Anda di halaman 1dari 9

PERLINDUNGAN ANAK DALAM HUKUM DAN KEBIJAKAN

DI INDONESIA
Proposal Skripsi

Diajukan oleh :

Andriyan Putra Pratama


NIM : 2021.10.3.00089

Kepada :

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Jl. Widarasari lll, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 4515
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perlindungan anak merupakan isu penting yang mendapatkan perhatian besar di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang
memegang peran penting dalam pembangunan masa depan suatu negara. Oleh karena itu,
perlindungan terhadap hak-hak mereka menjadi hal yang sangat penting.

Di Indonesia, isu perlindungan anak semakin mendapatkan perhatian seiring dengan


meningkatnya kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Menurut data dari Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus kekerasan terhadap anak terus
meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan anak di Indonesia
masih perlu ditingkatkan.

Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk melindungi hak-hak


anak, seperti penerapan Undang-Undang Perlindungan Anak dan berbagai program
perlindungan anak. Namun, implementasi dan efektivitas dari kebijakan dan program ini
masih perlu diteliti lebih lanjut.

Melihat kondisi ini, penelitian tentang perlindungan anak di Indonesia menjadi sangat
relevan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
kondisi perlindungan anak di Indonesia dan memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan efektivitas perlindungan anak di masa depan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak kebijakan perlindungan anak terhadap kesejahteraan anak di
Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas hukum perlindungan anak di
Indonesia?
3. Bagaimana peran pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam perlindungan anak di
Indonesia?
3. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum:
Untuk memahami dan menganalisis efektivitas implementasi hukum dan kebijakan
perlindungan anak di Indonesia.
2) Tujuan Khusus:
a. Untuk mengevaluasi sejauh mana hukum dan kebijakan perlindungan anak
telah diimplementasikan di Indonesia.
b. Untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam penerapan hukum dan
kebijakan perlindungan anak.
c. Untuk mengetahui dampak dari implementasi hukum dan kebijakan
perlindungan anak terhadap kesejahteraan anak di Indonesia.
d. Untuk memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian untuk
meningkatkan efektivitas perlindungan anak di Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis:
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada literatur tentang perlindungan
anak, khususnya dalam konteks Indonesia.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan perlindungan anak.
2) Manfaat Praktis:
a. Bagi Pemerintah: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
perbaikan dalam implementasi hukum dan kebijakan perlindungan anak.
b. Bagi Masyarakat: Masyarakat dapat lebih memahami pentingnya perlindungan
anak dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam upaya perlindungan anak.
c. Bagi Lembaga Perlindungan Anak: Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam merumuskan strategi dan program perlindungan anak yang
lebih efektif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Hasil Penelitian Terdahulu


Berdasarkan hasil pencarian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari
perpustakaan atau website penulis menemukan kajian atau penelitian tentang :
Hilman Reza (2014) Peran Komisi Perlindungann Anak Indonesia (KPAI) Dalam
Mengatasi Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam mengatasi kekerasan
seksual terhadap anak?
2. Hambatan ара saja yang dialami Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam
mengatasi kekerasan seksual terhadap anak?
3. Sejauhmana fungsi Komisi Perlindungan Anak Indonesia keluar bagi anak dalam
mengatasi agar kasus kekerasan tetangani di tempat seksual terhadap rehabilitasi dan
anak?
Hasil Penelitian
1. Peran KPAI dalam mengatasi kekerasan seksual yaitu dengan memberikan
pengawasan ketika terjadi kekerasan terhadap anak, melakukan pendampingan.
pengawalan (proses peradilan). mencarikan pemecahan masalah kepada stake holder
(pihak yang berwenang), mencarikan jalan keluar bagi anak agar dapat tertangani di
tempat rehabilitasi dan lain-lain.
2. Hambatan yang dialami ΚΡΑΙ adalah standing. Legal perlindungan anak belum
prioritas bagi pemerintah Indonesia, minimnya database informasi KPAI minimnya
pemahaman masyarakat, penegak hukum dan stake holders (pihak berkepentingan)
dalam kerangka perlindungan hak anak.
3. ΚΡΑΙ berfungsi untuk menerima pengaduan masyarakat. melakukan penelaahan.
bantuan, evaluasi dan pengawasan terhadap pelanggaran perlindungan anak.

2. Landasan Teori
1) Teori Perlindungan Terhadap Anak: Tinjauan pustaka pertama membahas teori
perlindungan terhadap anak. Landasan teori ini dapat digunakan untuk memahami
konsep dan prinsip dasar dalam melindungi anak dari bahaya fisik dan psikis.
2) Perlindungan Anak dalam Undang-Undang: Tinjauan pustaka kedua membahas
perlindungan anak dalam konteks undang-undang di Indonesia. Landasan teori ini
meliputi pemahaman tentang undang-undang yang mengatur perlindungan anak,
seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
3) Perlindungan Anak sebagai Potensi Sumber Daya Manusia Muda: Tinjauan pustaka
ketiga membahas pentingnya melindungi anak sebagai potensi sumber daya manusia
muda. Landasan teori ini mencakup pemahaman tentang perlunya membangun
masyarakat yang adil dan makmur melalui perlindungan anak.
4) Perlindungan Hukum Anak: Tinjauan pustaka keempat membahas perlindungan
hukum anak. Landasan teori ini meliputi pemahaman tentang konsep perlindungan
anak berdasarkan undang-undang yang mengatur hak-hak anak dan pentingnya
melindungi anak agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabat tanpa
diskriminasi.
5) Anak sebagai Individu yang Belum Cakap: Tinjauan pustaka kelima membahas anak
sebagai individu yang masih kecil dan belum cakap untuk melakukan sesuatu dengan
sendirinya. Landasan teori ini dapat digunakan untuk memahami perlindungan anak
sebagai upaya melindungi mereka dari eksploitasi dan kekerasan.

BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey, yaitu penelitian
dengan menganalisa angka-angka yang diperoleh dari hasil survey dalam bentuk penyebaran
kuesioner kepada sampel penelitian.
1. Desain Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei lintas-seksi
yang melibatkan pengumpulan data dari anak-anak usia 10-15 tahun di lima sekolah dasar di
daerah perkotaan.
2. Populasi dan Sampel: Populasi penelitian ini adalah seluruh anak usia 10-15 tahun di
lima sekolah dasar terpilih. Dari populasi tersebut, menggunakan teknik random sampling,
dipilih 200 responden sebagai sampel penelitian.
3. Instrumen Pengumpulan Data: Kuesioner terstruktur digunakan sebagai instrumen
pengumpulan data. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan yang mencakup persepsi anak
tentang perlindungan, pengalaman mereka terkait kekerasan atau eksploitasi, pengetahuan
mereka tentang hak-hak anak, dan faktor-faktor lain yang relevan. Validitas dan reliabilitas
kuesioner telah diuji sebelumnya.
4. Prosedur Pengumpulan Data: Kuesioner disebarkan kepada responden di setiap sekolah
yang terlibat dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara langsung di dalam kelas
dengan bantuan guru sebagai pengawas. Anak-anak diberikan waktu yang cukup untuk
mengisi kuesioner dengan bimbingan dari peneliti.
5. Analisis Data: Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode statistik
deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik
responden dan variabel-variabel yang terkait dengan perlindungan anak. Selanjutnya, uji
statistik seperti uji chi-square atau uji regresi dapat digunakan untuk menguji hubungan
antara variabel-variabel tersebut.
6. Interpretasi Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar anak
memiliki persepsi positif terkait perlindungan anak dan memiliki pengetahuan yang cukup
tentang hak-hak mereka. Namun, terdapat beberapa temuan yang menunjukkan adanya
kekerasan dan eksploitasi terhadap anak yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.
7. Kesimpulan dan Rekomendasi: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
perlindungan anak di daerah perkotaan masih perlu ditingkatkan. Rekomendasi yang dapat
diberikan termasuk peningkatan kesadaran masyarakat tentang perlindungan anak,
peningkatan peran pemerintah dan lembaga terkait, serta pengembangan program edukasi
untuk anak dan orang tua tentang hak-hak dan perlindungan anak.

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

1. Dampak kebijakan perlindungan anak terhadap kesejahteraan anak di Indonesia


Kebijakan perlindungan anak memiliki dampak positif pada kesejahteraan anak di
Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah meningkatkan
pelaksanaan perlindungan anak, yang telah memberikan peningkatan dampak positif pada
kesejahteraan anak-anak di negara ini. Fokus utama dalam penguatan perlindungan anak
adalah pengembangan dan peningkatan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga dan
melindungi anak-anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan hak-hak mereka.
Kebijakan perlindungan anak memiliki dampak yang positif terhadap kesejahteraan
anak di Indonesia. Beberapa dampak tersebut antara lain:
1) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak.
Melalui kebijakan perlindungan anak, masyarakat menjadi lebih peka terhadap
hak-hak anak dan perlindungan yang mereka butuhkan.
2) Penurunan angka kekerasan dan eksploitasi anak. Kebijakan perlindungan
anak bertujuan untuk melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,
eksploitasi, dan diskriminasi. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan angka
kekerasan dan eksploitasi anak dapat ditekan.
3) Peningkatan akses anak terhadap pendidikan dan kesehatan. Perlindungan
anak juga mencakup akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan.
Dengan kebijakan perlindungan anak yang baik, diharapkan anak-anak
Indonesia dapat menikmati hak-hak mereka dalam hal pendidikan dan
kesehatan.
4) Peningkatan kualitas hidup anak. Dengan adanya perlindungan anak yang
baik, anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, merasa
aman, dan memiliki akses yang memadai terhadap kebutuhan dasar mereka.
Hal ini akan berdampak positif pada kualitas hidup mereka.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas hukum perlindungan anak di
Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas hukum perlindungan anak di Indonesia
dapat meliputi:
1) Kurangnya penyidik, jaksa, dan hakim yang memiliki sertifikasi khusus dalam
menyelesaikan masalah kejahatan anak. Keberadaan tenaga profesional yang
terlatih dan kompeten dalam menangani kasus perlindungan anak sangat penting
untuk memastikan efektivitas hukum.
2) Kurangnya pemahaman tentang keragaman. Pemahaman yang kurang mengenai
kebutuhan dan hak-hak anak dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan etnis
dapat mempengaruhi efektivitas hukum perlindungan anak.
3) Penegakan hukum yang kurang efektif. Ketidakefektifan dalam penegakan hukum,
termasuk dalam hal pengumpulan bukti, penyelidikan, dan penuntutan, dapat
menghambat perlindungan anak secara efektif.
4) Kondisi ekonomi terbatas bagi keluarga anak-anak. Kondisi ekonomi yang sulit
dapat mempengaruhi kesejahteraan anak dan menyebabkan mereka rentan terhadap
eksploitasi dan kekerasan.
5) Lingkungan sosial yang buruk. Lingkungan sosial yang tidak mendukung, seperti
adanya kekerasan dalam rumah tangga atau konflik di masyarakat, juga dapat
mempengaruhi efektivitas hukum perlindungan anak.
3. Peran pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam perlindungan anak di
Indonesia?
Peran pemerintah, masyarakat, dan keluarga sangat penting dalam perlindungan anak
di Indonesia. Berikut adalah peran mereka masing-masing:
1) Pemerintah:
a. Membuat kebijakan dan undang-undang yang melindungi hak-hak anak.
b. Menerapkan dan menegakkan hukum perlindungan anak.
c. Mendukung program dan kegiatan yang bertujuan untuk melindungi anak, seperti
pendidikan, kesehatan, dan rehabilitasi bagi korban kekerasan anak.
d. Meningkatkan akses anak terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial.
e. Mengoordinasikan lembaga dan organisasi yang terlibat dalam perlindungan
anak.
2) Masyarakat:
a. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan anak melalui
kampanye, pendidikan, dan sosialisasi.
b. Melaporkan kasus kekerasan atau eksploitasi anak kepada pihak berwenang.
c. Memberikan dukungan dan bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan,
seperti korban kekerasan atau anak yang terlantar.
d. Mendorong partisipasi aktif anak dalam kegiatan masyarakat.
e. Membantu mencegah dan mengatasi diskriminasi terhadap anak.
3) Keluarga:
a. Menjamin kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.
b. Menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan mendukung
perkembangan anak.
c. Memberikan pendidikan dan pengajaran tentang hak-hak anak kepada anak-anak.
d. Melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
e. Mendukung dan memfasilitasi partisipasi anak dalam kegiatan keluarga dan
masyarakat.
f. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga sangat penting dalam
upaya perlindungan anak. Dengan peran yang saling mendukung, kita dapat
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak Indonesia.

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulannya, perlindungan anak di Indonesia membutuhkan peran aktif dan sinergi
antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang
komprehensif dan berkelanjutan, serta meningkatkan penegakan hukum terkait
perlindungan anak. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan melaporkan kasus
kekerasan atau eksploitasi anak. Keluarga memiliki peran utama dalam melindungi anak
di lingkungan keluarga. Dengan implementasi saran-saran ini, diharapkan perlindungan
anak di Indonesia dapat ditingkatkan dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang
dengan aman, sehat, dan bahagia.

2. Saran
1) Pemerintah perlu memperkuat kebijakan perlindungan anak dengan membuat
kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan. Kebijakan ini harus mencakup
perlindungan hak-hak anak, pencegahan kekerasan dan eksploitasi anak, serta akses
anak-anak terhadap pendidikan dan kesehatan.
2) Pemerintah juga perlu meningkatkan penegakan hukum terkait dengan perlindungan
anak. Hal ini meliputi peningkatan jumlah dan kualitas penyidik, jaksa, dan hakim
yang khusus menangani kasus kejahatan anak.
3) Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan anak.
Pendidikan dan kampanye yang melibatkan masyarakat secara luas perlu dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman tentang hak-hak anak dan bahaya kekerasan serta
eksploitasi anak.
4) Masyarakat juga perlu aktif melaporkan kasus kekerasan atau eksploitasi anak yang
mereka temui. Pelaporan ini penting agar tindakan yang tepat dapat diambil untuk
melindungi anak-anak yang menjadi korban.
5) Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perlindungan anak. Keluarga
perlu menciptakan lingkungan yang aman, memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada anak-anak, serta memberikan pendidikan dan pengajaran yang positif.
6) Dalam melindungi anak, perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah,
masyarakat, dan keluarga. Sinergi dan kolaborasi antara semua pihak akan
memperkuat upaya perlindungan anak.
DAFTAR PUSTAKA
 Ismu Chaidir Makkarannu, 2019 EFEKTIFITAS PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP ANAK MELALUI SARANA DIVERSI DALAM SISTEM PERADILAN
PIDANA. Al-Ishlah Jurnal Ilmiah Hukum
 https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/materi-referensi-terkait-perlindungan-
anak
 https://savethechildren.or.id/kebijakan-perlindungan-anak

Anda mungkin juga menyukai