DI SUSUN OLEH :
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak dan untuk
memberikan asuhan keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa Gangguan Sistem
Pernafasan Bronkopneumonia“.
Wassalamualaikum wr.wb
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................3
iii
3.5 Implementasi Keperawatan ....................................................................28
3.6 Evaluasi Keperawatan ............................................................................30
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................34
4.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada An. N dengan
Bronkopneumonia pada anak
2) Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada An. N Dengan Diagnosa Medis
Bronkopneumonia
2. Merumuskan Diagnosa Pada An. N Dengan Diagnosa Medis
Bronkopneumonia
3. Merencanakan Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia
4. Memberikan Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia
5. Mengevaluasi Tindakan Keperawatan Pada An. N Dengan Diagnosa
Medis Bronkopneumonia
1.4 Manfaat
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk bahan evaluasi pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada An. N dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia
yang bermanfaat bagi pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu dalam peningkatan pengetahuan khususnya
tentang Asuhan Keperawatan Pada An. N dengan Diagnosa Medis
2
Bronkopneumonia dan sebagai acuan saat mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari dan saat praktiknya.
3. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan
penelitian serta informasi tentang Asuhan Keperawatan Pada An. N
dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia
3
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
1. Bakteri : Streptococus , straphylococcus , influenza
2. Virus : Legionella pneumonia , virus influenza
3. Jamur : Aspergilus , candida albocons
4
4. Aspirasi makan
5. Kongesti paru kronik
6. Flora normal
2.1.3 Pathway
2.1.4 Patofisiologi
Sebagian besar bronkopneumonia adalah mikroorganisme ( jamur,
bakteri, virus ) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti
hidrokarbon ( minyak tanah, bensin, dan sejenisnya ) , serta aspirasi
5
( masuknya isi lambung ke dalam saluran nafas ). Awalnya
mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi ini
akan masuk ke saluran pernafasan atas dan menimbulkan reaksi
imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana
saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesusaikan diri sehingga
timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret, semakin lama
secret semakin menumpik di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi
semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di
bronkus lama-kelmaan secret akan mencapai ke alveolus paru dan
mengganggu system pertukaran gas di paru. Selain menginfeksi saluran
nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna saat ia terbawa
oleh darah. Bakteri ini flora normal dalam usus menjadi agen pathogen
sehingga timbul masalah GI track.
6
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
3. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
4. Diafoesis
5. Anoreksia
6. Malaise
2.1.6 Komplikasi
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna
atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau
refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah
dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga
pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang.
4. Infeksi sistemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
7
7. Tes fungsi paru
8
4) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang
lainnya.
c. Riwayat kesehatan lingkungan
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi
pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan
ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa
menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau
banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota
keluarga perokok.
d. Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah
karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
f. Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein =
MEP).
9
tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan
pilek.
3) System perncernaan
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,
lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
4) Sistem eliminasi
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin
belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi
dehidrasi (ringan sampai berat).
5) System syaraf
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus
pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
6) System muskoloskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
7) System endokrin
Tidak ada kelainan
8) System integument
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat,
akral hangat, kulit kering.
9) System pengindraan
Tidak ada kelainan
10
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses
bernafas.
5) Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.
11
e. Lakukan suction bila perlu
R/ peningkatan mucus/lendir di saluran nafas dapat
menyumbat jalan nafas.
f. Monitor tanda vital tiap 4 jam
R/ peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat
keparahan.
g. Lakukan kolaborasi pemberian O2
R/ kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu
dengan tambahan oksigen yang diberikan.
h. Lakukan pemijatan dinding dada dan perut serta pemberian
nebulizer hati. Hati pada anak yang sesak dan suhu tubuh yang
tinggi.
R/ getaran dan pemijatan membantu melepaskan sekret yang
menempel pada dinding saluran nafas, nebulizer merangkang
batuk efektif klien.
2) Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus
Tujuan : Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan
kriteria suhu tubuh normal 365 – 375 o C (bayi) 36-37 (anak) nadi
normal 120 140 X/menit (bayi) 100-120 X/menit (anak) Respirasi
normal 30-60 X/ment (bayi) 30-40X/menit (anak).
Intervensi :
a. Monitor suhu tubuh tiap 2-4 Jam
R/ perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya infeksi.
b. Berikan kompres hangat
R/ kompres hangat menurunkan panas dengan cara konduksi
yaitu kontak langsung dengan obyek.
c. Berikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter
R/ menurunkan panas di pusat hepotalamus.
12
Tujuan : klien mampu meningkatkan aktivitas fisiknya dengan
kriteria mampu melaksanakan aktifitas ringan dan mampu
mempertahankan gerak
Intervensi :
a. Rencanakan periode istirahat sering pada klien untuk
penghematan energi.
R/ istirahat yang cukup dapat mengembalikan tenaga klien
secara bertahap dan mencegah pengeluaran yang berlebihan.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa stress
R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman
pada klien.
c. Ubah posisi secara bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi
R/ membantu mobilisasi secara bertahap
d. Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat
R/ istirahat tidur lebih efektif dengan peran serta orang tua.
13
R/ mengetahui perbandingan antara pemasukan dan
pengeluaran cairan.
d. Berikan cairan infus sesuai program dokter
R/ memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
BRONKOPNEUMONIA
3.1 PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
1. IDENTITAS
a. Anak
Nama : An. N
Anak yang ke : Anak yang ke-2
Tanggal lahir/umur : 28 Agustus 2017 / 1 tahun 4 bulan 10 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
Tanggal masuk : 6 Januari 2021
No. medrec : 00144115
Ruang : Tanjung
Diagnose medis : BP (Bronkopneumonia)
Tanggal pengkajian : 7 Januari 2109
b. Orang tua
1) Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
15
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
2) Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Cibuntu Rt. 01 Rw. 01 Kec.
Cibeureum (Sukabumi)
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama :
Ibu mengatakan anaknya sesak sejak kemarin disertai ada batuk 2
hari, mual muntah, demam sudah 2 hari. Pola nafas regular
terdapat retraksi dinding dada , Ronchi (+) , suhu 38,5 º c
2) Riwayat keluhan :
Sesak dan batuk
3) Keluhan saat pengkajian :
Sesak , batuk , dan demam dengan suhu 38,5ºc , batuk produktif ,
RR : 36 x/menit
4) Riwayat kesehatan dahulu :
Sudah berobat tanggal 6 Januari 2021 ke RS Al-Mulk , sudah
diberikan paracetamol, antibiotic .
5) Keluhan penyakit keluarga :
Keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit yang serupa
d. Riwayat kesehatan anak khusus ( usia 0-5 tahun )
1. Prenatal
- Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu : tidak
mengalami keluhan
- Imunisasi TT / Tidak
16
2. Intra natal
- Jenis persalinan : spontan
- Penolong persalinan : bidan
- Komplikasi yang dialami oleh ibu saat melahirkan dan setelah
melahirkan : tidak ada komplikasi saat melahirkan dan setelah
melahirkan
3. Post natal
- Kondisi bayi : Normal
- BB Lahir : 2800
e. Riwayat imunisasi
1. BCG
Usia : 1 Bulan
Tanggal diberikan : Ibu klien lupa
Tempat imunisasi : Puskesmas
Jumlah imunisasi : 1 kali
2. DPT
Usia : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Tanggal diberikan : Ibu klien lupa
Reaksi : demam
Tempat imunisasi : Puskesmas
3. Polio
Usia : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan , 6 bulan
Tanggal diberikan : ibu klien lupa
Reaksi : Tidak ada
Tempat imunisasi : Puskesmas
4. Campak
Usia : 9 bulan
Tanggal : Ibu klien lupa
Reaksi : Tidak ada
Tempat diberikan : Puskesmas
17
f. Riwayat alergi : Tidak ada
g. Riwayat tumbuh kembang
- PB/TB : 100 cm
- BB : 8 kg
- LK : 35
- LLA : -
2. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
a. Pola persepsi dan penangan kesehatan
Anak berkembang sesuai dengan anak yang lain seusia dia ,
pengobatan yang sudah dilakukan adalah tanggal ̉ Januari 2021
sempat berobat ke RS Al-Mulk diberikan obat paracetamol dan
antibiotic.
b. Nutrisi – Metabolik
Nafsu makan berkurang 2x/hari , jenis makanan : makanan yang
lunak + nasi tapi sedikit , jenis lauk : sayur, daging ayam, dan lain-
lain.
c. Eliminasi ( BAK/BAB )
Biasanya setelah BAB/ BAK ditolong, tempat BAK/BAB
dikamar mandi, Frekuensi 3Xbak warna kuning, konsistensi lunak.
Tidak ada kelainan, BAB/BAK lancer, Frekuensi BAK/BAB dirumah
sakit : 2x
d. Aktivitas / latihan
Permainan yang sering disukai adalah boneka, ada kesulitan saat
bernafas (sesak), lemah, batuk berdahak.
e. Tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur :
Mencuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur, kadang sering
mengompol, tidak nyenyak karena batuk dan sesak. Tidur malam
mulai jam 20.00/20.30 , bangun pagi jam 07.00/08.00 , tidur ditemani
oleh orang tua
18
f. Kognitif dan persepsi
- Kemampuan penglihatan : normal, tidak buta warna, tidak ada
keluhan
- Pendengaran : normal , mendengar dalam jarak dekat/jauh
- Pengecapan : normal
- Penciuman : normal
- Persepsi terhadap nyeri : klien merasakan nyeri
- Pengambilan keputusan : keluarga klien cemas dan kurang
pengetahuan
g. Persepsi diri – konsep diri
Keadaan ekonomi keluarga mencukupi , keadaan fisik klien
lemah
h. Pola hubungan peran
Keluarga dank lien sangat dekat dengan lingkungan (tetangga) ,
orang tua membesarkan anak dengan sangat baik. Selalu ada
disamping klien saat sakit
i. Pola reproduksi dan kesehatan : Tidak dikaji
j. Pola toleransi terhadap stress dan koping
Memberi pengetahuan kepada orang tua klien agar
memperhatikan lebih saat anaknya sakit, lebih menjaga anaknya dari
lingkungan yg terkena asap rokok
k. Pola keyakinan dan nilai
Klien beragama islam
3. PENGAWASAN KESEHATAN
Bila sakit minta pertolongan kepada : Klinik, bidan atau di bawa langsung
ke RS
Kunjungan ke posyandu : untuk imunisasi
Pengawasan anak dirumah : selalu diperhatikan dan di awasi
4. PENYAKIT YANG PERNAH DI DERITA
Tidak ada
19
5. KESEHATAN LINGKUNGAN
Lingkungan yang terkena asap rokok
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : klien terlihat lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 38ºC
- Nadi : 140x/menit
- Pernafasan : 32x/menit
- Tekanan darah : tidak dikaji
d. Kepala : bentuk kepala simetris, rambut sehat, warna rambut hitam,
UUB (-), tidak ada kelainan dan tidak ada benjolan
e. Mata : mata terlihat cowong, bola mata simetris, konjungtiva anemis,
kornea mata sclera tidak ikterik, lapang pandang masih cukup bagus
f. Hidung : ada secret, adanya pergerakan cuping hidung, ada suara saat
bernafas
g. Telinga : telinga bersih, simetris, tidak ada kelainan, tidak memakai
alat bantu pendengaran
h. Mulut : daerah mulut bersih , tidak ada kelainan , keadaan lidah bersih
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , dapat menggerakan
leher
j. Thorax : pernafasan SPO2 95 % , bentuk dada simetris , frekuensi
nafas 38x/menit , pola nafas regular , bunyi paru ronchi , adanya
retraksi dinding dada, terpasang O2 1 lpm .
k. Jantung : tidak ada pembesaran jantung
l. Abdomen : bentuk abdomen datar , tidak ada hernia , tidak teraba
skilaba
m. Ekstremitas : tonus otot 5 5
5 5 , tidak ada udem , CRT <2 detik ,
akral teraba hangat , tidak ada kelainan , bentuk simetris.
n. Genetalia dan anus : Tidak ada kelainan , jenis kelamin perempuan
20
o. Anus : tidak dikaji
p. Neurologi :
1) Nervus I-XII
a. Nervus I (Olfaktorius ) penciuman :
Terdapat retraksi dada , polip tidak ada
b. Nervus II : Bentuk simetris , dapat menggerakan bola mata ,
pupil sama besar , konjungtiva anemis , sclera tidak ikterem ,
bulu mata ada
c. Nervus III : Bisa mengangkat kelopak mata ke atas
d. Nervus IV : Bisa menggerakan bola mata ke bawah
e. Nervus V : Dapat menoleh ke kiri dan kanan
f. Nervus VI : Gerakan otot mata , tidak diidentifikasi
g. Nervus VII : Klien tersenyum dan menangis
h. Nervus VIII : Pendengaran normal
i. Nervus glosofaringeus : klien dapat membedakan asam ,
pahit , asin dan manis
j. Nervus vagus : klien bisa mengecap makanan yang diberikan
k. Nervus asesoris : klien bisa bergerak / menggerakan bahunya
dan mengacung-ngacungkan tangannya
l. Nervus hipoglosus : klien bisa menggerakan lidahnya
2) Tanda-tanda perangsangan selaput otak :
- Masa otot : lemah
- Tonus otot : menurun
- Kekuatan otot : 25%
Antropometri
1) BB : 9,5 kg
2) TB : 100 cm
3) Lingkar kepala : 44 cm
4) Lingkar dada : 42 cm
5) Lingkar lengan : 19 cm
6) BB ideal : 2n + 8 = (2 x 1,4) + 8 = 2,8 + 8 = 10,8
21
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama pasien : An. N
No. Medrec : R00144115
Jenis
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Hemoglobin 10.1 g/dl 10,7 ~ 13.1
Leukosit 13,600 /µl 4,000 ~ 10,000
Hematokrit 33 % 35 ~ 43
Eritrosit 4.2 Juta /µl 3.8 ~ 5.2
MCV 79 Fl 73 ~ 101
MCH 24 Pg 24 ~ 30
MCHC 31 g/dl 26 ~ 34
Trombosit 150.000 ~ 450.
368.000 /µl
000
Glukosa Darah
95 Mg/dl 60 ~ 100
Sewaktu
22
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
Akumuluasi secret
dibronkus
Suhu 38ºC
Infeksi saluran nafas
Demam disertai batuk bawah
23
Peradangan
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermi
. BB = 8 kg
Proses peradangan
Akumulasi secret
Mokus bronkus
meningkat
24
sedap
Intake menurun
Akumulasi secret
Keluarga belum
memahami tentang
penyakit
25
Kurang pengetahuan
Tanggal
NO. Diagnosa Keperawatan
muncul
1. 6 januari 2021 Bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi sputum
ditandai dengan adanya ronchi , secret dan
ketidakefektifan batuk
2 7 januari 2021 Hipertermi b.d peningkan suhu tubuh
3 7 januari 2021 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolism terhadap demam, ditandai dengan nafsu
makan menurun
4 7 januari 2021 Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan informasi
26
nafas dibuktikan untuk istirahat dan ekspansi
dengan kriteria hasil : nafas dalam maksimum
Mendemostrasika
3. Pernafasan
n batuk efektfif
dangkal,
dan suara nafas 3. Monitor penafasan
pergerakan dada
bersih dan bunyi nafas
tidak simetris
Saluran O2 dalam
batas normal 4. Untuk
Menunjukan jalan melancarkan
nafas yang paten penumpukan
4. Lakukan nebulizer
secret
dan fisioterapi bila
perlu 5. Unruk
memaksimalkan
ventilasi
5. Melakukan teknik
semifowler
27
rasa pusing dan 5. Menjaga agar
pasien merasakan suhu tubuh tetap
5. Komres hangat
nyaman stabil
6. Lihat adanya
tanda-tanda
dehidrasi
6. Monitor
kelembapan
membrane mukosa
28
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
R/ Terdengar bunyi
13.40 - Memonitor
ronchi
pernafasan
R/ Secret berkurang ,
- Memberikan pasien batuk (+)
nebulizer
R/ RR = 34x/menit
- Memonitor frekuensi
pernafasan Suhu : 38,6
SPO2 95 %
29
dengan keluarga kompres hangat
untuk memberikan
kompres hangat
- Membantu
R/ dilakukan nebulizer
mengeluarkan
sputum
11.00
- Menganjurkan
kepada keluarga
R/ klien masih susah
untuk memberi
untuk makan
15.00 makan klien
- Memberikan susu
dan air putih
nafas
30
- Memonitor warna R/ kuning langsat , tidak
kulit klien ada kelainan
buntu pernafasan
- Mengobservasi
22.00 R/ batuk berkurang
adanya batuk
- Memonitor adanya
22.10 R/ Klien sudah mau
penurunan nutrisi
makan
- Menimbang kembali
R/ BB : 9 kg
berat badan
- Memonitor mual
muntah R/ Mual muntah tidak
31
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA : An. N
No. Medrec : R00144115
SPO2 95 + O2 1 lpm
P : Intervensi dilanjutakn
P : Intervensi dilanjutkan
32
nafsu makan anaknya juga
berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
O:
- RR : 26x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
33
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
O : - Perawat menjelaskan ,
penyebab , dan pengobatannya.
Kurang pengetahuan
A : Masalah teratasi sebagian
4. 8/1 – 2021
P : Intervensi dilanjutkan
34
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah tertasi
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi di hentikan
35
penyebab penyakit anaknya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
1. 10/1 – 2021 Bersihan jalan nafas tidak S : ibu klien mengatakan sesak
efektif berkurang , batuk berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia tepatnya
pneumonia lobaris yang penyebaran daerah infeksinya berupa penyebaran
bercak dan dapat meluas ke parenkim paru yang ada disekitarnya.
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya yang
mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering
menimpa anak-anak dan orang dewasa, yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah
penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.
4.2 Saran
Makalah ini membahas tentang bronkopneumonia pada anak N Selama
melakukan asuhan keperawatan kami menemukan beberapa kesenjangan
antara Teori dengan Praktik di lapangan. Kami memprioritaskan kenyamanan
dan keamanan pada pasien selama dilakukan asuhan keperawatan. Selain itu
dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan agar dapat
mengerti, memahami dan dapat menjelaskan tentang gangguan penurunan
kesadaran bronkopneumonia dari pengertian, Patofisiologi, etiologi,
manifestasi klinis maupun pencegahan serta penerapan asuhan
keperawatannya. Dengan demikian diharapkan setelah membaca makalah ini
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan
derajat kesehatan, salah satunya dengan mencegah terjadinya
bronkopneumonia
37
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A. Price & Lorraine M. W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses
Penyakit. EGC : Jakarta
38