DI Susun Oleh:
EDI GUNAWAN, S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN BEST PRACTICE
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP) BERBASIS
ZONASI
Pembimbing, Penulis,
Kepala Sekolah,
2
BIODATA PENULIS
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kehadirat Allah SWT memberi rahmat, inayah dan kesempatan pada
penulis sehingga dapat menulis Best Practice ini sebagai salah satu tugas dalam kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) Berbasis Zonasi Guru Kelas Tinggi SD yang diselenggarakan oleh P4TK TK dan PLB.
Best Practice ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis dalam kegiatan
Diklat sehingga membawa dampak positif dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dan memberikan
nilai tambah atau kemudahan dalam melaksanakan tugas di sekolah.
Dengan selesainya penulisan Best Practice ini penulis mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam pembuatan Best Practice ini.
Tulisan ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu mohon saran dan
kritik, dari semua pihak yang membaca tulisan ini untuk perbaikan. Akhir kata penulis berharap Best
Practice ini bermanfaat terutama bagi teman-teman guru SD dan pembaca lainnya.
4
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. 2
BIODATA PENULIS............................................................................. ........... 3
KATA PENGANTAR........................................................................................ 4
DAFTAR ISI..................................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... .. 7
B. Jenis Kegiatan......................................................................................... ... 8
C. Manfaat Kegiatan.................................................................................... ... 8
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan
baik digunakan di kelas karena diterbitka oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata,
dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai
dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih
level C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill/
HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasaana pembelajaran
di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diproleh informasi bahwa (a) siswa
malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah (b) selain ceramah,
metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-
tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skill). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning/PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan
strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk
belajar tentangcara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk
mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata
lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan
sumber pembelajaran yang sesuai untuk memcahkan masalah yang dihadapi.
7
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model PBL, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas !V yang lain ternyata proses
dan hasil belajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis
simpulkan sebagai sebuah Best Practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan PBL.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran
tematik di kelas IV untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan praktik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam
menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thinking skill (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IV semester 1 di SD Negeri Plara
sebanyak 8 orang.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IV untuk
tema Peduli terhadap makhluk hidup yang merupakan pembelajaran tematik gabungan KD
Bahasa Indonesia dan IPA berikut ini.
Bahasa Indonesia
KD 3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar
pertanyaan.
8
KD 4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam
bentuk teks tulis.
IPA
KD 3.8 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam
bentuk teks tulis.
KD 4.8 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran
tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Bahasa Indonesia
KD 4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
dalam bentuk teks tulis.
Target Kompetensi Membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosokata baku dan kalimat
efektif unyuk persiapan wawancara
9
IPA
KD 3.8 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
dalam bentuk teks tulis.
KD 4.8 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian
tubuh hewan dan tumbuhan.
3.3.2 Membenahi kalimat tidak efektif dalam teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik menjadi kalimat efektif.(IPK pendukung)
3.3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik.(IPK kunci)
4.3.1 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik
dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual.(IPK
kunci)
IPK IPS
3.2.1 Mengidentifikasi contoh perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia.
(IPK pendukung)
3.2.3 Menganalisis perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia bangsa
Indonesia.(IPK kunci)
4.2.1 Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa
10
Indonesia. (IPK kunci)
4.2.2 Membuat peta pikiran (mind mapping) hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya
dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia. (IPK pengayaan)
IPK IPA
3.3.1 Menguraikan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. (IPK kunci)
3.3.2 Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan terhadap
kelestarian spesiesnya
4.3.1 Menyajiakan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya
sebagai hasil penulusuran berbagai sumber. (IPK kunci)
11
KKBBI.
5. Guru menyampaikan tujuan
materi pembelajaran hari itu
adalah membuat ringkasan teks
eksplanasi. Menganalisis
perubahan budaya dalam rangka
modernisasi bangsa Indonesia.
6. Guru menyampaikan bahwa
kegiatan berikutnya siswa
ditugaskan untuk menyimak
tayangan video tentang
perubahan budaya
7. Guru menyampaikan tugas siswa
yaitu (a) menentukan poko-
pokok informasi terkait yang
terdapat dalam video (teks audio
visual). (b) menidentifikasi
kalimat tidak efektif yang
diguakan dalam video, (c)
membenahi kalimat tidak efektif
menjadi kalimat efektif, (d)
mengidentifikasi kosakata baru
dalam video, (e) menemukan
makna koosakata baru dengan
menggunakan Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (f) membuat
ringkasan isi video dengam
menggunakan kalimat efektif, (g)
menjawab pertanyaan yang
disediakan LKS, (h)
mengidentifikasi contoh
perubahan sosial budaya dalam
rangka modernisasi yang
terdapat dalam video.
Mengorganisasi 1. Guru membagi siswa dalam
12
beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang
2. Setiap kelompok mengerjakan
tugas yang telah dijelaskan oleh
guru.
Membimbing 1. Guru membimbing siswa
penyelidikan menyelesaikan tugasnya
2. Guru memberi bantuan dan atau
menjawab pertanyaan dari siswa
bila di butuhkan
Mengembangkan dan Mendampingi siswa dala 1. Menyusun laporan hasil
menyajikan laporan mmengembangkan dan menyajikan kerja kelompok
hasil karya laporan hasil kerja. 2. Mempresentasikan
hasil kerjanya dalam
diskusi kelas.
3. Kelompok lain
memberikan
tanggapan,
mengajukan
pertanyaan atau usul
terhadap hasil kerja
kelompok lain.
Menganalisis dan 1. Mengnalisis dan mengevaluasi 1. Menyimak penjelasan
mengevaluasi proses hasil kerja siswa. guru.
pemecahan masalah. 2. Memberi penguatan hasil belajar 2. Mengajukan
siswa. pertanyaan dan atau
tanggapan bila belum
paham.
Pembelajaran setelah istirahat
Orientasi masalah 1. Guru menyampaikan bahwa agar 1. Menyimak penjelasan
hidup sesuai dengan perubahan guru.
zaman yang terjadi (modernisasi) 2. Menjawab pertanyaan
seseorang harus mampu guru
beradaptasi. Bila tidak, orang
tersebut akan tergilas zaman.
13
Begitupun dengan tumbuhan
dan binatang mereka juga harus
mampu beradaptasi.
2. Guru mengajukan pertanyaan,
“Dapatkah kalian memberi
contoh cara kita beradaptasi
dengan lingkungan?
Guru menyampaikan tugas siswa
berikutnya adalah menganalisis cara
makhluk hidup beradaptasi dengan
lingkungannya
Mengorganisasi Guru meminta siswa kembali duduk 1. Duduk dalam
bersama kelompoknya untuk kelompoknya
mengerjakan tugas kelompok. 2. Membagi tugas
Membimbing 1. Menyajikan video tentang cara 1. Menyimak tanggapan
Penyelidikan mahkluk hidup beradaptasi video
dengan lingkungannya 2. Membuat catatan
2. Mendampingi siswa penting sesuai dengan
mengerjakan tugas tugas yang dikerjakan.
kelompoknya.
Mengembangkan dan Mendampingi siswa menyelesaikan kerja 1. Mendiskusikan hasil
menyajikan laporan kelompoknya simakan.
hasil karya 2. Mengerjakan tugas
yang disajikan dalam
LKS.
3. Mempersentasikan
hasil kerja kelompok.
4. Menanggapi presentasi
kelompok lain.
Menganalisis dan 1. Menganalisis dan mengevaluasi 1. Menyimak penjelasan
mengevaluasi proses hasil kerja kelompok. guru
pemecahan masalah. 2. Memberi penguatan hasil belajar 2. Mengajukan
siswa pertanyaan bila belum
3. Membimbing siswa membuat paham.
simpulan hasil belajar hari itu
14
mulai dari teks eksplanasi,
perubahan sosial budaya dalam
rangka modernisasi, dan cara
makhluk hidup beradaptasi
dengan lingkungannya.
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik baik ini adalah (a) contoh teks ekplanasi berjudul
“Pengaruh Globalisasi terhadap MasyarakatIndonesia; (b) video “Perubahan Sosial Budaya pada
masa Modern” diambil dari https://www.youtube.com/watch?v=cx0DRUawd-, dan (c) lembar kerja
siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati
proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa
dengan menggunakan tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.
Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2019 bertempat di kelas IV SD Negeri Plara.
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktek baik ini diuraikan sebagai berikut,
15
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
berlangsung aktif. Sisswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang
dirancang sesuai sintak PBL mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi tentang Peduli terhadap
makhluk hidup, siswa tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan
konseptual) dan bagaimana membuat ringkasan yang benar ( pengetahuan prosedural),
tetapi juga memahami konsep kepedulian terhadap makhluk hidup.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang
dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana
kelas cendrung sepi dan serius. Siswa cendrung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesaikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tidak hanya
itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat siswa cendrung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diproleh siswa adalah apa
yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan
menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep teks
eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara mahkluk hidup menyesuaikan diri benar-
benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis
dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan
pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru
dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang
sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang
digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan menerapkan PBL, siswa tak
16
hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta serta diberi kesempatan terbuka
untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model PBL.
Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah,
siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan menghadapi ulangan ( penilaian) setelah
mendapatkan penjelasan guru melalui ceramah. Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai
kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media
pembelajaran, video juga merupakan harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih
menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
tinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekedar
menghapal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video
sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan
demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca=tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi
digitalnya.
BAB IV
A. Simpulan
Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat,
pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekedar
berorientasi HOTS, tetapi juga menintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil peraktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran problem
based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran
tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan sistuasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak
terbatas pada hafalan teori.Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai
materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah dilupa).
Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan praktik baik ini
akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Aris M.Pd. 2019 “Contoh Best Practice Pada Program PKP (Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran) Berbasis Zonasi”. Dalam Kreatif inovatif dan cerdas, 19 Agustus 2019. Jawa
Timur.
18
LAMPIRAN
19
2. Lampiran 2 : RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
( RPP )
20
Satuan Pendidikan : SDN Plara
Kelas / Semester : IV /1
Tema : Peduli terhadap makhluk hidup (Tema 3)
Sub Tema : Keberagaman makhluk hidup di lingkunganku (Sub Tema 2)
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia dan IPA
Pembelajaran ke : Pembelajaran ke-3 ( Tiga )
Materi Pokok : 1. Membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara( Bahasa
Indonesia )
2. Bagian –bagian hewan dan fungsinya ( IPA )
Alokasi Waktu : 1 hari ( 5 Jp x 35 Menit )
Hari dan Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
A. KOMPETENSI INTI
21
Muatan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Mapel
3.8 Menganalisis hubungan antara 3.8.1 Mengidentifikasi bagian-bagain hewan
bentuk dan fungsi bagian tubuh pada dan fungsinya
hewan dan tumbuhan.
IPA 4.8 Menyajikan laporan hasil 4.8.1 Membuat laporan tentang bagian-
pengamatan tentang bentuk dan bagian hewan dalam bentuk diagram
fungsi bagian tubuh hewan dan venn.
tumbuhan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati, peserta didik mampu mengidentifikasi bagian-bagain hewan dan
fungsinya dengan benar.
2. Setelah mengamati, peserta didik mampu membuat laporan tentang bagian- bagian hewan
dalam bentuk diagram venn.
3. Dengan mengamati gambar, peserta didik mampu membuat daftar pertanyaan untuk
persiapan wawancara dengan tepat.
4. Dengan mengamati gambar, peserta didik mampu membuat pertanyaan tertulis
menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bagian-bagian hewan dan fungsinya.
2. Membuat laporan tentang bagian-bagian hewan dan fungsinya.
3. Diagram venn.
4. Membuat laporan bagian-bagian hewan dalam bentuk diagram venn.
5. Membuat daftar pertanyaan wawancara.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan (15 Menit)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam (Religius), menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang peserta didik (Religius). Peserta
didik yang diminta membaca do’a adalah peserta didik peserta didik yang hari ini datang paling
22
awal. (Menghargai kedisiplikan peserta didik/PPK).
3. Peserta didik diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya
bagi tercapainya cita-cita.
4. Guru menanyakan kesiapan belajar ( buku,alat tulis,dll ) dan juga menanyakan perasaan peserta
didik ( integritas )
5. Membaca Pancasila dipimpin oleh salah satu siswa.Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
6. Peserta didik diminta untuk memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas ( Sikap peduli )
7. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran,
manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
8. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara selama 15-20 menit materi non
pelajaran seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita inspirasi
dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan
mengajak peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Mengamati
13. Peserta didik mengamati bagian tubuh laba-laba dan kumbang.
23
14. Peserta didik kemudian mengidentifikasi perbedaan dari laba-laba dan kumbang beserta fungsinya
dalam pelestarian lingkungan. Creativity and Innovation
15. Peserta didik menuliskannya dalan diagram venn yang tersedia.
16.
17. Guru memberikan penguatan:
18. Peserta didik kembali diminta membuat pertanyaan tentang fungsi bagian hewan.
19. Peserta didik menuliskan pertanyan tambahan tersebut pada daftar pertanyaan mereka diawal
kegiatan.
24
A. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen Penilaian : Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
A. Jurnal Sikap Spiritual
BS PB BS PB SB PB SB PB
1 30-10-2019 Arnu V V
2 Ersi V
25
penghargaan
Keterangan:
2. Penilaian Pengetahuan ( KI 3 )
Teknik Penialian : Tes tertulis
Instrumen Penilaian: Soal –Soal Uraian ( ada terlampir )
3. Penilaian Keterampilan ( KI 4 )
Teknik Penilaian : Produk
Instrumen Penilaian: Rubrik Penilaian
1. IPA
Laporan hasil pengamatan:
26
Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian peserta didik.
2. Bahasa Indonesia
Daftar pertanyaan peserta didik dinilai menggunakan rubrik
28
Lampiran 03: URAIAN MATERI PEMBELAJARAN/ BAHAN AJAR
a. Kata Baku adalah kata yang penulisannya sudah sesuai dengan kaidah atau
pedoman yang telah ditentukan. Secara sederhana kata baku adalah kata yang
penulisannya sudah ditetapkan secara resmi lewat surat putusan
pejabat ,pemerintah,maklumat ataupun kata yang telah diterima berdasarkan
kesepakatan umum.
Ciri – ciri kata baku dan contohnya dalam penulisan ataupun ujaran kalimat
adalah :
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh : saya ( baku ) – Gue ( tidak baku )
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh : klub ( baku ) – club ( tidak baku )
3. Bukan bahasa percakapan
Contoh : Mengapa ( baku ) – kenapa ( tidak baku )
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Contoh : Ia bekerja keras ( baku ) – Ia kerja keras ( tidak baku )
5. Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat
Contoh : suka akan ( baku ) – suka dengan ( tidak baku )
6. Tidak rancu
Contoh : berkali – kali ( baku ) – berulangkali ( tidak baku )
7. Tidak mengandung pleonase
Contoh : para tamu ( baku ) – para tamu – tamu ( tidak baku )
8. Tidak mengandung hiperkorek
Contoh : analisis ( baku ) – analisa ( tidak baku )
b. Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar.
Pada dasarnya ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau
tidak.
Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang
tepat.
Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat,kemudian ditambahkan dengan objek,pelengkap,hingga keterangan.
Tidak boros dan bertele-tele
Susunan kalimat pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah
menangkap gagasan yang dituangkan.
Tidak ambigu
Dengan susunan kata yang ringkas,sistematis,dan sesuai kaidah kebahasaan ;
pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat sehingga tidak ada
kesan ambigu.
29
Ciri – ciri kalimat efektif :
Kesepadanan struktur
Ciri – cirinya :
1. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang
lengkap,yakni subjek dan predikat.
2. Jangan taruh kata depan ( preposisi ) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
3. Hati – hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena
membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
4. Tidak bersubjek ganda,bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu,namun
lebih kea rah menggabungkan subjek yang sama.
Kehematan kata
Ada dua hal yang memungkinkan membuat kalimat yang boros sehingga tidak
efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-
kata yang bersinonim.
Contoh kata jamak
Para siswa – siswi sedang mengerjakan soal ujian ( tidak efektif )
Siswa – siswi sedang mengerjakan soal ujian ( efektif )
Contoh kata sinonim
Ia masuk ke dalam ruang kelas ( tidak efektif )
Ia masuk ruang kelas ( efektif )
Kesejajaran bentuk
Pada intinya,kalimat efektif harus berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada
sebuah fungsi digunakan imbuhan me -,selanjutnya imbuhan yang sama
digunakan pada fungsi yang sama.
Ketegasan makna
Contoh : Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! ( tidak efektif )
Sapulah lantai rumahmu agar bersih ! ( efektif )
Kelogisan kalimat
Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat.
Contoh :
Kepada Bapak Kepala Sekolah,waktu dan tempat kami persilakan ( tidak efektif )
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang.
30
Bagian Tubuh Kumbang
1. Kepala
2. Sayap (2 pasang ) berfungsi untuk melindungi bagian belakang tubuh kumbang dan
membantu kumbang untuk terbang.
3. Kaki ( 3 pasang )
4. Mata ( sepasang ) hanya dapat melihat perbedaan antara gelap dan terang saja.
5. Antenna berfungsi untuk mencium dan merasakan keadaan di sekitarnya.
6. Pronotum berfungsi untuk membantu melindungi kepala
7. Dada dan perut merupakan bagian tubuh tempat dimana kaki dan sayap melekat,dan
tempat dimana sistem pencernaan,organ reproduksi,dan jelly yang lengket dan beracun
berada.
31
Lampiran 04: INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Bahasa Indonesia
1. Ciri – ciri pertanyaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Pertanyaan yang baik mengandung unsur ADIK SIMBA
( Apa,Dimana,Kapan,Siapa,Mengapa,dan Bagaimana )
3. Menggunakan intonasi yang baik,dan jangan terlalu cepat saat menyampaikan
pertanyaan.
4. Kalimat yang digunakan harus dirangkai dengan jelas dan singkat.
2. Sebutkan fungsi antenna pada kumbang! Dll
3. Sikap dan keterampilan yang harus dimiliki
1. Datang tepat waktu
2. Berpakaian sopan
3. Berbicara dan bersikap santun
4. Keterampilan berkomunikasi
5. Percaya diri
6. Tidak memotong pembicaraan narasumber
2. IPA
1. Fungsi bagian tubuh burung
1. Paruh berfungsi untuk mengambil makanan. Paruh burung sesuai dengan jenis
makanannya.
2. Sayap berfungsi untuk bergerak ( terbang ).
3. Ekor berfungsi menjaga keseimbangan burung saat terbang.
4. Cakar berfungsi untuk mencengkeram mangsanya.
5. Mata berfungsi untuk melihat benda – benda disekitarnya.
6. Bulu berfungsi untuk menutupi tubuhnya dari udara di sekitarnya. Bulu
melindungi burung dari hawa dingin dan hujan.
2. Membawanya pulang untuk diobati kemudian merawatnya sampai sembuh.
32
3.
Bagian Tubuh Laba - Laba Kumbang
Jumlah kaki 8 6
Jumlah sayap Tidak ada Ada
Jumlah mata 2 2
1. Pedoman Penskoran
Jumlah 6 12
33
Lampiran: 05
(LKPD )
i. Petunjuk mengerjakan:
1) Kerjakan bersama teman kelompokmu!
2) Kerjakan tugasmu pada tempat yang tersedia di bawah ini!
Tugas 1
34
No Bagian Tubuh Fungsi
1. Paruh
2. Sayap
3. Ekor
4. Cakar
5. Mata
1) :_________________________
2) :_________________________
3) :_________________________
4) :_________________________
35
Lampiran 6 : Kisi – kisi
1 2 3 4 5 6 7
ilustrasi,pesert
a didik dapat
merencanakan
tindakan yang
36
akan
dilakukan
apabila
menemukan
hewan yang
terluka.
37