Anda di halaman 1dari 35

LAPSUS

Hamil Aterm dengan PEB + ASMA

Oleh :
Fauziah Nabila
NIM : 71 2015 040

Pembimbing :
dr. Saverina AdeliaTobing, Sp.OG

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016

Latarbelakang
Angka kematian
ibu di dunia
mencapai
529.000 per
tahun, dengan
rasio 400
kematian ibu per
100.000 kelahiran
hidup dimana
12% dari
kematian ibu
disebabkan oleh
preeklamsia.

Hipertensi dalam
kehamilan
merupakan 5 15
% penyulit
kehamilan dan
merupakan salah
satu dari tiga
penyebab
tertinggi
mortalitas dan
morbiditas ibu
bersalin

Asma juga merupakan salah


satu dari beberapa penyakit
yang sering menjadi penyulit
dalam kehamilan. Beberapa
penelitian terakhir
menyebutkan bahwa asma
bronkiale menjadi penyulit
pada sekitar 4% kehamilan.

Prevalensi
preeklamsia
dan eklampsia
menurut WHO
tahun 2005
adalah 2,8%
dari kehamilan
di negara
berkembang,

Tinjauan Pustaka

Preeklampsia
Definisi
Preeklampsia adalah hipertensi yang
timbul setelah umur kehamilan 20 minggu
kehamilan disertai proteinuria.

Preeklamsia
Kriteria minimum:
TD 140/90 mmHg yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu
Proteinuria 300 mm/24 jam atau +1 pada pemeriksaan carik
celup
Kemungkinan preeklamsia meningkat:
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 2,0 g/24 jam atau 2+ pada pemeriksaan carik
celup (dipstick)
Kreatinin serum 1,2 mg/dL, kecuali memang sebelumnya
diketahui meningkat
Trombosit 100.000 /L
Hemolisis mikroangiopatik peningkatan LDH
Peningkatan kadar terminase serum - ALT atau AST
Nyeri kepala yang persisten atau gangguan serebral atau visual
lainnya
Nyeri epigastrik persisten

Preeklamsia yang Bertumpang Tindih pada


Hipertensi Kronis:
Proteinuria awitan-baru 300mg/24 jam pada
perempuan hipertensif, tetapi tidak ditemukan
proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu
Peningkatan mendadak proteinuria atau
tekanan
darah
atau
hitung
trombosit
100.000/L
pada
perempuan
yang
mengalami hipertensi dan proteinuria sebelum
kehamilan 20 minggu

Preeklampsia dibagi menjadi :


preeklampsia ringan (PER) dan
preeklampsia berat (PEB)

Etiologi
1.
2.
.
.
.
4.
5.
6.

Primigravida atau nullipara


Multigravida dgn kondisi klinis :
Kehamilan ganda dan hidrops fetalis
Penyakit vaskular termasuk hipertensi esensial
kronik dan DM
Penyakit-penyakit ginjal
Hiperplasentosis : mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, bayi besar, DM.
Riwayat keluarga pernah preeklampsia atau
eklampsia
Obesitas

Patofisiologi :

Teori
Teori
Teori
Teori

kelainan vaskularisasi plasenta


Disfungsi Endotel
imunologik antara ibu dan janin
genetika

Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria


preeklampsia berat bila ditemukan satu
atau lebih gejala dibawah ini :
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik 110mmHg.
Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau kualitatif
3+
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari
kurang dari 500 cc/24 jam disertai kenaikan
kadar kreatinin darah

Penatalaksanaan
Perawatan preeklampsia berat sama
halnya dengan perawatan preeklampsia
ringan, dibagi menjadi dua unsur:
Sikap terhadap penyakitnya: yaitu pemberiaan
obat-obatan atau terapi medisinalis
Sikap terhadap kehamilannya ialah:

Aktif: manajemen agresif , kehamilan


diakhiri (terminasi) setiap saat bila
keadaan hemodinamika sudah stabil

Komplikasi yang terberat adalah


kematian ibu dan janin. Usaha utama
ialah melahirkan bayi hidup dari ibu
yang menderita preeklampsia dan
eklampsia.

Asma dalam kehamilan


Definisi
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis
saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan
elemen
seluler
yang
mengakibatkan
hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama pada malam hari dan atau dini hari.
Episode tersebut
berhubungan
dengan
obstruksi jalan nafas dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Patofisiologi
Tanda dari fisiologi asma adalah penurunanan
diameter saluran napas yang diakibatkan oleh
kontraksi otot polos, oedem dari dinding bronchial,
juga karena adanya hipersekresi, sehingga terjadi
peningkatan resistensi saluran napas, penurunan
FEV (Force Expiratory Volume) dan kecepatan aliran,
hiperinflasi dari paru dan thorax
peningkatan
usaha untuk bernapas, peningkatan kerja dari otototot
pernapasan,
berkurangnya
elastisistas,
distribusi yang abnormal dari aliran darah fentilasi
dan aliran darah paru dengan perubahan rationya,
dan perubahan konsentrasi gas darah.

Gejala dan Pemicu Asma


Pemicu terjadinya serangan asma
diantaranya5 :
Infeksi saluran napas baik bacterial maupun
infeksi virus.
Merokok
Asap dari masakan atau pembakaran kayu
Emosi
Alergi makanan
Rhinitis alergi

Fisiologi Maternal dan Pengaruhnya Terhadap


Oksigenisasi Janin
Perubahan Sistem Pernafasan
Hiperventilasi relatif selama kehamilan mulai
terlihat pada trimester pertama. Perubahan ini
dikarenakan adanya peningkatan volume tidal
sedangkan frekuensi pernafasan relatif tidak
mengalami perubahan selama kehamilan. Maka
dari itu, takipneu pada kehamilan (frekuensi >
20x/menit) merupakan abnormalitas yang harus
dicari penyebabnya.

Komplikasi
Dengan adanya penyakit kritis ibu
seperti asma eksaserbasi akut, PO2
arteri ibu dapat turun sampai 106
mmHg. Penurunan PaO2 ibu dan janin
terutama dibawah 60 mmHg dapat
mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen janin dan hipoksia janin.

Diagnosis
Diagnosis asma terpusat pada adanya obstruksi
jalan nafas episodik dan reversibilitas obstruksi
tersebut.
Reversibilitas
dinyatakan
dari
peningkatan 15% FEV1 atau lebih setelah 2 kali
menghirup preparat agonis B-adrenergik. Jika
pemerikasaan spirometri memperlihatkan hasil
yang normal, diagnosis dapat dibuat berdasarkan
peningkatan respon saluran napas terhadap
tantangan dengan histamine, methacholine atau
isocapnic hiperventilasi udara dingin

Tujuan penatalaksanaan asma pada wanita hamil


yang juga berlaku untuk semua pasien asma
adalah:
Mempertahankan fungsi paru normal atau
mendekati normal
Mengontrol gejala, termasuk gejala-gejala malam
Mempertahankan
tingkat
aktivitas
normal,
termasuk olahraga
Mencegah asma eksaserbasi akut
Menghindari efek samping pengobatan asma

BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas
Pasien
Nama
: Ny.HE
No. RM
: 33.39.16
Umur
: 38 tahun
Tanggal lahir : 27-12-1977
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Jl. Mayor Zein
Ir.Kemasan RT 2 Sei Lais
Palembang
Agama
: Islam
Suku
: Sumatera
MRS
: 10-05-2016
Jam MRS : 13.30 WIB

Identitas
Suami
Nama
: Tn. DO
Umur
: 39 tahun
Tanggal Lahir : 15-06-1973
Pendidikan
: STM
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Jl. Mayor Zein
Ir. Kemasan RT 2 Sei Lais
Palembang
Agama
: Islam
Suku
: Sumatera

Anamnesis
Keluhan utama
Hamil cukup bulan dengan darah tinggi.dan asma

Riwayat perjalanan penyakit


Pasien mengaku hamil anak ketiga dengan tensi tinggi.
Pasien datang ke praktek dokter keluarga dan diberikan
rujukan karena hamil cukup bulan dengan darah tinggi.
Gerakan anak masih dirasakan.
Riwayat keluar air air (-). Riwayat keluar lendir bercampur
darah (-) Riwayat melahirkan kurang bulan (-), Riwayat
keguguran (-). Riwayat trauma (-). Pandangan gelap (-),
diurut (-), riwayat coitus (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit jantung (-) Penyakit ginjal (-)
Diabetes mellitus (-) Hipertensi (-)
Alergi (-) Asma (+)

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit jantung (-) Penyakit ginjal (-)
Diabetes mellitus (-)Hipertensi (+)
Alergi (-) Asma (+)
Hamil kembar (-)

Riwayat Haid
Usia Haid Pertama : 13 Tahun
Siklus Haid : 28 Hari
Lama Haid : 7 Hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Nyeri Saat Haid : Tidak ada
Kelainan : HPHT : 15-08-2015
TP : 22-05-2016

Riwayat Pernikahan
Jumlah Pernikahan
: 1 Kali
Usia Saat Menikah: 20 Tahun, Lama Pernikahan 19 Tahun sampai
dengan sekarang.

Riwayat Kontrasepsi
KB suntik 3 bulan, lamanya 9 tahun
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Tahun 1998/ Laki-laki/ 2300 gram/cukup bulan/
Spontan/ Bidan
Tahun 2013/Laki-laki/2000gram/cukup
bulan/Spontan/Bidan
Riwayat ANC
6x melakukan ANC

Pemeriksaan fisik (10/05/2016


Pukul 13.45 WIB)
Status present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran: Compos mentis
Tinggi Badan : 152 cm
Berat Badan : 55 Kg
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 84x/menit
Frekuensi Nafas : 24x/menit
Suhu : 36C

Status obstetri
Abdomen
Inspeksi : Perut membesar sesuai umur kehamilan, bekas operasi (-),
arah pembesaran : memanjang
Palpasi :
Leopold I : TFU 33cm, 2jbpx, TBJ: 3255 gram
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Bagian terbawah janin kepala
Leopold IV:Belum masuk PAP
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan : 0 cm
Pendataran : 0 %
Portio : Posterior
Molase : 0
Presentasi : Kepala
Penunjuk : UUK
Auskultasi : Bising usus (+), DJJ : 141x/menit

Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, tgl 10-05-2016

Diagnosa kerja
G3P2A0 hamil aterm belum inpartu dengan PEB +
ASMA JTH Preskep

Penatalaksanaan
Obs KU, TV, DJJ
IVFD RL gtt XX/menit.
Nifedipin 3x10 mg
DC (+)
Rencana SC pukul 12:00 tanggal 11 mei 2016
Cek Laboratorium

Laporan pembedahan
Diagnosa Pra Bedah : G3P2A0 hamil aterm belum inpartu
dengan PEB+ASMA JTH preskep
Nama Tindakan Operasi : SC + Tubektomi
Tanggal : 11 Mei 2016 pukul 12.30 WIB
Operasi dimulai.
Posisi terlentang, anestesi spinal.
Insisi dari kulit hingga mukosa, fascia dirobek secara
tumpul sampai menembus peritoneum.
Insisi uterus membrana plika kemudian diperluas secara
tumpul.
Pukul 11:00 WIB

Lahir hidup neonatus Laki-Laki dengan


Frekuensi Nadi : 146 x/menit
Frekuensi pernapasan : 45x/m
Suhu : 36 Celcius
Berat Badan Lahir : 2700 gram
Panjang Badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Kelaianan Kongenital : (-)
APGAR Skor : 8/9
Dengan ketuban jernih dan tidak berbau.
Plasenta dilahirkan secara lengkap.
Dilakukan penjahitan uterus secara jelujur dengan benang
asucryl
Dilakukan penjahitan plika secara jelujur dengan plain.
Perdarahan dirawat dan luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Pukul 12.00 WIB operasi selesai.

Diagnosis pasca bedah : P3A0 post SC atas indikasi


PEB+Asma

BAB IV
PEMBAHASAN

Dilaporkan kasus mengenai ibu HE usia


38 tahun mengaku hamil cukup bulan
datang
ke
POLI
Rumah
Sakit
Muhammadiyah Palembang pada tanggal
10 Mei 2016 pukul 10.05 WIB dengan
keluhan utama darah tinggi dan asma.
Dari hasil anamnesis didapatkan Os
mengaku tidak mempunyai riwayat darah
tinggi pada kehamilan sebelumnya.

Apakah diagnosis sudah tepat?


Diagnosis ibu pada kasus ini kemungkinan kurang
tepat, karena pada kasus ini diagnosis ditegakkan
berdasarkan dari anamnesis didapatkan Os G3P2A0
hamil aterm dengan tekanan darah 160/100, dan
serangan asma 1x, kemudian dari pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium darah lengkap,
urin lengkap didapatkan yaitu TD 160/100 mmHg,
proteinuri (-). Berdasarkan gejala yang terjadi pada
Os, kemungkinan Os mengalami Preeklampsia
ringan (PER) dan memiliki penyakit asma

Apakah penatalaksanaan sudah tepat?


Penatalaksanaan asma pada kasus ini tidak
diberikan
terapi,
dikarenakan
pasien
sudah
mendapatkan terapi dari dokter lain untuk asmanya
dan obat tersebut masih ada. Pada pasien ini dapat
diberikan B-agonis inhaler yang berfungsi untuk
meringankan gejala asma. Pada kasus preeklampsi
sudah tepat, karena pada preeklampsi ringan
dengan kemahilan >37 minggu maka dilakukan
pertimbangan terminasi dan tetap memantau tanda
vital, proteinuria, refleks dan kondisi janin dan
meminta pasien lebih banyak istirahat

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Diagnosis pada pasien ini G3P2A0 hamil aterm belum inpartu dengan PER
+ Asma JTH Preskep sudah tepat. PEB ditandai dengan adanya hipertensi
yaitu 160/100 mmHg
Tatalaksana pada kasus ini adalah dengan perawatan aktif yaitu
dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio caesarea. Tatalaksana yang
dilakukan pada kasus ini sudah tepat.
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran nafas yang
melibatkan banyak sel dan elemen seluler yang mengakibatkan
hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
pada malam hari dan atau dini hari.
Asma dapat berpengaruh pada kehamilan, seperti memberikan efek yang
merugikan, diikuti dengan peningkatan insidensi lahir premature, BBLR,
kematian perinatal, dan preeklamsi, gangguan tekanan darah ini disertai
dengan bocornya protein pada urine ibu dan sangat potensial untuk
terjadinya kerusakan ginjal, otak, hepar, dan mata. Lehrer, dkk (1993)
melaporkan bahwa wanita asma memiliki insidensi dua koma lima kali
lipat dari kehamilan menimbulkan hipertensi.

BAB V
SARAN
Dapat dilakukan ANC yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda-tanda dini preeklampsia dan cara mengatasi asma jika
berulang
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat istirahat
dan diet yang berguna dalam pencegahan kekambuan asma dan
preeclampsia.
Untuk dapat menegakkan diagnosis dengan tepat diperlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik baik umum, khusus, obstetric yang
baik, diharapkan agar kedepannya dapat dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang lengkap dan mendalam serta runut, untuk
pemeriksaan benar-benar dilakukan dan ditulis dengan lengkap.
Akhir dari penegakkan diagnosis adalah dapat memberikan
tatalaksana yang tepat, baik. Tepat obat, tepat dosis dan tepat cara
pemberiaan, maka dari itu sebaiknya penulisannya harus selengkap
mungkin.

Anda mungkin juga menyukai