Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya siswa dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para
siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial
budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa dapat hidup mandiri sebagai
individu maupun makhluk sosial. Proses pembelajaran itu sendiri menekankan
pada terjadinya interaksi antara peserta didik, guru, metode, kurikulum, sarana,
dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai kompetensi pembelajaran.
Kompetensi akan tercapai dengan maksimal ketika semua komponen terpenuhi
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Untuk memaksimalkan proses belajar mengajar, pemerintah telah
membuat suatu kurikulum baru yang disebut kurikulum 2013, berbasis pada
kompetensi sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)
warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, seperti tertulis dalam Modul
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kurikulum 2013 yang sekarang telah diberlakukan di sekolah-sekolah juga
diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Ditegaskan bahwa tugas guru
adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar
aktif berlatih menggunakan bahasa pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah
menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih
menggunakan bahasa agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Keadaan siswa
SMP dengan sistem yang menerapkan K13 dan menuntut siswa untuk lebih aktif
dalam hal ini yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, lebih tepatnya
dalam materi teks khusus seperti short message, tidak menutup kemungkinan

1 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran
yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Karena guru
dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan
pada setiap semester.
Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan murid dalam
proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan murid tidak hanya tergantung
pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun metode. Akan tetapi
guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan prestasi murid
dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
Banyaknya persiapan yang ingin dilakukan dalam metode pembelajaran
Kurikulum 13 sehingga guru sasaran merasa terbebani dalam memberikan
pembelajaran, dan guru sasaran lebih cenderung untuk menggunakan
pembelajaran langsung.
Oleh karena itu model pembelajaran Kurikulum 13 tersebut perlu
disosialisasikan lebih optimal pada guru sasaran untuk dapat diaplikasikannya
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan supaya guru sasaran tidak
tertinggal dengan  inovasi pendidik dengan penerapan model pembelajaran
inovatif.

B. Jenis Kegiatan
Dari penjelasan tentang latar belakang masalah di atas, diketahui bahwa

ruang lingkup penelitian ini meliputi kajian pembelajaran, khususnya pada

Pembelajaran Kurikulum 13 dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek teks

khusus, yaitu short message. Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran,

merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa

melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan

mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini merupakan bagian dari

program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diamanatkan oleh

2 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C.      Manfaat Kegiatan

 Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada


keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga penilaiannya
 Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya
 Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik
 Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik dan manajerial.

3 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


a) Mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.
b) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi
pembelajaran, di mana kegiatan dilakukan secara terintegrasi dalam satu
area wilayah dengan mempertimbangkan jarak, akses, dan volume guru
yang ikut serta.
c) Memudahkan dalam melakukan pemetaan kompetensi, kinerja, serta
aktivitas guru.
d) Memudahkan dalam melakukan pembinaan terhadap program peningkatan
kompetensi guru sesuai dengan hasil pemetaan yang dilakukan.
e) Memudahkan dalam melakukan supervisi dan koordinasi peningkatan
kompetensi pembelajaran.
f) Sasaran Program PKP Berbasis Zonasi adalah peserta didik melalui guru
pada semua jenjang satuan pendidikan mulai dari TK/TKLB, SD/SDLB,
SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK/SMKLB.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
Kelas VIII pada semester dua, short message.
Bahasa Inggris Kelas VIII
3.21 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks , dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan singkat
KD 3.3 dan pengumuman /pemberitahuan (notice) dengan memberi
dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah , sesuai
dengan konteks penggunaannya
3.2.1 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media
KD 4.3 cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual
Bahasa Inggris Kelas IX

4 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
3.12 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan
singkat dan pengumuman/ pemberitahuan (notice), dengan
KD 3.2
memberi dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah,
sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.12.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi


sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pesan singkat
dan pengumuman/pemberitahuan (notice) lisan dan tulis,
sangat pendek dan sederhana, terkait kegiatan sekolah.

KD 4.2 4.12.2 Menyusun teks khusus dalam bentuk pesan singkat dan
pengumuman/pemberitahuan (notice), sangat pendek dan
sederhana, terkait kegiatan sekolah, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai konteks

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pelaksanaa kegiatan ini di atur dalam SIM PKB bagi tenaga pengajar yang
berkesempatan mendapatkan undangan dalam bentuk email maka peserta
mempunyai hak untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran discovery
learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas
VIII, dan kelas IX. Melalui teks khusus unit 1 dan unit 2, termasuk di
dalamnya, kelas VIII, materi short message.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Pemetaan KD

5 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada
di kelas VIII, penulis memilih untuk mengajarkan pasangan KD 3.3-4.3 di
kelas VIII semester 2.
4. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
5. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Inggris Kelas VIII


 3.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial Short Message
3.3.2  Mengidetifikasi struktur Short Message
3.3.3 Mengidentifikasi unsur kebahasaan Short Message
KD Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi sosial Short
4.3 Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi sosial
Short Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan unsur kebahasaan
Short Message

B. BAHAN DAN MATERI


Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IX
untuk tema Report Text berikut ini

SHORT MESSAGE
1.1 Definition
Short message is a written piece of information that you give to other people.
The short message can be in a form of traditional written message or like
todays form of messages which are electronic message; email and social
media, such as WhatsApp, messenger, SMS etc.
1.2 Function
The function of the short message is to send message to intended person with
a short on concise message, while the content is clear and understood by other
people. You might want to write a letter if you need to talk longer but if you
just need to leave a short message you can use this type of communication.
1.3 Structure
The structure of a short message should consist of:
1) the addressee, the one who accept the message. For example: Dear Afifah,

6 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Hi Hady, etc.
2) contain, what the message is. For example, you have promised your friend
to have a group work, but then something come up. Therefore,
you need to inform your friend that you cannot come, or you will come late to
that group work.
3) and the sender, who send the message. You used to write your name on the
message but later if you send your message using electronic device such as
mobile phone which can save your number in others’ device you might not
need to write your name. Otherwise, you need to write your name.

Tabel 1 Struktur Teks pesan singkat


Structure Examples
adressee Dear Hady,
Hi Afifah,
Hello Agus,
Dear Ms. Park,
Content I need to pick your sister up at school.
The house door will be lock. Please tell
Ms. Mar to find the key in the usual
place.
Mommy will be away for some work.
Please call me if you have something to
talk about.
Sender Mom
Dad
Your brother

C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecakapan Abad


2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/
mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam
melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking
Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu
dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode,
dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan
pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan
sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta
didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3)

7 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan
Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower
Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS
(Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4
{mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order
Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan
pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi
dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui
berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad
21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual
sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak
sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan
lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru
pun diharapkan untuk
menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif
agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS
ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang
telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal
Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS
tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan
"bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak

8 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.

Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh
short message yang berkaitan dengan tema sekolah (b) buku guru dan buku siswa
when english rings the bell, kelas VIII kemendikbud 2017 Instrumen yang
digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk
melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini di laksanakan pada pada 6 Desember 2019, tempat kegiatan praktik di
SMPN Unggul Dharmasraya.

9 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru


yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena
K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran
abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi
dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model,
strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar
tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang meliputi: (l)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh
Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS
(Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS
(Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis),
tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu
C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Selain pentingnya peranan 4C, penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran
abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran juga
memegang peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP
dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi. Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan
teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah
paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifrk, pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK,
dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar

10 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar dengan
model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik
guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapr ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. dapat
membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan
sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).

11 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang desain

pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada kondisi dan potensi pengembangan desain pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis HOT

dikarenakan di SMPN Unggul Dharmasraya belum menggunakan model

pembelajaran ini secara maksimal dan belum melatih kemampuan

berpikir tingkat tinggi pesrta didik atau HOTS.

2. Proses pembelajaran menerapkan desain pembelajaran (RPP) yang model

Discovery Learning dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada jenjang

kognitif dari C4-C6, anlisis, evaluasi dan kreasi,

3. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

discovery learning berbasis higher order thinking skill (HOTS) ini efektif

diterapkan berdasarkan hasil observasi dan penilaian yang baik.

4. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

discovery learning berbasis higher order thinking skill (HOTS) ini

efesien diterapkan berdasarkan waktu yang digunakan lebih sedikit dari

yang direncanakan.

12 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
A. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning (PDL), berikut disampaikan rekomendasi yang
relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan cara ini
akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih
tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru
lain tentang pembelajaran HOTS.
4. Pengembangkan produk desain pembelajaran harus memenuhi kriteria efektif,

efesien dan daya tarik, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan

pembelajaran yaitu pada hasil pembelajaran yang didapatakan peserta didik.

Efesiensi berkaitan dengan penggunaan waktu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sedangkan daya tarik berkaitan dengan ketertarikan anak disaat

pembelajaran yang berlangsung dimana anak tertarik dengan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajran discovery learning.

5. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunkan desain pembelajaran berupa

RPP ini sesuai dengan teori belajar kognitiv dan kontruktivistik dimana peserta

didik menemukan sendiri permasalahan yang ada selain itu peserta didik aktif

13 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna

tentang hal-hal yang dipelajari hal ini juga sesuai dengan tujuan pengembangan

desain pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi anak.

Pengembangan Pada desain pembelajaran ini menerapkan teori desain

ASSURE sehingga menjadi RPP dengan memilih.

6. Metode pembelajran dicovery learning yang diterapkan sesuai langkah-

langkah pembelajaran nya untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi

atau higher order thinking skill (HOTS) pada peserta didik.

7. Desain pembelajaran berupa RPP yang akan di jadikan sebagai motivasi guru
untuk mengembangkan RPP dengan berbagai model pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. pengembangan yang
peneliti tuangkan dalam kegiatan ini meliputi langkah- langkah : 1)
pendahuluan, yang berisi analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal,
4) validasi ahli, 5) revisi produk, 6) uji coba dan, 7) produk akhir adalah desain
pembelajarn berupa RPP. Kegiatan ini menjadi pijakan empirik dan sumber
inspirasi bagi peneliti untuk melakukan hal yang sama pada obyek dan
kompetensi yang berbeda.

14 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/32897/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U/view
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5879/4/BAB%20I.pdf

15 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa

16 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Lampiran 1:

Conntoh Teks eksplanasi tentang globalisasi

Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat Indonesia


// Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari pikiran
yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi patokan bagi bangsa-
bangsa di seluruh dunia.
Sebagai suatu proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dilihat dari dimensi ruang akan
semakin dipersempit dan dari dimensi waktu semakin dipersingkat dalam berinteraksi
dan berkomunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama
dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh besar bagi kehidupan suatu negara termasuk
negara kita Indonesia. Pengaruh tersebut dibagi menjadi dua yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
1. Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika
pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap
negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan mendukung yang
dilakukan oleh pemerintahan.
1. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat
menunjang kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin.

17 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
1. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah
maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan
bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga
dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
1. Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika
hal tesebut terjadi akibatnya jati diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi
bangsa kita akan terpecah belah.
1. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll)
membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan
menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi
produk dalam negeri.
1. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai
berani kepada orang tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda
sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan
semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat
dunia dianggap sebagai kiblat.
1. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut
dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional
bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu
bangsa.
1. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong
Royong, tapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek

18 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah
tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Dampak di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia,
Akan tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi berkurang atau luntur. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat Indonesia secara global. Apa yang ada di luar negeri dianggap baik
memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Bila
dilaksanakan belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan dianggap
tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pengaruh Globalisasi Terhadap jati diri di Kalangan Generasi Muda.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala
yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian
banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke
budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak
banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian
yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan
memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa
yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan
sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka
yaitu hand phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone yang berteknologi
tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat musik
kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika kita lihat dari segi
sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih
memilih kesibukan dengan menggunakan handphone tersebut.

19 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun
dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Jika
pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral
generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta
terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi
muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak
memiliki jati diri?
Marilah kita Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia, terima globalisasi dengan
rasa kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan globalisasi yang ada
sekarang ini. Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari sekarang kita utamakan produk
dalam negeri dan kenali kebudayaan kita.
(Dikutip dari https://agungaw.wordpress.com/2010/03/01/pkn-minggu3/)

R-9 Rubrik Laporan Best Practise

Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja
peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan kenyataan
yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas

20 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah yang
dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang


sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai

21 | B e s t P r a c ti c e ( P D L )

Anda mungkin juga menyukai