PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem perairan dengan
sejumlah jasa lingkungan, fungsi dan kondisi ekologi yang spesifik
(Krisnawati, 2017). Ekosistem mangrove juga disebut dengan hutan
pantai, hutan payau atau hutan bakau (Harahab, 2010). Hutan mangrove
merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan unik dan khas yang
terdapat diwilayah pesisir pantai atau pulau-pulau kecil sebagai sumber
daya alam yang sangat potensial. Mangrove memiliki nilai ekonomi dan
ekologis yang tinggi, namun rentan terhadap kerusakan jika kurang
bijaksana dalam memanfaatkannya (Novianty, 2011).
Ekosistem mangrove berfungsi sebagai habitat berbagai jenis
satwa. Ekosistem mangrove berperan penting dalam pengembangan
perikanan pantai (Heriyanto dan Subiandono, 2012); karena merupakan
tempat berkembang biak, memijah, dan membesarkan anak bagi
beberapa jenis ikan, kerang, kepiting, dan udang (Kariada dan Andin,
2014; Djohan, 2007). Jenis plankton di perairan mangrove lebih banyak
dibandingkan di perairan terbuka (Qiptiyah, et al, 2008). Hutan mangrove
menyediakan perlindungan dan makanan berupa bahan organik ke
dalam rantai makan (Hogarth, 2001). Ketersediaan spesies biota laut
seperti kepiting terletak di sepanjang pantai yang terkena dampak
pasang surut dan memiliki beragam variasi lingkungan dari hutan
mangrove (Supardjo, 2008).
Ekosistem hutan mangrove dapat dibedakan dalam tiga tipe
utama yaitu bentuk pantai/delta, bentuk muara sungai/laguna dan bentuk
pulau. Ketiga tipe tersebut semuanya terwakili di Indonesia. Menurut
Khazali (2005), kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi vegetasi hutan
mangrove adalah pantai yang mempunyai sifat-sifat; air tenang/ombak
tidak besar, air payau, mengandung endapan lumpur dan lereng
endapan tidak lebih dari 0,25-0,50%
Ekosistem mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di
daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Ekosistem mangrove berada di antara level pasang naik tertinggi sampai
level di sekitar atau di atas permukaan laut rata-rata pada daerah pantai
yang terlindungi (Supriharyono, 2009), dan menjadi pendukung berbagai
jasa ekosistem di sepanjang garis pantai di kawasan tropis (Donato et al,
2012).
Hutan mangrove memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
banyak untuk dimanfaatkan. Mangrove memiliki peranan penting baik
secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, mangrove berperan
sebagai pelindung pantai dari angin, gelombang dan badai. Tegakan
mangrove berperan sebagai benteng biologis pemukiman, bangunan
dan pertanian dari angin kencang atau instrusi air laut. Secara ekonomis,
mangrove dapat dimanfaatkan langsung untuk keperluan sehari-hari
seperti kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas,
obat-obatan, kulit kayu dan arang bahkan buahnya dapat diolah menjadi
aneka makanan dan minuman (Khoiriah, et al., 2015).
Menurut Imran (2016), ekosistem hutan mangrove merupakan
salah satu ekosistem yang memiliki produktivitas tinggi dibandingkan
ekosistem lain dengan dekomposisi bahan organik yang tinggi, dan
menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup yang berada di perairan sekitarnya. Materi
organik menjadikan hutan mangrove sebagai tempat sumber makanan
dan tempat asuhan berbagai biota seperti ikan, udang dan kepiting.
Produksi ikan dan udang di perairan laut sangat bergantung dengan
produksi serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove. Berbagai
kelompok moluska ekonomis juga sering ditemukan berasosiasi dengan
tumbuhan penyusun hutan mangrove. Selain itu, hutan mangrove
mempunyai karakteristik yang unik dibandingkan dengan formasi hutan
lainnya. Keunikan hutan tersebut terlihat dari habitat tempat hidupnya,
juga keanekaragaman flora, yaitu: Avicennia, Rhizophora, Bruguiera,
dan tumbuhan lainnya yang mampu bertahan hidup di salinitas air laut,
dan fauna yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Menjelaskan apa itu hutan mangrove
2. Menjelaskan peran penting mangrove sebagai habitat organisme
laut
3. Menjelaskan fungsi dan manfaat dari hutan mangrove
4. Menjelaskan permasalahan yang terjadi pada hutan mangrove
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu hutan mangrove
2. Untuk mengetahui peran penting hutan mangrove bagi organisme
laut
3. Agar dapat mengetahui fungsi dan manfaat hutan mangrove
4. Serta dapat mengetahui masalah yang terjadi pada hutan
mangrove
BAB II
PEMBAHASAN
Dari situ kita tahu bahwa dengan adanya lahan konversi baik itu menjadi
tambak atau pun lahan perkebunan kelapa sawit. Ternyata akan merusak
ekosistem mangrove dan akan mengubah struktur kimia fisika dan fungsi
ekologisnya yaitu rantai makanan, rantai energi dan siklus biogeokimianya.
Seharusnya kita menyadari dan menyadarkan masyarakat akan fungsi dan
peranan masing-masing ekosistem karena untuk ke depannya alam ini akan
merugikan kita apabila kita merusaknya. Mungkin secara waktu dekat lahan
kelapa sawit akan menguntungkan tapi untuk jangka panjang dan dampak yang
ditimbulkan akan merugikan. persepsi yang menganggap mangrove merupakan
sumber daya yang kurang berguna yang hanya cocok untuk pembuangan
sampah atau dikonversi untuk keperluan lain harus diluruskan. Karena apabila
persepsi keliru tersebut tidak dikoreksi, maka masa depan hutan mangrove
Indonesia dan juga hutan mangrove dunia akan menjadi sangat suram.
Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat menolong ekosistem Hutan
Mangrove tersebut dari segala ancaman. Berikut adalah beberapa solusinya:
Pertama, Keterlibatan/partisipasi Masyarakat. Peran serta atau keterlibatan
masyarakat dalam upaya pengembangan wilayah, khususnya rehabilitasi hutan
mangrove sangan penting dan perlu dilakukan. Pemerintah baik pusat maupun
daerah harus memberikan kesempatan pada masyarakat untuk ikut serta
terlibat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan mangrove. Selanjutnya
masyarakat perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan tentang arti pentingnya
hutan mangrove pada kehidupan ini terutama kehidupan di masa yang akan
datang.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ekosistem Hutan Mangrove sangat berperan penting terhadap
kehidupan makhluk hidup. Bila keseimbangan ekosistem Hutan
Mangrove terganggu ataupun dengan sengaja dirusak, maka secara
langsung hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan hidup
makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan maupun hewan, sebab
beberapa makhluk hidup bergantung pada ekosistem Hutan Mangrove.
Selain itu, bila Hutan Mangrove di alih fungsikan menjadi tambak,
lalu dialih fungsikan lagi menjadi perkebunan kelapa sawit, hal itu tidak
dapat memberikan investasi yang lama disebabkan salinitas diwilayah
tersebut sangat tinggi, dan juga jenis tanah yang digunakan sebagai
perkebunan tersebut kurang cocok untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kelapa sawit, serta hal itu hanya akan
menurunkan kualitas tanah.
Dan juga, bila ekosistem Hutan Mangrove terusik, secara tidak
langsung akan berdampak pada ekosistem yang lain, karena ekosistem
yang satu dengan yang lain saling memiliki keterkaitan atau hubungan.
Disamping itu, flora fauna yang hidup dalam ekosistem tersebut dapat
terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, dan yang paling parah
flora fauna tersebut punah. Bila hal itu terjadi, maka manusia pun akan
merasakan dampaknya sendiri.
2. Saran
Ada beberapa saran atau solusi yang dapat membantu menjaga
dan memelihara ataupun membudidayakan Hutan Mangrove, yaitu : 1)
Menghadiri pertemuan kota dan menyampaikan suara keberatan atas
pembangunan mengganggu habitat satwa liar maupun suatu ekosistem,
2) Pelajari semua tentang pentingnya Rawa Mangrove, dan membuat
orang lain terkesan mengenai pentingnya Rawa Mangrove terhadap
keanekaragaman hayati di Bumi, 3) gunakan produk yang ramah
lingkungan untuk mengurangi polusi air.