JUDUL …………………………………………………………………………….…. i
A. Hasil …………………………………………………………………………… 8
B. Masalah yang Dihadapi ………………………………………………….……. 8
C. Cara Mengatasi Masalah ………………………………………….…………… 9
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 10
B. Rekomendasi …………………………………………………………………….. 10
Telah disetujui dan disahkan Oleh Kepala SMP Negeri 1 Banyuglugur pada :
Hari : Sabtu
Penulis
Assalammualaikum. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Best Practice ini.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yangmembangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penulis
A. LATAR BELAKANG
Siswa disetiap sekolah berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.
Siswa dalam satu kelas biasanya memiliki umur yang tidak jauh berbeda, namun
mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan mereka
berasal dari lingkungan yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga berada, ada pula
yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ada yang pintar, ada pula yang kurang
pandai. Sifat mereka pun berlainan satu sama lain. Sehingga didapatkan bahwa siswa-
siswa dalam satu kelas memiliki latar belakang, sifat, dan karakter yang berbeda.
Terkait hal tersebut di atas, siswa di SMP N 1 Banyuglugur, cenderung diam
dan kurang aktif, kurang mampu mengungkapan apa yang dia ketahui, siswa terkesan
pasif dan suasana pembelajaran menjadi kurang menarik dan tidak interaktif,
walaupun ada juga yang pandai diantara mereka. Selain hal tersebut, siswa SMP N 1
Banyuglugur cenderung kurang mendapat perhatian dari orang tua khususnya dalam
hal pendidikan karena orang tua mereka banyak yang bekerja diluar daerah, jadi siswa
kebanyakan tidak serumah dengan orang tua bahkan banyak yang diititipkan dengan
simbahnya, sehingga pengawasan pembelajaran siswa sangat kurang, yang
menyebabkan siswa tidak memahami pentingnya belajar, sehingga berefek pada
proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Dari beberapa gambaran karakteristik siswa, kebanyakan siswa kurang
pantauan orang tua,kesadaran pendidikan yang kurang dan kurangnya dukungan
lingkungan yang menyebabkan siswa banyak mengalami kendala dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Sering tidak konsentrasi, ramai/ gaduh dalam kelas,
mengobrol dengan teman saat diterangkan guru, tidak mau mengerjakan sesuai
tugasnya. Kebiasaan tersebut jika dibiarkan saja akan menimbulkan karakter yang
kurang baik pada diri siswa.
Karakter dalam dunia pendidikan di era tahun 2014 menjadi bagian central
dalam proses pendidikan yang ditekankan pemerintah. Karena ditengarai proses
pembelajaran yang selama ini berjalan lebih fokus pada domain kognitif sehingga hal-
hal yang terkait dengan domain afektif dan psikomotorik agak dikesampingkan.
Ukuran keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar adalah pada perolehan nilai
yang bisa diukur secara kwantitatif, sedangkan aspek-aspek sikap dan ketrampilan
dianggap sebagai bagian pelengkap kelulusan yang tidak begitu penting. Karena
kesalahan dalam memahami hakekat pendidikan itu, para guru banyak yang ketakutan
jika melaksanakan tugas tidak sesuai dengan juklak dan juknis yang telah digariskan
oleh dinas pendidikan. Hal ini memberikan dampak tidak tergarapnya domain afektif
dan psikomotorik dengan baik oleh para guru.
Sebenarnya dalam pembelajaran IPA, jika dilakukan dengan baik dan benar
bisa sekaligus memberikan bekal pada siswa dalam tiga domain sekaligus yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotrik, yaitu dengan menerapkan konsep-konsep metode
ilmiah pada pembelajaran IPA. Keterkaitan antara karakter siswa dengan pembelajaran
dan mata pelajaran IPA sangat menarik untuk dijadikan bahan dalam tulisan ini,
dengan berbekal pengalaman dalam membelajarkan IPA pada siswa SMP, maka
persoalan yang diangkat dalam tulisan ini bagaimanakah menanamkan karakter pada
siswa dalam proses pembelajaran IPA (Biologi) dengan menerapkan penggalan-
penggalan dari pendekatan saintifik. Atas dasar itulah tulisan ini dikemas dalam artikel
yang sifatnya best practice membentuk karakter siswa melalui pendekatan saintifik
pada pembelajaran IPA.
B. JENIS KEGIATAN
C. MANFAAT KEGIATAN
1. TUJUAN
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik
penulis dalam Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia
dalam Rangka Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
Banyuglugur.
2. SASARAN
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VIII A semester 1 di
SMP Negeri 1 Banyuglugur sebanyak 32 siswa.
ALOKAS
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
PEMBELAJARAN
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Guru :
(persiapan/orientasi) Melakukan pembukaan dengan salam 3 menit
pembuka,
memanjatkansyukurkepadaTuhan
YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi Guru : 3 menit
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya
Mengingatkan kembali materi
prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi Guru : 2 menit
Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
B. Kegiatan Inti
Pembelajaran 1 1. Membagi peserta didik ke dalam 2 menit
Pemberian kelompok
rangsangan 2. Memusatkan perhatian pada topik
(Stimulation) materi jenis-jenis zat makanan yang
dibutuhkan manusiadengan
cara :Menayangkan
gambar/foto/video yang relevan.
Pembelajaran 1 Siswa : 3 menit
Pernyataan/ 1. Mengamati
Identifikasi Masalah gambar/foto/videoyang itayangkan
(Problem Statement); 2. Membaca.
membaca materi dari buku paket atau
buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan
dengan jenis-jenis zat makanan yang
dibutuhkan manusia
Pembelajaran 1 Guru : 10 menit
Pengumpulan data 1. Membagikan LKPD 1. Zat Makanan
(Data Collection) dan Fungsinya kepada peserta didik
untuk dipelajari terlebih dahulu
2. Memfasilitasi peserta didik
berdiskusi dengan teman di
kelompoknya mengenai zat makanan
yang dibutuhkan manusia dan
fungsinya, berdasarkan LKPD 1.
Siswa :
1. Berdiskusi dengan teman di
kelompoknya mengenai zat makanan
yang dibutuhkan manusia dan
fungsinya, berdasarkan LKPD
2. Menulisdarihasilpengamatandanbaca
anterkaitjenis-jenis zat makanan yang
dibutuhkan manusia dan fungsinya
berdasarkan LKPD 1.
Pembelajaran 1 Guru : 5 menit
Pengolahan data 1. Meminta perwakilan kelompok untuk
(Data Processing); mempresentasikan hasil
diskusikelompok dan meminta
kelompok lain untuk menanggapi.
Siswa :
1. mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dan meminta kelompok
lain untuk menanggapi.
Pembelajaran 1 Guru : 3 menit
Pembuktian Memfasilitasi peserta didik untuk
(Verification) mengkomfirmasi konten Jenis-jenis
zatmakanan yang dibutuhkan manusia
dan fungsinya.
Siswa :
mengkomfirmasi konten Jenis-jenis zat
makanan yang dibutuhkan manusia dan
fungsinya.
Pembelajaran 1 Guru dan Siswa : 3 menit
Menarik Menyimpulkan tentang point-point
simpulan/generalisasi penting yang muncul dalam kegiatan
(Generalization) pembelajaran yang baru dilakukan
Guru :
Bertanya tentang hal yang belum
dipahami, atau melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Jenis-jenis zat makanan
yang dibutuhkan manusia dan fungsinya
Pembelajaran 2 Guru 2 menit
Pemberian Membagikan LKPD 2. Uji Nutrisi pada
rangsangan Makanan ke tiap kelompok dan meminta
peserta didik merumuskan masalah di
(Stimulation)
dalam kelompoknya masing-masing.
Siswa :
merumuskan masalah di dalam
kelompoknya masing-masing.
Pembelajaran 2 Guru : 2 menit
Pernyataan/ Mengkomfirmasi rumusan masalah yang
Identifikasi Masalah telah disusun masing-masing kelompok.
Rumusan masalah yang diharapkan
(Problem Statement);
adalah: “Zat nutrisi apa
saja yang terkandung dalam makanan
yang kita konsumsi sehari-hari ?”
Pembelajaran 2 Guru : 28 menit
Pengumpulan data 1. Memfasilitasi peserta didik
(Data Collection) menyiapkan praktik sesuai LKPD 2.
2. Memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik uji bahan
makanan yangmengandung lemak
seperti pada LKPD 2.
3. Memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik uji bahan
makanan yangmengandung amilum
seperti pada LKPD 2.
4. Memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik uji bahan
makanan yangmengandung gula
seperti pada LKPD 2.
5. Memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik uji bahan
makanan yangmengandung protein
seperti pada LKPD 2.
Pembelajaran 2 Guru : 3 menit
Pengolahan data Membimbing peserta menyimpulkan
(Data Processing); kandungan nutrisi pada tiap
jenismakanan yang berbeda.
Pembelajaran 2 Guru : 3 menit
Pembuktian 1. Memfasilitasi peserta didik untuk
(Verification) mengkonfirmasi hasil
pekerjaannyadengan bahan bacaan,
materi di buku paket, dan sumber
lainnya yangrelevan
2. Memfasilitasi peserta didik
memperbaiki hasil kegiatannya
setelahdibandingkan dengan dengan
bahan bacaan dan materi di buku
paket.
Pembelajaran 2 Guru dan Siswa : 3 menit
Menarik Menyimpulkan tentang point-point
simpulan/generalisasi penting yang muncul dalam kegiatan
(Generalization) pembelajaran yang baru dilakukan
Guru :
Bertanya tentang hal yang belum
dipahami, atau melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Jenis-jenis zat makanan
yang dibutuhkan manusia dan fungsinya
C. Kegiatan Penutup
1. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Zat 5 menit
makanan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
2. Melakukan uji kompetensi untuk materi Jenis-jenis zat
makanan yang dibutuhkan manusia dan fungsinyayang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk mempelajari materi
pelajaran berikutnya.
4. Menutup pembelajaran dengan salam
D. Media / Alat/lnstrumen
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah :
Media : LCD proyektor, Laptop, LKPD
Alat : Tabung reaksi, Penjepit tabung reaksi, Raktabung reaksi, Termometer,
Mortal dan pistil, Pipet tetes, Gelas beker,Kaki tiga, Pembakar spirtus.
Bahan : Kertas label, Air panas, Kalium Iodida, Larutan benedik, Larutanbiuret,
Kertas lemak, Berbagai jenis bahan makanan.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen
untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen
untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan
uraian singkat.
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut:
1. Proses Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia dalam
Rangka Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
Banyugluguryang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak DL
mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia dalam Rangka
Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Banyuglugur yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja
sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran
yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah
teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa),
membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh
siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS
dengan menerapkan DL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang
Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia benar-benar dibangun oleh siswa
melalui pengamatan, praktik dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran DL juga meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah (problem solving). berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan DL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku
teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja
penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari
buku teks.
Dengan menerapkan DL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari
alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswabelum terbiasa siswa belajar dengan
model DL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi
ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia dalam Rangka
Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Banyuglugur dengan
model pembelajaran DL layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi
HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia dalam
Rangka Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Banyuglugur
dengan model pembelajaran DL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi
HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada
Manusia dalam Rangka Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
Banyuglugur dengan model pembelajaran Discovery Learning (DL), berikut
disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
Pembelajaran IPA-Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia dalam Rangka
Membangun Karakter Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Banyuglugur yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Belk, C. & Borden, V.. (2003). Biology for Science. New York: Prentice Hall. Hanifan, A.
F. (2019). Meningkatnya-Tren-Mati-Muda-Karena-Serangan-Jantung-Bkma,
diunduh tanggal 26 Maret 2019; Jam 12.00 Kee, L.H. (2002). The Living Science.
Singapore: Pearson Education Asia Pte.
Ltd.
Kemenkes. (2013). Statistik Kasus HIV di Indonesia. Ditjen PP & PL Kemenkes
RI.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mason, K.A., Losos, J.B., & Singer, S.R. (2017). Raven Biology. Eleventh Edition.
New York. McGraw-Hill Education.
Perwitasari, D. & Sukana, B. (2012). Gambaran Kebakaran Hutan dengan
Kejadian Penyakit ISPA dan Pneumonia di Kabupaten Batang Hari,
Provinsi Jambi Tahun 2008. Jurnal Ekologi Kesehatan, 11 (2); Halaman
148 – 158.
Reece, J. B., Urry, L.A., Cain, M. L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., & Jackson, R.
B. (2017). Campbell Biology 11th Edition. Lake Ave. Poerson Education,
Inc.
Suhardi, D. (2007). Sistem Reproduksi pada Manusia. Bandung : PPPG IPA.
Sulaeman, A. A., Anwar, A., Vestari, D., Susianto, E., Indrawati, Syarif, M.,
Nuraeni, R., Puspitaningsih, Y., & Arifin, Z. (2018). Modul Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Kelompok Kompetensi F. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Syahrul. (2019). Kabut Asap Bikin Penderita ISPA di Dumai Meningkat. Dimuat
di http://pekanbaru.tribunnews.com/2019/02/26/kabut-asap-bikinpenderita-ispa-
di-dumai-meningkat.