JUDUL:
OLEH :
NAMA :
NIM :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING MBKM
……………………………………………………………….
NIP. 00000000000000
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wass,
karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Laporan Program Praktik Kerja MBKM ini dengan judul "Peran Pendampingan
Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika“, yang merupakan salah
satu program kerja wajib yang terdapat di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Denpasar, 16 Juli
2023
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
R.A. Koesnan, (2005) Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia,
(Bandung :Sumur, hal. 113
1
belum berumur 18 tahun yang dapat memberikan keterangan untuk
membantu kepentingan penyidikan, penuntutan serta pemeriksaan
disidang pengadilan mengenai suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat,dan/atau dialaminya sendiri.
2
Rexa Aulia. (2015). Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan
Hukum (Analisis Terhadap Putusan No. 467/Pid.Sus/2013/PN.Dps. Dengan Putusan No.
3/Pid.Sus.Anak/2014/PN Dps. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan
Anak Dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak).
2
menangani bidang kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat
maupun daerah paling lama 6 bulan.
3
Juwita Chrisandini. (2020). Pembinaan Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum (Abh)
Di Upt Prsmp Surabaya. Novum : Jurnal Hukum Volume 7 Nomor 4, Oktober
4
Marsela Rumampuk. 2021.Kemampuan Kerja Fasilitator Dalam Pendampingan
Masyarakat Di Desa Ranoketang Tua Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. JAP
7(110)
3
Pendampingan merupakan salah satu wujud keadilan yang berada di
tengah – tengah masyarakat. Sebuah pendampingan pada perkara tindak
pidana yang dilakukan oleh seorang anak merupakan hal penting yang
wajib untuk dilaksanakan. Tindak pidana merupakan salah satu bentuk
kejahatan yang dapat dilakukan oleh semua kalangan tanpa terkecuali.
Meningkatnya jumlah perkara tindak pidana yang dilakukan oleh seorang
anak menjadi salah satu tanggung jawab bagi pihak beberapa lembaga
instansi.
5
Direktorat Bantuan Sosial, (2007). “Pedoman Pendampingan Pada Rumah
Perlindungan Dan Trauma Center.” (Jakarta: Departemen Social,), H 4
4
Pasal 7 UU Narkotika menyebutkan bahwa “narkotika hanya dapat digunakan
untuk kepentingan pelayanan Kesehatan dan/ pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi”. Sehingga penggunaan narkotika diluar dari yang
disebutkan pada Pasal 7 tersebut mempunyai dampak hukum atas
penyalahgunaan narkotika dan dapat terancam pidana sesuai dengan yang
terdapat dalam aturan perundang-undangan tentang Narkotika.
Kasus narkotika merupakan sebuah tindak pidana kejahatan yang sudah
berkembang pesat di Negara Indonesia. Tindak pidana narkotika ialah suatu
tindakan kejahatan seseorang maupun sekelompok orang yang melakukan
pengedaran, pemakai maupun bandar narkotika, psikotropika dan obat-obat
terlarang (narkoba). Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2009 tentang narkotika menyebutkan bahwa “Narkotika merupakan zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.”
Penyalahguna narkotika diatur dalam Pasal 1 angka 15 UU Narkotika,
dimana korban ataupun pelaku dari penyalahgunaan narkotika bermula dari
berbagai kalangan usia, baik dari anak – anak, remaja, dewasa sampai orang
tua. Tindak pidana narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup
serius dan memerlukan perhatian khususs oleh penegak hukum, pemerintah
maupun masyarakat. Penyalahgunaan narkotika termasuk seorang pecandu
ataupun korban penyalahguna, pada hakikatnya dikatagorikan sebagai pelaku
sekaligus korban atau self-victimization dari penyalahgunaan narkotika. Anak
merupakan pihak yang sangat mudah untuk dilibatkan dalam tindak pidana
narkotika.
Salah satu posisi anak dalam tindak pidana narkotika ini banyak dijumpai
sebagai kurir dalam proses perpindahan tangan dari obat terlarang ini. Namun
pada kenyataanya berdasarkan data dari Kominfo ditahun 2021 ini
menyebutkan bahwa pengguna narkoba berada di kalangan anak muda berusia
15 – 35 tahun memiliki presentase sebanyak 82,4 %, sebagai pemakai, 47,1%
5
berperan sebagai pengedar dan 31,4% sebagai kurir. Sehingga hal ini cukup
mengkhawtirkan karena generasi muda sebagai penerus bangsa tidak
seharusnya berada pada lingkungan tersebut.6
Berdasarkan pada uraian diatas Pentinglah kiranya pada laporan ini untuk
membahas mengeni bagaimanakah bentuk sebuah pendampingan yang
dilakukan terhadap seorang anak yang menjadi pelaku tindak pidana narkotika
serta apa saja yang menjadi sebuah hambatan serta solusi dalam proses
pendampingan yang dilakukan terhadap anak yang menjadi pelaku dari tindak
pidana narkotika, sehingga perlu menjadi perhatian yang khusus baik bagi
aparat penegak hukum ataupun masyarakat, maka penelitian ini mengangkat
masalah yang selanjutnya diuraikan lebih lanjut dengan judul “Peran
Pendampingan Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika”
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu :
7
pengimplementasian sistem Keadilan Restoratif terhadap anak sebagai
pelaku tindak pidana narkotika. Sedangkan pendekatan kasus nantinya
dipergunakan untuk mengetahui hambatan dan solusi yang terjadi dalam
pendampingan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana narkotika.
1.1.3 Sifat Penelitian
Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
artinya penelitian yang menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan
hal-hal yang terkait dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta
atau karakteristik populasi tertentu dalam bidang tertentu secara faktual
dan cermat. Penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini semata-
mata menggambarkan suatu objek untuk menggambil kesimpulan-
kesimpulan yang berlaku secara umum.
1.1.4 Sumber Data
Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada dua jenis
yaitu data primer dan sekunder :
a. Data primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
bersumber dari hasil wawancara dilapangan dengan melakukan
penelitian di Balai Pemasyarakatan Kelas I Denpasar
b. Data skunder, yaitu data yang bersumber dari penelitian
pustaka. Data tersebut didapatkan secara tidak langsung dari
sumber awalnya, namun bersumber dari data yang telah
terdokumen dalam bentuk bahan hukum antara lain :
a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat
yang terdiri atas:
1. Undang – Undang Negara Republik Indonesia Tahun
1945
2. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana
3. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak
4. Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak
8
5. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
6. Undang – Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1997 tentang Pemberantasan Peredaran Gelap
Narkotika dan Psikotropika
7. Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
8. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak
Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif
9. Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum
b. Bahan hukum sekunder, yakni bahan yang memberikan
penjelasan dalam bahan hukum primer tersebut seperti
halnya rancangan undang – undang, hasil penelitian atau
pendapat menurut para ahli
c. Bahan hukum tersier, merupakan bahan yang memberikan
suatuarahan yang diberikan untuk bahan hukum primer
serta bahan hukum sekunder seperti kamus.
1.1.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan bahan hukum dalam
penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan (library research) yang
mencakup bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan rumusan masalah dan bahan hukum sekunder dan
tersier berupa buku-buku hukum, artikel, jurnal-jurnal hukum serta karya
ilmiah serta dilakukan dengan menguraikan dan menjelasakan masalah
terkait secara detail dari berbagai aspek seusai dengan lingkup penelitian.
1.1.6 Teknis Analisis Data
Berdasarkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif, yaitu pengamatan dan bahan tertulis
(undang-undang, dokumen, buku dan sebagainya). Analisis kualitatif
9
adalah analisis dengan menguraikan data secara bermutu dalam bentuk
kalimat yang teratur, untun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif
sehingga memudahkan pemahaman dan intrepretasi data.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Muladi. 2002. Hak Asasi Manusia, Politik, dan Sistem Peradilan Pidana.
Jurnal
11
Neiska Aranafta Nurain, Subekti. Agustus 2021. "Kesesuaian Syarat
Diversi Dengan Konsep Keadilan Restoratif Dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak." Recidive Volume 10 No. 2.
12
Hikmawati, Puteri. November 2011. "Analisis Terhadap Sanksi
Pidana Bagi Pengguna Narkotika." Jurnal Negara Hukum:
Vol. 2, No. 2..
Perundang-Undangan
13