Mangroves
Siak & Kepulauan Meranti
empowering people
Mangroves
Siak & Kepulauan Meranti
Penulis
Sosia
Priyasmoro Yudasakti
Tyagita Rahmadhani
Mega Nainggolan
Kontributor
Edi Yana
Yunan Helmi
Iswardi
Roy Simangunsong
Donne Diharjo
Abdul Hamid
Ishar, Mosleh, Mansur, Azmi, Fadhilah
Cetakan Pertama
Agustus 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin
tertulis dari penerbit
Sekapur Sirih
Sekapur Sirih Buku Mangroves Siak dan Kepulauan Meranti ini ditulis
untuk menancapkan spirit dan image di internal perusahaan bahwa
EMP serius dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove. Dengan
upaya serius yang dilakukan secara sustainable, tentu akan mendorong
banyak orang untuk melanjutkan upaya pelestarian yang sama.
Dengan terbitnya buku ini, saya berharap dapat menjadi referensi ilmiah
bagi siapapun yang memerlukannya. Selain itu, buku ini dapat menjadi
brand image yang baik bagi perusahaan maupun daerah. Meskipun EMP
rutin menggelar acara penanaman mangrove, saya rasa belum tentu
semua pekerja mengerti tentang mangrove beserta kegunaannya.
Saya sering menceritakan kepada pekerja mengenai filosofi kehidupan
mangrove sebagai sarana pembangkit spirit. Mangrove berkelana
mencari tempat hidupnya sendiri dan mencari tempat yang kondisinya
tidak nyaman. Meskipun demikian, dia tetap bisa hidup.
Sekapur Sirih
Energi Mega Persada, sebuah perusahaan eksplorasi dan produksi
minyak dan gas bumi independen yang terkemuka di Asia senantiasa
menerapkan keunggulan dalam kesehatan, keselamatan kerja, dan
lingkungan hidup di mana pun perusahaan melakukan kegiatan.
Tekanan terhadap ekosistem mangrove terjadi antara lain oleh karena
meningkatnya aktivitas masyarakat yang memanfaatkan ekosistem
mangrove sebagai sumber daya untuk perikehidupannya. Melalui unit
usahanya di wilayah kerja KKS Malacca Strait, perusahaan telah memiliki
rekam jejak yang panjang dalam mengupayakan kelestarian ekosistem
mangrove di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten
Siak, khususnya di sekitar wilayah kerja perusahaan.
Sejak tahun 1990 perusahaan telah secara aktif mengupayakan
pelestarian mangrove melalui penanaman kembali bibit spesies
mangrove dalam berbagai spesies yang merupakan spesies asli hutan
mangrove di Kepulauan Meranti dan Siak.
Bagus C. Kartika
General Manager EMP Malacca Strait SA
Agustanzil Sjahroezah
VP Safety, Health and Environment
ii
iii
Daftar Isi
Daftar Tabel
Sekapur Sirih ii
Daftar Isi iv
Pendahuluan 1
Definisi Mangrove 1
Sumber Daya Mangrove 3
Mangrove di Indonesia 4
Kebijakan dan Peraturan Terkait Mangrove
6
Mangrove di Sekitar EMP Malacca Strait S.A.
16
Berembang (Sonneratia alba) 21
Baru-baru (Osbornia octodanta) 25
Bakau (Rhizophora apiculata) 28
Belukap (Rhizophora mucronata) 31
Cingam (Scyphiphora hydrophyllacea) 35
Lenggadai (Bruguiera parviflora) 38
Tumu (Bruguiera sexangula) 41
Nipah (Nypa fruticans) 44
Ketapang (Terminalia catappa) 48
Pandan Hutan (Pandanus odoratissima)
51
Api-Api (Avicennia alba) 53
Api-Api Putih (Avicennia marina) 56
Sagu (Metroxylon sagu) 59
Kayu Ara (Ficus carica) 63
Nibung (Oncosperma tigillarium) 67
Nyirih (Xylocarpus granatum) 71
Pemanfaatan Mangrove 75
Upaya Rehabilitasi Ekosistem Mangrove
79
Bahan Bacaan 86
Profil EMP Malacca Strait S.A
88
Tabel 1.
Peraturan terkait Pengelolaan Ekosistem Mangrove
10
Tabel 2.
Mangrove di Sekitar Wilayah Kerja EMP Malacca Strait
17
iv
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Hutan Mangrove di Kurau Process Plant
17
Gambar 2.2. Berembang 21
Gambar 2.3 Baru-baru 25
Gambar 2.4 Bakau 28
Gambar 2.5. Belukap 31
Gambar 2.6. Cingam 35
Gambar 2.7. Lenggadai 38
Gambar 2.8. Tumu 41
Gambar 2.9. Nipah 44
Gambar 2.10. Ketapang 48
Gambar 2.11. Pandan Hutan 51
Gambar 2.12. Api-Api 53
Gambar 2.13. Api-Api Putih 56
Gambar 2.14. Sagu 59
Gambar 2.15. Kebakaran Sagu di Pulau Padang 2014
62
Gambar 2.16. Kayu Ara 63
Gambar 2.17. Nibung 67
Gambar 2.18. Nyirih 71
Gambar 3.1. Dapur Arang di Kabupaten Meranti
76
Gambar 3.2. Pekerja Panglong Arang
77
v
PENDAHULUAN
Definisi Mangrove
Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis
mangue dan bahasa Inggris grove (Macnae, 1968). Dalam
bahasa Inggris kata mangrove digunakan untuk komunitas
tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut
dan juga untuk individu-individu spesies tumbuhan yang
menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa
Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu
spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan
komunitas tumbuhan tersebut. Sementara itu, pendapat lain
menyatakan bahwa kata mangrove berasal dari bahasa Melayu
kuno mangi-mangi yang digunakan untuk menerangkan marga
Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di Indonesia
bagian timur. (Mastaller, 1997).
(Wightman, 1989), mendefinisikan mangrove sebagai
tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut maupun
sebagai komunitas. Mangrove juga didefinisikan sebagai formasi
tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan
sub tropis yang terlindung (Saenger et al., 1983). Sementara itu
Soerianegara (1987) mendefinisikan hutan mangrove sebagai
hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di
daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang
surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia,
Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera,
Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa.
FAO (1982) menyarankan agar kata mangrove digunakan baik
untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan
vi
Mangrove di Indonesia
Beberapa peneliti telah melakukan pemetaan luasan mangrove
di dunia, dengan hasil yang sangat beragam. Menurut Lanly
(dalam Ogino & Chihara, 1988) menyebutkan bahwa luas
mangrove di seluruh dunia adalah sekitar 15 juta hektar,
sedangkan Spalding, dkk (1997) menyebutkan 18,1 juta hektar,
bahkan Groombridge (1992) menyebutkan 19,9 juta hektar.
Untuk kawasan Asia, luas mangrove diperkirakan antara 32
% (Thurairaja, 1994) sampai 41,5% (Spalding, dkk, 1997)
mangrove dunia.
Perkiraan luas mangrove di Indonesia sangat beragam. Giesen
(1993) menyebutkan luas mangrove Indonesia lebih kurang
2,5 juta hektar, Dit. Bina Program INTAG (1996) menyebutkan
3,5 juta hektar dan Spalding, dkk (1997) menyebutkan seluas
4,5 juta hektar. Dengan perkiraan areal seluas 3,5 juta hektar,
Indonesia merupakan tempat mangrove terluas di dunia (18
- 23%) melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan
Australia (0,97 juta ha) (Spalding, dkk, 1997).
Di Indonesia, mangrove terluas terdapat di Irian Jaya sekitar
1.350.600 ha (38%), Kalimantan 978.200 ha (28%) dan
Sumatera 673.300 ha (19%) (Dit. Bina Program INTAG, 1996). Di
daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove tumbuh
dan berkembang dengan baik pada pantai yang memiliki sungai
yang besar dan terlindung. Walaupun mangrove dapat tumbuh
di sistem lingkungan lain di daerah pesisir, perkembangan yang
paling pesat tercatat di daerah tersebut. Tumbuhan mangrove
memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang,
1.
2.
3.
4.
5.
No
3
Peraturan Perundangan
Penjelasan
Tahun 1945
peruntukan, penggunaan,
Nomor 2043)
10
Penjelasan
Undang-Undang Nomor
aspek pengairan
Nomor 3046)
Peraturan Perundangan
Undang-Undang Nomor
Konservasi Sumber
Ekosistemnya (Lembaran
penyangga kehidupan
Undang-Undang Nomor
Convention On Biological
Diversity (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Mengenai Keanekaragaman
kompleks-kompleks ekologi
keanekaragamannya; mencakup
11
No
6
Peraturan Perundangan
Penjelasan
No
Peraturan Perundangan
Penjelasan
Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor
Framework Convention on
iklim.
sebaik-baiknya berdasarkan
Bangsa-Bangsa Mengenai
lingkungannya
Undang-Undang Nomor
Nomor 5073)
Undang-Undang Nomor
Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah
penyangga kehidupan.
Pengganti Undang-undang
4437)
kewenangannya
13
No
10
Peraturan Perundangan
Penjelasan
Undang-Undang Nomor
11
Undang-undang Nomor
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5059)
14
15
16
Spesies
Nama Lokal
Jenis
Sumber*
Jeruju
sejati
Acanthus ilicifolius
Acrostichum aureum
Paku laut
sejati
1,4
Acrostichum speciosum
Piai lasa
sejati
Aegiceras corniculatum
Gedangan
sejati
1,3,9
Agathis dammara
Damar
ikutan
Avicennia alba
Api-api
sejati
1,3,5
Avicennia marina
api-api putih
sejati
6,9
17
No
Spesies
Nama Lokal
Jenis
Sumber*
No
Tancang, tinjang
sejati
1,3,5,8,9
30
Nypa fruticans
Nama Lokal
Jenis
Sumber*
Nipah
sejati
1,2,3,4,9
baru-baru
sejati
Bruguiera gymnorrhiza
Bruguiera parviflora
Lenggadai
sejati
1,3
31
Osbornia octodonta
10
Bruguiera sexangula
Tumu
sejati
2,4
32
Pandanus odoratissima
Pandan hutan
ikutan
11
Calamus impar
Rotan cacing
ikutan
33
Rhizophora apiculata
Lenro, bakau
sejati
1,2,3,4,6,8
12
Calophyllum inophyllum
Bintangur,
ikutan
34
Rhizophora mucronata
Belukap
sejati
1,6,8,9
35
Rhyzophora stylosa
Bakau merah
sejati
3,5,9
36
Scyphiphora
Cingam, perepat
sejati
1,9
mentagur
13
Cerbera manghas
14
Ceriops tagal
15
Clitoria ternatea
16
Cynometra ramiflora
17
Cyrtostachys lakka
18
Derris trifoliata
19
Excoecaria agallocha
20
Ficus carica
21
Flagellaria indica
Bintaro
ikutan
Tengar, tangal
sejati
3,8
Kembang telang
37
Sonneratia acida
Berembang
sejati
jawi-jawi
Sejati
38
Sonneratia alba
Prapat
sejati
1,3,5,9
Pinang merah
39
Sonneratia caseolaris
Pedada
sejati
1,6,9
Ambung
ikutan
40
Sporobolus virginicus
sejati
Panggang
sejati
1,2,3,5,9
41
Terminalia catappa
Ketapang
ikutan
1,2,7
Kayu ara
ikutan
1,9
42
Tournefortia sarmentosa
Ikutan
43
Xylocarpus granatum
Nyirih
sejati
1,3,4,5,9
dini
hydrophyllacea
Sumber:
22
Heritiera littoralis
Dungun
sejati
1,2,3,9
23
Hibiscus tiliaceous
Waru
ikutan
1,2
24
Imperata cylindrica
Alang-alang
1,7,9
25
Lumnitzera littorea
Sesop, Sesup
sejati
UKL UPL Pemboran Sumur Eksplorasi Darat MSCN-01, MSCO-01 dan MSBY-02 Tahun 2005
26
Lygodius scanden
Ribu-ribu, paku
Studi Evaluasi Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Minyak Melibur Volume II Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd. Tahun 1991
ikutan
7,9
kawat
27
Melastoma candidum
Harendong.
UKL UPL Pengembangan Lapangan Migas Terbatas Kuat Field Tahun 2009
Senduduk
18
Spesies
28
Metroxylon sagu
rumbia, sagu
1,2,7
29
Mikania cordata
Semprotan
UKL UPL Pemboran Taruhan Sumur Eksplorasi Darat MSLE-01 dan MSL-02 Blok Selat Malaka,
Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau Tahun 2002
UKL UPL Pembangunan LPG Plant di Lapangan Kurau Tahun 2012
UKL UPL Operation of Kurau Special Port, Jetty I, Jetty II, and Jetty III At Lukit Village, Merbau
District, Bengkalis Regency, Riau Province, 2002
19
RKL RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Kurau dan Padang Selatan
Tahun 2010
20
21
Nama setempat
Deskripsi
umum
25 cm
Daun
Ekologi
cm.
Bunga
mudah rontok
Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian
dasarnya
22
terbungkus
kelopak
bunga.
Buah
Buah
Kelimpahan
Manfaat
diameter 3,5-4,5 cm
lain.
23
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
24
25
Nama setempat
Baru-baru
Deskripsi
umum
Daun
Ekologi
Penyebaran
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
Studi Evaluasi Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Minyak Melibur
Volume II - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd. Tahun 1991
Yus Rusila Noor, M. K. (1999). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor:
Wetlands International Indonesia Programme
26
27
Nama setempat
Lenro, bakau
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
28
29
Ekologi
gangguan
kumbang
yang
menyerang
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
Studi Evaluasi Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Minyak Melibur
30
31
Nama setempat
Belukap
Deskripsi
umum
Daun
Ekologi
cm
Bunga
Buah
lonjong/panjang
hingga
berbentuk
telur
mereka
Penyebaran
Seluruh Indonesia
Kelimpahan
Melimpah
Manfaat
pematang
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
32
33
34
35
Nama setempat
Cingam, perepat
Deskripsi
umum
besar
Daun
Ekologi
2-5 cm
Bunga
Australia Tropis
Buah
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
Studi Evaluasi Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Minyak Melibur
Volume II - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd. Tahun 1991
Yus Rusila Noor, M. K. (1999). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor:
Wetlands International Indonesia Programme
36
37
Nama setempat
Lenggadai
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
38
39
Ekologi
Seluruh Indonesia
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
Studi Evaluasi Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Minyak Melibur
Volume II - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd. Tahun 1991
Yus Rusila Noor, M. K. (1999). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor:
Wetlands International Indonesia Programme
Foto: EMP Malacca Strait S.A
40
41
Nama setempat
Tumu
Deskripsi
umum
Kelimpahan
Umum
Manfaat
Daun
papan
Penyebaran
Referensi:
Ekologi
42
43
Nama setempat
Nipah
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
44
45
Ekologi
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
Environmental Assessment Report Lalang Oilfield Development Sumatera
Indonesia Volume 1 - Hudbay Oil (Malacca Strait) Ltd tahun 1983
46
47
Nama setempat
Ketapang
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
48
49
Ekologi
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
50
51
Nama setempat
Pandan Hutan
Deskripsi umum
Daun
Buah
Ekologi
Penyebaran
Kelimpahan
Sangat umum
Manfaat
Referensi:
RKL RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Kurau
dan Padang Selatan Tahun 2010
52
53
Nama setempat
Api-api
Deskripsi
umum
membentuk
dan
di pohon
Daun
Bunga
Ekologi
sistem
perakaran
horizontal
Kelimpahan
Melimpah
Manfaat
Penyebaran
Referensi:
UKL UPL Pemboran Sumur Eksplorasi Darat MSCN-01, MSCO-01 dan MSBY-02
Tahun 2005
UKL UPL Pengembangan Lapangan Migas Terbatas Kuat Field Tahun 2009
54
55
Nama setempat
Api-api putih
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
Buah agak membulat, berwarna hijau agak keabuabuan. Permukaan buah berambut halus (seperti ada
tepungnya) dan ujung buah agak tajam seperti paruh.
Ukuran: sekitar 1,5x2,5 cm.
56
57
Ekologi
Kelimpahan
Melimpah
Manfaat
Daun
digunakan
untuk
mengatasi
kulit
yang
58
59
Nama setempat
Sagu, rumbia
Deskripsi
umum
Daun
Manfaat
kurang enak.
Buah
Ekologi
Referensi:
Umum, menyebar ke banyak tempat. Pada wilayahwilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun
atau hutan sagu yang luas
60
61
62
63
Nama setempat
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Buah
dalamnya
berjejal-jejal
kuntum-kuntum
bunga
64
65
Ekologi
Kelimpahan
Manfaat
Referensi:
RKL RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Kurau dan
Padang Selatan Tahun 2010
66
67
Nama setempat
Nibung
Deskripsi
umum
Daun
Bunga
Ekologi
Penyebaran
Provinsi Riau.
Kelimpahan
68
69
Manfaat
RKL RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Kurau dan
Padang Selatan Tahun 2010
70
71
Nama setempat
Nyirih
Deskripsi
umum
Daun
Buah
diameter 10-20 cm
Bunga
17 cm x 2,5 - 9 cm
Manfaat
di dalam tabung
UKL UPL Pemboran Sumur Eksplorasi Darat MSCN-01, MSCO-01 dan MSBY-02
Tahun 2005
72
73
UKL UPL Pengembangan Lapangan Migas Terbatas Kuat Field Tahun 2009
RKL RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Kurau dan
Padang Selatan Tahun 2010
PEMANFAATAN MANGROVE
Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif.
Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secara
langsung maupun tidak langsung, di antaranya kayu bakar,
bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit, obatobatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat mangrove,
maka tingkat dan laju perekonomian pedesaan yang berada
di kawasan pesisir seringkali sangat bergantung pada habitat
mangrove yang ada di sekitarnya. Contohnya, perikanan
pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove,
merupakan produk yang secara tidak langsung mempengaruhi
taraf hidup dan perekonomian desa-desa nelayan. Sejarah
pemanfaatan mangrove secara tradisional oleh masyarakat
untuk kayu bakar dan bangunan telah berlangsung sejak lama.
Bahkan pemanfaatan mangrove untuk tujuan komersial seperti
ekspor kayu, kulit (untuk tanin) dan arang juga memiliki sejarah
yang panjang.
Eksploitasi mangrove dalam skala besar di Indonesia
nampaknya dimulai awal abad ini, terutama di Jawa dan
Sumatera (van Bodegom, 1929; Boon, 1936), meskipun
eksploitasi sesungguhnya dengan menggunakan mesin-mesin
berat nampaknya baru dimulai pada tahun 1972 (Dephut &
FAO, 1990). Pada tahun 1985, sejumlah 14 perusahaan telah
diberikan ijin pengusahaan hutan yang mencakup sejumlah
877.200 hektar areal mangrove, atau sekitar 35% dari areal
mangrove yang tersisa (Dephut & FAO, 1990).
Pembuatan arang mangrove telah berlangsung sejak abad yang
lalu di Riau dan masih berlangsung hingga kini. Panglong Arang
74
75
cairan gula yang jika diolah lagi dapat menjadi metanol yang
mampu mensubtitusi minyak bumi.
76
77
78
79
80
82
83
1994
2013
Gambar 4.3. Penanaman Api-Api di Pantai Buton
Gambar 4.4. Penanaman Api-Api di Teluk Belitung
84
85
Bahan Bacaan
Bengen, D. G. (2001). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan
Ekosistem Mangrove. Bogor, Jawa Barat, Indonesia: Pusat Kajian
Sumber daya Pesisir dan Kelautan (PKSPL) IPB.
Cecep Kusmana, d. (1997). Pengenalan Jenis Mangrove di Teluk Bintuni, Irian
Jaya. Bogor: IPB Press.
Ekologi Hutan. (2011, Oktober 7). Peranan, Manfaat, dan Fungsi Hutan
Mangrove. Dipetik Maret 1, 2013, dari http://ekologi-hutan.
blogspot.com/2011/10/peranan-manfaat-dan-fungsi-hutan.html
Informasi Kepulauan Meranti. (2011, November 8). Info Meranti. Dipetik
April 8, 2013, dari Info Meranti: http://infomeranti.blogspot.
com/2011/11/panglong-arang-di-kabupaten-kepulauan.html
Kementerian Lingkungan Hidup. (1996). Almanak Lingkungan Hidup
Indonesia. Jakarta: PT Multi Kirana Pratama.
Kondur Petroleum. (2004). Laporan Evaluasi Lingkungan Kegiatan Operasi
Produksi di Lapangan Lalang dan Mengkapan, Lapangan Melibur
dan Lapangan Kurau dan Lapangan Padang Selatan Malacca Strait
PSC., Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak Sri Indrapura,
Provinsi Riau. Bogor: Institute of Natural and Regional Resources.
Kondur Petroleum S.A. (2002). Laporan Pelaksanaan Program Penanaman
Hutan Tanaman Pantai Tahun 2002. Kepulauan Meranti: Kondur
Petroleum S.A.
86
87
89
Mangroves
Siak & Kepulauan Meranti
Mangrove mampu tumbuh dengan baik pada kondisi habitat yang ekstrim.
Lingkungan dengan fluktuasi salinitas yang tinggi, tanah jenuh air, serta
radiasi sinar matahari dan suhu yang tinggi ternyata tidak menghalangi
mangrove untuk dapat menjadi komunitas dengan produktivitas yang
tinggi. Filosofi kehidupan mangrove inilah yang diharapkan dapat menjadi
sarana pembangkit spirit bagi pembaca sekaligus mendalami keunikan
dari komunitas ini.
Sejak tahun 1990, EMP Malacca Strait S.A telah secara aktif mengupayakan
pelestarian dan rehabilitasi mangrove melalui penanaman kembali berbagai
spesies bibit mangrove yang merupakan spesies asli hutan mangrove di
sekitar area operasi perusahaan yaitu di Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Siak.
Buku ini menyajikan informasi keanekaragaman hayati hutan mangrove
yang ada di sekitar areal operasi perusahaan EMP Malacca Strait S.A
(Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti) serta mencoba
menelusuri seluk-beluk manfaat mangrove ini bagi kehidupan sosial
masyarakat disekitarnya.
emp
Bakrie Tower
22nd - 32nd Floor Rasuna Epicentrum
Jl. HR. Rasuna Said
Jakarta 12940 Indonesia
p +62 21 2994 1500
+62 21 2557 7000
f +62 21 2994 1110
www.energi-mp.com