Anda di halaman 1dari 52

PEDOMAN PELAKSANAAN

KULIAH KERJA NYATA TEMATIK POSDAYA


(POS PEMBERDAYAAN KELUARGA)

BIDANG PENGEMBANGAN PROGRAM


MELALUI POSDAYA

KESEHATAN
WIRAUSAHA
PENDIDIKAN

MANUSIA
BUDAYA

PERLINDUNGAN

KEAGAMAAN LINGKUNGAN
HIDUP

KERJASAMA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


PALEMBANG DENGAN PEMERINTAH
KOTA/KABUAPTEN SE SUMSEL
DAN YAYASAN DAMANDIRI
PALEMBANG
2016
1
P
PEDOMAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(KKN TEMATIK POSDAYA)

Tim Penyusun:
Ir. Alhanannasir Syukri, M.Si. (Ketua)
Mizan, SE.,M.Si (Anggota)
Ir. Dasir, M.Si. (Anggota)
Erliza Yuniarti, ST. M.Eng.(Anggota)

KERJASAMA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


PALEMBANG DENGAN PEMERINTAH KOTA
/KABUPATEN SE SUMSEL
DAN YAYASAN DAMANDIRI

2
KATA SAMBUTAN
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT., yang telah banyak melimpahkan karunia dan rahmat kepada kita semua dan
khususnya pada kesempatan ini tim telah dapat menyelesaikan penyusunan buku pedoman
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN Tematik
Posdaya).

Sebagai Rektor, saya sangat mendorong dan memberikan apresiasi yang tinggi dengan
terbitnya buku pedoman ini yang memuat pedoman pelaksanaan KKN Tematik Posdaya,
pokok-pokok arahan untuk membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya melalui
KKN. Saya ingin menyampaikan penghargaan pada Paniti Pengelola KKN khususnya dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat (LP2M) Universitas
Muhammadiyah Palembang yang berupaya melaksanakan model KKN pemberdayaan
masyarakat yang berbasis keluarga. Model KKN seperti ini mestinya dapat disinergikan
dengan visi Universitas Muhammadiyah Palembang yang core competen-nya adalah
unggul dan Islami.

Melalui kesempatan yang baik ini saya juga ingin menekankan bahwa pelaksanaan KKN
Universitas Muhammadiyah Palembang yang merupakan wujud dari Catur Darma
Perguruan Tinggi mengacu pada konsep Tri Gatra KKN yakni Personal Development,
Institusional Development, dan Empowernment Community, plus ditambah nilai-nilai
Islami pada tiap gatranya. Selain itu dalam pelaksanannya KKN merupakan kesatuan
system dari dinamika akademik di Universitas Muhammadiyah Palembang yang
diselenggarakan secara universal dengan pendekatan multi-disiplin ke-ilmuan. Artinya
semua bidang keilmuan yang ada di Universitas Muhammadiyah Palembang menyatu
dalam satu lokasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pengabdian.

Akhirnya, semoga dengan hadirnya buku pedoman ini, semoga akan melahirkan semangat

3
baru untuk melaksanakn pengabdian khususnya berbasis pemberdayaan masyarakat dengan
sentuhan nilai-nilai Islami di kalangan akademisi Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dan kepada para peserta KKN Tematik, mahasiswa diharapkan melakukan advokasi secara
sungguh-sungguh terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat, melakukan inisiasi dan
permberdayaan dalam wujud nyata di tengah-tengah masyarakat sehingga apa yang
diharapkan dalam pelaksanaan KKN Tematik Posdaya dapat dicapai, dan pemerintah serta
masyarakat dapat merasakan dampak positif dan kemanfaatan kehadiran KKN Posdaya
tersebut. Amien…

Nasrun Minallahi Wafathun Qorieb,


Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Palembang, Maret 2016


Rektor,

Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M

4
KATA SAMBUTAN
Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI)

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Program pemberdyaan dan pembangunan yang menempatkan keluarga dan manusia


sebagai titik sentral telah menjadi kesepakatan dunia dan dicanangkan PBB pada tahun
2000 sebagai sasaran dan target program pembangunan milenium atau MDGs. Pada tahun
2010 PBB mereview pencapaian tujuan pembangunan milenium tersebut dan ternyata
banyak negara perlu memperkuat komitmen dan bekerja keras memperluas jangkauan dan
intensifikasi program pembangunan yang bertumpu pada keluarga dan manusia tersebut.
Dalam mempercepat upaya itu Pemerintah mengeluarkan Inpres nomor 1 dan
nomor 3 tahun 2010. Kedua Inpres tersebut menegaskan pendekatan pembangunan
berkeadilan, termasuk di dalamnya mendorong terselenggaranya program penanggulangan
kemiskinan pro rakyat dan program berkeadilan untuk semua. Dalam program pro rakyat
bentuk operasionalnya adalah penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan partisipasi dalam usaha mikro dan kecil.
Yayasan Damandiri dalam berpartisipasi mendukung masyarakat dan keluarga agar
siap menanggapi program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kedua
Inores tersebut, bersama berbagai Perguruan Tinggi, ikut mendorong dan mendampingi
kegiatan KKN (Kuliah Verja Nyata) Tematik Posdaya. Melalui KKN Posdaya tersebut
dikembangkan lembaga pemberdayaan keluarga sebagai forum komunikasi, konsultasi dan
pendidikan di tingkat akar rumput. Lembaga itu dinamakan Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) yang berfungsi sebagai forum silaturahmi untuk menyegarkan budaya gotong
royong sesama keluarga dan anggota untuk bersama-sama peduli dan memperkuat fungsi-
fungsi keluarga señalan dengan sasaran dan target-target MDGs.
Pada umumnya Posdaya dibentuk berbasis komunitas di RW atau Dukuh/Dusun.
Berdasarkan pengalaman lapangan dibentuk posdaya berbasis keluarga yang tinggal
disekitar masjid. Pembentukan Posdaya berbasis Masjid ternyata berdampak positif.
Bekerja sama dengan perguruan tinggi dan tujuh Yayasan yang didirikan mantan Presiden
H.M.Soeharto makin dikembangkan Posaya Berbasis Masjid, khususnya masjid yang
dibangun dengan fasilitas Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP).
Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) melalui kegiatan KKN berupaya
5
memperluas cakupan dan wilayah garapan pengembangan Posdaya Masjid di Sumatera
Selatan. Untuk melaksanakan pengembangan Posdaya Masjid itu disusun Buku Pedoman
Pembentukan dan Pengembangan Posdaya berbasis Masjid. Kami ikut menyambut baik
penerbitan buku ini dan berharap agar Buku Pedoman ini memperlancar usaha yang mulia
tersebut.
Kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, dan bapak Ir.
Alhanannasir, M.Si sebagai ketua PPKKN, yang telah mengkoordinir penyusunan buku ini
kami ucapkan selamat. Semoga karyanya dapat menjadi amal bakti untuk pemberdayaan
keluarga yang belum beruntung dan mendapat safaat dari Allkah SWT. Amien
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Jakarta, 6 April 2016


Ketua Yayasan Damandiri

dto

Prof. Dr. Haryono Suyono

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Universitas Muhammadiyah Palembang sebagaimana dalam visinya unggul dan Islami


pada tahun 2020, melalui Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian serta Pengabdian pada
Masyarakat senantiasa berusaha merespon perkembangan yang terjadi ditenggah
masyarakat guna menempatkan diri dalam upaya pencapaian visi tersebut disamping
misi sebagai Perguruan Tinggi yang bernaung di bawah Persyarikatan Muhammadiyah.

KKN Universitas Muhammadiyah Palembang merupakan wadah untuk dapat


menyumbangkan pengetahuan secara langsung kepada masyarakat secara melembaga.
Sebagai kegiatan kelompok yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, KKN diharapkan
mampu untuk memberikan solusi serta membantu menangani masalah-masalah nyata
yang sifatnya mejemuk secara terpadu dan interdisipliner. Kemajemukan disiplin ilmu
yang dimiliki dan dikembangkan di Universitas Muhammadiyah Palembang sangat
memungkinkan perguruan tinggi ini dapat mengaplikasikan misi catur darma yang
dilaksanakan dengan kemampuan professional engan memposisikan diri sebagai agen
pembaharu.

Disamping sebagai agen pembaharu mahasiswa harus mampu memposisikan diri di


tengah-tengah masyarakat selama mengikuti KKN, selain itu juga dituntut berperan
untuk mengaplikasikan ilmunya sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan
ditengah masyarakat. Untuk itu peran yang harus diemban oleh mahasiswa adalah:
1. Pemberian informasi; sebagai orang terpelajar, mahasiswa memiliki sentuhan media
yang relatif cukup tinggi sehingga memiliki informasi yang dapat disampaikan kepada
masyarakat, berupa ide-ide baru bernuansa pemberdayaan masyarakat.
2. Pemberi motivasi, mahasiswa memiliki posisi yang jauh lebih menguntungkan untuk
memperoleh kepercayaan masyarakat agar mau melaksanakan suatu program atau
kegiatan. Mahasiswa tinggal bersama-sama masyarakat sehingga mudah untuk
digerakkan.
3. Pelancar proses difusi inovasi pada anggota masyarakat yang menjadi sasaran.
4. Penghubung antar sistem, berbagai program instansi pemerintah dan organisasi
kemasyarakatan dengan masyarakat.

B. Pengertian Posdaya

Posdaya adalah forum silahturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan


sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-
fungsi keluarga secara terpadu. Yaitu pelayanan pengembangan keluarga secara
berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan,
7
wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh
mandiri di desanya.

Gambar 1. Kegiatan Peresmian Posdaya Kelurahan II Ilir Palembang

Melalui kegiatan advokasi, harus bisa menyakinkan para pejabat formal dan fungsional
serta para pemimpin non-formal untuk membantu mengisi dan meningkatkan dinamika
pembangunan melalui kerjasama dengan seluruh unsur yang tergabung dalam Posdaya.
Dengan dukungan dan partisipasi para pemimpin tersebut proses pemberdayaan
pembangunan ditawarkan melalui Posdaya berupa program-program yang mendukung
penyegaran hidup gotong-royong, mampu memberikan tambahan bekal ilmu
pengetahuan dan ketrampilan serta mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi
keluarga seperti yang telah disampaikan di atas. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut
diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi
keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri, dan keluarga yang sanggup menghadapi
tantangan masa depan yang akan baik. Lebih dari itu keluarga sejahtera yang bermutu
dan mandiri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraaan keluarga yang
intinya adalah keikutsertaan dalam KB, kesehatan, pendidikan, dan kemampuan
ekonomi keluarga yang mencukupi dan berkelanjutan.

Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai dengan


kemampuan masyarakat dan anggotanya sehingga itu bisa dilakukan oleh, dari dan
untuk keluarga dan masyarakat setempat atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebut
dilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan
keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Dari pengertian
tersebut, beberapa hal perlu diperjelas antara lain:

1. Posdaya, bukan dimaksudkan untuk mengganti pelayanan sosial ekonomi kepada


masyarakat berupa pelayanan terpadu diberbagai bidang seperti Posyandu, BKB,
PAUD, UPPKS, pelayanan BLT, pelayanan beras murah, atau pelayanan
pembangunan lainnya. Posdaya dibangun sebagai forum untuk mengembangkan
kegiatan pemberdayaan terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan

8
untuk seluruh anggota yang dipadukan dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar
pimpinan keluarga mengetahui peran dan fungsinya yang lengkap sebagai satu
kesatuan keluarga yang utuh. Akhirnya setiap kepala keluarga dan anggota keluarga
secara mandiri.
2. Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, dan
evaluasi program melibatkan berbagai petugas pemerintah, organisasi sosial, dan
unsur-unsur masyarakat. Penyerasian dinamis disini berarti diperlukan adanya
keserasian dalam hal memadukan kepentingan masyarakat dan kemampuan
penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk
mendukung kegiatan.
3. Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang bersifat sederhana dengan
kegiatan terbatas sampai akhirnya bersifat paripurna tergantung dari dukungan
masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan yang
bervariasi, dimana sebagian besar pengelola dan pembiayaan dikelola dan berasal
dari anggota masyarakat. Dalam tingkat seperti itu pembinaan dapat diarahkan
kepada program-program yang semakin inovatif dan pihak Pemerintah tinggal
berperan mengarahkan dan mendorong terutama dalam bentuk pendanaan.

C. Pengertian KKN Posdaya

KKN Tematik Posdaya merupakan model KKN yang bertujuan untuk membentuk,
membina dan mengembangkan Posdaya sebagai terobosan baru dalam pemberdayaan
masyarakat melalui pemanfaatan potensi SDM dan SDA lokal dan upaya tercapainya
tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan KKN Tematika Posdaya dilakukan secara ilmiah, sistematis dan


berkesinambungan dengan mendapatkan penduduk dan keluarga sebagai titik sentrum
pembangunan. KKN Posdaya mengarahkan masyarakat yang mandiri dalam rangka
terciptanya keluarga dan masyarakat yang sejahtera.
Dari sudut masyarakat penerima program, KKN Posdaya membantu membentuk, mengisi,
dan mengembangkan lembaga Posdaya di desa/kelurahan secara sistemmatis. Posdaya yang
dibentuk merupakan wadah dari keluarga dan masyarakat untuk bersama-saama mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam bidang kewirausahaan, pendidikan dan pelatihan
keterampilan, KB dan kesehatan, serta lingkungan yang sekaligus merupakan upaya
memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan indeks pembangunan
manusia (IPM) atau pencapaian tujuan Milenium Development Goals - MDGs (Pedoman
Pelaksanaan KKN Posdaya, 2009).

D. Tujuan
Tujuan utama
a. Memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang pembangunan masyarakat
dan pengalaman kerja nyata secara profesional dalam memberikan solusi yang

9
dibutuhkan masyarakat.
b. Untuk lebih mendewasakan mahasiswa dan membiasakan kerja sama dengan
profesi lain yang berlatar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Membantu
masyarakat dan pemerintah propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan
dalam menyeselesaikan pembangunan.
c. Mendekatkan Universitas Muhammadiyah Palembang dengan masyarakat.

Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi


permasalahan keluarga dan penduduk mulai dari penyusunan cara dan
pendampingaan pada pelaksanaan program yang inovasi dan kreatif mulai penerapan
ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
masyarakat sesuai arahan pembangunan manusia (human development), mencapi
target dan sasaran Milenium Development Goals (MDGs), kompetensi, potensi,
sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat,
pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.
c. Menggalang komitmen kepedulian ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan
lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Kerjasama
berbagai stakeholders (Pemda, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya
pengetasan kemiskinan, kelaparan, mengatasi permaslahan dan tidak keberdayaan
penduduk dan keluarga lainnya.
d. Membantu turut mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan fasilitas dukungan yang diberikan oleh mitra.
e. Memberdayakan seluruh potensi yang tersedia, baik sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam dengan pendekatan profesionalisme mahasiswa secara
partisipatif dan terintegrasi.

E. Sasaran KKN Posdaya


Sasaran KKN Posdaya mengacu pada konsep Tri Gatra KKN yakni, personal
development (pengembangan mahasiswa), institusional development (pengembangan
perguruan tinggi, dan community development (pemberdayaan masyarakat) untuk
melihat rincian sasaran tersebut dibawah ini akan diuraikan masing-masing :

1. Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang :
- cara berfikir, bertindak maupun bekerja secara interdisipliner atau lintas
sektoral.
- Kemanfaatan ilmu dan teknologi yang diperoleh dibangku kuliah terhadap
usaha-usaha untuk memberdayakan masyarakat.
- Kesulitan yang dihadapi masyarakat.
- Kompleksitas permasalahan dan pendekatan pemecahannya
10
b. Mendewasakan berpikiran mahasiswa di dalam mengkaji dan memecahkan
masalah yang ditemukan dalam masyarakat secara profesional akademik
c. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program
pembangunan.
d. Membina mahasiswa untuk menjadi motivator dan problem solving.

2. Perguruan Tinggi
a. Universitas Muhammadiyah Palembang akan memperkokoh dalam pengisian
ilmu dan atau pendidikan kepada mahasiswa dengan adanya umpan balik
sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat
b. Menjalin kemitraan dengan instansi-instansi pemerintah maupun swasta dalam
melaksanakan program pembangunan
c. Ilmu yang dikembangkan pada program-program studi akan bermamfaat
terhadap berbagai masalah masyarakat.

3. Masyarakat
a. Memperoleh bantuan tenaga pemikir yang profesional untuk merencanakan dan
melaksanakan program-program pembangunan
b. Terbentuknya posdaya sebagai sarana pemberdayaan keluaga dan penduduk
untuk mengembangkan SDM dan pengentasan kemiskinan.
c. Tersusunnya rencana program dan kegiatan pembangunan yang kreatif dan
inovasi berdasarkan arahan basis human development melalui pengembangan
kemampuan keluarga dan masyarakat.
d. Makin mengecilnya keluarga kurang mampu karena mengikuti proses
pemberdayaan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara
sempurna.

F. Falsafah KKN Posdaya


KKN dalam penyelengaraannya memerlukan landasan idiil yang secara filosofis akan
memberikan gambaran serta pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana, serta untuk
apa KKN diselengarakan. Landasan idiil secara filosofi akan memberikan petunjuk
serta mengendalikan pola pikir setiap proses penyelengaraan KKN. Oleh karena itu
harus memiliki aspek-aspek yang bernilai fundamental dan berwawasan filosofi, yakni:

1. Keterpaduan Pelaksanaan Catur Darma Perguruan Tinggi


Artinya KKN merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan Dharma
pendidikan dan pengajaran, pengabdian Al-Islam kemuhammadiyahan dan
masyarakat sekaligus dalam satu kegiatan.

Pendidikan dan pengajaran, KKN merupakan kegiatan integral dari kurikulum


pendidikan tinggi strata satu (S-1), tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari
tujuan dan isi pendidikan tinggi, pengikat dan perangkum semua isi kurikulum
bahkan sebagai penambah ataupun pelengkap isi kurikulum yang telah ada,
pengalaman belajar yang menghubungkan konsep-konsep akademis dengan realita
11
kehidupan masyarakat, pengetahuan teori dapat diperkaya dengan pengalaman di
lapangan, dan mematangkan kepribadian mahasiswa dan menumbuhkan rasa
percaya diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dalam melaksanakan KKN Mahasiswa mengamati, menelaah/menganalisis dan


menarik kesimpulan, merumuskan permasalahan yang dihadapi, kemudian
mengambil keputusan sebagai langkah pemecahan dari berbagai alternatif yang ada
dari data kondisi dan situasi wilayah kerja dan kemampuannya.
Pengabdian pada masyarakat, mahasiswa dapat mengamalkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS) yang dikuasainya secara ilmiah, melembaga dan
langsung kepada masyarakat yang akan menikmati manfaat IPTEKS tersebut.

2. Pendekatan interderdisipliner dan komprehensif


KKN merupakan pengalaman ilmu yang menuntun mahasiswa kepada pola fikir
interdesiplin dan komprehersif. Pola fikir yang dikembangkan melalui KKN yang
dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir setiap masalah kehidupan setiap masyarakat
selalu mempunyai kaitan satu dengan yang lain, sehingga menjadi kompleks.
Dengan demikian pendekatan mono-disiplin menjadi kurang efektif, sehingga usaha
pemecahan masalah yang timbul dalam kehidupam masyarakat dengan pendekatan
interdisipliner merupakan pengalaman belajar bagi para mahasiswa. Oleh karena
itu, KKN harus diarahkan untuk bertindak menjadi pendekatan interdisipliner
terhadap masalah yang sudah sedang dihadapi, atau yang akan datang. Dari sisi
pendekatan tersebut KKN mempunyai tujuan dan falsafah yang berbeda dengan
PPL, praktek umum (PU), atau praktek kerja lapangan (PKL), disana mahasiswa
selalu bertolak dari dan bergerak sebatas disiplin ilmunya sekalipun hal itu bersifat
ilmiah, namun cenderung bersifat sempit dan terbatas dalam bidang ilmu tertentu
(mono-disipliner).

3. Lintas sektoral
Hal ini sebagai respon setiap masalah yang ada dan dalam masalah kehidupan
masyarakat, bahwa setiap masalah mempunyai kaitan dengan lainnya. Oleh karena
itu penanganan masalah tidak akan tuntas bila dilakukan secara sektoral, maka
mahasiswa yang ber-KKN harus bekerja sama dengan pejabat-pejabat atau
lembaga-lembaga yang berasal dari bidang atau sector yang berbeda atau berlainan
yang ada dilokasi atau wilayah KKN. Hal ini sinergi dengan prinsip kedua KKN
yang bersifat interdisipliner yang menghendadi keterpaduan berbagai bidang kajian
atau keilmuan.

4. Dimensi luas dan pragmatif


Modal ber-KKN bukan hanya ilmu yang telah dipelajari secara formal dibangku
kuliah, tetapi juga segala pengetahuan, pengalaman atau intelegensia yang dimiliki
oleh masing-masing mahasiswa, dengan kata lain semua yang dikerjakan
12
mahasiswa melalui KKN harus berdimensi luas, namun relevan dengan upaya
memajukan masyarakat dan secara nyata berguna bagi masyarakat.

5. Keterlibatan Masyarakat secara aktif


Kegiatan mahasiswa ber-KKN hakekatnya membantu dan memecahkan masalah
pembangunan, selanjutnya masyarakat mampu memecahkan masalah tersebut
secara mandiri. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat secara aktif sangat
diperlukan. Kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat harus terjalin baik sejak
proses pengumpulan data dan informasi, analisis situasi, identifikasi dan rumusan
masalah, memilih alternatif pemecahan masalah, perumusan dan rencana kerja,
serta pelaksanaan dan evaluasi hasil. Konsep dari, untuk, dan oleh masyarakat
hendaknya sungguh-sungguh dapat berlangsung dan dijalankan. Pada saat observasi
pengumpulan data dan informasi mahasiswa harus mengajak beberapa anggota
masyarakat dan diharapkan mereka diberdayakan dan diberi kesempatan untuk
dikedepankan seluas-luasnya.

6. Berkelanjutan dan Pengembangan


Semua kegiatan dan program kerja yang dilaksanakan merupakan program yang
berkesinambungan dan bisa dilanjutkan oleh masyarakat atau oleh pemerintah
daerah maupun untuk pengembangan oleh siapa saja yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan/program yang dilakukan oleh mahasiswa. Tidak ada kegiatan
atau program KKN yang bersifat stagnan dan “terminate” yang tertutup untuk
dikembangkan oleh pihak lain yang bermaksud mengembangkan lebih lanjut. Akan
tetapi selain bersifat berkelanjutan, kegiatan atau program KKN juga bersifat
terbuka, dalam hal ini untuk dikembangkan dan dilanjutkan.

7. Bertumpu pada Sumber Daya Lokal


Agar tetep relevan terhadap sasaran dan tujuan yang akan dicapai, maka
pemamfaatan sumbar daya lokal yang dimiliki sangat menunjang setiap kegiatan
dan pelaksanaan program KKN. Disamping itu dengan bertumpu pada sumber daya
lokal, maka KKN tidak akan menjadi beban lagi masyarakat dan dapat lebih
memudahkan pelaksana kegiatan KKN.

G. Jangka Waktu
Adapun beban akademik atau bobot akademik KKN adalah antara 4 satuan kredit
semester (sks). Kegiatan yang harus dilaksanakan untuk program KKN ini sama dengan
kegiatan kurikuler lainnya, yakni melalui proses perkuliahan, evaluasi, dan penilaian.
1. Tahap Pembekalan
Tahap ini diberi bobot 1 sks dengan materi kuliah berupa (1) pemberian materi bersifat
teoretik dan (2) pemberian materi berupa praktik. Jumlah tatap muka kegiatan 16 kali
dengan ketentuan setiap kali tatap muka dilaksanakan selama 50 menit untuk materi yang

13
bersifat teoretik atau 100 menit untuk materi yang berupa praktik. Disamping itu,
mahasiswa harus pula melakukan kegiatan tidak terjadwal berstruktur (misalnya
mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan, menyelesaikan soal-soal,
mendiskusikan tugas bersama kelompok) selama 16 jam dan kegiatan tidak terjadwal
mandiri (seperti membaca buku-buku sumber, mengikuti ceramah dan/atau pelatihan
di luar kegiatan intrakurikuler) selama 16 jam.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini diberi bobot 3 sks dan berstatus kegiatan lapangan. Sesuai dengan sistem
kredit, kegiatan lapangan memerlukan waktu 200 menit untuk setiap 1 sks. Jika setiap
kegiatan ditetapkan 16 kali dan tahap pelaksanaan KKN memiliki bobot 3 sks, berarti untuk
tahap ini setiap mahasiswa harus melaksanakan kegiatan lapangan secara efektif selama 3 x
200 menit x 16 = 9.600 menit atau 160 jam. Jumlah waktu 160 jam tersebut
dipergunakan untuk (1) tahap prapelaksanaan sebanyak 1 x 3 x 200 menit (600 menit
atau 10 jam), (2) tahap operasional di lapangan sebanyak 14 x 3 x 200 menit (8.400 menit
atau 140 jam, dan (3) pascapelaksanaan 1 x 3 x 200 menit (600 menit atau 10 jam).
Kegiatan terjadwal tersebut harus diimbangi dengan kegiatan tidak terjadwal
berstruktur selama 16 x 1 jam untuk setiap 1 sks atau 48 jam untuk 3 sks dan kegiatan
tidak terjadwal mandiri selama 16 x 1 jam untuk setiap 1 sks atau 48 jam untuk 3 sks.
Jumlah waktu untuk tahap ini secara keseluruhan sebanyak 256 jam.

Kegiatan KKN pada Tahap Pelaksanaan Kegiatan program terdiri atas:


1) Prapelaksanaan KKN, yaitu kegiatan mahasiswa untuk survei, pendekatan sosial
maupun kelembagaan, dan perencanaan program selama 2 minggu
2) Operasional KKN (Inti Kegiatan), yaitu kegiatan mahasiswa untuk operasional
atau realisasi program kerja di lokasi KKN selama 5 minggu penyusunan laporan dan
responsi (dilakukan oleh mahasiswa dan dengan waktu 1 minggu).

14
BAB II
MAPPING SASARAN DAN TARGET
PENCAPAIAN KKN POSDAYA

Operasionalisasi program KKN Posdaya dimulai dari pemetaan yang dikerjakan secara
serentak atau bertahap sesuai dengan kesiapan pengurus. Pemetaan sasaran yang
merupakan langkah operasional awal dan sebagai strategi utama pembentukan Posdaya
dikerjakan oleh mahasiswa bersama anggota pengurus yang akan ditugaskan untuk
mengelola program atau pembangunan kemasyarakatan.

A. Mapping Sasaran dan Dimensi Waktu pelaksanan

Program pemetaan sasaran di setiap desa atau RW/dusun/kampung wilayah Posdaya


merupakan kebutuhan mutlak yang harus dilaksanakan. Pemetaan tersebut harus
didahului dengan mempergunakan keluarga yang dikembangkan oleh BKKBN
(1993/1994). Indikator tersebut tidak mengambarkan keluarga miskin atau keluarga
kelaparan menurut istilah world bank yang dijadikan target dalam ukuran MDGs, tetapi
merupakan ukuran dengan indikator yang mutable dan indikator lainnya dikembangkan
oleh BKKBN, tetapi tidak seluruhnya mutable dan hanya bisa diubah oleh intervensi
yang terarah dan berkelanjutan.

Sebagai basis pemetaan perlu ditentukan cukupan wilayah pemberdayaan keluarga


yang bersangkutan. Wilayah ini bisa sempit, misalnya satu RT atau satu RW, dan bisa
lebih luas atau diperluas lagi di kemudian hari. Untuk melakukan pemetaan perlu
dilakukan pendataan seluruh keluarga yang berada dalam cukupan pos pembardayaan
keluarga (Posdaya) yang bertanggung jawab di wilayah bersangkutan.
Adapun data tahapan keluarga sejahtera dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu:
1. Dari data primer, yaitu melalui pendataan langsung dengan menggunakan form:
R/I/KS/15 dan REK/POSDAYA.R/I/KS/15 atau form lainnya yang sesuai dengan
pendataan tahapan keluarga
2. Dari data sekunder. Data dapat diambil dari pendataan yang diilakukan pemerintah

Karena keluarga muda, yaitu keluarga yang mempunyai anak balita atau anak usia
sekolah, menjadi sasaran utama, maka pemetaan keadaan keluarga muda tersebut
menjadi bagian terpenting. Oleh karena itu keluarga tersebut harus selalu mendapat
perhatian dalam peta serta diperbaharui keadaan setiap kali pengurus Posdaya
mengadakan pertemuan dan pembaharuan peta keluarga. Peta itu adalah peta keluarga,
bukan peta pasar, atau peta sekolah atau peta puskesmas atau peta lainnya. Peta itu
menghubungkan keluarga dengan akses fasilitas untuk membangun keluarga sejahtera,
berdasarkan MDGs atau pembuatan fungsi-fungsi keluarga, indikator untuk
mendapatkan keluarga dalam kategori keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I,
keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus adalah

15
sebagai berikut:

Gambar 2 : Contoh Peta Keluarga

Gambar 3: Potret ketidak berdayaan masyarakat

1. Keluarga Pra-Sejahtera adalah sebuah keluarga yang salah satu dari kondisi
dibawah ini tidak dipenuhi:
a. Keluarga itu makan dua kali sehari
b. Mempunyai pakaian layak untuk keperluan yang berbeda
c. Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik
d. Bila ada anak atau anggota keluarga yang sakit dibawa kesarana atau petugas
kesehatan
e. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi kesarana pelayanan KB
f. Semua anak usia 7-15 tahun yang ada dalam keluarga bersekolah

2. Keluarga Sejahtera I adalah sebuah keluarga yang seluruh kondisi pada

16
keluarga pra sejahtera diatas setelah dapat dipenuhi.

3. Keluarga Sejahtera II adalah sebuah keluarga yang selain memenuhi kondisi


keluarga sejahtera I juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut :
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agamanya masing-masing.
b. Anggota keluarga makan daging/telor/ikan paling kurang sekali dalam satu
minggu.
c. Anggota keluarga memperoleh satu stel pakaian baru dalam satu tahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
e. Dalam tiga bulan terakhir seluruh anggota keluarga keadaan sehat
f. Terdapat seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja
g. Seluruh anggota keluarga 10-60 tahun bisa baca tulis tulisan latin
h. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih mempergunakan kontrasepsi
4. Keluarga Sejahtera III adalah sebuah keluarga selain memenuhi kondisi
keluarga Sejahtera II juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut:
a. Keluarga berupaya mengikatkan pengetahuan agamanya
b. Sebagian penghasilan keluarga bisa ditabung
c. Keluarga makan bersama paling kurang sekali dalam satu minggu.
d. Keluarga ikut kegiatan masyarakat dilingkungan
e. Keluarga memperoleh informasi dari media massa
5. Keluarga Sejahtera III plus adalah sebuah keluarga yang selain memenuhi
kondisi keluarga Sejahtera III juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut:
a. Keluarga secara teratur memberikan sumbangan material untuk kegiatan sosial
b. Ada anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Apabila seluruh keluarga telah terdaftar dan klasifikasinya sudah dapat ditentukan
secara lengkap, maka dilakukan pemetaan menurut lokasi persebaran serta kategorinya
dan tanda-tanda yang mudah dilihat tentang kekurangan keluarga yang bersangkutan
dalam mencapai kondisi diatasnya.

Bahan-bahan hasil pemetaan itu dibicarakan bersama untuk bahan pemberdayaan yang
akan diberikan dengan dukungan seluruh anggota Posdaya. Peta keluarga yang cermat
tersebut diperbaharui secara berkala dan menjadi bahan pembahasan oleh pengurus
Posdaya untuk pengembangan pemecahannya secara gotong-royong seperti
dikemukakan diatas, keluarga yang lebih mampu memberikan saran, bantuan dan
pendampingan, sedangkan keluarga kurang mampu harus bekerja keras untuk
mengikuti kesepakatan yang dibahas bersama dalam pertemuan seluruh masyarakat
yang ada.

Apabila keadaan semakin maju, peta keuarga itu bisa saja dikembangkan menjadi peta
digital yang digabung dengan peta lain pada tingkat kabupaten/kota dan dibandingkan
oleh petugas pendamping dari tingkat tersebut dengan desa atau dusun lainnya.

Perbandingan antara desa dan dusun tersebut bisa dipergunakan untuk memacu
semangat kompetensi petugas yang ada di lapangan atau penduduk dan keluarga

17
setempat. Kalau keluarga di desa lain bisa bekerja dengan baik dan mencapai kemajuan,
maka keluarga di desa itu juga akan mampu dipicu meniru rekannya di dusun atau di
desa lainnya.
Pengembangan peta digital itu akan merangsang cara melihat komponen apa saja yang
bisa memicu peningkatan yang dianggap lebih signifikan sehingga upaya
pemberdayaan tidak saja dilakukan dengan apa adanya, tetapi direncanakan dan
dilaksanakan dengan ilmiah dan mengenai sasaran secara efisien (Pedoman
Pelaksanaan KKN Posdaya, 2009).

B. Obyek Pemberdayaan
Keluarga terutama prasejahtera (Pra-KS) dan kelompok sejahtera I (KS-I) menjadi
obyek untuk pemberdayaan, sehingga keluarga ini menjadi KS-II, KS-III dan bahkan
KS III+

C. Target Pencapaian KKN dan Pencapaian MDGs

Pembangunan berbasis masyarakat dan keluarga menempatkan masyarakat dan


keluarga sebagai titik sentral pembangunan. Oleh karena itu untuk menentukan tujuan
dan sasaran pembangunan dalam setiap Posdaya, terlebih dahulu harus disepakati
tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di
wilayah tertentu. Namun akan lebih baik apabila tujuan pembangunan dan
pemberdayaan tersebut didasarkan atas target atau sasaran yang rasional maupun secara
global seperti sasaran MDGs.
Dalam hal pembangunan penduduk dan keluarga sesuai dengan arah pengunaan
nasional, tujuaannya adalah untuk penbangunan manusia Indonesia seutuhnya mulalui
pemantapan fungsi-fungsi keluarga. Untuk pemantapan fungsi-fungsi keluarga sebagai
landasannya adalah Undang-undang nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga mulai peningkatan fungsi-fungsi keluarga
tersebut adalah fungsi keagamaan, kebudayaan, cinta kasih sesamanya, perlindungan,
KB dan kesehatan, pendidikan, kewirausahaan dan lingkungan.

Melalui pembangunan keluarga tersebut setiap anggota masyarakat perlu dibantu dan
diarahkan agar posisi awal yang diperoleh dari pendataan dapat ditingkatkan kategori
kesejahteraannya. Setiap keluarga berdasar kondisi sosial ekonominya yang diukur
dengan 23 indikator dari pendataan dapat ditingkatkan kategori kesejahteraannya dan
telah dikelompokan dalam kategori mulai dari pra sejahtera, keluarga sejahtera I ,
keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus agar
mendapat dukungan pemberdayaan sesuai kekurangannya. Keluarga pra sejahtera dan
keluarga sejahtera I menjadi keluarga miskin, tetapi dengan goncangan sedikit saja akan
jatuh kebawah garis kemiskinan menjadi sasaran untuk dibantu secara gotong royong.

Artinya, pembangunan keluarga diarahkan dengan tujuan memberdayakan keluarga pra


sejahtera dan keluarga sejahtera I menjadi keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III
dan keluarga sejahtera III plus. Keluarga Sejatera II,III dan III plus yang dianggap
18
mampu mengantar anak-anaknya menjadi manusia Indonesia seutuhnya, menjadi
pendorong dan pendamping yang secara gotong royong mengantar pemberdayaan yang
tertinggal.

Tujuan yang bersifat global didasarkan pada tujuan Pembangun Mutu Manusia yang
hasilnya diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development
Index (HDI). Pembangunan berbasis manusia atau keluarga dengan tujuan ini mulai
muncul pada awal tahun 1990-an dan sampai saat ini masih dipergunakan untuk
mengukur dan menempatkan negara-negara di dunia dalam satu urutan rangking negara
berdasarkan IPM tersebut.

Melalui pengukuran IPM dan HDI penduduk Indonesia dikembangan dengan tujuan
untuk mencapai nilai indeks yang tinggi melalui tiga utama, yaitu pertama, Usia
Harapan Hidup (UHH), atau terkenal dengan nama Expectation of Life Index, yaitu
rata-rata usia harapan hidup seseorang dihitung sejak kelahirannya. Kedua, rata-rata
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak usia 15 tahun dan angka melek huruf.
Ketiga, kemampuan ekonomi penduduknya yang diukur dengan angka pendapatan rata-
rata penduduknya. Ketiga indikator dirsebut dirangkai dalam suatu indeks yang disebut
indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang
disebutkan diatas.

Pada tahun 2000 kepala negara dari seluruh dunia atas studi dan kesimpulan PBB
sepakat untuk mengarahkan dan mengukur pembangunan berbasis manusia dan
masyarakat dalam satu paket disebut sebagai Millienium Development Goals (MDGs).
Pada tahu 2000, pada sidang PBB di New York sasaran dan tujuan MDGs tersebut
disepakati dan akan ditindaklanjuti setiap nagara dengan program dan kegiatan
pembangunan untuk mengangkat mutu dan kesejahteraan manusia. Secara keseluruhan
disepakati ada delapan sasaran yang perlu ditindak-lanjuti di setiap negara.

Ke-delapan MDGs yang sekaligus menjadi tujuan pembangunan millenium


tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengurangan Kemiskinan dan Kelaparan
a. Pencapaian Pendidikan Dasar Umum
b. Mempromosikan Persamaan Gender dan Lebih Memperkuat Kaun Perempuan
c. Mengurangi Kematian Anak
d. Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil
e. Mengurangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya
f. Memastikan Kelangsungan Lingkungan Hidup.
g. Mengembangkan Kerjasama Global untuk Pembangunan.

Kedelapan sasaran Keluarga itu harus melekat pada setiap keluarga ynag didata, atau
menjadi bagian dari kiri keluarga menurut Keadaannya, Yaitu keluarga pra sejatera,
keluarga sejahtera I, II, III, atau keluarga sejahtera III plus. Dalam upaya-upaya awal
pengurus posdaya diharapkan dapat memfokuskan sasaran kegiatannya kepada empat
sasaran utama HDI, yaitu bidang wirausaha, bidabg pendidikan dan keterampilan,
19
bidang KB dan bidang kesehatan lingkukan. Dalam bidang kesehatan lingkungan
diharapkan dapat dihilangkan isolasi antara tempat pemukiman penduduk dan ketiga
kebutuhan pokoknya untuk usaha, pendidikan dan kesehatan. Disamping itu lingkungan
sekitar pemukiman, halaman dan sekitarnya, dapat dirombak menjadi kebun bergizi
untuk meningkatan gizi keluarga. (Pedoman Pelaksanaan KKN Posdaya, 2009).

D. Contoh-contoh Pelaksanaan KKN Posdaya


Beberapa contoh yang sedang dikembangkan sebagai perguruan tinggi melalui KKN
TEMATIK POSDAYA disertai dukungan pemerintah daerah Pelaksaan KKN Posdaya
yang disusun Prof. Dr. Haryono Suyono dkk, 2009, adalah progam dan kegiatan yang
mudah dilaksanakan di lapangan. Kemudahan itu memungkinkan pengembangan
program dan kegiatan yang menarik partisipasi keluarga muda yang tinggi. Saat
dianjurkan bahwa program dan kegiatan yang dikembangkan dilapangan adalah
temuan/invasi dosen atau mahasiswa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dari
perguruan tinggi yang bersangkutan.

Tujuan utama program pemberdayaan melalui posdaya adalah penguatan fungsi-


fungsi keluarga dan pencapaian MDGs, utamanya pengentasan kemiskinan, serta
pemuda kan akses setiap keluarga pada kesempatan wirausaha, pendidikan dan
pelatihan, serta pembudayaan hidup sehat. Oleh karena itu semua upaya diarahkan pada
peningkatan partisipasi seluruh keluarga dan penduduk, utamanya keluarga yang
tertinggal.

Contoh pertama, kegiatan untuk keluarga petani pembuatan pupuk kompos oleh
keluarga muda di pedesaan: pengembangan pupuk kompos berbahan baku jerami.
Perkenalan program ini kepada masyarakat merupakan upaya untuk mengajak sebanyak
mungkin keluarga muda Posdaya mengembangkan kegiatan mandiri dalam memupuk
kegiatan pertanian yang digelutinya. Kegiatan ini relatif mudah karena bahan baku
jerami melimpah di setiap desa. Keberhasilannya akan mengangkat keluarga yang
kurang mampu menjadi keluarga yang lebih sejahtera.

Contoh kedua, pengembangan keluarga peternak pengembangan mutu ayam kampung


atau ayam nusantara oleh keluarga pedesaan. Pengembangan mutu ayam tersebut akan
meningkatkan nilai tambah ayam sehingga meningkatkan untung yang dapat diraih oleh
peternak ayam keluarga muda. Di pedesaan.keluarga muda yang ikut serta dalam
kegiatan ini bisa sangat banyak karena relatif mudah dan banyak kelurga
berpengalaman untuk diajak dengan nilai tambah yang baik. Jumlah keluarga yang bisa
meningkat menjadi keluarga sejatera akan cukup tinggi .

Contoh ketiga, pengembangan keluarga muda melalui pemberdayaan dan pelatihan


wirausaha. Pengembangan pelatihan keluarga muda dilakukan sesuai dengan kebutuhan
yang ada di lapangan agar jumlah keluarga yang segera dapat bekerja jumlahnya
banyak. Dengan pelatihan yang bisa diikuti dengan kesempatan kerja atau kesempatan

20
berwirausaha diharapkan makin banyak jumlah keluarga yang dapat meningkat
menjadi keluarga sejahtera dalam waktu singkat. Keluarga yang mengikuti pelatihan
dapat di titipkan dan bekerja pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha.
Pemberian modal secara langsung kepada keluaga muda yang baru di latih, biasanya
tidak berhasil karena adanya saingan yang berat dari pengusaha yang merasa di saingi.

Gambar 4: Pelatihan Pendataan Keluarga pada Posdaya

Contoh keempat, pengembangan keluarga muda melaui pengembangan dan


pendidikan anak usia dini (PAUD). Setiap Posdaya yang di sekitarnya belum terdapat
kegiatan bina keluarga balita (BKB) atau pendidikan anak usia dini (PAUD) dianjurkan
agar keluarga yang tergabung dalam Posdaya segera mengupayakan pengembangan
program BKB atau membentuk kegiatan PAUD. Tujuannya adalah agar semua anak
batita dan balita anak keluarga kurang mampu segera ditampung dalam kegiatan
tersebut, dengan anak-anak batita dan balita bergabung dalam kegiatan itu maka orang
tuanya segera diajak untuk mengikuti pelatihan keterampilan atau pelatihan
kewirausahaan.
Orang tuanya segera diatur mengikuti pelatihan keterampilan dan magang dalam bidang
wirausaha atau dititipkan pada keluarga lain yang mempunyai usaha ekonomi agar bisa
memberi dukungan untuk meningkatkan gizi dan memenuhi kebutuhan anak-anak
batita atau balitanya.

Diusahakan agar pelatihan itu bersifat praktis sehingga orang tua bisa langsung
dititipkan pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha ekonomi produktif. Pada saat
anak-anak dengan kegiatannya, orang tua diharapkan selesai dengan pelatihan atau
magang untuk hari itu agar bisa membawa anaknya pulang dengan selamat.

21
Gambar 5: Kegiatan pemberdyaan pada anggota Posdaya

Pendidikan anak pada usia dini mengandung makna agar kegembiraan anak akan
sekolah bisa dimulai pada saat yang sangat dini. Upaya ini mendorong peningkatan
kualitas pendidikan di tanah air. Seiring dengan itu pemberian pelatihan pada orang tua,
khusunya ibunya, akan mendorong peningkatan pendapatan untuk mendukung
perbaikan gizi dan peningkatan kualitas kesehatan anak-anak batita tersebut.

Contoh kelima, pengembangan pelatihan ketrampilan untuk anak sekolah dan anak
putus sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar seluruh anak dididik sejak dini,
diperkenalkan dengan tantangan dan diberi bekal yang sempurna untuk ketrampilan
menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi secara mandiri. Dalam prakteknya harus
diusahakan agar pelatihan ketrampilan tersebut tidak bersifat teoritas tetapi praktis dan
beroientasi kepada masalah nyata dan ada di lapangan sehingga setiap anak bisa
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dengan rasa percaya diri yang tinggi itu
setelah selesai sekolah akan segera bisa menghadapi tantangan lapangan.

Contoh keenam, Posdaya harus diusahakan agar setiap keluarga membangun


kesadaran, peningkatan pengetahuan serta budaya hidup sehat. Pengembangan budaya
sehat itu harus disertai dengan penyegaran dan pengembangan Posyandu yang
diharapkan bisa diutamakan untuk memberi pelayanan kepada keluarga muda dengan
anak-anak batitanya. Posdaya harus berperan untuk mendukung agar keluarga muda,
laki-laki dan perempuan tetap sehat, bisa bekerja dengan baik dan mendapatkan nilai
tambah yang tinggi sehingga bisa menjamin kehidupan yang sejahtera, terutama
mendidik anak-anak balitanya sehingga bisa melepaskan diri dari lembaga kemiskinan.

22
Gambar 6 : Kegiatan pada Posyandu di Posdaya

Ukuran keberhasilan pengembangan budaya hidup sehat bukan ramainya Posdaya atau
Posyandu tetapi makin banyak keluarga yang tidak sakit, bahkan masih banyak
keluarga yang rajin melakukan kegiatan pemeliharaan kesehatan seperti gotong-royong
membersihkan selokan, membersihkan halaman dan sekitarnya, kerja bakti di masjid,
kantor atau tempat-tempat lainnya.

Lebih utama dari itu adalah pengembangan kebun bergizi di setiap halaman rumah agar
dapat menjamin gizi anak dan keluarganya tanpa pengeluaran yang berlebihan karena
segala sesuatunya dapat dipetik atau diambil dari halaman rumah sendiri.,
pengembangan rumah sendiri. Pengembangan kebun bergizi tersebut akan
menghilangkan salah anggapan dari perbaikan gizi mulai makanan tambahan sekali
sebulan di Posyandu atau di sekolah.

Contoh ketujuh, pengembangan budaya gotong-royong, termasuk pengembangan


upaya kemandirian dalam pembiayaan untuk kegiatan Posyandu. Kepada setiap
pengurus dianjurkan agar memegang teguh prinsip pelaksanaan program secara gotong-
royong. Bahkan harus segera memprakarsai berbagai kegiatan gotong-royong sehingga
masyarakat tidak selalu harus menunggu adanya proyek atau adanya anggaran yang
disediakan.

Kepada setiap anggota diajak belajar menabung, menyegarkan hidup gotong-royong


membiayai kegiatan yang dilakukan untuk keluarga-keluarga Posdaya, utamanya
menabung dan usaha gotong-royong tersebut harus tetap menjadi budaya bangsa yang
dimulai oleh setiap keluarga dari setiap Posdaya yang diselengarakan oleh para
mahasiswa mulalui KKN Tematik Posdaya.

Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bahwa keluarga yang menjadi sasaran adalah
keluarga muda dan anggotanya. Keberhasilan usaha untuk diikuti sebanyak mungkin
keluarga muda dan anggotanya. Keberhasilan usaha itu diukir pertama-tama dari
partisipasi keluarga dalam proses pemberdayaan bukan dari nilai uang yang
dihasilkannya, setiap keluarga dirangsang membangun budaya kerja keras sehingga
terbangun suatu working community yang mendorong pengetasan kemiskinan, mengikis
kebodohan dan ketidak-pedulian.
23
E. Intensifikasi Posdaya Berbasis Prasejahtera (Pra-S) dan Sejahtera 1 (KS-1)

Agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar,
perlu dapat diikuti langkah-Iangkahnya sebagai berikut:
1. Di tiap Posdaya dengan koordinasi Pimpinan Desa/Dukuh/RW dapat dibentuk
Tim Operasional Pemberdayaan Masyarakat atau dengan nama lain, yang akan
menggerakkan kegiatan intensifikasi pemberdayaan keluarga di Posdaya .
2. Anggota Tim selain terdiri dari Pengurus Posdaya juga dapat melibatkan
aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan kalangan swasta atas dasar kebutuh. Tim
melakukan inventarisasi data setiap Posdaya yang ada di wilayahnya dengan
prioritas sasaran Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
disertai dengan alasan yang menyebabkan (indikator penyebab)
keluarga tersebut berada pada tahapan Keluarga Pra Sejahtera atau
Keluarga Sejahtera I yang selanj utnya akan menjadi fokus dalam Program
Intensifikasi Pemberdayaan Keluarga melalui Posdaya.
3. Dari daftar inventaris tersebut dapat disusun berbagai intervensi atau
upaya pemberdayaan keluarga berdasarkan alasan atau penyebabnya antara
lain:
a. Tidak bisa makan 2 kali sehari:
Salah satu solusinya adalah dengan memberi pekerjaan tambahan
kepada Keluarga Pra Sejahtera dengan upah berupa bahan makanan
seperti beras atau lainnya sehingga keluarga dapat memenuhi indikator
terse but.
b. Tidak memiliki pakaian berbeda untuk berbagai kegiatan:
Pengumpulan baju bekas layak pakai untuk dilelang atau dijual dengan
harga murah pada saat bazar atau Pasar Sabtu dan Minggu (Pasar Tugu).
c. Rumah tidak layak huni:
Penggalangan dana dari para donatur baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar wilayah Posdaya atau dari perusahaan swasta
dalam bentuk CSR untuk bergotong royong dalam rangka perbaikan
rumah (bedah rumah) keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1.
d. Sakit tidak dibawa ke sarana kesehatan:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
I untuk mendapatkan kartu BPJS.
e. lngin berKB tidak ke sarana kesehatan:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
I untuk mendapatkan pelayanan KB dengan menggunakan kartu BPJS.
f. Anak Usia Sekolah tapi tidak bersekolah:
Membantu para Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
dengan dukungan pembiayaan transportasi atau sepatuipakaian, buku atau
untuk mendapatkan kesempatan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah

24
terdekat. Disamping itu dapat juga diberikan Bimbingan Pengembangan
Usaha Ekonomi Produkti sebagai berikut:
1).Pelaju Keluarga (Petik, Olah, Jual dan Untung bagi Keluarga).
Bimbingan meliputi cara-cara menanam, memetik, mengolah dan
mengemas serta menjual agar mendapat keuntungan lebih besar.
2).Pemaju Keluarga (Proses, Kemas, Jual dan Untung bagi keluarga).
Kegiatan ini banyak dilakukan pada bidang industri dan perdagangan
kecil. Sebagai contoh, pernanfaatan limbah atau sampah (daur ulang)
untuk dijadikan hiasan dinding atau souvenir/tas/vas bunga dsb. atau
pemanfaatan ban bekas untuk diubah menjadi sandal atau kursi. Kegiatan
Pemaju ini lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketrampilan yang dimiliki
oleh keluarga dan anggota keluarganya.
3).Menggelar kegiatan Pasar Minggon atau Pasar Tugu (Sabtu dan
m i n g g u ), merupakan salah satu dukungan dalam upaya pemasaran
produk-produk anggota Posdaya.
4).Pengiriman remitan dari kota ke desa yaitu sebagian pendapatan
warga masyarakat desa yang berusaha di luar daerahnya,
merupakan salah satu sumber pendanaan pengembangan ekonomi
produktif di pedesaan.
5).Sarasehan membangun daerah 'asal yang diikuti oleh paguyuban-
paguyuban masyarakat daerah yang bekerja atau tinggal diluar daerahnya.
6).Kunjungan wakil-wakil paguyuban ke daerah asal untuk mengenal
masalah dan menggali potensi yang dapat dikembangkan, dan masih
banyak lagi contoh-contoh yang dapat dikembangkan sesuai situasi
dan kondisi daerah masing-masing.

4. Program intensifikasi Posdaya melalui kegiatan sarasehan dan gotong royong


kepedulian seperti di atas, dilaksanakan disetiap Posdaya secara
berkesinambungan mulai bulan April dan dapat dievaluasi hasilnya sampai
bulan November. Dari hasil dampak intensifikasi Posdaya tersebut selanjutnya
akan dipergunakan sebagai dasar penilaian dalam lomba Posdaya setiap tahun
dan untuk lomba-lomba posdaya berikutnya.
F. Bidang Program/Kegiatan KKN
Dalam rangka memudahkan evaluasi yang dilaksanakan oleh DPL maupun
Pengelola Program KKN Muhammadiyah untuk Negeri, disusunlah pengelompokan
program/kegiatan sebagai berikut:
a. Kelompok Bidang Keilmuan, yaitu kegiatan KKN yang berkaitan dengan
program studi atau bidang ilmu yang serumpun dengan program studi. Jika

25
kegiatan di Bidang Keilmuan tidak dapat dilaksanakan, sebagai ekuivalensinya
mahasiswa KKN melaksanakan kegiatan Bimbingan Belajar. Di bidang ini
setiap peserta KKN harus melaksanakan program/kegiatan KKN minimal 600
menit (10 jam).
b. Kelompok Bidang Keagamaan, yaitu kegiatan KKN yang berkaitan dengan
pemahaman, pendalaman, maupun pengamalan agama Islam dan pembangunan
fisik untuk sarana ibadah dan/atau tempat menuntut ilmu bagi umat Islam. Di
bidang ini setiap peserta KKN harus melaksanakan program/kegiatan KKN
minimal 1.200 menit (20 jam).
c. Kelompok Bidang Seni dan Olahraga, yaitu kegiatan KKN yang berkaitan
dengan seni dan olahraga yang berkembang di masyarakat atau akan
dikembangkan di masyarakat. Di bidang ini setiap peserta KKN harus
melaksanakan program/kegiatan KKN minimal 600 menit (10 jam).
d. Kelompok Bidang Tematik, Kegiatan tematik adalah kegiatan KKN yang
berhubungan dengan tema yang telah ditentukan dan tidak termasuk dalam
program/kegiatan pada Kelompok Bidang Keilmuan, yang terdiri dari :
Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Kewira usahaan dan
Bidang Lingkungan, minimal 7200 menit (120 jam).

1
BAB III
PERSIAPAN KKN POSDAYA

A. Pendaftaran Peserta

Peserta yang memenuhi persyaratan jumlah sks yang telah ditentukan yaitu
sejumlah 110 (seratus dua puluh) sks dan telah lulus pembekalan yang
diselenggarakan oleh LPKKN diberikan kesempatan untuk diusulkan oleh
fakultas masing-masing kepada rektor untuk melaksanakan KKN, kemudian
melakukan registrasi di kantor LPKKN dengan cara mengisi formulir
pendaftaran, dan menyerahkan bukti pembayaran KKN dari bank serta
persyaratan lainnya. (sesuai dengan ketentuan).

B. Penetapan Dosen Pembimbing

Pembimbing teknis kegiatan KKN di lapangan dilakukan oleh dosen


pembimbing lapangan (DPL), yang diharapkan mereka yang memiliki
dedikasi dan komitmen yang kuat serta mampu melaksanakan tugas-tugas
sebagai pembibing KKN. Kesiapan untuk membimbing mahasiswa bagi
dosen DPL diharapkan pula memiliki keahlian dan pengetahuan teknis.

Sebagai bahan pertimbangan pimpinan fakultas untuk menetapkan dosen


pembimbing KKN dapat diajukan beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Dosen tetap Universitas Muhammadiyah Palembang
2. Pendidikan Minimal S2 dan telah mempunyai NIDN
3. Memiliki integritas dan kepribadian yang baik
4. Memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang pemberdayaan
masyarakat
5. Mempunyai minat atau kesediaan penuh membimbing mahasiswa
6. Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan program
KKN
7. Memiliki kesanggupan dan kemampuan teknis interaksi sosial dengan
masyarakat.
8. Mempunyai kesanggupan dan kemampuan mobilitas sesuai dengan
keperluan, tugas serta tanggung jawab pelaksanaan bimbingan
dilapangan
9. LPKKN melalui rektor meminta usulan nama-nama DPL kepada
pimpinan fakultas.

2
10. Usulan nama-nama DPL dipertimbangkan layak atau tidak oleh LPKKN
dan selanjutnya diusulkan kepada rektor untuk diterbitkan Surat
Keputusan DPL KKN.

C. Bobot Akademik
Beban akademik atau bobot akademik KKN adalah 4 satuan kredit semester (sks).
Berikut diberikan penjelasan tentang Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM)
untuk menetapkan beban akademik KKN 4 sks.
a. Pembekalan KKN
Pembekalan KKN dengan bobot 1 sks dan dengan rincian waktu sebagai
berikut.
1. Kegiatan Terjadwal dengan kegiatan berupa tatap muka untuk
pemberian teori dikelas : 50 x 16 x 1 = 800 menit
2. Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur dengan waktu 60 menit x 16 x 1
= 960 menit.
3. Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri dengan waktu 60 menit x 16 x 1 = 960
menit.
Total waktu kegiatan pembekalan KKN: 2720 menit (45 jam 20 menit).

Materi pembekalan KKN meliputi materi untuk kegiatan terjadwal,


kegiatan tidak terjadwal terstruktur, dan kegiatan tidak terjadwal mandiri.
a).Untuk Kegiatan Terjadwal, materi kegiatan meliputi pemberian teori tentang
(1) Wawasan KKN Tematik POSDAYA, (2) Survei dan Analisis Hasil, (3)
Teknik Penyusunan Program Kerja, (4) Administrasi dan Kelengkapan KKN,
(5) Pengisian Buku Aktivitas Harian (tugas untuk individual), Buku Catatan
Pelaksanaan, Matrik, dan Rekapitulasi (tugas untuk unit/kelompok) (6)
Penyusunan Laporan KKN dan Laporan Pertanggung jawaban Kegiatan, (7)
Komunikasi dan Protokoler (8) General Test (50 x 16 x 1 = 800 menit.
b).Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur, materi kegiatan berupa
pendalaman atas buku-buku yang berisi hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan KKN.
c). Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri, materi kegiatan berupa aktivitas
mahasiswa untuk membekali diri sendiri melalui keikutsertaan dalam
pelatihan-pelatihan yang diperlukan atau bermanfaat dalam melaksanakan
KKN. Pelatihan tersebut misalnya: Pelatihan Pengelolaan Kegiatan, dan
Pelatihan Penyusunan Proposal Kegiatan, Pelatihan MC, Pelatihan
Pembuatan kerajinan dari bahan limbah dan Pengolahan Makanan, dan
pelatihan-pelatihan yang terkait dengan tema KKN.

3
b. Pelaksanaan KKN
Pelaksanaan KKN dengan bobot 3 sks dan dengan rincian waktu untuk (1)
Kegiatan Terjadwal berupa kegiatan tatap muka dengan masyarakat: 200 menit x
16 pertemuan x 3 sks = 9.600 menit (160 jam), (2) Kegiatan Tidak
Terjadwal Terstruktur dengan waktu 60 menit x 16 x 3 = 2.880 menit (48
jam), dan (3) Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri dengan waktu 60 menit x 16 x
3=2.880 menit (48 jam). Total waktu kegiatan pelaksanaan KKN adalah 15.360
menit (total 256 jam)
Jumlah waktu kegiatan pelaksanaan KKN di atas digunakan
untuk prapelaksanaan KKN, operasional pelaksanaan KKN, dan
pascapelaksanaan KKN.
1). Kegiatan prapelaksanaan KKN meliputi survei, konsultasi, koordinasi,
penyusunan rencana kegiatan, dan diskusi program dengan pihak-pihak
terkait (DPL, Pemda, Pamong Desa, dan Tokoh Masyarakat). Kegiatan
terjadwal untuk prapelaksanaan KKN diatur oleh DPL KKN dan peserta
KKN. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai berikut: (a) Terjadwal 1
(kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 600 menit atau 10 jam, (b) Tidak
Terjadwal Terstruktur 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam, dan (c) Tidak
Terjadwal Mandiri 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam. Jumlah jam efektif
kegiatan mahasiswa: 960 menit atau 16 jam. Untuk KKN yang tidak
memungkinkan survei di lokasi, pengumpulan data-data yang diperlukan
untuk penyusunan data dapat ditempuh cara lain, misalnya dengan
pencarian data melalui studi pustaka atau melalui internet.
2). Kegiatan operasional pelaksanaan KKN yakni kegiatan di lapangan yang
berupa (a) inti kegiatan atau tatap muka dengan masyarakat, (b)
persiapan untuk kegiatan inti atau tatap muka dengan masyarakat, dan
(c)evaluasi atas pelaksanaan kegiatan inti atau tatap muka dengan masyarakat.
Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai berikut: (1) Terjadwal 14
(kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 8.400 menit atau 140 jam, (2) Tidak
Terjadwal Terstruktur 14 x 60 x 3 = 2.520 menit atau 42 jam, dan (3) Tidak
Terjadwal Mandiri 14 x 60 x 3 = 2.520 menit atau 42 jam. Jumlah jam
efektif kegiatan mahasiswa: 13.440 menit atau 224 jam.
3). Kegiatan pascapelaksanaan KKN yakni kegiatan penyusunan laporan.
Dalam kegiatan penyusunan laporan ini, selain menyusun laporan kegiatan
peserta maju dalam forum responsi untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan DPL atau tim yang disusun oleh LPM (tertulis dan/atau lisan)
atas laporan yang dibuat. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai
berikut: (a) Terjadwal 1 (kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 600 menit atau
10 jam, (b) Tidak Terjadwal Terstruktur 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam,
dan (c) Tidak Terjadwal Mandiri 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam. Jumlah

4
jam efektif kegiatan mahasiswa: 960 menit atau 16 jam.

Untuk mempermudah pemahaman, uraian-uraian di atas disajikan


sejumlah tabel berikut.
Tabel 1: Jumlah Waktu Kegiatan Menurut Prinsip-Prinsip Sistem Kredit

Kegiatan Terjadwal Tidak Terjadwal Jumlah Waktu


Jumlah
SKS Terstruktur Mandiri
Teoretik 1 sks 16 x 50 mnt = 16 x 60 mnt = 16 x 60 mnt = 2.720 mnt
(T) 800 mnt 960 mnt 60 mnt (45 jam
(13 jam 20 mnt) (16 jam) (16 jam) 20 mnt)
Praktik (P) 1 sks 16 x 100 mnt = 16 x 60 mnt = 16 x 60 mnt = 3.520 mnt
1.600 mnt 960 mnt 960 mnt (58 jam
(26 jam 40 mnt) (16 jam) (16 jam) 40 mnt)
Lapangan 1 sks 16 x 200 mnt = 16 x 60 mnt = 16 x 60 mnt = 5.120 mnt
(L) 3.200 mnt (53 960 mnt 960 mnt (85 jam
jam 20 mnt) (16 jam) (16 jam) 20 mnt)

Tabel 2: Jumlah Waktu Kuliah Kerja Nyata

Kegiatan Terjadwal Tidak Terjadwal Jumlah Waktu


Jumlah
SKS Terstruktur Mandiri
Lapangan 1 sks 16 x 200 mnt = 16 x 60 mnt = 16 x 60 mnt = 5.120 mnt
(L) 3.200 mnt (53 960 mnt 960 mnt (85 jam
jam 20 mnt) (16 jam) (16 jam) 20 mnt)
KKN 3 sks 3 x 16 x 200 3 x 16 x 60 mnt = 3 x 16 x 60 mnt 15.360 mnt
(Lapang- mnt = 9.600 2.880 mnt = 2.880 mnt (256 jam)
an) mnt (48 jam) (48 jam)
(160 jam)

Tabel 3: Jumlah Waktu Kegiatan untuk KKN

Tidak Terjadwal
Bidang Kegiatan Terjadwal Jumlah Waktu
Terstruktur Mandiri
1 x 3 x 200 1 x 3 x 60 1 x 3 x 60 960 menit
1. Keilmuan
menit menit menit (16 jam)
2. Seni dan Olahraga 1 x 3 x 200 1 x 3 x 60 1 x 3 x 60 960 menit
menit menit menit (16 jam)
3. Tematik (Bidang 2 x 3 x 200 2 x 3 x 60 2 x 3 x 60 1.920 menit
Keagamaan) menit menit menit (32 jam)
4. Tematik (Bidang
Pendidikan, 10 x 3 x 200 10 x 3 x 60 10 x 3 x 60 9600 menit
Kesehatan, menit menit menit (160 jam)
Kewirausahaan dan
Lingkungan)
8.400 menit 2.520 menit 2.520 menit 13.440 menit
TOTAL
(140 jam) (42 jam) (42 jam) (224 jam)

5
KKN memiliki bobot akademik sebesar 4 satuan kredit semester (sks).
Bobot tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan cara sebagai berikut:
1. Satu sks teori equvalen dengan 50 menit tatap muka per minggu x 16
minggu.
2. Satu sks praktik di lapangan equivalent dengan 6-8 jam praktik per minggu
x 16 minggu, sehingga KKN dengan 2 sks praktik equivalent dengan 32-
35 hari di lapangan.
3. Untuk 3 sks di lapangan seperti KKN Universitas Muhammadiyah
Palembang maka equivalen dengan 48 hari di lapangan.

D. Lokasi dan Penempatan Mahasiswa KKN

Pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan usulan pengelola KKN serta dapat


persetujuan pemerintah setempat. Daftar nama dan lokasi KKN Posdaya
ditetapkan oleh Rektor berdasarkan usulan dari panitia pengelola KKN.

6
BAB IV
PELAKSANAAN KKN POSDAYA

Dalam pelaksanaan KKN, tahapan-tahapan kegiatan adalah sebagai


berikut:
A. Pendaftaran KKN
Pendaftaran KKN dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Telah Menempuh dan lulus mata kuliah dengan total sks 110 yang
dibuktikan dengan persetujuan dan atau tanda tangan dari Wakil Dekan I
masing-masing Fakultas pada formulir pendaftaran (disediakan oleh
LPKKN)
2. Telah lulus pembekalan KKN yang telah dilaksanakan oleh LPKKN
3. Mengumpulkan 2 rangkap formulir pendaftaran yang sudah dilengkapi
dengan bukti pembeyaran KKN dari Bank Sumsel Babel, Foto ukuran
3x4 cm, Copy BPP terakhir, Copy KTM

B. Pembentukan Kelompok Mahasiswa


Untuk melaksanakan KKN tematik Posdaya pertama-tama dibentuk
kelompok mahasiswa dengan ketentuan sebagai beriukut:
1. Komposisi tim sesuai dengan garapan program posdaya yang meliputi 6
bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, Agama Sosial
Budaya, Teknologi Tepat Guna dan Lingkungan, maka anggota-
anggotanya diupayakan memiliki latar belakang ilmu yang relevan.
2. Satu tim terdiri 5-10 mahasiswa dengan jenis kelamin yang seimbang
antara laki-laki dan perempuan. Jumlah mahasiswa yang ditugasi dalam
suatu lokasi perlu dipertimbangkan dengan jumlah penduduk, luas
wilayah, dan kelancaran transportasi.
3. Setiap tim yang akan dibentuk sejumlah Posdaya di satu atau beberapa
desa/kelurahan dengan mempertimbangkan administrasi yang tepat untuk
pembentukan setiap Posdaya. Atas dasar besarnya jumlah penduduk dan
wilayah dusun/lingkungan/RW/RT.
4. Mahasiswa yang telah ditetapkan kelompok atau lokasi KKNnya oleh
LPKKN, tidak bisa mengajukan pindah ke kelompok atau lokasi
lainnya.
Dalam proses tersebut, tim dapat membagi diri dalam sub-tim atau tetap
bersama-sama dalam tim yang diawali dengan advokasi dan sosialisasi guna
pendekatan kepada masyarakat dusun/lingkungan/RW/RT. dan wilayahnya
yang akan dibentuk dan dikembangkan Posdaya.

7
C. Pembekalan

Pembekalan diberikan kepada dosen dan mahasiswa yang materinya


meliputi:
1. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Pembekalan DPL dilakukan dengan tujuan agar DPL sebagai ujung
tombak pelaksanaan KKN posdaya dapat disiapkan dan mampu
membimbing mahasiswa dalam rangka mencapai tujuan KKN Posdaya.

Materi pembekalan DPL dan koordinator DPL meliputi :


b. Falsafah (arti, tujuan, sasaran dan manfaat KKN Posdaya)
c. AIK:keorganisasian Muhammadiyah dan Ibadah Praktik
d. Peran Universitas Muhammadiyah Palembang dalam meningkatkan
kualitas sumber daya menusia melalui program KKN Posdaya di
Propinsi Sumatera Selatan
e. Rencana program dan pengorganisasian pelaksanaan KKN Posdaya
f. Implementasi KKN Posdaya
g. Peran Posdaya dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia
(IPM) dan Millenium Development Goals (MDGs)
h. Implementasi pemberdayaan keluarga oleh pemerintah daerah
sebagai pintu masuk KKN Posdaya.
i. Program KKN Posdaya dalam peningkatan IPM dan pencapaian
MDGs melalui sinergitas KKN Posdaya.
j. Deskripsi tugas dan tata tertib mahasiswa peserta, DPL
dankoordinator DPL
k. Pelaporan dan evaluasi/penilaian peserta KKN dan laporan DPL.

2. Pembekalan Mahasiswa
Materi pembekalan KKN meliputi materi untuk kegiatan
terjadwal, kegiatan tidak terjadwal terstruktur, dan kegiatan tidak terjadwal
mandiri.
a). Untuk Kegiatan Terjadwal, materi kegiatan meliputi pemberian teori
tentang (1) Wawasan KKN Tematik POSDAYA, (2) Survei dan Analisis
Hasil, (3) AIK (LPCR) (4) Teknik Penyusunan Program Kerja, (5)
Administrasi dan Kelengkapan KKN, (6) Pengisian Buku Aktivitas Harian
(tugas untuk individual), Buku Catatan Pelaksanaan, Matrik, dan
Rekapitulasi (tugas untuk unit/kelompok) (7) Penyusunan Laporan KKN
dan Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan, (8) Komunikasi dan
Protokoler (9) General Test (50 x 16 x 1 = 800 menit.

8
b). Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur, materi kegiatan
berupa pendalaman atas buku-buku yang berisi hal-hal yang terkait
dengan pelaksanaan KKN.
c). Untuk Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri, materi kegiatan berupa
aktivitas mahasiswa untuk membekali diri sendiri melalui keikutsertaan
dalam pelatihan-pelatihan yang diperlukan atau bermanfaat dalam
melaksanakan KKN. Pelatihan tersebut misalnya: Wawasan Analisis
Sosial, Pelatihan Pengelolaan Kegiatan, dan Pelatihan Penyusunan
Proposal Kegiatan, Pelatihan MC, Pelatihan Pembuatan kerajinan dari
bahan limbah dan Pengolahan Makanan, dan pelatihan-pelatihan yang
terkait dengan tema KKN.

D. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilaksanakan sebelum pelaksanaan KKN oleh perwakilan
tim mahasiswa, DPL dan anggota masyarakat atau atau pada minggu pertama
mahasiswa di lokasi KKN dengan menggunakan metode Participatory
Rurral Apprasial (PRA) dengan Teknik Diagram Venn dan Pemetaan.
Teknik tersebut dilakukan untuk memulai kegiatan pendataan dan pemetaan
wilayah guna menetapkan sasaran serta mengidentifikasi potensi
kelembagaan di lokasi wilayah tersebut. Dari identifikasi potensi di wilayah
perlu dilihat adanya lembaga yang akan menjadi wadah atau sarana untuk
dikembangkan sebagai inti kegiatan Posdaya. Lembaga tersebut dianggap
mampu menjalankan program andalan sebagai kegiatan awal Posdaya.

Gambar 7: Kegiatan penyuluhn hidup sehat di Posdaya

Pelaksanaan observasi ini dapat ditugaskan kepada satu atau dua orang
mahasiswa yang selanjutnya bersama kader atau penduduk setempat
menghimpun data dengan menggunakan instrument, data-data yang akan
diperoleh serta tatacara pendataan dan pemetaannya.

9
Setelah melaksanakan observasi mahasiswa harus menyusun :
1. Penyempurnaan Program Kerja.
2. Agenda kegiatan
3. Mengumpulkan tabel R-OBS MHS yang telah diisi

10
R-OBS MHS

OBSERVASI LOKASI KKN TEMATIK POSDAYA


ANGKATAN KE ........ TAHUN..........

DESA/KELURAHAN :
KODE :
KECAMATAN :
KOTA/KABUPATEN :

1.BIDANG PROGRAM.

No BIDANG JENIS JUMLAH KETERANGAN


PROGRAM LEMBAGA
1 PENDIDIKAN NON
FORMAL
2 KESEHATAN

3 KEWIRAUSAHAAN

4 LINGKUNGAN

5 SOSIAL BUDAYA

6 JUMLAH Jumlah RT
KELUARGA
(jika sudah ada 1.PRA
posdaya, cukup ditulis SEJAHTERA
jumlah keluarga di
wilayah Posdaya, dan 2.KS-I (Kel.
jika belum ada Posdaya Sejahtera I
ditulis jumlah keluarga
di Desa/Kelurahan)
3. KS-II
(Kel.Sejahtera II)

4.KS-III (Kel.
Sejahtera III)

5.KS-
III+(Kel.Sejahtera
III+)

2.BIDANG PENDUKUNG.

a. Listrik : a. Ada b. Tidak ada


b. Jalan : a. Lancar b. Tidak lancar
c. Air : a. PAM b. Bukan PAM
d. Posko/Penginapan : a. Ada b. Belum Ada c. Rencana

11
3. PETA LOKASI POSKO (DESA/KELURAHAN) DARI IBUKOTA
KECAMATAN :………

4.STRUKTUR DESA/KELURAHAN.
a. Nama Kades/Lurah : ………………………….
No HP/Telepon :…………………………..

b. Nama Sekdes/Seklur :…………………………..


No HP/Telepon :…………………………..

c. Posdaya
Nama Posdaya :…………………………..
Nama Ketua Posdaya :…………………………..
No HP/Telepon Ketua
Posdaya :…………………………..

……………, …………2015

DPL, Ketua Kelompok,

……………………. .................................

Lurah/Kepala Desa,

…………………….
Catatan.
Setelah melaksanakan observasi mahasiswa harus menyusun :
1. Program Kerja.
2. Agenda kegiatan
3. Laporan observasi mengunakan ukuran kertas A-4 diketik dengan 1,5 spasi
dan huruf time roman font 12 yang dilampiri program kegiatan dan agenda
kegiatan, dijilid biasa (depan plastik bening dan belakang kertas kambing
warna hijau) dikumpul ke LPKKN paling lambat-lambatnya satu minggu
setelah observasi (Format laporan seperti pada lampiran 8 buku ini)

12
R- DPL
REKAPITULASI
OBSERVASI LOKASI KKN TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN KE ........ TAHUN ..............

JUMLAH DESA/KELURAHAN :
KODE :
KECAMATAN :
KOTA/KABUPATEN :

BIDANG PROGRAM.

No BIDANG PROGRAM JENIS JUMLAH KETERANGAN


LEMBAGA
1 PENDIDIKAN NON
FORMAL
2 KESEHATAN

3 KEWIRAUSAHAAN

4 LINGKUNGAN

5 SOSIAL BUDAYA

6 JUMLAH Jumlah RT
KELUARGA 1.PRA
(jika sudah ada SEJAHTERA
posdaya, cukup ditulis
jumlah keluarga di
2.KS-I (Kel.
wilayah Posdaya, dan
Sejahtera I
jika belum ada Posdaya
ditulis jumlah keluarga
di Desa/Kelurahan) 3. KS-II
(Kel.Sejahtera II)

4.KS-III (Kel.
Sejahtera III)

5.KS-III+
(Kel.Sejahtera III+)

……………, …………2015

Lurah/Kepala Desa, DPL,

……………….. ………………..
Catatan:
Form yang diisi lengkap dan dikumpulkan di LPKKN paling lambat tanggal ------
------------

13
E. Pemberangkatan Ke Lokasi KKN
Teknis pemberangkatan yang meliputi penyediaan kendaraan dan
pengaturan pemberangkatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
dilakukan oleh pengelola KKN. Seluruh mahasiswa wajib mematuhi
ketentuan pemberangkatan, kecuali atas pertimbangan dan izin pengelola
KKN mahasiswa dapat menggunakan kendaraan sendiri.

F. Penyusunan Program Kerja


Penyusunan Program Kerja Setiap Posdaya
1. Disusun berdasarkan hasil observasi, pendataan dan pemetaan sasaran.
Substansinya adalah adalah pokok-pokok kegiatan sesuai arahan unsur-
unsur dalam IPM, yang secara praktis dapat dilakukan oleh masyarakat
setempat secara bertahap. Dalam penyusunan program ini direncanakan
pula jadwal waktu, bentuk kegiatan, anggota mahasiswa yang ditugaskan
sebagai pendamping, serta masyarakat sebagai pelaksana. Mahasiswa
pendamping diatur dengan baik dalam penyusunan kegiatan, pengurus
atau calon pengurus bersama kader dilibatkan secara aktif. Mahasiswa
bertindak sebagai fasitator yang dinamis.
2. Program kerja yang disusun seperti Form 1 yang terdiri dari program
kerja Individu (bidang keilmuan) dan bidang bersama (Keagamaan, Seni
Olah Raga, dan Tematik). Program tersebut bersifat sementara karena
masih perlu dikonfirmasikan kepada seluruh anggota masyarakat melalui
sarasehan atau lokakarya mini.
3. Lembaga masyarakat yang dijadikan pintu masuk atau akan
ditingkatkan peranannya sebagai Posdaya adalah lembaga yang
bergerak di bidang ekonomi, seperti UPPKS, KUBE, Pra Koperasi atau
Koperasi. Kalau tidak terdapat lembaga seperti itu, dipilih kelompok
yang bisa dikembangkan menjadi sarana pemberdayaan ekonomi, seperti
Pengajian Ibu-ibu, Pokja II PKK, kelompok arisan ibu-ibu dan
sebagainya. Selanjutnya kelompok tersebut dikembangkan menjadi

14
lembaga pemberdayaan ekonomi seperti Kelompok Ekonomi, Pokja
Ekonomi, atau Pra Koperasi.

4. Jika sulit membentuk Posdaya dari lembaga ekonomi atau yang memiliki
potensi menjadi lembaga ekonomi, maka dapat dikembangkan lembaga
lain yang telah terbentuk dan cukup baik untuk dikembangkan menjadi
penggerak Posdaya seperti misalnya Posyandu (KB dan Kesehatan),
BKB atau BKR (KB dan Pendidikan), atau kelompok fungsional seperti
kelompok Remaja (karang Taruna) atau kelompok lain yang ada di desa
tersebut.

G. Penyelenggaraan Lokakarya Mini


Program kerja sementara yang sudah disusun dibahas bersama dengan
anggota keluarga lain dan tokoh-tokoh ,masyarakat yang ada di sekitar
Posdaya. Pembahasan itu dilakukan melalui sarasehan/lokakarya mini di
desa/kelurahan atau di dusun/lingkungan/RW di lingkungan Posdaya.
Apabila dalam suatu kelurahan atau desa dibentuk beberapa Posdaya, ada
baiknya lokakarya mini dilakukan pada setiap wilayah Posdaya agar seluruh
anggota Posdaya ikut dalam lokakarya yang diselenggarakan oleh Posdaya
dimana mereka menjadi anggota. Partisipasi setiap keluarga dalam Lokakarya
mini Posdaya merupakan awal dari dorongan partisipasi yang dinamis.

Gambar 8 : Kegiatan lokakarya mini pembentukan Posdaya

15
Sarasehan dilakukan dengan mengundang kepala keluarga, penduduk dan
tokoh masyarakat setempat untuk mendengarkan program kerja yang sudah
disusun. Rencana kerja ini disajikan oleh calon Ketua Posdaya di
desa/pedukuhan dengan melibatkan pengurus/kader Posdaya lainnya, Bidan
desa dan aparat desa serta keluarga yang menjadi sasaran prioritas. Dari hasil
Lokakarya mini dilakukan penyempurnaan kegiatan menjadi Program Kerja
Posdaya definitif.

Penyelenggaraan Lokakarya tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh,


bukan basa-basi, dengan tujuan luhur untuk membentuk Posdaya secara
gotong-royong. Dengan tujuan yang jelas itu semua pihak diundang untuk
berpartisipasi sewcara aktif. Keluarga yang mampu diajak bekerja keras dan
berusaha tanpa mengenal putus asa.

H. Pelaksanaan Program Kerja


Pelaksanaan program kerja biasanya mencakup beberapa kegiatan pokok
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Program Kerja
Setelah disepakati melalui lokakarya mini program kerja dilaksanakan
dibuat laporan pelaksanaan program seperti format pada Form 3 dan
matrik pelaksanaan seperti pada Form 4. Masing-masing mahasiswa
membuat catatan aktivitas harian seperti pada Form 2, catatan kegiatan
silaturahmi seperti pada Form 5 dan sholat jamaah seperti pada Form 6.
2. Pelatihan Pengurus/Kader Posdaaya
Agar program KKN yang telah disusun dan dilaksnakan bersama
masyarakat dapat berjalan dengan baik maka dibentuk pengurus
POSDAYA oleh dan dari masyarakat.Bagi lokasi KKN yang belum ada
Posdaya. Bagi lokasi yang telah ada Posdaya maka semua kegiatan
tersebut dilaksnakan bersama-sama Posdaya. Pelatihan Pengurus
menyangkut materi organisasi dan manajemen Posdaya, ruang lingkup
tugas pengelolaan, utamanya pengertian bahwa program-program yang

16
biasa diikuti oleh partisipasi sebanyak mungkin anggota. Dalam pelatihan
ditegaskan pula sumber pendanaan untuk kegiatan pembangunan yang
prinsipnya diusahakan secara mandiri dan dalam hal-hal tertentu dibantu
oleh anggota Posdaya yang lebih mampu, atau sumbangan lain.

Pelatihan kader diusahakan untuk menyiapkan tenaga yang akan


melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dengan membentuk atau
memperkuat lembaga atau kelompok fungsional dengan tujuan
memperkuat fungsi-fungsi keluarga seperti:

a. Fungsi Wirausaha dengan mengembangkan kelompok usaha


bersama atau usaha kelompok, misalnya dimulai dengan usaha
simpan pinjam modal seperti Kube/UPPK/P2K, Pra Koperasi atau
Koperasi.

b. Fungsi Pendidikan dengan mengembangkan Kelompok Bina


Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina
Keluarga Remaja (BKR), Kegiatan Belajar Masyarakat (BKM),
Aksara Agar Berdaya (AKRAB), pelatihan ketrampilan usaha, atau
kegiatan ekonomi social lainnya.

c. Fungsi Kesehatan dengan mengembangkan Posyandu, PHBS,


Karang Werda, Bina Keluarga Lansia (BKL) dan lainnya.

d. Fungsi Lingkungan dengan mengembangkan Balai Latihan Kerja


(BLK) dengan program dan kegiatan mengembangkan Kebun
bergizi, yaitu menanami halaman dengan tanaman sayur, peternakan
atau kolam ikan yang mudah dimasak untuk meningkatkan gizi
keluarga serta pengelolaan sampah menjadi pupuk organik/kompos.

e. Fungsi-fungsi lain yang diperlukan (keagamaan, seni, olah raga)

Keberadaan mahasiswa KKN Tematik Posdaya bukan menggantikan


keluarga atau penduduk setempat tetapi mendampingi mereka agar

17
mampu dan bersedia bekera keras menyelesaikan masalah mereka secara
mandiri dengan penuh kebanggaan. Keberhasilan KKN adalah bahwa
partisipasi keluarga setempat maksimal sangat tinggi dan penduduk
berterimsa kasih karena terangsang dan diberdayakan oleh mahasiswa
dengan penuh kasih sayang dan diperkenalkan kepada teknologi yang
mudah dicerna serta menghasilkan kemampuan baru untuk
menyelesaikan maslah secara mandiri.

3. Musyawarah di desa atau kelurahan

Musyawarah di desa/kelurahan biasanya dilakukan apabila diperlukan


suatu upacara peresmian Posdaya dan Pelantikan Pengurus yang perlu
dilakukan oleh Kepala Desa atau Camat, yaitu melalui forum rapat
koordinasi yang ada di tingkat dewsa/kelurahan. Rapat koordinasi ini
biasanya diikuti oleh seluruh aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan lembaga yang ada di desa seperti PKK, Karang taruna,
Polindes, dan Bidan Desa. Selain itu Rapat Koordinasi bisa juga diikuti
oleh Dinas Instansi terkait tingkat kecamatan seperti Puskesmas,
PPLKB, Petugas kecamatan, dan sebagainya.
Melalui Rapat Koordinasi tersebut diharapkan diperoleh komitmen,
dukungan serta diterimanya Posdaya sebagai lembaga desa yang
didukung aparat pemerintah. Selanjutnya program Posdaya diarahkan
untuk memperoleh dukungan program-program yang telah atau
diselenggarakan oleh Pemerintah.

Peresmian dan pelantikan Pengurus Posdaya merupakan pengakuan


adanya forum rakyat yang akan dibina dan dikembangkan dengan
fasilitas pemerintah secara penuh.

4. Pelaksanaan Kegiatan Posdaya


Dalam tahap pelaksanaan kegiatan, mahasiswa mendorong pengurus
Posdaya untuk melaksanakan rencana kegiatan/ program Posdaya yang

18
mencakup 6 bidang dan memulai sesuai prioritas dengan melibatkan
sebanyak mungkin partisipasi masyarakat dan menjangkau sasaran
prioritas untuk memberdayakan keluarga. Keenam bidang tersebut
adalah:

a. Pendidikan
b. Kesehatan dan KB
c. Ekonomi
d. Lingkungan
e. Teknologi Tepat Guna
f. Agama, Sosial dan Budaya

Untuk memulai kegiatan Posdaya para anggota bisa diajak melakukan


kerja bakti membersihakan halaman rumah masing-masing, merapikan
pagar halaman, membersihkan masjid, sekolah, atau fasilitas pelayanan
umum lainnya. Upaya ini semata-mata untuk menggugah kebersamaan
dan mengajak mereka untuk bergotong-royong dengan program dan
kegiatan yang terarah. Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan membantu
pleseterisasi rumah penduduk kurang mampu, atau gotong-royong
memperbaiki rumah penduduk kurang mampu.

Jika Posdaya dibentuk dengan mengembangkan Posyandu, maka


Posyandu tersebut harus lebih ditingkatkan dan pengurus kalau perlu
ditambah tenaga muda yang ada di sekitarnya. Kegiatan awal Posdaya
adalah otomatis memperluas kegiatan Posyandu dengan pengembangan
kegiatan bidang wirausaha agar kelangsungan dan kemandirian
Posyandu yang ada, maka kegiatan bisa dilanjutkan ke bidang kesehatan
lainnya, atau ke bidsang pendidikan seperti pembentukan PAUD.

Kegiatan PAUD diarahakan agar bias menampung seluruh anak balita


sehingga orang tuanya, utamanya ibu anak-anak itu segera bias
dipisahkan untuk mengikuti pelatihan ketrampilan, pelatihan wirausaha
dan dititipkasn magang kerja pada usaha ekoinomi yang ada di desanya.

19
Kegiatan PAUD yang dikaitkan dengan pemberdayaan keluarga
dipadukan dengan upaya pemberdayaan. Setelah anak-anak balita
diserahkan kepada guru dari PAUD, maka orang tuanya dipisahkan.

Orang tua anak balita tersebut dilatih pemberdayaan buta aksara, kalau
belum bias membaca dan menulis dan kemudian dilatih ketrampilan
melalui Program Inovasi Aksara Agar Berbaya (AKRAB). Setelah
dilatih ketrampilan, dititipkan magang pada pengusaha setempat atau
keluarga lain yang mempunyai usaha. Kalau perlu pengusaha yang baik
hati tersebut diberikan kemudahan kredit dari lembaga keuangan
setempat.

Apabila kegiatan dalam bidang wirausaha dan kesehatan itu sudah


berjalan, maka setiap orang tua harus mengirim seluruh anak-anaknya
yang usia sekolah untuk bersekolah. Apabila ada keluarga yang
mempunyai anak usia sekolah, maka segera dilakukan kegiatan untuk
membuka kursus-kursus ketrampilan, termasuk Paket A, Paket B, dan
Paket C, sesuai dengan adanya anak-anak di wilayah Posdaya tersebut.
Prioritas dalam bidang ekonomi tersebut dilakukan agar program
pemeberdayaan lebih menarik dan hasilnya menjadi sumber
pemberdayaan bidang lainnya. Semua program dilaksanakan dengan
sasaran utama keluarga muda.

Setelah Posdaya terbentuk maka harus dilengkapi dengan Nama


Posdaya, Susunan Pengurus Posdaya serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga. Adapun susunan pengurus Posdaya adalah
sebagai berikut:

20
I. Pembina :
II. Pengarah :
III.Ketua Posdaya :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Bidang-bidang/Seksi/Seksi
1. Bidang Kewirausahaan :
Ketua :
Anggota :
2. Bidang Pendidikan :
Ketua :
Anggota :
3. Bidang Kesehatan :
Ketua :
Anggota :
4. Bidang Lingkungan :
Ketua :
Anggota :
5. Bidang………………

5. Pengembangan jaringan dan Konsultasi dengan Berbagai Pihak

Dalam melaksanakan kegiatan ini peserta KKN Posdaya melibatkan


berbagai pihak, dengan membangun jaringan dengan dinas terkait di
tingkat kecamatan atau Kabupaten/Kota antara lain Puskesmas, Dinas
Pendidikan, Dinas Pertanian, Badan Ketahan Pangan, Badan
Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Perindagkop, dan dinas atau lembaga
lain yang diajak memadukan dukungan program atau membantu
pembinaan, memberikan fasilitas dengan apabila dimungkinkan bias ikut
membantu menyediakan sumber daya dan dana yang dapat dipergunakan
untuk memperlancar kegiatan operasional Posdaya.

Biarpun masyarakat diajak untuk bekerja secara mandiri tidak berarti


bahwa mereka bersaing serta tidak mengenal masyarakat dari desa lain
atau memisahkan diri dengan klingkungan sekitarnya. Masyarakat diajak
membangun kerjasama yang sangat erat dan saling menolong dengan

21
masyarakat sekitarnya untuk mendapat manfaat dan kemudahan yang
bisa saling membangun keluarga bahagia dan sejahtera.

6. Penyelenggaraan Program Secara Bertahap

Setiap periode pelaksanaan KKN Posdaya Tim Mahasiswa diharapkan


mampu mengembangakan program yang disusun secara efektif.
Pelaksanaan pengembangan Posdaya yang telah dimulai setelah
Lokakarya mini berakhir dan program disepakati melalui musyawarah
Posdaya, atau musyawarah desa/kelurahan, paling lambat pada minggu
ke-5 dari pelaksanaan KKN Posdaya.
Karena program pemberdayaan melalui Posdaya tidak sederhana dan
tidak mudah, maka peserta KKN tidak boleh buru-buru. Pemberdayaan
keluarga perlu dilakukan secara bertahap. Apabila sampai akhir periode
KKN rancangan program belum seluruhnya dapat dilaksanakan, Tim
P2KKN perlu mencantumkan langkah-langkah yang telah dapat
dilaksanakan serta catatan tentang tindak lanjut atau langkah-langkah
yang yang perlu dilakukan oleh Tim mahasiswa KKN periode
berikutnya.

I. Pembimbingan dan Monitoring

Agar pelaksanaan KKN Posdaya berjalan dengan baik dan oiptimal, selama
bertugas di lapangan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) membimbing dan
memonitor tahap-tahap program kerja tim mahasiswa. Oleh karena itu DPL
yang merupakan tenaga lebih berpengalaman memiliki peranan yang sangat
penting dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada mahasiswa
untuk keberhasilan KKN Posdaya.

Bimbingan dan pendampingan yang perlu diberikan oleh DPL antar lain pada
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

22
1. Pelaksanaan penjajagan atau pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
melalui kegiatan advokasi dan sosialisasi yang terus menerus. Termasuk
mencari dukungan dari Pemkab/Pemkot, Dinas/Instansi terkait, utamanya
dari tokoh masyarakat pada tingkat dusun.

2. Tahap observasi lapangan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah


serta penyusunan langkah-langkah pemecahan yang akan menjadi program
kerja yang dijadikan petunjuk dan arahan untuk KKN.

3. Penyelenggaraan Lokakarya Mini untuk membahas program kerja yang


disusun bersama pengurus Posdaya. DPL membantu pengarahan teknis
agar dapat diperoleh hasil yang optimal. Demikian pula DPL berperan
dalam menyelenggarakan Rapat Koordinasi yang sekaligus menjadi forum
untuk peresmian Posdaya, pelantikan dan pemberian masukan bagi
Pengurus Posdaya. Untuk berbagai pertemuan tersebut melalui bimbingan
dan pengarahan yang secara berlanjut.

Bimbingan kepada masyarakat bukan untuk mencari kesalahan atau


menyalahkan masyarakat dalam proses pemberdayaan, tetapi mencari dengan
seksama langkah-langkah yang belum dapat dikerjakan agar mahasiswa
sebagai pendamping, dalam rangka KKN Posdaya bisa membantu mencari
solusi terhadap hambatan yang mungkin ada dalam proses pemberdayaan itu
(Pedoman Posdaya, 2009).

J. Kembali Ke Kampus
Teknis penarikan mahasiswa dari lokasi KKN yang meliputi penyediaan
kendaraan dan pengaturan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
dilakukan oleh pengelola KKN. Seluruh mahasiswa wajib mematuhi
ketentuan kepulangan, kecuali atas pertimbangan dan izin pengelola KKN
mahasiswa dapat menggunakan kendaraan sendiri.

23
K. Pembuatan dan Pengumpulan Laporan
Sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan KKN Posdaya, maka setiap
Tim Mahasiswa membuat laporan, format penulisan laporan dapat dilihat
sebagaimana terlampir. Laporan akhir dibuat, dikonsultasikan dan
dikumpulkan ke DPL dan ke LPKKN maksimal 1 minggu sebelum mahasiswa
pulang dari KKN. Dalam laporan hal-hal yang harus dilaporkan meliputi:
1. Data tahapan keluarga/sesuai dengan form REK/POSDAYA.R/I/15
(format terlampir)
2. SK Posdaya dan struktur pengurus posdaya (dilengkapi dengan nama,
alamat dan nomor HP ketua dan seekretaris Posdaya)
3. Data Basis Posdaya (format terlampir)
4. Pelaksanaan Program Kerja (kegiatan yang telah dilaksanakan)
berdasarkan yang telah disepakati pada lokakarya mini baik program
individu (keilmuan) maupun program bersama (Seni Olah Raga,
Keagamaan dan Tematik)
5. Usaha-usaha yang telah ada di Posdaya
6. Foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
7. Surat keterangan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama
KKN dari lurah/kepala desa atau unit lain (format terlampir)
8. Berita acara rapat, daftar hadir peserta setiap kegiatan

L. Evaluasi, Penilaian dan Piagam

Evaluasi terhadap kegiatan mahasiswa KKN dilakukan sejak penyelenggaraan


pembekalan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di lokasi KKN serta pasca
pelaksanaan KKN. Evaluasi oleh DPL dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis. Hasil evaluasi terhadap mahasiswa berupa lulus dengan nilai A (80-
100), B (70-79), C (56-69) dan D (40-55) atau tidak lulus dengan nilai E (<
40). Piagam KKN akan diberikan apabila mahasiswa lulus dengan nilai
minimal C. Kompnen Penilaian meliputi
a. Pembekalan (15 %)
b. Pelaksanaan Kegiatan di lapangan (40 %)
c. Laporan Akhir (25 %)
d. Ujian Akhir (10 %)
e. Penilaian Kades/Lurah (5 %)
f. Penilaian Ketua Posdaya (5 %)

1. Evaluasi Pembekalan
Komponen-komponen yang dievaluasi pada kegiatan pembekalan
mahasiswa adalah:
a. Kehadiran

24
b. Keseriusan dan kedisiplinan
c. Penguasaan materi pembekalan (untuk melihat sejauh mana
penguasaan materi, maka dilakukan pre dan post test saat pembekalan).
2. Evaluasi Kegiatan di Lokasi KKN
Komponen-komponen yang dievaluasi ketika melaksanakan kegiatan
KKN di lokasi:
a. Keakuratan masalah yang ditemukan
b. Relevansi masalah dengan program kerja
c. Aktivitas dalam kegiatan KKN
d. Program kerja baik individu (keilmuan) dan kegiatan bersama (Seni
olah raga, keagamaan dan Tematik)
e. Kesungguhan dalam melaksanakan program
f. Kerajinan dan kedisiplinan
g. Kerjasama antara sesama mahasiswa
h. Hubungan dengan pemerintah dan masyarakat setempat.
i. Catatan aktivitas harian individu mahasiswa (Form 4).
3. Evaluasi Pasca Kegiatan KKN
Komponen-komponen yang dievaluasi setelah mahasiswa ditarik atau
kembali dari lokasi masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Laporan akhir kelompok yang telah merangkum semua pelaksnaan
program baik individu (keilmuan) dan kegiatan bersama (Seni olah
raga, keagamaan dan Tematik)
b. Laporan dikonsultasikan kepada DPL dan LPKKN
c. Laporan dibuat dalam bentuk soft copy dan hard cpy
d. Laporan diserahkan kepada:
* LPKKN dalam bentuk soft copy kecuali data basis Posdaya, Data
kependudukan
* DPL (bentuk soft copy)
* Kades/Lurah dalam bentuk hard copy warna kuning
* Ketua Posdaya dalam bentuk hard copy warna kuning
* Mahasiswa dalam bentuk hard copy warna kuning

Pengambilan piagam KKN oleh mahasiswa selambat-lambatnya dalam


waktu 3 bulan terhitung sejak KKN periode itu berakhir. Melebihi
ketentuan batas waktu tersebut LPKKN tidak melayani lagi.

25
M. Matrik Rencana Waktu Pelaksanaan KKN Angkatan XI Tahun 2016
No. Tanggal Kegiatan Tempat
1. 16, 23, dan 30 April 2016 Pembekalan Tahap 1 FP dan FK
14, 21 dan 28 Mei 2016
2. 8, 15, dan 22 Mei 2016 Pembekalan Tahap II FE dan FK
3. 30 Mei 2016 Pengumuman Hasil Pembekalan LPKKN
4. 30 Mei s.d. 11 Juni 2016 Pendaftaran KKN LPKKN
5 16-17 Juni 2016 Pembentukan kelompok dan Pembagian DPL LPKKN
6. 17 Juni 2016 Pengumuman Kelompok ke Fakultas
7. 18-20 Juni 2016 a. Penyusunan struktur Kelompok oleh
DPL
b. Penyusunan Rencana Program Kerja Ruang Kelas
(Form 1) dipandu oleh DPL, dibuat
rangkap 3 (untuk kelompok, untuk DPL
dan untuk LPKKN)
c. Penjadwalan Survey Lokasi oleh DPL
dan Ketua Kelompok

8. 20 Juli 2016 Pemberangkatan KKN Ke Lokasi KKN, Sesuai dengan lokasi


seluruh mahasiswa kumpul di halaman UMP
jam 7.00 Wib
9. 20 s.d.26 Juli 2016 a. Silaturahmi dengan tokoh masyarakat Di masing-masing lokasi KKN
b. Lokakarya Mini membahas Rencana
Program Kerja yang telah disusun (Form
1) dan Pembentukan POSDAYA
c. Pengisian data REK/POSDAYA.R/I/15
d. Mulai Pengisian Form 5 dan Form 6
e. Pengisian Data Basis Posdaya
10. 27 Juli s.d.25 Agustus a. Pembentukan Posdaya (Proses SK Di masing-masing lokasi KKN
2016 Posdaya dan pembuatan AD-ART)
b. Pelaksanaan Program KKN: Program
Individu (keilmuan), Program bersama
(Keagamaan, Seni Olah raga dan
Tematik)
c. Pengisian Form 2, Form 5
d. Sambil membuat draf laporan KKN
11. 26 Agustus s.d. 02 a. Finalisasi Laporan KKN Di lokasi KKN
September 2016 b. Konsultasi Laporan KKN ke DPL dan Dilokasi KKN atau di kampus
LPKKN Dilokasi KKN atau di kampus
c. Mengumpulkan Laporan ke DPL dan
LPKKN
12. 3 September 2016 a. Penjemputan mahasiswa dari loaksi KKN
13. 05 s.d.10 September 2016 a. Penyerahan Nilai LPKKN
b. Entri Data Nilai
12 s.d.15 September 2016 a. Penyerahan Nilai ke Fakultas
b. Pengumuman nilai
c. Pembagian Piagam KKN

26
BAB V
PENUTUP

Panduan Pelaksanaan KKN Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)


diharapkan menjadi pedoman sekaligus petunjuk pelaksanaan kegiatan KKN.
Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan KKN dan untuk menciptakan sasaran
yang berhasil guna di tengah-tengah masyarakat maka perlu ada penegasan:
1. Mengupayakan mahasiswa peserta KKN Tematik Posdaya untuk
memahami pendekatan sinergi pemberdayaan yang bertumpu pada
peningkatan sumber daya masyarakat itu sendiri.
2. Pendekatan bersinergi adalah pendekatan Tridaya, yaitu: Pemberdayaan
Pengetahuan dan Ketrampilan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, dan
Pemberdayaan Sosial Budaya dalam menopang Otonomi Pembangunan
Daerah.
3. Berhasil tidaknya pelaksanaan KKN Tematik sangat tergantung pada
komitmen dari semua unsur pelaksana baik unsur pimpinan lembaga,
Panitia pembimbing dan peserta itu sendiri. Dengan semangat diharapkan
semua komponen
4. Diharapkan semua komponen yang ada dapat bersinergi antara satu
dengan yang lain secara lebih arif, simpatik dan produktif.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai