Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAFASAN BRONKOPNEUMONIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak
Dosen Pengampu Ibu Amelia Agustina, S.Kep., Ners

DI SUSUN OLEH :

Chalara Chlaudia Dania Putri Kedaton 029P.A19.007


Syailla Zakiah 029P.A19.031
Virda Velyana 029P.A19.037
Yopi Setiawan 029P.A19.038

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi, Salawat


beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sumber ilmu pengetahuan
yaitu Rasuluallah SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak dan untuk
memberikan asuhan keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa Gangguan Sistem
Pernafasan Bronkopneumonia“.

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh arahan , bimbingan


serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak ibu Amelia Agustina, S.Kep., Ners.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan


umumnya bagi kita semua serta pengembangan ilmu pengetahuan.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu


dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati , penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan dan pengembangan
makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Sukabumi, Januari 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................3

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN


2.1 Konsep Dasar..........................................................................................4
2.1.1 Pengertian....................................................................................4
2.1.2 Etiologi .......................................................................................4
2.1.3 Pathway ......................................................................................5
2.1.4 Patofisiologi ...............................................................................5
2.1.5 Manifestasi Klinis ......................................................................6
2.1.6 Komplikasi .................................................................................7
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostic .............................................................7
2.1.8 Penatalaksanaan Medis ..............................................................8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................8
2.2.1 Pengkajian...................................................................................8
2.2.2 Pemeriksaan Fisik ......................................................................9
2.2.3 Diagnosa keperawatan ................................................................10
2.2.4 Intervensi keperawatan ...............................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian...............................................................................................15
3.2 Analisa Data ...........................................................................................23
3.3 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas........................................25
3.4 Intervensi Keperawatan .........................................................................26

iii
3.5 Implementasi Keperawatan ....................................................................28
3.6 Evaluasi Keperawatan ............................................................................30
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................34
4.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bronkopneumonia disebut juga pneumonia yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan orang
dewasa. Yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri ,
virus dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
dipertimbangkan. Bronkopneumonia sering merupakan infeksi sekunder
terhadap keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai
infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.
Insiden ini pada Negara berkembang hamper 50% anak-anak dibawa umur 5
tahun dengan resiko kematian yang tinggi, di Negara berkembang infeksi
saluran nafas bawah masih merupakan masalah utama di bidang kesehatan.
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tinggi akibat
infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan
influenza.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, infeksi
saluran napas menempati urutan ke-2 sebagai peyebab kematian di Indonesia.
Pneumonia komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit
terbanyak dirawat per tahun.
Gambaran klinis bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi
saluran napas atas selama beberapa hari. Batuk biasanya dijumpai pada awal
penyakit , anak biasanya akan mendapat batuk selama beberapa hari , dimana
pada awalnya mendapat batuk kering kemudian menjadi produktif. Gambaran
klinis pada bronkopneumonia ini harus di bedakan dengan gambaran klinis
Bronkiolitis, Aspirasi Pneumonia, TB Paru Primer, sehingga penatalaksanaan
dapat dilakukan secara tepat.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada An. N dengan
Bronkopneumonia pada anak
2) Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada An. N Dengan Diagnosa Medis
Bronkopneumonia
2. Merumuskan Diagnosa Pada An. N Dengan Diagnosa Medis
Bronkopneumonia
3. Merencanakan Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia
4. Memberikan Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia
5. Mengevaluasi Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia

1.3 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang di atas dengan diagnose medis
Bronkopneumonia, maka yang menjadi perumusan masalah dalam makalah
ini adalah “ Bagaimana proses Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan
Diagnosa Medis Bronkopneumonia “?

1.4 Manfaat
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk bahan evaluasi pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada An. N dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia
yang bermanfaat bagi pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu dalam peningkatan pengetahuan khususnya
tentang Asuhan Keperawatan Pada An. N dengan Diagnosa Medis

2
Bronkopneumonia dan sebagai acuan saat mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari dan saat praktiknya.
3. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan
penelitian serta informasi tentang Asuhan Keperawatan Pada An. N
dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan makalah ini dibagi atas lima bab:
- Bab 1 Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah,manfaat dan sistemika penulisan.
- Bab II Tujuan teoritis yang terdiri dari Konsep Dasar, Pengertian,
Klasifikasi, Etiologi, Anatomi dan Fisiologi , Faktor Resiko,
Fatofisiologi, Manifestasi Klinis, Faktor resiko, Pemeriksaan
Diagnostik, Pemeriksaan Medis. Konsep Asuhan Keperawatan ,
Pengkajian, Diagnosa, Intervensi , Implementasi dan Evaluasi.
- Bab III Tinjauan Kasus yang terdiri dari Pengkajian, Analisa data,
Daftar Asuhan Keperawatan, Rencana Asuhan Keperawatan, Catatan
keperawatan/Implementasi, Evaluasi dan Catatan Perkembangan .
- Bab IV Pembahasan yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi .
- Bab V Penutup yang berisi tentang Kesimpulan, Kritik dan Saran yang
menunjang dari kasus yang diangkat.

3
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Pengertian
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
memiliki pola penyebaran berbecak teratur dalam salah satu atau lebih
area teralokasi di dalam bronchi dan meluas ke perineum paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2002)
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru (Betz
C, 2002). Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada parenkim
paru yang terjadi pad anak (Suriadi Yuliani, 2001). Pneumonia adalah
suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2001). Jadi
Bronkopneumonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru
terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang anak-anak
- Klasifikasi pneumonia :
1) Community Acquired Pneumonia dimulai juga sebagai
penyakit pernafasan umum dan dapatberkembang menjadi
sebuah pneumonia
2) Pneumonia Streptococal adalah suatu organisme penyebab
umum, ini dapat menimpa anak- anak atau orang lanjut usia
3) Hospital Aqruired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia
nosocomial
4) Pneumonia Viral , bakteriaal & fungsi di kategorikan
berdasarkan dari agen penyebabnya

2.1.2 Etiologi
1. Bakteri : Streptococus , straphylococcus , influenza
2. Virus : Legionella pneumonia , virus influenza
3. Jamur : Aspergilus , candida albocons

4
4. Aspirasi makan
5. Kongesti paru kronik
6. Flora normal

2.1.3 Pathway

2.1.4 Patofisiologi
Sebagian besar bronkopneumonia adalah mikroorganisme ( jamur,
bakteri, virus ) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti
hidrokarbon ( minyak tanah, bensin, dan sejenisnya ) , serta aspirasi

5
( masuknya isi lambung ke dalam saluran nafas ). Awalnya
mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi ini
akan masuk ke saluran pernafasan atas dan menimbulkan reaksi
imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana
saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesusaikan diri sehingga
timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret, semakin lama
secret semakin menumpik di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi
semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di
bronkus lama-kelmaan secret akan mencapai ke alveolus paru dan
mengganggu system pertukaran gas di paru. Selain menginfeksi saluran
nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna saat ia terbawa
oleh darah. Bakteri ini flora normal dalam usus menjadi agen pathogen
sehingga timbul masalah GI track.

2.1.5 Manifestasi Klinis


Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal,
penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas
seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis(Barbara C. long, 1996 :435). Terdengar adanya krekels di atas
paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian
rongga udara oleh eksudat)(Sandra M. Nettina, 2001 : 683).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea

2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi

6
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
3. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
4. Diafoesis
5. Anoreksia
6. Malaise

2.1.6 Komplikasi
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna
atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau
refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah
dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga
pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang.
4. Infeksi sistemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostic


1. Foto thorax : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan
status pulmoner
2. Nilai analisa gas darah : untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis : digunakan untuk
mentapkan adanya anemia, infeksi.
4. Pewarnaan gram : untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberculin
6. Jumlah leukosit

7
7. Tes fungsi paru

2.1.8 Penatalaksanaan Medis


a. Pengobatan supportive bola virus pneumonia
b. Bila kondisi berat harus dirawat
c. Berikan oksigen, fototherapy, cairan intravena
d. Antibiotic sesuai resep dokter

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
a. Identitas
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita
pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini
dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat
KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi
dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,
diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau
diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan
muntah.
2) Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh
dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang
disertai kejang karena demam yang tinggi.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem
imun menurun.

8
4) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang
lainnya.
c. Riwayat kesehatan lingkungan
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi
pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan
ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa
menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau
banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota
keluarga perokok.
d. Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah
karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
f. Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein =
MEP).

2.2.2 Pemeriksaan Fisik


1) System kardiovaskuler
Takikardi, iritability.
2) System pernafasan
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,
pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk
produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris,
pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang

9
tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan
pilek.
3) System perncernaan
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,
lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
4) Sistem eliminasi
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin
belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi
dehidrasi (ringan sampai berat).
5) System syaraf
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus
pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
6) System muskoloskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
7) System endokrin
Tidak ada kelainan
8) System integument
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat,
akral hangat, kulit kering.
9) System pengindraan
Tidak ada kelainan

2.2.3 Diagnosa keperawatan


1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas,
kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mukus
pada paru dn ketidak efektifan batuk.
2) Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran oksigen.

10
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses
bernafas.
5) Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.

2.2.4 Intervensi keperawatan


1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas,
kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mukus
pada paru dn ketidak efektifan batuk.
Tujuan : Bersihkan jalan nafas, pola nafas, perubahan pola nafas,
kerusakan pertukaran gas efektif dengan kriteria pernafsan spontan
suara nafas Vesikuler, frekuensi pernafasan normal (30-60 X/menit
pada bayi dan 15-30 X/menit pada anak). Tidak sesak dan tidak
sianosis, batuk spontan, AGD normal (Pa O2 80 – 100 dan CO2 35
– 45).
Intervensi :
a. Lakukan Auskultasi Suara 2 – 4 Jam
R/ mengetahui obstruksi pada saluran nafas dan manifestainya
pada suara nafas.
b. Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki.
R/ penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih
maximal.
c. Latih dan anjurkan klien untuk lebih efektif
R/ batuk merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan
benda asing dari saluran nafas dengan baik dan benar.
d. Ubah posisi klien sesering mungkin tiap 2 jam
R/ Posisi klien yang tetap secara terus menerus dapat
mengakibatkan akumulasi sekret dan cairan pada lobus yang
berada di bagian bawah.

11
e. Lakukan suction bila perlu
R/ peningkatan mucus/lendir di saluran nafas dapat
menyumbat jalan nafas.
f. Monitor tanda vital tiap 4 jam
R/ peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat
keparahan.
g. Lakukan kolaborasi pemberian O2
R/ kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu
dengan tambahan oksigen yang diberikan.
h. Lakukan pemijatan dinding dada dan perut serta pemberian
nebulizer hati. Hati pada anak yang sesak dan suhu tubuh yang
tinggi.
R/ getaran dan pemijatan membantu melepaskan sekret yang
menempel pada dinding saluran nafas, nebulizer merangkang
batuk efektif klien.
2) Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus
Tujuan : Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan
kriteria suhu tubuh normal 365 – 375 o C (bayi) 36-37 (anak) nadi
normal 120 140 X/menit (bayi) 100-120 X/menit (anak) Respirasi
normal 30-60 X/ment (bayi) 30-40X/menit (anak).
Intervensi :
a. Monitor suhu tubuh tiap 2-4 Jam
R/ perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya infeksi.
b. Berikan kompres hangat
R/ kompres hangat menurunkan panas dengan cara konduksi
yaitu kontak langsung dengan obyek.
c. Berikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter
R/ menurunkan panas di pusat hepotalamus.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara pemasukan dan pengeluaran oksigen

12
Tujuan : klien mampu meningkatkan aktivitas fisiknya dengan
kriteria mampu melaksanakan aktifitas ringan dan mampu
mempertahankan gerak
Intervensi :
a. Rencanakan periode istirahat sering pada klien untuk
penghematan energi.
R/ istirahat yang cukup dapat mengembalikan tenaga klien
secara bertahap dan mencegah pengeluaran yang berlebihan.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa stress
R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman
pada klien.
c. Ubah posisi secara bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi
R/ membantu mobilisasi secara bertahap
d. Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat
R/ istirahat tidur lebih efektif dengan peran serta orang tua.

4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan yang berlebihan dampak dari usaha
peningkatan proses bernafas.
Tujuan : volume cairan tubuh sumbang antara intake dan output
dengan kriteria kebutuhan cairan terpenuhi, urine normal, turgor
kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam.
Intervensi :
a. Tingkatkan frekwensi pemasukan cairan melalui oral
R/ Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan
mencegah status cairan tubuh.
b. Libatkan orang tua dalam menemukan cara untuk memenuhi
kebutuhan cairan.
c. Monitor pengeluaran urine tiap 8 jam

13
R/ mengetahui perbandingan antara pemasukan dan
pengeluaran cairan.
d. Berikan cairan infus sesuai program dokter
R/ memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit

5) Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya


informasi mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.
Tujuan : Secara verbal keluarga dapat menjelaskan proses
penyakit, penyebab dan penyegahan penyakit dengan kriteria
keluarga menunjukkan pemahaman menganai instruksi evaluasi
dan mengatakan rencana keperawatan untuk istirahat cairan diet
dan perawatan evaluasi.
Intervensi :
a. Berikan penjelasan pada keluarga tentang perlunya istirahat
R/ Meminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan
b. Jelaskan perlunya diet bergizi sesuai dengan usia dan cairan
tambahan
R/ Diet bergizi dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi
c. Diskusikan tanda dan gejala distres pernafasan
R/ keluarga mengetahui lebih dini gejala distres pernafasan
d. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan keperawatan yang
akan dilakukan
R/ Keluarga dapat melakukannya.

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
BRONKOPNEUMONIA

3.1 PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
1. IDENTITAS
a. Anak
Nama : An. N
Anak yang ke : Anak yang ke-2
Tanggal lahir/umur : 28 Agustus 2017 / 1 tahun 4 bulan 10 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
Tanggal masuk : 6 Januari 2021
No. medrec : 00144115
Ruang : Tanjung
Diagnose medis : BP (Bronkopneumonia)
Tanggal pengkajian : 7 Januari 2109
b. Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA

15
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
2) Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama :
Ibu mengatakan anaknya sesak sejak kemarin disertai ada batuk 2
hari, mual muntah, demam sudah 2 hari. Pola nafas regular
terdapat retraksi dinding dada , Ronchi (+) , suhu 38,5 º c
2) Riwayat keluhan :
Sesak dan batuk
3) Keluhan saat pengkajian :
Sesak , batuk , dan demam dengan suhu 38,5ºc , batuk produktif ,
RR : 36 x/menit
4) Riwayat kesehatan dahulu :
Sudah berobat tanggal 6 Januari 2021 ke RS Al-Mulk , sudah
diberikan paracetamol, antibiotic .
5) Keluhan penyakit keluarga :
Keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit yang serupa
d. Riwayat kesehatan anak khusus ( usia 0-5 tahun )
1. Prenatal
- Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu : tidak
mengalami keluhan
- Imunisasi TT / Tidak

16
2. Intra natal
- Jenis persalinan : spontan
- Penolong persalinan : bidan
- Komplikasi yang dialami oleh ibu saat melahirkan dan setelah
melahirkan : tidak ada komplikasi saat melahirkan dan setelah
melahirkan
3. Post natal
- Kondisi bayi : Normal
- BB Lahir : 2800
e. Riwayat imunisasi
1. BCG
Usia : 1 Bulan
Tanggal diberikan : Ibu klien lupa
Tempat imunisasi : Puskesmas
Jumlah imunisasi : 1 kali
2. DPT
Usia : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Tanggal diberikan : Ibu klien lupa
Reaksi : demam
Tempat imunisasi : Puskesmas
3. Polio
Usia : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan , 6 bulan
Tanggal diberikan : ibu klien lupa
Reaksi : Tidak ada
Tempat imunisasi : Puskesmas
4. Campak
Usia : 9 bulan
Tanggal : Ibu klien lupa
Reaksi : Tidak ada
Tempat diberikan : Puskesmas

17
f. Riwayat alergi : Tidak ada
g. Riwayat tumbuh kembang
- PB/TB : 100 cm
- BB : 8 kg
- LK : 35
- LLA : -
2. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
a. Pola persepsi dan penangan kesehatan
Anak berkembang sesuai dengan anak yang lain seusia dia ,
pengobatan yang sudah dilakukan adalah tanggal ̉ Januari 2021
sempat berobat ke RS Al-Mulk diberikan obat paracetamol dan
antibiotic.
b. Nutrisi – Metabolik
Nafsu makan berkurang 2x/hari , jenis makanan : makanan yang
lunak + nasi tapi sedikit , jenis lauk : sayur, daging ayam, dan lain-
lain.
c. Eliminasi ( BAK/BAB )
Biasanya setelah BAB/ BAK ditolong, tempat BAK/BAB
dikamar mandi, Frekuensi 3Xbak warna kuning, konsistensi lunak.
Tidak ada kelainan, BAB/BAK lancer, Frekuensi BAK/BAB dirumah
sakit : 2x
d. Aktivitas / latihan
Permainan yang sering disukai adalah boneka, ada kesulitan saat
bernafas (sesak), lemah, batuk berdahak.
e. Tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur :
Mencuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur, kadang sering
mengompol, tidak nyenyak karena batuk dan sesak. Tidur malam
mulai jam 20.00/20.30 , bangun pagi jam 07.00/08.00 , tidur ditemani
oleh orang tua

18
f. Kognitif dan persepsi
- Kemampuan penglihatan : normal, tidak buta warna, tidak ada
keluhan
- Pendengaran : normal , mendengar dalam jarak dekat/jauh
- Pengecapan : normal
- Penciuman : normal
- Persepsi terhadap nyeri : klien merasakan nyeri
- Pengambilan keputusan : keluarga klien cemas dan kurang
pengetahuan
g. Persepsi diri – konsep diri
Keadaan ekonomi keluarga mencukupi , keadaan fisik klien
lemah
h. Pola hubungan peran
Keluarga dank lien sangat dekat dengan lingkungan (tetangga) ,
orang tua membesarkan anak dengan sangat baik. Selalu ada
disamping klien saat sakit
i. Pola reproduksi dan kesehatan : Tidak dikaji
j. Pola toleransi terhadap stress dan koping
Memberi pengetahuan kepada orang tua klien agar
memperhatikan lebih saat anaknya sakit, lebih menjaga anaknya dari
lingkungan yg terkena asap rokok
k. Pola keyakinan dan nilai
Klien beragama islam
3. PENGAWASAN KESEHATAN
Bila sakit minta pertolongan kepada : Klinik, bidan atau di bawa langsung
ke RS
Kunjungan ke posyandu : untuk imunisasi
Pengawasan anak dirumah : selalu diperhatikan dan di awasi
4. PENYAKIT YANG PERNAH DI DERITA
Tidak ada

19
5. KESEHATAN LINGKUNGAN
Lingkungan yang terkena asap rokok
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : klien terlihat lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 38ºC
- Nadi : 140x/menit
- Pernafasan : 32x/menit
- Tekanan darah : tidak dikaji
d. Kepala : bentuk kepala simetris, rambut sehat, warna rambut hitam,
UUB (-), tidak ada kelainan dan tidak ada benjolan
e. Mata : mata terlihat cowong, bola mata simetris, konjungtiva anemis,
kornea mata sclera tidak ikterik, lapang pandang masih cukup bagus
f. Hidung : ada secret, adanya pergerakan cuping hidung, ada suara saat
bernafas
g. Telinga : telinga bersih, simetris, tidak ada kelainan, tidak memakai
alat bantu pendengaran
h. Mulut : daerah mulut bersih , tidak ada kelainan , keadaan lidah bersih
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , dapat menggerakan
leher
j. Thorax : pernafasan SPO2 95 % , bentuk dada simetris , frekuensi
nafas 38x/menit , pola nafas regular , bunyi paru ronchi , adanya
retraksi dinding dada, terpasang O2 1 lpm .
k. Jantung : tidak ada pembesaran jantung
l. Abdomen : bentuk abdomen datar , tidak ada hernia , tidak teraba
skilaba
m. Ekstremitas : tonus otot 5 5
5 5 , tidak ada udem , CRT <2 detik ,
akral teraba hangat , tidak ada kelainan , bentuk simetris.
n. Genetalia dan anus : Tidak ada kelainan , jenis kelamin perempuan

20
o. Anus : tidak dikaji
p. Neurologi :
1) Nervus I-XII
a. Nervus I (Olfaktorius ) penciuman :
Terdapat retraksi dada , polip tidak ada
b. Nervus II : Bentuk simetris , dapat menggerakan bola mata ,
pupil sama besar , konjungtiva anemis , sclera tidak ikterem ,
bulu mata ada
c. Nervus III : Bisa mengangkat kelopak mata ke atas
d. Nervus IV : Bisa menggerakan bola mata ke bawah
e. Nervus V : Dapat menoleh ke kiri dan kanan
f. Nervus VI : Gerakan otot mata , tidak diidentifikasi
g. Nervus VII : Klien tersenyum dan menangis
h. Nervus VIII : Pendengaran normal
i. Nervus glosofaringeus : klien dapat membedakan asam ,
pahit , asin dan manis
j. Nervus vagus : klien bisa mengecap makanan yang diberikan
k. Nervus asesoris : klien bisa bergerak / menggerakan bahunya
dan mengacung-ngacungkan tangannya
l. Nervus hipoglosus : klien bisa menggerakan lidahnya
2) Tanda-tanda perangsangan selaput otak :
- Masa otot : lemah
- Tonus otot : menurun
- Kekuatan otot : 25%
Antropometri
1) BB : 9,5 kg
2) TB : 100 cm
3) Lingkar kepala : 44 cm
4) Lingkar dada : 42 cm
5) Lingkar lengan : 19 cm
6) BB ideal : 2n + 8 = (2 x 1,4) + 8 = 2,8 + 8 = 10,8

21
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama pasien : An. N
No. Medrec : R00144115

Jenis
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 10.1 g/dl 10,7 ~ 13.1
Leukosit 13,600 /µl 4,000 ~ 10,000
Hematokrit 33 % 35 ~ 43
Eritrosit 4.2 Juta /µl 3.8 ~ 5.2
MCV 79 Fl 73 ~ 101
MCH 24 Pg 24 ~ 30
MCHC 31 g/dl 26 ~ 34
Trombosit 150.000 ~ 450.
368.000 /µl
000
Glukosa Darah
95 Mg/dl 60 ~ 100
Sewaktu

8. TERAPI SAAT INI


1) Cefotaxim 3x300 – IV
2) Colsan 4x200 – IV
3) Velutin 3x1 – Nebulizer
4) Ambroxol – sirup
5) Paracetamol

3.2 ANALISA DATA


Nama pasien : An. N
No medrec : R00144115

22
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

Ds : keluarga klien mengatakan Virus, bakteri, jamur Bersihan nafas tidak


anaknya sesak sejak 2 hari efektif
yang lalu , ada batuk dan
demam Invasi saluran nafas
atas
DO :

Sesak , terdapat retraksi


dinding dada , Ronchi (+) , Kuman yang
RR : 34x/menit. berlebih di bronkus
Batuk produktif
Suhu 38ºC
SPO2 : 94% Proses peradangan
Nafas regular

Akumuluasi secret
dibronkus

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

DS : ibu mengatakan anaknya Virus, bakteri, jamur Hipertermi


terus demam sejak 2 hari

Invasi saluran nafas


DO :

Suhu 38ºC
Infeksi saluran nafas
Demam disertai batuk bawah

23
Peradangan

Peningkatan suhu
tubuh

Hipertermi

DS : Ibu mengatakan anaknya Virus, bakteri, jamur Nutrisi kurang dari


malas makan , porsi makan kebutihan tubuh
yang diberikan tidak habis
Invasi saluran nafas
atas
DO :

. Porsi makan tidak di habiskan


Kuman berlebih di
. Selera makan menurun bronkus

. BB = 8 kg

Proses peradangan

Akumulasi secret

Mokus bronkus
meningkat

Bau mulut tidak

24
sedap

Intake menurun

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

DS : Ibu dan keluarga Virus, bakteri, jamur Kurang pengetahuan


mengatakan belum mengenal
penyakit anaknya
Invasi saluran nafas
atas
DO :

. Orang tua belum mengenal


Kuman berlebih di
penyakit Bronkopneumonia
bronkus
. tidak ada yg memberikan
penyuluhan
Proses peradangan

Akumulasi secret

Keluarga belum
memahami tentang
penyakit

25
Kurang pengetahuan

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Tanggal
NO. Diagnosa Keperawatan
muncul
1. 6 januari 2021 Bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi sputum
ditandai dengan adanya ronchi , secret dan
ketidakefektifan batuk
2 7 januari 2021 Hipertermi b.d peningkan suhu tubuh
3 7 januari 2021 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolism terhadap demam, ditandai dengan nafsu
makan menurun
4 7 januari 2021 Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan informasi

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN


Nama pasien : An. N
No. Medrec : R

Diagnosa Tujuan & kriteria


NO Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. berikan O2 …. 1. Untuk
nafas tidak efetif tindakan keperawatan Lpm memantau
selama 3x6 jam , oksigenasi
menunjukan
2. Nafasdalam
keefektifan jalan 2. anjurkan pasien
memudahkan

26
nafas dibuktikan untuk istirahat dan ekspansi
dengan kriteria hasil : nafas dalam maksimum
 Mendemostrasika
3. Pernafasan
n batuk efektfif
dangkal,
dan suara nafas 3. Monitor penafasan
pergerakan dada
bersih dan bunyi nafas
tidak simetris
 Saluran O2 dalam
batas normal 4. Untuk
 Menunjukan jalan melancarkan
nafas yang paten penumpukan
4. Lakukan nebulizer
secret
dan fisioterapi bila
perlu 5. Unruk
memaksimalkan
ventilasi
5. Melakukan teknik
semifowler

2. Hipertermia Setelah dilakukan 1. Monitor suhu 1. Untuk


tindakan keperawatan sesering mungkin memonitor suhu
selama 3x6 jam , dalam batas
pasien menunjukan normal
suhu tubuh dalam
2. Melihat adanya
batas normal dengan
2. Monitor warna syok
kriteria hasil :
kulit
 Suhu tubuh 3. Dalam batas
dalam batas 3. Monitor TD , nadi normal
normal 36,5 – 37 º dan RR dalam
C batas normal
 Nadi dan RR
dalam batas
4. Melihat
normal 4. Monitor tingkat
terjadinya
 Tidak ada kesadaran
penurunan
perubahan warna
kesdaran
kulit , tidak ada

27
rasa pusing dan 5. Menjaga agar
pasien merasakan suhu tubuh tetap
5. Komres hangat
nyaman stabil

6. Lihat adanya
tanda-tanda
dehidrasi
6. Monitor
kelembapan
membrane mukosa

4. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


pengetahuan tindakan selama 2x6 pengetahuan seberapa taunya
jam , keluarga pasien keluarga tentang keluarga tntang
menunjukan penyakit penyakt yang di
pengetahuan tentang derita anaknya
proses penyakit
2. Agar keluarga
dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tentang
lebih paham
 Pasien dan penyakit
keluarga bronkopneumonia
menyatakan
3. Berikan health 3. Selain di berikan
pemahaman
education penjelas berikan
tentang penyakit ,
health education
kondisi, prognosis,
juga
dan program
pengobatan 4. Agar klien dan
 Pasien dan 4. Memberikan keluarga lebih
keluarga mampu dukungan kepada termotivasi
melaksanakan keluarga dan
prosedur yang pasien
telah di jelaskan
 Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang

28
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


NAMA : An. N
NO : R00144115

NO Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Ttd

1. 7/1- 2021 10.00 - Memberikan O2 R/ pasien di berikan


oksigenasi 1 lpm

R/ Terdengar bunyi
13.40 - Memonitor
ronchi
pernafasan
R/ Secret berkurang ,
- Memberikan pasien batuk (+)
nebulizer
R/ RR = 34x/menit
- Memonitor frekuensi
pernafasan Suhu : 38,6

SPO2 95 %

7/1- 2021 14.00 - Mengobservasi suhu R/ Suhu : 38,9 ºC . RR :


dan RR 26x/menit

- Memonitor tingkat R/ Kesadaran klien


kesadaran composmentis , E4 , M5,,
V6
15.00
R/ Membran mukosa bibr
- Memonitor
lembab
kelembapan
membrane mukosa

- Berkolaborasi R/ keluarga memberikan

29
dengan keluarga kompres hangat
untuk memberikan
kompres hangat

7/1- 2021 16.00 - Mengkaji adanya R/ mual muntah (+)


mual muntah

- Membantu
R/ dilakukan nebulizer
mengeluarkan
sputum
11.00

- Menganjurkan
kepada keluarga
R/ klien masih susah
untuk memberi
untuk makan
15.00 makan klien

- Memberikan susu
dan air putih

R/ intake hanya sedikit

1. 8/1 – 2021 14. 15 - Memonitor SPO2 R/ SPO2 94 %

16.00 - Memonitor pola R/ Pola nafas regular ,


pernafasan dan suhu suhu : 37,7 ºC

- Memonitor bunyi R/ bunyi nafas ronchi

nafas

- Melakukan nebulizer R/ Secret berkurang


18.00

8/1 – 2021 16.15 - Memonitor suhu dan R/ suhu : 37,8ºc , RR = 25


RR + O2

- Memberikan cairan R/ Terpasang RL 19 tpm


intravena

30
- Memonitor warna R/ kuning langsat , tidak
kulit klien ada kelainan

3. 8/1 – 2021 16.00 - Mengobservasi R/ mual muntah


mual muntah berkurang , kejang (-)

- Membantu R/ dilakukan nebulizer


mengeluarkan
sputum

9/1 – 2021 21.00 - Memonitor SPO2 R/ SPO2 92%

- Memonitor suhu dan R/ RR : 36x/menit , suhu :


RR 36,3ºc

- Melihat adanya R/ Ronchi (+)

buntu pernafasan

9/1 – 2021 21.17 - Mengobservasi R/ Sesak berkurang


adanya sesak

- Mengobservasi
22.00 R/ batuk berkurang
adanya batuk

3. 9/1 - 2021 23.00 - Memonitor R/ Ronchi (+)


pernafasan
RR : 25x/menit , regular

- Memonitor adanya
22.10 R/ Klien sudah mau
penurunan nutrisi
makan

- Menimbang kembali
R/ BB : 9 kg
berat badan

- Memonitor mual
muntah R/ Mual muntah tidak

31
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : An. N
No. Medrec : R00144115

NO Tanggal Diagnosa keperawatan EVALUASI (SOAP) Ttd

1. 7/1 – 2021 Bersihan jalan nafas tidak S : Ibu mengatakan anaknya


efektif b.d peningkatan masih sesak, demam dan batuk
produksi sputum ditandai
O : Pola nafas reguler, Ronchi (+)
dengan adanya ronchi &
, masih ada batuk , terdapat
ketidakefektifan batuk
retraksi dinding dada ,

SPO2 95 + O2 1 lpm

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutakn

- Pola nafas reguler

- Bunyi nafas vesikuler

2. 7 – 1 – Hipertermia S : Ibu mengatakan anaknya


2021 masih demam

O : kejang (-) , suhu : 38,5ºc ,


kulit teraba hangat , terpasang
cairan RL 20 tpm

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

- Pantau suhu klien

- Lihat adanya tanda-tanda


dehidrasi

3. 7/1 – 2021 Nutrisi kurang dari S : Ibu mengatakan anaknya


kebutuhan tubuh masih mual muntah, karena batuk,

32
nafsu makan anaknya juga
berkurang

O : mual muntah (+) , keluarga


memberikan makan dalam porsi
yang sedikit , nafsu makan
berkurang

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

- Pantau mual muntah

1. 8/1 – 2021 Bersihan jalan nafas tidak S : ibu mengatakan anaknya


efektif masih sering batuk, sesak
berkurang

O:

- RR : 26x/menit

- Ronchi (+), masih ada batuk,


suhu 37,7 ºc, SPO2 94% +
O2, Nebulizer (+)

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : ibu mengatakan demam dan


rawel
Hipertermi
2. 8 – 1 / 2021
O : Suhu : 37,8ºc , kejang (-) ,
mukosa bibir lembab , tidak ada
tanda-tanda dehidrasi

A : Masalah tertasi sebagian

33
P : Intervensi dilanjutkan

S : ibu mengatakan anaknya


sudah mau makan dalam porsi
sedikit
Nutrisi kurang dari
O : mual muntah berkurang , klien
kebutuhan tubuh
3. 8/1 – 2021 sudah mau makan dalam porsi
sedikit , tidak ada penurunan berat
badan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu dan keluarga mengatakan


belum mengenal penyakit
bronkopneumonia

O : - Perawat menjelaskan ,
penyebab , dan pengobatannya.
Kurang pengetahuan
A : Masalah teratasi sebagian

4. 8/1 – 2021
P : Intervensi dilanjutkan

- Mengetahui apakan klien dan


keluarga sudah paham atau
belum

1. 9/1 – 2021 Bersihan jalan nafas tidak S : Ibu mengatakan anaknya


efektif masih batuk , sesak berkurang ,
mengatakan sudah dapat nebulizer

O : Suhu 37,8ºc , RR : 26x/menit ,


SPO2 92 % + O2 , Nebulizer(+)

34
A : Masalah tertasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : ibu mengatakan anaknya


sudah tidak demam
9/1 – 2021 Hipertermi
O : suhu jam 22.00 – 36,7ºc , RR :
2.
26x/menit , SPO2 92 % tanpa
oksigen

A : Masalah tertasi

P : Intervensi dihentikan

S :Ibu mengatakan anaknya sudah


nafsu makan , tidak ada muntah

O : mual muntah (-) . tidak ada


9/1 – 2021 Nutrisi kurang dari
penurunan berat badan , BB : 9 kg
kebutuhan
3.
A : Masalah sudah teratasi

P : Intervensi di hentikan

S : Ibu mengatakan sudah


mengerti tentang penyakit
bronkopneumonia

Kurang pengetahuan O : Ibu dan keluarga sudah


9/1 – 2021
mengerti tentang penyakit

4. bronkopneumonia , sudah tau

35
penyebab penyakit anaknya

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

1. 10/1 – 2021 Bersihan jalan nafas tidak S : ibu klien mengatakan sesak
efektif berkurang , batuk berkurang

O : nebulizer (+) , SPO2 95 %


tanpa oksigen , RR : 25x/menit ,
Ronchi berkurang

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

36
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia tepatnya
pneumonia lobaris yang penyebaran daerah infeksinya berupa penyebaran
bercak dan dapat meluas ke parenkim paru yang ada disekitarnya.
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya yang
mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering
menimpa anak-anak dan orang dewasa, yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah
penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.

4.2 Saran
Makalah ini membahas tentang bronkopneumonia pada anak N Selama
melakukan asuhan keperawatan kami menemukan beberapa kesenjangan
antara Teori dengan Praktik di lapangan. Kami memprioritaskan kenyamanan
dan keamanan pada pasien selama dilakukan asuhan keperawatan. Selain itu
dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan agar dapat
mengerti, memahami dan dapat menjelaskan tentang gangguan penurunan
kesadaran bronkopneumonia dari pengertian, Patofisiologi, etiologi,
manifestasi klinis maupun pencegahan serta penerapan asuhan
keperawatannya. Dengan demikian diharapkan setelah membaca makalah ini
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan
derajat kesehatan, salah satunya dengan mencegah terjadinya
bronkopneumonia

37
DAFTAR PUSTAKA

Martin tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,


Diagnosis, Dan Evaluasi halaman 247. EGC : Jakarta

Mansjoer, Arief.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 Jilid ke . media


Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Departemen kesehatan RI (1996). Pusat penyuluhan Kesehatan Masyarakat,


Depkes ; Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

Sylvia A. Price & Lorraine M. W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses
Penyakit. EGC : Jakarta

38

Anda mungkin juga menyukai