Disusun oleh :
Nama : SYAFRAN EKA PERMANA, S.Pd
NIP : 19791222 202221 1 008
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “ Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Di
Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pemulutan Barat ”.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu Penilaian
Kinerja Pegawai di SMA Negeri 1 Pemulutan Barat Ogan Ilir
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda.
Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun isi serta pembahasannya.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
penyusunan karya tulis lain di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
umumnya bagi para pembaca.
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................... 2
BAB III
1. Kesimpulan .............................................................................................................. 24
2. Saran ....................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar warga negara dapat berpartisipasi secara efektif, diperlukan bekal pengetahuan dan
keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya partisipasi warga
Negara. Menyiapkan warga Negara yang memiliki kualitas, merupakan tugas pokok
pendidikan baik persekolahan maupun pendidikan luar sekolah.
Tujuan pendidikan Sosiologi adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam
kehidupan politik warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar
demokrasi konstitusional Indonesia.
Namun demikian, hasil pembelajaran pada mata pelajaran Sosiologi tentang “ lembaga-
lembaga Sosial”, di SMA Negeri 1 Pemulutan Barat, diperoleh data hanya 16 (enam belas)
orang dari 21 (dua puluh satu) orang siswa yang berhasil memperoleh nilai secara individu
diatas KKM, atau dapat dinyatakan daya serap siswa secara klasikal hanya mencapai 62%.
Hal ini melatar belakangi perlunya menyusun sebuah rencana perbaikan belajar agar hasil
pembelajaran lebih meningkat dan bermakna bagi siswa.
Untuk menyusun rencana dan melaksanakan perbaikan pembelajaran akan lebih baik jika
perencanaan dan tindakan dilaksanakan dengan cara kolaboratif, bersama teman sejawat,
sebagai perekam kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran, agar perbaikan
terfokus pada masalah yang sudah terekam oleh pengamat.
Peneliti bersama teman sejawat diawali dengan merefleksi hasil pembelajaran. Dari hasil
refleksi teridentifikasi permasalahan sebagai berikut:
Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu kegiatan perbaikan proses
pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan meningkatkan keatifan
siswa dalam melakukan Tanya jawab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada hal-hal yang telah diidentifikasikan sebagaimana tercantum pada latar
belakang diadakannya tindakan penelitian kelas, maka dapat dirumuskan beberapa hal dalam
melakukan tindakan penelitian kelas, yaitu sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan program perbaikan yaitu untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah ditemukan dalam proses pembelajaran Sosiologi XII
IPS (Dua belas) SMA Negeri 1 Pemulutan Barat, diantaranya yaitu:
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil kegiatan belajar yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian tindakan
kelas yang dirancang dalam 2 (dua) siklus tindakan perbaikan di kelas XII (Dua belas) SMA
Negeri 1 Pemulutan Barat, diharapkan dapat memeberikan manfaat baik guru, siswa, dan
institusi.
4) Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus guru
berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sehingga
menjadi guru yang inovatif.
2. Bagi bagi siswa adalah:
2) Siswa dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa senang
mengikuti pembelajaran.
3) Dengan berdiskusi maka secara tidak langsung siswa melaksanakan kegiatan bimbingan
teman sejawat, dan melatih siswa untuk mengemukakan pendapat sehingga melatih rasa
percaya diri agar berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Pembelajaran
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Motivasi siswa baik ekstrinsik dan instrinsik akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Meece dan Blumenfild, ada kolerasi positif antara hasil belajar dengan motivasi,
semakin kuat dan tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap hasil
belajar. Guru harus berperan sebagai motivator, selain itu guru juga harus dapat menciptakan
proses belajar yang menantang siswa untuk berfikir kreatif.
Selain motivasi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat dibutuhkan sesuai dengan
karakteristik anak, menurut Teori Piaget anak usia tersebut termasuk periode operasional
kongkrit (concrete operational period) dimana hal-hal yang bersifat kongkrit lebih mudah
dipahami dibanding yang abstrak. Pada masa ini juga anak menganggap bahwa kehidupan
adalah bermain. Penggunaan alat peraga akan sangat membantu keberhasilan proses
pembelajaran.
Guru juga harus mampu mengadakan variasi dalam pembelajaran baik alat peraga maupun
metode yang digunakan. Pengadaan variasi dalam pembelajaran mempunyai manfaat sebagai
berikut :
Suciati (2003), motivasi merupakan dorongan, dan dorongan tersebut dapat berupa intrinsic
motivation (dorongan dari dalam diri) dan extrinsic motivation (dorongan dari luar)
Menurut Puji Santosa, dkk (2008) tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah, menyampaikan pendapatnya
dengan baik dan benar serta dapat menghargai orang lain.
Hargreaves (dalam Hopkins, 1993) Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada
diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
B. Motivasi Belajar dan Media Pembelajaran
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar: (Huitt, W. (2001) dalam Yuni Pitriah) “ motivasi belajar adalah suatu
kondisi internal sebagai pendorong pada diri anak untuk melakukan kegiatan belajar, atau
status internal kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat yang
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai sesuatu”
Sementara itu (Slamet ,1987 :92). “ motivasi belajar adalah suatu hasrat atau keinginan yang
mengarah kepada tujuan pembelajaran, dan bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran
akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan yang jelas maka siswa akan belajar lebih
tekun, giat dan lebih bersemangat”
1. Motivasi Intrinsik yaitu suatu motivasi atau dorongan yang lahir dalam diri siswa
sendiri
2. Motivasi Ekstrinsik yaitu suatu motivasi karena pengaruh dari luar misalkan suasana
kelas yang agak berbeda dirasakan siswa karena guru mengunakan alat peraga atau
guru memberikan pujian.
Untuk meningkatkan perhatian siswa, motivasi belajar siswa dapat juga dilakuka dengan
sapaan atau penghargaan yang bisa dilakukan dengan cara verbal atau non verbal yang
merupakan bentuk motivasi ekstrinsik.
“Jika pemberian motivasi ekstrinsik ini dilakuka maka akan berdampak pada perhatian
belajar karena antara perhatian dan motivasi adalah satu kesatuan dimana perhatia belajar
adalah kesiapan mental (pikiran dan perasaan) pada suatu objek pembelajaran yang akan
berkontribusi terhadap hasil belajar siswa”. (Huitt, W. (2001) dalam Yuni Pitriah)
Hasil belajar : Benyamin Bloom (1956) “ Gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif,
afektif dan fsikomotorik” jadi hasil belajar berupa perubahan prilaku secara keseluruhan
meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan (Kognitif) , Keterampilan (Psikomotor) dan
penguasaan nilai (Afektif). Hasil belajar akan tercapai secara menyeluruh jika adanya
motivasi belajar.
Alat peraga/Media
a) (Heinich,dkk 1993) “media merupakan alat saluran komunikasi, bisa berupa media
film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer dan instruktur.”
b) (Schramm 1977) mengemukakan bahwa “media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”
Dari uraian pengertian media diatas dapat disumpulkan bahwa media/alat peraga
pembelajaran adalah alat/bahan yang dapat membawa pesan-pesan pembelajaran yang
mudah dimengerti oleh si penerima pesan (siswa) dengan tujuan penguasaan materi
pelajaran akan menjadi lebih baik.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang
suatu obyek
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
(Latuheru (2005) dalam Yoga) tentang peran media dalam pembelajaran adalah:
Mengapa peranan media atau lebih sering kita menyebutnya alat bantu pembelajaran atau
alat peraga diperlukan dalam proses pembelajaran dikelas karena didasarkan pertimbangan
bahwa:
2) Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik, karena pertimbangan keamanan. Obyek
dimaksud bisa disederhanakan jika memang berbahaya dalam bentuk miniatur,
model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual,
audial atau visual.
3.) Media dapat menjebatani pemahama siswa jika objek dibawa kedalam ruang kelas
karena misalkan objek:
1. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat oleh indra penglihatan terdiri
atas:
a) Media Visual yang dapat diproyeksikan ; over head projektor (OHP), in focus
b) Media visual yang tidak dapat didiproyekskan grafik, diagram, chart, bagan,
poster, kartun, komik
Apabila peranan media tepat akan memudahkan dalam metode mengajar di kelas,
selanjutnya guru didalam kelas sebaiknya memupuk rasa kepercayaan kepada siswa akan
tugas-tugas yang diberikan selesai dengan baik, maka jaga hubungan guru dengan siswa
dengan cara:
Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan sabar, adil,
terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan atau kelompok agar dapat
memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar
belakangnya)
Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada
yang negatif.
Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan
setiap siswanya.
Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan
terhadap siswanya
Identik dengan ceramah, namun ceramah bisa dikolaboraska dengan pengunaan alat peraga
serta adanya tambahan dialog interaktif, ceramah bervariasi yang baik adalah penyajian
materi disusun sistematis berurut dan jelas. Sistematika penyajian ceramah antara lain:
a) Pemberian informasi
d) Respon
e) Ide baru
1. Memusatkan perhatian
2. Menjelaskan masalah dan uraiannya
3. Menganalisis pandangan
4. Meningkatkan urutan
5. Menyebarkan kesempatan partispasi
6. Menutup dan menyimpulkan bersama.
7. Tanya jawab
Metode demonstrasi adalah merupaka metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjuka secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu, sehinga dapat
memperlajari secara proses.
A. Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Peneliti adalah Seorang Guru Mapel Sosiologi Di SMA Negeri 1 Pemulutan Barat Ogan Ilir.
Penelitian dilaksanakan pada Mata Pelajaran Sosiologi, Semester Gazal di kelas XII IPS (dua
belas) SMA Negeri 1 Pemulutan Barat Ogan Ilir, tentang “Bagaimana meningkatkan
pemahaman siswa melalui penggunaan media pembelajaran Visual Pada Mata Pelajaran
Sosiologi di kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pemulutan Barat
Jumlah siswa kelas XII IPS (dua belas) adalah 21 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11
orang perempuan.
Tabel 3.1
1. Perencanaan
Merencanakan merupakan langkah awal dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan
dalam melakukan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan
realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan nyata rencana hanya merupakan angan-
angan saja yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Agar tindakan yang kita lakukan dapat
kita ketahui kualitasnya, maka kita perlu melakukan pengamatan.
Kegiatan pengamatan harus dilaksanakan oleh orang lain agar dapat merekam segala kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti, sehingga hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti dapat diamati
oleh pengamat. Dalam hal ini peneliti meminta mempersiapkan salah seorang teman sejawat
yang diminta bantuannya untuk menjadi pengamat.
Setelah diperoleh hasil pengamatan, maka ditemukan kelemahan dan kelebihan dari hasil
pembelajaran, yang kemudian didiskusikan dan direfleksikan sehingga mampu menentukan
langkah-lankgah menuju perbaikan proses pembelajar.
MERENCANAKAN
REFLEKSI
MELAKUKAN TINDAKAN
MENGAMATI
Dengan melihat gambar bagan diatas dapat kita simpulkan bahwa keempat langkah tersebut
merupakan langkah yang berurutan, yang menjadi siklus kegiatan yang saling menentukan.
2. Pelaksanaan Perbaikan
Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran Sosiologi bertempat di kelas XII IPS (Dua belas) SMA
Negeri 1 Pemulutan Barat Ogan Ilir dimulai dari tanggal 12 Juli 2022 sampai dengan tanggal
15 Juli 2022
Tabel 3.2
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran dan menganalisis hasil evaluasi ternyata siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 16 orang dari 21 orang siswa atau secara
klasikal mencapai 62%. Berdasarkan hasil pembelajaran yang didiskusikan dengan teman
sejawat maka ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran, antara lain :
Kemudian hasil dari pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat akan
digunakan sebagai bahan untuk menyusun rencana perbaikan siklus kesatu.
Setelah menghitung keberhasilan pembelajaran dari perolehan nilai siswa, maka direfleksikan
dan diskusikan kembali dengan teman sejawat selaku pengamat. Hasil diskusi memutuskan
pelu adanya perbaikan kembali. Langkah-langkah yang di tempuh dalam perbaikan
pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perolehan nilai secara individu dan klasikal dapat ditentukan bahwa hasil
pembelajaran siklus II, siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pemulutan Barat telah menguasai
dan memahami tentang lembaga-lembaga sosial dan wewenangnya. Dengan kata lain guru
telah melakukan proses pembelajaran secara profesional dengan menghasilkan capaian nilai
keberhasilan individu dan klasikal di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Sosiologi
Selain guru, siswa pun diobservasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang telah
dilakukan oleh siswa sebagai timbale balik dari kegiatan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran. Berikut disajikan data hasil refleksi guru dalam kegiatan pembelajaran
terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa, dan hasil pengamatan teman sejawat pada kegiatan
perbaikan pembelajaran ke-1 dan ke-2, pada table 4.3 hasil observasi keaktipan siswa
Tabel 4.3
Dari data pada table 4.3 nampak bahwa keaktifan siswa juga mempengaruhi daya serap siswa
terhadap hasil pembelajaran.
Selanjutnya, setelah melalui proses pembelajaran dan perbaikan pembelajaran siklus I dan
Siklus II, diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Terbukti dengan peningkatan perolehan
nilai baik secara individu maupun klasikal untuk setiap kegiatan. Nilai yang diperoleh siswa
dalam setiap siklus digambarkan pada tabel 4.4, perolehan nilai siswa kelas XII SMA Negeri
1 Pemulutan Barat mata pelajaran Sosiologi
Tabel 4.4
KKM : 70
Kemajuan hasil perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Pemulutan Barat
telah dilaksanakan dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelum
kegiatan pembeljaaran dilaksnakan.
Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 16 orang dari 21 orang siswa atau
secara klasikal mencapai 62%. Berdasarkan hasil pembelajaran yang didiskusikan dengan
teman sejawat maka ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran, antara
lain :
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siswa masih terlihat asing dengan istilah-istilah pada lembaga negara.
3. Metode yang digunakan kurang merangsang keaktifan siswa.
4. Media dan alat peraga pembelajaran masih kurang.
Dari berbagai permasalahan yang timbul tersebut kemudian didiskusikan kembali dengan
teman sejawat untuk dilakukan perbaikan pembelajaran. Langkah-langkah yang direncakanan
untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah :
1. Membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan memebri nama kelompok dengan
nama-nama lebaga pemerintahan
2. Mempersiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa bagan
lembaga-lembaga pemerintah.
3. Menggunakan metode yang lebih fariativ.
4. Memberikan soal evaluasi dengan bahasa yang mudah dipahamai siswa.
Dari hasil kegiatan Pembelajaran diperoleh hasil nilai komulatif evaluasi kegiatan
pembelajaran sebagaimana digambarkan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Nilai
No Banyak Murid Nilai Persentase
Komulatif
1 100 0 0%
2 90 0 0%
3 5 80 952 24%
4 5 70 500 14%
5 6 60 857 32%
6 3 50 416 18%
7 2 40 336 18%
8 30 0 0%
9 20 0 0%
10 10 0 0%
Jumlah 21 3061 100%
Nilai Rata-rata Kelas 61
Berdasarkan pada data perolehan nilai komulatif hasil kegiatan pembelajaran (RP), masih
dibutuhkan adanya perbaikan terhadap proses pembelajaran baik dari guru maupun dari
siswa.
Untuk itu kegiatan pembelajaran, perlu diperbaiki dengan melaksanakan proses perbaikan
pembelajaran siklus I.
1. Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus I (RPP I)
Data tersebut dapat digambarkan pada tabel 4.6 perolehan nilai komultif siswa terhadap hasil
perbaikan pembelajaran siklus I
Tabel 4.6
Nilai
No Banyak Murid Nilai Persentase
Komulatif
1 100 0 0%
2 5 90 450 12%
3 4 80 280 9%
4 6 70 285 13%
5 4 60 240 9%
6 3 50 150 7%
7 40 0 0%
8 30 0 0%
9 20 0 0%
10 10 0 0%
Jumlah 21 1405 100%
Nilai Rata-rata Kelas 72
Berdasarkan data di atas maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, dan diberikan evaluasi
untuk mengukur keberhasilan pembelajaran diperoleh hasil pembelajaran yaitu 11 orang
siswa telah berhasil memperoleh nilai diatas nilai KKM yaitu diatas 65.
Tabel 4.7
Pada tabel data perolehan nilai secara individu dan klasikal dapat ditentukan bahwa hasil
pembelajaran siklus II, siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pemulutan Barat mengetahui dan
memahami tentang lembaga-lembaga sosial dan wewenangnya.
Berdasarkan pada hasil perbaikan pembeljaaran siklus II, maka perbaikan pembelajaran telah
dilakukan secara profesional dengan menghasilkan capaian nilai keberhasilan individu dan
klasikal di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan dari hasil observasi terhadap
siswa pun telah diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti pembeljaran.
Kekurangan dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan kegiatan observasi yang
dibantu oleh teman sejawat.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan perbaikan pembelajaran dan hasil yang telah dicapai, penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Guru yang professional mampu mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang
menyenangkan.
2. Suasana belajar yang kondusif mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Dengan penggunaan alat peraga yang tepat, dapat memberikan data-data sesuai
dengan kebutuhan informasi siswa.
4. Penguatan berpengaruh positif bagi siswa, yaitu menambah rasa percaya diri siswa.
5. Keaktifan siswa di dalam berdiskusi dengan temans sekelompok dapat membangun
individu siswa menjadi figure yang terbuka terhadap masalah yang dimilikinya
B. Saran
Setiap guru hendaklah mampu memilih dan menggunakan alat peraga dengan baik sehingga
membantu siswa dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguasai dan
memahami materi pelajaran.
Dalam pelaksanaan metode diskusi hendaklah guru lebih memotivasi siswa yang kurang aktif
agar ikut berpartisifasi, dan kepada ketua kelompok hendaklah dilatih agar dapat melibatkan
semua anggota kelompok dengan membagi tugas secara adil dan merata.
Anitah Sri, HH Asep, Ruhimat Toto, Wardhani IGAK , Julaeha Siti. 2008. Startegi
Pembelajaran di SD.Jakarta : Universitas Terbuka