Anda di halaman 1dari 84

SKRIPSI

PENGARUH KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP

TINGKAT KECERDASA SPIRITUAL SISWA DI MTS

MUHAMMADIYAH 04 SUGIHWARAS

Disusun oleh :

NURIL AINI MUDROFIN

NPM : 201949011798

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MUHAMMADIYAH BO-

JONEGORO

TAHUN 2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nuril Aini Mudrofin

NPM : 201949011798

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat Terhadap Tingkat Kecerdasan Spiritual

Siswa.

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam skripsi ini secara keseluruhan

adalah asli hasil penelitian saya kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

sumbernya dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bojonegoro, 08 Juli 2023

Yang menyatakan

Nuril Aini Mudrofin.


NPM : 201949011798
PERSETUJUAN

PENGARUH KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHAPAP TINGKAT


KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MTs MUHAMMADIYAH 04 SUGI-
HWARAS.

SKRIPSI

Disusun oleh : Nuril Aini Mudrofin, NPM : 201949011798


Program studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diperiksa dan dapat diajukan pada Ujian Munaqosah Skripsi Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro

Disetujui

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ibnu Habibi, M.Pd.I Ahmad Kundhori, M.Pd.I


PENGESAHAN

PENGARUH KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP TINGKAT KEC-


CERDASAN SPIRITUAL SISWA MTs MUHAMMADIYAH 04 SUGIH-
WARAS

SKRIPSI

Disusun oleh : Nuril Aini Mudrofin, NPM : 201949011798


Program studi : Pendidikan Agama Islam
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro
Pada Hari :
Tanggal :

Dewan Penguji Skripsi

Penguji Utama

, M.Pd.I

Ketua Sekretaris

, M.Pd.I , M.Pd.

Mengesahkan

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro

, M.Pd.I
MOTTO

9‫ت ِذ ْكرًا َو َأحْ َسنُهُم لَهُ ا ْستِ ْعدَا ًدا‬


ِ ‫م َأ ْكثَ ُرهُم لِل َمو‬9ُْ‫ض ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َوَأ ْكيَ ُسه‬
َ ‫َأ ْف‬
‫ُأولَِئكَ اَأل ْكيَاس‬

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan pal-
ing baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kema-
tian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.”
(HR. Ibnu Umar)
PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat

dan kasih sayang-Nya telah memberikan kepadaku rasa semangat,

kemudahan dan memberikan kelancaran selama menyusun skripsi ini.

Alhamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya lah skripsi ini dapat

terselesaikan.

Kupersembahkan skripsi ini kepada orang-orang yang berperan dalam

kehidupan saya :

1. Orang tua tercinta, yang telah mendukung dan mendoakan selalu setiap

langkah

2. Para dosen, dosen pembimbing dan dosen penguji STIT Muhammadiyah

Bojonegoro

3. Teman-teman seperjuangan di STIT Muhammadiyah Bojonegoro

4. Kepala sekolah beserta dewan guru MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras


KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Puji syukur Alhamdulillah, patutlah penulis ungkapan kepada Allah SWT,

karna berkat rahmat taufiq, hidayah dan inayahNya sehingga dapat menyelesaikan

penulisan karya ini.

Penulisan ini disamping diamaksudkan seabagai upaya untuk mengkaj

tentang ada tidaknya hubungan pengaruh dari kegiatan pesantren kilat terhadap

tingkat kecerdasan spiritual siswa, juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam

upaya penyelesaian pendidikan program S-1 pada STTT Muhammadiyah

Bojonegoro jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Sesuai dengan Judul tersebut di depan, maka penulisan ini mengupas

Masalah tingkat pemahaman Pendidikan Agama dan Prilaku Keagamaan siswa

serta keterkaitan pengaruh dari ke dua hal tersebut.

Dengan terselesaikannya karya ini, tak lupa penulis ucapakan banyak

terima kasih kepada :

1. Ketua STIT Muhammadiyah Bojonegoro yang telah memberikan

kesempatan pada peneliti untuk menyelesaikan studi di jurusan

Pendidikan Agama Islam.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STIT Muhammadiyah

Bojonegoro yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan

skripsi

ini.
3. Bapak Ibnu Habibi, M.Pd.I, sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan dorongan, arahan dan bimbingan selama penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Ahmad Kundhori, M.Pd.I, sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan dorongan, arahan dan bimbingan selama penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu selama 4 tahun

6. Kepala sekolah dan dewan guru MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

yang telah membantu apa yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta, yang telah mendoakan dan memberikan dukungan serta

semangat selama ini.

Penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

demi lebih sempurnanya penelitian selanjutnya. Akhirnya, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bojonegoro, 08, Juli 2023

Penulis,
ABSTRAK

PENGARUH KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP TINGKAT KE-

CERDASAN SPIRITUAL SISWA MTs MUHAMMADIYAH 04 SUGIH-

WARAS

Nama : Nuril Aini Mudrofin

NPM : 201949011798

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pe-


santren kilat terhadap kecerdasan spiritual siswa MTs Muhammadiyah 04
Sugihwaras. Kegiatan pesantren kilat yang diadakan bukan hanya sekedar
kegiatan ekstra, melainkan kegiatan wajib untuk siswa sebagai bekal ilmu
tambahan dan nilai plus siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan populasi sebanyak 47 siswa. Adapun rumusan masalah penelitian ini
ada 3. Pertama, bagaimana kegiatan pesantren kilat di MTs Muhammadiyah
04 Sugihwaras. Kedua, bagaimana sikap spiritual siswa-siswi MTs Muham-
madiyah 04 Sugihwaras. Ketiga, adakah pengaruh kegiatan pesantren kilat
terhadap sikap spiritual siswa di MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras.
Sumber data dalam penelitian ini ada sumber data primer dan sekunder.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
observasi, metode angket dan metode dokumentasi. Metode angket
merupakan metode utama untuk memperoleh data dari siswa. Hasil penelitian
ini menggunakan product moment diperoleh angka 0,475. Kemudian
dibandingkan dengan tabel “r” product moment dengan taraf signifikasi
sesuai jumlah n = 47, taraf 5% adalah 0,288 dan pada taraf signifikasi 1%
adalah 0,372. Dapatkan dibuktikan bahwa hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi
“Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat Terhadap Tingkat Kecerdasan Kecer-
dasan Spiritual Siswa ” telah terbukti. Sebab setelah dibandingkan hasil
perhitungan nilai Rxy lebih besar dari pada nilai pada tabel “r” product
moment. Dengan melihat tabel VI yaitu interprestasi angka indeks product
moment dapat diketauhi bahwa pengaruh antara variabel x dan y terhadap
pengaruh yang kuat atau tinggi.
Bojonegoro, 08 Juli 2023

Penulis,

Nuril Aini Mudrofin


NPM . 201949011798
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ibnu Habibi., M.Pd.I Ahmad Kundhori, M.Pd.I

Dewan Penguji Skripsi

Penguji Utama,

, M.Pd.I

Ketua Sekertaris

,M.Pd.I ,M.Pd.I

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN

ORISINALITAS

PERSETUJUAN

PENGESAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Penegasan Judul
D. Alasan Pemilihan Judul
E. Tujuan Penulisan
F. Manfaat Penulisan
G. Hipotesa
H. Metode Pembahasan
I. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Pesantren Kilat
1. Pengertian Pesantren Kilat
2. Tujuan Kegiatan Pesantren Kilat
3. Kelebihan dan Kekuragan Kegiatan Pesantren Kilat
4. Metode dan Teknik Pembelajaran Pesantren Kilat
B. Kajian Tentang Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
2. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
4. Pentingnya Kecerdasan Spiritual Dalam Pendidikan
C. Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat Terhadap Tingkat Kecerdasan Spiritual
Siswa

BAB III METODE DANLAPORAN HASIL PENELITIAN


A. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
2. Sumber dan Jenis Data
3. Metode Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
B. Laporan Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
2. Penyajian Data
3. Analisis Data

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 2 Data Siswa

Tabel 3 Data Sarana dan Prasarana Sekolah

Tabel 4 Hasil Angket Kegiatan Pesantren Kilat

Tabel 5 Hasil Angket Kecerdasan Spiritual

Tabel 6 Perhitungan Data Kegiatan Pesanren Kilat dan Kecerdasan Spiritual


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pembinaan manusia secara jasmani dan rohani,

artinya setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik

berkaitan dengan peningkatan kecerdasan intelegensi, kecerdasan emosional

dan kecerdasan spiritualnya.1 Hal ini dapat dibuktikan melalui perbedaan yang

mendasar antara manusia dengan binatang. Binatang memperoleh anugerah

alami berupa insting. Akan tetapi manusia selain memperoleh anugerah insting

dan yang menjadi pembeda yaitu dianugerahi akal untuk berpikir sebagai

bentuk kemuliaan dan kesempurnaan manusia. Dalam pepatah dikatakan

manusia adalah binatang yang berakal/berfikir.2 Dalam Islam ilmu pengetahuan

dan pendidikan memiliki kedudukan yang tinggi. Islam tidak menganggap

belajar hanya sebagai hak akan tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai sebuah

kewajiban.

Pendidikan harus mampu meningkatkan potensi peserta didik agar ia siap

dalam menghadapi tantangan di era Globalisasi ini tanpa rasa tertekan serta

mampu mengembangkan fitrahnya sebagai Khalifah di muka bumi dan mampu

untuk meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, lingkungan sekitar

serta selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.3Ciri khas keislaman

dan keunggulan suatu sekolah terletak pada kemampuannya memberikan

1
Hasan Basri, filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hal.54.
2
Aliy As’ad, Trjm Ta‟limul Muta‟alim (Kudus: Menara Kudus, 2007), hal.8.
33
Abdul aziz, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.62.
lingkungan yang dapat mengaktualisasikan potensi-potensi peserta didiknya

secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan intelektual, emosional dan

spiritualnya.

Pada kenyataannya, dunia pendidikan yang semestinya menjadi tempat

anak mengembangkan aspek kognitif, emosional, sosial, dan akhlak, sekilas

tampak gagal dalam mengoptimalkan potensi anak. Terkadang keberhasilan

prestasi siswa seringkali diukur dengan nilai raport yang terkesan formalitas.

Padahal nilai raport hanya hasil dari kecerdasan intelektual saja, sementara

kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial kurang mendapat perhatian dalam

nilai raport yang selama ini ada. Tentu saja hal ini salah, tetapi tidak benar juga

seratus persen, karena beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spirituallah yang

lebih berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak. Hasil penelitian Goleman

dalam (Adiningsih, 2004), memperlihatkan bahwa: “kecerdasan intelektual

hanya memberi kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan seseorang, yang 80

persen bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan

spiritualnya. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual

hanya berkontribusi 4 persen.4

Tanpa kita sadari penemuan-penemuan dibidang psikologi, ternyata

banyak kecerdasan yang telah ditemukan oleh para ilmuan. Ada IQ, EQ, dan

Spiritual Quotient (SQ), banyak yang menyaatakan bahwa kecerdasan

spiritualsebagai puncak dari segala kecerdasan (The Ultimate Intelligence).

Maka kecerdasan spiritual berpusat pada ruang spiritual yang memberi


kemampuan kepada setiap individu untuk menyelesaikaan masalah dalam

konteks nilai penuh makna dan memberi kemampuan menemukan langkah

yang lebih bermakna dan bernilai diantara langkah-langkah yang lain. Dengan

demikian kecerdasan spiritual merupakan landasan yang sangat penting

sehingga kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dapat berfungsi

secara efektif.4Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa, ia adalah

kecerdasan yang dapat membantu manusia menyembuhkan dirinya secara utuh.

Banyak sekali manusia yang saat ini menjalani hidup yang penuh luka dan

berantakan, mereka merindukan keharmonisan dan kebahagiaan dalam

hidupnya. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang berada dibagian

diri seseorang yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran

sadar. Dengan SQ manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi

secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. Kecerdasan spiritual (SQ)

merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna

dan nilai, sehingga seseorang dapat mengetahui apakah tindakan atau jalan

hidupnya lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. 5Adapun indikator

pribadi ber-SQ menurut Danah Zohar dan Ian Marshall antara lain: 1)

Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dn mempunyai

kepedulian yang tinggi. 2) Tingkat kesadaran diri yang tinggi. 3) Kemampuan

untuk menghadapi masalah dan memiliki banyak cara alternatif untuk

menyelesaikan suatu permasalahan. 4) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi

4
Monty P Satiadarma dan Fidelis, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua dan
Gurudalam Mendidik Anak Cerdas (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), hal.42.
5
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam
BerfikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung : Mizan, 2002), hal.8-9.
dan nilai-nilai. 5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak

perlu.6) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

(pandangan holistik), berpikir luas dan menyeluruh.6

Tugas pendidikan yang paling utama adalah menanamkan nilai-nilai dan

perubahan sikap. Nilai yang ditanamkan salah satunya adalah nilai religi atau

nilai agama dan nilai kedisiplinan. Sejalan dengan fungsi peranannya, maka

sekolah sebagai kelembagaan pendidikan yang didalamnya terdapat proses

perubahan dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap peserta

didik agar mempunyai kemampuan yang sempurna dengan kesadaran penuh

terhadap hubungan dan tugas sosial.

Setelah melakukan penjajagan awal di lapangan dan wawancara dengan

salah satu guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras, sebagian siswa masih memiliki permasalahan yang berkaitan

denganindikator kecerdasan spiritual, antara lain pemahaman dan kesadaran

keagamaan yang masih kurang, masih adanyapermasalahan siswa dalam hal

ubudiyah, dan masih ditemukannya siswa yang melanggar peraturan sekolah,

Untuk mengatasi permasalahan siswa tersebut maka pihak sekolah mewajibkan

siswanya untuk mengikuti program pondok pesantren kilat, yang mana

didalamnya terdapat beberapa upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

dan kedisiplinan siswa, serta upaya tersebut masih jarang diterapkan di

Lembaga lain. Kegiatan pondok pesantren kilat di laksanakan dari bulan

september sampai bulan april secara bergelombang dengan ketentuan

6
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, hal.14.
pembagian gelombang setiap kelas wajib mengikuti selama satu minggu. Di

dalam kegiatan pondok pesantren kilat selama satu minggu siswa akan

diberikan materi-materi dasar sesuai kebutuhan siswa. Terdapat bentuk- bentuk

kegiatan yang di dalamnya dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual siswa. Harapannya dengan mengikuti kegiatan pondok

pesantren kilat tersebut dapat menumbuhkembangkan kesadaran beragama

diantara para siswanya.

Ketika manusia lahir ia telah dianugerahi oleh Allah SAW

berbagai instrumen untuk menjalani dan mengembangkan

kehidupannya di bumi ini. Seperti instink ( gharizah), indra, akal

(kecerdasan) dan nurani (kalbu). Tetapi ia belum memiliki

pengetahuan apa-apa dalam arti kognitif, kecuali potensi-potensi

yang siap diaktualisasikan dengan instrumen tersebut. Dan dengan

potensi-potensi itu manusia mampu berinteraksi dengan

lingkungannya, baik lingkungan personal, sosial maupun lingkungan

alam. Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia di awal

kehidupannya adalah sama, semua bermula dari nol. Dan dengan alat

indra yang diberikan oleh Allah sebagai wujud dari salah satu

anugerahnya manusia dapat menyerap serta menerima informasi

yang didapatkan dari alat indra tersebut. Yang kemudian informasi

itu diaktualisasikan ke dalam memorinya sehingga menjadi sebuah


pengetahuan yang digunakan oleh manusia dalam kehidupannya.

Sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nahl ayat 78, 7

        


       
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Istilah pesantren kilat mengandung dua kata yaitu pesantren dan kilat. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pesantren berarti asrama tempat santri atau

tempat murid-murid mengaji. Pondok pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan agama islam yang di dalamnya terdapat seorang kyai (pendidik)

yang tugasnya mendidik dan mengajar para santri yang bertempat tinggal

dengan menggunakan asrama (pondokan) untuk tinggal dan masjid untuk

ibadaah dan mengaji (belajar). Sedangkan kilat adalah karena para santri

mondok (belajar) dalam waktu yang singkat. Dalam pengertian khusus

pesantren kilat adalah “kegiatan pendidikan agama islam yang diikuti oleh

siswa SD, SLTP, dan SMU/SMK yang memeluk agama islam,8 Lamanya

berkisar dari 7 sampai 30 hari.9

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan memiliki

dedikasi kerja yang ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan pribadi.

Dengan demikian selain seseorang mendapatkan peningkatan dibidang IPTEK


7
Ahmed Zarangi, “Pengembangan Kecerdasan Spiritual”, https://tanwir.id/manusia-dalam-al-
quran-pengembangan-kecerdasan-spiritual/, diakses pada Kamis 13 April 2023 pukul 10.25 WIB.
8
Gustiawan,Peran Pesantren Kilat Dalam Peningkatan Pengalaman Ibadah Siswa SDN
Kalibaru 03 Pagi Cilincing Jakarta Utara (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,2005)
9
AhmadTafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
121.
juga memperoleh binaan IMTAQ dari kegiatan tersebut. Biasanya orang yang

pandai dalam intelegensi dan emosi tanpa kecerdasan spiritual sebagai benteng

hanya akan menjadikan jiwa hampa dan memunculkan pemikiran-pemikiran

yang menyesatkan. Maka dari itu MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

berkomitmen untuk menghindari hal-hal tersebut menerapkan kegiatan Pondok

Pesantren Kilat dengan tujuan agar siswa bisa menguasai kebiasaan dan

kesederhanaan adat istiadat di pondok dan sekaligus pelaksanaan kegiatan

rutinitas gho>iru mahdoh dan hidup bersosialisasi dengan akhlak yang baik

sehingga siswa dapat memiliki kecerdasan spiritual yang baik pula

Beberapa hal diatas dikatakan suatu masalah yang menarik, unik dan layak

untuk diteliti, karena MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras adalah lembaga

sekolah menengah pertama di Sugihwaras yang menerapkan kegiatan wajib

mondok bagi siswanya sebagai bentuk upaya peningatan kecerdasan spiritual

siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

membahas dan meneliti pelaksanaan kegiatan Pondok Pesantren Kilat dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras,

dengan judul: “Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat Terhadap Peningkatan

Kecerdasan Spiritual Siswa di MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras”.

Dari beberapa tujuan dalam penyelenggaraan pondok pesantren kilat

tersebut diharapkan mampu menambah pemahaman dalam beragama dan siswa

yang mengikuti program pondok pesantren kilat memiliki kesadaran dalam

beragama serta mempunyai hati yang bersih, sehingga dengan hatiyang bersih

dapat terhindar dari sifat melanggar peraturan sekolah dantransfer nilai dapat
dilakukan dengan maksimal. Program tersebut sebagai media untuk melatih

dan mensucikan jiwa dan juga diharapkan dengan program pondok pesantren

kilat siswa dapat terhindar dari sifat yang tercela seperti disebut diatas.

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan memiliki

dedikasi kerja yang ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan pribadi.

Dengan demikian selain seseorang mendapatkan peningkatan dibidang IPTEK

juga memperoleh binaan IMTAQ dari kegiatan tersebut. Biasanya orang yang

pandai dalam intelegensi dan emosi tanpa kecerdasan spiritual sebagai benteng

hanya akan menjadikan jiwa hampa dan memunculkan pemikiran-pemikiran

yang menyesatkan. Maka dari itu MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

berkomitmen untuk menghindari hal-hal tersebut menerapkan kegiatan Pondok

Pesantren Kilat dengan tujuan agar siswa bisa menguasai kebiasaan dan

kesederhanaan adat istiadat di pondok dan sekaligus pelaksanaan kegiatan

rutinitas gho>iru mahdoh dan hidup bersosialisasi dengan akhlak yang baik

sehingga siswa dapat memiliki kecerdasan spiritual yang baik pula

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan pesantren kilat di MTs Muhammadiyah 04 Sugi-

hwaras?

2. Bagaimana sikap spiritual siswa-siswi di MTs Muhammadiyah 04 Sugih-

waras ?
3. Adakah pengaruh kegiatan pesantren kilat terhadap sikap spiritual siswa

di MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

C. Penegasan Judul

Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam

menggunakan kata dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan

beberapa istilah pokok maupun kata-kata variabel penelitian.

Sedangkan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu

(orang, benda) yang ikut membantu watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang.10

Pesantren kilat : Kegiatan pondok pesantren dalam suatu lem-

baga pendidikan yang diikuti oleh siswa SD,

SLTP, dan SMA/SMK yang memeluk agama

islam.11

Kecerdasan : Kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai

Spiritual kesempurnaan perkembangan akal budi

(ketajaman pikiran), yang mengandung sangat

luas sehingga kecerdasan tidak hanya

diartikan secara sempit yakni IQ (Inteligensi

quotient) sebagai satu-satunya rumus dari

10
Depdikbud RI, KamusBesarBahasa Indonesia, hal. 664
11
Gustiawan, Peran Pesantren Kilat Dalam Peningkatan Pengalaman Ibadah Siswa SDN Kaibaru
03 Pagi Cilincing Jakarta Utara (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,2005)
suatu kecerdasan. Kebanyakan orang tua

beranggapan bahwa anak yang nilainya tinggi

berarti anak tersebut pandai, begitu pula

sebaliknya kalau nilai raport anak rendah

maka anak tersebut bodoh.12

Siswa : Pengertian siswa atau peserta didik menurut

ketentuan umum undangundang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional adalah anggoa masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.13

MTs M 04 : Nama pendidikan tingkat menengah yang berada

Sugihwaras di desa Sugihwaras Kab. Bojonegoro

Jadi, maksud dari judul ini ialah pencapaian suatu tujuan yang hendak dicapai

siswa untuk memperbaiki sikap spiritual siswa melalui kegiatan pesantren kilat

yang diadakan di MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras.

D. Alasan Pemilihan Judul

12
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik, hal.1.
13
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung:
Permana, 2006), hal.65.
Penulis mengangkat judul skripsi ini karena pada observasi pertama

penulis tertarik dengan kegiatan wajib yang dilakukan di MTs

Muhammadiyah 04 sugihwaras, yaitu Pesantren Kilat yang dirasa dimana

penulis ingin mengetahui apakah ada peningkatan positif dari kegiatan

tersebut. Adapun hal lain yang menjadikan penulis mengangkat judul skripsi

ini yaitu sebagai berikut :

1. Penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang kegiatan pesantren kilat

2. Penulis ingin mengetahui kecerdasan spiritual siswa

3. Dengan kegiatan pesantren kilat ini diharapkan ada peningkatan ter-

hadap kecerdasan spiritual siswa

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan bagi penulis sendiri. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kegiatan pesantren kilat di MTs

Muhammadiyah 04 Sugihwaras

2. Untuk mengetahui kecerdasan spiritual siswa di MTs Muham-

madiyah 04 Sugihwaras

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan pesantren kilat ter-

hadap peningkatan sikap spiritual siswa MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat bagi:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber rujukan atau dasar

pijakan sehingga penelitian yang dilakukan tersebut menghasilkan

pengetahuan yang lebih lengkap.

2. Bagi guru

Memperkaya strategi pembelajaran dan bahan informasi serta

pengetahuan dapat dijadikan alternatif .

3. Bagi siswa

Agar lebih memahami pentingnya aspek spiritual dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM), sehingga bisa lebih dikembangkan dan

ditingkatkan dengan berbagai cara dalam bentuk kegistsn keagamaan

4. Bagi Sekolah

Penelitian diharapkan supaya dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menyusun program kegiatan atau penetapan

kebijakan lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas output atau lulusan

khususnya dalam aspek spiritualnya, karena selain dibekali dengan

pengetahuan IPTEK yang maju juga mempunyai IMTAQ

5. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan

tentang pendidikan karakter yang sangat berguna dalam mencerdaskan

masyarakat.
6. Bagi STIT Muhammadiyah Bojonegoro

Menjadikan pembelajaran yang berharga dalam rangka memajukan

pendidikan agama islam bagi para mahasiswa sebagai anak didik

untuk menuju masa depan.

G. Hipotesis

Sebelum terbukti kebenarannya melalui data dan fakta, penulis perlu

membuat hipotesis yang merupakan jawaban sementara mengenai

permasalahan yang dipertanyakan sampai terbukti adanya data dan fakta yang

terkumpul. Penulis dalam penelitian ini mengambil dua hipotesis yaitu :

1. Hipotesis Nihil (H0)

Sedangkan Hipotesis Nihil (H0) yang diambil penulis yaitu tidak adanya

pengaruh kegiatan pesantren kilat terhadap peningkatan kecerdasan

spiritual siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras.

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Adapun Hipotesis Kerja (Ha) yang diambil penulis yaitu ada pengaruh

kegiatan pesantren kilat terhadap peningkatan kecerdasan spiritual siswa

MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras.

H. Metode Pembahasan

Dalam penelitian ini bahwasanya berdasarkan hasil pengutipan,

pengambilan dan penelitian yang menjadi sumber didalam membahas


permasalahan dalam hal ini penulis menggunakan metode pembahasan

sebagai berikut:

1. Metode Induksi

Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan

berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Metode

berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan

bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di

fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum

diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.14

2. Metode Deduksi

Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari

alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses

pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan

yang benar dan valid.15

I. Sistimatika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini tersusun menjadi empat

bab,secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, penegasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode pembahasan, Hipotesa, sistematika

pembahasan.
14
Dirga Harya Putra, “Induksi dan Deduksi”,
https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksi-dan-deduksi/, diakses pada Rabu 5
April 2023 pukul 10.49 WIB.
15
Dirga Harya Putra, Induksi, https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksidan-
deduksi/.
Pada bab kedua, berisi Tiga pembahasan yaitu bentuk kegiatan siswa

dalam pesantren kilat, sikap spiritual siswa, pengaruh kegiatan pesantren kilat

terhadap kecerdasan spiritual siswa.

Selanjutnya bab ketiga, adalah laporan hasil penelitian. Dalam bab ini,

penulis menjabarkan tentang bahasan metodologi penelitian, yang membahas

tentang variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data

dan teknik analisis data, bahasan selanjutnya adalah tentang gambaran umum

obyek penelitian, penyajian data dan analisa data.

Diakhiri dengan bab keempat, yaitu berisi penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Pesantren Kilat

1. Pengertian Pesantren Kilat

Pesantren kilat berasal dari dua kata yaitu Pesantren dan Kilat.

Pesantren atau santri bearsal dari bahasa india “shantri” akar dari kata
shastra yang berarti “buku-buku suci,”,”buku-buku agama,”atau “buku

buku tentang ilmu pendidikan.

Pesantren dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti asrama

tempat santri atau tempat dimana peserta didik menuntut ilmu agama.

Akar kata pesantren berasal dari kata “santri”, suatu istilah yang sering

digunakan untuk orang-orang yang sedang menuntut ilmu di lembaga

pendidikan tradisional Islam di Jawa dan Madura. Kata “santri” mendapat

awal “pe” dan akhiran “an”, yang mempunyai arti tempat para santri

menuntut ilmu. Dalam bahasa modern santri memiliki arti sempit dan arti

luas. Pengertian sempit santri adalah seorang pelajar sekolah agama,

sedangkan arti yang luas dan umum santri adalah seorang anggota

penduduk jawa yang menganut agama Islam dengan sungguh, rajin

beribadah, pergi kemasjid pada hari jumat dan sebagainya. 16

Setidaknya terdapat empat teori yang menjelaskan tentang

pengertian kata santri yaitu bahasa Sanskerta, Jawa, Tamil, dan India. Abu

hamid mengungkapkan bahwa kata pesantren berasal dari bahasa sanskerta

yang memperoleh perwujudan arti sendiri dalam bahasa Indonesia. Santri

berasal dari kata “sant” yang berarti orang baik dan disambung dengan

kata “tra” yang berarti menolong. Jadi “santra” santra berarti orang baik

yang suka menolong. Sedangkan pesantren ialah tempat untuk membina

manusia menjadi orang baik.17

16
Clifford Greetz, Abangan, Santri, dan Priayayi dalam Masyarakat Jawa, Terjemah Aswab
Mahasin dari The Religion Of Java, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983),hal.268.
17
Taufik Abdullah (Ed), Agama dan Perubahan Sosial, ( Jakarta: Rajawali Press 1983),hal.328.
Karel A. Steenbrink berpendapat bahwa pesantren adalah lembaga

sekolah tradisonal Islam yang mempunyai asrama di Indonesia. Lembaga

sekolah pesantren fokus pada pengajaran agama dengan menggunakan

metode pengajaran tradisional dan kurikulum pengajaran yang khas.

Sedangkan A. Mukti Ali berpendapat bahwa istilah pesantren di Indonesia

merupakan suatu lembaga Pendidikan Agama Islam yang didalamnya

terdapat seorang pendidik atau kyai yang bertugas mengajar dan mendidik

santrinya. Dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan

pendidikan serta didukung dengan adanya asrama sebagai tempat

tinggalnya.18

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang

didirikan di Indonesia. Pesantren diduga telah berdiri sejak tahun 1062.

Hasil pendataan yang dilakukan oleh departemen kementrian agama pada

tahun 1984-1985 diperoleh informasi bahwa pesantren tertua di Indonesia

adalah Pesantren Jan Tampes II di Pamekasan Madura. Namun, dugaan ini

masih diragukan karena jika tidak ada Jan tampes II seharusnya ada Jan

tampes I yang usianya lebih tua.19

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai ciri

khas yang berbeda, yaitu karakter khasnya yang berbasis religius.

Pendidikan dalam Pesantren telah mampu meletakkan dasar-dasar

Pendidikan Agama Islam hingga saat ini. Dalam perkembangannya

18
Anin Nurhayati, Inovasi Kurikulum,(Yogyakarta: Teras, 2010),hal.50-51.
19
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren ,(Jakarta: Indonesia-Netherland Cooperation In Islamic Studies,
1994),hal.19-20.
pesantren menjadi sarana moral dan budaya yang mewarisi intektual

Islam. Pesantren juga merupakan lembaga dasar yang menanamkan nilai-

nilai budaya dan perilaku keislaman dengan ciri khas yang mendasar yakni

menanamkan ajaran yang mengandung keikhlasan, ketulusan,

kemandirian, kebersamaan dan keberanian didalamnya.

Alasan utama munculnya pesantren adalah untuk mentransmisikan

ajaran agama Islam. Pesantren mempunyai peran peran yang penting

dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, terutama dalam bidang

keagamaan. Pengajaran di pesantren membawa pengaruh positif dan

menghasilkan lingkungan disiplin dalam melaksanakan syariat Islam.

Lembaga pendidikan Pesantren selain memiliki fungsi memberikan

pengajaran ilmu agama kepada para peserta didiknya juga memiliki

beberapa fungsi lainnya yaitu, sebagai lembaga dakwah, lembaga

pemberdaya sosial kemasyarakatan dan juga sebagai bukti perjuangan para

pahlawan pada masa penjajahan. 20

Pesantren berkembang sangat pesat terutama pada masa

kolonialisme dan pada masa setelah perang kemerdekaan perkembangan

yang cepat tersebut di duga karena beberapa faktor diantaranya:

1. Pada awal penyebaran agama Islam, para ulama dan kyai miliki

kedudukan yang tinggi di lingkungan kerajaan dan keraton.

Kedudukan meraka sebagai penasehat raja atau sultan. Oleh karena

20
Suryadharma Ali, Paradigm Pesantren Memperluas Horizon Kajian Aksi, (Malang: UIN MALIKI
Press, 2013),hal.57-59.
itu, pembinaan pesantren mendapat perhatian yang lebih dari para

raja dan sultan.

2. Pada masa kolonialisme pemerintahan Hindia Belanda mendirikan

lembaga pendidikan. Pada waktu itu hanya diperuntukan bagi

golongan tertentu, sehingga secara tidak langsung pesantren

merupakan satu-satunya lembaga pendidikan bagi pribumi Muslim.

Hubungan transportasi Indonesia dan Mekkah yang semakin lancar

memudahkan pemuda-pemuda Islam dari Indonesia menuntut ilmu ke

Mekkah. Sekembalinya ke tanah air mereka biasanya langsung mendirikan

pesantren di daerah asalnya.

Berdasarkan perkembangan selanjutnya pesantren dapat diklasifikasikan

kepada empat jenis:

1. Pesantren Salafi (Tradisioanl), yaitu pesantren yang hanya

memberikan materi keagamaan kepada para santrinya. Tujuan

utama dari pesantren salafi adalah mencetak kader-kader Dai yang

dapat menyebarkan Agama Islam di tengah masyarakat. Pada

pesantren salafi, seorang santri hanya dididik dengan ilmu-ilmu

agama dan tidak diperbolehkan untuk mengikuti pendidikan

formal.

2. Pesantren Ribathi, yaitu pesantren yang mengkombinasi materi

agama dengan materi umum. Dengan demikian, kelak diharapkan

dapat berkembang dengan baik untuk mengisi posisi-posisi yang

strategis dalam pemerintahan dan masyarakat.


3. Pesantren Khalafi (Modern), yaitu pesantren yang dibentuk dengan

desain kurikulum yang disusun secara baik, untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Pesantren Khalafi tidak hanya diberikan materi

agama dan umum saja kepada para santrinya, tetapi juga

memberikan materi yang berkaitan dengan skill atau vocational.

4. Pesantren Jami’i (asrama pelajar dan mahasiswa), pesantren ini

memberikan pengajaran bagi para pelajar atau mahasiswa sebagai

tambahan ilmu agama bagi mereka.21

Dewasa ini pesantren dituntut untuk menjadi benteng pertahanan

pada masa penjajahan hingga masa sekarang. Pada masa sekarang

imperialisme budaya begitu kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat

khususnya di daerah perkotaan. Era moderenitas yang berkembang begitu

cepat menuntut pesantren untuk tanggap secara cepat sehingga

eksistensinya tetep relevan dan signifikan. Karena peran pesantren yang

begitu vital maka tradisi yang dipesantren diharapkan tetap dipertahankan

sebagai lembaga dakwah dengan menempatkan diri sebagai transformator,

motivator dan innovator. Pesantren juga harus menjadi lembaga

pengembangan masyarakat.

Sebagai lembaga pengembangan masyarakat pesantren juga telah

melakukan beberapa inovasi. Salah satunya dengan adanya pesantren kilat.

Salah satu inovasi dalam bidang spiritual adalah pesantren kilat. Menurut

penjelasan diatas menunjukkan bahwa kegiatan pesantren kilat ini

21
H.M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum,( Jakarta:Peneerbit Bumi Aksara,
1995),hal.243.
mengadopsi sistem pengajaran yang ada di pesantren, sedangkan kilat

menunjukkan pelaksaan pesantren kilat ini relatif singkat. Lamanya

mungkin berkisar dari 7 sampai 30 hari. Pengertian pesantren kilat dibagi

menjadi dua pengertian secara umum dan khusus sebagai berikut:

1) Pengertian pesantren kilat secara umum

Pesantren kilat berasal dari dua kata, yaitu pesantren dan kilat.

Pesantren berasal dari kata “santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi

orang yang menuntut ilmu. Kata pesantren digunakam karena sistem

yang dipakai pada pseantren kilat cenderung mengadopsi sistem

pendidikan di pesantren. Sistem pendidikan pesantren yang dimaksud

yaitu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang

pemimpin atau pendidik yang disebut kyai (guru).

Sedangkan kata kilat berarti, cepat atau singkat. Jadi dapat

disimpulkan bawasannya kegiatan pesantren kilat adalah kegiatan

yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

2) Pengertian pesantren kilat secara khusus

Pesantren kilat adalah kegiatan dalam bidang keagamaan yang diikuti

oleh pelajar, mahasiswa dan juga beberapa lapisan masyarakat seperti

lembaga dakwah dan juga majlis ta’lim. Waktu 27 pelaksanaan

pesantren kilat relatif singkat pada waktu liburan atau pada waktu

ramadhan. Kegiatan pesantren kilat didesain sesuai dengan suasana

kehidupan yang islami seperti adanya kebersamaan, kekerabatan dan

persaudaraan yang saling menunjang sesuai dengan ajaran Islam. Hal


tersebut akan terwujud jika tingkah laku dan disiplin dilaksankan

sesuai dengan kaidah dan syariat Islam.

Pesantren kilat mulai dilaksanakan sekitar tahun 80-an.

Belum ada data yang pasti untuk menunjukkan siapa penggagas

pertama dari penyelenggaraan pesantren kilat. Pesantren kilat pada

awalnya muncul dan dilaksanakan oleh orang-orang dari Departemen

Pendidikan Agama pusat yang mengirim anak mereka ke pesantren

Gontor pada saat libur sekolah. Kemudian pada tahun 80-an. Peserta

pesantren kilat ini di bagi berdasarkan kemampuannya, mulai dari

tingkat pemula yang lebih ditekankan pada pembelajaran Al-Qur’an

dan praktik ibadah sehari-hari, sampai pada tingkat mahir yang

menekankan pada pembelajaran kitab kuning dan diskusi tentang

permasalah fiqih kontemporer. 22

Pada perkembangannya banyak sekolah yang

menyelenggarakan pesantren kilat adalah sekolah umum (SD, SMP,

SMA/SMK). Adapun sekolah agama namun tidak semua sekolah

agama menyelenggarakan pesantren kilat. Kalaupun ada sekolah

agama yang menyelenggarakan pesantren kilat peserta dari pesantren

kilat tersebut berasal dari sekolah umum, bukan siswa-siswi sekolah

tersebut.

2. Tujuan Kegiatan Pesantrenkilat

Penyelenggaraan pesantren kilat ini juga mempunyai tujuan.

Berikut ini beberapa tujuan dari pesantren kilat:


22
Ahmad Tafsir, Ilmu,hal120-121.
a. Tujuan umum Tujuan umum pesantren kilat adalah untuk

memberikan pengetahuan, pemahaman, penghayatan serta pengamalan

ajaran Agama Islam kepada peserta didik. Sehingga mereka dapat

menjadi manusia yang dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi

laranganNya.

b. Tujuan khusus Tujuan khusus dari pesantren kilat untuk

memperdalam, Meningkatkan, dan memantapkan pemahaman ajaran

Agama Islam kepada peserta didik. Khususnya, tentang keimanan,

peribadahan, akhlak dan pemahaman isi Al-Qur’an. Sehingga terbentuk

perilaku peserta didik yang sesuai dengan ajaran Islam. 23 Adapun tujuan

diselenggarakan pesantren kilat, sebagai berikut:

a) Meningkat pemahaman peserta didik terhadap ajaran Agama

Islam. Tujuan ini diImplementasikan dengan memberikan materi

keagamaan kepada siswa.

b) Menanamkan sikap keagamaan pada diri peserta didik. Tujuan ini

dimplementasikan dengan adanya kegitan yang bersifat

peribadahan, seperti tadarrus Al-Qur’an, qiyamul lail, sholat

berjamaan dan lain sebagainya.

c) Mengembangkan nilai-nilai kepribadian yang positif atau nilai-

nilai akhlak yang baik. Untuk mengimplementasikan tujuan

tersebut dengan adanya kegiatan kerjasama, toleransi, rendah hati

dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas, dan lain-lain.

23
Departemen Kementrian Agama RI, Panduan Pesantren Kilat, ( Jakarta: Departemen
Kementrian Agama RI, 2005),hal.3.
d) Membekali peserta didik dengan kemampuan yang praktis.

Tujuan ini diimplementasikan dengan memberikan materi yang

bersifat praktis seperti menghafal doa-doa, tatacara beribadah, dan

lain sebagainya.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Kegiatan Pesantren Kilat

1. Kelebihan Pesantren Kilat

a. Memperdalam pengetahuan agama

b. Meningkatkan keterampilan dalam ibadah

c. Memperkuat tali silaturahmi antara peserta dengan peserta lain dan

dengan pengasuh pesantren

d. Memberikan pengalaman baru dan tantangan dalam hidup

e. Lebih efektif untuk mempelajari agama dalam waktu singkat

f. Biaya program lebih murah dibandingkan dengan pendidikan formal

g. Lingkungan pesantren yang kondusif dan mendukung

2. Kekurangan Pesantren Kilat

a. Waktu yang singkat dan intensif sehingga menuntut konsentrasi

yang maksimal

b. Tidak semua peserta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

pesantren

c. Tidak semua pengasuh pesantren memiliki kemampuan mengajar

yang baik

d. Tidak terakreditasi sehingga tidak diakui sebagai pendidikan for-

mal
e. Tidak semua program pesantren kilat memberikan ilmu dan praktik

keislaman yang sesuai dengan Syariat Islam

f. Terbatasnya waktu yang membuat peserta tidak bisa mengem-

bangkan ilmu agama secara mendalam

4. Metode dan Teknik Pembelajaran Pesantren Kilat

Kegiatan pesantren kilat merupakan kegiatan luar sekolah. Metode

dan teknik pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan kegiatan

pesantren kilat. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan metode

dan teknik pesantren kilat:

1. Berdasarkan kebutuhan peserta didik.

2. Berorientasi pada tujuan pembelajaran.

3. Berpusat pada peserta didik.

4. Berangkat dari pengalaman belajar.

Secara umum metode yang baik digunakan berdasarkan

prinsipprinsip di atas adalah:

1. Metode individual, metode individual ini biasanya berupa hafalan dan

lalaran. Metode ini digunakan untuk menguasai materi hafalan dan

praktik ibadah.

2. Metode kelompok (mudzakarah), metode ini digunakan untuk

memperdalam penguasaan materi keimanan dan pemahaman terhadap

nilai-nilai Islam.
3. Metode masal (badongan), metode pembelajaran badongan ini bisa

disebut juga dengan metode pembelajran kelompok dan bersifat

klasikal, dimana seluruh santri mengikuti kyai membaca dan

menjelaskan kitab.

Teknik-teknik pembelajaran yang digunakan untuk pesantren kilat

sebagai berikut:

1. Teknik presentasi, teknik presentasi ini mencakup ceramah, tanya

jawab, hikayat dan nasehat.

2. Teknik pembinana partisispasi peserta, teknik ini mencakup simulasi,

bermain peran, studi kasus, dan pemecahan masalah kritis.

3. Teknik diskusi, teknik ini mencakup diskusi terbimbing oleh pengajar

dan juga berorientasi pada pemecahan masalah.

4. Teknik pelatihan keterampilan praktis.

5. Teknik pembiasaan.24

B. Kajian Tentang Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kesempurnaan

perkembangan akal budi (ketajaman pikiran), yang mengandung sangat

luas sehingga kecerdasan tidak hanya diartikan secara sempit yakni IQ

(Inteligensi quotient) sebagai satu-satunya rumus dari suatu kecerdasan.

Kebanyakan orang tua beranggapan bahwa anak yang nilainya tinggi

24
Edin Mujahidin, Pesantren Kilat: Alternative Pendidikan Agama Luar Sekolah, ( Pustaka
AlKautsar: Jakarta, 2005),hal.148.
berarti anak tersebut pandai, begitu pula sebaliknya kalau nilai raport anak

rendah maka anak tersebut bodoh.25 Padahal sesungguhnya ukuran dari

kecerdasan sangat banyak sekali bentuknya tergantung pada wilayah

kecerdasan yang mana. Kecerdasan tidak hanya melingkupi satu aspek saja

tetapi banyak aspek sesuai dengan sifat bawaan dan pengaruh dari

lingkungan. Namun kecerdasan dapat dimaknai sebagai suatu tingkat

kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

langsung dihadapi dan juga kemampuan mengantisipasi masalahmasalah

yang akan datang atau potensi yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi

dengan lingkungannya.26 Secara garis besar setiap manusia memiliki

minimal tiga kecerdasan yaitu kecerdasan inteligensi atau inteligensi

quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan

kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).27

Kecerdsan intelektual (IQ) atau rasionl adalah kecerdasan yang

digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis. 28

Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan anak mengenali perasaan

diri sendiri dan perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri,

kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungan dengan orang lain.29 Sedangkan spiritual itu adalah kebatinan,

kejiwaan atau yang brhubungan dengan kerohanian seseorang. Jika dua

25
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik, hal.1.
26
Monty P.Stiadarma Dan fidelis E. Waruwu, Mendidik,hal.26.
27
Agus Ngermanto, Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum: Cara Praktis Melejitkan IQ,EQ dan
SQ (Bandung: Nuansa Cendekia, 2001), hal.49.
28
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, hal.3.
29
Agus Ngermanto, Quantum,hal. 98
kata (kecerdasan dan spiritual) digabungkan maka akan membentuk suatu

kajian ilmu yang mempunyai makna sangat mendalam. Hal ini tidak lain

karena munculnya pemahaman dan penafsiran para ahli bahwa kecerdasan

seseorang tidak hanya tergantung pada satu aspek saja (aspek intelektual),

akan tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain salah satunya aspek spiritual.

Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, sebagaimana

dikutip oleh Ary Ginanjar adalah kecerdasan untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas

dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.30 Menurut

sinetar yang dikutip oleh Agus Nggermanto, kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang mendapat inspirasi, dorongan dan efektivitas yang

terinspirasi, theis-ness atau penghayatan ketuhanan yang didalamnya kita

semua menjadi bagian.31 Dari beberapa pengertian diatas, dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang

bertumpu pada makna atau nilai, yaitu kemampuan untuk memaknai setiap

perilaku dan aspek kehidupan berdasarkan dengan nilai ibadah kepada

Alah dalam kaitannya untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Jadi

kecerdasan spiritual adalah kemampuan memberi makna ibadah terhadap

setiap perilaku dan kegiatan dan memiliki pola pemikiran tauhid serta

berprinsip hanya kepada Allah SWT.


30
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia sukses membangkitkan ESQ Power (Jakarta: Arga, 2003),
hal.175.
31
Agus Nggermanto, Quantum, hal.117.
2. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik

mencakup hal-hal berikut :

a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)

Seseorang yang bersikap fleksibel, akan lebih mudah dan beradaptasi

dengan lingkungan maupun dengan orang lain. Dengan sikap fleksibel

tersebut akan membantu seseorang dalam berkomunikasi,

mengembangkan diri dan menambah pengetahuan baru. Sehingga

dengan kemampuan bersikap fleksibel tersebut akan membuat sesorang

bisa diterima dimanapun dan dalam kondisi apapun.

b. Tingkat kesadaran yang tinggi

Kesadaran merupakan cara mengontrol diri, dimana seseorang

yang memiliki kesadaran yang tinggi dapat mengatur dan mengontrol

apa yang dipikir dan diperbuat. Oleh karena itu, kesadaran inilah yang

mendorong seseorang untuk berpikir dan intropeksi diri dari apa yang

mampu dilakukan maupun yang tidak mampu dilakukan. Dengan

demikian, orang yang memiliki kesadaran yang tinggi dapat

mencegahnya dari sebuah penyesalan.

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik, mampu

menghadapi sebuah penderitaan yang dialaminya. Dengan kemampuan

yang dimilikinya itu, menjadikan seseorang akan memanfaatkan situasi

penderitaannya itu untuk merenung, sehingga dapat mengambil sebuah


hikmah atau pelajaran dari penderitaan itu. Hikmah atau pelajaran

itulah yang menjadikan seseorang akan lebih baik kedepannya.

d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik, ketika

mengalami rasa sakit maka hatinya akan mendorong untuk bersabar

dalam menghadapinya. Dengan bersabar, rasa sakit yang dialami akan

mudah untuk dilalui.

e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

Kecerdasan spiritual akan membimbing dan mendorong seseorang

untuk memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai petunjuk dari Allah

SWT. Seseorang yang hidupnya menjadikan akhirat sebagai tujuan

maka nilai-nilai kebaikan menjadi pendukung untuk mencapai tujuan

akhirat tersebut. Allah SWT memberikan setiap manusia ilham dalam

dirinya yaitu kebaikan dan keburukan. Sebagaimana firman Allah

dalam surat Asy-Syams ayat 8 :

َ ‫فَأ ْلَه َمها َ ف ُُجو َرها َ َوت ْقَ َو ٰىها‬

Artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)


kefasikan dan ketakwaannya”.32

Seseorang yang mengambil jalan kebaikan maka akan beruntung

dan dapat menyucikan hati dengan melakukan nilai-nilai kebaikan.

Sedangkan seseorang yang mengambil jalan keburukan akan merugi

dan dapat mengotori hatinya.

f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu


32
https://tafsirweb.com/12746-quran-surat-asy-syams-ayat-8.html, diakses pada Senin 15 Mei
2023 pukul 21.38 WIB.
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan

memiliki pola pikir pada kemanfaatan dan menghindari berbuat yang

menyebabkannya merugi dan merugikan orang lain. Dengan pola pikir

seperti itu, akan berpikir dua kali dalam bertindak. Dengan tujuan agar

apa yang dilakukannya tidak menyebabkan orang lain merugi.

g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan “holistik”)

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi mampu

mencari hubungan dan mengaitkan satu masalah dengan masalah lain

sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Dengan begitu, pengetahuan

yang baru tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

mengambil keputusan dan tindakan.

h. Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana

jika?” untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar

Tanda seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi

yaitu memiliki waktu untuk merenung “Mengapa hal itu bisa terjadi?”

dan “Bagaimana jika hal itu tidak terjadi?”. Dengan begitu, menjadikan

seseorang akan lebih banyak berintropeksi diri, mengambil pelajaran

dan akan menjadikan seseorang selalu mengingat akan Kebesaran

Allah SWT. Sesungguhnya apapun yang terjadi merupakan ketetapan-

Nya.

i. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri”

yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi


Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan

terbentuk pribadi yang mandiri. Hal itu terjadi karena seorang yang

memiliki kecerdasan spiritual sudah terbiasa dengan merenung,

intropeksi diri, mampu mencari hubungan antar masalah dan mampu

menghadapi sebuah masalah dengan bijak. Dengan kemampuannya

tersebut, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual ini lebih

percaya pada dirinya sendiri dalam menghadapi segala permasalahan,

dan percaya bahwa solusi yang diambilnya sesuai dengan

pertimbangan yang matang.33

Sedang menurut Agustian, ciri-ciri orang yang cerdas secara

spiritual adalah seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari

senantiasa berperilaku baik atau akhaqul karimah, perilaku itu seperti

istiqomah, kerendahan hati, tawakal (berusaha dan berserah diri),

keiklasan atau ketulusan, kaffah (totalitas), tawazun (keseimbangan),

ihsan (integritas dan penyempurnaan).

Dari ciri-ciri kecerdasan spiritual menurut Agustian tersebut dapat

diartikan bahwa orang yang cerdas yaitu orang yang selama hidupnya

selalu menggunakan waktunya untuk berbuat baik pada sesama.

Kebaikankebaikan tersebut dapat menjadi bekal menuju akhirat. Ciri-

ciri kecerdasan spiritul menurut Agustian sesuai dengan sabda Nabi

Muhammad SAW. Yaitu sebagai berikut :

َِ ‫ أ ُو‬9‫تِ ْعدَا ًدا‬9‫اس‬


‫لَئك‬ َْ ‫ رًا َو‬9‫ت ِذ ْك‬
ْ َُ‫ه‬9‫نهُ ُم ل‬9‫أح َس‬ ِ ‫و‬99‫ه ُْم أ َْكث َُره ُم للِ َم‬9‫يس‬ َْ َ‫نيِن‬99‫ ُل ْال ُمْؤ ِم‬9‫ض‬
َُ ‫ا ً َوأ َْك‬9ُ‫نهُ ُْم ُخلق‬9‫أح َس‬ َ َْ‫أف‬
‫األ َْكياَس‬
33
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, hal. 14.
Artinya :
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang
paling baik akhlaknya. Orang yang cerdas adalah orang
yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik
dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi
kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang
yang berakal.”34

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual menurut

Agustian adalah inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam) yang be-

rasal dari dalam diri (suara hati), seperti keterbukaan, tanggung-

jawab, kepercayaan, keadilan, kepedulian sosial.Sedangkan menurut

Zohar dan Marshall mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempen-

garuhi kecerdasan spiritual yaitu:

1. Sel Saraf Otak

Otak menjadi jembatan antara kehidupan bathin dan lahiriah kita.

Ia mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks, luwes,

adaptif dan mampu mengorganisasikan diri. Menurut penelitian yan

dilakukan pada era 1990-an dengan menggunakan WEG (Magnet–

Encephalo–Graphy) membuktikan bahwa osilasi sel saraf otak pada

rentang 40 Hz merupakan basis bagi kecerdasan spiritual.

2. Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian

dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman

34
Silmi Adawiya, “Kriteria Orang Paling Cerdas Menurut Rasulullah”,
https://bincangsyariah.com/kalam/kriteria-orang-paling-cerdas-menurut-rasulullah/, diakses
pada Senin 15 Mei 2023 pukul 23.45 WIB.
religius atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik

Tuhan atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang

menentukan dalam pengalaman spiritual. Namun demikian, titik Tuhan

bukan merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual. Perlu

adanya integrasi antara seluruh bagian otak, seluruh aspek dari dan

seluruh segi kehidupan.35

4. Pentingnya Kecerdasan Spiritual dalam Pendidikan

Apabila kecerdasan spiritual dimiliki oleh peserta didik, akan

lebih mampu memahami berbagai masalah yang timbul selama proses

belajar mengajar berlangsung disekolah. Tidak hanya itu dengan

kecerdasan spritual ini peserta didik akan lebih mampu memotivasi diri

untuk lebih giat belajar atau menuntut ilmu sehingga dapat menemukan

makna dari pelajaran yang diberikan guru. SQ juga mendorong peserta

didik untuk lebih kreatif yaitu memiliki daya cipta dan kreasi yang

tinggi sehingga hasil belajar di sekolah meningkat.36

Kecerdasan spiritual sangat penting dalam pendidikan, dimana

kecerdasan itu akan menjadi penentu sikap seorang siswa dalam

menghadapi permasalahan yang terjadi di sekolah. Siswa yang

memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi maka ketika siswa tersebut

mendapat ujian atau musibah, siswa tersebut akan bersabar dalam

35
Triantoro Safari, Spiritual Intelegence, (Yogyakarta: graha ilmu, 2007), hal.25.
36
Jufri, Sumadin dan Ikhwan Sawaty, ”Pentingnya Kecerdasan Spritual dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik”, Jurnal Istiqra’, Vol. 6,
No. 2 (Maret 2019), hal. 29-40.
menghadapi karena dia yakin musibah tersebut datangnya dari Allah

SWT.

Kejadian di sekolah sangat banyak dialami oleh siswa, sebagai

contoh, jika ada siswa yang mencuri barang teman maka seorang siswa

yang memiliki kecerdasan spiritual akan bertindak melaporkan

kejadian itu kepada guru. Siswa yang melaporkan itu paham bahwa

tindakan mencuri yang dilakukan oleh temannya itu merupakan

tindakan yang tidak baik. Bagi siswa yang melaporkan kejadian

tersebut, itu merupakan tindakan yang tepat karena siswa tersebut tidak

ingin tindakan mencuri tersebut dilakukan oleh teman-teman yang lain.

Kecerdasan spiritual sangat penting bagi siswa dalam

pembentukan karakter. Pembiasaan sholat berjamaah sebagai

contohnya. Jika mendengar adzan berkumandang, maka siswa yang

memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan bergegas dan segera

menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat. Hal ini menunjukkan

bahwa kecerdasan spiritual juga dapat membentuk sifat disiplin pada

siswa.

Di sekolah, siswa pasti dihadapkan sebuah masalah, dimana

masalah tersebut harus diselesaikan dengan diskusi antar sesama siswa.

Mengerjakan tugas kelompok sebagai contohnya. Kerja kelompok

membutuhkan diskusi untuk mencari kesepakatan dan keputusan, maka

siswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan memutuskan

sebuah keputusan yang matang. Dengan keputusan yang diambil


tersebut diharapkan mampu dikerjakan dengan mudah, tidak

memberatkan serta tidak ada siswa yang dirugikan dari keputusan

tersebut.

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan

tenang dalam menghadapi sebuah masalah. Ketenangan dan berpikir

positif sangat diperlukan dalam mencari solusi dari setiap masalah

yang dihadapi. Di lingkungan sekolah misalnya, jika ada siswa yang

berseteru dengan teman sekelasnya sehingga dengan perseteruan

tersebut menjadikan suasana kelas menjadi tidak kondusif dan

hubungan antar siswa juga tidak baik. Melihat kejadian tersebut, siswa

yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan mencari solusi

untuk mendamaikan temannya dan mengembalikan susasana menjadi

kondusif kembali.37

C. Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat Dalam Meningkatkan Kecerdasan

Spiritual Siswa

Kegiatan pesantren kilat bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa tentang ajaran agama

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian bahwa materi yang di berikan di dalam kegiatan

pesantren kilat harus mengandung nilai-nilai keimanan, akhlak maupun

37
Jufri, Sumadin dan Ikhwan Sawaty, Pentingnya, hal. 29-40.
ibadah. Karena untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan maupun

pengamalan siswa terhadap ajaran agama harus terus menerus kita berikan

pengetahuan terhadap nilai-nilai dimaksud serta melakukan praktek untuk

membiasakan diri setiap siswa untuk menghayati dan mengamalkan ibadah

yang telah ia ketahui.

Sebagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan kecerdasan spiritual, yaitu :

Melalui jalan tugas, kecerdasan spiritual siswa akan berkembang dengan

adanya tugas yang diberikan oleh guru. Dengan tugas itu, akan melatih

siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah diberikan oleh guru.

Selain itu, siswa akan berlatih untuk menyelesaikan dan memecahkan

masalah melalui tugas tersebut.

Melalui jalan pengasuhan, guru harus dapat menciptakan suasana

kelas yang kondusif dan nyaman ketika pembelajaran. Selain itu, guru juga

harus melatih siswa untuk berdiskusi antar sesama siswa. Hal itu dengan

tujuan agar siswa terlatih untuk berpendapat dalam melakukan diskusi dan

melatih siswa agar muncul sifat berani pada siswa dalam menyampaikan

pendapatnya di depan teman-temannya.

Melalui jalan pengetahuan, Salah satu tugas guru yaitu mengajar,

artinya mentransfer pengetahuan kepada siswa. Pelajaran yang ada di

sekolah harus dikembangkan, terutama pelajaran agama. Hal tersebut

dikarenakan bahwa pelajaran agamalah yang sangat diperlukan untuk

memperbaiki akhlak siswa. Diharapkan dengan bertambahnya ilmu tentang


agama dapat terealisasikan dalam bentuk akhlakul karimah pada siswa-

siswi.

Melalui jalan perubahan diri, dalam kegiatan belajar mengajar guru

harus bisa menumbuhkan kreativitas siswa. Hal dapat dilakukan dengan

penugasan kerja kelompok maupun individu. Penugasan itu dilakukan

dengan harapan guru bisa memastikan bahwa dalam diri siswa sudah ada

kreativitas dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan

lebih baik lagi.

Melalui jalan persaudaraan di sekolah, guru berperan untuk

menumbuhkan rasa persaudaraan antar siswa. Guru harus mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif, aman dan nyaman. Jika terjadi

perkelahian antar murid, maka guru harus berperan untuk mendamaikan

dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan

mereka dengan jalan diskusi. Sehingga dengan diberikan kesempatan untuk

menyelesaikan masalah tersebut dapat membentuk rasa tanggung jawab

pada siswa dan saling meminta maaf. Tindakan tersebut bertujuan agar rasa

persaudaraan antar siswa tetap terjaga dan terjalin dengan baik. Selain itu,

siswa juga harus dilatih untuk saling menghargai antar sesama teman.

Apalagi dalam kegiatan berdiskusi, rentan terjadi perselisihan jika tidak

dipupuk rasa saling menghargai satu sama lain.

Melalui jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian, dalam

lingkungan sekolah, gurulah yang menjadi contoh dan model dalam

memimpin yang diamati langsung oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus
bisa memahami dan mengedepankan kepentingan orang lain dari pada

kepentingan pribadi. Dengan demikian, sifat kepemimpinan itu bisa

tumbuh dan dicontoh oleh siswa.38

Sehingga kecerdasan spiritual sangat berpengaruh dalam

kehidupan, kecerdasan spiritual mampu memecahkan permasalahan dengan

solusi yang didapat dari kebijaksaan hidup. Seseorang yang memiliki

spiritual yang baik akan menjalani kehidupan ini dengan terpola dan tujuan

hidup yang jelas, sehingga baik dalam aspek manapun kecerdasan spiritual

akan selalu berguna untuk menuntun seseorang pada kebahagiaan yang

hakiki. Ketika pembersihan jiwa dilakukan setiap saat seperti melalui ritual

ibadah, maka seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan lebih bisa

menghargai hidup kita dan mengetahui potensi dalam dirinya. Ketika jiwa

seseorang telah baik dan optimal digunakan maka apapun yang dilakukan

dalam menjalani kehidupan semuanya berorientasi kepada satu titik yaitu

sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

Kecerdasan spiritual mampu menjernihkan jiwa dari sifat

keraguan, waswas dan rasa khawatir. Menanamkan keyakinan,

menghilangkan rasa cemas serta mendidik jiwa ke arah yang positif dalam

menyikapi permasalahan kehidupan sehingga menjadi manusia mendekati

sempurna, bertanggung jawab, dan produktif, tidak mengenal skeptisisme,

negatifisme dan sikap menyerah.39

38
Vaesol Wahyu Eka Irawan, “Peranan Kecerdasan Spiritual dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa”, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, No. 1 (Februari 2019), hal.
33-47.

39
Vaesol Wahyu Eka Irawan, Peranan, hal. 33-47.
BAB III
METODE DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan data kuantitatif.

Menurut Sugiyono data kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka

yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan,

berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu

kesimpulan.40 Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif yaitu

penelitiannya semata-mata hanya mendeskripsikan atau menggambarkan

keadaan dan kejadian atas suatu obyek yang diuraikan secara jelas, lengkap,

rinci dan sistematis.41

1. Populasi dan sampel

a. Populasi

Arikunto Suharsimi mendefinisikan populasi sebagi berikut :

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang


ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian
tersebut, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.42

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil penulis yaitu selu-

ruh siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras yang jumlahnya

sebanyak 47 siswa.

40
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 23.
41
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hal. 19.
42
Anwar Hidayat, “Populasi dan Sampel : Pengertian Populasi adalah ?”,
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html, diakses pada
Jumat 9 Juni pukul 22.38 WIB.
b. Sampel

Arikunto Suharsimi mendefinisikan sampel sebagai berikut :

Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan


diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi
maka bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian
sampel.43
Dengan penentuan besarnya sampel berdasarkan pendapat

Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa jika jumlah populasinya

lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.44

Dengan jumlah 47 siswa di Mts Muhammadiyah 04 Sugihwaras

maka peneliti mengambil semua siswa untuk dijadikan objek peneli-

tiannya.

2. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data pokok yang

langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian. Dalam

penelitian ini, sumber data primer didapat dari siswa, yaitu

meliputi data tentang kecerdasan spiritual dan prestasi belajar

siswa.

2) Sumber Data Sekunder

43
Anwar Hidayat, Populasi, https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-
dansampel.html.
44
Nasifah, “Pengaruh Antara Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkah Laku Di Tingkat
Pendidikan MI Ikhlasiyah Palembang” (Skripsi Tarbiyah Universitas Muhammadiyah
Palembang, 2012), hal.10.
Sumber data sekunder yaitu sumber data tambahan yang

menurut peneliti menunjang data pokok. Dalam penelitian ini,

sumber data sekunder didapat dari dokumen-dokumen seperti

profil dari objek yang diteliti.45

b. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu

sebagai berikut :

1) Data Kuantitatif, yang meliputi :

a) Data jumlah seluruh siswa MTs Muhammadiyah o4 Sugih-

waras

b) Data kegiatan pesantren kilat seluruh siswa MTs Muham-

madiyah o4 Sugihwaras

c) Data dari kecerdasan spiritual seluruh siswa MTs Muham-

madiyah o4 Sugihwaras

2) Data Kualitatif, yang meliputi :

a) Profil MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis dalam mengumpulkan data

menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Muhammad Ali mendefinisikan observasi sebagai berikut :

45
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal.152.
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara
langsung maupun tidak langsung, lazimnya menggunakan
teknik yang disebut observasi.46

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai

kondisi sekolah yang dijadikan sebagai objek oleh peneliti seperti

keadaan sekolah dan fasilitas yang tersedia di sekolah.

b. Metode Angket

Kuesioner (quesioner) disebut juga angket atau daftar


pertanyaan, merupakan salah satu alat pengumpul data.
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Sebagian besar penelitian sosial, termasuk
pendidikan, menggunakan kuesioner sebagai teknik yang
dipilih untuk mengumpulkan data.47

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data utama berupa pertanyaan yang

akan dijawab oleh siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras yaitu

data mengenai sikap siswa yang berkaitan dengan kecerdasan

spiritual.

c. Metode Dokumentasi

Sedmaryanti mendefinisikan dokumentasi sebagai berikut :

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak


langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui
dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya
merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang
atau lembaga untuk keperluan pengujian sesuatu peristiwa,,
dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan
yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka

46
Mahmud Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal.168.
47
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 177.
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap
sesuatu yang diselidiki.48

d. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini, metode ini digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data utama yaitu tentang bahan-bahan yang

menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu terkait jumlah siswa, nama

siswa dan nilai siswa. Nilai yang akan diambil yaitu nilai penilaian

harian siswa serta nilai sikap spiritual siswsa setelah diadakanya

kegiatan pesantren kilat.

4. Teknik Analisa Data

Data kuantitatif yang berupa angka akan dianalisa dengan teknik

statistik, sedangkan data yang bersifat kualitatif akan dianalisa dengan

proses berpikir induksi dan deduksi.

Adapun teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa

datadata dengan rumus product moment, adapun rumusnya, sebagai

berikut :

Keterangan:

r_xy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y. dua variabel

yang dikorelasikan (x=X-X ̅ dan y=Y-Y ̅).

48
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 183.
∑xy = Jumlah perkalian x dan y.

x2 = kuadrat dari x.

y2 = kuadrat dari y.49

B. Laporan Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras, untuk gambaran umumnya berikut data-data umum MTs

Muhammadiyah 04 Sugihwaras :

a. Sejarah Singkat MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 4 Sugihwaras

ini di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah yang didasari oleh

semangat masyarakat akan pentingnya suatu lembaga pendidikan

khususnya sekolah menengah pertama, sekaligus dalam ikut serta

berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan dalam bidang

pendidikan Agama dan pendidikan Umum.

Untuk memenuhi tuntunan dan perkembangan masyarakat dalam

menghadapi yang lebih layak,yayasan muhmmadiyah sudah

sepantasnya,bahkan menjadi keharusan untuk senantiasa mengabdi

demi kepentingan masyarakat dalam peningkatan sumber daya

49
Emka, “Menentukan Validitas Soal dan Instrumen”,
https://simpelpas.wordpress.com/2011/03/26/menentukan-validitas-soal-dan-instrumen/,
diakses pada Kamis 5 November 2020 pukul 22.04 WIB.
manusia melalui lembaga pendidikan di lingkungan pendidikan

Muhammadiyah.

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 4 Sugihwaras ( MTs M 4 )

Merupakan satu-satunya sekolah( Lembaga Tertua) tingkat menengah

pertama di Desa Sugihwaras Kecamatan Sugihwaras Kabupaten

Bojonegoro. Berada di wilayah kecamatan yang padat penduduk

dengan sebagian besar penduduknya ekonomi lemah berprofesi petani,

buruh tani,pedagang,tukang dan buruh. Demikian profil Madrasah

Tsanawiyah Muhammadiyah 4 Sugihwaras .

b. Profil MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

1. Nama Madrasah : MTs Muhammadiyah 4 Sugihwaras

2. Tahun Berdiri : 1968

3. Yayasan : Organisasi Masyarakat ( ORMAS )

Muhammadiyah

4. Alamat

a.) Jalan/Kelurahan/Desa : Jl. Raya Sugihwaras

No. 650 Desa Sugihwaras

b.) Kecamatan : Sugihwaras

c.) Kabupaten : Bojonegoro

d.) Provinsi : Jawa Timur

5. Telepon/HP/Email : 082331770789 /

nimatuzzulaehah27@gmail.com

6. Nama Klepala Madrasah : Ni’matuz Zulaehah,S.Pd


7. Telepon / HP : 082331770789

8. SK Pendirian : Nomor :1346/II10/JTM68/1978

9. Status / Jenjang Akreditasi : Swasta / Terakreditasi B

10.Status Tanah / Lahan : Tanah Wakaf

11.Status Kepemilikan Tanah : Sertifikat Tanah Wakaf/Proses

sertifikat

12.Luas Tanah/Lahan : 836 m2

c. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

1) Vsi MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

Terwujudnya sumber daya insani yang beriman , bertaqwa,,

berilmu, dan beramal sholeh.

2) Misi MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

“menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam bidang

imtaq dan iptek, berwawasan lingkungan hidup dengan

meningkatkan peran serta masyarakat/ steakholder , menjalin

ukuwah islamiyah mengembangkan kreativitas, keterampilan

dan kemandirian”
d. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Muhammadiyah 04 Sugih-

waras

TABEL 1

DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

No StatusGuru/Karyawan Pendidikan JML

Total
S-1 D-3 D-2 D-1 ≤SMA

1 Guru Tetap Yayasan 13 1 14

2 Guru Tidak Tetap - - - - - -

Yayasan

3 Guru PNS - - - - - -

diperbantukan ( DPK)

4 Staf Tata Usaha

Perpus

5 Tenaga Kebersihan/ 1 1

Penjaga

Jumlah 15 - - - 3 17
e. Data Siswa

TABEL 2

DATA SISWA

Kelas Perempuan Laki- laki Jumlah

VII 7 8 15

VIII 15 8 23

IX 4 5 9

Jumlah
47

Data Ruang Kelas : 6 Ruang Kelas

Jumlah Rombongan Belajar : 3 Rombongan Belajar

f. Data Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras

TABEL 3

DATA SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH

NO Gedung\Ruang Jumlah Luas(M2) Status Ket\Kondisi

1 Ruang Kelas 4 144 Milik 4 ruang untuk


Sendiri KBM(darurat)

2 Laboratorium 1 56 Milik Baik


Bahasa Sendiri

3 Perpustakaan 1 16 Milik Perlu


Sendiri perbaikan

4 Kamar 1 6 Milik Baik


Mandi/WC Guru Sendiri

5 Kamar 1 6 Milik Baik


Mandi/WC Sendiri
Siswa

6 Ruang Guru 1 56 Milik Rusak Ringan


Sendiri

7 Ruang Kepala 1 - - Cukup


Madrasah

8 Ruang Tamu 1 - - Cukup

9 Ruang UKS - - - -

10 Ruang BP/BK 1 - - Cukup

11 Ruang TU 1 - - Cukup

12 Halaman 1 673 Milik Cukup


Madrasah Sendiri

2. Penyajian Data

a. Penyajian Data Variabel Pesantren Kilat

Berikut ini tabel rekapitulasi hasil angket tentang kecerdasan

spiritual yang disebarkan ke 21 siswa sebagai sampel penelitian.

Angket terdiri dari 10 item dengan skala SS, S, KS, TS. Skor untuk

masing-masing SS =4 , S =3, dan KS =2, TS =1.

b. Data nilai angket kegiatan Pesantren Kilat


TABEL 4

HASIL ANGKET KEGIATAN PESANTREN KILAT

Item Skor Skor


No. Nama
Total

SS S TS STS 4 3 2 1

1 2 3 4 5
Adinda Nazwa 3 4 2 1 12 12 4 1 29
1
Syakila

Afifa Cisilia Putri 3 5 1 1 12 15 2 1 30


2

Afkarina Dinayatul 3 6 1 0 12 18 2 0 32
3
Fakhiroh

Al Wahib 2 6 2 0 8 18 4 0 30
4

Alni Riska Mufida 2 4 4 0 8 12 8 0 28


5

Aulia Eka Ramadani 3 6 1 0 12 18 2 0 32


6

Dadang Sugiharto 3 5 2 0 12 15 4 0 31
7

Danu Ridho 2 6 1 1 8 18 2 1 29
8
Kharisma

Duta Arrahman 10 0 0 0 40 0 0 0 40
9
Febriansyah 3 6 1 0 12 18 2 0 32
10

M. Raka Maulana 1 8 1 0 4 24 2 0 30
11

M. Riki Maulana 0 8 2 0 0 24 4 0 28
12

Mohammad Adli 10 0 0 0 40 0 0 0 40
13
Khairullah Dzakwan

Naishilla Okta Via 0 8 1 0 0 24 2 0 26


14
Putri Syailla

Ririn Febrianti 10 0 0 0 40 0 0 0 40
15

Agus Rahman Hakim 0 9 1 0 0 27 2 0 29


16

Davina Aurel 0 6 4 0 0 18 8 0 26
Agustina
17

Dina Fauzia 2 7 0 1 8 21 0 1 30
18

Dinda Raisha 2 7 0 1 8 21 0 1 30
19
Salsabila

Diva Ayu Anggraini 1 8 0 1 4 24 0 1 29


20

Dwi Imroatul Latifa 1 8 1 0 4 24 2 0 30


21

Dwi Nur Cahyo 2 7 0 1 8 21 0 1 30


22

Hastin Niswa Hanifa 2 7 1 0 8 21 2 0 31


23

Lila Saputri 0 8 1 1 0 24 2 1 27
24
Meyca Cindy Amelia 1 8 1 0 4 24 2 0 30
25

Mifta Nur Hidayah 2 7 0 1 8 21 0 1 30


26

Muhammad Latif 4 5 0 1 16 15 0 1 32
Syaifudin
27

Muhamad Rossi 1 8 1 0 4 24 2 0 30
28
Ramadhan

Muhammad Nizar 2 7 0 1 8 21 0 1 30
29
Mahfud Pratama

Nadia Alya Jauza 1 7 1 1 4 21 2 1 28


30

Nanang Setiawan 1 7 2 0 4 21 4 0 29
31

Radit Erik Pratama 4 5 0 1 16 15 0 1 32


32

Rajaby Haidar El- 1 8 1 0 4 24 2 0 30


33
Shakiy

Revi Fatikhatul 1 8 1 0 4 24 2 0 30
34 Hikmah

Shella Aidil Fitri 5 4 1 0 20 12 2 0 34


35

Siti Fatimah Azahra 2 7 1 0 8 21 2 0 31


36

Tsania Aidatus Shofa 1 8 1 0 4 24 2 0 30


37

Zelicha Aldila 1 7 2 0 4 21 4 0 29
38
Meilian

Ahmad Wahib 0 6 3 1 0 18 6 0 25
39

40 Dela Aulia 10 0 0 0 40 0 0 0 40
Rhamadhani

Feri ArdIan 0 6 4 0 0 18 8 0 26
41

Maditya Bima 0 9 1 0 0 27 2 0 29
42
Romadhoni

Moch Arrizky Bagus 3 6 0 1 12 18 0 1 31


43
Surya

Lailatul Fitriah 1 8 1 0 4 24 2 0 30
44

R.Asyadullah 2 8 1 0 8 24 2 0 34
45
Choirus Sifa’

Vika Septiana 4 5 0 1 16 15 0 1 32
46

Miftaqul Qoriyah 1 7 2 0 4 21 4 0 29
47

c. Data nilai angket Kecerdasan Spiritual

TABEL 5

HASIL ANGKET KECERDASAN SPIRITUAL

No Item Skor
Skor
Nama
. Total

SS S TS STS 4 3 2 1

1 2 3 4 5
Adinda Nazwa Syakila 1 7 2 0 4 21 4 0 29
1

Afifa Cisilia Putri 0 7 2 1 0 21 4 1 26


2
Afkarina Dinayatul 3 5 1 1 12 15 2 1 30
3
Fakhiroh

Al Wahib 1 5 3 1 4 15 6 1 26
4

Alni Riska Mufida 2 5 3 0 8 15 6 0 29


5

Aulia Eka Ramadani 3 4 1 2 12 12 2 2 28


6

Dadang Sugiharto 1 6 3 0 4 18 6 4 32
7

Danu Ridho Kharisma 2 6 2 0 8 18 4 0 30


8

Duta Arrahman 3 5 1 1 12 15 2 1 30
9

Febriansyah 3 5 0 2 12 15 0 2 29
10

M. Raka Maulana 1 8 1 0 4 24 1 0 29
11

M. Riki Maulana 0 8 2 0 0 24 6 0 30
12

Mohammad Adli 3 5 1 1 12 15 2 1 30
13
Khairullah Dzakwan

Naishilla Okta Via 0 8 1 1 0 24 2 3 25


14
Putri Syailla

Ririn Febrianti 10 0 0 0 40 0 0 0 40
15

Agus Rahman Hakim 1 9 0 0 4 27 0 0 31


16

Davina Aurel Agustina 0 9 1 0 0 27 2 0 30

17
Dina Fauzia 1 8 1 0 4 24 2 0 30
18

Dinda Raisha Salsabila 1 8 0 1 4 24 0 1 29


19

Diva Ayu Anggraini 1 9 0 0 4 27 0 0 31


20

Dwi Imroatul Latifa 3 7 0 0 12 21 0 0 33


21

Dwi Nur Cahyo 1 7 2 0 4 21 4 0 29


22

Hastin Niswa Hanifa 2 8 0 0 8 24 0 0 32


23

Lila Saputri 1 9 0 0 4 27 0 0 31
24

Meyca Cindy Amelia 1 8 1 0 4 24 2 0 30


25

Mifta Nur Hidayah 3 6 1 0 12 18 2 0 32


26

Muhammad Latif 1 8 1 0 4 24 2 0 30
Syaifudin
27

Muhamad Rossi 5 4 1 0 20 12 2 0 34
28
Ramadhan

Muhammad Nizar 1 8 1 0 4 24 2 0 30
29
Mahfud Pratama

Nadia Alya Jauza 2 7 1 0 8 21 2 0 31


30

Nanang Setiawan 3 7 0 0 12 21 0 0 33
31

Radit Erik Pratama 1 8 1 0 4 24 2 0 30


32

33 Rajaby Haidar El- 4 5 1 0 16 15 2 0 33


Shakiy
Revi Fatikhatul 3 7 0 0 12 21 0 0 33
34
Hikmah

Shella Aidil Fitri 1 8 1 0 4 24 2 0 30


35

Siti Fatimah Azahra 3 7 0 0 12 21 0 0 33


36

Tsania Aidatus Shofa 1 7 2 0 4 21 4 0 29


37

Zelicha Aldila Meilian 2 7 1 0 8 21 2 0 31


38

Ahmad Wahib 2 6 2 0 8 18 4 0 30
39

Dela Aulia 2 6 1 1 8 18 2 1 29
40
Rhamadhani

Feri ArdIan 0 8 1 1 0 24 2 1 27
41

Maditya Bima 1 7 2 0 4 21 4 0 29
42
Romadhoni

Moch Arrizky Bagus 2 7 0 1 8 21 0 1 30


43
Surya

Lailatul Fitriah 4 5 1 0 12 15 2 0 29
44

R.Asyadullah Choirus 2 7 1 0 8 21 2 0 31
45
Sifa’

Vika Septiana 1 9 0 0 4 27 0 0 31
46

Miftaqul Qoriyah 1 8 1 0 4 24 2 0 30
47
3. Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan akan dianalisa menggunakan

metode statistik. Data yang dapat dianalisa statistic ialah data angka. Prof.

Drs. Sutrisno Hadi, MA mengatakan

“Statistik adalah cara-cara ilmiah yang disiapkan untuk mempersiapkan,

mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan serta menganalisa data

penyelidikan berwujud angka-angka.”50

Setelah penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka tugas

selanjutnya adalah bagaimana mengolah data tersebut guna untuk

membuktikan hipotesa yang penulis ajukan. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh untuk menghitung koefisien korelasi adalah :

a. Membuat tabel yang memuat nomor subjek yang diteliti, dengan vari-

abel (X) kegiatan pesantren kilat dan variabel (Y) kecerdasan spiritual

. Kemudian menjumlahkan variabel (X) dan menjumlahkan variabel

(Y) untuk menentukan nilai rata-rata atau mean

b. Mencari mean dari variabel (X)

MX =
∑X
N

∑X = Jumlah skor dari angket kegiatan pesantren kilat

N = Jumlah responden

1440
Maka =
47

= 30,638
50
Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA. Statistik II. Yogyakart. Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM.1984.
hal 104.
c. Mencari mean dari variabel (Y)

MX =
∑Y
N

∑X = Jumlah skor dari angket kecerdasan spiritual

N = Jumlah responden

1434
Maka =
47

= 30,510

TABEL 6

PERHITUNGAN DATA KEGIATAN PESANTREN KILAT

DAN KECERDASAN SPIRITUAL

Nilai Tabulasi Data

No X Y x y xy x2 y2

1 2 3 4 5 6 7 8

1 29 29 -1.638297872 -1.510638298 2.474875509 2.684019919 2.282028067

2 30 26 -0.638297872 -4.510638298 2.879130828 0.407424174 20.34585785

3 32 30 1.361702128 -0.510638298 -0.695337257 1.854232684 0.260751471

4 30 26 -0.638297872 -4.510638298 2.879130828 0.407424174 20.34585785

5 28 29 -2.638297872 -1.510638298 3.985513807 6.960615663 2.282028067

6 32 28 1.361702128 -2.510638298 -3.418741512 1.854232684 6.303304663

7 31 32 0.361702128 1.489361702 0.538705297 0.130828429 2.21819828

8 29 30 -1.638297872 -0.510638298 0.836577637 2.684019919 0.260751471


9 40 30 9.361702128 -0.510638298 -4.78044364 87.64146673 0.260751471

10 32 29 1.361702128 -1.510638298 -2.057039384 1.854232684 2.282028067

11 30 29 -0.638297872 -1.510638298 0.964237211 0.407424174 2.282028067

12 28 30 -2.638297872 -0.510638298 1.347215935 6.960615663 0.260751471

13 40 40 9.361702128 9.489361702 88.83657764 87.64146673 90.04798551

14 26 25 -4.638297872 -5.510638298 25.55998189 21.51380715 30.36713445

15 40 40 9.361702128 9.489361702 88.83657764 87.64146673 90.04798551

16 29 31 -1.638297872 0.489361702 -0.801720235 2.684019919 0.239474876

17 26 30 -4.638297872 -0.510638298 2.368492531 21.51380715 0.260751471

18 30 30 -0.638297872 -0.510638298 0.325939339 0.407424174 0.260751471

19 30 29 -0.638297872 -1.510638298 0.964237211 0.407424174 2.282028067

20 29 31 -1.638297872 0.489361702 -0.801720235 2.684019919 0.239474876

21 30 33 -0.638297872 2.489361702 -1.588954278 0.407424174 6.196921684

22 30 29 -0.638297872 -1.510638298 0.964237211 0.407424174 2.282028067

23 31 32 0.361702128 1.489361702 0.538705297 0.130828429 2.21819828

24 27 31 -3.638297872 0.489361702 -1.78044364 13.23721141 0.239474876

25 30 30 -0.638297872 -0.510638298 0.325939339 0.407424174 0.260751471

26 30 32 -0.638297872 1.489361702 -0.950656406 0.407424174 2.21819828

27 32 30 1.361702128 -0.510638298 -0.695337257 1.854232684 0.260751471

28 30 34 -0.638297872 3.489361702 -2.22725215 0.407424174 12.17564509

29 30 30 -0.638297872 -0.510638298 0.325939339 0.407424174 0.260751471

30 28 31 -2.638297872 0.489361702 -1.291081938 6.960615663 0.239474876

31 29 33 -1.638297872 2.489361702 -4.07831598 2.684019919 6.196921684

32 32 30 1.361702128 -0.510638298 -0.695337257 1.854232684 0.260751471


33 30 33 -0.638297872 2.489361702 -1.588954278 0.407424174 6.196921684

34 30 33 -0.638297872 2.489361702 -1.588954278 0.407424174 6.196921684

35 34 30 3.361702128 -0.510638298 -1.716613852 11.3010412 0.260751471

36 31 33 0.361702128 2.489361702 0.900407424 0.130828429 6.196921684

37 30 29 -0.638297872 -1.510638298 0.964237211 0.407424174 2.282028067

38 29 31 -1.638297872 0.489361702 -0.801720235 2.684019919 0.239474876

39 25 30 -5.638297872 -0.510638298 2.879130828 31.7904029 0.260751471

40 40 29 9.361702128 -1.510638298 -14.14214577 87.64146673 2.282028067

41 26 27 -4.638297872 -3.510638298 16.28338615 21.51380715 12.32458126

42 29 29 -1.638297872 -1.510638298 2.474875509 2.684019919 2.282028067

43 31 30 0.361702128 -0.510638298 -0.184698959 0.130828429 0.260751471

44 30 29 -0.638297872 -1.510638298 0.964237211 0.407424174 2.282028067

45 34 31 3.361702128 0.489361702 1.645088275 11.3010412 0.239474876

46 32 31 1.361702128 0.489361702 0.666364871 1.854232684 0.239474876

47 29 30 -1.638297872 -0.510638298 0.836577637 2.684019919 0.260751471

N= 1440 1434 206.6808511 542.8510638 347.7446809


47

d. Untuk membuktikan hipotesa diatas penulis menggunakan teknik analisa kore-


lasi product moment dengan rumus ;

XY
r xy =
√(∑ x ¿)¿ ¿ ¿
2

206,68
r xy =
√(542,85)(347,74)
206,68
r xy =
√ 188.770,659

206,68
r xy =
434,477455

r xy =0,47569

r xy =0,475

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka “r” hasil observasi

nilainya 0,475 sedangkan pada tabel hasil product moment pada jumlah

responden 47 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,288 dan pada taraf

signifikansi 1% adalah 0,372. Setelah dibandingkan nilai koefisian korelasi

r hasil perhitungan (re) lebih besar dibandingkan nilai r pada tabel (rt) baik

taraf signifikansi 5% dan 1%.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa kerja

(Ha) yaitu ada pengaruh kegiatan pesantren kilat terhadap kecerdasan

spiritual siswa di MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras diterima.

Sedangkan hipotesa nihil (Ho) yaitu tidak ada pengaruh kegiatan pesantren

kilat terhadap kecerdasan spiritual siswa di MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras ditolak.

Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang kuat atau tinggi

pada kegiatan pesantren kilat terhadap kecerdasan spiritual siswa MTs


Muhammadiyah 04 Sugihwaras dengan mengambil populasi keseluruhan

siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras tahun ajaran 2022/2023. Jadi

hipotesis yang penulis ajukan yaitu “Pengaruh Kegiatan Pesantren Kilat

Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras” dapat diterima dan terbukti kebenaranya. Kesimpulanya,

semakin baik kegiatan pesantren kilat siswa, kecerdasan spiritual siswa

juga semakin baik.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Program unggulan pesantren kilat yang diadakan rutin di MTs

Muhammadiyah 04 Sugihwaras ini tergolong baik dan berdampak positif.

Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukan rata-rata

nilai 30,6 dari sekor maksimal 40. Di dalam kegiatan pesantren kilat ini

siswa diberikan pengalam bagaimana rasanya menjadi seorang santri

dalam sehari. Mereka diajari bagaimana cara disiplin dalam beribadah,

memperdalam ilmu membaca Al-Qur’an serta bagaimana hidup mandiri.

Diharapkan apa yang mereka dapat dari kegiatan pesantren kilat ini dapat

menjadi bekal ilmu tambahan untuk mereka menjadi lebih baik dan lebih

taat kepada Allah SWT.

2. Sikap spiritual siswa MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras adalah baik.

Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukkan rata-rata

nilai 30,5 dari sekor maksimal 40. Terlihat dari kedisiplinan mereka

dalam beribadah berjamaah, dan antusias mereka dalam belajar mengaji,

serta adap yang tertanam di dalam diri siswa. Dampak positif tersebut

dapat dilihat setelah adanya kegiatan pesantren kilat yang diadakan di

MTs Muhammadiyah 04 Sugihwaras.

3. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka “r” hasil observasi nilainya

0,475 sedangkan pada tabel hasil product moment pada jumlah responden

47 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,288 dan pada taraf signifikansi 1%

adalah 0,372. Setelah dibandingkan nilai koefisian korelasi r hasil


perhitungan (re) lebih besar dibandingkan nilai r pada tabel (rt) baik taraf

signifikansi 5% dan 1%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa hipotesa kerja (Ha) yaitu ada pengaruh kegiatan pesantren kilat

terhadap kecerdasan spiritual siswa di MTs Muhammadiyah 04

Sugihwaras diterima.

B. Saran

Dengan kesimpulan tersebut maka diajukanlah saran-saran sebagai

berikut:

1. Kegiatan unggulan Pesantren Kilat yang telah berjalan cukup baik den-

gan di tandainya kecerdasan spiritual yang baik supaya dipertahankan

dan ditingkatkan baik dalam bentuk perbaikan dalam perencanaan

kegiatannya, media mengajar maupun pendekatannya.

2. Kecerdasan spiritual siswa yang cukup baik tersebut untuk terus di bina

dan diarahkan sebab disamping kondisi mental anak yang terkadang

masih labil juga perkembangan lingkungan yang terkadang kurang

kondusif bisa merusak prilaku siswa, sedang untuk anak-anak yang ke-

cerdasan spiritualnya tergolong kurang alangkah baiknya diadakan

pembinaan individual dengan melakukan komunikasi integratif pada

berbagai pihak termasuk orang tuanya.

3. Penelitian yang dilakukan penulis sangat terbatas berbanding lurus

pengetahuan penulis sehingga diharapkan ada penelitian yang sama na-

mun dengan pembahasan yang lebih banyak, rinci, dan ilmiah.


4. Penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis

mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang mem-

bangun guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.

Demikianlah sejumlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis tarik dari

hasil analisa teoritis maupun empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian

maka selesailah pula pembahasan karya ini dan semoga karya ini bermanfaat

baik bagi penulis

DAFTAR PUSTAKA

Abdul aziz, Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.


Abdullah, Taufik. Agama dan Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Press 1983.

Adawiya, Silmi. “Kriteria Orang Paling Cerdas Menurut Rasulullah”,

https://bincangsyariah.com/kalam/kriteria-orang-paling-cerdas-menurut-

rasulullah/, diakses pada Senin 15 Mei 2023 pukul 23.45 WIB

Ahmad. Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014

Ali, Suryadharma. Paradigm Pesantren Memperluas Horizon Kajian Aksi.

Malang: UIN MALIKI Press, 2013.

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

As’ad, Aliy. Trjm Ta‟limul Muta‟alim. Kudus: Menara Kudus, 2007

Basri, Hasan. filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2014

Danah Zohar, Danah, Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam BerfikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan.

Bandung : Mizan, 2002

Depdikbud RI. KamusBesarBahasa Indonesia.

Departemen Kementrian Agama RI, Panduan Pesantren Kilat. Jakarta:

Departemen Kementrian Agama RI, 2005.

Emka, “MenentukanValiditas Soal dan Instrumen”,

https://simpelpas.wordpress.com/2011/03/26/menentukan-validitas-soal-

dan-instrumen/, diakses pada Kamis 5 November 2020 pukul 22.04 WIB.

Ginanjar, Ary Agustian, Rahasia sukses membangkitkan ESQ Power. Jakarta:

Arga, 2003.
Wahyu, Vaesol, Eka Irawan. “Peranan Kecerdasan Spiritual dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Jurnal Ilmu Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol.1, No.1, Februari 2019.

Gustiawan,Peran Pesantren Kilat Dalam Peningkatan Pengalaman Ibadah

Siswa SDN Kalibaru 03 Pagi Cilincing Jakarta Utara. Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Utara, 2005

Greetz, Clifford, Abangan. Santri, dan Priayayi dalam Masyarakat Jawa,

Terjemah Aswab Mahasin dari The Religion Of Java. Jakarta: Pustaka

Jaya, 1983.

Hadi, Sutrisno. Statistik II. Yogyakart:Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM,

1984.

Harya,Dirga,Putra.https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksidan-

deduksi/. diakses pada Rabu 5 April 2023 pukul 10.49 WIB.

https://tafsirweb.com/12746-quran-surat-asy-syams-ayat-8.html, diakses

pada Senin 15 Mei 2023 pukul 21.38 WIB.

Hidayat, Anwar. “Populasi dan Sampel : Pengertian Populasi adalah ?”,

https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan

sampel.html, diakses pada Jumat 9 Juni pukul 22.38 WIB.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur

Dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: Indonesia-Netherland

Cooperation In Islamic Studies. 1994.


Mujahidin, Edin. Pesantren Kilat: Alternative Pendidikan Agama Luar Sekolah.

Jakarta : Pustaka AlKautsar, 2005.

Nasifah, “Pengaruh Antara Kecerdasan Spiritual Terhadap Tingkah Laku Di

Tingkat Pendidikan MI Ikhlasiyah Palembang”. Palembang:Skripsi

Tarbiyah Universitas Muhammadiyah, 2012.

Nurhayati, Anin. Inovasi Kurikulum. Yogyakarta: Teras, 2010.

Ngermanto, Agus. Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum: Cara Praktis

Melejitkan IQ,EQ dan SQ. Bandung: Nuansa Cendekia, 2001.

Safari, Triantoro. Spiritual Intelegence. Yogyakarta: graha ilmu, 2007.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sumadin, Jufri, Ikhwan Sawaty, ”Pentingnya Kecerdasan Spritual dalam

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik”,

Jurnal Istiqra, Vol. 6, No. 2 Maret 2019.

Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1990.

Satiadarma, Monty P, Fidelis, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua

dan Gurudalam Mendidik Anak Cerdas. Jakarta: Pustaka Populer Obor,

2003

Zarangi, Ahmed, “Pengembangan Kecerdasan Spiritual”,

https://tanwir.id/manusia-dalam-al-quran-pengembangan-kecerdasan-

spiritual/, diakses pada Kamis 13 April 2023 pukul 10.25 WIB.

Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20

Tahun 2003 tentang sisdiknas. Bandung: Permana, 2006

Anda mungkin juga menyukai