Draf Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum pada
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
Nurul Hikmah
NIM: 10400118024
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus.................................................... 8
C. Rumusan Masalah................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian.................................................................................... 9
E. Manfaat penelitian................................................................................... 9
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 42
B. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 42
C. Jenis Data Penelitian............................................................................... 42
D. Lokasi Penelitian..................................................................................... 43
E. Analisi data.............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
lahir dari hubungan pria dan wanita. Sedangkan yang diartikan dengan anak-anak
atau juvenale adalah seseorang yang masih dibawah usia tertentu dan belum
sering kali dijadikan pedoman dalam mengkaji berbagai persoalan tentang anak7.
Dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini
adalah agama Islam, anak merupakan makhluk yang Dhaif dan mulia, yang
proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam
pandangan agama Islam maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti
diberi nafkah, baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh
menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam
mendatang8.
pemahaman terhadap hak-hak anak yang harus dilindungi, karena secara kodrat
memiliki substansi yang lemah dan di dalam sistem hukum dipandang sebagai
2
layaknya seseorang subjek hukum yang normal. Pengertian anak dalam aspek
jawab yang pada akhirnya menjadikan anak tersebut berhak atas kesejahteraan
Berbicara mengenai anak, tidak bisa lepas dari Hak Asasi Manusia dan
Hak Anak. Dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 1
ayat (lima) “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila
Tahun 199(lima) Pasal 28B ayat (2) “ Setiap anak berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Pasal 34 ayat (2) “Fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara. “Hak-hak anak secara eksplisit diatur dalam Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal (lima)2 ayat (2)
mengatur bahwa hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingan hak
anak itu, diakui dan dilindungi oleh hukum bahwa sejak dalam kandungan11.
kehidupan karena anak merupakan generasi penerus bangsa, dialah yang berperan
3
Secara yuridis, pengertian anak didasarkan pada batas usia tertentu.
tidak sama. Bahkan terkadang tidak memiliki kolerasi antara satu Undang-undang
dengan Undang-undang yang lain menyangkut apa yang dimaksud dengan anak.
Hak ini dipengaruhi batasan usia anak mengacu kepada pertimbangan kepentingan
“for the purpose of the convention, a child means every human being below the
age of 18 years unless, under the law applicable to the child, majority is attained
earlier” (yang dimaksud dengan anak menurut konvensi ini adalah setiap orang
berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal). Sedangkan
young person who under the resvektive legal system, may be dealt with for an
anak atau remaja yang menurut sistem hukum masing-masing dapat diperlakukan
sebagai pelaku suatu pelanggaran dengan cara yang berbeda dari seorang
dewasa)13.
Hak anak yang diatur konvensi hak anak dapat di golongkan menjadi
1. Hak terhadap kelangsungan hidup (survival rights), yaitu hak anak dalam
konvensi hak anak yang meliputi hak untuk melestarikan dan mempertahankan
4
hidup (the rights of life) dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi
2. Hak terhadap perlindungan (protection rights), yaitu hak anak dalam konvensi
hak anak yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tindak kekerasan dan
keterlantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga dan bagi anak-anak
pengungsi.
3. Hak untuk tumbuh kembang (development rights), yaitu hak anak dalam
konvensi hak anak yang meliputi segala bentuk pendidikan (formal dan non
formal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan
4. Hak untuk berpartisipasi (participation rights) yaitu hak anak dalam konvensi
hak anak yang meliputi hak anak untuk menyatakan berpendapat di dalam segala
melindungi anak dan hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat manusia serta mendapat
5
Kekerasan, sebagai salah satu bentuk agresi, memiliki definisi yang
beragam. Meski setiap orang sering mendengar dan memahaminya. Abuse adalah
perilaku tidak layak yang mengakibatkan kerugian atau bahaya secara fisik,
yang dimaksud tindak kekerasan adalah: Tindak kekerasan adalah perilaku yang
dilakukan secara fisik, psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau melalui buku
atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran, termasuk
6
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat dipahami bahwa pada
salah lainnya. Selanjutnya menurut Jack D. Douglas dan Frances Chalut Waksler,
secara terbuka (overt) maupun tertutup (covert), baik yang bersifat menyerang
(offensive) maupun bertahan (defensive). Dari definisi ini, ada beberapa indikator
kekerasan yang dapat dilihat atau diamati secara langsung, seperti perkelahian,
tawuran, atau yang berkaitan dengan fisik. Kedua, kekerasan yang bersifat
pihak tertentu merasa takut atau tertekan. Ketiga, kekerasan yang bersifat agresif,
tindakan perlindungan16.
Menurut Sinha (2013), akar dari semua bentuk kekerasan terkait dengan berbagai
7
anak merupakan cerminan dari ketidakseimbangan pengaruh/kuasa antara korban
dan pelaku. Kekerasan terhadap anak mungkin terjadi hanya sekali tetapi mungkin
melibatkan berbagai dampak yang secara tidak langsung dirasakan dalam jangka,
atau mungkin juga bisa terjadi berkali-kali dan semakin sering selama berbulan-
perlakuan yang salah baik secara fisik dan/atau emosional, seksual, penelantaran,
perkembangan anak, atau harga diri anak dalam konteks hubungan tanggung
fisik, kekerasan seksual dan kekerasan emosional atau psikis. Kekerasan fisik
8
Jenis kekerasan terhadap anak berikutnya adalah kekerasan seksual dan psikis.