Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

INFARK MIOKARD AKUT

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ajeng Fatichatul (1610002)
2. Anggi G.O Imsula (1610005)
3. Apriwana Fallo (1610006)
4. Doktuter Tanaem (1610010)
5. Hilda V. Banoet (1610018)
6. Joao Xavier Ximenes (1610022)
7. Nur Kumalasari (1610029)
8. Zainal Saputra (1610047)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang berpengaruh terhadap gaya
hidup dan pola makan telah menyebabkan transisi epidemiologi penyakit yang
berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Perubahan pola penyakit ini dibuktikan
dengan data statistik World Health Organization (WHO) dimana penyakit tidak menular
(PTM) menjadi penyebab kematian utama di dunia dengan angka prevalensinya yang
terus meningkat. Di antara penyakit tidak menular tersebut, penyakit jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan penyebab kematian terbanyak dari PTM
dengan angka 17 juta per tahun.Salah satu jenis penyakit jantung yang sering ditemui
adalah Infark Miokard Akut ( IMA ). Infark Miokard Akut adalah penurunan aliran darah
melalui satu atau lebih arteri koroner, mengakibatkan iskemia miokard atau nekrosis (
Dongoes, Moorhouse, Geisller. 1999 : 83 ).
Kematian yang disebabkan oleh infark miokardium, keadaan yang sama juga
bisa dialami di Indonesia khususnya diperkotaan dimana pola penyakit infark
miokardium s u d a h s a m a d e n g a n p o l a p e n ya k i t n e g a r a - n e g a r a m a j u .
S e t i a p d u a d e t i k s a t u o r a n g meninggal karena penyakit kardiovaskuler.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh
Dunia. Menurut WHO (2008), pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut,
merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000
(12,2%) kematian terjadi akibat penyakit Infark Miokard akut di seluruh dunia.
Penyakit Infark Miokard Akut a d a l a h p e n ye b a b u t a m a k e m a t i a n p a d a o r a n g
d e w a s a . I n f a r k m i o k a r d a k u t a d a l a h penyebab kematian nomor dua di negara
berpenghasilan rendah, dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%). Di Indonesia pada
tahun 2002 penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian pertama dengan
angka mortalitas 220.000 (14%).
Dari hal tersebut kiranya perlu adanya penanganan yang komprehensif dan
menyeluruh dari petugas kesehatan dalam hal ini perawat, dalam memberikan asuhan
keperawatan secara biopsikososial. Dengan asuhan keperawatan yang komprehensif ini
diharapkan nantinya dapat mengurangi mortalitas akibat penyakit jantung khususnya
penyakit Infark Miokard Akut ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Infark Miokardium?
2. Apa penyebab Infark Miokardium?
3. Bagaimana Penanganan awal pasien serangan jan

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini anatara lain :
1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui penatalaksanaan dari Infark
Miokardium.
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan definisi atau pengertian dari Infark Miokardium.
b. Mengetahui penyebab dari Infark Miokardium.
c. Mengetahui penanganan awal pada pasien serangan jantung.
d. Mengetahui perkembangan pemeriksaan diagnostik Infark Miokardium.
e. Mengetahui Trend dan issue perkembangan penatalaksanaan pasien Infark
Miokardium
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu.infark miokard akut atau sering juga disebut akut miokard infark
adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (Suyono, 1999).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan
oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan
darah miokard. (M.Widiastuti Samekto,13 : 2001). Infark miokardium mengacu
pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler Suzanne C & Brenda G.
Bare, 768 : 2002).

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem kardiovaskuler terdiri dari 3 bagian yang saling mempengaruhi yaitu
jantung, pembuluh darah, dan darah (Depkes, 1993 : 3)
1) Jantung
Adalah organ yang mensirkulasi darah teroksigenasi ke paru-paru untuk
pertukaran gas (Depkes, 1993:3). Jantung terletak dalam mediastinum di rongga
dada, yaitu diantaa kedua paru-paru. Jantung terdiri dari 3 lapisan : lapisan terluas
disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut
miokardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotel disebut
endokardium. Ruangan jantung bagian atas yaitu atrium dan ventrikel. Secara
fungsional darah dibagi menjadi alat menjadi alat pompa kanan dan pompa
kiri yang memompa darah vena menuju sirkulasi paru-paru dan peredaran darah
bersih ke sistemik. Terpisahnya ruangan dalam jantung mencegah percampuran
antara daerah yang menerima darah yang tidak teroksigenali dari vena kava
superior, inferior, dan sistem koroner. Darah ini melalui katup mitrat ke ventrikel
kiri dan dipompakan ke aorta untuk sirkulasi koroner dan sistemik (Sjafoellah,
1996:1069).
Miokardium menerima darah ketika diashole dari arteri kosong. Arteri
koronaria kiri bercabang menjadi arteri descendino anterior dan arteri circumflex.
Arteri koronaria kanan memberi darah antara lain ke SA node ventrikel kanan,
permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena-vena koronaria mengembalikan
darah ke sinus kemudia bersikulasi langsung ke dalam paru-paru (Depkes, 1993:3).

2) Pembuluh darah
Pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh
bagian dan alat tubuh disebut arteri pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel kiri disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat
dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri 3 lapisan yaitu : lapisan terluar
dinding arteri disebut tunika externa. Keadaan tidak elastis disebut arteri
osklerosis, sedangkan bagian dalam dari arteri adalah tunika interna atau intima.
Pembersihan plaqul yang terjadi pada dinding arteri bagian dalam disebut athero
sclerosis. Hal ini mengakibatkan aliran darah arteri terganggu dan
dapat mengakibatkan proses iskemia (Depkes, 1993:6).

3) Darah
Darah merupakan media transportasi oksigen, karbondioksida dan metabolit.
Jadi darah merupakan pengatur keseimbangan asam basa, pengatur hormon dan
pengontrol suhu. Dalam darah terdapat eritrosit, leukosit dan trombosit, meskipun
55 % elemen dalam darah adalah plasma. Hemoglobin yang ada dalam eritrosit
membawa oksigenasi sel-sel. Peran eritrosit dalam mengangkut hemoglobin
adalah penting. Oleh karena itu perlu keseimbangan antara pembentukan dan
pemecahan eritrosit untuk menjamin pengantaran oksigen secara adekuat (Depkes,
1993:7).

3. ETIOLOGI
B. Faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1. Faktor pembuluh darah :
- Aterosklerosis
- Spasme
- Arteritis
2. Faktor sirkulasi :
- Hipotensi
- Stenosos aurta
- Insufisiensi
3. Faktor darah :
- Anemia
- Hipoksemia
- Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hypertensi diastolic

C. Faktor predisposisi
1. Factor biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia lebih dari 40 tahun.
b. Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2. Factor resiko yang dapat diubah :
a. Merokok
b. Diabetes
c. Konsumsi alkohol
d. Infeksi
e. Hipertensi sistemik
f. Obesitas
g. Kurang olahraga
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab sumbatan tidak diketahui diperkirakan adanya penyempitan arteri
koronaria yang disebabkan karena penebalan dari dinding pembuluh darah, vasospasme,
emboli atau thrombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah pada arteri
koronaria menyebabakan suplai oksigen yang menuju kejantung berkurang, jantung yang
kekurangan oksigen akan mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi anaerob.
Perubahan ini menyebabakan penurunan pembentukan fosfat yang berenergi tinggi
diman hasil akhir dari metabolisme anaerob ini adalah asam laktat, apabila berlangsung
lebih dari 20 menit akan akan terjadi ishemia jantung yang meningkat sehingga akan
menyebabkan nyeri dada yang hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut
terjadi schok kardiogenik.
Hemodinamik mengalami perubahan yang menyebabakan berkurangnya curah
jantung meningkatkan tekanan ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga dapat
menimbulkan kelebihan cairan dalam tubuh. Perubahan hemodinamik ini bila
berlangsung lama akan menyebabkan jaringan rusak bahkan kematian pada otot jantung.

5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang timbul pada Infark Miokard akut adalah sebagai berikut.
Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri,
kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk,
ditekan, tertindik.
1. Takhikardi
2. Keringat banyak sekali
3. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal
yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
4. Dispnea
5. Abnormal Pada pemeriksaan EKG

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG : Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
b. Enzim Jantung : CPKMB, LDH, AST.
c. Elektrolit :Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
missal hipokalemi, hyperkalemia.
d. Sel darah putih : Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2
setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
e. Kecepatan sedimentasi :Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI ,
menunjukkan inflamasi.
f. Kimia : Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut
atau kronis
g. GDA :Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h. Kolesterol atau Trigliserida serum :Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis
sebagai penyebab AMI.
i. Foto dada :Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK
atau aneurisma ventrikuler.
j. Ekokardiogram :Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau
dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

7. KOMPLIKASI
1) Gagal jantung kongesif
2) Syok kardiogenik
3) Disfungsi otot papilaris
4) Defek septum ventrikel
5) Ruptura jantung
6) Aneurisma ventrikel
7) Tromboembolisme
8) Perikarditis
9) Aritmia

8. PENATALAKSANAAN
a. Rawat ICCU, puasa 8 jam
b. Tirah baring, posisi semi fowler.
c. Monitor EKG
d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
e. Oksigen 2 – 4 lt/menit
f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
h. Bowel care : laksadin
i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan
A. Wawancara
1) Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor register, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa
medis.
2) Keluhan utama
Nyeri dada dan perasaan sulit bernapas.
3) Riwayat penyakit saat ini
Mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien secara PQRST meliputi :
P = Provoking Incident : Nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang setelah
istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin.
Q = Quality of Pain : Seperti apa nyeri yang dirasakan klien. Sifat nyeri dapat
seperti tertekan, diperas atau diremas.
R = Region : Radiation, Relief : Lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri di
atas perikardium, penyebaran nyeri sampai meluas hingga ke dada. Dapat terjadi
nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
S = Severity (Scale) of Pain : Klien ditanya dengan menggunakan rentang 0-10
(visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang
dirasakan.
T = Time : Biasanya gejala nyeri timbul mendadak. Lama timbulnya umumnya
dikeluhkan > 15 mnt. Nyeri infark oleh miokardium dapat timbul pada waktu
istirahat, nyeri biasanya dirasakan semakin berat (progresif) dan berlangsung
lama.
4) Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami nyeri dada , hipertensi, diabetes
melitus atau hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum
oleh klien pada masa lalu yang masih relevan dengan obat-obatan antiangina
seperti nitrat dan penghambat beta serta obat-obatan anti-hipertensi.tanyakan
efek yang terjadi, alergi obat dan reaksi alergi yang timbul.Sering klien
menafsirkan efek alergi sebagai efek samping obat.
5) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang pernah dialami keluarga, anggota keluarga yang meninggal, dan
penyebab kematian.penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya
pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung
iskemik pada keturunannya.
6) Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungan.Demikian pula
dengan kebiasaan sosial dengan menanyakan kebiasaan dan pola hidup
misalnya minum alkohol dan obat tertentu.Kebiasaan merokok dikaji dengan
menanyakan kebiasaan merokok sudah berapa lama, berapa batang per hari, dan
jenis rokok.

B. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Inspeksi, klien sesak, RR meningkat, dispnea kardiak biasanya ditemukan.Sesak
terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini
terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh ventrikel kiri
pada saat melakukan kegiatan fisik
2) B2 (Blood)
Inspeksi : Adanya jaringan parut pada dada klien, nyeri pada daerah substernal
atau diatas perikardium lalu menyebar ke dada, ketidakmampuan menggerakkan
bahu dan tangan.
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah, Thrill pada IMA
Auskultasi : Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan sekuncup yang
disebabkan IMA.
Perkusi : Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
3) B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM.Pengkajian objektif klien yaitu wajah meringis,
perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat yang
merupakan respon dari adanya nyeri dada akibat infark pada miokard.
4) B4 (Bladder)
Pengukuran output urine berhubungan intake cairan klien.monitor adanya
oliguria pada klien yang merupakan tanda awal syok kardiogenik.
5) B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah.Pada palpasi biasanya ada rasa
nyeri tekan pada keempat kuadran, penurunan paristaltik usus yang merupakan
tanda utama IMA.
6) B6 (bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan.klien sering merasakan
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap dan jadwal
olahraga tak teratur.

C. Pengkajian Primer
1. Airways
a. Sumbatan atau penumpukan secret
b. Wheezing atau krekles
2. Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
D. Pengkajian Sekunder
1. Aktifitas
Gejala :
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Tidak dapat tidur
d. Pola hidup menetap
e. Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
a. Takikardi
b. Dispnea pada istirahat atau aaktifitas

2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan
darah, diabetes mellitus.
Tanda :
a. Tekanan darah
1. Dapat normal / naik / turun
2. Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
b. Nadi
Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
c. Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
d. Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
e. Friksi ; dicurigai Perikarditis
f. Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur

3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang
keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
4. Eliminasi
Tanda :normal, bunyi usus menurun.
5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan
6. Hygiene Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat)
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
a. Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun
kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
b. Lokasi
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, rahang wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
c. Kualitas : Crushing , menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat
dilihat
d. Intensitas:
Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
e. Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes
mellitus, hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
a. dispnea tanpa atau dengan kerja
b. dispnea nocturnal
c. batuk dengan atau tanpa produksi sputum
d. riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
a. peningkatan frekuensi pernafasan
b. nafas sesak / kuat
c. pucat, sianosis
d. bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
10. Interkasi social
Gejala :
a. Stress
b. Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di
RS
Tanda :
a. Kesulitan istirahat dengan tenang
b. Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
c. Menarik diri

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan.
3. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman
kematian.

3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
Intervensi :
1) Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi), catat setiap respon
verbal/non verbal, perubahan hemo-dinamik
Rasional : Menurunkan rangsang eksternal yang dapat memperburuk keadaan
nyeri yang terjadi
2) Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukkan perhatian yang tulus kepada
klien.
Rasional : Membantu menurunkan persepsi-respon nyeri dengan memanipulasi
adaptasi fisiologis tubuh terhadap nyeri
3) Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan, distraksi, visualisasi,
bimbingan imajinasi
Rasional : membantu menghilangkan rasa nyeri
4) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi:
Rasional : mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang
meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard

2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan


kebutuhan.
Intervensi :
1) Pantau HR, irama, dan perubahan TD sebelum, selama dan sesudah aktivitas
sesuai indikasi.
Rasional :Menentukan respon klien terhadap aktivitas
2) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
Rasional :Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan risiko
komplikasi.
3) Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdominal.
Rasional :Manuver Valsava seperti menahan napas, menunduk, batuk keras dan
mengedan dapat mengakibatkan bradikardia, penurunan curah jantung yang
kemudian disusul dengan takikardia dan peningkatan tekanan darah
4) Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien.
Rasional :Keterlibatan dalam pembicaraan panjang dapat melelahkan klien
tetapi kunjungan orang penting dalam suasana tenang bersifat terapeutik
5) Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan jelaskan pola peningkatan
aktivitas bertahap.
Rasional :Mencegah aktivitas berlebihan; sesuai dengan kemampuan kerja
jantung.
6) Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca serangan IMA.
Rasional :Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses penyembuhan
klien.
3. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman
kematian.
Intervensi :
1) Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukkan kecemasan klien.
Rasional :Respon klien terhadap situasi IMA bervariasi, dapat berupa
cemas/takut terhadap ancaman kematian, cemas terhadap ancaman kehilangan
pekerjaan, perubahan peran sosial dan sebagainya.
2) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah, cemas/takut terhadap
situasi krisis yang dialaminya.
Rasional :Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat
menurunkan kecemasan/rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan membantu
klien mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.
3) Kolaborasi pemberian agen terapeutik anti cemas/sedativa sesuai indikasi.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 13 Maret 2019
Ruang : R.ICU RSUD Dr.Soedirman
Waktu Pengkajian : Jam 14.00

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.H
Tanggal Lahir : 10-04-1958
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pondok Purogaten,Klirong
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal masuk RS : 13 Maret 2019 ,jam 14.00
No.RM : 331xxx
Diagnosa Medik : AMI (Akut Miokard Infark ).

B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Jalan nafas paten,tidak ada sumbatan jalan nafas.
2. Breathing
Irama nafas teratur,suara nafas vesikuler ,tidak ada sesak nafas ,tidak ada
penggunaan otot bantu nafas ,pernafasan dada dan perut ,frekuensi nafas 24 x/menit.
3. Circulation
Akral teraba hangat ,tidak ada sianosis pada mukosa mulut ataupun ujung-ujung jari
tangan maupun jari-jari kaki ,CRT ( Capilary Refill Time ) < 2 detik,Tekanan darah
130/60mmHg , nadi teraba dengan frekuensi 102x/menit,klien tidak mengalami
muntah atau perdarahan ,turgor kulit baik ,kelembaban kulit tidak kering / lembab.
4. Disability
Tingkat kesadaran composmentis , nilai GCS 15 ( Reflek membuka mata spontan
nilainya 4, Respon Verbal dengan orientasi baik nilai 5, Respon motorik bagus atau
sesuai perintah dengan nilai 6 ) , pupil isokhor dengan diameter 2 mm,respon cahaya
,respon cahaya (+).Penilaian pada ekstermitas atas dan bawah baik,pergerakan
bebas/tidak ada kelumpuhan.
5. Exposure
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan dan bahu , nyeri khas
seperti tertekan benda berat ,perut sebelah kiri ,nyeri di rasa hilang timbul ,skala
nyeri 7,nyeri bertambah saat beraktifitas berat dan berkurang dengan tiduran.

C. TRIASE
Dari hasil pengkajian primer yang sudah di lakukan ,dalam kategori penilaian
Triase,kondisi klien termasuk dalam triase warna hijau yang artinya kondisi klien tidak
gawat tapi darurat,dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.

D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada dada bagian kiri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh nyeri perut sejak pagi,belum BAB( buang air besar) sejak 3 hari
yang lalu ,sudah berobat ke Puskesmas Kirong tetapi tidak ada perubahan , 1 Jam
sebelum masuk RS nyeri bertambah,kemudian klien di bawa ke IGD RS
Dr.Dr.Soedirman.Kondisi saat ini klien mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri,
nyeri seperti tertekan benda berat, nyeri di rasa hilang timbul, skala nyeri 7, nyeri
bertambah saat beraktifitas berat dan berkurang dengan tiduran.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien belum pernah mengalami keluhan serupa,klien juga tidak mempunyai
riwayat penyakit seperti Hipertensi ,DM,Kolestrol tinggi,TBC.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga klien belum pernah ada yang mengalami penyakit serupa
E. PEMERIKSAAN FISIK
1) Breathing (B1)
- Bentuk dada simetris
- Bunyi nafas ireguler
- Ronchi +/+
- Pasien terpasang masker ketat terpasang ventilator S(CMV) 100 %, VT= 500, FiO2 =
100, FreQ= 14, PEEP= 12
- RR= 42 x / mnt
- SPO2 = <85
2) Blood (B2)
- Suara jantung tambahan S3
- Nadi ireguler
- CRT = >2 detik
- Akral DLP
- Td= 77/51, N= 70 x/mnt, RR= 41x/mnt
- Nadi perifer lemah.
3) Brain (B3)
- Pupil isokor diameter 2mm
- GCS = 1x1 (coma)
- Pasien tampak pucat
4) Bladder (B4)
- Terpasang DC tanggal 5/12/2012 jam 03.00
- Produksi urine :
 jam 09.00 sebanyak 110 cc
 jam 12.00 sebanyak 20 cc
 jam 15.00 sebanyak 0 cc
 jam 18.00 sebanyak 0 cc
 jam 21.00 sebanyak 0 cc
- Warna urin jernih, bau khas
5) Bowel (B5)
- Distensi (+)
- NGT (+) , keluar cairan kemerahan sebanyak 10 cc - Bising usus 8 x/ menit
- Tidak teraba massa
- Asites (-)
6) Bone (B6)
- Kemampuan sendi terbatas
- Oedema tungkai ( - ) - parese (-)
- Hemiparese (-)
- Infuse asering 7 TPM tangan kiri
- Dopamin Pump Tangan kiri 10 meq/kgBB/mn

Keadaan Umum : Tampak menahan rasa nyeri.


Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 30oC
Pernafasan : 24 x/menit
Kepala Leher
Kepala : Normal/Mesocepalus,Kepala/rambut bersih
Mata : Sklera tidak ikterik,Konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak mengalami kelainan,tidak terdapat polip,tidak
ada pendarahan
Mulut : Mukosa mulut tidak kering,bibir lembab,lidah tidak
kotor
Telinga : Bersih, tidak ada penumpukan serumen
Leher : Tidak ada benjolan , tidak ada peningkatan JVP
Dada
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak pada ICS 4
Palpasi : Ictus cordi tidak teraba
Perkusi : Bunyi redup di area VI dan V6,sternum dan axial
Auskultasi : Bunyi reguler,BJ S1,S2
Paru Inspeksi : Bentuk dada simetris ,pernafasan dada , RR 24 x/menit
Palpasi : Tidak ada retraksi dinding dada
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Bunyi nafas Vesikuler
Payudara : Tampak simetris,tidak benjolan,tidak ada kelainan.
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembesaran ( asites)
Auskultasi : Bising usus 8 x/menit
Perkusi : Bunyi timpani
Palpasi : Perut tidak asites ,ada keluhan nyeri pada ulu hati
Anus dan Genital : Tidak ada kelainan ,tidak ada hemorhoid

Ekstermitas
Ekstermitas atas : Normal,tidak ada kelainan ,pergerakan bebas ,tonus
otot tangan kanan 5 dan kiri 5
Ekstermitas bawah : Normal,tidak ada kelainan,pergerakan bebas,tonus otot
kaki kanan 5 dan kiri 5, kuku jari kaki tidak sianosis
,CRT< 2 detik, tidak ada edema.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Jenis
No Hasil Satuan Nilai normal
pemeriksaan
1 HB 11,9 gr/dl 11,7-15,5
2 Leukosit 17 10<3/ul 3,6-11
3 Hematokrit 34 10<3/ul 35-47
4 Eritrosit 4,2 10<3/ul 3,8-5,2
5 Trombosit 411 10<3/ul 150-440
6 Eosinofil 0,5 % 2-4
7 Limfosit 15,90 % 22-40
8 Monosit 14,70 % 2-8
9 GSD 98 Mg/dl <100
10 SGOT 11 U/L <37
11 SGPT 25 U/L <42
12 HbsAg Non reaktif - Non reaktif
BGA

Nama Hasil Nilai normal


Baro 756,3 mmHG
Temp 37,7 c
A/F
P50 adult

R 26,7 mmHg
Fio2 0,840
26,7 mmHg
PO2
0,998 0.990
PCO2
40,1 mmHg(-) 0.210
Ph Thb
So2 57,3 mmHg(+)
80.0-100.0
NA 7,127 (-)
35.0-45.0
K 12,5 g/dl
7.350-7.450
CL 53,2% (-)
iCA 141,1 mmoL 11.5-17.4
BE 4,32 mmol
110,2 mmol 75.0-99.0
CHCO3 38,8%
Kesimpulan
So2 (c) : Asidosis metabolik alkalosis respiratori
AaDo2 -11,0 mmol/L
18,5 mmol
53,9%

602,2 mmHg
2. Hasil foto thorax
ETT dengan ujung setinggi Vth 3
COR besar dan bentuk normal
Pulmo infiltrate di kedua paru
Sinus costa phrenicus kanan/kiri tajam tulang-tulang dinding thorax dan soft tisu normal

Kesimpulan : Pneumoni

3. EKG
Atrial fibrillation, ventrivular premature complex, ST dan T abnormal, consider recens,
inferior miocard or pericardial demage, ST depression, kesimpulan abnormal EKG.

G. PROGRAM TERAPI
- Inf Ringer Asetat 500 cc/24jam ( 7 TPM)
- Inj Omeprazol : 1x40 mg
- Inj Ceftizoxime 3x 1gr
- Inj Lovenox 2x0,6 cc (SC)
- Inj Antrain 3x1 k/p suhu > 38 C
Oral :
- Atorvastatin 2 mg 0-0-1 (PC)
- Alprazolam 0,5 mg 0-0-1 (PC)
- ASA 100 mg 1-0-0 (PC)
- CPG : 75 mg 1-0-0 (PC)
Pump :
- Dopamin pump 3 Meq/kgBB/mnt
- Furosemid 1 mg/jam (stop)
2. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA ETIOLOGI PROBLEM
13 Maret DS : Atherosclerosis Nyeri akut
2019 Klien mengatakan
nyeri pada dada
14.10 sebelah kiri ,nyeri
menjalar ke Iskemia
lengan dan bahu. Miokardium
P : Nyeri
dada.
Q : Seperti
tertekan Agen Cidera
benda Biologis
berat. ( Infark Miokard)
R : Dada
sebelah
kiri.
S : Skala
nyeri 7.
T : Hilang
Timbul.

DO :
KU : Tampak
menahan rasa
nyeri.
TD : 130/60mmHg
N : 102 x/menit
S : 36oC
RR : 24 x/menit
3. PRIORITAS DIGNOSA KEPERAWATAN
Hari,Tanggal : Rabu,13 Maret 2019
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (Infark Miokard).

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.H
Ruang : R.ICU RSUD Dr.Soedirman.

Tgl/
No Tujuan Intervensi Rasional
Jam
1. 13 Setelah di lakukan 1. Bina hubungan saling 1. Agar klien dan
Mar tindakan keperawatan percaya keluarga percaya
et selama 3 jam, di 2. Observasi Tanda – dengan tindakan
2019 harapkan nyeri tanda vital. keperawatan yang
berkurang dengan 3. Ajarkan tehnik akan di berikan.
kriteria hasil : distraksi –relaksasi. 2. Untuk mengetahui
1. klien tampak 4. Lakukan pengkajian keadaan umum klien.
tenang dan rileks. nyeri secara 3. Untuk mengurangi
2. Melaporkan komprehensif. persepsi nyeri
nyeri berkurang. 5. Tingkatkan Istirahat. 4. Memberikan
3. TTV dalam 6. Kolaborasi dengan tim informasi untuk
rentang normal. medis untuk pemberian tindakan selanjutnya,
4. skala nyeri 0-2 terapi 5. Mendapat tingkat
dari (0-10). istirahat yang
optimal
6. Membantu
mempercepat
penyembuhan
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.H
Ruang : R.ICU RSUD Dr.Soedirman.

No Tgl/jam Implementasi Respon

1. 13 Maret 2019 Mengatur posisi klien senyaman S: Klien merasa nyaman


mungkin /supinasi dan O:Posisi klien
memasang O2 nasal canul terlentang/supinasi,O2 lancar
4L/menit

S: Klien mengatakan nyeri


14.10 Mengkaji skala nyeri dan perut sebelah kiri rasanya
intensitasnya seperti tertusuk
O:Klien tampak meringis
menahan nyeri sambil
memegangi perut sebelah
kiri,skala nyeri 7.
14.20 Memberikan injeksi ketorolac 30 S:
mg dan ranitidin 50 mg lewat IV O:Ketorolac dan Ranitidin
line/selang infus dan masuk IV line dengan lancar,5
menjelaskan tentang efek/fungsi menit setelah injeksi klien
obat tersebut. mengatakan nyeri berkurang
skala nyeri 7 menjadi 4.

14.30 Mengajarkan tehnik nafas dalam S:Klien mengatakan nyeri


berkurang setelah nafas dalam
O:klien mempraktekan yang
di ajarkan perawat,klien
menarik nafas dalam selama
6x ,dan akan melakukannya
jika nyeri masih dirasa,skala
nyeri 3.

15.00 Anjurkan klien untuk S:Klien mengatakan susah


beristirahat/tidur. untuk tidur
O:Klien tidak gelisah,tampak
rileks

16.00 Mengobservasi S:
TTV(TD,Nadi,Respirasi,Suhu) O:Tekanan darah
130/60mmHg,Nadi
96x/menit,Respirasi
24x/menit,Suhu 36,3oC.

6. EVALUASI
Nama Klien : Tn.H
Ruang : R.ICU RSUD Dr.Soedirman.

No Tgl/jam Evaluasi
1. S : Klien mengatakan nyeri berkurang,nyeri dapat di
13 Maret 2019 toleransi.
O : Skala nyeri menurun 7 menjadi 3,klien tidak
gelisah,klien rileks,
TD:120/70 mmHg,
16.30 N:92 x/menit,
RR:20x/menit
A : Masalah keperawatan nyeri belum
teratasi,pertahankan intervensi
P : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
2. Tingkatkan Istirahat
3. Observasi TTV
4. Kelola terapi analgesik sesuai Indikasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
Infark Miokard Akut (IMA) mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplay oksigen yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penurunan
suplay oksigen kejantung ini dapat disebabkan karena penyempitan arteri koroner oleh
embolus atau karena arterosklerosis.
Gambaran klinis dari IMA bergantung pada lokasi atau tempat terjadinya sumbatan.
Sumbatan pada arteri koroner kanan dapat menyebabkan infark dinding inferior atau
posterior, sedangkan sumbatan pada aarteri koroner kiri dapat menyebabkan infark
dinding lateral dan anterior.
Hal-hal yang perlu dikaji pada infark miokard adalah keadaan sirkulasi, aktivitas,
pernapasan, ketidaknyamanan, makanan/cairan, neurosensori dan eliminasi.
Masalah keperawatan yang dapat timbul pada IMA adalah Nyeri, gangguan intoleransi
aktivitas, kecemasan dan resiko tinggi menurunnya curah jantung.

B. Saran
Semoga makalah ini memberikan wawasan kepada kita tentang infark miokard
sebagai salah satu kasus kegawat daruratan, dan kepada ibu dosen pembimbing mata
kuliah ini kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran guna melengkapi
pengetahuan tentang infark miokard akut terutama yang berkaitan dengan kasus kegawat
daruratan kardiovasculer dan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menghadapi
masalah kegawat daruratan ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://perjaan.blogspot.com/2015/03/askep-infark-miokard-akut-gadar.html
2. http://septiapujiastuti.blogspot.com/2014/12/makalah-asuhan-keperawatan-infark.html
3. http://sulisnursingcenter.blogspot.com/2017/10/makalah-infark-miokard-akut.html
4. Evelyn C.Pearce .2014.Anatomi dan Fisiologis untuk para medis.Jakarta:PT
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai