Anda di halaman 1dari 144

PROBLEMATIKA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING

DI WHATSAPP PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


KELAS XI SMAN 5 BUNGO TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan


Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
RATNA DILA SARI
NIM 1703041001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
DHARMASRAYA
2021
ABSTRAK
Ratna Dila Sari. 2021. “Problematika Penggunaan Media Pembelajaran
Daring Di WhatsApp Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI
SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021”.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pergantian sistem pembelajaran tatap
muka pada pembelajaran daring yang memunculkan berbagai kendala bagi
pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan problematika penggunaan media pembelajaran daring di
WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021.
Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini
menggunakan triangulasi. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Proses pelaksanaan
pembelajaran daring di SMAN 5 Bungo sudah berjalan cukup baik, terlihat guru
menggunakan media WhatsApp dalam proses belajar mengajarnya. Guru
mengirim materi pembelajaran di grup WhatsApp tersebut. Materi pembelajaran
yang digunakan berupa link video, pdf, ppt, ataupun foto materi yang akan
dipelajari. (2) Terdapat beberapa kendala yang membuat proses belajar mengajar
kurang efektif. Beberapa peserta didik kesulitan mengoperasikan WhatsApp untuk
belajar karena tidak memiliki ponsel. Motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran daring ini juga sangat rendah. Peserta didik memiliki latar belakang
ekonomi yang berbeda.Terdapat gangguan sinyal yang terjadi pada saat
pelaksanaan pembelajaran daring tentunya akan berdampak pada proses
pengaksesan pembelajaran. Kurangnya interaksi langsung dari guru kepada
peserta didik dan peserta didik kurang memahami isi materi yang telah
disampaikan oleh guru melalui WhatsApp. (3) Solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, bagi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas untuk
belajar seperti tidak memiliki ponsel, jaringan internet dan paket internet maka
diperbolehkan untuk belajar di sekolah dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Namun, tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Orangtua juga
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran daring untuk memberikan
dorongan, dukungan, dan menumbuhkan motivasi belajar kepada peserta didik
tersebut. Bagi yang kurang berinteraksi dengan teman dan gurunya pihak sekolah
membuat forum diskusi di grup WhatsApp. Bagi yang sulit memahami materi bisa
mencari sumber dari buku ataupun internet, bertanya kepada orangtua atau
langsung menanyakan kepada guru yang bersangkutan.

Kata Kunci: Problematika pembelajaran, Media Pembelajaran, Pembelajaran

Daring, WhatsApp, Pembelajaran Bahasa Indonesia

i
ABSTRACT
Ratna Dila Sari. 2021. “The Problem of Using Online Learning Media on
WhatsApp in Indonesian Language Subjects Class XI SMAN 5 Bungo
Academic Year 2020/2021”.
This research is motivated by the change in the face-to-face learning system
in online learning which raises various obstacles for educators and students in its
implementation. This study aims to describe the problems of using online learning
media on WhatsApp in Indonesian class XI subjects at SMAN 5 Bungo in the
2020/2021 school year.
This researcher applles descriptive qualitative approach. This study ewploys
triangulation. Data collection techniques by means of observation, interviews, and
documentation. The data analysis technique in this study uses the Milles and
Huberman model which consists of data reduction, data presentation, and drawing
conclusions/verification.
The results of this study conclude that (1) The process of implementing
online learning at SMAN 5 Bungo has gone quite well, it can be seen that the
teacher uses WhatsApp media in the teaching and learning process. The teacher
sends learning materials in the WhatsApp group. The learning materials used are
in the form of video links, pdf, ppt, or photos of the material to be studied. (2)
There are several obstacles that make the teaching and learning process less
effective. Some students have difficulty operating WhatsApp for learning because
they don't have cell phones. The learning motivation of students in online learning
is also very low. Students have different economic backgrounds. There is signal
interference that occurs during the implementation of online learning, of course, it
will have an impact on the process of accessing learning. Lack of direct
interaction from teachers to students and students do not understand the content of
the material that has been delivered by the teacher via WhatsApp. (3) The solution
to overcome these problems, for students who do not have facilities for learning
such as not having a cellphone, internet network and internet package, they are
allowed to study at school with the subject teacher in question. However, you still
have to comply with health protocols. Parents also play an important role in the
online learning process to provide encouragement, support, and foster learning
motivation for these students. For those who do not interact with their friends and
teachers, the school creates a discussion forum in the WhatsApp group. For those
who have difficulty understanding the material, they can look for sources from
books or the internet, ask parents or directly ask the teacher concerned.

Keywords: Learning Problems, Learning Media, Online Learning, WhatsApp,

Indonesian Language Learning

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama: Ratna Dila Sari

NIM : 1703041001

MENYETUJUI

Nama     Tanda Tangan Tanggal

Faradilla Intan Sari, M. Pd.


Pembimbing I

Lika Apreasta, M. Pd.


Pembimbing II

Dekan Ketua
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progam Studi Pendidikan
Universitas Dharmas Indonesia Bahasa Indonesia

Dr. Rahmatul Hayati, M. Pd. Aprimadedi, S. S., M. Pd.


NIDN 1020128601 NIDN 1020048701

iii
PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI
UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN

Dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dharmas Indonesia
Tanggal 06 Juli 2021

No. Nama Tanda Tangan

1. Faradilla Intan Sari, M. Pd. (Ketua/Penguji)


NIDN 1020049002

2. Lika Apreasta, M.Pd. (Sekretaris/Penguji)


NIDN 1013049303

3. Aprimadedi, S. S., M. Pd. (Anggota/Penguji)


NIDN 1020048701

4. Deded Pratama, M.Pd. (Anggota/Penguji)


NIDN 1007029003

5. Dodi Widia Nanda, M.Pd. (Anggota/Penguji)


NIDN 1006109202
Dharmasraya, Juli 2021
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dharmas Indonesia
Ketua,

Aprimadedi, S. S., M. Pd.


NIDN 1020048701

iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi dengan judul “Problematika Penggunaan Media


Pembelajaran Daring di WhatsApp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021” adalah asli dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di
Universitas Dharmas Indonesia maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis
dengan jelas dan dicantumkan pada daftar rujukan.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik, berupa pencabutan gelar yang telah
saya peroleh karena karya tulis ini serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Dharmasraya, 06 Juli 2021


Saya yang menyatakan,

Ratna Dila Sari


NIM 1703041001

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil’alamin dengan menyebut nama Allah Swt yang maha


pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur kepada sang maha kuasa yang telah
memberikan kekuatan dan membekali ilmu kepada saya, atas karunia dan
kemudahan yang engkau berikan akhirnya Skripsi ini dapat saya selesaikan pada
waktunya. Selawat dan salam selalu terlimpahkan untuk baginda Rasulluah Saw.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Bapak M. Zahrudi dan Ibu Erna Wati serta Nenek saya Samsiah dan Adik saya
Anisa. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir
hingga saya sudah sebesar ini, terima kasih juga atas limpahan doa dan dukungan
yang tak berkesudahan serta semua hal yang telah kalian lakukan, semua yang
terbaik.
Untuk diri sendiri, terima kasih sudah mau bertahan sampai detik ini, terima kasih
atas semua usaha dan upayanya. Terima kasih untuk usaha berproses menjadi
lebih baik dan terima kasih juga sudah mau berusaha menyadarkan diri sendiri
ternyata tidak seburuk itu.
Dosen pembimbing dan dosen penguji saya, terima kasih ibu Faradila Intan Sari,
M.Pd., dan ibu Lika Apreasta M.Pd., yang telah sudi untuk membimbing,
memotivasi dan mengarahkan saya selama ini dengan sabar dan ikhlas.

vi
Terima kasih kepada dosen penguji bapak Aprimadedi M.Pd., Deded Pratama
M.Pd., dan Dodi Widya Nanda M.TESOL., yang telah banyak membantu,
memberi nasehat serta memberi masukan yang baik selama menyelesaikan tugas
akhir ini. Terima kasih dosen FKIP terutama dosen Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
sabar mendidik saya hingga sampai saat ini.
Teman-teman yang seperjuangan sarjana dengan saya, terima kasih kepada
Khairunnisah S.Pd., Lusiyana Katrin S.Pd., Nadia Hasmiati S.Pd., Vika Yusnita
S.Pd., Silvia Andriani S.Pd., Lia Fitri Rohmawati S.Pd., Muhammad Didit S.Pd.,
Yogi Pratama S.Pd., Muhammad Ajrin S.Pd., Ela Umi Fauziah S.M., dan Hesmita
S.M., yang telah memberikan semangat serta dukungan sampai saya
menyelesaikan tugas akhir ini dengan selesai.

Ratna Dila Sari


Dharmasraya Juli 2021

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua. Selawat dan salam kita hadiahkan
pahalanya kepada Nabi Muhammad Saw yang telah berhasil menegakkan kalimat
tauhid lailahaillallah dimuka bumi ini. Berkat partisipasi dan kerjasama dari
semua pihak, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Problematika Penggunaan Media Pembelajaran Daring di WhatsApp pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran
2020/2021”

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi sebagian syarat


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Dharmas Indonesia. Selama proses
penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir tidak terlepas dari peran dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti dengan
rendah hati mengucapkan terima kasih kepada.

1. Ibu Dra. Hj. Elviana, M.Si., selaku pembina Yayasan Amanah Ampang
Kuranji.
2. Bapak Dr. Gunawan Ali, M.Kom., selaku Rektor Universitas Dharmas
Indonesia.
3. Ibu Wulan Andang Purnomo, M.Kom., selaku Wakil Rektor I Universitas
Dharmas Indonesia.
4. Bapak Dr. Amar Salahuddin, M.Pd., selaku Wakil Rektor II Universitas
Dharmas Indonesia.
5. Bapak Moh. Rosyid Mahmudi, M.Si., selaku Wakil Rektor III Universitas
Dharmas Indonesia.

viii
6. Ibu Dr. Rahmatul Hayati, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Dharmas Indonesia.

viii
7. Bapak Aprimadedi, S.S. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Universitas Dharmas Indonesia dan Dosen Penguji I
8. Ibu Faradilla Intan Sari, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I Universitas
Dharmas Indonesia.
9. Ibu Lika Apreasta, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II Universitas Dharmas
Indonesia.
10. Bapak Deded Pratama M.Pd., selaku Dosen Penguji II Universitas Dharmas
Indonesia.
11. Bapak Dodi Widia Nanda M.TESOL., selaku Dosen Penguji III Universitas
Dharmas Indonesia
12. Bapak/Ibu Dosen FKIP Undhari terutama Dosen Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu hingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Bapak, ibu, kakak, dan adik serta seluruh keluarga dan teman-teman
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2017 yang
telah memberikan semangat, motivasi, doa, semua hal untuk mendukung
peneliti dalam menyusun penelitian ini.

Akhirnya kepada Allah Swt peneliti berdoa semoga jasa baik dari semua
pihak dibalas oleh Allah Swt dengan pahala yang berlipat ganda dan dinilai
sebagai amal jariah disisi-Nya, serta semoga kebaikan kalian diberikan balasan
setimpal dari Allah Swt. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun isinya untuk itu peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kelengkapan
dan kesempurnaan penelitian ini pada masa yang akan datang.

Dharmasraya, Juli 2021

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

ABSTRACT............................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI.................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Fokus Penelitian............................................................................................4

C. Rumusan Masalah.........................................................................................4

D. Pertanyaan Penelitian....................................................................................4

E. Tujuan Penelitian...........................................................................................5

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................6

A. Landasan Teori..............................................................................................6

1. Problematika Pembelajaran................................................................................6

2. Media Pembelajaran...........................................................................................7

x
3. Pembelajaran Daring........................................................................................11

x
4. WhatsApp.........................................................................................................13

5. Pembelajaran Bahasa Indonesia.......................................................................15

B. Kajian Penelitian yang Relevan..................................................................18

C. Kerangka Berpikir.......................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24

A. Jenis Penelitian............................................................................................24

B. Waktu dan Lokasi Penelitian.......................................................................25

C. Data dan Sumber Data Penelitian................................................................25

D. Instrumen Penelitian......................................................................................6

E. Teknik Keabsahan Data..............................................................................28

F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................30

G. Teknik Analisis Data...................................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................34

A. Hasil Penelitian...........................................................................................34

1. Deskripsi Lokasi Penelitian...........................................................................34

2. Deskripsi Hasil Penelitian.............................................................................35

B. Pembahasan.................................................................................................43

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN............................................50

A. Simpulan......................................................................................................50

B. Implikasi......................................................................................................51

C. Saran............................................................................................................51

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................53

LAMPIRAN..........................................................................................................58

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman Observasi...............................................................................58
Tabel 2.1 Pedoman Wawancara............................................................................58
Tabel 3.1 Wawancara Kepala Sekolah SMAN 5 Bungo.......................................62
Tabel 4.1 Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.............................66
Tabel 5.1 Wawancara Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Bungo...........................69
Tabel 6.1 Wawancara Orangtua Peserta Didik......................................................74

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir............................................................................23
Gambar 2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Daring di SMAN 5 Bungo.....................40

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi............................................................................58
Lampiran 2 Pedoman Wawancara.........................................................................58
Lampiran 3 Wawancara Kepala Sekolah SMAN 5 Bungo....................................62
Lampiran 4 Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia..........................66
Lampiran 5 Wawancara Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Bungo........................69
Lampiran 6 Wawancara Orangtua Peserta Didik...................................................74
Lampiran 7 Jadwal Pembelajaran Daring..............................................................77
Lampiran 8 Jadwal Pembelajaran Daring..............................................................78
Lampiran 9 RPP Pembelajaran Daring..................................................................79
Lampiran 10 Absen Kelas......................................................................................82
Lampiran 11 Laporan Hasil Belajar Daring...........................................................83
Lampiran 12 Foto Kegiatan...................................................................................97

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses belajar untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan bukan hanya proses mentransfer
ilmu dari pendidik kepada peserta didik melainkan juga bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia dan mencetak generasi bangsa yang
cerdas. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 mendefenisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar. Sehingga peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dalam dirinya agar dapat memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa, dan negara.
Namun, terkadang proses pembelajaran menghadapi banyak masalah
yang timbul dari pendidik dan peserta didik. Masalah yang muncul ini akan
membawa dampak yang luar biasa terhadap pembelajaran. Tahun 2019 kita
dihadapkan dengan adanya wabah yang sangat luar biasa. Wabah tersebut
dinamakan dengan Coronavirus Disease atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Covid-19 (Lestari, 2021:16). Covid-19 adalah sebuah nama virus
baru yang diberikan oleh Wolrd Health Organization (WHO) yang dapat
menular dengan cepat. Tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan
sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat
persebaran virus korona tersebut.
Wabah virus korona telah memberikan dampak yang signifikan
terhadap berbagai sektor terutama pendidikan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Dikjen Dikti
Kemendikbud Nomor: 262/E.E2/KM/2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19.

1
2

Semakin meningkatnya jumlah orang yang terdeteksi positif Covid-19 dan


meluasnya pandemi, maka pemerintah mengharuskan kita semua untuk
beraktifitas dari dalam rumah saja, mulai dari belajar sampai dengan
bekerja. Mengenai pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa pandemi
Covid-19 dimana proses belajar dapat dilakukan secara daring untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna, memberikan kefokusan
dalam kecakapan hidup, serta kegiatan pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan minat, kondisi, dan juga fasilitas peserta didik.
Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran jarak jauh dengan
kumpulan metode pengajaran yang dilakukan secara terpisah dari aktivitas
belajar pada umumnya (Asmuni, 2020:283). Menurut Pane dan Dasopang
(2017:35), belajar dan pembelajaran adalah proses interaksi yang bersifat
edukasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu
sistem yang termuat dalam proses pembelajaran, terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.Terdiri dari pendidik,
peserta didik, tujuan, materi, media, metode, dan evaluasi.
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting untuk
keberhasilan belajar peserta didik, dengan adanya penggunaan media
pembelajaran akan mendorong keterlibatan peserta didik terhadap proses
belajar, serta memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang
dipelajari (Pribadi, 2017:26). Penggunaan media pembelajaran sangat
memberikan pengaruh terhadap respon peserta didik, dengan media
pembelajaran proses pembelajaran akan lebih efektif, aktif, dan kreatif serta
dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Ada banyak
media yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring mulai dari Google
Classroom, Zoom, WhatsApp Group, dan lain-lain (Lestari, 2021:1).
Menurut Anwar dan Riadi (2017:3), mendefinisikan WhatsApp
sebagai aplikasi chatting yang bisa mengirim pesan teks, gambar, suara,
lokasi dan juga video dengan menggunakan ponsel. Menggunakan
WhatsApp seseorang dapat melakukan obrolan online, berbagi file, dan
bertukar informasi (Suryadi, 2018:5).
3

Pembelajaran daring ini menuntut kita agar lebih termotivasi untuk belajar,
karena lingkungan belajar biasanya tergantung kepada motivasi dan
karakteristik.
Kondisi pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 ini menyebabkan
motivasi belajar peserta didik dapat menurun bahkan bisa mempengaruhi
hasil belajar peserta didik (Fitriyani dkk, 2020:30). Berdasarkan informasi
yang ditemukan oleh peneliti dari hasil observasi awal di sekolah SMAN 5
Bungo merupakan sekolah yang memanfaatkan e-learning sebagai media
pembelajaran pada kondisi saat ini.
Kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan media
WhatsApp dalam proses belajar mengajarnya. Proses pembelajaran daring
ini dianggap kurang efektif karena terdapat beberapa peserta didik yang
tidak memiliki fasilitas pendukung pembelajaran daring. Tidak hanya itu
saja, peserta didik kurang semangat dalam belajar sehingga nilainya tidak
mencapai dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pergantian sistem
pembelajaran tatap muka pada pembelajaran daring memunculkan berbagai
kendala bagi pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaannya.
Faktor-faktor yang menjadi kendala tersebut diantaranya aplikasi
pembelajaran, jaringan internet, ponsel, pengelolaan pembelajaran, penilaian
pembelajaran, dan pengawasan (Rigianti, 2020:301). Seiring dengan adanya
masalah yang sedang terjadi saat ini begitu juga banyaknya penelitian yang
membahas mengenai problematika penggunaan media pembelajaran daring
di WhatsApp perlu ditinjau lebih dalam lagi terkait pelaksanaannya
diberbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) salah satunya adalah sekolah
SMAN 5 Bungo. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Problematika Penggunaan Media
Pembelajaran Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021”.
4

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini difokuskan
pada problematika penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas maka rumusan masalah adalah.
Bagaimana problematika penggunaan media pembelajaran daring di
WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo
tahun ajaran 2020/2021?

D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian
sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media pembelajaran daring di
WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5
Bungo tahun ajaran 2020/2021?
2. Apa kendala yang terjadi dalam penggunaan media pembelajaran daring
di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5
Bungo tahun ajaran 2020/2021?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan media
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitiannya
adalah.
Untuk mendeskripsikan problematika penggunaan media pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN
5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.
5

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini menghasilkan dua macam manfaat, yaitu manfaat


teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Sebagai motivasi pendidik dalam meningkatkan kreativitas
pembelajaran.
c. Memperluas wawasan kepala sekolah dan pendidik dalam
mempertimbangkan faktor pendukung keberhasilan proses belajar
mengajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
upaya meningkatkan keefektifan belajar peserta didik sehingga
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
b. Bagi Pendidik
Sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi pendidik yang
profesional dalam meningkat mutu, proses, dan hasil belajar peserta
didik.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan masukan sekolah


dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
Kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian problematika
penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021 sebagai
berikut. (1) Problematika pembelajaran, (2) Media pembelajaran, (3)
Pembelajaran daring, (4) WhatsApp, (5) Pembelajaran Bahasa Indonesia.

1. Problematika Pembelajaran
Problematika berasal dari Bahasa Inggris problematic yang berarti
persoalan atau masalah sedangkan di dalam Bahasa Indonesia
problematika berarti hal yang belum dapat dipecahkan dan
menimbulkan masalah. Permasalahan dapat terjadi dalam lingkup
apapun, dimanapun, kapanpun dan siapapun (Wijayanti, 2017:20).
Problematika memiliki sifat-sifat yang terpenting diantaranya sebagai
berikut.
a. Negatif artinya merusak, mengganggu, menyulitkan, menghalangi
alat-alat untuk mencapai tujuan.
b. Mengandung beberapa alternatif pemecahan sehingga masalah itu
masih perlu dipilih atas kemungkinan pemecahan melalui penilaian.
Apabila pilihan atas alternatif pemecahan itu telah ditentukan, maka
pemecahan masalah tinggal satu kemungkinan.
Setiap problem harus ada pembenahan yang lebih baik untuk
bisa mengantisipasi gejala problematika yang dihadapi sehingga
tidak terlalu banyak masalah yang tumpang tindih untuk diatasi.
Problematika ini bisa dianalisis dari segi internal dan eksternal,
contohnya dari faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik,
diantaranya faktor jasmaniah dan psikologis. Faktor eksternal adalah
segala faktor dari luar diri peserta didik, diantaranya lingkungan
keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat (Hapnita, 2017:2175).

6
7

Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan


berinteraksi antara pendidik dengan peserta didik dalam memberikan
pengajaran dan berbagai sumber belajar yang ada. Problematika
pembelajaran adalah permasalahan yang mengganggu, menghambat,
mempersulit, dan bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Problematika pembelajaran dapat ditelusuri dari jalannya proses
dasar pembelajaran. Sebagai sebuah proses pembelajaran dihadapkan
pada beragam problematika (Apriliana, 2020:13). Masalah interaksi
belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Terdapat dua faktor
yang sangat menentukan proses dan hasil interaksi belajar mengajar.
Faktor pendidik sebagai subjek pembelajaran dan peserta didik
sebagai objek pembelajaran. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di
atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa problematika pembelajaran
merupakan kendala atau permasalahan yang masih belum dapat
dipecahkan. Karena problematika adalah suatu masalah atau persoalan
yang sulit dihadapi dalam proses pemberdayaan dari faktor intern
ataupun ekstern.

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu untuk mempermudah
suatu aktivitas pembelajaran dalam proses penyalur informasi
pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik. Media
pembelajaran dapat berupa media cetak ataupun teknologi
perangkat keras. Kehadiran media pembelajaran mampu mendorong
kemampuan intelektual maupun emosional peserta didik (Lestari,
2021:16). Media pembelajaran adalah salah satu elemen yang
paling penting dalam proses belajar seperti model, metode, bahan
ajar, dan lain-lain (Arsyad, 2006:3).
8

Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam


menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat
membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran ini telah
banyak dikemukakan oleh para ahli. Penggunaan media dalam
pembelajaran berfungsi sebagai pendorong motivasi belajar kepada
peserta didik, mempermudah konsep yang abstrak, dan juga
mempertinggi daya serap pada proses belajar (Putri dan Citra,
2019:49).
Menurut Arsyad (2011:15), pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi
rangsangan kegiatan belajar mengajar, membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, serta bisa membawa pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran
ini menjadi sebuah tuntutan bagi setiap pendidik.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut dipengaruhi oleh iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang diciptakan pendidik (Arsyad, 2006:15).
Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu
untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
Media pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran. Media pembelajaran tidak berdiri
sendiri melainkan berhubungan dengan komponen yang lainnya
dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Media
pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan,
tidak diperkenankan hanya sekedar untuk permainan atau
memancing perhatian peserta didik. Media pembelajaran bisa
berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
9

Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran


peserta didik dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih cepat.
Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar.
Pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas
pembelajaran memiliki nilai yang sangat tinggi. Media
pembelajaran dapat digolongkan berdasarkan hirarki
pemanfaatannya dalam pembelajaran. Semakin rumit media yang
dipakai maka semakin mahal biaya investasinya. Semakin mahal
biaya investasinya maka semakin susah pengadaanya. Namun,
semakin umum penggunaannya maka semakin sederhana jenis
perangkat medianya (Anggreini, 2015:23).
Menurut Sudjana dan Rivai (2013:2), manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar peserta didik sebagai berikut. (1)
Media pembelajaran akan lebih menarik perhatian dan motivasi
kepada peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
(2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata oleh pendidik. (4) Peserta
didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar tidak hanya
mendengarkan uraian pendidik tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan. Berdasarkan
pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar
mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
10

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran


Perkembangan pendidikan yang sangat pesat berpengaruh pada
perkembangan psikologi belajar dan sistem pendidikan yang ada.
Keadaan tersebut mendorong kemajuan teknologi pembelajaran dan
penambahan baru pada media pembelajaran. Seiring dengan
kemajuan teknologi maka perkembangan media pembelajaran
begitu cepat, dimana masing-masing media yang ada punya ciri-ciri
dan kemampuan sendiri (Tafonao, 2018:105).
Kemudian timbul usaha penataannya pada pengelompokkan
atau klasifikasi menurut kesamaan ciri. Menurut Rusman
(2018:168), ciri-ciri umum dari media pembelajaran sebagai
berikut. (1) Ciri fiksatif yang menggambarkan kemampuan media
dalam merekam, menyimpan, melestarikan, merekomendasikan,
dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini
memungkinan untuk menggunakan kembali format media yang
telah disampaikan setiap saat.
(2) Ciri manipulatif adalah transformasi suatu kejadian atau
objek yang dimungkinkan. Ciri ini untuk menyajikan kejadian yang
memakan waktu lama dengan menggunakan teknik pengambilan
gambar. (3) Ciri distributif merupakan suatu objek yang
didistribusikan melalui ruang dan waktu secara bersamaan serta
dapat disajikan kepada peserta didik mengenai objek tersebut.

3. Pembelajaran Daring
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57).
Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu yang dilakukan oleh
pendidik kepada peserta didik dengan memberikan ilmu pengetahuan
atau materi yang dimiliki oleh seorang pendidik dan disampaikan
kepada peserta didik pada saat melakukan pembelajaran tersebut.
11

Peran seorang pendidik dalam melakukan pembelajaran sangat


penting agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan dari pembelajaran, dengan adanya
pengawasan oleh pendidik maka proses pembelajaran dapat
terkondisikan dengan baik. Daring merupakan sistem pembelajaran
secara online atau disebut juga pembelajaran yang dilakukan secara
tidak langsung yang menggunakan jaringan internet.
Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pembelajaran
daring adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Kuntarto, 2017:102).
Pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran secara bersama
dengan waktu yang sama menggunakan berbagai aplikasi seperti
WhatsApp, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom,
Quiepper School, Ruang Guru dan aplikasi lainnya (Asmuni, 2020:282).
Tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19. Surat Edaran tersebut menjelaskan bahwa proses
belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring atau jarak
jauh yang dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
bermakna bagi peserta didik. Kebijakan ditengah pendemi menuntut kita
untuk dapat menaati anjuran yang telah dibuat, salah satunya anjuran
untuk menerapkan pembelajaran daring.
Menurut (Sofyana dan Abdul, 2019:82), menjelaskan bahwa tujuan
dari adanya pembelajaran daring adalah memberikan layanan
pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka
untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih
luas. Keluwesan waktu dan tempat belajar yang dapat dilakukan di
kamar, ruang tamu dan lain-lain.
12

Waktu yang disesuaikan pagi, siang, sore ataupun malam.


Mengatasi permasalahan mengenai jarak, peserta didik tidak harus pergi
ke sekolah untuk belajar. Meningkatnya sikap kemandirian peserta didik
dalam belajar akan membuat mereka bertanggung jawab dengan tugas
yang telah diberikan. Mampu menumbuhkan minat belajar peserta didik
dengan ketersediaan fitur serta tampilan yang menarik.
Menurut Riyana (2019:114), pembelajaran daring lebih
menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima
dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep
pembelajaran daring memiliki konsep yang sama dengan e-learning.
Astini (2020:24), menjelaskan bahwa pembelajaran ini merupakan
inovasi pendidikan untuk menjawab problema akan ketersediaan sumber
belajar yang lebih bervariatif. Menurut Apriliana (2020:16),
pembelajaran daring ini tentunya ada banyak kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan pembelajaran daring (1) Waktu dan tempat lebih efektif
karena peserta didik bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah.
(2) Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik bahwa internet dapat
digunakan untuk hal-hal yang produktif. (3) peserta didik dilatih untuk
lebih menguasi teknologi informasi yang terus berkembang.
Sedangkan kekurangan pembelajaran daring (1) Sulit untuk
mengontrol mana pendidik yang serius mengikuti pelajaran dan mana
yang tidak. (2) Pembelajaran lebih minim karena tidak dimungkinkan
adanya interaksi langsung dengan peserta didik. (3) Akan kesulitan bagi
mereka yang tidak memiliki jaringan internet.
Perkembangan teknologi saat ini sangat penting sekali karena ilmu
teknologi akan membantu proses belajar mengajar seseorang tanpa harus
bertemu langsung secara tatap muka. Namun, tidak semua masyarakat
mengerti tentang teknologi karena sebagian peserta didik terutama yang
berada di pedesaan tidak memiliki alat komunikasi seperti ponsel, hal ini
yang menjadi kendala dalam pembelajaran daring (Ridwan, 2020:16).
13

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka peneliti


menyimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan suatu
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan menggunakan
internet. Proses pembelajarannya tidak dilakukan secara langsung tetapi
menggunakan media elektronik yang mampu memudahkan peserta didik
untuk belajar.

4. WhatsApp
WhatsApp merupakan media sosial yang memungkinkan pengguna
untuk bisa berinteraksi, bekerja sama, berbagi, dan berkomunikasi
dengan pengguna lain sehingga membentuk ikatan sosial secara virtual.
Media sosial adalah wadah untuk berbicara di internet yang ditopang
oleh alat berupa aplikasi atau software. WhatsApp merupakan aplikasi
berbasis internet untuk memudahkan penggunanya.
WhatsApp mempunyai peranan yang sangat penting. Seseorang
dapat mengirimkan data berupa file document tugas sekolah atau kuliah
kepada temannya melalui fitur yang ada di WhatsApp (Wahyuni,
2018:20). WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet yang
memungkinkan setiap penggunanya dapat saling berbagi konten sesuai
dengan fitur pendukungnya (Jumiatmoko, 2016:34).
WhatsApp dilengkapi dengan berbagai fitur keunggulan yang
dimiliki. WhatsApp dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan
bantuan layanan internet. Adapun fungsi media WhatsApp yang dapat
dimanfaatkan bisa mengirim pesan, chat grup, berbagi foto, video, dan
dokumen.
Menurut Wahyuni (2018:20), manfaat yang diberikan aplikasi
WhatsApp sebagai berikut. (1) Sebagai sarana untuk berkomunikasi
secara interaktif dengan tenaga pengajar yang lebih efektif dalam proses
pendidikan dan pengajaran. (2) Mengoptimalkan proses belajar
mengajar karna tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu. (3) Sebagai
saran pembekalan dan pelatihan terhadap pemanfaatan teknologi,
informasi, dan komunikasi.
14

(4) Memaksimalkan daya tangkap peserta didik karna bahan ajar tidak
hanya terpaku pada teks saja tetapi juga bisa berupa gambar, video, atau
media-media yang menarik lainnya.
WhatsApp menyediakan keuntungan atau kemudahan dalam
berkomunikasi seperti biaya murah dan mempermudah penggunanya.
Penggunaan WhatsApp sebagai aplikasi chat dapat menjadi media
komunikasi yang efektif dan bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini yang
membedakan WhatsApp dengan aplikasi lain karena memiliki
karakteristik yang membuat banyak orang bisa menggunakannya.
Keberadaan WhatsApp memudahkan kegiatan komunikasi baik jarak
dekat maupun jarak jauh, merupakan alat komunikasi lisan maupun
tulisan, mampu menyimpan pesan dan sangat praktis (Suryadi, 2018:7).
Menurut Afnibar (2020:72), kelebihan WhatsApp yang timbul dari
penggunaan situs jejaring sosial sebagai berikut. (1) Memudahkan
kegiatan belajar karena dapat digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi
dengan teman sekolah dan untuk mencari informasi atau tugas. (2)
Menambah teman di sekolah, di lingkungan bermain maupun teman
yang bertemu melalui jejaring sosial. (3) Menghilangkan kepenatan
peserta didik dan sebagai obat stres setelah seharian belajar. Selain
memberikan kelebihan WhatsApp juga memilik kekurangan.
Kekurangan dari aplikasi WhatsApp sebagai berikut. (1)
Keberadaan lokasi yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda
juga terhadap kekuatan sinyal. (2) Banyaknya chat yang masuk di
WhatsApp akan mengakibatkan penuhnya memori di ponsel, sehingga
koneksi internet menjadi lambat. (3) Chat yang menumpuk akan sulit
untuk diakses karena harus melihat keatas agar bisa mengikuti jalannya
diskusi berlangsung. (4) Kurangnya interaksi dengan dunia luar,
kemunculan situs jejaring sosial menyebabkan interaksi personal secara
tatap muka cenderung menurun.
15

Masyarakat lebih mememilih untuk menggunakan situs jejaring


sosial karena lebih praktis. (5) Membuat kecanduan pengguna jejaring
sosial dapat menghabiskan waktunya seharian didepan komputer
maupun ponsel karena kecanduan. Sehingga membuat produktivitas
waktu mereka menjadi menurun karena sebagian besar hanya digunakan
untuk bermain di jejaring sosial. (6) Tentu ada saja yang
menyalahgunakan pemanfaatan dari situs tersebut untuk kegiatan yang
berbau pornografi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet
memungkinkan pengguna untuk bisa berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain. komunikasi tersebut
banyak digunakan dikalangan masyarakat karena penggunanya yang
mudah terutama penggunaannya dalam pembelajaran.

5. Pembelajaran Bahasa Indonesia


a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam perolehan ilmu
pengetahuan (Hidayah, 2016:2). Menurut Andayani (2015:42),
fungsi dan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa. Sarana peningkatan
keterampilan, pengetahuan dalam rangka pelestarian, dan
pengembangan budaya. Sarana peningkatan pengetahuan
keterampilan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Menurut Priyatni (2017:35), Kompetensi Dasar (KD) sikap
aspek spiritual untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) difokuskan pada rasa syukur terhadap keberadaan Bahasa
Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia.
16

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk memahami dan


sekaligus menyajikan informasi secara lisan dan tulis.
Wujud rasa syukur dalam praktik pembelajaran di kelas
ditandai dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
dalam memahami, menelaah, menilai, dan menyajikan informasi
baik secara lisan maupun tulis. Aspek spiritual diintegrasikan dalam
KD ranah kognitif dan psikomotor. Sedangkan rumusan KD ranah
sikap aspek sosial memuat dua komponen penting, yaitu aspek sikap
atau perilaku jujur, tanggung jawab, santun, dan lain-lain.
Arah pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas,
dalam hal aspek sosial ini dengan cara mengondisikan timbulnya
berbagai sikap sosial tersebut. Misalnya, untuk mengondisikan
tumbuhnya sikap jujur pada kelas awal dapat disiapkan satu
permainan. Selain itu, adanya peraturan dalam permainan
memungkinkan sikap jujur pada siswa sebagai lawan dari sikap
curang dalam bentuk perilaku demikian juga sikap kreatif dapat
dihadirkan dalam bentuk permainan. Selanjutnya, tugas menulis
harus jelas dan bertaha yang disertai bukti pada setiap tahapan
penulisan. Sikap santun dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
diamati ketika peserta didik berdiskusi, bertanya jawab, atau dari
pilihan kata yang digunakan saat menulis.
b. Keterampilan Berbahasa Indonesia
Menurut Priyatni (2017:36), masing-masing keterampilan
yang menjadi orientasi pembelajaran Bahasa Indonesia, sebegai
berikut. (1) Keterampilan menyimak berarti peserta didik memiliki
perhatian yang intens untuk menangkap informasi-informasi lisan.
Terampil menyimak menjadi modal dasar peserta didik untuk
mengembangkan sikap, karakter, konsepsi ilmu pengetahuan, dan
kreativitas yang menjadi basis kompetensi inti dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
(2) Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan
16

berbahasa peserta didik dalam menyampaikan ide atau gagasan


secara lisan.
17

Keterampilan ini penting bagi peserta didik karena dalam


keseharian peserta didik selalu melakukan kegiatan komunikasi
pada orang lain, termasuk dalam kegiatan pembelajaran. (3)
Terampil membaca menjadi kunci ilmu pengetahuan karena segala
bentuk ilmu pengetahuan mayoritas disampaikan melalui sistem
bahasa tulis.
Keterampilan membaca menjadi kunci mutlak dalam
pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan
membaca berorientasikan pada dua hal, belajar untuk bisa membaca
dan belajar untuk biasa membaca. (4) Terampil menulis menjadi
keterampilan berbahasa yang tinggi karena menulis menunjukkan
penguasaan dan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan
peserta didik memiliki keempat keterampilan tersebut dalam
menyampaikan materi yang sesuai, maka disini lahirnya
pembelajaran Bahasa Indonesia yang komunikatif dan terpadu.
Artinya pembelajaran bahasa Indonesia diorientasikan secara
terpadu untuk menjadikan peserta didik terampil dalam
berkomunikasi dengan menguasai keempat keterampilan berbahasa
itu secara serentak.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan
di Indonesia. Ada empat keterampilan dalam berbahasa,
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Kajian penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis yang
mendukung penelitian yang berkaitan.
18

Kajian penelitian yang relevan ini merupakan penelitian terdahulu yang


dijadikan pendukung relevan sesuai dengan masalah yang sedang diteliti,
dalam penelitian ini penulis menelaah beberapa buku, jurnal dan skripsi.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang dijadikan pendukung relevan
sesuai dengan masalah yang diteliti.
1. Penelitian oleh Hilwa Putri Kamila (2019) dengan judul “Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap Motivasi Belajar Bahasa
Indonesia di SMP Islam Al Wahab Jakarta Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media
sosial WhatsApp terhadap motivasi belajar Bahasa Indonesia di SMP
Islam Al Wahab Jakarta tahun pelajaran 2018/2019 dengan
menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data tentang media
sosial WhatsApp dan motivasi siswa dilakukan dengan menggunakan 30
pernyataan dalam bentuk angket, kemudian diolah dengan menggunakan
SPSS statistik 22. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, berdasarkan
hasil temuan data hasil angket 39 siswa kelas IX di SMP Islam Al
Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa yang setuju memanfaatkan
media sosial WhatsApp sebagai media diskusi dan bertanya masalah
pelajaran dengan total persentase sebesar 73,4%. Serta siswa-siswi di
SMP Islam Al Wahab Jakarta termasuk ke dalam siswa yang sangat
setuju dapat menarik motivasi belajar dengan berdiskusi dengan teman
maupun guru di grup WhatsApp seputar pelajaran dengan total
persentase sebesar 84,06%. Kedua, pengaruh dari pemanfaatan media
sosial WhatsApp terhadap motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa
sebesar 25,2%, sedangkan 74,8% ditentukan oleh faktor lainnya. Seperti,
faktor lingkungan belajar, faktor keluarga, faktor kecerdasan siswa, serta
beberapa faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.
2. Penelitian oleh Farid Maulana (2020) dengan judul “Problematika
Penggunaan Google Classroom Sebagai Sarana Pembelajaran Akibat
Pandemi Covid-19 Terhadap Motivasi Belajar di SMP Negeri 4 Salatiga
Jawa Tengah”.
19

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika penggunaan


Google Classroom sebagai sarana pembelajaran akibat pandemi Covid-
19 terhadap motivasi belajar IPA serta untuk mengetahui upaya dalam
menghadapi problematika penggunaan Google Classroom sebagai
sarana pembelajaran akibat pandemi covid- 19 terhadap motivasi belajar
IPA di SMP Negeri 4 Salatiga. Hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, problematika yang bersifat internal meliputi siswa kesulitan
dalam mengoperasikan Google Classroom, terdapat 1,03 % siswa yang
belum memiliki smartphone, terdapat siswa yang kurang memahami isi
materi serta kurangnya penjelasan materi IPA yang telah disampaikan
oleh guru melalui Google Classroom. Problematika yang bersifat
eksternal meliputi siswa kurang mendapat perhatian, dukungan dari
lingkungan keluarga dan kurangnya interaksi secara langsung dari guru
terhadap siswa. Kedua, upaya kepala sekolah yaitu bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam hal sarana prasana, wali kelas bertugas
untuk mendata kemudian oleh pihak sekolah diberikan bantuan berupa
pemberian data internet. Selain itu, tidak lupa memberikan motivasi
berupa video yang langsung dapat diakses siswa melalui forum pada
Google Classroom, upaya guru yaitu menggunakan pembelajaran
berupa video dan memantau setiap perkembangan siswa dalam
memahami pembelajaran melalui Google Classroom, upaya siswa yaitu
mencari materi yang belum dipahami melalui Google, Youtube serta
beberapa sumber buku lainnya. Tingkat motivasi belajar IPA siswa SMP
Negeri 4 Salatiga dalam pembelajaran menggunakan Google Classroom
selama adanya Covid-19 yaitu sedang dengan frekuensi 28 dan
presentase 56%.
3. Penelitian oleh Nur Millati Aska Sekha Apriliana (2020) dengan judul
“Problematika Pembelajaran Daring pada Siswa Kelas IV MI Bustanul
Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pelaksanaan
19

pembelajaran daring di MI Bustanul Mubtadiin Kecamatan Suruh


Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
20

2) Untuk mengetahui problematika atau permasalahan pembelajaran


daring pada siswa kelas IV MI Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. 3) Untuk mengetahui
upaya atau solusi apa yang dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaran Daring di MI Bustanul Mubtadin
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang 2019/2020. Hasil penelitian
sebagai berikut. (1) Pada Proses pembelajaran daring guru di MI
Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2019/2020 sudah berjalan dengan baik karena guru
memberikan tugas dan materi dengan memanfaatkan media android
dengan menggunakan grup kelas. (2) Pada proses pembelajaran daring
guru mengalami masalah atau kendala pertama, masalah berkaitan
dengan kompetensi guru. Kedua, masalah perbedaan tingkat pemahaman
peserta didik. Ketiga, permasalahan orang tua yang tidak memiliki
android. Keempat kurangnya kerjasama orang tua dan siswa. Kelima,
keterbatasan sarana dan prasarana. (3) Solusi yang yang untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran
daring di MI Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang adalah pertama, meningkatkan kompetensi guru
menggunakan atau mengoperasionalkan teknologi. Kedua, memberi
bimbingan atau pendampingan anak secara kelompok atau individual.
Ketiga, mengadakan penyuluhan kepada wali murid tentang pentingnya
penggunaan android. Keempat, memberikan pengertian kepada orang
tua tentang pentingnya kerjasama orang tua dan siswa. Kelima,
memperbanyak buku paket.
Penelitian ini menindaklanjuti dengan penelitian sebelumnya yang
dapat dijadikan kajian penelitian yang relevan. Penelitian diatas relevan
dengan penelitian yang akan diteliti karena sama-sama membahas tentang
problematika atau kendala dalam pembelajaran daring di masa pandemi
Covid-19 yang berpengaruh terhadap keefektifan belajar peserta didik.
21

Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti yaitu


dari fokus penelitiannya terhadap penerapan atau pengetahuan peserta didik
pada pembelajaran daring. Hasil penelitiannya berupa data observasi,
wawancara dan dokumentasi.

C. Kerangka Berpikir
Sugiyono (2009:92), mengemukakan bahwa seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama
agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur
pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan
kesimpulan berupa hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antara
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesis tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesis tentang
hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis. Sebagai pengkajian ilmiah, kerangka berpikir ini didukung oleh
kebenaran teoretis dan hasil penelitian yang relevan.
Penyebaran pandemi Covid-19 telah menyebabkan gangguan pada
sektor pendidikan di Indonesia. Meluasnya penyebaran Covid-19 telah
memaksa pemerintah untuk menutup sekolah-sekolah dan mendorong
pembelajaran dari rumah saja atau bisa disebut dengan pembelajaran daring.
Penelitian ini meneliti sebuah pengunaan media pembelajaran daring di
WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo.
Proses pembelajaran daring di sekolah ini tidak berjalan dengan
lancar, masih banyak ditemukan kendala-kendala dalam proses belajar
mengajar. Salah satunya peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran daring ini, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kondisi pembelajaran daring ini menyebabkan proses pembelajaran tidak
efektif bahkan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
22

Banyak peserta didik yang beralasan tidak memiliki jaringan internet,


tidak memiliki ponsel dan lain-lain. Sehingga peserta didik tersebut banyak
yang tidak mengisi daftar hadir saat belajar, tidak mengirim tugas, dan
sebagainya. Hal itu diasumsikan karena media pembelajaran daring di
WhatsApp kurang efektif sehingga materi tidak dapat tersampaikan dengan
baik kepada peserta didik.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pembelajaran daring ini
dengan cara kerja sama pihak sekolah, orangtua dan peserta didik dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif, kondusif, dan menyenangkan.
Bagi kepala sekolah harus memberikan arahan kepada guru bagaimana cara
belajar mengajar di masa pandemi ini, agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Bagi guru bisa meningkatkan kompetensi dalam mengajar agar materi
dapat disampaikan dengan baik. Bagi orangtua agar bisa memberikan
dukungan dan motivasinya kepada peserta didik dalam proses pembelajaran
karena orangtua sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Bagi
peserta didik harus lebih semangat lagi dalam belajar walaupun dalam masa
pandemi Covid-19. Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir dalam
penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 1.1

PROBLEMATIKA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


DARING DI WHATSAPP PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS XI SMAN 5 BUNGO TAHUN AJARAN 2020/2021

Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp

Kendala penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp.

Solusi penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp


Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Nur Millati Aska Sekha Apriliana
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Menurut Meleong (2011:6), penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan
tindakan (Meleong, 2014:38).
Secara holistik dan penyajian data dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagi metode alamiah. Teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai penelitian kualitatif.
Sugiyono (2015:15), menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah dan peneliti sebagai instrument kunci.
Menurut Sugiyono (2008:16), pengambilan sumber data dilakukan
secara purposive sampling. Teknik pengambilan sampel dengan menentukan
kriteria-kriteria tertentu. Penarikan sampel dalam penelitian yang dipilih
berdasarkan metode pengambilan sampel bersifat non probability sampling
dengan menggunakan teknik porposive sampling. Tujuan utama dari
purposive sampling untuk menghasilkan sampel, secara logis dapat
dianggap mewakili populasi.
Adapun kriteria-kriteria tertentu untuk dijadikan sampel dalam
penelitian sebagai berikut.
1. Kepala sekolah SMAN 5 Bungo
2. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
3. Peserta didik kelas XI IPA dan IPS SMAN 5 Bungo
4. Orangtua peserta didik

23
24

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan


triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Data-data formal diambil dari model interaktif Miles dan Huberman
(2002:187). Penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara
deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan,
mengetes hipotesis, membuat ramalan, mendapatkan makna, dan implikasi.
Penelitian ini untuk menemukan hal-hal tersebut dan dapat mencakup
metode deskriptif. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
jenis penelitian ini adalah penelitin deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha
mencari dan menggambarkan fakta tentang problematika penggunaan media
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu peneliatian ini dilakukan dari bulan April-Juni 2021. Lokasi
penelitian dilakukan di SMAN 5 Bungo yang terletak di jalan Air Panas,
Desa Pedukun, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo, Provinsi
Jambi.

C. Data dan Sumber Data Penelitian


Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu:

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui
wawancara dengan subjek penelitian dan observasi langsung di lapangan
(Sugiyono, 2016:225). Adapun sumber data primer adalah kepala
sekolah, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik, dan
orangtua. Sedangkan data primernya berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi kepada kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orangtua.
25

Penentuan informan tersebut berdasarkan pengamatan dan


informasi mengenai problematika penggunaan media pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021. Penentuan informan dilakukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Keberadaan informan
dipilih sesuai dengan kriteria dan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Peneliti akan berhenti mencari informasi jika informasi yang dibutuhkan
telah didapat dan memadai atau sampai pada taraf titik jenuh.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen (Sugiyono, 2015:138). Data sekunder merupakan
data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber penelitian dengan
mempelajari dokumen, buku-buku yang ada kaitannya dengan
penelitian ini atau data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
diolah, dan disajikan oleh pihak lain.
Adapun sumber data sekunder yang dibutuhkan adalah data-data
profil sekolah yang dapat mendukung dalam pemerolehan informasi
penelitian, jumlah peserta didik, foto-foto, dokumen yang dapat berupa
catatan pribadi, dan bagan hal-hal yang berkaitan dengan SMAN 5
Bungo. Data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dengan para
narasumber.

D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2013:136), instrumen penelitian merupakan alat
bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dengan demikian
terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data.
Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri.
26

Peneliti berperan sebagai pelaku utama yang merencanakan, melaksanakan,


mengolah, menganalisis, dan menyusun secara langsung data hasil
penelitian yang akan dilaporkan sebagai hasil dari terlaksananya penelitian
(Sugiyono, 2015:307).
Proses pengumpulan dan pengambilan data di lapangan, peneliti
berperan sebagai orang yang mengamati dan melakukan observasi dalam
problematika penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021. Kehadiran peneliti dalam pengambilan data ke sekolah
dilakukan berdasarkan tiga tahapan. (1) Pendahuluan, peneliti melakukan
tahap administrasi berupa surat izin sekaligus melakukan koordinasi kepada
pimpinan sekolah mengenai jadwal pelaksanaan penelitian.
(2) Pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data dengan
melakukan proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. (3) Evaluasi
data, setelah data terkumpul dan telah disimpulkan. Peneliti melakukan
evaluasi, jika dari data yang terkumpul masih kurang maka peneliti akan
mengajukan waktu tambahan guna mendapatkan kelengkapan dari data
tersebut. Namun, setelah fokus penelitian menjadi jelas maka akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya. Menurut Sugiyono (2015:102),
instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan
mengontruksi situasi yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini
bertindak sebagai perencana, mengumpulkan data sebanyak-banyaknya agar
hasil penelitian akurat.
27

E. Teknik Keabsahan Data


Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:327), triangulasi
merupakan teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Bila
penelitian melakukan pengumpulan data dengan triangulasi maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas
data, mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data,
dan berbagai sumber data.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber Sugiyono (2012:327)
mengatakan bahwa triangulasi sumber adalah untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber
data (data triangulation) adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data
dari berbagai sumber tersebut nantinya dideskripsikan, dan
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang
spesifik dari sumber-sumber itu.

1. Pedoman observasi
Pedoman observasi digunakan agar pelaksanaan observasi dapat
berlangsung efektif dan efesien, rancangan observasi memuat hal-hal
apa saja yang menjadi objek pengamatan. Menurut Jakni (2016:161),
menyatakan bahwa dalam penyusunan pedoman observasi ada 6 tahapan
sebagai berikut.Menetapkan objek yang akan diamati.
a. Merumuskan defenisi operasional mengenai objek yang akan
diamati.
b. Memuat deskripsi tentang objek yang akan diamati.
c. Memuat dan menyusun butir-butir pernyataan singkat tentang
indikator dari objek yang diamati.
d. Melakukan uji coba.
e. Menyempurnakan dan menata butir-butir pernyataan kedalam satu
kesatuan yang utuh dan sistematis.
28

2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai
panduan melakukan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai tujuan penelitian. Pedoman wawancara berisikan
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Menurut Arikunto
(2013:271), latihan untuk pewawancara pada umumnya melalui dua
tahap.
a. Pewawancara mempelajari pedoman wawancara dan hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi wawancara, misalnya transportasi,
pengamanan data dan lain-lain.
b. Pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik,
bagaimana datang, membuka percakapan, mengajukan pertanyaan,
memberikan respon, dan menutup pembicaraan.

3. Pedoman dokumentasi
Menurut Arikunto (2013:201), pedoman dokumentasi adalah
garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. Peneliti membuat
rancangan pedoman dokumentasi untuk mendaftar dokumentasi data
yang dibutuhkan dalam mendukung tujuan penelitian. Pedoman
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai panduan
melakukan studi dokumen dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Arikunto (2002:136), cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitiannya pada suatu yang abstrak tidak
dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan
penggunaannya. Peneliti turun langsung kelapangan untuk mendapatkan
data yang valid, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut.
29

1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti
baik secara langsung mauapun tidak langsung dengan melibatkan semua
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, dan perasa untuk
memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Maulana,
2020:24). Observasi ini menggunakan observasi partisipasi pasif
Sugiyono (2017: 227), mengatakan bahwa observasi partisipasi pasif
adalah melihat keadaan tempat yang diamati dan tidak ikut terlibat
dengan kegiatan yang dilakukan. Peneliti terlibat langsung dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian.
Peneliti sebagai pengamat penuh yang dapat melakukan
pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi di dalam situasi
yang sebenarnya. Observasi langsung ini peneliti gunakan untuk melihat
langsung problematika penggunaan media pembelajaran daring di
WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5
Bungo. Peneliti terjun secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan
oleh narasumber. Peneliti ikut bergabung di dalam grup WhatsApp dan
mengamati bagaimana proses kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
media WhatsApp tersebut untuk mengoptimalkan proses pengamatan
dengan keterlibatan peneliti.
Peneliti mampu menghayati dan merasakan secara langsung apa
yang dirasakan oleh subjek sehingga data yang diperoleh memiliki
kedudukan yang pasti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Secara
umum observasi bertujuan untuk mendukung pengumpulan data yang
dapat dilakukan segera setelah kejadian maupun saat berlangsungnya
suatu kejadian.

2. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menetukan
dalam proses penelitian. Data wawancara yang diperoleh akan lebih
29

mendalam karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara


detail.
30

Wawancara juga dapat dikatakan alat re-cheking atau pembuktian


terhadap informasi yang diperoleh (Maulana, 2020:25).
Menurut Sugiyono (2015:33-34), terdapat tiga jenis wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara pada penelitian ini berupa wawancara semi terstruktur.
Menurut Sugiyono (2017:233), wawancara semi terstruktur
pelaksanaanya lebih bebas. Wawancara semi terstruktur digunakan untuk
memperoleh suatu yang lebih terbuka.
Informan diminta pendapat dan ide-idenya terkait dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara. Tujuan wawancara dari penelitian
ini untuk mengetahui secara mendalam mengenai problematika
penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021.
Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur yang akan
dilakukan kepada para narasumber diantaranya adalah kepala sekolah,
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik, dan orangtua.
Peneliti mewawancarai narasumber dengan terjun langsung ke lapangan
dan juga menggunakan media sosial WhatsApp untuk berkomunikasi.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:44). Metode
dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu foto,
rekaman wawancara, dan screenshot pembelajaran di WhatsApp sebagai
media pembelajaran daring.
Gambaran umum SMAN 5 Bungo seperti, jadwal kegiatan
pembelajaran, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), absen kelas,
laporan hasil belajar daring, dokumen penilaian, buku acuan
pembelajaran Bahasa Indonesia, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.
31

Metode ini akan tercipta data yang otentik mengenai gambaran nyata di
SMAN 5 Bungo sebagai pendukung dari metode wawancara.

G. Teknik Analisis Data


Menurut Meleong (2011:248), analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari, menemukan pola, dan merumuskan apa yang diceritakan kepada
orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung.

Setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu, peneliti


sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Apabila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai diperoleh data yang
dianggap kredibel. Penelitian ini, analisis datanya mengacu pada langkah-
langkah yang dipakai oleh Miles dan Huberman (2017: 20), terdiri atas tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verfikasi beberapa tahapan dalam
menganalisis sebagai berikut.

1. Tahap Reduksi Data


Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis. Data yang diperoleh jumlahnya
cukup banyak, memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Reduksi
data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan fokus pada data
yang diteliti, dan membuang data yang tidak diperlukan.
a. Melakukan studi pendahuluan di SMAN 5 Bungo untuk mengetahui
problematikan penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo
tahun ajaran 2020/2021.
b. Menetapkan subjek penelitian yang akan dijadikan informan.
32

c. Melakukan observasi terhadap problematika penggunaan media


pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.
d. Melakukan wawancara mendalam dengan jenis wawancara semi
terstruktur untuk mengetahui lebih dalam problematika penggunaan
media pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.
e. Mencatat hasil wawancara dari kepala sekolah, guru mata pejaran
Bahasa Indonesia, peserta didik, dan orangtua SMAN 5 Bungo.

2. Tahap Penyajian Data


Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks deskriptif, data
disusun dalam bentuk uraian singkat agar mudah memahami fenomena
yang terjadi dan mempersiapkan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Tahap Kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan diambil secara bertahap diawali dengan pengambilan
kesimpulan sementara. Namun, dengan bertambahnya data kemudian
dilakukan verifikasi data dengan mempelajari kembali data-data yang
ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMAN 5 Bungo yang
bertempat di jalan Air Panas, Desa Pedukun, Kecamatan Tanah Tumbuh,
Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Memiliki lokasi yang sangat strategis
karena keberadaannya didukung dengan daerah yang memiliki kaya akan
sumber alamnya. Walaupun letaknya di desa untuk fasilitas yang ada
telah menunjang dalam proses belajar dan operasional karena sudah
adanya listrik.
Jika dilihat dari latar belakang sosial budaya peserta didik pada
umumnya menetap di Tanah Tumbuh. Sedangkan dari ekonomi
mayoritas peserta didik SMAN 5 Bungo berasal dari keluarga golongan
kelas menengah kebawah. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta didik
SMAN 5 Bungo yang mendapatkan bantuan beasiswa dari pemerintah.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMAN 5 Bungo, yaitu 6 ruang
kelas, 1 kantor, 1 ruang komputer, 1 UKS, toilet, halaman, tempat cuci
tangan dan musala.
Setiap ruang kelas sudah dilengkapi dengan meja, kursi, papan
tulis, spidol, penghapus dan alat kebersihan. SMAN 5 Bungo juga
memiliki media pembelajaran seperti proyektor dan alat olahraga. Selama
masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara daring, untuk
pemberian materi di mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Namun, untuk
pengumpulan tugas diberi waktu sampai pukul 21.00 WIB.
Penelitian ini berusaha mencari dan menggambarkan fakta tentang
problematika penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021. Data yang diperoleh nanti akan dianalisis untuk menunjukkan
bagaimana masalah yang terjadi dalam pembelajaran daring di
WhatsApp.

33
34

Penelitian ini dimulai dari April-Juni 2021 dengan melakukan teknik


observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai problematika
penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Problematika penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo.
Menurut Sanjaya (2020:14), pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi atau jaringan internet dalam proses
pembelajaran. Perkembangan teknologi secara cepat telah membawa
peradaban ini menuju ke revolusi industri 4.0. Sementara itu Kuntarto
(2017:102), menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah proses
belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan
berbagai media komunikasi. Berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

a. Pelaksanaan Penggunaan Media Pembelajaran Daring di


WhatsApp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI
SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021.
Pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang terjadi di kelas XI SMAN 5 Bungo
berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumetasi. Berikut ini
akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan. SMAN 5 Bungo menggunakan WhatsApp sebagai media
pembelajaran daring untuk menunjang proses pembelajaran selama di
rumah. Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh kepala sekolah SMAN 5
Bungo, beliau mengatakan.
AW:“Pihak sekolah sudah mengkonsepkan sistem pembelajaran
daring, mulai dari membuat grup WhatsApp kelas yang akan
digunakan, memasukan peserta didik kedalam grup tersebut,
mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
34

daring, menentukan jadwal, mempersiapkan materi berupa


video
35

ataupun dokumen, rekapitulasi persensi aktif belajar, penilaian


hasil belajar peserta didik, mempersiapkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), dan mempersiapkan kesiapan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Guru tidak boleh
memberikan tugas dan materi yang sangat banyak kepada
peserta didik. Materi yang disampaikan esensial namun tetap
harus sesuai dengan silabus mata pelajaran tersebut. Guru
harus membuat model pembelajaran yang sangat menarik agar
tidak membosankan dan lain-lain.”
Selanjutnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengatakan
hal yang sama mengenai pelaksanaan pembelajaran daring di
WhatsApp ini.
DH:“Sebelum pembelajaran dimulai peserta didik diberikan
motivasi untuk belajar, setelah itu ibu menggambarkan terlebih
dahulu materi tersebut sesuai dengan kurikulum K13.
Memberikan tugas, kemudian peserta didik akan mengirimkan
hasil akhir tugas mereka dalam bentuk foto yang di share pada
grup WhatsApp atau melalui personal chat. Penyampaian
materi disampaikan menggunakan fitur dokumen. Guru dapat
mengirimkan berbagai bentuk dokumen seperti Word, Portable
Document Format (PDF) ataupun Powerpoint (PPT). Guru
juga memanfaatkan media WhatsApp untuk mengirim video
pembelajaran sebagai penunjang aktivitas belajar. Video yang
dibuat akan dikirimkan pada grup WhatsApp kelas. Semua
bentuk foto, dokumen, dan video yang dikirimkan bisa di
donwload oleh peserta didik”.
Selain melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru
peneliti juga melalukan wawancara kepada peserta didik kelas XI
SMAN 5 Bungo tentang pelaksanaan pembelajaran daring. Hasil
35

yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan wawancara kepada kepala


sekolah dan guru.
36

A:“yang dilakukan guru memberikan materi, lalu meminta kami


memahami materi tersebut, dan setelah itu diminta untuk
membuat tugas”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
sekolah, guru, dan peserta didik. Serta didukung dengan hasil
observasi, dan dokumentasi secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti. Pelaksanaan pembelajaran daring di WhtsApp ini yaitu,
membuat grup belajar daring di WhatsApp, memasukan peserta didik,
membuat jadwal dan rencana belajar, penyampaian materi terstruktur,
rekapitulasi persensi aktif belajar, penilaian hasil belajar peserta
didik, dan laporan kegiatan belajar mengajar daring dimasa pandemi
Covid-19.

b. Kendala Penggunaan Media Pembelajaran Daring di WhatsApp


pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo
Tahun Ajaran 2020/2021.
Kendala pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang terjadi di kelas XI SMAN 5 Bungo
berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumetasi. Ada
banyak sekali kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring ini.
Hal tersebut sesuai yang dikemukakan oleh kepala sekolah ketika
peneliti mewawancara tentang apa kendala yang terjadi dalam
pembelajaran daring di WhatsApp.
Bapak AW mengatakan permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran daring.
“Setiap pembelajaran pasti ada kendalanya masing-masing
terutama dalam pembelajaran daring ini. Tentu banyak sekali
kendala yang ditemukan atau permasalahan yang terjadi.
Adapun kendala yang pertama, sebagian dari peserta didik
tidak memiliki ponsel, hal inilah yang menyebabkan peserta
36

didik sulit untuk belajar. Kendala yang kedua, latar belakang


ekonomi dari orang tuanya yang tidak sama.
37

Walaupun peserta didik ada yang mempunyai ponsel tetapi


tidak mempunyai paket internet untuk dapat belajar. Kendala
yang ketiga, peserta didik kurang mendapatkan dukungan dan
motivasi dari orangtuanya karena sibuk bekerja dan lain-lain.
Keempat, terkendala jaringan internetnya. Karena listrik
sering padam sehingga membuat sulit untuk mengoperasi
belajar daring ini. Hal ini yang menyebabkan masalah atau
problematika dalam pembelajaran daring yang mengakibatkan
belajar tidak efektif”.
Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh kepala sekolah
mengenai kendala dalam pembelajaran daring, ibu DH selaku guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahwa.
“Kendala dalam pembelajaran daring ini beberapa peserta
didik tidak memiliki fasilitas yang memadai dan kurang
diberikan motivasi dari orang tua sehingga pembelajaran tidak
efektif. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar dari peserta
didik. Nilai peserta didik banyak yang tidak mencapai dari
ketentuan kriteria maksimum (KKM) yang membuat saya sangat
kecewa. Saya merasa pembelajaran daring ini tidak
tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Ada peserta
didik yang merespon dengan baik, dan ada juga yang tidak
belajar sama sekali. Sebanyak 30 siswa yang ada di kelas XI
IPA dan IPS hanya 15-20 orang yang mau ikut belajar. Itu saja
tidak tahu apakah mereka mengerti atau tidak, yang jelas sudah
merespon untuk belajar saja Alhamdullilah saya sudah merasa
sangat senang”.
Selain melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru
peneliti juga melalukan wawancara kepada beberapa peserta didik
kelas XI SMAN 5 Bungo tentang kendala pembelajaran daring. Hasil
yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan wawancara kepada kepala
37

sekolah dan guru. Berikut ini hasil wawancara dari beberapa peserta
didik, jawaban peserta didik sangat bervariasi.
38

MP:“Saya tidak mempunyai ponsel karena sudah hampir 1


bulan ini ponsel saya rusak. Oleh sebab itu saya sering absen di
kelas, biasanya saya meminjam ponsel dari tetangga agar bisa
mengirim tugas yang diminta oleh guru tersebut”.
Selain melakukan wawancara kepada MP peneliti juga
mewawancarai salah satu peserta didik di kelas IPS.
P:“Pembelajaran daring ini membuat saya sangat sulit sekali
untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Materi yang
diberikan terlalu banyak dan kurang diberikan penjelasan yang
mendalam. Tidak hanya itu saja, pembelajaran daring ini
membuat saya kurang berinteraksi dengan guru apalagi sesama
teman. Ketika tidak memahami materi sulit sekali untuk
bertanya”.
Peneliti juga mewawancarai salah satu peserta didik yang
tempat tinggalnya jauh di pelosok desa.
I:“Dalam pembelajaran daring ini kesulitan yang saya alami
tidak memiliki jaringan internet. Jika ingin belajar saya harus
pergi ke tempat yang tinggi untuk mendapatkan jaringan, agar
bisa mengakses masuk dalam grup WhatsApp tersebut. Menurut
saya pembelajaran daring ini sangat membosankan sekali, saya
sering sekali terlambat dalam mengirim tugas”.
Selain itu peneliti juga mewawancarai peserta didik yang latar
belekang ekoniminya sangat sulit sekali.
AS:“Pembelajaran daring ini membuat saya kesulitan untuk
belajar, karena belajar memerlukan paket internet. Sementara
kadang saya jarang ada paket internet”.
Selain melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan
peserta didik peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa
orangtua peserta didik.
38

ES:“Awalnya saya terkejut ketika anak saya belajar dari


rumah, tidak pergi ke sekolah.
39

Belajar daring ini membuat saya sebagai orangtua merasa


kasihan karena anak saya tidak memiliki ponsel untuk dapat
belajar”.
M:“Dalam pembelajaran daring ini kendala yang pertama
tempat tinggal saya ini jaringan internetnya kurang bagus dan
kendala yang kedua masalah biaya pembelian paket
internetnya”.
M:“Anak saya pernah mengatakan kalau pembelajaran daring
ini sangat sulit sekali, terutama dalam segi pemahamannya.
Setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
Salah satunya anak saya sendiri yang selalu mengeluh ketika
pembelajaran daring, ia merasa kesulitan dalam memahami
materi yang di berikan. Materi yang di berikan terlalu banyak
dan juga tidak di berikan penjelasan yang mendalam”.
Selanjutnya ibu E juga mengungkapkan hal yang sama dengan
ibu M, beliau mengatakan.
“Anak saya selalu mengeluh dengan belajar daring ini,
terutama dalam segi pemahaman, sering sekali ia kesulitan
dalam belajar. Saya selaku orangtua yang pergi dari pagi
sampai sore, hanya bisa mendengarkan keluh kesah dari anak
saya saja ketika saya pulang kerja”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan orangtua didukung dengan hasil
observasi secara langsung yang dilakukan oleh peneliti. Kendala
pembelajaran daring di WhtsApp ini sangat banyak sekali, mulai dari
fasilitas pendukung pembelajaran daring yang kurang memadai
seperti tidak adanya ponsel dari beberapa peserta didik.
Motivasi belajar peserta didik sangat rendah sekali dikarenakan
orangtua dan guru kurang memberikan dorongan dan dukungan
kepada peserta didik dalam proses belajar.
40

Memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda, di SMAN 5 Bungo


ini peserta didik berasal dari keluarga menengah kebawah.
Tidak semua peserta didik mempunyai ponsel untuk dapat
belajar dan tidak semua peserta didik mempunyai paket internet
untuk dapat mengakses masuk kedalam group WhatsApp.
Selanjutnya ada beberapa peserta didik yang tempat tinggalnya
berada di pelosok desa, sehingga sulit sekali untuk mendapatkan
jaringan internet dan tidak hanya itu saja SMAN 5 Bungo berada di
pedesaan, jika listrik padam maka akan mengakibatkan ganguan
sinyal.
Kurang adanya interaksi antara guru dan peserta didik, faktor
interaksi terbatas dikarenakan beberapa peserta didik tidak memiliki
ponsel yang mengakibatkan susah untuk berinteraksi dan tidak hanya
itu saja peserta didik juga malu bertanya mengenai pembelajaran
yang belum dipahami tersebut. Peneliti menemukan peserta didik
kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Materi yang di
kirim terlalu banyak dan tidak diberikan penjelasan yang mendalam
kepada peserta diidk.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Daring di SMAN 5 Bungo

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat


disimpulkan bahwa kendala pembelajaran daring di kelas XI SMAN
5 Bungo sangat banyak sekali, mulai dari peserta didik yang tidak
40

memiliki ponsel, motivasi belajar, latar belakang ekonomi, ganguan


sinyal, interaksi terbatas, dan sulit memahami materi.
41

c. Solusi dalam Mengatasi Permasalahan Penggunaan Media


Pembelajaran Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepada kepala sekolah, guru, perserta didik, dan orangtua ada
beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaraan daring
di WhatsApp.
Bapak AW selaku kepala sekolah mengatakan solusi untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran daring ini ada beberapa cara.
“Kami selaku dari pihak sekolah sudah memberikan solusi
kepada peserta didik yang memiliki permasalah tersebut. Bagi
peserta didik yang tidak memiliki ponsel maka diperbolehkan
untuk belajar di sekolah dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Namun, tetap harus mematuhi protokol
kesehatan atau juga bisa meminjam ponsel dari temen untuk
bisa mengirim tugasnya. Selain itu saya juga menghimbau bagi
orangtua agar bisa mengawasi dan membantu pelaksanaan
pembelajaran daring ini. Solusi agar peserta didik bisa bertanya
dan berinteraksi kepada guru yaitu, membuat forum diskusi di
grup WhatsApp. Selanjutnya solusi bagi guru, terus semangat
untuk mengajar dalam masa pandemi ini dan selalu berikan
motivasi kepada peserta didik tersebut”.
Sejalan dengan pendapat tersebut ibu DH selaku guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahwa.
“Bagi peserta didik yang tidak memiliki ponsel, bisa datang ke
sekolah untuk belajar. Peserta didik juga bisa meminjam ponsel
dari teman atau pihak kelurganya. Bagi orangtua di harapkan
bisa memberikan dukungan, dorongan, dan motivasi kepada
peserta didik tersebut.
42

Karena orangtua sangat berperan penting untuk menumbuh


kembangkan pola pikir dari seoarang anak apalagi di masa
pandemi Covid-19 ini anak-anak 24 jam aktip hanya di rumah
saja. Bagi peserta didik yang sulit memahami materi, saya
menyaran kepada meraka untuk mencari sumber materi dari
buku ataupun internet, bisa juga bertanya kepada orang tua
atau langsung menanyakan kepada saya”.
Selain melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru
peneliti juga melalukan wawancara kepada peserta didik kelas XI
SMAN 5 Bungo mengenai solusi permasalahan pembelajaran daring
ini. Hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan wawancara
kepada kepala sekolah dan guru.
MP:“Guru meminta bagi peserta didik yang tidak memiliki
ponsel dan paket internet diharapkan belajar di sekolah atau
bisa meminjam ponsel orang lain untuk mengirim tugas”.
P:“Bagi saya sendiri yang kurang memahami materi
pembelajaran saya bisa langsung menghubungi guru yang
bersangkutan, baik belajar di sekolah maupun personal chat di
WhatsApp”.
I:“Solusi bagi saya sendiri yaitu pergi ketempat yang memiliki
sinyal atau bisa pergi ke sekolah langsung belajar dengan guru
yang bersangkutan”.
Selain melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan
peserta didik peneliti juga melakukan wawancara kepada salah satu
orangtua peserta didik. Ibu ES mengatakan solusi mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran daring.
“Kalau saya pribadi mengingat anak saya tidak memiliki ponsel
dan fasilitas lainnya untuk belajar jadi saya meminta ada
pertimbangan pihak sekolah untuk hal tersebut. Saya juga
42

meminta agar pembelajaran bisa kembali normal seperti


biasanya.
43

Belajar di rumah ini membuat anak saya kurang fokus dan


selalu mengeluh karena bosan dengan pembelajaran daring
ini”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
sekolah, guru, dan peserta didik. Serta didukung dengan hasil
observasi, dan dokumentasi secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti dapat disimpulkan solusi permasalahan pembelajaran daring
di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.
Pertama, bagi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas yang
memadai boleh belajar di sekolah dengan guru yang bersangkutan.
Kedua, bagi peserta didik yang tidak ada ponsel, bisa meminjam
kepada teman ataupun keluarganya. Ketiga, diharapkan orangtua
selalu mengawasi dan memberikan dukungan kepada anak. Keempat,
solusi agar peserta didik dan guru saling berinteraksi maka pihak
sekolah membuat forum diskusi di grup WhatsApp.
Kelima, bagi peserta didik yang tidak paham dengan materi yang
dipelajari bisa mencari sumber materi dari buku, internet, bertanya
kepada orang tua, atau bisa langsung menanyakan kepada guru yang
bersangkutan.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April-Juni
2021 peneliti melakukan observasi dan wawancara yang telah diuraikan
serta didukung dengan dokumentasi. Dapat dilihat bahwa guru
menggunakan WhatsApp sebagai media pembelajaran daring untuk
menunjang proses pembelajaran selama di rumah. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Dikjen Dikti
Kemendikbud Nomor:262/E.E2/KM/2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19.
44

Kebijakan yang dikeluarkan ini, memaksa guru dan peserta didik


untuk tetap melaksanakan proses pembelajaran dari rumah dengan bantuan
media pembelajaran jarak jauh salah satunya penggunaan WhatsApp yang
digunakan SMAN 5 Bungo. Semua aktivitas pembelajaran diakses melalui
WhatsApp baik penyampaian materi, informasi, diskusi serta kegiatan
evaluasi yang dilakukan dengan memanfaatkan fitur seperti foto dan
dokumen.
WhatsApp merupakan media sosial yang memungkinkan pengguna
untuk bisa berinteraksi, bekerja sama, berbagi, dan berkomunikasi dengan
pengguna lain sehingga membentuk ikatan sosial secara virtual. Media
sosial adalah wadah untuk berbicara di internet yang ditopang oleh alat
berupa aplikasi atau software. WhatsApp merupakan aplikasi berbasis
internet untuk memudahkan penggunanya.
WhatsApp mempunyai peranan yang sangat penting. Seseorang dapat
mengirimkan data berupa file document tugas sekolah atau kuliah kepada
temannya melalui fitur yang ada di WhatsApp (Wahyuni, 2018:20).
WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap
penggunanya dapat saling berbagi konten sesuai dengan fitur pendukungnya
(Jumiatmoko, 2016:34).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta diperkuat dengan
adanya bukti dokumentasi, fitur WhatsApp yang sering dimanfaatkan guru
dalam proses pembelajaran yaitu fitur foto, video, dan dokumen, dengan
adanya fitur yang disediakan mempermudah guru dalam proses
pembelajaran. Namun, terkadang proses pembelajaran menghadapi banyak
masalah yang timbul dari pendidik dan peserta didik. Masalah yang muncul
ini akan membawa dampak yang luar biasa terhadap pembelajaran.
45

Sering sekali guru dan peserta didik mengalami berbagai kendala


dalam belajar, baik eksternal maupun internal. Setelah melakukan penelitian
langsung dengan membandingkan temuan dengan sumber lain, ditemukan
fakta bahwa permasalahan pembelajaran daring ini tidak hanya peserta didik
yang mengalami kendala, akan tetapi guru dan orangtua juga mengalami
permasalahan dalam pembelajaran daring.
Setelah data diketahui sebagaimana yang disajikan pada fakta-fakta di
atas maka sebagai tindakan lebih lanjut dari penelitian ini adalah
menganalisis data yang terkumpul menggunakan metode deskriptif kualitatif
secara terperinci. Berikut problematika penggunaan media pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN
5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.

1. Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp


pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo
tahun ajaran 2020/2021.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010:57).
Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu yang dilakukan oleh
pendidik kepada peserta didik dengan memberikan ilmu pengetahuan
atau materi yang dimiliki oleh seorang pendidik dan disampaikan
kepada peserta didik pada saat melakukan pembelajaran tersebut.
Peran seorang pendidik dalam melakukan pembelajaran sangat
penting agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan dari pembelajaran, dengan adanya
pengawasan oleh pendidik maka proses pembelajaran dapat
terkondisikan dengan baik. Daring merupakan sistem pembelajaran
secara online atau disebut juga pembelajaran yang dilakukan secara
tidak langsung yang menggunakan jaringan internet.
46

Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pembelajaran


daring adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Kuntarto, 2017:102).
Pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran secara bersama
dengan waktu yang sama menggunakan berbagai aplikasi seperti
WhatsApp, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom,
Quiepper School, Ruang Guru dan aplikasi lainnya (Asmuni, 2020:282).
Proses pembelajaran daring kelas XI SMAN 5 Bungo sudah
berjalan cukup baik. Terlihat guru memberikan materi dan penugasan
menggunakan media WhatsApp dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar yang dilakukan guru pertama kali adalah kegiatan pendahuluan.
Guru menyapa peserta didik melalui grup WhatsApp dengan
mengucapkan salam terlebih dahulu. Selanjutnya, guru memberi
semangat kepada peserta untuk belajar.
Guru memberikan instruksi kepada peserta didik akan kegiatan
yang dilakukan. Setelah itu, guru mengirim materi pembelajaran di grup
WhatsApp tersebut. Materi pembelajaran yang digunakan berupa link
video, pdf, ppt, ataupun foto materi yang akan dipelajari. Kemudian
peserta didik diberikan kesempatan untuk memahami materi tersebut
dengan baik dan benar. Selanjutnya guru melanjutkan kegiatan
pembelajaran dengan memberikan tugas berupa LKPD yang sudah
dibuat oleh guru.
Guru memberikan waktu pengiriman tugas hingga pukul 21.00
WIB, tugas tersebut dibuat dalam bentuk foto yang akan dikirim ke grup
WhatsApp atau personal chat kepada guru. Bagi peserta didik yang
terlambat mengirimkan tugas sampai batas waktu yang telah ditentukan
masih bisa mengirimkan keesokan harinya, tetapi harus disertakan
alasan yang logis.
47

Sistem evaluasi yang dilakukan oleh guru dengan cara peserta didik
mengirim tugasnya. Kemudian guru akan mengoreksi satu persatu tugas
yang masuk di grup WhatsApp atupun personal chat dan guru akan
memasukkan nilai peserta didik. Bagi peserta didik yang belum
mengerjakan tugas atau mendapat nilai di bawah Ketentuan Kriteria
Minimal (KKM) maka guru akan memberikan informasi melalui
personal chat kepada peserta didik.
Guru akan merekapitulasi semua kehadiran peserta didik dalam
buku absen guru sebagai bukti fisik. Selanjutnya melalui kegiatan yang
menggunakan WhatsApp guru melaporkan hasil kegiatan pembelajaran
dalam laporan kegiatan belajar daring peserta didik yang dibuat setiap
harinya dan akan dilaporkan kepada kepala sekolah tepat setiap
minggunya. Mulyadi (2020:12), menjelaskan dalam pengunaan
WhatsApp sebagai media pembelajaran dapat diperoleh hasil tahapan-
tahapan yang dilakukan oleh guru dalam pengunaan WhatsApp sebagai
media pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Pihak sekolah melakukan persiapan sebelum menggunakan
WhatsApp. Persiapan yang dilakukan seperti membuat grup
WhatsApp kelas yang akan digunakan, mempersiapkan RPP Daring
yang akan digunakan, menentukan jadwal, menentukan rencana
yang digunakan, mempersiapkan materi berupa video ataupun
dokumen, mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan
mempersiapkan kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah
dibuat oleh pihak sekolah. Pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilakukan berdasarkan hasil observasi di kelas XI SMAN 5 Bungo,
peneliti paparkan sebagai berikut.
48

1) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pembelajaran diawali dengan guru
menyapa peserta didik melalui grup WhatsApp dengan
mengucapkan salam. Selanjutnya, guru memberikan instruksi
kegiatan yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dan
menyatakan paham akan materi yang telah diberikan. Guru
melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas.
Tugas yang diberikan berupa LKPD yang sudah dibuat oleh
guru. Guru memberikan waktu pengiriman tugas hingga pukul
21.00 WIB. Tugas yang diberikan dapat dikumpulkan dalam
bentuk foto dan dikirim langsung kedalam grup WhatsApp
ataupun personal chat. Bagi peserta didik yang terlambat
mengirimkan tugas sampai batas waktu yang telah ditentukan
masih bisa mengirimkan keesokan harinya, tetapi harus
disertakan alasan yang logis.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan pembelajaran diakhiri guru menutup pembelajaran
dengan memberikan apresiasi ucapan terima kasih kepada
peserta didik yang telah mengikuti pelajaran dengan baik.
c. Evaluasi
Guru akan mengoreksi satu persatu tugas yang masuk di grup
WhatsApp atupun personal chat dan memasukkan nilai peserta didik
kedalam buku catatan nilai sebagai bukti fisik penilaian peserta
didik. Kemudian akumulasi nilai akan diperoleh dari hasil ulangan
dan tugas yang telah dikerjakan. Bagi peserta didik yang belum
mengerjakan tugas atau belum mencapai KKM, maka guru
memberikan proses evaluasi untuk memperbaiki nilai yang kurang
tersebut.
49

Proses evaluasi yang diberikan oleh guru dengan cara pemberian


tugas tambahan. Oleh karena itu, dalam proses evaluasi guru
memberikan tugas tambahan yang bisa dikumpulkan langsung ke
sekolah. Guru akan merekapituasi semua kehadiran peserta didik ke
dalam buku absen guru sebagai bukti fisik. Selanjutnya, guru
membuat laporan hasil belajar ke dalam laporan kegiatan belajar
peserta didik yang dibuat setiap harinya dan dilaporkan kepada
kepala sekolah tepat setiap minggunya.
Penilaian yang dilakukan berupa penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Guru menilai sikap peserta didik dengan cara
melihat kesantunan dan kedisplinan mereka saat berinteraksi dalam
grup WhatsApp. Penilaian pengetahuan dilihat dari seberapa paham
mereka dengan materi dan tugas yang diberikan, serta melakukan
penilaian keterampilan dengan melihat hasil kerja berupa tulisan
atau prakarysa yang mereka kerjakan.

2. Kendala Penggunaan Media Pembelajaran Daring di WhatsApp


pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo
Tahun Ajaran 2020/2021.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan
berinteraksi antara pendidik dengan peserta didik dalam memberikan
pengajaran dan berbagai sumber belajar yang ada. Problematika
pembelajaran adalah permasalahan yang mengganggu, menghambat,
mempersulit, dan bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Problematika pembelajaran dapat ditelusuri dari jalannya proses
dasar pembelajaran. Sebagai sebuah proses pembelajaran dihadapkan
pada beragam problematika (Apriliana, 2020:13). Setiap problem harus
ada pembenahan yang lebih baik untuk bisa mengantisipasi
gejala problematika yang dihadapi sehingga tidak terlalu banyak
masalah yang tumpang tindih untuk diatasi.
50

Problematika ini bisa dianalisis dari segi internal dan eksternal,


contohnya dari faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik,
diantaranya faktor jasmaniah dan psikologis. Faktor eksternal adalah
segala faktor dari luar diri peserta didik, diantaranya lingkungan
keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat (Hapnita, 2017:2175).
Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan berinteraksi
antara pendidik dengan peserta didik dalam memberikan pengajaran dan
berbagai sumber belajar yang ada.
Proses pelaksanaan pembelajaran daring di SMAN 5 Bungo ini
sudah berjalan cukup baik, hanya saja terdapat beberapa kendala yang
begitu kompleks. Ada beberapa problem yang terjadi dalam
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo ini diantaranya sebagai berikut.
a. Fasilitas pendukung pembelajaran daring
Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa penggunaan
fasilitas belajar daring ini menggunakan ponsel. Namun, ada sebagian
peserta didik yang tidak memiliki ponsel untuk belajar.
Perkembangan teknologi saat ini sangat penting sekali karena ilmu
teknologi akan membantu proses belajar mengajar seseorang tanpa
harus bertemu langsung secara tatap muka. Namun, tidak semua
masyarakat mengerti tentang teknologi karena sebagian peserta didik
terutama yang berada di pedesaan tidak memiliki alat komunikasi
seperti ponsel, hal ini yang menjadi kendala dalam pembelajaran
daring (Ridwan, 2020:16).
b. Motivasi belajar peserta didik

Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak postif bagi


peserta didik karena peserta didik dapat belajar dimana saja dan
kapan saja. Akan tetapi, ada permasalahan yang dapat mengganggu
proses pembelajaran daring yaitu motivasi belajar peserta didik
rendah sekali. Padahal Motivasi belajar adalah hal yang sangat
penting dalam proses belajar.
51

Pembelajaran daring ini menuntut kita agar lebih termotivasi


untuk belajar, karena lingkungan belajar biasanya tergantung kepada
motivasi dan karakteristik. Menurut Arsyad (2011:15), mengatakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi rangsangan kegiatan belajar mengajar, serta
bisa membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran ini menjadi sebuah tuntutan
bagi setiap pendidik. Fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut dipengaruhi oleh iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang di ciptakan pendidik. Tetapi
melalui wawancara bersama informan didapatkan hasil bahwa
motivasi belajar peserta didik menurun dalam proses pembelajaran
daring ini.
Kurangnya motivasi belajar pada pembelajaran daring ini
disebabkan peserta didik kurang aktif dalam penyampaian pendapat
dan pemikirannya, sehingga menyebabkan proses belajar yang
membosankan. Apabila peserta didik mengalami kebosanan dalam
belajar maka akan memperoleh ketidakmajuan dalam hasil belajar.
Oleh karena itu, diperlukan pendorong untuk menggerakkan
peserta didik agar semangat dalam belajar pada kondisi masa
pandemi Covid-19 ini, dibutuhkan pemahaman dan kreatifitas guru
dalam mengemas pembelajaran secara daring agar menarik perhatian
dan motivasi peserta didik dalam mengikuti tahapan pembelajaran.
Guru berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar, guru
harus bisa menggunakan efektifitas dengan metode yang digunakan
pada pembelajaran tertentu.
Pemilihan pendekatan dan model pendekatan yang tepat, serta
dukungan berbagai pihak menentukan keberhasilan pembelajaran
daring. Evaluasi pada pembelajaran secara daring penting untuk
dilakukan. Hal ini dikarenakan evaluasi pada pembelajaran daring
51

dapat diketahui apakah pembelajaran berjalan efektif atau tidak.


52

Apabila dirasa tidak efektif maka dapat melakukan modifikasi


pada sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Tidak hanya guru, orang tua atau keluarga juga berperan
penting dalam mendorong, membimbing, dan mengarahkan anak
untuk belajar. Saat anak dapat memahami konsep-konsep dalam
pelajaran maka anak akan termotivasi untuk belajar.
c. Latar belakang ekonomi
Peserta didik di SMAN 5 Bungo berasal dari keluarga menengah
kebawah, tentunya tidak semua memiliki fasilitas belajar yang
memadai. Walaupun ada sebagian peserta didik memiliki fasilitas
seperti ponsel untuk belajar akan tetapi mereka tidak mempunyai
paket internet untuk mengakses masuk ke dalam grup WhatsApp.
Menurut Rigianti (2020:301), faktor-faktor yang menjadi kendala
dalam pembelajaran daring diantaranya aplikasi pembelajaran,
jaringan internet, ponsel, paket internet, pengelolaan pembelajaran,
penilaian pembelajaran, dan pengawasan. Hal inilah yang
menyebabkan pembelajaran daring tidak efektif.
d. Ganguan sinyal
Menurut Permendikbud No. 109/2013 pembelajaran daring
adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Kuntarto,
2017:102). Pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran
secara bersama dengan waktu yang sama menggunakan berbagai
aplikasi seperti WhatsApp, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet,
Google Classroom, Quiepper School, Ruang Guru dan aplikasi
lainnya (Asmuni, 2020:282).
Daring merupakan sistem pembelajaran secara online atau
disebut juga pembelajaran yang dilakukan secara tidak langsung yang
menggunakan jaringan internet.
Apabila jaringan internetnya terganggu pada saaat pembelajaran
daring maka akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran.
53

Gangguan sinyal yang terjadi pada saat belajar tentu akan berdampak
pada proses mengakses pembelajaran. Faktor ini terjadi ketika listrik
padam dan ada juga faktor lain yang membuat sinyal lambat sehingga
mengakibatkan pembelajaran terlambat atau tidak sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
e. Kurangnya interaksi
Menurut Pane dan Dasopang (2017:35), belajar dan
pembelajaran adalah proses interaksi yang bersifat edukasi dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu sistem
yang termuat dalam proses pembelajaran, terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.Terdiri dari
pendidik, peserta didik, tujuan, materi, media, metode, dan evaluasi.
Menurut Pane (2017:351) bahwa kegiatan belajar dan pembelajaran
adalah proses interaksi yang bersifat edukasi dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara, dapat ditemukan
bahwa pembelajaran daring ini mengakibatkan kurang adanya
interaksi antara guru dan peserta didik. Salah satu faktor interaksi
terbatas adalah tidak memiliki ponsel yang mengakibatkan peserta
didik susah untuk berinteraksi dengan guru.
f. Sulit memahami materi yang diberikan
Menurut Susanto (2017:6) pemahaman dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman adalah seberapa besar peserta didik mampu
menyerap dan memahami palajaran yang diberikan oleh guru atau
sejauh mana peserta didik dapat memahami apa yang di baca dan
yang dilihat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama
informan, peserta didik di kelas XI SMAN 5 Bungo memiliki
karakter dan pemahaman yang berbeda-beda mengenai materi atau
penugasan yang diberikan oleh guru.
54

Setiap individu memiliki tingkatan kecerdasan yang berbeda-beda


mereka kesulitan memahami materi yang diberikan.
Materinya terlalu banyak dan juga tidak diberikan penjelasan
yang mendalam. Pembelajaran daring merupakan tantangan bagi
semua guru, kegiatan tatap muka digantikan dengan pembelajaran
jarak jauh. Maka dari itu, tentunya guru harus bisa meningkatkan
kompetensi dalam pemahaman teknologi terutama dalam
menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran
berlangsung.

3. Solusi dalam Mengatasi Permasalahan Penggunaan Media


Pembelajaran Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi,
wawancara, serta didukung dengan dokumentasi kepada kepala sekolah ,
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik dan orang tua
memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan media
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021.
a. Fasilitas pendukung pembelajaran daring
Menurut Budiman (2017:32) perkembangan teknologi informasi
yang semakin pesat di era globalisasi ini tidak bisa dihindari lagi
pengaruhnya terhadap dunia pendidikan, tuntutan global menuntut
dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi untuk peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara fasilitas pembelajaran daring
menggunakan ponsel namun ada sebagian dari peserta didik tidak
memiliki ponsel dalam proses belajarnya. Adapun solusi yang
diberikan pihak sekolah kepada peserta didik yang tidak memiliki
ponsel adalah memperbolehkannya untuk belajar di sekolah dengan
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
55

Namun, tetap harus mematuhi protokol kesehatan atau juga bisa


meminjam ponsel dari temen untuk mengirim tugasnya.

b. Motivasi belajar peserta didik


Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang timbul dari
dalam dan luar diri peserta didik. Dorongan dari dalam diri peserta
didik meliputi kemauan, keinginan, dorongan untuk belajar dan
harapan akan cita-cita peserta didik. Sedangkan dorongan dari luar
diri peserta didik meliputi lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan
belajar yang menarik serta adanya upaya dari guru dalam proses
pembelajaran. Selama pandemi Covid-19 pihak sekolah harus
mengupayakan hal yang terbaik demi kemajuan pembelajaran daring.
Solusi agar pembelajaran daring ini bisa efektif adalah guru
harus dapat membuat variasi pembelajaran yang sesuai dengan usia
peserta didik, dilengkapi dengan adanya penjelasan materi yang
ringkas, suara, teks, dan gambar yang menarik sehingga dapat
menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar, serta melakukan
pendekatan yang dapat memberikan semangat. Hal ini bisa dilakukan
dengan melakukan video call ataupun chat personal kepada peserta
didik. Tidak hanya itu, orangtua juga sangat berperan penting
memberikan dorongan, dukungan, dan menumbuhkan motivasi
belajar kepada peserta didik.
c. Latar belakang ekonomi
Keterbatasan fasilitas dalam belajar seperti tidak memiliki paket
internet menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Beberapa
peserta didik di kelas XI SMAN 5 Bungo memiliki latar belakang
ekonomi yang berbeda. Ada yang mempunyai ponsel namun tidak
meiliki paket internet untuk dapat belajar. Pihak kepala sekolah
memberikan solusi mengenai masalah ini. Adapun solusi yang
diberikan yaitu, memperbolehkan peserta didik belajar di sekolah dan
bisa juga meminjam ponsel temannya untuk belajar.
56

d. Ganguan sinyal
Gangguan sinyal yang terjadi pada saat pelaksanaan
pembelajaran daring tentu akan berdampak pada proses mengakses
pembelajaran. Faktor ini terjadi ketika listrik padam atau faktor lain
yang membuat sinyal lambat hingga mengakibatkan pembelajaran
terlambat atau tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Melalui wawancara bersama guru, diketahui solusi untuk
permasalahan ini, guru memberikan tambahan waktu dalam
pengiriman tugas. Pengiriman bisa dilakukan sampai malam hari
pukul 21.00 WIB atau bisa keesokan harinya dengan memberikan
alasan yang logis.

e. Kurangnya interaksi
Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran daring yang
dilakukan mengakibatkan kuranya interaksi antara guru dan peserta
didik, begitu juga peserta didik dengan temannya terutama dalam
penggunaan WhatsApp sebagai media belajar, interaksi terbatas, salah
satu faktor adalah pembelajaran ini dilakukan secara jarak jauh yang
mengakibatkan anak susah berinteraksi dengan guru dan teman.
Maka dari itu solusi yang dilakukan yaitu, membuat forum diskusi di
grup WhatsApp untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
berinteraksi dengan guru.
f. Sulit memahami materi yang diberikan
Menurut Novianingsih (2016:23), perbedaan individual
berkaitan dengan psikologi pribadi yang membuat cara menerima
suatu pelajaran dan dalam berpikir dalam mengatasi beraneka
macam anak didik dalam proses pembelajaran daring. Guru dan
pihak sekolah telah mencari solusi agar anak didik memiliki
pemahaman yang sama yaitu dengan cara guru tetap memperhatikan
perbedaan yang ada dalam diri peserta didik dengan cara memberi
motivasi agar belajar dalam kondisi apapun. Guru memberikan
pendampingan pada anak didik baik secara berkelompok atau
56

individual.
57

Cara yang ditempuh dalam usaha untuk mengatasi masalah ini


di atas dipandang tepat, namun guru tidak harus memberikan
pelayanan khusus antar individu. Solusi yang dilakukan yaitu,
mencari sumber materi dari buku ataupun internet, bertanya kepada
orangtua atau langsung menanyakan kepada guru yang
bersangkutan. Adanya media penunjang pembelajaran daring proses
pembelajaran daring akan lebih mudah direalisasikan.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah problematika pengunaan media pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN
5 Bungo tahun ajaran 2020/2021 yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan, jika dilihat dari pelaksanaan pembelajaran daring
di kelas XI SMAN 5 Bungo sudah berjalan cukup baik, terlihat guru
menggunakan media WhatsApp dalam proses belajar mengajarnya.
Guru mengirim materi pembelajaran di grup WhatsApp tersebut.
Materi pembelajaran yang digunakan berupa link video, pdf, ppt, ataupun
foto materi yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik diberikan
kesempatan untuk memahami materi tersebut dengan baik dan benar.
Selanjutnya guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan
tugas berupa LKPD yang sudah dibuat oleh guru.
Namun, ada beberapa problem yang terjadi dalam pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN
5 Bungo diantaranya sebagai berikut. (1) Beberapa peserta didik tidak
memiliki ponsel. (2) Kurang mendapat motivasi, perhatian, dan dukungan
dari lingkungan keluarganya. (3) Peserta didik memiliki latar belakang
ekonomi yang berbeda. (4) Gangguan sinyal. (5) Peserta didik kurang
berinteraksi dengan guru dan teman selama proses belajar daring ini. (6)
Beberapa peserta didik kurang memahami materi yang diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi,


wawancara, serta didukung dengan dokumentasi kepada kepala sekolah ,
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik dan orang tua
memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan media
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021 diantaranya sebagai
berikut.

58
59

(1) Memperbolehkan peserta didik belajar di sekolah dengan guru


mata pelajaran yang bersangkutan atau juga bisa meminjam ponsel dari
teman untuk mengirim tugasnya. (2) Guru dan orangtua harus memberikan
motivasi dan dorongan kepada peserta didik agar semangat dalam belajar.
(3) Membuat forum diskusi di grup WhatsApp untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik bersosialisasi dengan teman dan guru. (4)
Mencari sumber materi dari buku ataupun internet, bertanya kepada
orangtua atau langsung menanyakan kepada guru yang bersangkutan.

B. Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini dalam problematika penggunaan media
pembelajaran daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021 dapat berguna untuk
menambah informasi, wawasan, memberikan masukan, dan menambah
pengetahuan. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru memilih media yang
efektif digunakan pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Menagah Atas
(SMA).

C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan, terdapat beberapa saran
dari peneliti terkait penggunaan media pembelajaran daring di WhatsApp
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021.

1. Kepala sekolah hendaknya tetap memberikan penyuluhan atau


mengadakan pertemuan terhadap wali murid mengenai pembelajaran
daring.
2. Guru hendaknya meningkatkan kompetensi dalam mengajar agar materi
dapat disampaikan dengan baik. Hendaknya guru memahami
karakteristik peserta didik sehingga mempermudah proses pembelajaran.
Materi yang disampaikan lebih disederhanakan lagi agar mudah
dipahami dan tidak membuat bosan untuk belajar.
60

3. Orangtua hendaknya memberikan motivasi kepada anak dan juga


memperhatikan kemajuan belajarnya. Karena orangtua sangat berperan
penting dalam ketercapaian pembelajaran daring.
4. Peserta didik hendaknya semangat dalam belajar, meskipun dari rumah
saja dan juga harus menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.
DAFTAR RUJUKAN
Andayani. (2015). Problematika dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.

Afnibar & Dyla, F. (2020). Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi


Antara Dosen dan Mahasiswa dalam Menunjang Kegiatan Belajar (Studi
Terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang). Vol.11, No.1,
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir/article/view/1501Anisa.

Anggreini, N. R. (2015). Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa


Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas
X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. (Skripsi).
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Anwar, N., & Imam, R. (2017). Analisis Investigasi Forensik WhatsApp


Messenger Smartphone Terhadap WahtsApp Berbasis Web. Vol.3, No.1,
http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKI/articel//viw.

Apriliana, Sekha, A. M. N. (2020). Problematika Pembelajaran Daring pada


Siswa Kelas IV Mi Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. (Skripsi). Salatiga: Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

A. Ridwan, H. (2005). Pengantar Ilmu Hukum dalam Tanya Jawab. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Arikunto, S. (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

61
62

Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19


dan Solusi Pemecahannya. Vol. 7, No. 4,
http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/pedagogy/index.

Astini, S. K. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran


Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Vol.11,No.2
https://ejournal.stkiamlapura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang/article/view
194.

Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam


Pendidikan. Vol. 8 No. 1. http://103.88.229.8.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitriyani dkk. 2020. Motivasi Belajar Mahasiswa pada Pembelajaran Daring


Selama Pandemik Covid-19. Vol. 6, No. 2,
https://jurnal.ikipmataram.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/2
65.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hapnita, W. (2017). Faktor Internal dan Eksternal yang Dominan Mempengaruhi


Hasil Belajar Menggambar dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas XI Teknik
Gambar Bangunan SMK N 1 Padang Tahun 2016/2017. Vol.5No.1,
http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Index.Php/Cived/Issue/View/987.

Hidayah, N. (2016). Pembelajaran Bahasa Indinesia di Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: Garudhawaca.

Jakni. (2016). Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Jumiatmoko. (2016). WhatsApp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab.


Vol.No.1,https://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/view/872
.
62

Kamila, P. H. (2019). Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap


Motivasi Belajar Bahasa Indonesia di SMP Islam Al Wahab Jakarta
Tahun Pelajaran 2018/2019. (Skripsi). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
63

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkulihaan


Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Vol.3,No.1,
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/article/view/1820.

Lestari, W. (2021). Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Pembelajaran dalam


Jaringan Masa Pandemi Covid-19 di Kelas VI Sekolah Dasar. (Skripsi)
Jambi: Universitas Jambi.

Maulana, F. (2019). Problematika Penggunaan Google Classroom Sebagai


Sarana Pembelajaran Akibat Pandemi Covid-19 Terhadap Motivasi Belajar
IPA di SMP Negeri 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. (Skripsi).
Salatiga: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Miles & Huberman. d. (2017). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2014.) Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Pane, A., & Darwis, D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Vol.03,No.2.


http://jurnal.iainpadangsidampuan.ac.id/index.php/F/articel/view.

Pribadi, A. B. (2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:


Prenada Media Group.

Priyatni, E. T. (2017). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Putri, D. S., & Desy, E. C. (2019). Problematika Guru dalam Menggunakan


Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam KotaBengkulu.Vol.1,No.1,
(https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse/article/view/1325.
64

Rigianti, A. H. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di


Banjarnegara.Vol.7,No.2,https://journal.upy.ac.id/index.php/es/article/view/
768.

Rudi, S. C. R,. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran. Depok: Raja Grafimdo Persada.

Sofyana, L., & Abdul, R. (2019). Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis


WhatsApp pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas
PGRI Madiun.Vol8No1,
(Https://Ejournal.Undiksha.Ac.Id/Index.Php/Janapati/Article/View/17204.

Sudjana, N., & Ahmad, R. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


PT. Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


PT. Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: PT.


Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:


PT. Alfabet.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


PT. Alfabeta.

Suryadi, E. dkk. (2018). Penggunaan Sosial Media WhatsApp dan Pengaruhnya


Terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Vol. 7, No. 1,
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view.

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.
65

Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat


Belajar Mahasiswa. Vol. 2 No.2,
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/113

Tarigan, G. H. (2009). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyuni, N. (2018). Peran Penggunaan Grup WhatsApp dalam Proses Belajar


Mengajar di SMK Negeri 2 Banjarmasin. Vol.1,No.2,
https://ojs.uniskabjm.ac.id/index.php/mutakallimin/article/view/3411.

Wijayanti, F. (2017). Problematika Guru PAI dalam Proses Belajar Mengajar


PAI. (Skripsi). Salatiga: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
66

Lampiran 1 Pedoman Observasi Problematika Penggunaan Media


Pembelajaran Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021
Tabel 1.1 Pedoman Observasi Problematika Penggunaan Media Pembelajaran
Daring di WhatsApp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5
Bungo Tahun Ajaran 2020/2021
Komponen Aspek yang diamati Hasil Pengamatan
Aspek perencanaan 1. Guru menyiapkan bahan Peneliti melihat guru
ajar/ Panduan Rencana menyiapkan bahan ajar
Pelaksanaan sebelum melakukan
Pembelajaran (RPP) kegiatan pembelajaran.
Daring.
2. Guru menentukan Peneliti menemukan
jadwal dan Rencana jadwal dan rencana
Pembelajaran. pembelajaran yang
dibuat oleh guru
3. Guru membuat grup Peneliti menemukan ada
belajar dengan grup belajar WhatsApp
menggunakan yang sudah dibuat oleh
WhatsApp guru.

4. Guru menyiapkan bahan Peneliti melihat guru


untuk pembelajaran meyiapkan bahan ajar
metode daring berupa video, pdf dan
juga LKPD.
5. Guru memasukkan Peneliti menemukan guru
peserta didik untuk telah memasukkan
mengikuti proses peserta didik ke dalam
pembelajaran daring grup WhatsApp
6. Guru membuat absensi Peneliti melihat bahwa
online guru menyiapkan
Absensi Online yang
nanti akan disebarkan ke
66

grup WhatsApp

Aspek Pelaksanaan A. Keterampilan Guru dalam Membuka Pelajaran

1. Membuka kelas daring Peneliti melihat guru


dengan salam membuka kelas dengan
mengirimkan ucapan
salam sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.

2. Guru memberikan Peneliti melihat guru


aturan yang harus memberikan instruksi
dipenuhi sebelum kegiatan apa yang akan
kegiatan belajar dimulai. dilakukan.

3. Menyampaikan materi Peneliti melihat guru


menggunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran daring menyampaikan materi
secara terstruktur. pembelajaran dengan
terstruktur di dalam grup
WhatsApp.
B. Persiapan Metode Pembelajaran Daring

1. Guru sudah menentukan Peneliti melihat bahwa


materi guru menentukan materi
sesuai dengan capaian
yang ingin dicapai sesuai
dengan buku guru dan
peserta didik
2. Guru mempelajari hal- Peneliti melihat
hal yang perlu mempelajari materi atau
66

disampaikan. hal-hal akan disampaikan


kepada peserta didik.
C. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Daring

1. Guru menyampaikan Peneliti melihat guru


materi menggunakan menyampaikan materi
pembelajaran daring pembelajaran dengan
melalui media menggunakan
WhatsApp
60

whatsApp, berupa
video, pdf dan juga
LKPD dengan
memanfaatkan fitur
whatsApp yang
tersedia.

3. Guru memberikan Peneliti melihat guru


latihan soal/tugas memberikan tugas
kepada peserta didik. kepada peserta didik,
yang dikirimkan ke grup
WhatsApp.

Aspek Penutup 1. Guru memberikan Peneliti melihat guru


latihan soal/ tugas memberikan soal/tugas
kepada peserta didik. kepada peserta didik.
2. Guru menutup Peneliti melihat guru
pembelajaran daring menutup pembelajaran
daring.
Evaluasi 1. Guru Memeriksa Peneliti melihat guru
Tugas yang disampaikan memeriksa tugas
Peserta Didik. peserta didik yang
dikirimkan dalam
bentuk foto kedalam
grup WhatsApp
maupun personal chat.
61

2. Rekapitulasi Presensi Peneliti melihat guru


Aktif merekapitulasi
presentasi kedalam
bentuk fisik rekap dari
absensi online yang telah
disebarkan melalui grup
WhatsApp
3 Penilaian Hasil Belajar Peneliti melihat grup
Peserta Didik melakukan penilai atas
tugas yang telah
dikerjakan, baik berupa
penilaian sikap, kognitif
dan juga psikomotor
dan memasukkannya
kebuku analisis nilai
siswa.
4. Guru Membuat Laporan Peneliti melihat
Kegiatan Belajar guru membuat laporan
kegiatan belajar.
65

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Problematika Penggunaan Media


Pembelajaran Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas XI SMAN 5 Bungo Tahun Ajaran 2020/2021
Tabel 2.1 Pedoman Wawancara Problematika Penggunaan Media Pembelajaran
Daring di Whatsapp pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5
Bungo Tahun Ajaran 2020/2021
No Narasumber Pertanyaan
1. Kepala sekolah 1. Bagaimana tanggapan mengenai
pembelajaran daring ini?

2. Bagaimana sistem pelaksanaan yang


dilakukan dalam pembelajaran daring ini?

3. Apakah fasilitas sekolah ini sudah memadai


untuk pembelajaran daring?

4. Apa ada media pembelajaran daring selain


WhatsApp yang digunakan di SMAN 5
Bungo ini?

5. Apa saja kendala yang dihadapi saat


pembelajaran daring ini?

6. Solusi dalam mengatasi kendala


pembelajaran daring?

2. Guru mata pelajaran 1. Bagaimana tanggapan mengenai


pembelajaran daring ini?
Basaha Indonesia
2. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam
pembelajaran daring?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap


pembelajaran daring?

4. Apa saja kendala yang dihadapi saat


pembelajaran daring ini?

5. Solusi dalam mengatasi kendala


pembelajaran daring?
65

3. Peserta didik 1. Bagaimana tanggapan mengenai


pembelajaran daring ini?
2. Bagaimana cara guru mengajar daring?
3. Apakah ketersediaan fasilitas yang kamu
miliki sudah memadai dalam pembelajaran
daring ini?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran daring?
5. Apa saja kendala yang dihadapi saat
pembelajaran daring ini?
6. Solusi dalam mengatasi kendala
pembelajaran daring?
4. Orangtua 1. Apa kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran daring ini?

2. Apakah pihak sekolah selalu berkomunikasi


dengan orang tua dalam memantau proses
belajar anak di rumah?

3. Apa solusi untuk permasalahan


pembelajaran daring ini?

Lampiran 3 Wawancara Kepala Sekolah SMAN 5 Bungo


Hari/Tanggal : Senin 24 Mei 2021

Narasumber : AW

Jabatan : Kepala Sekolah

T ABEL 3.1 W AWANCARA KEPALA SEKOLAH SMAN 5 B UNGO


65

No Pertanyaan Penelitian Jawaban


A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/20201
1. Bagaimana tanggapan Pembelajaran daring adalah suatu
mengenai pembelajaran pembelajaran yang harus dilaksanakan
daring ini? ketika pemerintah menetapkan seluruh
instansi pendidikan untuk belajar dari
rumah saja.
2. Sejak kapan pembelajaran Dimulai dari bulan Juli 2020 ketika mulai
daring dilaksanakan di masuk tahun ajaran baru.
SMAN 5 Bungo ini?

3. Bagaimana sistem Sistem pembelajaran dari awal


pelaksanaan yang dilakukan ditetapkannya pembelajaran daring ini.
dalam pembelajaran daring Pertama, membuat grup WhatsApp kelas
ini? yang akan digunakan, mempersiapkan
RPP daring, menentukan jadwal.
Menentukan rencana yang digunakan,
mempersiapkan materi berupa video
ataupun dokumen, mempersiapkan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan
mempersiapkan kesiapan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Guru tidak
boleh memberikan tugas dan materi yang
sangat banyak kepada peserta didik.
4. Kenapa guru tidak di Karena materi dan tugas yang
perbolehkan memberi tugas disampaikan harus esensial dengan
dan materi terlalu banyak silabus terutama dalam masa pandemi
kepada peserta didik ? saat sekarang ini. RPP daring sangat
berbeda dengan pembelajaran tatap
muka.
65

5. Apa perbedaan RPP Waktu pelaksanaan pembelajaran


pembelajaran daring dengan terdapat perubahan dari Rpp yang dibuat
pembelajaran tatap muka? pada pembelajaran tatap muka. Rpp yang
digunakan guru pada saat pandemi
Covid-19 adalah satu lembar.

6. Apakah fasilitas di sekolah Belum memadai, terkendala jaringan


ini sudah memadai untuk internetnya. Karena listrik sering padam
pembelajaran daring? sehingga membuat sulit untuk
mengoperasi belajar daring ini.
7. Ketika proses pembelajaran Guru memberikan materi dan tugas
daring tidak bisa setelah WhatsApp bisa di akses kembali.
dilaksanakan pada saat Lalu guru memberikan tambahan waktu
jaringan internyetnya dalam pengiriman tugas. Pengiriman bisa
terganggu apa yang dilakukan dilakukan sampai malam hari pukul
pihak sekolah agar bisa 21.00 WIB atau bisa keesokan harinya
belajar? dengan memberikan alasan yang logis.
8. Apa ada media pembelajaran Untuk sementara ini hanya WhatsApp di
daring selain WhatsApp yang gunakan untuk belajar.
digunakan di SMAN 5 Bungo
ini?

9. Kenapa hanya media Karena WhatsApp dianggap sebagai


WhatsApp saja? media yang praktis dan mudah untuk
belajar daring di SMAN 5 Bungo ini.
B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Setiap pembelajaran pasti ada kendalanya
dihadapi saat pembelajaran masing-masing terutama dalam
daring ini? pembelajaran daring ini. Tentu banyak
sekali kendala yang ditemukan atau
permasalahan yang terjadi.
65

2. Sebutkan kendala apa yang Adapun kendala yang pertama, sebagian


terjadi dalam pembelajaran dari peserta didik tidak memiliki ponsel,
daring ini? hal inilah yang menyebabkan peserta
didik sulit untuk belajar. Kendala yang
kedua, latar belakang ekonomi dari orang
tuanya yang tidak sama. Walaupun
peserta didik ada yang mempunyai
ponsel tetapi tidak mempunyai paket
internet untuk dapat belajar.
Kendala yang ketiga, peserta didik
kurang mendapatkan dukungan dan
motivasi dari orangtuanya karena sibuk
bekerja dan lain-lain.
3. Apakah permasalahan ini Iya, hal ini yang menyebabkan masalah
membuat belajar menjadi atau problematika dalam pembelajaran
tidak efektif ? daring yang mengakibatkan belajar tidak
efektif

C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran


daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Kami selaku dari pihak sekolah sudah
kendala pembelajaran daring? memberikan solusi kepada peserta didik
yang memiliki permasalah tersebut. Bagi
peserta didik yang tidak memiliki ponsel
maka diperbolehkan untuk belajar di
sekolah dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Namun, tetap harus
65

mematuhi protokol kesehatan atau juga


bisa meminjam ponsel dari temen untuk
bisa mengirim tugasnya. Selain itu saya
juga menghimbau bagi orangtua agar bisa
mengawasi dan membantu pelaksanaan
pembelajaran daring ini. Selanjutnya
solusi bagi guru, terus semangat untuk
mengajar dalam masa pandemi ini dan
selalu berikan motivasi kepada peserta
didik tersebut.
2. Apakah dengan memberikan Setidaknya bisa membantu selama proses
solusi ini akan membantu belajar di masa pandemi ini.
pembelajaran kembali efektif
lagi?
67

Lampiran 4 Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Hari/Tanggal : Kamis 27 Mei 2021

Narasumber : DH

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

T ABEL 4.1 W AWANCARA GURU MATA P ELAJARAN BAHASA INDONESIA


No Pertanyaan Penelitian Jawaban
A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/20201
1. Bagaimana tanggapan Pembelajaran daring ini adalah sistem
mengenai pembelajaran pembelajaran yang dilaksanakan jarak
daring ini? jauh atau dilakukan di rumah.
2. Apa saja yang perlu Sebelum pembelajaran dimulai guru
dipersiapkan dalam meyiapkan ponsel terlebih dahulu,
pembelajaran daring? dipastikan baterai ponsel penuh dan
memiliki paket internet untuk jaga-jaga
sekiranya wfi bermasalah. Setelah itu,
menyiapkan buku paket beserta lembar
LKPD.
3. Bagaimana pelaksanaan Ibu akan memberikan tugas kemudian
pembelajaran daring ini? peserta didik akan mengirimkan hasil
akhir tugas mereka dalam bentuk foto
yang di share pada grup WhatsApp atau
melalui personal chat. Penyampaian
materi disampaikan menggunakan fitur
dokumen, guru dapat mengirimkan
berbagai bentuk dokumen seperti word,
PDF ataupun PPT. Sedangkan
penggunaan video, guru memanfaatkan
media WhatsApp untuk mengirim video
67

pembelajaran sebagai menunjang


aktivitas belajar. Video yang dibuat akan
dikirimkan pada Grup WhatsApp kelas.
Semua bentuk foto, dokumen, dan video
yang dikirimkan bisa di donwload oleh
peserta didik. memilih materi yang
esensial sesuai dengan arahan dari pihak
sekolah. Mempersiapkan strategi, model,
dan metode yang cocok untuk belajar
daring.

4. Bagaimana respon peserta Dalam pembelajaran daring ini ada


didik terhadap pembelajaran peserta didik yang senang dan yang tidak
daring? untuk belajar. Ada yang merespon
dengan baik ada juga yang tidak belajar
sama sekali.

5. Bagaimana cara menanggapai Kalau saya boleh jujur, selaku guru mata
anak yang kurang merespon pelajaran Bahasa Indonesia merasa
pada saaat belajar? pembelajaran itu tidak tersampaikan
dengan baik kepada peserta didik. Peserta
didik kurang responsip dalam proses
pembelaja, dari 30 peserta didik yang ada
di kelas XI IPA dan IPS hanya 15-20
orang yang mau ikut belajar. Itu saja
tidak tahu apakah mereka mengerti atau
tidak, yang jelas sudah merespon untuk
belajar saja Alhamdullilah saya sudah
senang. Sebagai seorang guru saya
mempunyai kewajiban untuk
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
anak didik, oleh sebab itu saya selalu
67

memberikan semangat kepada peserta


didik terutama dalam masa pandemi
sekarang ini.
B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Pembelajaran daring ini banyak sekali
dihadapi saat pembelajaran kendalanya salah satunya peserta didik
daring ini? ada yang tidak memiliki ponsel untuk
belajar. Jaringan yang sangat susah
apalagi ketika sedang mati lampu yang
membuat guru sulit untuk mengirimkan
materi dan tugas kedalam WhatsApp.
Kendala dalam pembelajaran daring ini
yaitu, fasilitas yang tidak memadai dari
peserta didik dan kurang adanya motivasi
dari orang tua sehingga pembelajaran
tidak efektif. Hal ini akan berdampak
pada hasil belajar dari peserta didik. Nilai
peserta didik banyak yang tidak
mencapai dari ketentuan kriteria
maksimum (KKM) yang membuat saya
sangat kecewa. Saya merasa
pembelajaran daring ini tidak
tersampaikan dengan baik kepada peserta
didik. Ada peserta didik yang merespon
dengan baik, dan ada juga yang tidak
belajar sama sekali.
68

Sebanyak 30 siswa yang ada di kelas XI


IPA dan IPS hanya 15-20 orang yang
mau ikut belajar. Itu saja tidak tahu
apakah mereka mengerti atau tidak, yang
jelas sudah merespon untuk belajar saja
Alhamdullilah saya sudah merasa sangat
senang
C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Bagi peserta didik yang tidak memiliki
kendala pembelajaran daring? ponsel, bisa datang ke sekolah untuk
belajar. Peserta didik juga bisa
meminjam ponsel dari teman atau pihak
kelurganya. Bagi orangtua di harapkan
bisa memberikan dukungan, dorongan,
dan motivasi kepada peserta didik
tersebut. Karena orangtua sangat
berperan penting untuk menumbuh
kembangkan pola pikir dari seoarang
anak apalagi di masa pandemi Covid-19
ini anak-anak 24 jam aktip hanya di
rumah saja
71

Lampiran 5 Wawancara Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Bungo


Hari/Tanggal : Kamis 29 Mei 2021

Narasumber : I

Jabatan : Peserta didik

T ABEL 5.1 W AWANCARA P ESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 5 B UNGO


No Pertanyaan Penelitian Jawaban
A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021
1. Bagaimana Pembelajaran daring ini sangat
tanggapan mengenai membosankan.
pembelajaran daring
ini?
2. Kenapa Karena pembelajarannya dilakukan
pembelajaran daring secara virtual tidak seperti pembelajaran
dikatakan sangat pada tatap muka pada umumnya.
membosankan?
3. Bagaimana cara guru Belajar melalui grup WhatsApp, setelah
mengajar daring? itu guru memberikan materi yang sudah
dijelaskan secara rinci. Selanjutnya kami
diminta untuk membuat tugas sesuai
dengan materi yang sudah di jelaskan
tersebut
4. Apakah ketersediaan fasilitas Saya memiliki fasilitas seperti ponsel
yang kamu miliki sudah untuk belajar. Namun, saya memiliki
memadai dalam pembelajaran kesulitan tersendiri dalam pembelajaran
daring ini? daring ini. Tempat tinggal saya tidak ada
jaringan internetnya dan hal itu membuat
saya sulit unutk mengakses pembelajaran
di grup WhatsApp.
5. Apa kelebihan dan Kelebihan belajar daring bisa belajar
71

kekurangan dalam santai dirumah dan untuk kesulitannya


pembelajaran daring? sulit sekali mengakses jaringan internet
B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Kesulitan yang saya alami adalah tidak
dihadapi saat pembelajaran adanya sinyal jaringan internet, sulit
daring ini? memahami materi yang diajarkan, dan
belajar daring ini terasa membosankan
C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Solusi pembelajaran daring bagi saya,
kendala pembelajaran daring? pergi ketempat yang memiliki sinyal atau
belajar di sekolah dengan guru yang
bersangkutan.

Hari/Tanggal : Kamis 29 Mei 2021

Narasumber : MK

Jabatan : Peserta didik


71

No Pertanyaan Penelitian Jawaban


A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021
1. Bagaimana Pembelajaran daring ini sangat sulit
tanggapan mengenai sekali, terutama bagi saya yang tidak
pembelajaran daring memiliki ponsel untuk belajar.
ini?
2. Apa kamu sering Iya saya sering sekali absen dalam belajar
tidak mengikuti
pembelajaran daring
ini?
3. Apa yang dilakukan Pertama diberi peringatan, jika berbuat
guru ketika kamu lagi maka akan di hukum untuk membuat
sering tidak tugas.
mengikuti
pembelajaran?
4. Hukuman apa yang Membuat resum materi dan mejawab
diberikan guru pertanyaan yang diberikan oleh guru.
kepada peserta didik
yang tidak belajar?
5. Bagaimana cara guru Guru mengajar melalui WhatsApp,
mengajar daring? setelah itu guru memberikan materi.
Kemudian kami diminta untuk membuat
tugas sesuai dengan materi yang sudah di
jelaskan tersebut
6. Apakah ketersediaan fasilitas Tidak memadai karena tidak memiliki
yang kamu miliki sudah ponsel untuk belajar.
memadai dalam pembelajaran
daring ini?
71

7. Apa kelebihan dan Bisa belajar dirumah dengan santai


kekurangan dalam sedangkan kekurangannya sulit untuk
pembelajaran daring? mengikuti pembelajaran karena tidak
memiliki fasilitas untuk belajar.
B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Saya tidak meiliki ponsel untuk belajar
dihadapi saat pembelajaran dan saya sering sekali tidak mengikuti
daring ini? pembelajaran terutama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.

C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran


daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Guru sudah meminta untuk bagi peserta
kendala pembelajaran daring? didik yang tidak memiliki ponsel
diharapkan belajar di sekolah atau bisa
meminjam ponsel orang lain untuk
mengirim tugas

Hari/Tanggal : Kamis 29 Mei 2021

Narasumber : AS

Jabatan : Peserta didik

No Pertanyaan Penelitian Jawaban


71

A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata


pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021
1. Bagaimana Pembelajaran daring ini membuat saya
tanggapan mengenai kesulitan untuk belajar dikarenakan harus
pembelajaran daring memerlukan paket internet. Sementara
ini? saya jarang ada paket internet.
2. Apakah kamu Iya saya merasakan kesulitan sekali
merasa kesulitan dalam belajar daring ini.
dalam pembelajaran
daring ini?
3. Bagaimana cara guru Guru mengajar melalui grup WhatsApp,
mengajar daring? setelah itu guru memberikan materi dan
membuat tugas sesuai dengan materi
yang sudah di jelaskan tersebut
4. Apakah ketersediaan fasilitas Tidak memadai karena sering sekali tidak
yang kamu miliki sudah memiliki paket internet untuk belajar
memadai dalam pembelajaran
daring ini?
73

5. Apa kelebihan dan Kelebihannya bisa belajar dari rumah


kekurangan dalam saja kekuruangannya tidak memiliki
pembelajaran daring? paket internet untuk bisa belajar.
B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Belajar daring ini kalau untuk di
dihadapi saat pembelajaran pedesaan sangat sulit sekali. Ekonomi
daring ini? juga mempengaruhi karena biaya
operasional tinggi sedangkan pemasukan
sedikit. Pembelajaran daring ini membuat
saya kesulitan untuk belajar, karenakan
belajar memerlukan paket internet.
Sementara kadang saya jarang ada paket
internet.
C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran
daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Pembelajaran daring ini membuat saya
kendala pembelajaran daring? kesulitan untuk belajar, karenakan belajar
memerlukan paket internet. Sementara
kadang saya jarang ada paket internet

Hari/Tanggal : Kamis 29 Mei 2021


73

Narasumber : P

Jabatan : Peserta didik

No Pertanyaan Penelitian Jawaban


A. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di WhatsApp pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun ajaran
2020/2021
1. Bagaimana Sangat membosankan, ada senang dan
tanggapan mengenai tidak
pembelajaran daring
ini?
2. Apa yang membuat Pembelajaran bisa dilakukan secara
kamu merasa senang santai di rumah saja.
dalam belajar daring
ini?
3. Bagaimana sistem Guru memberikan materi dan tugas
pelaksanaan yang dilakukan melalui grup WhatsApp yang diawali
dalam pembelajaran daring dengan mengucapkan salam dan
ini? pemberian motivasi. Materi dikirim
biasanya menggunakan foto buku mata
pelajaran, ringkasan materi dan sesekali
mengirimkan video pembelajaran.
4. Bagaimana cara pengumpulan Pengumpulan tugas diberikan waktu
tugasnya? selama satu hari untuk mengirimnya jika
terlambat mengirimnya maka guru akan
bertanya alasan kenapa tidak mengirim
tugas tersebut, jika tidak ada respon maka
akan diberikan hukuman membuat
tambahan tugas.
5. Apakah ketersediaan fasilitas Sudah
yang kamu miliki sudah
memadai dalam pembelajaran
daring ini?
73

6. Apa kelebihan dan Kelebihannya bisa belajar dirumah


kekurangan dalam dengan santai dan untuk kekurangannya
pembelajaran daring? saya sulit memahami materi yang
diajarkan. Menurut saya materi yang
diberikan kurang jelas dan sangat susah
sekali saya memahaminya. Belajar daring
ini juga membuat saya bosan. Tidak
hanya itu kurangnya interaksi dengan
guru juga membuat saya kesulitan untuk
belajar.

B. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring di WhatsApp pada


mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMAN 5 Bungo tahun
ajaran 2020/2021
1. Apa saja kendala yang Kurangnya interaksi antara guru dan
dihadapi saat pembelajaran peserta didik, dan kurang memahami
daring ini? pembelajaran

C. Solusi dalam mengatasi permasalahan penggunaan pembelajaran


daring di WhatsApp pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
SMAN 5 Bungo tahun ajaran 2020/2021
1. Solusi dalam mengatasi Bagi saya sendiri yang kurang
kendala pembelajaran daring? memahami materi pembelajaran saya bisa
langsung menghubungi guru yang
bersangkutan, baik belajar di sekolah
personal chat
2.
75

Lampiran 6 Wawancara Orangtua Peserta Didik


Hari/Tanggal : Sabtu 29 Mei 2021

Narasumber : ES

Jabatan : Orangtua

T ABEL 6.1 W AWANCARA ORANGTUA P ESERTA DIDIK


No Pertanyaan Jawaban
1. Apa kendala yang dihadapi Awalnya saya terkejut ketika anak
dalam pembelajaran daring ini? saya belajar dari rumah, tidak pergi ke
sekolah. Belajar daring ini membuat
saya sebagai orangtua merasa kasihan
karena anak saya tidak memiliki
ponsel untuk dapat belajar
2. Apakah di rumah ibu tidak ada Ada, tapi untuk android hanya satu
yang memiliki ponsel sama yang di pakai oleh anak saya. Tapi
sekali? ponsel tersebut sudah rusak.

3. Bagaimana anak ibu bisa Kadang anak saya meminjam ponsel


belajar daring dengan fasilitas tetangga.
yang tidak memadai?
4. Apakah pihak sekolah selalu Untuk sekarang belum ada dari pihak
berkomunikasi dengan orang sekolah berkomunikasi tentang
tua dalam memantau proses pembelajaran daring ini. Hanya saja
belajar anak di rumah? jika ada informasi yang penting,
orangtua mendapat surat atau pesan
memalui WhatsApp.
5. Apa solusi untuk permasalahan Kalau saya pribadi mengingat anak
pembelajaran daring ini? saya tidak memiliki ponsel dan
fasilitas lainnya untuk belajar jadi saya
meminta ada pertimbangan pihak
sekolah untuk hal tersebut. Saya juga
meminta agar pembelajaran bisa
75

kembali normal seperti biasanya.

6. Belajar di rumah ini membuat anak


saya kurang fokus dan selalu
mengeluh karena bosan dengan
pembelajaran daring ini

Hari/Tanggal : Sabtu 29 Mei 2021

Narasumber :M

Jabatan : Orangtua

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa kendala yang dihadapi Kendala yang pertama tempat tinggal
dalam pembelajaran daring ini? saya ini jaringan internetnya kurang
bagus. Kendala yang kedua yaitu,
75

masalah biaya pembelian paket


internetnya
2. Apakah pihak sekolah selalu Ada, hanya memberikan informasi
berkomunikasi dengan orang melalui surat atau mengirim pesan di
tua dalam memantau proses WhatsApp.
belajar anak di rumah?

3. Apa solusi untuk permasalahan Saya harap pembelajaran bisa kembali


pembelajaran daring ini? normal seperti belajar biasanya. Bagi
guru dan kepala sekolah agar bisa
memberikan solusi untuk anak yang
tempat tinggalnya jauh di pelosok desa
atau terkendala yang lainnya.
76

Hari/Tanggal : Sabtu 29 Mei 2021

Narasumber :E

Jabatan : Orangtua

No Pertanyaan Jawaban
4. Apa kendala yang dihadapi Anak saya pernah mengatakan kalau
dalam pembelajaran daring ini? pembelajaran daring ini sangat sulit
sekali, terutama dalam segi
pemahamannya. Setiap anak memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
Salah satunya anak saya sendiri yang
selalu mengeluh ketika pembelajaran
daring, ia merasa kesulitan dalam
memahami materi yang di berikan.
Materi yang di berikan terlalu banyak
dan juga tidak di berikan penjelasan
yang mendalam
5. Apakah pihak sekolah selalu Pihak sekolah memberikan informasi
berkomunikasi dengan orang melalui surat atau mengirim pesan di
tua dalam memantau proses WhatsApp.
belajar anak di rumah?

6. Apa solusi untuk permasalahan Saya harap pembelajaran daring ini


pembelajaran daring ini? ada solusi yang diberikan kepala
sekolah, terutama untuk pemberian
tugas dan materi kepada anak.
77

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian


80

Lampiran 8 Jadwal Pembelajaran Daring

Lampiran 9 RPP Pembelajaran Daring


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
80

Sekolah : SMA Negeri 5 Bungo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Teks Drama
Waktu : Selasa, 04 Mei 2021
Durasi : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak 3.18.1 Mendata, alur, konfliks,
demi babak, dan konflik dalam drama penokohan, dan hal yang menarik
yang dibaca atau ditonton dalam drama yang dipentaskan.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran sistem daring menggunakan media WhatsApp
ini diharapkan peserta didik mampu Mengidentifikasi alur cerita, babak
demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton dengan
memiliki sikap mandiri, percaya diri dan selalu bersyukur kepada tuhan
yang maha esa.
C. Materi Pembelajaran
1. Alur dalam drama
2. Babak dalam drama
3. Konflik dalam drama
4. Penokohan dalam drama

D. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi
Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
80

2. Pengalaman peserta didik


E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal
1. Pada hari Selasa, tanggal 04 Mei 2021, peserta didik dan guru
melakukan pembelajaran melalui grup WhatsApp.
2. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
3. Guru mengirim materi berisikan tentang pembelajaran.
4. Mengecek absen peserta didik melalui group WhatsApp.
F. Kegiatan Inti
1. Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik
materi tentang mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton yang sudah di kirim ke
group WhatsApp.
2. Peserta didik diminta untuk membaca materi yang telah di kirim ke
group WhatsApp.
G. Kegiatan Penutup
1. Penugasan ( Tugas Rumah)
a. Peserta didik mengerjakan tugas yang telah di kirim ke group
WhatsApp.
b. Peserta didik membaca dan membuat ringkasan tentang
mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam
drama yang dibaca atau ditonton
c. Peserta didik mengirim tugas ke WhatsApp guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
81

H. Penilaian

No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Observasi Selama 1 periode

Terlibat aktif dalam pembelajaran mulai 04


kegiatan pembelajaran yang s.d 17 Mei 2021
dilakaukan

Peduli dalam kegiatan


pembelajaran

2. Pengetahuan Penugasan Penyelesaian pribadi

Menyelesaikan soal yang


relevan
3. Keterampilan Penyelesaian kelompok

Terampil dalam penerapan Analisa / bersama


konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
relevan

Mengetahui Bungo, 17 Mei 2021


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajara

Agus Wiyanta, S.Pd, M.Si Ratna Dila Sari


NIP 196608111992031009 NIM 1703041001
83

Lampiran 10 Absen Kelas


ABSEN SISWA KELAS XI IPA/ IPS KEGIATAN BELAJAR DARI
RUMAH

( BDR )

Nama Guru : Ratna Dila Sari

NIM : 1703041001

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Sekolah : SMAN 5 Bungo

Periode : VI (04-17 Mei 2021 )

ABSENSI XI MIPA

ABSENSI XI IPS
83

Lampiran 11 Laporan Hasil Belajar Daring


LAPORAN EVALUASI
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
MELALUI SISTEM DARING/JARAK JAUH DALAM RANGKA
PENCEGAHAN PENYABARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
TANGGAL 4 Mei s/d 17 Mei 2021

DISUSUN OLEH :
RATNA DILA SARI NIM 1703041001

SMA NEGERI 5 BUNGO


JL. AIR PANAS DESA PEDUKUN KEC. TANAH TUMBUH
TAHUN PELAJARAN
2020/2021
86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 5 Bungo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Teks Drama
Waktu : Selasa, 04 Mei 2021
Durasi : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak 3.18.1 Mendata, alur, konfliks,
demi babak, dan konflik dalam drama penokohan, dan hal yang menarik
yang dibaca atau ditonton dalam drama yang dipentaskan.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran sistem daring menggunakan media WhatsApp
ini diharapkan peserta didik mampu Mengidentifikasi alur cerita, babak
demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton dengan
memiliki sikap mandiri, percaya diri dan selalu bersyukur kepada tuhan
yang maha esa.
C. Materi Pembelajaran
1. Alur dalam drama
2. Babak dalam drama
3. Konflik dalam drama
4. Penokohan dalam drama
D. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi
Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
2. Pengalaman peserta didik
86

E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal


1. Pada hari Selasa, tanggal 20 April 2021, peserta didik dan guru
melakukan pembelajaran melalui group WhatsApp.
2. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
3. Guru mengirim materi berisikan tentang pembelajaran.
4. Mengecek absen peserta didik melalui group WhatsApp.
F. Kegiatan Inti
1. Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik
materi tentang mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton yang sudah di kirim ke
group WhatsApp.
2. Peserta didik diminta untuk membaca materi yang telah di kirim ke
group WhatsApp.
G. Kegiatan Penutup
1. Penugasan ( Tugas Rumah)
2. Peserta didik mengerjakan tugas yang telah di kirim ke group
WhatsApp.
3. Peserta didik membaca dan membuat ringkasan tentang
mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam
drama yang dibaca atau ditonton
4. Peserta didik mengirim tugas ke WhatsApp guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
86

H. Penilaian

No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Observasi Selama 1 periode

Terlibat aktif dalam pembelajaran mulai 04


kegiatan pembelajaran yang s.d 17 Mei 2021
dilakaukan

Peduli dalam kegiatan


pembelajaran
2. Pengetahuan Penugasan Penyelesaian pribadi

Menyelesaikan soal yang


relevan
3. Keterampilan Penyelesaian kelompok

Terampil dalam penerapan Analisa / bersama


konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
relevan

Mengetahui Bungo, 17 Mei 2021


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajara

Agus Wiyanta, S.Pd, M.Si Ratna Dila Sari


NIP 196608111992031009 NIM 1703041001
87

LEMBAR LKPD

Materi : Drama

Indikator : Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik


dalam drama yang dibaca atau ditonton

TUGAS

1. Baca dan ringkaslah tentang Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak,
dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton
2. Kerjakan di buku tugas kirim foto tugas dan foto kamu ke WhatsApp pribadi
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
88

LEMBAR PEGAMATAN PENILAIAN

1. Penilaian Sikap
Penilaian Observasi
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI IPA/IPS
Semester : Genap 2020/2021
Topik /Sub topik : Drama

XI IPA

Aspek yang dinilai


Tepat Waktu Keseriusan dalam
No Nama Siswa Ket
pembelajaran
daring
1. Pipia Sangat baik
2. Annisa Z Sangat baik
3. Nora Hervina Sangat baik
4. Dila Sangat baik
5. Annisa Is Sangat baik
6. Jefrian Sangat baik
89

X I IPS

No Nama Tepat Keseriussan dalam Ket


Waktu Pembelajaran Daring
1. Hengki Baik Baik
2. Yeni Sangat baik Sangat baik
afriani
3. Arlina Baik Baik
Topia
4. Eka Sangat baik Sangat baik
Saputri
5. Hopa Sangat baik Sangat baik
6. Levia Sangat baik Sangat baik

Kolom Aspek sikap diisi sesuai dengan berikut :

86-100 Sangat baik


76-85 Baik
65-75 Cukup
< 65 Kurang
90

PENILAIAN PENGETAHUAN PENILAIAN PENUGASAN

Nama peserta didik :

Kelas :

Tanggal Pengumpulan :

No Kategori Skor Alasan


1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan sesuai
dengan tanggal pengumpulan yang telah
disepakati?
2. Apakah terdapat daftar pustaka sumber infomasi
dalam penyelesaian tugas yang dikerjakan?
3. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan lugas sederhana, runtut dan
sesuai dengan kaidah EBI?
4. Apakah tugas yang dikerjakan sesuai dengan
konsep yang telah dipelajari?
5. Apakah dibuat kesimpulan ?
Jumlah
Kriteria: 5

sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang


91

No Nama Aspek Penilaian Total Nilai


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PENILAIAN KETERAMPILAN

Aspek penilaian Kriteria Rentang skor Skor

Maksimal
Isi Sangat lengkap 85-100 100
Lengkap 70-84
Cukup lengkap 55-69
Kurang lengkap 54-40
92

Sistematika sangat lengkap dan runtut 85-100 100


Lengkap dan runtut 70-84
Cukup lengkap dan runtut 55-69
Kurang lengkap dan runtut 54-40
Kebahasaan Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar

Semua
Isi teks yang disampaikan 70-84

sebagaian besar benar


Isi teks yang disampaikan 55-69

separuh yang benar


Isi teks yang disampaikan 54-40

sebagian kecil benar


Total
94

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 5 BUNGO

Jl. Air Panas Desa Pedukun Kec.Tanah Tumbuh NPSN. 10500693

ABSEN SISWA KELAS XI IPA/ IPS KEGIATAN BELAJAR DARI


RUMAH

( BDR )

Nama Guru : Ratna Dila Sari

NIM : 1703041001

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Sekolah : SMAN 5 Bungo

Periode : VI (04-17 Mei 2021 )

ABSENSI XI MIPA
94

ABSENSI XI IPS
95

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 5 BUNGO

Jl. Air Panas Desa Pedukun Kec.Tanah Tumbuh NPSN. 10500693

DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN BELAJAR DARI RUMAH ( BDR )

Nama Guru : Ratna Dila Sari

NIM : 1703041001

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Sekolah : SMAN 5 Bungo

Periode : VI (04-17 Mei 2021)


97

Lampiran 12 Foto Kegiatan

WAWANCARA BERSAMA KEPALA SEKOLAH SMAN 5 B UNGO

Bukti Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Bukti Wawancara Bersama Peserta Didik Kelas XI IPA dan IPS SMAN 5
Bungo
98

Bukti Wawancara Bersama Orang Tua Peserta Didik

Bukti Pelaksanaan Pembelajaran Daring di SMAN 5 Bungo

Bukti Observasi di SMAN 5 Bungo


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Ratna Dila Sari

Tempat tanggal lahir : Tanah Tumbuh, 18 Juni 1999

Agama : Islam

Jumlah saudara : 2 Saudara

Alamat : Jalan Tepian Napal, Kec. Tanah Tumbuh, Kab.


Bungo, Prov. Jambi

E-mail : ratnadilasari06@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
1. Taman Kanak-kanak : Taman Kanak Nusa Bangsa
2. SD : SDN 17 Tanah Tumbuh
3. SMP : MTSN 1 Tanah Tumbuh
4. SMA : SMAN 1 Tanah Tumbuh

Pada tahun 2017 peneliti dinyatakan lulus di Universitas Dharmas


Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia. Penulis aktif mengikuti kegiatan Organisasi kampus seperti: (1)
Sekteratis BEM FKIP 2018/2019 (2) Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiwa
2019/2020 (3) Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia. (4) Ketua UKM Literasi 2019/2020 (5) Bendahara UKM Kerohanian
(5) UKM Pramuka. Kegiatan non akademik yang pernah di ikuti (1) Temu
Penyair Asia Tenggara 2017/2018 (2) Kemah Budaya Mahasiswa Sumatra Barat
(3) Peserta Lomba Menulis Puisi Nasional 2018/2019.

Anda mungkin juga menyukai