Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA PASIEN Tn. D


DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
DI PANTI REHABILITASI JIWA DAN MENTAL
PANTI GRAMESIA CIREBON
2020

RUANG RAWAT : RUANG ISOLASI PANTI GRAMESIA CIREBON


TANGGAL DIRAWAT : 01 JANUARI 2021

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. D
Umur : 29 Tahun
Alamat : Dusun Margapura RT 02/ RW 06 Desa Pasir, Palasah
Majalengka Jawa Barat
Pekerjaan : Petani
Informasi : Klien dan Perawat
Tgl Pengkajian : 04 – 05 Januari 2021
Nomor RM : 718

II. ALASAN MASUK


Klien datang pukul 09.40 pada tanggal 01 Januari 2021 diantar oleh keluarganya
dengan keluhan sakit sudah ± 1 minggu. Pada saat dirumah pasien selalu marah –
marah, tidak bisa tidur dan merusak alat rumah tangga, pasien selalu bicara sendiri
dan keluyuran.

III. FAKTOR PRESIPITASI DAN RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluarga mengatakan klien tidak mampu merawat diri, selalu keluyuran, bicara
sendiri. Klien masuk karena faktor ekonomi: klien dituntut untuk membayar cicilan
hutang dan dipaksakan untuk mencari pekerjaan. Klien mengatakan dahulu selalu
minum alcohol. Saat ini Tn. D berada di Ruang Isolasi Panti Gramesia dengan
kondisi tangan dan kaki terikat.
Berdasarkan hasil observasi melalu layar CCTV pada tanggal 04 Januari 2021,
diketahui bahwa di ruang isolasi klien tampak gelisah, teriak – teriak, berbicara
sendiri dan memasang ekspresi muka tegang.
Hasil pengkajian pada tanggal 05 Januari 2021, klien mengatakan bahwa apabila
sedang sendiri, selalu ada yang ingin mengajak berbicara tetapi tidak m=nampak
wujudnya, sehingga klien selalu berbicara sendiri. Selain itu, saat mengatakan bahwa
dirinya sudah tidur lama diawan, dan tersadar bangun sudah berada disini dengan
keadaan terikat.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Riwayat Penyakit Lalu
1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Ya Tidak

Bila YA jelaskan
Berdasarkan hasil wawancara dengan klien, dan catatan keperawatan klien,
klien baru mengalami gangguan jiwa akhir – akhir ini, sebelumnya klien tidak
mengalami gangguan jiwa.

2) Pengobatan sebelumnya

Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil

Pelaku/Usia Korban/Usi Saksi/Usia


a
Aniaya fisik - - -
Aniaya Sosial - - -
Penolakan - Ya/ -
Kekerasan dalam Keluarga Ya/ - -
Tindakan Kriminal - - -

Jelaskan:
klien mengatakan mengalami penolakan di tempat kerjanya, namun tidak ingat
kejadian tersebut saat klien berusia berapa tahun. Klien melakukan kekerasan
dalam rumah tangganya.

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

3) Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Ya Tidak

4) Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio,
kultural, spiritual)
Klien mengatakan sangat kecewa dan kesal karena tidak dapat bekerja dengan
baik, klien pernah bekerja di laut sebagai nelayan namun merasa tidak betah
dan resign dari pekerjaannya tersebut.
Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi.

V. FISIK
a. Keadaan umum
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 04 Januari 2020 pukul 11.10
WIB, keadaan umum Tn. D sedang dalam emosi yang stabil. Pada pagi hari, Tn. D
baru saja dilepas dari tali yang sebelumnya mengikat tangan dan kakinya. Tn. D
tampak sedang berbincang dengan teman yang ada di Panti sembari merokok
setelah selesai makan siang. Pada pukul 12. 30 WIB tanggal 04 Januari 2021 Tn.
D kembali diikat. Pada saat diikat Tn. D tampak melawan.

b. Tanda vital : TD: 160/ 80nmmHg | N: 88 xpm | S: 36,6oC | R: 18 xpm


c. Ukur : TB: 165 cm | BB: 50 kg.

d. Keluhan fisik :
Ya Tidak
Jelaskan:
Tn. D mengatakan sakit pada bagian kedua pergelangan tangan dan kedua
pergelangan kaki akibat terikat. Klien mengatakan merasa sulit bergerak, klien
mengatakan ingin meminta perawat untuk melepaskan ikatannya.

Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori : halusinasi.

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


a. Genogram

Gambar 1. Genogram Tn. D


Keterangan
: Laki – laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
Jelaskan:
Klien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, anak pertama berjenis kelamin
perempuan, dan anak ketiga berjenis kelamin laki – laki. Klien juga seorang ayah
dari anak laki – laki berusia 8 tahun.

Masalah Keperawatan:

b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh

2) Identitas diri

3) Peran diri

4) Ideal diri

5) Harga diri

Masalah keperawatan: harga diri rendah

c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah anaknya
sendiri.
2) Peran serta dalam kelompok / masyarakat
Klien selalu mengikuti kegiatan kelompok di desanya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi dengan
orang lain.
Masalah Keperawatan:

d. Spiritual dan kultural


1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya tidak sakit, dirinya merupakan orang yang waras.
2) Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Klien mengatakan tidak memiliki konflik yang berhubungan dengan nilai,
keyakinan atau budaya.
3) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang melakukan sholat berjamaah, klien mengatakan
tidak ingin meninggalkan sholat.

Masalah Keperawatan: Halusinasi

VII. STATUS MENTAL


a. Penampilan

Tidak Rapi Penggunaan tidak sesuai Cara berpakaian tidak


seperti biasanya
Jelaskan:
Klien berpenampilan rapi dengan memakai baju kaos lengan pendek dan celana
basket, pemakaian baju klien sesuai, klien menggunakan baju dengan cara yang
sesuai dengan situasi, waktu daan kondisi. Klien mampu mengganti pakaian
sendiri dan mencuci pakaian sendiri. Klien tidak dipasangkan pampers sejak dari
kemarin, sehingga pada saat pengkajian tanggal 05 Januari 2021, tempat tidur
klien tercium bau air kencing.

Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri

b. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis

Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan:
Saat berkomunikasi, klien tampak menjawab dengan nada yang keras. Klien tidak
dapat menceritakan secara detail apa yang ingin disampaikan, klien tidak mampu
memulai pembicaraan.

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


c. Aktivitas Motorik/ Psikomotor

TIK Tegang Grimasen

Lesu Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif Lain-lain

Jelaskan:
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 04 Januari 2021, melalui layar CCTV,
klien tampak kurang nyaman dengan kondisi yang terikat sehingga menunnjukan
gerakan – gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan, klien sesekali teriak –
teriak.
Hasil observasi pada tanggal 05 Januari 2021, klien tampak gelisah, nafas cepat
dan berteriak meminta dilepaskan tali yang mengikat kedua pergelangan tangan
dan kedua pergelangan kakinya.

Masalah Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan

d. Alam Perasaan

Sedih Putus asa Gembira berlebih

Ketakutan Khawatir

Jelaskan:
Klien mengatakan apabila sedang sendiri selalu ada orang yang ingin mengajak
mengobrol, sehingga klien selalu berbicara sendiri.

Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi.

e. Afek/ Emosi

Adekuat Inadekuat Ambivalen

Tumpul Anhedonia Apati


Dangkal/ datar Merasa kesepian Labil

Eforia Marah Deresi/ sedih

Cemas: Ringan Berat

Sedang Panik

Jelaskan:
Tn. D hanya bereaksi apabila ada stimulus emosi yang sangat kuat. Klien sering
tiba – tiba teriak – teriak dan marah – marah serta emosi klien tampak cepat
berubah – ubah..

Masalah Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan

f. Interaksi Selama Wawancara

Bermusuhan Kontak mata (-) Mudah tersinggung

Tidak kooperatif Kooperatif Curiga

Jelaskan:
Klien menerima untuk diajak berkomunikasi, klien telah mengenal nama perawat
dan merasa senang karena ada teman, klien selalu berteriak meminta untuk
dilepaskan ikatannya. Klien bersikap kooperatif, meskipun kontak mata kurang,
klien tidak memperhatikan mata lawan bicaranya, mata klien sesekali melihat ke
atas.

Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi.

g. Persepsi

Halusinasi Ilusi Depersonalisasi Derealisasi

Macam Halusinasi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu/ Pembauan Lain-lain

Jelaskan:
Jika sedang sediri klien selalu mendengar ada orang yang ingin mengajak
bercakap – cakap, sehingga klien selalu berbicara sendiri. Klien menganggap
bahwa dirinya sdah tidur lama dan tidur di awan.

Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

h. Proses Pikir

Koheren Inkoheren Asosiasi Longgar

Flight of Ideas Blocking Logorea

Tangesial Sirkumstansiality Bicara Cepat

Asosiasi Bunyi Bicara Cepat Irolevansi

Main Kata-Kata Perseferasi Perbigerasi

Tangensial Pengulangan pembicaraan/ presevarasi

Jelaskan:
Klien menjawab dengan terbelit – belit namun sampai kepada pertanyaan jawaban.

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.

i. Isi Pikir

Obsesif Ekstasi Fantasi

Bunuh diri Ideas of reference Pikiran magis

Alienasi Isolasi sosial Rendah diri

Preokupasi Pesimisme Fobia :...

Waham, Sebutkan jenisnya :

Agama Somatik, Hipokondrik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip pikir Siar Pikir Kontrol pikir

Kejaran Dosa
Jelaskan :
Klien mengatakan seperti selalu ada yang ingin mengajaknya berbicara padahal
tidak diketahui wujudnya. Klien selalu merasa sedang tidur di awan.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

j. Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang

Jelaskan:
Klien sadar penuh, klien mengatakan merasa melayang – layang seperti sedang
tidur di atas awan. Klien tidak mengetahui jika tahun ini adalah tahun 2021, klien
mengatakan tahun ini adalah tahun 2020.
Klien mengatakan bahwa sedang di Jakarta.

Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi.

k. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka


pendek
Gangguan daya ingat saat ini Amnesia, sebutkan :
Paramnesia, Sebutkan :

Konfabulasi
Jelaskan :
Klien tidak mampu mengingat nama perawat yang baru beberapa menit
berkenalan. Pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan.

Masalah Keperawatan :

l. Tingkat konsenterasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu berhitung


berkonsentrasi sederhana
Jelaskan :
Klien tidak terfokus pada saat diajak berbicara, mudah beralih dengan melihat ke
kiri dan ke kanan serta klien selalu tegang dan melotot dengan pikiran yang
kosong sehingga klien tidak mampu berkonsenterasi.

Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

m. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :
Klien kurang mampu melakukan penilaian.

Masalah Keperawatan :

n. Daya tilik diri/ insight

Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar


dirinya
Jelaskan :
Klien merasakan bahwa dirinya baik – baik saja, tidak merasa sakit dan merasa
waras.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

Klien makan dibantu secara total oleh perawat karena tangan klien diikat.
b. BAB/ BAK
Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan:
Klien kencing di tempat tidur, klien tidak menggunakan pampers.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total

Klien belum mandi sejak di ikat pada tanggal 04 Januari 2021 pukul 12.00 WIB.
d. Berpakaian/ Berhias
Bantuan minimal Bantuan total
e. Istirahat tidur
Tidur Siang : Pukul 14.00 sampai 14.30 WIB, terkadang
jadwal tidur siang pasien tidak menentu.
Tidur malam : Pukul 19.00 sampai dengan 04.30 WIB,
klien mengamuk pada saat waktu subuh.
Kegiatan sebelum/ sesudah : Sebelum tidur klien selalu berdoa, sesudah
tidur tidur klien langsung ke kamar mandi untuk
buang air.
f. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total

Klien minum obat oleh perawat.


g. Pemeliharaan Kesehatan
Pemeriksaan Lanjutan Ya Tidak

Pemeriksaan Pendukung Ya Tidak

h. Kegiatan didalam rumah


Mempersiapkan makan Ya Tidak

Menjaga kerapian rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak

i. Kegiatan diluar rumah


Mempersiapkan makan Ya Tidak

Menjaga kerapian rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

IX. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebihan

Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai diri


Lainnya Lainnya

Apabile klien dilepaskan ikatannya, klien berkomunikasi dengan orang lain. Klien
selalu bereaksi berlebihan dengan berteriak – teriak.

Masalah Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan, Halusinasi, HDR

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: tidak ada masalah.

Masalah dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik: klien resign dari tempat kerjanya, sehingga
tidak bekerja dan keluarga selalu mendesak untuk bekerja.
Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah dengan ekonomi, spesifik: klien terbebani faktor ekonomi karena


dituntut untuk membayar hutang.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Masalah Keperawatan:

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Penyakit Jiwa Koping Sistem Pendukung

Faktor Presipitasi Penyakit fisik Obat-obatan

Jelaskan :
Klien tidak mengetahui kenapa dibawa kesini dan jenis obat yang diberikan.

Masalah Keperawatan :

XII. ANALISA DATA

No Data Masalah
1. Data Subjektif: Gangguan persepsi
- Keluarga mengatakan dirumah klien marah – marah, sensori halusinasi.
teriak – teriak.
- Keluarga mengatakan klien keluyuran.
- Klien mengatakan apabila sedang sendiri selalu ada
yang mengajaknya mengobrol.

Data Objektif:
- Klien tampak gelisah
- Klien menunjukan ekspresi muka marah, kesal dan
tegang
- Klien tampak teriak – teriak dan marah.
- Klien berbicara sendiri
2. Data Subjektif: Risiko perilaku
- Keluarga mengatakan klien merusak alat rumah kekerasan.
tangga.

Data Objektif:
- Klien tampak marah – marah.
- Klien tampak mondar – mandir
- Klien tampak teriak – teriak.
- Klien tampak mengepalkan tangan.

XIII. ASPEK MEDIK


a. Diagnosa Medik
Skizofrenia
b. Terapi Medik
1) Terapi obat-obatan

No Nama Obat Dosis Waktu Cara Indikasi


1. Lodomer 2mg 3 x 1 Oral - Mengatasi gangguan
(Pagi, kesulitan dalam
siang, membedakan antara
malam) imajinasi dan kenyataan
- Mengontrol kejang otot
wajah
- Gangguan yang
menyebabkan penderita
melakukan gerakan atau
ucapan secara tia –tiba
yang secara berulang dan
tidak disengaja dan tidak
dapat dikendalikan.
- Gangguan kejiwaan
hayang menyebabkan
penderita mengalami
halusinasi, perubahan
sikap dan delusi.
- Gangguan suasana hati
yang menyebabkan
penderita merasa sangat
bersemangat (mania).
2. Hexymer 2mg 3 x 1 Oral - Mengatasi kejang pada
(Pagi, sebagian besar jenis
siang, parkinson.
malam) - Mengatasi gangguan
ekstra piramidal atau
yang disebabkan oleh
efek samping obat
tertentu.
3. Clorilex 2mg 2 x 1 Oral - Perawatan cacat mental
(pagi, - Perawatan gangguan
malam) psikososial
- Pengobatan skizofrenia
- Skizofrenia tidak
responsive.

XIV. POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

Harga Diri Rendah

Koping Individu tidak efektif

F. Predispsosisi dan Presipitasi


XV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Halusinasi
b. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi berhubungan dengan harga diri rendah.

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Gangguan persepsi sendori: Halusinasi berhubungan dengan harga diri rendah
ditandai dengan:

Data Subjektif : - Keluarga mengatakan dirumah klien marah – marah,


teriak – teriak.
- Keluarga mengatakan klien keluyuran.
Data Objektif : - Klien tampak gelisah
- Klien menunjukan ekspresi muka marah, kesal dan
tegang
- Klien tampak teriak – teriak dan marah.
b. Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Halusinasi ditandai dengan:
Data Subjektif : - Keluarga mengatakan klien merusak alat rumah tangga.
Data Objektif : - Klien tampak marah – marah.
- Klien tampak mondar – mandir
- Klien tampak teriak – teriak.
- Klien tampak mengepalkan tangan.

Cirebon, 29 Desember 2020

Enok Cucu Suciani, S.Kep


Mahasiswa
XVII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal/ Rencana Tindakan Keperawatan


No Dx Kep Rasional
Jam Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan
1. Gangguan TUPAN: SP 1 Pasien: SP 1 Pasien:
Persepsi Setelah dilakukan 3x pertemuan Bina Hubungan Saling Bina Hubungan Saling
Sensori: diharapkan: Percaya (BHSP) Percaya (BHSP)
Halusinasi 1. Klien dapat mengontrol 1. Bina hubungan saling 1. Klien akan mau bercerita
Penglihata halusinasinya dengan cara percaya : salam terapeutik, tentang apa yang
n menghardik empati, sebut nama perawat dialaminya kepada orang
2. Keluarga mengetahui cara dan jelaskan tujuan interaksi yang dipercayainya
merawat klien halusinasi 2. Adakan kontak sering dan 2. Klien akan lebih cepat
3. Klien mau meminum obat singkat secara bertahap mengenal ketika sering
secara teratur 3. Latihan cara mengontrol berinteraksi
halusinasi dengan cara 3. Dengan cara menghardik,
TUPEN: menghardik. klien dapat mengontrol
Setelah dilakukan 1x 4. Masukan pada jadwal agar tidak mengikuti
pertemuan, diharapkan : kegiatan untuk latihan halusinasinya
1. Klien dapat membina menghardik 4. Jadwal kegiatan dibuat
hubungan saling percaya agarklien dapat latihan
2. Klien mampu mengenali teratur dan mengevaluasi
halusinasi nya hasil kegiatan.
SP 1 Keluarga SP 1 Keluarga :
1. Diskusikan masalah yang 1. Mengetahui masalah yang
dirasakan dalam mengurus terjadi selama merawat
klien dengan halusinasi klien
2. Jelaskan pengertian, tanda 2. Agar meningkatkan
gejala dan proses terjadinya pengetahuan keluarga
halusinasi tentang halusinasi
3. Jelaskan cara merawat klien 3. Agar keluarga memahami
dengan halusinasi cara merawat klien
4. Latih cara merawaat 4. Keluarga dapat
halusinasi dengan cara mengetahui cara
menghardik menghardik
5. Anjurkan membantu pasien 5. Agar keluarga dapat
berlatih menghardik sesuai membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian jadwal kegiatan
TUPAN SP 2 Pasien: SP 2 Pasien:
Setelah 3x pertemuan Meminum Obat Meminum Obat
diharapkan : 1. Evaluasi kegiatan 1. Agar dapat mengetahui
1. Klien mampu mengontrol menghardik, beri pujian keberhasilan dari latihan
halusinasinya dengan cara 2. Latihan cara mengontrol sebelumnya
meminum obat halusinasi dengan obat 2. Dengan meminum obat
2. Keluarga mampu (jelaskan 6 benar. Jenis, secara tepat dan teratur,
memberikan/membimbing guna, dosis, frekuensi, cara, halusinasi klien dapat
klien meminum obat kontinuitas minum obat) terkontrol
3. Memasukan pada jadwal 3. Agar klien dapat teratur
TUPEN kegiatan untuk latihan dalam latihan dan
Setelah 1x pertemuan menghardik dan meminum meminum obat sesuai
diharapkan : obat jadwal
1. Klien mau meminum obat
sesuai jadwal
2. Keluarga dapat membantu
klien meminum obat

SP 2 Keluarga: SP 2 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Untuk dapat mengetahui
dalam merawat klien melatih apakah keluarga dapat
menghardik melatih klien atau tidak
2. Jelaskan 6 benar cara 2. Agar keluarga mengetahui
pemberian obat cara benar memberi obat
3. Latih cara memberikan atau 3. Agar keluarga dapat
membimbing minum obat membimbing klien
4. Anjurkan keluarga membantu meminum obat
klien sesuai jadwal 4. Anjurkan keluarga
membimbing klien
meminum obat sesuai
jadwal
TUPAN: SP 3 Pasien: SP 3 Pasien:
Setelah dilakukan 3x Mengontrol halusinasi dengan Mengontrol halusinasi
pertemuan, diharapkan : bercakap-cakap. dengan bercakap-cakap.
1. Halusinasi klien terkontrol 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Klien mau melakukan
dengan bercakap-cakap menghardik dan minum obat kegiatan latihan secara
2. Keluarga mendampingi klien lalu beri pujian teratur dan tepat
untuk bercakap-cakap saat 2. Latihan cara mengontrol 2. Dengan bercakap-cakap
terjadi halusinasi halusinasi dengan cara saat terjadi halusinasi
bercakap-cakap saat terjaddi maka fokus klien tidak
TUPEN halusinasi pada halusinasi yang dia
Setelah 1x pertemuan 3. Masukan pada jadwal dengar dan halusinasi
diharapkan : kegiatan untuk latihan dapat terkontrol
1. Klien mampu bercakap- menghardik, meminum obat 3. Agar klien dapat teratur
cakap dan melaporkan dan bercakap-cakap mengingat cara-cara
adanya halusinasi. mengontrol halusinasi
2. Keluarga tahu cara bercakap-
cakap dengan pasien untuk
mengontrol halusinasinya
SP 3 Keluarga SP 3 Keluarga
TUPAN: 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Agar mengetahui apakah
Setelah dilakukan 3x dalam merawat klien untuk keluarga memahami cara
pertemuan, diharapkan : menghardik dan memberi merawat halusinasi klien
1. Halusinasi klien dapat obat 2. Agar keluarga dapat
hilang/terkontrol dengan 2. Jelaskan cara bercakap-cakap bercakap-cakap dengan
melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi klien
2. Keluarga membantu klien klien 3. Agar keluarga dapat
dalam melakukan kegiatan 3. Latihan dan sediakan waktu membantu klien untuk
dan mengetahui gejala untuk keluarga bercakap- mengontrol halusinasi
kekambuhan cakap dengan klien terutama dengan bercakap-cakap
saat halusinasi 4. Agar keluarga dapat
TUPEN 4. Anjurkan membantu klien membantu klien sesuai
Setelah dilakukan 1x sesuai jadwal dan beri pujian jadwal
pertemuan diharapkan:
1. Klien mau melakukan
kegiatan SP 4 Pasien: SP 4 Pasien:
Keluarga mengetahui gejala Mengontrol halusinasi dengan Mengontrol halusinasi
kekambuhan melakukan kegiatan. dengan melakukan
1. Evaluasi kegiatan latihan, kegiatan.
menghardik, meminum obat, 1. Untuk mengetahui apakah
dan bercakap-cakap lalu beri klien melakukan kegiatan
pujian mengontrol halusinasi
2. Latih cara mengontrol dengan benar
halusinasi dengan melakukan 2. Dengan melakukan
kegiatan yang disukai kegiatan maka halusinasi
3. Masukan pada jadwal klien dapat terkontrol
kediatan 1. Agar menjadi kegiatan
1. yang terkontrol
TUPAN: SP 4 Keluarga SP 4 Keluarga
Setelah 3x pertemuan, 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Untuk menilai
diharapkan: dalam merawat klien kemampuan keluarga
1. Klien dapat mengontrol 2. Jelskan follow-up ke dokter dalam merawat pasien
emosi atau perawat jika ada tanda halusinasi
2. Keluarga mengetahui cara kambuh, dan gejala
merawat klien dengan PK. 1. Anjurkan membantu klien
sesuai jadwal dan
TUPEN: memberikan pujian
Setelah 1x pertemuan SP 2 Keluarga: SP 2 Keluarga:
diharapkan klien dapat: 1. Latih keluarga atau beri tahu 1. Dapat merawat pasien PK
1. Klien dapat mengontrol PK keluarga cara mempraktikan dirumah.
dengan cara fisik II: pukul merawat pasien dengan PK. 2. Dapat merawat pasien PK
bantal 2. Latih keluarga mempraktikan dirumah.
secara langsung merawat
pasien dengan PK.
TUPAN: SP 3 Pasien: SP 3 Pasien:
Setelah 3x pertemuan Mengontrol marah dengan Mengontrol marah dengan
diharapkan: cara verbal. cara verbal.
1. Klien dapat mengontrol 1. Evaluasi gejala marah 1. Dengan mengetahui apa
emosi dengan cara verbal 2. Validasi kemampuan pasien yang diraskan klien,
dalam mengontrol marah mempermudah tindakan
TUPEN: dengan tarik nafas dalam dan yang akan dialkukan.
Setelah 1x pertemuan, minum obat, berikan pujian 2. Mengetahui kemampuan
diharapkan: 3. Evaluasi manfaat pasien dalam mengontrol
1. Klien dapat mengontrol mengontrol marah dengan marah
emosi dengan cara verbal tarik nafas dalam dan 3. Menerapkan apabila
minum obat sesuai jadwal marah terjadi agar pasien
4. Latih cara mengontrol marah merasa tenang
dengan cara verbal 4. Mengontrol emosi
5. Masukkan pada jadwal 5. Kegiatan yang terjadwal
kegiatan untuk latihan dapat mengontrol emosi
SP 3 Keluarga: SP 3 Keluarga:
1. Latih atau bantu keluarga 1. Agar keluarga mengetahui
membuat jadwal aktivitas aktivitas klien dan klien
dirumah termasuk minum tidak lupa untuk
obat. meminum obat
2. Jelaskan follow up klien dan 2. Mengevaluasi riwayat PK.
melakukan rujukan,
TUPAN: SP 4 Pasien: SP 4 Pasien:
Seteah 1x pertemuan, Mengontrol marah dengan Mengontrol marah dengan
diharapkan: cara spiritual. cara spiritual
1. Klien dapat mengontrol 1. Evaluasi gejala marah 1. Dengan mengetahui apa
emosi. 2. Validasi kemampuan pasien yang diraskan klien,
dalam mengontrol marah mempermudah tindakan
TUPEN: dengan tarik nafas dalam, yang akan dialkukan.
Setelah 1x pertemuan pukul bantal, minum obat dan 2. Mengetahui kemampuan
diharapkan: dengan cara verbal, berikan pasien dalam mengontrol
1. Klien dapat mengontrol pujian marah
emosi PK dengan cara 3. Evaluasi manfaat mengontrol 3. Menerapkan apabila
spiritual marah dengan tarik nafas marah terjadi agar pasien
dalam dan pukul bantal, merasa tenang
minum obat dan dengan cara 4. Mengontrol emosi
verbal sesuai jadwal. 5. Kegiatan yang terjadwal
4. Latih cara mengontrol marah dapat mengontrol emosi
dengan cara spititual
5. Masukkan pada jadwal
kegiatan harian untuk tarik
nafas dalam dan pukul bantal,
minum obat, mengontrol
marah secara verbal dan
spiritual.
TUPAN: SP 5 Pasien: SP 5 Pasien:
Setelah 3x pertemuan 6 Benar minum Obat 6 benar minum obat:
diharapkan: 1. Evalusi tanda dan gejala 1. Dengan mengetahui apa
1. Klien dapat mengontrol marah yang diraskan klien,
emosi 2. Validasi kemampuan pasien mempermudah tindakan
mengenal marah yang yang akan dialkukan.
TUPEN: dialami dan kemampuan 2. Mengetahui kemampuan
Setelah 1x pertemuan pasien mengontrol marah pasien dalam mengontrol
diharapkan: dengan tarik nfas dalam dan marah
1. Klien dapat menjelaskan cara pukul bantal, berikan pujian 3. Menerapkan apabila
mengontrol PK dengan 3. Evalusi manfaat marah terjadi agar pasien
meminum obat. mengontrol marah dengan merasa tenang
caratarik nafas dalam dan 4. Mengontrol emosi.
pukul bantal 5. Kegiatan yang terjadwal
4. Latih cara mengontrol marah dapat mengontrol emosi
dengan patuh minum obat
(jelaskan 6 benar: jenis,
waktu, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
5. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk minum
obat sesuai jadwal
Berikut ini tindakan
keperawatan yang harus
dilakukan agar pasien patuh
minum obat:
a. Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
b. Jelaskan akibat bila obat
tidak digunakan sesuai
program
c. Jelaskan akibat bila putus
obat
d. Jelaskan cara
mendapatkan obat atau
berobat
e. Jelaskan cara
menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar
(jenis, waktu, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat).

XVIII. CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA Tn. D DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama: Tn. D Ruang: Ruang Laki-laki Panti Gramesia No Rekam Medis: 718

Hari/ Tgl/ EVALUASI


Dx Kep IMPLEMENTASI TTD
Jam
Gangguan SP 1 Pasien: S: - Keluarga mengatakan dirumah klien marah –
Persepsi Bina Hubungan Saling Percaya marah, teriak – teriak.
Sensori: (BHSP) - Keluarga mengatakan klien keluyuran.
Halusinasi 1. Bina hubungan saling - Klien mengatakan apabila sedang sendiri selalu
Pendengaran percaya : salam terapeutik, ada yang mengajaknya mengobrol.
empati, sebut nama perawat
dan jelaskan tujuan interaksi O: - Klien tampak gelisah
2. Adakan kontak sering dan - Klien menunjukan ekspresi muka marah, kesal
singkat secara bertahap dan tegang
3. Latihan cara mengontrol - Klien tampak teriak – teriak dan marah.
halusinasi dengan cara - Klien berbicara sendiri
menghardik. A: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
4. Masukan pada jadwal kegiatan Pendengaran.
untuk latihan menghardik P: - Bina Hubungan Saling Percaya
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi (terapi yang diberikan: lodomer 2mg 3 x
1, hexymer 2mg 3 x 1. Clocilex 2mg 3 x 1).
I: SP 1 Pasien: BHSP
SP 4 Pasien: Meminum obat
E: - Klien dapat membina hubungan saling perceya
dengan perawat
- Klien dapat patuh meminum obat.
R: Intervensi dilanjutkan
Risiko SP 1 Pasien: S: - Keluarga mengatakan klien merusak alat
Perilaku Pengkajian dan mengenal rumah tangga.
Kekerasan marah.
1. Mengidentifikasi penyebab PK O: - Klien tampak marah – marah.
2. Mengidentifikasi tanda dan - Klien tampak mondar – mandir
gejala PK - Klien tampak teriak – teriak.
3. Mengidentifikasi PK yang - Klien tampak mengepalkan tangan.
dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK A: Risiko Perilaku Kekerasan
5. Memberi tahu cara mengontrol P: - Ajarkan klien cara mengontrol emosi
PK - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
6. Membantu pasien melakukan terapi (terapi yang diberikan: lodomer 2mg 3 x
latihan cara mengontrol PK 1, hexymer 2mg 3 x 1. Clocilex 2mg 3 x 1).
dengan cara fiisk 1: menarik I: SP 1 Pasien: Mengontrol emosi
nafas dalam SP 5 Pasien: Meminum Obat
7. Bantu pasien memasukan E: - Klien dapat mengontrol emosi
dalam jadwal harian. - Klien dapat patuh minum obat
R: Intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai