Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN BEST PRACTICE

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI


PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING BERORIENTASI HOTS

NAMA PESERTA : ISTI ARYANI


NUPTK : 197806122006042007
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : SMP NEGER1 9 LUBUKLINGGAU
KABUPATEN/KOTA : LUBUKLINGGAU
PROVINSI : SUMATERA SELATAN
MENTOR PEMBEKALAN : ESI HERLENI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2019
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING BERORIENTASI HOTS

Disajikan pada

Tugas Akhir Pelaksanaan Program PKP Tahun 2019

Oleh
ISTI ARYANI
Guru Mata Pelajaran IPA
SMP Negeri 9 Lubuklinggau

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT


MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERORIENTASI HOTS

Penulis : Isti Aryani, S.Pt.


NIP : 19780612 200604 2 007
Jabatan : Guru IPA SMP Negeri 9 Lubuklinggau
Pangkat/Golongan : Penata Tk.I / IIId
Unit Kerja : SMP Negeri 9 Lubuklinggau

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh :


Hari : Rabu
Tanggal : 13 November 2019

Menyetujui, Lubuklinggau, November 2019


Kepala Sekolah Penulis

Nurainun, S.Pd, M.Pd Isti Aryani, S.Pt


NIP. 197110081997032004 NIP. 197806122006042007

Mengetahui
Pengawas Pembina

Drs. Amrin Jaya


NIP. 196204111991031005
BIOGRAFI PENULIS

Isti Aryani, S.Pt anak dari Bapak Muchair dan Ibu Siti Halimah lahir di
Lubuklinggau 12 Juni 1978, Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dan mempunyai
suami bernama Adios Bartado, S.Pd dan dikarunia dua orang anak bernama Michelia
Azzahra Nisa dan M. Abel Dwiza Phalosa.
Memulai Pendidikan pertamanya pada tahun 1984-1990 di SDN 2 Lubuklinggau,
1990 – 1993 di SMPN 4 Lubuklinggau, 2003 – 2006 di SMAN 1 Lubuklinggau, dan
menyelesaikan Kuliah nya dengan jurusan Pendidikan Pertanian 1996 – 2001 di Universitas
Bengkulu serta menyelesaikan Program Akta-IV dari tahun 2003-2004 di Universitas
Bengkulu .
Pada tahun 2006 mengabdikan diri untuk meningkatkan standar keprofesionalanya dalam
bidang pendidikan dengan mengajar IPA di SMP Negeri 11 Lubuklinggau dan Tahun 2011
mutasi ke SMP N 9 Lubuklinggau..
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice ini. Karya tulis ini
berjudul ” HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING BERORIENTASI HOTS “ yang diterapkan pada kelas IX
semester ganjil pada SMPN 9 Libuklinggau.
Melalui penyusunan Best Practice ini penulis memamparkan pengalaman mengajar
IPA dengan berorientasi HOTS pada sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan dalam hal ini peserta didik. Dalam Best
Practice ini memuat langkah-langkah pembelajaran, dan kegiatan di dalam kelas yang
menyenangkan.
Penulis mengucapkan banyak terimkasih kepada semua pihak yang telah membatu
dan berkontribusi positip untuk terselesaikannya Best Practice ini sebagai Tugas Akhir PKP
berbasis Zonasi yang di selengarakan pemerintah Kota Lubuklinggau. Penulis juga
menyadari dalam pembuatan Best Practice ini masih banyak kekurangannya karena
keterbatasan waktu dan ilmu, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan karya tulis ini.

Lubukinggau, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Jenis Kegiatan ......................................................................................
C. Manfaat Kegiatan ................................................................................
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................
A. Tujuan dan Sasaran ..............................................................................
B. Bahan/Materi Kegiatan ........................................................................
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan .................................................
D. Alat/Instrumen .....................................................................................
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan ................................................................
BAB III HASIL KEGIATAN ...................................................................................
A. Hasil .....................................................................................................
B. Masalah yang Dihadapi ........................................................................
C. Cara Mengatasi ....................................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................................
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Rekomendasi .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Dokumentasi Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah
sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti
materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih
berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi.
Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami
(C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).
Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran
di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara
ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan.
Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal
menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran discover learning.
Menurut Hosnan (2014:282): “discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka
hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan,
siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang
dihadapi”
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan
sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Oleh karena penulis dalam proram Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS)
berharap bahwa proses dan hasil belajar siswa akan meningkat lebih baik dibandingkan
pembelajaran sebelumnya ketika model discovery learning ini diterapkan pada kelas IX.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran
IPA Kelas VII semester ganjil dalam pokok bahasan Pewarisan Sifat dengan judul “HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING BERORIENTASI HOTS” .

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice adalah meningkatkan kompetensi peserta didik dalam
Kompetensi Dasar pembelajaran IPA yang berorientasi HOTS..
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis
dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah Peserta didik kelas IX Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2019/2020 di SMP Negeri 9 Lubuklinggau sebanyak 32 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi kelas IX
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 pada pokok bahasan Pewarisan Sifat, dengan
rincian KD sebagai berikut :
KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Pengetahuan

3.3 Menerapkan konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan dan kelangsungan makhluk
hidup

Kompetensi Keterampilan

4.3 Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait tentang tanaman
dan hewan hasil pemuliaan

C Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Discovery Learning. Berikut ini adalah
langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis:
1. Pemetaan Kompetensi dasar
Pemetaan KD dilakukan untuk merancang pembelajaran yang digunakan di kelas IX
. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas IX, penulis menggunakan
model discovery learning dengan metode diskusi dan tanya jawab.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi sebagai berikut.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.3.1.Mengidentifikasi faktor pembawa sifat keturunan (materi genetis)

3.3.2.Menjelaskan peran gen dalam pewarisan sifat

3.3.3.Mengidentifikasi jumlah dan tipe kromosom pada makhluk hidup

3.3.4.Menjelaskan hukum Mendel

3.3.5.Menjelaskan istilah-istilah dalam pewarisan sifat

3.3.6. Menjelaskan cara persilangan sifat antara 2 individu dengan 1 sifat beda

3.3.7. Menjelaskan cara persilangan sifat antara 2 individu dengan 2 sifat beda

3.3.8.Menjelaskan manfaat pewarisan sifat bagi makhluk hidup

3.3.9.Menerapkan konsep pewarisan sifat untuk

pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup

3.3.10.Menganalisis contoh persilangan dengan dua sifat beda

4.3.1.Melakukan penelusuran informasi tentang

pemuliaan tanaman dan hewan

4.3.2.Menyusun sajian power point hasil penelusuran informasi pemuliaan tanaman


dan hewan

4.3.3.Mempresentasikan sajian power point tentang hewan dan tanaman hasil


pemuliaan

3. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih dalam Best Practice ini adalah Discovery Learning
dengan Metode diskusi dan tanya jawab.

4. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran.


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning. Berikut ini adalah rencana
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning

Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mengerjakan LKPD 1.1. Secara
umum kegiatannya adalah sebagai berikut:
Stimulation
 -Mengkondisikan peserta didik untuk berpasangan.
 Membagikan LKPD 1.1 Observasi Karakteristik Fisik Teman kepada
peserta didik.
 Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD 1.1 dan
memberi kesempatan peserta didik untuk menyampaikan
pertanyaan terkait kegiatan yang akan mereka lakukan.
 Memfasilitasi peserta didik untuk mengobservasi beberapa
ciri/karakteristik manusia yang sudah ditentukan di dalam LKPD,
kemudian mencatat hasil observasinya di dalam LKPD 1.1.
 Memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi terkait dengan hasil
observasi dan menjawab beberapa pertanyaan dalam LKPD 1.1.
Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi masalah dari
hasil kegiatan observasi dikaitkan dengan pewarisan sifat (misal:
Problem Statement,
apakah sifatsifat yang diamati pada tubuh teman ada kaitannya
dengan sifat bawaan).
 Rumusan masalah yang ditetapkan ditulis agar peserta didik dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mencari informasi apakah sifat-
sifat yangdiamati dalam praktek bersifat bawaan atau dapat
data collection,
diwariskan kepada keturunan?
 Mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi elemen dalam
tubuh manusia yang berperan dalam pewarisan sifat lalu
mendiskusikannya (diskusi tentang materi genetik).
 Memfasilitasi diskusi mengenai materi genetik (gen dan kromosom,
terutama gen) dan peranannya dalam pewarisan sifat.
Sintak Model  Melakukan diskusi kelas mengenai struktur, jenis, dan jumlah
Pembelajaran 2 kromosom pada makhluk hidup berdasarkan video yang telah
disimak oleh peserta didik. Peserta didik dan guru juga mengulas
Data Processing
keberadaan gen di dalam kromosom untuk menguatkan
pemahaman gen dan kromosom sebagai faktor yang berperan
dalam pewarisan sifat.

Sintak Model
Pembelajaran 2  Memfasilitasi peserta didik untuk meninjau hasil diskusi
sebelumnya dengan buku pelajaran yang tersedia sehingga peserta
Verification,
didik dapat memverifikasi hasil belajarnya. Guru dapat memotivasi
peserta didik juga untuk membaca literatur-literatur lain yang
mudah diperoleh.
Sintak Model
Pembelajaran 2  Memfasilitasi peserta didik untuk mengambil kesimpulan dari
kegiatan yang telah dilakukan selama 3 jam pelajaran mengenai
Generalization
pewarisan sifat.
( proses penalaran yang  Guru memberi stimulus atau pertanyaan-pertanyaan pengarah agar
membentuk kesimpulan
secara umum) peserta didik dapat menyusun kalimat kesimpulannya secara
mandiri, dengan benar dan tepat.

5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan
kecakapan abad 21

D. Media dan Instrumen


1. Media
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah
a. Lembar Kerja Peserta Didik mengenai Pewarisan Sifat
b. Video tentang pewarisan sifat
c. PPT.
2. Instrumen yang digunakan
Dalam best praktik ini ada 2 macam yaitu instrumen yang digunakan :
(a) Instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
(b) Instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis
pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktek Best Practice ini di laksanakan pada hari Senin tanggal 4 November 2019 bertempat
di kelas VII.8 SMP Negeri 9 Lubuklinggau.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil Kegiatan
Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning, peserta didik menjadi lebih aktif selama proses
pembelajaran misalnya lebih aktif merespon pertanyaan dari guru termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru dan maupun temannya. menumbuhkan saling
bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Aktivitas
model pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery learning megharuskan
siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa. Setelah
kegiatan pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya memahami teori materi
tersebut, tetapi bagaimana mengamalkan dalam kegiatan sehari – hari yang
berhubungan dengan materi dan manfaatnya dalam kehidupan nyata. Pemahaman
ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi tentang Pewarisan Sifat yang
membantu siswa dalam menganalisis persamaan karakteristik keturunan dan
induknya,
3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta
didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Pesert didik cenderung bekerja
sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus
guru adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran
yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah
teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat
siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah
apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik
pembelajaran IPA berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning ini.
Dalam pembelajaran ini pemahaman benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan


kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery
learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi
permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan
masalah. Sebelum menerapkan discovery learning, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan
yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga
hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan menerapkan discovery
learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan
model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik
guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk
membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video
juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan
rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran IPA dengan discovery learning dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan
sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat
siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.
Kekurang mampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan
mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube
maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan
literasi baca, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran discovery learning layak dijadikan


best practice pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan
pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran IPA dengan model pembelajaran discovery learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,
literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil best practice pembelajaran IPA dengan model pembelajaran discovery
learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran IPA yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak
mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U/view
https://www.liputan6.com/health/read/2325617/arti-lambang-tut-wuri-handayani-
kemdikbud
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-
learning.html
http://berita-guru-terkini.blogspot.com/2015/07/langkah-langkah-model-discovery_12.html
http://arisriyadi.blogspot.com/2019/08/contoh-best-practice-pada-program-pkp.html
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : LKPD
Lampiran 4 : Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraia
Lampiran 5 : Soal, kunci, dan pedoman penskoran

Lampiran 6 : Lembar Penilaian Diri


Lampiran 1. Foto-foto kegiatan
Lampiran 2 : RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP )

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 LUBUKLINGGAU

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : IX / 1

Materi Pokok : PEWARISAN KETURUNAN

Alokasi Waktu : 8 JP x 40 menit (3 Xpertemuan )

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, Percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya

KI-3 Memahami Pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural) berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata

KI-4 Mencoba, Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di
sekolah dan sumberlain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Pengetahuan 3.3.1.Mengidentifikasi faktor pembawa sifat
keturunan (materi genetis)
3.3 Menerapkan konsep pewarisan
sifat dalam pemuliaan dan 3.3.2.Menjelaskan peran gen dalam pewarisan sifat
kelangsungan makhluk hidup
3.3.3.Mengidentifikasi jumlah dan tipe kromosom
pada makhluk hidup

3.3.4.Menjelaskan hukum Mendel

3.3.5.Menjelaskan istilah-istilah dalam pewarisan


sifat

3.3.6. Menjelaskan cara persilangan sifat antara 2


individu dengan 1 sifat beda

3.3.7. Menjelaskan cara persilangan sifat antara 2


individu dengan 2 sifat beda

3.3.8.Menjelaskan manfaat pewarisan sifat bagi


makhluk hidup

3.3.9.Menerapkan konsep pewarisan sifat untuk

pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup

3.3.10.Menganalisis contoh persilangan dengan dua


sifat beda

Kompetensi Keterampilan 4.3.1.Melakukan penelusuran informasi tentang

4.3 Menyajikan hasil pemuliaan tanaman dan hewan

penelusuran informasi 4.3.2.Menyusun sajian power point hasil


penelusuran informasi pemuliaan tanaman
dari berbagai sumber dan hewan
terkait tentang 4.3.3.Mempresentasikan sajian power point tentang
tanaman dan hewan hewan dan tanaman hasil pemuliaan

hasil pemuliaan

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Setelah melakukan melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:

a. Mengidentifikasi faktor pembawa sifat.

b. Menjelaskan peran gen dalam pewarisan sifat


c. Mendeskripsikan struktur kromosom

d. Menjelaskan tipe dan jumlah kromosom pada makhluk hidup

Pertemuan Kedua

Setelah melakukan melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:

1. Mendeskripsikan hukum Mendel

2. Menjelaskan istilah-istilah dalam pewarisan sifat

3. Menjelaskan cara menyilangkan 2 individu yang memiliki 1 sifat beda

4. Menjelaskan cara menyilangkan 2 individu yang memiliki 2 sifat beda.

Pertemuan Ketiga

Setelah melakukan melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:

1. Mengidentifikasi informasi yang berkaitan dengan penanganan permasalahan


permintaan pangan yang tinggi serta pemuliaan tanaman dan hewan

2. Menerapkan konsep pewarisan sifat untuk pemuliaan dan kelangsungan hewan dan
tanaman.

3. Melakukan penelusuran informasi tentang penanganan masalah pangan, serta


pemuliaan hewan dan tanaman

4. Membuat presentasi untuk menyajikan solusi atas permasalahan pangan dengan


pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup

5. Menyimpulkan fenotip dari kasus-kasus persilangan

D. Materi Pembelajaran
- Gen dan Kromosom
- DNA dan RNA
- Hukum Mendel
- Manfaat Pewarisan Sifat Bagi Kehidupan

E. Metode Pembelajaran
Pertemuan Pertama

1.Discovery Learning

2Diskusi Praktik
Pertemuan Kedua

1. Model Inkuiri 5E

2. Diskusi Praktik

Pertemuan Ketiga

1. model Inkuiri 5E

2. Diskusi Praktik

F. Media, Pembelajaran
- LKPD 1.1. Observasi karakteristik fisik teman;
- Video tentang struktur kromosom
- Papan tulis
Kapur/spidol
- Spidol dan kertas plano
- LKPD2
- Gawai (smartphone, tablet, laptop) dan kuota internet; atau bisa digantikan Dengan
artikel/makalah/hand out tentang pemuliaan tanaman dengan rekayasa genetik).
- laptop; atau kertas plano dan spidol
- projector digital

G. Sumber belajar
1. Dewi Vestari. 2019. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Pengukuran Dan
Kalor . Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan – Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan.
2. Sumber lain yang relevan
3. Internet
4. Lingkungan sekitar

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke 1
ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan  Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta
(persiapan/orientasi) didik berdoa
 Memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pelajaran
 Mengecek kehadiran peserta didik
Apersepsi  Untuk memperoleh perhatian Peserta didik guru
mengajukan pertanyaan “ mengapa kita mirip
dengan orang tua kita”
 Siswa diminta menjawab dengan bergantian. Siswa
juga diminta menghubungkan hal tersebut dengan
pewarisan sifat
 Guru mengingatkan peserta didik tentang materi
sebelumnya (Pengukuran)
Motivasi  Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
dihubungakan dengan persamaan ciri-ciri fisik
peserta didik dengan pewarisan sifat
B. Kegiatan Inti

Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mengerjakan LKPD 1.1.
Secara umum kegiatannya adalah sebagai berikut:
Stimulation
 -Mengkondisikan peserta didik untuk berpasangan.
 Membagikan LKPD 1.1 Observasi Karakteristik Fisik
Teman kepada peserta didik.
 Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD
1.1 dan memberi kesempatan peserta didik untuk
menyampaikan pertanyaan terkait kegiatan yang akan
mereka lakukan.
 Memfasilitasi peserta didik untuk mengobservasi
beberapa ciri/karakteristik manusia yang sudah
ditentukan di dalam LKPD, kemudian mencatat hasil
observasinya di dalam LKPD 1.1.
 Memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi terkait
dengan hasil observasi dan menjawab beberapa
pertanyaan dalam LKPD 1.1.
Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi
masalah dari hasil kegiatan observasi dikaitkan dengan
Problem Statement,
pewarisan sifat (misal: apakah sifatsifat yang diamati pada
tubuh teman ada kaitannya dengan sifat bawaan).
 Rumusan masalah yang ditetapkan ditulis agar peserta
didik dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi peserta didik untuk mencari informasi
apakah sifat-sifat yangdiamati dalam praktek bersifat
data collection,
bawaan atau dapat diwariskan kepada keturunan?
 Mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi
elemen dalam tubuh manusia yang berperan dalam
pewarisan sifat lalu mendiskusikannya (diskusi tentang
materi genetik).
 Memfasilitasi diskusi mengenai materi genetik (gen dan
kromosom, terutama gen) dan peranannya dalam
pewarisan sifat.

Sintak Model  Melakukan diskusi kelas mengenai struktur, jenis, dan


Pembelajaran 2 jumlah kromosom pada makhluk hidup berdasarkan video
yang telah disimak oleh peserta didik. Peserta didik dan
Data Processing
guru juga mengulas keberadaan gen di dalam kromosom
untuk menguatkan pemahaman gen dan kromosom
sebagai faktor yang berperan dalam pewarisan sifat.

Sintak Model
Pembelajaran 2  Memfasilitasi peserta didik untuk meninjau hasil diskusi
sebelumnya dengan buku pelajaran yang tersedia
Verification,
sehingga peserta didik dapat memverifikasi hasil
belajarnya. Guru dapat memotivasi peserta didik juga
untuk membaca literatur-literatur lain yang mudah
diperoleh.
Sintak Model
Pembelajaran 2  Memfasilitasi peserta didik untuk mengambil kesimpulan
dari kegiatan yang telah dilakukan selama 3 jam pelajaran
Generalization
mengenai pewarisan sifat.
( proses penalaran yang  Guru memberi stimulus atau pertanyaan-pertanyaan
membentuk kesimpulan
secara umum) pengarah agar peserta didik dapat menyusun kalimat
kesimpulannya secara mandiri, dengan benar dan tepat.

C. Kegiatan Penutup

 Tanya jawab
 Peserta didik mengerjakan soal-soal untuk mengukur
pencapaian IPK
 Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya

Pertemuan ke 2

ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan  Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta


(persiapan/orientasi) didik berdoa
 Memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pelajaran
 Mengecek kehadiran peserta didik
Apersepsi  Untuk meeroleh perhatian Peserta didik guru
mengajukan pertanyaan “ mengapa kita mirip
dengan orang tua kita”
Siswa diminta menjawab dengan bergantian. Siswa
juga diminta menghubungkan hal tersebut dengan
pewarisan sifat
 Guru mpmengingatkan peserta didik tentang materi
sebelumnya
Motivasi  Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
padahari ini

B. Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran 1  Meminta peserta didik untuk mengungkapkan materi
yang sudah dipahami dari pertemuan sebelumnya.
Engage
 Memfasilitasi peserta didik untuk mengungkapkan
wawasannya seputar pewarisan sifat (untuk mengetahui
apakah pengetahuannya tentang pewarisan sifat sudah
luas dan melampaui apa yang dipelajari sebelumnya)
 Memperkenalkan usaha mempelajari pewarisan sifat
yang dilakukan oleh Gregol Mendel dengan melakukan
persilangan pada tumbuhan kacang ercis. Sehingga
peserta didik dapat memahami hukum Mendel.
 Memfasilitasi pembelajaran untuk menghafal dan
memahami istilah istilah dalam pewarisan sifat.
Sintak Model
Pembelajaran 2  Menunjukkan cara melakukan persilangan 2 individu
dengan 1 sifat beda.
Explore
 Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan persilangan
secara mandiri/berkelompok (menggunakan LKPD 2)
agar memiliki pengalaman kongkrit dalam
mempraktekan persilangan sifat.
 Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan penalaran
terhadap persilangan yang dibuatnya, berdiskusi dan
berkomunikasi dengan teman serta guru sampai
memahami konsep persilangan 2 individu dengan 1 sifat
beda.
Sintak Model
Pembelajaran 2  Menunjukkan cara melakukan persilangan 2 individu
dengan 2 sifat beda.
 Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan persilangan
secara mandiri/berkelompok agar memiliki pengalaman
kongkrit dalam mempraktekan persilangan sifat.
 Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan penalaran
terhadap persilangan yang dibuatnya, berdiskusi dan
berkomunikasi dengan teman serta guru sampai
memahami konsep persilangan 2 individu dengan 2 sifat
beda
Sintak Model  Memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
Pembelajaran 3 pembelajaran mereka tentang penyilangan dengan 1 sifat
dan 2 sifat beda.
Explain
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mereka yang telah dibuat di atas kertas plano dan
memberikan penjelasan dengan kalimat mereka sendiri
sehingga guru dapat mengukur sejauh mana penguasaan
peserta didiknya terhadap materi yang telah dipelajari.
 Meluruskan konsep-konsep sekiranya menemukan
miskonsepsi pada penjelasan peserta didik, juga
memberikan penjelasan tambahan apabila ada yang
kurang sempurna dari paparan mereka.
Sintak Model
Pembelajaran 3  Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba ulang
persilangan dengan 1 sifat beda menggunakan beberapa
Elaboration
spesies yang berbeda untuk menguatkan konsep yang
dipahaminya. Dengan kegiatan ini peserta didik mencoba
pemahaman dan keterampilan yang telah dipelajari
sebelumnya pada situasi baru yang berbeda.
 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba ulang
persilangan dengan 2 sifat beda menggunakan beberapa
spesies yang berbeda untuk menguatkan konsep yang
dipahaminya.
 Memfasilitasi peserta didik untuk menyelesaikan
soal/permasalahan persilangan yang diberikan oleh guru
dengan membantunya melakukan pengumpulan
informasi dan berdiskusi.
Sintak Model
Pembelajaran 3  Memfasilitasi evaluasi belajar peserta didik dengan
memberi mereka soal-soal lisan atau tertulis terkait
Evaluation
materi yang telah dipelajari di pertemuan ini (Percobaan
dan hukum Mendel, istilah-istilah dalam pewarisan sifat,
dan penyilangan 2 individu dengan 1 dan 2 sifat beda.
C. Kegiatan Penutup
 Memberi penghargaan pada kelompok terbaik
 Konfirmasi materi
 Tanya jawab
 Peserta didik mengerjakan soal-soal untuk mengukur
pencapaian IPK
 Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya

Pertemuan ke 3
ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan  Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta


(persiapan/orientasi) didik berdoa
 Memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pelajaran
 Mengecek kehadiran peserta didik
Apersepsi  Untuk memperoleh perhatian Peserta didik guru
mengajukan pertanyaan “ mengapa kita mirip
dengan orang tua kita”
 Siswa diminta menjawab dengan bergantian. Siswa
juga diminta menghubungkan hal tersebut dengan
pewarisan sifat
 Guru mengingatkan peserta didik tentang materi
sebelumnya
Motivasi  Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
padahari ini

B. Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran 1  Menyajikan kepada peserta didik permasalahan
pertambahan populasi manusia yang tinggi yang
Mengorientasikan
ternyata diiringi dengan permintaan akan bahan
peserta didik pada
masalah  pangan yang semakin meningkat. Sajian masalah dapat
berupa tulisan dalam artikel atau video singkat.
 Memotivasi peserta didik untuk menyelami
permasalahan dengan sepenuh hati karena masalah
pangan tersebut erat dengan kehidupan
sehari-hari. Sehingga mendorong peserta didik untuk
berpikir dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
 Memotivasi peserta didik untuk berpikiran terbuka,
tidak malu bertanya, giat mencari informasi, berani
menyatakan ide. Guru juga menekankan ditahap awal ini
bahwa tidak ada 1 jawaban ‘mutlak benar’ untuk
menjawab permasalahan yang diajukan.
Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi pengelompokkan peserta didik ke dalam
beberapa grup yang setara jumlah anggotanya.
Mengorganisasikan
Usahakan agar ada pemerataan peserta didik yang
peserta didik untuk
belajar menonjol secara akademis di setiap kelompok.
 Memotivasi peserta didik agar berkolaborasi dengan
baik di dalam kelompok

Sintak Model
Pembelajaran 1  Memfasilitasi penelusuran informasi dan penyelidikan
secara mandiri maupun berkelompok, sehingga peserta
Membantu
didik tetap terarah dalam pencarian jawaban atas
penyelidikan
mandiri/kelompok permasalahan kebutuhan pangan yang semakin
tinggi dikaitkan dengan solusinya melalui ilmu
pewarisan sifat.
 Memfasilitasi teradinya diskusi, baik antar siswa di
dalam kelompok maupun antara guru dan siswa
mengenai informasi yang ditemukan.
 Dengan diskusi tersebut guru mengarahkan agar peserta
didik dapat menciptakan/membangun ide sendiri.
Sintak Model  Memfasilitasi peserta didik untuk menyusun bahan
Pembelajaran 2 presentasi sebagai bentuk laporan kelompok (hasil
pencarian jawaban permasalahan yang diajukan).
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya  Guru memberi arahan agar isi presentasi disajikan
secara sistematis dengan terlebih dulu mengungkap
kembali permasalahan yang ingin diselesaikan. Lalu
secara berurutan peserta didik mengajukan gagasannya
secara ilmiah tentang bagaimana ilmu pewarisan sifat
dapat mejawab kebutuhan pangan manusia yang
semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi yang
meninggi.
 Memfasilitasi suatu bentuk presentasi, seperti bentuk
window shopping atau presentasi klasikal di depan kelas.
Guru juga men-setting kegiatan presentasi agar tercipta
kegiatan tanya jawab yang interaktif.
Sintak Model
Pembelajaran 2  Memfasilitasi analisis dan evaluasi terhadap solusi yang
dihasilkan oleh peserta didik. Guru merangkum gagasan-
Analisis dan evaluasi
gagasan peserta didik yang
proses pemecahan
masalah merupakan hasil penyelidikan mereka lalu
menganalisisnya melalui diskusi interaktif. Dengan
kegiatan ini peserta didik dilatih untuk menguatkan
argumentasi. Sesi ini juga bermanfaat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat terjawab
tuntas ketika sesi presentasi sebelumnya. Guru juga
sekaligus mengevaluasi konsep dan cara berpikir
peserta didik untuk dikuatkan jika benar, ditambah bila
kekurangan, dan diluruskan jika ada kesalahan.
 Memfasilitasi latihan soal-soal pewarisan sifat yang
menguji keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti
menyimpulkan fenotip dari kasus-kasus persilangan.
C. Kegiatan Penutup

 Memberi penghargaan pada kelompok terbaik


 Konfirmasi materi
 Tanya jawab
 Peserta didik mengerjakan soal-soal untuk mengukur
pencapaian IPK
 Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
I. Penilaian
a. Teknik dan Bentuk Penilaian

Tehnik Bentuk Instrumen

Sikap Lembar pengamatan sikap


Pengetahuan Tes Tertulis / Pertanyaan-pertanyaan / Quiz
Keterampilan Rubrik

b. Instrumen Penilaian
1) Lembar Pengamatan Sikap
Nama : ___________________________

Kelas : ___________________________

Semester : ___________________________

No Aspek yang dinilai Ya Tidak

1 Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian

2 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami

3 Membuat catatan

4 Aktif dalam diskusi kelompok

5 Memberi tanggapan dengan baik dan benar


6 Mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan baik
Jumlah skor

Pedoman penilaian :

Pilihan “ya” mendapat skor 1, dan pilihan “tidak” skor 0

2) Quiz
1. Apa yang dimaksud dengan gen?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi eksperisi gen !
3. Apa yang dimaksud dengan kromosomi!
4. Sebutkan sifat-sifat kromosom!
5. Apa yang dimaksud dengan alel!
Rubrik penilaian soal uraian

NO Uraian Skor
1 Jika jawaban benar dan lengkap 20
2 Jika jawaban benar dan lengkap 20
3 Jika jawaban benar dan lengkap 20
4 Jika jawaban benar dan lengkap 20
5 Jika jawaban benar dan lengkap 20

Soal HOTS.

1. Disilangkan tanaman ercis berbuji bulat berkulit hijau (BBHh)dengan tanaman


ercis berbiji bulat dan berkulit biji putih (BBhh). Persentase tanaman yang
berfenotif biji bulat dan berbiji putih pada persilangan tersebut adalah...
a. 10 %
b. 12 %
c. 50 %
d. 75 %
1. Kunci Pedoman Penskoran

NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL

1 B 2

2. Pemuliaan tanaman bertujuan untuk menyiapkan bibit tanaman unggul. Apa


saja tujuan dari penyiapan bibit tanaman unggul ?
Kunci Pedoman Penskoran

NO
URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR
SOAL
Bila jawab 1 5
Bila jawab 2 10
Jawaban benar dan lengkap 15
Tidak dijawab 0

3) Rubrik Penilaian Keterampilan


Kriteria Skor Indikator

Persiapan 3 Pemilihan alat dan bahan tepat


(Skor Maksimal 3)
2 Pemilihan alat atau bahan tepat

1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat

0 Tidak menyiapkan alat dan bahan

Pelaksanaan 3 Merangkai alat tepat dan rapi


(skor maksimal = 7)
2 Merangkai alat tepat atau rapi

1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi

0 Tidak membuat rangkaian alat

2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat

1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat

0 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat

2 Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan

1 Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan

0 Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan

Hasil 3 Mencatatan dan mengolah data dengan tepat


(Skor Maksimal = 6)
2 Mencatatan atau mengolah data dengan tepat

1 Mencatatan dan mengolah data dengan tidak tepat

0 Tidak mencatatan dan mengolah data dengan tepat

3 Kesimpulan tepat

2 Kesimpulan kurang tepat

1 Kesimpulan tidak tepat

0 Tidak membuat kesimpulan

Laporan 3 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan dan isi laporan


(Skor Maksimal = 3) 2 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan atau isi laporan

1 Sistematika tidak sesuai dengan kaidah penulisan atau isi


laporan

0 Tidak membuat laporan

c. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1) Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) setelah melakukan tes sumatif, maka akan diberikan pembelajaran
tambahan sebagai remedial terhadap IPK yang belum tuntas dengan teknik :

 Belum tuntas secara klasikal : Pembelajaran ulang (2 JP)


 Belum tuntas secara individual : Belajar kelompok atau tutorial sebaya

Kemudian diberikan tes kembali dengan ketentuan :

 Soal yang diberikan berbeda dengan soal sebelumnya namun setara


 Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir dengan nilai
maksimal setara KKM
CONTOH PENILAIAN PROGRAM REMIDIAL

Sekolah : SMP Negeri 9 Lubuklinggau


Kelas/Semester : IX / 1
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Ulangan Harian Ke :5
Tanggal Ulangan Harian : 8 November 2019
Bentuk Ulangan Harian : Quiz
Materi Ulangan Harian : Pewarisan Sifat
KKM : 70

Nama Nilai Nilai Nilai Ket


No
Peserta Didik Ulangan remedial Akhir

b.. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah melampaui
nilai KKM. Kemudian guru memberikan materi pengayaan berupa penajaman
pemahaman dan ketrampilan memecahkan soal yang lebih kompleks.

J. Bahan Ajar

PEWARISAN SIFAT

1. Gen dan Kromosom

Gen adalah unit dasar hereditas (pewarisan sifat) pada suatu organisme hidup. Gen tersimpan
dalam kedudukan tertentu di kromosom. Gen ini secara fisik adalah kode dalam material
genetik organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus.
Dalam DNA tersebut, gen merupakan daerah urutan basa nukleotida baik yang menkode suatu
informasi genetik (ekson) dan juga daerah yang tidak mengkode informasi genetik (intron).
Ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal organisme. Hasil ekspresi
gen penting untuk pembentukan suatu protein yang fungsinya diperlukan di tingkat sel,
jaringan, organ atau organisme secara keseluruhan. Seperti disebutkan sebelumnya, gen
terletak di sebuah struktur bernama kromosom. Dengan arti lain kromosom adalah suatu
struktur makromolekul yang tersusun dari DNA dan molekul lain di mana informasi genetik
tersimpan sel. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer dan lengan kromosom.

Sentromer adalah pusat kromosom berbentuk bulat. Lengan kromosom (arm) merupakan
bagian yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Sifat-sifat
kromosom adalah: (a) Hanya terlihat pada waktu sel membelah; (b) Mempunyai ukuran
panjang antara 0,2 – 40 m (mikron); (c) Kromosom pada sel prokariotik hanya
memiliki satu kromosom dan tidak terletak di dalam inti sel; (d) Kromosom sel eukariotik,
jumlahnya bervariasimenurut jenis organisme dan terdapat di dalam nukleus; (e) Umumnya
memiliki susunan kimia yang terdiri dari protein, DNA, dan RNA; (f) Protein terdiri dari histon
dan nonhiston; (g) Memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.

Gambar 3. Hubungan DNA dengan Kromosom

Sumber : Campbell, et al 2006

Kromosom dapat dianalogikan (diibaratkan) dengan untaian manik-manik dengan komponen


manik-maniknya sebagai gen. Untaian manik-manik yang serupa dapat menjadi pasangannya
yang homolog (Tabel 1). Gen-gen pada posisi (lokus) yang sama di sepasang kromosom yang
homolog menentukan sifat makhluk hidup. Gen yang dominan (diberi simbol dengan huruf
kapital) selalu muncul sebagai sifat yang nampak. Gen yang resesif (diberi simbol dengan
huruf kecil) hanya bisa muncul sebagai sifat yang nampak bila berpasangan dengan gen yang
resesif lagi. Jadi, genotip AA atau Aa akan muncul sebagai fenotip A. Sedangkan gen a hanya
akan muncul sebagai fenotip a bila genotipnya aa. Organisme yang mempunyai dua gen yang
sama pada satu lokus (AA atau aa) disebut homozigot, sedangkan yang mempunyai pasangan
gen alternatif (Aa) disebut heterozigot. Gen alternatif (A atau a) disebut alel.

Alel adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk-bentuk alternatif sebuah gen yang dapat
berada pada satu lokus. Sebuah alel adalah salah satu bentuk varian gen pada lokus tertentu,
atau lokasi, pada suatu kromosom. Alel berbeda menghasilkan variasi dalam pewarisan sifat
seperti warna rambut, warna mata atau golongan darah.

DNA adalah suatu molekul kimia kompleks yang dibangun dari empat jenis komponen yang
berbeda yang dinamakan dengan nukleotida. DNA (deoxyribonucleic acid, atau asam
deoksiribonukleat) memiliki bentuk berupa rantai ganda yang berpilin (double helix). DNA
merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup sebab DNA-lah yang
membawa seluruh informasi dari makhluk hidup untuk diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Informasi yang dimiliki gen diwariskan dalam bentuk urutan nukelotida
spesifik masing-masing gen. Komponen DNA yang bernama molekul nukleotida terbentuk dari
gula ribosa/deoksiribosa, basa nitrogen, dan gugus phospat (gambar 4). Basa
nitrogen terdiri atas purin (terdiri atas Adenin dan Guanin) dan Pirimidin (terdiri atas Sitosin
dan Timin). Adenin (A) selalu berpasangan dengan Timin sebuah tangga dimana anak
tangganya adalah susunan basa nitrogen (A – T dan C – G) dan kedua ibutangganya adalah gula
ribose/deoksiribosa. DNA pertama kali dimodelkan pada tahun 1953 oleh James D. Watson
dari Amerika Serikat dan Francis Crick dari Inggris, seperti terlihat pada gambar 4 di bawah.

Gambar 4. Nukleotida

Sumber: Campbel, et al, 2009

DNA mempunyai fungsi sebagai berikut: (a) Menyampaikan informasi genetik kepada generasi
berikutnya, karena DNA mampu melakukan proses replikasi; (b) sebagai cetakan (template)
untuk kode asam amino pada DNA/kodon; (c) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sel.

3. RNA

RNA merupakan senyawa genetik seperti DNA, namun ukurannya jauh lebih pendek daripada
DNA. RNA hanya terdiri dari satu rantai. Gula pentosa yang menyusun RNA adalah gula ribosa.
Basa nitrogen yang menyusun RNA adalah purin (yang terdiri dari adenin dan guanin) dan
pirimidin (yang terdiri dari sitosin dan urasil). RNA dibentuk oleh DNA di dalam inti sel.

Gambar 5. Nukleotida RNA

Sumber: Campbel et al.,2004


4. Hukum Mendel

Johann Gregor Mendel (dikenal sebagai Mendel) lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil
Heinzendorf di Silesia, Austria. Mendel adalah orang yang sampai kini dianggap sebagai
peletak dasar ilmu genetika. Semasa hidupnya, beliau senang melakukan percobaan di
kebunnya untuk menyelidiki bagaimana sifatsifat tanaman induk diturunkan kepada
keturunannya. Hasil percobaannya diumumkan pada tahun 1865, dan sejak tahun itu ilmu
tentang keturunan tumbuh dengan teori-teori yang lebih ilmiah.

Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya
tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat
dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar.

Gambar 6. Proses Penyilangan

Sumber: Campbell, et al. 2009


Kesuksesan penelitian Mendel disebabkan prosedur Mendel yang digunakannya lebih
cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan orang lain kala itu. Mendel sangat
memperhitungkan sifat atau karakter dari keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai
satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai
macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu, tidak memusatkan perhatian
pada tumbuhan secara keseluruhan. Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa,
kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka..
Dari berbagai hasil penelitiannya, Mendell mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian
dia teliti seperti yang

ditunjukan dalam tabel 3 berikut ini.

Tabel 5. Hasil penyilangan yang dilakukan oleh Mendel

Mendel menyilangkan tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung
sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya. Mendel
mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa
pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun ternyata, semua
keturunan generasi pertama berukuran tinggi.

Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi
pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga
perempat berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya
hilang muncul kembali. Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap
kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan
muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. Dari percobaan tersebut,
Mendell melahirkan hukum mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel.
Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel.

2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.

a. Hukum Mendel Pertama

Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap
ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan dan satu dari sel betina.
Kedua informasi ini (kelak disebut pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri- ciri
yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama yaitu
Hukum Segregasi Bebas. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alel itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari alelnya.

Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan
sedangkan lainnya resesif. Induk galur murni dengan ciri dominan mempunyai sepasang gen
dominan (PP) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (P) kepada keturunannya. Induk
galur murni dengan ciri yang resesif mempunyai sepasang gen resesif (pp) dan dapat memberi
hanya satu gen resesif (p) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima
satu gen dominan dan satu gen resesif (Pp) dan menunjukkan ciriciri gen dominan. Bila
keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan
dan betina masing-masing dapat

mengandung satu gen dominan (P) atau gen resesif (p). Oleh karenanya, adaempat kombinasi
yang mungkin: PP, Pp, pP dan pp. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan
dengan sifat dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan
sifat resesif.

a. Hukum Mendel Kedua

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih
sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat
yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal
ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan seperti tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Hasil tersebut diperoleh setelah Mendel meneliti
dua ciri sekaligus, yakni bentuk biji (bulat atau keriput) dan warna biji (kuning atau hijau). Dia
menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna
kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri
terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi
pertama mempunyai benih kuning bulat. Gambar 2.6 menunjukkan bahwa ada 16 kombinasi
gen pada keturunan ke dua (F2). Dari 16 kombinasi ini, bulat kuning ada 9, bulat hijau ada 3,
kisut kuning ada 3, dan kisut hijau ada 1.
Dengan demikian perbandingan kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau adalah 9 : 3 : 3 :
1. Eksperimen Mendel (gambar 7) menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-
sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam
keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik
selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi
oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri resesif itu
akan muncul lagi.

Gambar 7. Persilangan Dihibrid

Sumber: Campbell, et al. 2009

2. Manfaat Pewarisan Sifat Bagi Kehidupan

a. Teknologi Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika sebenarnya dapat dilakukan secara tradisional, yaitu yang telah dilakukan
oleh para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan tanaman. Misalnya melalui tahap
penyilangan dan seleksi tanaman, dengan tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat,
dan lebih tahan terhadap penyakit. Upaya pemuliaan tanaman (agar memiliki sifat-sifat
unggul) tersebut mungkin sudah berlangsung selama ribuan tahun yang lalu. Para petani dan
para pemulia tanaman berhasil memuliakan tanaman padi, jagung, tebu, dan tanaman lain
sehingga tanaman- tanaman tersebut mempunyai daya hasil tinggi dan memiliki kualitas
panen yang lebih baik. Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat unggul dan menghilangkan
sifat-sifat yang tidak diinginkan. Sifat-sifat unggul yang dicari seperti rasa yang enak, cepat
berbuah/panen, tidak mudah busuk, mempunyai ketahanan terhadap cekaman lingkungan
atau tahan hama, kualitas nutrisi tinggi, dan sebagainya. Dengan demikian rekayasa genetika
merupakan kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Akan tetapi masyarakat ilmiah
sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit untuk rekayasa genetika, yaitu
penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari
bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh- tumbuhan. Bidang
kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara
itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan
bidang masing-masing. Tidak seperti halnya pemuliaan tanaman secara tradisional yang
menggabungkan seluruh komponen materi genetika dari dua tanaman yang disilangkan,
rekayasa genetika memungkinkan pemindahan satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari
satu tanaman ke tanaman lain. Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan
materi genetika dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol
dalam waktu yang lebih singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil
dikembangkan tanaman yang tahan terhadap hama, memiliki kandungan protein tinggi,
memiliki penampakan fisik/fenotip yang menarik (warna dan bentuk bunga yang indah), dan
sifat-sifat lain yang penting untuk perdagangan. Rekayasa genetika bermain pada tingkat
molekuler khususnya DNA.

Beberapa tahapan yang digunakan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi
DNA, perbanyakan DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan kloning
gen.

b. Isolasi DNA

Isolasi DNA berarti mengambil DNA dan memisahkannya dari sel. Untuk apa isolasi DNA
dilakukan? Belakangan ini kita sering mendengar kata DNA di berbagai media, baik cetak
maupun elektronik. Setelah terjadinya peristiwa kebakaran ataupun pembunuhan maka
biasanya tim penyelidik dari kepolisian akan mengirimkan sampel untuk analisa DNA yang
dikenal dengan istilah uji sidik DNA. Seperti yang telah dibahas, DNA terletak di dalam
kromosom. Pola DNA penyusun kromosom inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit
dan sifat-sifat khusus yang berbeda antara satu individu dengan lainnya. Karena perbedaan
DNA yang dimiliki oleh seseorang inilah, maka metode sidik DNA menjadi salah satu alat
pembuktian yang cukup handal. Namun karena letaknya ada didalam sel maka untuk
mendapatkan DNA diperlukan tahap-tahap khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium
tertentu. DNA dapat diisolasi dari semua bagian tubuh misalnya dari daging, darah, sperma,
ginjal, jantung, hati, dan lainlain. Begitu pun untuk tanaman, DNA dapat diambil dari semua
bagian. DNA juga bisa diperoleh dari spesimen yang berumur ratusan tahun atau fosil.

Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik pemurnian DNA secara biokimia dilakukan
dengan merusak dinding sel yang telah dilarutkan dalam larutan penyangga tertentu dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen. Dengan terbukanya lapisan sel maka DNA dapat
dikeluarkan dan diendapkan dengan penambahan alkohol.
c. Manipulasi DNA

DNA dimanipulasi untuk bisa memberikan ekspresi yang berbeda-beda dari sebelum
dimanipulasi. Dalam proses manipulasi tersebut biasanya dikenali struktur-struktur dalam
DNA sehingga tahu lokasi untuk memotong dan menyambungkan DNA. Untuk memanipulasi
DNA, diperlukan beberapa perangkat penting meliputi “gunting” untuk memotong molekul
DNA, “lem/perekat” untuk menggabungkan molekul DNA, dan “gergaji” untuk membelah
molekul DNA. Pada proses pemotongan molekul DNA, “gunting” yang dimaksud bukanlah
gunting yang biasa kita pakai untuk memotong sesuatu, tetapi merupakan suatu enzim yang
dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Enzim ini dikenal dengan nama enzim restriksi.

d. Perbanyakan DNA

Perbanyakan DNA dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) yang
merupakan suatu reaksi enzimatis untuk melipatgandakan suatu urutan nukleotida tertentu
secara in vitro. Melalui metode PCR ini, akan diperoleh pelipatgandaan suatu fragmen DNA
sebesar 200.000 kali melalui 20 siklus selama 220 menit.

e. DNA rekombinan

DNA rekombinan adalah DNA yang merupakan hasil dari penggabungan(rekombinasi) dari
dua atau lebih untaian DNA. DNA yang digabungkan adalah DNA yang secara alami tidak
tergabung. Secara alami, proses rekombinasi dapat terjadi sehingga memungkinkan suatu gen
dapat berpindah dari satu organisme ke organisme lain. Peristiwa tersebutbiasanya terjadi
diantara organisme yang memiliki kekerabatan yang dekat. Dengan kemajuan teknologi
molekuler, perpindahan gen dapat terjadi meskipun antara organisme yang tidak memiliki
hubungan kekerabatan. Misalnya gen manusia yang dipindahkan ke bakteri atau ke hewan
seperti babi. Teknik penggabungan molekul DNA tersebut dikenal sebagai teknik DNA
rekombinan. Penggunaan teknik DNA rekombinan untuk diagnosis penyakit dengan
memanfaatkan sifat polimorfisme DNA. Seperti diketahui bahwa polimorfisme dalam genom
berfungsi sebagai dasar bagi penggunaan

teknik DNA rekombinan dalam diagnostik penyakit. Polimorfisme adalah variasi dalam urutan
DNA. Dalam genom manusia terdapat jutaan polimorfisme yang berlainan. Yang pertama kali
diidentifikasi adalah mutasi titik, substitusi (penggantian) satu basa oleh basa lain. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa delesi (penghilangan) dan insersi

(penyisipan) juga bertanggung jawab atas variasi dalam urutan DNA.

f. Teknologi Kloning
Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan dari satu gen tunggal,
kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone) berasal dari kata Yunani yang berarti
ranting. Jaringan-jaringan non reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan individu.
Secara alami, seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang yang mampu
berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman baru dari tuber
(umbi). Dalam hal ini, kentang bisa dikatakan

mengalami proses kloning. Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia.
Kultur jaringan atau mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan

tanaman dengan menempatkan sejumlah kecil sel yang berasal dari tanaman induk yang
kemudian ditumbuhkan dalam medium kaya nutrien yang mengandung hormon
pertumbuhan. Kloning individu pada hewan dapat terjadi melalui campur tangan manusia di
laboratorium. Contoh yang paling terkenal adalah domba Dolly yang lahir di Inggris pada
tahun 1996 melalui teknik transfer sel. Adapun proses kloning domba Dolly adalah sebagai
berikut:

1. Sebuah sel telur yang berasal dari ovarium domba betina dewasa dipindahkan dan
nukleusnya diambil.

2. Dengan menggunakan teknik micro-surgical, sel telur yang tidak mengandung nukleus
difusikan dengan DNA yang berasal dari sel tubuh seekor domba donor.

3. Sebelum pembelahan sel mengarah ke tahap spesialisasi, embrio ditanamkan ke rahim


domba betina lain. Hasilnya adalah "Dolly”, yang secara genetik identik dengan domba donor.

Tahapan proses kloning DNA adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan DNA target.
Kemudian dengan menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA sehingga diperoleh
fragmen DNA target. Selanjutnya DNA target disisipkan pada plasmid dan ditransformasikan
ke dalam sel inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang mengandung DNA rekombinan dan
ada pula bakteri yang tidak mengalami proses transformasi. Untuk membedakannya,
digunakan medium selektif yang mengandung antibiotik. Bakteri yang mengandung DNA
rekombinan mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup
dalam medium selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara kloning
sehingga diperoleh klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa digunakan dalam berbagai
bidang seperti untuk menemukan gen yang resisten hama, gen yang bisa membuat bakteri
membersihkan toksik, gen untuk menghasilkan hormon, dan lain-lain.

Mengetahui , Lubuklinggau, 7 November 2019

Kepala SMP Negeri 9 Lubuklinggau

Guru Mata Pelajaran IPA

NURAINUN, S.Pd,M.Pd

NIP. 19711008 199703 2 004 Lampiran 3: LKPD


Lembar Kerja Peserta Didik
Berikut ini tiga buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan dalam aktivitas
pembelajaran, yaitu:

1) LKPD 1. Observasi Sifat Fisik Teman;

2) LKPD 2. Persilangan dengan Satu Sifat Beda

3) LKPD 3. Persilangan dengan Dua Sifat Beda.

LKPD 1. Observasi Sifat Fisik Teman


Tujuan: Memahami variasi sifat fisik manusia yang bsia diwariskan

Alat Bahan

1. Lembar observasi

2. Alat tulis

Cara Kerja

1. Duduklah berpasangan dengan seorang temanmu

2. Secara bergiliran amati ciri-ciri fisik temanmu pada aspek warna kulit, lesung pipit, lidah,
ibu jari, tinggi badan, dan golongan darah

3. Catat hasil pengamatanmu di lembar observasi yang disediakan

Hasil Pengamatan

Lembar Observasi Sifat Fisik Teman

No Sifat yang Diamati Siswa 1 Siswa 2


(Nama) (Nama)
1 Warna kulit (hitam/putih/coklat)
2 Lesung pipit (ada/tidak)
3 Lidah (bisa digulung/tidak dapat
digulung)
4 Ibu jari (dapat dilengkungkan/tidak
dapat
dilengkungkan)
5 Tinggi badan (tinggi/pendek)*
6 Golongan darah (O/AB/A/B)
7 Cuping telinga
(menempel/menggantung)
*keterangan: tinggi badan dibandingkan dengan saudara kandung

Pertanyaan

Berdasarkan hasil pengamatanmu, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Dari 7 ciri fisik yang diamati oleh temanmu, apakah ada yang baru kamu ketahui dari
kegiatan ini?

2. Dari 7 ciri fisik yang diamati, ada berapa yang memiliki kesamaan dengan ciri orang tuamu?

LKPD 2. Persilangan dengan Satu Sifat Beda

Tujuan

1. Memahami istilah-istilah dalam persilangan proses pewarisan sifat

2. Memahami cara persilangan 2 individu dengan 1 sifat beda

Cara Kerja

1. Kerjakanlah persilangan yang terdapat di LKPD ini di kertas plano

2. Jawablah dengan benar pertanyaan yang disediakan.

Soal Persilangan

Dilakukan persilangan antara bunga Mirabilis jalapa merah dengan Mirabilis jalapa putih.

P1 : Merah (MM) >< putih (mm)

Tuliskanlah langkah-langkah persilangan sampai dihasilkan F2.

1. Tentukan rasio genotip yang terbentuk pada F2.

2. Tentukan rasio fenotip yang terbentuk pada F2.

Pertanyaan
1. Apakah yang kamu ketahui sebenarnya dari MM/Mm/mm ?

2. Apakah perbedaan antara MM dengan M (atau Mm dengan M/m) ?

3. Jelaskan arti dari P1, P2, F1, dan F2!

4. Jelaskanlah perbedaan fenotip dan genotip menggunakan kalimatmu sendiri.

5. Mengapa dalam pewarisan sifat perlu diketahui sifat dominan dan resesif?

LKPD 3. Persilangan dengan Dua Sifat Beda

Tujuan

1. Memahami istilah-istilah dalam persilangan proses pewarisan sifat

2. Memahami cara persilangan 2 individu dengan 2 sifat beda

Cara Kerja

1. Kerjakanlah persilangan yang terdapat di LKPD ini di kertas plano

2. Jawablah dengan benar pertanyaan yang disediakan.

Soal Persilangan

Dilakukan persilangan antara kelinci rambut hitam kasar dengan kelinci rambut putih halus.
Rambut hitam dominan terhadap rambut putih, rambut kasa dominan terhadap rambut halus.

P1 : HHRR >< hhrr

Tuliskanlah langkah-langkah persilangan sampai dihasilkan F2.

1. Tentukan rasio genotip yang terbentuk pada F2.

2. Tentukan rasio fenotip yang terbentuk pada F2.

Lampiran 4 :
Lampiran 4 : Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian

Kisi-Kisi Penulisan Soal

Materi Indikator Soal Nomor


No. Kompetensi Dasar IPK Level Bentuk Soal
Pokok Soal

1 2 3 4 5 6 7

3.3 Menerapkan 3.3.7. Menjelaskan Pewarisan Disajikan kasus C4 PG 1


konsep pewarisan cara persilangan sifat persilangan dua individu
sifat dalam sifat antara 2 dengan dua sifat beda,
pemuliaan dan individu dengan 2 peserta didik dapat
menganalisis
kelangsungan sifat beda
perbandingan hasilnya
makhluk hidup
3.3.7. Menjelaskan Pewarisan Di sajikan data C4 Esay 2
cara sifat persilangan dua individu
persilangansifat dengan dua sifat beda,
antara 2 individu peserta didik dapat
menganalisis
dengan2 sifat beda
perbandingan hasil
Lampiran 5 : Soal, kunci, dan pedoman penskoran

Soal HOTS.

2. Disilangkan tanaman ercis berbuji bulat berkulit hijau (BBHh)dengan tanaman ercis
berbiji bulat dan berkulit biji putih (BBhh). Persentase tanaman yang berfenotif biji
bulat dan berbiji putih pada persilangan tersebut adalah...
a. 10 %
b. 12 %
c. 50 %
d. 75 %
3. Kunci Pedoman Penskoran

NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL

1 B 2

3. Pemuliaan tanaman bertujuan untuk menyiapkan bibit tanaman unggul. Apa saja
tujuan dari penyiapan bibit tanaman unggul ?
Kunci Pedoman Penskoran

NO
URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR
SOAL
Bila jawab 1 5
Bila jawab 2 10
Jawaban benar dan lengkap 15
Tidak dijawab 0
Lampiran 6 : Lembar penilaian diri siswa

Penilaian Pengetahuan

Skor yang
No Nama Peserta Didik Nilai Keterangan
diperoleh
1 Adellia Sarmadani Saira 60 60
2 Agustin Nila. A 85 85
3 Ahmad Ramadhani 60 60
4 Ahmad Sobri Santoso 70 70
5 Ahmad Sukri Fadholi 60 60
6 Alam 85 85
7 Derry Yudha Pratama 70 70
8 Dewi Yulianty 60 60
9 Diah Pramita 60 60
10 Dora Nurvaifty 85 85
11 Heru Chayo Imanuel 60 60
12 Intan 85 85
13 Madina Silviana 85 85
14 M. Christian Maldini.IR 85 85
15 M.Faizal 85 85
16 Okta Suci Ramadhani 85 85
17 Pranata Aditya Kusuma 85 85
18 Putri Tsaniyah Zani 85 85
19 Reva Dian Sasmita 60 60
20 Ridho Putra 70 70
21 Rido Adi Pratama 60 60
22 Reno 85 85
23 Sandi Hidayatula 35 35
24 Savira Guma 70 70
25 Septa Audia 70 70
26 Sri Agustina 60 60
27 Tasya Syabibilla 75 75
28 Tera Ristivani 100 100
29 Thio Nata Wijaya 85 85
30 Vicar Wardana Tanci 60 60
31 M.Alfarizi 65 65
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : IX (Sembilan)
Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan dan
kelangsungan makhluk hidup
Indikator Penilaian : 3.3.5. Menjelaskan istilah-istilah dalam pewarisan sifat

1.3.6. Menjelaskan cara persilangan sifat antara 2 individu dengan


1 sifat beda

No Nama Peserta Didik Kerjasama Disiplin Toleransi Nilai

1 Adellia Sarmadani Saira 5 1 2 3


2 Agustin Nila. A 4 1 3 3
3 Ahmad Ramadhani 5 1 4 3
4 Ahmad Sobri Santoso 3 1 2 2
5 Ahmad Sukri Fadholi 5 1 1 2
6 Alam 4 2 3 3
7 Derry Yudha Pratama 2 2 1 2
8 Dewi Yulianty 1 2 1 1
9 Diah Pramita 4 1 3 3
10 Dora Nurvaifty 5 1 1 2
11 Heru Chayo Imanuel 5 1 2 3
12 Intan 4 1 3 3
13 Madina Silviana 4 2 3 3
14 M. Christian Maldini.IR 4 2 2 3
15 M.Faizal 3 1 1 2
16 Okta Suci Ramadhani 2 1 3 2
17 Pranata Aditya Kusuma 4 1 2 2
18 Putri Tsaniyah Zani 2 1 4 2
19 Reva Dian Sasmita 4 1 5 3
20 Ridho Putra 1 2 3 2
21 Rido Adi Pratama 5 3 3 4
22 Reno 5 1 3 3
23 Sandi Hidayatula 4 1 3 3
24 Savira Guma 5 1 5 4
25 Septa Audia 5 1 5 4
26 Sri Agustina 5 1 5 4
27 Tasya Syabibilla 4 1 5 3
28 Tera Ristivani 4 1 5 3
29 Thio Nata Wijaya 4 1 5 3
30 Vicar Wardana Tanci 4 1 5 3
31 M.Alfarizi 4 1 5 3

𝒔𝒌𝒐𝒓𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Penilaian: 𝟏𝟓
× 𝟏𝟎𝟎

RUBRIK PENILAIAN :

KERJASAMA
1. Bertanya saat proses penyelesaian masalah dalam kelompok
2. Menjawab pertanyaan saat proses penyelesaian masalahdalam kelompok
3. Bersedia diberi tugas dalam kelompoknya
4. Kerjasama saat pengumpulan data dalam kelompok
5. Kerjasama saat penarikan kesimpulan dalam kelompok

DISIPLIN
1. Sudah siap saat pelajaran akan dimulai
2. Membawa peralatanyang diperlukan dalam pembelajaran
3. Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
4. Mentaati aturan kelas dan aturan guru dalam proses pembelajaran
5. Melaksanakan tugas yang dibebankan dalam kelompoknya

TOLERANSI
1. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
2. Dapat menerima kekurangan orang lain
3. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
4. Dapat memaafkan orang lain
5. Terbuka terhadap keyakinan dan gagasan orang lain

KRITERIA PENSKORAN
 5 : jika semua deskriptor terpenuhi
 4 : jika hanya 4 deskriptor terpenuhi
 3 : jika hanya 3 deskriptor terpenuhi
 2 : jika hanya 2 deskriptor terpenuhi
 1 : jika hanya 1 deskriptor terpenuhi
 0 : jika tidak ada deskriptor terpenuhi
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis (Keterampilan Berpikir)


b. Bentuk Instrumen Penilaian : Rubrik Penskoran

No. Ketelitian Menguasai


Jawaban
Dalam Konsep Total
Nama Peserta Didik Sistematik Nilai
Menghitung Yang Ada Skor
0–4 0–4 0–4
1. Adellia Sarmadani Saira 3 3 3 9 75
2. Agustin Nila. A 3 2 4 9 75
3. Ahmad Ramadhani 3 3 3 9 75
4. Ahmad Sobri Santoso 4 3 3 10 83
5. Ahmad Sukri Fadholi 4 3 3 10 83
6 Alam 4 3 4 11 92
7 Derry Yudha Pratama 4 3 3 10 83
8 Dewi Yulianty 4 3 4 11 92
9 Diah Pramita 3 3 3 9 75
10 Dora Nurvaifty 2 4 4 10 83
11 Heru Chayo Imanuel 3 4 3 10 83
12 Intan 3 4 3 10 83
13 Madina Silviana 3 4 3 10 83
14 M. Christian Maldini.IR 3 4 3 10 83
15 M.Faizal 4 4 3 11 92
16 Okta Suci Ramadhani 3 2 4 9 75
17 Pranata Aditya Kusuma 4 3 4 11 92
18 Putri Tsaniyah Zani 3 4 4 11 92
19 Reva Dian Sasmita 3 3 3 9 75
20 Ridho Putra 3 2 3 8 67
21 Rido Adi Pratama 3 2 3 8 67
22 Reno 4 4 3 11 92
23 Sandi Hidayatula 3 4 3 10 83
24 Savira Guma 4 3 3 10 83
25 Septa Audia 4 4 3 11 92
26 Sri Agustina 3 4 4 11 92
27 Tasya Syabibilla 4 4 3 11 92
28 Tera Ristivani 4 3 4 11 92
29 Thio Nata Wijaya 4 4 2 10 83
30 Vicar Wardana Tanci 3 3 3 9 75
31 M.Alfarizi 3 3 3 9 75
Rubrik Penskoran

No. Aspek Skor Indikator


4 Sangat sistematik jawabannya dalam
proses menyelesaikan soal
3 Sistematik jawabannya dalam proses
menyelesaikan soal
2 Cukup sistematik jawabannya dalam
1 Jawaban Sistematik
proses menyelesaikan soal
1 Kurang sistematik jawabannya dalam
proses menyelesaikan soal
0 Tidak sistematik jawabannya dalam proses
menyelesaikan soal
4 Sangat teliti dalam menghitung pada proses
menyelesaikan soal
3 Teliti dalam menghitung pada proses
menyelesaikan soal
2 Cukuptelitidalammenghitungpada proses
2 Ketelitian Dalam Menghitung
menyelesaikansoal
1 Kurang teliti dalam menghitung pada
proses menyelesaikan soal
0 Tidak teliti dalam menghitung pada proses
menyelesaikan soal
4 Sangat menguasai konsep yang ada untuk
menyelesaikan soal
3 Menguasai konsep yang ada untuk
menyelesaikan soal
2 Cukup menguasai konsep yang ada untuk
3 Menguasai Konsep Yang Ada
menyelesaikan soal
1 Kurang menguasai konsep yang ada untuk
menyelesaikan soal
0 Tidak menguasai konsep yang ada untuk
menyelesaikan soal

Anda mungkin juga menyukai