KESEHATAN
WIRAUSAHA
PENDIDIKAN
MANUSIA
BUDAYA
PERLINDUNGAN
KEAGAMAAN LINGKUNGAN
HIDUP
Tim Penyusun:
Ir. Alhanannasir Syukri, M.Si. (Ketua)
Mizan, SE.,M.Si (Anggota)
Ir. Dasir, M.Si. (Anggota)
Erliza Yuniarti, ST. M.Eng.(Anggota)
2
KATA SAMBUTAN
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Alhamdulillah, segala puji dan syukur marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah banyak melimpahkan karunia dan rahmat kepada kita semua dan
khususnya pada kesempatan ini tim telah dapat menyelesaikan penyusunan buku pedoman
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN Tematik
Posdaya).
Sebagai Rektor, saya sangat mendorong dan memberikan apresiasi yang tinggi dengan
terbitnya buku pedoman ini yang memuat pedoman pelaksanaan KKN Tematik Posdaya,
pokok-pokok arahan untuk membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya melalui
KKN. Saya ingin menyampaikan penghargaan pada Paniti Pengelola KKN khususnya dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat (LP2M) Universitas
Muhammadiyah Palembang yang berupaya melaksanakan model KKN pemberdayaan
masyarakat yang berbasis keluarga. Model KKN seperti ini mestinya dapat disinergikan
dengan visi Universitas Muhammadiyah Palembang yang core competen-nya adalah
unggul dan Islami.
Melalui kesempatan yang baik ini saya juga ingin menekankan bahwa pelaksanaan KKN
Universitas Muhammadiyah Palembang yang merupakan wujud dari Catur Darma
Perguruan Tinggi mengacu pada konsep Tri Gatra KKN yakni Personal Development,
Institusional Development, dan Empowernment Community, plus ditambah nilai-nilai
Islami pada tiap gatranya. Selain itu dalam pelaksanannya KKN merupakan kesatuan
system dari dinamika akademik di Universitas Muhammadiyah Palembang yang
diselenggarakan secara universal dengan pendekatan multi-disiplin ke-ilmuan. Artinya
semua bidang keilmuan yang ada di Universitas Muhammadiyah Palembang menyatu
dalam satu lokasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pengabdian.
Akhirnya, semoga dengan hadirnya buku pedoman ini, semoga akan melahirkan semangat
3
baru untuk melaksanakn pengabdian khususnya berbasis pemberdayaan masyarakat dengan
sentuhan nilai-nilai Islami di kalangan akademisi Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dan kepada para peserta KKN Tematik, mahasiswa diharapkan melakukan advokasi secara
sungguh-sungguh terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat, melakukan inisiasi dan
permberdayaan dalam wujud nyata di tengah-tengah masyarakat sehingga apa yang
diharapkan dalam pelaksanaan KKN Tematik Posdaya dapat dicapai, dan pemerintah serta
masyarakat dapat merasakan dampak positif dan kemanfaatan kehadiran KKN Posdaya
tersebut. Amien…
4
KATA SAMBUTAN
Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI)
dto
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Posdaya
Melalui kegiatan advokasi, harus bisa menyakinkan para pejabat formal dan fungsional
serta para pemimpin non-formal untuk membantu mengisi dan meningkatkan dinamika
pembangunan melalui kerjasama dengan seluruh unsur yang tergabung dalam Posdaya.
Dengan dukungan dan partisipasi para pemimpin tersebut proses pemberdayaan
pembangunan ditawarkan melalui Posdaya berupa program-program yang mendukung
penyegaran hidup gotong-royong, mampu memberikan tambahan bekal ilmu
pengetahuan dan ketrampilan serta mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi
keluarga seperti yang telah disampaikan di atas. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut
diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi
keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri, dan keluarga yang sanggup menghadapi
tantangan masa depan yang akan baik. Lebih dari itu keluarga sejahtera yang bermutu
dan mandiri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraaan keluarga yang
intinya adalah keikutsertaan dalam KB, kesehatan, pendidikan, dan kemampuan
ekonomi keluarga yang mencukupi dan berkelanjutan.
8
untuk seluruh anggota yang dipadukan dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar
pimpinan keluarga mengetahui peran dan fungsinya yang lengkap sebagai satu
kesatuan keluarga yang utuh. Akhirnya setiap kepala keluarga dan anggota keluarga
secara mandiri.
2. Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, dan
evaluasi program melibatkan berbagai petugas pemerintah, organisasi sosial, dan
unsur-unsur masyarakat. Penyerasian dinamis disini berarti diperlukan adanya
keserasian dalam hal memadukan kepentingan masyarakat dan kemampuan
penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk
mendukung kegiatan.
3. Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang bersifat sederhana dengan
kegiatan terbatas sampai akhirnya bersifat paripurna tergantung dari dukungan
masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan yang
bervariasi, dimana sebagian besar pengelola dan pembiayaan dikelola dan berasal
dari anggota masyarakat. Dalam tingkat seperti itu pembinaan dapat diarahkan
kepada program-program yang semakin inovatif dan pihak Pemerintah tinggal
berperan mengarahkan dan mendorong terutama dalam bentuk pendanaan.
KKN Tematik Posdaya merupakan model KKN yang bertujuan untuk membentuk,
membina dan mengembangkan Posdaya sebagai terobosan baru dalam pemberdayaan
masyarakat melalui pemanfaatan potensi SDM dan SDA lokal dan upaya tercapainya
tingkat kesejahteraan masyarakat.
D. Tujuan
Tujuan utama
a. Memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang pembangunan masyarakat
dan pengalaman kerja nyata secara profesional dalam memberikan solusi yang
9
dibutuhkan masyarakat.
b. Untuk lebih mendewasakan mahasiswa dan membiasakan kerja sama dengan
profesi lain yang berlatar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Membantu
masyarakat dan pemerintah propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan
dalam menyeselesaikan pembangunan.
c. Mendekatkan Universitas Muhammadiyah Palembang dengan masyarakat.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang :
- cara berfikir, bertindak maupun bekerja secara interdisipliner atau lintas
sektoral.
- Kemanfaatan ilmu dan teknologi yang diperoleh dibangku kuliah terhadap
usaha-usaha untuk memberdayakan masyarakat.
- Kesulitan yang dihadapi masyarakat.
- Kompleksitas permasalahan dan pendekatan pemecahannya
10
b. Mendewasakan berpikiran mahasiswa di dalam mengkaji dan memecahkan
masalah yang ditemukan dalam masyarakat secara profesional akademik
c. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program
pembangunan.
d. Membina mahasiswa untuk menjadi motivator dan problem solving.
2. Perguruan Tinggi
a. Universitas Muhammadiyah Palembang akan memperkokoh dalam pengisian
ilmu dan atau pendidikan kepada mahasiswa dengan adanya umpan balik
sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat
b. Menjalin kemitraan dengan instansi-instansi pemerintah maupun swasta dalam
melaksanakan program pembangunan
c. Ilmu yang dikembangkan pada program-program studi akan bermamfaat
terhadap berbagai masalah masyarakat.
3. Masyarakat
a. Memperoleh bantuan tenaga pemikir yang profesional untuk merencanakan dan
melaksanakan program-program pembangunan
b. Terbentuknya posdaya sebagai sarana pemberdayaan keluaga dan penduduk
untuk mengembangkan SDM dan pengentasan kemiskinan.
c. Tersusunnya rencana program dan kegiatan pembangunan yang kreatif dan
inovasi berdasarkan arahan basis human development melalui pengembangan
kemampuan keluarga dan masyarakat.
d. Makin mengecilnya keluarga kurang mampu karena mengikuti proses
pemberdayaan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara
sempurna.
3. Lintas sektoral
Hal ini sebagai respon setiap masalah yang ada dan dalam masalah kehidupan
masyarakat, bahwa setiap masalah mempunyai kaitan dengan lainnya. Oleh karena
itu penanganan masalah tidak akan tuntas bila dilakukan secara sektoral, maka
mahasiswa yang ber-KKN harus bekerja sama dengan pejabat-pejabat atau
lembaga-lembaga yang berasal dari bidang atau sector yang berbeda atau berlainan
yang ada dilokasi atau wilayah KKN. Hal ini sinergi dengan prinsip kedua KKN
yang bersifat interdisipliner yang menghendadi keterpaduan berbagai bidang kajian
atau keilmuan.
G. Jangka Waktu
Adapun beban akademik atau bobot akademik KKN adalah antara 4 satuan kredit
semester (sks). Kegiatan yang harus dilaksanakan untuk program KKN ini sama dengan
kegiatan kurikuler lainnya, yakni melalui proses perkuliahan, evaluasi, dan penilaian.
1. Tahap Pembekalan
Tahap ini diberi bobot 1 sks dengan materi kuliah berupa (1) pemberian materi bersifat
teoretik dan (2) pemberian materi berupa praktik. Jumlah tatap muka kegiatan 16 kali
dengan ketentuan setiap kali tatap muka dilaksanakan selama 50 menit untuk materi yang
13
bersifat teoretik atau 100 menit untuk materi yang berupa praktik. Disamping itu,
mahasiswa harus pula melakukan kegiatan tidak terjadwal berstruktur (misalnya
mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan, menyelesaikan soal-soal,
mendiskusikan tugas bersama kelompok) selama 16 jam dan kegiatan tidak terjadwal
mandiri (seperti membaca buku-buku sumber, mengikuti ceramah dan/atau pelatihan
di luar kegiatan intrakurikuler) selama 16 jam.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini diberi bobot 3 sks dan berstatus kegiatan lapangan. Sesuai dengan sistem
kredit, kegiatan lapangan memerlukan waktu 200 menit untuk setiap 1 sks. Jika setiap
kegiatan ditetapkan 16 kali dan tahap pelaksanaan KKN memiliki bobot 3 sks, berarti untuk
tahap ini setiap mahasiswa harus melaksanakan kegiatan lapangan secara efektif selama 3 x
200 menit x 16 = 9.600 menit atau 160 jam. Jumlah waktu 160 jam tersebut
dipergunakan untuk (1) tahap prapelaksanaan sebanyak 1 x 3 x 200 menit (600 menit
atau 10 jam), (2) tahap operasional di lapangan sebanyak 14 x 3 x 200 menit (8.400 menit
atau 140 jam, dan (3) pascapelaksanaan 1 x 3 x 200 menit (600 menit atau 10 jam).
Kegiatan terjadwal tersebut harus diimbangi dengan kegiatan tidak terjadwal
berstruktur selama 16 x 1 jam untuk setiap 1 sks atau 48 jam untuk 3 sks dan kegiatan
tidak terjadwal mandiri selama 16 x 1 jam untuk setiap 1 sks atau 48 jam untuk 3 sks.
Jumlah waktu untuk tahap ini secara keseluruhan sebanyak 256 jam.
14
BAB II
MAPPING SASARAN DAN TARGET
PENCAPAIAN KKN POSDAYA
Operasionalisasi program KKN Posdaya dimulai dari pemetaan yang dikerjakan secara
serentak atau bertahap sesuai dengan kesiapan pengurus. Pemetaan sasaran yang
merupakan langkah operasional awal dan sebagai strategi utama pembentukan Posdaya
dikerjakan oleh mahasiswa bersama anggota pengurus yang akan ditugaskan untuk
mengelola program atau pembangunan kemasyarakatan.
Karena keluarga muda, yaitu keluarga yang mempunyai anak balita atau anak usia
sekolah, menjadi sasaran utama, maka pemetaan keadaan keluarga muda tersebut
menjadi bagian terpenting. Oleh karena itu keluarga tersebut harus selalu mendapat
perhatian dalam peta serta diperbaharui keadaan setiap kali pengurus Posdaya
mengadakan pertemuan dan pembaharuan peta keluarga. Peta itu adalah peta keluarga,
bukan peta pasar, atau peta sekolah atau peta puskesmas atau peta lainnya. Peta itu
menghubungkan keluarga dengan akses fasilitas untuk membangun keluarga sejahtera,
berdasarkan MDGs atau pembuatan fungsi-fungsi keluarga, indikator untuk
mendapatkan keluarga dalam kategori keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I,
keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus adalah
15
sebagai berikut:
1. Keluarga Pra-Sejahtera adalah sebuah keluarga yang salah satu dari kondisi
dibawah ini tidak dipenuhi:
a. Keluarga itu makan dua kali sehari
b. Mempunyai pakaian layak untuk keperluan yang berbeda
c. Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik
d. Bila ada anak atau anggota keluarga yang sakit dibawa kesarana atau petugas
kesehatan
e. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi kesarana pelayanan KB
f. Semua anak usia 7-15 tahun yang ada dalam keluarga bersekolah
16
keluarga pra sejahtera diatas setelah dapat dipenuhi.
Apabila seluruh keluarga telah terdaftar dan klasifikasinya sudah dapat ditentukan
secara lengkap, maka dilakukan pemetaan menurut lokasi persebaran serta kategorinya
dan tanda-tanda yang mudah dilihat tentang kekurangan keluarga yang bersangkutan
dalam mencapai kondisi diatasnya.
Bahan-bahan hasil pemetaan itu dibicarakan bersama untuk bahan pemberdayaan yang
akan diberikan dengan dukungan seluruh anggota Posdaya. Peta keluarga yang cermat
tersebut diperbaharui secara berkala dan menjadi bahan pembahasan oleh pengurus
Posdaya untuk pengembangan pemecahannya secara gotong-royong seperti
dikemukakan diatas, keluarga yang lebih mampu memberikan saran, bantuan dan
pendampingan, sedangkan keluarga kurang mampu harus bekerja keras untuk
mengikuti kesepakatan yang dibahas bersama dalam pertemuan seluruh masyarakat
yang ada.
Apabila keadaan semakin maju, peta keuarga itu bisa saja dikembangkan menjadi peta
digital yang digabung dengan peta lain pada tingkat kabupaten/kota dan dibandingkan
oleh petugas pendamping dari tingkat tersebut dengan desa atau dusun lainnya.
Perbandingan antara desa dan dusun tersebut bisa dipergunakan untuk memacu
semangat kompetensi petugas yang ada di lapangan atau penduduk dan keluarga
17
setempat. Kalau keluarga di desa lain bisa bekerja dengan baik dan mencapai kemajuan,
maka keluarga di desa itu juga akan mampu dipicu meniru rekannya di dusun atau di
desa lainnya.
Pengembangan peta digital itu akan merangsang cara melihat komponen apa saja yang
bisa memicu peningkatan yang dianggap lebih signifikan sehingga upaya
pemberdayaan tidak saja dilakukan dengan apa adanya, tetapi direncanakan dan
dilaksanakan dengan ilmiah dan mengenai sasaran secara efisien (Pedoman
Pelaksanaan KKN Posdaya, 2009).
B. Obyek Pemberdayaan
Keluarga terutama prasejahtera (Pra-KS) dan kelompok sejahtera I (KS-I) menjadi
obyek untuk pemberdayaan, sehingga keluarga ini menjadi KS-II, KS-III dan bahkan
KS III+
Melalui pembangunan keluarga tersebut setiap anggota masyarakat perlu dibantu dan
diarahkan agar posisi awal yang diperoleh dari pendataan dapat ditingkatkan kategori
kesejahteraannya. Setiap keluarga berdasar kondisi sosial ekonominya yang diukur
dengan 23 indikator dari pendataan dapat ditingkatkan kategori kesejahteraannya dan
telah dikelompokan dalam kategori mulai dari pra sejahtera, keluarga sejahtera I ,
keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus agar
mendapat dukungan pemberdayaan sesuai kekurangannya. Keluarga pra sejahtera dan
keluarga sejahtera I menjadi keluarga miskin, tetapi dengan goncangan sedikit saja akan
jatuh kebawah garis kemiskinan menjadi sasaran untuk dibantu secara gotong royong.
Tujuan yang bersifat global didasarkan pada tujuan Pembangun Mutu Manusia yang
hasilnya diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development
Index (HDI). Pembangunan berbasis manusia atau keluarga dengan tujuan ini mulai
muncul pada awal tahun 1990-an dan sampai saat ini masih dipergunakan untuk
mengukur dan menempatkan negara-negara di dunia dalam satu urutan rangking negara
berdasarkan IPM tersebut.
Melalui pengukuran IPM dan HDI penduduk Indonesia dikembangan dengan tujuan
untuk mencapai nilai indeks yang tinggi melalui tiga utama, yaitu pertama, Usia
Harapan Hidup (UHH), atau terkenal dengan nama Expectation of Life Index, yaitu
rata-rata usia harapan hidup seseorang dihitung sejak kelahirannya. Kedua, rata-rata
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak usia 15 tahun dan angka melek huruf.
Ketiga, kemampuan ekonomi penduduknya yang diukur dengan angka pendapatan rata-
rata penduduknya. Ketiga indikator dirsebut dirangkai dalam suatu indeks yang disebut
indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang
disebutkan diatas.
Pada tahun 2000 kepala negara dari seluruh dunia atas studi dan kesimpulan PBB
sepakat untuk mengarahkan dan mengukur pembangunan berbasis manusia dan
masyarakat dalam satu paket disebut sebagai Millienium Development Goals (MDGs).
Pada tahu 2000, pada sidang PBB di New York sasaran dan tujuan MDGs tersebut
disepakati dan akan ditindaklanjuti setiap nagara dengan program dan kegiatan
pembangunan untuk mengangkat mutu dan kesejahteraan manusia. Secara keseluruhan
disepakati ada delapan sasaran yang perlu ditindak-lanjuti di setiap negara.
Kedelapan sasaran Keluarga itu harus melekat pada setiap keluarga ynag didata, atau
menjadi bagian dari kiri keluarga menurut Keadaannya, Yaitu keluarga pra sejatera,
keluarga sejahtera I, II, III, atau keluarga sejahtera III plus. Dalam upaya-upaya awal
pengurus posdaya diharapkan dapat memfokuskan sasaran kegiatannya kepada empat
sasaran utama HDI, yaitu bidang wirausaha, bidabg pendidikan dan keterampilan,
19
bidang KB dan bidang kesehatan lingkukan. Dalam bidang kesehatan lingkungan
diharapkan dapat dihilangkan isolasi antara tempat pemukiman penduduk dan ketiga
kebutuhan pokoknya untuk usaha, pendidikan dan kesehatan. Disamping itu lingkungan
sekitar pemukiman, halaman dan sekitarnya, dapat dirombak menjadi kebun bergizi
untuk meningkatan gizi keluarga. (Pedoman Pelaksanaan KKN Posdaya, 2009).
Contoh pertama, kegiatan untuk keluarga petani pembuatan pupuk kompos oleh
keluarga muda di pedesaan: pengembangan pupuk kompos berbahan baku jerami.
Perkenalan program ini kepada masyarakat merupakan upaya untuk mengajak sebanyak
mungkin keluarga muda Posdaya mengembangkan kegiatan mandiri dalam memupuk
kegiatan pertanian yang digelutinya. Kegiatan ini relatif mudah karena bahan baku
jerami melimpah di setiap desa. Keberhasilannya akan mengangkat keluarga yang
kurang mampu menjadi keluarga yang lebih sejahtera.
20
berwirausaha diharapkan makin banyak jumlah keluarga yang dapat meningkat
menjadi keluarga sejahtera dalam waktu singkat. Keluarga yang mengikuti pelatihan
dapat di titipkan dan bekerja pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha.
Pemberian modal secara langsung kepada keluaga muda yang baru di latih, biasanya
tidak berhasil karena adanya saingan yang berat dari pengusaha yang merasa di saingi.
Diusahakan agar pelatihan itu bersifat praktis sehingga orang tua bisa langsung
dititipkan pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha ekonomi produktif. Pada saat
anak-anak dengan kegiatannya, orang tua diharapkan selesai dengan pelatihan atau
magang untuk hari itu agar bisa membawa anaknya pulang dengan selamat.
21
Gambar 5: Kegiatan pemberdyaan pada anggota Posdaya
Pendidikan anak pada usia dini mengandung makna agar kegembiraan anak akan
sekolah bisa dimulai pada saat yang sangat dini. Upaya ini mendorong peningkatan
kualitas pendidikan di tanah air. Seiring dengan itu pemberian pelatihan pada orang tua,
khusunya ibunya, akan mendorong peningkatan pendapatan untuk mendukung
perbaikan gizi dan peningkatan kualitas kesehatan anak-anak batita tersebut.
Contoh kelima, pengembangan pelatihan ketrampilan untuk anak sekolah dan anak
putus sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar seluruh anak dididik sejak dini,
diperkenalkan dengan tantangan dan diberi bekal yang sempurna untuk ketrampilan
menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi secara mandiri. Dalam prakteknya harus
diusahakan agar pelatihan ketrampilan tersebut tidak bersifat teoritas tetapi praktis dan
beroientasi kepada masalah nyata dan ada di lapangan sehingga setiap anak bisa
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dengan rasa percaya diri yang tinggi itu
setelah selesai sekolah akan segera bisa menghadapi tantangan lapangan.
22
Gambar 6 : Kegiatan pada Posyandu di Posdaya
Ukuran keberhasilan pengembangan budaya hidup sehat bukan ramainya Posdaya atau
Posyandu tetapi makin banyak keluarga yang tidak sakit, bahkan masih banyak
keluarga yang rajin melakukan kegiatan pemeliharaan kesehatan seperti gotong-royong
membersihkan selokan, membersihkan halaman dan sekitarnya, kerja bakti di masjid,
kantor atau tempat-tempat lainnya.
Lebih utama dari itu adalah pengembangan kebun bergizi di setiap halaman rumah agar
dapat menjamin gizi anak dan keluarganya tanpa pengeluaran yang berlebihan karena
segala sesuatunya dapat dipetik atau diambil dari halaman rumah sendiri.,
pengembangan rumah sendiri. Pengembangan kebun bergizi tersebut akan
menghilangkan salah anggapan dari perbaikan gizi mulai makanan tambahan sekali
sebulan di Posyandu atau di sekolah.
Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bahwa keluarga yang menjadi sasaran adalah
keluarga muda dan anggotanya. Keberhasilan usaha untuk diikuti sebanyak mungkin
keluarga muda dan anggotanya. Keberhasilan usaha itu diukir pertama-tama dari
partisipasi keluarga dalam proses pemberdayaan bukan dari nilai uang yang
dihasilkannya, setiap keluarga dirangsang membangun budaya kerja keras sehingga
terbangun suatu working community yang mendorong pengetasan kemiskinan, mengikis
kebodohan dan ketidak-pedulian.
23
E. Intensifikasi Posdaya Berbasis Prasejahtera (Pra-S) dan Sejahtera 1 (KS-1)
Agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar,
perlu dapat diikuti langkah-Iangkahnya sebagai berikut:
1. Di tiap Posdaya dengan koordinasi Pimpinan Desa/Dukuh/RW dapat dibentuk
Tim Operasional Pemberdayaan Masyarakat atau dengan nama lain, yang akan
menggerakkan kegiatan intensifikasi pemberdayaan keluarga di Posdaya .
2. Anggota Tim selain terdiri dari Pengurus Posdaya juga dapat melibatkan
aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan kalangan swasta atas dasar kebutuh. Tim
melakukan inventarisasi data setiap Posdaya yang ada di wilayahnya dengan
prioritas sasaran Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
disertai dengan alasan yang menyebabkan (indikator penyebab)
keluarga tersebut berada pada tahapan Keluarga Pra Sejahtera atau
Keluarga Sejahtera I yang selanj utnya akan menjadi fokus dalam Program
Intensifikasi Pemberdayaan Keluarga melalui Posdaya.
3. Dari daftar inventaris tersebut dapat disusun berbagai intervensi atau
upaya pemberdayaan keluarga berdasarkan alasan atau penyebabnya antara
lain:
a. Tidak bisa makan 2 kali sehari:
Salah satu solusinya adalah dengan memberi pekerjaan tambahan
kepada Keluarga Pra Sejahtera dengan upah berupa bahan makanan
seperti beras atau lainnya sehingga keluarga dapat memenuhi indikator
terse but.
b. Tidak memiliki pakaian berbeda untuk berbagai kegiatan:
Pengumpulan baju bekas layak pakai untuk dilelang atau dijual dengan
harga murah pada saat bazar atau Pasar Sabtu dan Minggu (Pasar Tugu).
c. Rumah tidak layak huni:
Penggalangan dana dari para donatur baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar wilayah Posdaya atau dari perusahaan swasta
dalam bentuk CSR untuk bergotong royong dalam rangka perbaikan
rumah (bedah rumah) keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1.
d. Sakit tidak dibawa ke sarana kesehatan:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
I untuk mendapatkan kartu BPJS.
e. lngin berKB tidak ke sarana kesehatan:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
I untuk mendapatkan pelayanan KB dengan menggunakan kartu BPJS.
f. Anak Usia Sekolah tapi tidak bersekolah:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
dengan dukungan pembiayaan transportasi atau sepatuipakaian, buku atau
untuk mendapatkan kesempatan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah
24
terdekat. Disamping itu dapat juga diberikan Bimbingan Pengembangan
Usaha Ekonomi Produkti sebagai berikut:
1).Pelaju Keluarga (Petik, Olah, Jual dan Untung bagi Keluarga).
Bimbingan meliputi cara-cara menanam, memetik, mengolah dan
mengemas serta menjual agar mendapat keuntungan lebih besar.
2).Pemaju Keluarga (Proses, Kemas, Jual dan Untung bagi keluarga).
Kegiatan ini banyak dilakukan pada bidang industri dan perdagangan
kecil. Sebagai contoh, pernanfaatan limbah atau sampah (daur ulang)
untuk dijadikan hiasan dinding atau souvenir/tas/vas bunga dsb. atau
pemanfaatan ban bekas untuk diubah menjadi sandal atau kursi. Kegiatan
Pemaju ini lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketrampilan yang dimiliki
oleh keluarga dan anggota keluarganya.
3).Menggelar kegiatan Pasar Minggon atau Pasar Tugu (Sabtu dan
m i n g g u ), merupakan salah satu dukungan dalam upaya pemasaran
produk-produk anggota Posdaya.
4).Pengiriman remitan dari kota ke desa yaitu sebagian pendapatan
warga masyarakat desa yang berusaha di luar daerahnya,
merupakan salah satu sumber pendanaan pengembangan ekonomi
produktif di pedesaan.
5).Sarasehan membangun daerah 'asal yang diikuti oleh paguyuban-
paguyuban masyarakat daerah yang bekerja atau tinggal diluar daerahnya.
6).Kunjungan wakil-wakil paguyuban ke daerah asal untuk mengenal
masalah dan menggali potensi yang dapat dikembangkan, dan masih
banyak lagi contoh-contoh yang dapat dikembangkan sesuai situasi
dan kondisi daerah masing-masing.
25
kegiatan di Bidang Keilmuan tidak dapat dilaksanakan, sebagai ekuivalensinya
mahasiswa KKN melaksanakan kegiatan Bimbingan Belajar. Di bidang ini
setiap peserta KKN harus melaksanakan program/kegiatan KKN minimal 600
menit (10 jam).
b. Kelompok Bidang Keagamaan, yaitu kegiatan KKN yang berkaitan dengan
pemahaman, pendalaman, maupun pengamalan agama Islam dan pembangunan
fisik untuk sarana ibadah dan/atau tempat menuntut ilmu bagi umat Islam. Di
bidang ini setiap peserta KKN harus melaksanakan program/kegiatan KKN
minimal 1.200 menit (20 jam).
c. Kelompok Bidang Seni dan Olahraga, yaitu kegiatan KKN yang berkaitan
dengan seni dan olahraga yang berkembang di masyarakat atau akan
dikembangkan di masyarakat. Di bidang ini setiap peserta KKN harus
melaksanakan program/kegiatan KKN minimal 600 menit (10 jam).
d. Kelompok Bidang Tematik, Kegiatan tematik adalah kegiatan KKN yang
berhubungan dengan tema yang telah ditentukan dan tidak termasuk dalam
program/kegiatan pada Kelompok Bidang Keilmuan, yang terdiri dari :
Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Kewira usahaan dan
Bidang Lingkungan, minimal 7200 menit (120 jam).
1
BAB III
PERSIAPAN KKN POSDAYA
A. Pendaftaran Peserta
Peserta yang memenuhi persyaratan jumlah sks yang telah ditentukan yaitu
sejumlah 110 (seratus dua puluh) sks dan telah lulus pembekalan yang
diselenggarakan oleh LPKKN diberikan kesempatan untuk diusulkan oleh
fakultas masing-masing kepada rektor untuk melaksanakan KKN, kemudian
melakukan registrasi di kantor LPKKN dengan cara mengisi formulir
pendaftaran, dan menyerahkan bukti pembayaran KKN dari bank serta
persyaratan lainnya. (sesuai dengan ketentuan).
2
10. Usulan nama-nama DPL dipertimbangkan layak atau tidak oleh LPKKN
dan selanjutnya diusulkan kepada rektor untuk diterbitkan Surat
Keputusan DPL KKN.
C. Bobot Akademik
Beban akademik atau bobot akademik KKN adalah 4 satuan kredit semester (sks).
Berikut diberikan penjelasan tentang Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM)
untuk menetapkan beban akademik KKN 4 sks.
a. Pembekalan KKN
Pembekalan KKN dengan bobot 1 sks dan dengan rincian waktu sebagai
berikut.
1. Kegiatan Terjadwal dengan kegiatan berupa tatap muka untuk
pemberian teori dikelas : 50 x 16 x 1 = 800 menit
2. Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur dengan waktu 60 menit x 16 x 1
= 960 menit.
3. Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri dengan waktu 60 menit x 16 x 1 = 960
menit.
Total waktu kegiatan pembekalan KKN: 2720 menit (45 jam 20 menit).
3
b. Pelaksanaan KKN
Pelaksanaan KKN dengan bobot 3 sks dan dengan rincian waktu untuk (1)
Kegiatan Terjadwal berupa kegiatan tatap muka dengan masyarakat: 200 menit x
16 pertemuan x 3 sks = 9.600 menit (160 jam), (2) Kegiatan Tidak
Terjadwal Terstruktur dengan waktu 60 menit x 16 x 3 = 2.880 menit (48
jam), dan (3) Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri dengan waktu 60 menit x 16 x
3=2.880 menit (48 jam). Total waktu kegiatan pelaksanaan KKN adalah 15.360
menit (total 256 jam)
Jumlah waktu kegiatan pelaksanaan KKN di atas digunakan
untuk prapelaksanaan KKN, operasional pelaksanaan KKN, dan
pascapelaksanaan KKN.
1). Kegiatan prapelaksanaan KKN meliputi survei, konsultasi, koordinasi,
penyusunan rencana kegiatan, dan diskusi program dengan pihak-pihak
terkait (DPL, Pemda, Pamong Desa, dan Tokoh Masyarakat). Kegiatan
terjadwal untuk prapelaksanaan KKN diatur oleh DPL KKN dan peserta
KKN. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai berikut: (a) Terjadwal 1
(kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 600 menit atau 10 jam, (b) Tidak
Terjadwal Terstruktur 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam, dan (c) Tidak
Terjadwal Mandiri 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam. Jumlah jam efektif
kegiatan mahasiswa: 960 menit atau 16 jam. Untuk KKN yang tidak
memungkinkan survei di lokasi, pengumpulan data-data yang diperlukan
untuk penyusunan data dapat ditempuh cara lain, misalnya dengan
pencarian data melalui studi pustaka atau melalui internet.
2). Kegiatan operasional pelaksanaan KKN yakni kegiatan di lapangan yang
berupa (a) inti kegiatan atau tatap muka dengan masyarakat, (b)
persiapan untuk kegiatan inti atau tatap muka dengan masyarakat, dan
(c)evaluasi atas pelaksanaan kegiatan inti atau tatap muka dengan masyarakat.
Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai berikut: (1) Terjadwal 14
(kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 8.400 menit atau 140 jam, (2) Tidak
Terjadwal Terstruktur 14 x 60 x 3 = 2.520 menit atau 42 jam, dan (3) Tidak
Terjadwal Mandiri 14 x 60 x 3 = 2.520 menit atau 42 jam. Jumlah jam
efektif kegiatan mahasiswa: 13.440 menit atau 224 jam.
3). Kegiatan pascapelaksanaan KKN yakni kegiatan penyusunan laporan.
Dalam kegiatan penyusunan laporan ini, selain menyusun laporan kegiatan
peserta maju dalam forum responsi untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan DPL atau tim yang disusun oleh LPM (tertulis dan/atau lisan)
atas laporan yang dibuat. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai
berikut: (a) Terjadwal 1 (kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 600 menit atau
10 jam, (b) Tidak Terjadwal Terstruktur 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam,
dan (c) Tidak Terjadwal Mandiri 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam. Jumlah
4
jam efektif kegiatan mahasiswa: 960 menit atau 16 jam.
Tidak Terjadwal
Bidang Kegiatan Terjadwal Jumlah Waktu
Terstruktur Mandiri
1 x 3 x 200 1 x 3 x 60 1 x 3 x 60 960 menit
1. Keilmuan
menit menit menit (16 jam)
2. Seni dan Olahraga 1 x 3 x 200 1 x 3 x 60 1 x 3 x 60 960 menit
menit menit menit (16 jam)
3. Tematik (Bidang 2 x 3 x 200 2 x 3 x 60 2 x 3 x 60 1.920 menit
Keagamaan) menit menit menit (32 jam)
4. Tematik (Bidang
Pendidikan, 10 x 3 x 200 10 x 3 x 60 10 x 3 x 60 9600 menit
Kesehatan, menit menit menit (160 jam)
Kewirausahaan dan
Lingkungan)
8.400 menit 2.520 menit 2.520 menit 13.440 menit
TOTAL
(140 jam) (42 jam) (42 jam) (224 jam)
5
KKN memiliki bobot akademik sebesar 4 satuan kredit semester (sks).
Bobot tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan cara sebagai berikut:
1. Satu sks teori equvalen dengan 50 menit tatap muka per minggu x 16
minggu.
2. Satu sks praktik di lapangan equivalent dengan 6-8 jam praktik per minggu
x 16 minggu, sehingga KKN dengan 2 sks praktik equivalent dengan 32-
35 hari di lapangan.
3. Untuk 3 sks di lapangan seperti KKN Universitas Muhammadiyah
Palembang maka equivalen dengan 48 hari di lapangan.
6
BAB IV
PELAKSANAAN KKN POSDAYA
7
C. Pembekalan
2. Pembekalan Mahasiswa
Materi pembekalan KKN meliputi materi untuk kegiatan
terjadwal, kegiatan tidak terjadwal terstruktur, dan kegiatan tidak terjadwal
mandiri.
a). Untuk Kegiatan Terjadwal, materi kegiatan meliputi pemberian teori
tentang (1) Wawasan KKN Tematik POSDAYA, (2) Survei dan Analisis
Hasil, (3) AIK (LPCR) (4) Teknik Penyusunan Program Kerja, (5)
Administrasi dan Kelengkapan KKN, (6) Pengisian Buku Aktivitas Harian
(tugas untuk individual), Buku Catatan Pelaksanaan, Matrik, dan
Rekapitulasi (tugas untuk unit/kelompok) (7) Penyusunan Laporan KKN
dan Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan, (8) Komunikasi dan
Protokoler (9) General Test (50 x 16 x 1 = 800 menit.
8
b). Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur, materi kegiatan
berupa pendalaman atas buku-buku yang berisi hal-hal yang terkait
dengan pelaksanaan KKN.
c). Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri, materi kegiatan berupa
aktivitas mahasiswa untuk membekali diri sendiri melalui keikutsertaan
dalam pelatihan-pelatihan yang diperlukan atau bermanfaat dalam
melaksanakan KKN. Pelatihan tersebut misalnya: Wawasan Analisis
Sosial, Pelatihan Pengelolaan Kegiatan, dan Pelatihan Penyusunan
Proposal Kegiatan, Pelatihan MC, Pelatihan Pembuatan kerajinan dari
bahan limbah dan Pengolahan Makanan, dan pelatihan-pelatihan yang
terkait dengan tema KKN.
D. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilaksanakan sebelum pelaksanaan KKN oleh perwakilan
tim mahasiswa, DPL dan anggota masyarakat atau atau pada minggu pertama
mahasiswa di lokasi KKN dengan menggunakan metode Participatory
Rurral Apprasial (PRA) dengan Teknik Diagram Venn dan Pemetaan.
Teknik tersebut dilakukan untuk memulai kegiatan pendataan dan pemetaan
wilayah guna menetapkan sasaran serta mengidentifikasi potensi
kelembagaan di lokasi wilayah tersebut. Dari identifikasi potensi di wilayah
perlu dilihat adanya lembaga yang akan menjadi wadah atau sarana untuk
dikembangkan sebagai inti kegiatan Posdaya. Lembaga tersebut dianggap
mampu menjalankan program andalan sebagai kegiatan awal Posdaya.
Pelaksanaan observasi ini dapat ditugaskan kepada satu atau dua orang
mahasiswa yang selanjutnya bersama kader atau penduduk setempat
menghimpun data dengan menggunakan instrument, data-data yang akan
diperoleh serta tatacara pendataan dan pemetaannya.
9
Setelah melaksanakan observasi mahasiswa harus menyusun :
1. Penyempurnaan Program Kerja.
2. Agenda kegiatan
3. Mengumpulkan tabel R-OBS MHS yang telah diisi
10
R-OBS MHS
DESA/KELURAHAN :
KODE :
KECAMATAN :
KOTA/KABUPATEN :
1.BIDANG PROGRAM.
3 KEWIRAUSAHAAN
4 LINGKUNGAN
5 SOSIAL BUDAYA
6 JUMLAH Jumlah RT
KELUARGA
(jika sudah ada 1.PRA
posdaya, cukup ditulis SEJAHTERA
jumlah keluarga di
wilayah Posdaya, dan 2.KS-I (Kel.
jika belum ada Posdaya Sejahtera I
ditulis jumlah keluarga
di Desa/Kelurahan)
3. KS-II
(Kel.Sejahtera II)
4.KS-III (Kel.
Sejahtera III)
5.KS-
III+(Kel.Sejahtera
III+)
2.BIDANG PENDUKUNG.
11
3. PETA LOKASI POSKO (DESA/KELURAHAN) DARI IBUKOTA
KECAMATAN :………
4.STRUKTUR DESA/KELURAHAN.
a. Nama Kades/Lurah : ………………………….
No HP/Telepon :…………………………..
c. Posdaya
Nama Posdaya :…………………………..
Nama Ketua Posdaya :…………………………..
No HP/Telepon Ketua
Posdaya :…………………………..
……………, …………2015
……………………. .................................
Lurah/Kepala Desa,
…………………….
Catatan.
Setelah melaksanakan observasi mahasiswa harus menyusun :
1. Program Kerja.
2. Agenda kegiatan
3. Laporan observasi mengunakan ukuran kertas A-4 diketik dengan 1,5 spasi
dan huruf time roman font 12 yang dilampiri program kegiatan dan agenda
kegiatan, dijilid biasa (depan plastik bening dan belakang kertas kambing
warna hijau) dikumpul ke LPKKN paling lambat-lambatnya satu minggu
setelah observasi (Format laporan seperti pada lampiran 8 buku ini)
12
R- DPL
REKAPITULASI
OBSERVASI LOKASI KKN TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN KE ........ TAHUN ..............
JUMLAH DESA/KELURAHAN :
KODE :
KECAMATAN :
KOTA/KABUPATEN :
BIDANG PROGRAM.
3 KEWIRAUSAHAAN
4 LINGKUNGAN
5 SOSIAL BUDAYA
6 JUMLAH Jumlah RT
KELUARGA 1.PRA
(jika sudah ada SEJAHTERA
posdaya, cukup ditulis
jumlah keluarga di
2.KS-I (Kel.
wilayah Posdaya, dan
Sejahtera I
jika belum ada Posdaya
ditulis jumlah keluarga
di Desa/Kelurahan) 3. KS-II
(Kel.Sejahtera II)
4.KS-III (Kel.
Sejahtera III)
5.KS-III+
(Kel.Sejahtera III+)
……………, …………2015
……………….. ………………..
Catatan:
Form yang diisi lengkap dan dikumpulkan di LPKKN paling lambat tanggal ------
------------
13
E. Pemberangkatan Ke Lokasi KKN
Teknis pemberangkatan yang meliputi penyediaan kendaraan dan
pengaturan pemberangkatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
dilakukan oleh pengelola KKN. Seluruh mahasiswa wajib mematuhi
ketentuan pemberangkatan, kecuali atas pertimbangan dan izin pengelola
KKN mahasiswa dapat menggunakan kendaraan sendiri.
14
lembaga pemberdayaan ekonomi seperti Kelompok Ekonomi, Pokja
Ekonomi, atau Pra Koperasi.
4. Jika sulit membentuk Posdaya dari lembaga ekonomi atau yang memiliki
potensi menjadi lembaga ekonomi, maka dapat dikembangkan lembaga
lain yang telah terbentuk dan cukup baik untuk dikembangkan menjadi
penggerak Posdaya seperti misalnya Posyandu (KB dan Kesehatan),
BKB atau BKR (KB dan Pendidikan), atau kelompok fungsional seperti
kelompok Remaja (karang Taruna) atau kelompok lain yang ada di desa
tersebut.
15
Sarasehan dilakukan dengan mengundang kepala keluarga, penduduk dan
tokoh masyarakat setempat untuk mendengarkan program kerja yang sudah
disusun. Rencana kerja ini disajikan oleh calon Ketua Posdaya di
desa/pedukuhan dengan melibatkan pengurus/kader Posdaya lainnya, Bidan
desa dan aparat desa serta keluarga yang menjadi sasaran prioritas. Dari hasil
Lokakarya mini dilakukan penyempurnaan kegiatan menjadi Program Kerja
Posdaya definitif.
16
biasa diikuti oleh partisipasi sebanyak mungkin anggota. Dalam pelatihan
ditegaskan pula sumber pendanaan untuk kegiatan pembangunan yang
prinsipnya diusahakan secara mandiri dan dalam hal-hal tertentu dibantu
oleh anggota Posdaya yang lebih mampu, atau sumbangan lain.
17
mampu dan bersedia bekera keras menyelesaikan masalah mereka secara
mandiri dengan penuh kebanggaan. Keberhasilan KKN adalah bahwa
partisipasi keluarga setempat maksimal sangat tinggi dan penduduk
berterimsa kasih karena terangsang dan diberdayakan oleh mahasiswa
dengan penuh kasih sayang dan diperkenalkan kepada teknologi yang
mudah dicerna serta menghasilkan kemampuan baru untuk
menyelesaikan maslah secara mandiri.
18
mencakup 6 bidang dan memulai sesuai prioritas dengan melibatkan
sebanyak mungkin partisipasi masyarakat dan menjangkau sasaran
prioritas untuk memberdayakan keluarga. Keenam bidang tersebut
adalah:
a. Pendidikan
b. Kesehatan dan KB
c. Ekonomi
d. Lingkungan
e. Teknologi Tepat Guna
f. Agama, Sosial dan Budaya
19
Kegiatan PAUD yang dikaitkan dengan pemberdayaan keluarga
dipadukan dengan upaya pemberdayaan. Setelah anak-anak balita
diserahkan kepada guru dari PAUD, maka orang tuanya dipisahkan.
Orang tua anak balita tersebut dilatih pemberdayaan buta aksara, kalau
belum bias membaca dan menulis dan kemudian dilatih ketrampilan
melalui Program Inovasi Aksara Agar Berbaya (AKRAB). Setelah
dilatih ketrampilan, dititipkan magang pada pengusaha setempat atau
keluarga lain yang mempunyai usaha. Kalau perlu pengusaha yang baik
hati tersebut diberikan kemudahan kredit dari lembaga keuangan
setempat.
20
I. Pembina :
II. Pengarah :
III.Ketua Posdaya :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Bidang-bidang/Seksi/Seksi
1. Bidang Kewirausahaan :
Ketua :
Anggota :
2. Bidang Pendidikan :
Ketua :
Anggota :
3. Bidang Kesehatan :
Ketua :
Anggota :
4. Bidang Lingkungan :
Ketua :
Anggota :
5. Bidang………………
21
masyarakat sekitarnya untuk mendapat manfaat dan kemudahan yang
bisa saling membangun keluarga bahagia dan sejahtera.
Agar pelaksanaan KKN Posdaya berjalan dengan baik dan oiptimal, selama
bertugas di lapangan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) membimbing dan
memonitor tahap-tahap program kerja tim mahasiswa. Oleh karena itu DPL
yang merupakan tenaga lebih berpengalaman memiliki peranan yang sangat
penting dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada mahasiswa
untuk keberhasilan KKN Posdaya.
Bimbingan dan pendampingan yang perlu diberikan oleh DPL antar lain pada
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
22
1. Pelaksanaan penjajagan atau pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
melalui kegiatan advokasi dan sosialisasi yang terus menerus. Termasuk
mencari dukungan dari Pemkab/Pemkot, Dinas/Instansi terkait, utamanya
dari tokoh masyarakat pada tingkat dusun.
J. Kembali Ke Kampus
Teknis penarikan mahasiswa dari lokasi KKN yang meliputi penyediaan
kendaraan dan pengaturan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
dilakukan oleh pengelola KKN. Seluruh mahasiswa wajib mematuhi
ketentuan kepulangan, kecuali atas pertimbangan dan izin pengelola KKN
mahasiswa dapat menggunakan kendaraan sendiri.
23
K. Pembuatan dan Pengumpulan Laporan
Sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan KKN Posdaya, maka setiap
Tim Mahasiswa membuat laporan, format penulisan laporan dapat dilihat
sebagaimana terlampir. Laporan akhir dibuat, dikonsultasikan dan
dikumpulkan ke DPL dan ke LPKKN maksimal 1 minggu sebelum mahasiswa
pulang dari KKN. Dalam laporan hal-hal yang harus dilaporkan meliputi:
1. Data tahapan keluarga/sesuai dengan form REK/POSDAYA.R/I/15
(format terlampir)
2. SK Posdaya dan struktur pengurus posdaya (dilengkapi dengan nama,
alamat dan nomor HP ketua dan seekretaris Posdaya)
3. Data Basis Posdaya (format terlampir)
4. Pelaksanaan Program Kerja (kegiatan yang telah dilaksanakan)
berdasarkan yang telah disepakati pada lokakarya mini baik program
individu (keilmuan) maupun program bersama (Seni Olah Raga,
Keagamaan dan Tematik)
5. Usaha-usaha yang telah ada di Posdaya
6. Foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
7. Surat keterangan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama
KKN dari lurah/kepala desa atau unit lain (format terlampir)
8. Berita acara rapat, daftar hadir peserta setiap kegiatan
1. Evaluasi Pembekalan
Komponen-komponen yang dievaluasi pada kegiatan pembekalan
mahasiswa adalah:
a. Kehadiran
24
b. Keseriusan dan kedisiplinan
c. Penguasaan materi pembekalan (untuk melihat sejauh mana
penguasaan materi, maka dilakukan pre dan post test saat pembekalan).
2. Evaluasi Kegiatan di Lokasi KKN
Komponen-komponen yang dievaluasi ketika melaksanakan kegiatan
KKN di lokasi:
a. Keakuratan masalah yang ditemukan
b. Relevansi masalah dengan program kerja
c. Aktivitas dalam kegiatan KKN
d. Program kerja baik individu (keilmuan) dan kegiatan bersama (Seni
olah raga, keagamaan dan Tematik)
e. Kesungguhan dalam melaksanakan program
f. Kerajinan dan kedisiplinan
g. Kerjasama antara sesama mahasiswa
h. Hubungan dengan pemerintah dan masyarakat setempat.
i. Catatan aktivitas harian individu mahasiswa (Form 4).
3. Evaluasi Pasca Kegiatan KKN
Komponen-komponen yang dievaluasi setelah mahasiswa ditarik atau
kembali dari lokasi masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Laporan akhir kelompok yang telah merangkum semua pelaksnaan
program baik individu (keilmuan) dan kegiatan bersama (Seni olah
raga, keagamaan dan Tematik)
b. Laporan dikonsultasikan kepada DPL dan LPKKN
c. Laporan dibuat dalam bentuk soft copy dan hard cpy
d. Laporan diserahkan kepada:
* LPKKN dalam bentuk soft copy kecuali data basis Posdaya, Data
kependudukan
* DPL (bentuk soft copy)
* Kades/Lurah dalam bentuk hard copy warna kuning
* Ketua Posdaya dalam bentuk hard copy warna kuning
* Mahasiswa dalam bentuk hard copy warna kuning
25
M. Matrik Rencana Waktu Pelaksanaan KKN Angkatan XI Tahun 2016
No. Tanggal Kegiatan Tempat
1. 16, 23, dan 30 April 2016 Pembekalan Tahap 1 FP dan FK
14, 21 dan 28 Mei 2016
2. 8, 15, dan 22 Mei 2016 Pembekalan Tahap II FE dan FK
3. 30 Mei 2016 Pengumuman Hasil Pembekalan LPKKN
4. 30 Mei s.d. 11 Juni 2016 Pendaftaran KKN LPKKN
5 16-17 Juni 2016 Pembentukan kelompok dan Pembagian DPL LPKKN
6. 17 Juni 2016 Pengumuman Kelompok ke Fakultas
7. 18-20 Juni 2016 a. Penyusunan struktur Kelompok oleh
DPL
b. Penyusunan Rencana Program Kerja Ruang Kelas
(Form 1) dipandu oleh DPL, dibuat
rangkap 3 (untuk kelompok, untuk DPL
dan untuk LPKKN)
c. Penjadwalan Survey Lokasi oleh DPL
dan Ketua Kelompok
26
BAB V
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27