Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN TUGAS TUTON

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
(PDGK4104)

Oleh:
WAHYU IKA YUNITASARI
858850138

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UT MALANG
POKJAR BANDUNG TULUNGAGUNG
2023.2
Tugas 2
1. Mengapa perlu ada kurikulum di sekolah?
Jawab:
Menurut Sukmadinata (2005:2) dalam Wardani (2023:8.5) salah satu karakteristik
pendidikan formal adalah bahwa pendidikan di sekolah memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis. Dengan adanya rancangan atau kurikulum secara tertulis,
pendidikan di sekolah berlangsung secara terencana, sistematis, dan lebih disadari.
Karaktersitik pendidikan formal tersebut menunjukkan bahwa kurikulum merupakan
syarat mutlak bagi terjadinya pendidikan di sekolah. Kurikulum juga merupakan bagian
integral dari pendidikan atau pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidikan di sekolah tidak
akan terjadi apabila sekolah tersebut tidak memiliki kurikulum.
Sumber: Wardani, dkk. 2023. Perspektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

2. Mengapa standar kompetensi lulusan dan karakteristik mata pelajaran perlu diperhatikan
dalam pengembangan kurikulum?
Jawab:
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan minimal yang harus dimiliki
oleh peserta didik setelah menyelesaikan satuan pendidikan pada jenjang atau jenis
tertentu. SKL mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai dengan
karakteristik jenjang atau jenis pendidikan. SKL perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum karena:
a. merupakan acuan bagi pengembang kurikulum dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi pada setiap
mata pelajaran;
b. memberikan gambaran tentang apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik
setelah menyelesaikan satuan pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan kriteria kelulusan dan sertifikat;
c. menggambarkan profil lulusan yang diinginkan oleh masyarakat, dunia usaha, dan
dunia industri, sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk mengembangkan
kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman;
Sedangkan karakteristik mata pelajaran adalah ciri-ciri khusus yang melekat pada setiap
mata pelajaran yang mencerminkan ruang lingkup, sifat, dan kedudukan mata pelajaran
tersebut dalam kurikulum. Karakteristik mata pelajaran mencakup aspek tujuan, isi,
proses, dan penilaian pembelajaran. Karakteristik mata pelajaran perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum karena:
a. memberikan panduan bagi pengembang kurikulum dalam merancang pengalaman
belajar yang sesuai dengan sifat dan ruang lingkup mata pelajaran tersebut;
b. membantu pengembang kurikulum dalam mengorganisasikan materi pembelajaran
yang harus disediakan untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pada setiap
mata pelajaran;
c. menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengintegrasikan pembelajaran secara
lintas kurikuler.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa standar kompetensi lulusan dan karakteristik mata
pelajaran perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum karena keduanya
memberikan panduan bagi pengembang kurikulum dalam merumuskan kemampuan yang
diharapkan dikuasai peserta didik serta dalam merancang pengalaman belajar dan
mengorganisasikan materi yang harus disediakan untuk mencapai kemampuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan dapat mencerminkan tujuan
pendidikan nasional, profil lulusan yang diinginkan, dan kebutuhan serta tantangan zaman.
Sumber: Makarim, N. K. (2023). Mengapa Standar Kompetensi Lulusan dan Karakteristik Mata Pelajaran
Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Kurikulum?. (https://www.masa.biz.id/mengapa-standar-
kompetensi-lulusan-dan-karakteristik-mata-pelajaran-perlu-diperhatikan-dalam-pengembangan-
kurikulum/#:~:text=Dari%20uraian%20di%20atas%2C%20dapat,serta%20dalam%20merancang%20peng
alaman%20belajar) diakses 13 November 2023.

3. Jabarkan tentang bentuk-bentuk bahan ajar di sekolah dasar!


Jawab:
Bahan ajar yang dapat digunakan dan/ atau dikembangkan guru untuk membantu siswa
menguasai kompetensi yang diharapkan. Contoh bentuk-bentuk bahan ajar:
a. Buku teks atau biasa disebut buku ajar, biasanya merupakan buku pegangan bagi guru
dan siswa.
b. Media taktil (manipulatives). Taktil memiliki arti sentuhan atau raba segala sesuatu
yang berkaitan dengan indera peraba. Jadi media taktil adalah bahan ajar dibuat agar
siswa lebih mudah memahami monsep dan prinsip-prinsip tertentu dalam materi yang
disampaikan oleh guru melalui kemampuan motoriknya. Misalnya bangun ruang dari
kayu digunakan dalam membahas bentuk geometri, pasir yang digunakan untuk
membuktikan rumus volume (isi) tabung dan kerucut, dll.
c. Program video merupakan bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau simulasi dari
suatu konsep atau keterampilan yang dipelajari, contoh video proses terjadinya
gerhana mataari dan bulan.
d. Program audio adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan
mendengar para siswa, misalnya rekaman suara dongeng untuk kegiatan menyimak
materi bahasa Indonesia.
e. Lembar kerja siswa merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa, baik
secara individu maupun kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru (Wardani, 2007)
f. Handouts adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada
siswa, contohnya materi yang disajikan dalam kegiatan seminar. Selain itu guru bisa
mengemas materi pokok dalam buku teks menjadi lembaran dan dibagikan kepada
siswa.
g. Surat kabar dan majalah, merupakan salah satu media masa yang di dalamnya memuat
artikel yang berhubungan dengan materi pembelajaran, misalnya artikel yang
membahas tentang Laba-Laba dapat dimanfaatkan guru untuk membahas
pembelajaran IPA.
Sumber: Wardani, dkk. 2023. Perspektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

4. Kompetensi seperti apa yang harus dimiliki seorang guru untuk mewujudkan peningkatan
pendidikan?
Jawab:
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, menyebutkan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional yang tugas
utamanya adalah mendidik, membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi
peserta didik mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan formal. Guru sebagai learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru berperan
sebagai fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran
bagi peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal
8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan
profesi.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini merupakan kemampuan atau keterampilan guru dalam mengelola
proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Dalam
kompetensi ini terdapat 7 aspek yang wajib dikuasai, diantaranya:
1) karakteristik para peserta didik;
2) teori belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik;
3) pengembangan kurikulum;
4) pembelajaran yang mendidik;
5) pengembangan potensi para peserta didik;
6) cara berkomunikasi;
7) penilaian dan evaluasi belajar.

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini berkaitan dengan karakter guru dan wajib dimiliki agar menjadi teladan
bagi para peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para
muridnya agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik. Terdapat beberapa
kepribadian yang harus dimiliki guru antara lain:
1) kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga menjadi
guru;
2) kepribadian yang dewasa menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru;
3) kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir serta bertindak;
4) kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani;
5) berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religius dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

c. Kompetensi Sosial
Ini merupakan kompetensi kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi;
1) bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga;
2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar;
3) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
sosial budaya;
4) berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

d. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru agar
tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Keterampilan ini
berkaitan dengan hal-hal teknis serta berkaitan langsung dengan kinerja guru. Indikator
kompetensi ini yaitu:
1) menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep
pelajaran dan pola pikir keilmuan materi tersebut;
2) menguasai standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran dari pelajaran yang diampu;
3) mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi
pengetahuan reflektif demi mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan;
4) mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses
pembelajaran serta pengembangan diri.
Sumber: Tri. F. (2020). 4 Kompetensi Guru yang Wajib Dimiliki oleh Calon Guru.
(https://gurubinar.id/blog/4-kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?blog_id=53) diakses 13
November 2023.

Anda mungkin juga menyukai