Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG TUBERCULOSIS DAN ETIKA BATUK


PADA KELUARGA NY. ST DI RUMAH NY. ST RT 05 RW 03
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA

Disusun oleh:
Tiffani Rosita
131813143089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS (P3N)


KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Hari/Tgl : Jumat, 12 April 2019
Tempat : Rumah Ny. ST
Waktu : Pukul 10.00-10.45 WIB
Sasaran : keluarga Ny. ST
Topik : Tuberculosis
Sub Topik : Satuan Acara Penyuluhan Tentang Tuberculosis dan Etika Batuk

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang tuberculosis dan senam etika batuk,
diharapkan keluarga mengerti dan memahami cara pencegahan penyakit TB
paru.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan:
a. Keluarga mengerti penyakit Tuberculosis.
b. Keluarga mengetahui penyebab penyakit tuberculosis.
c. Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit Tuberculosis.
d. Keluarga mengetahui bagaimana cara penularan penyakit
Tuberculosis.
e. Keluarga mengetahui pengobatan dari penyakit Tuberculosis.
f. Keluarga mengetahui bagaimana mencegah penularan penyakit
Tuberculosis.
g. Keluarga mengetahui bagaimana etika batuk dengan baik dan benar.
II. SASARAN
Keluarga Ny. ST
III. ISI MATERI
Penyuluhan penyakit Tuberculosis dan etika batuk (terlampir).
a. Menjelaskan pengertian penyakit Tuberculosis.
b. Menjelaskan penyebab penyakit Tuberculosis.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Tuberculosis.
d. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit Tuberculosis.
e. Menjelaskan bagaimana mencegah penularan penyakit Tuberculosis.
f. Menjelaskan bagaimana etika batuk dengan baik dan benar.
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. SETTING
a. Setting waktu
No Tahap dan
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1 Pendahuluan : Pembukaan: 1) Menjawab salam dan
5 menit 1) Mengucapkan salam dan memfokuskan perhatian
memperkenalkan diri pada pembawa acara
2) Menjelaskan kontrak 2) Mendengarkan
waktu dan mekanisme kontrak pembelajaran
kegiatan 3) Mendengarkan tujuan
1) Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
dan maksud dari 4) Mendengarkan materi
penyuluhan penyuluhan yang
2) Menyebutkan materi diberikan
penyuluhan yang akan
diberikan
2 Pelaksanaan Pelaksanaan:
kegiatan 1) Menggali pengetahuan 1) Memberikan
penyuluhan : dan pemahaman sasaran pendapat
35 menit penyuluhan mengenai 2) Mendengarkan dan
penyakit Tuberculosis dan memperhatikan
etika batuk yang baik dan
benar. 3) Peserta melihat dan
2) Menjelaskan materi: mendemonstrasikan cara
a. Pengertian penyakit senam anti stroke
Tuberculosis. 4) Peserta mengajukan
b. Penyebab penyakit pertanyaan tentang
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
Tuberculosis. materi yang kurang
c. Tanda dan gejala dipahami
penyakit Tuberculosis. 5) Mendengarkan,
d. Cara penularan memperhatikan, dan
penyakit Tuberculosis. dapat memahami
e. Pencegahan penyakit penjelasan
Tuberculosis.
f. Cara pengobatan
penyakit Tuberculosis.
g. Etika batuk yang baik
dan benar.
3) Mendemonstrasikan
etika batuk
4) Memberikan
kesempatan untuk peserta
mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum
dipahami
5) Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh sasaran
penyuluhan
3 Penutup : Evaluasi: 1) Menjelaskan materi
5 menit 1) Menanyakan kembali secara singkat
materi yang telah 2) Para peserta
disampaikan menjawab pertanyan
2) Penyuluh yang diberikan
menyimpulkan materi yang penyuluh.
sudah disampaikan. 3) Para peserta
mendengarkan
kesimpulan materi yang
disampaikan.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
b. Setting tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan.
VI. MEDIA
Leaflet
VII. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Akademik : Dr. Makhfudli,S.Kep., Ns., M.Kep.Ked.Trop
2. Pembimbing Klinik : Musadah, S.Kep., Ns
3. Penyaji : Tiffani Rosita
VIII. JOB DESCRIPTION
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang penyakit
Tuberculosis dan etika batuk
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami
hal-hal tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan.
c. Mendemonstrasikan cara melakukan etika batuk yang benar
IX. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Keluarga hadir dalam penyuluhan
b. Penyuluhan dilaksanakan di Rumah Ny. ST
c. Kontrak waktu minimal 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
2) Evaluasi Proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
b. Keluarga antusias terhadap materi yang disampaikan

c. Keluarga ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan


3) Evaluasi Hasil
a. Memberikan kesempatan kepada Keluarga untuk memberikan feedback
b. Keluarga mampu menyebutkan kembali mengenai hipertensi dan cara
pencegahan hipertensi serta mampu melakukan senam anti stroke dengan
benar
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019

MATERI PENYULUHAN
TUBERCULOSIS

A. Definisi Tuberculosis
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Sylvia
A.price dalam Amin & Hardhi, 2015).
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular langsung melalui
droplet orang yang telah terinfeksi kuman/basil Tuberculosis (WHO, 2014 dalam
Najmah, 2016).
B. Penyebab Hipertensi
Penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Sifat
kuman:
a. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam basa (asam alkohol) disebut
bakteri tahan asam (BTA).
b. Kuman tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
c. Kuman dapat hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin.
d. Kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag
karena makrofag banyak mengandung lipid.
e. Kuman bersifat aerob, kuman lebih menyukai jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya. (Nixson Manurung, 2016).
C. Tanda dan Gejala Tuberculosis
Menurut Mary DiGiulio, dkk (2014) tanda dan gejala dari Tuberculosis yaitu:

a. Berat badan turun dan anoreksia


b. Berkeringat dingin
c. Demam, mungkin golongan yang rendah karena infeksi.
d. Batuk produktif dengan dahak tak berwarna, bercak darah
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
e. Napas pendek karena perubahan paru-paru
f. Lesu dan lelah karena aktivitas paru-paru terganggu.
D. Cara Penularan Tuberculosis
Penyakit tuberculosis (TB) bisa ditularkan melalui kontak langsung
dengan pasienTB, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan
apabila menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.
E. Cara Pencegahan Tuberculosis
Menurut Najmah (2016) berikut ini merupakan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier Tuberculosis.
a) Pencegahan primer
1. Tersedia sarana-saran kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau
suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini
bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
2. Petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit
TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang
ditimbulkannya.
3. Pencegahan pada penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut
sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat.
4. Pecegahan infeksi dengan cuci tangan dan praktek menjaga kebersihan
rumah harus dipertahankan sebagai kegiatan rutin. Dekontaminasi
udara dengan cara ventilasi yang baik dengan bisa ditambahkan dengan
sinar UV.
5. Imunisasi orang-orang kontak, tindakan pencegahan bagi orang-orang
sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan
lainnya yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi
positif yang tertular.

6. Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi


risiko terjadinya infeksi misalnya kepadatan hunian.
b) Pencegahan sekunder
1. Pengobatan Preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap
penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
2. Isolasi pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan
khusus TBC. Pengobatan mondok di rumah sakit hanya bagi penderita
yang kategori berat yang memerlukan pengembangan program
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
pengobatannya yang karena alasan-alasan sosial ekonomi dan medis
untuk tidak dikehendaki pengobatan jalan.
3. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala TB paru.
4. Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada kelompok beresiko
tinggi, seperti para emigrant, orang-orang kontak dengan penderita,
petugas di rumah sakit, petugas/guru di sekolah, petugas foto rontgen.
5. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil
pemeriksaan tuberculin test.
6. Pengobatan khusus, penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang
tepat. Obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter diminum
dengan tekun dan teratur, waktu yang lama (6 atau 12 bulan).
Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan
penyelidikan oleh dokter.
c) Pencegahan tersier
1. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena menghirup
udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen, dan
sebagainya
2. Rehabilitasi
F. Cara Pengobatan Tuberculosis
Andra dan Yessie (2013) menjelaskan tentang cara pengobatan penyakit
Tuberculosis adalah sebagai berikut:

Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mengobati juga


mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan Tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari
obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisan, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon,
Makrolide, Amoksisilin + asam klavulanat, derivat Rifampisin/INH, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1
Obat Anti TB serta cara kerja potensi dan dosisnya
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
Rekomendasi dosis
Obat Anti TB (mg/kg BB)
Aksi Potensi
Esensial Per Perminggu
hari 3x 2x
Isoniazid Bakterisidal Tinggi 5 10 15
Rifamphisin Bakterisidal Tinggi 10 10 10
Pirasinamid Bakterisidal Rendah 25 35 50
Streptomisin Bakterisidal Rendah 15 15 15
Etambutol Bakteriostatik rendah 15 30 45

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu


bedasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Disamping
itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai
Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oeh
WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1) Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.

2) Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung


sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis
dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana
tersebut.
3) Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4) Kesinambungan ketersediaan padua OAT jangka pendek yang cukup.
Pencatatan dan pelaporan yang baku.
G. Etika Batuk yang Baik dan Benar
Kebiasaan batuk yang salah:
1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk dan bersin.
3. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019
4. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
5. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal perlu anda perlukan:
1. Lengan baju
2. Tissue
3. Sabun dan air
4. Gel pembersih tangan
Etika Batuk

1. Menutup mulut dan hidung dengan menggunakan tisu / saputangan atau


dengan lengan dalam baju

2. Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alkohol.

4. Gunakan masker.

5. Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena


sinar matahari langsung atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM SURABAYA
PERIODE 4 MARET – 20 APRIL 2019

DAFTAR PUSTAKA

Amin, dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction Publishing

DiGiulio, Mary dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha


Publishing.

Manurung, Nixson. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory.


Jakarta: Trans Info Media.

Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai