Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TYPHOID

Dosen Pengampu : Widyo Subagyo, SST., MMR

1. Alim Martin Nur Wahid P1337420222058


2. Almas Ramadhani Yoga P P1337420222108
3. Titin Riyantika P1337420222060
4. Maelani Khaerunisa P1337420222072
5. Shifa Az Zahra Ash Shidiq P1337420222063
6. Deka Dwi Ariffa P1337420222065
7. Talitha Aurelia Cahya P1337420222087
8. Siti Fatimah P1337420222092
9. Mawadatur Rohama P1337420222061
10.Putri Aizzatul Aulia P1337420222093
11.Wahyu Rizki Hanifah P1337420222114
12.Endah Rusliana P1337420222079
13.Nur’aini Agniyavanny P1337420222103

KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH THYPOID
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Patofisiologi

1. Alim Martin Nur Wahid P1337420222058


2. Almas Ramadhani Yoga P P1337420222108
3. Titin Riyantika P1337420222060
4. Maelani Khaerunisa P1337420222072
5. Shifa Az Zahra Ash Shidiq P1337420222063
6. Deka Dwi Ariffa P1337420222065
7. Talitha Aurelia Cahya P1337420222087
8. Siti Fatimah P1337420222092
9. Mawadatur Rohama P1337420222061
10.Putri Aizzatul Aulia P1337420222093
11.Wahyu Rizki Hanifah P1337420222114
12.Endah Rusliana P1337420222079
13.Nur’aini Agniyavanny P1337420222103

Disetujui oleh :
Dosen Pengampu Mata Kuliah

Widyo Subagyo, SST., MMR


NIP. 19750707 200112 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah patofisiologi dengan tema "Thypoid".

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh anggota kelompok yang telah berkontribusi
secara optimal dalam pembuatan makalah ini baik secara moril maupun materil sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Terimakasih juga kami ucapkan
kepada bapak selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan kami dalam pembuatan
makalah bertemakan Thypoid ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang bisa bermanfaat nantinya.

Sebagai penyusun kami menyadari masih banyak kekurangan dalam segala hal terkait
penyusunan makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak tentu kami harapkan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesempurnaan dari
makalah ini. Atas segala masukan tersebut sebagai penyusun kami mengucapkan terima kasih.

Purwokerto, 15 Februari 2023

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHA….………………………………………… ii
KATA PENGANTAR.....……………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………..…………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 1
1. Latar Belakang …………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah…………………………………………... 2
3. Tujuan……………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………… 3
1. Definisi ………………………………………………………3
2. Etiologi……………………………………………………….3
3. Manifestasi Klinis……………………………………………4
4. Anatomi Fisiologi…………………………………………….4
5. Patofisiologi ………………………………………………….5
6. Penatalaksanaan……………………………………………..5
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………6
1. Definisi Demam thypoid……………………………………..6
2. Konsep ketidakseimbangan nutrisi…………………………6
3. Kebutuhan nutrisi pada pasien thypoid…………………….7
4. PHATWAY…………………………………………………...7
BAB IV PENUTUP………………………………………………….8
1. Kesimpulan…………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Penyakit thypoid dikenal dengan nama lain typhus abdominalis, typhoid fever atau
enteric fever. Penularan penyakit ini biasanya terjadi melalui kontaminasi makanan dan
minuman secara fekal-oral (Marni, 2016).
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama karena
distribusinya terkait erat dengan urbanisasi ,kepadatan penduduk,kesehatan
lingkungan ,sumber standar air dan sanitasi yang buruk serta kebersihan di industri
makanan yang masih rendah.Penyakit ini hampir selalu menular melalui makana dan
minuman yang tercemar (Saputra,2017).
Demam thypoid sendiri sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan baik
dan benar,bahkan fatal,dan menurut informasi WHO (World Health Organistation)
memeperkirakan sekitar 11-21 juta kasus thypoid dan sekitar 128.000 – 161.000
kematian,sedangkan di Indonesia WHO memperkirakan 70 persen kematian terjadi di
Asia. Indonesia adalah satu negara endemis yang diperkirakan ada 800 pasien per
100.000 penduduk yang ditemukan sepanjang tahun ( WHO,2018 ).

1
Gejala yang terjadi bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat sampai
demam sore hari. Terkadang karena gejala demam yang ringan sering diremehkan dan
tidak mau pergi ke dokter.Penyakit yang akut,gejala yang muncul lebih parah seperti
mulas, sakit perut, diare bahkan sembelit, sakit kepala, mual, dan muntah. Jika tidak
segera ditangani akan mengakibatkan gangguan kesadaran mulai dari ringan hingga
berat. Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien adalah perforasi usus, perdarahan usus,
dan neuropsikiatri (koma) (Widoyono, 2011).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan salah satu
masalah yang di alami pada penderita typhoid karena S.Typhi masuk ke saluran
pencernana lewat minuman dan makanan yang terinfeksi meningkatkan asam lambung
sehingga terjadi anoreksia (Nurarif & Kusuma, 2015) dan menurut Pambudi (2017)
penderita demam typhoid membutuhkan asupan nutrisi dengan diet cukup penting dalam
proses penyembuhan.
Perawatan yang dapat diberikan kepada keluarga dan pasien salah satu caranya
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi dan
menawarkan terapi untuk mengatasi kekurangan gizi. Memberikan infomasi tentang
kebutuhan nutrisi pada anak dengan demam thypoid. Perawatan yang dapat diberikan
perawat selain pemberian pendidikan kesehatan tentang asupan nutrisi adalah dengan
memberikan obat oral antacid 1 tablet. Obat oral antacid 1 tablet, Golongan obat antasida
ditujukan untuk menetralisir asam lambung yang berlebih di dalam lambung.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan masalah yang ada adalah “Bagaimana proses
infeksi dan inflamasi pada penyakit thypoid dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh?”
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan thypoid
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari penyakit thypoid
3. Mahasiswa dapat mengetaui proses infeksi dan inflamasi pada thypoid
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses perjalanan/pathway thypoid
5. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan pada pasien thypoid
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Thypoid
a. Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endhotelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedala
sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch
dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. (Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2015).
2. Etiologi
Thypoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme
Salmonella enterica serovar Typhi (yang umum dikenal sebagai Salmonella
Typhi) melalui jalur fekal-oral dari konsumsi makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini hanya menyebar dari
manusia ke manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi inangnya.
Gejala yang menyertai adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5 Celcius
dapat disebabkan akibat gangguan pada hormon metabolisme serta peningkatan
suhu lingkungan jika tidak segera ditangani demam tifoid dapat mengakibatkan
dehidrasi yang akan mengganggu keseimbangan elektrolit dan kejang.

3. Definisi Typhoid
Typhid adalah penyakit infeksi akut yang terjadi di usus halus oleh
Salmonella Typhi akibat keracunan makanan dengan gejala demam selama satu
minggu atau lebih disertai dengan gangguan pada saluran pencernaan dengan atau
tanpa gangguan kesadaran (Ketut dan Sarwo, 2018).
3
Penyakit demam Typhoid biasanya ditularkan melalui makanan yang
terkontaminasi bakteri Salmonella typhi atau adanya bakteri yang masuk melalui
proses pencernaan (food borne diseases). Bakteri Salmonella typhi mempunyai
sifat patogen yang dapat menginfeksi manusia maupun hewan. Salmonella typhi
dapat bertahan hidup di alam bebas seperti di dalam air, tanah atau
bahkan pada makanan.
Demam tifoid adalah infeksi akut yang terjadi di saluran perncenaan
tepatnya usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmnolella Paratyphi A, B dan
C yang dapat ditularkan melalui feses atau urine penderita (Widoyono, 2011).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Ardiansyah (2012) gejala klinis yang akan timbul pada penderita
demam thypoid pada klien dewasa lebih berat dibanding pada anak. Penyakit ini
masa tuntasnya 10 hari hingga sampai 20 hari. Masa tuntas tersingkat untuk
demam thypoid adalah 4 hari, jika terinfeksi melalui makanan. Sedangkan masa
tuntas terlama berlangsung 30 hari, jika itu melalui minuman.
Selama masa inkubasi juga dapat berlangsung 7 hari hingga sampai 21
hari, walaupun pada umumnya 10-12 hari ditemukan gejala abnormal yaitu
perasaan tidak enak badan, terasa lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak
bersemangat, yang kemudian disusul juga dengan gejala-gejala klinis yang lain
sebagai berikut, yaitu
a. Demam
Demam berlangsung terjadi selama tiga minggu, yaitu bersifat febris
remiten, dan dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi. Selam minggu
pertama seperti demam tinggi atau hipertermi yang berkepanjangan yaitu
suhunya setinggi 39oC-40oC sehingga mengakibatkan sakit kepala, pusing,
pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk. Pada minggu kedua suhu
tubuh akan berangsur-angsur meningkat setiap harinya, yang biasanya
menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore hari ataupun juga
pada malam hari dan suhu tubuh penderita demam thypoid ini terus menerus
dalam keadaan demam tinggi (hipertermi).

4
Pada minggu ketiga suhu tubuh ini akan berangsur turun dan normal
kembali di akhir minggu, hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil
diobati, dan juga bila keadaan membaik, gejala-gejala tersebut akan
berkurang dan temperatur mulai turun.

b. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada penderita demam thypoid ini disertai adanya perubahan pola


napas yaitu napas jadi berbau tidak sedap, mukosa bibir menjadi kering
dan pecah-pecah, lidah putih kotor ujung dan adanya tepi kemerahan, perut
akan terasa kembung, hati dan limpa membesar, dan disertai nyeri pada
perabaan.

c. Gangguan pada kesadaran

Pada penderita demam thypoid ini kesadaran akan menurun,


walaupun tidak terlalu merosot, yaitu dengan adanya gangguan kesadaran
seperti apatis sampai samnolen (keinginan untuk tidur dan terus tidur).

Di gejala-gejala tersebut ada munculnya gejala lain, yaitu bintik-


bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit. Berperan dalam
pembuangan limbah tertentu dari tubuh , terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

5. Anatomi Fisiologi
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : Oris (mulut), faring (tekak),
esofagus (kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus halus),
intestinum mayor (usus besar ), rektum dan anus. Pada kasus demam tifoid,
salmonella typi berkembang biak di usus halus (intestinum minor). Intestinum
minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada
pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya ± 6 m,
5

merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil
pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam),
lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (muskulus
longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar) (Pearce, 2016).

1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap tubuh. Proses
pencernaan meliputi proses mengunyah, menelan, dan mencampur
dengan enzim-enzim yang diproduksi, mulai dari mulut sampai anus.
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam
mulut. Rongga mulut merupakan bagian pertama dari tabung
pencernaan. Fungsi utamanya adalah untuk melayani sebagai pintu
masuk dari saluran pencernaan dan untuk memulai proses
pencernaan dengan air liur dan tenaga penggerak dari pencernaan
bolus ke faring. Bagian-bagian mulut meliputi : bibir, rongga
mulut, palatum, faring, gigi, lidah dan kelenjar ludah.
6
b. Kerongkongan

Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran


penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan
berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari
mulut menuju lambung. Otot kerongkongan dapat berkontraksi
secara bergelombang, sehingga mendorong makanan masuk ke
dalam lambung, gerakan kerongkongan ini disebut gerak
peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan
melingkari dinding kerongkongan mengerut secara bergantian.

c. Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang


terletakdisebelah kiri rongga perut. Ini adalah tempat sejumlah
proses pencernaan berlangsung.

Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas


(kardiak), letaknya berdekatan dengan hati dan berhubungan
dengan kerongkongan, bagian tengah (fundus), yang berbentuk
membulat, serta bagian bawah (pylorus), yang berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Ujung kardiak dan pylorus
terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya
makanan ke dan dari lambung.

d. Usus halus

Usus halus (intestinium) merupakan tempat penyerapan


sarimakanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling
panjang. Usus halus terdiri dari, usus duabelas jari (duodenum),
usus kosong, usus penyerap (jejenum), dan usus penyerap (ileum).
7

e. Usus besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya


selulosa, bersama dengan lender akan menuju ke usus besar
menjadi feses, didalam usus besar terdapat bakteri Escherichia
Coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses.

f. Anus

Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari


tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih
dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang,
maka otot spinker rectum mengatur pembukaan dan penutupan
anus.

6. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit demam typhoid berawal dari kuman masuk melalui
mulut ebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung dan
ebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak
menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk keperedaran darah (bakterimia
primer), dan mencapai sel-sel endoteleal, hati, limpa, dan organ-organ lainnya.
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo
endoteleal melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk kebeberapa jaringan
organ tubuh, terutama limpa, usus, dan kandung empedu. Pada minggu pertama
sakit, terjadi hyperplasia plaks player. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus.
Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks
peyer. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai
perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala
demam disebabkan oleh endotoksil, sedangkan kelainan pada saluran disebabkan
oleh kelainan pada usus halus (Suriadi & Yuliani, 2010).
8

7. Penatalaksanaan
Penanganan meriang thypoid (Rampengan, 2008) adalah Penderita yang
dirawat dengan diagnosa demam thypoid harus dianggap dan dirawat sebagai
penderita demam thypoid yang secara garis besar ada 3 bagian, yaitu:

1. Perawatan

Penderita penyakit thypoid membutuhkan perawatan di rumah sakit guna


dilakukannya pengamatan dan penyembuhan. Penderita diwajibkan untuk
beristirahat selama 5-7 hari sampai demam thypoid turun, namun penderita tidak
wajib untuk tirah baring.

Penanganan terhadap penderita yang mengalami kesadaran harus selalu


dilakukan observasi agar tidak terjadi aspirasi. Untuk cepat lambatnya
kesembuhan tergantung pada seorang penderita memiliki komplikasi atau tidak.

2. Diet

Penderita thypoid harus dilakukan pemberian diet yang dimulai dengan


bubur saring, kemudian bubur kasar hingga pada akhirnya diberikan nasi.
Menurut beberapa penelitian dianjurkan pemberian makanan padat dini sesuai
dengan kondisi si penderita dengan memperhatikan kualitas yang diberikan aman.
Selain itu pemberian makanan padat dini juga memiliki keuntungan untuk
menekan kadar albumin dalam serum dan dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi lain dalam proses perawatan.

3. Obat-obatan
Demam thypoid yakni penyakit peradangan dengan poin kematian yang
teratas saat sebelum terdapatnya obat-obatan antimikroba (10-15%). semenjak
terdapatnya obat antimikroba paling utama kloramfenikol poin kematian
menyusut selaku radikal (1-4%).

a) Kloramfenikol

Asertaya resistensi bakteri salmonella kloramfenikol di bermacam


teritori, namun senantiasa dibubuhkan selaku obat pilihan.Dalam
pemberian kloramfenikol tidak ada kesepadanan jumlah. Ukuran yang
disarankan yaitu 50-100 miligram/kgBB/hari, sepanjang 10-14 hari. Untuk
neonates, pemakaian obat ini hendaknya diatasi serta kalau tertekan,
jumlah tidak bisa melewati 25 mg/kgBB/hari, sepanjang 10 hari.

b) Tiamfenikol

Pemberian tiamfenikol, meriang turun sesudah 5-6 hari.Komplikasi


Hematologi pada penggunaan tiamfenikol lebih langka dilaporkan. Ukuran
oral yang disarankan 50-100 mg/kgBB/hari, sepanjang 10-14 hari.

c) Kotrimoksasol

Kelebihan kotrimoksazol antara lain mampu dibubuhkan buat


masalah yang resisten kloramfenikol, pemasukan di usus pas positif.
Dosis oral yang disarankan merupakan 30-40 mg/kgBB/hari.
sulfametoksazol serta 6-8 mg/kgBB/hari buat trimethoprim, diserahkan
dalam 2 kali pemberian, sepanjang 10-14 hari.

d) Ampisilin serta Amoksilin

Digunakan pada pengobatan meriang thypoid, paling utama pada


masalah resisten kloramfenikol. Dosis yang disarankan meliputi:

a. Ampisilin 100-200 mg/kgBB/hari, sepanjang 10-14 hari.


b. Amoksilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.

Pengobatan demam thypoid yang mengenakan obat campuran tidak


memberikan profit yang lebih positif jika diserahkan obat tunggal.

10

1) Seftriakson
Dosis yang disarankan merupakan 50-100 mg/kgBB/hari, tunggal
maupun dibelah dalam 2 jumlah IV.
2) Sefotaksim
Dosis yang dianjurkan adalah 150-200 mg/kgBB/hari dibelah dalam 3-
4 jumlah IV.

3) Siprofloksasin

Dosis yang dianjurkan 2x200-400 mg oral pada anak tua rentang lebih
dari 10 tahun.

4) Kortikosteroid

Diberikan dengan gejala yang pas sebab mampu menimbulkan mimisan


usus dan relaps. namun, pada masalah berat pemakaian kortikosteroid
selaku berjasa merendahkan angka kematian.
11

BAB III

PEMBAHASAN

A. Demam thypoid

Demam Thypoid atau Tifus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi. Penyakit ini menyerang di usus halus, dimana tifus menyebar melalui
feses dan mulut kemudian masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi (Widoyono, 2016). Demam tifoid dapat muncul dalam beberapa
cara yang disebut 5F (food, finger, fomitus, fly dan feces).

Kotoran dan muntahan penderita tifus dapat menularkan Salmonella typhi ke


orang lain. Bakteri ini dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh lalat, dan lalat akan memakan makanan apapun yang diinginkan
oleh anak. Jika anak makan jajanan pinggir jalan tanpa memperhatikan kebersihan,
seperti Saat mencuci tangan, dan makan makanan yang tercemar bakteri Salmonella
typhi masuk ke mulutnya, maka menyebabkan tifus (Zulkoni, 2015). Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tifus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya menyerang manusia, penyakit ini ditularkan
dengan mengonsumsi makanan yang tidak diolah dengan benar.

B .Konsep ketidakseimbangan nutrisi


Nutrisi adalah makanan dan zat lain yang terkait dengan Kesehatan dan penyakit
mencakup semua proses yang terjadi di dalam tubuh manusia untuk memperoleh
makanan atau bahan dari lingkungannya dan menggunakan bahan tersebut untuk
aktivitas penting didalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto &
Wartonah,2015).

Pola makan yang tidak seimbang kurang dari yang dibutuhkan tubuh adalah
kondisi di mana orang yang tidak puasa mengalami atau berisiko mengalami penurunan
berat badan yang berhubungan dengan asupan tidak adekuat atau metabolisme nutrient
yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.(Carpenito, 2013).

12

Diet kurang dari yang diperlukan suplai nutrisi tubuh tidak mencukupi kebutuhan
Metabolisme (NANDA, 2015). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh
adalah Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik beresiko
mengalami penurunan berat badan.

C . Kebutuhan nutrisi pada pasien penderita thypoid

Penderita thypoid atau tifus biasanya mengalami penurunan kesadaran apatis


untuk koma tidur, delirium (parah) dan anoreksia dan demam lama. Keadaan ini
menyebabkan kurangnya asupan gizi sehingga nutrisi penting untuk masa penyembuhan
juga berkurang,dan memudahkan timbulnya komplikasi.

Selain itu, pasien mengalami Demam Thypoid menderita kelainan berupa tukak-
tukak ( borok) pada usus halus Jadi makanannya harus disesuaikan. Diet yang
disarankan adalah Makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi
protein, dan tidak menyebabkan kembung, dan penanganannya harus disesuaikan
dengan keadaan. Jika kondisi pasien masih baik, diberikan makanan lunak Lauk pauk
cincang (hati, daging), labu siam atau wortel Yang dimasak sangat lembut. Bisa juga
diberi ,tahu, telur setengah matang atau dimasak matang.Susu diberikan 2x1 gelas per
hari, jika makanan tidak habis diberikan ekstra susu.
Jika keadaan pasien menurun sekali diberikan makanan cair per sonde, kalori
sesuai dengan kebutuhannya. Pemberian diatur setiap 3 jam termasuk makanan ekstra
seperti sari buah, bubur kacang hijau yang dihaluskan. Jika keadaan pasien membaik
makanan beralih secara bertahap ke lunak (Nursalam et al., 2013). bubur yang disaring
atau dihaluskan dapat diberikan untuk pasien, kemudian bubur kasar dapat dihindari
untuk menjegah Komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. Pada pasien demam
Thypoid. diet juga harus mengandung kalori dan protein yang cukup serta rendah
selulosa (rendah serat) untuk mencegah perdarahan usus dan perforasi usus.

13

A .Makanan yang dapat diberikan adalah:

 Selama minggu pertama pasien bisa diberikan makanan cair seperti susu atau
bubur kacang hijau yang sudah dihaluskan.
 Di minggu kedua, ketika sudah sedikit membaik pasien dapat diberikan diet
lunak seperti bubur dan tim.
 Pada minggu ketiga, jika kondisi membaik, dapat diberikan nasi dengan porsi
kecil secara bertahap.

B. Penyebab kekurangan nutrisi pada penderita thypoid

Menurut (Murwani, 2011) penyebab kekurangan nutrisi pada Pasien


demam Thypoid karena mengalami penurunan nafsu makan yang ditandai
dengan Mual, muntah akibat rangsangan pada medula oblongata.

C. Metode Penilaian Gizi

Menurut (Proverawati, 2011), cara penilaian status gizi adalah:

 Pengukuran antropometri (A)


Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asimilasi
Protein dan energi dengan mengukur tinggi badan (TB), berat Badan
(BB)dan Lingkar Lengan Atas (LiLA).
 Data biokimia
Dilakukan pemeriksaan laboratorium berbagai jenis jaringan tubuh,
seperti uji hematokrit,hemoglobin dan trombosit.
 Tanda klinis
Pemeriksaan klinis ini berfungsi untuk mengetahui status gizi berdasarkan
perubahan yang terjadi. kamu bisa melihatnya pada jaringan epitel seperti
kulit, mata, rambut dan selaput lendir bibir.Metode ini digunakan untuk
mengenali karakter dengan cepat tanda klinis umum kekurangan satu atau
lebih nutrisi zat gizi.

14
 Diet
Diet adalah pilihan makanan yang biasa dimakan atau dimakan seseorang
Populasi. Pada saat yang sama, diet seimbang adalah diet yang untuk
menyediakan semua nutrisi dalam jumlah yang cukup, tidakterlalu banyak
dan tidak terlalu sedikit.
15
D. PHATWAY
E. Bakteri Salmonella thypi
F.
G. Masuk ke saluran lambung
H. Gastrointestinal melalui
I. makanan / minuman
J. Sebagian dimusnahkan
K. di lambung Merangsang pelepasan

Penigkatan produksi L. perogen oleh leukosit


asam lambung M.
Mual N. Zat perogen beredar
Perasaan Pendarahan
Muntah O. dalam darah besar usus
tidak enak
Penurunan nafsu P. badan Perforasi
makan Q. hipotalamus Nyeri usus

Berat badan menurun R. abdomen peritonituis


S. merespon dengan
T. meningkatkan suhu tubuh Proses Inflamasi
Defisit nutrisi U.
V. peradangan
DEMAM THYPOID
W. pada usus halus
X.
Y. peningkatan suhu tubuh Infeksi kuman pada
Z. usus halus
AA. sebagian hidup dan
BB.Hipertermi sebagian menembus
CC.
DD.
EE.
FF.
GG.
HH.

16

II. menetap diilleum terminalis lamina propia


JJ.
KK. kurang informasi pendarahan dan perforasi masuk ke
aliran
LL. darah
MM. Defisit tubuh banyak
kehilanganpengetahuan
cairan
NN. masuk dan
bersarang
OO. di hati dan limfa
Hipovolemia
PP.
QQ. hepatimegali dan
RR. splenomegali
SS.
17
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Demam typhoid merupakan suatu infeksi akut yang menyerang system pencernaan
terutama pada bagian usus halus yang di sebabkan oeh bakteri salmonella typhi.
Dengan gejala demam selama 1-2 minggu yang ditandai dengan demam tinggi nyeri
pada bagian perut, dan mual muntah dan bisa menyebabkan penurunan kesadaran.
b. Saran
Dari uraian makalah yang telah ditulis maka kami dapat memberikan saran untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan , makanan yang dikonsumsi harus higiene dan perlunya
penyuluhan kepada masyarakat tentang demam typhoid.
18
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Proverawati, Atikah, dkk. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan
.Yogyakarta:Numed
Carpenito, L. J. 2013. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik .
Edisi 6. Jakarta: EGC.
Butler T., 2011, Treatment of Typhoid Fever in the 21st Century: Promises and
Shortcomings, Department of Microbiology and Immunology, 17 (7), 959-
963.
Charles F. L, Lora L. A and Morton P. G., 2008, Drug Information Handbook,
17th ed, USA: Lexi Comp.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Pengendalian
Demam Tifoid. Menteri Kesehatan Repubik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Informatorium Obat Nasional
Indonesia, Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Riset Kesehatan Dasar, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Terdapat
di:http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [Diakses 18 Desember
2014].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Permenkes nomor 269 tentang
rekam medis, Kemenkes RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai