Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342437612

DINAMIKA DAERAH PENANGKAPAN TUNA MADIDIHANG (Thunnus


albacares) DI PERAIRAN LAUT BANDA DYNAMICS FISHING GROUND
YELLOWFIN TUNA, Thunnus albacares IN BANDA SEA WATERS

Conference Paper · November 2019

CITATIONS READS

0 461

6 authors, including:

Haruna Haruna Jacobus Bunga Paillin


Pattimura University Pattimura University
24 PUBLICATIONS   41 CITATIONS    8 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ruslan H.S Tawari Agustinus Tupamahu


Pattimura University Pattimura University
19 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    20 PUBLICATIONS   21 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The study differs in location and substance View project

Stock Dynamics and Sustainable Management of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) Based on Small Scale Fishery in Maluku Waters View project

All content following this page was uploaded by Haruna Haruna on 25 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

DINAMIKA DAERAH PENANGKAPAN TUNA MADIDIHANG


(Thunnus albacares) DI PERAIRAN LAUT BANDA

DYNAMICS FISHING GROUND YELLOWFIN TUNA, Thunnus albacares


IN BANDA SEA WATERS

Haruna1, J.B Paillin1, Ruslan.H.S. Tawari1, A Tupamahu1,


S.R. Siahainenia1, F.D. Silooy1
1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon
Jl. Mr. Chr. Soplanit Kampus Poka–Ambon
E-mail: haruna.unpatti@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian mengetahui produktifitas, musim penangkapan dan hubungan parameter


oseanografi terhadap hasil tangkapan tuna madidihang di Perairan Laut Banda. Parameter
oseanografi difokuskan pada sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a.
Pengambilan data dimulai pada bulan Juli 2016 sampai Juni 2017. Studi ini menggunakan dua
jenis data yaitu data primer mencakup jenis dan jumlah hasil tangkapan serta posisi penangkapan
ikan, data sekunder mencakup data citra satelit oseanografi yang bersumber dari satelit MODIS.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan presentase rata-rata dan Generalized Additive
Models (GAMs). Kontribusi produksi tuna madidihang (Thunnus albacares) sebesar 14.539,5 ton
(59,9%), tuna mata besar (Thunnus obesus) sebesar 6.242,1 ton (25,7%), dan tuna tongkol abu-abu
(Thunnus tonggol) sebesar 3.477,6 ton (14,3%). CPUE rata-rata armada pancing ulur 1.011,73
kg/bulan, dan periode musim penangkapan ikan bulan Januari-April dan Oktober-Desember,
puncak penangkapan bulan Nopember. Terdapat Hubungan signifikan antara kondisi oseanografi
(Suhu Permukaan Laut dan konsentrasi klorofil-a) dengan hasil tangkapan tuna madidihang di
perairan Laut Banda. Kondisi optimal parameter Suhu Permukaan Laut berkisar antara 30°C-
30,5°C dengan konsentrasi klorofil-a 0,1-0,2 mg/m3.

KATA KUNCI : Tuna Madidihang, Kondisi Oseanografi, Fishing Ground, Laut Banda

ABSTRACT

The purpose of the study was to determine the productivity, catch season and the relationship of
oceanographic parameters with the catch of yellowfin tuna in the Banda Sea waters.
Oceanographic parameters are focused on the distribution of sea surface temperature and
chlorophyll-a concentration. Data collection began in July 2016 to June 2017. This study uses two
types of data, namely primary data including the type and number of catches and fishing
positions, secondary data includes oceanographic satellite imagery data sourced from MODIS
satellites. The data obtained were analyzed using mean percentages and Generalized Additive
Models (GAMs). Contribution of production Thunnus albacares was 14,539.5 tons (59.9%),
Thunnus obesus was 6,242.1 tons (25.7%), and Thunnus tonggol was 3,477,6 tons (14.3%). The
average CPUE of the fishing line fleet is 1,011.73 kg/month, and the fishing season period is
January-April and October-December. There is a significant relationship between the dynamics of
oceanographic conditions (Sea Surface Temperature and chlorophyll-a concentration) and the
catch of yellowfin tuna in the Banda Sea waters. Optimal conditions of Sea Surface Temperature
parameters range between 30 ° C-30.5 ° C with a chlorophyll-a concentration of 0.1-0.2 mg/m3.

KEYWORDS: Yellowfin tuna, Oceanographic Condition, Fishing Ground, Banda Sea

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 89


Ambon, 7- 8 November 2019
PENDAHULUAN

Perikanan tuna menjadi andalan penerimaan devisa negara dengan rata-rata


kenaikan produksi 20% dari total produksi nasional (KKP, 2015). Tuna madidihang
(Thunnus albacares) merupakan salah satu jenis ikan tuna beruaya jauh (highly
migratory), pemanfaatannya terus diupayakan sejalan permintaan pasar global
sebagai komoditas paling disukai oleh banyak penduduk dunia (FAO, 2012). Laut
Banda terletak di WPP-714 merupakan salah satu daerah penangkapan potensial tuna
madidihang, pusat kegiatan perikanan, dan termasuk dalam wilayah “Coral Triangle
Tuna” sebagai habitat utama breeding ground dan nursery ground (Bailey et al,
2012).
Provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah potensial perikanan,
dikembangkan dengan konsep berbasis karakteristik pulau/kelautan yang terbagi ke
dalam gugus kepulauan (Bappeda Maluku, 2014), dan berada pada 3 Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP) termasuk didalamnya Perairan Laut Banda.
Pemanfaatan perikanan tuna madidihang di Laut Banda turut memberikan kontribusi
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan perekonomian Maluku. Secara umum
ekspor tuna Maluku tahun 2018 sebesar 1.144,17 ton dengan nilai ekspor sebesar US$
10.890.301 (Dinas Perindag Provinsi Maluku, 2019). Kebutuhan dan permintaan
pasar akan komoditas tuna madidihang terus mengalami peningkatan di wilayah
perairan Indonesia termasuk di Perairan Laut Banda, hal ini terjadi sebagai dampak
penurunan produksi secara global dan terindikasi mengalami gejala overfishing yang
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain: tekanan eksploitasi, penurunan
kelimpahan stok populasi, serta menurunnya daya dukung lingkungan (Allen et al,
2010; FAO, 2016; dan IOTC, 2018).
Pemanfaatan sumberdaya perikanan tuna madidihang di Laut Banda terdiri
dari alat tangkap pukat cincin, huhate, rawai tuna, dan pancing. Struktur armada
penangkapan didominasi oleh nelayan kecil menggunakan alat tangkap pancing ulur
dengan kapal berukuran dibawah 5 GT (DKP Maluku, 2017). Perbedaan hasil
tangkapan nelayan setiap tahun cenderung berfluktuasi pada lokasi penangkapan
berbeda, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya efisiensi dan produktifitas usaha
penangkapan ikan (Simbolon, 2019), operasi penangkapan masih bersifat one day
fishing yang menghabiskan waktunya dengan sistim berburu untuk mencari
gerombolan ikan (Haruna et al, 2018), ketidakpastian waktu penangkapan ikan
(Nurdin dkk, 2017), adanya dinamika kondisi lingkungan menyebabkan pola sebaran
sumberdaya ikan tidak merata, pergeseran musim, ketidakpastian lokasi keberadaan
ikan, dan menurunnya aktual penangkapan sehingga mempengaruhi produksi dan
produktifitas hasil tangkapan (Tawari et al, 2019; Simbolon, 2019).
Secara umum, hasil penelitian pada beberapa wilayah tropis dilaporkan bahwa
keberadaan, tingkah laku distribusi dan kelimpahan ikan untuk membentuk daerah
penangkapan ikan potensial di perairan sangat tergantung pada faktor-faktor
variabilitas parameter oseanografi baik secara temporal dan spasial antara lain seperti
suhu permukaan laut, dan klorofil-a, (Zainuddin et al, 2013; Muhling et al, 2015;
Hidayat et al, 2019). Informasi penelitian tentang dinamika daerah penangkapan di
perairan Laut Banda kaitannya dengan produktifitas, musim penangkapan, dan
daerah penangkapan ikan potensial masih sangat terbatas, oleh karena itu penelitian
ini penting dilakukan, agar efisiensi dan efektifitas penangkapan dapat ditingkatkan
secara optimal serta terencana dengan baik dalam kegiatan eksplorasi daerah
penangkapan ikan guna meningkatkan kesejahteraan nelayan. Penelitian ini bertujuan:
90 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI
Ambon,7 – 8 November 2019
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

(1) mengetahui produktifitas dan pola musim penangkapan tuna madidihang di


wilayah perairan Laut Banda, (2) menganalisis hubungan parameter oseanografi
dengan hasil tangkapan tuna madidihang di Perairan Laut Banda.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai Juni 2017 di Perairan
bagian selatan Pulau Seram, Laut Banda. Fishing base nelayan pancing ulur tuna
madidihang berada di 2 Kecamatan yaitu Amahai dan Tehoru, Kabupaten Maluku
Tengah. Peta daerah operasi penangkapan tuna madidihang diperlihatkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Peta Daerah Operasi Penangkapan Tuna Madidihang Laut Banda


Figure 1. Map of Yellowfin tuna Catching Operation Area in the Banda Sea

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer meliputi: pencatatan data jumlah hasil tangkapan


dan upaya penangkapan masing-masing unit armada tangkap per bulan selama tahun
2015-2017 dan titik koordinat operasi penangkapan ikan menggunakan Global
Positioning System (GPS) dari nelayan sampel dengan bantuan enumerator pada
setiap lokasi fishing base sebanyak 1.948 spot dari bulan Juli 2016 sampai Juni 2017.
Data sekunder meliputi: data time series produksi perikanan tuna di Maluku dan data
citra satelit oseanografi (suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a) bersumber dari
satelit MODIS (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/) dengan resolusi masing-masing sebesar
4 km dan dilengkapi software pengolah data spasial yaitu SeaWiFS Data Analysis
System (SEADAS).

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 91


Ambon, 7- 8 November 2019
Analisis Data

Analisis dinamika musim penangkapan menggunakan metode presentase rata-


rata menurut runtun waktu dalam periode pengamatan (Kakenusa, 2006). Hubungan
hasil tangkapan ikan dan dinamika parameter oseanografi (suhu permukaan laut, dan
densitas klorofil-a) dengan model statitstik non-parametrik Generalized Additive
Model (GAM) menggunakan R program versi 3.4.3, selanjutnya menggunakan CPUE
dan posisi penangkapan untuk menganalisis pola distribusi tuna madidihang
menggunakan pusat gravitasi dari pendekatan distribusi ikan, kemudian dipetakan
menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.2 (Safruddin et al, 2018; Zainuddin et al,
2019) dengan formula sebagai berikut:

CPUE = α0 +s (SPL) + s (klorofil-a) + ε

∑Lij (CPUE)ij
g(μij) =
∑𝐶𝑃𝑈𝐸𝑖𝑗

dimana α0 = konstanta; s (.) = smoothing function dari parameter oseanografil SPL


dan klorofil-a); ε =: standar error; g (μij) = pusat gravitasi bulanan tempat penangkapan ikan di
posisi bujur dan lintang pada posisi Lij; CPUE = upaya penangkapan per unit (hasil tangkapan
ikan/set)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Produksi, CPUE, dan Musim Penangkapan

Produksi perikanan komoditas utama tuna (non cakalang) tahun 2012-2016


terdapat tiga jenis. Pada Ganbar 2 menunjukkan bahwa kontribusi jenis madidihang
(Thunnus albacares) sebesar 14.539,5 ton (59,96%), tuna mata besar (Thunnus
obesus) sebesar 6.242,1 ton (25,73%), dan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) sebesar
3.477,6 ton (14,31%). Hubungan hasil tangkapan per upaya tangkap (CPUE) bulanan
armada pancing ulur tuna madidihang tahun 2015-2017 cenderung berfluktuatif
dengan pola yang hampir cenderung sama. CPUE rata-rata bulanan sebesar 1.011,73
kg/unit, tertinggi terjadi pada bulan Nopember dengan nilai sebesar 2,014 kg/unit dan
nilai CPUE terendah pada bulan Agustus sebesar 270 kg/unit (Gambar 3).
Madidihang (Thunnus albacares)
Mata Besar (Thunnus obesus) Thn 2015
Tongkol Abu-Abu (Thunnus tonggol) 2,500 Thn 2016
Thn 2017
14.31
CPUE (Kg/Unit)

2,000
%
1,500
25.73
% 59.96 1,000
% 500

0
Juni
Juli
Peb
Mar

Mei
Apr

Agust
Sep
Okt
Nop
Jan

Des

Gambar 2.Kontribusi Produksi Komo- Gambar 3. CPUE bulanan kapal pan-


ditas Tuna Di Maluku cing ulur Tuna Madidihang
Figure 2. Contribution of Tuna Com- Figure 3. Monthly CPUE from yellow-
modity Production in Maluku fin tuna fishing vessels
92 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI
Ambon,7 – 8 November 2019
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

Pendugaan indeks musim penangkapan perbulan dengan metode persentase


rata-rata menunjukkan bulan Januari-April (musim puncak 1) dan Oktober-Desember
(musim puncak 2) sebagai musim tangkap dengan nilai indeks yang lebih dari 100%,
puncak musim pada bulan Nopember, sedangkan di bulan Mei sampai September
sebagai musim paceklik (Gambar 4). Berdasarkan informasi ini bahwa penangkapan
ikan tuna madidihang di Laut Banda dapat dilakukan sepanjang tahun tetapi
berfluktuasi secara musiman, dimana puncak penangkapan terjadi pada musim
Peralihan II dan sebaliknya musim paceklik terjadi pada musim Timur.
Musim penangkapan di sekitar Perairan Pelabuhan Ratu Mei-Oktober, puncak
musim bulan Juni (Nurdin dkk, 2015), di Laut Flores puncak musim Oktober-
Desember (Zainuddin dkk, 2015), di Laut Maluku dan Laut Sulawesi musim
penangkapan bulan Januari dan Juli-Nopember (Setiawan dkk, 2016) Beberapa hasil
penelitian ini menggambarkan bahwa musim puncak penangkapan tuna madidihang
berbeda-beda di daerah berbeda, hal ini disebabkan karena faktor cuaca yang baik
memungkinkan nelayan banyak melakukan kegiatan penangkapan dan melakukan
eksplorasi ke daerah yang lebih jauh. Pada penelitian ini musim paceklik terjadi pada
Musim Timur bersamaan dengan peristiwa upwelling terjadi (Tubalawony dkk, 2016)
pada kondisi ini terjadi musim angin timur yang cenderung berombak besar sehingga
jumlah trip atau intensitas penangkapan berkurang karena membahayakan
keselamatan nelayan.

2.0
1.8
1.6
1.4
Indeks Musim

1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nop Des

Gambar 4. Indeks Musim Penangkapan Tuna Madidihang di Laut Banda


Figure 4. Yellowfin tuna Catching Season Index in the Banda Sea

Puncak penangkapan ikan tuna madidihang di lokasi penelitian diduga tidak


berhubungan langsung dengan puncak kelimpahan klorofil-a karena rata-rata densitas
klorofil-a cenderung berfluktuatif pada kisaran yang tidak terlalu tinggi. Pola musim
penangkapan dapat dipengaruhi oleh kelimpahan ikan dan musim atau cuaca di suatu
perairan. Dinamika perubahan musim memaksa nelayan mengoptimalkan operasi
penangkapan secara terencana, efisien dan intensif pada bulan-bulan musim tangkap
di wilayah sekitar areal rumpon pada musim Peralihan II sampai musim Barat.

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 93


Ambon, 7- 8 November 2019
Distribusi Suhu Permukaan Laut

Distribusi Suhu Permukaan Laut pada daerah penangkapan berkisar antara


27.11°C-31.43°C dengan suhu terendah bulan Juli yaitu 26,63°C - 27,78°C (±0,26)
dan tertinggi bulan Desember yaitu 30,79°C - 31,98°C (±0,28). Pola distribusi suhu
permukaan mengikuti trend kenaikan dari suhu dingin ke suhu lebih hangat bulan
Juli-Nopember, suhu permukaan cenderung stabil, walaupun sedikit mengalami
penurunan bulan Desember-Juni (Gambar 5). Distribusi SPL di areal penangkapan
pada kisaran 29,5°C – 32,0°C, tangkapan tertinggi pada suhu 31,5°C sebesar 25,69%
(Gambar 6). Distribusi spasial spot lokasi penangkapan setiap bulan mengalami
pergeseran, musim peralihan II (September-Nopember) dan musim barat (Desember-
Pebruari) berada pada kondisi suhu hangat, gelombang dan arus sangat mendukung
kapal melakukan proses penangkapan ikan jauh dari daerah pantai (Gambar 7). Pada
studi ini, perubahan spot penangkapan setiap bulan selain karena faktor cuaca dan
musim juga karena perubahan variabilitas densitas massa air laut sehingga
berpengaruh terhadap suhu perairan. Suhu perairan berpengaruh terhadap tingkah laku
distribusi ikan untuk terus berada pada kisaran suhu optimum untuk melakukan
aktifitas makan, metabolisme dan aktifitas lainnya (Simbolon, 2019).

33.00 30
Hasil Tangkapan (%)

32.00
MODIS SPL (°C)

31.00 20
30.00
29.00 10
28.00
27.00
0
26.00 27 28 29 30 31 32
Jan

Mar

Mei
Okt
Nop

Apr
Ags
Sept

Pebr
Des
Jul

Jun

SPL (°C)
Gambar 5. Rata-rata SPL Pada Areal enangkapan Laut Gambar 6. Presentase Hasil Tang-kapan deng-an
Banda SPL berbeda di areal penang-kapan Laut Banda
Figure 5. Average SST in the Banda Sea capture area Figure 6. Percentage of catch results with
different SSTs in the Banda Sea capture area
capture area Banda Sea Catchment Area

94 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI


Ambon,7 – 8 November 2019
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

Juli Agustu Septemb


s er

Oktobe Nopem Desemb


r ber er

Januari Pebrua Maret


ri

April Mei Juni

Gambar 7. Peta Distribusi Daerah Penangkapan Ikan Tuna Madidihang hubungan dengan
SPL Di Laut Banda
Figure 7. Distribution Map of Yellowfin Tuna Catching relationship with SST in Banda Sea

Distribusi Klorofil-a

Distribusi klorofil-a pada daerah penangkapan Laut Banda berkisar antara


0,099 mg/m3-0,372 mg/m3, mengalami peningkatan bulan Juli dengan variasi yang
tinggi yaitu 0,221 mg/m3- 0,797 mg/m3 (±0,137) dan menurun bulan Desember yaitu
0,087 mg/m3-0,138 mg/m3 (±0,007) dapat dilihat pada Gambar 8. Pada musim puncak
penangkapan bulan Nopember terjadi penurunan klorofil-a diikuti oleh menurunya
CPUE yang mengindikasikan bahwa tidak berhubungan langsung dengan kelimpahan
klorofil-a. Peningkatan jumlah hasil tangkapan pada densitas klorofil-a 0,2 mg/m3
sebesar 75,83% (Gambar 9) dengan pola distribusi spot tangkapan ikan berubah setiap
bulannya (Gambar 10).
Penangkapan tinggi pada klorofil-a 0,2 mg/m3 diduga karena konsentrasi
klorofil-a tersebut masih berada pada lapisan permukaan perairan laut di kisaran 0,087
mg/m3- 0,372 mg/m3. Menurut Widodo (1999) kandungan klorofila-a diatas 0,2
mg/m3 menunjukkan keberadaan fitoplankton yang sudah memadai dan perairan
tersebut dianggap sudah subur. Dengan demikian, terdapat time lag atau waktu
dimana konsentrasi klorofil di wilayah perairan berkaitan dengan komposisi makanan,
hubungan predator-mangsa, dan strategi makan dalam jaringan makanan tuna
madidihang (Le Borgne et al, 2011).

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 95


Ambon, 7- 8 November 2019
0.60 80

Hasil tangkapan (%)


0.50
Chl-a (mg/m3)

60
0.40
0.30 40
0.20
20
0.10
0.00 0
Jan

Mar

Mei
Sept
Okt
Nop

Pebr

Apr
Ags

Des
Jul

Jun
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Chl-a (mg/m3)
Gambar 8. Rata-rata Densitas Klorfil-a Pada Gambar 6. Prosentase Hasil Tangkapan dengan
klorofil-a berbeda di areal penang-
Areal penangkapan Laut Banda
kapan Laut Banda
Figure 8. Average Chlorophyll-a Density in Figure 6. Percentage of catches with different
the Banda Sea capture area chlorophyll-a in the Banda Sea cap-
ture area

Juli Agustus Septembe


r

Oktober Nopembe Desember


r

Januari Pebruari Maret

Mei Jun
Apri
l i

Gambar 10. Peta Distribusi Daerah Penangkapan Ikan Tuna Madidihang hubungannya deng-
an Klorofil-a Di Laut Banda
Figure 10. Distribution Map of Yellowfin Tuna Catchment Relationship with Chlorophyll-a
in the Banda Sea

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa densitas klorofil-a sebagai karakteristik


penangkapan ikan tuna madidihang berada di kisaran 0,2-0,4 mg/m3. Distribusi dan
kelimpahan ikan pelagis besar berada pada densitas klorofil-a sekitar 0,20 - 0,30
mg/m3 dan terkonsentrasi pada isodepth klorofil-a 0.2 mg/m3 (Zainuddin, et al, 2013;

96 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI


Ambon,7 – 8 November 2019
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

Safruddin dkk., 2014). Keberadaan konsentrasi klorofil-a ≥ 0.2 mg/m3


mengindikasikan keberadaan plankton yang cukup untuk menjaga kelangsungan
hidup ikan ekonomis penting.
Trend rata-rata SPL minimum di Laut Banda secara simultan terjadi pada
bulan Juli–Agustus dan diikuti dengan kenaikan densitas klorofil-a, kondisi ini
sebagai indikasi telah terjadi fenomena upwelling. Fenomena upwelling terjadi pada
bulan Juni-Agustus (Musim Timur) karena bertiupnya angin Muson Tenggara yang
membawa massa udara dingin dari daratan Australia dengan perubahan sebesar 4°C,
fenomena ini diikuti peningkatan klorofil-a dan produktivitas perairan (Tubalawony
dkk, 2016).

Hubungan Parameter Oseanografi dengan Hasil Tangkapan

Hasil analisis Generalized Additive Models (GAMs) menunjukkan bahwa


parameter Suhu Permukaan Laut dan densitas klorofil-a secara bersama-sama
berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan dengan nilai kontribusi 25,2%
(Tabel 1). Kontribusi parameter lain diduga turut berpengaruh yaitu: faktor
perubahan cuaca seperti kecepatan angin, kecepatan arus, tinggi gelombang, curah
hujan, dan faktor-faktor produksi seperti penggunaan umpan, kapasitas armada,
dan metode penangkapan. Kondisi optimum ikan tuna madidihang kaitannya dengan
distribusi dan kelimpahannya berpengaruh positif masing-masing untuk
parameter Suhu Permukaan Laut sebesar 30°C-30,5°C dan Klorofil-a sebesar 0,1-0,2
mg/m3 (Gambar 11).

Tabel 1. Hasil analisis parameter oseanografi dengan metode GAMs

Model Variabel p-value CDE (%) Sampel (n)


LAUT BANDA
SPL (X1) 2.33e-08 ***
SPL + Klorofil-a Chl-a (X2) 2e-16 *** 25,2 1.948
Chl-a (X2) 9.98e-06 ***
Signifikan: ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 '

Gambar 10. Kondisi oseanografi optimum tuna madidihang dengan metode GAMs
Figure 10. Optimum oceanographic condition of yellowfin tuna using the GAMs
method. Beberapa hasil kajian tentang kondisi parameter optimal (SPL dan Klorofil-
a) jenis tuna seperti di perairan Provinsi Aceh berkisar antara 26.19- 32.8 °C dan
klorofil-a 0.02- 3.47 mg/m3 (Bahri dkk, 2017), di perairan Teluk Bone antara 29-
Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 97
Ambon, 7- 8 November 2019
29,5°C dan konsentrasi klorofil-a 0,2-0,4 mg/m3 (Safruddin dkk, 2018). Madidihang
bukan ikan pelagis kecil pemakan plankton, tetapi merupakan ikan pelagis besar yang
mempunyai tingkat lebih tinggi (tropic level), sehingga kehadiran madidihang di
perairan tersebut tidak disebabkan secara langsung oleh kelimpahan klorofial-a tetapi
karena makanannya. Tuna dan ikan tuna lainya memangsa ikan, cumi-cumi dan
krustasea.kecil (juvenil) dan selanjutnya dimakan oleh individu yang tingkat tropik
diatasnya (FAO, 2012).

KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah :
1. Kontribusi jenis madidihang (Thunnus albacares) sebesar 59,96% dari total
produksi komoditas tuna (non cakalang) di Maluku 24.259,2 ton, CPUE rata-rata
pancing ulur 1.011,73 kg/bulan, musim penangkapan bulan Januari-April dan
Oktober-Desember dengan puncak penangkapan bulan Nopember.
2. Parameter suhu permukaan laut dan klorofil-a secara bersama-sama berpengaruh
terhadap hasil tangkapan sedangkan kelimpahan klorofil-a tidak berhubungan
langsung dengan hasil tangkapan tuna madidihang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami berterima kasih kepada mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pattimura Ambon dan rekan-rekan ilmiah atas kontribusi dalam
pengumpulan sampel maupun data. Kami juga berterima kasih kepada Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah dan kelompok-
kelompok nelayan tuna untuk dalam pengambilan sampel maupun data.

DAFTAR PUSTAKA

Allen R, Joseph J, Squires D, 2010. Conservation and Management of Transnational


Tuna Fisheries. Edition first published 2010. Blackwell Publishing. ISBN 978-
0-8138-0567-2 (hardback: alk. paper)
Bahri S, Simbolon D, Mustaruddin, 2017. Analisis Daerah Penangkapan Ikan
Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Suhu Permukaan Laut Dan
Sebaran Klorofil-a Di Perairan Provinsi Aceh. Jurnal Teknologi Perikanan dan
Kelautan Vol. 8 No. 1 Mei 2017: 95-104.
Bailey M, Jimely Flores, Sylvester Pokajam, U. Rashid Sumaila, 2012. Towards
better management of Coral Triangle tuna. Ocean & Coastal Management.
Elseiver.
Bappeda Maluku, 2014. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Maluku 2007-
2027
DKP Maluku, 2017. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Maluku
Tahun 2016
FAO, 2012. The State of World Fisheries and Aquaculture. ISBN 978-92-5-107225-7.
Rome, 2012
FAO, 2016. Biological Characteristics of Tuna (online).
http://www.fao.org/fishery/topic/16082/en

98 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI


Ambon,7 – 8 November 2019
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 2019
Ambon, 7-8 November 2019

Haruna, Mallawa A., Musbir, Zainuddin M., 2018 Population dynamic indicator of
the yellowfin tuna Thunnus albacares and its stock condition in the Banda Sea,
Indonesia. AACL Bioflux 11(4):1323-1333.
Hidayat R, Zainuddin M, Putri A and Safruddin, 2019. Skipjack tuna (Katsuwonus
pelamis) catches inrelation to chlorophyll-a front in Bone Gulf during the
southeast monsoon AACL Bioflux 12
IOTC. 2018. Implementation of IOTC Conservation and Management Measures –
Part A: Understanding IOTC and the international fisheries management
framework. Seychelles, FAO. 80 pp.
Kekenusa, J.S. 2006. Analisis penentuan musim penangkapan ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) di perairan sekitar Bitung Sulawesi Utara. Jurnal
Protein 13(1): 103-109.
KKP, 2015. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 107 Tahun 2015
tentangRencana Pengelolaan Perikanan Tuna Cakalang Tongkol.
Le Borgne R, Allain V, Griffiths S.P, Matear R.J, McKinnon A.D, Richardson A.J
and Young J.W, 2011. Vulnerability of Open Ocean Food Webs in The
Tropical Pacific to Climate Cahange (Chapter 4). ISBN: 978-982-00-0471-9
Muhling B A, Liu Y, Lee S-K, Lamkin J T, Roffer M A, Muller-Karger F and Walter
J F 2015. Potential Impact of Climate Change in The Intra-Americas Sea: Part
2. Implications for Atlantic Bluefin Tuna and Skipjack Tuna Adult and Larval
Habitats ELSEVIER, J. Mar. Syst. 148 1–13
Nguyen D.T and Doan V. B, 2014. Using Remote Sensing Data for Yellowfin Tuna
Fishing Ground Forecasting in Vietnamese Offshore Areas. International
Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering Website:
www.ijetae.com (ISSN 2250-2459, ISO 9001:2008 Certified Journal, Volume
4, Issue 2, February 2014).
Nurdin E, Sondita MFA, Yusfiandayani R, Baskor M, 2015. Produktivitas dan Musim
Penangkapan Ikan Madidihang (Thunnus albacares bonnaterre, 1788) Pada
perikanan Skala Kecil Di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. J. Lit. Perikanan
Indonesia. Vol. 21. No 3 September 2015: 147-154.
Safruddin, M. Zainuddin, Chair Rani. 2014. Prediksi Daerah Potensial Penangkapan
Ikan Pelagis Besar Di Perairan Kabupaten Mamuju. Jurnal IPTEKS
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Vol.1 (2): 185 -195. ISSN: 2355-729X.
Safruddin, Yashinta Kumala Dewi, Rachmat Hidayat, M.T Umar, Zainuddin Mukti,
2018. Studi Kondisi Oseanografi pada Daerah Penangkapan Ikan Pelagis
Besar dengan Menggunakan Pole and Line di Perairan Teluk Bone. Prosiding
Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan, V. Universitas Hasanuddin,
Makassar, 5 Mei 2018.
Setiawan U, Wenno J, Kayadoe, M.E, 2016. Laju tangkap dan musim penangkapan
madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di
Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Tangkap 2(4): 147-154, Desember 2016 ISSN 2337-4306.
Simbolon D, 2011. Bioekologi dan Dinamika Daerah Penangkapan Ikan. Departemen
Pemnfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
IPB. Bogor
Simbolon D, 2019. Daerah Penangkapan Ikan (Perencanaan, Degradasi, dan
Pengelolaan). PT Penerbit IPB Press. ISSBN: 978-602-440-915-9.

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI 99


Ambon, 7- 8 November 2019
Tawari R.H.S, Simbolon D, Haruna, 2019. Productivity of Small-Scale Yellowfin
Tuna
Fishing in West Region of Ceram District, Moluccas Province, Indonesia.
International Journal of Environment, Agriculture and Biotechnology (IJEAB)
Vol-4, Issue-5, Sep-Oct- 2019 https://dx.doi.org/10.22161/ ijeab.45.25 ISSN:
2456-1878
Tubalawony Simon, Purnama Ray dan Ferdinandus Jovren 2016. Penentuan Daerah
Potensial Upwelling dan Kaitannya Dengan Pengelolaan Laut Banda.
Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Berbasis Laut Banda. IPB Press.
ISBN: 978-602-440-021-7.
Widodo J, 1999. Aplikasi teknologi penginderaan jauh untuk perikanan di Indonesia.
Prosiding seminar validasi data inderaja untuk bidang perikanan. Jakarta (ID):
Badan pengkajian dan penerapan teknologi.
Zainuddin M, Nelwan A.F, Farhum A., Hajar M.A.I, Najamuddin, Kurnia M, and
Sudirman. 2013. Characterizing Potential Fishing Zone of Skipjack Tuna
during the Southeast Monsoon in the Bone Bay-Flores Sea Using Remotely
Sensed Oceanographic Data. International Journal of Geosciences, Vol. (4):
259-266. http://dx.doi.org/10.4236/ijg.2013. 41A023.
Zainuddin M, Safruddin, Selamat M.B, Mallawa A, 2015. Karakterisasi Habitat Ikan
Cakalang di Teluk Bone dan Laut Flores Pada Musim Barat Menggunakan
Data Satelit dan Teknik Sistem Informasi Geografis: Sebuah Pengantar
Menuju Pengembangan Sistem Informasi Perikanan. Prosiding Simposium
Nasional Kelautan dan Perikanan II Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin, ISBN: 978-602-71759-1-4. Hal 367-371.
Zainuddin M, M I Amir, A Bone, S.A Fahrum, R Hidayat, A.R.S Putri, A Mallawa,
Safruddin, and M Ridwan, 2019. Mapping distribution patterns of skipjack
tuna during January-May in the Makassar Strait. The 2nd International
Symposium on Marine Science and Fisheries (ISMF2) – 2019. IOP Conf.
Series: Earth and Environmental Science 370 (2019) 012004.
doi:10.1088/1755-1315/370/1/012004

100 Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XVI ISOI


Ambon,7 – 8 November 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai