Anda di halaman 1dari 38

KEARIFAN LOKAL AGRIKULTURAL PADA

MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CITOREK


TAHUN 1980-2010

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salahsatu Syarat Mengikuti Seminar Proposal

Oleh :
IMANUDIN
NIM : 4322319030007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
APPOVAL SHEET OF PROPOSAL
KEARIFAN LOKAL AGRIKULTURAL PADA
MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CITOREK TAHUN
1980-2010

Pembimbing I Tanggal Tandatangan


Advisor I

Rian Faizi, M.Pd


NIDN.

Pembimbing II Tanggal Tandatangan


Advisor II

Samsu Bahri, M.Pd


NIDN.

Diketahui Oleh kerua Program Studi


Pendidikan Sejarah

Rian fauzi, M.Pd


NIDN.
Nama/ Name : IMANUDIN
NIM/ NIM : 432319030007
Program Studi/ Program Study : Pendidikan sejarah

i
LEMBAR PENGUJIAN PROPOSAL
EXAMINATION SHEET OF PROPOSAL
KEARIFAN LOKAL AGRIKULTURAL PADA
MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CITOREK TAHUN
1980-2010

Sekripsi ini telah diuji pada seminar Proposan yang diselenggarakan pada
tanggal……Juli 2023
TIM PENGUJI
EXAMINER TEAM

Pembimbing I Tanggal Tandatangan


Advisor I

Rian Faizi, M.Pd


NIDN.
Pembimbing II Tanggal Tandatangan
Advisor II

Samsu Bahri, M.Pd


NIDN.
Diketahui Oleh kerua Program Studi
Pendidikan Sejarah

Rian fauzi, M.Pd


NIDN.

Nama/ Name : IMANUDIN


NIM/ NIM : 432319030007
Program Studi/ Program Study : Pendidikan sejarah

ii
LEMBAR PENGUJIAN HASIL PERBAIKAN PROPOSAL
REVISEDAPPROVEAL SHEET OF PROPOSAL
KEARIFAN LOKAL AGRIKULTURAL PADA
MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CITOREK TAHUN
1980-2010

Pembimbing I /Penguju I Tanggal Tanda Tangan


Advisor I/Examiner I

Nama:
NIDN.
Pembimbing II /Penguji II Tanggal Tanda Tangan
Advisor II/Examiner II

Nama:
NIDN:
Diketahui Oleh kerua Program Studi
Pendidikan Sejarah

Rian fauzi, M.Pd


NIDN.

Nama/ Name : IMANUDIN


NIM/ NIM : 432319030007
Program Studi/ Program Study : Pendidikan sejarah

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Kearifan Lokal Agrikultural Pada Masyarakat Adat

Kasepuhan Citorek Tahun 1980-2010” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari

penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan

skripsi pada Universitas Setua Budhi Rangkasbitung dan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga

proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan

kepada:

1. Kedua orangtua, Ayahanda Dede Iskandar Dan Ibunda Emah yang telah

memberikan do’a dan dukungan sekaligus sufort dan materi yangv tiada

hentinya kepada penulis.

2. Bapak Dr., Suherman, M.Pd, Selaku Plt Rektor Universitas Setia Budhi

Rangkasbitung.

3. Bapak Rian Fauzi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Sejarah Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Setia Budhi

Rangkasbitung.

iv
4. Keluarga dan Teman-teman yang memberikan semangat kepada penulis

untuk menyelesaikan penelitian ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik

mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan

proposal penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian

ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Rangkasbitung 17 Juli 2023

IMANUDIN

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PEGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENGUJI...........................................................................................ii
LEMBAR PERBAIKAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Fokus dan sub fokus......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah............................................................................ 5
D. Tujuan penelitian.............................................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................8
A. Kearifan Lokal Agrikultural Pada Masyarakat Adat Kesepuhan
Citorek Tahun 1980-2010 ..............................................................8
1. Pengertian Kerifan Lokal .........................................................8
2. Kearifan Lokal .........................................................................13
3. Masyarakat adat .......................................................................14
BAB III METODELOGI PENELITIAN........................................................18
A. Tempat dan waktu penelitian ..........................................................18
B. Latar penelitian................................................................................19
C. Metode Penelitian.............................................................................19
D. Data dan sumber data ......................................................................21
E. Subjek penelitian .............................................................................22
F. Teknik dan prosedur pegumpulan data............................................22
G. Prosedur analisis data .....................................................................25

vi
H. Pemeriksaan keabsahan data............................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................28

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa

yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah

kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan

sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam

masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Di Indonesia,

Kesadaran akan kearifan lokal mulai tumbuh subur pasca jatuhnya rezim

Presiden Soeharto pada tahun 1998. Lebih lanjut kearifan lokal juga

didefinisikan sebagai kemampuan beradaptasi, menata, dan menumbuhkan

pengaruh alam serta budaya lain yang menjadi motor penggerak transformasi

dan penciptaan keanekaragaman budaya Indonesia yang luar biasa.

Di wewengkon kasepuhan citotek juga sangat memegang teguh

kearifan lokan hususnya dalam menjaga nilai-nilai adat dan budaya yang ada

agar tidak terbawa oleh para turis luar atau wisatawan yang ada.

Dalam keadaan normal, perilaku orang terungkap dalam batas-batas

norma, etiket, dan hukum yang terkait dengan wilayah tertentu. Namun, dalam

situasi tertentu di mana budaya menghadapi tantangan dari dalam atau dari

luar, respons dalam bentuk reaksi dapat terjadi. Tanggapan dan tantangan

adalah cara normal untuk melihat bagaimana perubahan terjadi dalam budaya.

Struktur dan nilai sosial, serta tata krama, norma dan hukum setempat akan

1
2

berubah sesuai dengan kebutuhan situasi sosial. Tantangan dalam suatu

budaya dapat terjadi karena umpan balik yang terjadi dalam jaringan

kehidupan suatu sistem sosial. Hal ini menandakan sedang berlangsungnya

autopoesis yang menandakan bahwa suatu sistem sosial dalam suatu budaya

mengatur dirinya sendiri, suatu tanda bahwa suatu masyarakat dapat dikatakan

sebagai suatu sistem yang hidup.

Dalam Modul Sosiologi, dijelaskan bahwa kearifan lokal merupakan

tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal secara arif dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika tetapi

juga pada norma, tindakan, dan tingkah laku masyarakat. Oleh karena itu,

kearifan lokal dapat menjadi pedoman masyarakat untuk bersikap dan

bertindak dalam konteks kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, Robert Sibarani

juga mengungkapkan bahwa kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau

pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya

untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Jika hendak berfokus pada

nilai budaya, maka kearifan lokal dapat juga didefinisikan sebagai nilai

budaya lokal yang dapat dimanfaatkan guna mengatur tatanan kehidupan

masyarakat secara bijaksana. Dilansir dari laman umm.ac.id, Wibowo

menuliskan bahwa kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya

sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan

mengolah kebudayaan yang berasal dari luar atau bangsa lain, menjadi watak

dan kemampuan sendiri.


3

Salahsatu kearifan local yang ada di wewengkonadat kasepuhan

citorek yaitu dalam bidang pertanian terutama penanaman dan pemeliharaan

paadi dengan cara pemeliharaaan yang berbeda dengan wilayah yang ada di

luar citorek, darimulai penyemayan benih padi yang disertai dengan ritual

khusus yang di sarankan oleh kepalaa adat di citorek sampai pelaksanaan

panen padi pun harus menggunakan cara dan kebiasaan yang ada. Seiring

berkembangnya zaman tidak banyak masyarakat yang menggunakan caraa

lain untuk menanam dan merawat padi dengan system agricultural dan cara-

caraa yang modern akan tetapi tidak meninggalkan kebiasaan yang ada hanya

caja dengan menggunakan cara yang modern lebih mempermudah cara

penanaman dan yang berdampak pada hasil panen. Dengan menggunakan

system agricurtural masyarakat dapat mengetaahui cara penanaman dan

pengolahan hasil panen dengan jenis yang berbeda namun menggunakan

bahan yang sama seperti yang di jelaskan dalam pengertian agrikultural.

Agrikultur secara luas adalah suatu upaya untuk memproduksi atau

membuat makanan, pangan, serat dan hasil lainnya dalam bidang pertanian

yang memerlukan tenaga manusia, yang di dalamnya pun termasuk berbagai

jenis tanaman tertentu serta pertambahan pada berbagai hewan lokal.

Para ahli juga ada yang berpendapat bahwa pengertian agrikultur

adalah suatu ilmu dan praktik di dalam dunia pertanian, termasuk di dalamnya

budidaya untuk menanam tanaman dan menernak hewan agar bisa


4

menghasilkan berbagai bahan makanan dan produk lainnya yang diperlukan

untuk hidup manusia.

Jadi, pengertian agrikultur adalah cabang dari ilmu biologi untuk

mampu menggunakan sumber daya hayati secara lebih maksimal dan optimal.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam hal memanfaatkan sumber daya

hayati tersebut adalah budidaya tanaman, memelihara hewan ternak, hingga

memanfaatkan mikroorganisme dan bio enzim lainnya untuk diolah menjadi

produk lain.

Seperti yang sudah di jelaskan di atas mengenai beberapa peraturan

yang sudah ada dan peraturan-peraturan yang dilakukan dan di tekuni di

masyarakat ada sudan menjadi kewajiban bagi masyarakat adat untuk

menekuni hal tersebut karna sudaah merupakan peraturan atau hokum adat

yang mutlak dan tidakboleh dilanggar oleh masyaarakat lokal. Seperti yang di

jelaskan dalam pengetrian masyarakat adaat yait,

Masyarakat adat adalah istilah umum atau konsep yang dipakai

di Indonesia untuk merujuk pada komunitas-komunitas hukum adat (adat

rechtsgemeenschappen) yang sudah ada di jaman pendudukan Hindia Belanda

pada masa itu. Dalam ilmu hukum dan teori secara formal dikenal Masyarakat

Hukum Adat, tetapi dalam perkembangan terakhir, masyarakat asli

Indonesia menolak dikelompokkan sedemikian mengingat perihal adat tidak

hanya menyangkut hukum, tetapi mencakup segala aspek dan tingkatan

kehidupan.
5

Konsep masyarakat adat atau juga disebut dengan masyarakat hukum

adat telah dikembangkan oleh sarjana-sarjana hukum dan ilmu sosial sejak

pada masa kolonial Belanda. Masyarakat adat sendiri adalah konsep untuk

menunjuk komunitas-komunitas adat (adat rechtsgemeenschappen) yang

merupakan bagian terbesar dari populasi Hindia Belanda pada masa itu.

B. Fokus dan Sub Fokus

Berdasarkan latar belakang di atas, Fokus dalam penelitian ini adallah.

1. Fokus

penelitian ini berfokus pada sistem pertanian agricultural jenis padi yang

ada di wewengkon adat kasepuhan citorek

2. Subfokus

Pada Subfokus Peneliti membatasi penelitian pada penanaman dan hasil

panen padi yang ada di wewengkon adat kasepuhan citorek.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan Fokus dan Subfokus penelitian di atas yang telah

ditetapkan tersebut, masalah penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana system pertanian di wewengkonadat kasepuhan citorek

dilakukan?

2. Bagaimana cara penanaman padi di wewengkon adat kasepuhan citorek

dilakukan?

3. Bagaimana penghitungan jumlah hasil panen padi di wewengkon adat

kasepuhan citorek?

D. Tujuan Penelitian
6

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di ataas yang di bahas

adalah:

1. Mengetahui tatacara dan system penanaman padi dengaan baik

sesuai dengan kondisi padi dan kondisi tanah di wewengkon adat

kasepuhan citorek.

2. Mengetahui hasil dan menentukan jumlah keuntungan dan

kerugian hasil panen padi.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian selanjutnya

untuk melakukan penelitian terkait metode penanaman dan cara

menghitung penghasilan panen padi yang relevan.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis, yakni

untuk memperkaya kajian di bidang agricultural husus pada jenis

padi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan dan

wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai bahwa system dan

cara penanaman dan penghitungan hasil padi di wewengkon adat

kasepuhan citorek dalam kehidupan manusia.

3. Manfaat Sosial

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi dan

ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih memahami dan


7

menghargai diri sendiri untuk mengurangi pemikiran overthinker

didalam menjalani kehidupan sehari-hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kearifan Lokal Agrikultural Pada Masyarakkat Adat Kasepuhan

Citorek Tahun 1980-2010

1. Pengertian Kearipan Lokal

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah

bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan

mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi

watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan ciri

khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan

dari generasi ke generasi. Di Indonesia, Kesadaran akan kearifan lokal

mulai tumbuh subur pasca jatuhnya rezim Presiden Soeharto pada

tahun 1998. Lebih lanjut kearifan lokal juga didefinisikan sebagai

kemampuan beradaptasi, menata, dan menumbuhkan pengaruh alam

serta budaya lain yang menjadi motor penggerak transformasi dan

penciptaan keanekaragaman budaya Indonesia yang luar biasa.

Terciptanya sebuah pengetahuan baru bahwa di dalam tradisi

upacara adat seren taun citorek terdapat nilai – nilai budaya yang

dapat diajdikan sebuah sumber dalam belajar yang berlandasan

pada kearifan lokal. Dengan itu peneliti juga mengfokuskan

penelitian ini terhadapa nilai – nilai kearifan lokal pada upacara adat

8
9

seren taun. Bahwasannya dari budaya terlahir gagasan – gagasan

dan sumber – sumber pengembangan ilmu pengetahuan antara lain

: nilai budaya sebagai nilai religius, dari budaya yang melahirkan

sebuah kepercayaan aktivitas, baik yang berhubungan dengan

kepercayaan (religius) maupun aktivitas mata pencaharian (nilai

ekonomi), maupun aktivitas sosial. Ketiga aktivitas tersebut

memiliki sebuah nilai budaya yang memiliki makna yang dapat

dijadikan alternatif pengembangan karakter dan sebuah ilmu

pengetahuan. Dari aktivitas yang berkaitan dengan mata pencaharian,

khususnya dalam menanam padi (Kalsum, 2010). banyak sekali

upacara atau ritual adat yang masih dijalankan oleh masyaraat

sampai sekarang. Upacara tersebut mulai dari mitembeyan bedah

bumi, nyawen, tebar, tandur, ngarambet, nampingan, ngawur,

tunggu, mipit, ngalean, dibuat, ngirik (segon), moe pare, mangkek,

ngageugeus, ampih pare, rumpak jarami, masuk lagi ke masa bedah

bumi musim berikutnya. Dari sekian banyak kegiatan orang sunda

dalam menjalani kehidupan sehari – harinya terdapat beberapa

sumber belajar berbasi kearifan lokal yang dapan dikembangkan

dalam pembelajaran sebagai contoh : dari kegiatan upacara adat

seren taun terdapat nilai – nilai budaya lokal yaitu nilai sosial,

individu, nilai gotong royong dan religius. Juga eratnya hubungan

masyarakat dengan sang pencipta (Allah), dan hubungan dengan

alam semesta sebagai penghuninya dan telah memberi sumber


10

kehidupan bagi masyarakatnya. Dibuktikan juga dalam praktiknya

upacara adat seren taun mengharuskan seluruh masyarakat adat

desa citorek ikut serta dalam memeriahkan upacara adat

tersebut, sehingga masyarakat pun turut iklas untuk mebayar

patungan, membawa seserahan hasil panen mereka seperti padi,

jagung, gula, sayur – sayuran, buah – buahan dan lain sebagainya.

Dengan demikian seserahan tersebut yang akan dibawa kerumah

kepala adat yang mengordinir dari 5 desa itu. Dan di kelola oleh

para tokoh adat yang memimpin upacara adat seren taun sebelum

acara tersebut dimulai. Upacara adat seren taun sudah biasa

dilaksanakan, jadi masyarakat adat citorek sudah tidak hirau dan

aneh lagi karena mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Masyarakat mematuhi dengan tulus dan iklas.

Di wewengkon kasepuhan citotek juga sangat memegang teguh

kearifan lokan hususnya dalam menjaga nilai-nilai adat dan budaya

yang ada agar tidak terbawa oleh para turis luar atau wisatawan yang

ada. Ini juga bisa menjadi suatu bentuk pengetahuan, kepercayaan,

pemahaman atau persepsi beserta kebiasaan atau etika adat yang

menjadi pedoman perilaku manusia dalam kehidupan ekologis dan

sistemik. Nilai-nilai yang mengakar dalam suatu budaya jelas bukan

objek material yang konkret, tetapi cenderung menjadi semacam

pedoman bagi perilaku manusia. Dalam pengertian itu, untuk

mempelajarinya kita harus memperhatikan bagaimana manusia


11

bertindak dalam konteks lokal. Dalam keadaan normal, perilaku orang

terungkap dalam batas-batas norma, etiket, dan hukum yang terkait

dengan wilayah tertentu. Namun, dalam situasi tertentu di mana

budaya menghadapi tantangan dari dalam atau dari luar, respons dalam

bentuk reaksi dapat terjadi. Tanggapan dan tantangan adalah cara

normal untuk melihat bagaimana perubahan terjadi dalam budaya.

Struktur dan nilai sosial, serta tata krama, norma dan hukum setempat

akan berubah sesuai dengan kebutuhan situasi sosial. Tantangan dalam

suatu budaya dapat terjadi karena umpan balik yang terjadi dalam

jaringan kehidupan suatu sistem sosial.

Hal ini menandakan sedang berlangsungnya autopoesis yang

menandakan bahwa suatu sistem sosial dalam suatu budaya mengatur

dirinya sendiri, suatu tanda bahwa suatu masyarakat dapat dikatakan

sebagai suatu sistem yang hidup. Dalam menghadapi perubahan inilah

kearifan lokal memainkan peran dan fungsinya. Berikut paparan

mengenai fungsi, karkateristik, dan ciri-ciri dari kearifan lokal.

Dalam Modul Sosiologi, dijelaskan bahwa kearifan lokal

merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal secara arif

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kearifan lokal tidak hanya

berhenti pada etika tetapi juga pada norma, tindakan, dan tingkah laku

masyarakat. Oleh karena itu, kearifan lokal dapat menjadi pedoman

masyarakat untuk bersikap dan bertindak dalam konteks kehidupan


12

sehari-hari. Lebih lanjut, Robert Sibarani juga mengungkapkan bahwa

kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu

masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur

tatanan kehidupan masyarakat. Jika hendak berfokus pada nilai

budaya, maka kearifan lokal dapat juga didefinisikan sebagai nilai

budaya lokal yang dapat dimanfaatkan guna mengatur tatanan

kehidupan masyarakat secara bijaksana. Dilansir dari laman

umm.ac.id, Wibowo menuliskan bahwa kearifan lokal adalah identitas

atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa

tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal

dari luar atau bangsa lain, menjadi watak dan kemampuan sendiri.

Salahsatu kearifan local yang ada di wewengkonadat

kasepuhan citorek yaitu dalam bidang pertanian terutama penanaman

dan pemeliharaan paadi dengan cara pemeliharaaan yang berbeda

dengan wilayah yang ada di luar citorek, darimulai penyemayan benih

padi yang disertai dengan ritual khusus yang di sarankan oleh kepalaa

adat di citorek sampai pelaksanaan panen padi pun harus menggunakan

cara dan kebiasaan yang ada. Seiring berkembangnya zaman tidak

banyak masyarakat yang menggunakan caraa lain untuk menanam dan

merawat padi dengan system agricultural dan cara-caraa yang modern

akan tetapi tidak meninggalkan kebiasaan yang ada hanya caja dengan

menggunakan cara yang modern lebih mempermudah cara penanaman

dan yang berdampak pada hasil panen. Dengan menggunakan system


13

agricurtural masyarakat dapat mengetaahui cara penanaman dan

pengolahan hasil panen dengan jenis yang berbeda namun

menggunakan bahan yang sama seperti yang di jelaskan dalam

pengertian agrikultural.

2. Kearifan Lokal

Agrikultur secara luas adalah suatu upaya untuk memproduksi

atau membuat makanan, pangan, serat dan hasil lainnya dalam bidang

pertanian yang memerlukan tenaga manusia, yang di dalamnya pun

termasuk berbagai jenis tanaman tertentu serta pertambahan pada

berbagai hewan lokal.

Para ahli juga ada yang berpendapat bahwa pengertian

agrikultur adalah suatu ilmu dan praktik di dalam dunia pertanian,

termasuk di dalamnya budidaya untuk menanam tanaman dan

menernak hewan agar bisa menghasilkan berbagai bahan makanan dan

produk lainnya yang diperlukan untuk hidup manusia.

Jadi, pengertian agrikultur adalah cabang dari ilmu biologi

untuk mampu menggunakan sumber daya hayati secara lebih maksimal

dan optimal. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam hal

memanfaatkan sumber daya hayati tersebut adalah budidaya tanaman,

memelihara hewan ternak, hingga memanfaatkan mikroorganisme dan

bio enzim lainnya untuk diolah menjadi produk lain.


14

3. Masyarakat Adat

Masyarakat adat adalah istilah umum atau konsep yang dipakai

di Indonesia untuk merujuk pada komunitas-komunitas hukum adat

(adat rechtsgemeenschappen) yang sudah ada di jaman pendudukan

Hindia Belanda pada masa itu. Dalam ilmu hukum dan teori secara

formal dikenal Masyarakat Hukum Adat, tetapi dalam perkembangan

terakhir, masyarakat asli Indonesia menolak dikelompokkan

sedemikian mengingat perihal adat tidak hanya menyangkut hukum,

tetapi mencakup segala aspek dan tingkatan kehidupan.

Konsep masyarakat adat atau juga disebut dengan masyarakat

hukum adat telah dikembangkan oleh sarjana-sarjana hukum dan ilmu

sosial sejak pada masa kolonial Belanda. Masyarakat adat sendiri

adalah konsep untuk menunjuk komunitas-komunitas adat (adat

rechtsgemeenschappen) yang merupakan bagian terbesar dari populasi

Hindia Belanda pada masa itu.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa secara praktis dan untuk

kepentingan memahami dan memaknai Deklarasi ini di lapangan,

maka kata "masyarakat adat" dan "masyarakat/penduduk pribumi"

digunakan silih berganti dan mengandung makna yang sama.

Pandangan yang sama dikemukakan dalam merangkum konsep orang-

orang suku dan populasi/orang-orang asli dari Departemen Urusan

Ekonomi dan Sosial PBB dengan merujuk kepada Konvensi ILO 107

(1957) dan 169 (1989), Sem Karoba menyatakan dalam bukunya


15

Papua Menggugat,[4] menerjemahkan Deklarasi Masyarakat Hak Asasi

Adat (atau Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi

Masyarakat Adat, atau disebut juga Deklarasi Masyarakat Adat)

menyatakan "secara praktis ternyata mereka yang menyebut dirinya

sebagai orang asli atau orang suku menyetujui agar kedua istilah ini

digunakan secara sinonim:

“many of these peoples refer to themselves as “indigenous” in

order to fall under discussions taking place at the United Nations. For

practical purposes the terms “indigenous” and “tribal” are used as

synonyms in the UN system when the peoples concerned identify

themselves under the indigenous agenda.”

“kebanyakan dari mereka yang menyebut diri sebagai

"bumiputra" agar mereka dapat dimaksukkan ke dalam diskusi-diskusi

yang sedang belangsung di tingkat PBB. Untuk tujuan praktis istilah

"bumiputra" dan "masyarakat adat" dipakai sebagai sinonim dalam

sistem PBB, saat orang-orang yang bersangkutan mengidentifikasi diri

mereka di bawah agenda masyarakat asli.”

Bangsa, suku, dan masyarakat adat adalah sekelompok orang

yang memiliki jejak sejarah dengan masyarakat sebelum

masa invasi dan penjajahan, yang berkembang di daerah mereka,

menganggap diri mereka beda dengan komunitas lain yang sekarang

berada di daerah mereka atau bukan bagian dari komunitas tersebut.

Mereka bukan merupakan bagian yang dominan dari masyarakat dan


16

bertekad untuk memelihara, mengembangkan, dan mewariskan

daerah leluhur dan identitas etnik mereka kepada generasi selanjutnya;

sebagai dasar bagi kelangsungan keberadaan mereka sebagai

suatu sukubangsa, sesuai dengan pola budaya, lembaga

sosial dan sistem hukum mereka.

Khususnya di wewengkon adat kasepuhan citorek yang

tentunya sudan berkembang sejak awal mula adanya berpindah ke

wilayah citorek bahkan jauh sebelum berpindah ke citorek masyarakat

kasepuhan sudan ada dengan nilai adat dan budaya yang melekat

dalam kehidupan masyaarakat tersebut, pada tahun 1980 masyarakat

adat kasepuhan citorek belum mengenal yang namanya moderenisasi

sehingga masyarakat tersebut masuh berpegang teguh pada nilai adat

dan budaya tanpa terkontaminasi oleh budayaa luar seiring

berkembanya zamaan dari masa kemasa pada tahun 1990 sudah mulay

adanya perencanaan pembangunan jalan dari arag sobang kea rag

citorek untuk di tembuskan kea rah bayah, namun berlangsungnya

pembangunan tersebut dimulai pada tahun 2000. Setelah

pembangunan jalan dilakukan disitu sudah mulai terbukanya akses

jalan yang bias menggunakan kendaraan kea rah utara ataau kea rah

perkotaan. Hal ini jelas akan dimulainya keluar masuk budaya luar

untuk mendatangi wilayah citorek.

Pada tahun 2004 disitu mulai masuknya penerangan atau jalur

listrik ke wilayah citorek, seiring masuknya penerangan disitu masuk


17

juga jaringan internet Edge dengan kekuatan sinyal sangat rendan dan

tidak bias menggunakan internet sampai tahun 2010, dari tahun 2010

sampai sekarang zaman masih berkembang.

Dari penjelasan di atas sangat berpengaruh terhadan kearoifan

lokal yang adar karna banyaknya budaya-budaya luar yang di ikuti

oleh para kamum milenial. Terutama dalam bidang pertanian juga

sangat berpengaruh dari mulai penanaman perawatan sampai hasil

panen juga dapat berpengaruh dengan kondisi yang ada, dengan

masuknya system agrikulturan yang ada di wewengkon adat

kasepuhan citorek juga sangat membantu ketahanan pangan

masyarakat dati mulai penanaman panen sampai pengolahan hasil

panen tersebut.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian terkait kearifan lokal agricultural pada

masyarakat adat kasepuhan citorek pada tahun 1980-2010 ini bertempat di

wewengkon Adat Kasepuhan Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten

Lebak Banten. Yang mana wilayah ini merupakan kawasan Tamanasional

Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan beralamat di Jl. Cipanas

Warung Banten Wewengkon Adat Kasepuhan Citorek. Penelitian ini

dirancang pada bulan Januari 2023 dan akan di lanjut hingga mendapatkan

data yang diperlukan oleh peneliti dalam rangka menyelesaikan penelitian.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu Penelitian
NO Nama Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Pengajuan Judul

2 Penetapan

Bimbingan

3 Penyusunan

Proposal

18
19

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengambilan Data

7 Klasifikasi Data

8 Analisis Data

9 Revisi Skripsi

B. Latar Penelitian

Tempat atau latar penelitian adalah penjelasan yang meliputi lokasi

tempat dan subjek yang di minta, bertujuan untuk mendeskripsikan dimana

akan melakukan penelitian atau pengamatan. Penulis akan meneliti

kearifan lokan agrikultural pada masyarakat adat kasepuhan citorek tahun

1980-2010. Yang meliputi tempat, waktu, narasumber, dan segala sesuatu

yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian terkait Penghasilan pertanian dengan judul

sekripsi Kearifan lokal pada masyarakat adaat kasepuhan citorek tahun

1980-2010 ini peneliti menggunbakan metode Kualitatip karna peneliti ini

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh

subjeck penelitian, Contohnya penelitian dengan pendekatan kualitatif di


20

bidang sosiologi, maka akan mengungkap makna sosial dari fenomena

yang diperoleh subjek penelitian. Topik ini biasanya diterima dari

partisipan atau responden. Dengan cara ini, peneliti dengan pendekatan ini

kemudian berusaha menjawab bagaimana pengalaman sosial budaya

manusia terbentuk dan kemudian diberi makna.

Subjek penelitian dengan pendekatan kualitatif mencakup semua

aspek atau bidang kehidupan manusia, yakni manusia dan semua yang

dipengaruhi olehnya. Metode kualitatif tidak secepat dalam menganalisis

data seperti halnya penelitian kuantitatif. Dalam studi kuantitatif, data

mentah dapat segera diproses. Namun, data dalam studi kualitatif

membutuhkan proses sistematis yang lebih dalam. Contoh studi kuantitatif

seperti menjawab pertanyaan mengapa beberapa orang yang tinggal di

lereng gunung berapi bersedia mengungsi jika gunung berapi meletus.

Sedangkan pada riset kualitatif akan menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang menyelidiki makna. Seperti membahas makna pegunungan-

nya, bencana, kehidupan, dan aspek lainnya tentang populasi tersebut

yang memilih untuk tidak mengungsi.

Lexy J. Moleong (2005:6) mengungkapkan metode kualitatif

bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian.

Termasuk dengan menjelaskan tingkah laku, persepsi, motivasi, tingkah

laku, dan lain-lain secara keseluruhan, dari segi bahasa dan dalam konteks

alam tertentu, dengan menggunakan berbagai metode alam. Sugiyono

(2009:15) mengungkapkan definisi penelitian pendekatan kualitatif


21

didasarkan pada filosofi post-positivis yang digunakan oleh peneliti untuk

mempelajari keadaan objek-objek alam utama (bukan eksperimen). Sarana

meliputi pengambilan sampel data yang ditargetkan dari sumber data.

Metode survei menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat

induktif atau kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan generalisasi.

Saryono (2010) mengungkapkan bawah studi kualitatif dirancang untuk

menyelidiki, menemukan, menjelaskan, dan menjelaskan kualitas atau

keistimewaan dampak sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau

dijelaskan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini adalah aspek sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia yang berkaitan dengan penanaman dan memanenan padi yang ada

di wewengkon adat kasepuhan citorek. Selain hal itu peneliti juga

menggunakan berbagai jurnal referensi sebagai pendukung dan pebguatan

data-data. Tidak hanya jurnal untuk penunjang dalam penelitian ini.

2. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2013: 243), dalam penelitian kualitatif, data

diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan

data bermacam- macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya

jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan


22

variasi data tinggi sekali. Sumber data penelitian adalah Kearifan Lokal

Agrikultural Pada masyarakat adat kasepuhan Citorek Tahun 1980-2010.

E. Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal

dengan populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian

berangkat dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial

tertentu dan hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu. Menurut Arikunto

(2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan subjek penelitian sebagai

benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang

dipermasalahkan.

Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang sangat

strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang peneliti

amati. Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan,

yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti

berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek utama (key

informan) dalam penelitian ini adalah kepala Adat (Kepala Kasepuhan) Didukung

dengan beberapa informan lain seperti Pengakuan dari masyarakat sekitar yang di

akui oleh seluruh elmen masyarakat adat kasepuhan Citorek.

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian deskiptof Kualitatif menggunakan teknik

pencatatan berupa kata dalam kartu data yang terdapat dari hasil wawancara di
23

masyarakat yang mendukung sumber penelitian, adapun teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini di bagi menjadi beberapa tahap.

a. Mencari (Searching)

Proses utama dalam pengumpulan data adalah pencarian. Pencarian

dilakukan untuk menemukan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Peroses pencarian melalui beberapa cara menggunakan

mesin pencarian internal dan external. Mesin pencarian internal adalah

mesin pencarian yang di sediakan situs web. Pencarian dengan cara ini

dilakukan dengan menulis beberapa kata kunci terkait masalah. Mesin

pencarian external adalah mesin pencarian di internet yang cakupannya

lebih luas seperti Google, Bing, dan Yahoo.

b. Mengunduh (Download)

Tulisan-Tulisan yang telah ditemukan dalam proses pencarian

kemudian di unduh. Pengunduhan dilakukan untuk mendokumentasikan

sehingga proses analisis data menjadi lebih mudah.

c. Mencatat

Langkah selanjutnya di lakukan peneliti adalah mencatat, peneliti

akan mencatat hasil penemuan dari sumber data. Dengan mencatat akan

lebih mudah dalam mengumpulkan data.

d. Dokumentasi
24

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering

memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran

kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi

di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa

kini yang sedang diteliti (sutopo, 2006:80).

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misaknya catatan harian,

sejarah kehidupan (Live Histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya gambar, gambar hidup, skesta

dll. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat

berupa gambar, patung pilem, dll. Setudi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif (Sugiono, 2007:240).

Dokumen merupakan bahan kajian yang berupa tulisan, foto, film

atau hal-hal yang dapat dijadikan sumberkajian selain melelui wawancara

dan observasi dalam penelitian kualitatif. Menurut guba and Lincoln

(1981:235) dokumen digunakan untuk bahan penelitian sebagai

sumberdata karna dokumen merupakan sumber data yang stabil, kaya, dan

mendorong. Sebagai bukti untuk suatu pengujian. Dokumen bersifat

alamiah, sesuai denga konteks, lahir dan berada dalam konteks. Dokumen

tidak sukar di peroleh, tetapi dokumen harus dicari dan dilakukan. Hasil
25

kajian dokumen dapat digunakan untuk memperluas terhadap kajian yang

sedang diteliti (Moleong,2007:217)

Dokumen-dokumen yang di kumpulkan oleh peneliti dipilih dan

dipilah untuk di ambil mana yang sesuai dengan pokus yang di teliti.

Dokumen yang di ambil dijadikan data pendukung penelitian. Agar hasil

kajian dan penelitian yang dilakukan dapat di sajikan lebih palid dan lebih

lengkap, sehingga paparan yang dihasilkan akan lebih akurat dan dapat di

pertanggung jawabkan sebagai kajian yang kredibl dan ilmiah.

G. Prosedur Analisis Data

Menurut Sugiono (2017:334), analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil dokumentasi,

wawancara, serta memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

setelah itu membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun oranglain. Teknik naalisis data adalah langkah-langkah

yang dilakukan untuk dapat menyimpulkan jawaban permasalahan

penelitian. Langkah-langkah ini dilakukan dengan cara

1. Mewawancara dan mencatat yang cermat terkait penanaman dan

pemanenan padi yang ada di wewengkon adat kasepuhan citorek.

2. Mengklasifikasi satu persatu data yang di dapatkan dari hasil wawancara

terkait penanaman dan hasil serta cata pengolahan atau memproduksi hasil

panen tersebut.
26

3. Menganalisis sumber tata yang di dapatkan baik dari hasil wawancara

ataupun dari jurnal terkait.

4. Mencatat bagian-bagian yang di anggap berkaitan dengan data atau

sumber aspek kearifan lokal agricultural.

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan gterhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan

untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang

mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan

dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Meoleong, 2007:320).

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang

dilakukan benar-benar dilakukan penelitian ilmuah sekaligus untuk menguji data

yang diperoleh uji keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji, Credibility,

Transferability, dependability dan kinfirmability. (Sugiono 2007:2070).

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat di pertanggung jawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data maka pemeriksaan

terhadap keabsahan data dalam penelitian ini denga menggunakan uji keabsahan

kredibilitas (Kredibility). Kredibility uji credibility (Kredibilitas) atau uji

kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil

penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah. Adapun

uji keabsahan kreadibilitas memiliki 5 jenis pemeriksa data yaitu.

 Perpanjangan pengamatan

 Meningkatkan kecermatan dalam penelitian


27

 Triangulasi

 Analisis kasus negatif

 Menggunbakan bahan reperensi.

Dalam hal ini ujin kredibilitas yang digunakan triangulasi. Terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu

(Sugiono, 2007:273).

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengcek data yang telah diproleh melelui beberapa sumber. Data yang

diproleh di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan

selanjutnya dimintakan kesepakatan (Membercheck) dengan tiga sumber data

(Sugiono, 2007:273).
28

DAFTAR PUSTAKA

Njatrijani, R. (2018). Kearifan lokal dalam perspektif budaya Kota

Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16-31.

Shufa, N. K. F. (2018). Pembelajaran berbasis kearifan lokal di sekolah dasar:

Sebuah kerangka konseptual. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1(1).

Shufa, Naela Khusna Faela. "Pembelajaran berbasis kearifan lokal di sekolah

dasar: Sebuah kerangka konseptual." INOPENDAS: Jurnal Ilmiah

Kependidikan 1.1 (2018).

Setiawan, I., & Mulyati, S. (2020). Pembelajaran IPS berbasis kearifan

lokal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 121-133.

Komariah, N., Saepudin, E., & Yusup, P. M. (2018). Pengembangan desa wisata

berbasis kearifan lokal. Jurnal Pariwisata Pesona, 3(2), 158-174.

Susanto, T., Purwandari, R., & Wuryaningsih, E. W. (2016). Model kesehatan

keselamatan kerja berbasis agricultural nursing: Studi analisis masalah kesehatan

petani. Jurnal Ners, 11(1), 45-50.

Susanto, T., Purwandari, R., & Wuryaningsih, E. W. (2016). Model kesehatan

keselamatan kerja berbasis agricultural nursing: Studi analisis masalah kesehatan

petani. Jurnal Ners, 11(1), 45-50.

Syamsudin, S. (2008). Beban masyarakat adat menghadapi hukum negara. Jurnal

hukum ius quia iustum, 15(3), 338-351.


29

Dassir, M. (2008). Pranata sosial sistem pengelolaan hutan masyarakat adat

Kajang. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 3(2), 8190.

Haba, J. (2010). Realitas Masyarakat Adat di Indonesia: Sebuah Refleksi. Jurnal

Masyarakat Dan Budaya, 12(2), 255-276.

Kusdiwanggo, S. (2016). Konsep pola spasial permukiman di kasepuhan

ciptagelar. Jurnal Permukiman, 11(1), 43-56.

Bhakti, Y. B., Astuti, I. A. D., & Syahid, S. (2022). Pelatihan Kewirausahaan dan

Pemasaran Digital Hasil Pertanian di Desa Citorek Timur. SINAR SANG SURYA:

Jurnal Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 453-460.

Hidayat, I., Robandi, B., & Nuryani, P. (2023). Pelestarian Nilai-Nilai Kearifan

Lokal Melalui Upacara Adat Seren Taun di Desa Citorek Lebak Banten. Jurnal

Pedagogik Indonesia: Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Ksatria Siliwangi, 1(2),

124-131.

Indriawan, E., Apriyani, F., Hakim, M. B., Firmansyah, M. I., & Hakim, S. F. N.

(2021). Rengkong: Simbol Solidaritas Sosial Masyarakat Petani di Desa Citorek

Tengah. PROCEEDINGS UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, 1(26).

Nurhayati, C., Fitriansyah, H., Rohmatullah, M., Rukmini, N. V. N., Wiguna, Y.

C., & Mahatma, M. (2021). Digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

di Masyarakat Adat Desa Citorek Tengah. PROCEEDINGS UIN SUNAN

GUNUNG DJATI BANDUNG, 1(24), 121-134.


30

Al Bantani, J. S. N. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan

Masyarakat Adat Di Provinsi Banten: Studi Kasus Masyarakat Adat Baduy Dan

Citorek Local Government Policy To The Inidigenous People Protection In

Province Of Banten: Case Study On Indigenous.

Anda mungkin juga menyukai