DISUSUN OLEH
MARTHALITA DWI THERYSSIA, S.Pd
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Best Pratice penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning dalam
rangka meningkatkan kemampuan belajar peserta didik di kelas VIII A dengan Materi
”Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pluralitas Masyarakat Indonesia.” Semester ganjil SMP
Bhakti Pertiwi 2019/2020.
Nama : Marthalita Dwi Theryssia, S.Pd
NIP :-
Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo, 27 Maret 1992
Pangkat / golongan : -
Alamat Sekolah : Jl. Raya Pakuniran Sukodadi Paiton
Kab Probolinggo
Telah disahkan laporan Pelaksanaan metode Pembelajaran Problem Based Lerning
dengan materi tersebut diatas untuk memenuhi salah satu tugas guru sasaran di pusat belajar
SMPN I Paiton, sektipus SMAN 1 Paiton dalam rangka pengembangan kompetensi
pendidikan (PKP) berbazis zonasi.
2
BIODATA PENULIS
3
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum. Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT sumber dari segala ilmu pengetahuan atas limpahan
berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan LK-9 laporan Best
Practice 2019 ini dengan baik
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat.
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
2. Kepala SMPN 2 Paiton yang telah menyediakan tempat pelatihan PKP dan
memberikan pelayanan dengan baik
3. Kepala SMP Bhakti Pertiwi yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan
PKP
4. Guru Inti kelas PKP mata pelajaran IPS yang telah memberikan bimbingannya dalam
penyusunan laporan best practice
5. Semua rekan guru di SMP Bhakti Pertiwi yang telah memberi bantuan selama proses
penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk laporan best practice ini.
6. Suami dan anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan
dalam setiap langkah.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Probolinggo, 6 November 2019
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR DIAGRAM
7
DAFTAR LAMPIRAN
8
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas membosankan dan siswa tampak
tidak menikmati pembelajaran dengan ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a)
siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b)
selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa
mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku
teks.
Dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning)/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai
konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.
Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara
kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran IPS terpadui dengan model PBL, penulis
mengharapkan bahwa proses dan hasil belajar siswa akan meningkat. Lebih bagus
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas VIII
yang lain penulis juga mengharapkan ada peningkatan pada proses dan hasil belajar
siswa yang sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang diharapkan berhasil baik ini
penulis simpulkan sebagai sebuah laporan best practice (praktik baik) dengan judul
“Implementasi Pembelajaran Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pluralitas
Masyarakat Indonesia Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Mata
Pelajaran IPS Kelas VIII A Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 Di SMP Bhakti
Pertiwi”
11
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran IPS
Terpadu menggunakan model Problem Based Learning di kelas VIII untuk Materi “Pengaruh
Interaksi Sosial Terhadap Pluralitas Masyarakat Indonesia” Semester ganjil SMP Bhakti
Pertiwi Tahun Pelajaran 2019/2020.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik ini adalah :
1. Bagi Peserta Didik
Meningkatkan kompetensi peserta didik untuk berfikir kritis (critical thingking),
kreatif dan inovasi (creative and innovative), berkomunikasi (communication
skill), bekerjasama (collaboration) serta kepercayaan diri (confidence) dalam
pembelajaran IPS terpadu
Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS terpadu
Menanamkan nilai-nilai karakter (religius, nasionalisme, gotong-royong,
kemandirian dan integritas)
2. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan mengajar sesuai dengan kecakapan abad ke 21
Meningkatkan kreativitas dalam menggunakan media, sumber dan model
pembelajaran
Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
penilaiannya
3. Bagi Sekolah
12
13
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas
VIII untuk tema Pengaruh Interaksi Sosial dalam kehidupan Masyarat
Tabel 1. Kompetensi Dasar Dalam Pembelajaran Kecakapan Abad Ke-21
IPS
KD 3.2 Menganalisis pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang
berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta
pengembangan kehidupan kebangsaan
KD 4.2 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial
dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan
budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan.
14
Menganalisis pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap
kehidupan sosial dan budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan
Tabel 2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
3.2.1 Menjelaskan pengertian pluralitas masyarakat Indonesia
. (IPK pendukung)
3.2.2 Mengidentifikasi Fungsi Keberagaman Budaya di Indonesia
. (IPK pendukung)
3.2.3 Menelaah pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas
masyarakat Indonesia. (IPK Kunci)
4.2.2 Menyajikan hasil analisis perubahan sosial budaya
. (IPK Kunci)
15
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
pluralitas dan fungsi
keberagaman budaya.
Bertanya jawab untuk
menyimpulkan pengertian
pluralitas dan fungsi
keberagaman budaya.
4) Guru menyampaikan tujuan
materi pembelajaran adalah
menelaah pengaruh
interaksisosial terhadap
pluralitas masyarakat
Indonesia
5) Guru menyampaikan bahwa
kegiatan berikutnya siswa
ditugaskan untuk menyimak
tayangan video tentang
pluralitas masyarakat di
Indonesia.
6) Guru menyampaikan tugas
siswa yaitu (a) menentukan
pokok-pokok informasi terkait
yang terdapat dalam video
(audio visual), (b) menelaah
masalah pluralitas yang
muncul (c) memberikan
pemecahan masalah (d)
menjawab pertanyaan yang
disediakan dalam LK, (g)
mengerjakan tes tulis pilihan
ganda dan uraian
16
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
Fase 2 1) Guru membagi siswa dalam Duduk dalam kelompok
Mengorganisasi beberapa kelompok. Setiap masing-masing dan
kelompok. Setiap kelompok membagi tugas
terdiri dari 4-5 orang.
2)
Fase 3 1) Guru menyajikan tayangan 1) Siswa mengamati video
Membimbing video pluralitas pluralitas
penyelidikan 2) Guru membimbing siswa 2) Siswa menyelesaikan
menyelesaikan tugasnya tugasnya menentukan
untuk menentukan pokok pokok-pokok masalah
permasalahan. pada video
3) Guru memberi bantuan atau
menjawab pertanyaan dari
siswa bila dibutuhkan.
Fase 4 Mendampingi siswa dalam 1) Menyusun laporan
Mengembangkan mengembangkan dan hasil kerja kelompok.
dan menyajikan menyajikan laporan hasil kerja. 2) Mempresentasikan
laporan hasil karya hasil kerjanya dalam
diskusi kelas.
3) Memberikan
tanggapan,
mengajukan
pertanyaan, atau usul
terhadap hasil kerja
kelompok lain.
4) Melakukan window
shopping
Fase 5 1) Menganalisis dan 1) Menyimak penjelasan
Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja guru.
mengevaluasi proses siswa. 2) Mengajukan
pemecahan masalah. pertanyaan atau
17
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
2) Memberi penguatan hasil tanggapan bila belum
belajar siswa. paham.
3) Membimbing siswa membuat 3) Menyimpulkan
simpulan dari mempelajari pembelajaran
pluralitas di Indonesia pluralitas
4) Memberikan penghargaan
kepada kelompok dengan
kinerja terbaik
18
(memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan
C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order
Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan
pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK
dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP
dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan
teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah
paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan
saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan
pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar
ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
Alat/lnstrumen
Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan
untuk menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif
agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS
ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telah
ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan
Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan
sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?", "siapa?", "kapan?" dan "dimana?",
tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut,
maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa
mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) 4 video tentang
pluralitas (agama, suku, budaya dan pekerjaan) (b) buku guru dan buku siswa kelas VIII
K13 Revisi Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi kinerja saat
19
diskusi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan pilihan
ganda dan uraian singkat.
20
21
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru tentang pluralitas, termasuk mengajukan pertanyaan
pada guru maupun temannya yang sedang presentasi. Aktifitas pembelajaran yang
dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan siswa aktif selama
proses pembelajaran. Berikut disajikan perbedaan aktivitas proses pembelajaran
sebelum dan sesudah menggunakan model Problem Based Learning
Tabel 4. Perbedaan aktivitas sebelum dan sesudah implementasi PBL
Sebelum Implementasi Problem Setelah Implementasi Problem Based
Based Learning Learning
1. Siswa cenderung pasif dalam 1. Siswa lebih aktif dan guru sebagai
menerima pembelajaran fasilitator pembelajaran
2. Siswa malas mengerjakan soal tipe 2. Siswa mengerjakan soal tipe HOTS
LOTS yang diberikan oleh guru dengan lebih terampil dan efektif
3. Rendahnya kemampuan siswa 3. Siswa dapat berkomunikasi dengan
ketika berkomunikasi di depan kelas terampil dan efektif
4. Siswa sering ijn keluar ketika 4. Siswa fokus pada pembelajaran dan
pembelajaran berlangsung pemecahan masalah
22
Diagram 1 . Hasil tes tulis siswa kelas VIII A menggunakan soal HOTS
14%
36%
50%
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan ada 50% siswa berhasil mencapai nilai 80,
36% siswa berhasil mencapai nilai 100 dan 14% siswa mencapai nilai 60. Hal itu
menunjukkan bahwa siswa dapat menyelesaikam soal HOTS dengan baik. Dari 27
siswa ketidaktercapaian KKM hanya 4 siswa.
Dengan menggunakan model Problem Based Learning hasil belajar siswa juga lebih
meningkat daripada menggunakan model konvensional yang diterapkan pada materi
sebelumnya yaitu mobilitas sosial. Berikut diagram peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran Problem Based lerning
Diagram 2. Peningkatan hasil belajar kelas VIII A
80 84
60 61
40
20
0
Sebelum PBL Sesudah PBL
Berdasarkan diagram diatas telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, sebelum menggunakan
PBL pada materi mobilitas sosial nilai rata-rata siswa kelas VIII A mencapai 61
sedangkan setelah melakukan kegiatan belajar dengan PBL nilai siswa meningkat
23
menjadi 84 pada materi pluralitas masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
model PBL tidak hanya meningkatkan proses belajar menjadi lebih aktif tetapi juga
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik
yang dibahas dalam pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran sebelumnya yang
dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius.
Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang
disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi
pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan
ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa
adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan best ptactice
pembelajaran IPS terpadu berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based
Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep Pluralitas
masyarakat Indonesia benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan
diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Pemahaman tentang
konsep pengetahuan metakognitif siswa cenderung belajar lebih baik ketika
menyajikan presentasi hasil diskusi.
Adapun hasil nilai kemampuan berdiskusi dan presentasi dari siswa kelas VIII A
sebagai berikut :
Diagram 3. kemampuan berdiskusi dan presentasi siswa
82
80
78
76
74 81
79
72 75
70 72
68
66
penguasaan kemampuan pengelolaan pemecahan
materi menjawab kata masalah
24
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa siswa telah menguasai kemampuan
berdiskusi diatas KKM yaitu 75. Kemampuan menjawab siswa ketika berdiskusi rata-
rata 81, kemampuan penguasaan materi 79, dan pengelolaan kata 75. Kemampuan
siswa yang masih perlu ditingkatkan adalah dalam pemecahan masalah karena nilai
rata-rata menunjukkan 72 sehingga perlu adanya perbaikan dan latihan memecahkan
permasalahan dengan model pembelajaran Problem Based Learning.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem Based
Learning yang diterapkan dengan menyajikan video berisi permasalahan pluralitas
masyarakata Indonesia mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan Problem Based Learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap
saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku
teks. Dengan menerapkan Problem Based Learning, siswa tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Berikut masalah yang dihadapi ketika melakukan kegiatan pembelajaran IPS
terpadu materi pluralitas dengan model Problem Based Learning:
1. Masalah yang dihadapi terutama adalah karena siswa belum terbiasa belajar
dengan model Problem Based Learning, sehingga siswa yang aktif hanya itu itu
saja. Beberapa peserta didik terkesan malu untuk menyampaikan pendapatnya dan
hanya siswa aktif saja yang fokus.
2. Masih ada siswa yang usil dan mengganggu jalannya pembelajaran atau juga siswa
yang rasa ingin tahunya tinggi menggunakan komputer sekolah bukan untuk
mencari materi di internet tetapi malah untuk bermain game ataupun melihat
musik di Youtube.
3. Beberapa siswa belum terbiasa dengan soal HOTS, hal tersebut karena di dalam
soal HOTS siswa dituntut untuk tidak hanya sekedar menghafal tetapi menalar,
menelaah dan memutuskan jawaban yang benar
4. Ada beberapa kelas kabel LCDnya sudah rusak dan membutuhkan kabel saluran
tambahan sehingga kurang efisiensi terhadap waktu pembelajaran
25
C. Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatasi masalah yang muncul selama best practice dengan model Problem
Based learning adalah sebagai berikut:
1. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan metode Problem Based Learning
dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS).
2. Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS membuat siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran. Pemberian penguatan dan selalu aktif untuk
memancing pendapat siswa merupakan salah satu cara untuk menyemangati siswa
agar tidak malu untuk menyampaikan pendapatnya.
3. Menyiapkan LCD sebelum waktu pembelajaran dimulai agar tidak mengurangi
waktu pembelajaran dan mengkomunikasikan kepada bagian sarana prasarana agar
segera dilakukan perbaikan kabel LCD
26
27
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learing layak dijadikan
praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem Based Learning
yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan
PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
3. Adanya peningkatan hasil belajar dan perubahan aktivitas belajar ke arah yang lebih
aktif ketika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi
pluralitas masyarakat Indonesia
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran dengan model pembelajaran Problem
Based Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah
lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30
LAMPIRAN 1
31
Foto 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan penilaian
32
Foto 5. Peserta didik dibantu guru merumuskan masalah yang ada di video
33
Foto 7. Peserta didik dibimbing oleh guru dalam melakukan penyelidikan masalah
34
Foto 9. Peserta didik menyajikan hasil diskusi dengan window shoping bersama kelompoknya
35
Foto 11. Peserta didik bertanya kepada kelompok lain yang sedang presentasi
36
Foto 13. Proses diskusi dan pemecahan masalah
37
Foto 15. Peserta didik menulis permasalahan pada LK
Foto 16. Guru menilai pada saat presentasi dan diskusi berlangsung
38
Foto 17. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok diskusi dengan kinerja dan hasil
yang terbaik
39
LAMPIRAN 2
Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )
Satuan Pendidikan : SMP BHAKTI PERTIWI
Mata Pelajaran : IPS
(Tema/Sub Tema/PB untuk SD)
Kelas/ Semester : VIII/1
Materi Pokok : Interaksi sosial
Alokasi Waktu : 2X40 menit
40
pengembangan kehidupan
kebangsaan.
C. Tujuan Pembelajaran
- Kompetensi Pengetahuan
Dengan model pembelajaran PBL, siswa mampu menelaah pengaruh interaksi sosial
terhadap pluralitas masyarakat Indonesia dengan tepat
- Kompetensi Keterampilan
Dengan model pembelajaran PBL, siswa mampu menyajikan hasil paparan tentang
pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas masyarakat Indonesia dengan saling
menghargai
D. Materi Pembelajaran
1. Materi reguler :
Konsep: menelaah pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas (agama, budaya, suku
bangsa, pekerjaan) masyarakat Indonesia.
Metakognitif: menyajikan hasil paparan tentang pengaruh interaksi sosial terhadap
pluralitas masyarakat Indonesia
2. Materi remidial : a. Penyampaian Materi regular dan Pemberian tes ulang dengan
penyederhanaan. b.Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus,
baik dipandu langsung oleh guru atau teman sebaya yang terlebih dahulu mencapai
ketuntasan belajar yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran.
3. Pengayaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut analisis hasil penilaian bagi peserta didik
yang sudah tuntas. Pengayaan dilakukan dengan cara perserta didik diminta untuk
menganalisis materi interaksi sosial secara mendalam melaui soal yang bersifat HOTS
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Tanya jawab, diskusi, window showing
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
powerpoint
video
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Kertas manila
G. Sumber belajar
41
Buku IPS Siswa Kelas VIII, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan
Internet
Lingkungan setempat
42
Fase 1 KEGIATAN LITERASI (Digital,baca tulis) 10 menit
(orientasi masalah) - Peserta didik dikenalkan terhadap masalah
yang akan dipelajari pada materi pengaruh
interaksi sosial terhadap pluralitas masyarakat
Indonesia dengan cara:
Melihat
- Penayangan video tentang pengaruh interaksi
sosial terhadap pluralitas masyarakat
Indonesia, peserta didik mengamati video dan
menjawab pertanyaan guru tentang jenis
masalah yang ditayangkan dalam video, berikut
:
- Video 1 https://youtu.be/mu1u4poYRsY
(agama)
- Video 2 https://youtu.be/LxaXG3ejynM
(suku)
- Video 3 https://youtu.be/EPpSZfgwQCA
(budaya)
- Video 4 https://youtu.be/Yybui-2zKJQ
(pekerjaan)
Menulis
- Peserta didik menuliskan berbagai informasi
yang dianggap penting terkait pengaruh
interaksi sosial terhadap pluralitas masyarakat
Indonesia”
Mendengarkan
- Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
“pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas
masyarakat Indonesia”
Mengamati
- Peserta didik mengamati kemudian
menganalisis masalah yang muncul terkait
“pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas
masyarakat Indonesia” berdasarkan tayangan
video yang telah diperoleh.
43
Fase 2 COLLABORATION,4C 10 menit
Mengorganisasi - Peserta didik membagi kelompok sesuai
44
- Peserta didik melakukan penyelidikan melalui
diskusi kelompok dengan mengasosiasi,
mengidentifikasi dan menganalisis solusi secara
kolaboratif dan kooperatif serta
mengomunikasikan hasil diskusi secara efektif
dalam kelompok. (gotong royong dan
bertanggungjawab)
- Semua solusi yang didapat kemudian ditulis oleh
masing-masing anggota dan selanjutnya
ditampung oleh seorang peserta didik yang
ditunjuk dalam kelompok.
LITERASI (Baca Tulis)
- Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada LK
yang disediakan
Fase 4 CRITICALTHINKING, 4C 15 menit
Mengembangkan dan - berbagai dari solusi yang peserta didik temukan,
45
Fase 5 CRITICAL THINGKING DAN COMUNICATION,4C 10 menit
Menganalisis dan - Diskusi kelas dengan dimoderatori dan
I. Penilaian
46
1) Sikap
Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Keterangan:
Nilai terentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
Skor Maksimal tiap siswa 4 X 4 = 16
Skor Perolehan
Rumus Penilaian: X 100
Skor Maksimal
47
1.
2.
3.
2) Keterampilan
Kisi-Kisi Penilaian Performance
Nama Sekolah : SMP Bhakti Pertiwi
Kelas/ Semester : VIII/ I
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : IPS
Teknik
NO Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
48
No Aspek yang Dinilai 1-4 1-4 1-4 1-4
Keterangan:
Nilai terentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
1 2 3 4
Kesesuaian Merespon Merespon Merespon Merespon
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
respon dengan tidak dengan dengan tepat dengan tepat
dengan tepat dan kurang tepat dan kurang dan logis
tidak logis dan kurang logis
pertanyaan logis
49
N 1- 1- 1-
Aspek yang Dinilai 1-4
o 4 4 4
1 Penguasaan materi diskusi
Kemampuan menjawab
2
pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
Kemampuan menyelesaikan
4
masalah
Keterangan:
Nilai terentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
Skor Maksimal tiap siswa 4 X 4 = 16
Skor Perolehan
Rumus Penilaian: X 100
Skor Maksimal
1 2 3 4
Materi diskusi Materi diskusi Materi diskusi Materi diskusi
Penguasaan tidak dikuasai dikuasai dikuasai dikuasai
dan tidak dengan dengan baik dengan baik
materi diskusi logis kurang baik dan kurang dan logis
dan kurang logis
logis
50
3) Pengetahuan
1 2 3 4 5 6 7
3.2 Menganalisis 3.2.4 Menelaah Interaksi Disajikan L3 Pilihan 1
pengaruh pengaruh sosial bacaan ganda
interaksi interaksi tentang
sosial dalam sosial batik, siswa
ruang yang terhadap mampu
berbeda pluralitas menelaah
terhadap masyarakat interaksi
kehidupan Indonesia sosial
sosial dan terhadap
budaya serta pluralitas
pengembang (budaya)
an kehidupan masyarakat
kebangsaan Indonesia
uraian
Disajikan
2
soal tentang
toleransi,
siswa
mampu
menelaah
interaksi
sosial
terhadap
pluralitas
masyarakat
Indonesia
51
KARTU SOAL PILIHAN GANDA
KARTU SOAL NOMOR 1
(PILIHAN GANDA)
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL
52
pengembangan kehidupan kebangsaan
Interaksi sosial
Materi
Disajikan soal tentang toleransi, siswa mampu menelaah
Indikator Soal interaksi sosial terhadap pluralitas masyarakat
Indonesia
L3
Level Kognitif
Soal
Maraknya konflik antar agama yang dilatarbelakangi oleh pendirian rumah ibadah
menunjukkan bahwa telah terjadi intoleransi umat beragama di Indonesia. Konflik
antar agama harus disikapi bijak dan tegas, masing-masing umat beragama harus
menjunjung nilai-nilai dari toleransi. Menurut nanda mengapa sikap toleransi sangat
diperlukan dalam menyikapi keragaman di Indonesia?
NO
URAIAN JAWABAN/KATA KUNCI SKOR
SOAL
53
Indikator
Nama Nilai
Nilai yang Bentuk Tindakan Keterangan
No Peserta Setelah
Ulangan Belum Remedial
Didik Remedial
Dikuasai
Membuat kliping
tentang
perkembangan
1
jenis pekerjaan
selama 10 tahun
terakhir
dst
Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. (lampiran 3)
54
LAMPIRAN 3
J. Bahan Ajar
Perbedaan Agama.
Setiap agama memiliki tuntunan cara persembahyangan yang berbeda. Setiap umat
beragama memiliki tempat ibadah dan melaksanakan kegiatan upacara keagamaan atau
persembahyangan. Kita perlu memahami berbagai kegiatan ibadah agama selain yang kita
anut.
Hal ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh sikap saling memahami dan menghargai
atau bertoleransi. Sebagai contoh, Ketika Umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri di
lapangan, umat beragama lain perlu memahami bahwa kegitan tersebut dilapangan tersebut
merupakan upacara keagamaan / persembahyangan. Tentu saja, hanya pemeluk agama
Islam yang melaksanakan kegiatan Shalat Idul Fitri. Namun demikian, pemeluk agama lain
membantu menciptakan suasana agar Shalat berlangsung aman dan nyaman. Toleransi
dalam beragama bukan berarti kita mencampuradukkan ajaran agama, tetapi saling
55
menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan umat beragama lain
dalam beribadah.
a. Agama Islam.
Pada saat ini, Agama Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat
Indonesia. menutur sensus tahun 2010, sebanyak 87,2 % penduduk Indonesia beragama
Islam. Agama Islam diperkirakan telah sampai di Indonesia pada abad VII yang kemudian
diikuti perkembangan kerajaan – kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebelum kedatangan
Islam di Indonesia telah berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
Umat Islam memilki beberapa hari besar yang dirayakan setiap tahun seperti Idul Fitri dan
hari raya Idul Adha. hari Jum’at juga merupakan hari penting bagi umat Islam. Pada hari
Jum’at semua laki – laki wajib melaksanakan ibadah Shalat Jum’at secara berjamaah di
Masjid. Selain itu Umat Islam juga memiliki beberapa hari penting yang selalu diperingati,
seperti hari raya tahun baru hijrah, hari kelahiran mauled Nabi Muhammad SAW dan hari
turunnya wahyu Al – Qur’an.
b. Agama Kristen Protestan.
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa Kolonial Belanda (VOC) sekitar
abad XVI. Pada Abad XX, Kristen Protestan berkembang sangat pesat, yang ditandai dengan
kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti wilayah
barat Papua, Sumatra Utara, Sulawesi Utara dan Jawa.
c. Agama Kristen Katolik.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa agama Kristen Katolik telah masuk ke Indonesia
tepatnya di Sumatra Utara sekitar abad VIII. namun pendapat tersebut belum didukung bukti
– bukti yang kuat. Bukti yang paling kuat kedatangan agama Kristen Katolik bersamaan
dengan penjelajahan Bangsa – bangsa Barat ke Indonesia. Kristem Katolik tiba di Indonesia
saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat dengan kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu tujuan Portugis ke Indonesia adalah menyebarkan agama Katolik Roma di
Indonesia, yang dimulai di Kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547,
pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptis
ribuan penduduk setempat. Selanjutnya, para misionaris giat menyebarkan agama Katolik ke
berbagai wilayah Indonesia.
Hari raya umat Kristen Katolik adalah Hari Natal, yang diperingati setiap tanggal 25
Desember. Selain itu, umat Katolik memiliki beberapa hari penting yang juga selalu
diperingati, misalnya hari Raya Paskah dan Hari Raya Kenaikan Isa Almasih.
d. Agama Hindu.
Agama Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak awal abad Masehi. Beberapa
upacara keagamaan pada hari – ahri penting agama Hindu misalnya hari raya Galungan, hari
56
raya nyepi dan hari Saraswati. Agama hindu kaya akan berbagai upacara atau tradisi
keagamaan. Tradisi – tradisi warisan agama dan kebudayaan agama hindu juga
mempengaruhi kebudayaan Indonesia yang masih berkembang hingga kini.
e. Agama Buddha.
Perkembanga agama Buddha diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama
Hindu. Kerajaan Sriwijaya di Sumatra merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di
Asia Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa – bangsa Asia Timur mempelajari
agama Buddha di Sriwijaya.
Beberapa upacara keagamaan yang dapat kalian kenal misalnya Hari raya Waisak dan
Ulambana. Waisak dirayakan pada Bulan Mei pada waktu terang bulan (Purnama Sidhi)
untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta. Pangeran
Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha danwafatnya Buddha Gautama.
f. Agama Konghuchu.
Kehadiran Agama Konghucu di Indonesia telah berlangsung berabad – abad lamanya. kalian
dapat menemukan Klenteng yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu
diberbagai wilayah di Indonesia. Contoh : kelenteng Ban Hing Kiong di Manado yang
didirikan pada tahun 1819, Kelenteng Boen Tjhing Soe di Surabaya. Umat Konghucu banyak
memiliki hari penting, tetapi hari raya yang terkenal dan telah menjadi hari libur nasional di
Indonesia adalah Hari raya Imlek.
Jauh sebelum agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu berkembang, di
Indonesia telah berkembang berbagai aliran kepercayaan. Sampai saat ini, kalian dapat
menemukan berbagai aliran kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat Indonesia.
Berbagai aliran kepercayaan sebagian telah berkembangg sejak masa pra aksara.
2. Perbedaan Budaya.
Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata Kebudayaan berasal dari bahas
Sansekerta “Buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “Budi”’
atau “Kekal”. Culture adalah kata asing yang berasal dari kata bahasa latin “Colore” yang
berarti “Mengolah”, Mengerjakan dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau
bertani. Colore memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian berkembang
maknanya menjadi “ Segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
mengubah alam”.
Menurut Sosiolog J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud budaya, yaitu gagasan, tindakan
dan karya.
a. Gagasan (Wujud Ideal).
Wujud Ideal kebudayaan merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan,
nilai, norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, tidak dapat
57
diraba atau disentuh. Dimanakah letak ide atau gagasan ?. Ide dan gagasan tentu berada
dalam pemikiran manusia. Wujud kebudayaan berupa pemikiran manusia dapat dilihat
dalam karya – karya tulis. Tulisan berupa pemikiran berada dalam karangan dan buku – buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
b. Aktivitas (Tindakan).
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, yang disebut juga dengan system sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas –
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola – pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari – hari, serta dapat diamati dan didokumentasikan.
c. Artefak (Karya).
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda – benda atau hal – hal yang dapat diraba,
dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata dibandingkan dua wujud kebudayaan
yang lain.
Budaya merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia selalu menghasilkan budaya karena manusia dikaruniai akal
untuk berfikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. hal inilah yang membedakan
hewan dan manusia. Adapun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung bersifat statis
(menetap), sedangkan manusia selalu berubah (dinamis). Sebagai contoh, Kalian dapat
membedakan rumah burung dan rumah manusia. Dimanapun, burung Pipit akan membuat
sarang yang bentuknya sama. bandingkan dengan rumah manusia di berbagai daerah di
Indonesia.
Penjelasan Koentjaraningrat tentang 7 (tujuh) unsur kebudayaan dapat membantu kita lebih
memahami secara nyata tentang kebudayaan.Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai budaya universal tersebut, yaitu :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia, diantaranya ; Pakaian, perumahan, alat –
alat rumah tangga, senjata, alat – alat produksi, transport, dsb.
b. Mata pencaharian hidup dan system – system ekonomi, diantaranya pertanian, system
produksi, system distribusi, dsb.
c. Sistem kemasyarakatan, diantaranya system kekerabatan, organisasi politik, system
hukum, system perkawinan.
d. Bahasa, lisan dan tertulis.
e. Kesenian, diantaranya Seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb.
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (Sistem kepercayaan).
58
Banyak hal yang mempengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia,
diantaranya :
a. Perbedaan Lokasi.
Kalian bandingkan bentuk rumah asli masyarakat jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi
alam di Jawa dan Kalimantan menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah.
Kalian juga dapat mengamati berbagai kerajinan yang dibuat masyarakat pegunungan
dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b. Perbedaan Agama / Keyakinan.
Agama Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayaan berupa patung dan relief
pada dinding – dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari system kepercayaan Hindu
– Buddha yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. relief pada dinding – dinding
candi Hindu – Budha biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya. Kalian
dapat menemukan berbagai candi, patung dan relief peninggalan kerajaan masa Hindu –
Buddha di pusat – pusat kerajaan tersebut. Pusat – pusat kebudayaan pada masa kerajaan
Hindu – Buddha di Sumatra dapat kalian temukan di Riau, jambi, Sumatra Utara, Sumatra
Barat, Sumatra Selatan dan Lampung. Adapun di pulau jawa kalian dapat menemukannya di
Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, malang dan Mojokerto (dekat Surabaya).
Pada masa perkembangan kerajaan Islam, hasil seni bangunan dan ukir relief patung
bergeser menjadi seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
Selain kedua hal tersebut, perbedaan budaya juga disebabkan faktor – faktor lain, seperti
adat istiadat, kebiasaan dan tradisi.
Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa. Karena Indonesia memiliki beragam suku
bangsa, bentuk kebudayaannya juga beragam. Setiap daerah memiliki kebudayaan daerah
yang khas. Keragaman budaya daerah dapat diketahui melalui bentuk – bentuk pakaian adat,
lagu daerah, tarian daerah, rumah adat, alat music, seni pertunjukan dan upacara adat.
3. Perbedaan Suku bangsa.
Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. suku jawa
adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41 % dari total
Populasi. Sebagian besar suku Jawa tinggal di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Banyak dari anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di
Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri. Suku Sunda, Suku Melayu dan Suku Madura
secara berurutan adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.
berikut ini merupakan contoh nama suku bangsa dan lokasi atau tempat yang paling banyak
didiami / ditinggali.
Tabel : Nama Suku Bangsa dan Daerah Asal
59
NO NAMA SUKU BANGSA DAERAH ASAL
15 Timor, Rote, sabu, Manggarai, Ngada, Ende Lio, Nusa Tenggara Timur
Larantuka dan Sumba
60
16 Kaali, Kuwali, panuma, Mori, balatar dan Banggai Sulawesi Tengah
20 Bali Bali
Walaupun kita memilikiberagam suku bangsa yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia,
namun kita bebas tinggal di berbagai tempat di Indonesia. Sebagai contoh, Jakarta sebagai
Ibu Kota Republik Indonesia dapat juga disebut sebagai miniature Indonesia. Di Jakarta,
kalian dapat menemukan berbagai macam suku bangsa Indonesia.
secara ilmiah, perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak terlepas dari faktor sejarah nenek
moyang bangsa Indonesia.
Sejak ribuan tahun yang lalu, berbagai suku bangsa di Indonesia hidup berdampingan secara
harmonis. berbagai suku bangsa di Indonesia saling memahami dan menghargai perbedaan
yang ada. Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa Indonesia
sangat terbuka menerima kedatangan berbagai suku bangsa yang berbeda. Mereka hidup
berdampingan dan bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara. bahkan, banyak
masyarakat yang melakukan perkawinan campur.
4. Perbedaan Pekerjaan.
Pekerjaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Pada saat ini, kalian dapat menemukan berbagai jenis pekerjaan baik
sector formal maupun non formal. Pekerjaan sector formal adalah berbagai pekerjaan yang
dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta. Para karyawan
perusahaan, pegawai bank, pegawai pemerintah dan guru merupakan contoh pekerjaan pada
sector formal. pada jenis pekerjaan formal ini, individu terikat secara langsung oleh system
yang berlaku. Dengan demikian, mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat.
Kondisi tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel, petani, penjual di pasar dan
pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri tak tergantung pada pihak lain.
Sebagai contoh, pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling sangat bergantung pada
61
pedagang tersebut. Apabila ingin libur, ia dapat libur sewaktu – waktu. hal ini berbeda
dengan orang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan atau lembaga pemerintah.
semua pekerjaan itu mulia selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Guru, TNI, dokter, petani dan tukang pijat sama – sama pekerjaan mulia. Tidak ada yang lebih
rendah atau lebih tinggi derajatnya. Semua profesi saling membutuhkan. Tanpa guru, tidak
aka nada TNI dan dokter. tanpa petani, tukang pijat dan guru dapat mengalami kelaparan,
demikian seterusnya. Rantai kehidupan manusia tersusun sedemikian rupa sehingga saling
membutuhkan.
Sebagai sebuah negara besar, bangsa Indonesia jauh lebih beragam atau heterogen
dibandingkan negara – negara lain. Perbedaan tersebut tentu harus dikelola dengan baik
agar bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Keberagaman budaya telah memberikan manfaat besar bagi bangsa Indonesia. Contohnya
dalam bidang bahasa. Kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat
memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Kosa kata dalam bahasa Indonesia
berbeda dengan kosa kata bahasa Malaysia. Malaysia tidak memiliki kata sebanyak bangsa
Indonesia. bahasa dominan di Malaysia adalah Melayu yang kemudian diperkaya dengan
menyerap bahasa asing seperti bahasa inggris, bahasa arab dan bahasa Tionghoa. dalam
bahasa Indonesia, kalian dapat menemukan berbagai istilah yang diserap dari berbagai
bahasa daerah.
Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia, yang
bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari manusia di tiap – tiap daerah dapat
pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.
5. Peran dan Fungsi Keragaman Budaya.
Peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembanguna nasional sebagai berikut :
a. Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing.
Indonesia adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik
wisatawan manca negara adalah kekayaan budaya bangsa Indonesia. salah satunya adalah
Sendra tari Ballet Ramayana di Prambanan Yogyakarta. kebudayaan yang masih berkembang
di Yogyakarta merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta membantu kegiatan perekonomian
masyarakat Yogyakarta. berbagai barang dan jasa diperjualbelikan di kota pelajar tersebut.
Ratusan hotel, rumah makan, biro perjalanan,produksi cindera mata, seni kerajinan dan
sebagainya tumbuh subur di Yogyakarta.
b. Mengembangkan Kebudayaan Nasional.
kebudayaan nasional adalah puncak dari kebudayaan – kebudayaan daerah. kebudayaan
daerah akan memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional merupakan suatu
62
kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara dan memiliki syarat
mutlak bersifat khas dan dibanggakan serta memberikan identitas terhadap warga. Budaya
nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman
dahulu hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa
tersebut dan memeberikan identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang
kuat.
Pakaian batik merupakan salah satu contoh budaya nasional. Batik adalah hasil dari budaya
local. beberapa daerah di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang
berbeda – beda. Batik kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan
demikian, budaya local menjadi budaya nasional.
c. Tertanamnya Sikap Toleransi.
kekayaan budaya bangsa Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran.
Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia semakin menambah kesadaran
masyarakat bahwa pada hakikatnya manusia memiliki perbedaan. perbedaan kebudayan
adalah hal biasa, tidak perlu dipertentangkan. Setiap budaya ingin dikembangkan. Perlu
sikap saling mendukung serta kebersamaan dalam upaya mengembangkan kebudayaan.
kebudayaan Indonesia bukan milik satu suku bangsa, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
d. Saling Melengkapi Hasil Budaya.
Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia tidak pernah sempurna.
keanekaragaman budaya di Indonesia justru memebrikan kesempatan untuk saling mengisi.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia di berbagai daerah memiliki berbagai corak seni
bangunan, lukis, kain tenun dan sebagainya. Kekayaan corak seni tersebut apabila
berinteraksi akan menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga. Saat ini,
misalnya, dikembangkan di seluruh masyarakat Indonesia. Pada masa lau, seni membatik
lebih banyak dikembangkan masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah dengan corak
atau motif batik Jawa. Pada saat ini, masyarakat di berbagai daerah memiliki motif batik yang
khas yang mencerminkan karakteristik budaya setempat.
e. Mendorong Inovasi Kebudayaan.
Inovasi kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik.
Sebagai contoh, kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek
moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda. perbedaan
ini tentu didasari berbagai alasan. Setiap kelompok masyarakat melakukan interaksi yang
berpengaruh pada cara berfikir dan hasil kebudayaan. Itulah hasil komunikasi cara bertani
yang menghasilkan cara baru dank has dalam pertanian. Interaksi itu bersifat khas dan unik.
Oleh karea itu, pola bercocok tanam yang dihasilkan juga khas dan unik.
63
Bentuk – bentuk inovasi kebudayaan dapat terjadi karena akulturasi dan asimilasi. menara
Masjid Kudus memiliki bentuk yang sama dengan Bale Kul Kul Pura Taman Ayun di bali.
Walaupun bentuknya sama, tetapi fungsinya berbeda. Bale Kul Kul memiliki fungsi sebagai
tempat upacara keagamaan umat Hindu, sedangkan Menara Mesjid kudus memiliki fungsi
untuk mengumandangkan bedug dan adzan. Interaksi budaya diatas menunjukkan sikap
toleran masyarakat pada masa lalu.
LAMPIRAN 4
Lampiran 1
1 Video 1 (agama)
64
https://youtu.be/
mu1u4poYRsY
2 Video 2 (suku)
https://youtu.be/
LxaXG3ejynM
3 Video 3 (budaya)
https://youtu.be/
EPpSZfgwQCA
4 Video 4 (jenis
pekerjaan)
https://youtu.be/
Yybui-2zKJQ
65
66
Lampiran 2
TES TERTULIS
67
D. Primodialis
Soal Uraian
Sumber:Hardtopbromo.wordpress.com
Logo pada gambar digunakan Indonesia untuk mempromosikan budaya bangsa
Indonesia kepada dunia. Mengapa bangsa Indonesia perlu melakukan tindakan
tersebut?
5. Perhatikan gambar berikut!
Sumber:kumparan.com
Deskripsikan manfaat pelaksanaan kegiatan seperti diatas!
68
2. Memberikan ucapan selamat hari raya
kepada teman
3. Memberi kesempatan kepada teman
untuk melakukan ibadah
4. Mengikuti ibadah teman agama lain
5. Mengingatkan teman untuk melakukan
ibadah
Contoh perilaku menghargai perbedaan agama
antarteman dikelas ditunjukkan oleh angka ....
A. 1) ,2), dan 3)
B. 1) ,2), dan 4)
C. 2) ,3), dan 5)
D. 3), 4) dan 5)
2 Setiap budaya dalam masyarakat memiliki C 10
kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat
nonilmiah, salah satunya adalah mitos.
Wujud budaya tersebut dikategorikan
sebagai gagasan. Dasar penggolongan mitos
dalam kategori tersebut adalah....
A. Kemampuan memberikan kemudahan
masyarakat dalam beraktivitas
B. Kemampuan dalam mengatur pola tingkah
laku masyarakat
C. berbentuk ide yang tidak dapat diraba
maupun disentuh
D. Bersifat nyata dan dapat dilihat wujudnya
3 Batik merupakan hasil kebudayaan B 10
peninggalan nenek moyang. Meskipun
klasik, batik saat ini digemari oleh generasi
muda. Kain batik tidak hanya menjadi tren
mode pakaian kekinian. Batik juga
diaplikasikan pada produk lain seperti tas,
sepatu, lukisan, dan perabotan. Akibatnya,
corak batik pun ikut mengalami
perkembangan sehingga semakin beragam.
Realitas tersebut menunjukkan salah satu
fungsi keberagaman budaya yaitu ....
A. Menumbuhkan sikap toleransi
B. Mendorong upaya inovasi budaya
C. Menarik minat wisatawan asing ke
Indonesia
D. 1Mendorong upaya saling melengkapi
hasil budaya
4 Sikap yang menunjukkan upaya yang D 10
menghargai perbedaan pekerjaan dalam
masyarakat adalah....
69
A. Memberikan batas interaksi antara
masyarakat yang bekerja disektor formal
dan informal
B. Mengimbau masyarakat yang bekerja
disektor informal agar beralih bekerja di
sektor formal
C. Memberikan sumbangan secara rutin
kepada orang-orang yang bekerja disektor
formal
D. Menghindari sikap membandingkan
pekerjaan satu orang dengan orang yang lain
5 Dalam masyarakat ada pandangan orang- B 10
orang yang berasal dari suku A berkarakter
malas, suku B berkarakter keras, suku C
berkarakter lemah. Anggapan tersebut
bersifat subjektif yang mengakibatkan
dampak negatif bagi kerukunan antarsuku
bangsa. Istilah yang tepat untuk menyebut
anggapan tersebut adalah ....
A. Rasisme
B. Stereotip
C. Separatis
D. Primodialis
70
jenis pekerjaan formal ini, individu terikat
secara langsung oleh system yang berlaku.
Dengan demikian, mereka bekerja penuh
dengan aturan yang mengikat.
Kondisi tersebut berbeda dengan pekerjaan
pemilik bengkel, petani, penjual di pasar dan
pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja
secara mandiri tak tergantung pada pihak
lain. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai
pedagang bakso keliling sangat bergantung
pada pedagang tersebut. Apabila ingin libur, ia
dapat libur sewaktu – waktu. hal ini berbeda
dengan orang yang bekerja sebagai karyawan
perusahaan atau lembaga pemerintah.
71
Sumber:Hardtopbromo.wordpress.com
Sumber:kumparan.com
Deskripsikan manfaat pelaksanaan
kegiatan seperti diatas!
Jawaban:
Manfaat kegiatan karnaval budaya adalah
sebagai sarana edukasi mengenalkan
kepada masyarakat terutama generasi
muda tentang budaya yang ada di
Indonesia (tari,pakaian adat,seni musik,
dll), karnaval juga sebagai sarana unjuk
kreativitas,sarana silahturami dan
penumbuh nasionalisme
Lampiran 3
Soal pengayaan
1. Sikap terbuka dapat mendorong masyarakat melakukan inovasi kebudayaan. Mengapa
demikian?
2. Berikan dua contoh sikap toleransi dalam menyikapi keberagaman!
3. Mengapa harmoni sosial perlu diciptakan dalam masyarakat yang penuh keberagaman?
4. Berikan 2 contoh kegiatan dan bentuk toleransi dalam keanekaragaman agama di Indonesia!
72
73