KABUPATEN BUNGO
SKRIPSI
OLEH
MUHAMMAD AJRIN
NIM/NIRM. PI.01.217.4308/13004-1117-22457
STRATEGI GURU ASRAMA DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRI
DI PONDOK PESANTRENTARBIYAH ISLAMIYAH KECAMATAN
MUKO-MUKO BATHIN VII
KABUPATEN BUNGO
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dengan permasalahan pada santri yang ada di
Pondok Pasantren Tarbiyah Islamiyah Tanjung Agung Kecamatan Muko-Muko
Bathin VII Kabupaten Bungo. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan
verifikasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Penyelenggaraan
pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah, guru asrama
dituntut untuk menjalankan peranannya dengan maksimal. (2) Kendala yang
dihadapi Guru asrama dalam Pembinaan akhlak Santri yaitu bebasnya wewenang
pemberian izin dan kurangnya kerjasama antar sesama guru/guru asrama. (3)
Adapun upaya yang dilakukan oleh pengasuh asrama dalam pembinaan akhlak
santri adalah menentukan satu orang yang bertanggung jawab dalam pemberian
izin, membangun kerjasama sesama guru asrama/pengasuh asrama, dan membuat
peraturan/kode etik santri.
i
DORMITORY TEACHER STRATEGY IN GUIDING SANTRI MORALS
AT TARBIYAH ISLAMIYAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL
TANJUNG AGUNG, MUKO-MUKO BATHIN VII DISTRICT, BUNGO
REGENCY
ABSTRACT
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIDN: NIDN:
Penguji 1 Pembimbing 1
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
iv
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Muhammad Ajrin
PI.01.217.4308
v
PERSEMBAHAN
pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur kepada sang maha kuasa yang telah
memberikan kekuatan dan membekali ilmu kepada saya, atas karunia dan
kemudahan yang engkau berikan akhirnya Skripsi ini dapat saya selesaikan pada
waktunya. Selawat dan salam selalu terlimpahkan untuk baginda Rasulluah Saw.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada bapak Samsul Bahar dan Ibu
Hermawati serta adik saya Dia Ramadhani dan Dela Shawalni seluruh keluarga
besar saya. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir
hingga saya sudah sebesar ini, terima kasih juga atas limpahan doa dan dukungan
yang tak berkesudahan serta semua hal yang telah kalian lakukan, semua yang
terbaik.
vi
MOTTO
Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, ”
dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai
kebijakan. Mereka termasuk orang-orang yang saleh” ( ali’imran :144)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua. Selawat dan salam kita hadiahkan
pahalanya kepada Nabi Muhammad Saw yang telah berhasil menegakkan kalimat
tauhid lailahaillallah dimuka bumi ini. Berkat partisipasi dan kerjasama dari
Pendidikan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam (IAI) Yasni
Bungo. Selama proses penyusunan skripsiini dari awal sampai akhir tidak terlepas
dari peran dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
2. Bapak Drs. H. Idham Kholid, ME., selaku Ketua Yayasan Nurul Islam Muara
Bungo.
viii
3. Bapak Dr. Muhammad Solihin, S.Ag, M.Pd.I., selaku Rektor Institut Agama
4. Bapak Dr. Muhammad Zaki, M.Pd.I., selaku wakil rektor I, Ibu Dra. Hj.
Nurbedah, M.Pd., selaku wakil rektor II, dan Bapak Sungkowo, M.Pd.I selaku
5. Ibu Sri Yani, M.Pd.I., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
6. Bapak Muhammad Sabli, M.Pd.I., selaku ketua Program Studi PAI Institut
10. Pimpinan, beserta guru asrama dan santri pondok pesantren Tarbiyah
Penulis
Muhammad Ajrin
NIM : PI.01.217.4308
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................vi
MOTTO................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Fokus Penelitian...........................................................................................6
C. Rumusan Masalah........................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................7
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................8
A. Guru Asrama................................................................................................9
B. Pondok Pesantren.......................................................................................12
C. Akhlak........................................................................................................21
x
D. Penelitian yang Relevan.............................................................................24
E. Kerangka Berpikir......................................................................................26
A. Pendekatan Penelitian................................................................................29
A. Hasil Penelitian..........................................................................................40
B. Pembahasan................................................................................................49
BAB V PENUTUP................................................................................................64
A. Kesimpulan................................................................................................64
B. Saran...........................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................66
LAMPIRAN..........................................................................................................69
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt dengan fungsi dan bentuk
yang sangat sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya.
Manusia merupakan makhluk yang perlu dididik, sebab manusia itu dilahirkan
dalam keadaan yang suci seperti kertas putih. Maka dari itu Allah mewajibkan
maka Allah sangat mencelanya dan tugas hidupnya tidak akan dilaksanakan
karena tidak mungkin orang yang tidak mengetahui apa-apa akan menjadi
seorang khalifah dimuka bumi. Cita-cita hidupnya akan mustahil untuk dapat
dicapai, Allah menyatakan, jika manusia itu hanya ahli sunnatullah (hukum
alam) saja, sedang dinullah (hukum agama Allah) tidak mengerti, seperti hewan
saja.1
Manusia adalah makhluk yang sempurna dan mulia, dan setiap tingkah
1
Syaminan Zaini, Arti Anak Bagi Seorang Muslim. (Surabaya), h. 122
1
Jika sebaliknya, maka seseungguhnya mereka telahmenjatuhkan
2
Abdurrohim, Usman, Neork Aenul Latifah, Akidah Akhlak. (Jakarta, Kementerian Agama, 2014),
h. 28
1
2
setiap aspek dari ajaran agama islam ini selalu berorientasi pada pembentukan
dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak al-kharimah. Akhlak
yang mulia memang harus dimiliki oleh semua peserta didik di semua lembaga
dengan tujuan supaya generasi mendatang bukan saja hanya memiliki ilmu
mulia atau dalam islam disebut dengan akhlak terpuji. Hal ini sesuai dengan misi
nabi Muhammad SAW yang diterangkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
dan guru yang mengajarnya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa antara
akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki persamaan, yaitu berbentuk
Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Oleh karena itu, semua
tabiat itu mengarah dan diarahkan kepada hal yang baik-baik, maka merka akan
3
HR. Al-Bukhari al-Adabul Mufrada no. 273 (shahiihah Adabul Mufrad no. 207) Ahmad (11/381
dan al-Hakim (11/613), dari Abu Hurairah r.a. dishahihkan oleh Syaikh al-Albani (no. 45).
3
Sebaliknya, jika semua itu diarahkan kepada hal-hal yang jelek maka
meraka akan menjadi akhlak tercela. Karena itulah pembinaan akhlak itu sama
dengan perilaku.4 Namun, jika kita melihat kondisi seperti sekarang ini,
Menanamkan akhlak pada setiap anak, orang tua tidak bekerja sendiri,
pondok pesantren. Karena orang tua tentu menaruh harapan yang lebih kepada
anaknya.
Anak juga menjadi salah satu aset negara yang harus dijaga supaya anak
tidak salah dalam pergaulan sehari-harinya. Peran orang tua disini sangat
dibutuhkan untuk membentuk kepribadian yang baik bagi anak. Karena anak
seorang anak. Maka dari itu, tugas dari orang tuanya berusaha menenamkan
4
Ibit, h. 32-34
4
Seperti pondok pesantren yang akan siap menjaga dan memelihara serta
umum melainkan juga pendidikan agama islam yang insya Allah bisa
swasta yang didirikan pada tahun 1987 oleh tokoh ulama besar di tanjung agung.
kebebasan berpikir dan berprilaku atas dasar al-quran dan sunnah rasulullah Saw
Santri harus memuliakan guru dengan cara mengikuti segala aturan yang
baik. Namun, di pasantren ini masih ada santri yang berbicara kotor/ yang tidak
baik. Hal inipun menjadi masalah dan tanggung jawab guru di asrama.
5
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan, 2016), h. 71
5
strategi guru asrama dalam suatu Lembaga Pendidikan Islam yang dikenal
pada santri, hanya saja masih terdapat guru asrama yang belum maksimal
membina akhlak santri tersebut. Hal ini berdampak pada akhlak santri yang
asrama, tidak masuk jam pelajaran, mencuri, berkelahi, berkata kotor dan lain-
lain.6
seperti halnya semua pendidikan yang ada disekolah. Namun bagimana strategi
guru asrama dalam pembinaan akhlak santri yang baik selama diasrama dan
6
Data Pelanggaran Santri Putra di Asrama, diambil pada buku pelanggaran santri putri , Tanggal
01januari 2021.
6
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini difokuskan
2. Apa Kendala guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrma ibnu sina
3. Apa Upaya guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu sina
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
1. Apakah strategi guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu
2. Apakah kendala guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu
3. Apakah upaya guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu
D. Tujuan Penelitian
membina akhlak dan prilaku santrinya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan
1. Strategi guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu sina
2. Kendala guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu sina
3. Upaya guru asrama dalam pembinaan akhlak santri di asrama ibnu sina
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
peningkatan akhlak dan optimalisasi peran guru asrama dalam pembinaan akhlak
Muko-Muko Bathin VII. Selain itu penelitian ini juga sebagai salah satu
persyaratan bagi peneliti dalam menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S.1)
KAJIAN TEORITIK
A. Guru Asrama
1. Pengertian Guru Asrama
Berdasarkan sejarahnya, guru asrama juga dikatakan sebagai
masyarakat pada saat itu memiliki keyakinan bahwa salah satu tujuan hidup
manusia adalah untuk melayani tuhan dan mengikuti ajaran agama yang berlaku.
mengatahui pengertian dan konsep dari pengasuhan itu sendiri. Menurut Kamus
kasih sayang dan pengarahan kepada anak.8 Selain itu pengertian yang lain dari
kepada anak.
7
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hlm,56.
8
Brooks Parenting(Bandung: CV. Pustaka setia, 2000), hlm.28.
9
10
Sedangkan dalam buku Berns R.M yang berjudul Child, Family, School,
implementasi dari berbagai keputusan tentang sosialisasi pada anak apa yang
serta apa yang terbaik dilakukan orangtua dalam menghadapi beragam sifat anak
2. Tujuan Pengasuh
pada masa kanak-kanak berbeda dengan tujuan pegasuhan pada masa remaja,
kuliah ataupun dewasa. Pengasuhan pada masa anak-anak lebih berfokus pada
untuk kegiatan pekerjaan dan sosial. Selain tujuan-tujuan yang telah dijabarkan
di atas adalah untuk meningkatkan kompetensi fisik, gizi, dan keehatan anak.
Selain itu juga untuk meningkatkan kompetensi intelektual, emosi, sosial, dan
9
Berns, Child, Family, School, Community Social and Support.,(Jakarta: DivaPustaka, 2003),
hlm. 102-105.
11
3. Strategi Pengasuh
penting setelah masa kecil selesai tetapi akan dihentikan pada masa remaja.
disiplin lebih jauh dibawah usia anak. Selain itu para orangtua juga harus
sosial, dan moral. Tidak hanya itu para orangtua juga harus memiliki peran
terhadap pengasuhan.
baru.Interaksi orangtua dan anak sangat dibutuhkan karena anak belajar dari
berbagai macam interaksi yang dilakukannya dengan orangtua. Rose Parke dan
dalam tiga hal, pertama sebagai partner yang interaktif terhadap anak-anaknya.
pertumbhan anak.
10
Brooks Parenting(Bandung: CV. Pustaka setia, 2000), hlm.19.
12
Dalam konteks masyarakat sosial, terdapat tiga hal yang diperhatkan dalam
bentuk pengaruh sosial terhadap pengasuhan, dan faktor perlindungan dan faktor
risiko dalam konteks sosial. Interaksi dengan lingkungan seperti yang dikatakan
lingkungan. Pola interaksi yang biasa dilakukan oleh anak dengan orangtua,
B. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pesantren
didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para
30
menyelenggarakan pendidikan
13
tersebut serta didukung adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal
para santri.11
para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat bambu atau
barangkali berasal dari bahasa Arab “punduq” artinya asrama besar yang di
pesantren. Sumatra barat dikenal nama surau sedangkan di Aceh dikenal dengan
nama rangkang.12
bermasyarakat.
11
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Penada Media), 2006, hlm. 234-235.
12
Yasmadi, modernisasi pesantren, (Jakarta:ciputat press,2002), hlm.62
30
kepada masyarakat
14
dengan jalan menjadi abdi masyarakat yang mampu berdiri sendiri, bebas, dan
Muzayyin arifin menjelaskan bahwa tujuan pendidikaan islam tidak lain adalah
untuk merealisasikan idealitas islami. Sedangkan idealitas islami itu sendiri pada
hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari oleh iman
dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.14
pendidikan, karena dengan adanya tujuan yang jelas, maka arah proses itu akan
13
Sulthon Masyhud dan Khusnurdilo,manajemen pondok pesantren,(Jakarta: Diva
Pustaka,2003),hlm.92-93
14
Muzayyin Arifin,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,2010),hlm.108
15
Soebahar Abdul Halim, wawasan baru pendidikan islam,(Jakarta: kalam mulia, 2002),hlm.21
15
3. Karakteristik Pesantren
a. Adanya kiai
b. Adanya santri
c. Adanya masjid
berbagai adopsi dan adaptasi sedemikian rupa.Tetapi pada masa sekarang ini,
formal maupun nonformal. Tranformasi kultur, sistem, dan nilai yang ada di
pondok pesantren maka kini pondok pesantren yang dikenal dengan salafiyah
pada pesantren dalam arus transformasi ini sehingga dalam sistem dan kultur
yang islami.
dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya
4. Tipologi Pesantren
Pesantren tidak lagi sederhana seperti apa yang digambarkan seseorang, akan
pesantren yaitu.
klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga
waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur sekolah.
d. Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti
santri mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari
kerja.16
bentuk yaitu.
MTs, MA atau MAK), maupun sekolah (SD, SMP, SMU dan SMK), atau nama
16
Khosin, Tipologi Pondok Pesantren, (Jakarta: diva Pustaka,2006), hlm. 101.
18
kenyataan dilapangan tidak ada atau sedikit sekali pondok pesantren salafiyah
atau khalafiyah dengan pengertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang
atas.17
persaudaraan
f. Disiplin ketat
17
Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Departemen
Agama, 2003).hlm. 29-30.
19
kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk disekeliling kiai.
guru dengan membawa kitab yang dipelajari sendiri. Kiai membacakan dan
kiai cukup menunjukan cara membaca yang benar tergantung materi yang
atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Materi hafalan biasanya
dalam bentuk syair atau nazham. Sebagai pelengkap metode hafalan sangat
efektif untuk memelihara daya ingat memorizing santri terhadap materi yang
tingkat seorang santri didasarkan isi mata pelajaran tertentu yang ditandai
dengan tamat dan bergantinya kitab yang dipelajarinya. Apabila seorang santri
telah menguasai satu kitab atau beberapa kitab dan telah lulus ujian (imtihan)
yang diuji oleh kiainya, maka akan berpindah pada kitab lain yang lebih tinggi
tingkatannya.
18
Abdurrahman mas’ud dkk. Dinamika pesantren dan madrasah(Yogyakarta:pustaka
belajar,2002).hlm.14
20
pesantren banyak yang menggunakan sistem klasikal, yaitu ilmu yang dipelajari
yaitu Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam
Negeri No.6 Tahun 1975 (Agama), No. 037/U/1975 (P dan K) dan No. 36 Tahun
1975 (Dalam Negeri) tanggal 24 Maret 1975. SKB ini berlaku untuk madrasah
semua jenjang baik negeri maupun swasta, baik madrasah yang ada di dalam
menggunakan kurikulum yang sama dengan sekolah lain yang telah dibakukan
19
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,) hlm. 219-
220.
21
C. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara terminologis akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam
luar.20
Baik kata akhlak atau khuluq kedua-keduanya dapat dijumpai dalam Al-
agung”(QS Al-Qalam{68}:4).21
Ilham Mahmud kata al-khalq’fisik’ dan alkhuluq ‘akhlak’ adalah dua kata yang
sering dipakai bersamaan. Seperti redaksi bahasa arab, fulaan husnu al-khalq wa
al-khuluq yang artinya ‘si fulan baik lahirnya juga batinnya’. Sehingga yang
20
Abudin Nata, Akhlak tasawuf,(Jakarta: Rajab Rafindo,2002),Hlm. 154
21
Al-qur’an Surah Al-Qalam[68]:4
22
Ali Abdul Halim Mahmud,Akhlak Mulia.( Jakarta: Gema Isani Press, 2004), Hlm.28
22
Hal itu karena manusia tersusun dari fisik yang dapat dilihat dengan
mata, kepala, dan dari ruh yang dapat ditangkap dari mata batin. Masing-masing
dari keduanya itu mempunyai bentuk gambaran ada yang buruk dan ada pula
yang baik. Ruh yang ditangkap oleh mata batin itu lebih tinggi nilainya dari fisik
Kedua defenisi diatas dapat dipahami bahwa akhlak berasal dari dalam
diri anak dan juga dapat berasal dari lingkungannya. Secara umum akhlak
bersumber dari dua hal tersebut yang dapat berbentuk akhlak baik dan buruk
dan Sunah sebagai pedoman. Akhlak yang seharusnya ada pada setiap anak
asuh, karena akhlak yang baik akan mempengaruhi karakter serta prestasi anak
itu sendiri. Sebagai contoh akhlak yang diterapkan oleh Rasulullah Saw, seperti
Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang berarti perangai, tabiat,
adat atau “khalqun” yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Secara sosiologis di
Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik jadi orang yang
23
M. Iqbal hasan,pokok-pokok materi metodologi penelitian daan aplikasinya(Jakarta:Ghalia
Indonesia,2002),hlm.1
23
Secara umum akhlak islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia dan
kehidupan sehari-hari.
Kata moral berasal dari bahasa latin mores, kata jamak dari mos yang
Moral tidak hanya berhubungan dengan tingkah laku namun juga mengarahkan
seseorang untuk dapat berbuat baik kepada orang lain. Moral juga melibatkan
seseorang selalu bermoral, berprilaku susila, dan selalu sesuai dengan norma-
Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos yang
berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Kata “etika” dibedakan
dengan kata “etik”dan “etiket”. Kata etik berarti kumpulan atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
24
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf(Bandung: Pustaka Setia,2010), hlm. 17.
25
Lawrence A. Blum, Gillingan and Kohlberg, Implications for Moral Theory, Chicago jurnal
2009, 474-476,(diakses pada tanggal 27 Januari 2021).
26
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia(Jakarta: Rjawali Press,2014), hlm. 78-79.
24
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan, santun dalam
persamaan antara etika dan akhlak. Etika pada umumnya di identikkan dengan
moral yang lebih bercondong pada pengertian tentang nilai baik dan buruk dari
Maka etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk,
dengan demikian dapat disimpulkan etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan
baik dan buruk (ethics atau ilmu al-akhlak), dan moral (akhlak) adalah
pratiknya.28 Selain perbedaan dari segi bahasa maupun dari objek pembahasan
antara moral, etika, dan akhlak terdapat pula perbedaan diantara ketiganya. Etika
dan moral bersumber dari adat istiadat, aturan-aturan, atau norma yang
dengan masalah yang sedang diteliti, dalam penelitian ini penulis menelaah
27
Abd Haris, Pengantar Etika Islam( Sidoarjo: Al-Afkar,2007), hlm.3
28
Amin Abdullah, filsafat etika islam(Bandung: Mizan, 2001), hlm.15
25
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin pada tahun 2015 dengan judul skripsi:
Peran ibu asrama dalam membina akhlak santri di pondok pesantren Nurul
pembinaan akhlak santri yang dilakukan oleh ibu asrama dengan lebih baik
memiliki kesamaan dengan yang penulis lakukan yaitu sama sama meneliti
khusus kepada ibu asrama. Sedangkan perbedaan nya terletak pada subjek
2. Penelitian yang dilakukan oleh Salamudin pada tahun 2015 dengan judul
Hasilnya adalah, guru lebih optimal lagi dalam bekerja. Adapun kesamaan
29
Skripsi, Wiwin (2015)”Peran ibu asrama dalam membina akhlak santri di pondok pesantren
Nurul Islam sungai mengkuang”(STAI Yasni Muara Bungo).
30
Skripsi, Salamudin (2015)”Peran pimpinan pondok pesantren Nurul Haq dalam meningkatkan
Kualitas tenaga pendidik”(STAI Yasni Muara Bungo).
26
3. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Wati pada tahun 2019 dengan judul
strategi.
E. Kerangka Berpikir
Kedisiplinan adalah prilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau
aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran diri kegiatannya maupun
karena adanya sanksi atau hukuman. Sedangkan disiplin adalah sikap patuh
siswa dalam belajar yang ditunjukan dengan perbutan mematuhi tata tertib
berlaku ditempat itu berada. Baik di sekolah maupun dirumah sehingga mampu
untuk membentuk watak yang baik dan selalu bergerak kearah yang lebih maju
Kedisplinan sangat penting diterapkan pada setiap anak. Hal ini pun
Guru asrama harus mampu mempengaruhi dan menggerakkan semua santri putra
dengan baik sehingga berjalannya kedisiplinan santri putra dengan baik selama
31
Skripsi, Riska Wati (2019) “Peran Guru Asrama dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok
Pasantren Modren Darussalam Sungai Mancur” ”(STAI Yasni Muara Bungo).
27
Strategi guru asrama adalah selalu memastikan tiga hal yaitu peraturan,
prilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan mengantar seorang siswa
lingkungan hidup.
28