Anda di halaman 1dari 2

A.

LATAR BELAKANG
Mangrove merupakan tanaman bakau yang sering kali kita temukan di pesisir pantai,
berfungsi untuk mencegah abrasi.Tapi ternyata, belakangan ini fungsi bertambah sebagai
obyek wisata kekinian.Kawasan ekowisata mangrove lantebung merupakan salah satu
destinasi wisata dikota Makassar,dengan luas hutan mangrove 25 Hektare. Wilayah ini
berada tepat di lantebung, kelurahan Bira,Kecamatan Tamalanrea, Pesisir utara kota
Makassar. Destinasi ini kerap menjadi alternatif lokasi liburan bagi warga kota Makassar,
serta favorit bagi mereka yang ingin melihat panorama sunset.
Jembatan kayu yang di cat warna warni nampak mencolok diantara rimbunan hijau
hutan mangrove,jembatan dijuluki dengan dermaga pelangi ini menghubungkan pintu
masuk di ujung hutan mangrove hingga bibir pantai yang tepatnya menghadap ke selat
makassar. Selain itu jembatan ini difungsikan sebagai tempat perahu nelayan. Panjangnya
kurang lebih 700 meter dan dilengkapi dua pondok kecil sebagai tempat istirahat
pengunjung,salah satu pondok ini berfungsi sebagi pusat informasi tentang mangrove
sekaligus pembelian tiket masuk ke dalam ekowisata. Adapun fasilitas untuk pengunjung
berupa tempat singgah untuk berfoto/selfi dibeberapa spot-spot foto yang telah di sediakan
oleh pengelola ekowisata JEKOMALA.(Jaringan Ekoswisata Mangrove lantebung)..Pengelola
ini dibentuk pada tahun 2015 oleh beberapa pemuda,tokoh masyarakat pada sekitar
wilayah tersebut.
Mangrove membentang sepanjang tiga kilometer dengan ketebalan 150 meter
diapit oleh sungai tallo dan sungai maros. Ada 2 jenis mangrove diantaranya ialah
Rhizophora mucronate(300%) dan Avicennia marina(300%) dengan status kerapatan pohon
baik. Ekosistem mangrove ini merupakan pusat perkembangan populasi kepiting bakau dan
rajungan yang dimanfaatkan sebagai pendapatan nelayan, Namun akhir2 ini populasi kepiting
didaerah tersebut berkurang dikarenakan oleh faktor banyaknya nelayan yang menangkap
kepiting menggunakan alat tangkap yang dinamakan rakkang (trap).
Dari aspek perlindungan ekosistem, Nelayan sebagai pencari kepiting juga perlu
adanya upaya perlindungan, dari Tindakan-tindakan yang terlalu banyak memasang alat
tangkap (over catch) diperikarakan kepiting telah berkurang yang cukup serius dan
mengancam kepunahan kepiting di daerah ekowisata lantebung. Kondisi ini terjadi di wilayah
Ekowisata Mangrove lantebung sehingga tidak seimbang dengan laju penangkapan
(Recruitmen) kepiting.
Diperlukan kajian yang lebih komprehensif untuk mengembangkan strategi agar dapat
berfungsi secara optimal. Memantau stok kepiting distribusi dan jenisnya diperlukan untuk
acuan pengembangan pengelolaan yang berkelanjutan. Untuk menciptakan pengelolaan
kepiting dan perlindungan ekosistem penting bagi kepiting di ekowisata mangrove
lantebung , secara spesifik menghadapi tantangan masalah, diantaranya:

 Menciptakan alternatif pengembangan untuk

Anda mungkin juga menyukai