[JAP. 2021;9(3):150–9]
ARTIKEL PENELITIAN
Abstrak
Nyeri tenggorok adalah komplikasi yang sering dikeluhkan pasien setelah penggunaan pipa endotrakeal
pada tindakan anestesi umum. Kejadian nyeri tenggorok dapat dikurangi dengan pemberian agen analgetik.
Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan efektivitas antara ketamin kumur dan lidokain spray untuk
mengurangi nyeri tenggorok pascaekstubasi. Penelitian dilakukan di Instalasi Bedah Pusat dan kamar
rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan Februari–Maret 2018. Penelitian ini bersifat
eksperimental dengan double blind randomized control trial pada pasien yang dilakukan anestesi umum
dan dipasang pipa endotrakea. Uji Mann Whitney U digunakan untuk mengolah data. Kelompok penelitian
dibagi menjadi dua, yaitu kelompok ketamin kumur (I) dan lidokain spray (II). Ketamin kumur lebih
efektif mengurangi nyeri tenggorokan, batuk, dan suara serak dibanding dengan lidokain spray mulai 1
jam pascaoperasi dan 6 jam pascaoperasi (p<0,05), sedangkan pada 24 jam pascaoperasi lidokain spray
memiliki efektivitas yang hampir sama dengan ketamin kumur.
Abstract
Shore throat is a common complication of endotracheal tube placement under general anesthesia.
Administering analgesic agents can reduce the incidence of shore throat. The study aimed to determine
the difference in effectiveness between ketamine gargle and lidocaine spray to reduce post-extubation sore
throat. The study was conducted at the Central Surgical Installation and Inpatient wards of Dr. Moewardi
General Hospital Surakarta in February–March 2018. This experimental study used a double-blind,
randomized control trial in patients undergoing general anesthesia with endotracheal tube placement. The
Mann-Whitney U test was used to process the data. The research group was divided into ketamine gargle (I)
and lidocaine spray (II). Ketamine gargle was more effective in reducing sore throat, cough, and hoarseness
than lidocaine spray starting 1 hour postoperatively and 6 hours postoperatively (p<0.05). In contrast, at 24
hours, postoperative lidocaine spray was nearly as effective as ketamine gargle.
Korespondensi: Purwoko, dr., SpAn., KAKV, KAO, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Jl. Kolonel Sutarto No.123 Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Tlpn. 0811285616, Email:
purwokoanest@gmail.com
lidokain spray). Sampel dipilih dengan berisikan lidokain 10% dengan dosis 1
memperhatikan kriteria inklusi (pasien mg/kgBB. Lidokain spray disemprotkan
pembedahan elektif dengan status fisik ASA I sepanjang 15 cm dari unjung endotrakeal
dan II, wanita atau pria usia berkisar antara tube sebelum tindakan intubasi. Selanjutnya
17–64 tahun, indeks massa tubuh (IMT) 18,5– cuff dikembangkan dengan udara dalam spuit
24,9 kg/m2, tanda vital dalam batas normal, 20mL sampai tidak terdengar kebocoran
tidak ada prediksi kesulitan intubasi, bersedia udara napas, kemudian diukur menggunakan
sebagai subjek penelitian) dan kriteria manometer modifikasi dengan tekanan 20–30
eksklusi (riwayat merokok, operasi pada cmH2O. Rumatan anestesi dengan sevofluran 1
daerah jalan napas atau ada massa di jalan MAC dalam O2 dan N2O 50% dan pelumpuh otot
napas, riwayat sakit tenggorok sebelumnya atrakurium intermiten. Analgetik diberikan
dan infeksi jalan napas, pasien dengan riwayat setelah operasi, agen anestesi dihentikan,
DM, pasien dengan gangguan fungsi liver pasien dipertahankan napas spontan dengan
dan ginjal, kehamilan, pasien dengan riwayat O2 100% full awake. Satu jam, 6 jam, dan 24
hipertensi, mendapatkan terapi steroid 1 hari jam pascaekstubasi dilakukan pengamatan
sebelum operasi, riwayat alergi ketamin dan dan wawancara terhadap pasien secara
lidokain), serta memperhatikan kriteria drop cermat tentang nyeri tenggorokan, batuk, dan
out (intubasi lebih dari 1 kali, lama intubasi suara parau yang dinilai dengan menggunakan
lebih dari 1 menit, alergi terhadap obat yang sistem grading dengan nilai 0 sampai dengan
diteliti maupun obat lain, lama operasi lebih 3. Nilai 0 untuk tidak ada nyeri, 1 untuk nyeri
dari 3 jam). ringan, 2 untuk nyeri sedang, dan 3 untuk
Setelah mendapat persetujuan dari nyeri hebat.
Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD dr. Data yang didapatkan dilakukan analisis
Moewardi Surakarta dan Fakultas Kedokteran dengan program statistic product and service
Universitas Sebelas Maret Surakarta, seluruh solution (SPSS) versi 17.0. Variabel dari data
pasien diberi penjelasan (informed consent) demografi dicari nilai rerata dan perbandingan
mengenai prosedur yang dialami oleh pasien variabel pada tiap-tiap kelompok diuji dengan
selama penelitian ini. Seleksi dilakukan pada menggunakan uji chi-square sertauji tegak
pasien yang menjalani operasi elektif dengan untuk data nominal dan ordinal, sedangkan
anestesi umum intubasi endotrakea, pasien untuk data numerik diuji dengan menggunakan
yang memenuhi persyaratan dipuasakan independent-t test.
selama 6 jam dan dipasang infus dengan
cairan kristaloid, premedikasi diberikan Hasil
ketika di kamar operasi midazolam 0,05 mg/
kgBB dan fentanil dengan 2 mg/kgBB i.v. Karakteristik subjek penelitian berdasar atas
Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB jenis kelamin, usia, IMT, lama operasi, dan
i.v., atrakurium 0,5 mg/kgBB. Kemudian, ASA antara kedua kelompok tidak didapatkan
dilakukan intubasi oleh peneliti sendiri atau perbedaan yang signifikan (p>0,05; Tabel 1).
residen anestesi semester 5 ke atas dan Skor nyeri tenggorokan 1 jam dan 6 jam
menggunakan endotrakea tube dengan ukuran pascaekstubasi pada kelompok ketamin lebih
7,0 untuk perempuan dan 7,5 untuk laki-laki rendah dibanding dengan kelompok lidokain
atau sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT) spray dengan perbedaan bermakna (p<0,05).
pasien. Skor nyeri tenggorokan 24 jam pascaekstubasi
Kelompok ketamin diberikan ketamin antara kedua kelompok tidak didapatkan
dengan dosis 40 mg pada 30 mL salin yang perbedaan bermakna (p>0,05; Tabel 2).
diberikan kepada pasien untuk dikumurkan Skor batuk 1 jam dan 6 jam pascaekstubasi
selama 30 detik. Anestesi dilakukan 5 menit pada kelompok pasien yang menggunakan
setelah ketamin dikumurkan. Kelompok ketamin lebih rendah dibanding dengan
lidokain diberikan lidokain spray yang pasien yang menggunakan lidokain spray
dengan perbedaan yang bermakna (p<0,05). nyeri menelan merupakan komplikasi pada
Skor batuk 24 jam pascaekstubasi antara sistem respirasi yang sering terjadi pada
pasien yang menggunakan ketamin dan pasien 24 jam pertama pascaoperasi akibat dari
yang menggunakan lidokain spray pada 24 jam intubasi endotrakeal maupun pemasangan
setelah operasi tidak didapatkan perbedaan laringeal mask airway (LMA). Sebagian
bermakna (p>0,05; Tabel 3). besar komplikasi tersebut akan pulih sendiri
Skor suara serak 1 jam dan 6 jam tanpa membutuhkan terapi, namun pada
pascaekstubasi pada kelompok pasien beberapa kasus nyeri dapat memberat atau
yang menggunakan ketamin lebih rendah dapat menjadi nyeri persisten. Nyeri dapat
dibanding dengan pasien yang menggunakan ditimbulkan karena perubahan patologi pada
lidokain spray dengan perbedaan yang saat laringoskopi dan intubasi, perubahan
signifikan (p<0,05). Skor suara serak 24 tersebut meliputi erosi dari sel epitel, hematom
jam pascaekstubasi antara pasien yang atau edema glotis, edema submukosa, dan
menggunakan ketamin dan pasien yang terbentuk granuloma.7
menggunakan lidokain spray pada 24 jam Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah ekstubasi tidak didapatkan perbedaan ketamin kumur dan lidokain spray dapat
signifikan (p>0,05; Tabel 4). menurunkan nyeri tenggorok, batuk, dan suara
serak. Akan tetapi, ketamin kumur lebih efektif
Pembahasan dalam mengurangi nyeri tenggorok, batuk, dan
suara serak dibanding dengan lidokain spray
Karakteristik dasar subjek penelitian antara mulai dari 1 jam sampai 6 jam pascaoperasi.
kedua kelompok berdasar atas jenis kelamin, Pada 24 jam pascaoperasi lidokain spray
usia, IMT, lama operasi, lama operasi, dan memiliki efektivitas yang hampir sama dengan
ASA tidak berbeda bermakna (p>0,05) ketamin kumur atau tidak berbeda signifikan.
sehingga kedua kelompok homogen dan layak Ketamin akan didistribusikan ke organ
dibandingkan. kaya pembuluh darah seperti otak. Kelarutan
Nyeri tenggorok, batuk, suara serak, dan dalam lemak yang tinggi menyebabkan
ketamin mudah menembus sawar dan otak. biasanya memengaruhi kecanduan.11 Selain
Ketamin akan mengalami metabolisme di hati reaksi pada reseptor NMDA, ketamin juga
melalui demetilasi menjadi nor ketamin oleh dapat bereaksi pada reseptor dopamin D2
sitokrom P 450. Nor ketamin mempunyai dan 5-HT2A. 12,13 Aktivasi reseptor 5- HT2A
efek mirip ketamin dengan potensi 20–30% berhubungan dengan gangguan persepsi dan
ketamin. Nor ketamin akan muncul lebih halusinasi. Ketamin juga menunjukkan ikatan
cepat pada pemberian secara rektal dibanding kuat untuk reseptor opioid, yaitu reseptor
dengan pemberian lewat nasal. Nor ketamin mu; delta; dan sigma serta memengaruhi
akan dikonjungasi dengan glukoronid dan transporter monoamin.12 Ketamin juga
diekskresi melalui urin.8 Ketamin dapat berpengaruh pada pemberian anestesi,
menjadi antagonis non kompetitif reseptor psikostimultan dan analgesik.
N- methyl D-aspartate (NMDA) ketamin akan Efek analgesik dari ketamin didapat melalui
mengikat yang disebut sebagai phencyclidine inhibisi nitrat oksida yang mengakibatkan
(PCP) pada reseptor NMDA.9 penurunan produksi oksida nitrat.14 Ketamin
Reseptor-reseptor ini akan memainkan peran juga mengikat reseptor opioid, namun
penting dalam pembentukan glutamin yang terlalu lemah untuk menimbulkan efek
dimediasi oleh eksitasi neurotransmitter, analgesik.15 Dalam studi lain membuktikan
yang diyakini sebagai target molekul utama efek proteksi ketamin terhadap alergi
untuk anestesi dengan ketamin dan untuk yang disebabkan oleh trauma/inflamasi
psikomimetik. Peran sistemik antagonis saluran napas dan hipereaktivitas saluran
reseptor NMDA seperti ketamin diketahui napas pada asma. Sehubungan dengan efek
dapat meningkatkan pelepasan dopamin pada proteksi ini, disimpulkan bahwa berkumur
regio nucleus accumbens pada otak.10 Bagian ketamin mungkin efektif mengurangi insiden
Tabel 3 Efektivitas Ketamin Kumur Dibanding dengan Lidokain Spray dalam Mengurangi
Batuk
Kelompok
Batuk Nilai p
Ketamin Kumur Lidokain Spray
1 jam pascaoperasi
Tidak ada 11 7
Minimal 6 3 0,043
Sedang 1 7
Parah 0 1
6 jam pascaoperasi
Tidak ada 12 8
Minimal 6 2 0,035
Sedang 0 8
Parah 0 0
24 jam pascaoperasi
Tidak ada 17 15
Minimal 1 2 0,283
Sedang 0 1
Parah 0 0
p a
0,044 0,000
Keterangan: a. Uji beda kelompok berpasangan Friedman Test
b. Uji beda kelompok tidak berpasangan Mann Whitney U
Tabel 4 Efektivitas Ketamin Kumur Dibanding dengan Lidokain Spray dalam Mengurangi
Suara Serak
Kelompok
Suara Serak Nilai p
Ketamin Kumur Lidokain Spray
1 jam pascaoperasi
Tidak ada 14 7
Minimal 4 4 0,006
Sedang 0 6
Parah 0 0
6 jam pascaoperasi
Tidak ada 17 8
Minimal 1 7 0,001
Sedang 0 3
Parah 0 0
24 jam pascaoperasi
Tidak ada 17 13
Minimal 1 3 0,071
Sedang 0 2
Parah 0 0
p a
0,050 0,002
Keterangan: a Uji beda kelompok berpasangan Friedman Test
b Uji beda kelompok tidak berpasangan Mann Whitney U
menit kemudian. Hampir semua absorbsi cuff terhadap nyeri tenggorok pascaoperasi.
terjadi pada fase absorpsi lambat kedua, Pasien diperiksa pada 1, 6, 12, dan 24 jam
menghasilkan kadar plasma rerata 1,4 g/mL setelah ekstubasi. Insidensi nyeri tenggorok
setelah 20 menit dan 0,47 setelah 120 menit. pascaoperasi paling rendah pada kelompok
Waktu absorpsi ini berbeda-beda pada setiap benzydamine (P<0,05) pada setiap titik
individu dikarenakan variasi individual (5,9 observasi. Dibanding dengan lidokain 2%
–94 menit). Hal ini mungkin mencerminkan dan kontrol, kelompok lidokain 10% secara
lambatnya absorpsi dari mukosa saluran signifkan meningkatkan keparahan nyeri
napas. Lidokain yang merupakan basah tenggorok pada 1, 6, dan 12 jam setelah
lemah dan obat yang tergolong lipofilik ekstubasi. Berdasar atas penelitian tersebut
berikatan kuat dengan mukosa saluran napas. disimpulkan bahwa spray benzydamine
Karakteristik absorpsi dari mukosa, ketebalan hydrochloride pada ETT cuff adalah metode
epitel, banyaknya pori-pori membran, dan sederhana dan efektif untuk menurunkan
pH jaringan memengaruhi terjadi absorbsi insidensi dan keparahan nyeri tenggorok
lambat. Terdapat “depot effect” intrapulmonal pascaoperasi.2
inilah yang mungkin menyebabkan lama efek Pada membran saraf anastetik lokal
dari lidokain.19 berada dalam dua bentuk yaitu basa bebas
Pada penelitian lain meneliti mengenai non-ionisasi dan kation terionisasi. Jumlah
efek spray benzydamine hydrochloride, lidokain tiap bentuk bergantung pada pH larutan dan
10% dan lidokain 2% pada endotracheal tube pKa obat. Peningkatan fraksi non-ionisasi
anastetik lokal menambah kemampuan dengan ketamin yang bekerja pada modulasi.
penetrasi ke dalam saraf. Hal tersebut Seharusnya respons nyeri seharusnya lebih
diasumsikan bahwa meningkatkan fraksi non- bagus pada lidokain dibanding dengan ketamin,
ionisasi mungkin dapat menambah kecepatan tetapi pada penelitian ini didapatkan bahwa
difusi anastetik lokal melintasi membran cuff ketamin lebih efektif untuk memblokade nyeri
pipa endotrakeal. Meningkatkan pH larutan tenggorok daripada lidokain. Pada penelitian
diprediksi dapat meningkatkan prosentasi sebelumnya juga didapatkan hasil bahwa
bentuk non-ionisasi dan dapat dicapai dengan ketamin lebih efektif daripada lidokain.
menambahkan larutan natrium bikarbonat.20 Berdasar atas uraian tersebut maka
Namun, keadaan tersebut perlu dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan
dipertiimbangkan dengan hati-hati karena efektivitas antara penggunaan ketamin kumur
kemungkinan terjadinya kebocoran cuff pipa dan lidokain spray dalam mengurangi nyeri
endotrakeal durante operasi dan natrium tenggorok pasca-anestesi umum dengan pipa
bikarbonat akan menginaktivasi surfaktan endotrakea.
menyebabkan atelektasis paru.21 Peningkatan Keterbatasan penelitian ini adalah alat
fraksi non-ionisasi bergantung pula pada ukur tekanan cuff endotrakea menggunakan
pKa obat; dengan meningkatkan temperatur monometer modifikasi. Pada pemberiaan
anestetik lokal akan menurunkan pKa obat lidokain spray tidak semua agen menempel
yang akan meningkatkan fraksi non-ionisasi.20 pada pipa endotrakea. Kepustakaan yang
Penelitian lain telah membandingkan digunakan masih beberapa sumber yang
efek profilaksis spray lidokain dengan sudah lama.
beclomethasone terhadap nyeri tenggorok
dan batuk pascaoperasi setelah intubasi Simpulan
orotrakeal. Penelitian dilakukan pada 90
wanita dengan status ASA I atau II yang Berdasar atas hasil penelitian ini dapat
menjalani mastoidektomi elektif. Subjek dibagi disimpulkan bahwa ketamin kumur lebih
dalam 3 kelompok, yaitu spray beclomethasone efektif mengurangi nyeri tenggorokan, batuk,
50%, lidokain hidroklorida 10%, dan normal dan suara serak dibanding dengan lidokain
saline (kontrol) sebelum dilakukan intubasi spray.
endotrakeal. Pasien kemudian diperiksa pada
1 dan 24 jam setelah ekstubasi. Hasil penelitian Daftar Pustaka
didapatkan bahwa kelompok beclomethasone
memiliki insidensi dan tingkat keparahan nyeri 1. Kazemi A, Amini A. The effect of
tenggorok yang lebih rendah dibanding dengan betamethasone gel in reducing sore
kelompok lidokain dan kontrol (P<0,05) pada throat, cough, and hoarseness after
setiap titik observasi. Pada 24 jam setelah laryngo-tracheal intubation. Middle East J
ekstubasi, insidensi dan keparahan nyeri Anaesthesiol. 2007;19(1):197–204.
tenggorok dan batuk secara signifikan lebih 2. Hung NK, Wu CT, Chan SM, Lu CH, Huang
rendah pada kelompok lidokain dibanding YS, Yeh CC, dkk. Effect on postoperative
dengan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil sore throat of spraying the endotracheal
penelitian tersebut disimpulkan bahwa spray tube cuff with benzydamine hydrochloride,
beclomethasone dan lidokain adalah metode 10% lidocaine, and 2% lidocaine. Anesth
yang sederhana dan efektif untuk mengurangi Analg. 2010;111(4):882–6
insidensi dan keparahan nyeri tenggorok 3. Bangun CG, Solihat Y, Umar N.
pascaoperasi.4 Perbandingan efek inflasi cuff lidokain
Secara teori dinyatakan bahwa lidokain HCl 2% 6 mL + natrium bikarbonat 7,5%
spray bekerja pada transduksi dan hal tersebut 0,6 mL dengan lidokain HCl 1,5 mg/
akan memblokade nyeri lebih cepat dibanding kgBB intravena terhadap kejadian batuk