MUHAMMADIYAH 04 SUGIHWARAS
Disusun oleh :
NPM : 201949011798
JONEGORO
TAHUN 2023
PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 201949011798
Siswa.
Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam skripsi ini secara keseluruhan
adalah asli hasil penelitian saya kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
Yang menyatakan
SKRIPSI
Disetujui
SKRIPSI
Penguji Utama
, M.Pd.I
Ketua Sekretaris
, M.Pd.I , M.Pd.
Mengesahkan
, M.Pd.I
MOTTO
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan pal-
ing baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kema-
tian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.”
(HR. Ibnu Umar)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya lah skripsi ini dapat
terselesaikan.
kehidupan saya :
1. Orang tua tercinta, yang telah mendukung dan mendoakan selalu setiap
langkah
Bojonegoro
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
karna berkat rahmat taufiq, hidayah dan inayahNya sehingga dapat menyelesaikan
tentang ada tidaknya hubungan pengaruh dari kegiatan pesantren kilat terhadap
tingkat kecerdasan spiritual siswa, juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam
skripsi
ini.
3. Bapak Ibnu Habibi, M.Pd.I, sebagai dosen pembimbing I yang telah
skripsi ini.
skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu selama 4 tahun
yang telah membantu apa yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
Penulis,
ABSTRAK
WARAS
NPM : 201949011798
Penulis,
Penguji Utama,
, M.Pd.I
Ketua Sekertaris
,M.Pd.I ,M.Pd.I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN
ORISINALITAS
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PENDAHULUAN
artinya setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik
dan kecerdasan spiritualnya.1 Hal ini dapat dibuktikan melalui perbedaan yang
alami berupa insting. Akan tetapi manusia selain memperoleh anugerah insting
dan yang menjadi pembeda yaitu dianugerahi akal untuk berpikir sebagai
belajar hanya sebagai hak akan tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai sebuah
kewajiban.
dalam menghadapi tantangan di era Globalisasi ini tanpa rasa tertekan serta
1
Hasan Basri, filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hal.54.
2
Aliy As’ad, Trjm Ta‟limul Muta‟alim (Kudus: Menara Kudus, 2007), hal.8.
33
Abdul aziz, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.62.
lingkungan yang dapat mengaktualisasikan potensi-potensi peserta didiknya
spiritualnya.
prestasi siswa seringkali diukur dengan nilai raport yang terkesan formalitas.
Padahal nilai raport hanya hasil dari kecerdasan intelektual saja, sementara
nilai raport yang selama ini ada. Tentu saja hal ini salah, tetapi tidak benar juga
banyak kecerdasan yang telah ditemukan oleh para ilmuan. Ada IQ, EQ, dan
yang lebih bermakna dan bernilai diantara langkah-langkah yang lain. Dengan
Banyak sekali manusia yang saat ini menjalani hidup yang penuh luka dan
diri seseorang yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran
sadar. Dengan SQ manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi
dan nilai, sehingga seseorang dapat mengetahui apakah tindakan atau jalan
pribadi ber-SQ menurut Danah Zohar dan Ian Marshall antara lain: 1)
4
Monty P Satiadarma dan Fidelis, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua dan
Gurudalam Mendidik Anak Cerdas (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), hal.42.
5
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam
BerfikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung : Mizan, 2002), hal.8-9.
dan nilai-nilai. 5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak
perubahan sikap. Nilai yang ditanamkan salah satunya adalah nilai religi atau
nilai agama dan nilai kedisiplinan. Sejalan dengan fungsi peranannya, maka
6
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, hal.14.
pembagian gelombang setiap kelas wajib mengikuti selama satu minggu. Di
dalam kegiatan pondok pesantren kilat selama satu minggu siswa akan
kehidupannya adalah sama, semua bermula dari nol. Dan dengan alat
indra yang diberikan oleh Allah sebagai wujud dari salah satu
Istilah pesantren kilat mengandung dua kata yaitu pesantren dan kilat. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pesantren berarti asrama tempat santri atau
yang tugasnya mendidik dan mengajar para santri yang bertempat tinggal
ibadaah dan mengaji (belajar). Sedangkan kilat adalah karena para santri
pesantren kilat adalah “kegiatan pendidikan agama islam yang diikuti oleh
siswa SD, SLTP, dan SMU/SMK yang memeluk agama islam,8 Lamanya
pandai dalam intelegensi dan emosi tanpa kecerdasan spiritual sebagai benteng
Pesantren Kilat dengan tujuan agar siswa bisa menguasai kebiasaan dan
rutinitas gho>iru mahdoh dan hidup bersosialisasi dengan akhlak yang baik
Beberapa hal diatas dikatakan suatu masalah yang menarik, unik dan layak
beragama serta mempunyai hati yang bersih, sehingga dengan hatiyang bersih
dapat terhindar dari sifat melanggar peraturan sekolah dantransfer nilai dapat
dilakukan dengan maksimal. Program tersebut sebagai media untuk melatih
dan mensucikan jiwa dan juga diharapkan dengan program pondok pesantren
kilat siswa dapat terhindar dari sifat yang tercela seperti disebut diatas.
juga memperoleh binaan IMTAQ dari kegiatan tersebut. Biasanya orang yang
pandai dalam intelegensi dan emosi tanpa kecerdasan spiritual sebagai benteng
Pesantren Kilat dengan tujuan agar siswa bisa menguasai kebiasaan dan
rutinitas gho>iru mahdoh dan hidup bersosialisasi dengan akhlak yang baik
B. Rumusan Masalah
hwaras?
waras ?
3. Adakah pengaruh kegiatan pesantren kilat terhadap sikap spiritual siswa
C. Penegasan Judul
islam.11
10
Depdikbud RI, KamusBesarBahasa Indonesia, hal. 664
11
Gustiawan, Peran Pesantren Kilat Dalam Peningkatan Pengalaman Ibadah Siswa SDN Kaibaru
03 Pagi Cilincing Jakarta Utara (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,2005)
suatu kecerdasan. Kebanyakan orang tua
Jadi, maksud dari judul ini ialah pencapaian suatu tujuan yang hendak dicapai
siswa untuk memperbaiki sikap spiritual siswa melalui kegiatan pesantren kilat
12
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik, hal.1.
13
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung:
Permana, 2006), hal.65.
Penulis mengangkat judul skripsi ini karena pada observasi pertama
tersebut. Adapun hal lain yang menjadikan penulis mengangkat judul skripsi
E. Tujuan Penelitian
pembaca dan bagi penulis sendiri. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai
berikut :
Muhammadiyah 04 Sugihwaras
madiyah 04 Sugihwaras
Sugihwaras
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi guru
3. Bagi siswa
4. Bagi Sekolah
masyarakat.
6. Bagi STIT Muhammadiyah Bojonegoro
G. Hipotesis
permasalahan yang dipertanyakan sampai terbukti adanya data dan fakta yang
Sedangkan Hipotesis Nihil (H0) yang diambil penulis yaitu tidak adanya
Adapun Hipotesis Kerja (Ha) yang diambil penulis yaitu ada pengaruh
H. Metode Pembahasan
sebagai berikut:
1. Metode Induksi
2. Metode Deduksi
I. Sistimatika Pembahasan
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
pembahasan.
14
Dirga Harya Putra, “Induksi dan Deduksi”,
https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksi-dan-deduksi/, diakses pada Rabu 5
April 2023 pukul 10.49 WIB.
15
Dirga Harya Putra, Induksi, https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksidan-
deduksi/.
Pada bab kedua, berisi Tiga pembahasan yaitu bentuk kegiatan siswa
dalam pesantren kilat, sikap spiritual siswa, pengaruh kegiatan pesantren kilat
Selanjutnya bab ketiga, adalah laporan hasil penelitian. Dalam bab ini,
dan teknik analisis data, bahasan selanjutnya adalah tentang gambaran umum
Diakhiri dengan bab keempat, yaitu berisi penutup yang terdiri dari
BAB II
KAJIAN TEORI
Pesantren kilat berasal dari dua kata yaitu Pesantren dan Kilat.
Pesantren atau santri bearsal dari bahasa india “shantri” akar dari kata
shastra yang berarti “buku-buku suci,”,”buku-buku agama,”atau “buku
tempat santri atau tempat dimana peserta didik menuntut ilmu agama.
Akar kata pesantren berasal dari kata “santri”, suatu istilah yang sering
awal “pe” dan akhiran “an”, yang mempunyai arti tempat para santri
menuntut ilmu. Dalam bahasa modern santri memiliki arti sempit dan arti
sedangkan arti yang luas dan umum santri adalah seorang anggota
pengertian kata santri yaitu bahasa Sanskerta, Jawa, Tamil, dan India. Abu
berasal dari kata “sant” yang berarti orang baik dan disambung dengan
kata “tra” yang berarti menolong. Jadi “santra” santra berarti orang baik
16
Clifford Greetz, Abangan, Santri, dan Priayayi dalam Masyarakat Jawa, Terjemah Aswab
Mahasin dari The Religion Of Java, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983),hal.268.
17
Taufik Abdullah (Ed), Agama dan Perubahan Sosial, ( Jakarta: Rajawali Press 1983),hal.328.
Karel A. Steenbrink berpendapat bahwa pesantren adalah lembaga
terdapat seorang pendidik atau kyai yang bertugas mengajar dan mendidik
tinggalnya.18
masih diragukan karena jika tidak ada Jan tampes II seharusnya ada Jan
18
Anin Nurhayati, Inovasi Kurikulum,(Yogyakarta: Teras, 2010),hal.50-51.
19
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren ,(Jakarta: Indonesia-Netherland Cooperation In Islamic Studies,
1994),hal.19-20.
pesantren menjadi sarana moral dan budaya yang mewarisi intektual
nilai budaya dan perilaku keislaman dengan ciri khas yang mendasar yakni
1. Pada awal penyebaran agama Islam, para ulama dan kyai miliki
20
Suryadharma Ali, Paradigm Pesantren Memperluas Horizon Kajian Aksi, (Malang: UIN MALIKI
Press, 2013),hal.57-59.
itu, pembinaan pesantren mendapat perhatian yang lebih dari para
formal.
pengembangan masyarakat.
Salah satu inovasi dalam bidang spiritual adalah pesantren kilat. Menurut
21
H.M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum,( Jakarta:Peneerbit Bumi Aksara,
1995),hal.243.
mengadopsi sistem pengajaran yang ada di pesantren, sedangkan kilat
Pesantren kilat berasal dari dua kata, yaitu pesantren dan kilat.
Pesantren berasal dari kata “santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi
pesantren kilat relatif singkat pada waktu liburan atau pada waktu
Gontor pada saat libur sekolah. Kemudian pada tahun 80-an. Peserta
tersebut.
laranganNya.
perilaku peserta didik yang sesuai dengan ajaran Islam. 23 Adapun tujuan
23
Departemen Kementrian Agama RI, Panduan Pesantren Kilat, ( Jakarta: Departemen
Kementrian Agama RI, 2005),hal.3.
d) Membekali peserta didik dengan kemampuan yang praktis.
lain sebagainya.
yang maksimal
pesantren
yang baik
mal
e. Tidak semua program pesantren kilat memberikan ilmu dan praktik
praktik ibadah.
nilai-nilai Islam.
3. Metode masal (badongan), metode pembelajaran badongan ini bisa
menjelaskan kitab.
sebagai berikut:
5. Teknik pembiasaan.24
24
Edin Mujahidin, Pesantren Kilat: Alternative Pendidikan Agama Luar Sekolah, ( Pustaka
AlKautsar: Jakarta, 2005),hal.148.
berarti anak tersebut pandai, begitu pula sebaliknya kalau nilai raport anak
kecerdasan yang mana. Kecerdasan tidak hanya melingkupi satu aspek saja
tetapi banyak aspek sesuai dengan sifat bawaan dan pengaruh dari
yang akan datang atau potensi yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi
diri sendiri dan perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri,
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
25
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik, hal.1.
26
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik,hal.26.
27
Agus Ngermanto, Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum: Cara Praktis Melejitkan IQ,EQ dan
SQ (Bandung: Nuansa Cendekia, 2001), hal.49.
28
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, hal.3.
29
Agus Ngermanto, Quantum,hal. 98
kata (kecerdasan dan spiritual) digabungkan maka akan membentuk suatu
kajian ilmu yang mempunyai makna sangat mendalam. Hal ini tidak lain
seseorang tidak hanya tergantung pada satu aspek saja (aspek intelektual),
akan tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain salah satunya aspek spiritual.
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
bertumpu pada makna atau nilai, yaitu kemampuan untuk memaknai setiap
setiap perilaku dan kegiatan dan memiliki pola pemikiran tauhid serta
apa yang dipikir dan diperbuat. Oleh karena itu, kesadaran inilah yang
mendorong seseorang untuk berpikir dan intropeksi diri dari apa yang
untuk memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai petunjuk dari Allah
seperti itu, akan berpikir dua kali dalam bertindak. Dengan tujuan agar
(berpandangan “holistik”)
yaitu memiliki waktu untuk merenung “Mengapa hal itu bisa terjadi?”
dan “Bagaimana jika hal itu tidak terjadi?”. Dengan begitu, menjadikan
Nya.
i. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri”
terbentuk pribadi yang mandiri. Hal itu terjadi karena seorang yang
diartikan bahwa orang yang cerdas yaitu orang yang selama hidupnya
Agustian adalah inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam) yang be-
2. Titik Tuhan
34
Silmi Adawiya, “Kriteria Orang Paling Cerdas Menurut Rasulullah”,
https://bincangsyariah.com/kalam/kriteria-orang-paling-cerdas-menurut-rasulullah/, diakses
pada Senin 15 Mei 2023 pukul 23.45 WIB.
religius atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik
Tuhan atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang
adanya integrasi antara seluruh bagian otak, seluruh aspek dari dan
kecerdasan spritual ini peserta didik akan lebih mampu memotivasi diri
untuk lebih giat belajar atau menuntut ilmu sehingga dapat menemukan
didik untuk lebih kreatif yaitu memiliki daya cipta dan kreasi yang
35
Triantoro Safari, Spiritual Intelegence, (Yogyakarta: graha ilmu, 2007), hal.25.
36
Jufri, Sumadin dan Ikhwan Sawaty, ”Pentingnya Kecerdasan Spritual dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik”, Jurnal Istiqra’, Vol. 6,
No. 2 (Maret 2019), hal. 29-40.
menghadapi karena dia yakin musibah tersebut datangnya dari Allah
SWT.
contoh, jika ada siswa yang mencuri barang teman maka seorang siswa
kejadian itu kepada guru. Siswa yang melaporkan itu paham bahwa
tersebut, itu merupakan tindakan yang tepat karena siswa tersebut tidak
siswa.
tersebut.
hubungan antar siswa juga tidak baik. Melihat kejadian tersebut, siswa
kondusif kembali.37
Spiritual Siswa
37
Jufri, Sumadin dan Ikhwan Sawaty, Pentingnya, hal. 29-40.
ibadah. Karena untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan maupun
pengamalan siswa terhadap ajaran agama harus terus menerus kita berikan
adanya tugas yang diberikan oleh guru. Dengan tugas itu, akan melatih
siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah diberikan oleh guru.
kelas yang kondusif dan nyaman ketika pembelajaran. Selain itu, guru juga
harus melatih siswa untuk berdiskusi antar sesama siswa. Hal itu dengan
tujuan agar siswa terlatih untuk berpendapat dalam melakukan diskusi dan
melatih siswa agar muncul sifat berani pada siswa dalam menyampaikan
siswi.
dengan harapan guru bisa memastikan bahwa dalam diri siswa sudah ada
menciptakan suasana belajar yang kondusif, aman dan nyaman. Jika terjadi
pada siswa dan saling meminta maaf. Tindakan tersebut bertujuan agar rasa
persaudaraan antar siswa tetap terjaga dan terjalin dengan baik. Selain itu,
siswa juga harus dilatih untuk saling menghargai antar sesama teman.
memimpin yang diamati langsung oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus
bisa memahami dan mengedepankan kepentingan orang lain dari pada
spiritual yang baik akan menjalani kehidupan ini dengan terpola dan tujuan
hidup yang jelas, sehingga baik dalam aspek manapun kecerdasan spiritual
hakiki. Ketika pembersihan jiwa dilakukan setiap saat seperti melalui ritual
ibadah, maka seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan lebih bisa
menghargai hidup kita dan mengetahui potensi dalam dirinya. Ketika jiwa
seseorang telah baik dan optimal digunakan maka apapun yang dilakukan
menghilangkan rasa cemas serta mendidik jiwa ke arah yang positif dalam
38
Vaesol Wahyu Eka Irawan, “Peranan Kecerdasan Spiritual dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa”, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, No. 1 (Februari 2019), hal.
33-47.
39
Vaesol Wahyu Eka Irawan, Peranan, hal. 33-47.
BAB III
METODE DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Metode Penelitian
keadaan dan kejadian atas suatu obyek yang diuraikan secara jelas, lengkap,
a. Populasi
sebanyak 47 siswa.
40
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 23.
41
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hal. 19.
42
Anwar Hidayat, “Populasi dan Sampel : Pengertian Populasi adalah ?”,
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html, diakses pada
Jumat 9 Juni pukul 22.38 WIB.
b. Sampel
lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.44
tiannya.
a. Sumber Data
siswa.
43
Anwar Hidayat, Populasi, https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-
dansampel.html.
44
Nasifah, “Pengaruh Antara Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkah Laku Di Tingkat
Pendidikan MI Ikhlasiyah Palembang” (Skripsi Tarbiyah Universitas Muhammadiyah
Palembang, 2012), hal.10.
Sumber data sekunder yaitu sumber data tambahan yang
b. Jenis Data
sebagai berikut :
waras
madiyah o4 Sugihwaras
madiyah o4 Sugihwaras
a. Metode Observasi
45
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal.152.
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara
langsung maupun tidak langsung, lazimnya menggunakan
teknik yang disebut observasi.46
b. Metode Angket
spiritual.
c. Metode Dokumentasi
46
Mahmud Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal.168.
47
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 177.
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap
sesuatu yang diselidiki.48
d. Metode Wawancara
menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu terkait jumlah siswa, nama
siswa dan nilai siswa. Nilai yang akan diambil yaitu nilai penilaian
berikut :
Keterangan:
48
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 183.
∑xy = Jumlah perkalian x dan y.
x2 = kuadrat dari x.
Muhammadiyah 04 Sugihwaras :
49
Emka, “Menentukan Validitas Soal dan Instrumen”,
https://simpelpas.wordpress.com/2011/03/26/menentukan-validitas-soal-dan-instrumen/,
diakses pada Kamis 5 November 2020 pukul 22.04 WIB.
manusia melalui lembaga pendidikan di lingkungan pendidikan
Muhammadiyah.
Muhammadiyah
4. Alamat
5. Telepon/HP/Email : 082331770789 /
nimatuzzulaehah27@gmail.com
sertifikat
dan kemandirian”
d. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Muhammadiyah 04 Sugih-
waras
TABEL 1
Total
S-1 D-3 D-2 D-1 ≤SMA
Yayasan
3 Guru PNS - - - - - -
diperbantukan ( DPK)
Perpus
5 Tenaga Kebersihan/ 1 1
Penjaga
Jumlah 15 - - - 3 17
e. Data Siswa
TABEL 2
DATA SISWA
VII 7 8 15
VIII 15 8 23
IX 4 5 9
Jumlah
47
TABEL 3
9 Ruang UKS - - - -
11 Ruang TU 1 - - Cukup
2. Penyajian Data
Angket terdiri dari 10 item dengan skala SS, S, KS, TS. Skor untuk
SS S TS STS 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Adinda Nazwa 3 4 2 1 12 12 4 1 29
1
Syakila
Afkarina Dinayatul 3 6 1 0 12 18 2 0 32
3
Fakhiroh
Al Wahib 2 6 2 0 8 18 4 0 30
4
Dadang Sugiharto 3 5 2 0 12 15 4 0 31
7
Danu Ridho 2 6 1 1 8 18 2 1 29
8
Kharisma
Duta Arrahman 10 0 0 0 40 0 0 0 40
9
Febriansyah 3 6 1 0 12 18 2 0 32
10
M. Raka Maulana 1 8 1 0 4 24 2 0 30
11
M. Riki Maulana 0 8 2 0 0 24 4 0 28
12
Mohammad Adli 10 0 0 0 40 0 0 0 40
13
Khairullah Dzakwan
Ririn Febrianti 10 0 0 0 40 0 0 0 40
15
Davina Aurel 0 6 4 0 0 18 8 0 26
Agustina
17
Dina Fauzia 2 7 0 1 8 21 0 1 30
18
Dinda Raisha 2 7 0 1 8 21 0 1 30
19
Salsabila
Lila Saputri 0 8 1 1 0 24 2 1 27
24
Meyca Cindy Amelia 1 8 1 0 4 24 2 0 30
25
Muhammad Latif 4 5 0 1 16 15 0 1 32
Syaifudin
27
Muhamad Rossi 1 8 1 0 4 24 2 0 30
28
Ramadhan
Muhammad Nizar 2 7 0 1 8 21 0 1 30
29
Mahfud Pratama
Nanang Setiawan 1 7 2 0 4 21 4 0 29
31
Revi Fatikhatul 1 8 1 0 4 24 2 0 30
34 Hikmah
Zelicha Aldila 1 7 2 0 4 21 4 0 29
38
Meilian
Ahmad Wahib 0 6 3 1 0 18 6 0 25
39
40 Dela Aulia 10 0 0 0 40 0 0 0 40
Rhamadhani
Feri ArdIan 0 6 4 0 0 18 8 0 26
41
Maditya Bima 0 9 1 0 0 27 2 0 29
42
Romadhoni
Lailatul Fitriah 1 8 1 0 4 24 2 0 30
44
R.Asyadullah 2 8 1 0 8 24 2 0 34
45
Choirus Sifa’
Vika Septiana 4 5 0 1 16 15 0 1 32
46
Miftaqul Qoriyah 1 7 2 0 4 21 4 0 29
47
TABEL 5
No Item Skor
Skor
Nama
. Total
SS S TS STS 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Adinda Nazwa Syakila 1 7 2 0 4 21 4 0 29
1
Al Wahib 1 5 3 1 4 15 6 1 26
4
Dadang Sugiharto 1 6 3 0 4 18 6 4 32
7
Duta Arrahman 3 5 1 1 12 15 2 1 30
9
Febriansyah 3 5 0 2 12 15 0 2 29
10
M. Raka Maulana 1 8 1 0 4 24 1 0 29
11
M. Riki Maulana 0 8 2 0 0 24 6 0 30
12
Mohammad Adli 3 5 1 1 12 15 2 1 30
13
Khairullah Dzakwan
Ririn Febrianti 10 0 0 0 40 0 0 0 40
15
17
Dina Fauzia 1 8 1 0 4 24 2 0 30
18
Lila Saputri 1 9 0 0 4 27 0 0 31
24
Muhammad Latif 1 8 1 0 4 24 2 0 30
Syaifudin
27
Muhamad Rossi 5 4 1 0 20 12 2 0 34
28
Ramadhan
Muhammad Nizar 1 8 1 0 4 24 2 0 30
29
Mahfud Pratama
Nanang Setiawan 3 7 0 0 12 21 0 0 33
31
Ahmad Wahib 2 6 2 0 8 18 4 0 30
39
Dela Aulia 2 6 1 1 8 18 2 1 29
40
Rhamadhani
Feri ArdIan 0 8 1 1 0 24 2 1 27
41
Maditya Bima 1 7 2 0 4 21 4 0 29
42
Romadhoni
Lailatul Fitriah 4 5 1 0 12 15 2 0 29
44
R.Asyadullah Choirus 2 7 1 0 8 21 2 0 31
45
Sifa’
Vika Septiana 1 9 0 0 4 27 0 0 31
46
Miftaqul Qoriyah 1 8 1 0 4 24 2 0 30
47
3. Analisis Data
metode statistik. Data yang dapat dianalisa statistic ialah data angka. Prof.
a. Membuat tabel yang memuat nomor subjek yang diteliti, dengan vari-
abel (X) kegiatan pesantren kilat dan variabel (Y) kecerdasan spiritual
MX =
∑X
N
N = Jumlah responden
1440
Maka =
47
= 30,638
50
Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA. Statistik II. Yogyakart. Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM.1984.
hal 104.
c. Mencari mean dari variabel (Y)
MX =
∑Y
N
N = Jumlah responden
1434
Maka =
47
= 30,510
TABEL 6
No X Y x y xy x2 y2
1 2 3 4 5 6 7 8
XY
r xy =
√(∑ x ¿)¿ ¿ ¿
2
206,68
r xy =
√(542,85)(347,74)
206,68
r xy =
√ 188.770,659
206,68
r xy =
434,477455
r xy =0,47569
r xy =0,475
nilainya 0,475 sedangkan pada tabel hasil product moment pada jumlah
r hasil perhitungan (re) lebih besar dibandingkan nilai r pada tabel (rt) baik
Sedangkan hipotesa nihil (Ho) yaitu tidak ada pengaruh kegiatan pesantren
Sugihwaras ditolak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukan rata-rata
nilai 30,6 dari sekor maksimal 40. Di dalam kegiatan pesantren kilat ini
Diharapkan apa yang mereka dapat dari kegiatan pesantren kilat ini dapat
menjadi bekal ilmu tambahan untuk mereka menjadi lebih baik dan lebih
Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukkan rata-rata
nilai 30,5 dari sekor maksimal 40. Terlihat dari kedisiplinan mereka
serta adap yang tertanam di dalam diri siswa. Dampak positif tersebut
0,475 sedangkan pada tabel hasil product moment pada jumlah responden
bahwa hipotesa kerja (Ha) yaitu ada pengaruh kegiatan pesantren kilat
Sugihwaras diterima.
B. Saran
berikut:
1. Kegiatan unggulan Pesantren Kilat yang telah berjalan cukup baik den-
2. Kecerdasan spiritual siswa yang cukup baik tersebut untuk terus di bina
kondusif bisa merusak prilaku siswa, sedang untuk anak-anak yang ke-
mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang mem-
Demikianlah sejumlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis tarik dari
hasil analisa teoritis maupun empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian
maka selesailah pula pembahasan karya ini dan semoga karya ini bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
https://bincangsyariah.com/kalam/kriteria-orang-paling-cerdas-menurut-
Rosdakarya, 2014
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
https://simpelpas.wordpress.com/2011/03/26/menentukan-validitas-soal-
Arga, 2003.
Wahyu, Vaesol, Eka Irawan. “Peranan Kecerdasan Spiritual dalam
Siswa SDN Kalibaru 03 Pagi Cilincing Jakarta Utara. Skripsi UIN Syarif
Jaya, 1983.
1984.
Harya,Dirga,Putra.https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksidan-
https://tafsirweb.com/12746-quran-surat-asy-syams-ayat-8.html, diakses
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan
2003
https://tanwir.id/manusia-dalam-al-quran-pengembangan-kecerdasan-