Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“PENYULUHAN PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


MEMBENTUK SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP PGRI 35
SERPONG”

Oleh Kelompok Mahasiswa :


Ketua : Ajeng Helmatasya Puteri ( 201011500255 )
Anggota : Ayudhiya Permata Sari ( 201011500257 )

Hilda Rahmayanti ( 201011500226 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAMULANG
2024
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2024/2025

1. Judul Pengabdian : Peran Pendidikan Karakter dalam Membentuk Sikap

Peduli Lingkungan di SMP PGRI 35 SERPONG


2. Bidang Keahlian : Pendidikan Hukum
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ajeng Helmatasya Puteri
b. NIM : 201011500255
c. Alamat Surel (email) : ajenghelmatasyaputeri@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 2 Orang
Anggota 1
Nama Lengkap : Ayudhiya Permata Sari
NIM : 201011500257
Anggota 2
Nama Lengkap : Hilda Rahmayanti
NIM : 201011500226
:

5. Nama Institusi Mitra


6. Alamat :
7. Jangka Waktu Pengabdian : 1 Hari
8. Biaya Internal Universitas Pamulang : Rp.

9. Biaya Mitra :

Pamulang, 26 Februari 2024


Mengetahui,
Koordinator PKM Prodi
Ketua Pengabdi,

Dr. Yulita Pujilestari, SH., MH.


NIDN. 0413078105 Ajeng Helmatasya Puteri 201011500255

Menyetujui dan Mengesahkan,


Ketua Program Studi

Ichwani Siti Utami, S.Pd., M.H


NIDN : 0413018901
ABSTRAK

Sosialisasi ini dilatar belakangi oleh pentingnya pembentukkan karakter peduli lingkungan.
Karakter peduli lingkungan merupakan sebuah usaha untuk menanamkan rasa peduli
terhadap lingkungan. Karakter peduli lingkungan sangat dibutuhkan oleh setiap orang karena
dengan menjaga lingkungan dan peduli akan lingkungan akan menyebabkan lingkungan
menjadi terasa nyaman, terhindar dari penyakit dan mencegah kerusakan lingkungan. Melihat
pentingnya karakter peduli lingkungan ini sangat perlu di tanamkan sejak dini kepada siswa
dimulai dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Guru memegang peran yang
sangat penting dalam membentuk karakter di sekolah karena proses interaksi siswa di sekolah
banyak terjadi dengan guru, guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru oleh peserta didik.
Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam bagaimana peran guru
dalam membentuk karakter peduli lingkungan siswa, faktor pendukung dan pengambat peran
guru dalam membentuk karakter peduli lingkungan siswa.

Kata kunci: Peran Guru, Karakter Peduli Lingkungan


KATA PENGANTAR

Assalamuala’ikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal PKM yang

berjudul “Peran Pendidikan Karakter dalam Membentuk Sikap Peduli

Lingkungan Siswa di SMP PGRI 35 Serpong”, ini tepat pada waktunya.

Selawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW

yang mengantarkan manusia dari zaman kebodohan menuju zaman keilmuan.

Oleh karena itu kami bermaksud untuk mengajukan proposal kegiatan

kepada masyarakat agar kegiatan berjalan sesuai harapan bersama.

Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini tentu saja tidak

akan dapat diselesaikan dengan sendirinya oleh penulis, tanpa adanya

dukungan moral maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih atas dukungan:

1. Ketua Yayasan Sasmita Jaya Group Universitas Pamulang yang telah

memberikan fasilitas kepada pengabdi untuk terselenggaranya pengabdian

kepada masyarakat.

2. Dr. H. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si, selaku Rektor Universitas

Pamulang yang telah memberikan dukungan moral maupun materil kepada

pengabdi untuk terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat.

3. Ichwani Siti Utami, S.H.,M.H, selaku Kaprodi PPKn Universitas Pamulang.


4. Dosen-dosen dan mahasiswa Program Sarjana Prodi PPKn Universitas

Pamulang yang terlibat dalam terselenggaranya pengabdian masyarakat.

Akhir kata kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam

pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dan penyusunan proposal ini. Besar

harapan kami, semoga kegiatan pengabdian ini akan bermanfaat bagi kita

semua, khususnya bagi masyarakat.

Wassalammuala’ikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Pamulang, 26 Februari
2024
Ketua Pelaksana

Ajeng Helmatasya Puteri


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN.......................v
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Analisis Situasi Permasalahan
1.2 Rumasan Masalah
1.3 Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat
1.4 Manfaat Pengabdian kepada Masyarakat
1.5 Manfaat Pengabdian kepada Masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
3.2 Realisasi Pemecahan Masalah
3.3 Khalayak Sasaran
3.4 Tempat dan Waktu
3.5 Metode Kegiatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi Permasalahan

Pendidikan sangat dibutuhkan dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat


meningkatkan suatu perubahan baik tingkah laku maupun pengetahuan yang diharapkan
dan mampu mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusia. Pembangunan karakter bangsa merupakan
kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Karakter merupakan hal sangat
penting dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan
hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan
sehingga bangsa ini tidak terombangambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya,
tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.

Lingkungan Sekolah adalah lembaga pendidikan yang paling depan dalam


mengembangkan pendidikan karakter. Melalui sekolah proses-proses pembentukan dan
pengembangan karakter siswa mudah dilihat dan diukur. Lingkungan sekolah (guru)
saat ini memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak/siswa. Peran
guru tidak sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis tetapi juga merupakan
pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya. Guru menduduki posisi penting
dalam berhasil atau tidaknya pendidikan karakter di sekolah. Karena pendidikan
karakter sesungguhnya mempunyai esensi yang sama dengan pendidikan moral dan
pendidikan akhlak.

Guru perlu mengajarkan pendidikan karakter di sekolah kepada siswa karena tidak
semua siswa mendapatkan pendidikan karakter di rumahnya, salah satu jenis pendidikan
karakter yang perlu diterapkan di sekolah yaitu karakter peduli lingkungan. Karakter
peduli lingkungan perlu di terapkan sejak dini kepada siswa. Nilai karakter tersebut
berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan
berupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Kerusakan lingkungan
terjadi diakibatkan dari sikap peduli lingkungan yang masih rendah, sikap manusia yang
akan menentukan baik atau buruknya kondisi yang ada di lingkungan. Apabila manusia
peduli terhadap lingkungan maka akan terjaga lingkungan tersebut begitupun
sebaliknya.

Kepedulian lingkungan pada saat ini merupakan hal yang sering dibicarakan, isu
kepedulian itu muncul sebagai dampak kerusakan lingkungan yang semakin meluas dan
semakin mengkhawatirkan umat manusia. Kerusakan lingkungan telah menyentuh aspek
mendasar sebagai dampak dari kesalahan dalam memandang hubungan antara manusia
dan lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup dijadikan solusi, karena dengan
pendidikan lingkungan maka siswa akan mendapatkan pengetahuan mengenai
lingkungan hidup, kemudian akan menimbulkan kesadaran pada dirinya sendiri dan
orang lain dan akhirnya melakukan tindakan yang positif terhadap lingkungan.

Perilaku peduli lingkungan masih sangat minim, khususnya di Indonesia. Salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perilaku kepedulian
lingkungan yaitu dengan mengadakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di dalam
dunia pendidikan. Munculnya kepedulian PLH dimulai pada tahun 1975, pada saat itu
pendidikan lingkungan dikaitkan dengan pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup. Hal ini telah diuji cobakan pada 15 Sekolah Dasar (SD) di DKI Jakarta. 8 Pada
tahun 1986 PLH mulai diintegrasikan ke dalam kurikulum di beberapa SD, SMP, SMA
dan SMK di seluruh Indonesia. Setelah dievaluasi pada tahun 2002, pelaksanaan
tersebut dinilai kurang berhasil karena beberapa faktor, antara lain belum adanya standar
baku PLH, kurangnya koordinasi antar sekolah dan para pengajarnya.

Ketidakpedulian siswa akan kebersihan lingkungan sekolah mengakibatkan


lingkungan tidak nyaman dan tidak enak dipandang. Mengatasi masalah yang terjadi
perlu adanya kepedulian siswa terhadap lingkungan. Kepedulian siswa terhadap
lingkungan ini sangat diperlukan agar tercipta suasana yang nyaman, sehingga proses
belajar mengajar juga akan berjalan lebih kondusif. Salah satu upaya mengatasi masalah
tersebut adalah dengan cara memberi pembinaan lingkungan sekolah yang sehat.

Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan penggabungan antara upaya


pendidikan dan upaya kesehatan yang terdiri dari lingkungan fisik dan mental (psikis).
Lingkungan fisik sekolah terdiri dari sekolah dan lingkungannya, sedangkan lingkungan
mental (psikis) menyangkut kesadaran untuk membiasakan hidup sehat dan bersih serta
menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Salah satu pembelajaran karakter yang harus
diberikan kepada siswa yaitu karakter peduli lingkungan. Pendidikan karakter peduli
lingkungan diharapkan mampu menanamkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan.
Sikap peduli tersebut diharapkan mampu mengubah sikap siswa untuk lebih arif
terhadap lingkungan. Pendidikan tentang lingkungan hidup dapat diajarkan di sekolah,
dan perlu diajarkan sejak dini.

Peduli lingkungan menjadi salah satu karakter yang dikembangkan disekolah sesuai
dengan kebijakan pemerintah Kemendiknas. Membangun karakter bukanlah sebuah
pekerjaan yang instan dan dilakukan secara simultan, tapi sebuah pekerjaan yang
membutuhkan sebuah proses yang lama dan bersinergi. Namun, yang menjadi ironis
saat ini pendidikan karakter tidak lebih pada ranah pengetahuan. Sehingga keprihatinan
tersebut muncul sebuah gagasan untuk menerapkan proses pendidikan karakter di
sekolah/kampus. Pencapaian visi dalam pengelolaan, pemanfataan, dan pelestarian
lingkungan hidup dapat dilatih melalui pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup
dalam proses pembelajaran baik secara kulikuler maupun ekstrakulikuler.

Realitas bahwa di masyarakat kita, terkhusus lembaga pendidikan, konsep karakter


atau moral masih sebatas pengetahuan, karakter diajarkan dengan definisi-definisi,
istilah, konsep, dan lainnya yang berkaitan dengan knowledge (pegetahuan), tapi masih
kurang dalam aktualisasinya. Oleh karena itu, sebagai upaya dalam menegakkan
kesadaran peduli lingkungan di kalangan siswa SMP 35 PGRI Serpong, Kami
Mahasiswi beserta Tim Dosen Prodi PPKn Universitas Pamulang tergerak untuk
mengadakan Penyuluhan dengan judul : Peran Pendidikan Karakter dalam
Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP PGRI 35 Serpong. Diharapkan
dapat memberikan edukasi kepada siswa serta guru tentang pentingnya menumbuhkan
sikap peduli terhadap lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran guru dalam membentuk karakter peduli lingkungan siswa SMP
PGRI 35 Serpong?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat peran guru dalam membentuk
karakter peduli lingkungan siswa SMP PGRI 35 Serpong?

1.3 Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat

1. Tujuan Internal

Pengabdian kepada masyarakat bagi mahasiswa, khusus mahasiswa Universitas

Pamulang bertujuan untuk:

a. Membiasakan diri peduli terhadap masyarakat untuk membantu

mereka mencapai kehidupan yang lebih baik, makmur dan sejahtera.

b. Meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang pedagogik,

professional, sosial, dan kepribadian.

c. Memperkenalkan Universitas Pamulang agar masyarakat tertarik

untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Tujuan Eksternal

Agar pengetahuan yang kami berikan yaitu mengenai “Peran Pendidikan

Karakter dalam Membentuk Sikap Peduli Lingkungan Siswa”.

a. Untuk membangun pendidikan karakter siswa yang peduli terhadap


lingkungan.

b. Untuk meningkatkan kepedulian sosial mahasiswa Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan terhadap para siswa.

c. Untuk memberikan pemahaman pelajaran kepada siswa siswi di SMP

PGRI 35 Serpong.

1.4 Manfaat Pengabdian kepada Masyarakat

1. Peserta didik serta guru mampu memahami pentingnya peran pendidikan karakter

dalam membentuk sikap peduli lingkungan siswa.

2. Peserta didik serta guru memiliki pengetahuan tentang pentingnya peran


pendidikan karakter dalam membentuk sikap peduli lingkungan siswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa

Menurut Jamal Ma’mur Asmani, Peran guru dalam pembentukkan karakter yaitu:

a. Guru Sebagai Model dan Keteladanan


Guru sebagai model dan teladan bagi peserta didik. Dengan keteladanan yang
diberikan orang-orang menempatkan ia sebagai figur guru. Sifat-sifat positif pada
guru merupakan modal yang dapat dijadikan sebagai guru, seperti: tekun bekerja,
rajin belajar, bertanggung jawab, dan sebagainya. Sebaliknya sifat-sifat negatif yang
ada pada guru khususnya di kelas rendah Sekolah Dasar juga akan dijadikan model
atau teladan di kalangan siswa. Guru harus meminimalisir sifat-sifat dan prilaku
negative yang ada di dalam dirinya.

b. Guru Sebagai Inspirator


Seorang akan menjadi sosok inspiratory jika ia mampu membangkitkan
semangat untuk maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki untuk
meraih prestasi spektakuler bagi diri dan masyarakat karena sudah pernah jatuh bagun
dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa.

c. Guru Sebagai Motivator


Setelah menjadi sosok inspirator, peran guru selanjutnya adalah motivator. Hal
ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam membangkitkan spirit, etos
kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik.

d. Guru Sebagai Dinamisator


Peran guru selanjutnya motivator adalah admisator. Artinya, seorang guru
tidak hanya membangkitkan semangat tetapi juga menjadi lokomotif yang benar-
benar mendorong gerbong kea rah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan
yang tinggi. Dalam konteks sosial, dinamisator lebih efektif menggunakan organisasi.
e. Guru Sebagai Evaluator
Guru sebagai evaluator untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik. Penilaian aspek
instrinsik lebih menyentuh dari pada aspek kepribadiaan anak didik, yakni aspek nilai
(values). Berdasarkan hal ini, guru harus memberikan penilaian dalam dimensi yang
luas. Penilaian terhadap kepribadian anak didik tentu lebih diutamakan dari pada
penilaian jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang berprestasi baik
belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi penilaian itu hakikatnya diarahkan
pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia yang cakap dan
trampil .

Dapat disimpulkan bahwa tugas sebagai guru apabila telah menerapkan poin-poin
yang ada di atas di terapkan di sekolah guru akan dapat menghasilkan siswa yang
berkarakter.

B. Karakter Peduli Lingkungan Siswa


1. Pengertian Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang
berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Secara
terminologi (istilah), karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang
bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Menurut Kemendiknas, “karakter
adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak”.

Menurut David Wijaya ”karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau


keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi kebajikan yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir bersikap, serta
bertindak”.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri khas yang
ada pada setiap individu yang telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
yang tecerminkan dalam bentuk perilaku dan perbuatan.
2. Pengertian Karakter Peduli Lingkungan
Menurut A. Mustofa lingkungan adalah semua faktor luar, fisik, dan biologis
yang secara langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan,
perkembangan, dan reproduksi organisme, sedangkan yang dimaksud lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Menurut Pupuh Fathurrohma, Peduli lingkungan adalah “sikap dan tindakan


yang selalu berupaya mencegah kerusakkan pada lingkungan alam di sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaik kerusakan alam yang sudah terjadi.
Menurut Muhammad Yaumi, Peduli lingkungan adalah “suatu sikap keteladanan yang
bertujuan untuk mewujudkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup, menciptakan insan lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.”

Menurut Purwanti, D, Karakter peduli lingkungan merupakan karakter yang


wajib diimplementasikan bagi sekolah di setiap jenjang pendidikan. Semua warga
sekolah harus mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan dengan cara
meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran warga sekolah
tentang pentingnya peduli lingkungan serta mempunyai inisiatif untuk mencegah
kerusakan lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak dini
kepada siswa sehingga dapat mengelola secara bijaksana sumber daya alam yang ada
di sekitar, serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan
generasi penerus yang akan datang. Ketika karakter peduli lingkungan sudah tumbuh
menjadi mental yang kuat, maka akan mendasari perilaku seseorang dalam kehidupan
sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter peduli lingkungan


merupakan suatu perilaku yang ada pada diri seseorang yang tecerminkan dalam
bentuk perbuatan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan.
3. Indikator- indikator Karakter Peduli Lingkungan
Menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun indikator kelas yang harus dicapai dalam
menanamkan karakter peduli lingkungan adalah:
a. Kelas 1 – 3
1) Membuang air besar dan kecil di WC
2) Membuang sampah di tempatnya
3) Membersihakan halaman sekolah
4) Tidak memtik bunga di taman sekolah
5) Tidak menginjak rumput di taman sekolah
6) Menjaga kebersihan rumah.

b. Kelas 4-6
1) Membersihkan WC
2) Membersihkan tempat sampah
3) Membersihkan lingkungan sekolah
4) Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman
5) Ikut memelihara taman di halaman sekolah
6) Ikut dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut Pupuh Fathurrohman, mengemukakan bahwa indikator keberhasilan sekolah


dan kelas dalam pengembangan karakter peduli lingkungan terbagi menjadi dua yaitu:
a. Indikator Sekolah
1) Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah
2) Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan
3) Menyediakan kamar mandi dan air bersih
4) Pembiasaan hemat energy
5) Membuat biopori di area sekolah
6) Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik
7) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik
8) Penugasan pembuatan kompos dan sampah organik
9) Menyediakan peralatan kebersihan
b. Indikator Kelas
1) Memelihara lingkungan kelas
2) Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas
3) Pembiasaan hemat energy
4) Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap
ruangan apabila selesai digunakan

Jadi dengan adanya indikator karakter peduli lingkungan di sekolah dapat


mewujudkan keseimbangan antara siswa dengan lingkungan hidup, dapat
menciptakan manusia yang memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dan
juga dapat menjaga lingkungan dan berupaya menjaga dari kerusakan lingkungan.

4. Proses Pembentukkan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah


Menurut Kementrian Pendidikan Nasional mengemukakan pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa dilaksanakan melalui:
a. Program Pengembangan Diri
Di dalam program pengembangan diri, perencanaan, dan pelaksanaan pendididikan
budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian dalam kegiatan sehari-
hari di sekolah melalui hal-hal berikut:
1) Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan secara terusmenerus dan
konsisten setiap saat. Kegiatan rutin sekolah merupakan implementasi karakter peduli
lingkungan. Kegiatan rutin sekolah bisa berupa kegiatan kebersihan diri sendiri
seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, cuci tangan dengan sabun setelah
buang air, menggosok gigi, memotong rambut dan kuku secara berkala dan mencucui
rambut dengan shampoo

2) Kegiatan spontan,
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.
Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga pendidik yang lain
mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus
dikoreksi pada saat itu juga. Kegiatan spontan yang dilakukan bisa berupa teguran
maupun nasehat.
3) Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan
yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakantindakan yang baik sehingga
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.
Keteladanan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dengan memberikan contoh
perilaku yang mencerminkan perilaku peduli lingkungan. Bentuk keteladanan yang
dilakukan misalnya berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras,
bertutur kata sopan, serta merawat dan membersihkan lingkungan sekolah.

4) Pengkondisian
Pengkondisian merupakan usaha sekolah untuk mendukung penanaman dan
pelaksanaan karakter peduli lingkungan. Pengkondisian yang dilakukan oleh sekolah
diantaranya berupa penyediaan fasilitas kebersihan yang memadahi, penyediaan toilet
yang bersih, tempat sampah yang diletakkan di tempat yang strategis dilengkapi
dengan pemisahan jenis sampah, penyediaan tempat cuci tangan, tempat pembuangan
sampah, serta taman dan kolam sekolah sebagai cerminan dari sanitasi sekolah yang
baik.

5) Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran


Kementerian Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pengembangan nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan dalam pengintegrasian dalam mata
pelajaran, tidak terkecuali pendidikan karakter peduli lingkungan. Pengintegrasian
pendidikan karakter peduli lingkungan dalam (a) Mengkaji Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan nilai pendidikan
karakter peduli lingkungan sudah tercakup didalamnya. (b) Memperlihatkan
keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai
pendidikan karakter peduli lingkungan yang dikembangkan. (c) Mencatumkan nilai-
nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter peduli lingkungan pada silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (d) Mencantumkan kegiatan peduli
lingkungan dalam mata pelajaran muatan lokal sekolah. (e) Mengembangkan proses
pembelajaran yang aktif, sehingga peserta didik dapat secara langsung mempraktikan
nilai atau perilaku peduli lingkungan. (f) Menyelenggarakan lomba kebersihan
lingkungan antar kelas pada eveneven tertentu. (g) Pemberian penghargaan kepada
sisiwa yang peduli lingkungan.

5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Karakter Peduli Lingkungan


Faktor Pendukung dan Penghambat Karakter Peduli Lingkungan sebagai berikut: a.
Faktor pendukung
1) Kegiatan Rutin di Sekolah
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secara terus menerus
dan konsisten setiap saat

2) Peran guru
Guru merupakan personalia penting dalam pendidikan karakter di sekolah. Sebagian
besar interaksi yang terjadi di sekolah adalah interaksi peserta didik dengan guru,
pendidik merupakan figur yang di harapkan mampu mendidik anak yang bekarakter.
Pendidik merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang sanagat besar dalam
pembentukkan karakter.

b. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam pembentukkan karakter peduli lingkungan adalah:
1) Faktor Internal
Siswa yang kurang antusias dalam berkontribusi dalam kegiatan kebersihan.
2) Faktor eksternal
Kurangnya fasilitas yang memadai dan Kurangnya kerjasama orang tua dengan guru
sekolah.
BAB III

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Sosialisasi oleh Tim PKM dosen dan mahasiswa Prodi PPKN akan melakukan

pembinaan juga memberikan saran kepada pihak sekolah agar ada upaya .

AWAL
Pelaksanaan sosialisasi PROSES
secara keseluruhan, AKHIR
pentingnya peran Pelaksanan sosialisasi
pendidikan karakter Peran pendidikan
dalam membentuk sikap karakter dalam Sosialisasi Peran
peduli llingkungan membentuk sikap peduli pendidikan karakter
siswa lingkungan siswa dalam membentuk sikap
peduli lingkungan siswa
bertujuan agar peserta
didik mempunyai
pengetahuan betapa
pentingnya peduli
terhadap lingkungan
sekitar

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan, atau

nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok

atau masyarakat. Menurut Karel J. Veeger, pengertian sosialisasi adalah suatu

proses belajar mengajar. Contohnya orang tua mendidik anaknya tata krama dan

sopan santun. Sosialisasi sangat penting karena dapat mempererat hubungan

antara masyarakatnya, dapat memperoleh suatu ilmu dari suatu masyarkat

tersebut, dan dapat membentuk suatu kepribadian yang unik. Sosialisasi

merupakan sarana untuk mewariskan, menyebarkan, melestarikan nilai, norma,

budaya, dan kepercayaan di lingkungan kelompoknya. Tujuannya agar setiap


anggota masyarakat di kelompok tersebut dapat menjaga nilai budaya yang

sudah ada sejak lama sehingga menjadi ciri khas dan karakteristik mereka.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu, sosialisasi primer

(dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut

Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat

tinggal dan tempat bekerja. Manfaat sosialisasi bagi kesehatan, antara lain :

memberi dampak positif pada fungsi otak, bangun pola hidup lebih sehat,

mengurangi stres, dan menjaga kesehatan mental. membentuk kepribadian

seluruh siswa agar lebih baik dari sebelumnya, menciptakan atau

menumbuhkan rasa kekeluargaan yg tinggi, menciptakan sikap toleransi

terhadap sesama manusia. Ada Beberapa contoh media sosialisasi yang bisa

disebutkan di sini diantaranya: Keluarga, Teman Sebaya, Sekolah, Masyarakat,

Media Massa.

Dengan disetujuinya laporan pengabdian kepada masyarakat yang diajukan

oleh Mahasiswa Universitas Pamulang dengan judul : “Peran Pendidikan

Karakter dalam Membentuk Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP PGRI

35 Serpong”. Selain sosialisasi juga adanya penyuluhan Penyuluhan adalah

suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun kelompok, memberi

pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar dapat

membentuk sikap dan perilaku hidup yang seharusny. Penyuluhan adalah

proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau

dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,

pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).

Maka kami akan segera mempersiapkan kebutuhan terkait pelaksanaannya.

Adapun hal tersebut yakni mempersiapkan materi, mempersiapkan konsumsi


dan mempersiapkan berkas administrasi dan peralatan serta perlengkapan. SMP

merupakan salah satu sekolah yang memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan

terutama bakat-bakat yang miliki oleh para siswa. Maka dari itu, tujuan

pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai peduli lingkungan

2. Memberikan pengetahuan agar siswa lebih paham tentang pentingnya menjaga


lingkungan sekitar

3. Metode yang digunakan pada Pengabdian Kepada Masyarakat ini berupa


Story Talling yaitu penyampaian materi secara verbal dan dialog interaktif
agar terjalinnya komunikasi yang baik antara pemateri dan siswa Kegiatan
ini menetapkan target audiens adalah SMP PGRI 35 Serpong.

3.3 Khalayak Sasaran

Peserta Dalam Kegitan Pengabdian Masyarakat yang berjudul “Peran Pendidikan

Karakter dalam Membentuk Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP PGRI 35

Serpong” adalah siswa siswi SMP PGRI 35 Serpong.

3.4 Tempat Dan waktu

Adapun jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Hari/Tanggal : Senin/4 Maret 2024

Waktu : 09:30 s/d Selesai

Tempat : SMP PGRI 35 Serpong


Jadwal Kegiatan

Hari / Waktu Susunan Aacara Pengisi

Tanggal

10.00 -10.15 Pembukaan Acara (MC)


10.15 – 10.30 Sambutan kepsek

Sambutan Dosen Dr. Yulita Pujilestari,


10.30 – 10.45 Pembimbing PKM S.H., M.H
(Dosen)

10.45 – 10.50 Sambutan Ketua Pelaksana


Senin, 4
10.50 – 12.00 materi peran pendidikan
Maret 2024 karakter

13.30– 14.00 materi sikap peduli lingkungan

14.00 – Selesai Penutup


3.5 Rancangan Anggaran
Rancangan anggaran untuk kegiatan pengabdian kemasyarakatan ini dijabarkan kedalam
beberapa komponen-komponen yang sangat menunjang keberhasilan acara.
Keterangan Pemasukan Pengeluaran Total
1. Rp.
2. Spanduk Rp. 80.000
3. Konsumsi Siswa
Roti Aoka 250 pcs Rp. 560.000
4. Air Mineral 250 pcs Rp. 110.000
5. Konsumsi Guru Rp. 150.000
6. Doorprize Siswa Rp. 50.000
7. Biaya Lainnya
Total Rp. 950.000
BAB IV

MATERI PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP

Pengabdian kepada Masyarakat yang telah kami rencanakan semoga dapat

memberikan kontribusi nyata pada siswa siswi SMP PGRI 35 SERPONG. Sebagai bekal

untuk dapat sukses dan dalam membentuk karakter dan moral siswa agar selalu bersikap

peduli dan selalu menjaga lingkungan sekitar. Atas dukungan dan partisipasinya semua

pihak, kami ucapkan terima kasih. Semoga Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat

berguna bagi prodi khususnya dan Universitas Pamulang pada umumnya.

Tangerang Selatan, 26 Februari 2024


DAFTAR PUSTAKA

A. Mustofa, Kamus lingkungan. jakarta: ptrinekacipt, 2000.

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif :Sebuah Upuya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2014.

Anwar, arifin, Memahami Paradikma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undangundang Sisdiknas,

Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,Departemen Agama RI, 2003.

Arikunto, Suharni Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Asmani, Jamal Ma’mur, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,.

Yogyakarta: DIVA Press, 2011.

Azzet, Akhmad Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia, Yogyakarta: ArRuz

Media, 2013.

David Wijaya S.E.,M.M., Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Untuk Sekolah dan

Perguruan Tinggi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017.

Daryanto, et al, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Daryanto Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2013

Depdikbut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1994.

Efendia Nofriz Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang: Vol.29, 2019

Fathurrohman,, Pupuh et all, Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama,

2017.

Fitri, Agus Zaenul, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, Yogyakarta: Ar-
Russ

Media, 2012

Gunawan, Heri, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012.

Hadi, Sutrisno Metodelogi Research, Yogyakarta : Andi Offsct, 1989

Hapsari, Dwi. Pengaruh Lingkungan Sehat, Dan Perilaku Hidup Sehat Terhadap Status

Kesehatan. Journal of Envirotment., 2009.

Iskandar, Metedelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010.

Kemendiknas. Kementerian Pendidikan Nasinal tentang pengembangan Pendidikan Budaya dan

karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas, 2010.


Lampiran 1. Identitas Tim Pengusul

TIM MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PRODI


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG

1. Ketua

1 Nama Ajeng Helmatasya Puteri


2 NIM 201011500255
3 Email ajenghelmatasyaputeri@gmail.com

2. Anggota
1 Nama Ayudhiya Permata Sari
2 NIM 201011500257
3 Email

3. Anggota
1 Nama Hilda Rahmayanti
2 NIM 201011500226
3 Email
Lampiran
Denah Lokasi SMP PGRI 35 SERPONG

Anda mungkin juga menyukai