Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

BEST PRACTICE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN


DISCOVERY LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MATERI
TEKS KHUSUS: SHORT MESSAGE
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI UNGGUL
DHARMASRAYA
TAHUN PELAJARAN 2019

DI SUSUN OLEH :
FITRI WULANDARI, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA


DINAS PENDIDIKAN
SMPN UNGGUL DHARMASRAYA
Jl.Taratak kampung Surau, Kecamatan Pulau Punjung 27573
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


B. Jenis kegiatan
C. Manfaat kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan sasaran


B. Bahan/materi kegiatan
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan
D. Alat/instrumen
E. Waktu dan tempat kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul “Penggunaan Model


Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Materi Teks Khusus: Short Message”

Nama : FITRI WULANDARI, S.Pd.

Asal Sekolah : SMPN UNGGUL DHARMASRAYA

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari : Sabtu

Tanggal : 21 Desember 2019

Kepala SMPN Unggul Dharmasraya

AFRIZAL BAKRI, S.Pd.

NIP
BIODATA PENULIS

1. Nama FITRI WULANDARI


2. NIP -
3. NUPTK -
4. Jabatan Guru Mata Pelajaran
5. Pangkat / Gol.Ruang IIIA
6. Tempat / Tanggal Lahir Bukittinggi, 27 April 1990
7. Jenis Kelamin Perempuan
8. Agama Islam
9. Pendidikan Terakhir S-1 Pendidikan Bahasa Inggris
10. Unit Kerja SMPN Unggul Dharmasraya
Jalan Taratak Kampung Surau, Kec. Pulau
11. Alamat Unit Kerja
Punjung

Pulau Punjung , 21 Desember 2019

Penulis

Fitri Wulandari, S.Pd.


KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pada tanggal 21 Desember
2019
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat.
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya
2. Kepala SMPN Unggul Dharmasraya yang telah memberi izin, kesempatan
dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas –
luasnya
3. Semua rekan guru di SMPN Unggul Dharmasraya yang telah memberi
bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk
Best Practice ini.
4. Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan
memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice
ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya
ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Pulau Punjung , 21 Desember 2019

Penulis

Fitri Wulandari, S.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral, maupun sosial budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa
dapat hidup mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Proses
pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta
didik, guru, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait
untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Kompetensi akan tercapai dengan
maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
Untuk memaksimalkan proses belajar mengajar, pemerintah telah
membuat suatu kurikulum baru yang disebut kurikulum 2013, berbasis pada
kompetensi sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, seperti
tertulis dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 menurut
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurikulum 2013 yang sekarang telah diberlakukan di sekolah-sekolah
juga diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Ditegaskan bahwa tugas
guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus
didorong agar aktif berlatih menggunakan bahasa pada keterampilan menulis.
Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara
optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Keadaan siswa SMP dengan sistem yang menerapkan K13 dan
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam hal ini yang berkaitan dengan mata
pelajaran Bahasa Inggris, lebih tepatnya dalam materi teks khusus seperti
short message, tidak menutup kemungkinan banyak guru yang mengalami
kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal. Karena guru dituntut untuk mengejar target
materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester.
Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan murid
dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan murid tidak hanya
tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun metode.
Akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan
prestasi murid dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
Banyaknya persiapan yang ingin dilakukan dalam metode
pembelajaran Kurikulum 13 sehingga guru sasaran merasa terbebani dalam
memberikan pembelajaran, dan guru sasaran lebih cenderung untuk
menggunakan pembelajaran langsung.
Oleh karena itu model pembelajaran Kurikulum 13 tersebut perlu
disosialisasikan lebih optimal pada guru sasaran untuk dapat diaplikasikannya
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan supaya guru sasaran
tidak tertinggal dengan inovasi pendidik dengan penerapan model
pembelajaran inovatif.

B. Jenis Kegiatan
Dari penjelasan tentang latar belakang masalah di atas, diketahui
bahwa ruang lingkup penelitian ini meliputi kajian pembelajaran, khususnya
pada Pembelajaran Kurikulum 13 dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada
aspek teks khusus, yaitu short message. Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran, merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS). Program ini merupakan bagian dari program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Manfaat Kegiatan

 Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada


keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga penilaiannya
 Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya
 Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik
 Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik dan manajerial.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


a) Mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.
b) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi
pembelajaran, di mana kegiatan dilakukan secara terintegrasi dalam
satu area wilayah dengan mempertimbangkan jarak, akses, dan volume
guru yang ikut serta.
c) Memudahkan dalam melakukan pemetaan kompetensi, kinerja, serta
aktivitas guru.
d) Memudahkan dalam melakukan pembinaan terhadap program
peningkatan kompetensi guru sesuai dengan hasil pemetaan yang
dilakukan.
e) Memudahkan dalam melakukan supervisi dan koordinasi peningkatan
kompetensi pembelajaran.
f) Sasaran Program PKP Berbasis Zonasi adalah peserta didik melalui
guru pada semua jenjang satuan pendidikan mulai dari TK/TKLB,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK/SMKLB.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
materi Kelas VIII pada semester dua, short message.
Bahasa Inggris Kelas VIII
3.21 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks , dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan singkat
KD 3.3 dan pengumuman /pemberitahuan (notice) dengan memberi
dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah , sesuai
dengan konteks penggunaannya
3.2.1 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media
KD 4.3 cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual
Bahasa Inggris Kelas VIII
3.12 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan
singkat dan pengumuman/ pemberitahuan (notice), dengan
KD 3.2 memberi dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah,
sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.12.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi


sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pesan singkat
dan pengumuman/pemberitahuan (notice) lisan dan tulis,
sangat pendek dan sederhana, terkait kegiatan sekolah.

KD 4.2 4.12.2 Menyusun teks khusus dalam bentuk pesan singkat dan
pengumuman/pemberitahuan (notice), sangat pendek dan
sederhana, terkait kegiatan sekolah, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai konteks

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pelaksanaa kegiatan ini di atur dalam SIM PKB bagi tenaga pengajar
yang berkesempatan mendapatkan undangan dalam bentuk email maka peserta
mempunyai hak untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran
discovery learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang
telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di
kelas VIII, dan kelas IX. Melalui teks khusus unit 1 dan unit 2, termasuk
di dalamnya, kelas VIII, materi short message.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang
ada di kelas VIII, penulis memilih untuk mengajarkan pasangan KD 3.3-
4.3 di kelas VIII semester 2.
4. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
5. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Inggris Kelas VIII


3.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial Short Message
3.3.2 Mengidetifikasi struktur Short Message
3.3.3 Mengidentifikasi unsur kebahasaan Short Message
KD Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi sosial Short
4.3 Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi sosial
Short Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan unsur kebahasaan
Short Message

B. BAHAN DAN MATERI


Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas
IX untuk tema Report Text berikut ini
SHORT MESSAGE
1.1 Definition
Short message is a written piece of information that you give to other people.
The short message can be in a form of traditional written message or like
todays form of messages which are electronic message; email and social
media, such as WhatsApp, messenger, SMS etc.
1.2 Function
The function of the short message is to send message to intended person with
a short on concise message, while the content is clear and understood by other
people. You might want to write a letter if you need to talk longer but if you
just need to leave a short message you can use this type of communication.
1.3 Structure
The structure of a short message should consist of:
1) the addressee, the one who accept the message. For example: Dear Afifah,
Hi Hady, etc.
2) contain, what the message is. For example, you have promised your friend
to have a group work, but then something come up. Therefore,
you need to inform your friend that you cannot come, or you will come late to
that group work.
3) and the sender, who send the message. You used to write your name on the
message but later if you send your message using electronic device such as
mobile phone which can save your number in others’ device you might not
need to write your name. Otherwise, you need to write your name.

Tabel 1 Struktur Teks pesan singkat


Structure Examples
adressee Dear Hady,
Hi Afifah,
Hello Agus,
Dear Ms. Park,
Content I need to pick your sister up at
school. The house door will be lock.
Please tell Ms. Mar to find the key in
the usual place.
Mommy will be away for some work.
Please call me if you have something
to talk about.
Sender Mom
Dad
Your brother

C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecakapan


Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/
mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru
dalam melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan
menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan
karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan pembelajaran
tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai
pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta didik,
yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical
Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan
Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS
(Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2
(memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3
{mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik,
pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam
rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-
13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah
paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran,
Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi
dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut
dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan
pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu
mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru,
guru pun diharapkan untuk
menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih
variatif agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran
yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan
harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan
dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan
bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS
yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar
menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan
"bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak
membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah
nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.

Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh
short message yang berkaitan dengan tema sekolah (b) buku guru dan buku
siswa when english rings the bell, kelas VIII kemendikbud 2017 Instrumen
yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen
untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini di laksanakan pada pada 6 Desember 2019, tempat kegiatan
praktik di SMPN Unggul Dharmasraya.
BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru


yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan
pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada
integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar
mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan
menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang meliputi: (l)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan
(4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi
oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya
LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2
(memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan)
dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher
Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Selain pentingnya peranan 4C, penerapan pendekatan saintifik,
pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
pembelajaran juga memegang peranan penting untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam
rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah
dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga
meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk,
pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran
kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak
sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi
untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik
yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar


dengan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih
percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru
melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan
Discovery Learnng. dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran,
guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat
belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills HOTS).
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
desain pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada kondisi dan potensi pengembangan desain pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis
HOT dikarenakan di SMPN Unggul Dharmasraya belum
menggunakan model pembelajaran ini secara maksimal dan belum
melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi pesrta didik atau HOTS.

2. Proses pembelajaran menerapkan desain pembelajaran (RPP) yang


model Discovery Learning dengan tujuan meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada
jenjang kognitif dari C4-C6, anlisis, evaluasi dan kreasi,

3. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model


pembelajaran discovery learning berbasis higher order thinking skill
(HOTS) ini efektif diterapkan berdasarkan hasil observasi dan
penilaian yang baik.

4. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model


pembelajaran discovery learning berbasis higher order thinking skill
(HOTS) ini efesien diterapkan berdasarkan waktu yang digunakan
lebih sedikit dari yang direncanakan.

A. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning (PDL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa
dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan
latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan
membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan
cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam
dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
4. Pengembangkan produk desain pembelajaran harus memenuhi kriteria
efektif, efesien dan daya tarik, efektivitas berkaitan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran yaitu pada hasil pembelajaran yang didapatakan
peserta didik. Efesiensi berkaitan dengan penggunaan waktu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan daya tarik berkaitan dengan
ketertarikan anak disaat pembelajaran yang berlangsung dimana anak
tertarik dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran
discovery learning.
5. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunkan desain pembelajaran
berupa RPP ini sesuai dengan teori belajar kognitiv dan kontruktivistik
dimana peserta didik menemukan sendiri permasalahan yang ada selain itu
peserta didik aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep
dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari hal ini juga sesuai
dengan tujuan pengembangan desain pembelajaran untuk melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi anak. Pengembangan Pada desain
pembelajaran ini menerapkan teori desain ASSURE sehingga menjadi RPP
dengan memilih.
6. Metode pembelajran dicovery learning yang diterapkan sesuai langkah-
langkah pembelajaran nya untuk melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada peserta didik.
7. Desain pembelajaran berupa RPP yang akan di jadikan sebagai motivasi
guru untuk mengembangkan RPP dengan berbagai model pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
pengembangan yang peneliti tuangkan dalam kegiatan ini meliputi
langkah- langkah : 1) pendahuluan, yang berisi analisis kebutuhan dan
identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 2) perencanaan, 3)
pengembangan produk awal, 4) validasi ahli, 5) revisi produk, 6) uji coba
dan, 7) produk akhir adalah desain pembelajarn berupa RPP. Kegiatan ini
menjadi pijakan empirik dan sumber inspirasi bagi peneliti untuk
melakukan hal yang sama pada obyek dan kompetensi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/32897/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASA
N
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U/vie
w
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5879/4/BAB%20I.pdf
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai