Anda di halaman 1dari 6

POPULASI DAN TINGKAH LAKU EKOLOGIS MONYET EKOR PANJANG

(Macaca fascicularis) DI PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN


KABUPATEN SITUBONDO

Oleh:

Nadia Awalia Ajis, Novia Zahroin, Santi Alfi Saidah

Tadris Biologi, IAIN Tulungagung

Abstrak

Pantai Bama merupakan salah satu kawasan habitat flora maupun fauna yang ada di
Taman Nasional Baluran, Situbondo Jawa Timur. Salah satu jenis fauna yang menarik perhatian
pengunjung adalah monyet ekor panjang. Selain itu, Pantai Bama ini dijadikan sebagai objek
wisata karena pantainya yang indah dengan ombak yang tenang dan lokasinya yang menyatu
dengan hutan mangrove. Dijadikannya Pantai Bama sebagai obyek wisata, akan sangat
mempengaruhi kehidupan yang ada di dalamnya, salah satunya monyet ekor panjang. Kehidupan
monyet ekor panjang di kawasan pantai ini perlu mendapat perhatian khusus karena jumlah
populasi monyet ekor panjang yang tinggi serta tingkah laku ekologis monyet ekor panjang yang
sering menganggu kenyamanan pengunjung. Monyet ekor panjang sering merusak peralatan
yang dibawa pengunjung, merampas makanan, dan mengerubuti kendaraan.

Kata kunci: Taman Nasional Baluran, Pantai Bama, Monyet ekor panjang

Abstract
Bama Beach is one of the habitats of flora and fauna in Baluran National Park,
Situbondo, East Java. One type of fauna that attracts visitors is long-tailed monkeys. In addition,
Bama Beach is used as a tourist attraction because of its beautiful beaches with calm waves and
a location that blends with mangrove forests. It made Bama Beach as a tourist attraction, it will
greatly affect the life in it, one of them is the long-tailed monkey. The life of long-tailed monkeys
in the coastal area needs special attention because of the high number of long-tailed monkey
populations and the ecological behavior of long-tailed monkeys that often disturb visitors'
comfort. Long-tailed monkeys often damage equipment carried by visitors, seize food, and
swarm vehicles.

Keywords: Baluran National Park, Pantai Bama, Long-tailed Monkey


Pendahuluan
Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Salah
satunya adalah Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran adalah suatu kawasan
konservasi yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi karena keberjalanan 3
fungsi yaitu melindungi sistem penyangga kehidupan biota, mengawetkan biota, dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan kelestariannya baik secara
ekonomi, sosial, maupun budaya. Ekosistem yang ada di kawasan Taman Nasional Baluran
sangat beragam. Mulai dari ekosistem ekosistem hutan pantai, hutan payau, hutan hujan
pegunungan, hutan musim, hutan evergreen, savana, mangrove, padang lamun, dan terumbu
karang. Menurut Balai Taman Nasional Baluran, Banyuwangi (2007), TN Baluran memiliki 444
jenis tumbuhan yang terdiri dari 24 jenis tumbuhan eksotik, 265 jenis tumbuhan obat, 37 jenis
tumbuhan ekosistem mangrove. Sedangkan untuk fauna, Taman Nasional Baluran memiliki 28
jenis mamalia, 155 jenis aves, serta pisces dan reptilia yang diantaranya terdapat fauna dengan
status dilindungi (Sabarno, 2002). Salah satu spesies yang hidup diadalamnya adalah kera ekor
panjang (Macaca fascicularis) yang akan menjadi objek kajian kami.

Bahan dan Metode


Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dengan metode pengamatan langsung dari dekat.

Hasil dan Pembahasan

Destinasi yang disuguhkan oleh Taman Nasional Baluran salah satunya adalah Pantai
Bama. Pantai Bama merupakan destinasi terakhir yang letaknya kurang lebih 3 km dari savana
bekol. Pantai Bama menawarkan keindahan yang begitu natural, karena itu Pantai Bama ini
menjadi destinasi favorit pengunjung yang berkunjung ke Taman Nasional Baluran. Disamping
itu semua, Pantai Bama juga menjadi habitat atau kawasan tinggal berbagai flora maupun fauna
yang ada disana. Salah satu fauna yang menguasai wilayah sekitar Pantai Bama adalah kehadiran
monyet ekor panjang.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan salah satu jenis kera yang
memiliki ekor panjang yang memiliki panjang ekor kurang lebih sama dengan tubuh. Saat
dewasa Monyet Ekor Panjang mempunyai panjang tubuh sekitar 38-55 cm ditambah ekor
sepanjang 40-65 cm. Berat tubuh Long-tailed Macaque berkisar antara 5-9 kg untuk jantan dan
3-6 kg untuk monyet betina (Fooden, 2006). Bulu Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
berwarna coklat keabu-abuan hingga coklat kemerahan dengan wajah berwarna abu-abu
kecoklatan. Hidungnya datar dengan ujung hidung menyempit. Monyet ini memiliki gigi seri
berbentuk sekop, gigi taring dan geraham untuk mengunyah makanan. Monyet Ekor Panjang
hidup berkelompok dengan anggota antara 5 hingga 40-an ekor lebih. Dalam satu kelompok
terdapat 2-5 pejantan dengan jumlah betina 2-5 kali lipatnya dengan salah satu monyet jantan
sebagai pemimpin kelompok. Seekor pejantan biasanya melakukan perkawinan dengan beberapa
betina sekaligus (Sajuthi, 1984).

Berdasarkan analisis data diketahui kondisi ekologis habitat monyet ekor panjang berada
di kawasan hutan pantai dengan suhu udara 29,0⁰C- 31,3⁰C, kelembapan udara antara 44,0%-
65,1%, dan kecepatan angin antara 0,0 ft/min-275,5 ft/min. Struktur populasi monyet ekor
panjang di Pantai Bama memiliki struktur populasi yang lengkap terdiri dari jantan dewasa,
betina dewasa, jantan remaja, betina remaja, dan anakan. Tingkah laku ekologis monyet ekor
panjang di kawasan Pantai Bama meliputi tingkah laku makan, berpindah, grooming,
beristirahat, dan kawin.
Keberadaan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di sepajang Pantai bama dengan
jumlah yang tidak sedikit atau bisa dikatakan banyak menjadi daya tarik tersendiri. Namun
karena banyaknya populasi monyet ekor panjang, keberadaannya dirasa sudah overload. Kondisi
ini diperparah dengan tingkah laku ekologis monyet ekor panjang yang cenderung liar, merusak
dan merampas. Berdasarkan pengamatan dilapangan monyet ekor panjang ini cenderung
mengganggu pengunjung yang ada dikawasan Pantai Bama. Terlebih jika ada pengunjung yang
membawa makanan atau kantung kresek yang berisi makanan gerombolan monyet ekor panjang
akan mendekat dan tidak segan merampas makanan yang dibawa pengunjung. Setelah merampas
monyet-monyet tersebut akan lari menjauh memanjat pohon atau diatas genting untuk menikmati
hasil rampasan makanan dari para pengunjung. Para pengunjung tentunya akan memliki sikap
was-was sebab bukan satu dua monyet yang datang tetapi ada banyak monyet yang siap
merampas makanan apa saja yang dibawa oleh pengunjung. Bahkan ada pengunjung yang tidak
membawa makanan tetapi membawa tas yang terus diikuti monyet-monyet yang ada disana
karena mungkin monyet mengira didalamnya terdapat makanan.

Tidak hanya suka mencuri makanan, tingkah aneh lainnya juga ditunjukkan oleh monyet-
monyet, mereka gemar mengorek-orek sampah kemudian memakan sisa-sisa makanan yang ada.
Persis seperti seekor kucing kampung. Perilaku itu jelas bukan perilaku normal monyet di alam.
Perubahan perilaku itu diakibatkan karena ulah manusia juga yang gemar menyisakan
makanannya, tidak dimakan sampai habis, sehingga monyet dengan mudah mengambilnya.
Selain itu, jika ada kendaraan pengunjung yang parker disekitar lokasi biasanya monyet tidak
segan mengerubuti dan duduk dengan santainya diatas kendaraan tersebut.

Menurut pengamatan yang kami lakukan, tingkah laku ekologis monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) yang cenderung nakal ini tidak terlepas dari banyaknya populasi sehingga
menyebabkan meledaknya populasi atau overload. Hal tersebut bisa terjadi karena jumlah
predator yang ada disana jumlahnya yang menurun drastis misalnya populasi harimau yang
jumlahnya berbanding terbalik dengan populasi monyet ekor panjang yang berada di Taman
Nasional Baluran. Selain itu ditambah lagi dengan keberadaan monyet betina lebih banyak dalam
daripada monyet jantan dalam satu kelompok sehingga monyet jantan bisa mengawini beberapa
betina sekaligus. Di Taman Nasional Baluran sendiri jumlah monyet diperkiraan mencapai
ribuan. Hal tersebut juga perlu diperhatikan pihak pengelola Taman Nasional Baluran agar
keseimbangan jumlah populasi bisa terkontrol.
Kesimpulan

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan salah satu jenis kera yang
memiliki ekor panjang, monyet ini memiliki panjang ekor kurang lebih sama dengan tubuhnya.
Keberadaan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di sepanjang Pantai bama dengan
jumlah yang tidak sedikit atau bisa dikatakan banyak menjadi daya tarik tersendiri. Namun
karena banyaknya populasi monyet ekor panjang, keberadaannya dirasa sudah overload Hal
tersebut bisa terjadi karena jumlah predator yang ada disana menurun drastis misalnya populasi
harimau yang jumlahnya berbanding terbalik dengan populasi monyet ekor panjang yang berada
di Taman Nasional Baluran.

Daftar Pustaka

Fooden, J. 2006. Comparative review of fascicularisgrooup species of macaques


(primates: Macaca). Fieldiana: Zoology, n.s. 107:1-43.

Sajuthi, D. 1984. Satwa Primata. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sabarno, M. Y. (2002). Keanekaragaman Taman Nasional Baluran. Biodiversitas 3(1): 207-212

Anda mungkin juga menyukai