SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi (STIA) Muhammadiyah Selong
Lombok Timur
OLEH:
SKRIPSI
Disusun Oleh:
PUTRI AYU LASMEINI
NIM. 7214108/PA
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. MULYANTO TEJO KUSUMO, SH, M,AB NOVA HARI SHANTI S.Pd, M.M
NUPN. 990804191 NIDN. 0805118902
Mengetahui,
NIM : 7214108/PA
Telah dipertahankan dihadapan Sidang Penguji Skripsi pada tanggal 12 Juli 2019 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh
gelar sarjana Administrasi Publik pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Muhammadiyah Selong.
Tim Penguji
Mengetahui,
KETUA STIA Muhammadiyah Selong
Takkan ada suatu apapun yang bisa membalas dan menandingi cinta, kasih sayang,
do’a, serta pengorbanan yang telah ibu berikan………semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keridhaannya. Mudah-mudahan kami menjadi anak yang soleh dan
solehah serta menjadi manusia yang berguna kelak.
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena izin dan ridha-Nya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PERAN FASILITATOR DALAM
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN STUDI KASUS PADA KELOMPOK
USAHA BERSAMA (KUBE) “AMANAH BERSAMA” KELURAHAN
SANDUBAYA KECAMATAN SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi mahluk seluruh alam. Dalam penulisan ini,
penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Hal ini terlepas dari keterbatasan
penulis sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan. Tidak ada kata yang
pantas saya ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan
skripsi ini, terkecuali terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Moh. Juhad M.AP, selaku Ketua STIA MUHAMMADIYAH
Selong.
2. Bapak Ir. H. R. Mulyanto Tejo Kusumo, SH.M,AB selaku pembimbing I yang telah
dengan sabar memberikan petunjuk dan bimbingan, pengarahan dan motivasi
sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini dengan baik.
3. Ibu Nova Hari Shanti S.Pd, M.M selaku pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi ini dengan baik.
4. Bapak/Ibu Dosen STIA Muhammadiyah Selong yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada peneliti.
5. Ibuku tercinta atas kasih sayang, untaian doa yang tulus dan tiada hentinya,
bimbingan, nasehat, dukungan serta kepercayaan yang diberikan dalam meniti masa
depan.
6. Saudara-saudara ku yang selalu memberikan do’a, dan dukungan yang tiada
hentinya selama ini.
7. Ibu Laely Mustika Sari selaku Fasilitator pada Kelompok Usaha Bersama.
1
8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,
khususnya dalam proses penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari mereka berikan. Dengan semua kemampuan yang ada, penulis berusaha
menyajikan skripsi ini dalam bentuk sebaik mungkin, namun penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-kekurangan.. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT saya berharap, semoga apa yang tertulis di skripsi ini bisa
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Selong, 2019
Penulis
2
PERNYATAAN
Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya untuk memenuhi salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Muhammadiyah Selong. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah
Selong.
Selong, 2019
3
PERAN FASILITATOR DALAM PEMBERDAYAAN
KELUARGA MISKIN
STUDI KASUS PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
“AMANAH BERSAMA” KELURAHAN SANDUBAYA
KECAMATAN SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh
Putri Ayu Lasmeini, NIM 7214108/PA
Jurusan Administrasi Publik
ABSTRAK
4
DAFTAR ISI
MOTTO .................................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ ix
DAFTAR GRAFIK.................................................................................. xv
1.6.Sistematika Penulisan....................................................................... 9
5
2.1. Kajian Pustaka ................................................................................. 12
2.1.1. Peran....................................................................................... 12
2.1.2. Fasilitator................................................................................ 13
6
3.5. Objek dan Subjek Penelitian ........................................................... 40
a. Data Primer................................................................................... 41
1. Observasi ...................................................................................... 42
2. Wawancara ................................................................................... 42
3. Dokumentasi ................................................................................ 43
7
a. Membuat tim kerja yang solid ............................................... 71
5.1.Kesimpulan ..................................................................................... 85
5.2.Saran ................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 6: BNBA Data Keluarga Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin
9
DAFTAR GRAFIK
Halaman
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
....................................................................................................... 60
11
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menangani permasalahan fakir miskin
Ayat 1 tentang Penanganan Fakir Miskin yang menjelaskan bahwa “Fakir Miskin
merupakan seseorang atau penduduk yang tidak memiliki sumber mata pencaharian
dan atau memiliki sumber mata pencaharian tetapi tidak memiliki kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan layak bagi kehidupan dirinya dan atau keluarganya 2.
Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri
kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya 3.
1
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 34 Ayat 1
2
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin
3
Ibid BAB Kedua Pendataan Fakir Miskin Pasal 8 dan 9
1
mengembangkan potensi diri bagi perseorangan, keluarga, kelompok dan atau
Ini dibuktikan dari adanya Peraturan Menteri Sosial Rebublik Indonesia No.
untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya,
4
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Kelompok Usaha Bersama
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
2
“Pemerintah Daerah turut ambil bagian dan bertanggung jawab dalam upaya
hak-hak dasar; c). Mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial
luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara
berkelanjutan; dan memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan
rentan”.
kemiskinan yang ada di negara Indonesia. Dilihat dari data Badan Pusat Statistik
yang menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret
2017 mencapai 26,58 juta orang (10,12%), dan jumlah penduduk Nusa Tenggara
Barat pada Maret 2017 mencapai 793,78 ribu orang (16,07%). Adapun dari jumlah
jumlah penduduk miskin yang terbanyak dari kabupaten yang lainnya yakni
6
“Persentase Penduduk Miskin”, http://www.bps.go.id, (diakses pada tanggal 3 Januari 2019
3
Data ini menunjukkan bahwa masih adanya warga negara yang belum
terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh
pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami
secara layak dan bermartabat. Terkait dengan hal tersebut, maka tanggung jawab
daerah7.
kemiskinan wajib dilakukan khususnya bagi keluarga miskin, karena kondisi yang
meningkat saja. Dalam hal ini pemerintah khususnya Kementrian Sosial telah
angka kemiskinan di Indonesia mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) seperti
Program Beras Sejahtera (rastra) yang dulu disebut beras miskin (raskin), Program
Salah satu dari program ini adalah program pengembangan ekonomi melalui
7
Andi Azhar Mustafa, 2015. “Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE-FM) di Kota
Makassar”. Skripsi. Universitas Hasanuddin
8
Ibid hal. 7
4
produktif, kegiatan perkumpulan dan kegiatan lainnya. Adanya kelompok atau
mandiri dan berdaya saing dalam berbagai bidang. Selain itu, “tujuan akhir dari
kelompok pemberdayaan dibidang usaha sembako yang berdiri pada tahun 2018
dengan jumlah anggota 11 orang. Anggota KUBE Amanah Bersama ini merupakan
keluarga yang tergolong keluarga miskin dan keluarga yang memiliki usaha
Sosial yang dibawahi Dinas Sosial. Program ini ditujukan untuk meningkatkan
adanya keluarga yang mengalami kemiskinan, ini ditandai dari belum berjalannya
fungsi ekonomi keluarga, kurangnya modal usaha masyarakat, masih adanya para
ibu yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga atau ia memiliki waktu luang
namun belum bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin serta banyaknya
masyarakat yang memiliki usaha namun kurang dapat berjalan dengan optimal
pemasaran.
9
Siti Wahyu Iryani. 2010: Kontribusi KUBE dalam meningkatkan kesejahteraan Sosial Keluarga Miskin. Jurnal
Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume IX Nomor 32 hal. 55
5
Oleh karena itu, KUBE adalah salah satu program yang dicanangkan
ini tidak terlepas pula dari adanya peran Pembina Lapangan yang mendampingi
kecamatan, pekerja sosial masyarakat, karang taruna, pengurus lembaga, dan tokoh
segala kegiatan aktifitas Kelompok Usaha Bersama. Oleh sebab itu keberhasilan
diperlukan fasilitator yang menguasai disiplin ilmu kesejahteraan social. Kondisi ini
menunjukkan bahwa fasilitator baik di pusat maupun di daerah harus mampu untuk
10
Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015 pasal 8 dan 9 Tentang Kelompok Usaha Bersama
6
kesejahteraan sosial. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut
dengan optimal
1.3.Rumusan Masalah
akaditeliti adalah :
7
2. Apa saja strategi fasilitator dalam pemberdayaan keluarga miskin di Kelompok
Timur ?
Lombok Timur
8
1.5. Manfaat Penelitian
yang positif bagi penulis sendiri dalam memperkaya wawasan maupun pihak lain
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
9
Dalam pendahuluan ini penulis mengemukakan secara singkat latar
Data.
fasilitator.
BAB V : PENUTUP
10
Dalam bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan atas hasil
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Peran
Peran dan kedudukan tidak bisa dipisahkan dengan yang lain, tak ada peran
tanpa kedudukan dan kedudukan tanpa peran. Sebagaimana halnya peran berasal
dari kata peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya. Peran juga mempunyai dua arti
yaitu setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yang
masyarakat kepadanya.
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan masyarakat yang lebih banyak merujuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai masyarakat serta menjalankan suatu peran. Peran mencakup tiga hal11
yakni:
seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peran-
11
Gunawan Sumodiningrat, 2009: Kesejahteraan Sosial, Jakarta, Media Kompotindo. hal. 106
12
2. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
3. Peran juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
social masyarakatnya.
Peran yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran yang meliputi norma-
norma yang dihubungkan dengan posisi tempat seseorang dalam masyarakat karena
2.1.2. Fasilitator
masalah (problem solver) secara langsung. Oleh karena itu fasilitator sebagai agen
pemberdayaan masyarakat12.
12
Isbandi Rukmanto 2003: Panduan Operasional Program Pemberdayaan bagi Fasilitator, Departemen Sosial RI
13
Agar menjadi terarah dalam pemberdayaan masyarakat perlu adanya tujuan
2. Meningkatkan kemampuan potensi sumber daya social dan ekonomi yang ada
dilingkungannya.
pengembangan usaha.
Dalam hal ini, fasilitator mengajak untuk bekerja bukan berdasarkan kebutuhan
apa yang dirasakan oleh fasilitator itu sendiri, tetapi diawali dari kebutuhan apa
1. Narasumber,
13
Isbandi Rukminto, 2003: Panduan Operasional Program Pemberdayaan bagi Fasilitator, Departemen Sosial RI
14
2. Pelatih,
3. Mediator,
Peran mediator dilakukan ketika terjadi ketegangan dan konflik antar kelompok
4. Penggerak,
pembangunan14.
2.1.3. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
14
Ibid.
15
masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi serta merealisasikan
aspirasi dan harapan masyarakat untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat15.
Mengamati kenyataan pada masa lalu sampai sekarang, ternyata potensi yang
2. Strategi Pemberdayaan
a. Tingkat mikro
15
Rahardjo Adisasmita, 2011: Manajemen Pemerintah Daerah, Yogyakarta, Graha Ilmu hal. 110
16
Ibid
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama: 2015) hal. 66
16
adalah membimbing atau melatih anggota dalam menjalankan tugas-tugas
kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada
b. Tingkat mezzo
dihadapinya.
c. Tingkat makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi system besar (large system
memberdayakan dirinya sendiri. Menurut Hogan dalam Permata Ika (2015) proses
pemberdayaan digambarkan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan 18,
yaitu:
memberdayakan
18
Febrianan Permata Ika, Pemberdayaan Keluarga Melalui Kelompok Usaha Bersama Srikandi. Skripsi. (Universitas
Yogyakarta, 2015) hal. 29
17
2) Mendiskusikkan alasan-alasan terjadinya pemberdayaan dan
penidakberdayaan
pada suatu titik tertentu, dan pemberdayaan dalam keluarga perlu dilakukan secara
suatu tingkatan ke tingkatan yang lebih baik, sehingga tercapai tujuan keluarga
bertahap.
19
Ibid hal.30
20
Ibid hal. 32
18
2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan
karena keluarga merupakan salah satu unsur dari masyarakat. Oleh karena itu,
Upaya pemberdayaan ini melalui tahap-tahap yaitu (1) penyadara, (2) identifikasi
masalah, (3) perencanaan tindakan, (4) pelaksanaan proses belajar, dan (5)
evaluasi tindakan.
Dalam konsep sosiologi keluarga adalah unit terkecil yang menjadi pendukung dan
pembangkit lahirnya bangsa dan masyarakat. Selain itu, keluarga adalah umat kecil
yang memiliki pimpinan serta anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja,
21
Drs. H. Hartomo, dan Dra. Arnicun Aziz, ”Ilmu Sosial Dasar”, ( Jakarta, Bumi Aksara, 2008) hal 46
19
Masalah kemiskinan yang ada di Indonesia merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan untuk di kaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah
kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini,
multidimensional yang masih di hadapi oleh Indonesia. Hal ini juga dikarenakn
indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah
menggambarkan akibat dari keadaan diri seseorang atau sekelompok orang yang
lemah. Ketika, seseorang itu tidak berhasil mengembangkan potensi dirinya secara
optimal, yakni potensi kecerdasan, mental dan keterampilan maka keadaan itu akan
Dalam kaitan dengan pengertian kemiskinan, banyak ahli membahas hal ini
20
keluarga miskin adalah seseorang kepala keluarga yang sama sekali tidak
memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai akan tetapi tidak dapat
kemiskinan kultural.
perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
masyarakat sekitarnya.
masyarakat yang disebabkan oleh factor budaya, seperti tidak mau berusaha
24
Anwar Yesmil, dkk. “Sosiologi untuk Universitas”. (Bandung. PT. Refika Aditama. 2013) hal. 264
21
2. Indikator Keluarga Miskin
pengeluaran makanan dan non makanan yang digunakan sebagai garis kemiskinan
dari BPS.
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang di ukur dari konsep
makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori perkapita perhari atau sama
lemak, dll)
25
“Konsep Kemiskinan”, http://www.ntb.bps.go.id, (diakses pada tanggal 15 Juli 2019)
22
3. Garis Kemiskinan Non Makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
Selain itu, adapun indikator dari keluarga miskin menurut Badan Pusat Statistik
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu, kayu berkualitas rendah atau
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga
lain
6. Sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tidak terlindungi/
sungai/air hujan.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
26
Diah Ayu Ningrum, “Peran KUBE dalam menangani Kemiskinan di KUBE Sejahtera Desa Giripurno Temanggung”,.
Skripsi. (Universitas Negeri Yogyakarta, 2017) hal. 27
23
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani, buruh tani, nelayan,
SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.
500.000,- seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor
1. Hampir Miskin
Seseorang atau rumah tangga yang masuk kategori hampir miskin apabila
2. Miskin
Seseorang atau rumah tangga yang masuk kategori miskin apabila memenuhi
Seseorang atau rumah tangga yang masuk sangat miskin/ masyarakat apabila
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indicator kemiskinan sesuai dengan
data Badan Pusat Statistik (BPS), dan macam kemiskinan itu berupa kemiskinan
yang sudah terjadi sejak lama dan turun temurun. Dan kemiskinan karna adanya
27
Ibid hal 28-29
24
permasalahan pada saat itu seperti KUBE yang jika dengan usaha dan bantuan dari
pihak lain meerka dapat bangkit dari kemiskinan, kemiskinan ini hanya sementara 28.
dan paling banyak 15 kepala keluarga. KUBE memiliki struktur organisasi terdiri
Sasaran program ini adalah keluarga fakir miskin yang tidak mempunyai
sumber pencaharian atau memiliki mata pencaharian tetapi sangat tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan dasar (pangan, sandang, air bersih, kesehatan dan
pendidikan).
28
Ibid hal 29
29
Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015” Bab I Ketentuan Umum Pasal 1
30
Ibid
25
Menurut Permensos RI tahun 2015 yang menjelaskan kriteria yang menjadi
1. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang mewakili keluarga fakir miskin,
3. Telah menikah dan atau berusia 18 tahun sampi dengan 60 tahun dan masih
produktif
Kesejahteraan Sosial
31
Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015” Bab II Pembentukan KUBE Pasal 5
26
8. Peraturan menteri Sosial No. 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Sosial
3. Media KUBE
melalui buku pedoman KUBE 32, terkait pembentukan KUBE didasarkan pada
d. Kesamaan motivasi
berkembang sebelumnya.
1. Kepengurusan KUBE-FM
(poorest), namun masih termasuk kategori miskin (poor) atau hampir miskin
32
Republik Indonesia, “Pedoman Pelaksanaan Penanganan Fakir Miskin Perkotaan melalui Bantuan Stimulan Usaha
Ekonomi Produktif KUBE”, (Kementrian Sosial, 2016) hal. 6
33
Andi Azhar Mustafa, “Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin di Kota Makasar”. Skripsi.
(Universitas Hasanuddin, 2015)
27
b. Kepengurusan KUBE-FM terdiri dari Ketua, Sekretaris dan bendahara.
Pengurus KUBE-FM dipilih dari anggota kelompok yang mau dan mampu
dan pengalaman yang cukup serta yang penting adalah merupakan hasil
2. Keanggotaan KUBE-FM
(PMKS) sebagai sasaran program yang telah disiapkan. Jumlah anggota untuk
PMKS.
3. Administrasi KUBE-FM
pengurus atau pengelola KUBE-FM perlu memiliki catatan atau administrasi yang
28
lain sebagainya. Adapun catatan dan administrasi KUBE-FM meliputi antara lain
4. Kategorisasi KUBE
1) KUBE Tumbuh
KUBE Tumbuh adalah kelompok usaha bersama yang baru dibentuk oleh
d. Asset terbatas
2) KUBE Berkembang
a. Administrasi lengkap
b. Berkembangnya organisasi
d. Berkembangnya akses
34
Kementrian Sosial RI. Indonesia. 2011. Pedoman Kelompok Usaha Bersama. Jakarta. Kemensos.
29
e. Berkembangnya asset (Kemensos, 2011)
3) KUBE Mandiri
a. Administrasi lengkap
b. Berkembangnya organisasi
d. Berkembangnya asset
fasilitas pelayanan public, (d) Meningkatnya kepedulian dan tanggung jawab social
miskin36.
35
Ibid
36
Kementrian Sosial Republik Indonesia, “Pedoman Pelaksanaan Penanganan Fakir Miskin Perkotaan Melalui
Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif KUBE, (Jakarta, Kemensos, 2016)
30
KUBE sebagai kelompok usaha yang dikelola secara bersama-sama oleh
sebagai berikut: (1) Secara umum keberhasilan KUBE dapat ditunjukkan dengan
Lebih lanjut, menurut Warto dkk, 2013 dalam (Permata Ika, 2015)
kegiatan sosial, dan bidang kegiatan ekonomi telah berjalan sesuai dengan harapan.
warga dalam bidang ekonomi produktif dan sosial. KUBE dibentuk dengan
37
Diah Ayu Ningrum, Peran KUBE dalam Menangani Kemiskinan di Kube Sejahtera Desa Giripurung Temanggung”.
Skripsi. (Universitas Negeri Yogyakarta, 2017) hal.23
38
Ibid hal. 39
31
Pembentukan KUBE merupakan kehendak bersama sebagai upaya
2) Partisipasi
memanfaatkan sumber dan potensi ke arah yang lebih berdaya guna serta dapat
keberhasilan KUBE berasal dari sumber daya manusia yang ada dalam kelompok.
KUBE akan dikatakan berhasil apabila anggota mampu memanfaatkan sumber dan
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian
penelitian sebagai refrensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
32
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa penelitian yang terakhir
Berikut ini hasil penelitian terdahulu yang meliputi Nama Peneliti, Tahun dan
berikut:
Miskin (KUBE-FM) di Kota Makassar kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari
tujuh indicator untuk menilai efektivitas pelaksanaan program KUBE ada lima
ini adalah :
33
2) Perbedaannya adalah
dengan jenis deskriptif. Subyek peneltian ini adalah KUBE Sejahtera, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display
adanya hubunga dengan berbagai pihak. (2) Faktor pendukungnya ytiu selalu
berperan aktif dan adanya kerjasama dan dukungan dari tokoh masyarakat.
34
Sedangkan factor penghambat yaitu rendahnya tingkat pendidikan anggota,
ini adalah :
yang sama.
2) Perbedaannya adalah
Lombok Timur.
35
kemampuan keterampilannya, pengetahuan serta kesadarannya akan
pentingnya berinovasi.
sekarang adalah:
Kualitatif.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap variabel mandiri atau satu variabel yaitu tanpa perbandingan, atau
Kualitatif yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitian sendiri 39.
adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti sebagai instrument kunci. Data yang terkumpul pada penelitian kualitatif bukan
dilakukan secara intensif, peneliti juga dapat berpartisipasi dilapangan, mengamati serta
mencatat apa yang terjadi, melakukan analisis terhadap berbagai data maupun dokumen
Suatu penelitian memerlukan tempat yang dijadikan ajang untuk memperoleh data
39
Dr. Harbani dan Pasolong M.Si, “Metode Penelitian Administrasi Publik” (Bandung, Alfabeta, 2013)
37
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di Kelompok Usaha Bersama
Agar penulisan ini menjadi terarah dan mempunyai titik focus yang jelas, maka
a. Indikator yang bisa diukur dari peran-peran fasilitator yaitu Peran fasilitator
b. Indikator yang bisa diukur dari strategi fasilitator dalam pemberdayaan keluarga
miskin antara lain membuat tim kerja yang solid dan melakukan pembinaan
berkala
c. Indikator yang bisa diukur dari kondisi keluarga miskin setelah memperoleh
dana bantuan dan adanya fasilitator antara lain adanya pendapatan (income) dan
meningkatan keterampilan
38
3.4.Instrumen Penelitian
sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
instrument” atau alat peneliti utama. Oleh karena itu dalam penelitian ini sebagai
data/informasi, baik data primer maupun data sekunder yang mendasarkan pada
40
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung, Alfabeta, 2012) hal. 115
41
Ibid hal.
42
Ibid hal 116
39
3.5.Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah masalah atau tema yang sedang diteliti. Dalam hal ini
keluarga miskin serta melihat kondisi dari keluarga miskin setelah memperoleh dana
dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dalam hal ini subjek penelitian
berjumlah 11 (sebelas) orang yang terdiri dari 1 fasilitator/ pendamping dan seluruh
tiga macam43yaitu:
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini yang
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengurus KUBE
Amanah Bersama antara lain Ketua, Sekretaris, Bendahara dan tujuh anggota.
43
Suyanto Bagong. “Metode Penelitian Sosial”. (Jakarta: Kencana Prenada. Media Group, 2005) hal. 171-172
40
Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik purposive
menemukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan dengan informan lainnya
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk kata-kata, tindakan subjek, gambaran
ekspresi, sikap dan pemahaman subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan
interpretasi data. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, foto
atau bantuan rekaman suara tape recorder dan observasi mendalam oleh peneliti 44. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dengan secara langsung dari sumber asli yaitu data
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data dalam bentuk buku-buku literature, internet, majalah,
jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, data statistic dan dokumen resmi lembaga-
lembaga yang terkait dengan penelitian45. Data sekunder ini peneliti peroleh dari profil
Kelurahan Sandubaya tentang jumlah keluarga miskin yang tergabung dalam Kelompok
44
Dr.Drs. Sugeng dan Pujileksono, M.Si. “Metode Penelitian Administrasi Publik”. (Bandung: Alfabeta, 2013)
45
Dr.Drs. Sugeng dan Pujileksono, M.Si. “Metode Penelitian Administrasi Publik”. (Bandung: Alfabeta, 2013)
41
3.7.Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
kehidupan sosial, kondisi fisik, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial yang terjadi 46.
tentang kondisi dari lokasi usaha dan memahami, serta mencari bukti atas
b. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara
kunci yang digunakan atau formal (terstruktur) yang berpedoman pada daftar
46
Ibid
42
Instrumen yang digunakan dalam teknik ini adalah wawancara terstruktur
c. Dokumentasi
terhadap buku literature, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel dalam media on-line
Instrument ini juga menggunakan kamera untuk merekam data lisan dan
Analisis data dilakukan pada saat semua data telah selesai dikumpulkan, data yang
terkumpul melalui pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dari
berbagai sumber, dari wawancara dengan informan atau responden, dokumentasi dan
observasi.
Menurut Miles dan Huberman (2014) teknik analisis data dijelaskan melalui
beberapa langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan48.
a) Pengumpulan data
47
Ibid
48
Miles, Matthew dan Huberman, Michael. “Analisis Data Kualitatif , (Jakarta: UI-Press, 2014) hal. 15-21
43
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat
dalam catatan lapangan. Data tersebut terdiri dari dua aspek yaitu deksripsi dan
refleksi. Catatan deskripsi adalah data yang berisi tentang apa yang dilihat, dirasakan,
dan disaksikan serta dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan
catatan refleksi memuat kesan, komentar, tafsiran oleh peneliti tentang temuan yang
berikutnya49.
49
Ibid
44
b) Reduksi Data
reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan menyisihkan yang tidak perlu. Peneliti
secara umum dalam hal ini melakukan seleksi terhadap data-data yang dilakukan
secara manual50.
c) Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data (display
data). Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
d) Penarikan Kesimpulan
Langkah berikutnya setelah diplay data, menurut Miles and Huberman adalah
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
merupakan proses yang membutuhkan pertimbangan yang matang agar tidak terjadi
50
Sugiyono, 2014: “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung, Alfabeta, 2014) hal 340
51
Ibid hal. 345
45
3.9.Keabsahan Data
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada52. Tujuan dari triangulasi data ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian triangulasi
sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini, peneliti
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber 53. Sedangkan
triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan penelitian.
52
Ibid hal 330
53
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung, Alfabeta, 2012) hal. 127
46
Dengan demikian tujuan akhir dari triangulasi adalah dapat membandingkan
informasi tentang hal yang sama, yang dipeoleh dari beberpa pihak agar ada
54
Ibid hal 128
47
BAB IV
Luas 7,50 km2 dengan jumlah penduduk 19.592 jiwa dan jumlah kepala Keluarga
(KK) 3.915 orang yang terdiri dari 13 Kepala Lingkungan, 52 RT dan 20 RW.
- Lingkungan Sandubaya
- Lingkungan Anyar
48
- Lingkungan Dasan Erot
semakin komplek, sehingga Kelurahan yang ada di Kecamatan Selong termasuk yang
Kecaman Selong Kabupaten Lombok Timur dengan surat keputusan Gubernur Kepala
Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor : 125 Tahun 1997 tanggal 17 Agustus 1997
1. Lingkungan Sandubaya
1) Letak Geografis
Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
49
Sebelah Selatan : Kelurahan Selong
2) Luas Wilayah
Timur adalah 194,03 Ha. Mengingat Kelurahan Sandubaya adalah salah satu
kelurahan yang berada di pusat Kota Kabupaten Lombok Timur, maka sebagian besar
pemukiman.
Dari jumlah luas lahan tersebut adapun rincian penggunaan lahan meliputi sawah
seluas 1,00 Ha, kebun/tegalan seluas 102,62 Ha, selebihnya adalah dimanfaatkan
untuk pemukiman dan untuk fasilitas umum lainnya dengan luas 42,21 Ha. Berikut
Pemukiman 48,20
Persawahan 1,00
Perkebunan 102,62
50
Dalam perkembangannya, proporsi penggunaan lahan setiap tahun
mengalami perubahan karena perubahan status. Sebagian besar perubahan alih fungsi
2017
120
100
80
60
2017
40
20
0
Sawah Kebun Pemukiman Prasarana Umum
Lainnya
C. Kependudukan
ketersediaan data dan informasi kependudukan yang akurat dan lengkap sangat
diperlukan.
1) Jumlah Penduduk
dengan akhir tahun 2017 tercatat memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.375 jiwa.
Jumlah penduduk ini terdiri dari 3.176 jiwa laki-laki dan 3.199 jiwa perempuan.
51
Sedangkan untuk jumlah Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan Sandubaya yang
Dari jumlah tersebut, 10,39% adalah tergolong usia 0 - 5 Tahun, 13,24% usia 6
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Kepala Keluarga Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
2017
2) Kepadatan Penduduk
Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur apabila ditinjau dari berbagai sudut
52
membawa berbagai konsekwensi dalam tatanan kehidupan social, ekonomi dan
budaya masyarakat.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2016 dan 2017). Jumlah penduduk
6.375
3.286
1.94
2017
Luas (Km2) 1.94
Penduduk 6.375
Kepadatan Per Km2 3.286
53
D. Tingkat Pendidikan
jiwa. Dengan komposisi Penduduk Usia Sekolah dan Penduduk usia sekolah yang
sedang bersekolah sebagai berikut : Penduduk usia 0-3 tahun (belum sekolah)
sebanyak 393 orang. Jumlah penduduk Usia PAUD usia 3-6 tahun sebanyak 278
orang dengan 242 orang (85,6%) diantaranya sedang menempuh pendidikan PAUD
sedangkan sebanyak 101 orang (14,4%) belum bisa mengikuti pendidikan PAUD.
Penduduk Usia SD usia 7-12 tahun sebanyak 832 orang (100%) dan seluruhnya
tahun sebanyak 736 orang, seluruhnya 694 orang sedang duduk dibangku SMP
sederajat. Jumlah penduduk usia 16-18 tahun sebanyak 963 orang, seluruhnya 1253
JUMLAH
NO TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2017
tamat SD
54
7 Jumlah penduduk tamat D1 12 jiwa
E. Kondisi Ekonomi
55
8 Guru Honor 242 jiwa
yakni dengan jumlah 239 jiwa. Kondisi seperti ini mencerminkan kehidupan sosial
bawah.
Sedangkan jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM) yang ikut dalam
Sandubaya Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur berdiri pada tahun 2018
yang dibentuk oleh Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur. Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) “Amanah Bersama” ini bergerak dibidang usaha sembako dan
56
dibentuk dengan latar belakang ingin meningkatkan ekonomi kerakyatan dan tarap
tangga yang masih belum punya pekerjaan atau pengangguran yang hanya berdiam
dari keluhan masyarakat karna tidak adanya sembako di daerah tersebut dan karna
akses pembelian terlalu jauh dari rumah mereka sehingga pada tahun 2018 muncul
ide untuk membuat toko sembako dalam bentuk kelompok usaha. Sehingga pada
saat itu ada program bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur, dan
mempunyai visi dan misi yang berguna untuk program tersebut sehingga menjadi
terarah. Adapun visi dan misi dari KUBE ini adalah sebagai berikut:
57
2. Mendidik masyarakat untuk belajar berwirausaha khususnya dalam bidang
usaha.
3. Sebagai wahana dan prahara para anggota kelompok Kube serta masyarakat
Urbanisasi.
1. Peningkatan pendapatan yang lebih dan menjadikan KUBE ini menjadi usaha
usaha bersama ini para anggota dapat memperluas pengetahuan dan teknik
58
masyarakat akan pentingnya bantuan dari pemerintah yang kedepannya nanti
C. Tujuan Pendirian
perdagangan
pendapatan
59
D. Struktur Organisasi
KETUA KELOMPOK
MUSNI
SEKRETARIS BENDAHARA
JAMIAH MAEMANAH
ANGGOTA
Sandubaya
60
E. Profil Masing-Masing Anggota KUBE “Amanah Bersama”
1. Nama : MUSNI
Umur : 43 tahun
Pendidikan terakhir : SD
2. Nama : JAMIAH
Umur : 51 tahun
3. Nama : MAEMANAH
Umur : 45 tahun
Pendidikan terakhir : SD
4. Nama : SAHMAH
Umur : 40 tahun
Pendidikan terakhir : SD
61
Umur : 29 tahun
6. Nama : MAHRAH
Umur : 46 tahun
Pendidikan terakhir : SD
7. Nama : MAHYUNI
Umur : 44 tahun
Pendidikan terakhir : SD
8. Nama : MISLAH
Umur : 43 tahun
9. Nama : SULISTIANI
Umur : 38 tahun
62
10. Nama : NURHAYATI
Umur : 43 tahun
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota KUBE
“Amanah Bersama” tamatan Sekolah Dasar (SD), sedangkan yang tamatan Sekolah
Selain itu, ada 2 Ibu Rumah Tangga yang memiliki keuangan tambahan dari
usahanya dan ada 8 Ibu Rumah Tangga yang hanya mengurus rumah tangga saja yang
63
Tabel 6. BNBA Data Keluarga Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui KUBE Tahun 2018
NAMA Jabatan dalam DATA KELUARGA ANGGOTA
NO NOMOR BDT /KIS Nomor KK
KUBE KELOMPOK Kelompok KUBE
1.Zainuddin (Suami)
2.Zaini
1 MUSNI Ketua 3.Zainun 5203070011000686 5203072110070487
4.Zailani
5.Mariani
1.Mahurun (Suami)
2 JAMIAH Sekretaris 2.Sawaludin 5203070011000137 5203071412110028
3.Muh.Zafarudin Asri
1.Wawan (Suami)
3 MAEMANAH Bendahara 2.M.Harman Maulana 5203070011000648 5203072310070248
3.M.Ilanda Riski
1.Musiruddin (Suami)
4 SAHMAH Anggota 2.Khaerol Ahsir 5203070011000069 5203072210070182
3.Muhammad Fathul Islam
1.Sobirin
2.Muhamad Nurul Ihsan
5 MISLAH Anggota 3.Anisa Sapitri
5203070011000477 5203072811110028
AMANAH 4.Muhamad Zainul Arifin
BERSAMA 1.Muhsan (Suami)
KELURAHAN 2.Maulida Gifani
6 SANDUBAYA SULISTIANI Anggota 3.Rudi Cahyadi Putra Agustian 5203070011000295 5203072903110003
4.Rszki Maulana
KECAMATAN 5.Nina Adini Rizki
SELONG 1.Pihirudin 9Suami)
2.M. yusro
7 NURHAYATI Anggota 3.M.Khairus SAni 5203070011000068 5203072210070304
4.M.Hayyul Farihan
1.Wilsan Habibi (Suami)
8 SITI KHADIJAH Anggota 2.Fahruzian Maulana Arzam 5203070011000199 5203071211140005
3.Wiliya Zahira
1.Samiun (Suami)
2.Muhammad Zainudin
9 MAHRAH Anggota 3.pathul Aziz
5203070011000306 5203070512110039
4.Samilatun Hazaniyah
1.Umar Syamsuddin 9Suami)
2.Nurman Hadi
10 MAHYUNI Anggota 3.Hidayatul Hikmah 5203070011000656 5203070706110079
4, Ahmad Holili
5, Zainul Majidi
64
F. Pendanaan
sembako yang dibutuhkan. Sedangkan untuk tempat/ lokasi serta peralatan dagang itu
65
G. Jadwal piket jaga Kios Sembako “Amanah Bersama”
Kegiatan yang dilakukan adalah piket rutin menjaga kios dan ada hari dimana
semua hadir karna itu dijadikan pertemuan untuk membahas perkembangan hasil
permasalahan yang dihadapi selama proses jual beli. Dapat dilihat pada tabel 8:
66
memikirkan bagaimana kegiatan bisa terlaksana dengan baik dan program Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) dapat aktif dan berkembang untuk mendapatkan hasil yang
apa yang dirasakan oleh masyarakat. Fasilitator tidak dapat memaksakan untuk
melibatkan masyarakat pada sesuatu yang mereka belum siap. Di sinilah peran
fasilitator sebagai pendamping dalam pemberdayaan keluarga miskin. Hal ini yang
a. Sosialisasi Program
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kepada para ibu rumah tangga yang ingin
Sasaran sosialisasi program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam hal ini
kepada masyarakat dan memberikan pengertian bahwa mulai tahun 2018 akan
dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan dikoordinir oleh Dinas Sosial
67
Kabupaten Lombok Timur salah satunya melalui Ibu Laely Mustika Sari S.Pd
selaku fasilitator.
dilaksanakan fasilitator apakah memang benar ada atau tidak maka peneliti
wawancara tersebut peneliti mengambil jawaban dari salah satu anggota KUBE
“Pernah mbak, sosialisasinya itu dua kali mbak. Kita kan pergi
bersama fasilitatornya. Disana juga yang ngumpul bukan anggota kami saja
tapi anggota yang dari kampung lain juga ikut karna itu sosialisasi untuk
semua KUBE.
Sembari kami mendapat sosialisasi tersebut, bu Laely juga memberi
kami gambaran mengenai KUBE agar kami lebih paham, ia menjelaskan
bahwa KUBE merupakan kelompok sebagai tempat belajar untuk mencari
55
Laely Mustika Sari selaku Pendamping KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Jum’at, 5 April
2019)
68
pengetahuan dan keterampilan yang selanjutnya bisa digunakan untuk
bekerja, dan hasil dari bekerja dapat digunakan untuk kelangsungan hidup.”56
Hal serupa yang diungkapkan oleh Ibu “JH” selaku sekretaris mengenai
“KUBE ini kan wadah untuk mencari ilmu atau pengetahuan yang nantinya
bisa digunakan untuk bekerja bahkan bisa untuk buka usaha sendiri jadi
kehidupan bisa lebih maju dari sekarang.”57
Usaha Bersama (KUBE) yang dilakukan adalah tahap penggalian potensi dimana
peserta. Oleh karena itu, anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) harus
mengembangkan usaha skala kecil dan rumah tangga seperti yang diungkapkan Ibu
69
terhadap beberapa kelemahan dan kekuatan pada diri sendiri dan potensi yang
dimiliki. Manusia juga dianugrahi intelektual dan modal kemanusiaan yang
tidak terbatas tergantung manusia itu sendiri yang mengembangkannya.
Jadi, sebelum memulai usaha, mereka harus mengetahui kemampuan
diri masing-masing anggota karna dari kemampuan tersebut mereka akan
mengetahui usaha apa yang cocok untuk dikembangkan di daerah mereka.” 58
(KUBE). Dan satu-satunya pihak yang dapat mengukur hasil kerja seorang
fasilitator adalah anggota yang dibina itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Ibu
“Sebelum memulai usaha, Ibu Laely memberi saya arahan usaha yang pas
adalah usaha yang memang memiliki peluang besar di daerah ini dan tidak
susah untuk dikelola nantinya dan menurut saya usaha itu adalah sembako.”59
Hal lain yang senada diungkapkan oleh Ibu “JH” selaku anggota KUBE
“Jika melihat kemampuan dari anggota dan lingkungan sekitar mungkin yang
cocok itu sembako mbak, mengingat warung yang ada disekitaran sini
barangnya gak ada yang lengkap mbak.”60
“Sembako mbak, biar warga belanjanya gak jauh, di sini ada yang jual
sembako juga tapi barangnya tidak lengkap mbak.”61
potensi ini mampu menyadarkan anggota mengenai usaha yang tepat mereka
58
Laely Mustika Sari selaku Pendamping KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Jum’at, 5 April
2019)
59
Maemanah selaku bendahara KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Selasa, 9 April 2019)
60
Jamiah selaku sekretaris KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Senin, 8 April 2019)
61
Sahman selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Rabu, 10 April 2019)
70
kembangkan agar program yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ini. Strategi fasilitator yang diterapkan
Para anggota kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dituntut untuk secara
pada pemberdayaan posisi masyarakat lapisan bawah namun lebih jauh juga pada
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ini berkembang. Dibutuhkan dua strategi yaitu
membentuk tim kerja yang solid dan melakukan pembinaan/bimbingan secara berkala
Tim kerja kelompok yang solid dapat membantu peserta guna memecahkan
masalah melalui pembentukan tim kerja kelompok sesuai dengan uraian tugas yang
disepakati oleh anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Tim kerja kelompok
71
hanya dapat bekerja efektif jika dikelola dengan baik oleh pihak fasilitator dengan
melibatkan para anggota tim yang bersangkutan untuk melakukan kerja sama dengan
semua anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) seperti yang diungkapkan oleh
“Menurut saya sih, selain dari tugas yang dilakukan fasilitator yakni
membimbing kelompok yang dibina, adanya team yang solid itu juga
dikarenakan dari kerjasama team yang tidak iri-irian artinya yang selalu
mendukung apa yang menjadi tujuan dari kelompok usaha ini. Selain itu juga
saya tetap memotivasi anggota biar semangat, entah itu dengan iming-iming
hasil yang nantinya didapat. Soalnya, namanya orang kalau soal pendapatan
yang banyak kan pasti senang dan nanti akan jadi semangat.”63
Hal ini dibuktikan dari ungkapan anggota KUBE yakni Ibu “ML” yang
mengungkapkan bahwa:
62
Laely Mustika Sari selaku Pendamping KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Jum’at, 5 April
2019)
63
Musni selaku Ketua KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Minggu, 7 April 2019)
72
“Geh, musni tetep ye ngembeng ite semangat”. Mun ne erek anggota sik
Hal lain yang senada diungkapkan oleh Ibu “JH” selaku sekretaris KUBE
“ya, berawal dari anggota nya sendiri mbak, kalau anggotanya mau dan
mampu mendukung KUBE biar berkembang maka akan terbentuk KUBE
yang solid. Yang jelas ibu Laely itu tetap kasih motivasi dan arahan untuk
para anggota.”65
“tetap dibimbing terus diajak untuk mengikuti pelatihan. Selain itu juga selalu
menanamkan sifat yang tidak iri-irian dibuatin jadwal tugas jadi nanti kalau
ada yang melanggar dikenai denda, intinya tetap ada bimbingan lah.”66
Dalam hal ini, fasilitator tetap mengedepankan pembinaan dan evaluasi untuk
Adapun pembinaan yang dilakukan oleh fasilitator sendiri sebanyak satu kali
64
Mahyuni selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Kamis, 11 April 2019)
65
Jamiah selaku sekretaris KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Senin, 8 April 2019)
66
Sahman selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Rabu, 10 April 2019)
73
kepengurusan anggota nya. Selain bulanan ada juga evaluasi tahunan, ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan secara
menyeluruh. Evaluasi ini akan dijadikan acuan untuk program pemberdayaan
selanjutnya.
Selain pembinaan dan evaluasi rutin tersebut, saya selaku fasilitator
juga pernah mengajak anggota untuk mengikuti pelatihan sebanyak dua kali
yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak mengenai Peningkatan Produktivitas
Barang. Dengan adanya pembinaan dan pelatihan ini saya berharap anggota
mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan
usahanya sehingga keluarga bisa sejahtera.” 67
Hal senada yang diungkapkan dari Ibu “MI” selaku Ketua KUBE “Amanah
Bersama” bahwa:
“sekali sebulan mbak, disana bu Laely bukan hanya memberi bimbingan saja
tetapi sekaligus memberikan evaluasi dari hasil kerja anggota, apa yang sudah
dilakukan, apa kendalanya dan mencari solusi bersama-sama. Selain itu,
pernah ada bimbingan dalam bentuk pelatihan, itu dari Dinas Koperasi dan
Pemberdayaan Perempuan. Dari pusat juga pernah datang empat kali untuk
melakukan evaluasi sekaligus dibina mbak.”68
Hal lain yang senada diungkapkan oleh Ibu “SI” selaku anggota KUBE
“satu kali sebulan mbak, dan kalau dari Dinas Sosial sini bersama team pusat
kayaknya sudah empat kali mbak. Di sana dari hasil kerja yang kurang
maksimal baru dibina mengenai administrasi keuangan dan memberi motivasi
agar kelompok tetap harus kompak karna jika tidak maka akan menimbulkan
masalah kedepannya. Selain itu juga adanya pelatihan dua kali mbak.”69
“sekali sebulan mbak untuk rutinnya, tapi kadang kalau ada masalah sedikit
disini ya mbak laely datang, jadi kadang datang dua kali, tergantung dari kita
nya juga mbak, yang jelas sejauh ini beliau tetap membimbing bahkan
memberikan pelatihan.”
67
Laely Mustika Sari selaku Pendamping KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Jum’at, 5 April
2019)
68
Musni selaku ketua KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Minggu, 7 April 2019)
69
Sulistiyani selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Selasa, 9 April 2019)
74
Dari pernyataan diatas bahwa pembinaan dan pelatihan yang sekaligus evaluasi
yang dilakukan oleh fasilitator ke anggota KUBE sudah terlaksana dengan baik karna
fasilitator tetap melakukan dengan rutin. Antara lain: 1) adanya pembinaan dan
baik pelatihan atau yang lainnya diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
usaha dan meningkatkan pendapatan dari kegiatan usaha sembako dan dengan tujuan
Dengan adanya program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ini, maka upaya
masyarakat yang mengikuti program ini dan mampu memberikan dampak bagi
perbaikan maupun perubahan hidup yang lebih baik bagi anggota Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).
75
a. Adanya pendapatan
merupakan salah satu yang tidak bisa dipisahkan dalam proses perubahan sosial di
kehidupannya sendiri tanpa harus mengharapkan belas kasih orang lain untuk
tingkat kebutuhan keluarga yang bisa diatasi dengan hasil dari penjualan sembako
yang sudah laku terjual, seperti diungkapkan Ibu “SI” selaku anggota Kelompok
“ada perubahan mbak dari awalnya nganggur dan sekarang gak lagi.
Pendapatan juga lumayan mbak. Hasil penjualan ini dibagi dua bulan sekali,
walaupun hasilnya belum maksimal kemarin Rp.100.000,00 per anggota, tapi
adalah hasilnya. Bisa untuk tambah kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga
saya dapat pengetahuan dari kegiatan binaan dan pelatihan. ”70
“Saya kan cuman Ibu Rumah Tangga yang kerjanya mengurus Rumah dan
anak, jadi pasti perbedaan itu ada yang awalnya pendapatan tidak ada jadi
sekarang ada. Kemarin yang hasil pertama dapat seratur ribu per anggota
lumayanlah mbak untuk jajan anak.”71
Hal lain yang senada diungkapkan oleh Ibu “MH” selaku bendahara KUBE
70
Sulistiyani selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Selasa, 9 April 2019)
71
Jamiah selaku sekretaris KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Senin, 8 April 2019)
76
anggota yang butuh uang bisa kok diambil tiap bulan. Jadi tergantung
anggota nya juga mbak.”72
“Perbedaannya sih pasti ada mbak, ya walaupun tidak begitu terasa, tapi
tetap ada pengaruh.”73
Hal lain yang senada diungkapkan oleh Ibu “MI” selaku anggota KUBE
KUBE Amanah Bersama ini termasuk salah satu KUBE yang masuk dalam
kategori KUBE Tumbuh yang merupakan kelompok usaha bersama yang baru
dibentuk oleh masyarakat75 yakni pada bulan Juli 2018 dan mendapatkan dana
Bersama ini memberikan manfaat bagi anggota bahkan keluarga dari kelompok.
Manfaat tersebut salah satunya dari segi ekonomi diantaranya mampu membuat
anggota memiliki income atau penghasilan. Ini dibuktikan dari data Laporan Laba
Rugi KUBE Amanah Bersama yang menjelaskan pada bulan pertama mereka
membuka usaha yakni pada tangal 30 Agustus s/d 30 September 2018 mendapat
laba sebesar lima puluh ribu rupiah per anggota dari total laba Rp 500.100. Ini
72
Maemanah selaku bendahara KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada hari Selasa, 9 April 2019)
73
Nurhayati selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Rabu, 10 April 2019)
74
Mahyuni selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Kamis, 11 April 2019)
75
Kementrian Sosial RI. Indonesia. 2011. Pedoman Kelompok Usaha Bersama. Jakarta:Kemensos.
77
sangat membantu keluarga, terlebih anggota KUBE yang awalnya hanya menjadi
ibu Rumah Tangga saja, yang dimana tidak memiliki pendapatan sama sekali karna
menganggur dirumah. Sehingga dengan adanya KUBE ini mampu membuat ibu RT
kemampuan para anggota, oleh karena itu pembinaan kemampuan dapat dikatakan
anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) para anggota dapat menyampaikan ide
dan apa saja yang dirasakan dan dapat mengungkapkan kemauan dan keinginan
diungkapkan Ibu “MI” selaku ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berikut ini:
“Sejak saya jadi ketua kelompok usaha ini, saya pribadi sih merasa ada
sedikit peningkatan keterampilan seperti mengatur teman-teman yakni
bagaimana membuat mereka tetap aktif dan antusias dalam menjalin
kerjasamanya untuk membuat barang dagangan ini tetap laku habis
terjual.”76
76
Musni selaku Ketua KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Minggu, 7 April 2019)
78
sekarang jadi sering ketemu waktu piket atau pas pertemuan ruti. Ya, jadi
kegiatan KUBE juga mempererat silaturrahmi kami.”77
Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu “SI” selaku anggota Kelompok Usaha
“setiap usaha kan pasti memberikan manfaat, dan saya ngerasa ada
tambahan ilmu diantaranya jadi tahu bagaimana cara melayani pelanggan,
dan bagaimana cara promosi barang. Selain itu adanya kelompok ini
menjadikan ibu-ibu mempunyai kekeluargaan yang tinggi dan kuat.”78
kelompok saat ini sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
terjalin rasa kekeluargaan yang erat dan menjadi wadah sosialisasi antar
masyarakat.
4.3.PEMBAHASAN
peneliti ingin membuktikan peran fasilitator dalam program tersebut secara fakta di
lapangan. Dalam mengukur peran fasilitator dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
dilihat dari beberapa hal, antara lain tahap perencanaan dan bimbingan. Berjalannya
77
Maemanah selaku bendahara KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Selasa, 9 April 2019)
78
Sulitstiyani selaku anggota KUBE Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya, (pada Hari Selasa, 9 April 2019)
79
tahap ini dibutuhkan fasilitator yang berperan sebagai narasumber, pelatih, mediator,
Sandubaya Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur terbukti efektif. Hal ini dapat
dilihat dari persepsi masyarakat miskin pada tahap perencanaan, tahap pembimbingan,
miskin yang berpartisipasi dalam Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) memiliki
Hogan dalam Permata Ika (2015) proses pemberdayaan digambarkan sebagai suatu
80
siklus yang terdiri dari lima tahapan, antara lain adalah berusaha mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), juga sumber daya yang dimiliki anggota dan lain-lain.79
sudah terwujud ini dibuktikan dari sosialisasi program yang diadakan dari Dinas
Sosial sebanyak tiga kali dan yang termasuk fasilitator didalam nya sebanyak dua
kali, adapun lokasi nya antara lain Kantor Dinas Sosial, Loka Latihan Kerja (LLK)
Selong dan di rumah Ketua RT Kebun Baru, untuk sasaran nya adalah seluruh
masyarakat Kebun Baru yang ingin mengikuti program bantuan pemerintah yakni
Selain itu para pengurus dan anggota sudah memahami maksud dan tujuan dari
Usaha Bersama (KUBE) ini dibuktikan dari peran fasilitator dalam menggali potensi/
kehidupannya.80 Jadi dari teori ini, hasil penelitian strategi fasilitator dalam
pemberdayaan keluarga miskin telah terwujud dengan langkah membuat tim kerja
yang solid, dan melakukan pembinaan sekaligus evaluasi secara berkala yang
dilakukan tiap bulan. Di mana strategi ini dapat membantu anggota Kelompok
79
Febrianan Permata Ika, Pemberdayaan Keluarga Melalui Kelompok Usaha Bersama Srikandi, Skripsi. (Universitas
Yogyakarta, 2015) hal. 29
80
Edi Suhat=rto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2015) hal. 66
81
Usaha Bersama (KUBE) untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan dapat
Pada penelitian ini terlihat bahwa strategi yang digunakan fasilitator dalam
tepat dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Amanah Bersama, ini dibuktikkan
dari strategi fasilitator yang meliputi; Membuat team kerja yang solid dan
Sosial dan Kemensos, ini berlangsung selama empat kali artinya dilakukan tiga
bulan sekali.
82
sehingga mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri serta meningkatkan
kesetiakawanan social81.
salah satunya dari segi ekonomi, mengingat delapan dari sepuluh anggota KUBE
Amanah Bersama ini berprofesi sebagai ibu Rumah Tangga yang di mana
pendapatan mereka hanya diperoleh dari suami saja namun dengan adanya KUBE
mampu membantu keuangan walau tidak signifikkan. Ini dibuktikan dari data
Laporan Laba Rugi KUBE Amanah Bersama yang menjelaskan pada bulan pertama
mereka membuka usaha yakni pada tangal 30 Agustus s/d 30 September 2018
mendapat laba sebesar lima puluh ribu rupiah per anggota dari total laba Rp
500.100. Sehingga berdasarkan dari Peraturan Badan Pusat Statistik (BPS) 2017
81
Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015” Bab I Ketentuan Umum Pasal 1
83
menjadikan masyarakat khususnya antar anggota KUBE “Amanah Bersama”
terjalin rasa kekeluargaan yang erat dan menjadi wadah sosialisasi antar
masyarakat.
bentuk antara lain: 1) memperoleh income atau penghasilan dari pembagian hasil
84
BAB V
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
a. Peran fasilitator pada tahap perencanaan sudah optimal dalam Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) dibuktikan dari adanya pengaruh secara langsung dari fasilitator
yakni sosialisasi yang telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dan dilakukannya
penggalian potensi usaha yang ada pada tiap anggota membuktikan bahwa
dalam manajemen kegiatan mulai dari merencanakan sampai pada evaluasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dengan demikian strategi yang digunakan bisa dikatakan
telah mensukseskan program pemberdayaan keluarga miskin dalam bentuk jual beli
sembako.
c. Dengan adanya dana bantuan dan fasilitator dalam Kelompok Usaha Bersama
kesempatan kerja, (2) hubungan sosial terjalin dengan baik dan (3) memperoleh
income atau pendapatan yang di mana delapan dari sepuluh anggota yang
dibuktikan dari data Laporan Laba Rugi KUBE Amanah Bersama yang
85
menjelaskan pada bulan pertama mereka membuka usaha yakni pada tangal 30
Agustus s/d 30 September 2018 mendapat laba sebesar lima puluh ribu rupiah per
5.2.SARAN
setiap desa agar mampu menekan angka kemiskinan yang ada. Sehingga
b. Strategi yang diterapkan harus diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya
partisipatif agar anggota lebih aktif dan kreatif. Karena strategi merupakan salah
satu unsur dalam memantapkan program pemberdayaan keluarga miskin itu sendiri.
c. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Amanah Bersama” ini telah sesuai
86
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2017. Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota. Lombok
Timur:CV. Nario Sari
Drs. H. Hartomo, dan Dra. Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta:Bumi
Aksara
Miles, Matthew dan Huberman, Michael. 2014. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-
Press
Andi Azhar Mustafa. 2015. Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Fakir
Miskin (KUBE-FM) di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Diah Ayu Ningrum. 2017. Peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam Menangani
Kemiskinan di Kube Sejahtera Desa Giripurno, Ngadirejo, Temanggung. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Kelompok Usaha Bersama
Febriana Permata Ika. 2015. Pemberdayaan KUBE Srikandi di Dusun Gamol Desa
Balecatur Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Siti Wahyu Iryani. 2010. Kontribusi KUBE dalam meningkatkan kesejahteraan Sosial
Keluarga Miskin. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume IX Nomor 32
Yesmil, Anwar, dkk. 2013. Sosiologi untuk Universitas. Bandung:PT. Refika Aditama.
Sumber lain:
No Aspek Deskripsi
1 Letak lokasi penelitian
2 Kondisi bangunan dan fasilitas tempat penelitian
3 Struktur kepengurusan
4 Bentuk kegiatan program KUBE
5 Pelaksanaan kegiatan KUBE
6 Pendanaan
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
PERAN FASILITATOR DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN
STUDI KASUS KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) “AMANAH BERSAMA”
KELURAHAN SANDUBAYA KECAMATAN SELONG KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Jumlah
No Variabel Sub Variabel
Item
1 Peran Fasilitator dalam pemberdayaan a. Sosialisasi program
keluarga miskin pada tahap b. Penggalian potensi 5
perencanaan usaha
2 Strategi Fasilitator dalam a. Membuat tim kerja yang
pemberdayaan keluarga miskin solid
8
b. Melakukan pembinaan
berkala
3 Kondisi keluarga setelah memperoleh a. Peningkatan pendapatan
dana bantuan dan adanya fasilitator b. Peningkatan 3
keterampilan
PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW GUIDE)
Pedoman Wawancara Fasilitator Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Amanah
Bersama” mengenai Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin
1. Identitas diri
Nama : Laely Mustika Sari S.Pd
Alamat : Pancor
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Pertanyaan Penelitian
a. Peran fasilitator dalam pemberdayaan keluarga miskin pada tahap perencanaan
1. Berapa kali sosialisasi program dilakukan pada Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) “Amanah Bersama” Kelurahan Sandubaya?
2. Bagaimana cara fasilitator dalam menggali potensi yang ada pada tiap
anggota Kelompok Usaha Bersama?
Bersama”
Bersama”
Bersama”
“Amanah Bersama”
HASIL OBSERVASI
No Aspek Deskripsi
1 Letak lokasi penelitian Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
“Amanah Bersama” terletak di
Kelurahan Sandubaya, Kecamatan
Selong, Kabupaten Lombok Timur
2 Kondisi bangunan dan fasilitas Kondisi bangunan masih baik , dengan 1
tempat penelitian ruang kios yang di dalamnya meliputi: 3
etalase, 3 meja, 1 blender, 1 timbangan,
1 kursi, dan 2 tikar.
3 Struktur kepengurusan Dalam struktur kepengurusan KUBE
“Amanah Bersama” dimulai dari Ketua
Kelompok, Sekretaris, Bendahara dan
diikuti anggota
4 Bentuk kegiatan program Bentuk kegiatan program KUBE
KUBE “Amanah Bersama” yaitu menjual
sembako dan adanya pelatihan
5 Pelaksanaan kegiatan KUBE Pelaksanaan kegiatan KUBE “Amanah
Bersama” dimulai dari hari senin s/d
sabtu
6 Pendanaan Sumber dana berasal dari Dinas Sosial
Kabupaten Lombok Timur . Dana
tersebut digunakan untuk membiayai
kegiatan seperti membeli perlengkapan
dan barang-barang yang akan di jual.
HASIL WAWANCARA (INTERVIEW GUIDE)
Pedoman Wawancara Fasilitator Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Amanah
Bersama” mengenai Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin
3. Identitas diri
Nama : Laely Mustika Sari S.Pd
Alamat : Pancor
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pendamping Pemberdayaan Keluarga Miskin di Dinas Sosial Kab. Lotim
Jabatan : Fasilitator/ Pendamping KUBE “Amanah Bersama”
4. Pertanyaan Penelitian
c. Peran fasilitator dalam pemberdayaan keluarga miskin pada tahap perencanaan
3. Berapa kali sosialisasi program dilakukan pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
“Amanah Bersama” Kelurahan Sandubaya?
Jawab :
Sosialisasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam bentuk tatap muka yang
dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Sosial beserta dua pegawai nya yaitu pada bulan
Juni 2018, sosialisasi itu dimulai dari Kepala Lingkungan Kebun Baru, Ketua RT 10
dan 11 dengan mengundang penduduk untuk datang ditempat yang telah disediakan
kemudian menjelaskan adanya program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di
Kelurahan Sandubaya. Selain itu, sosialisasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang
langsung di koordinir oleh saya sendiri selaku fasilitator sebanyak dua kali yang
dilaksanakan di Kantor Dinas Sosial dan Loka Latihan Kerja (LLK) Selong. Sosialisasi
ini mengundang seluruh KUBE Kecamatan Selong beserta fasilitator nya. Sosialisasi
ini bertujuan agar semua pihak yang terlibat dapat mengetahui dan memahami apa yang
menjadi tugas dalam mengembangkan KUBE agar dapat berhasil sebagai upaya dalam
meningkatkan taraf kehidupan keluarganya masing-masing. Selain dengan adanya
KUBE diharapkan agar usaha yang dijalani mampu berkembang dari tahun ke tahun
dan benar-benar dimanfaatkan baik itu dari perkembangan produksi, perkembangan
peningkatan penghasilan bahkan peningkatan mitra usaha. Sehingga dana yang
disalurkan dari pemerintah untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ini dapat berguna
secara efektif dan bermanfaat”.
4. Bagaimana cara fasilitator dalam menggali potensi yang ada pada tiap anggota
Kelompok Usaha Bersama?
Jawab :
Ya, dengan cara bertanya ke tiap anggota, potensi/ kemampuan apa yang dimliki.
Dalam rangka mengembangkan diri sebagai seorang wirausahawan yang potensial, kita
perlu mengenali siapa diri kita sebenarnya dan bagaimana orang lain menilai diri kita.
Untuk menilai diri sendiri, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan dan
melakukan penilaian terhadap beberapa kelemahan dan kekuatan pada diri sendiri dan
potensi yang dimiliki. Manusia juga dianugrahi intelektual dan modal kemanusiaan
yang tidak terbatas tergantung manusia itu sendiri yang mengembangkannya. Jadi,
sebelum memulai usaha, mereka harus mengetahui kemampuan diri masing-masing
anggota karna dari kemampuan tersebut mereka akan mengetahui usaha apa yang cocok
untuk dikembangkan di daerah mereka.”
6. Bagaimana cara/ metode yang digunakan fasilitator dalam membina KUBE dalam
mempertahankan kepercayaan antar anggota?
Jawab :
a. Tetap memberi motivasi seperti melakukan mediasi dan negoisasi, serta memberi
dukungan
b. Berikan model tentang cara menjadi pedagang yang sukses
c. Jika terjadi masalah internal maupun eksternal maka harus dikumpulkan dan
mengajak untuk melakukan musyawarah.
d. Memberikan tugas kepada Ketua agar mampu mengatur anggota nya
3. Kondisi Keluarga KUBE setelah memperoleh dana bantuan dan adanya fasilitator
a. Bagaimana perbedaan perekonomian dalam keluarga setelah dan sebelum ibu
menjalankan usaha ini?
MI : Kalau masalah perbedaan, pasti ada mbak saya kan awalnya cuman ngurus
rumah dan penghasilan tidak ada. Jadi dengan adanya KUBE ini saya ada
penghasilan. Syukur alhamdulillah bisa bantu suami juga dari segi ekonomi
JH : Saya kan cuman Ibu Rumah Tangga yang kerjanya mengurus Rumah dan anak,
jadi pasti perbedaan itu ada yang awalnya pendapatan tidak ada jadi sekarang
ada. Kemarin yang hasil pertama dapat seratur ribu per anggota lumayanlah
mbak untuk jajan anak.”
MH : nggih nambah mbak, jadi punya penghasilan juga, ya lumayan untuk nambah
uang makan keluarga di rumah. Dan kalau dilihat dari pembagian nya untung
dibagi dua bulan sekali dari keuntungan bersih. Adapun total keuntungan bersih
di bulan pertama itu sekitar lima ratus ribuan. Jadi 500.000 dibagi untuk 10
anggota yakni 50.000/bulan. Tapi kalau ada anggota yang butuh uang bisa kok
diambil tiap bulan. Jadi tergantung anggota nya juga mbak.”
MA : Saya kan cuman Ibu RT yang kerjaannya mengurus rumah dan anak, jadi pasti
ada perbedaan mbak dari penghasilan itu
SK : Beda dong mbak, sekarang saya jadi punya pendapatan
NI : Perbedaannya sih pasti ada mbak, ya walaupun tidak begitu terasa, tapi tetap ada
pengaruh.
ML : Mun ne masalah pendapatan jak nambah, kan jak ite nganggur lek bale
sebelumne, tengurus anak doang mbak jori erek penghasilante nengke. Endah
tetep ite bedait kence batur-batur KUBE jori ndek te bosan
SI : Ada perubahan mbak dari awalnya nganggur dan sekarang gak lagi. Pendapatan
juga lumayan mbak. Hasil penjualan ini dibagi dua bulan sekali, walaupun
hasilnya belum maksimal kemarin Rp.100.000,00 per anggota, tapi adalah
hasilnya. Bisa untuk tambah kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga saya dapat
pengetahuan dari kegiatan binaan dan pelatihan.
MI : Kalau masalah peningkatan pendapatan sih gak mbak, karna pendapatan saya
sebelumnya kan lebih dari sekarang mbak, saya kan usaha jajan dan pendapatan
nya itu sekitar Rp.100.000,-per bulan. cuman lebihnya itu kalau kelompok usaha
ini saya bisa nambah teman, dan nambah pengetahuan karna ada pelatihannya
juga.
SN : Perbedaan pastinya ada mbak dulu kan saya ngurus RT saja, sekarang saya
punya penghasilan mbak yang awalnya penghasilan cuman dapat dari suami
saja
Kesimpulan : Dengan adanya kelompok usaha ini, anggota merasa pendapatan keluarga
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui seorang fasilitator atau pendamping Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya untuk mendapatkan informasi tentang program
pemberdayaan keluarga miskin yang ada di KUBE Amanah Bersama dalam mengurangi angka kemiskinan di
Kecamatan Selong. Sebelum melakukan wawancara intrviewer bertanya kepada kerabat yang bekerja di Dinas
Sosial mengenai tempat tinggal Ketua KUBE Amanah Bersama, dan kerabat itu memberi informasi kepada
peneliti bahwa Ketua KUBE tinggal di daerah Pancor Lauk Masjid dan kerabat memberikan nomor handphone
pendamping. Peneliti sempat berkenalan melalui handphone dan menanyakan apakah pendamping memiliki
waktu luang. Setelah peneliti bertemu dengan Pendamping KUBE, peneliti langsung masuk dan meminta izin
atau memberikan informasi lanjutan mengenai tujuan peneliti datang yakni ingin meneliti peran
fasilitator/pendamping KUBE dalam memberdayakan Kelompok Usaha Bersama Amanah Bersama Kelurahan
Sandubaya sekaligus melakukan wawancara.
Deskripsi Subjek Subjek 1 memiliki tinggi badan 151 cm dengan postur badan agak kurus dan kulit putih. Pada saat wawancara
subjek 1 memakai baju kaos berwarna hitam dan hijab berwarna kuning telur. Selain melakukan tugas sebagai
Pendamping KUBE, subjek juga bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan nada lembut dan cukup jelas, wawancara
dilakukan di ruang tamu rumahnya dengan menggunakan bahasa indonesia, subjek kadang serius kadang
bercanda juga saat di wawancara.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui seorang Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Amanah
Bersama Kelurahan Sandubaya untuk mendapatkan informasi tentang program pemberdayaan keluarga miskin
yang ada di KUBE Amanah Bersama dalam mengurangi angka kemiskinan di Kecamatan Selong. Sebelum
melakukan wawancara intrviewer bertanya kepada Fasilitator atau pendamping untuk bertanya mengenai
keberadaan Ketua KUBE Amanah Bersama, dan mbak Laely memberi informasi kepada peneliti bahwa Ketua
KUBE tinggal di daerah Kebun Baru dan bersedia mengantarkan peneliti ke rumah Ketua tersebut. Setelah
peneliti bertemu dengan Ketua KUBE, mbak Laely langsung meninggalkan peneliti, peneliti langsung masuk
dan meminta izin atau memberikan informasi mengenai tujuan peneliti datang yakni ingin meneliti peran
fasilitator/pendamping KUBE nya sekaligus melakukan wawancara.
Deskripsi Subjek Subjek 2 memiliki tinggi badan 158 cm dengan postur badan agak gemuk dan kulit sawo matang. Pada saat
wawancara subjek 2 memakai baju kotak-kotak dan tidak menggunakan baju putih dan hijab berwarna abu
sambil menggendong anak yang masih bayi. Selain melakukan tugas sebagai Ketua KUBE, subjek juga bekerja
membantu suami untuk menerima jahitan.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan cukup jelas, wawancara dilakukan di
teras rumah Ketua KUBE Amanah Bersama dengan menggunakan bahasa indonesia dan sasak, subjek kadang
serius kadang bercanda juga saat di wawancara.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui Sekretaris Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Amanah
Bersama Kelurahan Sandubaya untuk mendapatkan informasi tentang program pemberdayaan keluarga miskin
yang ada di KUBE Amanah Bersama dalam mengurangi angka kemiskinan di Kecamatan Selong. Sebelum
melakukan wawancara interviewer bertanya kepada Ketua KUBE dan bertanya mengenai keberadaan sekretaris
KUBE Amanah Bersama, dan Ketua memberi informasi untuk langsung saja datang kerumahnya karna
kebetulan sekretaris ada di rumah ketua. Setelah peneliti bertemu dengan Ketua dan Bendahara KUBE, ketua
langsung meninggalkan peneliti karna anaknya nangis dan setelah itu peneliti langsung melakukan wawancara
dengan bendahara.
Deskripsi Subjek Subjek 3 memiliki tinggi badan 140 cm dengan postur badan kurus dan kulit sawo matang. Pada saat
wawancara subjek 3 memakai hijab berwarna ungu dan bawahannya menggunakan sarung bermotif. Selain
melakukan tugas sebagai Sekretaris KUBE, subjek juga bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan nada lembut dan cukup jelas, wawancara
dilakukan di halaman rumah Sekretaris KUBE Amanah Bersama dengan menggunakan bahasa indonesia,
subjek kadang serius kadang bercanda juga saat di wawancara.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui seorang pengurus KUBE yang menjabat sebagai bendahara
nya. Interviewer sebelumnya menanyakan kepada Ketua KUBE dimana tempat tinggal bendahara tersebut.
Setelah peneliti datang keesokan harinya peneliti bertanya kepada warga yang berada disekitaran tempat tinggal
nya. Dan akhirnya peneliti bertemu dengan bendahra KUBE, peneliti langsung masuk dan meminta izin
sekaligus memberi informasi mengenai tujuan peneliti datang yakni ingin meneliti peran pendamping KUBE
nya sekaligus melakukan wawancara.
Deskripsi Subjek Subjek 4 memiliki tinggi badan 141 cm dengan postur badan agak gemuk dan kulit sawo matang. Pada saat
wawancara subjek 4 memakai baju berwarna ungu polos dan menggunakan hijab berwarna ungu muda. Selain
melakukan tugas sebagai bendahara KUBE, subjek juga bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan nada lembut dan cukup jelas, wawancara
dilakukan di halaman rumah bendahara KUBE Amanah Bersama dengan menggunakan bahasa indonesia dan
sasak, subjek kadang serius kadang bercanda juga saat di wawancara.
AL/090419 Owh gitu bu, berarti kelompok ini memiliki pengaruh yang besar
dari segi ekonomi dan pengetahuan ya bu. Ya dah bu saya pamit
dulu, makasih atas waktunya ya bu dan makasih banyak juga ama bu
musni karna sudah mempermudah proses wawancara ini , sekali saya
mohon pamit, assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
MH/090419 Iya, sama-sama, wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Catatan lapangan dan verbtim subjek !
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui seorang anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya untuk mendapatkan informasi tentang program pemberdayaan keluarga
miskin melalui pendekata pada KUBE Amanah Bersama dalam mengurangi angka kemiskinan di Kecamatan
Selong. Wawancara kali ini peneliti datang bersama fasilitator atau pendamping KUBE nya. Setelah peneliti
bertemu dengan anggota KUBE, peneliti dan pendamping langsung masuk dan meminta izin atau memberikan
informasi mengenai tujuan peneliti datang yakni ingin meneliti peran fasilitator/pendamping KUBE nya
sekaligus melakukan wawancara.
Deskripsi Subjek Subjek 5 memiliki tinggi badan 158 cm dengan postur badan agak gemuk dan kulit putih. Pada saat wawancara
subjek 5 memakai baju kotak-kotak dan tidak menggunakan hijab. Subjek bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan nada lembut dan cukup jelas, wawancara
dilakukan di ruang tamu rumah anggota KUBE Amanah Bersama dengan menggunakan bahasa indonesia,
subjek kadang serius kadang bercanda juga saat di wawancara.
CATATAN LAPANGAN
Deskripsi Konteks Tahapan Wawancara adalah interviewer menemui seorang anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Amanah Bersama Kelurahan Sandubaya untuk mendapatkan informasi tentang program pemberdayaan keluarga
miskin melalui pendekata pada KUBE Amanah Bersama dalam mengurangi angka kemiskinan di Kecamatan
Selong. Wawancara kali ini peneliti datang langsung ke lokasi KUBE Amnah Bersama yang berada di
Lingkungan Kebun Baru. Setiba di lokasi, peneliti melihat anggota sedang melayani konsumen yang membeli
beras dan minyak goring. Peneliti menunggu sampai anggota tidak sibuk lagi. Selang beberapa menit, peneliti
langsung menghampiri anggota dan memberi tahu maksud dan tujuan peneliti datang. Dan ternyata anggota
sudah tau karna sudah di beritahu sebelumnya dari anggota yang lain. Wawancara pun langsung di mulai
Deskripsi Subjek Subjek 6 memiliki tinggi badan 158 cm dengan postur badan sedang dan kulit putih. Pada saat wawancara
subjek 6 memakai gamis dan menggunakan hijab berwarna abu-abu. Subjek bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Deskripsi perilaku Dalam proses wawancara, subjek menjawab semua pertanyaan dengan nada lembut dan cukup jelas, wawancara
dilakukan di lokasi KUBE Amanah Bersama dengan menggunakan bahasa indonesia, subjek agak serius saat di
wawancara.
AL/100419 Strategi apa saja yang digunakan fasilitator sehingga bisa terbentuk
KUBE Amanah Bersama yang solid seperti sekarang ini bu?
SN/100419 Tetap di bimbing terus diajak untuk ikut Pelatihan, selalu Subjek menjelaskan Dengan tetap
menanamkan sifat yang tidak iri-irian di buatin jadwal tugas jadi mengenai strategi yang membimbing seperti
nanti kalau ada yang melanggar dikenai denda, intinya tetap ada digunakan fasilitator memananamkan sifat
bimbingan lah dan membangun komunikasi yang baik dalam membentuk tidak iri-irian dan
. anggota menjadi solid memberi pelatihan
serta memberikan
jadwal tugas kepada
.
anggota
AL/100419 Masih berbicara mengenai strategi bu, kalau untuk bimbingan atau
kunjungan mbak laeli nya berapa kali ya bu?
SN/100419 sekali sebulan Subjek menjelaskan Pembinaan dilakukan
mengenai jadwal 1x dalam sebulan
pembinaan dari
fasilitator
AL/100419 Oh iya bu kalau untuk perbedaan sebelum dan sesudah adanya
KUBE ini ada tidak ?
SN/100419 Perbedaan pastinya ada mbak dulu kan saya ngurus RT saja, Subjek menjelaskan Antara lain
sekarang saya punya penghasilan mbak yang awalnya penghasilan mengenai perbedaan mendapatkan
cuman dapat dari suami saja kehidupan dari adanya penghasilan
kelompok usaha
bersama (KUBE)
Amanah Bersama
AL/100419 Kalau untuk pembagian hasil dari keuntungannya tiap anggota
gimana bu?
SN/100419 Keuntungannya dibagi satu kali dua bulan. Itu sekitar seratus ribuan Subjek menjelaskan Dibagikan dua bulan
mbak. Itupun kalau penghasilannya tetap mbak. Ya, terkadang kalau system pembagian sekali yakni seratur
penghasilan dikit otomatis pembagian hasil keuntungan juga dikit hasil keuntungan tiap ribu rupiah dan
minimal sepuluh ribuan/bulan. anggota minimal penghasilan
sempat sepuluh ribu
sebulan
AL/100419 Ow ya bu, kalau untuk manfaat nya apakah hanya dari segi keuangan
saja?
SN/100419 Manfaat bagi saya, sekarang saya bukan penganguran lagi mbak, Subjek menjelaskan Manfaat yang didapat
sudah mendapatkan pekerjaan. Keterampilan nya bisa buka usaha tentang manfaat lain dari segi keterampilan
sembako sendiri kalau modalnya ada mbak dari adanya usaha yakni mengetehaui
KUBE Amanah ilmu usaha yang baik
Bersama dan benar seperti cara
promosi dan lain-lain.
AL/100419 Berarti adanya KUBE ini sangat membantu untuk perubahan di
keluarga khusunya di ibu sendiri ya, ya dh bu makasih ya bu atas
waktunya mlm ini, sekali lagi maaf mengganggu bu, saya mohon
pamit, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
SN/100419 Iya, sama-sama, wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
DOKUMENTASI DALAM PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN DATA
Nama Barang Harga Beli Harga Jual Jumlah Awal Terjual Sisa stock Kas Masuk Laba