SKRIPSI
Disusun oleh :
AGUNG RIZKI
NIM. 4322319030020
Di Susun Oleh:
AGUNG RIZKI
4322319030020
NIDN.
NIDN. 0423118801
TIM PENGUJI
EXAMINER TEAM
Pembimbing I Tanggal
Tandatangan
Advisor I
NIDN.
NIDN. 0423118801
Nama:
NIDN.
Pembimbing II /Penguji II Tanggal Tanda
Tangan
Advisor II/Examiner II
Nama:
NIDN:
Diketahui Oleh kerua Program Studi
Pendidikan Sejarah
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
bagi masyarakat desa sumur bandung 2009-2020” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Kedua orangtua, Ayahanda Suyanto spd Dan Ibunda alm sutinah yang telah
memberikan do’a dan dukungan sekaligus sufort dan materi yang tiada hentinya
kepada penulis.
2. Bapak Dr., Suherman, M.Pd, Selaku Plt Rektor Universitas Setia Budhi
Rangkasbitung.
3. Bapak Rian Fauzi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi
5. Pengasuh Pondok pesantren Qothrotul falah Bapak, KH. Achmad Syatibi Hambali
mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna
Agung Rizki
BAB I
PENDAHULUAN
sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional Indonesia yang
eksistensinya telah teruji oleh sejarah dan berlangsung hingga kini. Pada mulanya
terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri dengan
Selain itu juga didukung dengan adanya pondok yang merupakan tempat tinggal
para santri. Dengan demikian, santri tidak kembali ke rumah untuk beristirahat
disediakan. Santri yang dimaksudkan di sini adalah sebutan bagi para pelajar yang
Akan tetapi, pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan agama Islam
keagamaan dan tidak lepas dari ajaran agama Islam. Peran dari pondok pesantren
itu sendiri sangat luar biasa jika dilihat dari nilai-nilai kebaikan yang terkadung di
dalamnya, karena secara umum syarat berdirinya pondok pesantren yakni terdapat
Kyai sebagai pengasuh pondok pesantren, bangunan pesantren tempat para santri
mengemban ilmu, asrama sebagai tempat untuk santri istirahat, adanya santri di
dalam pondok pesantren, dan juga perlu ada masyarakat di sekitar pondok
pesantren.
wilayah sebagai tempat berdirinya pesantren tersebut dan di dalam wilayah itu
terdapat masyarakat sekitar sebagai unsur esensial bagi pondok pesantren itu
sendiri. Secara kebetulan penulis ini seorang santri yang menuntut dan belajar ilmu
di pondok pesantren, kita sebut saja pesantren tersebut terdapat di daerah Sarang
berlokasi di Sarang Kabupaten Rembang ini telah berdiri sejak 2011 telah
memberikan sarana bagi para penuntut ilmu untuk belajar ilmu agama, terlebih lagi
sekitar lingkungannya baik itu secara ekonomi, pendidikan, dan nama baik wilayah
masyarakat.
Kualitas peningkatan diri manusia ialah bagian yang menjadi sumber daya
merupakan tekad dalam kebijakan pemerintah yang harus adanya dukungan dari
instansi atau institusi pembangunan. Agar upaya tersebut berhasil secara baik dan
2009).
menerus selama 24 jam yang memberikan contoh atau bentuk pendidikan dari
ketauladanan (role model). Ketiga aspek pendidikan dapat dijalankan dengan pola
pendidikan berasrama. Pola pendidikan seperti itu di Indonesia telah ada yaitu pola
budaya, sosial hingga sekarang walaupun diterpa oleh berbagai dinamika zaman.
Ciri khas yang sering ditonjolkan pada pesantren atau lembaga pendidikan
yang secara bersama-sama, yang dapat mereka rasakan, termasuk yang berada
berdasarkan sensus ekonomi tahun 2015 terdapat keluarga penerima Kartu Jaminan
Sosial (KJS) berjumlah 315 kepala keluarga. Sementara yang termasuk kategori
warga miskin berjumlah 1350 orang dari jumlah penduduk desa Leuwimekar
a. Fokus Penelitian
penelitian ini berfokus pada pengaruh pendidikan bagi masyarakat desa Sumur
bandung.
b. Subfokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
2. Apa dampak pondok pesantren Qothrotul Falah bagi masyarakat Desa sumur
bandung?
didaerah cikulur?
E. Manfaat Penelitian
Khusus :
didaerah cikulur
Umum :
Sebagai masyarakat yang tinggal di cikulur penilitian ini bermanfaat bagi saya
karena dengan cara inilah saya dapat mengetahui bagaimana cara pembelajaran
yang ada di qothrotul falah yang akan saya tuangkan dalam bentuk tulisan
a. Fokus Penelitian
Sesuai denga rumusan masalah yang sudah dituangkan di atas maka fokus
penelitian ini berfokus pada pengaruh pendidikan bagi masyarakat desa Sumur
bandung.
b. Subfokus Penelitian
Berdasarkan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGARUH PENDIDIKAN
Bersamaan dengan hal tersebut, sejak awal berdirinya bangsa Indonesia melalui
dewasa, ataupun juga pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar
mencipta walaupun tidak banyak, dan dapat juga diartikan segala situasi hidup
khas dan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pengalaman belajar di pesantren
tentunya tidak terbatas usia dan waktu karena pada dasarnya tujuan pendidikan
pesantren adalah untuk mendalami ilmu agama Islam, sehingga lembaga ini tidak
cukup dan siap untuk belajar dan digembleng dengan mempraktekkan kegiatan
spiritual. Lembaga pendidikan ialah komponen pendidikan yang menjadi tempat
atau lingkungan pendidikan, yang menurut Ahmad Tafsir bahwa secara konseptual
2. Sistem Pembelajaran
Tiga tujuan setidaknya ingin dicapai melalui sekolah yakni moralitas (akhlak),
civic (cinta tanah air), dan berpengetahuan. Penetapan tujuan lembaga pendidikan
Islam menjadi hal yang mutlak untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan
kondusif dalam membentuk peserta didik yang memiliki moralitas yang baik yang
bersikap tawaddu (rendah diri) dalam bersikap, cinta tanah air yang diwujudkan
dalam solidaritas yang kuat dalam melaksanakan perintah sang Kyai, serta
pengetahuan agama yang cukup sebagai bekal mengisi dan membekali dirinya
khususnya pada masa-masa awal merupakan persoalan yang sangat menarik untuk
dikaji, hal ini setidaknya disebabkan oleh empat faktor. Pertama, lembaga
nilai dan budaya pada suatu komunitas sosial. Kedua, pelacakan eksistensi
lembaga pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari proses masuknya Islam
mengalami ruang hampa, tetapi senantiasa dinamis, baik dari fungsi maupun
intelektual Islam.
Posisi pesantren dalam pengembangan pendidikan Islam tampak pada perannya
dalam menjadi sarana transformasi nilai dan budaya yang diinternalisasikan dalam
Indonesia dalam rangka mengusir penjajah, sehingga ketaatan santri pada Kyai
dituntutkan dalam agama. Sejak berdirinya pesantren, para orang tua percaya
bahwa pesantren akan mampu membenahi moral dan akhlak putranya dengan
para lulusan pesantren diharapkan dapat menjadi penerus orang tua dalam
Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mempersiapkan anaknya sebagai anggota
masyarakat yang baik, sebab masyarakat yang baik berasal dari individuindividu
yang baik sebagai anggota dari suatu komunitas masyarakat itu sendiri. Mengenai
hal ini, Allah Swt menegaskan dalam QS. Ar-Ra’du (13:11,) yaitu:
ُهۥ ُم َع ِّقَٰب ٌت ِّم ۢن َب ْي ِن َي َد ْيِه َو ِمْن َخ ْلِفِهۦ َي ْح َفُظ وَن ُهۥ ِمْن َأْم ِر ٱِهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَق ْو ٍم َح َّتٰى ُيَغ ِّيُرو۟ا َم ا ِبَأنُفِس ِه ْم ۗ َو ِإَذ ٓا َأَر اَد ٱُهَّلل
ِبَق ْو ٍم ُس ٓو ًءا َفاَل َمَر َّد َلُهۥۚ َو َم ا َلُهم ِّمن ُدوِنِهۦ ِمن َو ا
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(ArRa’du,
13:11)
Ayat di atas menjelaskan bahwa upaya membangun budaya masyarakat
harus dilakukan sejak dini, mengingat karakter manusia harus membiasakan apa
yang harus dilakukan, maka pembiasaan baik juga perlu dilaksanakan. Oleh karena
pengajian dan mandiri dalam melakukan seluruh kegiatan dan kebutuhan santrinya.
Dengan demikian, individu yang baik akan muncul dari adanya pesantren ini juga
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
berarti usaha yang dijalankan oleh seorang atau sekelompok orang agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.12 Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam
oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai
keterampilan, pengetahuan, sikap apresiasi dan penalaran secara umum pada apa
yang disebut dengan belajar. Agar kegiatan belajar dapat dilakukan secara baik
sesuai dengan tujuan program pembelajaran yang telah dirancang, maka diperlukan
selama satu waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan.
ditujukan serta perlakuan. Perubahan dapat berupa sikap, minat dan nilai-nilai yang
dianutnya. Perubahan tersebut harus relatif tetap atau menetap untuk beberapa
periode. Budirahardjo dalam teori belajar conditioning, belajar adalah suatu proses
isyarat.
pembelajaran yang ingin dicapai. Hubungan antara stimulus dan respon melalui
suatu refleks, sehingga reaksi yang terjadi adalah merupakan hasil conditioning.
Belajar adalah suatu proses atau penyesuaian dengan tingkah laku yang
progresif. Gagne dan Briggs, dalam teori Skinner berdasarkan pada teori psikologi
Skinner tersebut mendasarkan pada premis bahwa belajar adalah hasil pasangan
stimulus dan respon dan kemudian diadakan reinforcement yang terus menerus.
Proses belajar adalah proses membentuk struktur dasar dari teori belajar
gambaran sistem kerja syaraf pusat manusia. Karena mengacu pada proses
merupakan sebagai suatu gambaran sistem kerja syaraf pusat manusia. Belajar itu
berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Sistem otak
informasi dari sekitar lingkungannya dan sejauh mana informasi tersebut dapat
bagaimana pengetahuan itu dapat disimpan serta bagaiman pengetahuan itu dapat
C. Hasil penelitian
persoalan pokok, yaitu unsur-unsur fisik yang membentuk pesantren dan ciri-ciri
pendidikannya.
Menurut Prof. Dr. A. Mukti Ali, unsur-unsur fisik pesantren terdiri dari
Kyai yang mengajar dan mendidik, Santri yang belajar dari kyai, Masjid, tempat
a. Kyai
Posisi paling sentral dan esensial dari suatu pondok pesantren di pegang
Kyai. Oleh karena itu Kyai memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh atas
pertumbuhan dan perkembangan pondok pesantrennya. Mengingat peranannya
yang begitu besar ini maka dapat dikatakan bahwa maju atau mundurnya pondok
santrinya sering berupa peranan seorang ayah. Selain sebagai guru, kyai juga
kondisinya lebih maju kedudukan seorang Kyai dalam pondok pesantren sebagai
tokoh primer. Kyai sebagai pemimpin, pemilik dan guru yang utama, kerja sangat
b. Santri
akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang memimpin sebuah
pesantren. Pesantren yang lebih besar, akibat struktur santri yang antar regional,
memiliki suatu arti nasional. Sedangkan pesantren yang lebih kecil biasannya
lebih dekat.
1) Santri Mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
menurut ilmu tercermin dalam “santri kelana” yang berpindah-pindah dari satu
terkemuka.
ketergantungan santri pada ijazah formal, nampaknya belakangan ini tradisi santri
semakin memudar.
c. Masjid.
pendidikan, sejak masa Nabi Muhammad Saw menyebarkan Agama Islam hingga
tradisi ini. Ini dapat dilihat dari penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren
pendidikan bagi pondok pesantren. Seorang kyai yang ingin membangun sebuah
d. Pondok
Pondok adalah tempat tinggal bersama atau (asrama) para santri yang
merupakan ciri khas pondok pesantren yang membedakan dari model pendidikan
lainya. Fungsi pondok pada dasarnya adalah untuk menampung santri-santri yang
datang dari daerah yang jauh. Kecuali santri-santri yang berasal dari desa-desa
untuk mengawasi para santri secara intensif, tradisi dan transmisi keilmuan di
Sebagaimana telah disebutkan diatas, tugas dan peranan kyai bukan hanya sebagai
guru, melainkan juga sebagai pengganti ayah bagi para santrinya dan bertanggung
jawab penuh dalam membina mereka. Besar kecilnya pondok tergantung dari
jumlah santri yang datang dari daerah-daerah yang jauh, dan keadaan pondok pada
Para santri biasanya tidur di atas lantai tanpa kasur dengan papan-papan
membedakan status sosial ekonomi santri, mereka harus menerima dan puas
dengan keadaan tersebut. Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik Untuk masa yang
pada umumnya.
1) Fiqih misalnya safinah al-Najah, fath al-Qarib Sulam al-Taufiq, fathul al- wahab
1) Kitab-kitab dasar
3) Kitab-kitab besar.
Seperti yang telah diuraikan di muka sejak dibukanya terusan suez yang
banyak diantara mereka yang menuntut ilmu dan bermukim disana untuk bertahun-
dan bahkan memiliki ciri “modern”, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasikal
bahkan dengan kehidupan rutin masyarakat sekitarnya. Selain itu, gambaran unik
pendidikan pesantren terlihat pula dalam metode pemberian materi pelajaran dan
dari bahasa jawa yang berarti waktu, sebab pengajian itu diberikan pada waktu-
waktu tertentu yaitu sebelum/sesudah shalat fardhu, sorogan berasal dari kata sorog
(bahasa jawa) yang berarti menyodorkan, halaqoh berarti lingkaran murid, dan
kurikulum nasional, baik yang memiliki sekolah keagamaan (MTs, MA, dan
nasional
(MD)
b. Gambaran umum
4) Kemandirian
Islamiyah)
6) Disiplin
yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama. Secara faktual, pesantren
dapat dipolakan pada dua jenis, yaitu berdasarkan bangunan fisik dan berdasarkan
kurikulum.
Menurut Bapak sarjufi 45, “kami sangat bangga dengan pondok pesantren
qothrotul falah ini karna dengan adanya pnpes ini anak-anak kami dapat belajar
dengan baik terkait penungkatan ilmu agama yang dapat dipelajari di ponpes
tersebut dengan baik dan mudah untujk di pahami loeh masyarakat setempat”
agama. Di satu sisi, pesantren memiliki andil dalam ikut serta membawa
santri pada Kyai inilah yang membawa motivasi tersendiri dalam menanamkan
juga dituntutkan dalam agama. Sejak berdirinya pesantren, para orang tua percaya
bahwa pesantren akan mampu membenahi moral dan akhlak putranya dengan
para lulusan pesantren diharapkan dapat menjadi penerus orang tua dalam
Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mempersiapkan anaknya sebagai anggota
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
B. Waktu Penelitia
Adapun weaktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Juli – 27 Juli 2023 di
C. Metode penelitian
Bandung ini peneliti menggunakan metode Kualitatip karna peneliti ini bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjeck penelitian,
mengungkap makna sosial dari fenomena yang diperoleh subjek penelitian. Topik
ini biasanya diterima dari partisipan atau responden. Dengan cara ini, peneliti
bidang kehidupan manusia, yakni manusia dan semua yang dipengaruhi olehnya.
Metode kualitatif tidak secepat dalam menganalisis data seperti halnya penelitian
kuantitatif. Dalam studi kuantitatif, data mentah dapat segera diproses. Namun,
data dalam studi kualitatif membutuhkan proses sistematis yang lebih dalam.
Contoh studi kuantitatif seperti menjawab pertanyaan mengapa beberapa orang
yang tinggal di lereng gunung berapi bersedia mengungsi jika gunung berapi
kehidupan, dan aspek lainnya tentang populasi tersebut yang memilih untuk tidak
mengungsi.
untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Termasuk dengan
menjelaskan tingkah laku, persepsi, motivasi, tingkah laku, dan lain-lain secara
keseluruhan, dari segi bahasa dan dalam konteks alam tertentu, dengan
data bersifat induktif atau kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan
keistimewaan dampak sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau dijelaskan
1. Data Penelitian
Qothrotul Falah dan dampak yang ada di Desa Sumur Bandung. Selain hal itu
peneliti juga menggunakan berbagai jurnal referensi sebagai pendukung dan
penguatan data-data. Tidak hanya jurnal untuk penunjang dalam penelitian ini.
2. Sumber Data
bermacam- macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.
E. Subjek Penelitian
batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang penelitian amati. Pada penelitian kualitatif
responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah informan kunci, yaitu Bapak
Budi setiawan sebagai Kepaladesa Desa Sumur bandung, dua informan ahli dalam
analisis pendidikan agama yaitu Bapak Bpk. Kh. Achmad Syatibi dan Bpk. Kh.
Tanggal wawancara
bagi masyarakat tutur dari salah seorang masyarakat yang beliau ini kerap dipanggil
dengan sapaan “pa sarjupi”, ucap saya kepada pa sarjupi dalam obrolan singkat di
depan rumah yang tidak jauh dari wilayah pesantren itu sendiri adalah “apakah
keberadaan pondok pesantren ini memberikan dampak dan pengaruh positif?”. Jawab
pak sarjupi “tentunya dengan berdirinya pondok pesantren ini jadi sering di adakan
pengajian untuk ibu-ibu dan rutin di adakan pengajian surat yasin setiap malam jumat,
Memberi pengaruh yg baik bagi anak-anak di sekitar dan nama baik wilayah itu
warung, membuka lapak laundry atau jasa cuci pakaian dan lain sebagainya.
Dari situ maka sesuai dengan tutur dari salah seorang pembuka tempat warung
yang beliau ini kerap dipanggil dengan sapaan “om mahmud”, ucap saya kepada om
mahmud dalam obrolan singkat di kedai yang dibangun tidak jauh dari wilayah
pesantren itu sendiri adalah “apakah keberadaan pondok pesantren ini memberikan
pondok pesantren ini dan dengan para santri yang sangat antusias sekali dengan
adanya warung saya, menjadikan lahan usaha utama bagi saya dan juga untuk
zaman dan teknologi, serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Setiap
ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agama dan negara, berakhlak mulia dan
I’anah al-Thalibin, Kasyifah al-Saja, Safinah al-Najah, Fath al-Wahhab, Fath al-
Mu’in, Riyadh al-Badi’ah, dll), bidang tauhid (Fath al-Majid, Kifayah al-‘Awwam,
dll), dan bidang tasawuf (Ihya’ Ulum al-Din, Bidayah al-Hidayah, Minhaj
mengelola majlis mudzakarah itu, KH. Hanbali masih berstatus lajang dan baru
berumur 26 tahun. Umur yang relatif muda untuk seorang tokoh yang memiliki
masyarakat sekitar. Karenanya, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi
bulan, tahun demi tahun, kegiatan majlis mudzakarahnya kian ramai dikunjungi
yang beristrikan Hj. Uyung itu, berfikiran untuk mendirikan lembaga pendidikan
Dan pada 1961, KH. Hanbali yang semula hanya bermaksud mengamalkan
ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnya, lantas mendirikan Pondok
rukun Islam ke-5 untuk kedua kalinya, beserta putera semata wayangnya, KH.
Achmad Syatibi Hanbali. Kesempatan menjadi tamu Allah Swt di Tanah Suci
dimanfaatkan KH. Hanbali untuk memperdalam ilmu agama. KH. Hanbali pun
mukim di sana untuk beberapa tahun, sementara putera beserta isterinya kembali
ke kampung halaman. Atas kehendak Allah Swt, KH. Hanbali meninggal di Tanah
putra satu-satunya, KH. Achmad Syatibi Hanbali, yang waktu itu usianya masih
relatif sangat muda, untuk ukuran pengasuh pondok pesantren. Karena kegigihan
dan keuletan Kiai Muda berusia 27 itu, Pondok Pesantren Qothrotul Falah mulai
berkembang dan dikenal masyarakat, bukan hanya oleh masyarakat Cikulur, tapi
juga oleh masyarakat di luar Kab. Lebak, bahkan di luar Propinsi Banten.Pada
1991, atas harapan dan desakan masyarakat pada lembaga pendidikan yang
Falah ke Kantor Notaris Nuzwar SH, dengan No. 08, 31 Juli 1991, untuk dibuatkan
akte pendirian ponpes secara resmi. Ponpes ini membawahi pendidikan formal
(MTs dan SMA) dan pendidikan nonformal (salafiyah: kajian kitab kuning).
perkembangan pesat. Ini terlihat dari jumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun
menimba ilmu umum (MTs dan SMA) yang terus bertambah. Seiring kuantitas
santri yang kian bertambah itu, sarana pendidikanpun kian banyak. Gedung-
gedung asrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitar
baik pengelolaan pendidikan formal maupun nonformal, figur sentral seorang kiai
masih sangat dibutuhkan. Karena itu, KH. Achmad Syatibi Hanbali sebagai figur
berdialog dengan masyarakat dan para santri tentang apa-apa yang menjadi
sangat kental nuansa dan pendekatan salafi. Misalnya, pengajian kitab kuning
dilakukan dengan sistem sorogan (para santri membaca kitab di hadapan guru),
ponpes klasik.
Namun, seiring tuntutan zaman yang kian kompetitif, pihak pengelola mau
tidak mau, harus merespon tuntutan itu. Bentuk respon itu misalnya, pihak
mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA), dan berbagai kegiatan ekstra
band, marawis, komputer, kesenian, muhadharah dan qira’ah al-Qur’an). Semua itu
diniatkan untuk memberikan bekal yang memadai pada para santri, untuk
menghadapi era yang semakin global. Disamping menguasai keilmuan salaf, para
santri juga dituntut menguasai keilmuan modern. Itulah idealitas yang seharusnya
Qothrotul Falah (OPPQ). Semua santri, baik santri salaf maupun semi salaf,
malam/penghukuman
(Arab/Inggris)
3. Da’wah Pengelompokan
da’wah/muhadharah
5. Kesenian Qosidah/kaligrafi
7. UKS P3K
8. K-3 Piket
kebersihan/pertamanan/pertanian
IPA, Ruang Perpustakaan, Gedung Serbaguna, lapangan olah raga, sarana ibadah,
work shop, pengadaan peralatan kesenian, dan sebagainya. Itulah keuntungan lain
yang diperoleh para santri, bila belajar di Pondok Pesantren Qothrotul Falah yang
terletak 20 km Barat Daya Kabuten Lebak itu. Para santri bisa konsen balajar,
C. Dampak Sosial
tradisioanal. Sumur bandung merupakan contoh potret desa yang unik dan menarik,
lazimnya sebagai sebuah Desa sumur bandung tidak memiliki sawah. Di sana
kehidupan bisa dikatakan maju dari segi pendidikan karena memang sumur bandung
terkenal dengan sebutan “Kampung Santri.” 23 serta memiliki 44 pesantren dan lebih
dari 5 sekolahan madrasah. Untuk hitungan sebuah desa catatan ini sangatlah
mengagumkan. sebutan “Kampung Santri” sendiri bukan ada begitu saja melainkan
dari usaha-usaha para alim ulama Desa sumur bandung terdahulu. Secara sosiologis
Desa sumur bandung merupakan sebuah wilayah yang dihuni oleh penduduk yang
bercorak homogen, yang sebagian besar masyarakatnya memeluk dan meyakini ajaran
sosial baik itu yang tertulis seperti yang dianjurkan dalam ajaran agama Islam atau
norma yang bersifat konvensional, seperti dilarang membuat keonaran dan mencoreng
nama baik desa dan leluhur. Dalam pelaksanaan norma-norma tersebut kesadaran
masyarakat lebih didorong oleh ketaatannya kepada kiyai yang memang dalam
penerapan sebuah kebijakan baik itu yang bersifat formal ataupun informal lebih
toleransi, solidaritas, dan sifat gotong royong yang tinggi dan kehidupannya penuh
dengan kerukunan. Ikatan kerukunan masyarakat ini dapat dilihat melalui beberapa
signifikan dalam tubuh struktur sosial masyarakat sumur bandung. Karna diketahui
sumur bandung sebagai poros Desa agamis sebutan “Kota Santri” menjadi magnet
yang luar biasa besarnya menyedot puluhan hingga ratusan dari berbagai penjuru
Nusantara, hal tesbut membawa dampak yang besar bagi masyarakat sumur bandung
dari adanya santri-santri yang memabawa buadaya, sosial dan latar belakang yang
berbeda-beda kemudian berkumpul jadi satu wadah berupa pondok pesantren, jika di
darik dalam lingkup desa tentunya terjadi peleburan budaya dan sosial dengan
dalam perkembangan fisik sudah jelas banyak sekali pondok pesantren di sumur
bandung sekarang ini mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi dan kokoh dengan
tahun pesat sekali di lihat dari keangkaan jumlah pondok zaman dahulu dengan
sekarang sangat berbeda jauh,25 bila mana dulu jumlah pondok pesantren sampai
tahun 1960 jumlah pondok pesantren berkisar 12 pondok, sekarang samapi tahun
berbagai penjuru arah Desa sumur bandung. 1. Hubungan Pondok Pesantren dengan
itu memang baik, tapi dalam hal urusan ekonomi bagi masyarakat Desa sumur
bandung, tetapi dalam segi sosial yang kaitanya bukan dengan ekonomi, sudah sangat
berkurang sekali dan bahkan lambat laun akan hilang, seperti ngaji bersama-sama,
pondok pesantren di Desa sumur bandung sendiri terbilang cukup baik, karna terdapat
hubungan yang intens dari kedua belah pihak dalam berbagai hal yang telah di
sebutkan di atas tadi, meskipun demikian yang namanya kehidupan kerap terjadi
konflik26 antar pesantren dengan masyarakat sekitar, disisni peran pemerintah Desa
sumur bandung juga sangat vital, karna ada beberapa kasus yang terjadi, kerap kali
pemerintah Desa sumur bandung menjadi penengah atau di jadikan penengah dalam
sumur bandung
kesimpulan dari bebrapa pengertian teori perubahan sosial, yang mana dalam teori
tersebut, dalam perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Desa sumur bandung di
sebabkan oleh masuknya budaya-budaya baru yang di bawa oleh para santri-santri
pondok Kajen yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia kemudian masuk di
Desa Kajen, terjadi kontak sosial denganmasyarakat Desa sumur bandung hingga
meleburnya antar berbagai budaya yang ada, dalam hal ini sekurang-kurangnya
memberikan dampak yang signikan terhadap kehidupan sosial yang terjadi di
masyarakat Desa sumur bandung berupa struktur dan fungsi dalam sistem sosial
masyarakat, yang di dalamnya berdampak pada bebrapa aspek, yaitu aspek tradisi,
dijelaskan berikut:
1. Aspek Tradisi
dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan sebab ketika ada masyarakat pasti
memiliki sebuah kebudayaan dan setiap ada kebudayaan pasti ada masyarakat.28
Dalam aspek ini dampak yang di hadirkan oleh pondok pesantren berupa berupa
tradisi gotong royong antar masyarakat dengan pesantren sudah sangat berkurang,
padahal jika melihat sejarah desa, sumur bandung merupkan desa yang menjujung
2. Nilai-nilai
3. Kesenjangan.
sebenarnya terjadi di kalangan masyarakat sumur bandung namun hal itu tidak
terlalu terasa maupun difikirkan masyarakat sumur bandung secara luas,
kesenjangan itu terjadi setidaknya mencakup dua hal, yang pertama adalah
pembangunan.
4. Pola
tingkah laku Masyarakat sumur bandung pada zaman yang dulu itu dikenal
tertib, kemudian alim, meskipun dalam arti bukan Alimu Fi Ilmi, tetapi
sumur bandung yang suka nongkrong dan begadang sampai larut malam tanpa
ada kegiatan yang jelas, kemudian dalam segi berpakaian juga berbeda, jika
sekarang dapat dikatan susah mencari pemuda sumur bandung yang ke sana ke
mari memakai sarung untuk kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini menurut
peneliti tidak lepas dari perkembangan zaman serta proses adanya simpati atau
identifikasi dari faktor eksternal dalam interaksi, yang mengubah pola tingkah
pondok pesantren.
BAB V
A. Kesimpulan
2. Sistem dan peraturan Pondok Pesantren Qothrotul falah Ini sangat bagus sehingga
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya agar dilakukan penelitian lebih luas lagi mengenai
2. Bagi masyarakat diharapkan lebih memahami dan lebih mengikuti ajaran agama
khususnya ilmu-ilmu yang di ajarkan oleh para guru yang ada di pondok pesantren
Qothrotul Falah
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
Zaenurrosyid, A. (2018). Pengaruh Pondok Pesantren Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa
Kajen Kec. Margoyoso Kab. Pati. Islamic Review: Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman, 7(1), 55-71.
Sugandi, A., Tanjung, H. B., & Rusli, R. K. (2017). Peran Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Tadbir Muwahhid, 1(2), 99-115.
Efendi, M. (2021). Tanggapan Masyarakat terhadap Pondok Pesantren Darul Ilmi dalam perspektif
pendidikan.
Yordan, Y. Pengaruh Pondok Pesantren Darut Tafsir Al-Husaini Terhadap Masyarakat Bojongsari
Depok 1970-2015 (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah).
YORDAN, Yusuf. Pengaruh Pondok Pesantren Darut Tafsir Al-Husaini Terhadap Masyarakat
Bojongsari Depok 1970-2015. Bachelor's Thesis. Jakarta: Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah.
Yordan, Yusuf. Pengaruh Pondok Pesantren Darut Tafsir Al-Husaini Terhadap Masyarakat Bojongsari
Depok 1970-2015. BS thesis. Jakarta: Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.
Ramdhani, F. B., Ibrahim, M. Y., Masruhen, M. B., & Fhadiyah, N. (2022). Pengaruh Literasi
Keuangan Syariah terhadap Perilaku Keuangan Masyarakat Binaan Pondok Pesantren Daarut Tauhid
Kabupaten Bogor. Al-Tasyree: Jurnal Bisnis, Keuangan dan Ekonomi Syariah, 14(02), 80-101.
Fauzy, T. O., Purwadi, A., & Hakim, R. (2019). Analisis pengetahuan tentang perbankan syariah
santri pondok pesantren Al-ittihad Mojokerto dan pengaruhnya terhadap minat menabung di bank
syariah. Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, 4(2), 181-206.
Webset
https://www.kompasiana.com/hengkysukmaraga3730/63982afcd5af037db158d2e2/pengaruh-
pondok-pesantren-bagi-masyarakat-di-lingkungan-sekitarnya#google_vignette
https://www.google.com/search?
q=pendidikan+pondok+pesantren&oq=pendidikan+pondok+pesantren&aqs=chrome..69i57j0
i512l3j0i22i30l3j69i60.21735j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://core.ac.uk/download/pdf/333808798.pdf