Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELATIHAN POLA ASUH AYAH SEBAGAI UPAYA PENDEKATAN


EMOSIONAL PADA ANAK PEREMPUAN

BIDANG KEGIATAN
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Ketua : Putri Salma R.Q.A NIM: 1707010145 Angkatan 2017


Anggota: 1. Nugraha Rizki Novita NIM: 1707010009 Angkatan 2017
2. Dwi Yuniasih NIM: 1807010031 Angkatan 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


PURWOKERTO
2018

i
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : “Pelatihan Pola Asuh Ayah Sebagai


Upaya Pendekatan Emosional Pada
Anak Perempuan”
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Putri Salma Rahmasari Qurrota
Aeni
b. NIM : 1707010145
c. Jurusan : Psikologi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
e. Alamat Rumah dan No. Tep/ HP : Jl. Sutawinangun Gg. Subur No. 3
Kab. Cirebon Jawa Barat/
089669349813
4. Email : ptrslm22@gmail.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 Orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Imam Faisal Hamzah, S.Psi., MA
b. NIDN/NIDK : 0613058802
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Desa Kertasinduyasa no. 6 Kec.
Jatibarang Kab. Brebes 52261/
085640046288

Purwokerto,08 Januari 2019

Menyetujui
Ketua Program Studi Psikologi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Suwarti S.Psi, M. Si) (Putri Salma Rahmasari Q. A)


NIP/NIK. 2160236 NIM.1707010145

Wakil Rektor III Bidang Dosen Pendamping


Kemahasiswaan dan Alumni

(Ir. H. Aman Suyadi, M.P.) (Imam Faisal Hamzah, S.Psi.,MA.)


NIP/NIK. 196510101993031004 NIP/NIK. 2160740

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas nikmat dan karunia Allah SWT penyusun dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pelatihan Pola Asuh Ayah Sebagai
Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Pada Anak Perempuan”. Karya
tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan
Tertulis (PKM-GT) tahun 2019.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih atas segala
dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Ucapan terimakasih penyusun haturkan kepada:
1. Imam Faisal Hamzah, S.Psi.,M.A. selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan karya tertulis ini.
2. Orang tua penyusun, atas segala do’a, perhatian, dan ridho yang diberikan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan kerya tulis ini.
Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
memperbaiki karya tulis ini di masa yang akan datang. Semoga gagasan yang
penyusun paparkan dapat terwujud dan memberikan manfaat bagi masyarakat
pada umumnya dan para ayah di Indonesia pada khususnya.

Purwokerto, Januari 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Halaman Pengesahan.............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
Daftar Lampiran.....................................................................................................v
Ringkasan...............................................................................................................vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan Penulisan....................................................................................................2
Manfaat Penulisan..................................................................................................2
GAGASAN
Kurangnya Kepekaan Ayah Terhadap Anak..........................................................3
Upaya yang Pernah Dilakukan untuk Memperbaiki Peran Ayah...........................3
Pelatihan Pengasuhan Oleh Ayah...........................................................................4
Pihak-pihak yang Dapat Membantu Melaksanakan Pelatihan................................5
Langkah-Langkah Implementasi Pelatihan.............................................................6
Langkah-Langkah Implementasi Pelatihan.............................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................12

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11.2 Biodata Ketua dan Anggota…..................................................... 12
Lampiran 11.3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas.......... 18
Lampiran 11.4 Surat Pernyataan Ketua Kegiatan................................................. 19

v
RINGKASAN

Era sekarang ini, keterlibatan ayah dalam mengasuh anak mengalami


kemajuan yang signifikan dari era-era sebelumnya yang dimana ayah cenderung
pasif dalam mengasuh anak. Sekarang sosok ayah sudah sedikit berperan dalam
mengasuh anak dengan sosok yang hangat, playful dan karismatik namun tegas.
Sosok ayah berperan dalam kegiatan bereksplorasi dan bermain anak, sehingga
dapat menumbuhkan kreatifitas dan kritis pada anak.
Sikap ibu dalam mengasuh anak merupakan pancaran kasih sayang,
sehingga keluarga sebagai dasar pembentukan perilaku anak serta pengalaman
anak dalam bersosialisasi di masyarakat dan lingkungan (Ahmad, 1999).
Sedangkan ayah dalam mengasuh dan mendidik anak banyak memberikan
sentuhan logis dan nalarnya. Peran ayah dalam hal pengasuhan anak sangatlah
penting. Dampak yang akan dirasakan anak sangatlah besar. Anak menjadi lebih
pemberani, lebih kuat, dan lebih percaya diri. Anak perempuan lebih
membutuhkan kepekaan ayah untuk memahami sisi emosionalnya, maka dari itu
banyak anak perempuan yang lebih dekat dengan ayah namun dia tidak dapat
mengungkapkan emosionalnya secara langsung dihadapan ayah.
Upaya yang telah ditempuh untuk menangani permasalahan pengasuhan
tersebut adalah dikeluarkannya Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35
tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, didirikannya KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),
Komisi Nasional Perlindungan Anak, dan 12 November 2006 lahirnya Hari Ayah
Nasional sebagai upaya mengingatkan akan pentingnya kehadiran sosok ayah di
dalam kehidupan, serta sebagai benruk penghargaan atas jasa ayah dalam
pengasuhan dan pembentukan kepribadian anak.
Pelatihan akan dilakukan dalam bentuk mentoring. Setiap kelompok
mentoring melakukan pertemuan sebanyak 10 kali. Tiap-tiap kelompok terdiri
dari mentor yaitu praktisi yang akan memberikan instruksi dan materi yang
mencakup tentang pola asuh dan emosional anak perempuan. Dan mentee yang
merupakan peserta pelatihan. Tujuannya dibentuk mentoring ini agar
memudahkan pelaksanaan pelatihan dan lebih kondusif. beberapa kelebihan dari
metode mentoring itu sendiri, antara lain dapat membantu mentee lebih percaya
diri dan mandiri, lebih kondusif, membangun kepercayaan, materi tersampaikan
dengan efektif, membantu pengevaluasian
Pelatihan yang diusulkan memerlukan kerjasama dengan pihak lain yang
dapat ikut berpartisipasi dalam program tersebut secara langsung maupun tidak
langsung. Pihak-pihak tersebut yaitu investor dan praktisi.

vi
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pola asuh adalah bentuk pengasuhan terhadap anak yang berlaku dalam
keluarga sebagai proses pembentukan karakter generasi berikutnya sesuai dengan
norma dan nilai yang baik dalam kehidupan masyarakat. Menurut Soetjiningsih
(2004) pola asuh merupakan suatu model atau cara mendidik anak yang
merupakan suatu kewajiban dari setiap orangtua dalam usaha membentuk pribadi
anak yang sesuai dengan masyarakat pada umumnya. Pola asuh yang mendasar
dan bersifat universal yaitu kasih sayang antara anggota keluarga dan sesama
makhluk hidup.
Pola asuh sendiri adalah bentuk tanggung jawab bersama antara ibu dan
ayah. Dalam pengasuhan anak, ibu dan ayah memiliki perbedaan dalam gaya
pengasuhan. Sikap ibu dalam mengasuh anak merupakan pancaran kasih sayang,
sehingga keluarga sebagai dasar pembentukan perilaku anak serta pengalaman
anak dalam bersosialisasi di masyarakat dan lingkungan (Ahmad, 1999).
Sedangkan ayah dalam mengasuh dan mendidik anak banyak memberikan
sentuhan logis dan nalarnya.
Ayah berperan penting dalam membentuk kecerdasan emosional pada
anak. Seorang anak yang dibimbing oleh ayah yang peduli, perhatian, dan
menjaga komunikasi akan cenderung berkembang menjadi anak yang lebih
mandiri, kuat, dan memiliki pengendalian emosional yang lebih baik
dibandingkan anak yang ayahnya tidak peduli (Rezky, 2010, h. 72). Hal ini bukan
berarti kita mengabaikan peran ibu di dalam keluarga. Masing-masing memiliki
peran yang berbeda. Sehingga penting untuk menyeimbangkan pola asuh ayah
dan ibu terhadap anak.
Fenomena di masyarakat yang terjadi adalah anggapan bahwa dalam
mengasuh anak adalah tugas sang ibu. Nyatanya dalam hal pengasuhan anak harus
seimbang antara ibu dan ayah. Tak jarang seorang ayah terlalu sibuk dan
tenggelam dalam mencari nafkah, hingga kurangnya berinteraksi dengan istri dan
anak-anaknya. Seiring berjalannya waktu, banyak sosok ayah yang menyadari
pentingnya peran ayah dalam mengasuh anak. Hanya saja masih banyak dari
mereka yang tidak memahami bagaimana pola asuh terhadap anak yang baik agar
dapat membentuk generasi yang unggul.
Perbandingan anak yang mendapat pengasuhan ayah dan yang tidak
mendapat pengasuhan ayah sangat terasa sekali. Ketidakhadiran ayah didalam
pengasuhan anak ternyata menimbulkan efek negatif terhadap sosial-emosional
anak. Hal ini mencakup kesehatan mental anak, pencapaian pendidikan,
pembentukan karakter anak, hubungan keluarga, dan kesuksesan mendapat
pekerjaan (penelitian oleh Sara McLanahan dkk:2014).
Ternyata efek pada perkembangan sosial-emosional ini tidak hanya
dirasakan pada saat anak ditinggalkan, tapi berlanjut hingga masa remaja. Para
2

remaja yang memiliki hubungan renggang dengan ayah lebih berisiko


mengembangkan perilaku seperti merokok atau masuk ke dalam pergaulan bebas
bahkan melakukan hubungan sex bebas.
Semakin dini usia anak saat ditinggal sang ayah, maka efek negatif
tersebut semakin besar. Dan dampaknya lebih besar pada anak laki-laki daripada
anak perempuan. Anak yang mendapat penolakan dari ayahnya berisiko
menunjukkan perilaku agresif. Selain itu, dia lebih mudah memusuhi orang lain
dan cenderung merasa rendah diri (penelitian oleh Abdul Khaleque dan Ronald P.
Rohner : 2011).
Peran ayah dalam hal pengasuhan anak sangatlah penting. Dampak yang
akan dirasakan anak sangatlah besar. Anak menjadi lebih pemberani, lebih kuat,
lebih percaya diri, berani untuk berkata ‘tidak’, serta dapat membangun sosialisasi
yang baik dengan lingkunagn sekitar. Dari segi kognitif anak juga mendapatkan
dampak yang baik. Anak memiliki IQ yang lebih tinggi serta mampu
memecahkan masalah dengan lebih baik.
Banyak peran ayah yang harus diperbaiki dalam menciptakan pola asuh
anak yang baik sehingga dapat membentuk kecerdasan emosional pada anak.
Perbaikan komunikasi ayah sangat penting. Karena dari komunikasi ini akan
timbul kedekatan antara ayah dengan anak. Ayah akan lebih memahami hal-hal
yang terjadi pada anak lewat komunikasi. Selain itu, ayah harus bisa meluangkan
waktunya untuk sekedar bermain dengan anak. Selama ini yang terjadi adalah
ayah akan sibuk bekerja dan waktu luangnya akan digunakan ayah untuk
beristirahat. Namun, meluangkan waktu untuk bermain dengan anak akan
menimbulkan kedekatan yang lebih baik lagi antara ayah dengan anak. Tidak
hanya kedekatan secara fisik namun kedekatan emosional pun akan terbentuk.
Anak juga akan merasa lebih terlindungi dengan adanya ayah didekatnya.

Tujuan
Karya tulis disusun dengan tujuan dapat meningkatkan pola asuh ayah sebagai
upaya pendekatan emosional dengan anak perempuan

Manfaat Penulisan
1) Mengetahui pentingnya kemampuan pola asuh ayah dalam upaya
pendekatan emosional pada anak perempuan
2) Mengupayakan suatu pelatihan bagi ayah dalam berperan mengasuh anak
sebagai upaya pendekatan emosional anak perempuan

GAGASAN
Kondisi yang terjadi saat ini adalah banyak sosok ayah yang sudah menyadari
untuk terlibat dalam mengasuh anak. Namun tak jarang mereka belum mengerti
bagaimana memahami emosional pada anak perempuan.
3

Kurangnya Kepekaan Ayah Terhadap Anak


Peka berarti rasa kepedulian seseorang terhadap orang lain, mulai dari hal-
hal kecil sampai dengan halyang besar, dari hal yang nampak maupun tidak
nampak. Kepekaan ayah terhadap anak berarti ayah benar-benar peduli dan
memperhatikan anak dari sudut yang tidak tampak sampai sudut yang tampak.
Selama ini, ayah hanya berperan mencari nafkah saja. Ayah akan lebih
sibuk dengan pekerjaannya, dan pengasuhan anak akan diserahkan sepenuhnya
kepada ibu. Hal ini akan mengikis interaksi ayah dengan si anak. Sehingga ayah
akan menjadi kurang peka dengan hal-hal yang terjadi dengan si anak, dan anak
juga enggan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
Anak memiliki berbagi strategi dalam mengungkapkan perasaannya,
diantaranya yaitu marah dan sedih. Dalam sebuah penelitian yang tertulis dalam
jurnal internasional terdapat 5 strategi:
1. Ekspresif (yaitu verbal, wajah, menangis, merajuk, agresif).
2. Jenis emosi (yaitu kemarahan, kesedihan).
3. Konteks sosial (yaitu ibu, ayah, sahabat).
4. Usia anak (yaitu 7 tahun, 10 tahun).
5. Jenis kelamin anak.
Anak yang sedang berkembang harus belajar untuk memodifikasi perilaku
emosional mereka dengan cara orang tua membantu memfalisitasi, tidak hanya
ibu tetapi juga ayah agar anak lebih mudah beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungan sosialnya. Dua hal yang terkair dengan pengembangan emosi yang
kompeten yaitu, anak-anak belajar ketika menunjukkan ekspresi emosi dengan
cara yang tepat dan bagaimana mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai
dengan budaya (See Saarni : 1999).
Anak perempuan lebih rentan tingkat emosinya (misalnya sedih, takut,
sakit) dibandingkan anak laki-laki dan mengharapkan tanggapan yang lebih
positif untuk menanggapi emosi tersebut (Fuchs & Thelen, 1988; Terwogt &
olthof, 1989; Zeman & Garber 1996). Sehingga anak perempuan lebih
membutuhkan kepekaan ayah untuk memahami sisi emosionalnya, maka dari itu
banyak anak perempuan yang lebih dekat dengan ayah namun dia tidak dapat
mengungkapkan emosionalnya secara langsung dihadapan ayah.

Upaya yang Pernah Dilakukan untuk Memperbaiki Peran Ayah

Selama ini, mungkin belum banyak upaya-upaya untuk memperbaiki


peran ayah dalam mengasuh anak. Hal ini disebabkan di Indonesia sendiri banyak
yang belum menyadari pentingnya peran seorang ayah dalam pengasuhan anak.

Pada 12 November 2006 bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional


sebuah komunitas lintas agama memprakarsai lahirnya Hari Ayah Nasional.
Bukan kaum ayah yang memprakarsai lahirnya Hari Ayah Nasional, justru para
ibu yang tergabung dalam sebuah komunitas lintas agama yang bernama
4

Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Tujuan adanya hari ayah yaitu untuk
mengingatkan akan pentingnya kehadiran sosok ayah di dalam kehidupan, serta
sebagai benruk penghargaan atas jasa ayah dalam pengasuhan dan pembentukan
kepribadian anak. Maka dari itu, dengan adanya Hari Ayah Nasional, para ayah
semakin sadar bahwa perannya dalam hal mengasuh anak sama pentingnya
dengan peran ibu.
KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) telah berupaya untuk
memperbaiki peran ayah di dalam keluarga ataupun dalam hal mengasuh anak.
Menurut KPAI sendiri pengasuhan adalah hak anak yang wajib dipenuhi oleh
orang tuanya baik ibu maupun ayah. Hal ini mengingat bahwa anak lahir ke dunia
tidak dapat memilih siapa orang tuanya. Dalam Undang-Undang Perlindungan
Anak Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan sebagai berikut:
Pasal 14 ayat 1 dijelaskan setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya
sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan
bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan
pertimbangan terakhir.
Salah satu pihak yang meneliti tentang peran ayah adalah Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka pun sudah mengeluarkan buku
Kualitas Pengasuhan Anak Indonesia pada 2015 silam. Harapan KPAI dengan
adanya buku ini tentu saja untuk menjadi edukasi orang tua dalam pengasuhan
anak.

Pelatihan Pengasuhan Oleh Ayah


Program yang diusulkan dalam rangka memperbaiki peran ayah dalam
mengasuh anak khususnya anak perempuan agar dapat lebih memahami
emosional anak yaitu program pelatihan. Pelatihan pengasuhan oleh ayah sendiri
merupakan pelatihan serta pembinaan yang berisikan dengan penyampaian materi
terkait emosional anak khususnya anak perempuan serta evaluasi mengenai
perkembangan dari peserta. Pelatihan yang disusun berupa mentoring, yaitu
kelompok yang dibuat sebagai bentuk pengajaran yang mencakup pembinaan,
pelatihan, yang dilakukan dengan pendekatan antara mentor (instruktur) dan
mentee (peserta) serta didalamnya juga dilakukan sesi sharing atau diskusi. Hal
ini dilakukan karena ada beberapa kelebihan dari metode mentoring itu sendiri,
antara lain:
1. Dapat membantu mentee lebih percaya diri dan mandiri
Diharapkan dengan program pelatihan dalam bentuk mentoring ini peserta
dapat lebih terbuka mengenai perasaan dan permasalahan yang ingin
disampaikan sehingga peserta dapat mengetahui solusi dan jalan keluar
dengan lebih mendetail.
2. Lebih kondusif
5

Mentoring akan menciptakan suasana yang lebih kondusif karena peserta


yang lebih sedikit sehingga memudahkan mentor untuk mengawasi
jalannya mentoring.
3. Membangun kepercayaan
Mentoring akan menumbuhkan kepercayaan dan saling memahami antara
peserta dan mentor karena hubungan yang terjalin lebih erat ketimbang
seperti metode klasikal di kelas yang pesertanya lebih banyak.
4. Materi tersampaikan dengan efektif
Materi yang disampaikan oleh mentor lebih efisien karena penyampaian
dari satu orang kepada orang lain secara langsung dan membangun tim
yang kuat.
5. Membantu pengevaluasian
Mentoring akan mempermudah dalam melakukan evaluasi terkait
perkembangan dan keterampilan peserta.
Metode mentoring mencakup ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian
tugas dan resitasi, training, role play (bermain peran), dan pemutaran film
mengenai parenting oleh ayah dengan anak perempuan. Peserta yang mengikuti
pelatihan dapat dari semua kalangan mulai dari yang belum menjadi ayah maupun
sudah menjadi ayah. hal ini bertujuan agar calon ayah mempunyai bekal saat
sudah mengasuh anak kelak dan bagi yang sudah menjadi ayah, diharapkan dapat
memperbaiki segala kekurangan yang dimilikinya dan mampu memahami
emosional anak dengan baik khususnya anak perempuan.

Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Pelaksanaan Pelatihan


Pelatihan mengenai pola asuh ayah ini membutuhkan kerja sama dari
beberapa pihak untuk menyukseskan program yang dibentuk. Pihak yang dapat
ikut berpartisipasi dalam program pelatihan pola asuh ayah merupakan pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung ikut berkontribusi dan memberikan andil
dalam pembentukan maupun pelaksanaan program. Pihak-pihak yang dapat
bekerja sama, yaitu:
Investor
Pihak investor merupakan pihak yang memberikan investasi untuk
penyelenggaraan program pelatihan pola asuh ayah. Investor dapat bersifat
perseorangan maupun lembaga/ yayasan/ instansi yang membantu operasional
pelatihan. Selain sebagai penyumbang dana, investor juga sebagai institusi
naungan dan berhak untuk mencantumkan nama pada pelatihan pola asuh ayah
yang terbentuk.

Praktisi
Penyelenggaraan dan pelaksanaan sekolah parenting melibatkan praktisi-
praktisi dari berbagai disiplin ilmu yang keseluruhannya berkontribusi dalam
penyusunan konsep teknis pengajaran sekaligus membantu pelaksanaan pelatihan
6

pola asuh ayah sebagai instruktur. Praktisi yang terlibat dalam penyelenggaraan
pelatihan pola asuh ayah antara lain praktisi anak, psikolog, motivator, praktisi
pendidikan, praktisi kesehatan anak, praktisi sosial dan praktisi hukum.

Langkah-Langkah Implementasi Pelatihan


Pelatihan akan dilakukan dalam bentuk mentoring. Setiap kelompok
mentoring melakukan pertemuan sebanyak 10 kali, dengan waktu 1 kali dalam
seminggu. Tiap-tiap kelompok terdiri dari mentor yaitu praktisi yang akan
memberikan instruksi dan materi yang mencakup tentang pola asuh dan emosional
anak perempuan. Dan mentee yang merupakan peserta pelatihan. Dalam 1
kelompok akan diisi oleh 9 peserta pelatihan agar memudahkan pelaksanaan
pelatihan dan lebih kondusif.
1. Persiapan
a. Persiapan program
Persiapan ini terkait dengan hal pembuatan program yang sesuai dengan
tujuan program pelatihan pola asuh ayah yaitu meningkatkan kemampuan
pengasuhan ayah sebagai upaya pendekatan emosional anak. Dalam hal
pembuatan program, di dalamnya termasuk penentuan tujuan program,
desain program, waktu pelaksanaan, intensitas, penentuan materi,
penentuan metode, dan evaluasi program.
b. Persiapan alat ukur
Alat ukur dalam pelatihan pola asuh ayah berfungsi untuk mengetahui
perbedaan kemampuan pengasuhan ayah antara sebelum dan sesudah
mengikuti pelatihan. Alat ukur yang dipersiapkan dalam pelatihan terdiri
dari lembar pretest dan posttest yang memuat tentang pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dilihat perkembangan kemampuan ayah dalam hal
pola asuh
c. Persiapan alat program pelatihan
Alat yang digunakan adalah modul yang berisi materi-materi pelatihan,
dan buku petunjuk dalam mengasuh anak perempuan. Materi pelatihan
berdasarkan materi yang sudah disusun untuk tujuan peningkatan
kemampuan pemahaman emosi pada anak perempuan. Materi akan
dijelaskan dalam 10 kali pertemuan dan setiap pertemuan akan ditanyakan
mengenai perkembangannya seperti apa. Pertemuan pertama, peserta
pelatihan akan diberikan pretest kemudian di akhir pertemuan diberikan
posttest sebagai bahan evaluasi dan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangannya.
d. Screening investor
Pelatihan ini merupakan program yang membutuhkan dana sehingga perlu
dilakukan screening untuk mengetahui investor-investor yang berpotensi
untuk mendanai. Investor-investor yang berpotensi dapat merupakan
7

lembaga, instansi maupun perorangan yang memiliki visi yang serupa


dengan sekolah parenting sehingga dapat sejalan dengan rencana program.
2. Pelaksanaan
a. Menjalin kerjasama dengan investor untuk pembentukan pelatihan
Penjalinan kerja sama dapat dilakukan dengan pengajuan proposal ke para
investor seperti lembaga atau yayasan yang bergerak dalam bidang
psikologi, pendidikan, parenting, dan perorangan.
b. Sosialisasi program pelatihan
Sosialisasi program pelatihan dapat dilakukan dengan:
1) Sosialisasi ke lembaga-lembaga pendidikan seperti play group
(PG), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), SLTP, dan
SMA.
2) Pemasangan iklan di berbagai media seperti media cetak dan media
elektronik.
c. Penerimaan peserta pelatihan
Mendata peserta yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan. Peserta dapat
dari berbagai kalangan baik yang telah menjadi ayah maupun yang belum.
d. Realisasi program pelatihan
1) Pertemuan ke-1
Dalam pertemuan pertama pelatihan, seluruh peserta mengikuti
rangkaian acara di satu tempat; pembukaan, intruksi mengenai tata
tertib, instruksi pelaksanaan mentoring, dan pretest
2) Pertemuan ke-2 sampai ke-9
Penyampaian materi oleh mentor dilakukan pada petermuan ke-2
sampai pertemuan ke-9. Kemudian dengan evaluasi perkembangan
di setiap pertemuannya.
3) Pertemuan ke-10
Pertemuan terakhir pelatihan, seluruh panitia mengikuti posttest
sekaligus penutupan di satu tempat yang sama. Kemudian evaluasi
dan pemberian sertifikat peserta pelatihan.

Alat Program Pelatihan

1. Garis Besar Materi Pengajaran

Pertemuan 1 Pembukaan dan penyampaian materi “Belajar Menjadi Ayah


Teladan” + pretest
Pertemuan 2 Mengetahui pentingnya pengasuhan ayah kepada anak
perempuan
Pertemuan 3 Mengetahui dampak baik dan buruk pola asuh anak
Pertemuan 4 Memahami kepribadian anak perempuan
Pertemuan 5 Mengenal emosional anak perempuan sesuai dengan usianya
8

Pertemuan 6 Mengetahui teknik komunikasi ayah kepada anak


Pertemuan 7 Menumbuhkan kepercayaan diri dan harga diri pada anak
Pertemuan 8 Menumbuhkan rasa nyaman dan kepercayaan kepada anak
Pertemuan 9 Membentuk kecerdasan emosional pada anak
Pertemuan 10 Posttest + evaluasi

2. Lembar Pretest dan Posttest

Pretest
1. Apa yang anda ketahui tentang pola asuh?
2. Menurut anda, pola asuh yang baik itu bagaimana?
3. Apa yang anda ketahui tentang emosional pada anak?
4. Bagiamana perbedaan emosional pada anak laki-laki dan anak perempuan?
5. Menurut anda, apakah peran anda sebagai ayah sangat diperlukan dalam
membentuk kecerdasan emosional anak perempuan? Berikan alasannya!
6. Sudahkah anda berperan dalam mengasuh anak perempuan?
7. Bagaimana anda memahami emosional pada anak perempuan?

Posttest
1. Bagaimana menjadi ayah teladan yang baik?
2. Apa dampak ayah dalam mengasuh anak?
3. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti pelatihan?
4. Setelah mengikuti pelatihan ini, apa yang ingin anda rubah dalam
pengasuhan anak?
5. Apa yang ingin anda sampaikan mengenai program pelatihan ini?

Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan pola asuh ayah sebagai upaya pendekatan
emosional dengan anak perempuan, penyusun menawarkan gagasan berupa
pelatihan pengasuhan oleh ayah. Pelatihan pengasuhan oleh ayah sendiri
merupakan pelatihan serta pembinaan yang berisikan dengan penyampaian materi
terkait emosional anak khususnya anak perempuan serta evaluasi mengenai
perkembangan dari peserta yang disusun dalam bentuk mentoring. Gagasan
tersebut diharapkan mampu memperbaiki pola pengasuhan yang kurang efektif
menjadi efektif sesuai dengan pola tumbuh kembang anak.
Untuk mengimplementasikan tujuan tersebut, pelatihan mengadakan
program yang kontinyu dan intensif dilaksanakan seminggu sekali selama tiga
bulan satu minggu. Metode yang digunakan adalah metode mentoring yang
mencakup ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, training,
role play (bermain peran), dan pemutaran film mengenai parenting oleh ayah
dengan anak perempuan.
9

Dampak yang diharapkan dari pelatihan tersebut adalah seorang ayah


dapat mempersiapkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam memahami
emosional anak perempuan sehingga tumbuh kedekatan yang lebih erat antara
ayah dan anak perempuannya. Hal tersebut didasarkan pada pola tumbuh
kembang anak. Dalam jangka panjang, program tersebut mampu mengurangi
perilaku yang memicu ketidakharmonisan antara ayah dan anak, ataupun anak
yang merasa dihiraukan oleh ayahnya dikarenakan ayah terlalu apatis terhadap
perasaan anak. Diharapkan dapat membentuk hubungan keluarga yang
menyenangkan dan anak yang berkarakter baik.
10

DAFTAR PUSTAKA

Murdoko Widijo, E. 2017. Parenting With leadership. Jakarta: Gramedia.

Hardywinoto & Setiabudhi Tony. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Rezky, B. 2010. Be A Smart Parent. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Liputan6 [online]. 20 Februari 2010. Sosok Ayah Pengaruhi Seluruh Kehidupan


Anak Perempuan. Diunduh dari:
https://www.liputan6.com/health/read/2862843/sosok-ayah-pengaruhi-
kehidupan-anak-perempuan. Diakses pada tanggal 5 Januari 2019.

Studi Ilmu [online]. 01 Oktober 2018. Mentoring dan Coaching. Diunduh dari:
https://www.studilmu.com/blogs/details/mentoring-dan-coaching. Diakses
pada tanggal 7 Januari 2019.

Hello Sehat [online] 16 Agustus 2017. Perbedaan Peran Ayah dan Ibu Bagi Anak.
Diunduh dari:
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/perbedaan-peran-ayah-
dan-peran-ibi-bagi-anak/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Aulia Yosay. 2017. Terima Kasih Bapak. Jakarta: Gramedia.

Kompasiana [online]. 16 September 2017. Hubungan Anak dan Ayah Tidak


Dekat, Salah Siapa?. Diunduh dari:
https://www.kompasiana.com/muntarsih/59bccf0da7249612c72/hubungan
-anak-dan-ayah-tidak-tepat-salah-siapa. Diakses pada tanggal 6 Januari
2019.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia [online]. 12 November 2017. Peran Ayah


Terkait Pengetahuan dalam Keluarga Sangat Kurang. Diunduh dari:
www.kpai.go.id/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia [online]. 29 Januari 2018. Mengasah


kepekaan Orang Tua terhadap Anak. Diunduh dari:
www.kpai.go.id/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Anita Afrianingsih. 2014 [online]. Pola Asuh Anak Usia Dini Pada Keluarga
Tenaga Kerja Wanita (TKW). Diunduh dari:
11

www.academia.edu/7248273/Pola_asuh_dlm_keluarga. Diakses pada


tanggal 5 Januari 2019.

Tribun News [online]. 13 November 2018. 12 November Diperingati Sebagi Hari


Ayah Nasional, Mau Tahu Sejarahnya?. Diunduh dari:
http://aceh.tribunnews.com/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Tirto.id [online]. 08 Desember 2017. Ayah Harus Terlibat Mengasuh Anak.


Diunduh dari: https://tirto.id/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Republika [online]. 31 Agustus 2018. Pentingnya Pola Asuh Ayah. Diunduh dari:
https://m.republika.co.id/. Diakses pada tanggal 6 Januari 2019.

Suri Intan Sari. 2011. MOM, I GROW UP… Memahami dan Berahabat dengan
Anak yang Beranjak Remaja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
12

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 11.2 Biodata Ketua, dan Anggota

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Putri Salma Rahmasari Qurrota Aeni
2. Jenis Kelamin L/P
3. Program Studi Psikologi
4. NIM 1707010145
5. Tempat dan Tanggal Cirebon, 22 September 1999
Lahir
6. Alamat E-mail Ptrslm22@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 089669349813

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
.
1. OSIS Anggota Sie. Kerohanian 2011-2012
2. OS2K (Orientasi Bendahara 2 2012-2013
Siswa Sekar
Kemuning)
3. ROHIS Baiturrahman Anggota Divisi Syiar dan 2015-2016
Seni Budaya
4. PMR Anggota Pengabdian 2015-2016
Masyarakat
5. BEST CO-Fasilitator Admin 2018
6. Immawati IMM Sekretaris Bidang 2018-sekarang
(Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No. Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -
13

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-GT

Purwokerto, 08 Januari 2019

Ketua Tim

(Putri Salma Rahmasari Qurrota Aeni)


14

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nugraha Rizki Novita
2. Jenis Kelamin L/P
3. Program Studi Psikologi
4. NIM 1707010009
5. Tempat dan Tanggal Pekalongan, 14 November 1999
Lahir
6. Alamat E-mail Nugraharizkinovita9g@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085200938928

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
.
1. IPM (Ikatan Pelajar Bendahara 1 2014 - 2015
Muhammadiyah)
Sekolah
2. IPM (Ikatan Pelajar Sekretaris Umum 2015 - 2016
Muhammadiyah)
Sekolah
3. IPM (Ikatan Pelajar Bendahara Umum 2016 - 2018
Muhammadiyah)
Desa
4. IPM (Ikatan Pelajar Anggota Bidang 2018 - sekarang
Muhammadiyah) Pengkajian Ilmu
Pengetahuan
5. BEST CO-Fasilitator Admin 2018
6. Immawati IMM Bendahara Umum 2018 - sekarang
(Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No. Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -
15

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-GT

Purwokerto, 08 Januari 2019

Anggota Tim

(Nugraha Rizki Novita)


16

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dwi Yuniasih
2. Jenis Kelamin L/P
3. Program Studi Psikologi
4. NIM 1807010031
5. Tempat dan Tanggal Banyumas, 03 Juni 2000
Lahir
6. Alamat E-mail dwiyuniasih38@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082328663671

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
.
1. OSIS Anggota dan Sekretaris 2016-2018
Bidang Kewarganegaraan
2. NA ( Nasyiatul Anggota 2016-2017
Aisyiyah)
3. IPM ( Ikatan Pelajar Anggota dan Sekretaris 2015-2017
Muhammadiyah) Apresiasi Seni Budaya
dan olahraga
4. Mubaligh- Anggota Divisi 2016-2018
Mubalighah Perlengkapan

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No. Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -
17

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-GT

Purwokerto, 08 Januari 2019

Anggota Tim

(Dwi Yuniasih)
18

Lampiran 11.3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No. Nama/NIM Program Bidang Ilmu Uraian Tugas
Studi
1. Putri Salma Rahmasari Psikologi Ilmu Bagian
Qurrota Aeni Psikologi Perencanaan
dan
Penuangan
Gagasan
2. Nugraha Rizki Novita Psikologi Ilmu Bagian
Psikologi Pemateri
3. Dwi Yuniasih Psikologi Ilmu Bagian
Psikologi Perancangan
Desain
19

Lampiran 11.4 Surat Pernyataan Ketua Kegiatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Kampus I : Jl. Raya Dukuhwaluh PO. Box 202 Purwokerto 53182
Telp.(0281)636751,630 Fax. (0281)637239
Kampus II : Jl. Letdjend Soepardjo Roestam Km. 7 PO. Box 229 Purwokerto 53181
Telp. (0281)6844252,6844253 Fax. (0281) 637239

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Putri Salma Rahmasari Qurrota Aeni
NIM : 1707010145
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang


Gagasan Tertulis saya dengan “Pelatihan Pola Asuh Ayah Sebagai Upaya
Pendekatan Emosional Pada Anak Perempuan” yang diusulkan untuk tahun 2019
bersifat orisinal dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang telah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar


benarnya.

Purwokerto 08 Januari 2019

Mengetahui
Wakil Rektor III Yang menyatakan
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

(Ir. H. Aman Suyadi, M.P.) (Putri Salma R.Q.A)


NIP. 196510101993031004 NIM. 1707010145

Anda mungkin juga menyukai