Tk muslmat al-Anshori.

c. Tahap Penyelesaian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan laporan penelitian tentang

”Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada Kelompok

Btk Muslimat Al-Anshori”.

J. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran terpadu maka penulis menyusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I :Merupakan Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan dan keguanaan Penelitian, alasan Memilih Judul, Kajian

Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II : Kerangka Teoritik yang terdiri dari pengertian fisik motorik halus, fungsi dan

tujuan Fisik Motorik Halus.

Bab III : Paparan data tentang diskripsi data yang meliputi pelaksanaan menganyam

dikelompok B TK Muslimat Al-Anshori.

13
Bab IV : Analisis Data dan pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari hasil

wawancara dan Observasi Penelitian.

Bab V : Penutup Yang Terdiri Dari Kesimpulan Dan Saran.

14
BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. KERANGKA TEORITIK

1. Konsep Motorik Halus

a. Pengertian Motorik Halus Anak

Perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan yang berhubungan

dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional.

Proses motorik adalah gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan

proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota

tubuhnya (tangan, kaki, dan anggota tubuhnya).14

Motorik halus adalah aktivitas yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau

halaus. Gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak

yang baik yang memungkinkan melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak. 15

Motorik halus adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu yang

tidak membutuhkan tenaga besar yang melibatkan otot besar tetapi hanya melibatkan

sebagian anggota tubuh yang dikoordinasikan (kerjasama yang seimbang) antara mata

dengan tangan atau kaki.Tujuan dari melatih motorik halus adalah agar anak terampil

dan cermat menggunakan jari-jemari dalam kehidupan sehari-hari khususnya

pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan.

Contoh dari motorik halus yaitu menggenggam, memasukkan benda ke dalam lubang,

membalik halaman atau lembaran buku, meniru membuat garis, menggambar,

melipat, menggunting, menempel, merangkai dan menyusun permainan yang bersifat

membangun.16

14
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga,1998), hal. 93.
15
Daeng Sari, Dini P, Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak, (Depdikbud, 1996), hal. 72
16
Andang Ismail, Education, hal. 84.

15
Motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus pada kaki dan

tangan titik gerakan ini memerlukan kecepatan ketepatan dan keterampilan

menggerakkan.Keterampilan motorik halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan

belajar di dalam ruangan. Motorik halus keterampilan ini mencakup keluwesan

jemari.Ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk menyentuh, menjumput,

mencoret, melipat, atau memasukkan sendok ke mulut. Keterampilan motorik halus

sangat diperlukan sebagai dasar kemampuan menulis dan aktivitas bantu diri seperti

makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaos kaki, dan sebagainya. Dalam hal

ini, kemandirian menjadi sumber kepuasan anak.17

Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga

titik gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contoh gerakan halus

misalnya:

1) Gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari atau

menggunakan jari telunjuk.

2) Gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang.

3) Membuat prakarya (menempel, menggunting, meremas, meronce).

4) Menggerakkan lengan, engkel, siku, sampai bahu, dan lain- lain.18

b. Tujuan Perkembangan Motorik Halus Anak

Pada saat berkembangnya keterampilan motorik, meningkat pula tingkat

kecerdasan, akurasi, kekuatan dan efisiensi gerakan.Peningkatan kecepatan yang

paling besar terjadi pada masa kanak-kanak, dan kemudian menurun pada

saatanak menjelang usia puber titik keterampilan motorik yang cenderung

17
Fitri Ariyanti,dkk, Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun (Bandung:Read! Publishing House, 2006),
hal. 20
18
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak (Jakarta:Prenadamedia Group, 2015),
hal. 56

16
memperlihatkan perbaikan yang terbesar adalah keterampilan yang dipelajari di

sekolah, kelompok bermain yang dibimbing maupun dalam kegiatan perkemahan

saat libur. Keterampilan ini misalnya menulis, menggambar melukis, menari, dan

kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan olahraga dengan demikian anak

memperoleh keterampilan dan kecakapan lebih besar dan lebih baik melalui

bimbingan di sekolah daripada yang dipelajarinya melalui teman sebaya atau

keterampilan yang dipelajarinya di rumah sedangkan orang tua kurang memiliki

waktu untuk membimbingnya.19

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan

motorik halus ini diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat

mengembangkan kemampuan motorik halus khususnya jari tangan dan

optimalisasi ke arah yang lebih baik, dengan cara anak mampu mengembangkan

kemampuan motorik halus jari tangannya kearah yang lebih baik.

c. Fungsi Perkembangan Motorik Halus Anak

Fungsi keterampilan motorik halus, diantaranya :

1) Dengan keterampilan ini anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan

memainkan alat-alat permainannya.

2) Dengan keterampilan ini anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak

berbahaya), pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang indepence

(bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang

lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.20

d. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak

19
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini (Lampung:Darussalam
Press, 2016), hal. 34.
20
Achmad Afandi, Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik (Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), hal. 61.

17
Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya memperhatikan

beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Berorientasi pada kebutuhan anak.

2) Belajar sambil bermain.

3) Kreatif dan inovatif.

4) Lingkungan kondusif.

5) Tema.

6) Mengembangkan keterampilan hidup.

7) Menggunakan kegiatan terpadu.

8) Kegiatan berorientasi pada pada prinsip-prinsip perkembangan anak.21

e. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus antara lain:

1) Faktor genetik

2) Faktor kesehatan pada periode prenatal

3) Faktor kesulitan dalam melahirkan

4) Kesehatan dan gizi

5) Rangsangan

6) Perlindungan

7) Prematur

8) Kelainan fisik atau psikis

9) Kebudayaan.22

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor

yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik serta

keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang diberikan kepada

21
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan, hal. 41.
22
Achmad Afandi, Buku Ajar, hal. 62

18
anak serta faktor internal dan eksternal yang ada di sekeliling anak dan pemberian

gizi yang cukup.

f. Aktivitas atau Kegiatan Motorik Halus Anak

Keterampilan motorik halus berhubungan dengan penggunaan tangan,

khususnya jari secara efektif, dan koordinasi dengan mata titik penguasaan

keterampilan motorik halus akan bermanfaat tidak hanya secara akademis namun

juga untuk mengembangkan keterampilan bantu diri dan kemandirian anak titik

berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan:

Tujuan akademik :

1) Menggambar bebas.

2) Menggambar dengan contoh.

3) Menganyam gambar dengan krayon atau pensil berwarna.

4) Menganyam gambar dengan menempelkan potongan kertas kecil.

5) Menggunting dan menempel (mulai dari bentuk 1 dimensi hingga 2 dimensi).

6) Membuat anyaman kertas.

7) Melipat kertas berwarna dengan bentuk tertentu.

8) Membuat kolase.

9) Menjahit di papan.

10) Mencetak bentuk, baik dengan lilin, maupun dengan pensil di kertas.

11) Bermain puzzle, lego, dan congkak.

Tujuan untuk bantu diri atau mengembangkan kemandirian:

1) Memakai baju (kaos) dan celana sendiri.

2) Mengancingkan baju, membuka dan menutup resleting.

3) Memakai kaos kaki dan sepatu sendiri.

4) Makan sendiri.

19
5) Menuangkan air sendiri.

6) Menggosok gigi.

7) Melipat baju.23

2. Kegiatan Menganyam

a. Pengertian Menganyam

Berkreasi seni rupa bagi anak TK selain kegiatan menggambar, melukis,

mencetak, mozaik, montase, kolase, melipat, menggunting, juga diberikan

pengenalan keterampilan menganyam.Kegiatan menganyam dilakukan dengan

caramenyusun bagian-bagian bahan (pita/kertas/daun/spons) anyaman membentuk

suatu motif anyaman atau membentuk model anyaman. Melalui keterampilan

menganyam diharapkan dapat mengembangkan kompetensi rasa seni, ketekunan,

kesabaran, dan kecekatan anak TK sejalan dengan perkembangan rasa seninya.24

Menganyam diartikan juga suatu teknik menjalinkan lungsi dengan pakan.

Lungsi adalah pita atau iratan anyaman yang letaknya tegak lurus terhadap

sipenganyam.Pakan adalah pita atau iratan yang disusupkan pada lungsi dan

arahnya berlawanan atau melintang terhadap lungsi. Berdasarkan pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa menganyam dalam penelitian ini adalah kegiatan yang

dilakukan dengan cara saling menyusupkan atau menumpang tindihkan bagian-

bagian pita anyaman secara bergantian.

b. Teknik Menganyam

Ditinjau dari materi atau bahan dan media bahannya dalam kerajinan menganyam

dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :

1) Teknik Tradisional

23
Rini Hildayani, dkk, Psikologi, hal. 37.
24
Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Taman Kanak-Kanakb (Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional, 2005), hal. 119

20
Teknik ini biasanya sebagai pekerjaan home industri, yaitu dikerjakam oleh

perorangan atau industri rumah tangga.Kerajinan menganyam ini banyak

terdapat di desa-desa.

2) Teknik Semi Modern

Teknik semi modern ini banyak juga yang masih dikerjakan perseorangan

tetapi sudah menggunakan alat untuk menganyam secara masal.

3) Anyaman Teknologi Modern

Teknik ini sudah menggunakan mesin atau alat modern dan dapat

menghasilkan sejumlah karya yang cukup banyak.25

c. Bahan dan Peralatan Menganyam

1) Bahan

Mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan suatu karya.

Bahan yang digunakan akan sangat menentukan untuk kerajinan anyaman,

yang terdiri dari dua macam :

a) Bahan pokok :

Bahan pokok adalah bahan yang akan mendominasi terwujudnya karya.Bahan

pokok kerajinan anyam adalah sebagai berikut:

25
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan Seni Anak (Banten:Universitas Terbuka,2012), hal. 63.

21
1. Bambu tali

Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling

baik dibanding dengan bambu jenis yang lain, sebagai bahan anyaman.

Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.

2. Rotan hinis

Rotan hinis ini banyak dijual di toko material bangunan.Rotan ini

merupakan iratan rotan bagian luarnya. Jenis rotan ini selain dipakai

sebagai bahan anyaman sering juga dipakai sebagai bahan pengikap

dan pelengkap seni kerajinan yang lain.

3. Rotan pirit

Rotan pirit ini sama dengan rotan hinis, tetapi pirit ini adalah rotan

yang ada pada bagian dalamnya, bentuknya gilig. Rotan ini digunakan

untuk jenis anyaman silindris.

4. Pandan

Pandan adalah jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir sungai

bahkan termasuk tumbuhan liar.Daunnya berduri di sisi kanan dan

kirinya.Agar dapat digunakan sebagai bahan anyaman daun pandan

harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan

terlebih dahulu.Bahkan ada pula pengrajin yang sengaja merebusnya

terlebih dahulu.

5. Mendong

Mendong adalah jenis rerumputan yang sengaja ditanam oleh para

petani dan sengaja untuk dipersiapkan sebagai bahan kerajinan

anyaman. Bentuknya berupa rumput panjang sampai kira-kira 1-1,5 m.

22
untuk dapat digunakan sebagai bahan anyaman mendong ini harus

dikeringkan terlebih dahulu.

6. Daun kelapa (janur)

Janur yang dapat digunakan sebagai bahan anyaman harus

dipisahkan dari lidinya dahulu.

7. Kertas

Kertas yang digunakan untuk praktek menganyam di TK adalah

jenis kertas yang cukup tebal sehingga akan lebih mudah dalam

penggunaannya dan bisa menghasilkan bentuk anyaman yang baik.

Untuk dapat digunakan sebagai bahan anyaman kertas harus dipotong

berbentuk panjang-panjang dan lebarnya sesuai dengan yang

diinginkan. Jenis kertas tersebut yaitu kertas gambar, kertas manila,

kertas buffalo, kertas asturo, kertas berwarn atau hias, kertas kalender,

dan lainnya.26

8. Plastik

Plastik sebagai bahan anyaman telah dirancang sengaja untuk

bahan anyaman. Adapun besar kecilnya telah dirancang sesuai dengan

tujuannya. Plastik sebagai bahan kerajinan anyaman banyak dijumpai

atau dijual di toko-toko alat tulis, bentuknya seperti sedotan minuman

dengan pewarnaan langsung sehingga tidak perlu menganyam lagi.

9. Karet

Demikian juga dengan karet sebagai bahan anyaman telah

dirancang sengaja sebagai bahan kerajinan anyaman. Bahan ini dapat

dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga

26
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 13.

23
apabila akan dipakai harus dipotong-potong terlebih dahulu

menggunakan gunting atau cutter

10. Kain

Selain menggunakan kertas, plastik, karet untuk kegiatan

menganyam juga dapat digunakan bahan dari kain, karena kain

dianggap lebih aman dan praktis. Adapaun cara penggunaan dan

memotongnya sama dengan kertas dan karet.

11. Daun pisang

Penggunaan daun pisang pada kegiatan praktik menganyam

digunakanuntuk mencoba membuat motif atau bentuk anyaman yang

bersifat sementara. Gunakan daun pisang yang sudah cukup tua dan

lembarannya cukup lebar. Dalam penggunaannya daun pisang dirobek

mengikuti serat daun dengan ukuran antara 1-2 cm, kemudian dibentuk

anyaman sesuai motif yang diinginkan. Selain anak terampil

menganyam kegiatan ini dapat mempraktekkan karakter daun pada

anak.27

Berdasarkan pendapat tentang berbagai macam bahan

menganyam yang dapat digunakan untuk anak di atas maka dalam

penelitian ini bahan menganyam yang digunakan pada anak Kelompok

B TK Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep adalah kertas.

b) Bahan pembantu

Bahan pembantu merupakan pelengkap dari proses anyaman.

Bahan ini tidak selalu dibutuhkan.

27
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 15

24
1. Lem

Untuk menguatkan dan menyambung anyaman.

2. Paku

Untuk kerajinan anyaman terapan sering menggunakan paku, rotan

sebagai pengikat agar tidak mudah lepas.

3. Pelitur/vernis

Disamping untuk mengkilapkan hasil karya anyaman vernis ini juga

dapat dipakai untuk pengikat/perekat susunan anyaman sehingga

bertambah kuat dan tidak mudah lepas.

4. Pewarna

Ada beberapa bahan pewarna diantaranya: naptol, sepuhan, cat air.28

d. Alat Menganyam

Peralatan yang digunakan untuk menganyam menurut antara lain:

1. Gunting

Untuk memotong iratan bambu, kertas, plastik, kain, karet, dan lain-lain.

Sehingga lembaran-lembaran panjang.

2. Pisau atau cutter

Untuk memotong iratan bambu, kertas, plastik, kain, karet, dan lain-lain.

3. Kuas

Digunakan untuk mengoleskan lem dan cat sebagai bahan pelengkap

kerajinan anyam.

4. Penggaris

Dalam kegiatan kerajinan menganyam penggaris ini di samping sebagai

alat pengukur juga sebagai alat bantu memotong kertas dengan cutter atau

28
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 11.

25
pisau agar lurus dan mudah memotongnya. Tetapi sebaiknya menggunkan

penggaris dari bahan logam.

5. Gergaji potong

6. Penyuak

7. Uncek

Uncek bentuknya menyerupai jarum besar.Uncek ini digunakan untuk

membuat lobang-lobang tali agar bahan tali dapat mudah dimasukkan untuk

menguatkan ikatan.29

Berdasarkan beberapa peralatan diatas, peralatan yang digunakan

untuk menganyam anak antara lain gunting, penggaris, dan cutter.

e. Media Menganyam

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi.Artinya, dengan menggunakan media, diharapkan informasi

dapat tersampaikan dengan baik, cepat, dan tepat.Ada banyak pendapat mengenai

pengertian media pembelajaran titik namun secara umum masing- masing pengertian

tersebut mempunyai kesamaan utama yaitu sebagai alat penyampai pesan atau

informasi.30

Media mempunyai banyak manfaat dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran

selain sebagai perantara penyampai pesan media pembelajaran mempunyai banyak

manfaat diantaranya:

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

29
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan hal. 17
30
Fadillah, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (Jakarta : Kencana, 2017), hal. 196.

26
5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat terjadi di mana dan kapan saja.

7) Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.31

Media yang digunakan dalam kegiatan menganyam menggunakan berbagai

media yang diharapkan dapat menarik minat anak untuk melakukan kegiatan. Adapun

media yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lungsi yang digunakan dengan media kertas.

2. Pakan yang digunakan dengan media kertas.

3. Peneliti memilih media media tersebut karena mudah didapatkan dan aman

bagi anak.

f. Model-Model Menganyam

Model menganyam ada beberapa macam, yaitu:

1) Motif lurus

a) Anyaman sasak adalah teknik susup menyusup antara pakan dengan lungsi

dengan langkah satu-satu atau diangkat satu ditinggal satu.

b) Anyaman kepar adalah susup menyusup antara lungsi dan pakan dengan

dua-dua atau lebih.

2) Motif biku atau serong

Anyaman biku atau serong adalah anyaman yang lungsi pakannya dibuat

serong (miring) kearah kiri dan kanan dengan posisi 45˚ dari letak

penganyamannya.

31
Fadillah, Bermain, hal. 197.

27
3) Motif truntum

Anyaman motif truntum adalah perpaduan antara anyaman tegak dengan

anyaman serong sehingga membentuk segi enam, kemudian disusupi iratan yang

lebih kecil. Dalam penelitian ini model yang akan digunakan adalah model

anyaman sasak yang teknik penganyamannya dengan cara menyusupkan dan

menumpangkan satu diatas yang lainnya dan berbeda arah secara bergantian.32

Dalam penelitian ini model yang akan digunakan adalah model anyaman sasak

yang teknik penganyamannya dengan cara menyusupkan dan menumpang satu

diatas yang lainnya dan berbeda arah secara bergantian.

g. Langkah-Langkah Menganyam pada Anak Usia Dini

Dalam penelitian ini langkah-langkah menganyam yang akan dilakukan adalah:

1) Guru menyiapkan lungsi dan pakan dengan bahan kertas origami yang

sudah dipotong-potong

2) Guru membagi anak ke dalam tiga kelompok.

3) Guru membagikan lungsi dan pakan kepada anak, masing- masing anak

mendapatkan satu lungsi dan beberapa pakan.

4) Guru menjelaskan cara menganyam.

5) Anak mulai mengerjakan dan guru membimbing anak yang merasa

kesulitan.

32
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, Keterampilan, hal. 28.

28
BAB III

PAPARAN DATA

A. Paparan Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian tindakan kelas penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

yang di awali dengan melaksakan observasi dan refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas

dengan, Yaitu salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan

pengumpulan data dengan observasi Partisipan.33

Hari Selasa Tanggal 1 Agustus 2023 setelah memperoleh surat izin penelitian.

Peneliti yang sekaligus sebagai guru kelas mengadakan pertemuan dengan kepala

sekolah dikelompok B TK Muslimat Al-Anshori Saronggi Sumenep. Dari

pertemuan tersebut peneliti meminta izin untuk melaksanakan penelitian tindakan

kelas, yang memang peneliti menjadi guru kelas dikelompok tersebut dan sekaligus

menyerahkan proposal penelitian. Kepala Sekolah memberikan izin dan menyatakan

tidak keberatan serta Menyambut baik niat peneliti untuk melaksanakan penelitian.

Kepala sekolah berharap agar penelitian yang dilaksanakan meberikan sumbangan

besar bagi praktik pembelajaran di sekolah tersebut. Untuk langkah selanjutnya,

kepala sekolah menyarankan untuk berembuk dengan guru pendamping untuk

membicarakan langkah-langkah selanjutnya.

Sesuai dengan saran kepala sekolah, pada hari tersebut peneliti langsung

merembuk dengan pendamping.

33
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Alfabeta, 2017), hal. 5

29
Dari pertemuan itu lalu diskusi peneliti dan guru pendamping mendapat

informasi bahwa jumlah siswa dikelompok B adalah 24 anak didik, terdiri dari 14

laki-laki dan 10 perempuan. Pada hari yang sama peneliti mengumpulkan data-data

yang dibutuhkan oleh peneliti seperti kegiatan harian dan mingguan, rencana

kegiatan mingguan (RPPM), rencana kegiatan harian (RPPH) serta rencana

penilaian.

Selain itu peneliti juga menyampaikan bahwa yang bertindak sebagai

pelaksana tindakan adalah peneliti itu sendiri sekaligus sebagai guru kelas. Karena

pengaamat dalam penelitian ini ada dua orang, maka peneliti meminta ibu Rukmina,

S.Pd (kepala sekolah) untuk berpartisipasi sebagai pengamat. Peneliti juga

menjelaskan bahwa pengamat bertugas sebagai mengamati semua aktivitas peneliti,

dan siswa apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan

menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah disiapkan oleh panitia.

Table I Indikator Keterampilan Menganyam

No Kreteria Deskripsi

1 Berkembang sangat baik Kemampuan anak Bisa menggerakan jari

jemarinya secara cepat, tepat, dan lentuk

dalam kegiatan menganyam.

2 Berkembang sesuai Anak mampu menganyam dengan jari

harapan jemarinya secara berurutan

3 Mulai berkembang Anak mulai mau menganyam sendiri

tampa dibantu

4 Belum berkembang Anak tidak mau menganyam walaupun

mau di bimbing

30
Rekapitulasi keberhasilan indicator menganyam tersebut adalah berdasarkan

dibawah ini:

Table II rangkuman hasil observasi kegiatan menganyam

No Skor rata-rata Jumlah Persentase nilai Keterangan

anak anak (%)

1 76-100% 0 0% Berkembang sangat baik

(BSB)

2 51-75% 5 10% Berkembang sesua

harapan (BSH)

3 26-50% 5 20% Mulai berkembang (MB)

4 0-25% 14 70% Belum berkembang (BB)

Jumlah 24 100%

Persentase=Total Skor 100%


skor maksimum

Berdasarkan table di atas di ambil sewaktu kegiatan menganyam dapat di


jelaskan bahwa ada 70%yang mendapat niali BB dan 20% mendapat nilai MB serta
10% mendapat nilai BSH.
Pelaksanaa tindakan dapat di bagi empat tahap yaitu tiap
perencanaan ,pelaksanaan , observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus
secara lebih jelas masing –masing tindakan dapat di uraikan sebagai berikut
Siklus 1
Perencanaan tindakan pada siklus 1 ini di mulai dengan peneliti menentukan
waktu pelaksanaan yang di jabarkan sebagi berikut :

1. Tahap Perencanaan

a. Mengadakan diskusi dengan guru pendamping (teman sejawat) menegnai kegiatan

menganyam yang akan diterapkan di siklus I dengan membuat rencana pelaksanaan

31
pembeljaran mingguan(RPPM) kemudian tertuang dalam rencana pelaksanaan

pembeljaran Harian (RPPH).

b. Menyiapkan alat permainan yang akan digunakan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Penyambutan

Guru menyambut kedatangan siswa didepan kelas dengan penyambutan yang ramah

dengan senyum lebar dan mempersilahkan kepada siswa yang datang bersalaman

kepada guru dan dilanjutkan dengan mengambil kartu namanya untuk diletakkan

dipapan absen kemudian langsung meletakkan sepatu ke rak sepatu dan tas pada

tempatnya. Sambil lalu menunggu teman yang lain, guru memimpin pembacaan surat-

surat pendek didalam kelas.

b. Kegiatan Pembukaan

Kegiatan pembukaan meliputi: Berdoa, bernyanyi tentang diri sendiri, bercerita

membangun pengetahuan nelalui materi yang dikembangkan sesuai dengan tema dan

kompetensi dasar yang akan dicapai, menejelaskan cara bermain dan menyepakati

aturan main seperti tatacara berikut:

1) Guru menjelaskan cara bermain dan menyepakati aturan main

2) Sebelum kegiatan dimulai guru memberi kesempatan untuk menyanyi di depan kelas

3) Guru mempersilahkan kepada murid untuk memilih berbagai kegiatan yang sudah

disediakan oleh guru

c. Kegiatan inti

1) Anak menggunting kertas dengan ukuran memanjang sesuai contoh yang sudah di

buat guru .

2) Anak memasukkan kertas ke dalam lubang gambar yang sudah di sediakan guru

3) Anak menganyam dengan rapi tanpa meminta bantuan ibunya

32
d. Istirahat

Pada kegiatan ini anak antri cuci tangan dan mengelap tangan .

e. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru mengajak anak didik duduk yang rapi ditempatnya masing-

masing, lalu guru menanyakan perasaan anak saat bermain, pesan dan kesan hari ini,

salam penutup.

3. Tahap Obsevasi

Kegiatan ini dilaksanakan pada tatap muka pertama pada tanggal 8 agustus 2023. Dengan

menggunakan observasi/indicator penilaian, guru pendamping(teman sejawat) dan

peneliti memantau jalannya kegiatan ini serta hasil yang didapat oleh anak didik. Dengan

dibantu oleh guru pendamping dan anak didik didokumentasikan dalam bentuk foto.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti peneliti melakukan observasi dengan mengacu

format indikator penilaian yang telah ada.

Tabel 3 Hasil observasi kegiatan menganyam pada kelompok B di tk muslimat al-anshori

pada Siklus I Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Berkembang sangat Baik (BSB) 7 30 %

2 Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 7 30 %

3 Mulai Berkembang (MB) 5 20%

4 Belum Berkembang (BB) 5 20%

Jumlah 24 100%

Siklus 1 Tatap Muka ke- dapat dilihat pada table dibawah ini:

Berdasarkan perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa perkembangan anak

di TK muslimat al-anshori pada akhir tatap muka ke -1 ada 7 orang anak yang mencapai

33
nilai BSB siklus 1 tatap muka 1 dan pada nilai BB yang ada pada 7 orang anak dan 5

anak mencapai MB sedangkan 5 anak lg mencapai BB. Oleh sebab itu kurang efektif

sehingga perlu mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan menganyam ini sehingga

perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, berdasarkan hasil observasi diatas , dapat dideskripsikan pokok

permasalahan yang mendasari kurang efektifan yaitu anak belum mampu menggunting

sendiri dan memasukkan pada lubang kertas yang kurang lebar . sehingga mengakibatkan

kurang nya peningkatan kegiatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam ini .

sehingga kurang mencapai indicator penilaian yang ditetapkan oleh peneliti.

Siklus II

Kegiatan ini dilaksanakan pada tatap muka ke -2 pada tanggal 15 agustus 2023. Dengan

menggunakan observasi/indicator penilaian, guru pendamping(teman sejawat) dan

peneliti memantau jalannya kegiatan ini serta hasil yang didapat oleh anak didik. Dengan

dibantu oleh guru pendamping dan anak didik didokumentasikan dalam bentuk foto.

1. Perencanaan

Pada Siklus II ini dimulai dengan peneliti menentukan rencana kegiatan yang dijabarkan

sebagai berikut:

1) Menyiapkan berbagai media dan alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan

penelitian,

2) Menyiapkan kertas yang sudah di potong dan anak tdak perlu memotong kertas lagi

sehingga anak dapat cepat menganyam dengan baik

34
2. Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan Penyambutan

Guru menyambut kedatangan siswa didepan kelas dengan penyambutan yang ramah

dengan senyum lebar dan mempersilahkan kepada siswa yang dating bersalaman

kepada guru dan dilanjutkan dengan mengambil kartu namanya untuk diletakkan

dipapan absen kemudian langsung meletakkan sepatu ke rak sepatu dan tas pada

tempatnya. Sambil lalu menunggu teman yang lain, guru memimpin pembacaan surat-

surat pendek didalam kelas.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dalam kelas dan disesuaikan dengan kesepakatan

1) Anak memasukkan kertas ke dalam lubang gambar yang sudah di sediakan guru.

2) Anak dapat menganyam dengan baik dan rapi tanpa meminta bantuan ibu dan

gurunya

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru mengajak anak didik duduk yang rapi ditempatnya masing-

masing, lalu guru menanyakan perasaan anak saat menganyam ,menyanyi sebelum

pulang dan berdoa , pesan dan kesan hari ini, salam penutup.

3. Tahap Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan ketika kegiatan inti sedang berlangsung. Dengan menggunakan

lembar observasi, peneliti memantau jalannya kegiatan serta hasil yang didapat oleh anak

didik. Dengan dibantu oleh guru pendamping seluruh kegiatan inti anak didokumentasikan

dalam bentuk foto. Dari data-data tersebut diketahui beberapa indicator dan hasil

perubahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Pada Siklus II ini, kegiatan menganyam ini di lakukan oleh semua anak yang

berjumlah 24, dengan dibagi menjadi 3 kelompok perkelompok terdiri dari 7-8 anak.

35
Adapun kegiatan dilaksanakan untuk mengamati kegiatan selama proses kegiatan inti

berlangsung. Peneliti melakukan observasi dengan mengacu pada format yang telah ada.

Tabel 5 Hasil observasi pada Siklus II tatap muka ke-2 dapat dilihat pada table dibawah ini..

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Berkembang sangat Baik (BSB) 10 40%

2 Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 14 60%

3 Mulai Berkembang (MB) 0 0%

4 Belum Berkembang (BB) 0 0%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat dilihat peningakatan terhadap

perkembangan kegiatan menganyam anak yaitu dengan 40% anak sudah mencapai nilai

BSB serta 60% mencapai BSH.

1. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan serta hasil evaluasi proses kegiatan yang dilakukan

anak kelompok B pada siklus II didapatkan hasil refleksi sebagai berikut:

1) Anak sudah dapat melakukan kegiatan menganyam sampai selesai

2) Anak tidak lagi mengalami kebingungan kegiatan menganyam

3) Dari hasil pengamatan dapat diperoleh peningkatan terhadap kegiatan menganyam .

Berdasarkan pada pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada siklus II telah menunjukkan

adanya peningkatan perkembangan kegiatan menganyam di kelompok B tk muslimat

al-anshori.

B. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siawa kelompok B TK muslimat al-anshori semester

1 tahun pelajaran 2022-2023. Kelas ini terdiri dari 24 siswa diantaranya 14 anak laki-

laki dan 10 siswa perempuan dengan rentang usia 5-6 tahun yang mempunyai latar

36
belakabg yang sama yaitu keragaman dalam mata pencaharian dalam bidang petani .

penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi

Kabupaten Sumenep semester 1 tahun pelajaran 2023-2024 .penelitian ini di lakukan

peneliti pada anak kelompok B karena kemampuan metorik halus anak dalam metode

menganyam pada anak relative rendah .

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang di lakukan peneliti mengambiol lokasi di TK muslimat al-

anshori juluk saronggi kabupaten sumenep. Penelitin ini dilaksanakan dilaksanakan

di lembaga tersebut karena relative sangat dekat dengan peneliti . adapun penelitian

ini di laksanakan 01 agustus sampai dengan 30 September 2023 pada semester 1

tahun pelajaran 2023-2024.

`Penelitian ini bertempat di TK Muslimat Al-Anshori Kecamatan Saronggi

Kabupaten Sumenep ,yang merupaa sebuah lembaga pendidikan taman kanak-

kanak (TK) yang tidak jauh dari tempat tinggal peneliti , selain itu peneliti juga

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas di lembaga tersebut karena

peneliti mengamati anak-anak kelompok B belum dapat mengembangkan motoric

halus melalui kegiatan menganyam semester 1 tahun pelajaran 2023-2024.

D. Objek Penelitian dan Desain Penelitian

Objek penelitian ini adalah anak yang melakukan tindakan untuk ningkatkan

kreativitasnya melalui teknik menganyam . Penelitian ini dilakukan dengan beberapa

siklus, yakni siklus I, siklus II bahkan sampai kepada siklus III apabila masih belum

mencapai indikator penilaian, siklus tersebut terdiri dari empat komponen yaitu: 1)

Perencanaan (Planning), 2) Tindakan (acting), Pengamatan (Observing) dan 4)

Refleksi (reflect).

37
SIKLUS I

Perencanaan (Planning)
1

Tindakan (acting)
2

Pengamatan (Observing)
3

Refleksi (reflect).
4

SIKLUS II

Perencanaan
5

6 Pengamatan

hasil

7 ....?

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk

menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan karena data yang

diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan

haruslah data yang benar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

sebagai berikut:

Kemampuan Memasukkan kertas ke media gambar yang sudah disediakan pada Siswa

Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep dalam Peningkatan Motorik

Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Tahun Ajaran 2023/2024. Tahap terakhir dari

38
kegiatan menganyam ini adalah memasukkan bahan anyam dari lubang satu ke lubang yang

lainnya sehingga membentuk suatu kerajinan anyaman.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai. 34 Dalam

teknik wawancara peneliti menggunakan wawancaratak terstruktur.Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam

tentang responden. Data-data yang diperoleh sebagai berikut:

Kemampuan Memasukkan Kertas ke media gambar yang sudah disediakan

pada Siswa Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep

dalam Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Tahun

Ajaran 2023/2024. Tahap terakhir dari kegiatan menganyam ini adalah

memasukkan bahan anyam dari lubang satu ke lubang yang lainnya sehingga

membentuk suatu kerajinan anyaman.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan,

menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan interprestasi yang berhubungan

dengan sangat dekat dengan konteks peristiwa tersebut.35 Adapun data yang diperoleh

sebagai berikut:

Kemampuan Memasukkan Kertas ke media gambar yang sudah disediakan

Pada Siswa Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi

Sumenepdalam Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

Tahun Ajaran 2023/2024. Meliputi dokumen atau foto-foto aktivitas dalam proses
34
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:Prenadamedia
Group, 2014), hal. 372
35
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2007), 142.

39
kegiatan memasukkan kertas ke lubang papan anyam dan dokumen atau foto-foto

relevan yang diperoleh dari beberapa sumber atau informan dimana sumber

tersebut telah diakui validasinya dalam memperkuat analisa fokus penelitian

tentang kemampuan memasukkan kertas ke lubang papan anyam.

F. Analisis Data

Analisa adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan Tindakan Kelas dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori. Menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalaman pola, memilih mana yang paling penting dan yang

akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan

orang lain.36

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data

model Milles, Huberman dan Johny Saldana. Mereka mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles,

Huberman dkk yaitu menganalisis data dengan tiga langkah: kondensasi data (data

condensation), menyajikan data (data display), dan menarik kesimpulan atau verifikasi

(conclusion drawing and verification). Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan

(selecting), pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan

(abstracting), dan transformasi data (transforming). Miles dan Huberman, “Data

condensation refers to the process of selecting data, focusing, simplifiying, abstracting,

and transforming the data that appear in written-up field notes or transcriptions”.37
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 244
37
Metthew B. Miles, etc, Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook (America:
Arizona State University, 2014), hal. 12.

40
Kondensasi data merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan,

meyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan

Tindakan Kelas maupun transkrip wawancara, dokumentasi, dan materi empiris lainnya,

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Kondensasi data (data condensation)

a. Seleksi Data (Data Selecting)

Menurut Miles dan Huberman peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan

dimensi-dimensi mana yang lebih penting, hubungan-hubungan mana yang mungkin

lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang dapat dikumpulkan dan

dianalisis. Informasi-informasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran di

kumpulkan pada tahap ini. Peneliti mengumpulkan seluruh informasi tentang

kemampuan menganyam, ke lubang media anyam untuk memperkuat penelitian.

b. Pengerucutan (Focusing)

Miles dan Huberman menyatakan bahwa memfokuskan data merupakan

bentuk praanalisis. Pada tahap ini, peneliti memfokuskan data yang berhubungan

dengan rumusan masalah penelitian.Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap

seleksi hanya membatasi data yang berdasarkan rumusan masalah.

c. Peringkasan (Abstrakting)

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataan yang perlu dijaga tetap berada di dalamnya.Pada tahap ini, data yang

telah terkumpul dievaluasi, khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan

kecukupan data.Jika data yang menunjukkan sudah dirasakan baik dan jumlah

data sudah cukup, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti.

41
d. Penyederhanaan dan Transformasi (Simpliying dan Transforming)

Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan ditransformasikan

dalam berbagai cara, melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkan data dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Untuk

menyederhanakan data, peneliti mengumpulkan data setiap proses.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari informasi

yang memungkinkan penyimpulan data aksi. Dalam proses ini peneliti akan terbantu

dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu termasuk untuk

menganalisis data lebih mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman.

3. Kesimpulan,penarikan/verivikasi(Conclusion,drawing/verification)

Langkah ketiga dari analisis data yaitu pembuatan kesimpulan dan verifikasi

data.Dari pemulaan pengumpulan data, seseorang menganalisis kualitatif mulai

mencari arti benda-benda, mencatat ketentuan penjelasan, konfigurasi-konfigurasi

yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.

Penelitian ini menyimpulkan data sesuai dengan rumusan masalah yang telah

dikemukan. Data-data yang sudah dideskripsikan disimpulkan secara umum.Setelah

disimpulkan, analisis data kembali pada tahap awal sampai semua data kompleks.38

38
Metthew B. Miles, etc, Qualitative, hal. 13

42
G. Keabsahan Data

Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik tringulasi. Tringulasi adalah

pengecekan data dengan cara pengecekan atau pemekrisaan ulang. Dalam istilah sehari-

hari, triangulasi ini samadengan cek dan ricek. Teknik triangulasi yang digunakan dalam

penelitian sebagai berikut :

1) Triangulasi sumber, merupakan triangulasi yang mengharuskan peneliti

mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.

2) Triangulasi metode, yaitu menggunakan lebih dari satu metode untuk

melakukan cek dan ricek. Jika pada awalnya peneliti menggunakan metode

wawancara selanjutnya melakukan pengamatan terhadap anak itu.39

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan

sampai pada penulisan laporan. Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan sebagi berikut:

1) Tahap Pra Penelitian Tindakan Kelas

Dalam tahap penelitian Tindakan Kelas, terdapat enam tahapan. Tahapan

tersebut juga dilalui oleh peneliti sendiri. Adapun tahapan penelitian tersebut

antara lain:

a. Menyusun rancangan penelitian

Pada tahap ini, peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu,

dimulai dari pengajuan dan penyusunan matrik penelitian yang selanjutnya

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing Nur Aina Arifah, S.Pd., M.Pd dan

39
Helaluddin Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik (Makassar:Sekolah
Tinggi Theologia Jaffary, 2019), hal. 22

43
dilanjutkan penyusunan proposal penelitian hingga sampai pada seminar

proposal penelitian.

b. Memilih Tindakan Kelas penelitian

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu

memilih Tindakan Kelas penelitian. Tindakan Kelaspenelitian yang dipilih

oleh peneliti adalah TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep.

c. Menilai Tindakan Kelas

Setelah surat perizinan telah disampaikan kepada pihak lembaga dengan

respon baik atau dengan kata-kata lain peneliti telah diberikan izin untuk

melakukan penelitian dilokasi tersebut, maka selanjutnya peneliti melakukan

penelitian Tindakan Kelas untuk lebih mengetahui latar belakang objek

penelitian, lingkungan penelitian dan lingkungan informan. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah peneliti dalam menggali data.

d. Memilih dan memanfaatkan informan

Pada tahap ini, peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan informan

yang dipilih, yaitu Rukmina, S.Pd, selaku Kepala sekolah TK Muslimat Al-Anshori Juluk

Saronggi Sumenep, Busani S. Pd, selaku wali kelas kelompok B TK Muslimat Al-

Anshori Juluk Saronggi Sumenep., Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK

Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep, dan Febby dan Alif Siswa Kelompok B

TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep dan dianggap mampu memberikan

informasi yang layak dan dibutuhkan dari penelitian yang dilakukan.

44
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Setelah semua selesai mulai dari rancangan penelitian hingga memilih

informan, maka peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian sebelum terjun

ke Tindakan Kelas yakni mulai dari alat tulis, buku catatan, alat perekam

suara, potret foto, dan lain sebagainya.

2) Tahapan Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pada tahap ini, peneliti mulai mengadakan kunjungan langsung ke

lokasi penelitian, namun di samping itu, peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3) Tahapan Analisis Data

Dalam tahap terakhir, peneliti mulai melakukan analisis data dari data

yang telah diperoleh diTindakan Kelas. Analisis data dapat dilakukan dengan

cara kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display)

menarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification)

45
BAB IV

ANALISIS DATA

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian Per siklus

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk

meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B tk

muslimat al-anshori berjumlah 24 anak yang terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan

selama 2 siklus menunjukkan adanya peningkatan serta keberhasilan.

Hasil Observasi kegiatan menganyam

pada Siklus I Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Berkembang sangat Baik (BSB) 7 30 %

2 Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 7 30 %

3 Mulai Berkembang (MB) 5 20%

4 Belum Berkembang (BB) 5 20%

Jumlah 24 100%

Siklus 1 Tatap Muka ke-1 dapat dilihat pada table dibawah ini:

Berdasarkan perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa perkembangan anak

di TK muslimat al-anshori pada akhir tatap muka ke -1 7 orang anak yang mencapai

nilai BSB siklus 1 tatap muka 1 dan pada nilai BB yang ada pada 7 orang anak dan 5

anak mencapai MB sedangkan 5 anak lg mencapai BB. Oleh sebab itu kurang efektif

sehingga perlu mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan menganyam ini sehingga

perlu dilakukan tindakan permainan pada siklus II.

Siklus 2 Tatap Muka 2

46
Pada Siklus II ini, kegiatan menganyam ini di lakukan oleh semua anak yang berjumlah

24, dengan dibagi menjadi 3 kelompok perkelompok terdiri dari 7-8 anak. Adapun

kegiatan dilaksanakan untuk mengamati kegiatan selama proses kegiatan inti berlangsung.

Peneliti melakukan observasi dengan mengacu pada format yang telah ada.

Tabel 5 Hasil observasi pada Siklus II tatap muka ke-2 dapat dilihat pada table dibawah ini..

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Berkembang sangat Baik (BSB) 10 40%

2 Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 14 60%

3 Mulai Berkembang (MB) 0 0%

4 Belum Berkembang (BB) 0 0%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat dilihat peningakatan terhadap

perkembangan kegiatan menganyam anak yaitu dengan 40% anak sudah mencapai nilai

BSB serta 60% mencapai BSH.

Setelah melakukan siklus ke II tatap muka ke -2 ada peningkatan motorik halus anak pada

kegiatan menganyam di tk B muslimat al-anshori

Kegiatan ini mengalami peningkatan dari data yang peneliti dapatkan setelah melakukan pra

siklus, siklus 1, dan 2 ini terlihat dari peningkatan nilai rata disetiap siklus. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada table dibawah ini.

Siklus I Siklus II
Pra
No Kriteria TM
Siklus TM 1
1

1 Berkembang sangat Baik (BSB) 0 30% 40%

Berkembang Sesuai
2 10% 30% 60%
Harapan(BSH)

47
3 Mulai Berkembang (MB) 20% 20% 0%

4 Belum Berkembang (BB) 70% 20% 0%

Jumlah 100% 100% 100%

B. Deskripsi Umum dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Muslimat Al-Anshori yang beralamat di Desa Juluk

Kelurahan Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Berada

dalam naungan Yayasan AR-RIFAIYAH yang sebagian penduduknya bermata pencaharian

sebagai Petani, Pedagang dan buruh tani, tergolong tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Taman Kanak-Kanak tersebut telah berakreditasi B, terdaftar dengan nomor SK:

421.1/002/YASRIF/VII/2002, nomor NPSN 20564811.

Gambar 4.1 Foto Profil TK Muslimat Al-Anshori

TK Muslimat Al-Anshori hadir di tengah-tengah masyarakat sesuai kebutuhan akan

sarana pendidikan yang berkualitas dan terjangkau berbasiskan agama. Untuk itu kami sangat

mengharap bantuan pemerintah demi mewujudkan fasilitas yang memadai, baik sarana

maupun prasarana. Sampai hari ini TK Muslimat Al-Anshori telah memilliki Sarana belajar

48
yang cukup memadai diantaranya berupa Ruang Kepala, Ruang Guru, Dapur, Kantin,

Gudang, Kamar mandi Siswa dan Guru dan Alat permainan dalam dan luar yang memadai.

Sampai sekarang alhamdulillah perkembangan TK Muslimat Al-Anshori semakin

baik, sehingga diminati masyarakat hal ini dapat dilihat dengan jumlah murid yang cukup

banyak, kegiatan-kegiatan juga sangat banyak baik dalam peringatan HUT RI, karnafal,

pentas seni, peringatan hari besar islam atau nasional TK Muslimat Al-Anshori selalu aktif.

i. Deskripsi Pra Tindakan

Sesuai dengan fokus penelitian awal, maka data yang diperoleh dari Tindakan Kelas disajikan

sebagai berikut :

1. Kemampuan menganyam pada Siswa Kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk

Saronggi Sumenep dalam Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan

Menganyam Tahun Ajaran 2023/2024

TK Muslimat Al-Anshori merupakan lembaga formal pendidikan Anak Usia

Dini yang berada di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia. Sesuai

dengan Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) usia 4-5 tahun,

kemampuan menganyam pada anak usia 4-5 tahun termasuk dalam aspek

perkembangan fisik dan motorik, khususnya perkembangan motorik halus. Terlihat

dari indikator pencapaian aspek tersebut meliputi mampu melakukan kegiatan yang

menunjukkan anak mampu menggunakan anggota badan untuk melakukan gerakan

halus yang terkontrol, misalnya dengan menganyam.

Melalui pedoman Kurikulum 2013 perencanaan pendidikan untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak dilakukan dengan langkah awal

menyusun Prota (Program Tahunan), Prosem (Program Semester), dan materi

pembelajaran. Akan tetapi sistem pembelajaran yang digunakan ialah pembelajaran

49
bersifat tematik terpadu. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi bahwasannya

di lembaga TK Muslimat Al-Anshori pembelajarannya itu disesuaikan dengan tema.40

Seperti yang disampaikan oleh Rukmina, S.Pd, selaku Kepala TK Muslimat

Al-Anshori Kurikulum yang digunakan TK Muslimat Al-Anshori juga sama dengan

sekolah lain. Di sini juga mengunakan Kurikulum 2013. Dimana di dalam kurikulum

terebut sudah jelas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam Pendidikan

Anak Usia Dini. Seperti aspek fisik motorik anak yang berkaitan dengan motorik

halus anak. Sesuai Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA).

Perkembangan kemampuan menganyam anak bisa dikatakan tercapai apabila anak

sudah berhasil menganyam dengan rapi. Pembelajaran disetiap harinya disesuaikan

dengan tema yang sesuai, misalnya dengan menganyam di tema kebutuhan.41

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak bisa terlepas dari modelpembelajaran

yang sesuai. Model pembelajaran yang digunakan di TK Muslimat Al-Anshori yaitu

model pembelajaran kelompok. Model pembelajaranini dirasa efektif digunakan pada

lembaga TK Muslimat Al-Anshori dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi

sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rukmina, S.Pd, selaku Kepala Sekolah

TK Muslimat Al-Anshori Model pembelajaran yang digunakan di lembaga kami

menggunakan model pembelajaran kelompok mbak, dikarenakan kami menyesuaikan

dengan kondisi lembaga dan kondisi masyarakat atau anak itu sendiri. Pendapat

tersebut juga diperkuat oleh Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK

Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep.

Model pembelajaran kelompok ini menurut saya model pembelajaran yang

cukup efektif dan sempurna untuk lembaga kami, karena lembaga kami terkendala

dengan ruangan dan tenaga pendidik yang kurang, jadi kalau mau dijadikan model
40
Observasi di TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep, 15 Agustus2023

41
Wawancara dengan Rukmina, S.Pd, selaku Kepala sekolah TK Muslimat Al-Anshori pada 15 Agustus 2023

50
pembelajaran sentra itu masih kurang dalam hal ruangan, mbak juga tahu sendiri kan

rungan.

Model pembelajaran disini menggunakan model pembelajaran kelompok

mbak, jadi anak-anak dibagi beberapa kelompok untuk bekerja sama-sama untuk

mencapai tujuan khusus dan menyelesaikan suatu tugas.Pembelajaran ini menekankan

komunikasi antar siswa dalam tim-tim kecil.Dalam model pembelajaran ini siswa

diberi kesempatan untuk membicarakan pengalaman mereka, ide-ide mereka yang

sudah mereka ketahui.42

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk mengembangkan seluruh

potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh, tidak lepas dari

tujuan orang tua agar anak mereka dapat mengembangkan potensi dan lima aspek

yang mereka miliki, yaitu aspek kognitif, aspek fisik-motorik, aspek bahasa, dan

aspek sosial-emosional. Maka usia ini merupakan masa perkembangan dan

pertumbuhan fisik yang berlangsung sangat cepat dan pesat. Salah satu perkembangan

yang sedang berlangsung adalah perkembangan motorik halus.

Mengingat pentingnya keterampilan motorik halus dikembangkan secara

maksimal sebagai tuntutan keterampilan menulis ketika jenjang sekolah berikutnya,

maka stimulasi yang diberikan kepada anak harus optimal. Stimulasi yang diberikan

melalui beberapa kegiatan seperti menganyam. Melalui kegiatan tersebut antara

kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain saling melengkapi untuk tujuan yang

sama yaitu melatih anak untuk kemampuan menganyam. Apabila salah satu diantara

beberapa kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus tersebut tidak

dapat terlaksana secara maksimal maka akan mempengaruhi tujuan dari penerapan

kegiatan untuk mengembangkan motorik halus yang lain.

42
Wawancara dengan Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi
Sumenep. pada 15 Agustus 2023

51
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk mengembangkan

kemampuan motorik halus dalam kegiatan pembelajarannya, diantaranya menganyam

kertas yang sudah dipotong. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rifatul Wariza S.

Pd, selaku Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep.

Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan di kelompok B guna meningkatkan

kemampuan motorik halus yaitu kegiatan yang tidak memberatkan anak, seperti

halnya menganyam tidak merasan bosan dan monoton dalam melakukan kegiatan

menganyam tersebut. Melalui kegiatan menganyam peningkatan kemampuan motorik

halus anak dapat meningkat. Pada kegiatan menganyam ada salah satu kemampuan

yang dapat meningkatkan motorik halus yaitu kegiatan menganyam, dikarenakan pada

tahap awal guru memberikan suatu gambar yang harus diberi warna terlebih dahulu.

Pelaksanaan kegiatan menganyam ini disesuaikan dengan tema sehingga menarik

minat anak dalam menganyam.Adapun bahan-bahan yang digunakan juga berbagai

macam bisa dari bahan kertas origami dan kertas karton.

Kegiatan menganyam ini sangat disukai anak-anak, mungkin karena tidak

terlalu sering dilakukan ditambah lagi dengan media yang digunakan mampu menarik

minat siswa untuk melakukan kegiatan menganyam. Biasanya kami melakukan

kegiatan menganyam ini pada hari jum’at atau sabtu. Kegiatan menganyam ini kami

sesuaikan dengan tema yang memang bisa diselipkan dengan kegiatan menganyam.

Adapun bahan yang biasanya kami gunakan ialah kertas bufallo dan kertas origami

kami memilih bahan tersebut dikarenakan bahan mudah didapatkan dan aman bagi

anak.Tahap awal sebelum menganyam, anak kami beri sebuah gambar yang harus

diwarnai terlebih dahulu.43

43
Wawancara dengan Rifatul Wariza S. Pd, selaku Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi
Sumenep. pada 15 Agustus 2023

52
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Rifatul Wariza S. Pd, selaku

Guru kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep. Salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yaitu

menganyam mbak, dengan menganyamdiharapkan dapat menarik perhatian anak

karena dengan menggunakan berbagai media anak dapat menyukai kegiatan tersebut.

Selain itu dalam menganyam diperlukan gerakan dengan koordinasi mata dan tangan

yang dapat melatih ketelitian dan kesabaran anak sehingga keterampilan motorik

halus anak dapat berkembang secara optimal.Bahan yang digunakan untuk

menganyam mudah didapat dan dapat berupa bahan alami maupun buatan.

Kemampuan menganyam di kelompok B sudah Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Kegiatan menganyam sangat penting diberikan pada anak. Sangat berbahaya apabila

pada usia ini ketika anak diberikan kegiatan menganyam anak mengalami kejenuhan

dan kurang antusias. Solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah yang terdapat

di TK Muslimat Al-Anshori kelompok B adalah dengan memberikan variasi kegiatan

menganyam gambar dengan kegiatan menganyam.

Program tahunan maupun program semester yang dilakukan sekolah untuk

mendukung kemampuan menganyam anak yang diterapkan di sekolah tersebut juga

disusun di awal tahun dan di awal semester. Program-program tersebut diantaranya,

Gebyar Menganyam. Hal tersebut di ungkapkan oleh Busani S. Pd, selaku wali kelas

kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi Sumenep. Salah satu program

yang pernah diadakan yaitu gebyar menganyam. Sebelum dilaksanaknnya program

tersebut kami melihat perkembangan kemampuan menganyam siswa terlebih dahulu

melalui belajar bersama.Kemudian kalau memang kemampuan tersebut kurang

maksimal kita bisa adakan seperti acara menganyam antar kelas yang biasanya

dilaksanakan pada saat HUT RI dan program ini juga direncanakan lomba

53
menganyam antar kecamatan. Sehingga sangat penting untuk mengemas kegiatan

menganyam agar lebih menarik dan menimbulkan antusiasme anak.44

Setelah dilakukan wawancara serta observasi, peneliti juga memperkuat data

dengan kegiatan yang dilakukan.Selain itu, juga dokumentasi mengenai program-

program dan fasilitas di sekolah yang mendukung peningkatan motorik halus anak.

Gambar 4.2 Kegiatan menganyam dengan model tikar

Gambar 4.2 Kegiatan menganyam dengan model ikan

ii. Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian dari skripsi ini berdasarkan hasil dari data yang diperoleh dari

objek penelitian selama peneliti melakukan penelitian di lembaga tersebut pembahasan


44
Wawancara dengan Busani S. Pd, selaku wali kelas kelompok B TK Muslimat Al-Anshori Juluk Saronggi
Sumenep pada 15 Agustus 2023

54
temuan ini merupakan gagasan penulis, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi,

posisi temuan dengan temuan-temuan sebelumnya penafsiran dan penjelasan dari temuan

yang diungkap dari sebagai berikut :

1. Bagaimana Kemampuan Menganyam Pada Siswa Kelompok B TK Muslimat Al-

Anshori Juluk Saronggi Sumenep dalam Peningkatan Motorik Halus Anak Tahun

Ajaran 2023/2024.

Bersarkan hasil temuan penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan

menganyam pada siswa kelompok B untuk meningkatkan motorik halus anak

mengalami peningkatan hal ini bisa dilihat dari ketelitian dan kecermatan koordinasi

tangan dan mata anak dalam memilih menggerakkan pergelangan tangan kekanan dan

ke kiri.

Peningkatan motorik halus di TK Muslimat Al-Anshori juga didukung

dengan program dan kegiatan-kegiatan yang memadai. Salah satu program yang

diadakan yaitu gebyar kolaborasi menganyam antara anak dan orang tua yang

dilaksanakan di sekolah dengan kegiatan ini bekerja sama dengan punakawan

management. Karena melalui kegiatan menganyam anak belajar kemampuan

memegang alat atau bahan untuk kegiatan menganyam serta dapat melatih

menggerakkan pergelangan tangan dan koordinasi mata dan tangan yang sangat

berguna untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, menerapkan kegiatan

menganyam pada kelompok B sangat tepat dalam peningkatan motorik halus anak.

Kegiatan memasukkan kertas ke media yang sudah disediakan untu kegiatan

menganyam guna meningkatkan motorik halus di TK Muslimat Al-Anshori efektif

untuk meningkatkan motorik halus anak, terlihat kecermatan dalam memasukkan kertas

ke lubang anyam cermat satu-satu sesuai pentunjuk, pada ketepatan terlihat anak

55
mampu tepat sesuai urutan, pada kecepatan terlihat anak mampu menyelesaikan

kegiatan menganyam dengan baik sehingga koordinasi mata dan tangan anak

berkembang sangat baik.

Temuan tersebut dianalogikan dengan teori yang dijelaskan Sumantri bahwa,

tujuan dari pengembangan keterampilan motorik halus adalah mampu mengembangkan

keterampilan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua

tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-

jemari dan mampu mengkoordinasikan mata dan aktivitas tangan serta mampu

mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.45

45
Sumantri, Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini (Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional, 2005), hal. 146

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyajian data yang bersumber dari observasi, wawancara dan

dokumentasi tentang “Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada

Kelompok B tk muslimat al-anshori Tahun Ajaran 2023/2024. Maka dapat disimpulkan

bahwa keterampilan motorik halus anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan menganyam.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan kemampuan menganyam siswa kelompok

B. Anak mampu menganyam dengan rapi dan memilih objek sesuai urutan.

B. Saran

Berdasarkan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai peningkatan motorik halus anak

melalui kegiatan menganyam pada kelompok B TK Muslimat Al-Anshori, ada beberapa

saran yang membangun diantaranya:

1. Kepala Sekolah

Agar senantiasa berupaya untuk mengontrol perkembangan motorik halus anak yang

dikembangkan oleh guru khususnya, sehingga perkembangan motorik halus anak

tetap meningkat, serta menjaga kerjasama yang baik dengan para pendidik dan orang

tua peserta didik untuk melaksanakan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan

perkembangan motorik halus.

57
2. Dewan Guru

Dapat melaksanakan pendidikan dengan baik, maka sebagai tenaga pendidik haruslah

melaksanakannya secra obyektif dan berkelanjutan, dan menjalin kerjasama yang baik

antar sesama pendidik, peserta didik, orang tua peserta didik dan juga masyarakat

dalam meningkatkan motorik halus anak guna dapat mencapai sebuah tujuan yang

telah ditetapkan.

3. Peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini hanya menganalisis tentang peningkatan motorik halus anak,

diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa menganalisis peningkatan motorik halus

lainnya dan pada lembaga pendidikan yang lebih bagus untuk menambah keilmuan

tentang peningkatan motorik halus.

4. Masyarakat

Hendaknya ikut berpartisipasi dalam pendidikan karena masyarakat merupakan mitra

sekolah yang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan. Serta ikut

berpartisipasi dalam melaksanakan pendidikan salah satunya dengan cara menjadi

komite sekolah, dan lebih peduli akan pentingnya segala sesuatu yang berkaitan

dengan pendidikan.

58
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Achmad. Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Ponorogo: Uwais
Inspirasi
Indonesia. 2019.
Ariyanti, Fitri,dkk.Diary Tumbuh KembangAnakUsia 0-6 Tahun. Bandung:Read! Publishing
House. 2006.

B. Miles, etc, Metthew.Qualitative Data Analysis A Methods SourcebookAmerica: Arizona


State
University. 2014.

Bungin, Burhan. MetodologiPenelitianKualitatif. Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA.


2007.

Daeng Sari, Dini P. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak. Depdikbud. 1996.

Fadhilah, Nurul. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam


Di
Kelompok B TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul”. Universitas Negeri
Yogyakarta. 2014.

Fadillah. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta:Kencana. 2017.

Fitrah, Muhdan Luthfiyah. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, dan
Studi Kasus. Bima:CV jejak. 2017.

Hengki, Helaluddin Wijaya. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik.
Makassar:Sekolah Tinggi Theologia Jaffary. 2019.

Hildayani, Rini. Psikologi Perkembangan Anak. Banten:Universitas Terbuka. 2016.

Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jakarta:Erlangga. 1998.

Smail, Andang. Education Games Panduan Praktis Permainan yang Menjadikan Anak
Anda Cerdas, Kreatif, dan Saleh.Yogyakarta : Pro-U Media. 2009.

Mundir. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jember: STAIN Jember Press. 2013.

Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. 2014.

Nurani, Yuliani Sujiono. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT Indeks. 2009.

Pamadhi, Hajar dan Evan Sukardi S. Keterampilan Seni Anak. Banten:Universitas Terbuka.
2012.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:Alfabeta. 2009.

Rudiyanto, Ahmad. Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini.
Lampung:Darussalam Press. 2016.

59
Sekretariat KEMENDIKBUD RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014.

Sujiono, Bambang. Metode Pengembangan Fisik. Banten:Universitas Terbuka. 2019.

Sumanto. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Taman Kanak-Kanak.


Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. 2005.

Sumantri. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. 2005.

Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Prenadamedia


Group. 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.
________. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016.

Tim Kreatif. Al Qur’an Terjemah AL-IKHLAS. Jakarta : SAMAD. 2014. Tim Pelaksana.

Mushaf Aisyah. Bandung:Jabal Raudhotul Jannah. 2010.

Tim Redaksi Pustaka Baru Press. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Yogyakarta:Pustaka Baru Press. 2015.

Yudha M Saputra & Rudyanto. Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan Keterampilan


Anak TK. Jakarta:DepDiknas, Dikti, Direktorat P2TK2PT. 2005.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.


Jakarta:Prenad
amedia Group. 2014.

60

Anda mungkin juga menyukai